6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada jaringan [2]. Proses routing terjadi pada perangkat yang disebut dengan router. Dengan demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada saat dilakukannya proses routing, router akan memilih rute terpendek untuk mencapai tujuannya (destination) [3]. Router akan mengolah informasi tersebut menjadi sebuah skema yang disebut dengan tabel routing. Router tidak akan mengirimkan paket-paket yang tidak diketahui tujuannya [4]. Router akan menyimpan tabel routing terbaik untuk setiap protokol dan rute secara terpisah [3]. Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan yaitu routing statis dan routing dinamis. 2.1.1 Routing Statis Routing statis adalah router yang tabel routing-nya diatur secara manual oleh perancang jaringan pada masing-masing gateway, biasanya dibangun untuk jaringan kecil yang jarang down (stabil) yang hanya memiliki 2 atau 3 gateway saja. Jaringan yang tidak stabil dapat menimbulkan masalah di semua routing dan menghabiskan bandwidth, hal ini disebabkan karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar. Terlebih memberatkan lagi apabila jaringan semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada Universitas Sumatera Utara
19
Embed
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Routing Routing merupakan proses ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Routing
Routing merupakan proses pertukaran informasi metric dan rute waktu tujuan
antar router untuk menemukan jalur terpendek secepat mungkin pada jaringan [2].
Proses routing terjadi pada perangkat yang disebut dengan router. Dengan
demikian router dan routing merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Pada saat dilakukannya proses routing, router akan memilih rute
terpendek untuk mencapai tujuannya (destination) [3]. Router akan mengolah
informasi tersebut menjadi sebuah skema yang disebut dengan tabel routing. Router
tidak akan mengirimkan paket-paket yang tidak diketahui tujuannya [4]. Router
akan menyimpan tabel routing terbaik untuk setiap protokol dan rute secara terpisah
[3]. Ada 2 (dua) jenis routing secara umum yang sering digunakan pada jaringan
yaitu routing statis dan routing dinamis.
2.1.1 Routing Statis
Routing statis adalah router yang tabel routing-nya diatur secara manual oleh
perancang jaringan pada masing-masing gateway, biasanya dibangun untuk
jaringan kecil yang jarang down (stabil) yang hanya memiliki 2 atau 3 gateway saja.
Jaringan yang tidak stabil dapat menimbulkan masalah di semua routing dan
menghabiskan bandwidth, hal ini disebabkan karena tabel routing yang diberikan
oleh gateway tidak benar. Terlebih memberatkan lagi apabila jaringan semakin
berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada
Universitas Sumatera Utara
7
sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas,
routing statis tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar [5].
Routing statis memiliki beberapa keuntungan diantaranya, meringankan kerja
processor yang terdapat di router, tidak ada bandwidth yang digunakan untuk
pertukaran informasi (isi dari tabel routing) antar router dan tingkat keamanan lebih
tinggi dibanding dengan mekanisme lainnya. Sedangkan kekurangan yang dimiliki
oleh routing statis antara lain administrator harus mengetahui informasi dari setiap
router yang terhubung dengan jaringan, jika terdapat penambahan atau perubahan
topologi jaringan, administrator harus mengubah isi tabel routing serta tidak cocok
untuk jaringan yang besar [6].
2.1.2 Routing Dinamis
Routing dinamis adalah router yang memiliki tabel routing yang bekerja
dengan menggunakan lalu lintas jaringan yang saling berhubungan dengan router
lainnya. Routing dinamis hanya menjalankan protokol routing yang dipilih
berdasarkan router tetangganya dan secara otomatis tabel routing yang terbaru akan
didapatkan. Selain menguntungkan, routing dinamis juga sedikit merugikan karena
routing dinamis memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan
protokol routing yang digunakan bisa memakan resource komputer [5].
Protokol routing dinamis dapat diklasifikasikan menjadi Interior Gateway
Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol
(IGP) dapat diklasifikasikan dalam tiga kelas, yakni Distance vector, Link State dan
Hybrid. [7]:
Universitas Sumatera Utara
8
1. Distance vector. Distance vector adalah protokol yang menemukan jalur
terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak.
2. Link state. Link state adalah protokol yang dimana setiap router akan
menciptakan tiga buah tabel terpisah. Satu dari tabel ini mencatat
perubahan dari jaringan-jaringan yang terhubung secara langsung, satu
tabel lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan tabel
yang terakhir digunakan sebagai tabel routing.
3. Hybrid. Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari protokol routing
jenis distance-vector dan jenis link-state [7].
2.2 Routing Protocol
Routing protocol merupakan komunikasi antar router yang mengizinkan
router untuk membagi informasi tentang jaringan dan koneksi antar router.
Informasi ini digunakan untuk membangun dan memperbaiki tabel routing [8][9].
Adapun contoh dari routing protocol yaitu Interior Gateway Routing Protocol
(IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), Open Shortest
Path First (OSPF), Exterior Gateway Protocol (EGP), Border Gateway Protocol
(BGP), Intermediate System to Intermediate System (IS-IS), dan Routing
Information Protocol (RIP) namun routing dinamic yang digunakan pada penelitian
ini adalah OSPF dan EIGRP.
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.1 Open Shortest Path First (OSPF)
Open Shortest Path First (OSPF) merupakan routing protocol yang
menggunakan algoritma Dijkstra dalam menentukan rute terbaik. Sebuah pohon
rute terpendek (Shortest Path Tree) dibangun terlebih dahulu sebelum dibangunnya
tabel routing, kemudian tabel routing diisi dengan rute-rute terbaik [10].
OSPF menggunakan routing protokol link-state, dengan karakteristik sebagai
berikut, protokol routing link-state, merupakan open standard routing protocol
yang dijelaskan di RFC 2328, menggunakan algoritma Shortest Path First (SPF)
untuk menghitung cost terendah dan update routing dilakukan secara floaded saat
terjadi perubahan topologi jaringan [11].
OSPF adalah routing protocol untuk IP. Kelebihan dari protokol ini adalah
mendeteksi perubahan dengan cepat dan menjadikan routing kembali konvergen
dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. OSPF merupakan routing
protocol yang secara umum dapat digunakan oleh tipe router yang berbeda, seperti
router (juniper, cisco, huawei, mikrotik, dan lainnya), sehingga antar router yang
berbeda dapat terhubung dengan routing OSPF. Teknologi OSPF menggunakan
algoritma link state, algoritma ini didesain dengan pekerjaan yang efisien dalam
proses pengiriman update informasi rute [12].
Terdapat lima langkah routing protocol OSPF dalam tahap mulai dari awal
hingga dapat saling bertukar informasi, yaitu [12]:
1. Membentuk Adjacency Router
Adjacency router adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi
dengan router terdekat atau neighbor router.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Memilih Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR)
(jika diperlukan)
Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR) akan
menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan
tersebut. Secara default semua router OSPF memiliki nilai Priority 1,
dengan range 0-255. Range 0 menjamin router tidak akan menjadi DR
atau BDR, sedangkan range 255 menjamin router menjadi DR.
3. Mengumpulkan state-state dalam jaringan
Pada jaringan yang menggunakan media broadcast, DR akan melayani
setiap router yang ingin bertukar informasi dalam jaringan. Sebelum
melakukan pengiriman, terlebih dahulu ditentukan router yang akan
menjadi master yang akan melakukan pengiriman lebih dahulu.
4. Memilih rute terbaik untuk digunakan
Untuk memilih rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah
metric cost. Metric cost akan menggambarkan seberapa dekat dan
cepatnya sebuah router.
5. Menjaga informasi routing tetap up to date
Tabel routing bertujuan untuk menjaga jika ada router yang sudah tidak
valid agar tidak lagi digunakan [12].
OSPF merupakan routing protocol yang menggunakan konsep hierarki
routing, yaitu mampu membagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan ini
diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area. OSPF
memiliki beberapa tipe area diantaranya [13]:
Universitas Sumatera Utara
11
a. Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0)
Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-
backbone area. Semua sub-area harus terhubung dengan backbone secara
logikal.
b. Standart/ Default Area
Merupakan sub-area dari Area 0. Area ini menerima Link State
Advertisement (LSA) intra-area dan inter-area dari Area Border Router
(ABR) yang terhubung dengan area 0 (Backbone Area).
c. Stub Area
Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external
route (digantikan default area).
d. Not So Stubby Area
Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route)
dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router
yang masih dalam 1 area [13].
OSPF adalah routing protocol tanpa kelas yang menggunakan konsep area
untuk skalabilitas. OSPF memiliki 3 tabel di dalam router, yaitu [9]:
1. Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai forwarding database. Database
ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/ network-network
lainnya. Setiap router mempunyai routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai
adjecency database yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
12
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam
satu network-nya/ areanya [9].
Richard Deal (2008) menyatakan beberapa keuntungan pada saat
menggunakan protokol OSPF dibandingkan protokol internal lainnya antara lain
[10]:
1. OSPF open standard berjalan pada hampir semua vendor router.
2. Menggunakan algoritma SPF yang dikembangkan oleh Edsger Dijkstra.
3. Melakukan konvergensi yang cepat pada saat ada perubahan pada topologi
jaringan.
4. Mendukung Variabel Length Subnet Mask (VLSM) dan Classless
Interdomain Domain Routing (CIDR).
5. Melakukan kalkulasi untuk penentuan rute terbaik dibandingkan dengan