Top Banner

of 22

7 CARA MENGURANGI NYERI KONTRAKSI.docx

Jul 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

7 CARA MENGURANGI NYERI KONTRAKSI Rabu, 5/1/2011 | 09:31 WIB KOMPAS.com - Salah satu proses yang akan dihadapi ibu hamil menjelang persalinan adalah kontraksi. Pada ibu hamil, sering terjadi kontraksi palsu (disebut Braxton Hicks), dimana rahim mengencang lalu mengendor lagi. Secara sederhana, rasanya seperti ketika Anda mengalami kram perut saat menstruasi. Namun bila kontraksi terjadi menjelang persalinan, intensitas yang lebih kuat, frekuensinya pun lebih sering dan lebih lama. Saat-saat kontraksi seperti ini, ibu hamil akan merasa sangat tidak nyaman, deg-degan, dan khawatir, terutama bagi yang baru pertama melahirkan. Namun, nyeri akibat kontraksi ini bisa sedikit dikurangi dengan beberapa cara: 1. Membenamkan diri di air Berendam di dalam air hangat menjelang persalinan cukup efektif mengurangi nyeri. Kondisi tanpa berat saat duduk di bathtub akan mengurangi tekanan dan rasa sakit, sementara hangatnya air akan melunakkan dan menenangkan otot-otot. Bila di rumah sakit tak tersedia bathtub, coba sirami lembut perut Anda dengan air hangat dari shower. Tekanan dari mulut shower itu akan memberikan kenyamanan untuk Anda yang punya masalah nyeri punggung bagian bawah. 2. Buat bebunyian Ketika sedang kesakitan, perempuan yang menghadapi persalinan kerap mengeluarkan suarasuara atau rintihan yang malah membuat tak nyaman. Coba turunkan pundak, dan buatlah suarasuara yang dalam dan rendah untuk membantu Anda bernafas lebih dalam, dan merilekskan otototot panggul Anda. Menyanyi, mengulang-ulang kalimat dari bacaan, atau menghitung, juga kerap dilakukan untuk mengalihkan pikiran dan meredakan nyeri. 3. Ubah posisi Anda Anda perlu mencoba posisi yang tidak menentang gravitasi, seperti membuka panggul. Caranya, duduklah bersandar di dinding, di sandaran kursi, atau pada tubuh suami. Mengubah posisi saat persalinan adalah salah satu cara paling populer untuk mengurangi peluang intervensi lain. Tetapi, begitu dokter melakukan tindakan, Anda akan dilarang bergerak karena monitoring pada bayi dalam kandungan harus dilakukan terus-menerus. 4. Minta dukungan Kebanyakan ibu hamil yang menjelang persalinan tidak ditemani dokter, bidan, atau perawat, sampai tiba waktunya untuk mengejan. Meminta suami, ibu, atau saudara perempuan menemani, bisa cukup membantu. Anda akan membutuhkan orang yang mau mendengarkan keluhan dan rintihan Anda, tidak seperti perawat atau dokter yang sudah menganggap persalinan adalah hal biasa. Perempuan cenderung akan menjalani persalinan yang lebih efisien jika mereka merasa aman. Dalam hal ini, pendamping dan lokasi persalinan cukup berperan. 5. Lakukan pijatan Pemijatan yang baik jika dilakukan dengan tekanan yang konsisten dan mengarah ke bawah. Anda bisa duduk sambil memeluk bantal atau menghadap sandaran kursi, sementara pasangan memijat punggung dan pinggul Anda. Pasangan bisa menggunakan bola tenis untuk mengurut tulang belakang dan punggung bawah, dengan gerakan memutar. Agar pasangan siap memijat, lakukan latihan memijat jauh-jauh hari sebelumnya.

6. Lakukan afirmasi Rasa takut akan sesuatu yang belum tentu terjadi akan meningkatkan persepsi nyeri. Anda bisa mengucapkan kalimat-kalimat afirmasi, yang menyatakan bahwa melahirkan adalah proses alami yang bisa dilakukan semua perempuan. Mungkin akan ada masalah, tetapi selalu ada cara untuk mengatasinya. Kadang-kadang keinginan kuat untuk bersalin secara normal bisa mendorong perempuan untuk menekan rasa takut dan lebih berani menghadapinya. Anda juga bisa berbagi mengenai ketakutan-ketakutan Anda, bahkan menangis bila itu bisa melegakan Anda. 7. Pikirkan hal-hal yang menyenangkan Oksitosin, hormon yang menyebabkan kontraksi, juga dilepaskan saat Anda dipijat, orgasme, jatuh cinta, dan ketika Anda merasa aman. Hormon ini sebenarnya hormon yang intim, namun rasa takut yang intens bisa memperlambatnya. Anda tidak harus menguasai gerakan-gerakan yoga untuk dilakukan menjelang persalinan. Menciptakan lingkungan yang terasa lebih nyaman juga akan sangat membantu Anda.

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 7:46 am; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Fri Feb 11, 2011 5:17 pm JIKA JANIN TERLALU AKTIF BERGERAK Minggu, 30 Januari 2011 - 12:02 wib Okezone SEKARANG Anda sedang mengandung anak kedua (5 bulan). Anda merasakan si kecil dalam kandungan ini begitu aktif bergerak. Apakah kondisi seperti ini dapat dikatakan baik-baik saja atau bagaimana? Apa yang menyebabkan janin bisa seaktif itu? Banyak yang beranggapan jika janin terlalu banyak bergerak dapat mengakibatkan terlilit tali pusat. Apakah benar? Apa antisipasinya? dr M. Andalas, SpOG dari RSU dr. Zainoel Abidin menjelaskan, gerakan janin akan membuat bumil merasa takjub. Hanya saja, gerakan pertama janin yang dirasakan tiap bumil berbeda. Untuk yang baru mengalami kehamilan pertama kali, biasanya gerakan janin baru dirasakan saat 1618 minggu usia kehamilan. Sedangkan untuk yang menjalankan kehamilan kedua atau lebih, gerakan janin akan terasa pada 1820 minggu usia kehamilan.

Sebagai Pemantau Kesejahteraan Janin Gerakan aktif bayi menunjukkan bayi dalam keadaan sehat. Bahkan gerakan ini menjadi suatu alat monitoring pemantauan kesejahteraan janin secara sederhana yang dapat dilakukan ibu. Saat usia kehamilan antara 30-42 minggu bila dirasakan gerakan bayi 2 kali dalam 30 menit dijamin bayi sehat. Bila gerakan kurang dari 2 kali maka ibu harus waspada dan perlu konsultasi ke dokter/bidan guna mendeteksi bunyi jantung janin. Denyut normalnya adalah antara 120-160 kali per menit. Cara lain memantau kesejahteraan janin yang lebih mudah adalah dengan memantau gerakan janin dalam 12 jam, bila kurang dari 10 kali memberi gambaran klinis bayi tidak sehat. Andaikan lebih dari 10 kali berarti bayi sehat secara klinis. Perlu diingat, bayi dikandungan juga ada fase tidur layaknya individu hidup dengan lama masa tidur antara 20 sampai 70 menit. Pada fase tidur ini gerak janin tidak ada tapi denyut jantung tetap ada. Gerakan bayi yang kadangkala terasa berlebihan dikarenakan pengaruh rangsangan perut ibu yang dipegang atau sang ibu habis makan akibat efek metabolisme tubuh. Umumnya gerakan ini dirasakan aktif saat usia kehamilan trimestes 2 sampai awal trimester 3 dimana cairan ketuban ibu relatif banyak. Sedangkan janin masih dalam ukuran kecil. Gerakan akan semakin terbatas dengan meningkatnya usia kehamilan. Jangan Takut Terlilit Tali Pusat Memang secara logika dapat dibenarkan bila janin terlalu aktif bergerak - utamanya saat usia kehamilan muda -, dapat mengakibatkan terlilit tali pusat. Tapi jangan takut, setelah itu bisa terlepas lagi. Kecuali lilitan terjadi saat usia kehamilan lanjut, biasanya akan menetap lilitan bisa 2-3 kali. Dan jika panjang tali pusat Moms normal, melahirkan secara normal tetap ada. Pada keadaan tertentu akibat tali pusat pendek (kasus seperti ini jarang terjadi), lilitan tersebut bisa membuat kepala bayi tidak turun. Membuat masa persalinan memanjang sehingga harus dilakukan operasi cesar. Banyak Istirahat Janin yang terlalu aktif kadang membuat Moms menjadi risih, geli, atau kesakitan utamanya pada kehamilan kedua atau lebih. Juga pada kelompok Moms yang tergolong kurus karena lemak tubuh kurang sehingga gerakan janin bisa dirasakan langsung. Tak ada cara khusus untuk mengantisipasi aktifnya gerakan janin. Hanya cukup istriahat. Obat-obatan anti kontraksi rahim tidak dianjurkan. Namun, jika hal itu dirasakan sangat menggangu, bisa mengonsumsi obat golongan barbiturate (penenang) agar gerakan anak berkurang. Dan ini harus sepengetahuan dokter obgin Anda!

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 10:33 am; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Fri Feb 11, 2011 5:18 pm PETUNJUK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIRAGUKAN Sabtu, 15 Januari 2011 | 9:40 [LONDON] Memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi selama enam bulan pertama ternyata tidak terlalu penting untuk kesehatan bayi. Demikian dikatakan peliti asal Ingrris sebagai saran untuk para ibu muda. Ketua tim peneliti dari ahli ilmu anak sebuah Universitas di London mengatakan bahwa bayi yang hanya diberikan ASI eksklusif akan menderita kekurangan zat besi dan cenderung mudah terkena alergi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa bayi dapat mulai disapih ke makanan padat di awal usia empat bulan. Walaupun, ahli lainnya menyarankan untuk tetap berpedoman pada pola yang ada. Sepuluh tahun lalu, WHO (World Health Organisation) menyarankan supaya bayi yang baru lahir harus diberikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama. Tetapi, banyak negara barat, termasuk 65 persen yang tergabung dalam Uni Eropa dan Amerika Serikat memilih tidak mengikuti rekomendasi tersebut secara menyeluruh atau tidak sama sekali. Rekomendasi WHO tersebut dilakukan sebagian berdasarkan 16 penelitian, termasuk tujuh dari negara berkembang. Disimpulkan bahwa bayi yang hanya diberikan ASI untuk enam bulan lebih kecil kemungkinan terkena infeksi dan tidak mengalami masalah pertumbuhan. Namun beberapa penelitan menunjukkan, pemberian ASI ekslusif selama enam bulan pertama gagal memberikan semua nutrisi yang dibutuhkan kepada bayi. Salah satu penelitian dari tahun 2007 menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif bisa meningkatkan resiko anemia dibandingkan mengenalkan bayi dengan makanan padat pada usia empat bulan sampai enam bulan. Terkait dengan alergi, penelitian tersebut mengatakan bahwa peneliti asal Swedia menemukan, jika insiden dari serangan awal penyakit celiac meningkat setelah ada rekomendasi untuk menolak pengenalan zat perekat sampai usia enam bulan. Peneliti itu mengatakan, pemberian ASI ekslusif adalah saran terbaik untuk negara-negara berkembang. Sebab tingkat kematian karena infeksi di negara-negara berkembang masih tinggi. Tetapi risikonya, bayi dengan ASI eksklusif di negara-negara berkembang itu tidak dikenalkan dengan berbagai rasa baru. "Rasa pahit, khususnya, dapat menjadi hal yang penting untuk penerimaan ke depan atas sayuran hijau. ASI eksklusif selama enam bulan pertama ke depannya berpotensi dapat mempengaruhi penerimaan makanan dengan berdampak pada hasil kesehatan seperti obesitas," kata peneliti

tersebut. Peneliti itu menambahkan, Departemen Pengawasan Makanan Eropa menyimpulkan bahwa makanan tambahan bisa dengan aman diperkenalkan untuk bayi antara umur empat sampai enam bulan di seluruh Eropa. [AP/NOV/A-21]

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 10:45 am; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Fri Feb 11, 2011 5:21 pm WANITA HAMIL AMAN BERHUBUNGAN DENGAN SUAMI Selasa, 1 Februari 2011 | 14:31Suara Pembaruan [NEW YORK] Wanita hamil berhak menikmati hubungan intim dengan suaminya, tanpa perlu khawatir bisa membahayakan bayi yang dikandung. Penelitian menyatakan, tak ada bukti kalau hubungan intim secara tetap yang dilakukan pasangan suami-istri meningkatkan, risiko bayi lahir secara prematur. Hanya saja temuan terbaru ini membantah anggapan, kalau hubungan intim saat hamil akan membantu memperlancar persalinan. Para ilmuwan telah menyimpulkan, kalau berhubungan sex saat kehamilan merupakan hal normal dan biasa. Bahkan dinilai masih bisa dilakukan menjelang pekan akhir menuju persalinan. Ilmuwan menyatakan, para kaum ibu hamil bisa melanjutkan bercinta tanpa perlu khawatir bakal terjadi persalinan dini, pembekuaan darah awal atau infeksi pada rahim. Hanya saja jika sang ibu tengah menantikan bayi kembar atau bahkan hingga kembar tiga, perlu menunda hubungan intim dengan suami. Karena ada bukti meskipun kecil yang menunjukkan adanya risiko jika sang ibu memiliki bayi kembar atau lebih. Para penelliti dari AS dan Kanada kini tengah mencari bukti-bukti yang bisa membuktikan adanya risiko berhubungan intim saat hamil. Sebuah penelitian yang melibatkan 11.000 wanita hamil, dengan komposisi sebagian dari mereka melakukan hubungan intim secara aktif, dan sisanya tidak berhubungan selama kehamilan, membuktikan kalau tak ada perbedaan antara kedua kelompok ibu hamil tersebut. Penelitian yang lain melibatkan wanita tang pernah mengalami kelahiran secara prematur dan

mendapatkan bukti kalau tak ada risiko saat pasangan suami-istri melakukan hubungan intim. Hasil penelitian ini dipublikasikan melalui Jurnal Asosiasi Kesehatan Kanada. Laporan ini menyimpulkan, kalau pascapersalinan, wanita kembali bisa berhubungan intim selang waktu sebulan hingga dua bulan. Dr Clair Jones dari rumah sakit Mount Sinai, New York mengatakan Berhubungan intim selama kehamilan adalah hal yang normal. Para ibu dengan kehamilan berisiko rendah berhak menikmati hubungan intim mereka dengan suaminya, ungkapnya. [L-9

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 10:59 am; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Sat Feb 12, 2011 9:41 am WASPADAI!BAYI YANG LAHIR TIDAK BERNYAWA Minggu, 13/02/2011 08:20 WIB AN Uyung Pramudiarja - detikHealth Jakarta, Orang tua mana yang tidak terpukul jika mendapati buah hatinya dilahirkan dalam kondisi tidak bernyawa. Meski kadang memang tidak terhindarkan, risiko bayi lahir mati atau dikenal juga dengan istilah stillbirth bisa diantisipasi sejak dini. Dalam banyak kasus, stillbirth bisa terjadi pada janin hanya beberapa saat menjelang saat dilahirkan. Namun definisi stillbirth sebenarnya lebih luas, yakni mencakup kematian janin yang telah memasuki usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Kondisi yang meningkatkan risiko mengalami stillbirth adalah kehamilan kembar 2 atau lebih, serta kehamilan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun. Selain itu, risiko mengalami stillbirth juga lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami overweight (kelebihan berat badan). "Kabar buruknya, penyebab pasti stillbirth hingga kini belum dapat dijelaskan," ungkap Dr Daghni Rajasingam, dokter kandungan dari Royal College Of Obstetricians And Gynaecologists di Inggris seperti dikutip dari The Sun, Minggu (13/2/2011). Karena siapapun bisa mengalaminya, Dr Daghni menganjurkan agar para ibu hamil tak sungkan untuk sering-sering mengonsultasikan kandungannya ke dokter. Apalagi jika sang ibu memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko yang telah disebutkan di atas. Seperti disampaikan Dr Daghni, berikut ini

adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi risiko stillbirth. 1. Periksa pergerakan janin Salah satu indikasi bahwa janin dalam kondisi sehat adalah adanya gerakan janin yang aktif di dalam kandungan. Bayi yang sehat biasanya bergerak-gerak sekitar 10 kali dalam sehari. Segera periksakan kandungan jika gerakan janin melemah, semakin jarang atau bahkan tidak terdeteksi. 2. Turunkan berat badan Ibu hamil yang mengalami obesitas dan kegemukan (overweight) punya risiko lebih tinggi untuk mengalami stillbirth. Risikonya bisa lebih tinggi jika ibu hamil juga mengidap diabetes. Karena itu, langkah paling bijak adalah melakukan diet untuk mengurangi berat badan sebelum merencanakan kehamilan. 3. Pertimbangkan usia sebelum hamil Dalam kaitannya dengan risiko stillbirth, usia ideal bagi wanita untuk punya anak adalah 35 tahun ke bawah. Kalaupun ingin punya anak di atas usia tersebut, misalnya 40 tahun, lakukan antisipasi dengan menjaga kondisi fisik dan asupan nutrisi yang baik. Jangan lupa, seringseringlah mengonsultasikan kandungan ke dokter. 4. Periksa USG Mengonsultasikan kandungan ke dokter saja kadang tidak cukup untuk mengetahui pasti kondisi kesehatan janin. Lakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) untuk melihat pergerakan janin, sekaligus mengantisipasi risiko adanya berbagai macam kelainan pada janin. 5. Waspadai nyeri dan perdarahan Beberapa wanita tak mau buang-buang waktu pergi ke dokter kalau hanya untuk melaporkan rasa nyeri pada kandungannya. Padahal jika punya faktor risiko mengalami stillbirth, nyeri sekecil apapun harus diwaspadai apalagi jika disertai dengan perdarahan.

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 11:01 am; edited 3 times in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Sat Feb 12, 2011 9:44 am PENYEBAB "KEMBAR AIR" BUKAN AIR ES Sabtu, 12 Februari 2011 - 07:04 wib ANDA sedang hamil 6 bulan. Dari dulu, Anda suka sekali meminum air putih, utamanya air dingin atau pakai es batu. Belakangan, Anda khawatir karena banyak orang bilang Anda bisa mengalami kembar air karena kebanyakan minum air putih atau air es. Kenali apa itu kembar air dan penyebabnya. dr. Reza Kamal, SpOG dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok memaparkan, kembar air adalah istilah yang biasa digunakan oleh awam. Istilah medis disebut dengan polihidramnion, yaitu jumlah air ketuban yang lebih banyak dari normal, yakni mencapai 1,5 liter jumlah air ketuban normal di bawah angka tersebut. Air ketuban mempunyai fungsi melindungi janin dan agar janin bisa bergerak bebas. Air ketuban diproduksi oleh selaput ketuban, plasenta (ari-ari), tali pusat, cairan paru janin dan air seni janin. Tapi, bila jumlah air ketuban tersebut melebihi batas normal, perlu diwaspadai. Pasalnya, selain kecacatan, polihidramnion juga bisa menyebabkan persalinan prematur menyebabkan angka kesakitan bayi meningkat - akibat peregangan rahim yang berlebihan. Macam Polihidramnion Terjadinya polihidramnion berkisar antara 0,6 persen hingga 3,3 persen dari kehamilan. Menurut macamnya, dapat dibagi menjadi dua: 1. Polihidramnion akut yaitu polihidramnion yang sering terjadi pada trimester kedua, terjadi cepat dalam hitungan hari, tetapi ini jarang terjadi. 2. Polihidramnion kronik yaitu polihidramnion yang terjadi secara bertahap dan sering terjadi pada trimester ketiga. Sebab Polihidramnion Bumil bisa mencurigai apakah dirinya mengalami polihidramnion. Ciri-cirinya adalah besar perut bumil lebih besar dari usia kehamilan normal dan agak sulit ketika meraba bagian janin di perut. Jika terjadi hal demikian sebaiknya segera periksakan ke dokter. Penyebab terjadinya polihidramnion bisa karena faktor ibu dan janin. Kelainan pada Ibu yang bisa menyebabkan polihidramnion adalah penyakit Diabetes Mellitus. Sedangkan kelainan janin bisa karena kelainan kromosom atau kelainan struktur atau anatomi dari janin. Tetapi tidak semua polihidramnion mempunyai kelainan tersebut. Kelainan yang sering menyebabkan polihidramnion adalah kelainan saraf pusat dan kelainan sistem gastrointestinal (sistem pencernaan) dan kelainan saluran kencing janin. Penyebab polihidramnion bukanlah gara-gara kebanyakan minum air putih atau air es. Jadi, sering minum air putih atau air es sama sekali tidak berpengaruh pada keadaan ini. Pentingnya Deteksi Dini Pemeriksaan USG penting untuk mendeteksi dini adanya polihidramnion. Pada usia kehamilan 12 sampai 14 minggu, pemeriksaan USG Transvaginal bisa dilakukan untuk mengukur ketebalan dinding belakang leher janin (Nuchal Translucency) dimana ukuran kurang dari 6 mm adalah normal. Tapi bila ukurannya lebih dari 6 mm, patut dicurigai adanya kelainan kromosom. Sedangkan untuk struktur janin bisa dinilai saat usia kehamilan 20 minggu. Pengambilan cairan ketuban atau cairan amnion juga merupakan pemeriksaan penting untuk melihat adanya kelainan

pada janin. Dalam dunia kedokteran disebut amniocentesis juga dilakukan untuk terapi polihidramnion. Ini dilakukan bila BuMil merasa sesak dan mengganggu aktivitas. Tapi bila tidak ada keluhan, tidak perlu melakukan amniocentesis. Periksa Kesehatan Prahamil Untuk menghindari terjadinya polihidramnion, sebaiknya lakukan pemeriksaan kesehatan prahamil guna mengetahui apakah ada penyakit seperti diabetes dan infeksi TORCH yang bisa menyebabkan kelainan sistem saraf pusat. Kemudian setelah Moms hamil, jaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat dan vitamin yang diberikan bidan atau dokter, serta periksakan kesehatan kehamilan secara teratur. Setiap keluhan dan perubahan yang tidak normal sebaiknya segera informasikan kepada dokter.

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Sun Feb 13, 2011 11:52 am BANYAK WANITA KELIRU SOAL BEDAH CAESAR Jumat, 15 Januari 2010 | 10:58 WIB KOMPAS.com - Meningkatnya tren operasi caesar di berbagai negara oleh WHO dinilai membahayakan kesehatan perempuan. Terlebih bila dilakukan tanpa adanya indikasi medis yang kuat. "Banyak wanita yang salah mengerti. Mereka menganggap melahirkan secara caesar lebih aman dibanding melahirkan lewat vagina," kata Dr.A.Metin Gulmezoglu, peneliti dari WHO yang melakukan survei tentang operasi caesar di Asia. Ia menjelaskan, bedah caesar adalah operasi besar yang hanya menjadi pilihan ketika keselamatan ibu dan janin terancam. Misalnya bila persalinan secara alami sudah berlangsung lama tapi tak ada kemajuan sedikit pun. Kondisi lain yang dipertimbangkan untuk dilakukannya bedah caesar antara lain adanya kelainan panggul, lingkar rongga panggul yang lebih kecil dari ukuran janin, usia ibu yang terlalu tua, kelainan letak plasenta, ukuran bayi terlalu besar (lebih dari 4 kg), terjadinya gangguan janin atau bayi kembar. Gulmezoglu menambahkan, ibu hamil yang melahirkan secara caesar tanpa indikasi medis lebih berisiko menjalani perawatan intensif, membutuhkan transfusi darah karena kehilangan darah yang terjadi pada operasi caesar dua kali lipat lebih banyak dibanding persalinan normal, serta

risiko kematian. Meski kematian karena bedah caesar jarang, tetapi risikonya tetap lebih tinggi dari pada persalinan secara alami. Penelitian yang dilakukan para ahli di Amerika juga menunjukkan bayi yang dilahirkan secara caesar risikonya lebih besar mengalami gangguan pernapasan karena obat bius yang digunakan selama operasi diserap tubuh bayi. Bila tidak ada indikasi medis, lebih baik melahirkan lewat jalan normal, yang jauh lebih aman, singkat prosesnya, serta masa masa penyembuhan lebih cepat. Namun kurang banyak perempuan yang sadar akan fakta ini.

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 11:01 am; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Sun Feb 13, 2011 12:38 pm JANGAN BURU BURU PILIH BEDAH CAESAR! Kamis, 3 Juli 2008 | 17:16 WIB Kompas.com - KEMAJUAN di bidang teknologi kedokteran khususnya dalam metode persalinan jelas membawa manfaat besar bagi keselamatan ibu dan bayi. Ditemukannya bedah caesar memang dapat mempermudah proses persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang memilih jalan ini walaupun sebenarnya mereka bisa melahirkan secara normal. Menurut keterangan Dr. Andon Hestiantoro SpOG(K) dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, meskipun relatif aman, menjalani persalinan dengan metode bedah caesar tentu bukannya tanpa risiko. "Riset para ahli menyebutkan, persalinan dengan bedah Caesar terkait dengan kematian ibu 3 kali lebih besar dibandingkan dengan persalinan normal. Angka kematian langsung akibat persalinan caesar pun mencapai sekitar 5.8 per 100.000 persalinan," ungkapnya dalam talkshow 'Metode Persalinan Berpengaruh pada Pembentukan Mikrobiota Saluran Pencernaan dan Kekebalan Tubuh Buah Hati' di Jakarta, Kamis (3/7).. Prevalensi persalinan caesar di rumah sakit pemerintah Indonesia, kata Dr Andon adalah sekitar 11-15% dan di rumah sakit swasta saat ini dapat mencapai 30-40%. Tingginya prevalensi ini tentu dipengaruhi banyak faktor termasuk indikasi medis yang mewajibkan sang ibu menjalani persalinan dengan bedah Caesar.

Namun begitu, kata Dr Andon, saat ini juga terjadi kecenderungan lain untuk indikasi persalinan dengan bedah Caesar. Indikasi tersebut seringkali tidak berdasarkan pertimbangan medis, namun lebih karena faktor sosial dan pemahaman yang salah tentang bedah caesar. Faktor sosial yang mempengaruhi di antaranya adalah kecemasan suami yang berlebihan dan menganggap istrinya tidak sanggup melahirkan normal. Selain itu kehawatiran vagina istri menjadi longgar, riwayat infertilitas dan alasan memilih waktu dan tanggal kelahiran. "Bahkan yang lebih parah, kini banyak rumah sakit swasta yang merekomendasikan ibu hamil untuk caesar dengan alasan supaya tidak merasa sakit atau supaya suami tetap lengket karena vaginanya tidak akan longgar," ungkap Dr Andon. Supaya terhindar dari kemungkinan bedah caesar, Dr Andon menganjurkan para ibu hamil untuk memperhatikan beberapa hal seperti konsumsi makanan bergizi tinggi, menghindari kelebihan berat badan, gaya hidup aktif, olahraga serta meminta pendapat dokter lain bila harus caesar. "Dengan berat badan ibu yang ideal, bayi dalam kandungan tidak akan terlampau besar. Olahraga yang teratur jug akan menguntungkan posisi bayi menjelang kelahiran. Sedangkan bila sudah divonis harus caesar oleh dokter, tetapi Anda merasa masih mampu melahirkan normal cobalah untuk meminta second opinion dari dokter lain," tandas Dr Andon. 5 Pemahaman ibu hamil yang salah soal bedah caesar : 1 .Lebih nyaman melahirkan dengan bedah caesar karena tidak sakit 2 Melahirkan caesar lebih aman dibandingkan dengan persalinan normal 3 Melahirkan caesar bayi lebih pintar 4 Khawatir untuk dilakukan vakum atau forseps pada persalinan normal 5 Khawatir kepala bayi terjepit saat persalinan normal Peningkatan risiko ibu dengan bedah caesar dibandingkan persalinan normal : 1. 5 kali lebih besar untuk mengalami henti jantung 2. 3 kali lebih besar untuk dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi) 3. 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi masa nifas 4. 2.3 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi anestesi 5. 2.2 kali lebih besar untuk mengalami sumbatan pembuluh darah 6. 2.1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan banyak yang seringkali berakhir dengan pengangkatan rahim 7. 1.5 kali lebih besar untuk lebih lama dirawat di rumah sakit

Last edited by gitahafas on Tue Feb 15, 2011 10:58 am; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Tue Feb 15, 2011 10:21 am 9 CARA MENGHINDARI CAESAR Jumat, 4 Februari 2011 | 12:48 WIB Kompas.com - Tindakan caesar meski tanpa indikasi medis, kenyataannya makin meningkat. Banyak perempuan mengira bahwa melahirkan secara caesar dapat menghindarkan mereka dari rasa sakit dan kesulitan bersalin. Padahal, tindakan caesar mengandung risiko lebih tinggi dibandingkan melahirkan secara alami. Sebuah studi lima tahun di Perancis yang dipublikasikan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology belum lama ini mengungkapkan bahwa tingkat kematian ibu yang melahirkan secara caesar tiga kali lebih besar daripada ibu yang melahirkan normal. Kematian itu diakibatkan komplikasi pembedahan berupa penggumpalan darah (trombosis), infeksi, dan komplikasi anestesi. Untuk menghindari melahirkan secara caesar, para ahli dari American College of Obstetricians and Gynecologsts (ACOG), seperti dikutip dad CNN Health menyarankan: 1. Mengonsumsi cukup nutrisi selama hamil. Selama ibu dan bayi sehat, kemungkinan mengalami kehamilan berisiko tinggi akan berkurang, dan indikasi medis untuk melahirkan caesar pun menurun. Artinya, ibu berpeluang besar untuk melahirkan secara alami. Perbanyak konsumsi karbohidrat yang sehat terutama selama dua minggu sebelum melahirkan untuk mendapatkan energi yang cukup. 2. Tetap aktif. Jangan berbaring terus di tempat tidur tanpa alasan karena Anda hanya hamil, bukan sakit. Tetap aktif selama hamil justru akan mempermudah proses persalinan, lebih baik dalam menghadapi atau kontrol diri lebih baik saat melahirkan. 3. Tetap di rumah setidaknya sampai mencapai pembukaan ketiga. Masa awal melahirkan akan terasa sangat lama, terutama bagi perempuan yang baru pertama melahirkan. Ibu akan merasa lebih nyaman, stres lebih sedikit, dan nyeri lebih ringan ketika masih tinggal di rumah sendiri, daripada bila buru-buru ke rumah sakit. Hal ini juga akan menghindarkan Anda dari intervensi, seperti induksi, yang bisa meningkatkan peluang caesar. 4. Hindari tindakan induksi untuk mempercepat persalinan. Jika tidak perlu jangan mau menjalani induksi. Dr. Michael Klein dari University of British Columbia menyatakan bahwa 44 persen perempuan yang diinduksi berakhir dengan bedah caesar. Kebanyakan tindakan induksi gagal karena rangsangan itu dilakukan saat leher rahim

belum siap. Dan lagi sebuah riset mengungkapkan bahwa usia kehamilan hingga 42 minggu pun tergolong normal, jadi tak perlu bayi diburu-buru lahir. 5. Tetap makan dan minum sesuai selera. Studi terbaru memperlihatkan bahwa perempuan yang diizinkan tetap makan dan minum menjelang waktu melahirkan, akan lebih cepat menjalani persalinan, melahirkan bayi dengan nilai Apgar yang tinggi, mengalami masalah gula darah dan metabolik lebih sedikit, dan memerlukan lebih sedikit obat pereda nyeri. 6. Gunakan pereda nyeri alami. Terapi hangat, pijat, musik, visualisasi, hipnosis, cukup efektif untuk mengurangi rasa nyeri menjelang persalinan. Obat-obatan, termasuk epidural, justru dapat meningkatkan peluang tindakan caesar. 7. Gunakan rangsangan alami jika mungkin. Jika kontraksi tidak terlalu kuat, kebanyakan dokter menggunakan obat tertentu, misalnya bentuk sintetis dari oksitosin yang mengandung risiko nyeri lebih hebat, kontraksi lebih kuat, dan lebih lama, sehingga perlu obat pereda nyeri, hingga risiko caesar. Coba pilih jalan kaki atau merangsang puting payudara yang dapat melepas oksitosin alami di dalam tubuh dan juga pereda nyeri alami, endorfin. 8. Cermat memilih dokter dan rumah sakit. Carilah dokter dan rumah sakit yang tingkat operasi caesarnya rendah. Ada dokter yang gigih mendukung pasiennya untuk dapat melahirkan secara normal, sementara yang lain dengan cepat menyarankan operasi caesar. Karena itu, carilah informasi dari berbagai pihak tentang dokter atau rumah sakit yang tidak fanatik terhadap caesar. 9. Jika dokter memutuskan tindakan caesar, mohon penjelasan. Ada berbagai kondisi yang membuat dokter akhirnya menyarankan tindakan caesar kepada pasiennya, saat sudah berada di ruang bersalin. Tanyakan seberapa perlu tindakan itu untuk menyelamatkan bayi dan ibunya. (GHS/rin)

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Tue Feb 15, 2011 10:25 am PASCA CAESAR MASIH BISA PERSALINAN NORMAL Minggu, 23 Januari 2011 - 07:18 wib Setelah operasi cesar masih bisa persalinan normal. DULU dipercaya bahwa sekali seorang wanita melakukan cesar, maka bayi-bayi berikutnya harus dilahirkan melalui proses cesar juga. Padahal, seiring kemajuan zaman dan berkembangnya teknologi, sudah banyak wanita yang berhasil melakukan proses persalinan melalui vagina dengan aman. Istilahnya dikenal dengan sebutan VBAC - Vaginal Birth After Cesarean (dibaca: vee back). Syarat VBAC Menurut dr Fachruddin SPOG dari RSB Duren Tiga, VBAC merupakan pilihan melahirkan yang cukup aman. Sejauh ini peluangnya masih besar sepanjang tidak ada alasan lain yang membahayakan persalinan yang sedang berlangsung. Rata-rata kesuksesan VBAC hampir 90 persen. Jadi tidak usah takut asalkan memenuhi syarat-syarat VBAC, ujarnya. Syarat VBAC berdasarkan kesepakatan para dokter di Amerika (American College of Obstetricians and Gynecologist) yaitu : # Operasi cesar tidak lebih dari 1 kali # Tidak ada cacat bekas operasi lain di rahim. Misalnya bekas operasi pengangkatan miom atau operasi lainnya yang bisa menimbulkan sobekan. # Kesiapan tenaga medis dan peralatannya di rumah sakit jika diperlukan operasi mendadak (emergency). # Berat bayi harus normal, tidak lebih dari 4 kg # Interval delivery (jarak antara operasi sebelumnya dengan kelahiran berikutnya) lebih dari 18 bulan. Meski jarak kelahiran tidak disebutkan dalam kesepakatan tersebut, namun berdasarkan penelitian dikhawatirkan kemungkinan bahaya sobek rahim (ruptur rahim) bisa 3 kali lebih besar jika interval delivery time kurang dari 18 bulan. Walaupun itu bukan angka mati tapi para dokter harus memperhitungkan data tersebut. # Tidak ada kelainan seperti plasenta previa, bayi terlilit tali pusat, dan sebagainya # Ukuran panggul memenuhi syarat. Panggul harus cukup lebar, dapat menampung bayi dengan berat antara 2,5-4 kg. Risiko dari VBAC yang dikhawatirkan adalah sobeknya rahim. Berdasarkan pengamatan kasus yang ada, angka sobeknya rahim diperkirakan hanya berkisar satu persen. Kalau wanita tersebut sudah pernah melakukan persalinan vagina biasanya kemungkinan keberhasilan VBAC lebih tinggi karena sudah terbuka jalan lahir. Pertimbangan lainnya dalam memutuskan bisa atau tidak melakukan VBAC adalah jenis sayatan operasi pada rahim saat cesar sebelumnya. Jenis sayatan haruslah sayatan horizontal pada

dinding rahim. Ada beberapa tipe sayatan yang lebih mudah sobek dibanding sayatan lainnya, seperti: 1. Sayatan melintang rendah, sayatan dari sisi kiri ke kanan melintang melalui bagian bawah rahim yang lebih tipis. 2. Sayatan tegak rendah, sayatan dari atas ke bawah melalui bagian bawah rahim yang lebih tipis. 3. Sayatan tegak tinggi (sayatan klasik), sayatan dari atas ke bawah melalui bagian atas rahim. Cesar Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Jenis sayatan klasik memiliki risiko sobek rahim yang lebih besar. Wanita yang sebelumnya telah melakukan cesar lebih dari satu kali juga memiliki risiko sobek rahim yang lebih besar. VBAC mungkin bukan pilihan yang baik untuk mereka. Namun para pakar dari American College of Obstetricians and Gynecologist menepis kekhawatiran akan robeknya luka bekas jahitan operasi jika melahirkan normal. Pasalnya, irisan perut pada operasi cesar sekarang ini terletak di bagian bawah rahim sehingga tidak begitu tertekan jika terjadi kontraksi. Zaman dulu bedah cesar dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga memotong otot-otot rahim di bagian rahim yang mengalami perubahan besar baik dalam bentuk maupun besarnya. Rahim dalam keadaan tidak hamil berukuran sebesar telur ayam dan pada kehamilan cukup bulan menjadi sangat melar sampai bisa menampung bayi seberat kurang lebih tiga kg, plasenta seberat kurang lebih 600 gram, dan air ketuban sejumlah kurang lebih satu liter. Bedah cesar sekarang umumnya melalui sayatan mendatar pada bagian bawah rahim yang tidak terlalu banyak berubah pada saat penyembuhan dibandingkan dengan sayatan klasik sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya. Sebelum melakukan VBAC, sebaiknya dokter harus menyampaikan dua hal penting kepada pasien yaitu: Kemungkinan sobek adalah 1 persen Ada kemungkinan pada proses persalinan dibantu alat dari bawah yaitu vakum. Pasalnya pada akhir proses persalinan usaha mengejan sang ibu tidak boleh terlalu lama. Semakin lama mengejan maka kemungkinan sobeknya juga besar. Boleh Cesar Asal.. Persalinan dengan cesar memang lebih aman untuk beberapa kondisi seperti BuMil tergolong obesitas, bayi berukuran besar, kelainan letak pada bayi, panggul sempit, plasenta previa, dan sebagainya. Namun operasi cesar juga memiliki risiko. Dan semakin sering seorang wanita melakukan operasi cesar, makin besar pula risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya. Banyak wanita enggan melakukan persalinan normal lantaran takut didera rasa sakit yang luar biasa. Menurut dr Fachruddin sebetulnya rasa sakit itu sifatnya subyektif. Sering kali pasien (dan terutama keluarga dekatnya) tidak dapat membedakan antara rasa sakit dengan tanda bahaya. Ini hanya masalah psikologis saja. Belum melahirkan saja, pasien sudah ketakutan. Biasanya untuk mengatasi rasa sakit, pasien diberikan suntikan epidural anestesi atau suntikan penghilang rasa sakit. Cara lainnya dengan hypno birthing yakni membuat tubuh menjadi rileks. Pasien lebih dulu diberi pengarahan, kemudian dibawa ke arah alam bawah sadar sambil mendengarkan musik (yang khas). Lalu diberi sugesti bahwa melahirkan bukanlah suatu yang

menakutkan. Proses melahirkan adalah proses alamiah yang gerakannya akan muncul dengan sendirinya sepanjang tubuh sang ibu rileks. Semua sudah diatur, kalau kita tenang semua akan berjalan dengan lancar. Jadi, tak ada salahnya mencoba VBAC asalkan konsultasikan lebih dulu dengan dokter Anda!

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Tue Feb 15, 2011 10:33 am BAHAYA SERING OPERASI CAESAR! Jumat, 11 Februari 2011 | 14:18 WIB KOMPAS.com Memiliki masalah kehamilan ataupun tidak, saat ini banyak ibu hamil memilih melahirkan melalui operasi caesar. Bedah caesar memang merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi dalam kandungannya. Namun, jika sering dilakukan, hal itu bisa membahayakan kesehatan. "Risiko histerektomi (pengangkatan rahim) hampir lima kali lebih tinggi pada perempuan yang sudah empat kali dioperasi caesar serta risiko transfusi darah lebih tinggi jika sudah enam kali menjalani operasi caesar," kata dr Caroline Tirtajasa, SpOG, spesialis kebidanan dari RS Omni, Pulomas, Jakarta. Sebagian besar dokter tidak menyarankan seorang perempuan menjalani operasi caesar lebih dari tiga kali. Jika dia hamil lagi, dianjurkan untuk melahirkan secara normal melalui vagina. Itu karena bedah caesar berulang-ulang mengandung risiko komplikasi. Risiko yang potensial adalah abnormal placentation (terjadi pada 1 dari 2.500 kehamilan) atau placenta accreta. Risiko-risiko lain dari operasi caesar berulang: - Rahim pecah (uterine rupture) Ini terjadi karena bekas luka di rahim rentan robek atau hancur. Bagi perempuan yang mengalami kondisi ini, bayinya berisiko mengalami kematian 10 kali lebih tinggi. - Adhesi dan jaringan parut Operasi caesar juga akan menimbulkan jaringan parut atau adhesi. Beberapa perempuan ada yang merasakan sakit akibat adhesi dan ada juga yang menjadi lumpuh. Adhesi yang luas bisa menimbulkan komplikasi lain yang menimbulkan rasa sakit sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. - Plasenta previa

Risiko melahirkan dengan operasi caesar berkali-kali membuat letak plasenta terlalu dekat dengan leher rahim. Jika leher rahim terbuka, hal itu bisa menyebabkan keguguran dan perdarahan hebat. Perdarahan sangat banyak dapat mengakibatkan anemia atau ibu memerlukan transfusi darah. - Placenta accreta Terjadi apabila tempat menempel plasenta terlalu dalam di dinding rahim. Bekas luka operasi caesar dapat meningkatkan risiko ini. Kondisi ini kemungkinan bisa melibatkan kerusakan pada rahim atau organ lainnya serta perdarahan. (GHS/put)

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Tue Feb 15, 2011 11:24 am BOLEHKAH MINUM OBAT CINA USAI OPERASI CAESAR? Jumat, 21/1/2011 | 08:50 WIB KOMPAS.com - "Mohon penjelasannya mengenai obat Cina, Pien Tze Huang. Bulan depan saya akan melahirkan anak kedua dengan cara sesar karena panggul sempit. Kabarnya, obat Pien Tze Huang bisa mempercepat penyembuhan luka bekas operasi, termasuk operasi caesar, dan banyak ibu melahirkan secara sesar yang meminumnya. Kata teman-teman yang sudah mencobanya, obat itu memang manjur. Saya masih ragu karena takut ada efek sampingnya, tetapi saya juga tidak kuat jika harus menanggung rasa sakit akibat operasi caesar seperti yang pernah saya alami sewaktu melahirkan anak pertama. Kalau bisa, saya ingin melahirkan secara normal saja. Usia saya sekarang 36 tahun, dan anak pertama saya berusia 5 tahun." (Nurul Handoyo, via e-mail) Menurut Dr Judi Januadi Endjun, SpOG, Subbagian Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi, RSPAD Gatot Subroto, memang ada yang menganjurkan memberikan obat Cina yang namanya Pien Tze Huang kepada pasien yang baru dioperasi. "Saya sendiri tidak berani menganjurkan karena saat belajar di fakultas kedokteran tidak diajarkan terapi dengan obat tradisional," katanya. Selain itu, setiap obat atau zat yang masuk ke dalam tubuh kita mempunyai potensi untuk saling berinteraksi atau dapat menimbulkan reaksi alergi. Bila reaksi alerginya berat (misal, menimbulkan serangan penyakit asma atau penyumbatan saluran nafas), dapat berakibat fatal.

Pada waktu operasi caesar, dokter akan menggunakan benang jahit khusus untuk menjahit rahim dan dinding perut. Benang-benang itu akan habis dan menjadi daging sesuai dengan ketahanan jenis benang yang dipakai. Rasa nyeri pascaoperasi pasti terjadi, dan dokter akan memberikan obat antinyeri (analgetik) untuk menahan rasa nyeri tersebut agar tidak mengganggu aktivitas Anda. Operasi kedua dan seterusnya akan menimbulkan rasa nyeri akibat perlekatan-perlekatan yang terjadi. Bila panggul Anda sempit, maka Anda tidak dapat melahirkan normal. Perhitungan kapasitas panggul dengan CT-scan akan membantu memeriksa apakah panggul Anda sempit atau ada kelainan bawaan pada tulang panggul. Pada panggul sempit, kepala bayi normal tidak dapat melewatinya sehingga tidak dapat masuk ke dalam rongga panggul. Sebaiknya Anda menjalani pemeriksaan kapasitas dan jenis panggul sebelum program hamil.

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Thu Feb 17, 2011 8:30 am CAESAR SEBABKAN KELAHIRAN PREMATUR Kamis, 05 Juni 2008 11:30 WIB Media Indonesia Proses kelahiran melalui operasi caesar mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Amerika Serikat dari 20,7% pada 1996 menjadi 30,3% pada 2005. Data itu diperoleh dari sebuah studi tentang kelahiran tunggal sejak 1996 hingga 2004 yang dilakukan March of Dimes Foundation, Sekolah Kedokteran Albert Einstein, dan Pusat Federasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat, seperti diberitakan Nytimes.com belum lama ini. Para peneliti menemukan terjadinya peningkatan kelahiran bayi prematur dari 9,7% menjadi 10,7%, dengan 92% di antaranya berasal dari proses operasi caesar. Sebagian besar lahir setelah 34-37 minggu usia kehamilan, sedangkan proses yang normal 38-42 minggu. Para peneliti melihat kemungkinan bahwa peningkatan tersebut ada kaitannya dengan operasi caesar yang secara medis tidak diperlukan. Fakta ini cukup mengkhawatirkan para ibu, khususnya, karena bayi prematur akan berisiko besar mengalami masalah pernapasan, menyusui, keterlambatan perkembangan otak serta masalah kesehatan lainnya sehingga mengakibatkan kematian.

Namun demikian, para peneliti tidak menyebutkan berapa banyak jumlah operasi caesar pada penelitian tersebut yang patut dipersalahkan. Seorang kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Illinois Dr Sarah J Kilpatrick memiliki pandangan yang berbeda mengenai hasil penelitian tersebut. Menurutnya tidak ada bukti bahwa operasi caesar 'yang tidak perlu' telah terjadi atau mengakibatkan kelahiran bayi yang prematur. Laporan ini baru akan diterbitkan pada Juni di sebuah jurnal medis, Clinics in Perinatology.

Last edited by gitahafas on Sat Feb 19, 2011 2:55 pm; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Fri Feb 18, 2011 2:05 pm MIOMA DAN KISTA PICU INFERTILITAS Rabu, 22 April 2009 10:00 WIB Media Indonesia Penulis : Ikarowina Tarigan MIOMA uteri dan kista ovarium merupakan 2 dari beberapa masalah ginekologi yang mengganggu proses reproduksi dan seringkali dialami para perempuan. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, 2.39-11.79% kelainan ginekologi di Indonesia adalah mioma uteri. Sedangkan kista hampir mencapai 30%. Akan tetapi, sampai saat ini, belum ditemukan cara diagnosa standar untuk mempermudah deteksi dini. Karena itu, perempuan diharapkan melakukan pemeriksaan rutin. Hal ini diungkapkan oleh dr. Ilham Suheimi, SpOG dari RS Margonda dalam seminar bertema Myoma dan Kista di Depok, beberapa waktu lalu. Mioma uteri merupakan tumor jinak pada organ rahim. Miom ditandai dengan gejala klinis seperti perdarahan abnormal, nyeri, benjol di perut, gangguan buang air besar dan buang air kecil, infertilitas dan abortus. Menurut dr. Nana Agustina, salah seorang pembicara, sekitar 30% dari gejala didominasi oleh perdarahan. Perdarahan ini bisa ditandai dengan menstruasi yang lama, hingga 2 minggu dan volume darah sangat banyak sehingga harus mengganti pembalut lebih dari 6 kali sehari. Pasien dengan miom, terang Nana, seringkali mengalami gangguan reproduksi."Biasanya pasien

yang ada miom terutama di daerah rahim paling sering susah hamil. Miom yang terdapat di dinding menekan saluran telur sehingga tidak bisa terjadi kehamilan. Abortus juga sama dengan infertilitas, tentunya kalau abortus terus-menerus tidak bisa terjadi kehamilan," ujar Nana. Miom ini, lanjut Nana, muncul tanpa memandang usia dan sampai saat ini belum diketahui penyebab pastinya. Akan tetapi, menurut dia, faktor hormon estrogen juga turut mempengaruhi."Miom jarang dijumpai di usia menopause dan diharapkan miom akan mengecil sendiri karena menurunnya produksi hormon estrogen." Hal senada juga diungkapkan oleh Irham mengenai kista. Menurut dia, kista juga bisa terjadi di semua rentang usia dan penyebab pastinya juga belum diketahui. Bedanya, terang Irham, kista lebih berisiko jika terjadi di usia anak-anak dan di usia menopause di atas 50 tahun. Kista merupakan kantong yang berisi cairan, lemak, rambut atau benda-benda lainnya. Kista bisa muncul di semua organ tubuh. Tetapi, pada perempuan lebih sering terjadi di indung telur. Hal ini karena indung telur mempunyai kantong-kantong saat menghasilkan telur setiap bulannya. Menurut Irham, kista juga bermacam-macam. Ada yang dikenal dengan kista fungsional (bukan dianggap tumor) dan kista neoplastik (yang dianggap tumor). Endometriosis, terang Irhma, merupakan jenis kista neoplastik yang paling sering terjadi (15% dari semua kasus kista) dan menjadi salah satu penyebab ketidaksuburan."10% dari kasus susah hamil diakibatkan endometriosis," ujar Irham. Endometriosis, lanjut Irham, merupakan sel endometrium (dinding rahim) yag akan luruh saat menstruasi. Endometriosis ini biasanya ditandai dengan dymenorrhea yaitu rasa nyeri yang konstan dan luar biasa pada bagian bawah perut dan dalam vagina selama masa haid. 60% kasus dymenorrrhea disebabkan oleh endometriosis."Jika remaja putri kita merasa sangat kesakitan saat haid, atau kalau sudah menikah sekian tahun tapi belum hamil juga pelu dicurigai endometriosis," ujarnya. Akan tetapi, terang Irham, tidak semua kasus bisa dikenali seperti endometriosis. Karena, sebagian besar kista tidak memiliki gejala."Biasanya gejala timbul setelah kista berukuran lebih besar dari 5 cm, dan kalau begini sudah harus diangkat," katanya. Karena itu, tegas Irham, perempuan sebaiknya melakukan pemeriksan rutin, paling tidak sekali dalam setahun saat melakukan tes pap smear untuk mendeteksi kanker serviks. "Buat miom atau kista, belum ada kesepakatan cara apa yang paling efektif untuk memeriksanya. Kita belum menemukan cara khusus seperti papsmear untuk kanker serviks. Selama ini yang kita jalani adalah general check up setiap tahun, jadi sebaiknya check-up teratur, sekalian pap smear periksa miom dan kista juga dengan USG."

Last edited by gitahafas on Sat Feb 19, 2011 2:32 pm; edited 1 time in total

gitahafas Moderator

Number of posts: 11997 Age: 53 Location: Jakarta Registration date: 2008-09-30

Subject: Re: Kesehatan Wanita Sat Feb 19, 2011 2:14 pm KENALI DINI, 7 GEJALA KANKER INDUNG TELUR Kamis, 27 Agustus 2009 10:00 WIB Media Indonesia Penulis : Ikarowina Tarigan PENELITI dari Inggris menemukan tujuh gejala yang berkaitan dengan kanker indung telur (ovarian cancer ). Penemuan ini mematahkan pernyataan bahwa kanker indung telur merupakan kanker yang diam-diam bersifat mematikan (silent killer). Dikatakan silent killer karena biasanya muncul tanpa gejala sebelum stadium lanjut. "Kanker indung telur bukanlah kanker yang silent. Hanya saja kita tidak terlalu peka dalam mendengarkan dan mengamati gejalanya," tutur pemimpin studi William Hamilton, MD, dari University of Bristol, seperti dikutip situs webmd. 4% dari kanker yang diderita kaum perempuan, menurut Hamilton, adalah kanker ini. Tetapi kanker ovarian ini mempunyai prognosis/prospek yang paling buruk dari semua jenis kanker ginekologi. Penelitian Dalam studi yang dipublikasikan di BMJ.com ini, para peneliti mengevaluasi 212 perempuan berusia 40 tahun ke atas. Perempuan ini telah terdiagnosis menderita kanker indung telur stadium awal. Selanjutnya para peneliti membandingkan mereka dengan 1.060 perempuan sehat. Para peneliti memeriksa rekam data medis para partisipan selama 1 tahun sebelum terdiagnosis kanker. Hal yang sama juga dilakukan terhadap perempuan yang sehat. Para peneliti mencatat gejala-gejala yang dialami partisipan tersebut dan saat-saat kapan mereka merasakannya. Hasil studi Studi menemukan 7 gejala yang berkaitan dengan kanker indung telur. Gejala tersebut meliputi: 1. Penggembungan perut 2. Peningkatan frekuensi buang air seni 3. Perdarahan pascamenopause 4. Rasa sakit pada lambung

5. Hilang selera makan 6. Perdarahan melalui dubur 7. Perut kembung Dari ketujuh gejala, terang Hamilton, pengembungan perut merupakan gejala yang paling berkaitan dengan kanker indung telur. Hamilton memberi nilai 2.5%."2.5% artinya, 1 dari 40 perempuan yang mengalami gejala tersebut akan menderita kanker indung telur." Angka ini, menurut Hamilton, cukup tinggi dan setara dengan risiko kanker paru-paru saat Anda batuk darah atau risiko kanker kolon saat Anda mengeluarkan darah dari dubur. Saat meneliti lebih jauh mereka menemukan, para partisipan ternyata sudah mengalami 3 gejala kanker ovarian yaitu rasa sakit di perut, penggembungan perut, dan frekuensi buang air seni, paling tidak 6 bulan sebelum terdiagnosis. Dan gejala-gejala ini secara signifikan berkaitan dengan kanker ovarian. (OL-08)