Top Banner

of 56

4. Seni Budaya (PTK)

Jun 04, 2018

Download

Documents

Agus Fidyani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    1/56

    MODUL

    PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

    (PLPG)

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    SENI BUDAYA

    Oleh :

    Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd.

    Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si

    Drs. Edi Kurniadi, M.Pd.

    PANITIA SERTIFIKASI GURU

    RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    2/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas rahmat dan nikmatserta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan modul ini sesuai dengan

    rencana.

    Modul ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan workshop Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) pada Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Tahun 2013.

    Para praktisi pendidikan seperti guru dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan

    kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan yang dapat

    mewujudkan hal tersebut secara sederhana dan lebih bersifat mandiri bagi mereka adalah

    dengan melakukan PTK. Kegiatannya dapat dilakukan secara bersamaan dengan teman

    sejawat ketika melakukan tugas pengajaran.

    Penyusunan modul ini lebih ditekankan pada pertimbangan kepraktisan agar guru

    mudah memahaminya dan sekaligus mempraktekkannya. Namun tentu dalam

    penyajiannya masih memiliki kekurangan, sehingga kritik dan saran dari para guru

    diperlukan untuk memperbaiki isi modul ini di masa yang akan datang.

    Akhirnya, dengan harapan dan keyakinan penuh, semoga modul ini memberikanmanfaat pada kita semua, khususnya bagi peserta PLPG dalam upaya meningkatkan

    kompetensi dan profesionalisme kinerjanya.

    Surakarta, 2013

    Penulis

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    3/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

    BAB IPENDAHULUAN ................................................................................................... 1

    A. Tujuan workshop .................................................................................................... 1

    B. Pengertian PTK ....................................................................................................... 1

    C. Konsep Dasar PTK ................................................................................................. 4

    D. Tujuan PTK ............................................................................................................. 8

    E. Karakteristik PTK ................................................................................................... 9

    F. Penyusunan proposal PTK .................................................................................... 13

    G. Metode PTK .......................................................................................................... 19

    BAB IIMATERI AJAR DI SEKOLAH........................................................................... 23

    A. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester I............................. 23

    B. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester 2 ............................ 23

    C. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 1........................... 24

    D. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 2........................... 24

    E. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 1 ............................. 25

    F. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 2 ............................. 25

    G. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester I............................... 26

    H. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester 2 .............................. 26

    I. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 1............................. 27

    J. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 2............................. 28

    K. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 1 ........................... 29

    L. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 2 ........................... 30

    BAB IIIKAJIAN DALAM PTK ...................................................................................... 32

    A. Model-model pembelajaran .................................................................................. 32

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    4/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 iv

    B. Media Pembelajaran .............................................................................................. 34

    C. System Evaluasi Hasil Belajar .............................................................................. 41

    BAB IVWORKSHOP PTK ............................................................................................. 44

    A. Alur penemuan masalah penelitian dan penulisan proposal PTK ......................... 44

    B. Latihan Penyusunan Proposal PTK ....................................................................... 49

    C. Kriteria Penilaian Proposal ................................................................................... 50

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 52

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    5/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Tujuan workshopSetelah mengikuti workshop ini peserta diharapkan dapat:

    1. Menjelaskan konsep dasar dan hakekat PTK.2. Mengidentifikasi karakteristik PTK.3. Mengidentifikasi akar masalah.4. Mencari alternatif tindakan untuk mengatasi masalah pembelajaran seni

    dan budaya.

    5. Menjabarkan teori, konsep, atau hasil-hasil penelitian yang berhubungandengan variabel-variabel penelitian PTK pembelajaran seni dan budaya

    yang dipermasalahkan.

    6. Menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara sistematisdalam rangka menjawab tujuan penelitian.

    7. Menyusun proposal penelitian PTK pembelajaran seni dan budaya secarasistematik.

    B. Pengertian PTKPenelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan

    untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu

    upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

    memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas atau mutu

    hasil pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah

    penelitian tindakan (action research) (Sanjaya. 2010). Oleh karena itu, untuk

    memahami pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih

    dahulu. Penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di

    Eropa, khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial

    dan humaniora (Basrowi & Suwandi. 2010). Orang-orang yang bergerak di bidang

    itu dituntut untuk terjun mempraktikkan suatu tindakan atau perlakuan di

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    6/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 2

    lapangan. Mereka berarti langsung mempraktikkan tindakan yang telah

    direncanakan dan mengukur kelayakan tindakan yang diberikan tersebut.

    Menurut Kemmis, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian

    reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk

    meningkatkan penalaran praktik sosial mereka (Sanjaya. 2010). Dalam hal ini,

    penelitian tindakan memiliki kawasan yang lebih luas dari pada PTK. Penelitian

    tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu di luar pendidikan, misalnya dalam

    kegiatan praktik bidang kedokteran, manajemen, dan industri Bila penelitian

    tindakan yang berkaitan pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan

    sebuah kelas, maka penelitian tindakan ini disebut PTK.(Wikipedia. 2010)

    Penelitian tindakan adalah kajian sistematik tentang upaya meningkatkan

    mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis

    yang mereka lakukan dan melalui refleksi atas hasil tindakan tersebut. (Dave

    Ebbutt dalam Hopkins, 1993)

    Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan tujuan

    untuk memperbaiki mutu tindakan dalam situasi sosial tersebut. Tujuan penelitian

    tersebut untuk memperoleh penilaian praktis dalam situasi konkret. Oleh sebab itu

    kesahihan teori atau hipotesis tidak terlalu bergantung pada tes kebenaran ilmiah,

    melainkan pada manfaatnya dalam membantu masyarakat agar mereka dapat

    berperilaku secara lebih cerdas dan trampil (Eliot dalam Hopkins, 1993).

    Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam

    sebuah kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut.

    1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses

    pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran

    PTK antara lain: perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa,keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.

    2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau

    membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi

    sasaran PTK antara lain: penggunaan metode atau strategi pembelajaran,

    penggunaan pendekatan pembelajaran.

    3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan

    materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    7/56

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    8/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 4

    di kelas. Pendek kata, dengan melakukan penelitian tindakan, akan dapat

    memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.

    Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara

    teori dan praktek pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan

    sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui sebuah

    tindakan-tindakan yang direncakan, dilaksanakan, dan di evaluasi. Dengan

    demikian diperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini

    dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu dapat dibuktikan suatu

    teori belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika

    sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK

    pendidik dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau

    produk belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional.

    PTK terkait dengan persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang

    dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika guru menghadapi persoalan

    rendahnya minat siswa terhadap apresiasi seni sehingga kondisi ini sangat

    menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas dapat

    dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu, seperti

    mengunjungi pameran atau mengunjungi sanggar seni, mengliping karya seni dan

    sebagainya. Dari program pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK

    akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan rendahnya apresiasi seni siswanya.

    (Yunus. 2010)

    C. Konsep Dasar PTKDalam menjalankan tugasnya, secara ideal guru merupakan agen

    pembaharuan. Sebagai agen pembaharuan, guru diharapkan selalu melakukan

    langkah-langkah inovatif berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi terhadap

    pembelajaran yang telah dilakukannya. Langkah inovatif sebagai bentuk

    perubahan paradigma guru tersebut dapat dilihat dari pemahaman dan penerapan

    guru tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK sangat mendukung program

    peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah peningkatan

    kualitas pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah

    praktisi dan teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran,

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    9/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 5

    merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

    seni (Ipteks) yang semakin pesat. Perkembangan Ipteks mengisyaratkan

    penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara berkesinambungan,

    sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan

    sekolah tempat guru itu mengajar.

    Cole dan Knowles (dalam Prendergast, 2002: 3-4) menyatakan bahwa,

    penelitian tindakan kelas dapat mengarahkan para guru untuk melakukan

    kolaborasi, refleksi, dan bertanya satu dengan yang lain dengan tujuan tidak hanya

    tentang program dan metode mengajar, tetapi juga membantu para guru

    mengembangkan hubungan-hubungan personal. Pernyataan Knowles tersebut juga

    didukung oleh Noffke (dalam Prendergast, 2002:5), bahwa penelitian tindakan

    kelas dapat mendorong para guru melakukan refleksi terhadap praktek

    pembelajarannya untuk membangun pemahaman mendalam dan mengembangkan

    hubungan-hubungan personal dan sosial antar guru. Whitehead (1993)

    menyatakan, bahwa penelitian tindakan kelas dapat memfasilitasi guru untuk

    mengembangkan pemahaman tentang pedagogi dalam rangka memperbaiki

    pemberlajarannya. Penjelasan-penjelasan teoretis tersebut mengindikasikan,

    bahwa pemahaman dan penerapan PTK akan membantu guru untuk

    mengembangkan keempat kompetensi yang dipersyaratkan oleh UURI Nomor 14

    Tahun 2005. PTK akan memfasilitasi guru untuk meningkatkan kompetensi-

    kompetensi profesional, pedagogi, kepribadian, dan sosial.

    Agar PTK tidak lepas dari tujuan perbaikan diri sendiri, maka sebelum

    seorang guru memulai merancang dan melaksanakan PTK, perlu memperhatikan

    hal-hal sebagai berikut:

    1. PTK adalah alat untuk memperbaiki atau menyempurnakan mutu pelaksanaantugas sehari-hari (mengajar yang mendidik), oleh karena itu hendaknya sedapat

    mungkin memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai yang secara

    praktis tidak mengganggu atau menghambat komitmen tugasnya sehari-hari.

    2. Teknik pengumpulan data jangan sampai banyak menyita waktu, sehingga

    tugas utama Guru tidak terbengkalai.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    10/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 6

    3. Metodologi penelitian hendaknya memberi kesempatan kepada Guru untuk

    merumuskan hipotesis yang kuat, dan menentukan strategi yang cocok dengan

    suasana dan keadaan kelas tempatnya mengajar.

    4. Masalah yang diangkat hendaknya merupakan masalah yang dirasakan dan

    diangkat dari wilayah tugasnya sendiri serta benar-benar merupakan masalah

    yang dapat dipecahkan melalui PTK oleh Guru itu sendiri.

    5. Sejauh mungkin, PTK dikembangkan ke arah meliputi ruang lingkup sekolah.

    Dalam hal ini, seluruh staf sekolah diharapkan berpartisipasi dan berkontribusi,

    sehingga pada gilirannya Guru-Guru lain ikut merasakan pentingnya penelitian

    tersebut. Jika kepedulian seluruh staf berkembang, maka seluruh staf itu dapat

    bekerja sama untuk menentukan masalah-masalah sekolah yang layak dan

    harus diteliti melalui PTK (I Wayan Santyasa, 2007)

    Disamping paparan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang

    penelitian tindakan kelas, antara lain:

    1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan

    melakukan perubahan terhadapnya dan pembelajaran sebagai konsekuensi

    terjadinya perubahan.

    2. PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk

    meningkatkan praktiknya sendiri.

    3. PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles of

    plunning, acting, observing, reflectin. there planning.

    4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk

    mengkaji praktek dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.

    5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berparsipasi dan berkolaborasi

    dalam seluruh tahapan PTK.6. PTK adalah proses belajar yang sistematik, dalam proses tersebut

    menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.

    7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka

    (Guru).

    8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktek untuk mengkaji secara

    sismatik bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis tindakan).

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    11/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 7

    9. PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang

    pekerjaan kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis dalam

    analisis (Mc Taggart, 1997).

    Menurut Hopkins (1993), PTK mempunyai enam prinsip dasar, yaitu

    siklis, sistematik, integral, autentik, konsisten, dan komprehansif yang rincinnya

    sebagai berikut.

    1. Siklis, artinya pengembangan pembelajaran sebagai upaya yang berkelanjutansecara siklis sampai diperoleh hasil terjadi peningkatan, perbaikan,

    kesembuhan sistem, proses, hasil dan sebagainya.

    2. Sistematik, artinya tahapan pengembangan pembelajaran selaras denganpelaksanaan pembelajaran, yakni: persiapan, pelaksanaan, observasi, evaluasi,

    refleksi dari proses dan hasil. Sistematik mengisyaratkan agar proses dan hasil

    pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistematik dan terkendali

    menurut kaidah ilmiah.

    3. Integral, artinya kegiatan mengembangkan pembelajaran merupakan bagianintegral harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah

    ilmiah. Alur pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan

    faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai, (bila

    perlu dirumuskan hipotesis). Selanjutnya dilakukan penetapan skenario

    tindakan, prosedur pengumpulan data dan analisis data. Objektivitas,

    reliabilitas dan validitas proses, data dan hasil tetap dipertahankan selama

    penelitian berlangsung.

    4. Autentik, artinya diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yangberlangsung dalam konteks pembelajaran yg sesungguhnya. Masalah bukan

    berdasar pada kajian akademik atau kajian literatur.5. Konsisten, artinya konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan

    meningkatkan mutu pembelajaran sangat diperlukan. Oleh sebab itu, motivasi

    untuk memperbaiki mutu harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik), bukan

    sesuatu yang bersifat instrumental.

    6. Komprehensif, artinya permasalahan tidak dibatasi pada masalahpembelajaran di kelas tetapi dapat diperluas diluar kelas (di laboratorium dan

    perpustakaan)

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    12/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 8

    D. Tujuan PTKTujuan PTK bukan untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat

    diberlakukan secara meluas, tetapi untuk memperbaiki praksis secara langsung, di

    sini, dan sekarang (Raka Jonidalam Yunus, 2010). Penelitian tindakan merupakan

    salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan dan atau

    memperbaiki layanan pendidikan bagi pendidik dalam konteks pembelajaran di

    kelas. Nc Niff (dalam Yunus. 2010) menegaskan bahwa dasar utama bagi

    dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan terkait dengan

    proses pembelajaran. Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk

    perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses

    belajar mengajar, bagaimana tujuan itu dapat dicapai? Tujuan itu dapat dicapai

    dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai

    persoalan pembelajaran.

    Oleh karena itu fokus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada

    tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian

    dicobakan dan kemudian dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat

    digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh

    pendidik. Jika perbaikan dan peningkatan layanan profesional tenaga

    kependidikan dalam konteks pembelajaran dapat terwujud berkat diadakannya

    penelitian tindakan kelas, ada tujuan penyerta yang juga dicapai sekaligus dalam

    kegiatan pendidikan itu, yaitu terjadinya proses latihan dalam jabatan dan

    penelitian layanan pembelajaran. Dengan demikian akan lebih banyak berlatih

    mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya meningkatkan

    layanan pembelajaran dari perolehan pengetahuan umum dalam bidang

    pendidikan yang dapat diaplikasikan.

    Penelitian yang menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

    umumnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut :

    1. Memperhatikan dan rneningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil,pembelajaran

    2. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti tenaga kependidikan agar lebihproaktif mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    13/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 9

    3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para tenagakependidikan, khususnya mencari solusi masalah-masalah pembelajaran

    4. Meningkatkan kolaborasi antar pendidikan dan tenaga kependidikan dalammemecahkan masalah pembelajaran.

    Dengan kata lain guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman

    tentang keterampilan praktek pembelajaran secara reflektif dan bukan bertujuan

    untuk mendapatkan ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukan itu. Borg

    dalam (Yunus. 2010) juga menyebut secara eksplisit bahwa tujuan utama

    penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan yang dihadapi oleh

    guru di kelasnya, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum

    dalam bidang pendidikan.

    Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian

    tindakan kelas. Manfaat itu antara lain dapat dilihat dlan dikaji dalam beberapa

    komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas kemanfaatan yang terkait

    dengan komponen pembelajaran antar lain mencakup :

    1. Inovasi pembelajaran

    2. Pengembangan kurikulum di tingkat regional / nasional

    3. Peningkatan profesionalisme pendidikan

    Dengan memahami dan kemudian mencoba melaksanakan penelitian

    tindakan, diharapkan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran semakin

    meningkat kualitasnya dan sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan serta

    pendidik (Yunus, 2010).

    E. Karakteristik PTKPTK memiliki empat ciri pokok, yaitu: (1) spesifik dan konstektual, (2)

    problem solving, (3) kolaboratif, dan (4) reflektif.

    1. Spesifik dan kontekstualMasalah yang menjadi fokus pada peneelitian ini adalah masalah pembelajaran

    yang bersifat spesifik dan kontekstual. Artinya, masalah penelitian adalah

    masalah factual yang benar-benar dihadapi oleh guru dan siswa dalam

    pembelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dalam

    penelitian ini tidak perlu adanya sampel dalam rangka melakukan generalisasi.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    14/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 10

    2.Problem solvingPengembangan pembelajaran dalam PTK berorientasi pada pemecahan

    masalah pembelajaran (problem solving) yang menggunakan siklus-siklus

    berspiral dari identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah yang

    layak untuk ditindaki. Selanjutnya dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan

    yang diikuti dengan perencanaan dan pelaksanaan tindakan tersebut. Pada

    waktu pelaksanaan tindakan, dilakukan pula pengumpulan data, analisis,

    evaluasi dan refleksi.

    3. KolaboratifDalam kegiatan penelitian ini, guru bekerja sama dengan guru bidang studi

    serumpun atau guru lain. Keduanya secara bersama-sama merencanakan dan

    melaksanakan penelitian untuk memperbaiki pembelajaran yang diampu.

    4. ReflektifProses refleksi dimulai dari refleksi awal yang bertujuan untuk menyadari

    adanya permasalahan pembelajaran, dan menganalisis berbagai kemungkinan

    penyebabnya. Selanjutnya, dalam proses pelaksanaan tindakan juga senantiasa

    diperlukan upaya melakukan refleksi atas perubahan hasil tindakan. Kemudian

    dalam proses PTK perlu adanya sikap refleksi yang berkelanjutan. Artinya,

    pendekatannya lebih menekankan pada hasil refleksi terhadap proses dan hasil

    pembelajaran secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

    gambaran dan justifikasi tentang kemajuan, kekurangan, hambatan,

    peningkatan, kemunduran dan sebagainya. Hasil setiap refleksi dari

    pelaksanaan suatu tindakan menjadi bahan pertimbangan untuk

    penyempurnaan rencana awal tindakan dalam siklus berikutnya.

    Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu problema.Dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, penelitian tindakan kelas

    memiliki karakteristik penting yaitu bahwa problema yang diangkat sehari-hari

    yang dihadapi oleh guru di kelas. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik

    sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan

    produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu

    pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara

    profesional.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    15/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 11

    Jika pendidik merasa bahwa apa yang dia praktekkan sehari-hari di kelas tidak

    bermasalah, PTK tidak diperlukan melihat sendiri apa yang telah dilakukannya

    selama mengajar di kelas. Bisa juga guru telah berbuat kekeliruan selama

    bertahun-tahun dalam proses belajar mengajar namun tidak diketahui. Oleh sebab

    itu mereka meminta bantuan orang lain untuk melihat apa yang selama ini

    dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelasnya.

    Dalam konteks seperti itu seorang guru dan guru lain/kepala sekolah dapat

    bersama berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan di kelas. Dengan

    demikian guru beserta temannya dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara

    kolaboratif. Dari sini akan muncul kesadaran terhadap kemungkinan adanya

    banyak masalah yang diperbuat selama melaksanakan proses belajar mengajar.

    Jika seorang guru bersedia melakukan PTK secara kolaboratif dengan guru lain,

    banyak manfaat dalam meningkatkan kariernya. Karya tulis ilmiah semakin

    diperlukan oleh guru di masa depan. Penelitian tindakan kelas secara kolaboratif

    akan mampu menawarkan peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis

    sambil mengajar para pakar yang lebih berbobot.

    Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu

    sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya

    tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di

    kelas. Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat dilakukan di dalam

    kelas, yang kemudian sering disebut dengan "Penelitian Kelas". Misalnya

    penelitian mengenai tingkat seringnya siswa dalam membolos, sering berkelahi

    dan sebagainya, jika penelitian ini dilakukan tanpa disertai tindakan-tindakan

    tertentu, maka jenis penelitian yang dicontohkan hanya sekedar ingin tahu, tidak

    ingin memperbaiki keadaan melalui tindakan-tindakan tertentu.Sebaliknya jika dengan penelitian ini, guru mencoba berbagai tindakan

    mencegah terjadinya siswa membolos, sehingga proses belajar mengajar berjalan

    dengan baik dan efektif, baru penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian

    tindakan kelas. Tindakan untuk mencegah tingginya siswa membolos mungkin

    dapat berbentuk diciptakannya sistem presensi yang dilakukan oleh siswa sendiri

    mungkin dapat berbentuk pengalihan pengawasan secara kelompok oleh siswa

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    16/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 12

    sendiri. Mungkin dapat diciptakan sistem ulangan harian pada hari-hari di mana

    siswa yang biasa melakukan tindakan membolos, dan sebagainya.

    Adanya PTK, kasus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan

    dan peningkatan secara positif. Bila dengan tindakan justru membawa kelemahan

    penurunan atau perubahan negatif berarti hal tersebut menyalahi prinsip PTK.

    Kriteria keberhasilan atas tindakan dapat berbentuk kualitatif/kuantitatif.

    Penelitian PTK tidak untuk digeneralisasikan sebab hanya dilakukan di kelas

    tertentu dan waktu tertentu. Di samping karakteristik tersebut ada prinsip PTK

    yang perlu diperhatikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok,

    yaitu:1) inkuiri reflektif, 2) kolaboratif, dan 3) reflektif. Ketiga ciri-ciri tersebut

    dapat dipaparkan sebagai berikut:

    1. Inkuiri reflektif.Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang

    sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan

    pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk

    memecahkan masalah yang dihadapi (action driven). Masalah yang menjadi

    fokus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual, sehingga tidak

    terlalu merisaukan tentang kerepresentatifan sampel dalam rangka

    generalisiasi. Tujuan penelitian tindakan kelas bukanlah untuk menemukan

    pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas. Tujuan penelitian

    tindakan adalah untuk memperbaiki praktis secara langsung, di sini dan

    sekarang (Raka Joni, 1998). Penelitian tindakan kelas menggunakan

    metodologi yang agak longgar, khususnya dalam kalibrasi instrumen

    penelitian. Namun demikian, penelitian tindakan tetap menerapkan metodologi

    yang taat azas (diciplined inquiri) dalam hal pengumpulan data yangmenekankan pada obyektif sehingga memungkinkan terselenggaranya

    peninjauan ulang oleh sejawat (peer review). Proses dan temuan penelitian

    tindakan kelas didokumentasikan secara rinci dan cermat. Proses dan temuan

    dilakukan melalui observasi, evaluasi, dan refleksi sistematik dan mendalam

    (McNiff.1992: 9). Penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai suatu

    inkuiri reflektif (sel-reflective-inquiry).

    2. Kolaboratif.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    17/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 13

    Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri

    oleh guru, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru lain atau pakar lain.

    Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk

    mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat basa-

    basi, tetapi harus tertampilkan dalam keseluruhan proses perencanaan,

    pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut (perencanaan, pelaksanaan

    tindakan, observasi-evaluasi, dan refleksi), sampai menyusun laporan hasil

    penelitian.

    3. Reflektif.Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang

    berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal, yang sering

    mengutamakan pendekatan eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih

    menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian secara

    terus menerus untuk mendapatkan, penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan,

    peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan

    sebuah tindakan untuk dapat dimanfaat-gunakan memperbaiki proses tindakan

    pada siklus kegiatan lainnya. (Yunus. 2010.http://m-yunus.com-ptk.html)

    F. Penyusunan proposal PTKProposal PTK disusun dengan sistematika sebagai berikut.

    1. Judul PenelitianJudul penelitian hendaknya mencakup tiga unsur yaitu penyakit,

    obat dan pasien, atau menggambarkan masalah yang akan diteliti

    (penyakit, variabel terikat atau Y), tindakan untuk mengatasi masalah

    (obat, variabel bebas atau X), dan spesifik (pasien yang menyatakan

    subyek yang diteliti, tempat dan waktu penelitian). Adapun pola judul

    dapat disusun seperti contoh berikut di bawah ini.

    a. Penerapan X untuk meningkatkan Y pada siswa b. Upaya X untuk meningkatkan Y pada siswa c. Optimalisasi X untuk meningkatkan Y pada siswa d. Peningkatan Y melalui penerapan X pada siswa e. Upaya peningkatan Y dengan menerapan X pada siswa

    http://m-yunus.com-ptk.html/http://m-yunus.com-ptk.html/
  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    18/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 14

    f. Dan seterusnya.Contoh riilnya sebagai berikut.

    a. Penerapan (X) Pendekatan Pembelajaran Konstruktivistik untukMeningkatkan (Y) Kreativitas Menggambar Motif Batik Siswa Kelas

    VIII SMP Negeri 5 Surakarta pada semester ganjil Tahun Ajaran

    2010/2011.

    b. Peningkatan (Y) Kemampuan Menggambar Ilustrasi melaluiPenerapan (X) Metode Mencontoh Gambar dan Foto pada Siswa Kelas

    XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta semester ganjil Tahun Ajaran

    2009/2010.

    c. Upaya peningkatan (Y) Apresiasi Seni Batik melalui PembelajaranMenggunakan (X) Media Audio Visual Gabungan Slide Suara dan

    Film Dokumenter pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Surakarta

    semester genap Tahun Ajaran 2010/2011.

    2. Latar belakang masalahMasalah dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoritik, namun

    dapat terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu. Disamping itu yang tidak

    kalah pentingnya bahwa masalah dalam PTK adalah masalah nyata yang

    dijumpai di kelas dengan disertai data faktual, pentingnya masalah tersebut

    dipecahkan, dan penyebab timbulnya masalah (akar masalah). Setelah

    ditemukenali masalah dan akar masalahnya maka diharapkan guru dapat

    mencari alternatif tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Alternatif

    tindakan yang telah dipilih dikuatkan dengan alasan (argument) dipilihnya

    tindakan itu. Alasan (argument) tindakan merupakan pendapat ahli yang

    dapat dijumpai di dalam buku referensi atau hasil penelitian yang relevandengan permasalahan yang telah terbit di jurnal pendidikan.

    3. Rumusan masalahRumusan masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya (?)

    dan relevan dengan judul PTK dengan disertai definisi operasional.

    Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang

    bertalian dengan rumusan masalah (terutama variabel X dan variabel Y).

    Adapun pola rumusan masalah dapat disusun seperti berikut.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    19/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 15

    a. Apakah melalui X dapat meningkatkan Y pada siswa Z.b. Bagaimanakah menerapkan X yang dapat meningkatkan Y pada siswa

    Z.

    Contoh penulisan rumusan masalah.

    a. Apakah melalui pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkankreativitas menggambar motif batik pada Siswa kelas VIII SMP

    Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

    b. Bagaimanakah penerapan metode mencontoh gambar dan foto yangdapat meningkatkan kemampuan menggambar ilustrasi pada Siswa

    kelas XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta tahun ajaran 2010/2011?

    Setelah merumuskan masalah, kemudian disusun definisi operasional

    untuk masalah dan tindakannya, agar keduanya dapat diukur. Contoh

    definisi operasional.

    a. Definisi operasional kemampuan menggambar ilustrasiadalah hasilgambar secara visual dua dimensi yang dapat memberikan gambaran

    atau menjelaskan tema dan mempunyai nilai estetis. Gambar ilustrasi

    yang baik harus mengandung beberapa aspek berikut: gambar

    mempunyai tema tertentu, objek gambar mampu menjelaskan jalan

    cerita, objek mudah dipahami, goresan tegas, dan sebagainya.

    b. Definisi metode mencontohadalah dalam pelaksanaan pembelajaranmenggambar, siswa menggunakan contoh atau sampel yang akan

    digambar. Metode mencontoh ini memiliki kelebihan dalam

    meningkatkan kemampuan motorik, sehingga siswa dalam hal

    kemampuan teknik menggambar akan lebih terbantu karena visualisasi

    objek tiruan mampu membentuk imajinasi siswa yang akan dituangkandalam karya menggambar ilustrasi.

    4. Tujuan penelitianTujuan penelitian harus dirumuskan secara singkat dan jelas

    berdasarkan tindakan dan permasalahannya. Pola penulisan tujuan

    penelitian adalah untuk mengidentifikasi tindakan yang mampu mengatasi

    masalah, misalnya sebagai berikut.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    20/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 16

    a. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pendekatan konstruktivistikyang mampu meningkatkan kreativitas menggambar motif batik pada

    siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

    b. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi penerapan metodemencontoh yang mampu meningkatkan kemampuan menggambar

    ilustrasi siswa kelas XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta tahun

    ajaran 2010/2011.

    c. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi penggunaan mediaaudiovisual gabungan slide suara dan film documenter yang mampu

    meningkatkan apresiasi seni batik siswa kelas X SMA Negeri 1

    Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

    Untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian, perlu

    dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik

    (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan) dan dapat

    diukur (cara pengukurannya jelas). Indikator keberhasilan tindakan PTK

    merupakan target yang ingin dicapai dalam penerapan tindakan (pada

    siklus terakhir). Contoh penyusunan indikator keberhasilan sebagai

    berikut. Pada siklus tindakan terakhir:

    a. Minimal 70% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran menggambarmotif batik.

    b. Minimal 70% siswa mampu menemukan ide-ide kreatif dalammenggambar motif batik berdasarkan sumber ide yang digunakan.

    c. Minimal 70% siswa mampu menciptakan gambar motif batik yangkreatif sesuai dengan pengembangan sumber ide.

    5.

    Manfaat hasil penelitianUntuk dapat menentukan manfaat hasil penelitian, peneliti harus

    memahami secara benar hasil penelitiannya. Kemudian baru dirumuskan

    kemanfaatan hasilpenelitian tersebut bagi siswa, bagi guru sebagai

    peneliti, bagi sekolah, dan bagi kolaborator lainnya. Contoh penulisan

    manfaat hasil penelitian.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    21/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 17

    a. Bagi siswa, penerapan pendekatan konstruktivistik dapat merangsangsiswa untuk berfikir kreatif sehingga siswa mampu menggambar motif

    batik sesuai dengan sumber ide dan menerapkan unsur-unsur seni rupa.

    b. Bagi guru, penerapan pendekatan konstruktivistik dapatmengembangkan pembelajaran menggambar motif batik secara

    inovatif sehingga mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

    c. Bagi sekolah, hasil pengembangan pendekatan konstruktivistik inidapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran

    bagi para guru yang lain, juga memotivasi mereka untuk selalu

    melakukan inovasi dengan strategi yang bervariasi.

    6. Kajian PustakaKajian pustaka merupakan jabaran atau deskripsi tentang teori,

    konsep, atau hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel-

    variabel penelitian yang dipermasalahkan. Kajian pustaka digunakanuntuk

    menjelaskan bahwa tindakan yang dipilih dapat mengatasi masalah.

    Uraikanlah variabel bebas (variabel X) secara rinci, termasuk bagaimana

    cara pelaksanaan tindakan atau action yang akan dilakukan. Kemudian

    kemukakan secara jelas variabel tindakan (variabel Y) dan masalah yang

    akan dipecahkan. Uraian tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan

    kerangka berpikir yang menunjukkan keterkaitan antara masalah, teori,

    hasil penelitian terdahulu yang relevan, dan pilihan tindakan. Kerangka

    berpikir tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan, diagram, uraian

    argumentatif, atau bentuk penyampaian lainnya. Kemukan pula Hipotesis

    tindakan bila diperlukan, dengan pola sebagai berikut: Variabel X dapat

    mengatasi variabel Y pada siswa Z. Misalnya, hipotesis dapat disusunsebagai berikut:

    a. Pendekatan konstruktivistik mampu meningkatkan kreativitasmenggambar motif batik siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Surakarta

    Tahun Ajaran 2010/2011.

    b. Metode mencontoh dapat meningkatkan kemampuan menggambarilustrasi siswa kelas XI Seni Murni SMK Negeri 9 Surakarta tahun

    ajaran 2010/2011.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    22/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 18

    c. Penggunaan media audiovisual gabungan slide suara dan filmdocumenter mampu meningkatkan apresiasi seni batik siswa kelas X

    SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.

    7. Metode penelitianMetode penelitian menguraikan metode yang digunakan dalam

    penelitian secara sistematis dalam rangka menjawab tujuan penelitian.

    Metode penelitian menjelaskan tentang setting dan subjek penelitian;

    menjabarkan rancangan penelitian berapa siklus yang akan dilakukan;

    menguraikan instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas,

    termasuk cara memvalidasinya, dan teknik analisis data. Instrumen dalam

    PTK dapat berupa catatan anekdot, catatan lapangan, catatan harian,

    portofolio, foto, checklist, angket, pedoman observasi, pedoman

    wawancara, dan alat perekam suara/ video. Jangan lupa instrumen tersebut

    dilampirkan di dalam lampiran laporan penelitian tindakan kelas yang

    telah dilakukan. Disamping itu di dalam metode penelitian juga

    menjelaskan prosedur penerapan tindakan di setiap siklus yang

    direncanakan dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, hingga refleksi.

    8. Jadwal penelitianPada sub jadwal penelitian ini peneliti membuat jadwal penelitian

    mulai dari kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan

    digambarkan dengan tabel/bar-chart.

    No Tahapan PTKMinggu ke

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 Penyusunan desain

    operasional

    X

    2 Pembuatan perangkat

    pembelajaran

    X X

    3 Pelaksanaan tindakan X X X X X X

    4 Analisis data X X

    5 Pembuatan draf laporan X

    6 Seminar X

    7 Pembuatan laporan akhir X

    9. Rincian Biaya PenelitianRincian biaya penelitian disusun dengan mengacu pada kegiatan

    penelitian seperti diuraikan dalam Metode Penelitian, volume kegiatan,

    dan satuan biaya mengacu pada standar yang berlaku pada saat proposal

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    23/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 19

    disusun. Biaya penelitian biasanya diperinci berdasarkan mata anggaran

    seperti berikut ini.

    a. Honorarium (Gaji dan Upah maksimal 30 %)b. Peralatan penelitianc. Bahan Habis Pakai (Material Penelitian)d. Biaya Perjalanane. Biaya lain-lain meliputi: seminar, penulisan laporan, penelusuran

    pustaka, dokumentasi, dan publikasi.

    10.Daftar PustakaDaftar pustaka memuat semua bahan-bahan rujukan yang

    digunakan selama penyusunan proposal penelitian yang meliputi buku,

    laporan penelitian, jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah. Penulisan daftar

    pustaka dilakukan secara konsisten, menggunakan sistem nama dan tahun

    dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan, dan sumber

    (penerbit). Daftar Pustaka disusun mengikuti tata cara seperti contoh

    berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis.

    11.Lampiran-LampiranPada bagian lampiran dalam proposal penelitian biasanya memuat

    tentang Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Peneliti dengan

    mencantumkan beberapa aspek yang relevan dengan PTK. Aspek-aspek

    tersebut seperti pengalaman penelitian, publikasi yang relevan dengan

    topik penelitian, pengalaman pendidikan, pengalaman pelatihan, dan

    sebagainya.

    G. Metode PTKPTK merupakan penelitian yang melakukan penerapan aksi atau

    tindakan terkendali yang bersifat daur ulang yang dilakukan dalam bentuk

    siklus untuk mengatasi secara langsung masalah-masalah nyata dan spesifik

    yang muncul dalam pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas secara garis

    besar terdapat empat tahapan yang dilalui (Arikunto, 2006), yaitu: (1)

    perencanaan (planning) dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,

    mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    24/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 20

    dilakukan; (2) pelaksanaan (acting) merupakan implementasi atau penerapan

    isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas; (3) pengamatan (observing)

    kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat; dan (4) refleksi

    (reflecting) merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

    dilakukan. Model tahapan (siklus) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

    ini:

    Gambar 2. Model Tahapan Penelitian

    Teknik pengumpulan data PTK digunakan dengan tiga kelompok

    teknik pengumpulan data yang disebut sebagai strategi pekerjaan lapangan

    primer (Wolcott dalam Sukmadinata, 2007), yaitu pengalaman (experincing),

    pengungkapan (enquiring), dan pengujian (examining). Pengalaman

    (experincing) dilakukan dalam bentuk observasi, yaitu peneliti melakukan

    obsevasi dalam kegiatan yang sedang berjalan. Peneliti mengamati aktivitas

    guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal

    hingga akhir pembelajaran. Ada beberapa variasi bentuk observasi yang dapat

    dilakukan peneliti, yaitu (1) Observasi partisipatif adalah ketika peneliti

    melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.

    (2) Observasi khusus adalah observasi yang dilakukan ketika peneliti

    Perencanaan

    SIKLUS I

    Pengamatan

    PelaksanaanRefleksi

    Perencanaan

    SIKLUS II

    Pengamatan

    PelaksanaanRefleksi

    Perencanaan

    SIKLUS III

    Pengamatan

    PelaksanaanRefleksi (Kesimpulan)

    PENETAPAN FOKUS MASALAH

    APAKAH INDIKATOR SUDAH TERCAPAI

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    25/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 21

    melakukan tugas khususnya seperti memberikan bimbingan. (3) Observasi

    pasif adalah ketika peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat

    kegiatan yang sedang berjalan.

    Kemudian dilihat dari cara melakukannya maka jenis-jenis observasi

    dapat dibedakan sebagai berikut: (1) Observasi terbuka, dalam observasi ini

    pengamat tidak menggunakan lembar observasi melainkan hanya

    menggunakan kertas kosong untuk membuat catatan merekam pembelajaran

    yang diamati, pengamat membuat catatan pada kertas kosong tentang jalannya

    pelajaran yang berlangsung. (2) Observasi terfokus, observasi ini secara

    khusus ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran,

    misalnya kesempatan siswa untuk berpartisipasi, dampak penguatan bagi

    siswa atau jenis pertanyaan yang diajukan guru. (3) Observasi terstruktur,

    dalam observasi terstruktur ini menggunakan instrumen observasi yang

    terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat tinggal membubuhkan tanda

    centang () pada tempat yang disediakan, misalnya frekuensi penguatan yang

    diberikan, jumlah pertanyaan yang diajukan, jumlah siswa yang menjawab

    secara sukarela, atau jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan. (4)

    Observasi sistematik, observasi sistematik ini lebih rinci dari observasi

    terstruktur dalam kategari data yang diamati, umpamanya dalam pemberian

    penguatan, data dikategorikan menjadi penguatan verbal dan nonverbal.

    Peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui pengungkapan

    (enquiring) yang dilakukan melalui wawancara. Peneliti mengadakan

    wawancara terhadap pihak-pihak tertentu (guru, peserta didik, kepala sekolah

    dan lain-lain) guna mendapatkan data yang diperlukan. Strategi dalam

    pengungkapan (enquiring) memiliki beberapa bentuk, seperti: wawancarainformal, wawancara formal terstruktur, pengedaran angket, menggunakan

    skala, dan pengukuran dengan tes standar.

    Teknik pengumpulan data lainnya adalah pembuktian (examining),

    dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti: dokumen arsip,

    jurnal, peta, audio dan video tape, benda-benda bersejarah, dan catatan

    lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini termasuk juga sekumpulan karya

    atau portofolio kerja yang dihasilkan oleh peserta didik dalam melaksanakan

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    26/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 22

    tugas dan latihan yang diberikan. Sehingga dapat diukur tingkat kemampuan

    peserta didik.

    Validitas dalam penelitian menunjukkan ketepatan pengumpulan data,

    benar-benar data yang ingin diperoleh peneliti. Validitas pengumpulan data

    mengandung unsur keterpercayaan dan keterpahaman. Dalam PTK

    umpamanya: uji validitas data menggunakan triangulasi sumber data dari data

    tentang kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam

    melaksanakan tugas dan latihan, yang selanjutnya dikonfirmasikan kepada

    guru ataupun sebaliknya. Di samping itu, juga digunakan triangulasi metode,

    seperti pengamatan terhadap sikap peserta didik selama proses pembelajaran,

    juga mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan atau kelemahan yang ada dari

    wawancara dengan guru, serta analisis dokumen yang berupa sekumpulan

    karya atau portofolio kerja yang dihasilkan oleh peserta didik. Selain itu,

    peneliti juga melakukan diskusi bersama dalam kelompok penelitian (guru dan

    peneliti) untuk membahas kemajuan yang telah dicapai berdasarkan pendapat

    masing-masing kemudian diambil suatu kesimpulan.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    27/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 23

    BAB II

    MATERI AJAR DI SEKOLAH

    Masalah PTK merupakan masalah nyata yang terjadi dikelas yang

    dihadapi oleh guru dan atau siswa pada saat berlangsungnya kegiatan belajar

    mengajar. Untuk mudah memahami masalah PTK, guru perlu menelusuri standar

    kompetensi dan kompetensi dasar yang merupakan sumber penjabaran dari materi

    ajar yang disampaikan guru. Standar kompetensi dan kompetensi dasar masing-

    masing tingkat kelas dan tingkat sekolah (SMP dan SMA) akan diuraikan

    dibawah ini.

    A. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester I

    No Standar

    KompetensiKompetensi Dasar

    Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi jenis karya seni

    rupa terapan daerah setempat

    Kognitif Praktik,

    media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan danteknik karya seni rupa terapan

    daerah setempat

    Afektif Media

    2 Mengekspresi

    kan diri

    melalui karya

    seni rupa

    Menggambar bentuk dengan

    objek karya seni rupa terapan tiga

    dimensi dari daerah setempat

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Merancang karya seni kriya

    dengan memanfaatkan teknik dan

    corak daerah setempat

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni kriya dengan

    memanfaatkan teknik dan corak

    daerah setempat

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    B. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VII Semester 2

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi jenis karya seni

    rupa terapan daerah setempat

    Kognitif Praktik,

    media

    Menunjukkan sikap apresiatif Afektif Media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    28/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 24

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik karya seni rupa terapan

    daerah setempat

    2 Mengekspresik

    an diri melaluikarya seni rupa

    Menggambar bentuk dengan

    objek karya seni rupa terapan tigadimensi dari daerah setempat

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni kriya dengan

    teknik dan corak daerah setempat

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Menyiapkan karya seni rupa hasil

    buatan sendiri untuk pameran

    kelas atau sekolah

    Afektif

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Menata karya seni rupa hasil

    buatan sendiri dalam bentuk

    pameran kelas atau sekolah

    Kognitif,

    Psikomotor,

    Afektif

    Praktik,

    media

    C. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 1

    No Standar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi jenis karya seni

    rupa terapan Nusantara

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    terapan Nusantara

    Afektif Media

    2 Mengekspresik

    an diri melalui

    karya seni rupa

    Merancang karya seni kriya tekstil

    dengan teknik dan corak seni

    rupa terapan Nusantara

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni kriya tekstil

    dengan teknik dan corak seni

    rupa terapan Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Mengekspresikan diri melalui

    karya seni lukis/gambar

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    D. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas VIII Semester 2

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi jenis karya seni

    rupa terapan Nusantara

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik karya seni rupa terapan

    Nusantara

    Afektif Media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    29/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 25

    2 Mengekspresik

    an diri melalui

    karya seni rupa

    Membuat karya seni kriya tekstil

    dengan teknik dan corak seni

    rupa terapan Nusantara

    Psikomotor Praktik,

    media

    Mengekspresikan diri melalui

    karya seni grafis

    Psikomotor Praktik,

    mediaMenyiapkan karya seni rupa hasil

    karya sendiri untuk pameran kelas

    atau sekolah

    Kognitif,

    Psikomotor,

    Afektif

    Praktik,

    media

    Menata karya seni rupa hasil

    karya sendiri dalam bentuk

    pameran kelas atau sekolah

    Kognitif,

    Psikomotor,

    Afektif

    Praktik,

    media

    E. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 1

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi seni rupa

    murni yang diciptakan di daerah

    setempat

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik seni rupa murni daerah

    setempat

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni rupa

    Memilih unsur seni rupa

    Nusantara untuk dikembangkan

    menjadi karya seni murni

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Mengekspresikan diri melalui

    karya seni rupa murni yang

    dikembangkan dari unsur seni

    rupa Nusantara

    Psikomotor Praktik,

    media

    F. Materi pembelajaran Seni Budaya SMP kelas IX Semester 2

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi karya seni

    rupa murni yang diciptakan di

    Indonesia

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    murni Indonesia

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan Mengekspresikan diri melalui Psikomotor Praktik,

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    30/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 26

    diri melalui

    karya seni rupa

    karya seni rupa murni yang

    dikembangkan dari beragam

    unsur seni rupa Nusantara dan

    mancanegara di luar Asia

    media

    Menyiapkan karya seni rupayang diciptakan untuk pameran

    di sekolah atau di luar sekolah

    Kognitif,Psikomotor,

    Afektif

    Praktik,media

    Menata karya seni rupa yang

    diciptakan dalam bentuk

    pameran di sekolah atau di luar

    sekolah.

    Kognitif,

    Psikomotor,

    Afektif

    Praktik,

    media

    G. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester I

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi keunikan

    gagasan dan teknik dalam

    karya seni rupa terapan daerah

    setempat

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    terapan daerah setempat

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni rupa

    Merancang karya seni rupa

    terapan dengan memanfaatkan

    teknik dan corak daerah

    setempat

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni rupa

    terapan dengan memanfaatkan

    teknik dan corak daerah

    setempat

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    H.

    Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas X Semester 2

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi keunikan

    gagasan dan teknik dalam

    karya seni rupa terapan di

    wilayah Nusantara

    Kognitif Praktik,

    media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    Afektif Praktik,

    media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    31/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 27

    terapan di wilayah Nusantara

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni rupa

    Merancang karya seni rupa

    terapan dengan memanfaatkan

    teknik dan corak di wilayah

    Nusantara

    Kognitif

    Psikomotorik

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni rupa

    terapan dengan memanfaatkan

    teknik dan corak di wilayah

    Nusantara

    Kognitif

    Psikomotorik

    Praktik,

    media

    Menyiapkan karya seni rupa

    buatan sendiri untuk pameran

    di kelas atau di sekolah

    Afektif,

    Kognitif,

    Psikomotorik

    Praktik,

    media

    Menata karya seni rupa buatan

    sendiri dalam bentuk pameran

    di kelas atau di sekolah

    Kognitif

    Psikomotorik

    Praktik,

    media

    I. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 1

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Seni Rupa (IPS

    dan Bahasa)Mengapresiasi

    karya seni kriya

    Mengidentifikasi keunikan

    gagasan dan teknik dalam karya

    seni kriya di wilayah Nusantara

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni kriya diwilayah Nusantara

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni kriya

    Merancang karya seni kriya

    dengan memanfaatkan teknik

    dan corak di wilayah Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni kriya

    dengan memanfaatkan teknik

    dan corak di wilayah Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Menyiapkan karya seni kriya

    buatan sendiri untuk pameran dikelas atau di sekolah

    Afektif,

    Kognitif,Psikomotor

    Praktik,

    media

    Menata karya seni kriya buatan

    sendiri dalam bentuk pameran

    di kelas atau di sekolah

    Psikomotor Praktik,

    media

    3 Seni Rupa

    (IPA)Mengapresiasi

    Mengidentifikasi gagasan,

    teknik, dan bahan dalam karya

    seni rupa terapan Nusantara

    Kognitif Media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    32/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 28

    karya seni rupa Menampilkan sikap apresiatif

    atas keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    terapan Nusantara

    Afektif Media

    4 Membuat karya

    seni rupa

    Menggambar teknik/mistar Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Merancang karya seni kriya

    dengan mempertimbangkanfungsi dan corak seni rupa

    terapan Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni kriya

    dengan mempertimbangkan

    fungsi dan corak seni rupa

    terapan Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    J. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XI Semester 2

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Seni Rupa (IPS

    dan Bahasa)

    Mengapresiasikarya seni kriya

    Mengidentifikasi keunikan

    gagasan dan teknik dalam karya

    seni kriya Mancanegara

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni kriya

    Mancanegara

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni kriya

    Merancang karya seni kriya

    dengan memanfaatkan teknik

    dan corak di Mancanegara

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Membuat karya seni kriya

    dengan memanfaatkan teknik

    dan corak di Mancanegara

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Menyiapkan karya seni kriya

    buatan sendiri untuk pameran di

    kelas atau di sekolah

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    Menata karya seni kriya buatan

    sendiri dalam bentuk pameran

    di kelas atau di sekolah

    Afektif,

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    media

    3 Seni Rupa

    (IPA)Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi gagasan,

    teknik, dan bahan dalam karya

    seni rupa terapan Mancanegara

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    atas keunikan gagasan dan

    Afektif Media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    33/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 29

    teknik dalam karya seni rupa

    terapan Mancanegara

    4 Membuat karya

    seni rupa

    Menggambar teknik/Proyeksi Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Merancang karya seni denganmempertimbangkan fungsi dan

    corak seni rupa terapan

    KognitifPsikomotor

    Praktik,Media

    Membuat karya seni dengan

    mempertimbangkan fungsi dan

    corak seni rupa terapan

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Menyiapkan karya seni rupa

    hasil karya sendiri untuk

    pameran kelas atau sekolah

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    K. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 1

    NoStandar

    KompetensiKompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Seni Rupa (IPS,

    Bahasa)Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Menjelaskan keunikan gagasan

    dan teknik dalam karya seni

    rupa modern/ kontemporer

    Kognitif Media

    Menjelaskan perkembangan

    seni rupa modern /kontemporer

    Mancanegara

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    modern /kontemporer

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni rupa

    Merancang karya seni rupa

    murni dan terapan yang

    dikembangkan dari beragam

    unsur seni rupa Nusantara

    Psikomotorik Praktik,

    Media

    Membuat karya seni rupa

    murni dan terapan yang

    dikembangkan dari beragamunsur seni rupa Nusantara

    Psikomotorik Praktik,

    Media

    3 Seni Rupa

    (IPA)Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Mengidentifikasi gagasan,

    teknik, dan bahan dalam karya

    seni rupa modern/ kontemporer

    Kognitif Praktik,

    Media

    Menjelaskan perkembangan

    seni rupa modern/ kontemporer

    Mancanegara

    Kognitif Praktik,

    Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    atas keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    modern/ kontemporer

    Afektif Praktik,

    Media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    34/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 30

    4 Membuat karya

    seni rupa

    Menggambar teknik/ perspektif Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Merancang karya seni rupa

    murni dan terapan yang

    dikembangkan dari beragamunsur seni rupa Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Membuat karya seni rupa

    murni dan terapan yang

    dikembangkan dari beragam

    unsur seni rupa Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    L. Materi pembelajaran Seni Budaya SMA kelas XII Semester 2

    No StandarKompetensi

    Kompetensi Dasar Ranah Sifat

    1 Seni Rupa (IPS,

    Bahasa)Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Membandingkan seni rupa

    tradisional dengan seni rupa

    modern/ kontemporer

    Kognitif Media

    Menjelaskan perkembangan

    seni rupa modern/ kontemporer

    di Indonesia

    Kognitif Media

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    modern/ kontemporer di

    Indonesia

    Afektif Media

    2 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni rupa

    Membuat karya seni rupa murni

    dan terapan yang dikembangkan

    dari beragam corak dan teknik

    seni rupa

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Membuat karya seni rupa murni

    dan terapan yang dikembangkan

    dari beragam unsur seni rupa

    Nusantara

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Menyiapkan karya seni rupayang diciptakan untuk pameran

    sekolah atau luar sekolah

    KognitifPsikomotor

    Praktik,Media

    Menata karya seni rupa yang

    diciptakan dalam bentuk

    pameran sekolah atau luar

    sekolah

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    3 Seni Rupa

    (IPA)Mengapresiasi

    karya seni rupa

    Membandingkan corak seni

    rupa tradisional dengan seni

    rupa modern/ kontemporer

    Kognitif Media

    Menjelaskan perkembangan

    seni rupa modern/ kontemporer

    Kognitif Media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    35/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 31

    di Indonesia

    Menampilkan sikap apresiatif

    terhadap keunikan gagasan dan

    teknik dalam karya seni rupa

    modern/kontemporer Indonesiadengan memperhatikan konteks

    kehidupan masyarakat

    Afektif Media

    4 Mengekspresikan

    diri melalui

    karya seni rupa

    Menggambar teknik/ perspektif

    lanjutan

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Membuat karya seni rupa murni

    dan terapan yang dikembangkan

    dari beragam corak dan teknik

    seni rupa

    Kognitif

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Menyiapkan karya seni rupa

    yang telah diciptakan untuk

    pameran di sekolah atau luarsekolah

    Kognitif,

    Afektif,

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Menata karya seni rupa yang

    diciptakan dalam bentuk

    pameran sekolah atau luar

    sekolah

    Kognitif,

    Psikomotor

    Praktik,

    Media

    Keterangan:

    Seni rupa terapan: Seni rupa yang memiliki fungsi praktis, meliputi disain dan

    seni kriya.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    36/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 32

    BAB III

    KAJIAN DALAM PTK

    Tindakan-tindakan yang biasanya digunakan untuk mengatasi masalah

    didalam PTK antara lain metode pembelajaran, media pembelajaran, system

    evaluasi, dan sebagainya. Agar guru mampu memilih tindakan yang tepat untuk

    mengatasi masalah PTK, maka guru sebaiknya memahami beberapa model-model

    pembelajaran, kelebihan dan kekurangan media pembelajaran, dan system

    evaluasi hasil belajar.

    A. Model-model pembelajaran1. Model pembelajaran Kontekstual, kelebihananya yaitu sebagai berikut.

    a. Siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibeluntuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya

    b. Pengetahuan danketerampilan yang diperoleh siswa dapat digunakanuntuk memecahkan masalah dalam kehidupansehari-hari, baik sebagai

    anggota keluarga maupun anggota masyarakat

    c. Keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yangdipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata

    mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

    mereka

    d. Adanya perubahan sikap siswa karena mampu mempraktikkanpengetahuan dan pengalaman dari pemebelajaran

    e. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajarimateri pembelajaran, tetapi juga dengan permasalahan yang

    berhubungan dengan dunia nyata.

    2. Model pebelajaran Kuantum, kelebihannya yaitu sebagai berikut.a. Siswa memiliki pengalaman dalam mengutamakan keberagaman dan

    kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban.

    b. Proses pembelajaran yang melibatkan totalitas tubuh dan pikiran bisaberlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    37/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 33

    c. Interaksi ntara guru dan siswa mampu saling memeberikanmemberikan pengkayaan pengetahuan dan pengalaman karena

    pembelajaran menjadi dunia bersama guru dan siswa.

    d. Pembelajaran bersifat fleksibel/dapat dirubah dengan mnenyesuaikankondisi lingkungan dan suasana demi keberhasilan siswa-siswanya.

    Pembelajaran bersifat dinamis karena didukung suasana yang

    menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung,

    dan rancangan pengajaran yang dinamis .

    e. Adanya demonstrasi oleh siswa memberikan pengalaman langsungkepada siswa sebelum penyajian, penyampaian materi dengan

    multimetode dan multimedia.

    3. Model pembelajaran Koorperatif, kelebihannya yaitu sebagai berikut.a. Melalui aktivitas kelompok dapat meningkatkan kerjasama akademik

    antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa

    percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik.

    b. Siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan kelompoknya, sebagaimedia untuk mengembangkan pengetahuannya.

    c. Siswa didorong untuk membangun makna dari pengalamannya,sehingga pemahaman terhadap fenomena yang sedang dipelajari

    meningkat.

    d. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.e. Adanya proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa

    yang harus dipelajari dan bagairnana mempelajarinya.

    4. Model pembelajaran terpadu, kelebhannya yaitu sebagai berikut.a.

    Memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktifmencari, menggali dan menemukan konsep serta konsep keilmuan

    secara holistik, bermakna, dan otentik.

    b. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh karenaadanya pemaduan beberapa aspek, baik dalam intra matapelajaran

    maupun antar matapelajaran .

    c. Pembelajaran menjadikan wahana membentuk keterampilan hidup(process life skill) dibandingkan dengan proses transfer informasi.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    38/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 34

    Memberikan pengalaman pembelajaran yang berlangsung secara

    alami, tidak artifisial.

    d. Pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalamanmerupakan kunci utama dari belajar bermakna sehingga hasilnya dapat

    bertahan lama.

    e. Pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan usia dan individuyang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat siswa

    sehingga memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan

    diri.

    5. Model pembelajaran berbasis masalah, kelebihannya yaitu sebagaiberikut.

    a. Guru dan siswa mengetahui berbagai permasalahan kontekstual yangterjadi di lingkungannya.

    b. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untukdipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.

    c. Pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalahseperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan

    penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data,

    membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat

    laporan.

    d. Meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajarisehingga mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata dalam

    kehidupan sehari-hari.

    B. Media PembelajaranMedia berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari

    kata medium yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak

    atau kutub) atau suatu alat. Media dalam bahasa Latin berarti antara yang

    menunjukkan pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber

    dan penerima pesan. Media menurut Smaldino, dkk (dalam Sri Anitah, 2009)

    adalah suatu alat komunikasi dan sumber informasi. Dikatakan media

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    39/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 35

    pembelajaran bila segala sesuatu tersebut membawa pesan untuk suatu tujuan

    pembelajaran.

    Dalam perkembangannya disebutkan oleh Abuyahusaini (2008) bahwa

    media pembelajaran selalu mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi

    yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan

    yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian teknologi audio-visual

    yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan

    pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi

    mikroprosessor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif.

    Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran

    dikelompokkan ke dalam empat bagian, yaitu:

    1. Media hasil teknologi cetak.Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau

    menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama

    melalui proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media

    hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi

    fotografik. Karakteristik media hasil cetak:

    a. Teks dibaca secara linear

    b. Menampilkan komonikasi secara satu arah dan reseptif

    c. Ditampilkan secara statis atau diam

    d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip

    pembahasan.

    e. Berorientasi atau berpusat pada siswa.

    Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam

    belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secaraindividual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi

    dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang

    berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa

    dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa

    dapat membentuk gaya belajarnya masing-masing. Dalam hal ini guru

    dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat

    pada siswa yang sedang belajar.

    http://um.ac.id/http://ksupointer.com/http://ksupointer.com/http://um.ac.id/
  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    40/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 36

    f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.

    2. Media hasil teknologi audio-visual.

    Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan

    menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan

    pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas

    bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti

    mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.

    Karakteristik media hasil teknologi audio-visual ini adalah:

    a. Bersifat linear

    b. Menyajikan visual yang dinamis

    c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh

    perancang

    d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak

    e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif

    f. Berorientasi pada guru.

    Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem

    pendidikan yang konfensional dimana hampir seluruh kegiatan

    pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga

    penndidikan. Dalam sistem ini guru mengkomunikasikan

    pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam

    beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran berlangsung

    dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar

    yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode

    ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face)

    3.

    Media hasil teknologi yang berdasarkan computer.Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilkan atau

    menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang

    berbasis micro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer

    dalam pembelajaran ummumnya dikenal sebagai computer assisted

    instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan

    yang ingin dicapai melipiuti tutorial, penyajian materi secara bertahap,

    drills end practice latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    41/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 37

    telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi (latihan untuk

    mengaplikaskan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari dari,

    dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi

    dan pengetahuan sesuai dengan keinginan masing-masing). Karakteristik

    media hasil teknologi yang berdasarkan computer:

    a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear

    b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang

    c. gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik

    d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini

    e. Beroriatasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi

    4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi computer.Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan

    menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk

    media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan

    yang hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk

    yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pararel

    (alat-alat tambahan), seperti: vidio disk player, perangkat keras untuk

    bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.

    a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linear

    b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan

    direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya

    c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa,

    menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah pengendalian

    siswa

    d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan dalampengembangan dan penggunaan pelajaran

    e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga

    pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan

    f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa.

    g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai

    sumber. Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran

    menurut jenis, daya liput, dan bahannya.

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    42/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 38

    Beragam Jenis Model Media Pembelajaran

    No Jenis media

    pembelajaranKelebihan Kekurangan

    1 Visual yangtidak

    diproyeksikan:

    Gambar mati

    atau gambar

    diam (still

    picture)

    - Dapat menterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentukyang lebih nyata

    - Banyak tersedia dalam buku-buku

    - Sangat mudah dipakai karenatidak membutuhkan peralatan

    - Relatif tidak mahal- Dapat dipakai untuk berbagai

    tingkat pelajaran dan bidang

    studi

    - Kadang-kadang terlampaukecil untuk ditunjukkan dikelas yang besar

    - Gambar mati adalah gambardua dimensi, untuk

    menunjukan kedalaman

    benda harus digunakan satu

    seri gambar dari objek yang

    sama tetapi dari sisi yang

    berbeda

    - Tidak dapat menunjukkangerak

    - Pembelajar tidak selalumengetahui bagaimana

    meninterpretasi gambar.

    2 Visual yang diproyeksikan

    a. Overheadprojector

    - Guru dapat mempersiapkanmateri pelajaran sebelumnya

    sehingga jam mengajar dapat

    dimanfaatkan seefisien

    mungkin- Tidak menyebabkan tangan

    kotor seperti pada kapur

    - Dapat digunakan untukmenjelaskan berbagai bidang

    studi

    - Sinar lampunya cukup terangsehingga dapat digunakan

    diruang normal (tidak perlu

    digelapkan)

    - Penyaji berhadapan denganpebelajar sehingga kntakantara guru-pebelajar tetap

    berlangsung

    - Mudah digunakan karenasederhana

    - Dapat digunakan untukpebelajar yang besar

    jumlahnya

    - Efektifitas penyajian OHPtergantung pada penyaji

    - OHP tidak dipersiapkanuntuk belajar mandiri

    - Bahan-bahan cetak sepertigambar, majalah, korantidak dapat secara langsung

    diproyeksikan karena harus

    dipindahkan dahulu ke

    bahan transparan

    - Kadang-kadang ada bagianyang tak dapat diamati bila

    guru perlu menambahkan

    suatu tulisan pada

    transparan karena tertutup

    oleh bayangan guru

    b. Slideprojector

    - Gambar yang bersifatindividual, memudahkan

    guru dalam mengatur urutan

    penyajian

    - Tidak dapat memberikankesan yang berhubungan

    dengan gerak, emosi

    maupun suara

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    43/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 39

    - Materi pelajaran dapatdibuat sendiri oleh guru

    dengan menggunakan prinsip

    pemotretan

    - Lama penyajian satu gambardapat diatur oleh guru sesuaidengan kebutuhan

    - Proyektor slide yang bersifatotomatis dapat menampilkan

    sendiri urutan gambar yang

    telah diatur

    - Proyektor slide sederhanasehingga mudah

    menggunakan

    - Dapat digunakan untukpembelajaran individualmaupun kelompok

    - Pembuatan bahanmembutuhkan biaya lebih

    mahal dibandingkan bahan

    untuk OHP

    - Gambar yang bersifatindividual mudah hilang- Kesalahan menempatkan

    gambar menyebabkan

    gambar terbalik pada layar

    - Tidak dapat menunjukkankedalaman benda

    - Slide yang dibuat dari kacamudah pecah

    - Membutuhkan keteranganyang banyak dari guru

    - Sukar menunjukkanhubungan karena gambar-

    gambar yang lepas-lepas

    sehingga dapat merosot

    menjadi pertunjukkan

    gambar.

    c. Filmstripprojector

    - Lebih padat karena filstripdapat memuat beberapa

    puluh gambar

    - Mudah menyimpan karenacukup digulungkan dalamsebuah silinder

    - Mudah dipersiapkan baikperangkat lunak maupun

    perangkat kerasnya

    - Dapat menampilkan beberapajenis tema, baik untuk anak-

    anak maupun perguruan

    tinggi

    - Memungkinkan terjadidiskusi yang cukup lama

    - Film dengan bentuk selajurtidak memungkinkantercecer, keliru urutan atau

    terbalik seperti pada slide

    - Proyektor filmstrip sukardiperoleh

    - Sukar menunjukkanbeberapa buah gambar saja,

    sebab gambar merupakansuatu rangkaian

    - Sukar untuk mengganti bilaada gambar yang rusak atau

    tidak sesuai dengan

    perkembangan ilmu

    - Memerlukan ruang yanggelap untuk dapat

    menunjukkan gambar yang

    jelas, akibatnya pebelajar

    tidak dapat mencatat

    - Film biasanya tidakdibungkus maka sebagiangambar dapat tergores atau

    rusak

    d. Opaqueprojector

    - Berbagai materi pelajarandapat ditunjukkan secara

    langsung diambil dari buku,

    koran, majalah, peta

    dansebagainya

    - Perangkat lunak tidakmembutuhkan biaya banyak

    - Dapat dipakai berulang-ulang

    - Tidak dapat menunjukkangambar yang terang karena

    materi yang dipertunjukkan

    tidak tembus cahaya,

    kecuali diperketat dan

    ruangan gelap

    - Materi yang diproyeksikandapat rusak bila terlalu lama

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    44/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 40

    - Berbagai objek tiga dimensiseperti serangga, mata uang

    logam, daun, dapat

    diproyeksikan

    diproyeksikan karena

    pemantulan cermin lampu

    yang cukup besar

    - Pesawat kurang aman bilatersentuh karena panas

    - Membutuhkan ruang yangbetul-betul gelap, maka

    kurang cocok untuk

    pembelajaran (siswa tak

    dapat mencatat)

    3 Audio - Tidak begitu mahal untukkegiatan pembelajaran

    - Audiotape cukup hematsebab suatu rekaman dapat

    dihapus dan diganti dengan

    materi baru- Dapat digunakan untuk

    pembelajaran

    kelompokmaupun individual

    - Pebelajar yang tuna netramaupun tuna aksara dapat

    belajar melalui media audio

    - Untuk anak yang masih kecilatau untuk pebelajar yang

    belum membaca, media

    audio dapat membentukpengalaman belajar bahasa

    permulaan

    - Media audio dapatmembawakan pesan verbal

    yang lebih dramatis daripada

    media cetak

    - Dengan sedikit imajinasiguru program audio dapat

    bervariasi

    - Audio cassette tape-recorderdapat dibawa kemana-manadan dapat digunakan

    dilapangan dengan batery

    - Cassette tape recorder sangatideal untuk belajar mandiri di

    rumah karena bahan

    pembelajaran pada pita kaset

    mudah diperbanyak bila

    diperlukan

    - Melalui media audio kasetdapat mendengarkan urutan

    penyajian yang tetap bahkan

    bila diputar kembali akan

    terdengar hal-hal yang

    sama. Hal ini kadang-kadang membosankan

    - Tanpa ada penyaji yangtertatap muka langsung

    dengan pebelajar, beberapa

    diantara pebelajar kurang

    memperhatikan penyajian

    itu

    - Pengembangan programaudio yang baik akan

    banyak menyita waktu

    - Penentuan carapenyampaian informasi

    dapat menimbulkan

    kesulitan bila pendengar

    memiliki latar belakang

    serta kemampuan

    mendengar yang berbeda

    - Tidak dapat diperolehbalikan secara langsung

    karena hanya ada satu jalur

    penyampaian informasi

    4 Audio-visual - Pebelajar selain bisa melihatdan mengamati pesan yang

    ingin disampaikan juga bisa

    - Sukar diperoleh dan mahalharganya

    - Pengembangan program

  • 8/13/2019 4. Seni Budaya (PTK)

    45/56

    Modul PLPG Seni Budaya Rayon 113 UNS Surakarta 2013 41

    sekaligus dapat mendengar

    sesuatu yang divisualisasikan

    -Dapat digunakan untukpebelajar secara individual

    maupun kelompok

    audio-visual yang baik akan

    banyak menyita waktu

    5 Multimedia -Dapat digunakan untukpebelajar secara individual

    maupun kelompok

    -Melibatkan pebelajar untuklebih interaktif

    -Pebelajar juga dapatmemberikan respon aktif

    -Media multimedia tidakmembosankan

    -Dapat mengajarkan padapebelajar untuk memecahkan

    masalah yang kompleks.

    -Dapat digunakan sesuaikeinginan pebelajar, bukan

    saja dengan direncanakan

    dan diinginkan oleh

    perancangnya

    - Memerlukan kemampuankhusus bagi penyaji dalam

    merancang media yang

    digunakan

    - Pengembangan programmultimedia yang baik akan

    banyak menyita waktu- Penentuan cara