8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
1/30
Dampak Kebijakan Fiskal dan
pada Permintaan Total
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
2/30
Permintaan Total
Banyak faktor yang mempengaruhi agregatdemand selain kebijakan moneter dan fiskal.
Secara khusus, pengeluaran rumah tangga danperusahaan menentukan permintaan barang danjasa.
Ketika belanja berubah permintaan total akan
bergeser dan menyebabkan fluktuasi output danpekerja pada jangka pendek.
Kebijakan moneter dan fiskal kadang diperlukanuntuk meredam dan menstabilkan perekonomian.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
3/30
Bagaimana keb moneter dan fiskal
mempengaruhi aggregat demand?
Kurva aggregate demand berbentuk menurun
karena:
The wealth effect
The interest-rate effect
The exchange-rate effect
Kasus di AS kurva menurun karena interest-rate
effect.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
4/30
The Theory of Liquidity Preference
Keynes membangun theory of liquidity preference untukmenjelaskan faktor yang mempengaruhi tingkat bunga
Menurut teorinya, tingkat bunga akan menyesuaikankeseimbangan permintaan dan penawaran uang.
Penawaran Uang Dikontrol oleh bank Sentral:
Open-market operations
Changing the reserve requirements
Changing the discount rate
Karena ditetapkan oleh bank Sentral, kuantitas yang ditawarkantidak tergantung pada tingkat bunga.
Sehingga money supply berbrntuk vertikal.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
5/30
Money Demand
Money demand is determined by several factors. According to the theory of liquidity preference, one of the most
important factors is the interest rate.
People choose to hold money instead of other assets that offerhigher rates of return because money can be used to buy goodsand services.
The opportunity costof holding money is the interest that
could be earned on interest-earning assets. An increase in the interest rate raises the opportunity cost of
holding money.
As a result, the quantity of money demanded is reduced.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
6/30
Bagaimana Kebijakan Fiskal Mempengaruhi
Aggregat Demand?
Kebijakan fiskal berpijak pada pilihan
pemerintah untuk menetapkan belanja dan
pajak. Kebijakan Fiskal mempengaruhi tabungan,
investasi, dan pertumbuhan pada jangka
panjang. Pada jangka pendek, Keb fiskal akan
mempengaruhi aggregat demand.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
7/30
Perubahan kebijakan pemerintah
Ketika policymakers merubah the money supplydan pajak, dampak aggregate demand adalah tidaklangsungmelalui keputusan belanja rumahtangga dan perusahaan.
Ketika pemerintah melakukan belanja sendiri padabarang dan jasa maka aggregate-demand akanbergeser langsung.
Dua dampak belanja pemerintah: The multiplier effect
The crowding-out effect
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
8/30
The Multiplier Effect
Government purchases are said to have amultiplier effect on aggregate demand.
Each dollar spent by the government can raisethe aggregate demand for goods and services bymore than a dollar.
The multiplier effect refers to the additional
shifts in aggregate demand that result whenexpansionary fiscal policy increases incomeand thereby increases consumer spending.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
9/30
A Formula for the Spending Multiplier
The formula for the multiplier is:
Multiplier = 1/(1 -MPC)
An important number in this formula is the
marginal propensity to consume(MPC). It is the fraction of extra income that a household
consumes rather than saves.
If theMPCis 3/4, then the multiplier will be:
Multiplier = 1/(1 - 3/4) = 4 In this case, a $20 billion increase in government
spending generates $80 billion of increaseddemand for goods and services.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
10/30
Figure 4 The Multiplier Effect
Quantity of
Output
Price
Level
0
Aggregate demand, AD1
$20 billion
AD2
AD3
1. An increase in government purchasesof $20 billion initially increases aggregate
demand by $20 billion . . .
2. . . . but the multipliereffect can amplify theshift in aggregate
demand.
Copyright 2004 South-Western
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
11/30
The Crowding-Out Effect
Fiscal policy may not affect the economy asstrongly as predicted by the multiplier.
An increase in government purchases causes the
interest rate to rise. A higher interest rate reduces investment
spending.
This reduction in demand that results when a fiscal
expansion raises the interest rate is called thecrowding-out effect.
The crowding-out effect tends to dampen theeffects of fiscal policy on aggregate demand.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
12/30
When the government increases its
purchases by $20 billion, the aggregate
demand for goods and services could rise bymore or less than $20 billion, depending on
whether the multiplier effect or the
crowding-out effect is larger.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
13/30
Figure 5 The Crowding-Out Effect
Quantity
of Money
Quantity fixed
by the Fed
0
Interest
Rate
r
Money demand, MD
Money
supply
(a) The Money Market
3. . . . which
increases
the
equilibrium
interest
rate . . .
2. . . . the increase in
spending increasesmoney demand . . .
MD2
Quantity
of Output
0
Price
Level
Aggregate demand, AD1
(b) The Shift in Aggregate Demand
4. . . . which in turn
partly offsets the
initial increase in
aggregate demand.
AD2
AD3
1. When an increase in government
purchases increases aggregate
demand . . .
r2
$20 billion
Copyright 2004 South-Western
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
14/30
Changes in Taxes
When the government cuts personal income taxes,it increases households take-home pay. Households save some of this additional income.
Households also spend some of it on consumer goods.
Increased household spending shifts the aggregate-demand curve to the right.
The size of the shift in aggregate demand resultingfrom a tax change is affected by the multiplier andcrowding-out effects.
It is also determined by the householdsperceptions about the permanency of the taxchange.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
15/30
The Case for Active Stabilization Policy
Economic stabilization has been an explicitgoal of U.S. policy since the EmploymentAct of 1946.
The Employment Act has two implications:The government should avoid being the cause
of economic fluctuations.
The government should respond to changes inthe private economy in order to stabilizeaggregate demand.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
16/30
The Case against Active Stabilization
Policy
Some economists argue that monetary and
fiscal policy destabilizes the economy.
Monetary and fiscal policy affect theeconomy with a substantial lag.
They suggest the economy should be left to
deal with the short-run fluctuations on itsown.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
17/30
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
18/30
Kebijakan Fiskal Adalah kebijakan ekonomi makro yang implementasinya melalui
penyusunan anggaran pemerintah (APBN di Indonesia). Secara garis besar terdiri 3 pos utama pada sisi pengeluaran anggaran;
1. Belanja barang dan jasa (G),
2. Gaji pegawai (W),
3. Transfer payment/subsisi (Tr).Sedangkan pada sisi pendapatan terdiri 4 pos yang penting, yaitu:
1. Penerimaan pajak (Tx),
2. Kredit likuiditas bank sentral (U),
3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B),
4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)Masing-masing pos mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
perekonomian.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
19/30
Anggaran Pemerintah Pengeluaran total anggaran (APBN di Indonesia) selalu sama dengan
penerimaan totalnya. Dalam pengertian akuntansiini Anggaran selaluseimbang (anggaran berimbang). Dalam pengertian ekonomianggaran
bisa defisit, surplus atau berimbang.
Ada tiga pengertian yang berbeda mengenai arti defisit, surplus dananggaran berimbang.
1. Penerimaan pajak (Tx) dapat menutup seluruh pengeluaran (G + W +Tr), apabila G + W + Tr > Tx maka anggaran defisitdan bila G + W+ Tr < Tx maka anggaransurplusselanjutnya G + W + Tr = Txmaka anggaran berimbang.
2. Defisit anggaran apabila G + W + Tr > Tx + B,surplus anggaranapabila G + W + R < T + B dan berimbangbila G + W + R = T + B.
3. Anggaran defisitbilamana U > 0, anggaransurplusbila U < 0 danberimbangbila U = 0. pada pengertian ini menunjukkan ada tidaknyapencetakan uang baru untuk membiayai Anggaran.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
20/30
Pengaruh struktur anggaran terhadap
perekonomian Pengaruh dan perubahan masing-masing
pos terhadap perekonomian dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu;1. Pengaruh putaran pertama: pengaruh awal
dari kebijakan tersebut terhadap permintaan
agregat. (Z)
2. Pengaruh putaran akhir: pengaruh dari
kebijakan tersebut apabila kita menelusurinya
sampai perekonomian mencapai keseimbangan
umum yang baru.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
21/30
Pengaruh Putaran Pertama
Pada putaran pertama setiap rupiah perubahan G akan mengubah Z sebesar 1/(1 MPC) rupiah dan setiap rupiah perubahan W dan R akan mengubah Z sebesarMPC/(1MPC) rupiah. Karena MPC < 1, maka pengaruh putaran pertama setiaprupiah G adalah lebih besar daripada setiap rupiah W atau R.
Pada putaran pertama setiap rupiah T mengubah Z sebesar MPC/(1
MPC) rupiah. Pajak dapat dianggap sebagai transfer payments negatif. Pos-poslain pada sisi penerimaan mempunyai pengaruh utama pada pasar uang dan melaluiini akan berpengaruh terhadap permintaan agregat (Z).
Kredit dari bank sentral mempunyai pengaruh yang inflasioner:
+ U - H + Ms - i + I + Z.
Obligasi dari masyarakat dalam negeri mempunyai pengaruh yang deflasioner:
+ B - H - Ms + i - Z. Obligasi luar negeri mempunyai dua pengaruh, keduanya bersifat deflasioner:
+ F - H - Ms + i - I - Z dan pengaruh keduasecara langsung yang menurunkan Z karena adanya aliran barang dari luarnegeri memenuhi sebagian dari permintaan dalam negeri tersebut.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
22/30
Pengaruh Akhir Setiap rupiah perubahan dari Z pada putaran pertama (yang disebabkan
oleh perubahan pos anggaran manapun) akan mempunyai pengaruhakhir yang sama terhadap perekonomian, karena akan melewati proseskeseimbangan umum yang sama. Jadi pengaruh akhir dari setiap rupiah
perubahan masing-masing pos anggaran berbeda satu sama lain karenaperbedaan pengaruh putaran pertamanya terhadap Z.
Pengaruh Netto dari suatu kombinasi dari perubahan pos-posanggaran bisa diperkirakan dengan jalan menjumlah pengaruh darimasing-masing pos.
Seperti halnya dengan kebijakan moneter, ada kemungkinan bahwasuatu kebijakan fiskal mempunyai pengaruh langsung penawaran
agregat (yaitu, menggeser kurva penawaran agregat). Pengaruh sisipenawaran (supply side) ini belum mempunyai teori makro yangmantap.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
23/30
Dampak Kebijakan Fiskal
Peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak mempunyai
efek multiplier dengan cara menstimulasi tambahan permintaan untuk
barang konsumsi rumah tangga.
Pemotongan pajak akan meningkatkan disposable income dan pada
akhirnya mempengaruhi permintaan.
Kecenderungan rumah tangga untuk meningkatkan konsumsi dengan
meningkatkan marginalprospensity to consume (mpc), menjadi rantai
perekonomian untuk peningkatan pengeluaran yang lebih banyak dan pada
akhirnya terhadap output.
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
24/30
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
25/30
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
26/30
Dampak Kebijakan Fiskal
Terhadap Inflasi Kebijakan fiskal memegang peranan penting
dalam penentuan harga melalui budget constraint
yang terkait dengan kebijakan utang, pengeluarandan perpajakan.
Kebijakan fiskal turut menentukan inflasi melalui
future money growth. Teori ini secara sederhana
menyatakan bahwa penyebab utama money supplyadalah otoritas fiskal..
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
27/30
Kebijakan fiskal dapat dikategorikan menjadi 3:
(1) automatic stabilizers;
(2) diskresi kebijakan fiskal sebagai respons dari kondisiekonomi;
3) diskresi kebijakan yang dilakukan untuk alasan selain
kondisi makroekonomi saat ini.
Pada dasarnya, kebijakan fiskal berfungsi sebagaiautomaticstabilizers dari perekonomian, yang
mensyaratkan adanya sifat countercyclicaldari kebijakan
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
28/30
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
29/30
Pokok-pokok besaran sebagai berikut:
a. Pendapatan negara direncanakan mencapai Rp1.507,7 triliun,
terdiri atas penerimaanp erpajakan Rp1.178,9 triliun, PNBP
Rp324,3 triliun, dan penerimaan hibah Rp4,5 triliun.b. Belanja negara direncanakan sebesar Rp1.657,9 triliun, terdiri atas
belanja pemerintah pusat Rp1.139,0 triliun dan transfer ke daerah
Rp518,9 triliun.
c. Defisit anggaran diperkirakan sebesar Rp150,2 triliun (1,62 persen
terhadap PDB).d. Pembiayaan defisit RAPBN 2013 direncanakan berasal dari
sumber-sumber pembiayaan dalam negeri sebesar Rp169,6 triliun,
dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar negatif Rp19,5 triliun
8/10/2019 5.Fiscal Policy Bahasa
30/30