Top Banner
KESIAPAN PEMDA DAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DALAM IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DAN EVALUASI Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan dan Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan KEMENTERIAN DALAM NEGERI SUMATERA K A LIM A N TA N JAVA IR IA N JAYA
32

3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Dec 12, 2016

Download

Documents

NguyễnHạnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

KESIAPAN PEMDA DAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DALAM IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DAN EVALUASI

Oleh:Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA

Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan dan Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

SU M AT E R A KA L IM A N TA N

JAVA

IR IA N JAYA

Page 2: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Kepala Satker

Kuasa BUN

Pengguna Anggaran (PA)

Kuasa PA

BENDAHARA PPSPMPPK

delegatif

Perintah bayar

Tanggungjawab Fungsional

delegatif

penugasan

PRESIDEN

Menteri

Perintah bayar

Menteri Keuangan

KPPN

Ex Officio

Bendahara Umum Negara (BUN)

PEMISAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Page 3: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

SUMBER DAN PELIMPAHAN KEWENANGAN KEUANGAN NEGARA/DAERAH

Sumber Kewenangan Kewenangan atributif adalah

kewenangan yang melekat dan diberikan kepada suatu institusi atau pejabat yang berdasarkan peraturan perundang-undangan;

Kewenangan delegatif adalah kewenangan yang berasal dari pendelegasian kewenangan dari institusi atau pejabat yang lebih tinggi tingkatannya kepada unit atau pejabat dibawahnya

Pelimpahan Kewenangan• Bersifat Delegatif ,pendelagasian

wewenang dari pejabat yang lebih tinggi kepada pejabat yang dibawah secara penuh, sehingga wewenang dan tanggungjawab beralih kepada pejabat yg dilimpahkan wewenang dan tindakan penerima wewenang sepenuhnya menjadi perbuatan hukum penerima wewenang

• Bersifat Mandatory, pemberi mandat tetap bertanggungjawab secara administrasi atas perbuatan hukum penerima kewenangan

Page 4: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PA/KPA

PPK

PPSPM

sebagai

sebagai

A T A U

seba

gai

KPA PPKPPSPM

BENDAHARA

ME

RA

NG

KA

P

MERANGKAP

ME

RA

NG

KA

P

PERANGKAPAN PEJABAT PERBENDAHARAAN

4

Keterangan:1. PA/KPA dapat merangkat sebagai PPK atau

sebagai PPSPM 2. PPK tidak dapat merangkap sebagai PPSPM

Keterangan:1. KPA tidak boleh merangkap sebagai

bendahara2. PPSPM tidak boleh merangkat sebagai

bendahara3. PPK tidak dapat merangkat sebagai

bendahara

Page 5: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PEJABAT PERBENDAHARAAN

1. Otorisator adalah PPK yaitu pejabat yang melaksanakan kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBD. Kewenangan ini dikenal sebagai kewenangan otorisator.

2. Ordonantor adalah PPSPM bertindak sebagai ordonator berwenang untuk melakukan pengujian atas tindakan yang dilakukan oleh otorisator (PPK) dan selanjutnya memerintahkan pembayaran melalui penerbitan SPM.

3. Comptabel, adalah bendahara yang melakukan tugas sebagai bendahara.

Page 6: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PA/KPA

Kuasa BUD

Pencairan Dana

PelaksanaanKomitmen

Pembebanan dan Perintah

Bayar

Perjanjian

Pengadaan

barang/jasa

Prestasi kerja

Perintah Bayar

Pengujian tagihanPembeban

Pengujian Pencairan Dana

Penagihan SPP

Alur Pelaksanaan Belanja

• Wetmatigheid• Rechtmatigheid

•Wetmatigheid•Rechtmatigheid

Pencairan Dana

Doelmatigheid

Page 7: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENGUJIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN/D• Wetmatigheid (Sah Menurut Aturan), , Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap

jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas beban anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau tidak, dan apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan atas beban anggaran belanja negara itu tersedia dalam DPA atau tidak.

• Rechtmatigheid (Sah Menurut Administrasi), , Pengujian rechmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak yang mengajukan tagihan atas beban anggaran belanja negara itu secara formal adalah sah. Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini, maka kepada para pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-surat bukti, sehingga tagihan dapat dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah Kerja, Surat Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain sebagainya

• Doelmatigheid (Sah Menurut Fisik/Material) , Pengujian Doelmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah maksud/tujuan (output) dari suatu pekerjaan sebagai pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub Kegiatan yang tertuang dalam DPA atau tidak. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan pengadaan barang/jasa, maka hasil pengadaan berupa sejumlah (satuan) barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai dengan spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga pengujian adanya pemborosan atau tidak, sebagai contoh untuk perjalanan dinas yang tidak terlalu prioritas, dan atau pembelian/penggantian ban kendaraan yang masih baru/layak digunakan.

• Pengujian Rechmatigheid dan Wetmatigheid PPSPM dan Bendahara kebenaran formiil atau secara administrasi .

• Pengujian secara doelmatigheid Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran selaku PPK kebenaran material

Page 8: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

KUASA BUD

KEPALA DAERAH(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA)

KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PPKD Selaku BUD(KEPALA BPKAD)

KUASA PABENDAHARA

PPK-SKPDPPTK

PENGGUNA ANGGARAN (KEPALA SKPD)

SEKRETARIS DAERAH(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)

Page 9: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PEMBAYARAN LS MELALUI BENDAHARA PENGELUARAN

Atas Beban APBN• Gaji dan Tunjangan• Gaji Susulan• Uang Duka Wafat/Tewas,• Uang Lembur • Uang Makan , • Honorarium Tetap/Vakasi • Perjalanan dinas

Atas Beban APBD• Gaji dan Tunjangan• ???• ????• ????

Page 10: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Basis AkrualBasis Akrual

Basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.

Pada saat pemerintah mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah. Dalam konsep akrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Karenanya, dalam basis akrual kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.

Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar.

Pilar Konsep Basis Akrual

Pengakuan Biaya

Pengakuan Pendapatan

Page 11: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Cakupan Akuntansi Berbasis Akruala. Pengakuan pendapatan dan beban pada

saat terjadinya transaksi, b. Pengakuan periodesasi pendapatan dan

beban dan c. Pengakuan pendapatan dan beban non-

cash.d. Belanja yang tidak diikuti beban dengan

yang sama (belanja modal dan belanja barang)

Page 12: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Minimal mengatur:1.Format LK,2. Kebijakan akuntansi,3. Prosedur akuntansi, 4. Bagan akun standar, 5. Jurnal standar, 6. Entitas pelaporan dan

entitas akuntansi, 7. Dokumen sumber

Sistem Akuntansi Pemda

Kebijakan Akuntansi

• LRA, LO, Neraca, LPE & CaLK

SA-SKPD

• LRA, LP-SAL, LO, Neraca, LPE, LAK & CaLK

SA-PPKD

• LRA, LP-SAL, LO, Neraca, LPE, LAK, & CaLK Pemda

SA-Konsolidasian

Struktur SA PemdaPerkada

Peraturan Terkait KEUDA (Cth. Permendagri No 64 Tahun 2013

PP No. 71Tahun 2010 tentang SAP

1. Pengakuan2. pengukuran3. Pelaporan4. pengungkapan

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Page 13: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Pengakuan Pendapatan LO 1. Pada saat penerimaan kas untuk pendapatan yang bersifat self

assesment (pajak hotel dan pajak restoran) dan pendapatan restribusi tanpa penetapan.

2. Pada saat terjadinya transaksi untuk pendapatan yang bersifat official assesment dengan penerbitan SKP (PBB), SKP kurang bayar pendapatan transfer, bagi hasil pajak dan keputusan pembebanan TP/TGR.

3. Periodesasi pendapatan atas penerimaan kas untuk beberapa periode

4. Tidak saja hak tapi apakah dokumen sumber yang mendasari transaksi sudah dapat diterbitkan misal surat tagihan pajak (STP) denda dan surat ketetapan kurang bayar pendapatan transfer

Page 14: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Pengakuan Beban 1. Beban belanja yang bersifat langsung diakui saat kewajiban

timbul yaitu beban pemeliharaan, pegawai, bunga, transfer, hibah dan bansos (penerbitan SPM).

2. Pada saat pembayaran oleh bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu untuk belanja UP dan TUP

3. Beban belanja yang bersifat pemakaian diakui secara periodik sesuai pemakaiannya yaitu beban persediaan.

4. Beban belanja yang bersifat penurunan nilai diakui secara periodik seperti penyusutan, amortisasi dan penyisihan piutang.

5. Periodesasi belanja sesuai penggunaannya dan pemanfaatannya

Page 15: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Penyajian Kembali (Restatement) Neraca

Penyajian kembali (restatement) adalah perlakuan akuntansi terhadap pos-pos dalam neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode ketika pemerintah daerah untuk pertama kali akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi dari semula basis kas menuju akrual menjadi basis akrual penuh.

Penyajian kembali diperlukan untuk pos pos neraca yang kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh.

Untuk penyusunan neraca ketika pertama kali disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis kas menuju akrual (cash toward accrual).

Penyesuaian terhadap neraca per 31/12/2014 sesuai akun Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 menjadi neraca per 1/1/2015 sesuai akun Permendagri Nomor 64 Tahun 2013

Page 16: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

INTI RESTATEMENT• Pasal 9 Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, Pemerintah Derah

menyajikan kembali LRA,Neraca dan LAK tahun sebelumnya pada tahun pertama penerapan SAP Berbasis Akrual.

• Dalam penjelasan selanjutnya diklarifikasi penyesuaian kembali hanya untuk Neraca saja, tidak untuk LRA dan LAK.

• Penyesuaian Neraca 31 Desember 2014 untuk implementasi akuntansi akrual mulai 1 Januari 2015

• Penyesuaian untuk menghasilan Neraca Neraca 1 Januari 2015 sesuai Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 diperlukan terhadap beberapa akun.

• Restatement tidak mempengaruhi Neraca posisi 31 Desember 2014 .

Page 17: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

1. Paragraf 59 PSAP 07 tentang Akuntansi Aset Tetap menyatakan bahwa “Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional”

2. Surat Ketua KSAP kepada Dirjen Bina Keuangan Daerah Nomor S-47/K.1/KSAP/IX/2015 tanggal 6 September 2015:a. Pemda membuat Neraca Awal per 1 Januari 2015 basis Akrual dengan menggunakan saldo akhir

neraca per 31 Desember 2014 dengan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar sesuai dengan lampiran I PP 71 Tahun 2010;

b. Pemerintah Daerah menyusun Peraturan Kepala Daerah untuk mengatur Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah;

c. Perubahan Kebijakan Akuntansi diungkapkan dalam CaLK;d. Menyiapkan dokumen terkait inventarisasi dan aset tetap;e. Data dan dokumen atas beban dibayar dimuka yang sebelumnya diakui sebagai belanja;f. Data terkait piutang yang menampilkan nilai wajar setelah dikurangi penyisihan piutang;g. Data atas utang bunga akibat adanya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo;h. Informasi lainnya atas data klasifikasi ekuitas yang berbeda penyajiannya dengan basis akrual

serta perubahan metode yang diperlakukan pada investasi jangka panjang maupun perubahan metode pencatatan persediaan saat penerapan basis akrual.

17

RESTATEMENT LAPORAN KEUANGAN

Page 18: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

3. Restatement LRA a. LRA menggunakan basis kas;b. LRA Tahun 2014 tidak perlu dilakukan restatement.

4. Restatement LOa. Entitas tidak perlu membuat LO tahun 2014;b. LO tahun 2015 tidak perlu dikomparasi dengan LO 2014, karena penyajian LO tahun

2015 baru disajikan pertama kalinya;c. LO tahun 2015 perlu dianalisis untuk melihat kemungkinan adanya “beban dibayar

dimuka” yang telah dibayar dan dilaporkan pada LRA tahun 2014 maupun LRA tahun 2015;

d. Melakukan penyesuaian atas kemungkinan adanya beban yang masih terhutang pada akhir tahun 2015

18

RESTATEMENT LAPORAN KEUANGAN

Page 19: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PSAP 10 (PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI)a. Par. 37. Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas

pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah (trend) posisi keuangan, kinerja, dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap periode.

b. Par. 38. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi sebagai akibat dari perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan akuntansi.

c. Par. 39. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

d. Par 40. Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan (b) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.

e. Par. 41. Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi.

f. Par. 42. Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Page 20: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENGARUH PENYAJIAN KEMBALI TERHADAP TRANSAKSI ASET TETAP

Basis Akuntansi Penyajian Kembali Tidak Penyajian KembaliCTA (2014) Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi Aset Tetap (AT) Aset Tetap (AT) Akrual (2015 Akumulasi Penyusutan AT Defisit Penghapusan AT*)

Aset TetapDefisit Penghapusan AT *)

Aset Tetap

Alternatif :Koreksi Ekuitas

Akumulasi Penyusutan AT

Akumulasi Penyusutan ATDefisit Penghapusan AT*)

Aset Tetap

Perbedaan transaksi penghapusan aset tetap CTA VS Akrual *) Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional pada LOApabila dilakukan secara langsung tahun 2015, maka terjadi nilai yang tidak wajar Defisit dari Kegiatan Non Operasional pada Laporan Operasional apabila pencatatan langsung kepada Defisit Penghapusan AT

Page 21: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENGHENTIAN/PELEPASAN ASET TETAP

21

Jurnal untuk mencatat reklasifikasi dari Aset Tetap menjadi Aset Lainnya pada tanggal 30 Agustus 2015 :

Tanggal Uraian Debet Kredit

30/08/2015 Aset Lainnya 200.000.000 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 120.000.000 Peralatan dan Mesin 200.000.000 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 120.000.000

Jurnal untuk mengeluarkan Aset Lainnya dari neraca pada tanggal 10 Oktober 2015 :

Tanggal Uraian Debet Kredit

30/08/2015 Beban Non Operasional 80.000.000

Akumulasi Penyusutan Aset Aset Lainnya 120.000.000

Aset Lainnya 200.000.000

Page 22: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Pengertian dan Tujuan

menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Struktur dan Isi

1. Ekuitas awal2. Surplus/defisit-LO pada periode

bersangkutan3. Koreksi-koreksi yang langsung

menambah/mengurangi ekuitas.4. Ekuitas akhir

Page 23: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

FORMAT LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Page 24: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

Catatan Atas Laporan Keuangan

Pengertian

CaLK merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Laporan Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan.Meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas

TujuanUntuk meningkatkan transparansi laporan keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan pemerintah

Page 25: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

TITIK KRITIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) ASET TETAP DALAM RANGKA AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

• Penghapusan Aset TetapAset tetap yang sudah rusak berat dan tidak berfungsi dalam operasional SKPD

• Penyerahan Aset kepada Daerah Otonom Baru (DOB)• Penganggaran terkait aset tetap (belanja modal dan belanja

barang) kapitalisasi aset tetap dan hibah barang • Inventarisasi fisik Aset Tetap• Penilaian Aset Tetap

Adanya aset tetap yang belum bernilai atau nilai tidak wajar• Penyusutan Aset Tetap (penyusutan pertama kali dan penyusutan

berkala)• Rekonsiliasi Daftar Barang Pengguna (DKP) dengan buku besar

aset tetap

Page 26: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENILAIAN KEMBALI ASET TETAP• Paragraf 27 PSAP 07 Lampiran I PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah, menyatakan bahwa “Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.” Penyusunan neraca awal pemerintah daerah mengacu pada Buletin Teknis SAP Nomor 2 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah.

• Selanjutnya, Paragraf 58 PSAP 07 menyatakan bahwa “Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Pemerintahan menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakuknan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional.”

Page 27: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENILAIAN KEMBALI DAN PENILAIAN BIASA ASET TETAP

• PENILAIAN KEMBALI, dalam hal penilaian BMD dilakukan untuk keseluruhan aset yang ada, maka penilaian tersebut harus berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional sebagaimana dinyatakan dalam Paragraf 58 PSAP 07.

• PENILAIAN BIASA, dalam hal penilaian BMD dilakukan untuk aset tertentu yang yang tidak diketahui biaya perolehannya, maka penilaian tersebut merupakan penilaian biasa serta hal yang lazim dilakukan untuk menentukan nilai aset pada saat pencatatan.

Page 28: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENYUSUTAN ASET TETAP YANG MENGALAMI PENILAIAN

1. Apabila aset tetap mengalami penilaian pada posisi 1 Januari 2015, maka penyusutan pertama kali per posisi 1 Januari 2015 tidak perlu dilakukan, karena penilaian tersebut telah mempertimbangkan akumulasi penyusutan aset tersebut.

2. Persoalan yang terjadi adalah penentuan masa manfaat yang perlu disesuaikan dari tabel masa manfaat, mengingat perlunya taksiran terhadap sisa masa manfaat aset tersebut.

3. Sebagai ilustrasi suatu peralatan dan mesin berupa peralatan komunikasi navigasi dengan masa manfaat 15 tahun dinilai per posisi 1 Januari 2015 namun tahun perolehannya tidak diketahui. Bagaimana menentukan sisa masa manfaat aset tetap tersebut?

4. Solusi, penilaian thd aset tetap tersebut meliputi nilai dan sisa manfaat

Page 29: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

• Penyusutan dilakukan terhadap Aset Tetap berupa :• Gedung dan bangunan; • Peralatan dan mesin; • Jalan, irigasi, dan jaringan; dan• Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap renovasi dan alat musik

modern.• Penyusutan tidak dilakukan terhadap:

• Tanah dan KDP• Aset Tetap yang dinyatakan hilang dan telah diusulkan kepada

Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusannya; dan• Aset Tetap dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah

diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

Obyek Penyusutan

Page 30: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

IMPLEMENTASI PADA BLUD• LK BLUD harus dikonsolidasi untuk LKPD• Transaksi APBD ikut akrual dan tata kelola APBD• Transaksai hasil BLUD masuk sbg pendapatan dan belanja pada

APBD • Realisasi hasil BLUD dilaporkan dan dicatat secara periodik sbg

belanja LRA pada SKPD utk LRA dan LO• Tetap menggunakan akuntansi SAK dan SAP sampai PASP BLU

ditetapkan • PSAP BLU masih menunggu proses revisi PP Nomor 74 Tahun 2012 • Penerapan akuntansi dgn standar akuntansi tunggal (Standar

Akuntansi Keuangan SAP • Format laporan sbg terlampir

Page 31: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BLUD KE DALAM LAPORAN KEUANGAN SKPD/LKPD (1-2)

• Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas BLU digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.

• Seluruh pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada LRA BLU dikonsolidasikan ke dalam LRA entitas akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya.

• Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.

• Laporan Perubahan SAL BLU digabungkan Laporan Perubahan SAL Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.

Page 32: 3. Kesiapan Pemda dan BLUD dalam Implementasi Akuntansi ...

• Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan entitas yang membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal balik (reciprocal accounts) seperti pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan dalam satu entitas pemerintahan kecuali akun-akun pendapatan dan belanja pada LRA yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan sebagaimana dinyatakan pada Paragraf 26 huruf b.

• Dalam rangka konsolidasian dengan laporan keuangan pemerintah pusat/pemerintah daerah, investasi yang dilaporkan pada laporan keuangan BLU tidak dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan pemerintah pusat/pemerintah daerah karena investasi tersebut telah dilaporkan juga pada laporan keuangan BUN/BUD.

• Investasi jangka panjang yang dilaporkan pada laporan keuangan Pemerintah Pusat/pemerintah daerah berasal dari laporan keuangan BUN/BUD sebagai pemilik investasi jangka panjang

PENGGABUNGAN LAPORAN KEUANGAN BLUD KE DALAM LAPORAN KEUANGAN SKPD/LKPD (2-2)