Top Banner
BAGIAN 6 PERKERASAN ASPAL LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR Umum Bahan Yang dimaksud dengan lapis resap ikat adalah lapisan d digunakan sebagai pengikat lapis fondasi perkerasan ta Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup penyedi perekat pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya · Aspal untuk lapis resap ikat haruslah salah satu h satu dari aspal emulsi pengikatan sedang (CMS) yang m keras Pen 60 atau Pen 80, yang memenuhi RSNI S-01-200 (premium). Tipe aspal cair yang digunakan ha
63

60971132 Estimasi Volume Agregat

Aug 07, 2015

Download

Documents

Denden Dermawan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 60971132 Estimasi Volume Agregat

BAGIAN 6

PERKERASAN ASPAL

LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR

Umum

Bahan

Yang dimaksud dengan lapis resap ikat adalah lapisan dari aspal keras, aspal cair atau aspal emulsi yang digunakan sebagai pengikat lapis fondasi perkerasan tanpa aspal dengan lapisan beraspal yang di atasnya

Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup penyediaan dan penyemprotan lapis resap ikat atau lapis perekat pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya.

·         Aspal untuk lapis resap ikat haruslah salah satu dari berikut ini:      Aspal emulsi yang digunakan dapat salah satu dari aspal emulsi pengikatan sedang (CMS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998 atau aspal emulsi pengikatan lambat (CSS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998.

cepat sesuai SNI 03-4800-1998. Kedua aspal cair tersebut harus dibuat dari aspal keras Pen 60 atau Pen 80, yang memenuhi RSNI S-01-2003, diencerkan dengan minyak tanah (kerosen) atau bensin (premium). Tipe aspal cair yang digunakan harus sesuai dengan

tujuan penggunaannya.

Page 2: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Takaran Pemakaian Resap Ikat

Jenis Aspal

Aspal Cair

0,4 – 1,3 0,2 – 1,0

Temperatur Penyemprotan

·        

Apabila lalu lintas diizinkan lewat diatas lapis resap ikat maka harus digunakan bahan penyerap (blotter material) dari hasil penyaringan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran berminyak atau lunak, bahan kohesif atau bahan organik. Tidak kurang

Takaran dan Temperatur Pemakaian

Takaran (liter per meter persegi) pada

Lapis Fondasi Agregat

Lapis Fondasi

Bersemen

Aspal Emulsi

Page 3: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Jenis Aspal

80 - 90

45 - 85

25 - 65

-

145 - 165

Umum

Rentang Temperatu

r

Penyemprotan (°C)

Aspal cair penguapan cepat (RC–250)

Aspal cair penguapan sedang (MC- 70)

Aspal cair penguapan lambat (MC-30)

Aspal Emulsi

Aspal Keras

LAPIS PEREKAT – ASPAL CAIR

Page 4: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Lapis perekat adalah lapisan dari aspal keras, aspal cair atau aspal emulsi yang digunakan untuk meningkatkan pelekatan antara lapisan permukaan perkerasan beraspal dengan lapisan beraspal di atasnya.

Page 5: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Bahan

Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup penyediaan dan penyemprotan lapis resap ikat atau lapis perekat pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya.

a)      Aspal emulsi kationik jenis penguapan cepat (CRS-1 atau CRS-2) harus memenuhi ketentuan SNI 03-4798-1998.

Page 6: 60971132 Estimasi Volume Agregat

b)      Aspal cair penguapan cepat (RC 250) harus memenuhi ketentuan SNI 03-4800-1998. Aspal cair tersebut dibuat dari aspal keras Pen 60 atau Pen 80 yang memenuhi ketentuan RSNI S-01-2003, diencerkan dengan bensin (premium).

Page 7: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Persyaratan Aspal Emulsi Modifikasi

No. Pengujian Metode

1 20 – 100

2 Maks 5

3 Maks 1

c)      Jika digunakan aspal emulsi modifikasi, jenis aspal emulsi yang digunakan adalah jenis kationik reaksi cepat (rapid setting). Bahan modifikasi yang digunakan haruslah latex dengan kandungan karet kering minimum 60 %. Kadar bahan modifikasi dalam aspal

Persyaratan

Viskositas Aspal pada 50 oC, SSF (detik)

SNI 03-6721-2002

Pengendapan 5 hari (% berat)

ASTM D 244

Stabilitas Penyimpanan 24 jam (% berat)

ASTM D 244

Page 8: 60971132 Estimasi Volume Agregat

4 Maks 0,1

5 Positif

6 Min 60

7 Maks 3

8

100 – 200

Min 48

Min 50

Min 97,5

Jenis Aspal

Takaran (liter per meter persegi) pada

Perkerasan Beraspal Perkerasan Kaku

yang licin cuaca

Aspal Cair 0,10 - 0,15 0,15 - 0,35 0,15 – 0,20 0,15 - 0,25

0,15 - 0,20 0,20 - 0,50 0,20 – 0,25 0,20 - 0,35

Analisa Saringan (tertahan saringan no. 20) (% berat)

SNI 03-3643-1994

Muatan Partikel

SNI 03-3644-1994

Sisa (residu) Minimum Destilasi (%)

SNI 03-3642-1994

Destilasi Minyak (% volume)

SNI 03-3642-1994

Pengujian dari hasil pengujian destilasi:

-         

PenetrasiSNI 06-

2456-1991

-          Titik Lembek (oC)

SNI 06-2434-1991

-         

Daktilitas (cm)

SNI 06-2432-1991

-         

Kelarutan dalam Toluene (% berat)

ASTM D5546

Takaran Pemakaian Aspal

Permukaan Baru atau

Aspal Lama

Permukan Porous dan Terekspos Permukaan

Baru

Permukaan Aus atau

licin

Aspal Emulsi

Page 9: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Ketentuan dan Toleransi Yang Dizinkan

3403

3403

Toleransi Distributor

Pengukur tekanan

± 1,5% dari skala putaran penuh sesuai ketentuan BS

penyemprotan

Tachometer kecepatan

± 1,5% dari skala putaran penuh sesuai ketentuan BS

putaran pompa

Termometer

± 5ºC, rentang 0ºC – 250ºC,

Pengukur volume atau

± 2% dari total volume tangki, nilai maksimum garis

tongkat celup

skala Tongkat Celup 50 liter.

Page 10: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Umum

LATASIR, LATASTON, LASTON (GRADASI HALUS/KASAR)

1)     

Latasir (Lapis Tipis Aspal Pasir/Sand Sheet) Kelas A dan B

Page 11: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Latasir adalah lapis penutup permukaan jalan yang terdiri atas agregat halus atau pasir atau campuran keduanya dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada temperatur tertentu. Pemilihan kelas A atau kelas B terutama tergantung pada

2)     

Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton/HRS)

Page 12: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Lapis Lataston pada dasarnya adalah lapis permukaan yang berupa mortar pasir aspal yang diberi sisipan butiran kasar dan dapat terdiri atas Lataston adalah lapis permukaan yang terdiri atas Lapis Aus (Lataston Lapis Aus/HRS-WC) dan Lapis Permukaa

Page 13: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka campuran harus dirancang sampai memenuhi semua ketentuan yang diberikan dalam spesifikasi.

Dua kunci utama adalah:

Page 14: 60971132 Estimasi Volume Agregat

·        

Gradasi yang benar-benar senjang, tercermin dimana butiran-butiran lolos No.30 paling sedikit 80% dari butiran-butiran lolos No.8. Untuk material Lataston hampir selalu dilakukan pencampuran pasir alam dan agregat halus pecah mesin.

·        

Rongga udara pada kepadatan membal (refusal density) harus memenuhi ketentuan yang ditunjukkan dalam spesifikasi ini.

Page 15: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Toleransi

Tebal Nominal Minimum Lapisan Beraspal dan Toleransi

Jenis Campuran Simbol

3)     

Laston (Lapisan Aspal Beton/AC)Laston adalah lapis permukaan atau lapis fondasi yang terdiri atas Laston Lapis Aus (AC-WC), Laston Lapis Permukaan Antara (AC-BC) dan Laston Lapis Fondasi (AC-Base). Setiap jenis campuran AC yang menggunakan bahan aspal polimer atau aspal

Tebal Nominal Toleransi

Tebal (mm)

Page 16: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Jenis Campuran Simbol

Latasir Kelas A SS-A 15

-Latasir Kelas B SS-B 20

Lataston

Lapis Aus HRS-WC 30

± 4

HRS-BC

35

Laston

Lapis Aus AC-WC 40 ± 3

AC-BC

50 ± 4Antara

AC-Base60 ± 5

Bahan

Toleransi Tebal (mm)

Minimum (mm)

Lapis Permukaan Antara

Lapis Permukaan

Lapis Fondasi

1)     

Agregat Kasar

Page 17: 60971132 Estimasi Volume Agregat

a)     

Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan saringan No.8 (2,36 mm) dan harus bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan.

Page 18: 60971132 Estimasi Volume Agregat

b)     

Fraksi agregat kasar harus batu pecah dan harus disiapkan dalam ukuran nominal. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu saringan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal maksimum adalah satu

c)     

Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel dibawah ini

Page 19: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Ketentuan Agregat Kasar

Pengujian Standar Nilai

Maks.12 %

Maks. 30%

Maks. 40%

Min. 95 %

DoT’s

Maks. 1 %

Catatan :

d)     

Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan kelas B boleh dari kerikil yang bersih.

Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium sulfat

SNI 3407:2008

Abrasi dengan mesin Los Angeles

Campuran AC bergradasi kasar

SNI 2417:2008

Semua jenis campuran aspal bergradasi lainnya

Kelekatan agregat terhadap aspal

SNI 03-2439-1991

Angularitas (kedalaman dari permukaan <10 cm)

95/90 1

Pennsylva

nia

Test Method,

Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm)

PTM No.621

80/75 1

Partikel Pipih dan Lonjong

ASTM D4791

Maks. 10 %

Perbandingan 1 :5

Material lolos Ayakan No.200

SNI 03-4142-1996

Page 20: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran Aspal

10-May 14-Oct 14 - 22 22 - 30

Ya Ya

Ya Ya

Ya Ya

Ya Ya Ya

Ya Ya Ya Ya

(*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

Ukuran nominal agregat kasar penampung dingin (cold bin) minimum yang diperlukan

(mm)

Jenis Campuran

Lataston Lapis Aus

Lataston Lapis Pondasi

Laston Lapis Aus

Laston Lapis Pengikat

Laston Lapis Pondasi

Page 21: 60971132 Estimasi Volume Agregat

e)     

Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke Unit Pencampur Aspal (UPA) dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.

Page 22: 60971132 Estimasi Volume Agregat

f)      

Pembatasan lolos saringan No.200 < 1%, pada saringan kering karena agregat kasar yang dilekati lumpur tidak dapat dipisahkan pada waktu pengeringan sehingga tidak dapat dilekati aspal.

2)     

Agregat Halus

a)      Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau pengsaringan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos saringan No.8 (2,36 mm) sesuai SNI 036819-2002.

Page 23: 60971132 Estimasi Volume Agregat

b)     

Fraksi-fraksi agregat kasar, agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumpuk terpisah.

c)      Pasir boleh digunakan dalam campuran beraspal. Persentase maksimum yang diizinkan untuk laston (AC) adalah 10%.

Page 24: 60971132 Estimasi Volume Agregat

d)     

Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu. Agar dapat memenuhi ketentuan pasal ini, batu pecah

Page 25: 60971132 Estimasi Volume Agregat

e)     

Agregat pecah halus dan pasir harus dipasok ke Unit Pencampur Aspal dengan melalui pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol dengan baik.

f)      

Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel dibawah ini

Page 26: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Ketentuan Agregat Halus

Pengujian Standar Nilai

Maks. 8%

Maks 1%

Min. 45

Min. 40

Nilai Setara Pasir

SNI 03-4428-1997

Min 50% untuk SS, HRS dan

AC bergradasi

Halus

Min 70% untuk AC bergradasi

kasar

Material Lolos

Ayakan No. 200

SNI 03-4428-1997

Kadar Lempung

SNI 3423 : 2008

Angularitas (kedalaman

dari permukaan < 10 cm)

AASHTO TP-33 atau

ASTM C1252-93

Angularitas (kedalaman

dari permukaan ³ 10 cm)

3)     

Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Beraspal

Page 27: 60971132 Estimasi Volume Agregat

a)     

Bahan pengisi yang ditambahkan terdiri atas debu batu kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang yang sumbernya disetujui oleh Direksi Pekerjaaan.

Page 28: 60971132 Estimasi Volume Agregat

b)     

Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SNI 03-1968-1990 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya.

Page 29: 60971132 Estimasi Volume Agregat

c)     

Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian, digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka proporsi maksimum yang diijinkan adalah 1,0% dari berat total campuran beraspal. Kapur yang seluruhnya terhidrasi yang dihasilkan dari pabrik yang

Page 30: 60971132 Estimasi Volume Agregat

d)     

Semua campuran beraspal harus mengandung bahan pengisi yang ditambahkan tidak kurang dari 1% dan maksimum 2% dari berat total agregat.

4)      Gradasi Agregat Gabungan

Page 31: 60971132 Estimasi Volume Agregat

% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran

Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)

Gradasi Halus

Kelas A Kelas B WC Base WC Base WC

37,5

25

19 100 100 100 100 100 100 100

12,5 90 - 100 90 - 100 87 - 100 90 - 100 90 - 100

9,5 90 - 100 75 - 85 65 - 90 55 - 88 55 - 70 72 - 90

4,75 54 - 69

2,36 75 - 100 50 – 62 32 - 44 39,1 - 53

1,18 31,6 - 40

0,600 35 - 60 15 - 35 20 – 45 15 - 35 23,1 - 30

0,300 15 – 35 May-35 15,5 - 22

Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal, ditunjukkan dalam Tabel. Gradasi agregat gabungan Laston harus berada di dalam batas-batas titik kontrol (control point) dan harus berada di luar daerah yang dihindari dan sebagaimana yang diberikan dalam Tabel.

Ukuran Ayakan Gradasi Senjang3 Gradasi Semi Senjang 2

(mm)

50 – 723 35 - 553

Page 32: 60971132 Estimasi Volume Agregat

0,150 15-Sep

0,075 15-Oct 8 – 13 10-Jun 9-Feb 6 – 10 8-Apr 10-Apr

Catatan:

1.          Laston (AC) bergradasi kasar dapat digunakan pada daerah yang mengalami deformasi yang lebih tinggi dari biasanya seperti pada daerah pengunungan, gerbang tol atau pada dekat lampu lalu lintas.

2.          Lataston (HRS) bergradasi semi senjang sebagai pengganti Lataston bergradasi senjang dapat digunakan pada daerah dimana pasir halus yang diperlukan untuk membuat gradasi yang benar-benar senjang tidak dapat diperoleh.

Page 33: 60971132 Estimasi Volume Agregat

3.          Untuk HRS-WC dan HRS-Base yang benar-benar senjang, paling sedikit 80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus lolos ayakan No.30 (0,600 mm). Lihat Tabel 6.3.2.4 sebagai contoh batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang” di mana bahan yang lolos No. 8 (2,36 mm) dan tertahan pada ayakan No.30 (0,600 mm).

4.          Untuk semua jenis campuran, rujuk Tabel 6.3.2.1.(b) untuk ukuran agregat nominal maksimum pada tumpukan bahan pemasok dingin.

Page 34: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Contoh Batas-batas “Bahan Bergradasi Senjang”

40 50 60 70

Ketentuan-ketentuan untuk Aspal Keras

No. Metoda Pengujian

Tipe I

Aspal B C

SNI 06-2456-1991 60-70 40-55 50-70 Min.40

SNI 06-6441-2000 385 385 – 2000

SNI 06-2434-1991 - -

- ≥ - 0,5

SNI-06-2432-1991

5.          Apabila tidak ditetapkan dalam Gambar, penggunaan pemilihan gradasi sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan dengan mengacu pada panduan seksi 6.3 ini.

Ukuran Ayakan

Alternatif 1

Alternatif 2

Alaternatif 3

Alternatif 4

% lolos No.8

% lolos No.30

paling sedikit 32

paling sedikit 40

paling sedikit 48

paling sedikit 56

% kesenjanga

n

8 atau kurang

10 atau kurang

12 atau kurang

14 atau kurang

5)      Aspal

Jenis Pengujia

n

Tipe II Aspal yang Dimodifikasi

A (1)

Pen. 60-70

Asbuton yg diproses

Elastomer Alam (Latex)

Elastomer Sintetis

1.                     

Penetrasi pada 25°C (dmm)

2.                     Viskositas 135°C (cSt) < 2000(5) < 3000(5)

3.                     Titik Lembek (°C) >48 >54

4.                     Indeks Penetrasi 4) > -1,0 > 0.0 > 0,4

5.                     

Duktilitas pada 25°C, (cm) >100 > 100 > 100 > 100

Page 35: 60971132 Estimasi Volume Agregat

SNI-06-2433-1991

ASTM D5546

Berat Jenis SNI-06-2441-1991

ASTM D 5976 part 6.1 -

Pengujian Residu hasil TFOT atau RTFOT :

-

≥54

-

- -

-

Catatan :

6.                     Titik Nyala (°C) >232 >232 >232 >232

7.                     

Kelarutan dlm Toluene (%) >99 > 90(1) >99 >99

8.                      >1,0 >1,0 >1,0 >1,0

9.                     

Stabilitas Penyimpanan (°C) <2,2 <2,2 <2,2

10.                  Berat yang Hilang (%)

SNI 06-2441-1991 < 0.8 2) < 0.8 2) < 0.8 3) < 0.8 3)

11.  

Penetrasi pada 25°C (%)

SNI 06-2456-1991 > 54 > 54 > 54

12.  Indeks Penetrasi 4) > -1,0 > 0,0 > 0,0 > 0,4

13.  

Keelastisan setelah Pengembalian (%)

AASHTO T 301-98 > 45 > 60

14.  

Duktilitas pada 25°C (cm)

SNI 062432-1991 > 100 > 50 > 50

15.                  

Partikel yang lebih halus dari 150 micron (mm) (%) Min. 95(1) Min. 95(1) Min. 95(1)

Page 36: 60971132 Estimasi Volume Agregat

1.       Hasil pengujian adalah untuk bahan pengikat yang diektraksi dengan menggunakan metoda SNI 2490:2008. Kecuali untuk pengujian kelarutan dan gradasi mineral dilaksanakan pada seluruh bahan pengikat termasuk kadar mineral.

2.       Untuk pengujian residu aspal Tipe I, Tipe II – A dan Tipe II – B residunya didapat dari pengujian TFOT sesuai dengan SNI – 06 -2440 – 1991.

Page 37: 60971132 Estimasi Volume Agregat

A

3.       Untuk pengujian residu aspal Tipe II-C dan Tipe II-D residunya didapat dari pengujian RTFOT sesuai dengan SNI-03-6835-2002.

4.       Nilai Indeks Penetrasi menggunakan rumus ini :

Indeks Penetrasi = (20-500A) / (50A+1)

= [log (Penetrasi pada Temperatur Titik lembek) - log (penetrasi pada 25°C)] / (titik lembek - 25°C )

Page 38: 60971132 Estimasi Volume Agregat

5.       Pabrik pembuat bahan pengikat Tipe II dapat mengajukan metoda pengujian alternatif untuk viskositas bilamana sifat-sifat elastomerik atau lainnya didapati berpengaruh terhadap akurasi pengujian penetrasi, titik lembek atau standar lainnya. Metoda pengujian viskositas Brookfield harus digunakan untuk Tipe II D.

6.       Pengujian dilakukan pada aspal dasar dan bukan pada aspal yang telah dimodifikasi.

Page 39: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC)

Sifat-sifat Campuran Laston

Lapis Aus Lapis Antara Pondasi

Halus Kasar Halus Kasar Halus

5,1 4.3 4,3 4,0 4,0

Maks. 1,2

75

Min. 3,5

Maks. 5,0

Min. 15 14

Min. 65 63

Min. 800

Maks. -

Min. 3

Min. 250

7.       Viscositas di uji juga pada temperatur 100°C dan 160°C untuk tipe I, untuk tipe II pada temperatur 100 °C dan 170 °C.

Kadar aspal efektif (%)

Penyerapan aspal (%)

Jumlah tumbukan per bidang

112 (1)

Rongga dalam campuran (%) (2)

Rongga dalam Agregat (VMA) (%)

Rongga Terisi Aspal (%)

Stabilitas Marshall (kg)

Pelelehan (mm)

Marshall Quotient (kg/mm)

Page 40: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Min. 90

Min. 2,5

Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston yang Dimodifikasi (AC Mod)

Sifat-sifat Campuran

Lapis Aus

4,5 4,2 4,2

Maks. 1,2

75

Min. 3,0

Maks. 5,5

Min. 15 14 13

Min. 65 63 60

Min. 1000

Maks. - -

Min. 3

Min. 300 350

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60 ºC (3)

Rongga dalam campuran (%) pada

Kepadatan membal (refusal)(4)

Laston 2

Lapis Antara

Pondasi(6)

Kadar Aspal Efektif (%)

Penyerapan aspal (%)

Jumlah tumbukan per bidang

112 (1)

Rongga dalam campuran (%) (2)

Rongga dalam Agregat (VMA) (%)

Rongga Terisi Aspal (%)

Stabilitas Marshall (kg)

2250 (1)

Pelelehan (mm)

4,5 (1)

Marshall Quotient (kg/mm)

Page 41: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Min. 90

Min. 2,5

Min. 2500

Catatan :

Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah perendaman selama 24 jam, 60 ºC (3)

Rongga dalam campuran (%) pada

Kepadatan membal (refusal)(4)

Stabilitas Dinamis, lintasan/mm (5)

1)          Modifikasi Marshall lihat Lampiran 6.3.B.

2)        

Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum Agregat (Gmm test, SNI 03-6893-2002).

Page 42: 60971132 Estimasi Volume Agregat

3)        

Direksi Pekerjaan dapat atau menyetujui AASHTO T283-89 sebagai alternatif pengujian kepekaan terhadap kadar air. Pengkondisian beku cair (freeze thaw conditioning) tidak diperlukan.

4)         Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disranakan menggunakan penumbuk bergetar (vibratory hammer) agar pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat dihimdari. Jika digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan per bidang harus 600 untuk cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch

Page 43: 60971132 Estimasi Volume Agregat

5)         

Pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) harus dilakukan pada temperatur 60 °C. Prosedur pengujian harus mengikuti serti pada Manual untuk Rancangan dan Pelaksanaan Perkerasan Aspal, JRA Japan Road Association (1980).

6)         

Laston (AC Mod) harus campuran bergradasi kasar

Page 44: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Umum

LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) DAN LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA)

Yang dimaksud dengan Laburan Aspal Satu Lapis (Burtu) adalah lapis penutup aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, sedangkan Laburan Aspal Dua Lapis (Burda) adalah lapis penutup aspal yang ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali

Page 45: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup pelaksanaan pekerjaan pelaburan aspal (surface dressing) yang terdiri dari laburan aspal satu atau dua lapis, setiap lapis diberi pengikat aspal dan kemudian ditutup dengan butiran agregat. Pelaburan aspal ini umumnya dihampar

Persyaratan Bahan

1)     

Agregat

Page 46: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Agregat yang digunakan untuk pekerjaan Burtu dan Burda harus memenuhi spesifikasi bahan sesuai SNI 03-6750-2002.

2)      Aspal

Page 47: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Temperatur Penyemprotan

·         Aspal yang dipakai untuk pekerjaan Burtu dan Burda dapat salah satu dari jenis aspal keras (Pen 60) dan, aspal cair (MC- 800, RC 800, MC 3000 dan RC 3000) dan aspal emulsi kationik (CRS-1 atau CRS-2) sesuai SNI 03-4798-1998.

Temperatur penyemprotan untuk masing-masing jenis aspal ditunjukkan pada Tabel

Jenis Aspal

Rentang Temperat

ur

Page 48: 60971132 Estimasi Volume Agregat

90 - 130

105 - 145

155 - 165

-

130 - 140

Jenis Aspal

Penyemprotan (°C)

Aspal cair RC-MC-SC 800

Aspal cair RC-MC-SC 3000

Aspal Keras Pen 60

Aspal Emulsi

Pen 120/150

Aspal yang dipanaskan pada temperatur penyemprotan selama lebih dari 10 (sepuluh) jam pada temperatur penyemprotan seperti ditentukan pada Tabel 6.2.2-1 di atas atau telah dipanaskan melebihi 170°C, harus ditolak.

Page 49: 60971132 Estimasi Volume Agregat

·        

Apabila pelaksanaan pelaburan terpaksa harus dilaksanakan dalam kondisi yang kurang menguntungkan atau dalam kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, atau kelekatan aspal terhadap agregat (SNI 03-2439-1991) tidak memenuhi persyaratan, Direksi Teknis

Page 50: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Bahan tambah (additive) yang dipakai harus dari jenis yang telah disetujui Direksi Teknis dan proporsi yang diperlukan harus dicampur dalam bahan aspal sampai merata sesuai petunjuk pabrik pembuatnya. Campuran ini harus disirkulasikan dalam distributor minimum 30 menit

Page 51: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Yang dimaksud dengan lapis resap ikat adalah lapisan dari aspal keras, aspal cair atau aspal emulsi yang digunakan sebagai pengikat

Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini mencakup penyediaan dan penyemprotan lapis resap ikat atau lapis perekat pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya.

Aspal emulsi yang digunakan dapat salah satu dari aspal emulsi pengikatan sedang (CMS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998 atau aspal emulsi pengikatan lambat (CSS) yang memenuhi SNI 03-4798-1998.

cepat sesuai SNI 03-4800-1998. Kedua aspal cair tersebut harus dibuat dari aspal keras Pen 60 atau Pen 80, yang memenuhi RSNI S-(premium). Tipe aspal cair yang digunakan harus sesuai dengan

tujuan penggunaannya.

Page 52: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau pengsaringan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos saringan No.8 (2,36 mm) sesuai SNI 036819-2002.

Page 53: 60971132 Estimasi Volume Agregat

% Berat Yang Lolos terhadap Total Agregat dalam Campuran

Laston (AC)

Gradasi Halus

BC Base WC BCBase

100 100

100 90 - 100 100 90 - 100

90 - 100 73 - 90 100 90 - 100 73 - 90

74 - 90 61 - 79 90 - 100 71 - 90 55 - 76

64 – 82 47 - 67 72 - 90 58 – 80 45 - 66

47 - 64 39,5 - 50 43 - 63 37 - 56 28 - 39,5

34,6 - 49 30,8 - 37 28 - 39,1 23 - 34,6 19 - 26,8

28,3 - 38 24,1 - 28 19 - 25,6 15 - 22,3 12 - 18,1

20,7- 28 17,6 - 22 13 - 19,1 10 - 16,7 7 - 13,6

13,7- 20 11,4 - 16 9 - 15,5 7 - 13,7 5 - 11,4

Gradasi Kasar1

Page 54: 60971132 Estimasi Volume Agregat

13-Apr 10-Apr 13-Jun 5 – 11 4,5 - 9

8-Apr 6-Mar 10-Apr 8-Apr 7-Mar

Page 55: 60971132 Estimasi Volume Agregat

Laston

Pondasi

Halus Kasar

4,0 3,5

1,2

3,5

5,0

13

60

-

300

112 (1)

1800 (1)

4,5 (1)

Page 56: 60971132 Estimasi Volume Agregat

90

2,5

Page 57: 60971132 Estimasi Volume Agregat

LPA LUAS PENAMPANG (m2) PANJANG(m) VOLUME (m3)STA 33-37 1.0725 4000 4290STA 46-58 1.0725 12000 12870

`LPB LUAS PENAMPANG (m2) PANJANG(m) VOLUME (m3)STA 33-37 0.934 4000 3736STA 46-58 0.934 12000 11208