5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Paru Pulmo atau paru – paru adalah organ pernafasan yang penting karena udara yang masuk dapat perhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru – paru. Tiap paru – paru melekat pada jantung dan trakea melalui radix pulmonis dan ligamentum pulmonale. Paru – paru sehat selalu berisi udara dan akan mengapung bila dimasukkan ke dalam air. Paru – paru dari foetus atau bayi baru lahir berwarna agak kemerahan dan lunak. Bila bayi belum pernah bernafas maka paru – paru tidak akan mengapung di dalam air tetapi akan tenggelam. Paru – paru orang dewasa mempunyai permukaan yang berwarna lebih gelap dan sering ada bercak – bercak yang disebabkan oleh penimbunan partikel debu yang terisap. Dibandingkan dengan paru – paru kiri, maka paru – paru kanan lebih besar dan lebih berat, tetapi lebih pendek karena kubah diaphragm kanan letaknya lebih tinggi. Juga lebih lebar karena adanya jantung yang letaknya lebih ke kiri dalam rongga toraks (Wibowo & Paryana, 2009). Tiap paru – paru mempunyai sebuah apex, sebuah basis, tiga buah facies costalis, facies mediastinalis dan facies diphragmatica, dan tiga buah margo yaitu margo anterior, margo inferior dan margo posterior. Paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru kiri mempunyai dua lobus. Lobus paru terbagi menjadi beberapa segmen-paru. Paru kanan mempunyai sepuluh segmen-paru sedangkan paru kiri mempunyai delapan segmen-paru. Paru – paru kiri dibagi menjadi lobus superior dan lobus inferior oleh sebuah fissura obliqua. Paru – paru kanan dibagi menjadi lobus superior, lobus inferior dan lobus medius oleh fissura obliqua dan fissura horizontalis. Bronki dan vasa pulmonales muncul dari trakea dan jantung menuju tiap paru – paru. Keseluruhannya membentuk radix pulmonis yang akan memasuki hilum pulmonis. Apex pulmonis berbentuk bundar seperti cupula pleurae. Apex pulmonis sebelah kanan lebih kecil dan lebih dekat trakea, dan disilang oleh vasa subclavia (Wibowo & Paryana, 2009). Universitas Sumatera Utara
18
Embed
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Paru Pulmo atau paru ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Paru
Pulmo atau paru – paru adalah organ pernafasan yang penting karena udara yang
masuk dapat perhubungan secara erat dengan darah kapiler di dalam paru – paru.
Tiap paru – paru melekat pada jantung dan trakea melalui radix pulmonis dan
ligamentum pulmonale. Paru – paru sehat selalu berisi udara dan akan mengapung
bila dimasukkan ke dalam air. Paru – paru dari foetus atau bayi baru lahir
berwarna agak kemerahan dan lunak. Bila bayi belum pernah bernafas maka paru
– paru tidak akan mengapung di dalam air tetapi akan tenggelam. Paru – paru
orang dewasa mempunyai permukaan yang berwarna lebih gelap dan sering ada
bercak – bercak yang disebabkan oleh penimbunan partikel debu yang terisap.
Dibandingkan dengan paru – paru kiri, maka paru – paru kanan lebih besar dan
lebih berat, tetapi lebih pendek karena kubah diaphragm kanan letaknya lebih
tinggi. Juga lebih lebar karena adanya jantung yang letaknya lebih ke kiri dalam
rongga toraks (Wibowo & Paryana, 2009).
Tiap paru – paru mempunyai sebuah apex, sebuah basis, tiga buah facies costalis,
facies mediastinalis dan facies diphragmatica, dan tiga buah margo yaitu margo
anterior, margo inferior dan margo posterior. Paru kanan mempunyai tiga lobus
sedangkan paru kiri mempunyai dua lobus. Lobus paru terbagi menjadi beberapa
segmen-paru. Paru kanan mempunyai sepuluh segmen-paru sedangkan paru kiri
mempunyai delapan segmen-paru. Paru – paru kiri dibagi menjadi lobus superior
dan lobus inferior oleh sebuah fissura obliqua. Paru – paru kanan dibagi menjadi
lobus superior, lobus inferior dan lobus medius oleh fissura obliqua dan fissura
horizontalis. Bronki dan vasa pulmonales muncul dari trakea dan jantung menuju
tiap paru – paru. Keseluruhannya membentuk radix pulmonis yang akan
memasuki hilum pulmonis. Apex pulmonis berbentuk bundar seperti cupula
pleurae. Apex pulmonis sebelah kanan lebih kecil dan lebih dekat trakea, dan
disilang oleh vasa subclavia (Wibowo & Paryana, 2009).
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.1. Topografi
Tampak depan (Gambar 2.1)
Jika dipandang dari arah depan, puncak paru kanan maupun kiri berada pada
kira-kira 2,5 cm di atas sepertiga klavikula bagian medial. Puncak paru jika
diproyeksikan akan jatuh pada dasar leher (Djojodibroto, 2013).
Tampak belakang (Gambar 2.2)
Puncak paru mencapai ujung posterior iga pertama sehingga sama tinggi
dengan vertebra torasika pertama. Kubah diafragma mencapai ketinggian
vertebra torasika kedelapan atau kesembilan (Djojodibroto, 2013).
Gambar 2.1
Universitas Sumatera Utara
7
Gambar 2.2
(Sumber: Buku respirologi (respiratory medicine))
2.1.2. Vaskularisasi
Paru mendapat darah dari dua sistem arteri, yaitu arteri pulmonalis dan arteri
bronkialis. Arteri pulmonalis bercabang dua mengikuti bronkus utama kanan dan
kiri untuk kemudian bercabang-cabang membentuk ramifikasi yang memasok
darah ke interstisial paru. Perlu diketahui bahwa pembuluh darah percabangan
dari arteri pulmonalis mempunyai ujung akhir. Tekanan darah pada arteri
pulmonalis sangat rendah sehingga memungkinkan pertukaran gas dengan baik
sekali. Tekanan darah pada pembuluh yang berasal dari arteri bronkialis lebih
tinggi dibandingkan tekanan pada arteri pulmonalis. Berbeda dengan percabangan
pembuluh darah arteri pulmonalis, percabangan pembuluh arteri bronkialis tidak
mempunyai ujung akhir. Darah yang dipasok oleh arteri bronkialis sampai ke
saluran pernafasan, septa interlobular, dan pleura. Sepertiga darah yang
meninggalkan paru melalui vena azigos menuju vena cava sedangkan yang dua
pertiga lagi melalui vena pulmonalis ke atrium kiri (Djojodibroto, 2013).
Universitas Sumatera Utara
8
2.1.3. Inervasi
Paru diinervasi oleh saraf parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatis. Otot
polos saluran napas diinervasi oleh nervus vagus aferen, nervus vagus eferen
(kolinergik posganglionik). Pleura parietalis diinervasi oleh nervus interkostalis
dan nervus frenikus, sedangkan pada pleura viseralis tidak terdapat inervasi
(Djojodibroto, 2013).
2.2. Tuberkulosis Paru
2.2.1. Definisi Tuberkulosis Paru dan Penyebabnya
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi yang di transmisikan melalui
udara dan agen penyebabnya itu adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. TB
paru mencakup 80% dari keseluruhan kejadian penyakit TB sedangkan 20%
selebihnya merupakan TB ekstrapulmonar (Jeong & Lee, 2008).
2.2.2. Bakteriologi Tuberkulosis
Agen penyebab TB adalah anggota dari genus Mikobakteri, dengan M.
tuberkulosis menyebabkan kasus yang terbanyak. M.tuberculosis, agen penyebab
TB ditemukan oleh Robert Koch pada 1882, ketika penyakit itu disebut "wabah
putih" Eropa. M. bovis dan M. africanum juga dapat menyebabkan TB. Bakteri ini
berbentuk batang dengan sifat aerobik dan struktur dinding selnya gram-positif,
tapi sulit untuk mewarnainya karena asam lemak rantai panjang (asam mikolik)
dalam dinding sel. Bakteri ini juga menunjukkan sifat tahan luntur asam dengan
ketahanan terhadap penghilangan warna dengan asam mineral dan alkohol yaitu
Ziehl-Neilsen stain (Aneja, Jain, & Aneja, 2008).
M. tuberculosis merupakan bakteri aerob obligat, sangat sensitif terhadap
penurunan konsentrasi oksigen walaupun sedikit. Mikobakteri ini tumbuh terbaik
di apikal, atau bagian atas dari paru-paru, yaitu daerah yang mengandung oksigen
terbanyak. Mikobakteri patogen ini memiliki waktu sangat lama untuk membiak
yaitu 12 sampai 18 jam dan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan koloni
terlihat pada media juga lama yaitu sampai 8 minggu. Mikobakteri laboratorium
Universitas Sumatera Utara
9
sangat tahan terhadap pengeringan dan dapat bertahan hidup selama 6 sampai 8
bulan dalam dahak kering, ini merupakan salah satu kontribusi terbesar untuk
masalah kesehatan masyarakat. Namun M. tuberculosis cukup sensitif terhadap
sinar matahari langsung (Aneja, Jain, & Aneja, 2008).
Mycobacterium Tuberculosis merupakan sejenis kuman berbentuk batang dengan
ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Yang tergolong dalam kuman
Mycobacterium tuberculosae complex adalah : M. Tubeculosae, Varian Asian,
Varian African 1, Varian African 2, M. Bovis. Pembagian tersebut adalah
berdasarkan perbedaan secara epidemiologi (Amin & Bahar, 2009).
2.2.3. Klasifikasi Tuberkulosis
Kasus TB diklasifikasikan berdasarkan (Isbaniyah, et al., 2011):
1. Letak anatomi penyakit
2. Hasil pemeriksaan dahak atau bakteriologi (termasuk hasil resistensi)
3. Riwayat pengobatan sebelumnya
4. Status HIV pasien
1. Berdasarkan letak anatomi penyakit
o Tuberkulosis paru adalah kasus TB yang mengenai parenkim paru.
Tuberkulosis milier diklasifikasikan sebagai TB paru karena
lesinya yang terletak dalam paru.
o TB ekstra paru adalah kasus TB yang mengenai organ lain selain
paru seperti pleura, kalenjar getah bening (termasuk mediastinum