Top Banner
RUMUS LENGKAP KIMIA SMA SMAN 4 PADANG / ABINUL HAKIM Page 1
79

2.Rumus Lengkap Kimia SMA

Nov 25, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

RUMUS LENGKAP KIMIA SMA

RUMUS LENGKAP KIMIA SMABAB 1MATERIMENENTUKAN KADAR ZAT DALAM CAMPURAN1. PROSENTASE MASSA% massa =

massa komponen x 100 %massa campuran2. PROSENTASE VOLUME% volume =

volume komponen x 100 %volume campuran3. BAGIAN PER SEJUTA / bpj ( Part Per Million / ppm ) MASSA bpj massa =

massa komponen x 106massa campuran4. BAGIAN PER SEJUTA / bpj ( Part Per Million / ppm ) VOLUMEbpj volume =

volume komponen x 106volume campuranPERUBAHAN MATERI1. PERUBAHAN FISIKA Tidak terjadi perubahan permanen pada susunan zat dan jenis zat, yang berubah hanya sifat fisiknya saja.2. PERUBAHAN KIMIA Terjadi perubahan sifat : ada endapan, suhu berubah, ada gelembung gas, warna berubah. Terjadi perubahan susunan zat. Terbentuk zat baru dengan sifat yang sama sekali berbeda dengan sifat zat asalnya(perubahan sifat permanen).BAB 2ATOM dan STRUKTUR ATOMJENIS ATOM Atom Netral = Atom yang tidak bermuatan listrikproton= nomor atom elektron= nomor atomnetron= massa atom nomor atom Kation = Atom bermuatan positifproton= nomor atomelektron= nomor atom muatan netron= massa atom nomor atom Anion = Atom bermuatan negatifproton= nomor atomelektron= nomor atom + muatan netron= massa atom nomor atomBILANGAN KUANTUMBilangan yang menentukan letak keberadaan elektron suatu atom.a. Bilangan kuantum utama ( n )menyatakan nomor kulit tempat terdapatnya elektron, jenisnya : K ( n = 1 ), L ( n = 2 ), M ( n = 3 ), N ( n = 4 ), dst.b. Bilangan kuantum azimuth ( )menyatakan sub kulit tempat terdapatnya elektron, jenisnya :s = sharp nilai = 0d = diffuse nilai = 2p = principal nilai = 1f = fundamental nilai = 3Untuk n = 1 = 0 ( sharp ) Untuk n = 2 = 0 ( sharp ) = 1 ( principal ) Untuk n = 3 = 0 ( sharp ) = 1 ( principal ) = 2 ( diffuse ) Untuk n = 4 = 0 ( sharp ) = 1 ( principal ) = 2 ( diffuse ) = 3 ( fundamental )c. Bilangan kuantum magnetik ( m )menyatakan orbital tempat terdapatnya elektron, jenisnya : Untuk = 0m = 0Untuk = 1m = 1 m = 0 m = +1Untuk = 2m = 2 m = 1 m = 0 m = +1 m = +2Untuk = 3m = 3 m = 2 m = 1 m = 0 m = +1 m = +2 m = +3Suatu orbital dapat digambarkan sebagai berikut :spdf01

0 +1

1 0 +12 +2

32

10 +1 +2 +3nilai md. Bilangan kuantum spin ( s )menyatakan arah elektron dalam orbital.Jenisnya : + dan untuk setiap orbital ( setiap harga m )MENENTUKAN LETAK ELEKTRON

qrq = +r = Untuk menentukan letak elektron maka perlu mengikuti aturan-aturan tertentu yang sudah ditetapkan.Aturan Aufbau : Elektron-elektron mengisi orbital dari tingkat energi terendah baru tingkat energi yang lebih tinggiAturan Hund : Elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing- masing orbital terisi sebuah elektronLarangan Pauli : Tidak diperbolehkan di dalam atom terdapat elektron yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang samaDiagram di bawah ini adalah cara untuk mempermudah menentukan tingkat energi orbital dari yang terendah ke yang lebih tinggi yaitu :1 s2 s2 p3 s3 p3 d4 s4 p4 d4 f5 s5 p5 d5 f6 s6 p6 d6 f7 s7 p7 d7 fUrutannya adalah:1s 2s2p 3s 3p4s 3d 4p5s 4d5p 6s4f 5d 6p7s 5f 6d7pBAB 3SISTEM PERIODIK UNSURGolongan Utama (Golongan A)Golongan UtamaElektron ValensiNama GolonganIA ns1 AlkaliIIA ns2 Alkali TanahIIIA ns2 np1 BoronIVA ns2 np2 KarbonVA ns2 np3 NitrogenVIA ns2 np4Oksigen / KalkogenVIIA ns2 np5 HalogenVIIIA ns2 np6 Gas MuliaGolongan Transisi (Golongan B)Golongan TransisiElektron ValensiIB (n-1)d10 ns1IIB (n-1)d10 ns2IIIB (n-1)d1 ns2IVB (n-1)d2 ns2VB (n-1)d3 ns2VIB (n-1)d5 ns1VIIB (n-1)d5 ns2VIIIB (n-1)d6 ns2VIIIB (n-1)d7 ns2VIIIB (n-1)d8 ns2SIFAT PERIODIK UNSURSifat unsur yang meliputi : Jari-jari atom Jari-jari kation Kebasaan Kelogaman Keelektropositifan Kereaktifan positifMempunyai kecenderungan seperti yang digambarkan di bawah ini :Semakin ke bawah cenderung semakin besar. Semakin ke kanan cenderung semakin kecil.Sedangkan sifat unsur yang meliputi : Potensial ionisasi ( energi ionisasi ) Afinitas elektron Keasaman Kenon-logaman Keelektronegatifan ( maksimal di golongan VIIA ) Kereaktifan negatif Keasaman oksiMempunyai kecenderungan seperti yang digambarkan di bawah ini :Semakin ke bawah cenderung semakin kecil. Semakin ke kanan cenderung semakin besar.BAB 4IKATAN dan SENYAWA KIMIA1. IKATAN ION ( IKATAN ELEKTROVALEN / HETEROPOLAR ) Ikatan atom unsur logam (atom elektropositif) dengan atom unsur non logam (atom elektronegatif). Unsur logam melepas elektron dan memberikan elektronnya pada unsur non logam.2. IKATAN KOVALEN ( HOMOPOLAR ) Ikatan atom unsur non logam dengan atom unsur non logam. Pemakaian bersama elektron dari kedua unsur tersebut.3. IKATAN KOVALEN KOORDINATIF(DATIV) Ikatan atom unsur non logam dengan atom unsur non logam. Pemakaian bersama elektron dari salah satu unsur.4. IKATAN VAN DER WAALSa. Gaya dispersi (gaya London) Terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul non polar yg terkena aliran elektron(dipol sesaat) dengan molekul non polar disebelahnya yang terpengaruh (dipol terimbas) yang berdekatan. Gaya tarik antar molekulnya relatif lemah. b. Gaya Tarik dipol Gaya tarik antara molekul-molekul kutub positif dengan kutub negatif. Gaya tarik antar molekulnya lebih kuat dari gaya tarik antara molekul dipol sesaat - dipol terimbas.5. IKATAN HIDROGEN Terjadi antara atom H dari suatu molekul dengan atom F atau atom O atau atom N pada molekul lain. Ada perbedaan suhu tinggi dan sangat polar di antara molekul-molekulnya.6. IKATAN LOGAM Ikatan ion logam dengan ion logam dengan bantuan kumpulan elektron sebagai pengikat atom-atom positif logam. Ikatannya membentuk kristal logam.BENTUK GEOMETRI MOLEKULBerbagai kemungkinan bentuk molekul :Jumlah pasangan elektron atom pusat

Pasangan elektron terikat

Pasangan elektronbebasBentuk molekulContoh4 40TetrahedronCH4431 Segitiga piramidNH34 22Planar VH2O5 50Segitiga bipiramidPCl55 41Bidang empatSF45 32Planar TIF35 23LinearXeF26 60OktahedronSF66 51Segiempat piramidIF56 42Segiempat planarXeF4HIBRIDISASIProses pembentukan orbital karena adanya gabungan (peleburan) dua atau lebih orbital atom dalam suatu satuan atom.Berbagai kemungkinan hibridisasi dan bentuk geometri orbital hibridanya sebagai berikut :OrbitalhibridaJumlah ikatanBentuk geometriksp 2Linearsp23Segitiga datar samasisisp3 4Tetrahedronsp2d 4Persegi datarsp3d 5Segitiga Bipiramidalsp3d2 6OktahedronSIFAT SENYAWA ION dan SENYAWA KOVALENSifatSenyawa IonSenyawa KovalenTitik didih & titik lelehRelatif tinggiRelatif rendahVolatilitasTidak menguapMudah menguapKelarutan dalam airUmumnya larutTidak larutKelarutan dalam senyawa organik

Tidak larutLarutDaya hantar listrik (padat)Tidak menghantarmenghantarDaya hantar listrik (lelehan)menghantarmenghantarDaya hantar listrik (larutan)menghantarsebagian menghantarBAB 5STOIKIOMETRIMASSA ATOM RELATIF

Ar unsur A =

massa satu atom unsur A 1 1212 massa satu atomCMenentukan massa atom relatif dari isotop-isotop di alamDi alam suatu unsur bisa di dapatkan dalam 2 jenis atau bahkan lebih isotop, oleh karena itu kita dapat menentukan massa atom relatifnya dengan rumus:Untuk 2 jenis isotop :Ar X =

% kelimpahan X1. Ar X1 + % kelimpahan X2 . Ar X2 100%Untuk 3 jenis isotop :Ar X =

% kelimpahan X1. Ar X1 + % kelimpahan X2 . Ar X2 + % kelimpahan X3 . Ar X3 100%MASSA MOLEKUL RELATIF

Mr senyawa AB =

massa satu molekul senyawa AB 1 1212 massa satu atomCMenentukan mol sebagai perbandingan massa zat dengan Ar atau perbandingan massa zat dengan Mr.Mol = massa atau Mol = massarAMr1. Rumus EmpirisAdalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan paling sederhana secara numerik antara atom-atom penyusun molekul suatu zat.mol A : mol B : mol C2. Rumus MolekulAdalah rumus kimia yang menyatakan jumlah sesungguhnya atom-atom dalam suatu susunan molekul.(RE)x = Massa Molekul Relatifx = faktor pengali Rumus EmpirisHUKUM-HUKUM DASAR KIMIA1. Hukum Lavoisier ( Kekekalan Massa )Menyatakan bahwa massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi.2. Hukum Proust ( Ketetapan Perbandingan )Menyatakan dalam suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya selalu tetap.3. Hukum Dalton ( Perbandingan Berganda )Jika unsur A dan unsur B membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka untuk massa unsur A yang tetap, massa unsur B dalam senyawanya berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.HUKUM-HUKUM KIMIA UNTUK GAS1. Hukum Gay Lussac ( Perbandingan Volume )Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi akan berbanding sebagai bilangan (koefisien) bulat sederhana jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama.koefisien gasA A =

volume gas koefisiB Ben gasvolume gasHukum Gay Lussac tidak menggunakan konsep mol.2. Hukum AvogadroDalam suatu reaksi kimia, gas-gas dalam volume sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama.koefisien gasA A =

n gas =

volume gasA

koefisiB Ben gasn gasvolumeBgasRUMUS GAS DALAM BERBAGAI KEADAAN Dalam keadaan standar ( Standard Temperature and Pressure ) atau ( 0oC, 1atm ):1 mol gas = 22,4 liter Dalam keadaan ruang ( 25oC, 1atm) berlaku : Rumus Gas IdealBerlaku untuk gas dalam setiap keadaan :

1 mol gas = 24 literP V = n R TP=tekanan gas ( atm )V=volume gas ( dm3 atau liter )n=mol gas ( mol )R=tetapan gas ( liter.atm/K.mol )= 0,08205T =suhu absolut ( Kelvin )= oC + 273Rumus ini biasanya digunakan untuk mencari volume atau tekanan gas pada suhu tertentu di luar keadaan standard atau keadaan ruang.BAB 6LAJU REAKSILAJU REAKSIJadi jika ada suatu persamaan aP + bQ cPQ, maka; Laju reaksi adalah : berkurangnya konsentrasi P tiap satuan waktu VP =

[P]t

atau, berkurangnya konsentrasi Q tiap satuan waktu VQ =

[Q]t[P+

atau,Q] bertambahnya konsentrasi PQ tiap satuan waktu VPQ =

tPERSAMAAN LAJU REAKSIPersamaan laju reaksi hanya dapat dijelaskan melalui percobaan, tidakbisa hanya dilihat dari koefisien reaksinya.Adapun persamaan laju reaksi untuk reaksi: aA + bn cC + dD, adalah :V=laju reaksi[B]=konsentrasi zat Bk =konstanta laju reaksim=orde reaksi zat A[A]=konsentrasi zat An=orde reaksi zat BCatatan;

V = k [A]m[B]nPada reaksi yang berlangsung cepat orde reaksi bukan koefisien masing-masing zat.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI1. KonsentrasiBila konsentrasi bertambah maka laju reaksi akan bertambah. Sehingga konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi.2. Luas permukaan bidang sentuhSemakin luas permukaan bidang sentuhnya maka laju reaksi juga semakin bertambah. Luas permukaan bidang sentuh berbanding lurus dengan laju reaksi.3. SuhuSuhu juga berbanding lurus dengan laju reaksi karena bila suhu reaksi dinaikkan maka laju reaksi juga semakin besar.Umumnya setiap kenaikan suhu sebesar 10oC akan memperbesar laju reaksi dua sampai tiga kali, maka berlaku rumus :T2 T 1V1 =Laju mula-mula

V2 = (2) 10

. V1V2=Laju setelah kenaikan suhuT1 =Suhu mula-mulaT2 =Suhu akhirCatatan :Bila besar laju 3 kali semula maka (2) diganti (3) ! Bila laju diganti waktu maka (2) menjadi ()4. KatalisatorAdalah suatu zat yang akan memperlaju ( katalisator positif ) atau memperlambat( katalisator negatif=inhibitor )reaksi tetapi zat ini tidak berubah secara tetap. Artinya bila proses reaksi selesai zat ini akan kembali sesuai asalnya.BAB 7TERMOKIMIASkema reaksi Endoterm:

kalorkalor

SISTEM

kalorLINGKUNGANkalor H = H hasil H pereaksi, dengan H hasil > H pereaksiCara penulisan Reaksi Endoterm :A +B +kalorABA +BAB kalorA+BAB H = positifSkema reaksi Eksoterm:

kalorkalor

SISTEM

kalorLINGKUNGANkalor H = H hasil H pereaksi, dengan H pereaksi > H hasilCara penulisan Reaksi Eksoterm:A+BkalorABA +BAB +kalorA+BAB H = negatifENTALPIJumlah energi total yang dimiliki oleh suatu sistem, energi ini akan selalu tetap jika tidak ada energi lain yang keluar masuk. Satuan entalpi adalah joule atau kalori (1 joule = 4,18 kalori).JENIS-JENIS ENTALPI1. Entalpi Pembentukan (Hf)Kalor (energi) yang dibutuhkan atau dilepas pada peristiwa pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsur pembentuknya.2. Entalpi Penguraian (Hd)Kalor (energi) yang dibutuhkan atau dilepas pada peristiwa penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur pembentuknya.3. Entalpi Pembakaran (Hc)Kalor (energi) yang dibutuhkan atau dilepas pada peristiwa pembakaran 1 mol senyawa atau 1 mol unsur.MENGHITUNG ENTALPI1. Berdasarkan Data Entalpi pembentukan (Hf)Dengan menggunakan rumus :H = H hasil reaksi H pereaksi2.Berdasarkan Hukum HESSPerubahan enthalpi yang terjadi pada suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan mula- mula dan keadaaan akhir reaksi, jadi tidak tergantung pada proses reaksinya. Perhatikan:C(s) + O2(g)CO (g)H = A kJ/mol C(s) +

O2(g)CO2(g)H = B kJ/mol CO (g)+ O2(g)CO2(g)H = C kJ/mol menjadi:

reaksi di balikC(s) + O2(g)CO (g)H = A kJ/mol CO2(g)

C(s) +

O2(g)H = +B kJ/mol CO (g)

+ O2(g)CO2(g)H = C kJ/molMenurut Hukum Hess, pada reaksi di atas :3. Berdasarkan Energi Ikatan

H reaksi = A + B CEnergi ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan antar atom tiap mol suatu zat dalam keadaan gas.Energi Ikatan Rata-rataEnergi rata-rata yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol senyawa gas menjadi atom- atomnya. Misal molekul air mempunyai 2 ikatan O H yang sama, untuk memutuskan kedua ikatan ini diperlukan energi sebesar 924 kJ tiap mol, maka 1 ikatan O H mempunyai energi ikatan rata-rata 462 kJ.Untuk menentukan besar entalpi jika diketahui energi ikatan rata-rata dapat digunakanrumus:

H = energi ikatan pemutusan energi ikatan pembentukanAdapun data energi ikatan beberapa molekul biasanya disertakan dalam soal.Energi AtomisasiEnergi yang dibutuhkan untuk memutus molekul kompleks dalam 1mol senyawa menjadi atom-atom gasnya. H atomisasi = energi ikatan4. Berdasarkan KalorimetriDengan menggunakan rumusq :kalor reaksim :massa zat pereaksi c :kalor jenis airT :suhu akhir suhu mula-mula

q = m. c. TBAB 8KESETIMBANGAN KIMIATETAPAN KESETIMBANGANAdalah perbandingan komposisi hasil reaksi dengan pereaksi pada keadaan setimbang dalam suhu tertentu.Tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dalam: Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc) Tetapan Kesetimbangan Tekanan (Kp)Misal dalam suatu reaksi kesetimbangan: pA + qB rC + sDMaka di dapatkan tetapan kesetimbangan sebagai berikut:Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi:

Kc =

r s[C] [D] p q[A] [B]Tetapan Kesetimbangan Tekanan:HUBUNGAN Kc dan KpKp = Kc ( RT )n

r s

Kp = C D(P ) (P ) p q

A B(P ) (P )n = jumlah koefisien kanan jumlah koefisien kiri TETAPAN KESETIMBANGAN REAKSI YANG BERKAITAN Misalkan suatu persamaan :aA +bBcABKc = K1maka :cABaA +bBKc = 1K1aA +bBcABKc = K12aA +2bB2cABKc = K122

2cAB2aA +2bBKc = 1 2K1DERAJAT DISOSIASIDerajat disosiasi adalah jumlah mol suatu zat yang mengurai di bagi jumlah mol zat sebelum mengalami penguraian. = jumlah mol zat terurai jumlah mol zat semulaPERGESERAN KESETIMBANGANSuatu sistem walaupun telah setimbang sistem tersebut akan tetap mempertahankan kesetimbangannya apabila ada faktor-faktor dari luar yang mempengaruhinya.Menurut Le Chatelier : Apabila dalam suatu sistem setimbang diberi suatu aksi dari luar maka sistem tersebut akan berubah sedemikian rupa supaya aksi dari luar tersebut berpengaruh sangat kecil terhadap sistem.Hal-hal yang menyebabkan terjadinya pergeseran:Perubahan sistem akibat aksi dari luar = Pergeseran Kesetimbangan1. Perubahan konsentrasi Apabila salah satu konsentrasi zat diperbesar maka kesetimbangan mengalami pergeseran yang berlawanan arah dengan zat tersebut. Apabila konsentrasi diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arahnya.2. Perubahan tekanan Apabila tekanan dalam sistem kesetimbangan diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil. Apabila tekanan dalam sistem kesetimbangan tersebut diperkecil maka kesetimbangan bergeser kearah zat-zat yang mempunyai koefisien besar.3. Perubahan volume Apabila volume dalam sistem kesetimbangan diperbesar maka kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien besar. Apabila volume dalam sistem kesetimbangan tersebut diperkecil maka kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil.Catatan : Untuk perubahan tekanan dan volume, jika koefisien zat-zat di kiri ( pereaksi ) dan kanan ( hasil reaksi ) sama maka tidak terjadi pergeseran kesetimbangan4. Perubahan suhu Apabila suhu reaksi dinaikkan atau diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke zat-zat yang membutuhkan panas (ENDOTERM) Sebaliknya jika suhu reaksi diturunkan kesetimbangan akan bergeser ke zat-zat yang melepaskan panas (EKSOTERM)BAB 9TEORI ASAM-BASA dan KONSENTRASI LARUTANTEORI ASAM-BASA1. Svante August Arrhenius Asam = senyawa yang apabila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+) Basa = senyawa yang apabila dilarutkan dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH)2. Johanes Bronsted dan Thomas Lowry ( Bronsted-Lowry ) Asam = zat yang bertindak sebagai pendonor proton (memberikan proton) pada basa. Basa = zat yang bertindak sebagai akseptor proton (menerima proton) dari asam.Asam Basa Konjugasi + H+Basa + H+ Asam Konjugasi3. Gilbert Newton Lewis Asam = suatu zat yang bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron. Basa = suatu zat yang bertindak sebagai pemberi (donor) pasangan elektron.KONSENTRASI LARUTAN 1. MOLALITASMenyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut.massa 1000

m =t xM t prmassa (gram) m=Molalitasmassat =massa zat terlarut massap =massa pelarutMr=massa molekul relatif zat terlarut2. MOLARITASMenyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter (1000 mililiter) larutan.M =

massat x 1000

M trvolume (mililiter)M =Molaritasmassat =massa zat terlarut volume = volume larutanMr=massa molekul relatif zat terlarutPada campuran zat yang sejenis berlaku rumus:Mc. Vc = M1.V1 + M2.V2 + + Mn.VnMc =molaritas campuranVc=volume campuranM1=molaritas zat 1V1=volume zat 1M2=molaritas zat 2V2=volume zat 2Mn=molaritas zat nVn=volume zat nPada pengenceran suatu zat berlaku rumus:M1. V1 = M2.V2M1 =molaritas zat mula-mulaM2=molaritas zat setelah pengenceranV1=volume zat mula-mulaV2=volume zat setelah pengenceran3. FRAKSI MOLMenyatakan jumlah mol zat terlarut dalam jumlah mol total larutan atau menyatakan jumlah mol pelarut dalam jumlah mol total larutan.Xt =

nt

Xp =nt + np

np nt + npXt + Xp = 1Xt=fraksi mol zat terlarutXp =fraksi mol pelarut nt =mol zat terlarut np =mol pelarutMENGHITUNG pH LARUTANUntuk menghitung pH larutan kita gunakan persamaan-persamaan dibawah ini :pH = log [H+]

atau

pH = 14 pOH

pOH = log [OH]Untuk mencari [H+] dan [OH] perhatikan uraian dibawah ini !ASAM KUAT + BASA KUAT1. Bila keduanya habis, gunakan rumus:pH larutan = 7 ( netral )2. Bila Asam Kuat bersisa, gunakan rumus:[H+] = Konsentrasi Asam Kuat x Valensi Asam3. Bila Basa Kuat bersisa, gunakan rumus:[OH] = Konsentrasi Basa Kuat x Valensi BasaASAM KUAT + BASA LEMAH1. Bila keduanya habis gunakan rumus HIDROLISIS:[H+] =Kw x Konsentrasi KATION GaramKb2. Bila Asam Kuat bersisa, gunakan rumus:[H+] = Konsentrasi Asam Kuat x Valensi Asam3. Bila Basa Lemah bersisa, gunakan rumus BUFFER:[OH] = Kb x Konsentrasi sisa Basa Lemah Konsentrasi GaramASAM LEMAH + BASA KUAT1.Bila keduanya habis gunakan rumus HIDROLISIS:[OH] =Kw x Konsentrasi ANION GaramKa2.Bila Basa Kuat bersisa, gunakan rumus:[OH] = Konsentrasi Basa Kuat x Valensi Basa3.Bila Asam Lemah bersisa, gunakan rumus BUFFER:Konsentrasi sisa[H+] = Ka xAsam Lemah Konsentrasi GaramASAM LEMAH + BASA LEMAH1. Bila keduanya habis gunakan rumus HIDROLISIS:

[H+] =Kw x KaKb2. Bila Asam Lemah bersisa, gunakan rumus:3. Bila Basa Lemah bersisa, gunakan rumus:

[H+] =Ka x Konsentrasi Asam Lemah[OH] =Kb x Konsentrasi Basa LemahBAB 10KELARUTAN dan HASILKALI KELARUTANKELARUTANKelarutan ( s ) adalah banyaknya jumlah mol maksimum zat yang dapat larut dalam suatu larutan yang bervolume 1 liter.HASILKALI KELARUTANHasilkali kelarutan ( Ksp ) adalah hasil perkalian konsentrasi ion-iondalam suatu larutan jenuh zat tersebut. Di mana konsentrasi tersebut dipangkatkan dengan masing-masing koefisiennya.HCl H+ + ClKsp HCl = s2 s =Ksp s s s2 Ksp = [2s]2 s = 4 s3 s =H2SO4 2 H+ + SO4 s 2s s

Ksp3

43 Ksp = [3s]3 s = 27 s4 s =H3PO4 3 H+ + PO4 s 3s s

Ksp427MEMPERKIRAKAN PENGENDAPAN LARUTANApabila kita membandingkan Hasilkali konsentrasi ion (Q) dengan Hasilkali kelarutan (Ksp) maka kita dapat memperkirakan apakah suatu larutan elektrolit tersebut masih larut, pada kondisi tepat jenuh, atau mengendap, perhatikan catatan berikut;Jika Q < Ksp elektrolit belum mengendap / masih melarutJika Q = Ksp larutan akan tepat jenuhJika Q > Ksp elektrolit mengendapBAB 11SIFAT KOLIGATIF LARUTANSIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLITContoh larutan non elektrolit:Glukosa (C6H12O6), Sukrosa (C12H22O11), Urea (CO(NH2)2), dll1. Penurunan Tekanan Uap (P)P = Po PP = Xt . PoP = Xp . PoP=Penurunan tekanan uapPo=Tekanan Uap Jenuh pelarut murniP=Tekanan Uap Jenuh larutanXt=Fraksi mol zat terlarutXp =Fraksi mol pelarut2. Kenaikan Titik Didih (Tb)Tb = Tblar TbpelTb = Kb . mTb =Kenaikan Titik Didih Tblar=Titik Didih larutan Tbpel = Titik Didih pelarutKb=tetapan Titik Didih Molal pelarut m =Molalitas larutan3. Penurunan Titik Beku (Tf)Tf = Tfpel TflarTf = Kf . mTf=Penurunan Titik BekuTfpel=Titik Beku pelarutTflar=Titik Beku larutanKb=tetapan Titik Beku Molal pelarut m =Molalitas larutan4. Tekanan Osmotik () = M . R . T =Tekanan OsmotikM =Molaritas larutanR =Tetapan gas = 0,08205T=Suhu mutlak = ( oC + 273 ) KSIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLITContoh Larutan elektrolit :NaCl, H2SO4, CH3COOH, KOH, dllUntuk larutan elektrolit maka rumus-rumus di atas akan dipengaruhioleh :i = 1 + ( n 1 ) i=Faktor van Hoffn=Jumlah koefisien hasil penguraian senyawa ion =Derajat ionisasi untuk asam kuat atau basa kuat = 1Perhatikan:Larutan NaCl diuraikan:NaCl Na+ + Cl jumlah koefisien 2 maka:i = 1 + ( 2 1 ) 1 = 2Larutan Ba(OH)2 diuraikan:Ba(OH)2 Ba2+ + 2 OH jumlah koefisien 3 maka: i = 1 + ( 3 1 ) 1 = 3 Larutan MgSO4 diuraikan:2 jumlah koefisien 2 maka: i = 1 + ( 2 1 ) 1 = 2MgSO4 Mg2+ + SO41. Penurunan Tekanan Uap (P)P = Po PP = Xt . PoP = Xp . PoXt =

nt x i

Xp =(nt x i) + np

np

(nt x i) + npP=Penurunan tekanan uapPo=Tekanan Uap Jenuh pelarut murniP=Tekanan Uap Jenuh larutanXt=Fraksi mol zat terlarutXp =Fraksi mol pelarut nt =Mol zat terlarutnp =Mol pelaruti =faktor van Hoff2. Kenaikan Titik Didih (Tb)Tb = Tblar TbpelTb = Kb . m . iTb=Kenaikan Titik Didih Tblar=Titik Didih larutan Tbpel = Titik Didih pelarutKb=tetapan Titik Didih Molal pelarut m =Molalitas larutani =faktor van Hoff3. Penurunan Titik Beku (Tf)Tf = Tfpel TflarTf = Kf . m . iTf=Penurunan Titik BekuTfpel=Titik Beku pelarutTflar=Titik Beku larutanKb=tetapan Titik Beku Molal pelarut m =Molalitas larutani =faktor van Hoff4. Tekanan Osmotik () = M . R . T . i =Tekanan OsmotikM =Molaritas larutanR=Tetapan gas = 0,08205T=Suhu mutlak = ( oC + 273 ) Ki =faktor van HoffBAB 12SISTEM KOLOIDLARUTAN KOLOIDSUSPENSIhomogen heterogentampak seperti homogen

heterogendimensi: < 1 nmdimensi: 1 nm 100nmdimensi: > 100 nmtersebar meratacenderung mengendapmembentuk endapanjika didiamkan:tidak memisahtidak dapat dilihat dengan mikroskop ultra

jika didiamkan:tidak memisahdapat dilihat dengan mikroskop ultra

jika didiamkan: memisahdapat dilihatdengan mikroskop biasajika disaring: tidak bisajika disaring:bisa(saringan membran)

jika disaring:bisa(saringan biasa)SIFAT-SIFAT KOLOID Efek TyndallEfek Tyndall adalah peristiwa menghamburnya cahaya, bila cahaya itu dipancarkan melalui sistem koloid.Gerak BrownGerak Brown adalah gerakan dari partikel terdispersi dalam sistem koloid yang terjadi karena adanya tumbukan antar partikel tersebut, gerakan ini sifatnya acak dan tidak berhenti. Gerakan ini hanya dapatdiamati dengan mikroskop ultra. ElektroforesisElektroforesis adalah suatu proses pengamatan imigrasi atau berpindahnya partikel-partikel dalam sistem koloid karena pengaruh medan listrik. Sifat ini digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. AdsorbsiAdsorbsi adalah proses penyerapan bagian permukaan benda atau ion yang dilakukan sistem koloid sehingga sistem koloid ini mempunyai muatan listrik. Sifat adsorbsi koloid digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air dan pemutihan gula. KoagulasiSuatu keadaan di mana partikel-partikel koloid membentuk suatu gumpalan yang lebih besar. Penggumpalan ini karena beberapa faktor antara lain karena penambahan zat kimia atau enzim tertentu.JENIS-JENIS KOLOIDNo TerdispersiPendispersiNamaContoh1CairGasAerosol CairKabut, awan2PadatGasAerosol PadatAsap, debu3GasCairBuihBusa sabun, krim kocok4CairCairEmulsiSusu, minyak ikan, santan5PadatCairSolTinta, cat, sol emas6GasPadatBuih PadatKaret busa, batu apung7CairPadatEmulsi PadatMutiara, opal8PadatPadatSol PadatGelas warna, intanCARA MEMBUAT SISTEM KOLOIDAda dua metode pembuatan sistem koloid :Kondensasi DispersiLarutanKoloidSuspensiBAB 13REDUKSI OKSIDASI dan ELEKTROKIMIAKONSEP REDUKSI OKSIDASI1. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan OksigenReaksi Oksidasi = peristiwa pengikatan oksigen oleh suatu unsur atau senyawa, atau bisa dikatakan penambahan kadar oksigen.Reaksi Reduksi = peristiwa pelepasan oksigen oleh suatu senyawa, atau bisa dikatakan pengurangan kadar oksigen.OKSIDASI = mengikat OksigenREDUKSI = melepas Oksigen2. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan ElektronReaksi Oksidasi = peristiwa pelepasan elektron oleh suatu unsur atau senyawa. Reaksi Reduksi = peristiwa pengikatan elektron oleh suatu unsur atau senyawa.OKSIDASI = melepas ElektronREDUKSI = mengikat Elektron3. Berdasarkan bilangan oksidasiReaksi Oksidasi adalah meningkatnya bilangan oksidasiReaksi Reduksi adalah menurunnya bilangan oksidasiOKSIDASI = peningkatan Bilangan OksidasiREDUKSI = penurunan Bilangan OksidasiAda beberapa aturan bilangan oksidasi untuk menyelesaikan persoalan reaksi reduksi oksidasi berdasarkan bilangan oksidasi : Atom logam mempunyai Bilangan Oksidasi positif sesuai muatannya, misalnya :Ag+ =bilangan oksidasinya +1Cu+ =bilangan oksidasinya +4Cu2+ =bilangan oksidasinya +2Na+ =bilangan oksidasinya +1Fe2+= bilangan oksidasinya +2Fe3+= bilangan oksidasinya +3Pb2+= bilangan oksidasinya +2Pb4+ =bilangan oksidasinya +1 Bilangan Oksidasi H dalam H2= 0, dalam senyawa lain mempunyai Bilangan Oksidasi = +1, dalam senyawanya dengan logam (misal: NaH, KH, BaH) atom H mempunyai Bilangan Oksidasi = 1. Atom O dalam O2 mempunyai Bilangan Oksidasi = 0, dalam senyawa F2O mempunyaiBilangan Oksidasi = +2, dalam senyawa peroksida(misal: Na2O2, H2O2) O mempunyai Bilangan Oksidasi = 1. Unsur bebas (misal :Na, O2, H2, Fe, Ca C dll) mempunyai Bilangan Oksidasi = 0 F mempunyai Bilangan Oksidasi = 1 Ion yang terdiri dari satu atom mempunyai Bilangan Oksidasi sesuai dengan muatannya, misalnya S2,Bilangan Oksidasinya = 2. Jumlah Bilangan Oksidasi total dalam suatu senyawa netral = nol Jumlah Bilangan Oksidasi total dalam suatu ion = muatan ionnyaMENYETARAKAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI1. METODE BILANGAN OKSIDASI (REAKSI ION)Langkah-langkahnya sebagai berikut:1. Menentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi2. Menyetarakan unsur tersebut dengan koefisien yang sesuai3. Menentukan peningkatan bilangan oksidasi dari reduktor dan penu-runan bilangan oksidasi dari oksidatorjumlah perubahan bil-oks = jumlah atom x perubahannya4. Menentukan koefisien yang sesuai untuk menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi5. Menyetarakan muatan dengan menambahkan H+ ( suasana asam ) atau OH ( suasana basa )6. Menyetarakan atom H dengan menambahkan H2OBila ada persamaan bukan dalam bentuk reaksi ion usahakan ubah ke dalam bentuk reaksi ion.2. METODE SETENGAH REAKSI (ION ELEKTRON)Langkah-langkahnya sebagai berikut :1. Tuliskan masing-masing setengah reaksinya.2. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi3. Setarakan oksigen dan kemudian hidrogen dengan ketentuanSuasana ASAM / NETRAL3 Tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap kekurangan 1 atom oksigen pada ruas yang kekurangan oksigen tersebut3 Setarakan H dengan menambah ion H+ pada ruas yang lainSuasana BASA3 Tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap kelebihan 1 atom oksigen pada ruas yang kelebihan oksigen tersebut3 Setarakan H dengan menambah ion OH pada ruas yang lain4. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron dengan jumlah yang sesuai, bila reaksi oksidasi tambahkan elektron di ruas kanan, bila reaksi reduksi tambahkan elektron di ruas kiri5. Setarakan jumlah elektron kemudian selesaikan persamaan.ELEKTROKIMIA1.SEL GALVANI atau SEL VOLTA Sel yang digunakan untuk mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Dalam sel ini berlangsung reaksi redoks di mana katoda ( kutub positif ) dan tempat terjadinya reduksi, sedangkan anoda ( kutub negatif ) dan tempat terjadinya oksidasi.Notasi penulisan sel volta:

M MA+LB+LAnodaKatodaM:Logam yang mengalami oksidasiMA+:Logam hasil oksidasi dengan kenaikan bil-oks = A L:Logam hasil reduksiLB+:Logam yang mengalami reduksi dengan penurunan bil-oks = BPotensial Elektroda ( E )Potensial listrik yang muncul dari suatu elektroda dan terjadi apabila elektroda ini dalam keadaan setimbang dengan larutan ion-ionnya.Atau menunjukkan beda potensial antara elektroda logam dengan elektroda hidrogen yang mempunyai potensial elektroda = 0 volt.Bila diukur pada 25oC, 1 atm:Potensial elektroda = Potensial elektroda standar ( Eo )Adapun urutan potensial elektroda standar reduksi beberapa logam ( kecil ke besar )adalah :Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Co-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au Keterangan :

deret Volta Li sampai Pb mudah mengalami oksidasi, umumnya bersifat reduktor Cu sampai Au mudah mengalami reduksi, umumnya bersifat oksidator Logam yang berada di sebelah kiri logam lain, dalam reaksinya akan lebih mudah mengalami oksidasiPotensial Sel = Eosel dirumuskan sebagai :Eo

reduksi Eo oksidasiReaksi dikatakan spontan bila nilai Eosel = POSITIFSEL ELEKTROLISIS Sel yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Dalam sel ini berlangsung reaksi redoks di mana katoda ( kutub negatif ) dan tempat terjadinya reduksi, sedangkan anoda ( kutub positif ) dan tempat terjadinya oksidasi.Elektrolisis Leburan ( Lelehan / Cairan )Apabila suatu lelehan dialiri listrik maka di katoda terjadi reduksikation dan di anoda terjadi oksidasi anion.Jika leburan CaCl2 dialiri listrik maka akan terion menjadi Ca2+ dan Cl dengan reaksi sebagai berikut : CaCl2 Ca2+ + 2 ClKation akan tereduksi di Katoda, Anion akan teroksidasi di Anoda. KATODA (Reduksi) :Ca2+ + 2e CaANODA (Oksidasi):2 Cl Cl2 + 2e Hasil Akhir: Ca2+ + 2 Cl Ca + Cl2Elektrolisis LarutanBila larutan dialiri arus listrik maka berlaku ketentuan sebagai berikut :Reaksi di KATODA ( elektroda ) Bila Kation Logam-logam golongan I A, golongan II A, Al, dan Mn, maka yang tereduksi adalah air ( H2O ):2 H2O ( l ) + 2e H2( g ) + 2 OH ( aq ) Bila Kation H+ maka akan tereduksi:2 H+ ( aq ) + 2e H2( g ) Bila Kation Logam lain selain tersebut di atas, maka logam tersebut akan tereduksi:Lm+ ( aq ) + me L( s )Reaksi di ANODA ( elektroda + )ANODA Inert ( tidak reaktif, seperti Pt, Au, C ) Bila Anion sisa asam atau garam oksi seperti SO4adalah air ( H2O ):2 H2O ( l ) O2( g ) + 4 H+ ( aq ) + 4e

, dll, maka yang teroksidasi Bila anion OH maka akan teroksidasi :4 OH ( aq ) O2 ( g ) + 2 H2O ( l ) + 4e Bila Anion golongan VII A ( Halida )maka akan teroksidasi :2 F ( aq ) F2 ( g ) + 2e2 Br ( aq ) Br2 ( g ) + 2e2 Cl ( aq ) Cl2 ( g ) + 2e2 I ( aq ) I2 ( g ) + 2eANODA Tak Inert Anoda tersebut akan teroksidasi:

L( s ) Lm+ ( aq ) + meLarutan MgSO4 dialiri listrik maka akan terion menjadi Mg2+ dan SO42 dengan reaksi sebagai2berikut: MgSO4 Mg2+ + SO43 Yang tereduksi di Katoda adalah air karena potensial reduksinya lebih besar dari Mg2+ (ion alkali tanah)3 Yang teroksidasi di Anoda adalah air karena elektrodanya inert (C) dan potensial2 (sisa garam atau asam oksi)oksidasinya lebih besar dari SO4KATODA (Reduksi) :2 H2O + 2e H2+ 2 OHANODA (Oksidasi):2 H2O O2+ 4 H+ + 4eMenyamakan elektron:KATODA (Reduksi) :2 H2O + 2e H2+ 2 OH(x2) ANODA (Oksidasi):2 H2O O2 + 4 H+ + 4eHasil Akhir: 4 H2O + 2 H2O H2 + 2 OH + O2 + 4 H+6 H2O 2 H2 + O2 + 4 OH + 4 H+4 H2OHUKUM FARADAYHukum Faraday 1 :massa zat yang dibebaskan pada reaksi elektrolisis sebanding dengan jumlah arus listrik dikalikan dengan waktu elektrolisisHukum Faraday 2 :massa zat yang dibebaskan pada reaksi elektrolisis sebanding dengan massa ekivalen zat tersebut:massa ekivalen = me = massa atom relatif perubahan bil-oksDari hukum Faraday 1 dan Faraday 2 didapatkan rumus:

massa = i . t . me96500i =kuat arus t =waktume=massa ekivalen zatDari hukum Faraday 2 diperoleh rumus:m1 =Massa zat 1m2 =Massa zat 2me1=Massa ekivalen zat 1me2=Massa ekivalen zat 2

m1me1 =

m2me2BAB 14KIMIA ORGANIKSENYAWA ORGANIKSenyawa organik adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup, senyawa ini berdasarkan strukturnya diklasifikasikan menjadi:Senyawa OrganikSenyawa AlifatikSenyawa SiklikSenyawa Jenuh

KarbosiklikContoh:Alkana Turunan Alkana Alkanol/alkohol

AlisiklikContoh:SikloalkanaSenyawa Tidak Jenuh

AromatikContoh:AlkenaTurunan AlkenaAlkuna

Contoh: Benzena Naftalena AntrasenaHeterosiklikContoh: Pirimidin PurinSENYAWA JENUH DAN SENYAWA TIDAK JENUH1. Senyawa JenuhAdalah senyawa organik yang tidak mempunyai ikatan rangkap atau tidak dapat mengikat atom H lagi.ALKANASenyawa organik yang bersifat jenuh atau hanya mempunyai ikatan tunggal, dan mempunyai rumus umum :CnH2n + 2n=jumlah atom karbon ( C )2n + 2=jumlah atom hidrogen ( H )Beberapa senyawa alkanaAtom CRumus MolekulNama1 CH4 Metana2 C2H6 Etana3 C3H8 Propana4 C4H10 Butana5 C5H12 Pentana6 C6H14 Heksana7 C7H16 Heptana8 C8H18 Oktana9 C9H20Nonana10 C10H22 DekanaKedudukan atom karbon dalam senyawa karbon :CH3CH3C CCH2 CH2CH3

HCH3

CH3C primer = atom C yang mengikat satu atom C lain ( CH3 )C sekunder = atom C yang mengikat dua atom C lain ( CH2 ) C tersier = atom C yang mengikat tiga atom C lain ( CH )C kuartener = atom C yang mengikat empat atom C lain ( C )Gugus AlkilGugus yang terbentuk karena salah satu atom hidrogen dalam alkana digantikan oleh unsur atau senyawa lain. Rumus umumnya :CnH2n + 1Beberapa senyawa alkilAtom CRumus MolekulNama1 CH3 -metil2 C2H5 -etil3 C3H7 -propil4 C4H9 -butil5 C5H11 -amilPENAMAAN ALKANA MENURUT IUPAC1. Untuk rantai C terpanjang dan tidak bercabang nama alkana sesuai jumlah C tersebut dan diberi awalan n (normal).2. Untuk rantai C terpanjang dan bercabang beri nama alkana sesuaijumlah C terpanjang tersebut, atom C yang tidak terletak pada rantai terpanjang sebagai cabang (alkil). Beri nomor rantai terpanjang dan atom C yang mengikat alkil di nomor terkecil. Apabila dari kiri dan dari kanan atom C-nya mengikat alkil di nomor yang sama utamakan atom C yang mengikat lebih dari satu alkil terlebih dahulu. Alkil tidak sejenis ditulis namanya sesuai urutan abjad, sedang yang sejenis dikumpulkan dan beri awalan sesuai jumlah alkil tersebut; di- untuk 2, tri- untuk 3 dan tetra- untuk 4.2. Senyawa Tidak JenuhAdalah senyawa organik yang mempunyai ikatan rangkap sehingga pada reaksi adisi ikatan itu dapat berubah menjadi ikatan tunggal dan mengikat atom H.ALKENAAlkena adalah senyawa organik yang bersifat tak jenuh mempunyai ikatan rangkap dua, danmempunyai rumus umum:

CnH2nn=jumlah atom karbon ( C )2n=jumlah atom hidrogen ( H )Beberapa senyawa alkenaAtom CRumus MolekulNama1 --2 C2H4 Etena3 C3H6 Propena4 C4H8 Butena5 C5H10 Pentena6 C6H12 Heksena7 C7H14 Heptena8 C8H16Oktena9 C9H18 Nonena10 C10H20 DekenaPENAMAAN ALKENA MENURUT IUPAC1. Rantai terpanjang mengandung ikatan rangkap dan ikatan rangkap di nomor terkecil dan diberi nomor sesuai letak ikatan rangkapnya.2. Untuk menentukan cabang-cabang aturannya seperti pada alkana.ALKUNAAlkuna adalah senyawa organik yang bersifat tak jenuh mempunyaiikatan rangkap tiga, danmempunyai rumus umum :

CnH2n 2n=jumlah atom karbon ( C )2n 2=jumlah atom hidrogen ( H )Beberapa senyawa alkunaAtom CRumus MolekulNama12 C2H2 Etuna3 C3H4 Propuna4 C4H6 Butuna5 C5H8 Pentuna6 C6H10 Heksuna7 C7H12 Heptuna8 C8H14 Oktuna9 C9H16Nonuna10 C10H18 DekunaPENAMAAN ALKUNA MENURUT IUPAC1. Rantai terpanjang mengandung ikatan rangkap dan ikatan rangkap di nomor terkecil dan diberi nomor, sama seperti pada alkena.2. Untuk menentukan cabang-cabang aturannya seperti pada alkana dan alkena, jelasnya perhatikan contoh berikut: ALKADIENAAlkadiena adalah senyawa organik yang bersifat tak jenuh mempunyai 2 buah ikatan rangkap dua.ISOMERIsomer adalah senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama tetapi rumus struktur atau konfigurasinya.1. Isomer KerangkaRumus molekul dan gugus fungsi sama , tetapi rantai induk berbedaCC CCCC

denganCCCC2. Isomer PosisiRumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi posisi gugus fungsinya berbedaCCCCOH

dengan

OHCCCC3. Isomer Fungsional ( Isomer gugus fungsi )Rumus molekul sama tetapi gugus fungsionalnya berbeda, senyawa-senyawa yang berisomer fungsional:3 Alkanol ( Alkohol ) dengan Alkoksi Alkana ( Eter )3 Alkanal ( Aldehid ) dengan Alkanon ( Keton )3 Asam Alkanoat ( Asam Karboksilat ) dengan Alkil Alkanoat ( Ester )Contoh:CH3CH2

CH2

OH berisomer fungsi dengan

CH3

OCH2

CH3propanol

metoksi etanaCH3CH2CHO

berisomer fungsi dengan

CH3CO

CH3propanal

propanonCH3CH2 COOH

berisomer fungsi dengan

CH3

COO

CH3asam propanoat

metil etanoatCH3CH2 COOH juga berisomer fungsi dengan H

COO

C2H5asam propanoat

etil metanoat4. Isomer GeometrisRumus molekul sama, rumus struktur sama, tetapi berbeda susunan ruangatomnyadalam molekul yang dibentuknyaCH3C H

CH3CH

berisomer geometris dengan

CH3CC H

HCH3cis 2-butena

trans 2-butena5. Isomer OptisIsomer yang terjadi terutama pada atom C asimetris ( atom C terikat pada 4 gugus berbeda )CH3

H*CCH2CH2

CH3OH1- pentanol*C = C asimetris mengikat CH3, H, OH, dan C3H7GUGUS FUNGSIONALGugus fungsi adalah gugus pengganti yang dapat menentukan sifatsenyawa karbon.HomologRumusGugusIUPAC Trivial

FungsiAlkanolAlkohol R OH OHAlkil AlkanoatEterR OR O AlkanalAldehidR CHO CHOAlkanonKetonR COR CO AsamAlkanoat

AsamKarboksilatR COOH COOHAlkil AlkanoatEsterR COOR COO 1. ALKANOLNama Trivial ( umum ) : AlkoholRumus : R OH Gugus Fungsi : OHPenamaan Alkanol menurut IUPAC1. Rantai utama adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus OH.2. Gugus OH harus di nomor terkecil.CH3CH2CH2CH2 CH2OH

1-pentanolCH3CH2CH2CH OH

CH3

2-pentanolCH3CHCH2CHCH3

4-metil-2-pentanolCH3OH

OH di nomor 2, bukan 4, jadi bukan 4-pentanol tetapi 2-pentanol2. ALKOKSI ALKANANama Trivial ( umum ) : EterRumus : R OR Gugus Fungsi : O Penamaan Alkoksi Alkana menurut IUPAC1. Jika gugus alkil berbeda maka yang C-nya kecil sebagai alkoksi2. Gugus alkoksi di nomor terkecilCH3OCH3

metoksi metanaCH3OC2H5

metoksi etanaCH3

CH CH2CH3

CH C2H5

OCH35-metil-3-metoksi heksanagugus metoksi di nomor 3bukan di nomor 43. ALKANALNama Trivial ( umum ) : AldehidaRumus : R COH Gugus Fungsi : COHPenamaan Alkanal menurut IUPACGugus CHO selalu dihitung sebagai nomor 1CH3CH2CH2CHO

butanalCH3CH3CHCH2CHO

3-metilbutanalCH3CH3CCH2CH

3,3-dimetilpentanalC2H5O4. ALKANONNama Trivial ( umum ) : KetonRumus : R COR Gugus Fungsi : CO Penamaan Alkanon menurut IUPAC1. Rantai terpanjang dengan gugus karbonil CO adalah rantai utama2. Gugus CO harus di nomor terkecilOCH3CH2CH2CCH3

2-pentanonOCH3CHCH2CCH3C2H5

4-metil-2-heksanonOCH3CHCC2H5

CH2

CH3

4-metil-3-heksanon5. ASAM ALKANOATNama Trivial ( umum ) : Asam KarboksilatRumus : R COOH Gugus Fungsi : COOHPenamaan Asam Alkanoat menurut IUPACGugus COOH selalu sebagai nomor satuCH3CH2CH2COHO

asam butanoatC2H5OCH3CHCH2COH

asam 3-metilpentanoatCH3CH3CCH2COH

asam 3,3-dimetilheksanoatC3HO6. ALKIL ALKANOATNama Trivial ( umum ) : EsterRumus : R COOR Gugus Fungsi : COO Penamaan Alkil Alkanoat menurut IUPACalkanoat

CRORO

alkilGugus alkilnya selalu berikatan dengan OCH3CH2CH2COC2H5CH2CH2C

OC2H5OCH3

etil butanoatmetil pentanoatHCOCH3O

metil metanoatOGUGUS FUNGSI LAINAMINANama Trivial ( umum ) : AminaRumus : R NH2Penamaan Amina menurut IUPAC dan TrivialAmina PrimerCH3CH2CH2CH2NH21-amino-butana / butil aminaCH3CH2CHCH2CH3

3-amino-pentana / sekunder amil aminaNH2Amina SekunderCH3CH2NHCH2CH3

dietil amina Amina TersierCH3CH2NCH3

etil-dimetil-aminaCH3SENYAWA SIKLIKBENZENABenzena adalah suatu senyawa organik aromatis, yang mempunyai 6 atom karbon dan 3ikatan rangkap yang berselang-seling (berkonjugasi) dan siklik ( seperti lingkaran ).Strukturnya :H CHCCHHCCHC HSimbol :Reaksi Benzena1. AdisiCiri reaksi adisi adalah adanya perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Adisi dilakukan oleh H2 atau Cl2 pada suhu dan tekanan tinggi.H CHCCH

+3 H2

H2CH2CCH2

Siklo heksanaHCCHC H

H2C

CH2C2H2. SustitusiCiri reaksi substitusi tidak ada perubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal atau sebaliknya. Sustitusi benzena di bedakan menjadi:MonosubstitusiPenggantian satu atom hidrogen pada benzena dengan atom atau senyawa gugus yang lain. Rumus umum monosubstitusi : C6H5AHCHCCAHCCHC H

atau secara simbolikAA = pengganti atom hidrogen StrukturNama1.CH3

Toluena2.OH

Fenol3.CHO

Benzaldehida4.COO

AsamBenzoat5.NH2

Anilin6.CHCH2

StirenaDisubstitusiPenggantian dua atom hidrogen pada benzena dengan atom atau senyawa gugus yang lain. Ada tiga macam disubstitusi:AAorto

AAmeta

AAparaNAFTALENANaftalena adalah suatu senyawa organik aromatis, yang mempunyai 10 atom karbon dan 5ikatan rangkap yang berselang-seling (berkonjugasi) dan double siklik ( seperti 2 lingkaran ).HHCCHCCCHHCCCHCCHHANTRASINAntrasin atau antrasena adalah suatu senyawa organik aromatis, yang mempunyai 14 atom karbon .HHHCCCHCCCCHHCCCCHCCCHHHASPEK BIOKIMIABiokimia adalah cabang ilmu kimia untuk mempelajari peristiwa kimia (reaksi kimia) yang terjadi dalam tubuh makhluk (organisme) hidup.Senyawa kimia yang termasuk biokimia adalah senyawa-senyawa yang mengandung atau tersusun oleh unsur-unsur seperti : karbon ( C ), Hidrogen ( H ), Oksigen ( O ), Nitrogen ( N ) Belerang ( S ) Fosfor ( P ), dan beberapa unsur lain dalam jumlah yang kecil.Nutrisi yang diperlukan dalam tubuh NutrisiFungsiSumber1. KarbohidratSumber energi,Nasi, kentang, gandum, umbi- umbian2. LemakSumber energiMentega, margarine, minyak3.ProteinPertumbuhan dan perbaikan jaringan, pengontrol reaksi kimia dalam tubuh

Daging, ikan, telur, kacang- kacangan, tahu, tempe, susu4. Garam mineral

Beraneka peran khususDaging, sayuran5. VitaminPembentukan organ, meningkatkan daya tahan tubuh, memaksimalkan fungsi panca indera6.airPelarut, penghantar, reaksi hidrolisis

Buah-buahan, sayuranAir minumSenyawa-senyawa biokimia meliputi:1. KARBOHIDRATRumus umum : Cn(H2O)m KarbohidratKomposisiTerdapat dalamMonosakarida GlukosaC6H12O6 Buah-buahan FruktosaC6H12O6 Buah-buahan, Madu GalaktosaC6H12O6Tidak ditemukan secara alamiDisakaridaMaltosaGlukosa + GlukosaKecambah biji-bijianSukrosaGlukosa + FruktosaGula tebu, gula bit LaktosaGlukosa + GalaktosaSusuPolisakaridaGlikogenPolimer GlukosaSimpanan energi hewanPati KanjiPolimer GlukosaSimpanan energi tumbuhan SelulosaPolimer GlukosaSerat tumbuhanMONOSAKARIDABerdasarkan jumlah atom C dibagi menjadi:Jumlah CNamaRumusContoh2 DiosaC2(H2O)2 Monohidroksiasetaldehida3 TriosaC3(H2O)3 DihiroksiketonGliseraldehida4 TetrosaC4(H2O)4 TrihidroksibutanalTrihidroksibutanon5 PentosaC5(H2O)5 Ribulosa Deoksiribosa Ribosa Milosa6 HeksosaC6(H2O)6 Glukosa Manosa Galaktosa FruktosaBerdasarkan gugus fungsinya :Aldosa: monosakarida yang mempunyai gugus fungsi aldehid ( alkanal ) Ketosa: monosakarida yang mempunyai gugus fungsi keton ( alkanon )DISAKARIDADisakarida dibentuk oleh 2 mol monosakarida heksosa: Contoh :Glukosa + Fruktosa Sukrosa + air Rumusnya : C6H12O6 + C6H12O6 C12H22O11 + H2ODisakarida yang terbentuk tergantung jenis heksosa yang direaksikanReaksi pada Disakarida:Disakarida dalam airReduksi : Fehling,Tollens, BenedictOptik-aktifMaltosa larutpositifdekstroSukrosa larutnegatifdekstroLaktosa koloidpositifdekstro MaltosaHidrolisis 1 mol maltosa akan membentuk 2 mol glukosa. C12H22O11 +H2OC6H12O6 + C6H12O6MaltosaGlukosaGlukosaMaltosa mempunyai gugus aldehid bebas sehingga dapat bereaksi dengan reagen Fehling, Tollens, dan Benedict dan disebut gula pereduksi. SukrosaHidrolisis 1 mol sukrosa akan membentuk 1 mol glukosa dan 1 molfruktosa. C12H22O11 +H2OC6H12O6 + C6H12O6SukrosaGlukosaFruktosaReaksi hidrolisis berlangsung dalam suasana asam dengan bantuan ini sering disebut sebagai proses inversi dan hasilnya adalah gula invertLaktosaHidrolisis 1 mol laktosa akan membentuk 1 mol glukosa dan 1 mol galaktosa. C12H22O11 +H2OC6H12O6 + C6H12O6LaktosaGlukosaGalaktosaSeperti halnya maltosa, laktosa mempunyai gugus aldehid bebas sehingga dapat bereaksi dengan reagen Fehling, Tollens, dan Benedict dan disebut gula pereduksi.POLISAKARIDATerbentuk dari polimerisasi senyawa-senyawa monosakarida, dengan rumus umum:(C6H10O5)nReaksi pada Polisakarida:Polisakarida dalam airReduksi : Fehling,Tollens, BenedictTes IodiumAmilum koloidnegatifbiruGlikogen koloidpositifvioletSelulosa koloidnegatifputihBerdasarkan daya reduksi terhadap pereaksi Fehling, Tollens, atau BenedictGula terbuka : karbohidrat yang mereduksi reagen Fehling, Tollens, atau Benedict.Gula tertutup : karbohidrat yang tidak mereduksi reagen Fehling, Tollens, atau Benedict.2. ASAM AMINOAsam amino adalah monomer dari protein, yaitu asam karboksilat yang mempunyai gugus amina ( NH2 ) pada atom C ke-2, rumus umumnya:R CH COOHNH2Asam 2 amino asetat (glisin)

H CH COOHNH2Asam 2 amino propionat (alanin)JENIS ASAM AMINO

CH3 CH COOHNH2Asam amino essensial (tidak dapat disintesis tubuh)Contoh : isoleusin, fenilalanin, metionin, lisin, valin, treonin, triptofan, histidinAsam amino non essensial (dapat disintesis tubuh)Contoh : glisin, alanin, serin, sistein, ornitin, asam aspartat, tirosin, sistin, arginin, asam glutamat, norleusin3. PROTEINSenyawa organik yang terdiri dari unsur-unsur C, H, O, N, S, P dan mempunyai massa molekul relatif besar ( makromolekul ).PENGGOLONGAN PROTEIN Berdasar Ikatan Peptida1. Protein Dipeptida jumlah monomernya = 2 dan ikatan peptida = 12. Protein Tripeptida jumlah monomernya = 3 dan ikatan peptida = 23. Protein Polipeptida jumlah monomernya > 3 dan ikatan peptida >2Berdasar hasil hidrolisis1. Protein Sederhana hasil hidrolisisnya hanya membentuk asam amino2. Protein Majemuk hasil hidrolisisnya membentuk asam amino dan senyawa lain selain asam aminoBerdasar FungsiNo ProteinFungsiContoh1 StrukturProteksi, penyangga, pergerakan

Kulit, tulang, gigi, rambut,bulu, kuku, otot, kepompong, dll2EnzimKatalisator biologisSemua jenis enzim dalam tubuh3HormonPengaturan fungsi tubuhinsulin4TransportPergerakan senyawa antar dan atau intra sel

hemoglobin5 PertahananMempertahankan diriantibodi6RacunPenyeranganBisa Ular dan bisa laba-laba7Kontraktilsistem kontraksi ototaktin, miosinREAKSI IDENTIFIKASI PROTEINNo PereaksiReaksiWarna1BiuretProtein + NaOH + CuSO4Merah atau ungu2 XantoproteinProtein + HNO3 kuning3MillonProtein + MillonmerahCatatan Millon = larutan merkuro dalam asam nitrat4. LIPIDASenyawa organik yang berfungsi sebagai makanan tubuh.TIGA GOLONGAN LIPIDA TERPENTING1. LEMAK: dari asam lemak + gliserolLemak Jenuh ( padat )3 Terbentuk dari asam lemak jenuh dan gliserol3 Berbentuk padat pada suhu kamar3 Banyak terdapat pada hewanLemak tak jenuh ( minyak )3Terbentuk dari asam lemak tak jenuh dan gliserol3Berbentuk cair pada suhu kamar3Banyak terdapat pada tumbuhan2. FOSFOLIPID: dari asam lemak + asam fosfat + gliserol3. STEROID: merupakan Siklo hidrokarbon5. ASAM NUKLEATDNA = Deoxyribo Nucleic Acid ( Asam Deoksiribo Nukleat )Basa yang terdapat dalam DNA : Adenin, Guanin, Sitosin, ThiminRNA = Ribo Nucleic Acid ( Asam Ribo Nukleat )Basa yang terdapat dalam RNA : Adenin, Guanin, Sitosin, UrasilPOLIMERPolimer adalah suatu senyawa besar yang terbentuk dari kumpulan monomer-monomer, atau unit-unit satuan yang lebih kecil.Contoh: polisakarida (karbohidrat), protein, asam nukleat ( telah dibahas pada sub bab sebelumnya), dan sebagai contoh lain adalah plastik, karet, fiber dan lain sebagainya.REAKSI PEMBENTUKAN POLIMER1. KondensasiMonomer-monomer berkaitan dengan melepas molekul air dan metanol yang merupakan molekul-molekul kecil.Polimerisasi kondensasi terjadi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada ujung- ujungnya.Contoh: pembentukan nilon dan dakron2. AdisiMonomer-monomer yang berkaitan mempunyai ikatan rangkap. Terjadi berdasarkan reaksi adisi yaitu pemutusan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Polimerisasi adisi umumnya bergantung pada bantuan katalis.Contoh: pembentukan polietilen dan poliisoprenaPENGGOLONGAN POLIMER1. Berdasar jenis monomerHomopolimer: terbentuk dari satu jenis monomer,Contoh: polietilen ( etena = C2H4 ), PVC ( vinil klorida = C2H3Cl ), Teflon ( tetrafluoretilen = C2F4), dll.Kopolimer: terbentuk dari lebih satu jenis monomer,Contoh: Nilon ( asam adipat dan heksametilendiamin ) Dakron ( etilen glikol dan asam tereftalat )Kevlar / serat plastik tahan peluru ( fenilenandiamina dan asam tereftalat )2. Berdasar asalnnyaPolimer Alami: terdapat di alamContoh: proten, amilum, selulosa, karet, asam nukleat. Polimer Sintetis: dibuat di pabrikContoh: PVC, teflon, polietilena3. Berdasar ketahan terhadap panasTermoset: jika dipanaskan akan mengeras, dan tidak dapat dibentuk ulang.Contoh: bakelitTermoplas: jika dipanaskan akan meliat (plastis) sehingga dapat dibentuk ulang.Contoh: PVC, polipropilen, dllBAB 15KIMIA UNSUR1. Reaksi antar HalogenTerjadi jika halogen yang bernomor atom lebih besar dalam larutan/berbentuk ion, istilahnya reaksi pendesakan antar halogen. F Cl BrIF2 999Cl2 99Br2 9I2 Keterangan : 9 terjadi reaksi, tidak terjadi reaksi2. Reaksi Gas MuliaWalaupun sukar bereaksi namun beberapa pakar kimia dapat mereaksikan unsur gas mulia di laboratorium:Senyawa yang pertama dibuat XePtF6Adapun senyawa lainnya:ReaksiSenyawaBil-OksXe + F2RnF4+2Rn + 2 F2XeF4+4Xe + 3 F2XeF6+4 XeF6 + H2OXeOF4 + 2 HF+6 XeF6 + 2 H2OXeO2F2 + 4 HF+6 XeF6 + 3 H2OXeO3 + 6 HF+6 XeO3 + NaOHNaHXeO4+8 4 NaHXeO4 + 8 NaOHNa4XeO6 + Xe + 6H2O+8Kr + F2KrF2+2Kr + 2 F2KrF4+4Rn + F2RnF2+2Xe + 2 F2XeF2+6SENYAWA KOMPLEKSAturan penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC :1. Kation selalu disebutkan terlebih dahulu daripada anion.2. Nama ligan disebutkan secara berurut sesuai abjad.Ligan adalah gugus molekul netral, ion atau atom yang terikat pada suatu atom logam melalui ikatan koordinasi.Daftar ligan sesuai abjad.Amin = NH3( bermuatan 0 ) Akuo = H2O( bermuatan 0 ) Bromo = Br( bermuatan 1 ) Hidrokso =

OH( bermuatan 1 ) Iodo = I( bermuatan 1 ) Kloro = Cl( bermuatan 1 ) Nitrito = NO2( bermuatan 1 )2( bermuatan 2 ) Oksalato = C2O4Siano=CN( bermuatan 1 ) Tiosianato=SCN( bermuatan 1 )2( bermuatan 2 )Tiosulfato =S2O33. Bila ligan lebih dari satu maka dinyatakan dengan awalandi- untuk 2, tri- untuk 3, tetra- untuk 4, penta- untuk lima dan seterusnya.4. Nama ion kompleks bermuatan positif nama unsur logamnyamenggunakan bahasa Indonesia dan diikuti bilangan oksidasi logam tersebut dengan angka romawi dalam tanda kurung. Sedangkan untuk ion kompleks bermuatan negatif nama unsur logamnya dalam bahasa Latin di akhiri at dan diikuti bilangan oksidasi logam tersebut dengan angka romawi dalam tanda kurung.Unsur NamaKationAnionAl aluminiumaluminiumaluminatAg perakperakargentatCr kromkromkromatCo kobalkobalkobaltatCu tembaga tembagakupratNi nikelnikelnikelatZn sengsengzinkatFe besibesiferratMn manganmanganmanganatPb timbaltimbalplumbatAu emasemasauratSn timahtimahstannatBAB 16KIMIA LINGKUNGANKomposisi udara bersih secara alami:Zat Rumus%bpjNitrogen N2 78780000Oksigen O2 21210000Argon Ar0,939300Karbondioksida CO2 0,0315315Karbonmonoksida CO0,00220NeonNe0,001818Helium He0,00055Kripton Kr0,00011Hidrogen H0,000050,5Belerangdioksida SO2 0,000010,1Oksida NitrogenNO , NO2 0,0000050,05Ozon O3 0,0000010,01 1bpj = 104 %Apabila zat-zat di atas melebihi angka-angka tersebut berarti telah terjadi pencemaran udaraZAT ADITIF MAKANAN1. Penguat rasa atau penyedap rasaMononatrium glutamat ( Monosodium glutamate = MSG ) atau disebut vetsin.OHNa O C CH2 CH2 C COOHNH22. PewarnaNama WarnaJenisPewarna untukKlorofil Hijaualamiselai, agar-agarKaramel Coklat-Hitamalamiproduk kalenganAnato Jinggaalamiminyak,kejuBeta-Karoten Kuningalamikejueritrosinmerahsintetissaus, produk kalengan3. PemanisNama JenisPemanis untukSakarin sintetisPermenSiklamat sintetisMinuman ringanSorbitol sintetisSelai, agar-agarXilitol sintetisPermen karetMaltitol sintetisPermen karet4. Pembuat rasa dan aromaIUPACtrivialAroma dan rasaEtil etanoatEtil asetatapelEtil butanoatEtil butiratnanasOktil etanoatOktil asetatjerukButil metanoatButil formatraspberriEtil metanoatEtil formatrumAmil butanoatAmil butiratpisang5. PengawetNama Pengawet untukAsam propanoatRoti, kejuAsam benzoatSaos, kecap minuman ringan ( botolan )Natrium nitratdaging olahan, keju olahanNatrium nitritdaging kalengan , ikan kalengan6. AntioksidanMembantu mencegah oksidasi pada makanan, contoh:Nama KegunaanAsam askorbatDaging kalengan, Ikan kalengan, buah kalenganBHA ( butilhidroksianol )lemak dan minyakBHT ( butilhidroktoluen )margarin dan mentegaPUPUKUnsur yang dibutuhkan oleh tanaman:Unsur Senyawa/ionKegunaan1 karbonCO2Menyusun karbohidrat, protein , lemak serta klorofil2 hidrogen H2O Menyusun karbohidrat, protein , lemak serta klorofil3 oksigen CO2 dan H2O Menyusun karbohidrat, protein , lemak serta klorofil+Sintesis protein, merangsang pertumbuhan vegetatif4 nitrogenNO3 dan NH42 dan5 fosforHPO4H2PO4

Memacu pertumbuhan akar, memepercepat pembentukan bunga dan mempercepat buah atu biji matang6 kaliumK+Memperlancar proses fotosintesis, membentuk protein, pengerasan batang, meningkatkan daya tahan tanaman dari hama7 kalsiumCa2+Mengeraskan batang dan membentuk biji8 magnesiumMg2+ Membentuk klorofil2Menyusun protein dan membantu membentuk9 belerangSO4klorofil1. Jenis-jenis pupuk organik : NamaAsal1KomposSampah-sampah organik yang sudah mengalami pembusukan dicampur beberapa unsur sesuai keperluan.2HumusDari dedaunan umumnya dari jenis leguminose atau polong-polongan.3KandangDari kotoran hewan ternak seperti, ayam, kuda, sapi, dan kambing2. Jenis-jenis pupuk anorganik : Pupuk Kalium: ZK 90, ZK96, KCl Pupuk Nitrogen : ZA, Urea, Amonium nitrat Pupuk Fosfor: Superfosfat tunggal (ES), Superfosfat ganda(DS), TSP Pupuk majemukMengandung unsur hara utama N-P-K dengan komposisi tertentu, tergantung jenis tanaman yang membutuhkan.PESTISIDA1. Jenis-jenis pestisida:namadigunakan untukmemberantascontoh1. bakterisidabakteri atau virustetramycin2. fungisidajamurcarbendazim3. herbisidagulma4. insektisidaseranggabasudin5. nematisidacacing (nematoda)6.rodentisidapengerat ( tikus )warangan2. Bahan Kimia dalam pestisida:kelompok fungsicontoharsenpengendali jamur dan rayap pada kayuAs2O5antibekupembeku darah hama tikuswartarinkarbamatumumnya untuk meracuni seranggakarbarilorganoklormembasmi hama tanaman termasuk seranggaDDT, aldrin, dieldrinorganofosfat membasmi seranggadiazitonSMAN 4 PADANG / ABINUL HAKIMPage 29