32 BAB IV HASIL ANALISIS SISTEM 4.1. Tahap Investigasi Awal Pada tahap investigasi awal peneliti melakukan wawancara dengan pemilik mebel carpentry serta melakukan observasi dan dokumentasi di mebel Carpentry guna mengetahui sistem yang sedang berjalan di mebel Carpentry juga kendala atau masalah yang dapat menghambat kemajuan mebel Carpentry. 4.2. Tahap Analisis Kelemahan Sistem Berdasarkan kendala atau masalah yang peneliti dapatkan pada tahap investigasi awal maka dilanjutkan dengan tahap analisis kelemahan sistem, berikut adalah uraian kendala atau masalah yang terjadi pada sistem mebel Carpentry yang sedang berjalan saat ini. Peneliti menemukan bahwa pencatatan masih dilakukan secara manual seperti pencatatan transaksi pesanan klien tentu dalam hal ini dapat mengakibatkan kesalahan pencatatan (human error), data berupa nota-nota mudah rusak dan hilang karena ada kemungkinan terselip, kesulitan dalam mencari berkas karena tidak ada salinan dokumen serta berkas mudah hilang dan rusak, kurangnya keamaman dalam penyimpanan data yang berupa berkas-berkas nota. Peneliti juga menemukan kendala atau masalah lain seperti belum adanya pencatatan yang mengatur keluar masuknya persediaan, sehingga stok bahan baku tidak terkontrol dengan baik dan benar. Hal ini terjadi karena tidak adanya
73
Embed
4.1. Tahap Investigasi Awal - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/15258/5/13.60.0121 Felycia Adrienne K. BAB IV.pdf34 3. Belum adanya sistem persediaan. Stok persediaan belum
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
32
BAB IV
HASIL ANALISIS SISTEM
4.1. Tahap Investigasi Awal
Pada tahap investigasi awal peneliti melakukan wawancara dengan
pemilik mebel carpentry serta melakukan observasi dan dokumentasi di
mebel Carpentry guna mengetahui sistem yang sedang berjalan di mebel
Carpentry juga kendala atau masalah yang dapat menghambat kemajuan
mebel Carpentry.
4.2. Tahap Analisis Kelemahan Sistem
Berdasarkan kendala atau masalah yang peneliti dapatkan pada
tahap investigasi awal maka dilanjutkan dengan tahap analisis kelemahan
sistem, berikut adalah uraian kendala atau masalah yang terjadi pada
sistem mebel Carpentry yang sedang berjalan saat ini. Peneliti menemukan
bahwa pencatatan masih dilakukan secara manual seperti pencatatan
transaksi pesanan klien tentu dalam hal ini dapat mengakibatkan kesalahan
pencatatan (human error), data berupa nota-nota mudah rusak dan hilang
karena ada kemungkinan terselip, kesulitan dalam mencari berkas karena
tidak ada salinan dokumen serta berkas mudah hilang dan rusak,
kurangnya keamaman dalam penyimpanan data yang berupa berkas-berkas
nota.
Peneliti juga menemukan kendala atau masalah lain seperti belum adanya
pencatatan yang mengatur keluar masuknya persediaan, sehingga stok bahan
baku tidak terkontrol dengan baik dan benar. Hal ini terjadi karena tidak adanya
33
sistem yang mengatur persediaan yang dapat memantau stok bahan baku,
masalah lain yang penulis temukan yaitu belum adanya perhitungan harga pokok
produksi yang tepat.
Berikut ini adalah uraian kendala atau masalah serta usulan perbaikan
yang dapat dilakukan untuk mebel Carpentry :
No Temuan Akar Masalah Usulan
1. Pencatatan masih
dilakukan secara
manual.
Baik pencatatan
penjualan, pembelian,
gaji karyawan masih
dilakukan secara manual
sehingga kurang efisien.
Dengan adanya
sistem komputerisasi
maka proses
pencatatan hingga
pelaporan lebih
teratur.
2. Kurangnya
keamaman dalam
penyimpanan
data yang berupa
berkas-berkas
nota.
Bukti-bukti nota
disimpan secara manual
untuk membuat laporan
secara manual sehingga
kurang efisien.
Dengan adanya
sistem komputerisasi
maka bukti-bukti
berkas nota dapat
tersimpan dalam
database sehingga
lebih aman dan tidak
hilang atau rusak.
34
3. Belum adanya
sistem
persediaan.
Stok persediaan belum
dapat terkontrol dengan
baik dan benar, karena
tidak ad sistem
pengontrolnya.
Dengan adanya
sistem komputerisasi
maka sistem
persediaan akan
mengatur keluar
masuknya stok
persediaan.
4. Perhitungan
Harga Pokok
Produksi (HPP)
Harga pokok belum
dihitung secara benar,
seperti penggunaan
bahan penolong belum
terlalu diperhitungkan.
Perhitungan HPP
yang benar dan tepat
dapat disimpan
kedalam sistem
komputerisasi.
Tabel 4.1. Analisis Temuan Masalah
4.3. Tahap Analisis Kebutuhan Sistem
4.3.1. Perangkat Keras (Hardware)
Untuk mendukung pengoperasian program yang diterapkan
, dengan adanya sistem komputerisasi yang baru maka mebel Carpentry
memerlukan perangkat keras atau biasa disebut hardware, perangkat keras
yang diperlukan yaitu PC yang terdiri dari CPU dan layar LCD yang nanti
ya akan dioperasikan oleh admin.
35
4.3.2. Perangkat Lunak (Software)
Program ini akan dijalankan dengan menggunakan beberapa
perangkat lunak antara lain :
1. Sistem Operasi : OS Microsoft Windows XP
2. Sistem Aplikasi : XAMPP Control Panel
3. MySQL + HeidiSQL 7.0
4. Java
4.3.3. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Brainware)
Sumber daya manusia atau disebut brainware merupakan individu
yang terlibat langsung dalam penggunaan komputer. Sumber Daya
Manusia sangat diperlukan dalam pengoperasian program. Dalam mebel
Carpentry ini brainware yang dibutuhkan adalah seorang administratror.
1. Administrator
Seorang administrator memiliki hak akses untuk menghapus,
mengedit dan menambah semua database master seperti master
barang dan jasa, master pembelian dan penjualan, dsb. Serta
menginput data seperti penerimaan order, pembelian, penjualan,
dsb.
36
4.3.4. Komponen Sistem Informasi
Peneliti menentukan kebutuhan komponen sistem informasi
yang meliputi input, proses dan output yaitu sebagai berikut:
1. Input
Input yang dilakukan ke dalam sistem informasi yaitu meliputi :
a. Input master data : login, daftar supplier, daftar
pelanggan, paket, item, dsb.
b. Input transaksi : pembelian, dan penjualan.
c. Input pembayaran : kas/transfer.
d. Input stok opname.
e. Input saldo awal, asset, piutang, dan beban.
2. Proses
Data yang telah diinput kemudian diproses sesuai prosedur
kebutuhan sistem informasi akuntansi mebel Carpentry.
a. Proses Login
Dalam proses ini, administrator harus memasukkan
username dan password. Proses login hanya diketahui owner
dan administrator, administrator dilarang memberikan
username dan password kepada karyawan lainnya.
37
b. Proses Transaksi Pembelian dan Penjualan
Dalam proses ini transaksi pembelian akan diproses oleh
sistem dengan menambah item persediaan dan akan
disimpan datanya dalam laporan pembelian. Transaksi
penjualan akan mengurangi item persediaan lalu
disimpandan diproses berupa laporan penjualan dan laporan
keuangan.
c. Proses Stok Opname
Dalam proses stok opname yang harus dilakukan pada akhir
bulan, untuk menyesuaikan jumlah persediaan yang ada di
gudang dengan jumlah persediaan dalam sistem informasi
atau sistem yang telah terkomputerisasi.
3. Output
Output yang dihasilkan dari input data yang kemudian melalui
proses sitem informasi yaitu :
a. Laporan operasional : laporan stok opname.
b. Laporan manajerial : laporan pembelian, dan laporan
penjualan
c. Laporan keuangan : laporan laba rugi dan laporan neraca.
38
4.3.5 Analisis Perhitungan Harga Pokok Penjualan untuk Tiap
Komponen
Pada penelitian ini digunakan data perusahaan selama 2 bulan,
dalam 2 bulan mebel carpentry menjual barang dagangannya 625 unit yang
terbagi menjadi 345 unit pada bulan November dan 280 unit pada bulan
desember, maka rata-rata per bulannya 313 unit rata-rata kursi yang terjual
yaitu 152 unit, rata-rata meja yang terjual 132 unit, dan rata-rata paket
yang terjual 27 unit. Data ini diperoleh berdasarkan hasil penjualan yang
ada pada mebel carpentry.
No
Barang
Harga Jual
Penjualan per Bulan
November
1. Kursi Taman 1.000.000 40
2. Meja Kotak-Kotak 600.000 30
3. Meja Taman 2.000.000 30
4. Paket Meja Makan 3.000.000 15
5. Meja Pantai 1.200.000 20
6. Kursi Sandaran Kecil 250.000 40
7. Meja Minimalis 800.000 30
8. Kursi Santai 300.000 20
9. Kursi Panjang 1 1.000.000 40
10. Kursi Minimalis 800.000 25
39
11. Meja Taman 2.000.000 25
12. Kursi Panjang 2 800.000 30
Total 345
Desember
13. Kursi Panjang 2 800.000 35
14. Paket Meja Tamu 1 3.200.000 10
15. Kursi Sandaran Lengkung 350.000 30
16. Kursi Panjang 1 1.000.000 25
17. Paket Meja Tamu 2 1.800.000 15
18. Kursi Taman 1.000.000 20
19. Paket Meja Taman 3.000.000 15
20. Meja Balok-Balok 2.000.000 20
21. Meja Minimalis 800.000 40
22. Meja Taman 2.000.000 30
23. Kursi Minimalis 800.000 25
24. Meja Pantai 1.200.000 15
Total 280
Sub Total 625
Tabel 4.2 Data Barang dan Penjualan
Perhitungan rata-rata per bulan produk yang terjual :
Bulan November:
40
345 unit terdiri dari 195 unit kursi, 135 unit meja, dan 15 unit paket.
Bulan Desember:
280 unit terdiri dari 110 unit kursi, 130 unit meja, dan 40 unit paket.
Rata-rata unit terjual per bulan :
345 unit + 280 unit= 313 unit
2
Rata-rata unit kursi yang terjual per bulan :
195 unit + 110 unit = 153 unit
2
Rata-rata unit meja yang terjual per bulan :
135 unit + 130 unit= 133 unit
2
Rata-rata unit paket yang terjual per bulan :
15 unit + 40 unit = 27 unit
2
Total rata-rata jam produksi dalam sebulan untuk semua jenis produk :
(153 kursi X 1,5 jam) + (133 meja X 2,5 jam) + (27 paket X 3 jam ) = 644 jam
Berikut merupakan perhitungan pada alokasi Biaya Tenaga Kerja Langsung
(BTKL) yang didasarkan oleh unit produksi :
41
Alokasi Tenaga Kerja Langsung :
Tenaga Kerja Langsung
10X1.500.000 = Rp 15.000.000
10X1.500.000 = Rp 15.000.000
5X1.500.000 = Rp 7.500.000
Rp 37 .500.000
Total Rata-Rata Jam Terjual 644 Jam
BTKL per Jam Rp 58.230
Alokasi per jenis produk dalam unit :
Jenis Jam yang
dibutuhkan/Unit
BTKL/Jam BTKL/Unit
(Jam yang dibutuhkan/unit X BTKL/Jam)
Kursi @1,5 Jam Rp 58.230 Rp 87.345/Unit
Meja @2,5 Jam Rp 58.230 Rp 145.575/Unit
Paket @3Jam Rp 58.230 Rp 174.690/Unit
42
BTKL atau biaya tenaga kerja langsung didapatkan dari gaji karyawan
yang bersentuhan langsung dengan proses pembuatan mebel di gudang seperti
pengrajin, bagian finishing, dan bagian packagaing, dengan masing-masing gaji
untuk pengrajin Rp 1.500.000,00 mebel Carpentry memiliki 10 pengrajin, untuk
bagian finishing Rp 1.500.000,00 mebel Carpentry memiliki 10 orang yang
bekerja di bagian finishing, dan untuk bagian packaging Rp 1.500.000,00 mebel
Carpentry memiliki 5 orang untuk bagian packaging.Biaya Tenaga Langsung
diperoleh dari gaji karyawan yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
Biaya Overhead untuk barang di mebel Carpentry meliputi, biaya gaji QC,
biaya listrik, biaya penyusutan peralatan, biaya penyusutan bangunan, dan biaya
penyusutan kendaraan.
1. Biaya Gaji QC
Biaya Gaji QC/Bulan Rp 1.900.000
Jam Kerja 1 Bulan 644
Biaya Gaji QC /Jam 2.950
* Biaya Gaji QC/Jam = 1.900.000= 2.950/jam
644
43
Alokasi per jenis produk dalam unit :
Jenis Jam yang
dibutuhkan/Unit
Biaya Gaji
QC/Jam
Biaya Gaji QC/Unit
(Jam yang dibutuhkan/unit X Biaya Gaji
QC/Jam)
Kursi @1,5 Jam Rp 2.950 Rp 4.425/Unit
Meja @2,5 Jam Rp 2.950 Rp 7.375/Unit
Paket @3Jam Rp 2.950 Rp 8.850/Unit
2. Biaya Listrik
Perhitungan Biaya Overhead (BOP) listrik didasarkan pada jam kerja.
Nama BOP
BOP
Sesungguhnya
Total Jam
Produksi per
bulan untuk
semua jenis
produk
Biaya
Listrik/Jam
Biaya Listrik
Rp 1.700.000
644 jam
2.640/jam
* Biaya Listrik/Jam = 1.700.000= 2.640/jam
644
44
Alokasi per jenis produk dalam unit :
Jenis Jam yang
dibutuhkan/Unit
Biaya
Listrik/Jam
Biaya Listrik/Unit (Jam yang
dibutuhkan/unit X Biaya Listrik/Jam)
Kursi @1,5 Jam Rp 2.640 Rp 3.960/Unit
Meja @2,5 Jam Rp 2.640 Rp 6.600/Unit
Paket @3Jam Rp 2.640 Rp 7.920/Unit
3. Biaya Penyusutan Peralatan Mebel Carpentry
Harga perolehan dari peralatan adalah Rp 25.000.000,00 tanpa nilai residu.
Kemudian umur ekonomis peralatan adalah selama 5 tahun. Penyusutan
menggunakan metode garis lurus, dan ditemukan nilai penyusutan per bulannya
adalah Rp 718.056,00. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
No Nama Peralatan NB UE Penyusutan per
Tahun
Penyusutan per
Bulan
1. Mesin Serut Kayu 20.000.000 10 2.000.000 166.667
2. Mesin Gergaji 27.000.000 10 2.700.000 225.000
3. Mesin Amplas 25.000.000 10 2.500.000 208.333
4. Bor 4.000.000 10 800.000 66.667
5. Tatahan 1-7 cm 2.500.000 5 500.000 41.667
6. Palu 350.000 3 116.667 9.722
Tabel 4.3 Data Penyusutan
45
Total penyusutan peralatan untuk 1 bulan = 718.056
erhitungan Biaya Overhead (BOP) penyusutan peralatandidasarkan pada
jam kerja.
Nama BOP
BOP
Sesungguhnya
Total Jam
Produksi per
bulan untuk
semua jenis
produk
Biaya
Penyusutan/Jam
Biaya
penyusutan
Peralatan
Rp 718.056
644 jam
1.115/jam
* Biaya Penyusutan/Jam = 718.056 = 1.115/jam
644
Alokasi per jenis produk dalam unit :
Jenis Jam yang
dibutuhkan/Unit
BiayaPenyusutan/Jam BiayaPenyusutan/Unit
(Jam yang dibutuhkan/unit X
BiayaPenyusutan/Jam)
Kursi @1,5 Jam Rp 1.115 Rp 1.673/Unit
Meja @2,5 Jam Rp 1.115 Rp 2.788/Unit
Paket @3Jam Rp 1.115 Rp 3.345/Unit
46
4. Biaya Penyusutan Bangunan Mebel Carpentry
Untuk penyusutan bangunan mebel carpentry menggunakan metode garis
lurus. Harga perolehan untuk bangunan mebel carpentry adalah Rp
250.000.000, dengan nilai residu 30.000.000 dan masa manfaat selama 20
tahun.Alokasi biaya penyusutan bangunan pada mebel Carpentry dilakukan
berdasarkan jumlah jam penjualan rata-rata per bulan.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Nilai Bangunan 250.000.000
Nilai Residu 30.000.000
UE 20 tahun
Penyusutan per tahun 11.000.000
Penyusutan per bulan 916.667
Biaya Penyusutan per
jam 142
*Biaya Penyusutan/Jam = 916.667= 142/jam
644
Alokasi per jenis produk dalam unit :
47
Jenis Jam yang
dibutuhkan/Unit
BiayaPenyusutan/Jam BiayaPenyusutan/Unit
(Jam yang dibutuhkan/unit X
Biaya Penyusutan/Jam)
Kursi @1,5 Jam Rp 142 Rp 213/Unit
Meja @2,5 Jam Rp 142 Rp 355/Unit
Paket @3Jam Rp 142 Rp 426/Unit
5. Biaya Penyusutan Kendaraan
Mebel carpentry memiliki sebuah kendaraan berupa kontainer dengan nilai
perolehan 375.000.000 dengan nilai residu 100.00.000, umur ekonomis 20 tahun.
Biaya penyusutan kendaraan pada mebel Carpentry dihitung menggunakan
metode garis lurus. Alokasi biaya penyusutan kendaraan pada mebel Carpentry
dilakukan berdasarkan jumlah jam penjualan rata-rata per bulan.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Nilai Kendaraan 375.000.000
Nilai Residu 100.000.000
UE 20 tahun
Penyusutan per tahun 13.750.000
48
Penyusutan per bulan 1.145.833
Biaya Penyusutan per
jam 1.779
*Biaya Penyusutan/Jam = 1.145.833 = 1.779/jam
644
Alokasi per jenis produk dalam unit :
Jenis Jam yang
dibutuhkan/Unit
BiayaPenyusutan/Jam BiayaPenyusutan/Unit
(Jam yang dibutuhkan/unit X
BiayaPenyusutan/Jam)
Kursi @1,5 Jam Rp 1.779 Rp 2.669/Unit
Meja @2,5 Jam Rp 1.779 Rp 4.448/Unit
Paket @3Jam Rp 1.779 Rp 5.337/Unit
4.3.5.1. Menentukan Harga Persediaan Bahan Baku dan
Penolong
Peneliti melakukan perhitungan untuk komponen
persediaan bahan baku dan penolong yang digunakan oleh mebel
Carpentry, untuk memudahkan perhitungan mka penulis
mengunaka satuan yang digunakan dalam mebel Carpentry.
Berikut adalah tabel bahan baku dan bahan penolong dengan satuan
yang digunakan :
49
No. Keterangan Satuan Harga
1. Kayu kubik 90.000.000
2. Amplas 80 m 11.000
3. Amplas 180 m 11.000
4. Amplas 240 m 11.000
5. Lem Epoxy kg 90.000
6. Kertas Packaging m 8.000
7. Tali Rafia m 85
8. Sekrup 6 pcs 200
9. Sekrup 7 pcs 300
10. Sekrup 8 pcs 350
Tabel 4.4 Bahan Baku dan Bahan Penolong
4.3.5.2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Tiap Menu
Setelah perhitungan dasar bahan baku dan bahan penolong
dilakukan maka harga pokok penjualan dapat dihitungan dengan
cara menambahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead yang dihitung berdasarkan kebutuhan per