Top Banner
HUBUNGAN MASA KERJA DAN KESADARAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU OPERATOR SPBU JALAN SULTAN AGUNG SEMARANG PROPOSAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal Oleh: Arni Ramadani NIM. 6411411183 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN 2014
35

6411411183_arni Ramadani_pengaruh Masa Kerja Dan Kesadaran Penggunaan Alat Pelindung Diri (Masker) Terhadap Kapasitas Vital Paru (Kvp) Pada Operator Spbu Jalan Sultan Agung Semarang

Nov 22, 2015

Download

Documents

Irsyad Ilhami
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • HUBUNGAN MASA KERJA DAN KESADARAN PENGGUNAAN

    ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) TERHADAP

    KAPASITAS VITAL PARU OPERATOR SPBU

    JALAN SULTAN AGUNG SEMARANG

    PROPOSAL

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal

    Oleh:

    Arni Ramadani

    NIM. 6411411183

    JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    2014

  • i

    HUBUNGAN MASA KERJA DAN KESADARAN PENGGUNAAN

    ALAT PELINDUNG DIRI (MASKER) TERHADAP

    KAPASITAS VITAL PARU OPERATOR SPBU

    JALAN SULTAN AGUNG SEMARANG

    PROPOSAL

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Proposal

    Oleh:

    Arni Ramadani

    NIM. 6411411183

    JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

    2014

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ................................................................................................................. i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 4

    1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

    1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ 4

    1.5 Keaslian Penelitian ......................................................................................... 5

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11

    2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Manusia ............................................................ 11

    2.2 Fisiologi Saluran Pernafasan ........................................................................... 13

    2.3 Mekanisme Pernafasan.................................................................................... 14

    2.4 Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru................................. 14

    2.5 Gangguan Fungsi Paru .................................................................................... 18

    2.6 Kapasitas Vital Paru ........................................................................................ 19

    2.7 Kerangka Teori................................................................................................ 21

  • iii

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 22

    3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 22

    3.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 22

    3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................... 23

    3.4 Definisi Operasional........................................................................................ 23

    3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................... 24

    3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 24

    3.7 Instrumen Penelitian........................................................................................ 25

    3.8 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 26

    3.9 Analisis Data ................................................................................................... 26

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

  • iv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1: Keaslian Penelitian .............................................................................. 5

    Tabel 3.1: Definisi Operasional ............................................................................ 23

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1: Sistem Pernafasan pada Manusia ...................................................11

    Gambar 2.2: Kerangka Teori...............................................................................21

    Gambar 3.1: Kerangka Konsep ...........................................................................22

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini, perubahan dunia yang semakin cepat, membawa pengaruh pada

    segala bidang kehidupan di seluruh dunia. Era kehidupan saat ini dikenal dengan

    nama era globalisasi. Dunia terasa menjadi sempit, jarak antara kota yang dulu harus

    ditempuh dalam waktu lama dapat dipersingkat dengan adanya alat transportasi

    canggih (Herry Koesyanto: 2007).

    Percepatan pertumbuhan disektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan

    pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, khususnya di wilayah kota besar. Kota

    sebagai pusat perekonomian bangsa menjadikan semua kegiatan dan aktivitas

    kehidupan manusia berjalan cepat seiring dengan kebutuhan modernisasi kota

    tersebut. Dampak negatif yang didapatkan adalah tingginya tingkat polusi udara

    lingkungan kota, sebagai hasil emisi gas buangan kendaraan bermotor. Dilihat dari

    sumbernya, pencemaran udara terbesar berasal dari asap buangan kendaraan

    bermotor (Riyadina, 1997).

    Indonesia sebagai salah satu negara berkembang saat ini telah mengalami

    transformasi di segala kehidupannya termasuk dalam pengembangan lapangan

    pekerjaan, untuk mempercepat pekerjaan maka masyarakat membutuhkan sarana

    transportasi (Erwin, 2008).

    Saat ini, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ke tahun

    semakin meningkat. Pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia

  • 2

    mencapai 76.907.127, tahun 2011 mencapai 85.601.351 dan 2012 semakin

    meningkat hingga 94.373.324 (BPS RI, 2012).

    Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100 persen timbal, 70,50 persen

    carbon monoksida, 8,89 persen oksida nitrogen, 18,34 persen hidro karbon, serta

    1,33 persen partikel. Berbagai pencemaran udara tersebut akan memberikan efek

    yang sangat buruk terutama terhadap sistem pernafasan (Wardhana, 2004).

    Hasil penelitian Bapedal (1992) dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung,

    Semarang dan Surabaya) menunjukkan bahwa kendaraan bermotor merupakan

    sumber polusi udara. Kota Semarang merupakan salah satu dari 10 kota besar di

    Indonesia yang kondisi transportasi dan kualitas udaranya paling mengkhawatirkan.

    Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah kendraan bermotor di Kota Semarang

    mengalami tren meningkat dari tahun 2007 terdata ada 115.051, tahun 2008 ada

    123.527 dan tahun 2009 ada 119.016 kendaraan bermotor (Semarang Dalam Angka,

    2009).

    Hal ini menyebabkan tingginya pencemaran udara di Kota Semarang.Salah

    satu titik area dengan jumlah kendaraan terpadat adalah di SPBU.Petugas SPBU juga

    memiliki risiko tinggi terpapar bahan kimia berbahaya khususnya timbale dari bensin

    dan emisi gas kendaraan bermotor yang sedang menunggu antrian pengisian bahan

    bakar, ataupun kendaraan yang berangkat setelah melakukan pengisian bensin

    (Mukono, 2005).

    Posisi SPBU di Jalan Sultan Agung Semarang yang berada dekat dengan

    jalan raya dan terdapat traffic light memudahkan operator SPBU terpapar oleh emisi

  • 3

    kendaraan bermotor yang melaju di jalan raya ataupun yang sedang menunggu traffic

    light. Kejadian tersebut akan berlangsung setiap hari yang akan berdampak pada

    pengendapan gas emisi kendaraan bermotor dalam paru-paru karena terhirup oleh

    operator SPBU sehingga menyebabkan penurunan kapasitas vital paru. Semakin

    lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia terpapar bahaya yang

    ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Sumamur, 1996).

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Dianing Kharismawati (2009) ada

    beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru seseorang, yaitu usia,

    kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, status gizi, riwayat penyakit paru,

    pemakaian APD pernafasan dan masa kerja. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Trisno Dase, Syamsiar S. Russeng dan Masyita Muis yang

    menyatakan ada hubungan signifikan antara umur, masa kerja dan kebiasaan

    merokok dengan kapasitas vital patu dengan p value berturut-turut 0,015 , 0,019 , dan

    0,019.

    Dari masalah yang ada dan hasil penelitian-penelitian terdahulu kemudian

    peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masa kerja karena sangat

    berhubungan dengan kapasitas vital paru. Kemudian saat bekerja, diharuskan

    menggunakan alat pelindung diri (masker) tetapi pada pengamatan banyak operator

    SPBU yang tidak disiplin apabila tidak ada pengawasan maka masker tidak

    digunakan karena merasa tidak nyaman. Melihat keadaan tersebut, maka penulis

    tertarik ingin meneliti hubungan masa kerja dan kesadaran penggunaan alat

  • 4

    pelindung diri (masker) terhadap kapasitas vital paru operator SPBU Jalan Sultan

    Agung Semarang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan survey pendahuluan, maka permasalahan dirumuskan Adakah

    hubungan masa kerja dan kesadaran penggunaan alat pelindung diri (masker)

    terhadap kapasitas vital paru operator SPBU Jalan Sultan Agung Semarang?

    1.3 Tujuan

    Mengetahui pengaruh masa kerja dan kesadaran penggunaan alat pelindung

    diri (masker) terhadap kapasitas vital paru operator SPBU Jalan Sultan Agung

    Semarang.

    1.4 Manfaat Hasil Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1.4.1 Bagi Operator SPBU Jalan Sultan Agung Semarang

    Memberi masukan mengenai bahaya pencemaran udara bagi kesehatan paru

    sehingga diperlukan adanya kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri

    (masker berbahan fiber) untuk melindungi paparan partikulat pencemaran udara.

    1.4.2 Bagi Jurusan IKM

    Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan perkembangan ilmu

    pengetahuan dibidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

    1.4.3 Bagi Peneliti Lain

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai

    bahan rujukan dalam upaya pengembangan penelitian.

  • 5

    1.4.4 Bagi Peneliti

    Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman sehingga menjadi bekal

    dikemudian hari yang kelak dapat diterapkan dalam praktek yang sesungguhnya

    sehingga tercapai keselarasan antara teori dengan praktek dilapangan, selain itu

    menjadi media belajar dalam memecahkan masalah secara ilmiah.

    1.5 Keaslian Penelitian

    1.5.1 Keaslian Penelitian

    Keaslian ini merupakan matrik yang memuat tentang judul penelitian, nama

    peneliti, tahun dan lokasi penelitian, desain penelitian, variabel yang diteliti dan hasil

    penelitian (Tabel 1.1).

    Tabel 1.1: Keaslian Penelitian

    No Judul

    Penelitian

    Nama

    Peneliti

    Tahun dan

    Tempat

    Penelitian

    Rancangan

    Penelitian

    Variabel

    Penelitian

    Hasil

    Penelitian

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    1. Faktor-

    faktor yang

    berhubunga

    n dengan

    kapasitas

    vital paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubunga

    n bagian

    penarik

    retribusi

    angkutan

    barang di

    Kabupaten

    Dianing

    Kharism

    awati

    2009

    Kabupaten

    Semarang

    Jenis

    penelitian

    ini adalah

    explanato

    ry

    research

    dengan

    metode

    pendekata

    n cross

    sectional

    Variable

    bebas :

    usia,

    kebiasaan

    merokok,

    kebiasaan

    olahraga,

    status

    gizi,

    riwayat

    penyakit

    paru,

    pemakaia

    n APD

    (pernapas

    an), masa

    1. Ada hubunga

    n antara

    usia

    dengan

    pemerik

    saan

    kapasita

    s vital

    paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

  • 6

    Lanjutan (Tabel 1.1)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Semarang

    tahun 2009

    kerja

    Variabel

    terikat :

    kapasitas

    vital paru

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    2. Ada hubunga

    n antara

    kebiasaa

    n

    meroko

    k

    dengan

    pemerik

    saan

    kapasita

    s vital

    paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    3. Ada hubunga

    n antara

    kebiasaa

    n

    olahraga

    dengan

    pemerik

    saan

    kapasita

    s vital

    paru

  • 7

    Lanjutan (Tabel 1.1)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    4. Ada hubunga

    n antara

    status

    gizi

    dengan

    pemerik

    saan

    kapasita

    s vital

    paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    5. Ada hubunga

    n antara

    riwayat

    penyakit

    paru

    denganp

    emerik

    saan

  • 8

    Lanjutan (Tabel 1.1)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    Kapasit

    as vital

    paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    6. Ada hubunga

    n antara

    pemakai

    an alat

    pelindu

    ng diri

    dengan

    pemerik

    saan

    kapasita

    s vital

    paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    7. Ada hubunga

    n

  • 9

    Lanjutan (Tabel 1.1)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

    antara

    masa

    kerja

    dengan

    pemerik

    saan

    kapasita

    s vital

    paru

    pada

    pegawai

    dinas

    perhubu

    ngan

    bagian

    penarik

    retribusi

    angkuta

    n barang

    Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu

    sebagai berikut:

    1. Penelitian mengenai hubungan masa kerja dan kesadaran penggunaan alat

    pelindung diri (masker) terhadap kapasitas vital paru operator SPBU Jalan Sultan

    Agung Semarang belum pernah dilakukan.

    2. Pada penelitian Dianing Kharismawati variabel bebasnya usia, kebiasaan merokok,

    kebiasaan olahraga, status gizi, riwayat penyakit paru, pemakaian APD

    (pernapasan), masa kerja sedangkan pada penelitian ini variabel bebasnya masa

    kerja dan kesadaran penggunaan alat pelindung diri (masker).

  • 10

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian

    1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

    Ruang lingkup penelitian ini dilakukan diwilayah kerja SPBU di Jalan Sultan

    Agung Semarang.

    1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

    Ruang lingkup waktu meliputi proses penyusunan proposal yang dilakukan

    pada Bulan Maret sampai Juni 2014.

    1.6.3 Ruang Lingkup Materi

    Materi penelitian pada kapasitas vital paru terutama pada pengaruh masa

    kerja operator SPBU di Jalan Sultan Agung Semarang.

  • 22

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Saluran Pernafasan Manusia

    Dalam bernapas setiap setiap sel dalam tubuh menerima persediaan

    oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidanya. Oksigen yang

    bersenyawa dengan karbon dan hydrogen dari jaringan. Pernafasan merupakan

    proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau pernafasan

    dalam dan yang terjadi di dalam paru merupakan pernafasan luar. Udara di tarik ke

    dalam paru pada waktu menarik napas dan di dorong ke luar paru-paru pada waktu

    mengeluarkan napas (Evelyn C. Pearce, 2006:211). Dibawah ini merupakan gambar

    sistem pernafasan pada manusia (2.1)

    Gambar 2.1: Sistem Pernafasan pada manusia

    Sumber: (Evelyn C. Pearce, 1992:219)

  • 23

    2.1.1 Rongga hidung

    Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur kelembaban

    udara, pengatur suhu, pelindung, penyaring udara, indera penciuman dan resonator

    suara. Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung. Rongga hidung berlapis

    selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak dan kelenjar keringat.Selaput

    lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran

    pernapasan.Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi

    menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara.Juga terdapat konka yang

    mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

    2.1.2 Faring

    Faring merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

    persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.Maka,

    letaknya di belakang hidung, di belakang mulut dan di belakang laring.

    2.1.3 Laring

    Laring merupakan struktur kompleks yang telah berevolusi yang menyatukan

    trakea dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigesti umum. Fungsi laring

    adalah untuk pembentukkan suara, sebgai proteksi jalan napas bawah dari benda

    asing dan untuk memfasilitasi proses terjadinya batuk. Laring terdiri atas epiglottis,

    glottis, kartilago tiroid, kartilago krikoid, kartilago aritenoid dan pita suara.

    2.1.4 Trakea

    Trakea berupa pipa yang panjangnya 10 cm, terletak sebagian di leher dan

    sebagian di rongga dada.Dinding trakea tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang

  • 24

    rawan, dan bagian dalam rongga bersilia.Silia ini berfungsi menyaring benda-benda

    asing masuk ke saluran pernapasan.

    2.1.5 Bronkus

    Trake bercabang menjadi bronkus.Ada dua bagian, yaitu bronkus kanan dan

    bronkus kiri.Bronkus kanan lebih pendek, lebih besar dan cenderung lebih vertikal

    dibanding dengan bronkus kiri.Hal ini menyebabkan benda asing lebih mudah masuk

    ke dalam bronkus sebelah kanan daripada bronkus sebelah kiri.

    2.1.6 Paru

    Patu-paru merupakan alat pernapasan utama.Paru-paru mengisi rongga

    dada.Terletak disebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta

    pembuluh darah besar.Paru-paru berbentuk kerucut dengan puncak di atas dan

    muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Paru-paru

    mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga, permukaan dalam yang memuat

    tampuk paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan

    yang menutupi sebagian sisi depan jantung.

    2.2 Fisiologi Saluran Pernapasan

    Fungsi pernapasan adalah sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan

    karbondioksida.Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi

    jaringan dan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi (Evelyn C.

    Pearce, 2002:219).Pertukaran gas di dalam tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu

    pernapasan eksternal dan pernapasan internal.

  • 25

    2.2.1 Pernafasan Eksternal

    Pernafasan eksternal adalah proses pertukaran gas antara darah dan atmosfer

    (Darmanto Djojodibroto, 2009:5). Pada pernafasan eksternal oksigen diambil melalui

    hidung dan mulut, pada waktu bernafas udara untuk melalui trakea dan pipa

    bronchial ke alveoli dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonaris

    (Evelyn C. Pearce, 2002:219).

    2.2.2 Pernafasan Internal

    Pernafasan internal adalah pernafasan selular yang berlangsung di seluruh

    sistem tubuh (Darmanto Djojodibroto, 2009:5). Pada pernafasan internal atau

    pernafasan jaringan, darah yang jenuh hemoglobin dengan oksigen mengalir ke

    seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan oksigen ke dalam

    jaringan, mengambil karbondioksida untuk di bawa ke paru dan di paru di lanjutkan

    dengan pernafasan eksternal (Evelyn C. Pearce, 2002:219).

    2.3 Mekanisme Pernafasan

    Fungsi paru adalah tempat untuk pertukaran gas oksigen dan

    karbondioksida.Pernafasan terdiri dari dua bagian, yaitu inspirasi dan

    ekspirasi.Pernafasan inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat

    rangsangan dari nervus venikulus lalu mengerut datar sehingga teknan udara

    berkurang lalu udara dari luar masuk ke paru. Pernafasan ekspirasi terjadi saat otot

    diafragma akan menjadi cekung, muskulus intercostalis miring kembali dan dengan

    demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara dalam paru akan di dorong

    kembali ke luar (Syaifuddin, 2006:198).

  • 26

    2.4 Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru

    Kapasitas vital paru dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

    2.4.1 Usia

    Usia merupakan variabel yang erat hubungannya dengan kapasitas vital paru.

    Semakin, bertambahnya usia terutama disertai dengan kondisi lingkungan yang

    buruk serta kemungkinan terkena suatu penyakit maka kemungkinan terjadinya

    penurunan kapasitas vital paru dapat terjadi lebih besar. Seiring bertambahnya usia,

    kapasitas vital paru juga akan menurun. Kapasitas vital paru orang berusia 30 tahun

    ke atas rata-rata 3.000 ml-3.500 ml dan pada orang berusia 50 tahun kapasitas vital

    paru kurang dari 3.000 ml (Guyton, 1994:627-646).

    2.4.2 Jenis Kelamin

    Menurut Guyton (1997) volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-

    kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria, dan lebih besar lagi pada atletis

    dan orang yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.

    Menurut Tambayong (2001) disebutkan bahwa kapasitas vital paru pria lebih besar

    yaitu 4,8 liter dibandingkan pada wanita yaitu 3,1 liter.

    2.4.3 Kebiasaan merokok

    Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran

    pernafasan dan jaringan paru. Kebiasaan merokok akan mempercepat penurunan

    kapasitas vital paru. Penurunan volume ekspirasi paksa pertahun adalah 28,7untuk

    non perokok dan 38,4 mL untuk bekas perokok dan 41,7 mL untuk perokok aktif.

  • 27

    Pengaruh asap rokok dapat lebih besar daripada pengaruh debu hanya sekitar

    sepertiga dari pengaruh buruk rokok (Depkes RI, 2003).

    2.4.4 Kebiasaan olahraga

    Kesegaran jasmani berkenaan dengan kondisi fisik seseorang dalam

    melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dalam waktu yang relative lama tanpa

    mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk

    melakukan aktivitas lainnya.

    Kapasitas vital paru dapat dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang melakukan

    olahraga.Olahraga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-paru sehingga

    menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume yang

    lebih besar atau maksimum.Kapasitas pada soerang atlet lebih besar daripada orang

    yang tidak pernah berolahraga. Kebiasaan olah raga akan meningkatkan kapasitas

    vital paru 30-40 persen (Guyton, 1997:605).

    2.4.5 Status gizi

    Gizi kerja merupakan nutrsi yang diperlukan oleh para pekerja untuk

    memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan.Segala sesuatu aspek dari ilmu

    gizi pada umumnya, maka gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga

    kerja yang setinggi-tingginya.Kesehatan dan daya kerja sangat erat hubungnnya

    dengan tingkat gizi seseorang (Sumamur P.K., 1996:197).

    2.4.6 Riwayat penyakit paru

    Kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas vital paru

    seseorang.Kekuatan otot-otot pernafasan dapat berkurang akibat sakit (Ganong,

  • 28

    2002:37).Riwayat penyekit merupakan faktor yang dianggap juga sebagai pencetus

    turunnya kapasitas vital paru karena penyakit yang diderita seseorang akan

    mempengaruhi kondisi kesehatannya. Seseorang yang mengidap penyakit paru

    cenderung akan mengurangi ventilasi perfusi sehingga alveolus akan terlalu sedikit

    mengalami pertukaran udara dan memperberat kerja paru sehingga menurunkan

    kapasitas vital paru.

    2.4.7 Pemakaian alat pelindung diri

    Harry dalam Amin (1985) menyatakan pemakaian APD sangat penting

    sebagai garis pertahanan untkuk melindungi pemakai sebagai akibat dari

    kelalaian atau kondisi yang tidak diperkirakan. Alat pelindung diri adalah

    seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau

    seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan. Alat ini digunakan

    seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi

    dirinya dari sumber bahaya tertentu baik yang berasal dari pekerjaan maupun

    dari lingkungan kerja. Alat pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat

    melindungi tubuhnya tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang

    mungkin terjadi (Budiono, 2003). Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha

    teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu

    diutamakan. Namun, kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat

    dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat

    pelindung diri haruslah enak dipakai, tidak mengganggu kerja dan memberikan

    perlindungan yang efektif ). Pilihan peralatan di bidang ini amat luas, mulai dari

  • 29

    masker debu sekali pakai biasa sampai ke alat pernapasan isi sendiri dan banyak

    kebingungan kapan alat itu dipakai dan untuk bahaya apa. Jika pilihan keliru, dapat

    membahayakan pemakai dan dapat menyebabkan apiksia. Pelatihan pemakian

    juga diperlukan, tak tergantung pada alat apa yang dipakai, demikian juga harus

    tersedia fasilitas pemeliharaan dan pembersihan (Gill, 2005).

    2.4.8 Masa kerja

    Menurut Mila (2006), masa kerja adalah lamanya seorang tenaga kerja

    bekerja dalam (tahun) dalam satu lingkungan perusahaan, dihitung mulai saat

    bekerja sampai penelitian berlangsung. Dalam peneiltian Setiyani (2005), dalam

    lingkungan kerja yang berdebu, masa kerja dapat mempengaruhi dan

    menurunkan kapasitas fungsi paru pada karyawan. Menurut Fahmi (1990) yang

    dikutip oleh Solech (2001), menyebutkan bahwa masa kerja dapat dikategorikan

    menjadi dua yaitu:

    1. Masa kerja baru (< 5 tahun )

    2. Masa kerja lama ( 5 tahun )

    Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah

    terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut (Sumamur,

    1996).

    2.5 Gangguan Fungsi Paru

    Gangguan fungsi paru adalah gangguan atau penyakit yang dialami oleh

    paru-paru yang disebabkan oleh berbagai sebab, misalkan virus, bakterti, debu

    maupun partikel lainnya.Penyakit-penyakit pernafasan yang diklasifikasikan karena

  • 30

    uji spirometri ada 2 macam, yaitu penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan-

    gangguan ventilasi obstruksi dan penyakit-penyakit yang menyababkan respirasi

    restriktif (Guyton, 1995:379).

    2.5.1 Pneumonitis Alergi Ekstriksik

    Pneumonitis alergi ekstriksik adalah gangguan yang disebabkan oleh suatu

    reaksi hipersensitivitas terhadap debu yang terintalasi.

    2.5.2 Pneumokoniosis

    Pneumokoniosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh

    penimbunan debu-debu dalam paru-paru.

    2.6 Kapasitas Vital Paru

    Kapasitas vital paru adalah jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari

    paru setelah inspirasi maksimal (William F. Ganong, 2002:625). Kapasitas paru

    dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :

    1. Kapasitas inspirasi

    Kapasitas inspirasi sama dengan kapasitas tidal volume ditambah dengan

    volume cadangan inspirasi yaitu jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang

    dimulai pada tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah

    maksimal.

    2. Kapasitas Residu Fungsionalis

    Kapasitas Residu Fungsionalis yaitu jumlah udara yang tersisa dalam

    paru pada akhir ekspirasi normal, dimana ekspirasi normal itu dinyatakan kurang

    lebih 2300 mL.

  • 31

    3. Kapasitas Vital

    Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi dan volume

    cadangan ekspirasi, yaitu jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari

    seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan

    kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kurang lebih 4600 mililiter).

    4. Kapasitas Paru Total

    Kapasitas paru total merupakan volume maksimum pengembangan paru-paru

    dengan usaha inspirasi yang sebesar mungkin dengan inspirasi paksa kurang lebih

    5800 mililiter (Syaifudin, 2006:199).

    2.6.1 Alat pemeriksaan paru

    Alat yang digunakan dalam pengukuran kapasitas vital paru adalah

    spirometer. Alat ini mudah digunakan, dapat diandalakan dan relatif murah. Alat ini

    dapat digunakan untuk melakukan berbagai uji, tetapi yang paling bermanfaat dan

    dapat di ulang adalah FEV (Forced Expiratory Volume / Volume Ekspirasi

    Paksa dalam Satu Detik) dan FCV (Forced Vital Capacity / Volume udara yang dapat

    dihembuskan secara kuat dari paru setelah pernafasan maksimal , dimana

    tergantung pada karakteristik umur, jenis kelamin, dan tinggi badan). Pengukuran

    fungsi respirasi yang penting adalah jumlah ekspirasi kuat dalam satu detik, yang

    disebut sebagai forced expiratory volume (Roger Watson, 1997:309).

    2.7 Kerangka Teori

    Berdasarkan uraian dalam tinjauan pusataka, maka disusun kerangka teori

    mengenai hubungan masa kerja dan kesadaran penggunaan alat pelindung diri

  • 32

    (masker) terhadap kapasitas vital paru operator SPBU Jalan Sultan Agung Semarang

    (Gambar 2.2).

    Gambar 2.2: Kerangka Teori

    Keterangan :

    : Menyebabkan

    Sumber: (Guyton, 1994 dan Tambayong, 2001(1)

    ; Depkes RI, 2003(2); Sumamur

    P.K, 1996(3)

    ; Ganong, 2002(4)

    ; Budiono, 2003 dan Gill, 2005(5)

    ).

    Variabel Bebas

    Faktor Internal

    1. Usia(1)

    2. Jenis kelamin(1)

    3. Status gizi(3)

    4. Riwayat(4)

    penyakit paru

    Faktor Eksternal

    1. Kebiasaan

    merokok(2)

    2. Kebiasaan

    olahraga(1)

    3. Pemakaian alat

    pelindung diri(5)

    4. Masa kerja(3)

    Kapasitas Vital Paru

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep

    Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

    terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti, atau dapat diartikan

    sebagai suatu hubungan atau kaitan antara konsep atau variabel yang akan diamati

    melalui penelitian yang dimaksudkan (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:33).

    Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah (Gambar 3.1).

    Gambar 3.1: Kerangka Konsep

    3.2 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan

    penelitian, yang harus diuji kesahihannya secara empiris (Sugigdo Sastroasmoro,

    1995: 15). Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah :

    1. Terdapat hubungan antara pengaruh masa kerja terhadap kapasitas vital paru

    (KVP) pada operator SPBU Jalan Sultan Agung Semarang.

    Masa Kerja

    Penggunaan APD

    (Masker)

    Kapasitas Vital Paru

    (KVP)

    Emisi Kendaraan

    Bermotor

  • 34

    2. Terdapat hubungan antara kesadaran penggunaan alat pelindung diri (masker)

    terhadap kapasitas vital paru (KVP) pada operator SPBU Jalan Sultan Agung

    Semarang.

    3.3 Variabel Penelitian

    Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

    dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

    tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah :

    1. Variabel bebas, antara lain : masa kerja dan pemakaian alat pelindung diri

    (masker).

    2. Variabel terikat, antara lain : kapasitas vital paru.

    3.4 Definisi Operasional

    Penjelasan definisi operasional merupakan matrik yang memuat tentang

    variabel penelitian, alat ukur, kategori, dan skala pengukuran.Adapun definisi

    operasional penelitian (Tabel 3.1).

    Tabel 3.1: Definisi Operasional

    Variabel Definisi

    Operasional

    Cara

    ukur

    Alat ukur Kategori Skala

    1) Kapasitas Vital Paru

    Jumlah udara

    maksimum

    yang dapat

    dikeluarkan

    oleh

    responden

    setelah

    terlebih

    dahulu

    mengisi paru

    Mengukur

    langsung

    kapasitas

    vital paru

    responden

    Spirometer 1. Berat 50%

    2. Sedang 51-59%

    3. Normal >80%

    Ordinal

  • 35

    dengan udara

    secara

    maksimum

    2) Masa Kerja Kurun waktu atau lamanya

    responden

    bekerja

    sebagai

    operator

    SPBU di Jalan

    Sultan Agung

    Semarang

    Pengisian

    kuesioner

    Kuesioner 1. Masa kerja

    lama >10

    tahun

    2. Masa kerja

    sedang 6-

    10 tahun

    3. Masa kerja baru

  • 36

    3.6.2 Sampel Penelitian

    Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Soekidjo

    Notoatmodjo, 2010: 115). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

    menggunakan total sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan cara

    menetapkan seluruh anggota sampel (Notoatmodjo, 2002).

    3.7 Instrumen Penelitian

    Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data

    (Soekidjo Notoatmojo, 2002: 48). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

    meliputi :

    3.7.1 Kuesioner

    Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

    memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal

    yang ia ketahui (Soekidjo Notoadmojo, 2005: 116). Pertanyaan dalam kuesioner

    yang digunakan pada penelitian ini bersifat tertutup dengan jawaban yang sudah

    disediakan.Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mendapat data mengenai

    masa kerja dan kebiasaan penggunaan alat pelindung diri.

    3.7.2 Pengukuran

    1. Pengukuran kapasitas vital paru responden yang akan diteliti dengan

    menggunakan spirometer Hutchinson.

    2. Pengukuran berat badan responden yang akan diteliti dengan menggunakan

    timbangan injak.

  • 37

    3. Pengukuran tinggi badan responden yang akan diteliti dengan menggunakan

    mikrotoise.

    3.8 Teknik Pengumpulan Data

    3.8.1 Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung pada saat penelitian dan

    dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, pengukuran kapasitas vital

    paru.Kuesioner pada penelitian ini diberikan langsung pada sampel (operator SPBU

    di Jalan Sultan Agung Semarang).Kuesioner tersebut juga telah ditentukan skor

    nilainya pada setiap pertanyaannya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

    tertutup untuk memudahkan responden dalam memberikan jawaban, karena

    responden tinggal memilih jawaban dari alternatif-alternatif jawaban yang telah

    ditetapkan, dan juga juga menghemat waktu. Pengukuran kapasitas vital paru pada

    responden dilakukan secara langsung menggunakan alat spirometer.

    3.8.2 Data Sekunder

    Data-data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada lokasi

    penelitian.Data yang diperoleh adalah data tentang jumlah operator SPBU di Jalan

    Sultan Agung Semarang.

    3.9 Analisis Data

    Data mentah yang telah dikumpulkan peneliti kemudian dianalisis dalam

    rangka memberikan arti yang berguna untuk pemecahan masalah pada penelitian ini.

    Adapun langkah-langkah dalam menganalisis penelitian adalah :

    1. Editing : untuk meneliti kembali kuesioner yang telah diisi.

  • 38

    2. Coding : langkah untuk memberikan kode jawaban responden.

    3. Entry :memasukkan data yang diperoleh dengan menggunakan komputer.

    4. Tabulating : proses pengelompokkan jawaban yang serupa dalam suatu tabel dan

    menjumlahkannya.

    3.9.1 Analisis Univariat

    Analisis univariat untuk mengadeskripskan variable independent dan

    mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari masing-masing variable

    independent tersebut.Variable independentdari penelitian ini adalah masa kerja dan

    pemakaian alat pelindung diri (masker).

    3.9.2 Analisis Bivariat

    Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variable

    dependent (kapasitas vital paru) dengan variable independent (masa kerja dan

    pemakaian alat pelindung diri masker).Adapun dalam analisis ini digunakan tabulasi

    silang dari masing-masing data menggunakan uji chi square.Tabulasi silang dari

    kapasitas vital paru terhadap masa kerja menggunakantabel 3x3, sedangkan untuk

    kapasitas vital paru terhadap pemakaian alat pelindung diri maskermenggunakan

    tabel 3x2. Apabila tidak dijumpai expected count kurang dari 5 atau dijumpai

    expected count kurang dari 5 tetapi tidak lebih dari 20% jumlah sel maka uji

    hipotesis yang digunakan adalah uji chi square dengan membaca bagian pearson chi

    square, namun apabila ada persyaratan yang tidak memenuhi maka digunakan uji

    alternatifnya yaitu penggabungan sel (Widya, dkk, 2013: 139).

  • 39

    DAFTAR PUSTAKA

    _______, 2005, Toksikologi Lingkungan, Airlangga University Press, Surabaya.

    Bisma Murti, 1997,Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta: Gajah

    Mada University Press.

    Darmanto Djojodibroto, 2007, Respirologi, Jakarta: EGC.

    Eko Budiarto, 2001,Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarat,

    Jakarta: EGC.

    Evelyn C. Pearce, 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta:

    Gramedia.

    Ganong, 2002, Fisiologi Kedokteran ((Review of Medical Physiology), Terjemahan

    dr M Djauhari Widjajakusuma, Edsi 17, Jakarta: EGC.

    Gill Harrington, 2005, Buku Saku Kesehatan Kerja, Jakarta: EGC.

    Guyton C. Arthur, 1994, Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC.

    http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&id_subyek=17&notab=12

    J. Mukono, 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Universitas

    Airlangga Press.

    Juli Soemirat, 2000, Epidemiologi Lingkungan, Yogyakarta: Gajah Mada University

    Press.

    Riyadina, 1997, Pengaruh Pencemaran Pb (Plumbum) Terhadap Kesehatan,

    Media Litbangkes Vol. VII, Hal.29-32.

    Soekidjo Notoatmodjo, 2010,Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka

    Cipta.

    Sudigdo Sastroasmoro, 1995,Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta:

    Binarupa Aksara.

    Sugeng, A. M, Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja, Badan Penerbit

    Universitas Diponegoro, Semarang, 2003.

    Sumamur P.K., 1996, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT Gunung Agung.

  • 40

    Syaifudin, 2006, Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat, Jakarta: PT

    Gunung Agung.

    Tambayong, 2001, Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan, Jakarta: Rineka Cipta.

    Widya Hary Cahyati, dkk., 2013,Buku Ajar Biostatistika Inferensia, Semarang:

    UPT Unnes Press.

    Wisnu Arya W., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta: Andi

    Yogyakarta.