Top Banner
NURSING MOUTH CARIES (NMC) 1. Definisi Nursing Mouth Caries (NMC) Nursing mouth caries (NMC) pertama kali diamati pada awal tahun 1862. NMC dikenal juga dengan nama Nursing Caries, Bottle Mouth Caries, Nursing Bottle Caries, dan Babby Bottle Tooth Decay. NMC merupakan suatu penyakit yang timbul karena kebiasaan pemberian air susu yang tidak tepat baik air susu ibu (ASI) ataupun susu botol, kebiasaan menggunakan botol yang berisi cairan manis seperti susu dan jus buah pada saat tidur atau sepanjang hari dan saat tidur siang dan malam hari akan menyebabkan kerusakan yang sangat cepat pada gigi sulung. NMC adalah suatu bentuk karies rampan yang agresif yang biasnya dihubungkan dengan pemberian susu yang tidak tepat bukan hanya melalui botol yang mengandung cairan manis tetapi juga melalui pemberian air susu ibu (ASI) dalam jangka waktu yang lama. Istilah NMC sering dipakai untuk menunjukkan kerusakan karies yang sangat luas pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini dikenal sebagai karies gigi sulung yang umum terjadi setelah beberapa bulan erupsi yang mengenai gigi anterior rahang atas dan molar sulung rahang atas dan rahang bawah serta gigi kaninus rahang bawah, namun jarang mengenai gigi insisif rahang bawah karena posisinya yang terlindung oleh lidah. NMC umumnya terjadi pada anak usia 0-3 tahun. Teori terdahulu menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya karies ini adalah kebiasaan minum susu atau cairan manis lainnya dari botol, oleh karena itu karies ini sering dikenal juga dengan Nursing Bottle Caries. Saat ini, selain faktor tersebut diyakini pemberian air susu ibu (ASI) yang tidak benar pun dapat menyebabkan terjadinya NMC. Bayi yang dibiarkan tertidur sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam mempunyai risiko yang tinggi untuk terkena NMC, bahkan NMC detemukan pada bayi yang mendapat ASI secara eksklusif tanpa pernah diberi susu melalui botol. Selain karena minum susu melalui botol, karies yang mengenai gigi sulung anterior beberapa bulan setelah erupsi dan cepat menyebar pada gigi sulung lain
23

61796697 Nursing Mouth Caries

Apr 28, 2015

Download

Documents

Eduw Ls
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 61796697 Nursing Mouth Caries

NURSING MOUTH CARIES (NMC)

1. Definisi Nursing Mouth Caries (NMC)

Nursing mouth caries (NMC) pertama kali diamati pada awal tahun 1862.

NMC dikenal juga dengan nama Nursing Caries, Bottle Mouth Caries, Nursing

Bottle Caries, dan Babby Bottle Tooth Decay. NMC merupakan suatu penyakit

yang timbul karena kebiasaan pemberian air susu yang tidak tepat baik air susu

ibu (ASI) ataupun susu botol, kebiasaan menggunakan botol yang berisi cairan

manis seperti susu dan jus buah pada saat tidur atau sepanjang hari dan saat tidur

siang dan malam hari akan menyebabkan kerusakan yang sangat cepat pada gigi

sulung.

NMC adalah suatu bentuk karies rampan yang agresif yang biasnya

dihubungkan dengan pemberian susu yang tidak tepat bukan hanya melalui botol

yang mengandung cairan manis tetapi juga melalui pemberian air susu ibu (ASI)

dalam jangka waktu yang lama. Istilah NMC sering dipakai untuk menunjukkan

kerusakan karies yang sangat luas pada bayi dan anak-anak. Kondisi ini dikenal

sebagai karies gigi sulung yang umum terjadi setelah beberapa bulan erupsi yang

mengenai gigi anterior rahang atas dan molar sulung rahang atas dan rahang

bawah serta gigi kaninus rahang bawah, namun jarang mengenai gigi insisif

rahang bawah karena posisinya yang terlindung oleh lidah. NMC umumnya

terjadi pada anak usia 0-3 tahun.

Teori terdahulu menyatakan bahwa faktor penyebab terjadinya karies ini

adalah kebiasaan minum susu atau cairan manis lainnya dari botol, oleh karena itu

karies ini sering dikenal juga dengan Nursing Bottle Caries. Saat ini, selain faktor

tersebut diyakini pemberian air susu ibu (ASI) yang tidak benar pun dapat

menyebabkan terjadinya NMC. Bayi yang dibiarkan tertidur sambil menyusu pada

ibunya sepanjang malam mempunyai risiko yang tinggi untuk terkena NMC,

bahkan NMC detemukan pada bayi yang mendapat ASI secara eksklusif tanpa

pernah diberi susu melalui botol.

Selain karena minum susu melalui botol, karies yang mengenai gigi sulung

anterior beberapa bulan setelah erupsi dan cepat menyebar pada gigi sulung lain

Page 2: 61796697 Nursing Mouth Caries

ini biasanya disebabkan karena perpindahan Streptococcus mutans dari ibu ke

bayinya. Kerusakan ini juga bersumber dari pemberian susu botol menjelang tidur

yang dipengaruhi oleh Streptococcus mutans.

NMC dapat dicegah dengan mulai menghatikan kebiasaan minum botol atau

air susu ibu (ASI) sampai anak tertidur. Selain itu, cara memelihara kesehatan gigi

dan mulut anak sejak dini seperti cara pemberian susu, frekuensi, dan waktu

menyikat gigi yang benarakan mengurangi risiko terjadinya NMC.

2. Etiologi dan Patogenesis Nursing Mouth Caries

Pemberian susu melalui botol bukan satu-satunya faktor penyebab NMC dan

kemungkinan juga pemberian susu malalui botol dan ASI berkepanjangan hany6a

faktor predisposisi saja. Menurut Schurss sebab-sebab karies ini antara lain :

1) Minum susu botol dalam jangka watu yang lama (sampai umur lebih dari satu

tahun).

2) Minum susu atau cairan manis lainnya melalu botol pada waktu menjalang

tidur dan setiap waktu anak menginginkannya.

3) Minum ASI dalam waktu lama dan selama tertidur selama tertidur puting ibu

masih didalam mulut anak.

Ketika bayi aktif menyusu ia akan menempatkan puting susu pada batas antara

palatum keras dan palatum lunak dengan lidah memenuhi rongga mulut, dan tanpa

disadari walaupun air susu telah ditelan namun masih terdapat air susu yang

tersisa dalam jumlah sedikit. Jika ibu ikut tidur dan bayi tidak melepaskan puting

susu dari mulutnya maka sisa susu akan menggenang dalam mulut bayi dan

berkontak dengan permukaan palatal dari gigi insisif atas, air susu menggenangi

permukaan oklusal dan lingual gigi posterior.

Terjadinya penumpukan air susu di leher gigi anterior akan menyebabkan

fermantasi laktosa serta gula yang terdapat pada susu tersebut, sehingga

mempercepat proses terjadinya karies. Bakteri yang terdapat di dalam rongga

mulut akan mengubah gula menjadi asam, asam inilah yang akan

mengahancurakan email dan dentin. Lesi ini berjalan simetris dari rahnag atas dan

rahang bawah baik bagian kiri maupun bagian kanan. Ketika tidur terjadi

Page 3: 61796697 Nursing Mouth Caries

penurunan jumlah produksi saliva sehingga efek pembersihan pada rongga mulut

deri susu yang masih tersisa menjadi lambat. Oleh karena itu, apabila aliran saliva

berkurang atau hilang maka karies mungkin tidak akan terkendali.

2.1 Nursing Mouth Caries Akibat Susu Botol (Pengganti Air Susu Ibu)

Terdapat bermacam-macam istilah untuk makanan pengganti ASI (PASI),

misalnya susu formula, formula bayi, susu buatan, susu bayi, makanan bayi, atau

makanan buatan untuk bayi. Bahan pokok PASI lazimnya susu sapi, tapi untuk

keperluan tertentu dipakai kacang kedelai. Namun untuk pemberiannya terhadap

bayi, komposisi nutriennya harus dimodifikasi sesuai untuk kebutuhan bayi. ASI

merupakan makanan yang ideal untuk bayi, maka susunan dan kandungan nutrien

pada PASI biasanya mengacu pada komposisi ASI.

Susu formula biasanya diberi tambahan sukrosa. Sukrosa, glukosa, dan

fruktosa merupakan pemanis utama yang sering digunakan dalam industri. Perlu

diperhatikan dalam susu formula tidak mengandung sukrosa tinggi karena

berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sukrosa sangat kariogenik.

Banyak bayi yang baru lahir diberi makanan dari botol menggunakan dot. Bila

kebiasaan tersebut berlanjut, baahkan setelah 20 bulan atau lebih. Sebagai

akibatnya tidak saja menyebabkan kecanduan anak untuk menggunakan botol

tetapi merupakan risiko potensial pada kebiasaan buruk dan karies. Susu tanpa

gula bila berkontak lama dengan gigi menyebabkan karies, dengan ditambahkan

gula walaupun berkontak dengan singkat kariogenitasnya meningkat, terutama

bila pemberiannya menjelang tidur sehingga dalam keadaan tidur gula dalam

makanan tersebut tersimpan lama di dalam mulut. Kemungkinan lain yang dapat

terjadi adalah cairan dari botol akan mengalir terlalu cepat, sehingga anak akan

mendorong lidahnya ke depan untuk menutup aliran susu sementara menelan

untuk mencegah agar tidak tersedak. Keadaan ini jika berlanjut akan menjdai

kebuiasaan buruk anak yang selanjutnya mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan dentofasial seperti mulut yang berkembang atau gigi yang tampak

jarang.

Page 4: 61796697 Nursing Mouth Caries

2.2 Nursing Mouth Caries Akibat Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup bulan

selama usia bulan-bulan pertama, dan yang paling cocok dari semua susu yang

tersedia untuk bayi karena secara unik disesuaikan untuk kebutuhan bayi.

Pada bayi sampai umur 6 bulan yang mendapat ASI dari ibu yang sehat tidak

terdapat gejala defisiensi elemen lain sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam

ASI terdapat cukup elemen-elemen untuk tumbuh. Hubungan ASI sebagai faktor

penyebab terjadinya NMC masih dipertanyakan. Beberapa ahli menyatakan

bahwa ASI tidak dapat dikatakan sebagai salah satu faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya karies.

Namun kenyataannya, baik ASI maupun susu sapi bersifa kariogenik bila susu

dibiarkan menggenang pada gigi. Bahkan NMC ditemukan pada bayi yang

mendapat ASI ekslusif tanpa pernah diberi susu melalui botol. Bayi yang tertdur

sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam diyakini mempunyai risiko yang

tinggi untuk terkena NMC.

3. Gambaran Klinis Nursing Mouth Caries

Gambaran klinis dari NMC mempunyai pola dan tipe yang khusus. Gambaran

pola kariesnya terlihat jelas, dengan lesi terutama pda bagian labial dan insisif

atas, dan atau pada palatal molar atas. Tipe kariesnya sejalan dengan lengkung

gigi insisif rahang atas. Proses kariesnya cenderung aktif, gigi lainnya akan

terpengaruh sejalan dengan erupsinya yaitu akan mengenai molar kesatu rahang

atas, kaninus rahang bawah, dan molar kedua namun jarang mengenai insisif

rahang bawah, hal ini mungkin terjadi karena posisinya yang terlindung oleh

lidah. Proses terjadinya karies pada maksila dan mandibula tergantung dari tiga

faktor utama yaitu urutan erupsi, lamanya melakukan kebiasaan, dan pola otot

saat bayi menghisap.

Page 5: 61796697 Nursing Mouth Caries

Gambar 1. Karies yang terjadi pada molar kesatu rahang atas, kaninus rahang

bawah, dan molar kedua namun jarang mengenai insisif rahang bawah

Karies ini memiliki manifestasi klinis yang khusus, berdasarkan tahap-tahap

yang dapat diprediksi sesuai sengan pla erupsi gigi. Tahap perkembangan karies

ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu :

1. Tahap awal (initial, reversibel)

Pada tahap ini terlihat warna opak, putih seperti susu yang merupakan proses

demineralisasi gigi di daerah servikal, kadang-kadang juga terlihat di daerah

proksimal gigi anterior atas.

2. Tahap karies (tahap kerusakan gigi)

Lesi pada gigi anterior atas meluas ke dentin dan sudah menunjukkan adanya

perubahan warna gigi. Gigi yang terkena biasanya anterior atas pada permukaan

labial, lingual, dan kadang-kadang di proksimal. Anak mulai mengeluh adanya

rasa sakit apabila makan makanan yang sangat dingin seperti es krim. Gigi molar

kesatu sudah mulai terkena karies awal.

3. Tahap lesi dalam

Pada tahap ini karies pada gigi anterior atas sudah lebih luas dan dalam,

tergantung pada waktu kapan erupsi giginya, kariogenitas makanan atau minuman

dalam botol, dan frekuensi minum dalam botol, tahap ini tercapai dalam waktu 10

sampai 14 bulan. Pada saai ini gigi molar kesatu atas udah sampai tahap karies

sedangkan gigi molar kesatu rahang bawah mula-mula masih tahap karies awal.

Biasanya sudah ada keluhan sakit spontan pada gigi insifus rahng atas waktu

malam. Seringkali gigi menjadi sedemikian rapuh sehingga gigi insisif mudah

patah. Tahap ini merupakan tahap perkembangan karies botol yang sudah lanjut.

Kemudian gigi mulai menunjukkan gejala pulpitis, sedangkan gigi insisif atas

Page 6: 61796697 Nursing Mouth Caries

mungkin sudah non vital. Gigi molar kesatu bawah mencapai tahap karies botol

yang kedua, dan gigi kaninus atas dan bawah serat gigi molar kedua atas dan

bawah juga mungkin masuk pada tahap kedua.

4. Tahap karies terhenti

Semua tahap akan terhenti apabila penyebab karies telah dihilangkan. Selama

masa remineralisasi sebagian atau seluruh lesi karies terlihat berwarna cokelat tua

kehitam-hitaman.

4. Pencegahan Nursing Mouth Caries

Cara mencegah tejadinya NMC tidak berbeda dengan pencegahan terhadap

karies pada umumnya. Tindakan pencegahan yang dilakukan dokter gigi adalah

melalui diagnosa dini dan perawatan yang tepat.

4.1 Melakukan Kunjungan ke Dokter Gigi

NMC dapat dicegah dengan penyuluhan yang diberikan terhadap orang tua

mengenai alasan pentingnya anak memperoleh pemeriksaan gigi oleh dokter gigi

untuk pertama kalinya pada usia 6 sampai dengan 12 bulan. Orang tua akan

mendapat tuntunan bagaimana cara membersihkan gigi anak dan pola makan yang

baik untuk anak agar gigi tidak berlubang.

Gigi anak sangat rentan terhadap karies karenanya orang tua harus sangat

memperhatikan setiap makanan yag diberikan kepada ana. Pencegahan karies

yang dapat dilakukan pertama kali pada anak adalah membersihkan giginya sejak

erupsi pertama. Agar terhindar dari NMC maka setelah anak selesai menyusu

bersihkanlah gigi anak dan gusinya dengan menggunakan kapas atau kain lap

yang bersih untuk menghilangkan sisa-sisa susu yang masih melekat pada gigi.

Peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi anaknya,

terutama dalam memotivasi anaknya untuk menggosok gigi secara teratur.

Menggosok gigi dua kali sehari setelah sarapan dan sebelum tidur dengan

menggunakan sikat gigi dengan kepala sikat yang kecil dan pegangan yang besar

serta dengan pasta gigi dengan kadar flour yang rendah.

Page 7: 61796697 Nursing Mouth Caries

4.2 Imunisasi

Banyak penyait infeksi didalam tubuh yang bisa dicegah melalui imunisasi.

Demikian juga dengan karies gigi, kemungkinan dapat dicegah dengan imunisasi

karena salah satu faktor yang terlibatadalah bakteri kariogenik yaitu

Streptococcus mutans serotipe c sehingga dapat dikatakan bahwa karies gigi

merupakan penyakit infeksi.

Secara imunologis, imunisasi bertujuan untuk merangsang pembentukan

antibodi di dalam tubuh dengan antigen. Antibodi yang berperan dalam

melindungi gigi adalah imunoglobulin A sekretori (IgAs) yang terdapat dalam

saliva. Oleh karena itu, antibodi yang harus ditingkatkan produksinya adalah IgAs

saliva yang mempunyai efek protektif terhadap antigen penyebab karies.

4.3 Menghentikan Kebiasaaan

Kebiasaan minum susu melalui botol yang terlalu lama akan mempengaruhi

kebersihan mulut anak. Hindari menggunakan botol pada saat tidur, baik siang

maupun malam hari. Ketika anak menyusu sebaiknya botol dipegang oleh orang

tua. Jangan biarkan botol dipegang oleh anak karena hal ini akan menyebabkan

kesulitan untuk disapih. Hentikan juga pemberian air susu ibu yang terlalu lama

pada malam hari, jangan biarkan anak menyusu sepanjang malam dan segera

lepaskan bayi dari puting susu ibu ketika selesai menyusu.

Hindari penggunaan botol setelah anak mencapai usia 1 tahun, sebaiknya anak

segera diberi minum melalui gelas. Kebanyakan anak sudah bisa memegang dan

belajar untuk minum melalui gelas pada usia tersebut.

4.4 Kontrol Diet

Hubungan antara diet dan karies telah ditegaskan dalam beberapa penelitian.

Makanan mengandung karbohidrat yang dapat difermentasikan akan

meningkatkan risiko terjadinya karies, bakteri plak akan mengubahnya menjadi

asam. Semua karbohidrat dapat diubah menjadi asam, hal ini menunjukkan bahwa

hampir semua produk makanan terutama makanan manis akan meningkatkan

Page 8: 61796697 Nursing Mouth Caries

risiko terjadinya karies. Oleh karena itu, dokter gigi harus dapat memberi

penyuluhan mengenai konsumsi makanan yang mengandung produk kariogenik.

4.5 Pemberian Flour

Flour sangat efektif untuk mencegah terjadinya karies karena mempunyai

manfaat utama yaitu untuk meningkatkan proses remineralisasi pada email dan

menurunkan produksi asam pada plak. Flour diberikan secara sistemik, topikal,

ataupun keduanya akan memberi kekuatan pada gigi dari kemungkinan terjadinya

karies. Tujuan ini dapat dicapai tergantung pada usia saat mendapat perawatan,

konsentrasi, frekuensi pemberian flour, dan alat bantu yang digunakan saat

dilakukannya perawatan.

Tabel 1. Pemberian Flour

Sistemik TopikalAir minum

Tablet garam

Susu

Tablet flour

Tetes flour

Pasta gigi

Obat kumur

Varnis

Gel

Tablet hisap

Permen karet

4.6 Pit dan Fissure Sealant

Pit dan fissure sealant digunakan dengan pemikiran bahwa selama orifis dan

fissure yang dalam tetap tertutup, proses karies tidak akan terjadi. Pemakaian

sealant adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya hal ini dan telah

dianjurkan untuk permukaan olkusal gigi anak-anak dan remaja.

Pit dan fissure sealant adalah perawatan preventif yang ideal untuk gigi molar

tetap kesatu dan kedua. Diberikan pada gigi molar tetap pertama diantara usia 6

sampai dengan 8 tahun sedangkan untuk molar tetap kedua diantara usia 11

sampai dengan 12 tahun. Dapat juga diindikasikan untuk molar sulung pada anak

yang berisiko tinggi terkena karies. Fissure sealant harus selalu dilakukan sebagai

bagian perawatan prevebtif yang menyeluruh, yang meliputi penyuluhan diet,

instruksi kebersihan mulut dan pemberian flour.

Page 9: 61796697 Nursing Mouth Caries

5. Perawatan Nursing Mouth Caries

Banyaknya macam karies yang mengenai gigi maka perawatan yang

dibutuhkan berbeda-beda untuk tiap jenis karies, bergantung pada letak karies dan

peradangan pulpanya. Agar anak dapat terbebas dari rasa sakit yang disebabkan

oleh karies, maka perlu dipilih bahan dan teknik perawatan secara tepat perlu

dipertimbangkan sejak awal.

Sebelum dilakukan perawatan gigi sulung perlu diketahui keadaan kerusakan

gigi akibat karies tersebut. Proses karies gigi sulung , akibat kerusakannya, dan

penyebarannya dapat diketahui karena memberikan tanda-tanda atau karakteristik-

karakteristik tertentu. Pada gigi dengan karies yang telah mengenai saluran akar

hendaknya dilakukan perawatan endodontik terlebih dahulu sebelum dilakukan

penambalan, sedangkan pada gigi dengan karies yang belum mengenai pulpa

dapat langsung dilakukan penambalan.

5.1 Perawatan Endodontik

Perawatan endodontik adalah pembuangan seluruh jaringan pulpa yang

terinfeksi kemudian mengisinya kembali dengan bahan yang dapat diresorpsi

secara fisiologis. Perawatan endodontik pada gigi sulung adalah teknik perawatan

gigi pada pulpa yang telah terbuka oleh karies, kecelakaan pada waktu preparasi

kavitas, trauma, atau fraktur gigi.

Prinsip utama perawatan endodontik adalah mencegah penyebaran karies gigi

yang lebih luas dan merestorasi gigi yang telah rusak sehingga dapat berfungsi

dengan normal. Perawatan endodontik diharapkan dapat mempertahankan gigi

sulung pada lengkung rahang dalam keadaan tidak patologis, sehingga tetap

berfungsi dengan baik sampai digantikan oleh gigi tetapnya.

Tujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien

dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan

jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar

dapat diterima secara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak

Page 10: 61796697 Nursing Mouth Caries

terdapat lagi simtom, dapat berfungsi dengan baik dan tidak ada tanda-tanda

patologis yang lain. Faktor pertimbangan khusus diperlukan pada saat

memutuskan rencana perawatan yang sesuai untuk gigi geligi sulung yaitu untuk

mempertahankan panjang lengkung rahang.

5.1.1 Pulp Capping

Pulp capping didefinisikan sebagai aplikasi dari salah satu atau beberapa lapis

bahan pelindung di atas pulpa vital yang terbuka. Bahan yang biasa digunakan

untuk pulp capping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang

pembentukan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain. Tujuan

pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan

melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat memperhatikan vitalitasnya.

Teknik pulp capping ini ada dua cara yaitu indirect pupl capping dan direct pulp

capping.

• Indirect Pulp Capping

Istilah ini digunakan untuk menunjukan penempatan bahan adhesif di atas sisa

dentin karies. Tekniknya meliputi pembuangan semua jaringan karies dari tepi

kavitas dengan bor bundar kecepatan rendah. Lalu lakukan ekskavasi sampai

dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar

pulpa.

Basis pelindung pulpa yang biasa dipakai yaitu zinc okside eugenol atau dapat

juga dipakai kalsium hidroksida yang diletakan di dasar kavitas. Apabila pulpa

tidak lagi mendapat iritasi dari lesi karies diharapkan jaringan pulpa akan bereaksi

secara fisiologis terhadap lapisan pelindung dengan membentuk dentin sekunder.

Agar perawatan iniberhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi.

Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal

ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau

tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (pulpotomi).

Page 11: 61796697 Nursing Mouth Caries

• Direct Pulp Capping

Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke

jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva,

kalsium hidroksida dapat ditempatkan di dekat pulpa dan selapis semen zinc

okside eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lantai pulpa dan biarkan mengeras

untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi di restorasi. Pulpa

diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk

dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa di sekitar daerah terbuka

tersebut harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.

Langkah-langkah Pulp Capping :

1. Siapkan peralatan dan bahan.

Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.

2. Isolasi gigi.

Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan

saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.

3. Preparasi kavitas.

Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu

kira-kira 0,5 mm ke dalam dentin. Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan

dengan hentakan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.

4. Ekskavasi karies yang dalam

Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan

menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan

bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat

dilakukan pulp capping.

5. Berikan kalsium hidroksida.

Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam

termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.

Page 12: 61796697 Nursing Mouth Caries

5.1.2 Pulpotomi

Pulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti

oleh penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan atau

memumifikasikan sisa jaringan pulpa vital di akar gigi. Pulpotomi disebut juga

pengangkatan jaringan pulpa. Biasanya jaringan di pulpa di bagian koronal yang

cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk memepertahankan vitalitas jaringan

pulpa dalam saluran akar. Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus

yang melibatkan kerusakan pulpa yang cukup serius namun belum saatnya gigi

tersebut untuk dicabut, pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa

menimbulkan simtom-simtom khususnya pada anak-anak.

Saat ini para dokter gigi banyak menggunakan formokresol untuk perawatan

pulpotomi. Formokresol merupakan salah satu obat pilihan dalam perawatan

pulpa gigi sulung dengan karies atau trauma. Beberapa tahun ini penggunaan

formokresol sebagai pengganti kalsium hidroksida untuk perawatan pulpotomi

pada gigi sulung semakin meningkat. Bahan aktif dari formokresol yaitu 19%

formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin dan air. Trikresol merupakan

bahan aktif yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan antiseptik

untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau

inflamasi sedangkan formaldehid berpotensi untuk memfiksasi jaringan

Beberapa studi telah dilakukan untuk membandingkan formokresol dengan

kalsium hidroksida dan hasilnya memperlihatkan bahwa perawatan pulpotomi

dengan formokresol pada gigi sulung menunjukkan tingkat keberhasilan yang

lebih baik daripada penggunaan kalsium hidroksida. Formokresol tidak

membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk suatu zona fiksasi dengan

kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital. Keuntungan

formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu

formokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler

untuk menguatkan jaringan.

Page 13: 61796697 Nursing Mouth Caries

Perawatan pulpotomi formokresol hanya dianjurkan untuk gigi sulung saja,

diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang

pulpanya terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan.

• Pulpotomi Vital

Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan

untuk gigi sulung :

1) Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa

sakit saat perawatan

2) Isolasi gigi. Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi

dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.

3) Preparasi kavitas. Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh

permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar

pulpa.

4) Ekskavasi karies yang dalam.

5) Buang atap pulpa. Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece

berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke

mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.

6) Buang pulpa bagian korona. Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator

besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah.

7) Cuci dan keringkan kamar pulpa. Semprot kamar pulpa dengan air atau saline

steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris

dan sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan

dengan kapas steril.

8) Aplikasikan formokresol. Celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol,

buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam

kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.

9) Berikan bahan antiseptik. Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol

dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas

Page 14: 61796697 Nursing Mouth Caries

yang mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi

pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam

tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.

10) Restorasi gigi. Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum

menambal dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi

untuk mahkota stainless steel.

• Pulpotomi Non Vital

Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah

untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital,

menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi

bakteri yang tersisa di saluran akar. Perawatan endodontik untuk gigi sulung

dengan pulpa non vital yaitu perawatan pulpotomi mortal (pulpotomi devital) .

Pulpotomi mortal adalah teknik perawatan endodontik dengan cara

mengamputasi pulpa nekrotik di kamar pulpa kemudian dilakukan sterilisasi dan

penutupan saluran akar. Langkah-langkah perawatan pulpotomi devital :

Kunjungan pertama:

1) Siapkan instrumen dan bahan.

2) Isolasi gigi dengan rubber dam.

3) Preparasi kavitas.

4) Ekskavasi karies yang dalam.

5) Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece kecepatan

rendah.

6) Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor

bundar.

7) Cuci dan keringkan pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan

jarum steril.

8) Letakkan arsen atau euparal pada bagian terdalam dari kavitas.

Page 15: 61796697 Nursing Mouth Caries

9) Tutup kavitas dengan tambalan sementara. Bila memakai arsen instruksikan

pasien untuk kembali 1 sampai dengan 3 hari, sedangkan jika memakai euparal

instruksikan pasien untuk kembali setelah 1 minggu.

Kunjungan kedua :

1) Isolasi gigi dengan rubber dam.

2) Buang tambalan sementara. Lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non

vital. Bila masih vital lakukan lagi perawatan seperti pada kunjungan pertama,

bila pulpa sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya.

3) Berikan bahan antiseptik. Tekan pasta antiseptik dengan kuat ke dalam saluran

akar dengan cotton pellet.

4) Aplikasi semen zinc oxide eugenol.

5) Restorasi gigi dengan tambalan permanen.

5.1.3 Pulpektomi

Pulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. Pulpektomi

merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang

bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas.

Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp

capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya dapat

diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta

saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil.

Indikasi perawatan pulpektomi pada anak adalah gigi yang dapat direstorasi,

anak dengan keadaan trauma pada gigi insisif sulung dengan kondisi patologis

pada anak usia 4-4,5 tahun, tidak ada gambaran patologis dengan resorpsi akar

tidak lebih dari dua pertiga atau tiga perempat.

• Pulpektomi Vital

Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :

Page 16: 61796697 Nursing Mouth Caries

1) Pembuatan foto Rontgen. Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar

serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.

2) Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.

3) Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi

bakteri dan saliva.

4) Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang

dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur

steril.

5) Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar atau

bor bundar kecepatan rendah.

6) Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan

dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau

akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.

7) Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas

kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa

di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan

headstrom file.

8) Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan

darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang

telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran

akar selama 5 menit.

9) Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan

menggunakan jarum lentulo.

10) Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .

11) Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida

eugenol atau seng fosfat.

12) Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.

• Pulpektomi Non Vital

Page 17: 61796697 Nursing Mouth Caries

Perawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa non vital adalah

pulpektomi mortal (pulpektomi devital). Pulpektomi mortal adalah pengambilan

semua jaringan pulpanekrotik dari kamar pulpa dan saluran akar gigi yang non

vital, kemudian mengisinya dengan bahan pengisi. Walaupun anatomi akar gigi

sulung pada beberapa kasus menyulitkan untuk dilakukan prosedur pulpektomi,

namun perawatan ini merupakan salah satu cara yang baik untuk mempertahankan

gigi sulung dalam lengkung rahang. Langkah-langkah perawatan pulpektomi non

vital :

Kunjungan pertama :

1) Lakukan foto rontgen.

2) Isolasi gigi dengan rubber dam.

3) Buang semua jaringan karies dengan ekskavator, selesaikan preparasi dan

desinfeksi kavitas.

4) Buka atap kamar pulpa selebar mungkin.

5) Jaringan pulpa dibuang dengan ekskavator sampai muara saluran akar terlihat.

6) Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan membersihkan

debris.

7) Letakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol formalin pada kamar pulpa.

8) Tutup kavitas dengan tambalan sementara.

9) Instruksikan pasien untuk kembali 2 hari kemudian.

Kunjungan kedua :

1) Isolasi gigi dengan rubber dam.

2) Buang tambalan sementara.

3) Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling, dan

irigasi.

4) Berikan Beechwood creosote. Celupkan cotton pellet dalam beechwood

creosote, buang kelebihannya, lalu letakkan dalam kamar pulpa.

5) Tutup kavitas dengan tambalan sementara.

6) Instruksikan pasien untuk kembali 3 sampai dengan 4 hari kemudian.

Kunjungan ketiga :

Page 18: 61796697 Nursing Mouth Caries

1) Isolasi gigi dengan rubber dam.

2) Buang tambalan sementara.

3) Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang berfungsi sebagai stopper

masukkan pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai apeks.

4) Letakkan semen zinc fosfat.

5) Restorasi gigi dengan tambalan permanen.

5.2 Pembuatan Restorasi

Alat restorasi yang dapat digunakan untuk perawatan NMC adalah semen glass

ionomer, composit resin strip crown, dan mahkota stainless steel. Anak-anak

dengan keadaan seperti ini adalah mungkin untuk dilakukan preparasi kavitas

kelas III dan kelas IV. Semen glass ionomer dan resin komposit dapat digunakan

untuk restorasi lesi-lesi kelas III pada gigi sulung anterior, gabungan resin

komposit dan glass ionomer (compomer/compoglass) juga dapat digunakan untuk

lesi kelas IV. Sedangkan mahkota stainless steel digunakan untuk lesi karies pada

gigi posterior

.

5.2.1 Penumpatan

• Semen Glass Ionomer

Semen glass ionomer terbentuk karena reaksi antara bubuk kaca alumino

silikat yang khusus dibuat dengan asam poliakrilat. Setelah tercampur pasta

semen ini ditumpatkan ke dalam kavitas pada saat bahan ini belum mengeras.

Semen glass ionomer yang berisi logam perak dalam bubuknya telah

dikembangkan serta dikenal dengan nama generiknya yaitu cermet. Semen

semacam ini mempunyai ketahanan terhadap abrasi dan bersifat radiopak.

Semen glass ionomer sebaiknya tidak digunakan sebagai alat restorasi untuk

kerusakan gigi yang luas karena kurang kuat menerima daya kunyah yang

berlebih.

Langkah-langkah pembuatan restorasi Semen Glass Ionomer :

Page 19: 61796697 Nursing Mouth Caries

1) Isolasi gigi dengan menggunakan rubber dam.

2) Pembuatan outline kavitas untuk lesi yang luas, namun tidak dilakukan

extention for prevention.

3) Hilangkan semua jaringan karies menggunakan bor bundar kecepatan rendah

atau dengan instrumen tangan .

4) Oleskan asam poliakrilat selama 10 detik, lalu bilas dengan air dan keringkan.

5) Semen glass ionomer yang telah dikemas dalam kapsul, tekan kapsul terlebih

dahulu selama 3 detik untuk memudahkan pencampuran cairan dan bubuk yang

terdapat didalamnya. Lalu diaduk dengan amalgamator selama 10 detik. Ambil

3 sampai dengan 4 mm adonan yang telah tercampur tersebut lalu masukkan ke

dalam kavitas.

6) Setelah semen glass ionomer berada dalam kavitas tekan-tekan dengan

menggunakan burnisher. Beri selapis tipis semen resin modified glass ionomer.

7) Biarkan tambalan beberapa saat agar terhindar dari kontaminasi. Hal ini bisa

dicapai apabila pada kavitas diberi selapis tipis vernis atau bonding di atas

permukaan semen.

8) Lihat kembali permukaan oklusal setelah rubber dam dilepas.

• Gabungan Resin Komposit dan Glass Ionomer

Resin komposit diindikasikan untuk kavitas kelas I atau kelas II pada gigi anak

yang kooperatif, untuk lesi interproksimal kelas III pada gigi anterior, lesi kelas V

pada permukaan fasial gigi anterior, hilangnya sudut insisal gigi, fraktur gigi

anterior, lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior kelas I dan II. Pasien

dengan insidensi karies dan kebersihan mulut yang kurang baik merupakan

kontraindikasi restorasi resin komposit.

Langkah-langkah pembuatan restorasi gabungan resin komposit dan glass

ionomer :

Page 20: 61796697 Nursing Mouth Caries

1) Pilih bor yang sesuai. Gunakan bor bundar diamond no. 520 dan bor bundar

tungsten carbide no.1 untuk handpiece kecepatan tinggi sedangkan untuk

handpiece kecepatan rendah, gunakan round steel no.0,5 atau no.1.

2) Membuka jalan masuk. Jika kavitas besar, masuk melalui permukaan yang

paling rusak karena karies. Tembus email sedekat mungkin dengan interdental

space tanpa menyebabkan resiko kerusakan pada gigi sebelahnya.

3) Preparasi outline. Setelah bor masuk ke dalam kavitas ganti dengan bor fisur

pada handpiece kecepatan rendah dan perbesar kavitas dari insisal ke gusi,

membentuk dinding lingual sehingga bentuk outline menjadi hampir setengah

bulatan.

4) Buang setiap sisa-sisa karies. Gunakan ekskavator atau bor bundar pada

handpiece kecepatan rendah untuk menghilangkan sisa karies dari dasar atau

dinding kavitas.

5) Cuci, keringkan dan siapkan preparasi kavitas. Cuci kavitas dengan air dan

keringkan dengan tiupan udara. Dengan menggunakan sonde pastikan bahwa

semua karies telah dibuang dan sudah terdapat retensi yang cukup untuk

tumpatan.

6) Beri lining pada kavitas. Berikan sedikit semen kalsium hidroksida quick

setting, untuk melapisi dasar kavitas.

7) Oleskan single bond (Xeno-III, Futurabond, dll) pada kavitas, kemudian

semprot dengan angina, dan lakukan penyinaran.

8) Pasang matriks. Gunakan matriks strip selulosa asetat. Periksa kerapatan

sekitar kavitas, khususnya kerapatan pada tepi servikal.

9) Masukkan bahan tambalan gabungan resin komposit dan glass ionomer (filled

resin) ke dalam kavitas yang telah di etsa. Biarkan resin berpolimerisasi atau

polimerisasi dengan light cured.

10) Setelah bahan terpolimerisasi, lepas matriks, buang kelebihan bahan dan

poles restorasi.

Page 21: 61796697 Nursing Mouth Caries

5.2.2 Mahkota Buatan

• Compomer Strip Crowns

Compomer strip crowns merupakan bahan restorasi pilihan untuk perawatan

gigi sulung anterior. Penggunaan strip crowns untuk gigi anterior dengan resin

komposit akan menghasilkan suatu restorasi dengan estetik yang baik dan dapat

bertahan lama.

Langkah-langkah pembuatan restorasi Compomer resin strip crowns :

1) Berikan anestesi lokal dan jika memungkinkan lakukan pemasangan rubber

dam. Anestesi umum juga bisa diberikan khususnya pada anak yang kurang

kooperatif.

2) Pilih mahkota seluloid yang sesuai dengan ukuran lebar mesio distal gigi.

3) Lakukan pembuangan karies dengan bor bundar kecepatan rendah. Gunakan

bor tappered diamond atau bor tungsten carbide pada handpiece kecepatan

tinggi untuk mengurangi sudut insisal sekitar 2 mm dan seluruh permukaan

gigi. Preparasi diselesaikan pada chamfer di bawah gusi. Buat groove dengan

bor bundar kecil pada permukaan labial dekat margin gusi.

4) Lesi yang cukup dalam sebaiknya gunakan kalsium hidroksida.

5) Buat crown-form sehingga benar-benar rapat sekitar margin gingiva.

6) Oleskan single bond (Xeno-III, Futurabond, dll) pada kavitas, kemudian

semprot dengan angina, dan lakukan penyinaran.

7) Isi mahkota dengan compomer dan masukkan pada kavitas sedikit demi sedikit

dengan dilakukan sedikit penekanan agar kelebihan komposit dapat keluar.

8) Sinari lagi semua bagian (labial, insisal, palatinal) secara merata.

9) Buang semua kelebihan resin yang keluar dari mahkota. Buka mahkota

seluloid, sesuaikan bentuknya lalu periksa kembali oklusi gigi setelah rubber

dam dilepas.

• Mahkota Stainless steel

Page 22: 61796697 Nursing Mouth Caries

Mahkota stainless steel merupakan restorasi yang ideal untuk gigi molar sulung

yang terserang karies yang luas yang tidak mungkin dilakukan preparasi kavitas

untuk penumpatan amalgam. Mahkota stainless steel tersedia dalam berbagai

ukuran yang khususnya berguna untuk restorasi gigi-geligi dengan karies yang

luas.

Mahkota stainless steel diindikasikan untuk gigi anak dengan rampan karies

yang melibatkan tiga atau lebih permukaan, gigi molar sulung yang telah

dilakukan perawatan pulpa, malformasi gigi seperti hipoplasti email, dan pasien

handicapped dengan masalah kebersihan mulut.

Langkah-langkah pembuatan restorasi mahkota stainless steel :

1) Hilangkan karies. Berikan anestesi lokal dan idealnya pasang rubber dam

khususnya jika kariesnya dalam dan kemungkinan pulpa dapat terbuka.

Hilangkan karies dengan menggunakan ekskavator atau bor bundar yang besar

dengan kecepatan rendah. Jika kariesnya dalam dan kemungkinan pulpa dapat

terbuka lakukan dulu preparasi kavitas yang mempunyai retensi sebelum

melanjutkan membuang karies yang dalam .

2) Preparasi gigi. Gunakan handpiece kecepatan tinggi untuk permukaan oklusal.

Tembus fisur oklusal dengan straight diamond sampai kedalaman 1 sampai

dengan 1,5 mm kemudian kurangi cusp juga sebesar 1 sampai dengan 1,5 mm.

Tempatkan tappered diamond pada permukaan aproksimal berkontak dengan

gigi di embrasur bukal atau lingual, bersudut 20 derajat vertikal dan ujungnya

pada tepi gusi, pengasahan sebanyak 2 mm. Gunakan tappered diamond untuk

permukaan bukal dan lingual lalu asah permukaan bukal lingual setinggi tepi

gingiva sekitar 1 mm dan bulatkan sudut antara permukaan ini serta permukaan

aproksimal.

3) Pemilihan mahkota. Dari 6 ukuran yang tersedia pilih sebuah mahkota dengan

ukuran mesiodistal yang sesuai dengan hasil pengukuran.

4) Uji coba pemasangan mahkota. Uji cobakan mahkota yang telah dipilih pada

gigi untuk memastikan adaptasinya.

Page 23: 61796697 Nursing Mouth Caries

5) Pembentukkan mahkota. Tepi mahkota dikerutkan supaya benar-benar rapat

pada gigi. Idealnya mahkota akan terkunci di tempatnya dan tidak mudah

dikeluarkan.

6) Pemolesan mahkota. Poles tepi-tepi mahkota dengan stone atau rubber wheel.

7) Penyemenan mahkota. Cuci dan keringkan gigi dan mahkota. Isolasi gigi

dengan saliva ejector dan cotton roll. Gunakan semen adhesif (misalnya :

polikarboksilat) dicampur sampai konsistensi seperti krim dan oleskan ke

dalam dinding-dinding mahkota sampai penuh. Dudukkan mahkota pada gigi

dari lingual ke bukal dan tekan dengan kuat ke dalam tempatnya, minta pasien

untuk menggigit. Sewaktu semen telah mengeras, buang semua kelebihan

khususnya dari sulkus gingiva dan daerah interdental dengan menggunakan

sonde dan dental floss.