Top Banner
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada jaringan [2]. Proses routing terjadi pada perangkat yang disebut dengan router. Dengan demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada saat dilakukannya proses routing, router akan memilih rute terpendek untuk mencapai tujuannya (destination) [3]. Router akan mengolah informasi tersebut menjadi sebuah skema yang disebut dengan tabel routing. Router tidak akan mengirimkan paket-paket yang tidak diketahui tujuannya [4]. Router akan menyimpan tabel routing terbaik untuk setiap protokol dan rute secara terpisah [3]. Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan yaitu routing statis dan routing dinamis. 2.1.1 Routing Statis Routing statis adalah router yang tabel routing-nya diatur secara manual oleh perancang jaringan pada masing-masing gateway, biasanya dibangun untuk jaringan kecil yang jarang down (stabil) yang hanya memiliki 2 atau 3 gateway saja. Jaringan yang tidak stabil dapat menimbulkan masalah di semua routing dan menghabiskan bandwidth, hal ini disebabkan karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar. Terlebih memberatkan lagi apabila jaringan semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada Universitas Sumatera Utara
19

6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

Jan 13, 2017

Download

Documents

lamthuan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Routing

Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan

antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada jaringan [2].

Proses routing terjadi pada perangkat yang disebut dengan router. Dengan

demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Pada saat dilakukannya proses routing, router akan memilih rute

terpendek untuk mencapai tujuannya (destination) [3]. Router akan mengolah

informasi tersebut menjadi sebuah skema yang disebut dengan tabel routing. Router

tidak akan mengirimkan paket-paket yang tidak diketahui tujuannya [4]. Router

akan menyimpan tabel routing terbaik untuk setiap protokol dan rute secara terpisah

[3]. Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan

yaitu routing statis dan routing dinamis.

2.1.1 Routing Statis

Routing statis adalah router yang tabel routing-nya diatur secara manual oleh

perancang jaringan pada masing-masing gateway, biasanya dibangun untuk

jaringan kecil yang jarang down (stabil) yang hanya memiliki 2 atau 3 gateway saja.

Jaringan yang tidak stabil dapat menimbulkan masalah di semua routing dan

menghabiskan bandwidth, hal ini disebabkan karena tabel routing yang diberikan

oleh gateway tidak benar. Terlebih memberatkan lagi apabila jaringan semakin

berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

7

sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas,

routing statis tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar [5].

Routing statis memiliki beberapa keuntungan diantaranya, meringankan kerja

processor yang terdapat di router, tidak ada bandwidth yang digunakan untuk

pertukaran informasi (isi dari tabel routing) antar router dan tingkat keamanan lebih

tinggi dibanding dengan mekanisme lainnya. Sedangkan kekurangan yang dimiliki

oleh routing statis antara lain administrator harus mengetahui informasi dari setiap

router yang terhubung dengan jaringan, jika terdapat penambahan atau perubahan

topologi jaringan, administrator harus mengubah isi tabel routing serta tidak cocok

untuk jaringan yang besar [6].

2.1.2 Routing Dinamis

Routing dinamis adalah router yang memiliki tabel routing yang bekerja

dengan menggunakan lalu lintas jaringan yang saling berhubungan dengan router

lainnya. Routing dinamis hanya menjalankan protokol routing yang dipilih

berdasarkan router tetangganya dan secara otomatis tabel routing yang terbaru akan

didapatkan. Selain menguntungkan, routing dinamis juga sedikit merugikan karena

routing dinamis memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan

protokol routing yang digunakan bisa memakan resource komputer [5].

Protokol routing dinamis dapat diklasifikasikan menjadi Interior Gateway

Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol

(IGP) dapat diklasifikasikan dalam tiga kelas, yakni Distance vector, Link State dan

Hybrid. [7]:

Universitas Sumatera Utara

Page 3: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

8

1. Distance vector. Distance vector adalah protokol yang menemukan jalur

terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak.

2. Link state. Link state adalah protokol yang dimana setiap router akan

menciptakan tiga buah tabel terpisah. Satu dari tabel ini mencatat

perubahan dari jaringan-jaringan yang terhubung secara langsung, satu

tabel lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan tabel

yang terakhir digunakan sebagai tabel routing.

3. Hybrid. Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari protokol routing

jenis distance-vector dan jenis link-state [7].

2.2 Routing Protocol

Routing protocol merupakan komunikasi antar router yang mengizinkan

router untuk membagi informasi tentang jaringan dan koneksi antar router.

Informasi ini digunakan untuk membangun dan memperbaiki tabel routing [8][9].

Adapun contoh dari routing protocol yaitu Interior Gateway Routing Protocol

(IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), Open Shortest

Path First (OSPF), Exterior Gateway Protocol (EGP), Border Gateway Protocol

(BGP), Intermediate System to Intermediate System (IS-IS), dan Routing

Information Protocol (RIP) namun routing dinamic yang digunakan pada penelitian

ini adalah OSPF dan EIGRP.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

9

2.2.1 Open Shortest Path First (OSPF)

Open Shortest Path First (OSPF) merupakan routing protocol yang

menggunakan algoritma Dijkstra dalam menentukan rute terbaik. Sebuah pohon

rute terpendek (Shortest Path Tree) dibangun terlebih dahulu sebelum dibangunnya

tabel routing, kemudian tabel routing diisi dengan rute-rute terbaik [10].

OSPF menggunakan routing protokol link-state, dengan karakteristik sebagai

berikut, protokol routing link-state, merupakan open standard routing protocol

yang dijelaskan di RFC 2328, menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF)

untuk menghitung cost terendah dan update routing dilakukan secara floaded saat

terjadi perubahan topologi jaringan [11].

OSPF adalah routing protocol untuk IP. Kelebihan dari protokol ini adalah

mendeteksi perubahan dengan cepat dan menjadikan routing kembali konvergen

dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. OSPF merupakan routing

protocol yang secara umum dapat digunakan oleh tipe router yang berbeda, seperti

router (juniper, cisco, huawei, mikrotik, dan lainnya), sehingga antar router yang

berbeda dapat terhubung dengan routing OSPF. Teknologi OSPF menggunakan

algoritma link state, algoritma ini didesain dengan pekerjaan yang efisien dalam

proses pengiriman update informasi rute [12].

Terdapat lima langkah routing protocol OSPF dalam tahap mulai dari awal

hingga dapat saling bertukar informasi, yaitu [12]:

1. Membentuk Adjacency Router

Adjacency router adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi

dengan router terdekat atau neighbor router.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

10

2. Memilih Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR)

(jika diperlukan)

Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR) akan

menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan

tersebut. Secara default semua router OSPF memiliki nilai Priority 1,

dengan range 0-255. Range 0 menjamin router tidak akan menjadi DR

atau BDR, sedangkan range 255 menjamin router menjadi DR.

3. Mengumpulkan state-state dalam jaringan

Pada jaringan yang menggunakan media broadcast, DR akan melayani

setiap router yang ingin bertukar informasi dalam jaringan. Sebelum

melakukan pengiriman, terlebih dahulu ditentukan router yang akan

menjadi master yang akan melakukan pengiriman lebih dahulu.

4. Memilih rute terbaik untuk digunakan

Untuk memilih rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah

metric cost. Metric cost akan menggambarkan seberapa dekat dan

cepatnya sebuah router.

5. Menjaga informasi routing tetap up to date

Tabel routing bertujuan untuk menjaga jika ada router yang sudah tidak

valid agar tidak lagi digunakan [12].

OSPF merupakan routing protocol yang menggunakan konsep hierarki

routing, yaitu mampu membagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan ini

diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area. OSPF

memiliki beberapa tipe area diantaranya [13]:

Universitas Sumatera Utara

Page 6: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

11

a. Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0)

Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-

backbone area. Semua sub-area harus terhubung dengan backbone secara

logikal.

b. Standart/ Default Area

Merupakan sub-area dari Area 0. Area ini menerima Link State

Advertisement (LSA) intra-area dan inter-area dari Area Border Router

(ABR) yang terhubung dengan area 0 (Backbone Area).

c. Stub Area

Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external

route (digantikan default area).

d. Not So Stubby Area

Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route)

dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router

yang masih dalam 1 area [13].

OSPF adalah routing protocol tanpa kelas yang menggunakan konsep area

untuk skalabilitas. OSPF memiliki 3 tabel di dalam router, yaitu [9]:

1. Routing table

Routing table biasa juga disebut sebagai forwarding database. Database

ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/ network-network

lainnya. Setiap router mempunyai routing table yang berbeda-beda.

2. Adjecency database

Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai

adjecency database yang berbeda-beda.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

12

3. Topological database

Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam

satu network-nya/ areanya [9].

Richard Deal (2008) menyatakan beberapa keuntungan pada saat

menggunakan protokol OSPF dibandingkan protokol internal lainnya antara lain

[10]:

1. OSPF open standard berjalan pada hampir semua vendor router.

2. Menggunakan algoritma SPF yang dikembangkan oleh Edsger Dijkstra.

3. Melakukan konvergensi yang cepat pada saat ada perubahan pada topologi

jaringan.

4. Mendukung Variabel Length Subnet Mask (VLSM) dan Classless

Interdomain Domain Routing (CIDR).

5. Melakukan kalkulasi untuk penentuan rute terbaik dibandingkan dengan

protokol RIP [10].

2.2.2 Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)

Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) merupakan routing

protocol yang telah ditingkatkan (enhanced) dari pendahulunya yaitu Interior

Gateway Routing Protocol (IGRP) dan hanya dapat digunakan oleh router yang

diproduksi oleh Cisco, Inc. EIGRP menggunakan konsep Autonomous System (AS)

untuk menggambarkan router-router suatu jaringan yang beroperasi dengan

protokol yang sama dan saling berbagi informasi routing yang sama [14].

EIGRP merupakan protokol yang bersifat hybrid, dikatakan hybrid karena

menggabungkan kelebihan yang ada pada distance vector dan link state, dimana

Universitas Sumatera Utara

Page 8: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

13

EIGRP mengirim update informasi tentang jaringan sekaligus untuk mencapai

tujuan, merupakan karakterisik dari distance vector, disamping itu EIGRP

mensnikronkan routing tabel antara router tetangga dan mengirim informasi terbaru

ketika terjadi perubahan topologi. Hal inilah yang membuat EIGRP sesuai untuk

network yang sangat besar [14][15].

EIGRP memiliki karakteristik sebagai berikut [11]:

a. Termasuk routing protocol distance vector tingkat lanjut.

b. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.

c. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link state.

d. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung

jalur terpendek.

e. Update routing dilakukan secara multicast apabila terjadi perubahan pada

topologi jaringan [11].

Router yang telah dikonfigurasi menggunakan EIGRP menyimpan semua

routing tetangganya, sehingga dengan mudah melakukan adaptasi pada rute

alternatif. Jika tidak ada rute yang cocok EIGRP akan segera melakukan query

tetangga atau menanyakan, untuk mencari rute alternatif tersebut. Hal ini terus

dijalankan hingga rute alternatif ditemukan. EIGRP menggunakan Diffusing

Update Algoritm (DUAL) dalam mencari dan menjaga jalur terbaik [15].

Adapun cara kerja dari routing protocol EIGRP ini adalah sebagai berikut

[15][16]:

1. Memilih jalur terbaik untuk mencapai suatu network.

2. Feasible Distance (FD), adalah informasi rute terbaik yang diperoleh dari

routing table.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

14

3. Advertised Distance (AD), merupakan laporan nilai metric dari router

tentang cost menuju network yang dikirim ke router tetangga.

4. Successor, adalah jalur terbaik untuk meneruskan trafik data ke suatu

tujuan network yang terpisah.

5. Feasible Successor, adalah jalur backup dari successor [15][16].

EIGRP menggunakan dan memelihara 3 jenis tabel, yaitu neighbor table

berisi informasi semua router tetangga yang terdaftar, topology table untuk

melakukan kalkulasi lowest cost router untuk setiap network destination yang

didapatkan dari setiap neighbor, dan routing table berisi jalur terbaik untuk

mencapai ke setiap tujuan [12].

Kelebihan EIGRP dibandingkan dengan protokol lain yaitu kecepatan

konvergensinya dimana pada saat jaringan mengalami masalah atau gangguan

maka router akan segera melakukan update routing, dan kemampuan update secara

persial yaitu router mengirimkan update ke router lain ketika terdapat rute baru

dalam routing table, serta mendukung protokol-protokol layer network yang

berbeda melalui modul-modul yang disebut protocol-dependent modules (PDMs)

[14][15].

2.3 Perangkat Jaringan

Perangkat jaringan merupakan sejumlah perangkat yang digunakan dalam

jaringan sebagai pemecah jaringan hub, bridge, switch, mengatur teknik routing

jaringan router, penguat jaringan repeater, pengkonversi data jaringan modem dan

interface end user dengan jaringan (NIC & wireless adapter) [8].

Universitas Sumatera Utara

Page 10: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

15

1. Router

Router merupakan perangkat pada lapisan network yang berfungsi meneruskan

data dengan cara memeriksa network address-nya dan memutuskan apakah suatu

data pada sebuah LAN harus tetap di LAN itu atau diteruskan ke jaringan lain [17].

Gambar 2.1 menunjukkan contoh sebuah router Cisco.

Gambar 2.1 Router Cisco

Fungsi mendasar yang harus dilakukan router adalah [8][17]:

1. Menyediakan tautan antar jaringan.

2. Menyediakan layanan perutean dan pengiriman data antar proses pada

sistem-sistem akhir yang terhubung ke jaringan berbeda.

3. Menyediakan fungsi-fungsi yang sedemikian rupa sehingga tidak

memerlukan perubahan arsitektur jaringan atau sub jaringan terhubung

manapun.

Pada dunia nyata, sebuah router tidak berdiri sendiri, tapi saling bekerja sama

dengan router-router lain, sehingga seolah-olah membentuk jaringan router yang

kompleks [8][17].

Universitas Sumatera Utara

Page 11: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

16

2. Switch

Switch merupakan perangkat yang dapat menghubungkan frame data yang

berasal dari salah satu komputer ke salah satu atau semua port yang terdapat pada

switch tersebut, sehingga salah satu atau semua komputer yang terhubung dengan

port switch akan menerima data juga. Switch bekerja pada lapisan data link [8].

Gambar 2.2 memperlihatkan contoh sebuah switch Cisco.

Gambar 2.2 Switch Cisco

3. Media Transmisi

Dalam suatu transmisi data, media transmisi merupakan jalur fisik diantara

pengirim dan penerima. Ada tiga media kabel yang umum digunakan untuk

transmisi data, khususnya LAN, yaitu kabel coaxial, twisted pair dan fiber optic

[8][18].

a. Kabel Coaxial

Kabel coaxial terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi.

Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga.

Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian

atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti

yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya

ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir untuk menghindari

dari goresan [1].

Universitas Sumatera Utara

Page 12: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

17

b. Kabel Twisted Pair

Kabel twisted pair adalah media transmisi yang paling hemat dan paling

banyak digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat yang

disusun dalam sebuah pola lilitan yang beraturan. Ada dua jenis kabel twisted pair

yaitu Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP) [8]. Gambar

kabel twisted pair ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kabel UTP dan STP

c. Kabel Serat Optik (Fiber Optic)

Kabel serat optik mengirim data sebagai pulsa cahaya melalui kabel serat optik.

Kabel serat optik mempunyai keuntungan yang menonjol dibandingkan dengan

semua pilihan kabel tembaga. Kabel serat optik memberikan kecepatan transmisi

data tercepat dan lebih reliable, karena jarang terjadi kehilangan data yang

disebabkan oleh interferensi listrik. Kabel serat optik juga sangat tipis dan fleksibel

sehingga lebih mudah dipindahkan daripada kabel tembaga yang berat [8][18].

2.4 Protokol

Apabila dua buah sistem saling berkomunikasi, hal pertama yang dibutuhkan

adalah kesamaan bahasa yang digunakan, sehingga dapat saling memahami alur

proses komunikasi. Lain halnya apabila dua buah sistem saling berkomunikasi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

18

dengan bahasa yang berlainan, tentunya dua sistem tersebut tidak akan saling

memahami. Untuk itu, sistem tersebut membutuhkan sebuah mekanisme

pengaturan bahasa yang dapat dipahami oleh dua buah sistem tersebut sehingga

pertukaran informasi antar sistem akan dapat terjadi dengan benar. Aturan bahasa

komunikasi ini sering disebut protokol komunikasi atau communications protocols.

Protokol komunikasi merupakan aturan dalam melakukan pengiriman data (berupa

blok-blok data) dari sebuah node jaringan ke node jaringan lain.

2.4.1 Standarisasi Protokol

Beragamnya berbagai komponen dan perangkat komputer dalam suatu

jaringan, membutuhkan suatu standar protokol yang dapat digunakan oleh beragam

perangkat tersebut. Salah satu standar protokol yang dikembangkan International

Standard Organization (ISO) adalah model referensi Open System Interconnection

(OSI). Protokol model referensi OSI ini dibentuk dengan beberapa tujuan sebagai

berikut [18]:

1. Menjadi pedoman dalam pengembangan prosedur komunikasi pada masa

mendatang.

2. Mengatasi hubungan yang timbul antar pemakai dengan cara memberikan

fasilitas yang sama dan memenuhi kebutuhan pemakai kini dan mendatang

(berorientasi ke pengembangan masa depan).

3. Membagi permasalahan prosedur penyambungan menjadi substruktur.

4. Open system dengan tujuan agar dapat terjalin kerjasama antar terminal

dan peralatan dari berbagai produk dan produsen yang berbeda [18].

Model OSI dikembangkan oleh ISO sebagai model untuk arsitektur

komunikasi komputer, serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan standar-

Universitas Sumatera Utara

Page 14: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

19

standar protokol. Model referensi OSI memiliki tujuh lapisan seperti terlihat pada

Gambar 2.4 [1][18].

Gambar 2.4 Lapisan OSI

Fungsi masing-masing lapisan pada Gambar 2.4 adalah [1][18]:

1. Lapisan 7 : Lapisan Application, bertanggungjawab dalam menyediakan

pelayanan jaringan untuk proses aplikasi.

2. Lapisan 6 : Lapisan Presentation, memastikan bahwa suatu data dapat

terbaca oleh suatu sistem.

3. Lapisan 5 : Lapisan Session, bertanggungjawab dalam membuka,

mengatur dan menutup suatu hubungan komunikasi antar end-system.

4. Lapisan 4 : Lapisan Transport, bertanggungjawab memastikan

transportasi data dilakukan dengan baik dalam koneksi end-system.

5. Lapisan 3 : Lapisan Network, bertanggungjawab dalam pengalamatan dan

routing antar end-system.

6. Lapisan 2 : Lapisan Data Link, bertanggungjawab memberikan transfer

data yang terjamin bebas dari kesalahan.

7. Lapisan 1 : Lapisan Physical, bertanggung jawab transmisi data dalam bit

secara elektrik [1][18].

Universitas Sumatera Utara

Page 15: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

20

2.5 Internet Protocol

Internet protocol address merupakan singkatan dari IP address. Pengertian

IP address adalah suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti

komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang

menggunakan IP sebagai sarana komunikasi. IP address memiliki dua fungsi, yakni

[9][18]:

1. Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan.

Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk

mengenali siapa orang tersebut, dalam jaringan komputer berlaku hal yang

sama.

2. Sebagai alamat lokasi jaringan.

Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah yang menunjukkan lokasi

seseorang berbeda. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP

address memuat informasi keberadaaannya. Ada rute yang harus dilalui

agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.

IP address menggunakan bilangan 32 bit. Sistem ini dikenal dengan nama

Internet Protocol version 4 atau IPv4. Saat ini IPv4 masih digunakan meskipun

sudah ada Internet Protocol version 6 atau IPv6 yang diperkenalkan pada tahun

1995. Hal ini dikarenakan tingginya pertumbuhan jumlah komputer yang

terkoneksi ke internet. Maka dibutuhkan alamat yang lebih banyak yang mampu

mengidentifikasi banyak anggota jaringan. Gambar 2.5 menunjukkan header dari

internet protocol versi 4 [18].

Universitas Sumatera Utara

Page 16: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

21

Gambar 2.5 IPv4 header

2.5.1 IP Address versi 4

Internet Protocol versi 4 (IPv4) merupakan protokol standar yang paling

banyak digunakan saat ini. IPv4 yang umum dipakai saat ini terdiri atas 4 oktet,

yang mana setiap oktet mampu menangani 255 buah komputer yang mampu

menangani jumlah pengguna maksimal sebanyak 4.228.250.625 buah komputer

[19].

IPv4 dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas A, B, C, D dan E. Namun dalam

praktiknya hanya kelas A, B, dan C yang dipakai untuk keperluan umum [9][18].

Pengalamatan IP menurut pembagian kelasnya yakni kelas A, B dan C dapat

dipisahkan menjadi dua bagian yakni bagian network bit dan bagian host bit.

Network bit berperan sebagai pembeda antar jaringan atau network identification

(ID), sedangkan host bit berperan sebagai host identification (ID). Ilustrasi network

dan host ID diperlihatkan pada Gambar 2.6 [1].

Gambar 2.6 Ilustrasi Network ID dan Host ID

Universitas Sumatera Utara

Page 17: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

22

Berikut ini penjelasan masing-masing kelas IP address:

a. Kelas A

Bagan IP address kelas A diperlihatkan pada Gambar 2.7 [1].

Gambar 2.7 Bagan IP Address Kelas A

Bit pertama bernilai 0 dan 7, bit berikutnya (8 bit pertama) merupakan bit-

bit untuk network dan sisanya yaitu 24 bit terakhir merupakan bit-bit untuk

host.

b. Kelas B

Bagan IP address kelas B diperlihatkan pada Gambar 2.8 [1].

Gambar 2.8 Bagan IP Address Kelas B

Dua bit pertama bernilai 10 dan 14, bit berikutnya (16 bit pertama)

merupakan bit untuk network dan sisanya yaitu 16 bit terakhir merupakan

bit-bit untuk host.

c. Kelas C

Bagan IP address kelas C diperlihatkan pada Gambar 2.9 [1].

Gambar 2.9 Bagan IP Address Kelas C

Universitas Sumatera Utara

Page 18: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

23

Tiga bit pertama bernilai 110 dan 21, bit berikutnya (24 bit pertama)

merupakan bit-bit untuk network dan sisanya yaitu 8 bit terakhir

merupakan bit-bit untuk host [1].

d. Kelas D

IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicast address yakni

sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi. 4 bit pertama

IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar

antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan

multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting

tidak dikenal istilah network ID dan host.

e. Kelas E

IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum, 4 bit

pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar

antara 248-255 [16][20].

2.6 Protokol Internet Control Message Protocol (ICMP)

Internet Control Message Protocol (ICMP) merupakan protokol pada

jaringan komputer yang mempunyai tugas memberitahukan kepada pengguna

tentang ada tidaknya koneksi jaringan, terjangkau atau tidaknya sebuah komputer

server atau komputer tujuan, serta kemungkinan adanya balasan dari server tujuan

atau komputer tujuan tersebut. Pesan ICMP dikirim oleh IP sebagai muatan dari

datagram IP. Sistem ICMP bekerja dengan cara mengirimkan ICMP echo request

dan ICMP echo reply kepada pengguna komputer melalui perintah ping dan

menyediakan sebuah mekanisme untuk menghubungkan control message dan error

Universitas Sumatera Utara

Page 19: 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...

24

reports [19]. Gambar 2.10 menunjukkan susunan dan komposisi sebuah pesan

ICMP.

Gambar 2.10 Susunan dari Pesan ICMP [17]

2.7 Jaringan Backbone USUNETA

Backbone adalah lintasan utama yang merupakan saluran atau koneksi

berkecepatan tinggi dalam sebuah jaringan. Jaringan backbone mendukung lalu

lintas data, suara dan gambar dengan lingkup jaringan mencapai 100 km. Dengan

adanya jaringan backbone masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal akan

teratasi [21].

Desain jaringan backbone USUNETA diperoleh dari kantor Pusat Sistem

Informasi (PSI) Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan desain jaringan tersebut

diketahui backbone USUNETA memiliki 46 titik akses backbone USUNETA

dalam kondisi aktif digunakan yang terdiri dari 7 titik perangkat Core Switch dan

39 titik perangkat Distribution Switch dari berbagai lokasi gedung di USU [22].

Desain jaringan backbone USUNETA dapat dilihat pada Lampiran I.

Universitas Sumatera Utara