Top Banner
7 Faktor Kritis Kepemimpinan Efektif Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengikut. Pemimpin efektif tidak bertanya: Apa yang ingin saya lakukan? Sebagai gantinya, mereka bertanya, Apa yang perlu dilakukan? Lantas, mereka bertanya, Dari semua hal yang akan membuat perbed aan itu, mana yang tepat untuk saya? Pemimpin efektif tidak mengerjakan hal-hal y ang tidak mereka kuasai. Pemimpin efektif memastikan hal-hal penting lainnya dik erjakan dengan tuntas, tetapi bukan oleh mereka. Kepemimpinan bukan sekedar kepribadian yang memikat, bukan pula kemampuan bertem an atau mempengaruhi orang. Karena hal-hal itu adalah hal-hal yang dimiliki penj ual, bukan pemimpin. Kepemimpinan adalah mengangkat visi seseorang menjadi lebih tinggi, meningkatkan standar kinerja seseorang, dan membangun kepribadian seseo rang melebihi batasan normalnya. Para pemimpin yang benar-benar efektif lebih tertarik pada apa yang benar ketimb ang siapa yang benar. Manajemen adalah mengerjakan hal-hal dengan benar. Kepemim pinan adalah melakukan hal-hal yang benar, dan itu diikuti oleh banyak faktor. Kita bisa mengenali karakter dan kecenderungan pemimpin efektif sebagai berikut: 1. Berkarakter dan berani. Inilah dua karakteristik fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin efekti f. Pemimpin efektif memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Ia ada lah orang yang menjalankan perkataannya. Melaluilah karakter-lah kepemimpinan bi sa dilatihkan, karakter-lah yang menjadi contoh. Seorang pemimpin juga membutuhkan keberanian yang di atas rata-rata untuk membua t keputusan-keputusan sulit. Diperlukan keberanian yang luar biasa, untuk mengab aikan hari kemarin, meninggalkan hal-hal di mana Anda sebagai pemimpin memiliki kepentingan pribadi, atau untuk mengubah arah saat di tengah jalan. 2. Menciptakan misi yang jelas. Seorang pemimpin efektif melukis gambar garis akhir yang jelas. Pemimpin efektif menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan sekaligus memelihara st andar. Pemimpin efektif sadar betul bahwa ia tidak bisa mengedalikan semesta, na mun, sebelum ia menerima kompromi, pemimpin efektif harus berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan. Tugas utama seorang pemimpin adalah meniup t rompet yang menyuarakan bunyi yang sangat jelas. 3. Menanamkan loyalitas. Pemimpin efektif menginspirasi loyalitas bagi seluruh jajarannya. Karena loyalit as tidak bisa dibeli, maka seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha . Dalam perjalanan mendapatkan kesetiaan, pemimpin harus menetapkan standar yang tinggi, sekaligus dalam saat yang bersamaan menjadi teladan berjalan bagi bawahan nya, ia juga berusaha maksimal untuk tidak melanggar nilai-nilai organisasi. Pem impin yang hidup berdasarkan nilai-nilai organisasi bisa memotivasi anak buahnya untuk menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Hanya kar ena mampu menginspirasikan loyalitas-lah, moral anak buah akan meningkat. Yang p ada akhirnya, akan melejitkan kinerja mereka. Seorang pemimpin efektif memahami bahwa loyalitas adalah jalan dua arah. Dengan demikian, pemimpin harus mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan dengan bersika p loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula dengan pemberian masukan y ang positif. 4. Berfokus pada kekuatan.
34

51703430 pemimpin-efektif

Jul 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 51703430 pemimpin-efektif

7 Faktor Kritis Kepemimpinan Efektif

Seorang pemimpin adalah seseorang yang memiliki pengikut. Pemimpin efektif tidak bertanya: �Apa yang ingin saya lakukan?� Sebagai gantinya, mereka bertanya, �Apa yang perlu dilakukan?� Lantas, mereka bertanya, �Dari semua hal yang akan membuat perbedaan itu, mana yang tepat untuk saya?� Pemimpin efektif tidak mengerjakan hal-hal yang tidak mereka kuasai. Pemimpin efektif memastikan hal-hal penting lainnya dikerjakan dengan tuntas, tetapi bukan oleh mereka.

Kepemimpinan bukan sekedar kepribadian yang memikat, bukan pula kemampuan berteman atau mempengaruhi orang. Karena hal-hal itu adalah hal-hal yang dimiliki penjual, bukan pemimpin. Kepemimpinan adalah mengangkat visi seseorang menjadi lebih tinggi, meningkatkan standar kinerja seseorang, dan membangun kepribadian seseorang melebihi batasan normalnya.

Para pemimpin yang benar-benar efektif lebih tertarik pada apa yang benar ketimbang siapa yang benar. Manajemen adalah mengerjakan hal-hal dengan benar. Kepemimpinan adalah melakukan hal-hal yang benar, dan itu diikuti oleh banyak faktor.

Kita bisa mengenali karakter dan kecenderungan pemimpin efektif sebagai berikut:

1. Berkarakter dan berani.

Inilah dua karakteristik fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin efektif. Pemimpin efektif memegang teguh konsistensi antara kata dan perbuatan. Ia adalah orang yang menjalankan perkataannya. Melaluilah karakter-lah kepemimpinan bisa dilatihkan, karakter-lah yang menjadi contoh.

Seorang pemimpin juga membutuhkan keberanian yang di atas rata-rata untuk membuat keputusan-keputusan sulit. Diperlukan keberanian yang luar biasa, untuk mengabaikan hari kemarin, meninggalkan hal-hal di mana Anda sebagai pemimpin memiliki kepentingan pribadi, atau untuk mengubah arah saat di tengah jalan.

2. Menciptakan misi yang jelas.

Seorang pemimpin efektif melukis gambar garis akhir yang jelas. Pemimpin efektif menetapkan tujuan, menetapkan prioritas, dan menetapkan sekaligus memelihara standar. Pemimpin efektif sadar betul bahwa ia tidak bisa mengedalikan semesta, namun, sebelum ia menerima kompromi, pemimpin efektif harus berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan. Tugas utama seorang pemimpin adalah meniup trompet yang menyuarakan bunyi yang sangat jelas.

3. Menanamkan loyalitas.

Pemimpin efektif menginspirasi loyalitas bagi seluruh jajarannya. Karena loyalitas tidak bisa dibeli, maka seorang pemimpin harus mendapatkannya dengan berusaha. Dalam perjalanan mendapatkan kesetiaan, pemimpin harus menetapkan standar yang tinggi, sekaligus �dalam saat yang bersamaan� menjadi teladan berjalan bagi bawahannya, ia juga berusaha maksimal untuk tidak melanggar nilai-nilai organisasi. Pemimpin yang hidup berdasarkan nilai-nilai organisasi bisa memotivasi anak buahnya untuk menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi. Hanya karena mampu menginspirasikan loyalitas-lah, moral anak buah akan meningkat. Yang pada akhirnya, akan melejitkan kinerja mereka.

Seorang pemimpin efektif memahami bahwa loyalitas adalah jalan dua arah. Dengan demikian, pemimpin harus mempraktikkan apa yang mereka khotbahkan dengan bersikap loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula dengan pemberian masukan yang positif.

4. Berfokus pada kekuatan.

Page 2: 51703430 pemimpin-efektif

Pemimpin efektif berfokus pada kekuatan: kekuatan mereka sendiri, kekuatan orang lain, dan kekuatan organisasi. Seorang pemimpin efektif membuat �kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan.� Itulah sebabnya pemimpin efektif mengharuskan dirinya membentuk tim impian yang efektif. Karena di dalamnya, ide-ide segar tiap pribadi melebur dalam akumulasi akal kolektif, dan kreativitas individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.

5. Tidak takut pada bawahan yang kuat.

Pemimpin efektif sepenuhnya memegang kesadaran betapa ia bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan, kesehatan, dan keberlanjutan organisai. Sehingga, ia tidak takut pada kekuatan yang dimiliki teman, bahkan bawahan. Pemimpin ngawur takut akan hal itu. Sebaliknya, pemimpin efektif menginginkan rekan-rekan yang kuat. Ia menyemangati mereka, mendorong mereka, dan memuji mereka.

Karena pemimpin efektif bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat rekan dan bawahananya, ia juga melihat kemenangan rekan dan bawahan sebagai kemenangannya, dan yang terpenting, tidak menganggapnya sebagai ancaman. Kesuksesan anak buah adalah kesuksesan pemimpin juga.

6. Bersikap konsisten.

Syarat terakhir untuk menjadi pemimpin efektif adalah meraih kepercayaan pengikut. Saat seseorang kehilangan kepercayaan, ia kehilangan pengikutnya �sehingga� memustahilkan terjadinya kepemimpinan yang efektif.

Mempercayai pemimpin bukan berarti menyukainya, bukan pula selalu setuju dengannya. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa sang pemimpin bersungguh-sungguh pada apa yang dikatakannya. Tindakan seorang pemimpin dan kepercayaan yang dianutnya harus sejajar, atau setidaknya sesuai. Kepemimpinan efektif tidak didasarkan pada kepandaian seorang pemimpin, tapi terutama pada konsistensi-nya!

7. Mempersiapkan pemimpin masa depan.

Para pemimpin terbaik tahu bahwa di pundak mereka-lah terletak tanggung jawab untuk mengembangkan pemimpin yang akan memandu organisasi mereka di masa depan. Mereka paham betul bahwa perkembangan kepemimpinan merupakan kunci bagi masa depan (perusahaan, organisasi nirlaba, dan juga bangsa tentunya!) Setiap pemimpin efektif paham bahwa ujian terakhir kepemimpinan adalah menciptakan energi insani dan visi insani.

Selamat menjadi pemimpin efektif, mulai dari saat ini, dari yang sekecil apa pun, dan tentunya dari diri kita sendiri.

Semoga bermanfaat.

Rio Purboyo

(on becoming Result Consultant for myself+others)

0858.1531.1207

http://trustcosurabaya.com/7-faktor-kritis-kepemimpinan-efektif.html

*****

Enam Rahasia Pemimpin Besar

Page 3: 51703430 pemimpin-efektif

Dalam sejarah pertumbuhan bangsa-bangsa, agama-agama, organisasi-organisasi, perusahaan-perusahaan di dunia sejak dari dahulu hingga sekarang selalu saja kita dapat menemukan peran para pemimpin dalam menakhodai perubahan-perubahan besar.Perubahan-perubahan besar itu bisa dilakukan karena umumnya para pemimpin itu memiliki kualitas-kualitas kepemimpinan sebagai berikut:

Pertama: Keberanian yang tak Tergoyahkan.

Perubahan-perubahan besar biasanya menghadapkan sang pemimpin dan orang-orangnya dengan situasi baru yang belum pasti, tidak menjamin keamanan, penuh resiko, dan berpotensi menghantam kelanggengan hidup sang pemimpin dan orang-orangnya. Akan tetapi biasanya sang pemimpin bisa melihat dan menyikapi situasi itu dengan kualitas keberaniannya sebagai dampak dan kekuatan kemauannya dia tetap saja mau menghadapi situasi itu dengan penuh keberanian tetapi pada saat yang bersamaan amat memperhitungkan dan menyadari resikonya. Dalam keadaan seperti itu orang-orang dalam sebuah organisasi atau ilustitusi merasa menemukan alasan untuk terus bekerja bersama pemimpinnya, dan energi keberaniannya sang pemimpin menularkan rasa percaya diri.

Kedua: Pengendalian Diri yang Utama

Pemimpin adalah yang selalu menanggung beban tanggung jawab paling besar dalam institusi yang dipimpinnya. Dan memang secara normal selalu menimbulkan goncangan kepribadiannya terutama pada aspek emosional dan spiritual. Tetapi pemimpin yang arif amat menyadari bahwa apapun yang terjadi pada dirinya dengan segera akan menular pada orang-orangnya. Maka ia akan memilih untuk mengendalikan diri dengan baik, agar yang memulai dan idenya adalah selalu hal-hal yang positif dan insruktif.

Sebagai manusia yang tidak sempurna ia bisa saja sedih, kecewa, jengkel, marah, dendam, iri, sombong dan sebagainya. Akan tetapi begitu semua sikap negatif mulai merasuk kedalam dirinya, ia akan mengendalikannya sampai pada tingkat belia justru bisa menampilkan sifat-sifat sebaliknya.

Ketiga: Rasa Keadilan yang Diterima Oleh Semua Pihak

Penibahan dalam kehidupan manusia adalah pekerjaan besar, rumit, kompleks dan selalu melibatka banyak manusia dengan segala latar belakar dan potensinya.

Ada banyak hal, gagasan, dan strategi yang tertampng dalam perubahan itu. Ada banyak keberhasilan yang dicapai. Tetapi juga pasti ada banyak kegagalan yang dialami. Ada banyak situasi dimana sang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dari tindakan yang dapat menciptakan spirit penemaan dari semua orang-orangnya ini tak mudah. Tetapi pemimpin yang berhasil selalu bisa menampilkan kualitas keadilannya yang dapat diterima semua pihak.

Keempat: Keputusan Pasti

Sukses ditingkat personal maupun ditingkat komunal sesungguhnya merupakan dampak dari ribuan keputusan yang diambil dan di eksekusi oleh sang pemimpin, memang selalu tersedia banyak pilihan pemikiran, kebijakan dan tindakan yang dimiliki oleh pemimpin. Akan tetapi ketidak ragu-raguannya dalam memilih sebuah pemikiran, kebijakan dan kendala untuk diputuskan secara pasti bagi orang-orangnya memberi suasana kejelasan arah dalam bertindak dan menghindarkan orang-orangnya dari kekacauan dalam berpikir dan bekerja.

Kelima: Melakukan Lebih Banyak dari yang Dibayar

Pemimpin adalah orang yang memiliki daya tarik untuk diikuti oleh orang-orangnya

Page 4: 51703430 pemimpin-efektif

, yang pertama adalah pribadi yang memiliki semua kualifikasi yang memang memberikan kelayakan baginya untuk memimpin dan orang-orangnya merasa punya alasan untuk mengikuti sang pemimpin dalam kualifikasi itu.

Yang kedua, karena ia melakukan lebih banyak dari yang dibayar, karena alasan kedua inilah yang nampak begitu istimewa dan oleh karenanya begitu menyedot rasa ingin mengikuti.

Keenam: Kepribadian yang Menyenangkan

Apa yang membuat sebuah perubahan besar dalam sejarah bisa terjadi? Karena kekuatan yang menggerakkannya. Kenapa begitu kuat? Karena berasal dari kombinasi tenaga sang pemimpin dan pengikutnya yang begitu terpadu. Keterpaduan itu buah dari ikatan yang menawan dari dahaga jiwa para pengikut terhadap sosok figur dambaan, dan kepribadian yang menyenangkan sang pemimpin dalam pergaulan bersama orang-orangnya.

http://trustcosurabaya.com/enam-rahasia-pemimpin-besar.html

*****

Makalah Tentang KepemimpinanBAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :

Page 5: 51703430 pemimpin-efektif

v Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?

v Adakah teori � teori untuk menjadi pemimpin yang baik?

v Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?

v Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?

v Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?

I.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah

· Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.

· Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan dan kearifan lokal.

I.4 METODE PENULISAN

Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data � data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.

I.5 RUANG LINGKUP

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai kepemimpinan dan kearifan lokal

.BAB II

PEMBAHASAN

II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari � hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang

Page 6: 51703430 pemimpin-efektif

kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

· Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.

· Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

· Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :

v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang � orang yang dipimpinnya.

v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang � orang yang dibimbingnya.

v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang � orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.�The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission�. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang � orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas � Field Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat � sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gay

Page 7: 51703430 pemimpin-efektif

a kepemimpinan yang akan diterapkan.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.

- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

II.2 TEORI KEPEMIMPINAN

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

Ø Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan �The Greatma Theory�. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat � sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat � sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :

o Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata � rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

Page 8: 51703430 pemimpin-efektif

o Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya

Ø Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

Ø Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

Ø Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

Ø Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda � beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.

ü Otokratis

Page 9: 51703430 pemimpin-efektif

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

ü Partisipasif

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

ü Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

ü Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung � jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang � orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi.

Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedler telah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gaya kepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ini nyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antara pemimpin dengan anngota ( Leader � member rolations), struktur tugas (task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power). Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.

Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan (muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

Page 10: 51703430 pemimpin-efektif

Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 : 18 dst), masing � masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalm situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memiliki gaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah

~ Directing

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan �aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.

~ Coaching

Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

~ Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik � teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang � bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran � saran mereka mengenai peningkatan kinerja.

~ Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.

Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yang disebut sebagai �situational leadership�. Situational leadership mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari orang � orang yang dipimpinnya.

Ditengah � tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf / individu yang berbeda � beda), maka untuk mencapai efektivitas org

Page 11: 51703430 pemimpin-efektif

anisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :

Q Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.

Q Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.

Q Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.

Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).

Peran pertama meliputi :

ü Peran Figurehead ® Sebagai simbol dari organisasi

ü Leader® Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya

ü Liaison ® Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.

Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :

ü Monitior ® Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.

ü Disseminator ® Menyampaikan informasi, nilai � nilai baru dan fakta kepada bawahan.

ü Spokeman ® Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang � orang di luar organisasinya.

Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :

ü Enterpreneur ® Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.

ü Disturbance Handler ® Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun.

ü Resources Allocator ® Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas � tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.

ü Negotiator ® Melakukan perundingan dan tawar � menawar.

Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :

ü Alighting ® Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.

ü Aligning ® Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama.

Page 12: 51703430 pemimpin-efektif

ü Allowing ® Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara kerja mereka.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.

II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh � sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.

A. Karakter Kepemimpinan

Hati Yang Melayani

Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan � kawan, ada sejumlah ciri �ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang � orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika seb

Page 13: 51703430 pemimpin-efektif

uah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.

Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas ( accountable ). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.

B. Metode Kepemimpinan

Kepala Yang Melayani

Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.

Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah � sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :

v Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang � orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang � orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.

v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka

Page 14: 51703430 pemimpin-efektif

yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.

v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang � orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari � hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

C. Perilaku Kepemimpinan

Tangan Yang Melayani

Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :

Ø Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh � sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.

Ø Pemimpin focus pada hal � hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.

Ø Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).

Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan pemimpin � pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang �orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.

II.4 KEPEMIMPINAN SEJATI

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out ).

Page 15: 51703430 pemimpin-efektif

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat atau jabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkungan pekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya. � I don�t think you have to be waering stars on your shoulders or a title to be leadar. Anybody who want to raise his hand can be a leader any time�,dikatakan dengan lugas oleh General Ronal Fogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Saya tidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau sebuah gelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan dapat menjadi pemimpin di lain waktu.

Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahui keberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atau tugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwa merekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorang pemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.

Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru dan mungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yang justru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise) dari mereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakin tinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinan sejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).

Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejati dapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpin besar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yang rasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selama penderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yang rendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderita selam bertahun � tahun.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala � galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 makna terkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :

Ø Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berarti kecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQ berarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.

Ø Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality), baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.

Ø Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca �chi� dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).

Ø Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejati adalah seseorang yang sungguh � sungguh mengenali dirinya (qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (self management atau qolbu management).

Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpin yang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkat atau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalam upaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian makna kehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.

Page 16: 51703430 pemimpin-efektif

Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkat menajadi 3C, yaitu :

· Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).

· Visi yang jelas (clear vision).

· Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).

Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggi untuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secara internal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis, pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain (pengembangan kemampuan interpersonal dan metode kepemimpinan). Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, � The only way that I can keep leading is to keep growing. The the day I stop growing, somebody else takes the leadership baton. That is way it always it.� Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpin adalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhenti bertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.

II.5 KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL

Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,

Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.

Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.

Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong � gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.

Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnya telah melakukan sosialisasi terkait pembangunan gorong � gorong. Camat Kuta secara langsung dan tertulis telah menyampaikan hal tersebut kepada pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No. 620/676/ke/07 , tertanggal 27 desember 2007

BAB III

PENUTUP

Page 17: 51703430 pemimpin-efektif

III.1 KESIMPULAN

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat � sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).

III.2 SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

*****

Kepemimpinan seolah menjadi sebuah topik yang senantiasa menarik untuk dikaji. Ratusan buku yang membahas mengenai kepemimpinan maupun gaya kepemimpinan begitu banyak dijumpai setiap saat. Kegiatan-kegiatan pelatihan kepemimpinan pun begitu populer baik di lingkungan pelajar, mahasiswa hingga lingkungan kerja (kantor).Terlepas dari begitu banyak metode dan gaya kepemimpinan yang ada pada dasarnya tidak ada yang lebih penting ketimbang efektivitas dalam kepemimpinan itu sendiri. Apapun gaya dan metode yang digunakan tidak akan ada artinya jika tidak menjadi efektif.Seorang manajer atau pemimpin organisasi tidak dinilai dari penguasaan terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Tolok ukur seorang manajer adalah keputusan yang diambil dan bagaimana keputusan tersebut efektif bagi organisasi yang dipimpinnya.Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif bagi sebuah organisasi perlu mengenali dan memahami visi organisasi yang dipimpin. Visi organisasi selanjutnya diturunkan menjadi visi kepemimpinan, dengan demikian tidak ada pertentangan antar keduanya.Bila organisasi diibaratkan sebagai sebuah kapal lengkap dengan awaknya yang masing-masing memiliki spesialisasi, tanggung jawab dan tugasnya maka seorang pemimpin adalah kapten kapal tersebut. Seorang kapten kapal tidak sekedar berfungsi mengkoordinir bagaimana setiap bagian bekerja namun lebih dari itu dia bertugas menentukan arah dan tujuan dari kapal dan memastikan bahwa setiap fungsi melaksanakan tugasnya demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.Sama halnya dengan sebuah kapal yang ketika berlayar memerlukan tujuan, demikian

Page 18: 51703430 pemimpin-efektif

pula organisasi memerlukan tujuan yang diistilahkan sebagai visi. Tanpa visi maka organisasi akan berjalan tanpa arah dan tujuan. Pada organisasi semacam ini ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, kemungkinan pertama organisasi tersebut dalam operasionalisasi kesehariannya asal jalan saja sedangkan kemungkinan yang lain setiap individu dalam organisasi akan fokus mengejar kepentingan masing-masing dan organisasi tidak lebih dari sekedar lembaga atau brand yang menaungi mereka.Adakah organisasi semacam ini? Tentu saja ada, saya telah melihat sendiri beberapa organisasi yang terjebak pada situasi semacam ini. Beberapa diantaranya tidak mampu bertahan sementara sisanya masih sanggup bertahan karena mereka merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar dan untungnya organisasi yang lebih besar ini cukup memiliki visi dan kompetensi. Meski demikian organisasi semacam ini ibarat kanker bagi induknya yang akan membebani. Beban yang dimaksud bukan hanya finansial namun bisa juga berupa brand image.Sebuah organisasi bisa terjebak pada situasi dimaksud di atas karena beberapa kemungkinan. Bisa jadi situasi ini tecipta karena organisasi didirikan oleh seorang yang visioner dan sangat berpengaruh namun kurang melakukan sosialisasi visinya kepada para kolega atau bawahan, ketika si pendiri ini mundur maka biasanya organisasi akan mengalami penurunan. Kemungkinan lain adalah organisasi terjebak mempertahankan visi yang dibentuk beberapa periode sebelumnya. Visi tidaklah sakral terutama bagi organisasi bisnis. Lingkungan Sekitaran Eksternal (LSE) atau lingkungan di luar organisasi sifatnya dinamis, organisasi harus senantiasa mampu selangkah di depan perubahan yang terjadi.Organisasi bertahan pada visi yang tercipta pada masa lalu karena pemimpin masa ini tidak peka terhadap tuntutan perubahan yang terjadi saat ini. Bisa juga alasan mempertahankan visi ini karena ingin menghormati the founding father. Apapun alasannya tidaklah penting, yang jelas situasi ini membuat organisasi tidak berdaya menghadapi kompetisi.Setiap organisasi bediri dengan latar belakang yang berbeda meski demikian kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan salah satunya berupa kesejahteraan bagi organisasi itu sendiri agar dapat terus bertahan dan membiayai dirinya sendiri. Kesejahteraan hanya dapat tercipta bila organisasi mampu menangkap peluang yang ada pada LSE. Sebab pada dasarnya di dalam organisasi sendiri hanya ada, baik biaya untuk inovasi, SDM, pemasaran dan lain sebagainya. Sementara peluang ada pada LSE, dengan demikian penting bagi organisasi untuk menentukan strategi dalam rangka mencapai kesejahteraan. Itulah pentingnya memahami dinamika dan kebutuhan yang ada di LSE. Sayang beberapa organsasi memang terlalu angkuh untuk berubah demi memenuhi tuntutan LSE.Untuk menentukan rumusan strategi yang tepat tentunya organisasi perlu mengumpulkan berbagai informasi internal. Informasi tersebut meliputi informasi dasar mengenai, likuiditas, piutang dan data penjualan. Informasi mengenai produktivitas berupa dan EVA, informasi mengenai kompetensi dari organisasi dan individu serta informasi mengenai alokasi sumber daya baik dana maupun SDM. Keempat informasi tersebut kemudian digabungkan dengan informasi mengenai LSE dengan demikian terbangunlah antara organisasi dengan LSE. Kondisi inilah yang memungkinkan organisasi mencapai kesejahteraan.Faktanya tidak sesederhana itu terutama bagi organisasi yang telah berjalan bertahun-tahun. Resistensi yang ada pada umumnya akan sangat tinggi terutama oleh mereka yang telah bertahun-tahun menikmati. Sebuah organisasi yang saya kenal mengalami kondisi serupa dimana organisasi tersebut berjalan tanpa adanya visi yang jelas selama bertahun-tahun.Awalnya organisasi ini sangat visioner dan dipersepsi positif oleh , namun ketika beberapa senior dalam organisasi terlibat pertengkaran dan masing-masing meninggalkan organisasi para yunior seolah kehilangan arah. Mereka sekedar melakukan rutinitas pekerjaan sehari-hari dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai karyawan namun tidak pernah terpikir untuk menentukan arah bagi organisasi tempat mereka bernaung. Setelah belasan tahun para yunior telah berada pada posisi puncak dan selama belasan tahun pula mereka menikmati yang tercipta karena kondisi sebelumnya. Seiring dengan waktu muncul para kompetitor yang tadinya tidak memiliki nama, namun berkat kemampuannya memahami LSE maka para kompetitor secara cepat memp

Page 19: 51703430 pemimpin-efektif

eroleh posisi yang lebih baik dibandingkan organisasi ini.Dalam kondisi semacam ini ternyata tidak membuat organisasi sadar dan memperbaiki diri, sebaliknya mereka yang menikmati sangat resisten terhadap perubahan yang mendesak. Para penikmat telah bertahun-tahun menikmati gaji dan jabatan tanpa peduli akan arah organisasi. Masing-masing mengejar visi pribadinya yang kebanyakan tidak menguntungkan bagi organisasi. Beberapa individu dalam organisasi memperoleh status dan nama namun tidak demikian halnya dengan organisasi yang menaungi dan menggaji mereka setiap bulan.Juru mudi memiliki tugas, juru mesin memiliki tugas, bahkan juru masakpun demikian. Namun setiap dari mereka hendaknya melaksanakan tugas untuk tujuan yang sama. Apa jadinya jika juru mudi hanya memperdalam kemampuan mengemudinya tanpa tahu arah kapal demikian pula juru mesin dan yang lainnya. Itulah pentingnya visi dan itulah peran seorang pemimpin untuk mengkoordinir setiap fungsi untuk mencapai sebuah tujuan bersama.Visi dan strategi organisasi berkaitan erat dengan efektivitas kepemimpinan. Itulah sebabnya dipaparkan panjang lebar mengenai visi organisasi. Sebab seorang pemimpin bekerja berdasarkan visi organisasi dan visi pribadi. Tanpa keduanya mustahil kepemimpinannya akan efektif. Bagaimana seorang kapten kapal dapat memimpin anak buah dan kapalnya tanpa dia sendiri tahu kemana kapal ini harus berjalan?Tanpa adanya efektivitas kepemimpinan maka seorang pemimpin tak lebih dari sekedar simbol yang tiada arti, kepemimpinannya adalah sia-sia. Menentukan gaya kepemimpinan adalah masalah kedua, sebab tanpa adanya visi organisasi dan visi sang pemimpin gaya apapun yang digunakan tidak akan memberi kontribusi yang berarti.Pemimpin yang efektif juga harus menekankan keputusan pada sesuatu yang benar bukan sesuatu yang dapat diterima. Merasa khawatir akan apa yang dapat diterima atau tidak dapat diterima adalah inefisiensi, sebab dalam proses mencari jawaban Apa yang dapat diterima biasanya beberapa hal penting yang membuat sebuah keputusan menjadi efektif akan disingkirkanFaktor penting lainnya yang menentukan efektif tidaknya kepemimpinan adalah peran serta dari anggota organisasi tersebut. Peran serta menjadi faktor akhir yang menentukan kepemimpinan. Organisasi sering mencari sosok super leader yang diharapkan akan membawa organisasi tersebut ke arah yang lebih baik, namun tidak jarang terjadi meski telah memperoleh seorang pemimpin yang super tetap saja organisasi tidak bergerak ke arah yang diharapkan. Hal ini disebabkan ketiadaan atau rendahnya partisipasi dari anggota. Sehebat apapun seorang pemimpin tanpa peran serta anggotanya tak akan ada artinya. Situasi riil yang terjadi adalah di Indonesia, masalah terbesar bagi bangsa ini bukanlah mencari sosok pemimpin yang ideal namun sebaliknya mencari warga negara yang ideal yaitu warga negara yang mau berperan serta dan peduli untuk membangun. Sayang selama ini justru sosok kepemimpinan ideal yang selalu sibuk diperdebatkan.Menjadi pemimpin yang efektif sangatlah penting utamanya pada organisasi pasca kapitalis (lihat tulisan saya sebelumnya) dimana sistem kendali-perintah telah digantikan dengan sistem koordinasi dan kekuasaan tergantikan dengan tanggung jawab individu. Pada situasi ini visi organisasi dan efektivitas kepemimpinan menjadi semakin penting dibanding era-era sebelumnya.(Satrio A. Wicaksono)copyright 008 SINERGI CONSULTING Diperkenankan mengutip untuk kepentingan non komersial dan wajib menyertakan sumbernya

http://satrioindirani.blogspot.com/2008/05/visi-organisasi-dan-efektivitas.html

*****

Polri, Sesko TNI AD, PT.KAI, adapun untuk kegiatan penelitian dilakukan bersama dengan Telkom Divre III, ISEI, Bank Indonesia Jakarta, Bank Indonesia Bandung dan Pemkot Bandung, bidang penelitan yang sering dilakukan antara lain : ekonomi moneter, bisnis, telekomunikasi, public finance, economic development, rural development, dan planologi.

Page 20: 51703430 pemimpin-efektif

http://students.imtelkom.ac.id/web2.0/index.php/e-mading/etika-kepemimpinan-dalam-berorganisasi.html

*****

Etika Kepemimpinan Dalam Berorganisasi

Oleh Coki Ahmad Syahwier

(Dosen IM Telkom; Materi LKK IM Telkom 2-3 Mei 2009)

�.�pada dasarnya jiwa kepemimpinan dimilki oleh setiap diri manusia (self leadership), setidaknya dirasakan manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan menetapkan suatu keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam mengaktualisasikan kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya disebabkan kesalahan dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk menghindarinya menjadi penting faktor pengendali diri, salah satunya adalah dengan mempedomani nilai-nilai etika dan moralitas dalam kehidupan, jadi kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu kesatuan yang sangat erat�..�

1. Pendahuluan

Dalam suatu organisasi akan ditemukan beberapa unsur yakni visi-misi, tujuan dan program kerja, struktur organisasi, kode etik organisasi, hubungan antarlini organisasi, individu-individu, kepemimpinan, dan dinamika organisasi. Keberhasilan organisasi mencapai tujuan organisasi sangat tergantung kepada pemimpin dan orang-orang yang berada di sekitar pemimpin. Seorang pemimpin yang sukses apabila ia mampu menggerakkan sejumlah orang dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk keperluan itu, seorang pemimpin hendaknya dapat menciptakan beberapa hal, yaitu :Atmosfer hubungan kerja yang nyaman,Motivasi maksimum,Kedisiplinan, keteladanan, dan berkemampuan (professional),Aspiratif (people focus),Berkomimen terhadap etika dan tujuan organisasi (performance),Berpikir sistemik dan selalu positive thinking. Sejalan dengan penjelasan di atas, organisasi kemahasiswaan juga memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pada umumnya. Hanya saja, organisasi kemahasiswaan mempunyai ciri-ciri suasana dinamika yang khusus yakni :

Pencirian idealisme,Ketajaman berpikir,Pembelajaran interelasi sosial,Social responsibility yang tinggi,Hubungan emosional yang kuat,Transformasi personality,Ekspektasi cita-cita,Kecintaan terhadap institusi,Kerja sama tim. Oleh karena itu, organisasi mahasiswa membutuhkan kepemimpinan kolegial yang kuat dan utuh dalam mewujudkan tujuan bersama (common goals). Kepemimpinan organisasi mahasiswa memiliki 6 (enam) misi pokok, yakni :Menjembatani aspirasi mahasiswa terkait dengan kelancaran proses belajar mengajar,Mengembangkan dan men-servant program minat dan bakat mahasiswa,Mengembangkan karakter dan kapasitas diri mahasiswa,Menciptakan suasana yang kondusif, kreatif, inovatif, dan produktif di kampus,Memelihara sarana dan prasarana kampus,Menjalankan peran serta dalam memecahkan persoalan masyarakat.

Page 21: 51703430 pemimpin-efektif

Kepemimpinan mahasiswa yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu mewujudkan enam misi di atas. Kepemimpinan demikian tentu bukanlah kepemimpinan yang hanya sekedar melayani atau how to servant. Akan tetapi kepemimpinan yang diperlukan adalah kepemimpinan transformatif yang visioner terutama dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terus terjadi. Kepemimpinan transformatif yang visioner selalu mengedepankan sejumlah ide atau gagasan konstruktif jauh ke depan. Jadi, perlu ada paradigm shift dalam kepemimpinan yang memfokuskan organisasi bagi peningkatan kualitas pelaku-pelaku organisasi dan individu-individu yang dipimpin.

Pemimpin dalam kepemimpinan transformatif sangat mengetahui dan memahami potensi individu-individu di sekelilingnya dan terampil mengoptimalkan sumber daya organisasi yang tersedia. Bahkan, pemimpin transformatif visioner berpikir jauh ke depan melampaui individu-individu yang dipimpinnya. Oleh karena itu, optimalisasi potensi dan sumber daya organisasi yang dilakukan pemimpin transformatif selalu tepat dan terukur (measurement) keberhasilannya.

Kepemimpinan organisasi mahasiswa membutuhkan pemimpin transformatif yang tidak saja handal dalam mengoptimalkan potensi yang dipimpinnya dan sumber daya organisasi yang tersedia, melainkan juga memiliki jiwa motivator yang baik saat yang lain dalam keadaan lemah. Pemimpin transformatif selalu mempedomani arah kebijakan (policy direction) yang telah ditetapkan organisasi. Dengan demikian ia mampu membawa individu-individu yang dipimpinnya ke tujuan bersama (common goals) yakni :Keberhasilan studi dengan tepat waktu dan nilai yang baik,Kepercayaan diri dalam memasuki pasar kerja,Kemampuan bagaimana menciptakan (how to creat) pekerjaan,Karakter diri dan berkepribadian yang kuat serta bermoralitas tinggiKebersamaan dalam setiap kegiatan organisasi, Pemimpin organisasi mahasiswa akan menjadi figur sentral dalam setiap denting suara denyut jantung organisasi. Dengan demikian, pemimpin organisasi mahasiswa dinilai sebagai inspirator yang diharapkan dapat membawa organisasi sebagai organisasi yang handal (credible), memiliki kecakapan (capable), diperhitungkan (computable), dan patuh (compliance) terhadap etika dan norma-norma kehidupan kampus.

2. Etika Kepemimpinan

Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki etika adalah determinasi pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak melakukan apa-apa yang tidak benar. Dengan demikian menjalankan suatu kehidupan yang beretika diyakini akan membawa kehidupan pada suatu kondisi yang tidak menimbulkan efek negatif yang merugikan bagi kehidupan di sekitarnya.

Ditinjau dari segi evolusi, dimensi etika dapat menjadi faktor kunci keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika. Kepemimpinan beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku organisasi menyadari keberadaan pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak. Adapun prinsip-prinsip etika berorganisasi adalah :Menjaga perasaan orang lain,Memecahan masalah dengan rendah hati,Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain,Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah,Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian (competence),

Page 22: 51703430 pemimpin-efektif

Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki (improving value),Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya. Upaya menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu hal yang mudah. Untuk kebutuhan itu diperlukan suatu kesamaan persepsi untuk apa organisasi dijalankan. Dalam arti diperlukan suatu komitmen para pelaku organisasi menyamakan langkah tindak untuk mewujudkan tujuan organisasi. Satu hal lain yang juga penting adalah pemberlakuan sanksi yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi proses pembelajaran atas kesalahan yang diperbuat pelaku organisasi. Sanksi dapat diberlakukan tanpa harus adanya diskriminasi. Oleh karena itu setiap organisasi hendaknya mempunyai �kode etik organisasi� yang berfungsi sebagai alat pengendalian atau pengawasan organisasi.

Kode etik organisasi dan perencanaan strategis (renstra) organisasi dapat dijadikan sebagai pedoman oleh majelis pertimbangan organisasi mengawasi jalannya roda organisasi. Kode etik organisasi disusun berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :Peraturan dan ketentuan yang disepakati,Sinergitas,Persaingan yang sehat, competition is matter of spirit, not strengthTanggung jawab atau integritas,Hubungan kerjaAspirasi.3. Penutup

Etika kepemimpinan dalam menjalankan kegiatan organisasi merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari kehidupan organisasi keseharian. Tanpa adanya etika kepemimpinan yang efektif dapat mengakibatkan keseimbangan organisasi terganggu. Etika kepemimpinan yang diterapkan oleh pengurus organisasi dalam menjalankan roda organisasi dapat menebarkan nilai tambah (value added) bagi peningkatan karakter diri terutama dalam kekokohan mental dan spiritual.

Etika kepemimpinan organisasi kemahasiswaan merupakan wahana proses pembentukan jiwa kepemimpinan di kampus, dan juga bagian dari proses pembelajaran menempa diri menjadi pemimpin handal di berbagai bidang kehidupan sosial kemasyarakatan.

Etika kepemimpinan dapat diterapkan dengan baik apabila mendapat dukungan penuh dari beberapa faktor yaitu : (1) manajemen institusi, (2) capital management, (3) campus environmental, (4) common vision, (5) the strategy of link and match between higher quality and the demand for need of job field.

CURRICULUM VITAE (CV)

Coki Ahmad Syahwier :

Pengalaman berorganisasi diawali sejak menjadi anggota Pramuka Gudep Medan, pengurus OSIS SMP Negeri VI Medan dan terpilih mengikuti pelajar teladan se Kota Medan, berlanjut ketika mahasiswa terpilih menjadi Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Ekonomi USU dan Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU masing-masing selama dua tahun serta aktif dalam kegiatan ISMEI (Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi se Indonesia), penerima beasiswa Supersemar dan sempat menjadi anggota redaksi Koran kampus USU dan penyiar radio Kampus USU dalam siaran �road to campus�, �wawasan almamater�, wawancara celebrity, dan �curhat saturday night�, setelah menyelesaikan kuliah kembali dipilih menjadi pengurus KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Propinsi Sumatera Utara dan AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) Propinsi Sumatera Utara, kemudian setelah hijrah ke Bandung menempuh studi pasca sarjana UNPAD dilpilih sebagai Ketua I Ikatan Mahasiswa Pascasarjana UNPAD selama satu tahun, kemudian ditunjuk sebagai Sekretaris ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat Periode 2001-2004, kini Ketua Bidang Pengembangan Ilmu ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat Periode 2008-2011 dan

Page 23: 51703430 pemimpin-efektif

Wakil Ketua Dewan Pengembangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung melalui SK Walikota Bandung sejak tahun 2006 hngga 2013 serta Sekretaris LP3E Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Propinsi Jawa Barat Periode 2009-2014, dan mulai aktif dalam Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Jawa Barat;

Pengalaman Akademis diawali sejak menyenangi kegiatan menulis di SMA (mading, menulis sajak dan cerpen), ketika mahasiswa pernah menulis laporan kegiatan camping to village mahasiswa FE USU sebagai tulisan pertama yang dimuat di Koran Waspada Medan (judul �Apakah Di sana Ada Jawabnya), tulisan berikutnya berisikan masalah-masalah sosial dan ekonomi dimuat pada Koran Waspada dan Koran Analisa, sejak di Bandung aktif menulis artikel-artikel ekonomi di Koran Pikiran Rakyat yang sempat diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul �Analisis Ekonomi Indonesia : Kajian Terhadap Dimensi Krisis di Indonesia� terjual sebanyak 500 eksemplar di Bandung, Palembang dan Medan, kegiatan menulis artikel ekonomi di Koran Pikiran Rakyat dan Kompas serta Jurnal Manajemen IM Telkom nyaris tidak lekang di keseharian, direncanakan kumpulan tulisan sebanyak 50 tulisan yang dimuat dari 2007-2009 akan diterbitkan dalam sebuah buku seri bunga rampai dengan judul (tentatif) yaitu �Menyapa Ekonomi Indonesia�, salah satu tulisan yang berkesan adalah �Community Based-Economy Model as Eradicating Poverty In Indonesian� yang dipresentasikan dalam Forum Sarjana Ekonomi ASEAN (FAEA) pada tahun 2001 di Bangkok, Thailand, sejumlah makalah/paper telah dipresentasikan dalam forum seminar/workshop/training di Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Pontianak, Ikatan Mahasiswa Cilegon Banten, ISEI Surabaya, Universitas Negeri Malang, Politeknik PT.Pos Indonesia/Ikatan Mahasiswa Akuntansi se Indonesia, ISMEI Pontianak, Adum/Diklat Kepemimpinan Pemkab Cirebon, Indramayu, Kota Serang, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Cianjur, Curug/Tangerang, Garut, Subang, Kabupaten Bandung, Departemen Agama, Departemen ESDM, Departemen PU, Departemen Kehakiman, Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Bulog, Diklatpim PusdikminA Simple Way to be an Effective ManagerCategory: LeadershipKetika kita dipilih atau ditunjuk sebagai seorang manajer maupun pemimpin di dalam sebuah perusahaan atau kelompok maupun keluarga, terkadang kita sering kali menggerutu mengapa orang yang kita pimpin terkesan tidak mau menurut atau sulit diatur padahal kita sudah capek bekerja keras untuk mengatur segalanya, hal ini mengindikasikan bahwa model kepemimpinan yang kita jalankan selama ini tidak efektif. Tahukah anda, apa yang diperlukan ketika kita menghadapi situasi ini? Untuk memiliki kepemimpinan efektif, sesungguhnya yang perlu kita perbaiki adalah bagaimana kita menyesuaikan sikap kita terhadap orang yang kita pimpin tersebut agar dapat memimpin dengan efektif, dengan demikian dinamakan situasional leadership.

Ada empat model situasional leadership yaitu: S1 (Directive), S2 (Participative), S3 (Supportive), S4 (Delegative). Dan ada empat jenis member/team yang dipimpin yaitu: D1 (Beginner), D2 (Quitter), D3 (Reluctant participate), D4 (Delegative). Untuk lebih mudah dalam penerapannya mari kita lihat Tabel 1 berikut:

Berdasarkan Tabel 1, ketika kita menemui member/team yang memiliki karakter D1 yaitu member/team yang sama sekali tidak memiliki kompetensi, komitmen dan kerja tim yang baik maka situasional leadership yang seharusnya kita terapkan adalah model S1 yaitu High directive dan Low Supportif (artinya bahwa kita harus memberikan arahan-arahan yang sangat detail dan keras (layaknya seorang mandor). Jika kita menemui kondisi D2 dimana team member hanya memiliki satu dari tiga kriteria maka, situasional leadership yang seharusnya kita terapkan adalah model S2 yaitu High directive dan High Supportif (artinya bahwa kita selain memberikan arahan yang detail kita juga harus turut ambil bagian agar pada akhirnya member atau team tersebut dapat meningkatkan ke-2 kriteria yang lain) model kepemimpinan ini adalah model kepemimpinan yang paling berat dan melelahkan. Jika kita menemui kondisi member/team sudah memiliki dua dari tiga kriteria, seharusnya kita menerapkan model S3 yaitu Low directive dan High Supportif (artinya kita harus lebih sering memberikan apresiasi atau pujian kepada team kita dengan tulus atas prestas

Page 24: 51703430 pemimpin-efektif

i yang mereka raih, agar mereka lebih termotivasi dan merasa mendapat pengakuan diri). Nah kondisi D4 lah yang paling enak, dimana team member kita sudah memiliki ketiga kriteria, kita perlu memberikan kepercayaan kepada mereka sepenuhnya dengan sesekali memantau kinerja mereka dan kita dapat memikirkan rencana strategis lainnya.

Nah bagaimana caranya agar kita dapat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dalam team kerja? Ada tiga cara yaitu:

Kenali, pelajari dan manage situasi team member. Kita harus mengenali satu persatu team member kita dan harus peka terhadap segala perubahan yang ada.Introspeksi diri. Kenali kelemahan diri.Berkolaborasi dengan rekan sekerja yang mempunyai gaya kepemimpinan yang fleksibel.Bagaimana cara kita meningkatkan ketiga kriteria member team yang meliputi kompetensi, komitmen, dan kerja team akan dibahas pada artikel selanjutnya��

Artikel ini ditulis kembali oleh Ratna MD (Staf Pengajar Diploma IPB) intisari seminar PT. Terminix

Written by Ahli SDM Indonesia

http://ratihmariadhewi.com/a-simple-way-to-be-an-effective-manager/

*****

TENTANG KEPEMIMPINANWritten by Arief Furchan Tuesday, 27 October 2009 20:14

Pendahuluan

Dalam bahasa Inggris, pemimpin disebut leader dari akar kata to lead. Dalam kata kerja itu terkandung beberapa arti yang saling berhubungan erat: bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengmbil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran/pendapat orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Dengan demikian, seorang pemimpin adalah seorang yang bergerak lebih awal, berjalan di depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran/pendapat/tindakan orang lain, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya. Pemimpin sering juga disebut dengan berbagai nama: penghulu, pemuka, pelopor, pengarah, pembimbing, penuntun, dan penggerak.

Jenis-jenis pemimpin

Kepemimpinan merupakan masalah yang mempunyai banyak segi. Oleh karena itu, kita dapat memandangnya dari berbagai sudut: cara pengangkatannya, keresmian kedudukannya, kemampuannya, gaya kepemimpinannya. Dari perbedaan sudut pandang itu kita dapat mengelompokkan pemimpin menjadi beberapa jenis:

Pemipin keturunan - Pemimpin paksaan

Seseorang dapat menjadi pemimpin dengan berbagai cara. Ada yang karena keturunan seperti raja-raja zaman dahulu atau kiai di pesantren. Ada yang karena dipilih menurut aturan pemilihan tertentu, seperti Presiden. Ada yang ditunjuk oleh penguasa yang lebih tinggi, seperti kepala kantor di Indonesia. Ada yang begitu saja tumbuh menjadi pemimpin, seperti kebanyakan pemimpin informal dalam masyarakat pedesaan. Ada yang karena dipaksa oleh keadaan yang mendesak, seperti para tokoh kemerdekaan di pelbagai negara ketika terjadi perebutan kekuasaan.

Page 25: 51703430 pemimpin-efektif

Pemimpin resmi � pemimpin tidak resmi

Pemimpin resmi adalah pemimpin yang menduduki kursi kepemimpinan yang termasuk dalam suatu lembaga tetap dalam masyarakat. Presiden, menteri, gubernur, kepala desa, adalah contoh pemimpin resmi dalam megara Indonesia. Mereka ini mempunyai nama jabatan dan tugas tanggung jawab yang sudah dirumuskan dengan tegas. Sedangkan pemimpin tidak resmi adalah pemimpin yang tidak menduduki suatu tempat tertentu dalam kerangka struktur kemasyarakatan. Mereka ini tidak memiliki nama jabatan serta tidak dibebani tugas dan tanggung jawab yang jelas. Namun daya kepemimpinannya terasa dalam peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang penting. Mereka mampu menggerakkan dan mengarahkan kegiatan sekelompok orang tertentu untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita bersama.

Pemimpin ideologis � pemimpin eksemplaris

Kepemimpinan menyangkut tiga hal pokok: tujuan dan cita-cita, organisasi kerja, dan kepribadian. Dalam diri seorang pemimpin ketiga hal itu harus ada. Namun, ketiga unsur itu tidk harus memiliki kekuatan yang sama. Ada yang disebut sebagai pemimpin ideologis. Pemimpin jenis ini mungkin tidak ahli dalam menyusun rencana kerja dan pelaksanaannya. Mungkin juga dia tidak memiliki pribadi yang mengesankan. Namun, dia dianugerahi pikiran yang hidup. Otaknya penuh dengan gagasan-gagasan yang bagus. Dia kaya dengan visi yang tinggi-tinggi. Dan, hebatnya lagi, dia mampu merumuskan gagasan dan visi itu secara tepat dan dapat mengkomunikasikannya kepada para pengikutnya dengan cara yang memikat. Melalui gagasan dan visinya itu pemimpin ideologis dapat mempengaruhi dan menggerakkan para pengikutnya. Bahayanya, pemimpin seperti ini mungkin dapat berbicara tentang hal-hal yang muluk dengan cara yang menarik, namun pada umumnya dia tidak mampu membantu para pengikutnya untuk mewujudkan gagasan-gagasan tersebut. Pemimpin jenis ideologis ini perlu didampingi oleh pembantu-pembantu yang mampu menangkap gagasan-gagasan dan visi si pemimpin serta menyusun rencana kerja yang sesuai untuk mewujudkan gagasan-gagasan tersebut.

Ada juga pemimpin organisatoris. Pemimpin jenis ini mungkin hanya mempunyai pikiran-pikiran yang sederhana dan tidak fasih berbicara. Tetapi dia pandai menggerakkan orang melalui kecakapan organisatorisnya. Dia dapat menyusun rencana kerja yang jitu. Dia dapat mengatur kerja sama yang efisien. Dia dapat menolong mereka yang ada di bawah pimpinannya mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Berkat kecakapan organisatorisnya, pemimpin ini berhasil menyatukan dan menggerakkan orang. Bahayanya, pemimpin jenis ini dapat menjadi sedemikian sibuk dengan organisasi, administrasi dan hasil kongkrit yang mau dicapai bersama sehingga melupakan faktor manusia dan dimensi yang lebih luas dari tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai. Pemimpin organisatori perlu didampingi dengan penasihat yang dapat menjadi sumber inspirasi dan yang dapat menunjukkan secara lebih luas dan mendalam segi-segi yang terkandung dalam tujuan dan cita-cita bersama itu.

Pemimpin karismatik. Pemimpin jenis ini mampu menggerakkan orang lain melalui kekuatan pribadinya. Entah apa sebabnya, kehadirannya selalu menimbulkan pesona. Ada yang selalu menarik pada dirinya. Karena tertarik kepada pribadinya, orang mudah mengikutinya, mendengarkan nasihatnya dan mentaati perintahnya. Bahayanya, karena para pengikutnya lebih tertarik kepada pribadinya daripada apa yang dikerjakannya demi tercapainya tujuan dan cita-cita bersama, usaha bersama mudah menyimpang dari tujuan semula. Pemimpin jenis ini membutuhkan pendamping yang dapat menjadi sumber gagasan dan pengatur kerja dari usaha bersama itu.

Pemimpin eksemplaris. Pemimpin jenis ini mungkin tidak memiliki gagasan-gagasan yang hebat, daya penggerak masa yang dahsyat atau daya tarik pribadi yang aduhai. Tetapi di memiliki citra hidup yang menjadi sumber pengaruh dan penggerak yang tidak dapat diragukan. Pemimpin ini mampu menciptakan irama dan gaya hidup yang mengesankan. Dengan menyaksikan gaya hidup pemimpin itu, orang lain merasa tergerak, ditarik dan dibuat semangat, bukan menuju ke pribadi pemimpin itu

Page 26: 51703430 pemimpin-efektif

melainkan kepada nilai yang dihayatinya dan cita-cita yang melandasi hidupnya. Dengan praktek hidupnya, diam-diam orang itu mengajak orang lain untuk menghayati dan mengejar nilai dan cita-cita hidup yang bukan sembarangan. Dengan teladan hidupnya, dia menjadi sumber dorongan dan semangat bagi orang-orang lain. Pemimpin eksemplaris, pemimpin teladan, memimpin orang lain dengan hidupnya sendiri.

Idealnya, setiap pemimpin harus memiliki keempat ciri itu. Setiap pemimpin harus mampu mempersatukan keempat jenis kepemimpinan itu dalam dirinya. Tetapi, dalam kenyataannya, hal yang ideal itu belum tentu dapat terpenuhi. Oleh karena itu, apapun jenis seorang pemimpin, dia harus menyadari kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Dia harus memanfaatkan apa yang baik dalam dirinya demi tujuan dan cita-cita bersama. Namun sementara itu, dia harus sadar akan kekurangannya dan harus melengkapi apa yang kurang dalam dirinya itu.

Pemimpin otokratis � pemimpin demokratis

Agar dapat menjalankan tugasnya setiap pemimpin diberi wewenang atau kekuasaan. Berdasarkan wewenang itu seorang pemimpin dapat membimbing, mengantar, mengarahkan, menyatukan dan menggerakkan para pengikutnya menuju ke tujuan dan cita-cita bersama. Perbedaan cara penggunaan wewenang ini menciptakan gaya kepemimpinan yang berlainan. Pada dasarnya, kita mengenal tiga gaya kepemimpinan: gaya otokratis, liberal, dan demokratis.

Gaya kepemimpinan otokratis. Dalam usaha membawa para pengikutnya ke tujuan dan cita-cita bersama, pemimpin dapat memegang kekuasaan yang ada pada tangannya secara mutlak. Dalam gaya ini pemimpin bersikap sebagai penguasa dan yang dipimpin sebagai yang dikuasai. Termasuk dalam gaya ini adalah pemimpin yang:Mengatakan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh para pengikutnya. Inilah gaya pemimpin diktator. Yang dilakukan oleh pemimpin yang mengambil gaya ini hanyalah memberi perintah, aturan, larangan. Para pengikutnya harus tunduk, taat, melaksanakan tanpa banyak pertanyaan. Dalam gaya ini, mereka yang dipimpin dibiasakan setia kepada perintah dan dengan tekun menjalankannya. Gaya kepemimpinan ini hanya baik untuk situasi di mana keadaan betul-betul kritis, di mana keselematan mereka yang dipimpin berada di bawah kekuasaan orang yang memimpin. Gaya ini hanya baik untuk situasi yang kacau demi pulihnya tata kehidupan yang aman.Menjual gagasan dan cara kerja kepada kelompok yang dipimpinnya. Inilah gaya kepemimpinan seorang presiden direktu dalam perusahaan besar. Menurut gaya ini pemimpin merumuskan masalahnya serta menyodorkan cara pemecahannya sekaligus. Biasanya, gagasan yang baik dan program kerja yang dirasa menguntungkan akan disambut dengan semangat. Tetapi kalau gagasan itu dirasa tidak baik dan program kerjanya dapat mendatangkan suatu kerugian, bawahan akan menolaknya. Seandainya mereka terpaksa harus menerimanya, biasanya mereka akan menjalankannya dengan setengah hati.

Gaya kepemimpinan liberal. Menurut gaya ini, pemimpin tidak merumuskan masalah serta cara pemecahannya. Dia mebiarkan saja mereka yang dipimpinnya menemukan sendiri masalah yang berhubungan dengan kegiatan bersama dan mencoba menari cara pemecahannya. Gaya ini bertolak belakang dengan gaya otokratis. Dalam gaya ini, tugas pemimpin sekedar menjaga agar mereka yang dipimpinnya berbuat sesuatu. Terserah mereka apa yang mau dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Gaya ini hanya baik untuk kelompok orang yang betul-betul telah dewasa dan benar-benar tahu apa tujuan dan cita-cita bersama yang harus mereka capai. Gaya ini juga baik untuk kelompok orang yang berkumpul bukan untuk membicarakan hal-hal yang serius, melainkan untuk tujuan bersantai bersama, seperti dalam malam keakraban yang tidak meminta tanggung jawab besar.

Gaya kepemimpinan demokratis. Gaya ini menciptakan suasana yang demokratis. Dalam gaya ini, pemimpin berusah membawah mereka yang dipimpin menuju ke tujuan dan cita-cita dengan memperlakukan mereka sebagai sejawat yang sejajar. Di sini,

Page 27: 51703430 pemimpin-efektif

batas pemimpin dan bawahan menjadi kabur. Di sini, orang diberi tempat yang sederajat. Termasuk ke dalam gaya kepemimpinan ini adalah pemimpin yang:Menyajikan masalah serta cara pemecahannya kepada mereka yang dipimpinnya. Orang yang dipimpin itu bebas untuk menggarapnya: merubah, menambah, menyempurnakan. Pemimpin sendiri dengan senang hati menerima usula dan saran mereka. Berdasarkan saran-saran itu, masalah dan cara pemecahannya dirumuskan secara baru. Apabila semua sudah setuju, pemimpin baru merumuskan masalah dan cara pemecahan itu secara definitif.Mengajak mereka yang dipimpinnya untuk bersama merumuskan masalah dan cara pemecahannya. Dalam gaya ini , pemimpin hanya meras bahwa ada masalah dalam kegiatan bersama yang perlu ditangani. Tetapi dia sendiri belum melihat secara jelas. Untuk dapat melihat dengan jelas masalahnya dan menemukan cara pemecahan yang jitu, pemimpin mengikutsertakan semua orang yang dipimpinnya. Dalam pembicaraan bersama itu, dirumuskan bersama apa masalahnya dan bagaimana cara memecahkannya. Gaya kepemimpinan ini baik untuk kegiatan di kalangan orang-orang yang sudah dewasa yang bersifat permanen lagi mengarah ke tujuan dan cita-cita yang tinggi.

Penutup

Pemimpin adalah seorang yang memimpin, dalam arti yang mengarahkan dan menggerakkan para pengikutnya untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Pemimpin itu dapat dibedakan dari cara pengangkatannya, statusnya, aspek kepemimpinan yang ditonjolkannya, dan dari cara ia menggunakan kekuasaannya untuk memimpin. Dari cara pengangkatannya dikenal adanya pemimpin keturunan dan pemimpin yang dipilih; dari statusnya, dikenal adanya pemimpin formal dan pemimpin informal; dari aspek kepemimpinan yang ditonjolkan dikenal adanya pemimpin ideologis, pemimpin organisatoris, pemimpin karismatik, dan pemimpin eksemplaris; sedang dari cara penggunaan kekuasaannya, dikenal ada pemimpin otokratis, liberal, dan demokratis. -----

Lampiran Setiap orang adalah pemimpin� demikian kata nabi Muhammad s.a.w. Donald H. Weiss, seorang ahli di bidang manajemen, mengatakan bahwa �setiap orang dapat menjadi pemimpin.�

Perbedaan antara pemimpin dan manajer:

Menurut Heim dan Chapman (1991:5) seorang pemimpin yang baik selalu merupakan manajer yang baik tetapi seorang manajer yang baik belum tentu merupakan pemimpin yang baik. Mereka menyebutkan perbedaan antara seorang pemimpin dan manajer sebagai berikut:Seorang manajer yang baik sudah puas dengan hanya mengikuti petunjuk-petunjuk dan saran-saran dari atas. Seorang pemimpin lebih cenderung untuk mempertimbangkan masa depan, dan mengantisipasikan kebutuhan, problem dan masalah sebelum diberitahu bahwa diperlukan tindakan.Seorang manajer yang baik bersedia menerima tanggung-jawab. Seorang pemimpin mencari tanggung-jawab.Seorang manajer yang efektif mengambil resiko kecil (jika keadaannya menguntungkan). Seorang pemimpin menerima resiko lebih besar jika resiko tersebut mempunyai potensi untuk menghasilkan kemajuan yang lebih besar, dan mengikuti rencana dengan tekad yang lebih besar.Seorang pemimpin lebih mempunyai �jiwa wiraswasta� daripada seorang manajer dasar.Seorang manajer lebih cenderung untuk menerima tugas-tugas yang enak, sedangkan seorang pemimpin mencari kesempatan yang lebih menantang untuk menunjukkan potensi kepemimpinannya.Seorang manajer biasanya menganggap anak buahnya sebagai karyawan. Seorang pemimpin menganggap karyawan sebagai anggota tim dan pengikut.Suatu perbedaan pokok antara manajer dan pemimpin adalah sikap. Banyak manajer

Page 28: 51703430 pemimpin-efektif

puas untuk menentukan tujuan-tujuan yang sederhana, menenteramkan orang lain, mencoba menciptakan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan dan menggunakan kekuasaan dengan hati-hati. Seorang pemimpin cenderung untuk menentukan tujuan-tujuan yang lebih menuntut (demanding), menantang orang lain, dan menciptakan suatu lingkungan kerja yang lebih dinamis.(Heim dan Chapman, 1991:4).Belajar Memimpin.Binarupa Aksara � Jakarta.

Ciri kepemimpinan yang efektif

Daftar berikut ini, yang belum lengkap, menggambarkan karakteristik yang paling lazim disebutkan ketika orang berbicara tentang kepemimpinan:Kemampuan untuk melihat gambar yang menyeluruh (totalitas).Kemampuan untuk mengkomunikasikan gambar yang menyeluruh itu kepada orang lain.Kemampuan untuk menafsirkan dan mengungkapkan dengan kata-kata yang jelas tentang kebutuhan, aspirasi, dan perasaan kelompok.Perhatian dan respek akan kebutuhan aspirasi, perasaan, dan kemampuan di dalam kelompok.Kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan, aspirasi, dan perasaan kelompok kepada orang-orang di luar kelompok.Pengertian akan apa yang orang butuhkan atau inginkan untuk diri mereka sendiri.Kemampuan untuk mengilhami orang untuk melakukan apa yang mungkin saja tidak akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain.Kemampuan untuk memberikan pengarahan kepada orang lain dan memfokuskan energi orang pada tujuan spesifik sementara mempertahankan semangat yang tinggi di dalam kelompok.Antusiasme untuk misi, sasaran, dan standar kelompok.Keinginan besar akan perubahan, pertumbuhan, atau peningkatan.Energi yang diperlukan untuk menjalankan usaha atau kelompok.

Donald H. Weiss, 1994.Menjadi Pemimpin yang Efektif.Jakarta, Binarupa Aksara.Catatan:Makalah ini disampaikan pada workshop kepemimpinan mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya sewaktu penulis menjabat Pembantu Rektor I, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

http://www.pendidikanislam.net/index.php/makalah/41-makalah-tertulis/264-tentang-kepemimpinan

*****

TEORI LEADERSHIP (kepemimpinan)November 24th, 2009 � Related � Filed UnderKreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

Page 29: 51703430 pemimpin-efektif

Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:- Kemampuan Intelektual- Kematangan Pribadi- Pendidikan- Statuts Sosial Ekonomi- Human Relation- Motivasi Intrinsik- Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.

a. Authoritarian, Democratic & Laissez FairePenelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez � Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez � faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership � Leadership style matrix.Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial GridTeori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.

Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding t

Page 30: 51703430 pemimpin-efektif

eori pendahulunya yaitu genetik dan trait.- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi

Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.- Kemampuan manajerial : kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.- Karakteristik pekerjaan : tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.- Karakteristik organisasi : budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.- Karakteristik pekerja : kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.

a. Fiedler Contingency modelModel ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:- task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task- leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.- Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:

-> legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin-> reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan-> coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman-> expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya-> referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya-> information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.

b. Model kepemimpinan situasional �Life Cycle�

Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.

Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.

Page 31: 51703430 pemimpin-efektif

- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Transformational Leadership

Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/teori-leadership-kepemimpinan-2/

*****

Pemimpin yang Membangun Jaringan

Laporan: Mulyono

Seandainya anda suatu ketika tiba-tiba dipromosikan menjadi seorang pemimpin di suatu perusahaan atau instansi pemerintah, apa yang hendak anda lalukan? Padahal anda tahu bahwa anda belum pernah memimpin dan belum mempunyai pengalaman untuk itu? Untuk mencapai keberhasilan kepemimpinan ini diperlukan dukungan dan kerja sama dari orang lain. Dan untuk mendapatkan dukungan serta kerja sama tersebut diperlukan suatu kemampuan kepemimpinan yang handal.

Kita semua tentunya masih ingat, bahwa kita bangsa Indonesia telah mempunyai pemimpin-pemimpin besar, yang namanya telah tersohor di antero dunia. Soekarno dengan gaya kepemimpinannya menggunakan semangat membangun bangsa melalui Demokrasi Terpimpin. Soeharto demikian juga, mempunyai gaya yang hampir sama dengan tokoh sebelumnya dan memperkenalkan gaya kepemiminannya melalui Demokrasi Pancasila.

Dan masih banyak tokoh-tokoh besar lainnya ada di negeri kita. Mereka mempunyai gaya kepemimpinan masing-masing. Salah satu pemimpin besar dunia seperti yang ditulis oleh Adwin A. Locke dalam bukunya berjudul �The Essence of Leadership: The Four Keys to Leading, pemimpin besar, Winston Churchil mengutarakan pandangannya mengenai kualitas kepemimpinan. �Saya sama sekali tidak perlu didorong-dorong, karena pada dasarnya, saya adalah pendorong itu sendiri�. Ini merupakan salah satu aspek kepemimpinan, dan tentunya masih banyak aspek lainnya. Mengenai gaya kepemimpinan itu sendiri (Leadership style), tidak semua pemimpin memiliki gaya yang sama.

Kalau kita mengamati gaya pemimpin, kita coba kita perhatikan ada beberapa tipe yang mereka tampilkan. Ada dengan gaya yang berapi-api dan menghentak-hentak bila mengemukakan pendapatnya dan ada pula yang amat tenang, santai dan penuh santun. Jadi antara pemimpin satu dengan yang lain sangat berbeda. Dalam substansi, para pemimpin bisa saja ada persamaannya, antara seorang pemimpin yang efektif, termotivasi dan jujur. Biasanya mereka mengetahui bagaimana caranya berurusan dengan banyak orang. Mereka mempunyai visi, dan bekerja tanpa kenal lelah untuk meraihnya.

Model kepemimpinan yang efektif menurut Adwin A. Locke antara lain, penuh inisiatif, energi, dan ambisi. Selain itu mereka akan tekun dan pro-aktif dalam mengej

Page 32: 51703430 pemimpin-efektif

ar sasaran-sasaran mereka, punya keinginan memimpin, jujur dan punya integritas, percaya diri, kreatif, fleksibel dan ada kalanya karismatik. Seperti yang telah penulis kemukakan di artikel sebelumnya, bahwa pemimpin kharismatik itu tidak saja datang dari sang pemimpin itu sendiri, melainkan bisa saja datang dari para pengikutnya yang merasa telah terobati dan memberikan otoritas kharismatik kepada siapa pun yang bisa menanggung beban mereka. Apabila kita kaitkan dengan pengetahuan, keahlian dan kemampuan, maka kepemimpinan yang efektif adalah, pemimpin yang mempunyai pengetahuan yang luas mengenai industri, teknologi dan lingkungan organisasi tempat mereka bekerja.

Membangun Kepercayaan dengan Mendengar

Para calon pemimpin masa depan, bisa kita lihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari, dia harus berani melakukan dan menerima adanya suatu perubahan, seperti yang pernah disinggung pada artikel sebelumnya. Seperti yang disampaikan Prof. Dr. Haryono Suyono pada kuliahnya di hadapan puluhan mahasiswa Program Studi PSDM Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya beberapa waktu yang lalu, dia menegaskan kalau mahasiswa ingin suskes dalam kariernya, dia harus siap menghadapi berbagai tantangan dan peluang. Secara lebih spesifik Haryono mengatakan dalam bahasa Inggris, maklum karena semua mahasiswa pascasarjana ini dianggap telah mampu menguasai bahasa Inggris dengan cukup baik, �You must be ready if opportunity comes�. Artinya kita harus siap sewaktu-waktu kesempatan itu datang, karena menurutnya, kesempatan yang sama itu tidak akan datang berkali-kali. Jadi seseorang yang ingin menjadi pemimpin, mereka harus siap dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada, soal bagaimana menjalankannya itu urusan nanti, yang penting harus siap.

Keahlian beragam, karena adanya karakter relasi dari kepemimpinan, maka keahlian dalam hubungan antar manusia (People skills) adalah penting. Keahlian ini meliputi mendengar, berkomunikasi verbal, membangun jaringan, manajemen konflik, dan penaksiran atas diri sendiri dan orang lain. Kemampuan kognitif, terutama kepandaian memproses informasi yan begitu banyak, memadukannya dan bisa menarik kesimpulan yang logis dari situ.

Bagi seseorang yang mempunyai keahlian mendengar, mereka bisa membantu pemimpin membangun kepercayaan, baik lewat komunikasi formal maupun informal. Keahlian mendengar memungkinkan seorang pemimpin menggunakan segala ide dan pengalamannya mengenai orang lain sebagai sebuah sumber daya informasi. Informasi tersebut bisa dibangun untuk mengembangkan visi, memotivasi para pengikut, dan mengembangkan strategi yang paling sesuai (Bennis & Nanus 1985: Kouzes & Posner 1987). Seperti yang telah dilakukan oleh beberapa tokoh nasional, walaupun tidak menjabat resmi di pemerintahan, karena didorong oleh rasa tanggungjawab sebagai warga negara dan anak bangsa memiliki kapasitas untuk bisa menggerakan organisasi dan orang lain, maka dalam benaknya selalu tumbuh rasa peduli terhadap sesama.

Kendala yang dihadapi tidaklah ringan, namum berkat dorongan dan keinginan yang begitu kuat yang muncul dari hatinnya yang paling dalam, maka kendala tersebut bisa dengan tidak terlalu sukar untuk dilewatinya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan organisasinya dan selalu berusaha memperkenalkan organisasinya kepada banyak pihak.

Bila bertemu dengan orang lain yang bersangkutan selalu mencoba mengadakan kerja sama, apa saja yang mungkin bisa dikerjakan bersama. Tujuan dari kerja sama yang dilakukan tidak lain adalah bagaimana membantu orang-orang yang membutuhkan, utamanya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, membangun bangsa dan menyongsong masa depan yang lebih gemilang.

Perbedaan pendapat selalu dihargai dan tidak saling memotong pendapat yang dikemukakan, kalau perlu sebagai seorang pemimpin sebaiknya tahu lebih dahulu sebelum

Page 33: 51703430 pemimpin-efektif

orang lain mengetahuinya. Mencari titik temu merupakan jalan terbaik yang memungkinkan perbedaan tersebut bisa diatasi dengan baik, serta berbagai pihak merasakan bahwa pendapatnya juga didengar dan menjadi pendapat kita semua. Dengan demikian terjadi kesamaan pendapat, yang dulunya pendapat saya, pendapat anda menjadi pendapat kita. Pertemuan demi pertemuan selalu diadakannya, baik itu secara formal maupun non formal.

Yang Sebaiknya Dilakukan Pemimpin

Mungkin kita bertanya, apa sebenarnya yang dapat dilakukan seorang pemimpin besar dunia itu? Karena sudah banyak sekali para ahli berbicara dan bahkan memberikan contoh-contoh sukses yang dialaminya. Buku-buku tentang kepemimpinan pun banyak kita jumpai dimana-mana, namun pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengajak anda semua untuk mengenali Jack Welch seorang Presiden Direktur dari General Electric yang telah berkarier lebih dari empat puluh tahun di perusahaan terkenal di Amerika Serikat dan telah meraih sukses di seluruh dunia.

Dia memberikan pandangannya dalam bukunya berjudul �Winning� atau meraih keberhasilan. Jack Welch mengemukakan bahwa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut : 1) dia tidak jemu-jemunya memperbaiki timnya, menggunakan apa pun yang dijumpai sebagai peluang untuk mengevaluasi, membimbing, dan membangunm rasa percaya diri, 2) memastikan bahwa anak buah tidak hanya melihat visi, tetapi mereka harus menjiwai visi tersebut, 3) mempengaruhi kehidupan semua orang, memancarkan energi positif dan optimisme, 4) membangun kepercayaan dengan sikap terus terang, transparansi dan pujian, 5) memiliki keberanian untuk membuat suatu keputusan yang tidak populer dan mengikuti suara hati 6) meneliti dan mendorong rasa ingin tahu yang jauh dari sikap skeptis, memastikan bahwa pertanyaan mereka dijawab dengan tindakan, 7) memberikan inspirasi untuk berani mengambil risiko dan belajar memberikan teladan, 8) dan yang terakhir adalah seorang pemimpin bisa merayakan keberhasilannya.

Bagi anda yang mungkin belum mendapat kesempatan menjadi pemimpin, anda harus bersabar dan tentunya dengan cara-cara yang sopan dan santun serta mau belajar dari pimpinan diatasnya, apa-apa yang baik harus tetap dipegang teguh dan dijadikan suatu peganggang dalam menjalankan kepemimpinan bila suatu saat nanti mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk memimpin. Sebaiknya menghindari hal-hal yang tidak terpuji dengan menjatuhkan pimpinan yang saat ini sedang berkuasa.

Bagi mereka yang saat ini telah mendapatkan kesempatan serta kepercayaan untuk memimpin, sebaiknya anda menjalin hubungan sebanyak-banyaknya dengan berbagai pihak, dan terus berusaha menjalin kerja sama untuk kepentingan bangsa dan negara, terutama bagaimana membantu masyarakat yang saat ini masih dalam kondisi yang cukup memprehatinkan. Mereka memerlukan uluran tangan dari berbagai pihak.

Hindari permainan dan tindakan yang tidak terpuji yang bisa membuat anda sengsara seumur hidup, dan anda akan dijauhkan dari teman-teman yang selama ini dekat dengan anda. Membangun tim untuk kebersamaan akan jauh lebih baik dan langgeng dari pada anda mengincar jabatan yang belum tentu bisa anda dapatkan, dan kalau toh anda berhasil itupun hanya sementara. Percayalah menjadi seorang pemimpin, selain memerlukan persiapan dan terus berusaha secara maksimal tentunya dengan cara yang bijak juga merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan apa yang disampaikan diatas bermanfaat bagi anda, karena anda adalah bagian dari pemimpin saat ini, dan mungkin calon pemimpin masa depan. (Penulis adalah Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan, Universitas Satyagama, Jakarta)

Sumber : http://203.130.198.30/artikel/2098.shtml

http://www.gemari.or.id/cetakartikel.php?id=2098

Page 34: 51703430 pemimpin-efektif

*****