Top Banner
i DESAIN PENGATURAN OTOMATIS POMPA AIR LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 HALAMAN JUDUL SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : MARSUDI 06519038 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2009
73

45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

Aug 10, 2015

Download

Documents

Joe Semprlul
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

i

DESAIN

PENGATURAN OTOMATIS

POMPA AIR LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLLER

AT89S51

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-1

Diajukan oleh :

MARSUDI

06519038

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS MERCU BUANA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

ii

HALAMAN P ERSETUJUAN

Skripsi

Desain Pengaturan Otomatis

Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51

Dipersiapkan dan disusun oleh

Marsudi (06519038)

Telah dipertahankan di depan tim Penguji

Pada tanggal Juni 2009

Susunan Tim Penguji

Dosen Pembimbing I

Supatman, S.T., M.T.

Dosen Pembimbing II

Yudianingsih, S.T., M.T.

Penguji

Nama Penguji

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,

Dr. Ir. Sasongko Pramono Hadi, DEA.

Page 3: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Persembahanku…

Aku Bersembah sujud hanya kepada-Mu

Hanya Engkau yang patut disembah… Allah SWT

Untukmu…

Ayah dan Ibunda tercinta...yang selalu mengasihi dan menyanyangiku

Page 4: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

iv

HALAMAN MOTO

Tingkatan ilmu seseorang Dapat dilihat dari perilakunya Bukan dari kata-katanya

Bangkit dan lakukanlah Karena kewajiban kita adalah tanggungjawab kita

Bukan orang lain

Dimana ada usaha Di situ pasti ada jalan Hambatan bukanlah sesuatu yang harus kita hindari Melainkan tantangan yang harus kita hadapi

Page 5: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

v

INTI SARI

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan mewujudkan

kehidupan yang lebih baik. Teknologi elektronika merupakan salah satu teknologi

yang telah melekat di dalam kehidupan manusia, berbagai alat elektronika praktis

dan fleksibel telah banyak diciptakan sehingga membantu memudahkan manusia

dalam memenuhi kebutuhannya. Berbagai macam peralatan dengan sistem

pengoperasian secara manual semakin ditinggalkan beralih pada peralatan yang

serba otomatis, sehingga peralatan otomatis lebih mendominasi dalam kehidupan

manusia.

Alat bantu Desain Pengaturan Otomatis Pompa Air Listrik Berbasis

Mikrokontroller AT89S51didesain dengan operasional yang sederhana sehingga

mudah pengoperasiannya Setelah kabel konektor AC dihubungkan ke jala-jala

listrik 220Volt AC maka alat ini akan bekerja yaitu mengendalikan secara

otomatis mesin listrik pompa air. Alat ini berfungsi untuk menghidupkan atau

mematikan mesin listrik pompa air, jika air pada bak penampung kosong maka

alat ini akan menghidupkan mesin listrik pompa air dan jika air pada bak

penampung airnya penuh maka alat ini akan mematikan mesin listrik pompa air.

Dengan alat yang merupakan Desain Pengaturan Otomatis Pompa Air

Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51diharapkan mesin listrik pompa air

dapat bekerja secara otomatis. Alat ini dilengkapi dengan saklar Full Half, jika

saklar pada posisi Full maka mesin listrik pompa air akan mengisi air sampai bak

penampung penuh, jika saklar pada posisi Half maka mesin listrik pompa air akan

mengisi bak penampung air 50% saja, hal ini diperlukan pada saat musim

kemarau yang biasanya debit air menurun.

Kata Kunci : mikrokontroller, otomatis, pompa air

Page 6: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyusun laporan Tugas Akhir Skripsi dengan judul “ Desain

Pengaturan Otomatis Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51”

dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

program S-1 di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana

Yogyakarta.

Dalam penulisan laporan proyek akhir ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan dan bimbingan serta saran dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Djoko Wahyono, M.Si., Apt., selaku Rektor Universitas

Mercu Buana Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ir.Sasongko Pramono Hadi, DEA., selaku Dekan Fakultas Teknik

dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

3. Bapak Supatman, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing utama Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

4. Ibu Yudianingsih, ST., MT. selaku dosen pembimbing pendamping Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Page 7: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

vii

5. Seluruh Dosen dan karyawan pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

6. Dan tidak lupa semua rekan mahasiswa pada Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta, yang telah memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan, yang telah membantu

dalam penelitian dan dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari

kesalahan dan kekurangsempurnaan, maka kritik dan saran yang konstruktif dari

semua pihak, akan penulis terima dengan senang hati untuk kesempurnaan

laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

penulis dan semua pihak yang membutuhkan serta dapat menjadi amal ibadah

yang diterima di sisi-Nya. Amien.

Yogyakarta, Mei 2009

Penulis

Page 8: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTO ............................................................................................... iv

INTI SARI ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.1.1. Permasalahan ................................................................................... 2

1.1.2. Keaslian Penelitian .......................................................................... 2

1.2. Batasan Masalah ............................................................................ 3

1.3. Manfaat yang Diharapkan .............................................................. 3

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.5. Sistematika Penulisan .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6

2.2. Landasan Teori ............................................................................... 7

2.2.1. Mikrokontroller ............................................................................... 7

2.2.1.1. Hardware Mikrokontroller ....................................................... 8

2.2.1.2. Instruksi MCS-51.................................................................... 11

2.2.1.3. Sistem Interupsi AT89S51 ...................................................... 14

2.2.1.4. Sistem Timer AT89S51 .......................................................... 15

2.2.2. Saklar dan Rile .............................................................................. 20

Page 9: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

ix

2.2.2.1. Saklar ...................................................................................... 20

2.2.2.2. Rile ...................................................................................... 21

2.2.3. LED ............................................................................................... 24

2.2.4. Transistor Sebagai Saklar .............................................................. 25

2.2.5. Flow Chart ..................................................................................... 27

2.3. Hipotesis ....................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 29

3.1. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................ 29

3.1.1. Bahan Penelitian ............................................................................ 29

3.1.1.1. Sistem Minimum Mikrokontroller AT89S51 ......................... 29

3.1.1.2. Transistor ................................................................................ 29

3.1.1.3. Saklar ...................................................................................... 29

3.1.1.4. Rile ...................................................................................... 30

3.1.1.5. Pompa Air ............................................................................... 30

3.1.1.6. Catu Daya Teregulasi ............................................................. 30

3.1.2. Alat Penelitian ............................................................................... 30

3.1.2.1. Komputer ................................................................................ 30

3.1.2.2. Kabel ISP Programmer ........................................................... 31

3.1.2.3. Multimeter .............................................................................. 31

3.2. Langkah Penelitian ....................................................................... 32

3.2.1. Perancangan Alat ........................................................................... 32

3.2.1.1. Perancangan Hardware .......................................................... 32

3.2.1.2. Perancangan Software ............................................................. 40

3.2.2. Realisasi Sistem ............................................................................. 44

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 45

4.1. Hasil Pengujian ............................................................................ 45

4.1.1. Sistem Minimum AT89S51 dan Output Rile ......................... 45

4.1.2. Water level Sensor .................................................................. 46

4.1.3. Saklar Mode ............................................................................ 46

4.1.4. Pengujian Sistem .................................................................... 47

4.2. Pembahasan .................................................................................. 48

Page 10: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

x

4.2.1. Analisis Perangkat Keras ............................................................... 48

4.2.1.1. Sistem Minimum dan Output Rile .......................................... 48

4.2.1.2. Water Level Sensor dan Saklar Mode ..................................... 48

4.2.2. Analisis Program ........................................................................... 49

4.2.3. Analisis Sistem Keseluruhan ......................................................... 53

BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 55

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 55

5.2. Saran ............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56

Page 11: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Blok Mikrokontroller AT89S51 .......................................... 9

Gambar 2.2. Konfigurasi Pena AT89S51 (40-lead PDIP) .................................... 10

Gambar 2.3. Denah susunan bit dalam register TMOD ........................................ 18

Gambar 2.4. Denah susunan bit dalam register TCON ......................................... 19

Gambar 2.5. (a) Simbol push button saat OFF dan (b) Simbol push button saat

OFF ON ........................................................................................... 20

Gambar 2.6. Bentuk fisik salah satu saklar push button ....................................... 21

Gambar 2.7. Simbol Saklar ................................................................................... 21

Gambar 2.8. Bentuk fisik salah satu Saklar .......................................................... 21

Gambar 2.9. Simbol dan Prinsip Kerja Rile SPDT .............................................. 23

Gambar 2.10. Simbol dan Prinsip Kerja Rile DPDT ............................................ 23

Gambar 2.11. Bentuk fisik dan simbol lampu LED .............................................. 24

Gambar 2.12. (a) Transistor pada daerah saturasi. (b) Ekuivalen transistor

sebagai saklar on (Malvino, 1985: 123) ..................................... 26

Gambar 2.13. Transistor pada daerah cut off (Malvino, 1985:124) ...................... 26

Gambar 2.14. Simbol-simbol Flow Chart ............................................................ 27

Gambar 3.1. Diagram Blok Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51 ................. 32

Gambar 3.2. Rangkaian regulator Catu Daya +12V dan +5V ............................. 33

Gambar 3.3. Water level Sensor ........................................................................... 34

Gambar 3.4. Saklar Mode Pengisian (Full / Half) ............................................... 35

Gambar 3.5. Rangkaian Output Rile .................................................................... 35

Gambar 3.6. Rangkaian reset ............................................................................... 37

Gambar 3.7. Sistem Minimum AT89S51 ........................................................... 37

Gambar 3.8. Sistem Kontrol Pemanfaatan Mikrokontrol AT89S51 Sebagai

Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ............................ 39

Gambar 3.9. Bentuk Program Assembler ........................................................... 41

Gambar 3.10. Flow Chart Program Pengatur Otomatis Pompa Air Listrik

Berbasis Mikrokontroller AT89S51 .............................................. 42

Page 12: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Titik Kerja Transistor Sensor 1 Q1 ...................................................... 46

Tabel 4.2. Titik Kerja Transistor Sensor 2 Q2 ...................................................... 46

Tabel 4.3. Titik Kerja Transistor Sensor 3 Q3 ...................................................... 46

Tabel 4.4. Kebenaran Kontrol Pompa Air Otomatis f(input) = output ............ 49

Page 13: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Rangkaian Sistem Kontrol ................................................ 57

Lampiran 2. Lay out Komponen dan PCB Sistem Kontrol ................................. 58

Lampiran 3. Source Code Program Assembly Mikrokontroller AT89S51 ......... 59

Lampiran 5. Datasheet AT89S51 ........................................................................ 60

Page 14: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan teknologi tepat guna dan sepadan tidak hanya di industri.,

tetapi juga pada alat-alat rumah tangga. Pada implementasinya teknologi yang

sederhana sudah banyak merambah pada alat-alat rumah tangga, alat bantu dalam

rumah tangga biasanya sangat sederhana, dengan sentuhan teknologi sedikit alat

yang sangat sederhana bisa mempunyai kemampuan yang sangat besar, misalnya

dengan menambahkan sistem otomasi pada alat tersebut.

Pada mesin listrik pompa air yang digunakan untuk mengambil air tanah

dalam sumur, biasanya dioperasikan secara manual, dengan menghidupkan dan

mematikan saklar manual. Proses ini tentu cukup merepotkan disamping

memerlukan tenaga juga membutuhkan waktu, kemungkinan air yang dimasukkan

dalam bak penampung dapat tumpah karena melebihi kapasitas.

Mesin listrik pompa air ini sebenarnya bisa dioperasikan secara otomatis

dengan sedikit sentuhan teknologi, dengan menggunakan peralatan yang otomatis

dan sederhana dalam mengoperasikan, sehingga dapat meringankan tenaga dan

menghemat waktu untuk memenuhi kebutuhan air dalam rumah tangga.

Kebutuhan peralatan yang dapat dioperasikan secara otomatis sangat

diperlukan dalam rumah tangga, seiring dengan kemajuan teknologi, maka perlu

diusahakan suatu alat Penerapan Mikrokontroller AT89S51 sebagai pengendali

otomatis mesin listrik pompa air.

Page 15: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

2

1.1.1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah :

1. Kebanyakan mesin listrik pompa air yang ada di pasaran dioperasikan

secara manual.

2. Mesin listrik pompa air yang dioperasikan secara manual untuk mengambil

air tanah, dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga kadang-kadang pada

saat dibuka kran air tidak mengalir. Hal ini dikarenakan bak penampungan

air kosong, sehingga harus menghidupkan mesin listrik pompa air terlebih

dahulu sebelum menggunakan air. Untuk keperluan tersebut diperlukan

waktu dan tenaga.

3. Mesin listrik pompa air yang dioperasikan secara manual jika dihidupkan

akan mengisi bak penampung air secara terus menerus. Jika bak

penampung sudah tidak mempu menampung air dan mesin tidak segera

dimatikan maka air akan meluap, hal ini termasuk dalam kategori

pemborosan.

4. Di pasaran belum ada alat yang menerapkan mikrokontroller AT89S51

sebagai pengendali otomatis pompa air.

1.1.2. Keaslian Penelitian

Desain Pengaturan Otomatis Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller

AT89S51yang akan dilaksanakan belum pernah dilakukan, kecuali sumber lain

yang digunakan sebagai referensi terdapat dalam daftar pustaka.

Page 16: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

3

1.2. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Perancangan perangkat keras pada penerapan mikrokontroller AT89S51

sebagai pengendali otomatis mesin listrik pompa air

2. Perancangan perangkat lunak pada penerapan mikrokontroller AT89S51

sebagai pengendali otomatis mesin listrik pompa air

1.3. Manfaat yang Diharapkan

Jika penelitian ini berhasil dengan baik dan dikembangkan, manfaat yang

bias diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Untuk ilmu pengetahuan dan teknologi, keberhasilan penelitian Penerapan

Mikrokontroller AT89S51 sebagai pengendali otomatis mesin listrik

pompa air, dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dalam

perancangan peralatan otomatis berbasis mikrokontrol, untuk alat bantu

rumah tangga dan industri kecil.

2. Untuk pembangunan negara, Penerapan Mikrokontroller AT89S51

sebagai pengendali otomatis mesin listrik pompa air, dapat digunakan

sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi para mahasiswa dan siswa

dalam perancangan peralatan otomatis berbasis mikrokontrol untuk

industri kecil, menengah dan industri rumah tangga.

Page 17: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

4

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui unjuk kerja proses pengoperasian mesin listrik pompa air

secara manual.

2. Mengetahui proses pengoperasian mesin listrik pompa air menggunakan

peralatan yang otomatis akan berpengaruh terhadap penyediaan kebutuhan

air dalam rumah tangga.

1.5. Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini menggunakan sistematika penulisan sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini membahas, latar belakang, permasalahan, keaslian

penelitian, faedah yang dapat diharapkan, tujuan penelitian, batasan

masalah, metodologi, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini membahas, teori penunjang yang berkaitan dengan

pembuatan alat dan teori mikrokontrol AT89S51.

BAB III : PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

Pada bagian ini membahas, pembuatan perangkat keras dan pembuatan

perangkat lunak.

Page 18: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

5

BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA

Pada bagian ini membahas, pengujian alat secara keseluruhan yang

meliputi perangkat keras, perangkat lunak dan menganalisa data

pengujian alat.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini membahas berdasarkan hasil pengujian dan analisa

data kemudian diambil kesimpulan dari kinerja alat tersebut.

Page 19: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh Djunanda Mieke pada tahun 2003 dengan

judul Sistem Pengendalian Aquarium Berbasis Mikrokontroler Dengan

Menggunakan SMS dari Hand Phone. Memelihara ikan dalam aquarium

merupakan hal yang biasa dan mudah, tetapi akan memerlukan waktu khususnya

bagi orang yang sibuk tetapi mempunyai hobi memelihara ikan terutama dalam

proses perawatan ikan mulai dari pemberian makan, mengganti air, menjaga suhu

air dan lain-lain. Oleh karena itu dikembangkan metode pemeliharaan ikan dalam

aquarium dari jarak jauh yang dapat dikontrol melalui SMS dari Hand Phone.

Sistem ini memberi keuntungan bagi mereka yang sibuk bekerja namun senang

memelihara ikan dalam aquarium.

Penelitian yang dilakukan oleh Samsu Rizal pada tahun 2005 dengan judul

Pemanfaatan Mikrokontroler AT89C51 Sebagai PLC (Programable Logic

Controller) salah satu aplikasi yang merupakan perpaduan antara perangkat keras

dan parangkat lunak. Rangkaian elektronik yang berbasis mikrokontroler adalah

perangkat kerasnya, sedang Bahasa Pemrograman Assembler sebagai perangkat

lunaknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Imron Muhammad pada tahun 2007

dengan judul Sistem Pengamanan Tambak Ikan Berbasis Mikrokontroler

merupakan suatu peralatan pengamanan yang digunakan untuk mengamankan

Page 20: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

7

tambak ikan. Peralatan sistem ini terdiri dari detektor atau sensor, Rile dan alarm

yang dihubungkan ke mikrokontroler. LDR yang merupakan komponen detektor

cahaya ditempatkan di sekeliling tambak, jika ada obyek yang melewati detektor

pada waktu tertentu maka mikrokontroler akan mengaktifkan rile yang

dihubungkan ke lampu dan alarm sehingga lampu akan menyala dan alarm akan

berbunyi. Mikrokontroler yang merupakan rangkaian utama pada alat ini

dihubungkan ke telepon seluler yang akan mengirim teks singkat kepada pemilik

tambak. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa alat ini dapat bekerja dengan

baik, sehingga alat ini dapat menjadi sistem pengamanan yang efektif

2.2. Landasan Teori

Untuk membuat suatu sistem pemanfaatan mikrokontroller AT89S51

sebagai pengendali otomatis mesin listrik pompa air, diperlukan beberapa

komponen elektronika seperti LED, transistor, saklar, rile dan mikrokontroler.

Berikut ini merupakan teori dasar dari masing-masing komponen yang diperlukan.

2.2.1. Mikrokontroller

Mikrokontroller merupakan perkembangan dari mikroprosesor. Dalam

sebuah chip mikrokontroller telah terintegrasi memori, CPU dan I/O. Hal tersebut

membuat mikrokontroller dapat langsung dibuat sistem dengan menambahkan

sedikit peripheral lain. Sifat mikrokontroller yang mampu diprogram

(programmable) menyebabkan mikrokontroller mempunyai kemampuan aplikasi

yang sangat luas.

Page 21: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

8

2.2.1.1. Hardware Mikrokontroller

2.2.1.1.1. Spesifikasi

AT89S51 adalah salah satu jenis mikrokontroller buatan Atmel dan

merupakan keluarga MCS-51. AT89S51 merupakan mikrokontroller 8-bit dengan

spesifikasi sebagai berikut :

1) Kompatibel dengan produk MCS-51

2) 8 Kbytes memori flash internal yang dapat diprogram ulang sampai 1000

kali tulis/hapus.

3) Cakupan tegangan operasi 4,0Volt – 5,5Volt

4) Beroperasi secara penuh pada frekuensi 0 sampai 33 MHz

5) Memiliki tiga tahap penguncian program.

6) 256 X 8-bit RAM internal.

7) Memiliki jalur I/O 32 bit yang dapat diprogram.

8) Dua buah 16 bit Timer/Couters.

9) Memiliki delapan sumber interupsi.

10) Memiliki serial UART yang dapat diprogram.

11) Pengembalian interupt dari mode daya rendah

12) Memiliki Watchdog Timer.

13) Mempunyai 2 data pointer

14) Power-Off flag

15) Pemrograman yang cepat

Page 22: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

9

Gambar 2.1. Diagram Blok Mikrokontroller AT89S51

(http://www.atmel.com)

Page 23: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

10

2.2.1.1.2. Konfigurasi Pin

Gambar 2.2. Konfigurasi Pena AT89S51 (40-lead PDIP)

(http://www.atmel.com)

1) Port 0.0/AD0 – port 0.7/AD7 (kaki 32-39). Pada perancangan komponen

minimum, port ini dapat digunakan untuk port I/O tujuan umum. Untuk

perancangan yang lebih besar (dengan memori luar), port ini menjadi bus

data dan alamat multipleks.

2) Port 1 (kaki 1-8). Port ini dipakai untuk port I/O. Pin-pin ini dirancang

sebagai P1.0 - P1.7 untuk antarmuka dengan peralatan luar dan jalur

Flash-Programer pada P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), dan P1.7 (SCK).

3) Port 2.0/A8 – port 2.7/A15 (kaki 21-28). Port ini dipakai untuk I/O atau

sebagai bus byte tinggi alamat untuk rancangan dengan memori luar.

4) Port 3 (kaki 10-17). Port ini dipakai untuk I/O tujuan umum atau untuk

fungsi khusus.

Page 24: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

11

5) PSEN (Program store enable, kaki 29). PSEN merupakan keluaran untuk

sinyal kendali yang mengijinkan memori program (kode) luar dan

biasanya dihubungkan dengan kaki (Output Enable) EPROM yang

mengijinkan pembacaan byte-byte program.

6) ALE (Address Latch Enable, kaki 30). Sinyal keluaran ALE untuk

demultiplexing bus data dan alamat. Jika port 0 digunakan sebagai bus

data dan bus byte rendah alamat, ALE mengunci alamat ke register luar

selama setengah pertama siklus memori. Selanjutnya selama setengah

kedua siklus memori, jalur-jalur port 0 disediakan untuk data masukan

atau keluaran ketika perpindahan data sedang dilakukan.

7) EA (External Access, kaki 31). Untuk eksekusi program dari memori luar

maka kaki ini harus diberi tegangan rendah.

8) RST (Reset, kaki 9). Jika diberikan tegangan tinggi selama paling sedikit

2 siklus mesin, maka register internal akan diisi dengan harga tertentu

untuk kondisi awal sistem.

2.2.1.2. Instruksi MCS-51

Seperti pada mikrokontroller pada umumnya, AT89S51 mempunyai

instruksi MCS-51 dan beberapa fasilitas yang berguna untuk pemrograman.

Secara keseluruhan MCS-51 memiliki 255 macam instruksi yang dibagi menjadi 5

kelompok meliputi: instruksi aritmatika, instruksi logika, instruksi transfer data,

instruksi manipulasi bit variabel dan instruksi percabangan. Masing-masing

kelompok akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 25: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

12

2.2.1.2.1. Kelompok Instruksi Aritmatika

Kelompok perintah ini dipakai untuk melakukan operasi aritmatika yang

meliputi penjumlahan (kode operasi ADD), penjumlahan dengan menyertai

sisa/carry (kode operasi ADDC), pejumlahan satu (kode operasi INC),

pengurangan dengan menyertai pinjaman/borrow (kode operasi SUBB),

pengurangan satu (kode operasi DEC), penyetelan desimal pada akumulator (kode

operasi DA), perkalian (kode operasi MUL) dan pembagian (kode operasi DIV).

2.2.1.2.2. Kelompok Instruksi Logika

Kelompok perintah ini dipakai untuk melakukan operasi logika. Operasi

logika yang dapat dilakukan adalah operasi OR (kode operasi ORL), operasi AND

(kode operasi ANDL), operasi Exclusive OR (kode operasi XRL), menghapus

akumulator (kode operasi CLR), negasi akumulator (kode operasi CPL),

pergeseran bit akumulator (kode operasi RL, RLC, RR, RRC dan SWAP).

2.2.1.2.3. Kelompok Instruksi Transfer Data

Kelompok perintah ini dipakai untuk memindahkan dan penukaran

(exchange) data. Operasi pemindahan data yang dapat dilakukan adalah

pemindahan data antara register dengan register (kode operasi MOV), memori

dengan memori (kode operasi MOV), register dengan memori (kode operasi

MOV), memori eksternal dengan akumulator (kode operasi MOVX) dan

pemindahan data langsung (direct byte) ke stack/tumpukan (PUSH dan POP).

Operasi penukaran data yang dapat dilakukan adalah penukaran data antara

akumulator dengan register (kode operasi XCH) , antara akumulator dengan

Page 26: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

13

internal RAM (kode operasi XCH), nible rendah (D0–D3) akumulator dengan

nible rendah (D0–D3) internal RAM (kode operasi XCHD).

2.2.1.2.4. Kelompok Instruksi Manipulasi Bit

Operasi manipulasi bit yang dapat dilakukan adalah menghapus carry dan

bit (kode operasi CLR), mengeset carry dan bit (kode operasi SETB),

mengkomplemen carry dan bit (kode operasi CPL), operasi AND antara carry dan

bit (kode operasi ANL), operasi OR antara carry dan bit (kode operasi ORL), dan

memindahkan data dari bit ke carry atau sebaliknya (kode operasi MOV).

2.2.1.2.5. Kelompok Intruksi Percabangan

Instruksi ini dapat digunakan saat program yang sedang dilaksanakan akan

melompat ke suatu alamat tertentu. Instruksi percabangan dapat dibedakan atas

percabangan bersyarat dan percabangan tanpa syarat.

1) Instruksi percabangan bersyarat, yang termasuk kelompok ini adalah: CJNE @Rn,#data,alamat kode

CJNE A,#data,alamat kode

CJNE A,alamat data,alamat kode

CJNE Rn,#data,alamat kode

DJNZ Rn,alamat kode

DJNZ alamat data,alamat kode

JB alamat bit,alamat kode

JNB alamat bit,alamat kode

JBC alamat bit,alamat kode

JC alamat kode

JNC alamat kode

JZ alamat kode

JNZ alamat kode

2) Instruksi percabangan tanpa syarat, yang termasuk kelompok ini adalah: ACALL alamat kode

LCALL alamat kode

SJMP alamat kode

AJMP alamat kode

LJMP alamat kode

JMP @A+DPTR

RET

RETI

Page 27: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

14

2.2.1.3. Sistem Interupsi AT89S51

Setiap mikrokontroller biasanya memiliki saluran interupsi. Interupsi

adalah peristiwa perangkat keras yang dipakai untuk mengatur kerja dari

perangkat lunak mikrokontroller. AT89S51 mempunyai 8 sumber interupsi, yakni

Interupsi Eksternal (External Interrupt) yang berasal dari kaki INT0, INT1 dan T2

Ext, Interupsi Pewaktu (Timer Interrupt) yang berasal dari Timer 0 , Timer 1,

maupun Timer 2, Interupsi Port Seri (Serial Port Interrupt) yang berasal dari

bagian penerima dan bagian pengirim Port Seri.

Semua sumber permintaan interupsi yang dibahas di atas, masing-masing

bisa diaktifkan atau di-nonaktifkan secara tersendiri lewat bit-bit yang ada dalam

register IE (Interrupt Enable Register).

Bit EX0 dan EX1 untuk mengatur interupsi eksternal INT0 dan INT1,

sedangkan bit ET0 dan ET1 untuk mengatur interupsi timer 0 dan timer 1, bit ES

untuk mengatur interupsi port seri. Di samping itu ada pula bit EA yang bisa

dipakai untuk mengatur semua sumber interupsi sekaligus.

Setelah reset, semua bit dalam register IE bernilai “0”, artinya sistem

interupsi dalam keadaan non-aktif. Untuk mengaktifkan salah satu sistem

interupsi, bit pengatur interupsi bersangkutan diaktifkan dan juga EA yang

mengatur semua sumber interupsi. Misalnya instruksi yang dipakai untuk

mengaktifkan interupsi ekternal INT0 adalah SETB EX0 disusul dengan SETB

EA.

Saat AT89S51 menanggapi permintaan interupsi, Program Counter diisi

dengan sebuah nilai yang dinamakan sebagai vektor interupsi. Vektor interupsi

Page 28: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

15

merupakan nomor awal dari memori-program yang menampung ISR (Interrupt

Service Routine) untuk melayani permintaan interupsi tersebut. Vektor interupsi

itu dipakai untuk melaksanakan instruksi LCALL, ACALL, AJMP atau LJMP

yang diaktifkan secara perangkat keras.

Vektor interupsi untuk interupsi eksternal INT0 adalah 0003H, untuk

interupsi timer 0 adalah 000BH, untuk interupsi ekternal INT1 adalah 0013H,

untuk interupsi timer 1 adalah 001BH dan untuk interupsi port seri adalah 0023H.

Jarak vektor interupsi satu dengan lainnya sebesar 8, atau hanya tersedia 8

byte untuk setiap ISR. Jika sebuah ISR memang hanya pendek saja, tidak lebih

dari 8 byte, maka ISR tersebut bisa langsung ditulis pada memori-program yang

disediakan untuknya. ISR yang lebih panjang dari 8 byte ditulis ditempat lain, tapi

pada memori-program yang ditunjuk oleh vektor interupsi diisikan instruksi

JUMP ke arah ISR bersangkutan.

2.2.1.4. Sistem Timer AT89S51

Timer 0 dibentuk dengan register TL0 (timer 0 low byte, alamatnya pada

RAM internal adalah 6AH) dan register TH0 (timer 0 high byte, alamatnya 6BH).

Sedangkan timer 1 dibentuk dengan register TL1 (timer 1 low byte, alamatnya

6CH) dan register TH1 (timer 1 high byte, alamatnya 6DH).

Untuk mengatur kerja timer/counter dipakai 2 register tambahan yang

dipakai bersama oleh timer 0 dan timer 1. Register tambahan tersebut adalah

register TCON (timer control register, alamatnya 88H dan bisa dialamat secara

bit) dan register TMOD (timer mode register, alamatnya adalah 89H).

Page 29: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

16

TLO, THO, TL1 dan TH1 merupakan SFR (Special Function Register)

yang dipakai untuk membentuk pencacah biner Timer 0 dan Timer 1. Kapasitas

keempat register tersebut masing-masing 8 bit, bisa disusun menjadi 4 macam

mode (mode 0, mode 1, mode 2 dan mode3) pencacah biner.

Pada Mode 0, Mode 1 dan Mode 2 Timer 0 dan Timer 1 masing-masing

bekerja sendiri, artinya bisa dibuat Timer 0 bekerja pada Mode I dan Timer 1

bekerja pada Mode 2, atau kombinasi mode lainnya sesuai dengan keperluan.

Pada Mode 3 TLO, THO, TL1 dan TH1 dipakai bersama-sama untuk

menyusun sistem timer yang tidak bisa dikombinasi lain. Susunan TLO, THO,

TL1 dan TH1 pada masing-masing mode sebagai berikut:

2.2.1.4.1. Mode 0 Pencacah Biner 13 bit

Pencacah biner dibentuk dengan TLX (maksudnya bisa TLO atau TL1)

sebagai pencacah biner 5 bit (meskipun kapasitas sesungguhnya 8 bit), limpahan

dan pencacah biner 5 bit ini dihubungkan ke THx (maksudnya bisa THO atau

TH1) membentuk sebuah untaian pencacah biner 13 bit, limpahan dan pencacah

13 bit ini ditampung di flip-flop TFX (maksudnya bisa TFO atau TF1) yang

berada di dalam register TCON.

Mode ini meneruskan sarana timer yang ada pada mikrokontroller MCS48

(mikrokontroller pendahulu MCS51), dengan maksud rancangan alat yang dibuat

dengan MCS48 bisa dengan mudah diadaptasikan ke MCS5 1. Mode ini tidak

banyak dipakai lagi.

Page 30: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

17

2.2.1.4.2. Mode 1 Pencacah Biner 16 bit

Mode ini sama dengan Mode 0, hanya saja register TLX dipakai

sepenuhnya sebagai pencacah biner 8 bit, sehingga kapasitas pencacah biner yang

tersbentuk adalah 16 bit. Seiring dengan sinyal denyut, kedudukan pencacah biner

16 bit ini akan bergerak dari 0000H (biner 0000 0000 0000 0000), 0001H, 0002H

... sampai FFFFH (biner 1111 1111 1111 1111), kemudian melimpah kembali

menjadi 0000H.

2.2.1.4.3. Mode 2 Pencacah Biner 8 bit dengan isi ulang

TLx dipakai sebagai pencacah biner 8 bit, sedangkan THx dipakai untuk

menyimpan nilai yang diisikan ulang ke TLx setiap kali kedudukan TLx

melimpah (berubah dan FFH menjadi 00H). Dengan cara ini bisa didapatkan

sinyal limpahan yang frekuensinya ditentukan oleh nilai yang disimpan dalam

TH0.

2.2.1.4.4. Mode 3 Gabungan Pencacah Biner 16 bit dan 8 bit

Pada Mode 3 TL0, TH0, TL1 dan TH1 dipakai untuk membentuk 3

untaian pencacah. Yang pertama adalah untaian pencacah biner 16 bit tanpa

fasiltas pemantau sinyal limpahan yang dibentuk dengan TL1 dan TH1. Yang

kedua adalah TL0 yang dipakai sebagai pencacah biner 8 bit dengan TF0 sebagai

sarana pemantau limpahan. Pencacah biner ketiga adalah TH0 yang dipakai

sebagai pencacah biner 8 bit dengan TF1 sebagai sarana pemantau limpahan.

Page 31: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

18

Register TMOD dan register TCON merupakan register pembantu untuk

mengatur kerja Timer 0 dan Timer 1, kedua register ini dipakai bersama oleh

Timer 0 dan Timer 1.

a. TMOD (Timer Mode Register)

Register TMOD dibagi menjadi 2 bagian secara simetris, bit

0 sampai 3 register TMOD (TMOD bit 0 s.d. TMOD bit 3) dipakai

untuk mengatur Timer 0, bit 4 sampai 7 register TMOD (TMOD bit 4

s.d. TMOD bit 7) dipakai untuk mengatur Timer 1.

Gambar 2.3. Denah susunan bit dalam register TMOD

(http://alds-stts.edu/digital/timer.htm)

Pemakaian dari register TMOD adalah:

1) Bit M0/M1 dipakai untuk menentukan Mode timer seperti yang

terlihat dalam tabel.

2) Bit C/T* dipakai untuk mengatur sumber sinyal denyut yang

diumpankan ke pencacah biner. Jika C/T* = 0 sinyal denyut

diperoleh dari osilator kristal yang frekuensinya sudah dibagi 12,

sedangkan jika C/T* = 1 maka sinyal denyut diperoleh dari kaki T0

(untuk Timer 0) atau kaki T1 (untuk Timer 1).

3) Bit GATE merupakan bit pengatur saluran sinyal denyut. Bila bit

GATE = 0 saluran sinyal denyut hanya diatur oleh bit TRx

(maksudnya adalah TR0 atau TR1 pada register TCON). Bila bit

Page 32: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

19

GATE = 1 kaki INT0 (untuk Timer 0) atau kaki INTl (untuk Timer

1) dipakai juga untuk mengatur saluran sinyal denyut.

b. TCON (Timer Control Register)

Register TCON dibagi menjadi 2 bagian, 4 bit pertama (bit 0

s.d. bit 3) dipakai untuk keperluan mengatur kaki INT0 dan INT1.

Gambar 2.4. Denah susunan bit dalam register TCON

(http://alds-stts.edu/digital/timer.htm)

Sisa 4 bit dari register TCON (bit 4 s.d. bit 7) dibagi menjadi

2 bagian secara simetris yang dipakai untuk mengatur Timer 0 dan

Timer 1, sebagai berikut:

1) Bit TFx (maksudnya adalah TF0 atau TF1) merupakan bit

penampung limpahan, TFx akan menjadi „1‟ setiap kali pencacah

biner yang terhubung padanya melimpah (kedudukan pencacah

berubah dari FFFFH kembali menjadi 0000H). Bit TFx dinolkan

dengan instruksi CLR TFO atau CLR TF1. Jika sarana interupsi

dari interupsi dari Timer 0/Timer 1 dipakai, TRx dinolkan saat

MCS51 menjalankan rutin layanan interupsi (ISR – Interupt

Service Routine).

2) Bit TRx (maksudnya adalah TR0 atau TR1) merupakan bit

pengatur saluran sinyal denyut, bila bit ini = 0 sinyal denyut tidak

disalurkan ke pencacah biner sehingga pencacah berhenti

Page 33: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

20

mencacah. Bila bit GATE pada register TMOD = 1, maka saluran

sinyal denyut ini diatur bersama oleh TRx dan sinyal pada kaki

INT0/INTl.

2.2.2. Saklar dan Rile

2.2.2.1. Saklar

Saklar adalah piranti elektronika yang berfungsi untuk menghidupkan

atau mematikan sumber (ON/OFF) dengan efek mekanik, didalam ilmu

elektronika, 2 macam jenis saklar push button, antara lain :

1. Push On

Saklar ini apabila ditekan maka akan menghasilkan pulsa 1, dan kemudian

apabila dilepaskan maka akan kembali nol.

2. Push Off

Saklar ini apabila ditekan maka akan menghasilkan pulsa 0, dan kemudian

apabila di lepaskan maka akan kembali 1.

Konstruksi dari saklar ini adalah dengan menghubungkan pegas yang

terdapat didalam saklar tersebut. Pegas tersebut apabila dilepaskan maka akan

kembali ke posisi semula.

Gambar 2.5. (a) Simbol push button saat OFF dan

(b) Simbol push button saat OFF ON

(a) (b)

Page 34: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

21

Gambar 2.6. Bentuk fisik salah satu saklar push button

Selain saklar di atas juga masih ada lagi skalar ON/OFF berbentuk

switch. Prinsip dari saklar ini adalah saklar yang jika ditekan akan berubah

keadaan dari OFF menjadi ON, dan untuk mengembalikan keadaan menjadi OFF

lagi perlu dilakukan penekanan lagi.

Gambar 2.7. Simbol Saklar

Gambar 2.8. Bentuk fisik salah satu Saklar

2.2.2.2. Rile

Rile adalah saklar magnetis yang dapat menghubungkan rangkaian

beban ON dan OFF dengan memberi energi elektromagnetis, yang akan membuka

atau menutup kontak pada rangkaian, rile mempunyai variasi aplikasi yang luas

baik pada rangkaian listrik maupun elektronis. (Frank D Petruzella 2001:371).

Sewaktu arus kontrol melewati kumparan, inti besi lunak akan dimagnetisasi.

Page 35: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

22

Armature ditarik oleh inti yang dimagnetisasi. Gerakan armature ini akan

menutup kontak 3 dan 4 dan akan membuka kontak 3 dan 5. dengan kata lain

gerakan armature tadi telah mengubah posisi kontak 3 (lihat gambar 2.9

dibawah). Kontak–kontak ini dapat digunakan mengontrol arus yang lebih besar

dalam rangkaian. Pada pengoperasian dari rile ini tidak membutuhkan tegangan

dan arus yang besar apabila tidak disertai beban. Fungsi utama rile adalah

mengontrol arus yang lebih besar dalam rangkaian dengan arus kecil yang

melewati kumparan. Simbol rile terdiri atas sebuah kumparan dan 2 set kontak,

dalam rile mempunyai 2 keadaan yaitu pada saat terbuka (Normally Open atau

NO) dan tertutup (Normally Close atau NC). Sewaktu arus lewat kumparan,

kontak NO tertutup, sebaliknya kontak NC terbuka. ( Frank D Petruzella

2001:372).

Rile terdiri dari kawat penghantar yang digulung pada silinder berinti.

Jangkar atau armatur bertumpu pada sebuah batang yang ujungnya tajam dan

dengan bantuan sebuah pegas ringan dan baut, sehingga jangkar dapat bertahan

pada tumpuannya. Apabila kumparan dialiri arus maka akan menimbulkan medan

magnet. Gaya magnetis akan menarik jangkar untuk mendekati inti. Ujung

jangkar yang lain akan mendorong pegas kontak sehingga kontak terhubung. Bila

kemudian arus menghilang dari kumparan, jangkar akan dilepas dan kontak

terputus.

Terdapat beberapa variasi rile baik bentuk, ukuran maupun konfigurasi

pensaklaran (kontak). Penggunaan rile disesuaikan dengan keperluan. Konfigurasi

atau tipe pensaklaran diidentifikasi sesuai jumlah kutub (p, pole) dan banyaknya

Page 36: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

23

posisi saklar (T, throw). Jumlah kutub dan posisi ini dapat didahului dengan huruf

(S, untuk single dan D untuk double) atau dengan angka.

Secara umum ada dua buah konfigurasi rile yaitu :

1. SPDT (satu kutub dua posisi) yaitu rile yang mempunyai dua posisi

kontak. Tipe ini mempunyai hubungan kontak kaki 3 dengan kaki 5 dan

ketika kumparan diberi arus, hubungan kontak akan berpindah ke kaki 3

dengan kaki 4.

Gambar 2.9. Simbol dan Prinsip Kerja Rile SPDT

2. DPDT (dua kutub dua posisi) yaitu tipe rile yang mempunyai dua kontak

terpisah dari tipe pemindah hubungan (kontak), dan digerakkan oleh

jangkar melalui batang isolator.

Gambar 2.10. Simbol dan Prinsip Kerja Rile DPDT

Tegangan kerja kumparan rile biasanya 6V, 12V, 24V. Tegangan

tersebut menunjukkan kerja yang diperlukan untuk menggerakkan rile.

Page 37: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

24

2.2.3. LED

LED (Light Emitting Diode) merupakan sebuah lampu yang mempunyai

daya kecil dan biasanya digunakan sebagai lampu indikator. Daya yang kecil

inilah yang menjadi alasan mengapa LED digunakan sebagai lampu indikator

pada modul mikrokontroller. LED ini digunakan sebagai indikator keluaran pada

pemrograman mikrokontroller. Sebenarnya keluaran juga bisa dilihat pada

simulator ketika melakukan simulasi program, tetapi kelemahan simulator adalah

tidak bisa dilihat secara langsung hasilnya, karena antara hasil praktik dengan

teori jauh berbeda. Artinya bahwa program belum tentu jalan ketika dimasukan

ke dalam memori mikrokontroller walaupun telah disimulasikan dengan baik, hal

ini bisa juga disebabkan karena hardware yang dibuat ada kesalahan.

Gambar 2.11. Bentuk fisik dan simbol lampu LED

Bentuk-bentuk lampu LED bermacam-macam warnanya dan ukurannya.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan baik mengenai warna, ukurannya

maupun dayanya. Bahkan sekarang ini telah muncul beberapa lampu LED yang

dapat menampilkan nyala yang berwarna-warni. Warna ini disebabkan oleh bahan

pembuatnya.

Page 38: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

25

Untuk menyalakan LED diperlukan arus yang cukup. Besarnya arus yang

melewati LED menentukan intensitasnya. Umumnya arus yang mengalir pada

LED sebesar 2 sampai 20 mA. Sedangkan penurunan tegangan LED sebesar 1,2 V

sampai 2,4 V. Di bawah ini adalah rumus untuk menentukan peggunaan resistor

sebagai pembatas tegangan.

R =led

led

I

VVcc

(Persamaan 2. 1)

Dimana :

VCC = Sumber tegangan

VLed = Tegangan kerja LED

ILed = Arus kerja Led

R = Nilai resistansi

2.2.4. Transistor Sebagai Saklar

Transistor adalah salah satu komponen yang dapat digunakan sebagai

saklar elektronik. Komponen ini memiliki impedansi yang tinggi saat bersifat

sebagai penghantar. Transistor ini bekerja pada daerah jenuh (saturasi) sebagai

saklar tertutup (on) dan daerah mati (cut off) sebagai sklar terbuka (off). Pada

daerah saturasi arus mengalir tanpa halangan dari terminal kolektor menuju emitor

(VCE = 0) dan arus kolektor jenuh IC sat = VCC / RC.. Kondisi seperti ini

menyerupai saklar mekanik dalam keadaan tertutup (on). Untuk membuat

transistor induksi diperlukan arus basis yang minimal besarnya IB > IC / .

Page 39: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

26

Gambar 2.12. (a) Transistor pada daerah saturasi.

(b) Ekuivalen transistor sebagai saklar on

(Malvino, 1985: 123)

pada saat transistor bersifat bukan penghantar (cut off) berlaku ketentuan

VCE = VCC, IC = 0. dalam hal ini transistor menyerupai saklar mekanik dalam

keadaan terbuka (off). Kondisi demikian dapat direalisasikan dengan memberikan

bias basis IB = 0 atau pada terminal basis diberi tegangan mundur terhadap emitor.

Gambar 2.13. Transistor pada daerah cut off (Malvino, 1985:124)

Analisis perhitungan untuk kondisi saklar secara teori adalah sebagai

berikut :

Kondisi cut off

VCE = VCC – IC . RC karena IC = 0 (Persamaan 2. 2)

Maka VVE = VCC

Besar arus basis IB adalah : IB = IC / karena IC = 0, maka IB = 0 A

(a) (b)

Page 40: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

27

Kondisi saturasi (jenuh)

VCE = VCC – IC . RC (Persamaan 2. 3)

karena VCE = 0,

maka IC = VCC / RC (Persamaan 2. 4)

Besar tahanan basis RB untuk mendapatkan arus basis IB pada kondisi benar-

benar saturasi adalah :

RB = (VBB – VBE) / IB sat (Persamaan 2. 5)

adalah

. IB > IC atau IB sat > IC /

2.2.5. Flow Chart

Flow Chart atau diagram alir adalah suatu cara yang sangat sederhana

untuk mensistemkan aliran proses sebuah program. Untuk menyajikan jenis

operasi sebuah program digunakan simbol-simbol. Ada delapan simbol yang

sering digunakan untuk menyusun Flow Chart.

SUB ROUTIN

PROSES INPUT

KEPUTUSAN TERMINAL

KONEKTOR AKHIR

HALAMANKONEKTOR

START

Gambar 2.14. Simbol-simbol Flow Chart

Page 41: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

28

2.3. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori, maka pemanfaatan

mikrokontroller AT89S51 sebagai pengendali otomatis mesin pompa air dapat

diambil hipotesis sebagai berikut :

1. Mikrokontroller dapat digunakan sebagai pengendali otomatis mesin

listrik pompa air.

2. Penggunaan peralatan yang otomatis akan memudahkan manusia terhadap

proses pengisian tangki air.

Page 42: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bahan dan Alat Penelitian

Pada penelitian yang berjudul Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51

Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ini memerlukan beberapa

bahan dan alat pendukung yang digunakan, antara lain :

3.1.1. Bahan Penelitian

3.1.1.1. Sistem Minimum Mikrokontroller AT89S51

Sistem minimum Mikrokontroller AT89S51 digunakan untuk pengendali

utama dari alat ini. Fungsi utama adalah mengolah data dari hasil pembacaan

water level sensor untuk mengatur rile.

3.1.1.2. Transistor

Transistor pada rangkaian ini digunakan sebagai saklar untuk

mengendalikan rile dan sensor water level. Transistor yang digunakan adalah

transistor D400 berjenis NPN.

3.1.1.3. Saklar

Saklar digunakan untuk pemilihan mode pengisian, yaitu mode full dan

half. Saklar yang digunakan adalah saklar dip switch.

Page 43: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

30

3.1.1.4. Rile

Rile SPDT (satu kutub dua posisi) DC 12 Volt berfungsi sebagai

penghubung atau pemutus tegangan 220V AC dengan mesin listrik pompa air.

3.1.1.5. Pompa Air

Pompa air aquarium AC 220V digunakan untuk memompa air ke dalam

tangki penampungan air. Pompa air inilah yang dikendalikan secara otomatis oleh

alat yang dibuat.

3.1.1.6. Catu Daya Teregulasi

Catu daya teregulasi digunakan sebagi sumber tegangan untuk mencatu

rangkaian. Tegangan yang diperlukan adalah +5V dan +12V, digunakan catu daya

teregulasi menggunakan IC LM7805 dan LM7812 sehingga diperoleh tegangan

yang stabil.

3.1.2. Alat Penelitian

3.1.2.1. Komputer

Komputer digunakan untuk perancangan sistem meliputi desain rangkaian,

PCB, dan Program Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51 Sebagai Pengendali

Otomatis Mesin Pompa Air.

Spesifikasi :

a. Processor AMD Athlon X2

b. RAM (Random Acces Memory ) 1 Gbyte

c. Harddisk 80 Gbyte

Page 44: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

31

d. Sistem Operasi Windows XP

e. Tersedia DB-25 Parallel Port

Text Editor

Text editor berfungsi sebagai media penulisan teks program yang akan

dimasukkan ke dalam mikrokontroller AT89S51. Text editor ini telah tersedia

pada fasilitas yang disediakan Windows berupa notepad.

Compiller Assembler kompatible ASM51

Compiller Assembler adalah software untuk mengubah set instruksi dalam

bahasa assembly ( *.asm ) menjadi bahasa mesin ( *.hex ). Software yang

digunakan adalah MCS51.

Program Downloader

Program downloader adalah Software untuk mentransfer program dalam

bahasa mesin ( *.hex ) dari komputer ke mikrokontroller. Software yang

digunakan adalah Aec_ISP.

3.1.2.2. Kabel ISP Programmer

Kabel programmer digunakan untuk menghubungkan antara komputer

dan rangkaian Mikrokontroller AT89S51. Mikrokontroller diprogram secara in

system programming sehingga program dapat langsung didownload pada

rangkaian tanpa menggunakan programmer.

3.1.2.3. Multimeter

Multimeter Sanwa YX-360TRE digunakan untuk menguji komponen dan

mengukur tegangan dari rangkaian baik catu daya maupun rangkaian pengendali.

Page 45: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

32

3.2. Langkah Penelitian

Penelitian terdiri dari perancangan alat, realisasi sistem, dan pengujian.

Secara prinsip alat Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51 Sebagai Pengendali

Otomatis Mesin Pompa Air dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian yaitu :

Rangkaian input berupa water level sensor dan switch mode pengisian, rangkaian

kontrol utama berupa mikrokontroller AT89S51, dan rangkaian output berupa rile

untuk mengatur hidup dan matinya pompa air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram blok dibawah ini.

Gambar 3.1. Diagram Blok Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51

Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Pompa Air

3.2.1. Perancangan Alat

3.2.1.1. Perancangan Hardware

Perancangan hardware adalah penentuan rangkaian yang akan digunakan

dalam alat Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51 Sebagai Pengendali Otomatis

Mesin Listrik Pompa Air. Perancangan sesuai dengan diagram blok pada

Gambar.3.1.

Sistem Minimum

AT89S51

(Kontrol Utama)

Water level

Sensor

Mode

Pengisian

Output

Relay

Catu Daya

Teregulasi

M

Pompa Air

AC 220V

Page 46: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

33

3.2.1.1.1. Catu Daya Teregulasi

Rangkaian Pemanfaatan Mikrokontrol AT89S51 sebagai Pengendali

Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ini tentu saja membutuhkan sumber tegangan.

Untuk menghasilkan tegangan yang stabil, maka catu daya-nya menggunakan IC

regulator seri LM 7812 dan LM 7805. IC LM 7812 berfungsi untuk menghasilkan

tegangan output sebesar 12 Volt untuk mencatu rile sehingga dapat bekerja. IC

LM 7805 berfungsi untuk menghasilkan tegangan output sebesar 5V hal ini

dikarenakan pada sistem mikrokontroller membutuhkan tegangan kerja antara 4V

– 5,5 V. Agar tidak terjadi perubahan tegangan yang dapat merugikan

mikrokontroller AT89S51. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rangkaian

dibawah ini :

Gambar 3.2. Rangkaian regulator Catu Daya +12V dan +5V

Sebelum tegangan AC 220V AC masuk ke rangkaian regulator, terlebih

dahulu tegangan AC 220V AC diturunkan menjadi 12 V dengan menggunakan

transformator step down kemudian disearahkan dengan menggunakan dioda

bridge (jembatan), tegangan ripple akan diratakan dengan menggunakan

kapasitor polar (2200uF/25V).

Page 47: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

34

U2 LM 7812 adalah IC regulator tegangan 12V DC dan U3 LM 7805

adalah IC regulator (penstabil) tegangan 5 VDC tegangan kerja yang dibutuhkan

oleh mikrokontroller.

3.2.1.1.2. Water level Sensor

Water level sensor adalah rangkaian untuk mendeteksi ketinggian air

dalam tangki. Sensor didesain untuk mendeteksi tiga level ketinggian air yaitu

kosong (empty), setengah (half), dan penuh (full) sehingga diperlukan tiga buah

sensor. Sensor water level tersusun dari tiga buah transistor yang difungsikan

sebagai saklar. Pada dasar air diberi tegangan +12V DC sebagai tegangan sumber,

sedangkan basis dari masing-masing diletakan pada titik – titik tertentu (dasar,

tengah dan atas) pada tangki.

Gambar 3.3. Water level Sensor

Page 48: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

35

Output sensor satu dihubungkan ke Port 1.0 sebagai sensor level atas

(full). Output sensor dua dihubungkan dengan Port 1.1 sebagai sensor level tengah

(half). Output sensor tiga dihubungkan dengan Port 1.2 sebagai sensor dasar

tangki (empty).

3.2.1.1.3. Saklar Mode Pengisian

Saklar mode pengisian, berfungsi untuk mengatur jika diinginkan

pengisian setengah tangki atau penuh. Saklar dihubungkan ke Port 1.3.

Gambar 3.4. Saklar Mode Pengisian (Full / Half)

3.2.1.1.4. Output Rile

Rangkaian output rile berfungsi sebagai saklar pompa air. Menggunakan

prinsip transistor sebagai saklar dihubungkan dengan P0.0.

Gambar 3.5. Rangkaian Output Rile

Page 49: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

36

3.2.1.1.5. Sistem Minimum AT89S51

Mikrokontroller AT89S51 digunakan sebagai pengendali utama motor

listrik pompa air. Penggunaan AT89S51 pada sistem ini karena mikrokontroller

jenis ini banyak beredar di pasaran dan harganya relatif lebih murah dari

mikrokontroller jenis lainnya. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi, dimana

semakin banyak barang yang beredar di pasar, maka semakin murah harga barang

tersebut. Selain hal tersebut juga dikarenakan pemrogramannya mudah serta

tersedianya alat (emulator) yang digunakan untuk mengisikan (up-load) program

ke dalam flash memori-nya.

Sistem minimum mikrokontroller AT89S51 mempunyai 4 buah port yang

dapat digunakan sebagai masukan atau keluaran. Agar dapat bekerja, AT89S51

membutuhkan sinyal detak (clock) yang dalam rangkaian ini memanfaatkan

osilator internal. Rangkaian ini dapat menggunakan kristal 0 MHz–33 MHz dan 2

buah kapasitor 30 pF. Untuk perancangan sistem ini menggunakan kristal

11,0592 MHz dan 2 buah kapasitor 30 pF yang terhubung ke pin 18 (XTAL2) dan

pin 19 (XTAL1).

Untuk rangkaian power on reset ini diperlukannya 1 buah resistor 10 kΩ,

1 buah kapasitor 10 µF elektrolit dan tombol berupa mikroswitch yang dipasang

paralel dengan kapasitornya dan Vcc. Tombol reset ini dihubungkan ke kaki RST

( pin 9 ). Untuk menanggapi reset tersebut, pada pin 9 menerima pulsa transisi

dari rendah ke tinggi, sehingga jika saklar ditekan maka rangkaian akan memberi

interupsi reset untuk kembali ke keadaan awal.

Page 50: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

37

Gambar 3.6. Rangkaian reset

Tegangan reset minimal adalah sebesar 0,7 Vcc atau sebesar 3,5 Volt,

sehingga diperoleh besarnya waktu reset, yaitu :

Vcc = Vc + Vrst

5 V = Vc + 3,5 V

Vc = 1,5 V

Vc = RCtev /1

1,5 = 54 10.10/15 te

1,5 = te 1015

1,5 = te 1055 te 105 = 3,5

te 10 = 0,7

-10 t = ln 0,7

-10 t = -0,35667

t = 35,667 ms

Jadi waktu tunda yang dibutuhkan untuk pengosongan kapasitor adalah sebesar

35,667 ms.

Gambar 3.7. Sistem Minimum AT89S51

VCC

RE

SE

T

+10 uF

R110 K

ResetVrst

Vc

Page 51: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

38

Perancangan sistem ini menggunakan 3 buah port, yaitu :

a. Port 0 digunakan untuk output rile terhubung dengan P0.0

b. Port 1 digunakan untuk input water level sensor dan saklar mode

pengisian. P1.0 dihubungkan dengan ouput sensor 1, P1.1 dihubungkan

dengan ouput sensor 2 , P1.2 dihubungkan dengan ouput sensor 3, dan

P1.3 dihubungkan dengan saklar mode pemilih.

3.2.1.1.6. Sistem Keseluruhan

Dari semua bagian diatas disusun menjadi dua buah rangkaian, yaitu :

Rangkaian kontrol utama dan rangkaian catu daya teregulasi. Gambar 3.8

menunjukkan rangkaian keseluruhan dari sistem kontrol pemanfaatan

mikrokontrol AT89S51 sebagai pengendali otomatis mesin listrik pompa air.

Page 52: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

39

Gambar 3.8. Sistem Kontrol Pemanfaatan Mikrokontrol AT89S51

Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air

Page 53: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

40

3.2.1.2. Perancangan Software

Perangkat lunak adalah program yang diperlukan untuk mengatur sistem

kerja dari perangkat keras (Hardware). Program merupakan urutan instruksi untuk

melaksanakan tugas tertentu. Dalam pembuatan program pemanfaatan

mikrokontrol AT89S51 sebagai kendali otomatis mesin listrik pompa air ini

menggunakan metode Douglas, yaitu menggunakan empat langkah sbb :

a. Pendefinisian permasalahan

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memikirkan secara cermat

permasalahan yang ingin diselesaikan menggunakan program. Dalam hal

ini permasalahan yang akan diselesaikan adalah membuat program untuk

mengendalikan mesin listrik pompa air sehingga dapat digunakan untuk

mengisi tangki air secara otomatis.

b. Representasi kerja program

Sekuen atau formula kerja yang digunakan untuk mengendalikan mesin

listrik pompa air sehingga dapat digunakan untuk mengisi tangki air secara

otomatis ini disebut Algoritma program. Algoritma berisi urutan-urutan

pekerjaan yang harus dijalankan sehingga tujuan dari pembuatan program

dapat tercapai dengan baik.

Flow Chart atau diagram alir adalah cara yang sangat sederhana untuk

menunjukkan aliran proses sebuah program. urutan proses yang dijalankan

dituliskan dalam bentuk-bentuk grafis sehingga lebih mudah dalam

melihat urutan proses yang harus dijalankan.

c. Penemuan instruksi – instruksi yang benar

Page 54: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

41

d. Penulisan program

Program yang dimengerti oleh mikrokontroller dan dieksekusi secara

langsung adalah program bahasa mesin. Instruksi ditulis dalam bahasa assembly

MCS-51. Instruksi tersebut di-compile kedalam bentuk bilangan hexa-decimal

yang disebut op-code (operation code).

Gambar 3.9. Bentuk Program Assembler

Mikrokontroller memiliki bahasa assembler khusus, dengan bentuk umum

semua instruksinya adalah :

1. Label, merupakan suatu simbol dapat berupa suatu tanda yang

mensistemkan nama dari suatu alamat.

2. Mnemonic, merupakan simbol operasi dari suatu instruksi.

3. Operand, merupakan penyedia informasi yang dibutuhkan operasi untuk

melakukan fungsinya.

4. Comment, merupakan pemberi keterangan pada instruksi program.

Program pada perancangan rangkaian Pemanfaatan mikrokontrol

AT89S51 sebagai pengendali otomatis mesin listrik pompa air merupakan

program yang menjalankan fungsi mikrokontroller AT89S51 sebagai pengendali

utama. Alur berpikirnya adalah sebagai berikut :

Page 55: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

42

a. Algoritma

Step 1. Start

Step 2. Seting kondisi awal (default)

Step 3. Baca Water level Sensor dan Saklar Mode Pengisian

Step 4. Apakah semua sensor tidak terendam

Step 5. Jika ya lompat ke step 13

Step 6. Apakah Mode Half, dan semua sensor tidak terendam

Step 7. Jika ya, lompat ke step 13

Step 8. Apakah semua sensor terendam

Step 9. Jika ya lompat ke step 15

Step 10. Apakah Mode Half, dan sensor bawah dan sensor tengah terendam

Step 11. Jika ya, Lompat ke step 15

Step 12. Kembali ke step 3

Step 13. Hidupkan Pompa Air

Step 14. Kembali ke step 3

Step 15. Matikan Pompa Air

Step 16. Stop

b. Flow Chart

START

BACA P1 SIMPAN DI REG A

AND KAN DENGAN 00001111

P 0.0 = RELAY

A ≠ 00000000

MATIKAN RELAY

A ≠ 00001001A ≠ 00000111A ≠ 00001111

HIDUPKAN RELAY

STOP

Y

NN

N N

YYY

Gambar 3.10. Flow Chart Program

Pengatur Otomatis Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroller AT89S51

Page 56: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

43

c. Source Code

;===================================================== ; PEMANFAATAN MIKROKONTROLLER AT89S51 ; SEBAGAI PENGENDALI OTOMATIS MESIN LISTRIK POMPA AIR ; OLEH : MARSUDI ;===================================================== ;----------------------------------------------------- ; INISIALISASI PIN - PIN IC ;----------------------------------------------------- RILE BIT P0.0 ; AKTIF HIGH ;----------------------------------------------------- ;SETING KONDISI AWAL (DEFAULT) ;----------------------------------------------------- ORG 00H MATIKAN: CLR RILE ; MATIKAN RILE ;------------------------------------------------------ ;PROGRAM UTAMA ;------------------------------------------------------ START: MOV A,P1 ANL A,#00001111B CEK1: CJNE A, #00001111B, CEK2 SJMP HIDUPKAN CEK2: CJNE A, #00000111B, CEK3 SJMP HIDUPKAN CEK3: CJNE A, #00000000B, CEK4 SJMP MATIKAN CEK4: CJNE A, #00001001B, START SJMP MATIKAN ;------------------------------------------------------- ;FUNGSI MENGHIDUPKAN POMPA AIR ;------------------------------------------------------- HIDUPKAN: SETB RILE SJMP START END

Page 57: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

44

3.2.2. Realisasi Sistem

Dalam penyelesaiannya rancang bangun Pemanfaatan Mikrokontroller

AT89S51 Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air ini melalui

beberapa langkah kerja sebagai berikut :

1. Merancang layout pada komputer menggunakan PCB Designer 1.5

2. Mencetak layout yang telah dirancang ke transparasi

3. Membuat layout dalam PCB dengan menggunakan setrika

4. Melarutkan tembaga PCB dengan menggunakan larutan Ferry Clorida

5. Mengumpulkan komponen dan bahan-bahan yang diperlukan

6. Pengujian komponen – komponen yang diperlukan

7. Pengeboran PCB, pemasangan, penyolderan, dan pengawatan

8. Membuat software (program) dengan bahasa assembly

9. Uji coba tiap blok rangkaian untuk mengetahui karakeristik fungsinya

10. Uji coba keseluruhan alat untuk kinerja alat sampai sesuai dengan yang

diharapkan.

11. Pemasangan rangkaian ke dalam box.

12. Mengamati cara kerja rangkaian

13. Manganalisa hasil pengujian

14. Membuat laporan

Page 58: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

45

BAB IV

PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian

4.1.1. Sistem Minimum AT89S51 dan Output Rile

Pengujian sistem minimum dengan memberi program sederhana pada

mikrokontroller berupa flip-flop untuk mengatur rile yang terhubung dengan P0.0.

Pengujian output rile dilakukan dengan mengontrol lama hidup dan lama mati

pompa air. Adapun program dalam mikrokontroller sebagai berikut :

;----------------------------------------------------------------- ; PROGRAM UJI RILE ;-----------------------------------------------------------------

ORG 0H MULAI:

SETB P0.0 CALL DELAY CLR P0.0 CALL DELAY

JMP MULAI DELAY:MOV R0,#10 DEL1 : MOV R1,#255 DEL2 : MOV R2,#255 DJNZ R2,$ DJNZ R1,DEL2 DJNZ R0,DEL1 RET

Setelah program dijalankan pada mikrokontroller maka rangkaian output

rile yang terhubung dengan pompa air aquarium menyala selama beberapa saat

kemudian mati beberapa saat. Dari hasil pengujian itu telah didapatkan

kesimpulan rangkaian sistem minimum AT89S51 dan output rile dapat digunakan

untuk mengendalikan pompa air.

Page 59: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

46

4.1.2. Water level Sensor

Water level sensor memanfaatkan transistor sebagai saklar, sehingga untuk

melakukan pengujian sensor ini harus dilakukan pengukuran titik kerja masing-

masing transistor.

Tabel 4.1. Titik Kerja Transistor Sensor 1 Q1

Kondisi VB VRC VC IC V out

Menggantung 0 V 0,5 V 11,5 V 0,05 mA 4 V

Terendam 2 V 11,5 V 0,5 V 1,15 mA 0,0 V

Tabel 4.2. Titik Kerja Transistor Sensor 2 Q2

Kondisi VB VRC VC IC V out

Menggantung 0 V 0,5 V 11,5 V 0,05 mA 4 V

Terendam 2 V 11,5 V 0,5 V 1,15 mA 0,0 V

Tabel 4.3. Titik Kerja Transistor Sensor 3 Q3

Kondisi VB VRC VC IC V out

Menggantung 0 V 0,5 V 11,5 V 0,05 mA 4 V

Terendam 2 V 11,5 V 0,5 V 1,15 mA 0,0 V

Dari hasil pengukuran titik kerja transistor dan tegangan output sensor

dapat diambil kesimpulan water level sensor sudah bekerja dengan memberi nilai

logika digital untuk mikrokontroller.

4.1.3. Saklar Mode

Rangkaian input ini hanya terdiri saklar sehingga hanya perlu mengukur

tegangan pin yang terhubung dengan saklar. Setelah dilakukan pengukuran saat

kondisi saklar OFF tegangan dari Port 1.3 adalah sama sebesar 0 Volt dan pada

saat saklar ON tegangan sama dengan 5 Volt. Dari hasil pengukuran dapat

disimpulkan rangkaian input sudah bekerja.

Page 60: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

47

4.1.4. Pengujian Sistem

Pada saat saklar mode posisi half, bak belum terisi air, catu daya

dihidupkan. Pompa air hidup dan air mengalir dan mengisi bak penampungan air.

volume air pada bak penampung semakin naik, sehingga sensor 3 (bawah) akan

terendam. Ketika ketinggian air mencapai sensor 2 (tengah) mesin listrik pompa

air mati. Jika kran dihidupkan air akan mengalir dari bak penampung, sehingga

volume air akan berkurang ketika sensor tengah tidak terendam mesin listrik

pompa air tetap mati dan ketika sensor bawah tidak terendam pompa air menyala.

Pada saat saklar mode posisi full, bak belum terisi air, catu daya

dihidupkan. Pompa air hidup dan air mengalir dan mengisi bak penampungan air.

volume air pada bak penampung semakin naik, sehingga sensor bawah akan

terendam. Ketika ketinggian air mencapai sensor tengah mesin listrik pompa air

tetap menyala dan ketika semua sensor terendam mesin listrik pompa air mati.

Jika kran dihidupkan air akan mengalir dari bak penampung, sehingga volume air

akan berkurang ketika sensor tengah tidak terendam mesin listrik pompa air

masih tetap mati dan ketika semua sensor tidak terendam pompa air menyala.

Dari hasil pengujian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem

pemanfaatan mikrokontroller AT89S51 sebagai pengendali mesin listrik pompa

air sudah bekerja sesuai dengan perencanaan.

Page 61: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

48

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Perangkat Keras

Berdasarkan hasil pengujian alat baik pengujian perbagian maupun secara

keseluruhan maka dapat diuraikan beberapa permasalahan yang berhubungan

dengan kinerja alat :

4.2.1.1. Sistem Minimum dan Output Rile

Sistem minumum yang sudah terhubung dengan interface output rile

sudah bekerja sesuai dengan rencana. Hal ini diketahui dari hasil percobaan

mengendalikan mesin listrik pompa air menghidupkan dan mematikan beberapa

saat. Dengan memanfaatkan program yang telah disusun dan diterapkan pada

mikrokontroler yang berupa lampu flip-flop. Ternyata maksud yang diinginkan

penulis berhasil sesuai dengan rencana

4.2.1.2. Water Level Sensor dan Saklar Mode

Water level sensor digunakan untuk mendeteksi ketinggian air dalam bak

penampungan air. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan

bahwa sensor sudah bekerja sesuai dengan rencana. Hal ini diketahui dari hasil

pengukuran output sensor yang sudah dapat memberi logika digital mewakili

keadaan sensor terendam air dan tidak terendam air. Ketika sensor terendam maka

sensor memberi logika 0 dan ketika tidak terendam akan memberi logika 1.

Saklar mode sudah bekerja sesuai dengan rencana, hal ini dibuktikan dari

hasil pengujian bahwa saklar mode sudah dapat memberi logika digital mewakili

pemilihan mode full/half.

Page 62: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

49

4.2.2. Analisis Program

Pada sistem pemanfaatan mikrokontrol sebagai pengendali mesin pompa

air, dari 32 pin AT89S51 yang tersedia hanya ada 5 pin yang digunakan yaitu 4

pin sebagai input dan 1 pin sebagai output. Semua input diletakkan pada Port

yang sama bertujuan agar dalam mengakses input lebih mudah. Port yang

digunakan sebagai input adalah Port 1, konfigurasinya sbb:

P1.0 Sensor water level atas

P1.1 Sensor water level tengah

P1.2 Sensor water level bawah

P1.3 Saklar mode pengisian

Sehingga dari kombinasi input sensor dan saklar mode dapat disusun tabel

kebenaran sistem kontrol pemanfaatan mikrokontrol sebagai pengendali otomatis

mesin listrik pompa air dibawah ini.

Tabel 4.4. Kebenaran Kontrol Pompa Air Otomatis f(input) = output

NO

Input Output Pompa

Air keterangan Saklar

Mode

Water level Sensor

Bawah Tengah Atas

1 0 0 0 0 0 Saklar Mode :

0 = Mode Full 1 = Mode Half

Sensor :

0 = Terendam

1 = Menggantung

Pompa Air : 0 = Mati

1 = Hidup

x = Tidak tentu

2 0 0 0 1 x

3 0 0 1 0 x

4 0 0 1 1 x

5 0 1 0 0 x

6 0 1 0 1 x

7 0 1 1 0 x

8 0 1 1 1 1

9 1 0 0 0 x

10 1 0 0 1 0

11 1 0 1 0 x

12 1 0 1 1 x

13 1 1 0 0 x

14 1 1 0 1 x

15 1 1 1 0 x

16 1 1 1 1 1

Page 63: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

50

Dari 16 kemungkinan input mikrokontrol hanya ada empat kemungkinan

yang akan mengubah kondisi pompa air. Empat kemungkinan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu : kondisi input yang menyebabkan mesin

pompa air hidup dan mati.

Agar didapatkan sistem pengendalian sesuai tabel kebenaran diatas,

program dibuat program yang tercantum di bab 3 pada perancangan software.

Secara prinsip program control pemanfaatan mikrokontroller sebagai pengendali

mesin listrik pompa air secara otomatis dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

1. Definisi awal program ( kondisi default )

2. Pembacaan input ( sensor )

3. Pengujian ( Pengujian 1, 2, 3 dan 4 )

4. Pengambilan keputusan (menghidupkan/mematikan Pompa air)

Untuk lebih jelasnya program dapat dijelaskan sebagai berikut :

Program didahului dengan deklarasi fungsi Pin P0.0 sebagai output rile.

Hal ini dilakukan agar rile mudah diakses tanpa harus mengingat alamat pin rile.

Kondisi Default

Seting kondisi awal adalah pengaturan keadaan mikrokontrol. Mengeset

alamat memori awal program ORG 00H jadi program dimulai dari alamat memori

00H. Kondisi pompa air harus dipastikan mati sehingga tidak terjadi kesalahan

kontrol pada saat dihidupkan.

ORG 00H MATIKAN : CLR RILE ; MATIKAN RILE

Page 64: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

51

Setelah melalui seting kondisi awal program masuk ke program utama.

Disinilah program akan mengolah data input dari water level sensor dan saklar

mode untuk memberi keputusan.

Pembacaan Input

Pembacaan input dilakukan dengan membaca Port 1, hasil akan disimpan

di register Accumulator. Data yang didapat adalah data 8 bit, karena yang

dibutuhkan hanya 4 bit terakhir maka dilakukan operasi logika AND dengan

00001111b. Data di Accumulator menjadi 0000 XXXXb, 4 bit MSB dapat

dipastikan nol sedangkan 4 bit LSB tidak akan berubah sesuai dengan pembacaan.

START: MOV A,P1 ; Pembacaan input ANL A, #00001111B ; Memastikan data

Fungsi Pengujian Pertama

Pengujian pertama dilakukan apakah mode half dan air kosong ( semua

sensor dalam kondisi menggantung ). Sehingga nilai pembandingnya adalah

00001111b. Jika datanya sama, program akan menuju fungsi menghidupkan

mesin pompa air, tangki mulai mengisi. Jika datanya tidak sama program akan

melanjutkan ke fungsi pengujian kedua (label CEK2).

CEK1: CJNE A, #00001111B, CEK2 ; Pengujian SJMP HIDUPKAN : Pengambilan Keputusan

Fungsi Pengujian Kedua

Pengujian kedua dilakukan apakah mode full dan air kosong ( semua

sensor dalam kondisi menggantung ). Sehingga nilai pembandingnya adalah

Page 65: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

52

00000111b. Jika datanya sama, program akan menuju fungsi menghidupkan

mesin pompa air, tangki mulai mengisi. Jika datanya tidak sama program akan

melanjutkan ke fungsi pengujian ketiga (label CEK3).

CEK2: CJNE A, #00000111B, CEK3 ; Pengujian SJMP HIDUPKAN ; Pengambilan Keputusan

Fungsi Pengujian ketiga

Pengujian ketiga dilakukan apakah mode full dan air penuh ( semua sensor

dalam kondisi terendam ). Sehingga nilai pembandingnya adalah 00000000b. Jika

datanya sama, program akan menuju fungsi mematikan mesin pompa air, tangki

berhenti mengisi. Jika datanya tidak sama program akan melanjutkan ke fungsi

pengujian keempat (label CEK4).

CEK3: CJNE A, #00000000B, CEK4 ; Pengujian SJMP MATIKAN ; Pengambilan Keputusan

Fungsi Pengujian Keempat

Pengujian keempat dilakukan apakah mode half dan air 50% ( sensor

bawah dan tengah terendam ). Sehingga nilai pembandingnya adalah 00001001b.

Jika datanya sama, program akan menuju fungsi mematikan mesin pompa air,

tangki berhenti mengisi. Jika datanya tidak sama program akan mengulangi

pembacaan input sensor dan saklar.

CEK4: CJNE A, #00001001B, START ; Pengujian SJMP MATIKAN ; Pengambilan Keputusan

Page 66: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

53

Fungsi Menghidupkan Mesin Pompa Air

Fungsi menghidupkan mesin pompa air akan menghidupkan rile dengan

memberi logika satu pada Pin P0.0. Setelah menghidupkan rile program akan

kembali membaca input sensor dan saklar.

HIDUPKAN: SETB RILE ; Menghidupkan Pompa Air SJMP START ; Kembali membaca input

4.2.3. Analisis Sistem Keseluruhan

Mikrokontroller AT89S51 berfungsi sebagai pengendali dari seluruh

sistem mesin listrik pompa air. Kontrol ini dapat digolongkan ke dalam sistem

kontrol tertutup (close loop). Plant berupa mesin listrik pompa air yang

mempunyai tujuan mengisi air ke tangki, dengan adanya water level sensor

sebagai sensor yang akan memberi koreksi kepada kontrol (plant) sehingga

didapat pengendalian secara otomatis.

Mikrokontrol akan mengolah hasil koreksi dari water level sensor yang

nantinya akan memberikan keputusan untuk menghidupkan atau mematikan

mesin pompa air. Secara prinsip kerja dari mikrokontrol adalah sebagai berikut :

ketika semua water level sensor tidak terendam (tangki kosong) mikrokontrol

akan menghidupkan pompa air sehingga tangki akan terisi air. Sistem akan terus

melakukan scaning sensor dan menunggu sampai semua sensor terendam (tangki

penuh). Bersamaan dengan terendamnya semua sensor, mikrokontrol akan

mematikan mesin pompa air. Pada posisi ini mikrokontrol akan melakukan

scaning sensor kembali, dan menunggu sampai air dalam tangki habis (semua

Page 67: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

54

water level sensor tidak terendam). Proses ini akan dilakukan terus menerus

sehingga air dalam tangki tidak akan pernah habis ataupun meluap.

Pengendali otomatis mesin listrik pompa air juga menyediakan menu

Mode Pengisian (Full / Half). Jika saklar dipasang pada mode Full tangki air

akan selalu terisi penuh. Sedangkan pada mode Half maka tangki air akan terisi

setengahnya.

Page 68: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

55

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil pengujian Pemanfaatan Mikrokontroller AT89S51

Sebagai Pengendali Otomatis Mesin Listrik Pompa Air, dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Mikrokontroller dapat digunakan sebagai pengatur otomatis pompa air

listrik.

2. Saklar mode pengisian berfungsi untuk menghentikan pengisian air sesuai

posisi saklar, jika posisi saklar pada half pengisian air pada bak

penampung berhenti setelah volume air 50%, jika saklar mode pada posisi

full pengisian air berhenti setelah volume air 100% (penuh).

5.2. Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut atau penelitian berikutnya yang akan

mengacu pada penelitian ini disarankan :

1. Menambah Sensor water level sehingga didapat hasil pengukuran yang

presisi dan lebih banyak mode pengisian.

2. Memodifikasi Sensor water level sehingga volume air dapat diketahui.

3. Menambah Indikator yang lebih baik sehingga hasil pengukuran dapat

ditampilkan dengan jelas dan menarik.

4. Sensor dilapisi dengan bahan anti karat

Page 69: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

56

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto ,Eko Putra. 2002 : Belajar Mikrokontroller AT89S51/52/55 (Teori dan

Aplikasi). Gava Media. Yogyakarta

Atmel. 2005 : 8-bit Microcontroller with 4K Bytes In-Sistem Programmable Flash AT89S51. www.atmel.com/literature , 5 Mei 2009

Budhy Sutanto. 2001: Timer dan Counter dalam MCS51.

http://alds.stts.edu/digital/timer.htm , 5 Mei 2009

Budhy Sutanto. 2001. Menghubungkan MCS51 ke dunia Analog.

http://alds.stts.edu/DIGITAL/DA-ADC.htm , 5 Mei 2009

Istiyanto, J.E, dan Y. Efendy, 2004: Rancangan dan Implementasi Prototipe

Sistem Kendali Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroller AT89S51 dan SMS

GSM, Jurnal Ilmu Dasar, FMIPA Universitas Jember.

Page 70: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

57

Lampiran 1. Gambar Rangkaian Sistem Kontrol

Page 71: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

58

Lampiran 2. Lay out Komponen dan PCB Sistem Kontrol

Page 72: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

59

Lampiran 3. Source Code Program Assembly Mikrokontroller AT89S51

;===================================================== ; PEMANFAATAN MIKROKONTROLLER AT89S51 ;SEBAGAI PENGENDALI OTOMATIS MESIN LISTRIK POMPA AIR ; OLEH : MARSUDI ;===================================================== ;----------------------------------------------------- ; INISIALISASI PIN - PIN IC ;----------------------------------------------------- RILE BIT P0.0 ; AKTIF HIGH ;----------------------------------------------------- ;SETING KONDISI AWAL (DEFAULT) ;----------------------------------------------------- ORG 00H MATIKAN: CLR RILE ; MATIKAN RILE ;------------------------------------------------------ ;PROGRAM UTAMA ;------------------------------------------------------ START: MOV A,P1 ANL A,#00001111B CEK1: CJNE A, #00001111B,CEK2 SJMP HIDUPKAN CEK2: CJNE A, #00000111B,CEK3 SJMP HIDUPKAN CEK3: CJNE A, #00000000B,CEK4 SJMP MATIKAN CEK4: CJNE A, #00001001B,START SJMP MATIKAN ;------------------------------------------------------- ;FUNGSI MENGHIDUPKAN POMPA AIR ;------------------------------------------------------- HIDUPKAN: SETB RILE SJMP START END

Page 73: 45798862 Desain Pengaturan Pompa Air Listrik Berbasis Mikrokontroler AT89S51

60

Lampiran 4. Datasheet AT89S51