Top Banner
 Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Kerja Dibagian Skiving Dengan Antropometri Orang Indonesia ( Studi Kasus Di Pabrik Vulkanisir Ban )  Sr ito m o Wig njo soe b rot o , Sri G una ni, A. Pa we nn a ri F a kulta s T e kno lo gi I nd ust ri I TS Sura b aya F a kulta s Tekno lo gi I nd ustr i UM I Maka ssa r  ABSTRAKSI Stasiun kerja merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan berkenaan dengan upaya  peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan, kepuasan, keselamatan dan kesehatan kerja tentunya akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Dalam  perancangan atau redesain stasiun kerja itu sendiri harus diperhatikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-kompon en sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja.  Pada proses pembuatan dari ban bekas menjadi ban baru di vulkanisir ban yang dilakukan di bagian  skiving, dimana stasiun kerja operator dalam melakukan aktifitas dijumpai beberapa kondisi kerja yang kurang memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi dan menurut pihak manajemen tingkat produktivitas kerja operator dibagian ini masih cukup rendah.  Berdasarkan dari kondisi kerja tersebut akan dilakukan suatu redesain terhadap stasiun kerja. Beberapa hal yang akan dijadikan dasar dalam melakukan redesain ini adalah antropometri, physiological performance,  subjektivitas operator terhadap keluhan rasa sakit yang dialami selama bekerja, dan analisis terhadap waktu dan output standar yang dihasilkan. Selanjutnya akan dibandingkan kondisi kerja sebelum redesain dengan  sesudah redesain.  Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kondisi kerja sesudah redesain ini akan lebih baik dari pada kondisi kerja sebelum redesain, misalnya ukuran fasilitas kerja yang telah disesuaikan dengan antropometri, adanya kursi kerja, selain itu pengeluaran energi rata-rata operator pada kondisi  sesudah redesain sudah lebih kecil dari sebelum redesain dan juga standar Lehman. Dan berdasarkan hasil  penyebaran kuesioner sebelum dan sesudah redsain ternyata dapat dilihat adanya penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja. Dengan bekerja pada stasiun kerja sesudah redesain  produktivitas kerja operator turut meningkat. Kata kunci : Ergonomi, Antrop ometri, Physiological P erformance, Produktiv itas kerja dan stasiun kerja. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatk an informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan  bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman. Fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dan pekerja serta kehidupan sehari-hari dimana penekanannya adalah pada faktor manusia. Para operator dalam melakukan pekerjaannya, posisi kerja mereka tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal. Alat yang terlalu kecil, dll. Sehingga dari posisi kerja operator tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan yaitu kelelahan dan rasa nyeri pada punggung akibat dari duduk yang tidak ergonomis tersebut, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya. Untuk itu dalam penelitian ini bergerak dalam bidang industri vulkanisir ban, dan objek penelitian pada stasiun kerja bagian skiving dalam perancangan ulang stasiun kerja. Untuk bagian skiving adalah merupakan  proses penghalusan ban dengan mempergunaka n gurinda, dimana operator pada saat proses tersebut terlalu membungkuk untuk memegang gurinda sambil dilakukan proses penghalusan itu. Obyek penelitian ini akan dilakukan perancangan ulang (redesign) stasiun kerja dengan kondisi yang dapat menunjang peningkatan kerja dari operatornya. Karena dengan kondisi kerja aman, nyaman, tentram dan menyenangkan, manusia sebagai  pekerja akan mencapai produktivitas yang tinggi serta dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama,  berdasarkan uraian tersebut, maka kami menerapkan ergonomi dengan analisis ergonomi terhadap rancangan
24

2850-M_sritomo-ie-Makalah Rancangan Vulkanisir Ban - A.pawennari

Jul 21, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun KerjaDibagian Skiving Dengan Antropometri Orang Indonesia( Studi Kasus Di Pabrik Vulkanisir Ban ) Sritomo Wignjosoebroto, Sri Gunani, A. Pawennari Fakultas Teknologi Industri ITS SurabayaFakultas Teknologi Industri UMI Makassar ABSTRAKSI Stasiunkerjamerupakansalahsatukomponenyangharusdiperhatikanberkenaandenganupaya peningkatan produktivitas kerja. Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan, kepuasan, keselamatan dankesehatankerjatentunyaakansangatberpengaruhterhadapproduktivitaskerjamanusia.Dalam perancanganatauredesainstasiunkerjaitusendiriharusdiperhatikanperanandanfungsipokokdari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Padaprosespembuatandaribanbekasmenjadibanbarudivulkanisirbanyangdilakukandibagianskiving, dimana stasiun kerja operator dalam melakukan aktifitas dijumpai beberapa kondisi kerja yang kurang memperhatikanprinsip-prinsipergonomidanmenurutpihakmanajementingkatproduktivitaskerjaoperator dibagian ini masih cukup rendah. Berdasarkandarikondisikerjatersebutakandilakukansuaturedesainterhadapstasiunkerja.Beberapa hal yang akan dijadikan dasar dalam melakukan redesain ini adalah antropometri, physiological performance, subjektivitasoperatorterhadapkeluhanrasasakityangdialamiselamabekerja,dananalisisterhadapwaktu danoutputstandaryangdihasilkan.Selanjutnyaakandibandingkankondisikerjasebelumredesaindengan sesudah redesain. Darihasilanalisisyangtelahdilakukandapatdiketahuibahwakondisikerjasesudahredesaininiakan lebihbaikdaripadakondisikerjasebelumredesain,misalnyaukuranfasilitaskerjayangtelahdisesuaikan denganantropometri,adanyakursikerja,selainitupengeluaranenergirata-rataoperatorpadakondisi sesudahredesainsudahlebihkecildarisebelumredesaindanjugastandarLehman.Danberdasarkanhasil penyebarankuesionersebelumdansesudahredsainternyatadapatdilihatadanyapenurunantingkatkeluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja. Dengan bekerja pada stasiun kerja sesudah redesain produktivitas kerja operator turut meningkat. Kata kunci: Ergonomi, Antropometri, Physiological Performance, Produktivitas kerja dan stasiun kerja. I. PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,kemampuandanketerbatasanmanusiamerancangsuatusistemkerja,sehinggamanusiadapathidupdan bekerjapadasistemitudenganbaik,yaitumencapaitujuanyangdiinginkanmelaluipekerjaanitudengan efektif,aman,dannyaman.Fokusdariergonomiadalahmanusiadaninteraksinyadenganproduk,peralatan, fasilitas,prosedurdanlingkungandanpekerjasertakehidupansehari-haridimanapenekanannyaadalahpada faktor manusia. Paraoperatordalammelakukanpekerjaannya,posisikerjamerekatidaksesuaidenganprinsip-prinsip ergonomi yaitu terlalu membungkuk, jangkauan tangan yang tidak normal. Alat yang terlalu kecil,dll. Sehingga dariposisikerjaoperatortersebutdapatmengakibatkantimbulnyaberbagaipermasalahanyaitukelelahandan rasa nyeri pada punggung akibat dari duduk yang tidak ergonomis tersebut, timbulnya rasa nyeri pada bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya. Untukitudalampenelitianinibergerakdalambidangindustrivulkanisirban,danobjekpenelitianpada stasiunkerjabagianskivingdalamperancanganulangstasiunkerja.Untukbagianskivingadalahmerupakan prosespenghalusanbandenganmempergunakangurinda,dimanaoperatorpadasaatprosestersebutterlalu membungkukuntukmemeganggurindasambildilakukanprosespenghalusanitu.Obyekpenelitianiniakan dilakukan perancangan ulang (redesign) stasiun kerja dengan kondisi yang dapat menunjang peningkatan kerja darioperatornya.Karenadengankondisikerjaaman,nyaman,tentramdanmenyenangkan,manusiasebagai pekerjaakanmencapaiproduktivitasyangtinggisertadapatbertahandalamjangkawaktuyanglama, berdasarkanuraiantersebut,makakamimenerapkanergonomidengananalisisergonomiterhadaprancangan fasilitaskerjapadastasiunkerjadenganantropometriorangIndonesiapadaperusahaan,agaroperatorbisa bekerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. 1.2Perumusan masalah Permasalahanyangdibahasadalahbagaimanamerancangatauredesignstasiunkerjaskivingdibagian produksi dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomis . 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a.Mengevaluasi apakah stasiun kerja dibagian skiving sudah ergonomis. b.Membuatrancanganstasiunkerjaoperatorsecaraergonomisagarpekerjadapatbekerjadenganefisien, nyaman, aman, sehat dan efektif serta tidak mudah lelah sehingga produktivitas pekerja bisa meningkat. c.Untukmeminimasiwaktuoperasidanpemakaianenergidistasiunkerjaskiving,sehinggadapat meningkatkan produktivitas. 1.4Manfaat penelitian Hasildaripenelitianinidiharapkanbermanfaatuntukmeningkatkankenyamananbagipekerjadalam melakukanaktifitaskerjanyadibagianskiving,sehinggadapatmeningkatkanproduktivitasdariprodukyang dihasilkan. 1.5Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : a.PenelitianinidilakukandiperusahaanPT.Senantiasamandirimakassaryangbergerakdalambidang produksivulkanisir ban. b.Pada penelitian ini yang menjadi objek adalah redesign stasiun kerja skiving secara ergonomis. c.Lingkupanalisisnyahanyasebatasvariabel-variabelyang berhubungandenganperancanganatau redesign stasiunkerjadengananalisisantropometri,subyektivitas,waktudanoutputstandar,dananalisa physiological performance. 1.6 Batasan masalah Agarpenelitianinitidakterlaluluas,sehingadapatdikemukakanbeberapapembatasanmasalah,yaitu sebagai berikut : a.Pengumpulandataantropometriyangdibutuhkanuntukperancanganatauredesignstasiunkerjabagian skiving. b.Evaluasiergonomiyangdilakukanhanyaberkaitandengananalisaantropometri,analisasubjektivitas, analisa waktu dan output standar, dan analisa physiologal performance. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi PengertianErgonomidalambukuSritomoWignjosoebrotoadalahErgonomiatauergonomics(bahasa Inggrisnya ) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya denganpekerjaan.Disiplinergonomisecarakhususakanmempelajariketerbatasandarikemampuanmanusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusiamemilikibatas-bataskemampuanbaikjangkapendekmaupunjangkapanjangpadasaatberhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras/hard-ware ( mesin, peralatan kerja dll ) dan/atau perangkat lunak/soft-ware (metodekerja, sistem dan prosedur, dll ). Dengan demikian terlihat jelas bahwaergonomiadalahsuatukeilmuanyangmultidisiplin,karenadisiniakanmempelajaripengetahuan-pengetahuandariilmukehayatan(kedokteran,biologi),ilmukejiwaan(psychology)dankemasyarakatan( sosiologi ).Dalamperkembanganselanjutnya,ergonomidikelompokkanatasempatbidangpenyelidikan,menurut Iftikar Sutalaksana dalam bukunya yaitu : a.Penyelidikan tentang tampilan ( display ). Tampilan(display)adalahsuatuperangkatantara(interface)yangmenyajikaninformasitentangkeadaan lingkungan,danmengkomunikasikannyapadamanusiadalambentuktanda-tanda,angka,lambangdan sebagainya. b.Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Dalamhalinidiselidikitentangaktivitas-aktivitasmanusiaketikabekerja,dankemudiandipelajaricara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut. c.Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja. Penyelidikaninibertujuanuntukmendapatkanrancangantempatkerjayangsesuaidenganukuran (dimensi)tubuhmanusia,agardiperolehtempatkerjayangbaik,yangsesuaidengankemampuandan keterbatasan manusia. d.Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Penyelidikaninimeliputikondisilingkunganfisiktempatkerjadanfasilitaskerjasepertipengaturan cahaya,kebisingansuara,temperatur,getarandll.Yangdianggapdapatmempengaruhitingkahlaku manusia. Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang tersebut diatas, maka terlihat sejumlahdisiplin dalam ergonomi, yaitu : a.Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia. b.Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/dimensi tubuh manusia. c.Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia. d.Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia. 2.2 Antropometri Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri berasal dari " anthro " yang berarti manusiadan"metri"yangberartiukuran.Secaradefinitifantropometridapatdinyatakansebagaisatustudi yangberkaitandenganpengukurandimensitubuhmanusia.Manusiapadadasarnyaakanmemilikibentuk, ukuran(tinggi,lebardsb.)beratdll.Yangberbedasatudenganyanglainnya.Antropometrisecaraluasakan digunakansebagaipertimbangan-pertimbanganergonomisdalamprosesperancangan(desain)produkmaupun sistemkerjayangakanmemerlukaninteraksimanusia.Dataantropometriyangberhasildiperolehakan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil, dll ) Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer dll. Perancangan lingkungan kerja fisik. Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwadataantropometriakanmenentukanbentuk,ukurandan dimensiyangtepatyangberkaitandenganprodukyangdirancangdanmanusiayangakanmengoperasikan/ menggunakanproduktersebut.Dalamkaitaninimakaperancanganprodukharusmampumengakomodasikan dimensitubuhdaripopulasiterbesaryangakanmenggunakanprodukhasilrancangannyatersebut.Secara umumsekurang-kurangnya90%-95%daripopulasiyangmenjaditargetdalamkelompokpemakaisuatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya. 2.5Aplikasi antropometri dalam perancangan produk/fasilitas kerja. Dataantropometriyangmenyajikandataukurandariberbagaimacamanggotatubuhmanusiadalam percentile tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat.Agarrancangansuatuproduknantinyabisasesuaidenganukurantubuhmanusiayangakan mengoperasikannya,makaprinsip-prinsipapayangharusdiambildidalamaplikasidataantropometritersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini : a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produk, yaitu : Bisasesuaiuntukukurantubuhmanusiayangmengikutiklasifikasiekstrimdalamartiterlalubesaratau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada ). b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Disini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai denganyangdiinginkan.Dalamkaitannyauntukmendapatkanrancanganyangfleksibel,semacaminimaka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile.c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Berkaitandenganaplikasidataantropometriyangdiperlukandalamprosesperancanganprodukataupun fasilitaskerja,makaadabeberapasaran/rekomendasiyangbisadiberikansesuaidenganlangkah-langkah seperti berikut : Pertamakaliterlebihdahuluharusditetapkananggotatubuhyangmanayangnantinyaakandifungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut. Tentukandimensitubuhyangpentingdalamprosesperancangantersebut,dalamhalinijugaperlu diperhatikanapakahharusmenggunakandatastrukturalbodydimensionataukahfunctionalbody dimension. Selanjutnyatentukanpopulasiterbesaryangharusdiantisipasi,diakomodasikandanmenjaditargetutama pemakairancanganproduktersebut.Halinilazimdikenalsebagai"marketsegmentation",sepertiproduk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dll. Tetapkanprinsipukuranyangharusdiikutisemisalapakahrancangantersebutuntukukuranindividual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata. Pilihprosentasepopulasiyangharusdiikuti,90-th,95-th,99-thataukahnilaipercentileyanglainyang dikehendaki. Untuksetiapdimensitubuhyangtelahdiidentifikasikanselanjutnyapilih/tetapkannilaiukurannyadari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukansepertihalnyatambahanukuranakibatfaktortebalnyapakaianyangharusdikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (glowes), dan lain-lain. Selanjutnyauntukmemperjelasmengenaidataantropometriuntukbisadiaplikasikandalamberbagai rancangan produkataupun fasilitaskerjamenurutEkoNurmiantodalambukunya,makapada gambartersebut dibawah ini akan memberikan informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur pada gambar. 1. Gambar 1. Antropometri tubuh manusia yang diukurdimensinya Keterangan : 1.Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala ) 2.Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3.Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak 4.Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) 5.Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan ). 6.Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai dengan kepala ). 7.Tinggi mata dalam posisi duduk. 8.Tinggi bahu dalam posisi duduk 9.Tinggi siku dalam posisi duduk ( siku tegak lurus ) 10.Tebal atau lebar paha. 11.Panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut. 12.Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis. 13.Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14.Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha. 15.Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk ) 16.Lebar pinggul/pantat 17.Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dlm gambar ). 18.Lebar perut 19.Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus. 20.Lebar kepala. 21.Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22.Lebar telapak tangan. 23.Lebartangandalamposisitanganterbentanglebar-lebarkesampingkiri-kanan(tidakditunjukkandalam gambar ). 24.Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal). 25.Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no 24 tetapi dalam posisi duduk ( tidak ditunjukkan dalam gambar ). 26.Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan. 2.6 Aspek-aspek ergonomi dalam perancangan stasiun kerja. Kegiatan manufakturing bisa didefinisikan sebagai satu unit atau kelompok kerja yang berkaitan dengan berbagaimacamproseskerjauntukmerubahbahanbakumenjadiprodukakhiryangdikehendaki.Kegiatan masing-masingunitkerjainiakanberlangsungdisuatulokasikerjaataustasiunkerja.Dalamindustri manufakturingstasiunkerjamerupakanlokasidimanasuatuoperasiproduksiakanmengambiltempatyang menurutJamesAAppledalambukunya"Plantlayoutandmaterialhandling"(NewYork:JohnWilen& Sons,1977),bahwadalamstasiunkerjaproblematikautamaadalahpengaturankomponen-komponenyang terlibatdalamkegiatanproduksiyaitumenyangkutmaterial(bahanbaku,produkjadidanskrap), mesin/peralatan kerja, perkakas-perkakas pembantu, fasilitas-fasilitas penunjang (utilitas), lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator).

2.7Macam disiplin dan keahlian kerja yang terkait dengan perancangan stasiun kerja. Perancangan stasiun kerja dalam industri haruslah mempertimbangkan banyak aspek yang berasal dari berbagai disiplin atau spesialisasi keahlian yang ada. Hal ini secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar2. Disiplin dan keahlian yang terkait dengan perancangan stasiun kerja. (Sumber : Sritomo Wignjosoebroto, 2001) Dalamperancanganstasiunkerja,aspekawalyangharusdiperhatikanadalahyangmenyangkutperbaikan-perbaikanmetodeataucarakerjadenganmenekankanpadaprinsip-prinsipekonomigerakandengantujuan pokoknyaadalahmeningkatkanefisiensidanproduktivitaskerja.Aspekkeduayangmenjadipertimbangan adalah kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia (anthropometric data). Data antropometri initerutamasekaliakanmenunjangdidalamprosesperancanganprodukdengantujuanuntukmencari keserasian hubungan antara produk dan manusia yang memakainya. Aspek ketiga yang perlu dipertimbangkan berikutnyaadalahberkaitan dengan pengaturantataletakfasilitaskerjayang diperlukandalamsuatukegiatan. Pengaturanfasilitaskerjapadaprinsipnyabertujuanuntukmencarigerakan-gerakankerjayangefisienseperti halnya dengan pengaturan gerakan material handling. Pertimbangannyaselanjutnyaadalahmenyangkutpengukuranenersi(energycost)yangharusdikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tertentu. Beban kerja baik beban statis maupun dinamis akan diukur berdasarkan parameter-parameterfisiologissepertivolumeoksigenyangdikonsumsikan,detakjantung,danlain-lain.Data fisiologis ini akan memiliki implikasi didalam perancangan stasiun kerja disamping juga bermanfaat dalam hal penjadwalan kerja(penyusunan waktuistirahat),mengurangistressakibatbebankerjayangterlaluberlebihan, dan lain-lain. Aktifitas pengukuran enersi berkaitan erat dengan disiplin physiology atau biomechanic. Aspekkelimadalamperancanganstasiunkerjaakanberhubungandenganmasalahkeselamatandan kesehatan kerja. Persyaratan UU keselamatan dan kesehatan kerja mengharuskan areal kerja bebas dari kondisi-kondisiyangmemilikipotensibahaya.Perancanganlingkunganfisikkerjasepertipengaturantemperatur, pencahayaan,kebisingan,getaran,danlain-lainmerupakantitiksentralperhatiandariaspekkelimaini. Selanjutnyaketigaaspekyangterakhiryaituhubungandanperilakumanusia,pengukuranwaktukerjadan maintanability akan berkepentingan dengan memperbaiki motivasi dan performans kerja. Antropologi Fisik Tata letak fasilitas & Pengaturan ruang kerja Work physiology ( faal kerja ) & Biomechanics Keselamatan & Kesehatan kerja PERANCANGAN STASIUN KERJA Studi Metode Kerja Maintainbility Hubungan & Prilaku Manusia Pengukuran waktu Kerja dll. 2.8Pendekatan ergonomis dalam perancangan stasiun kerja. Secara ideal perancangan stasiun kerja haruslah disesuaikan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponensistemkerjayangterlibatyaitumanusia,mesin/peralatandanlingkunganfisikkerja.Peranan manusia dalam hal ini akan didasarkan pada kemampuan dan keterbatasannya terutama yang berkaitan dengan aspekpengamatan,kognitif,fisikataupunpsikologisnya.Demikianjugaperananataufungsimesin/peralatan seharusnyaikutmenunjangmanusia(operator)dalammelaksanakantugasyangditentukan.Mesin/peralatan kerjajugaberfungsimenambahkemampuanmanusia,tidakmenimbulkanstresstambahanakibatbebankerja danmembantumelaksanakankerja-kerjatertentuyangdibutuhkantetapiberadadiataskapasitasatau kemampuan yang dimiliki manusia. Selanjutnya mengenai peranan dan fungsi dari lingkungan fisik kerja akan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan menjamin manusia dan mesin agar dapatberfungsipadakapasitasmaksimalnya.Dalamkaitannyadenganlingkunganfisikkerjaseringkali dijumpai bahwa perencana sistem kerja justru lebih memperhatikan mesin/peralatan yang harus lebih dilindungi dari pada melihat kepentingan manusia-pekerjanya. Berkaitan dengan perancangan areal/stasiun kerja dalam industri, maka ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : a. Sikap dan posisi kerja. Tidakpeduliapakahpekerjaharusberdiri,dudukataudalamsikap/posisikerjayanglain,pertimbangan-pertimbanganergonomisyangberkaitandengansikap/posisikerjaakansangatpenting.Beberapajenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi tertentu yang kadang-kadang cendrung untuk tidak mengenakkan. Kondisikerjasepertiinimemaksapekerjaselaluberadapadasikapdanposisikerjayang"aneh"dankadang-kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepatlelah,membuatbanyak kesalahanataumenderitacacattubuh.Untukmenghindarisikapdanposisikerja yang kurang favourable ini pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal seperti : Mengurangikeharusanoperatoruntukbekerjadengansikapdanposisimembungkukdenganfrekuensi kegiatanyangseringataujangkawaktulama.Untukmengatasiproblemainimakastasiunkerjaharus dirancang- terutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan dataantropometri-agaroperatordapatmenjagasikapdanposisikerjanyatetaptegakdannormal.Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan dengan posisi berdiri. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerjadalamhalinidilakukandalamjarakjangkauannormal(konsep/prinsipekonomigerakan).Disamping pengaturaninibisamemberikansikapdanposisiyangnyamanjugaakanmempengaruhiaspek-aspek ekonomigerakan.Untukhal-haltertentuoperatorharusmampudancukupleluasamengaturtubuhnyaagar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal. b. Antropometri dan dimensi ruang kerja. Antropometripadadasarnyaakanmenyangkutukuranfisikataufungsidaritubuhmanusiatermasuk disiniukuranlinier,beratvolume,ruanggerak,danlain-lain.Dataantropometriiniakansangatbermanfaat didalamperencanaanperalatankerjaataufasilitas-fasilitaskerja(termasukdisiniperencanaanruangkerja). Persyaratanergonomismensyaratkanagarsupayaperalatandanfasilitaskerjasesuaidenganorangyang menggunakannyakhususnyayangmenyangkutdimensiukurantubuh.Dalammenentukanukuranmaksimum atauminimumbiasanyadigunakandataantropometriantara5-thdan95-thpercentile.Untukperencanaan stasiunkerjadataantropometriakanbermanfaatbaikdidalammemilihfasilitas-fasilitaskerjayangsesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukandimensiruangkerjaperludiperhatikanantaralainjarakjangkauanyangbisadilakukanoleh operator,batasan-batasanruangyangenakdancukupmemberikankeleluasaangerakoperatordankebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu. c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja. Perancangansistemkerjaharuslahmemperhatikanprosedur-proseduruntukmeng-ekonomisasikan gerakan-gerakankerjasehinggadapatmemperbaikiefisiensidanmengurangikelelahankerja.Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan diberikan selama tahap perancangan sistem kerja dari suatu industri, karenahaliniakanmempermudahmodifikasi-bilamanadiperlukan-terhadaphardware,prosedurkerja,dan lain-lain. Seperti yang umum dijumpai sekali mesin diinstalasikan atau fasilitas fisik pabrik dibangun maka yang terjadiadalahmanusiaharussegeramampuberadaptasidengankondisi-kondisiyangtelahterpasangtersebut. Kondisiakantetaptakberubahuntukperiodeyanglama,sehinggakalaudemikiandirasakankondisiitutidak efisienataupuntidakergonomis;modifikasiakanterasasulitdantidakbisadilaksanakansetiapsaat.Berikut akandiuraikanbeberapaketentuan-ketentuanpokokyangberkaitandenganprinsip-prinsipekonomigerakan yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan stasiun kerja : Organisasifasilitaskerjasehinggaoperatorsecaramudahakanmengetahuilokasipenempatanmaterial (bahan baku, produk akhirataulimbahbuangan/skrap),spare-parts,peralatankerja,mekanismekontrolatau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancanglokasijarakjangkauanakandipergunakanoperatordenganjarakjangkauterpendek(5-th percentile),sedangkanuntuklokasikerjayangmembutuhkanclearenceakanmempergunakandatayang terbesar (95-th percentile). Atursuplai/pengirimanmaterialataupunperalatan/perkakassecarateraturkestasiun-stasiunkerjayang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan. Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yangsudahdianut,makabakukanrancanganlokasidariperalatankerja(mekanismekendaliataudisplay) untuk model atau type yang sama. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle)padasaatyangbersamaan.Buatpulaperalatan-peralatanpembantuuntukmempercepatproses handling.Disampingitubilamanamemungkinkansuatukegiatanjugadikerjakan/dikendalikandengan menggunakankaki-untukmengurangikerjatanganhal-haltertentu-makabisapuladirancangmekanisme khususuntukmaksudini.Apabilaakhirnyakakijugaikutserta"meramaikan"pelaksanaankerja,maka distribusikanbebankerjatersebutsecaraseimbangantaratangandankaki.Biasanyauntukmengendalikan kegiatanyangmemerlukantingkatketelitianyangtinggi,tanggungjawabuntukpelaksanaanuntukhal tersebutbiasanyaakandibebankanpadatangankanan(perkecualianuntukorangkidalhaliniharuslah dirancang secara khusus). Aturtataletakfasilitaspabriksesuaidenganaliranprosesproduksinya.Caranyaadalahdenganmengatur letakmesinataufasilitaskerja berdasarkan konsep"machine-after-machine"yang disesuaikan denganaliran prosesyangada.Prinsiptersebutadalahuntukmeminimalkanjarakperpindahanmaterialselamaproses produksiberlangsungterutamasekaliuntukfasilitas-fasilitasyangfrekuensiperpindahanatauvolume materialhandlingnyacukupbesar.Stasiun-stasiunkerjaataupundepartemen-departemenyangkarena fungsinyaakanseringkaliberhubungandanberinteraksisatudenganyanglainjugaharusdiletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan. Kombinasiduaataulebihperalatankerjasehinggaakanmemperketatproseskerja.Demikianpulasedapat mungkinperalatankerjayangakandigunakansudahberadadalamarahdanposisiyangsesuaipadasaat operasi kerja akan diselenggarakan. 2.9 Konsumsi Energi Untuk Aktivitas Kerja Mekanismepekerjaanpadaakhirdekadeinitelahsemakinbertambahmaju,danjenispekerjaanyang menggunakankekuatanotottelahberangsurdigantidengankekuatanmesinyangdapatmengatasipekerjaan berat. Perlunya menganalisa konsumsi energi yang dipakai pada beberapa pekerjaan tertentu adalah masihmenduduki prioritas utama dan bertujuan antara lain : a.Pemilihan frekuensi dan periode istirahat pada manajemen waktu kerja. b.Perbandingan metode alternatif pemilihan peralatan untuk mengerakan suatu jenis pekerjaan. Kalori untuk bekerja (Work Calories) Konsumsi energi diawali pada saat pekerjaan fisik dimulai. Semakin banyaknya kebutuhan untuk aktivitas otot bagisuatujenispekerjaan,makasemakinbanyakpulaenergiyangdikonsumsikandandiekspresikansebagai kalorikerja.Kaloriinididapatdengancaramengukurkonsumsienergipadasaatbekerjakemudiandikurangi dengan konsumsi energi pada saat istirahat atau pada saat metabolisme basal. Kalori kerja ini menunjukkan tingkat ketegangan otot tubuh manusia dalam hubungannya dengan : Jenis kerja berat Tingkat usaha kerjanya Kebutuhan waktu untuk istirahat Efisiensi dari berbagai jenis perkakas kerja, dan Produktivitas dari berbagai variasi cara kerja. Kalori untuk Aktivitas Seharian (leisure Calories) Aktivitasharianjugamengkonsumsienergi.Rata-ratakonsumsinyaadalah600kcaluntukpriadan500-550 kcal untuk wanita (Grandjean,1986). Sedangkan konsumsi energi total terbagi atas : a.metabolisme basal b.Kalori untuk bersantai c.Kalori untuk bekerja. Untuk memperjelas beberapa hal tersebut diatas diberikan empat kategori kalori menurut Hettinger (1970) yang ditunjukkan pada gambar 3. Gambar 3. Ringkasan Konsumsi Energi Yang dipakai Manusia ( Sumber data : Hettinger, 1970 ) Konsumsi Energi Untuk Aktivitas Individu. Parafisiologkerja(Lehman,1962)telahmenelitikonsumsienergiyangdibutuhkanuntukberbagaimacam jenis pekerjaan untuk aktivitas individu yang ditabulasikan pada tabel 2.2. Sedangkan perhitungan jumlah energi total menurut Stevenson (1987) adalah sebagai berikutPria berat70 kg: 1,2 kcal/menit Wanitaberat60 kg:1,0 kcal/menit Pengukuran Konsumsi Oksigen Satuan Pengukuran Konsumsi Energi adalah Kilo Calori (kcal). 1 kcal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 liter air dari 14,5 C menjadi 15,5C.konsumsienergidapatdiukursecaratidaklangsungdenganmengukurkonsumsioksigen,karena keduanya merupakan faktor yang berhubungan langsung. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4.8 kcal energi. Faktor inilah yang merupakan nilai kalori suatu oksigen. Pengukuran Denyut Jantung. Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi jiga tergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Begitu juga untuk konsumsienergidapatjugauntukmenganalisapembebananototstatisdandinamis.Berbagaimacamkondisi kerja yang dapat menaikkan denyut jantung ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4.Meningkatnya Denyut Jantung yang berhubungan dengan berbagai macam kondisi kerja (Sumber data : Grandjean,1986) Padadiagramtersebutditunjukkanbahwakonsumaienergidapatmenghasilkandenyutjantungyang berbeda-beda. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa meningkatnya denyut jantung adalah dikarenakan karena : a.Temperatur sekeliling yang tinggi b.Tingginya pembebanan otot statis, dan c.Semakin sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja. Adapunhubunganantarametabolisme,respirasi,temperaturbadandandenyutjantungsebagaimedia pengukur beban kerja ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Hubungan antara Metabolisme, Respirasi, Temperatur Badan dan Denyut Jantung Sebagai Media Pengukur Beban Kerja ( Sumber data : Christensen, 1964 ) Assesment of Work Load Oxigen Consumtion litres/min Lung Ventilation Litres/min Rectal Temperature C Heart Rate Pulses/mins " Very low "(resting) 0.25 - 0.36 - 73.7560 - 70 " Low " 0.5 - 111 - 203.7575 - 100 " Moderate1- 1.5 20 - 313.75 - 38100 - 125 " High "1.5- 231 - 4338- 38.5 125 - 150 " Very high "2 - 2.5 43 - 5638.5 - 39150 - 175 " Extremely High(e.g.sport)2.4- 460 - 100 over 39 over 175 Pengukuran denyut jantung adalah merupakan salah satu alat untuk mengetahui beban kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 1.Merasakan denyut yang ada pada arteri radial pada pergelangan tangan 2.Mendengarkan denyut dengan stethoscope 3.Menggunakan ECG (Electrocardiogram), yaitu mengukur signal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada. Adapun denyut jantung pada berbagai macam kondisi kerja ditunjukkan pada gambar 5. Gambar 5. Denyut Jantung dari dua kondisi kerja yang berbeda (Sumber data: Grandjean, 1986) Muller (1962) memberikan beberapa definisi sebagai berikut : 1.Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) adalah rata-rata denyut jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai. 2.Denyutjantungselamabekerja(workingpulse)adalahrata-ratadenyutjantungselama(padasaat) seseorang bekerja. 3.Denyut jantung untuk bekerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung selama bekerja dan selama istirahat. 4.Denyutjantungselamaistirahattotal(totalrecoverycostorrecoverycost)adalahjumlahaljabardenyut jantung dari berhentinya denyut pada saat suatu pekerjaan selesai dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya. 5.Denyutkerjatotal(totalworkpulseorcardiaccost)adalahjumlahdenyutjantungdarimulainyasuatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting level). Dalam sebuah penelitian laboratorium, pengaruh dari pembebanan otot secara statis pada denyut jantung dipelajari oleh lind dan McNicol (1968) yang mana hasilnya ditunjukkan pada gambar 2.7. Gambar 2.7Denyut jantung selama otot diberi beban statis (Sumber data: Lind and Mc Nicol, 1968) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Peninjauan awal dan identifikasi masalah. Padatahapawalinidilakukanpeninjauanawalkemudiandilanjutkandenganidentifikasiterhadap masalah-masalahyangditimbulkanolehsistemoperasipadastasiunkerja,sehinggadapatdiperbaikidengan mengaplikasikan ilmu ergonomi. Meskipun ini timbulkarena kurang diperhatikan faktor akan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga menimbulkan suatu kondisi yang tidak dikehendaki. Kondisiyangtidakdikehendakimisalnyamenyangkuttanganyangmelebihitinggisiku,terlalurendahnya kursi,posisimembungkuk,jarakjangkauanyangterlalujauhatauterlaludekat,kondisisepertiiniakan berpengaruhpadapekerjamisalnyarasanyeripadapunggung,rasanyeripadalengan,untukmengetahuihal tersebut dilakukan analisa physiological performance. 3.2Perumusan tujuan. Dalammerumuskantujuan,dimanadilakukanpenetapanuntukmenganalisakondisikerjapadastasiun kerjadibagianskivingmenyangkuttentangfasilitasyangdipergunakanpekerjadalammelakukanaktifitasnya, yang dinilai tidak ergonomis berdasarkan hasil analisis dengan berangkat dari faktor manusia sebagai pengguna sehingga diperoleh suatu rancangan stasiun kerja yang ergonomis. 3.3 Tinjauan pustaka dan prinsip-prinsip yang digunakannya. Teorisertaprinsip-prinsipberkenaan denganergonomidigunakan dalampenelitianini,khususnyabidang penyelidikan tentang ukuran tubuh manusia (antropometri). Untuk menunjang studi ergonomi ini, dimanfaatkan pula sejumlah disiplin ilmu yang lain, termasuk anatomi dan fisiologi, perancangan produk serta teknik tata cara kerja dan pengukuran kerja. 3.4 Pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada stasiun kerja uantuk mengetahui kondisi kerja. Dalam pengamataninidilakuaknpengambilangambarterhadapstasiunkerja,pengambilan/pengumpulanukuran stasiunkerja,dimensitubuhmanusia.Selanjutnyadataantropometriakandiolahmenjaditabelantropometri yangnantinyadigunakanuntukanalisaantropometritentangperancanganfasilitaskerjapadastasiunkerja tersebut. Data-data yang telah didapatkan, selanjutnya akan diolah sebagai berikut : a. Datadimensitubuhmanusiaselanjutnyaakananalisisstatistikyangdiperlukandalampengolahandataini adalah uji kenormalan data, uji keseragaman, uji kecukupan data, selanjutnya akan dihitung percentile untuk masing-masing dimensi tubuh, dimana hal ini sangat diperlukan pada tahap perancangan.b. Data denyut jantung operator pada saat bekerja untuk mengetahui konsumsi energi secara tidak langsung, dan langkah-langkah perhitungan denyut jantung operator. c. Data-datasubyektifyangberkaitandenganperasaanataukondisitubuhoperatorpadasaatbekerjadistasiun kerjayangbersangkutanakandiolahuntukmengetahuibagaimanakondisinyatayangdirasakanoperator selamabekerja.Subyektifitasiniberupakeluhan-keluhansakitataukakudiototpadabagiantubuhtertentu dengan kondisi yang ada dan langkah-langkah analisis subyektifitasnya. d. Data waktu operasi selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan waktu dan output standar pada stasiun kerja tersebut.Serangkaiananalisisstatistikyangdiperlukandalampengolahandatainiadalahujistatistikdan langkah-langkah perhitungan penentuan waktu standart dan output standart. 3.5.Analisis a. Analisis antropometri. Padatahapinihasilpengolahandataterhadapdimensi-dimensitubuhmanusiayangtelahdibuattabel antropometriakandimanfaatkanuntukperancanganulangukurangeometrisdarifasilitaskerjapadastasiun kerja.Berdasarkandata-datapadatabelantropometritersebutdapatdiketahuiapakahukurangeometrisdari fasilitas kerja yang ada sekarang sudah sesuai dengan dimensi segmen tubuh yang berkaitan atau belum. b. Analisis subjektif. Analisisinidigunakanuntukmengetahuiataumembandingkanperubahanterhadapkeluhan-keluhanyang dirasakan oleh operator antara fasilitas kerja sebelumnya dengan fasilitas kerja yang setelah dirancang ulang padastasiunkerjatersebutatauanalisisinidilakukanuntukmengetahuikeluhan-keluhansakityangdinilai secara subjektif oleh operator berkaitan dengan kondisi kerja yang ada. c.Analisis waktu dan output standar. Analisisiniperludilakukanuntukmengetahuiapakahtargetyangselamainiditetapkanolehpihak perusahaansesuaidenganoutputstandaryangseharusnyadapatdihasilkanolehoperator.Halinijuga diperlukansebagaibahanmasukandalamperancanganulangstasiunkerja.Darianalisisinijugaakan diketahui tingkat produktivitas kerja operator. d.Analisis physiological performance Analisainidilakukanuntukmengetahuikonsumsienergisecaratidaklangsung.Hasilperhitungandenyut jantungsetelahdikonversikan keenergi, kemudiandibandingkan denganstandarestimasipengeluaranenergi dari lehman. 3.6 .Perancangan ulang. a.Berdasarkan hasil analisis diketahui hal-hal yang tidak ergonomis. Untuk memperoleh kesesuaian antara stasiun kerja dengan segmen tubuh penggunanya maka dilakukan perancangan ulang terhadap dimensi stasiun kerja yang tidak ergonomis tersebut. Perancangan dilakukan dengan memanfaatkan data antropometri pekerja yang ada. 3.7 Kesimpulan dan saran-saran. Dariseluruhrangkaianlangkahpadakerangkapemecahanmasalahini,makadilakukanpengambilan kesimpulangunamemperolehrancanganfasilitaskerjayangergonomis,yangsesuaidengandimensitubuh pengguna sehingga memberikan rasa aman, nyaman dalam bekerja. Langkah-langkah pemecahan masalah Gambar 3.1 Kerangka pemecahan masalah Peninjauan awal dan Identifikasi masalah Perumusan tujuan Tinjauan pustaka Pengumpulan dan pengolahan data Analisa Antropometri Analisa subyektif Analisa waktu & Output standar Analisa Physiological Kondisi Kerja ergonomis Perancangan ulang stasiun kerja Kesimpulan dan saran tidak ya Langkah-langkah pembuatan tabel antropometri. Gambar 3.2Langkah-langkah pembuatan tabel antropometri Langkah-langkah analisis perhitungan denyut jantung.

Gambar 3.3 Langkah-langkah Analis physiological performance Pengukuran dimensi tubuh secara Langsung(pengambilan data ) Uji keseragaman data Uji kecukupan data Uji kenormalan data Hitung mean dan standar deviasi Hitung percentil yang dibutuhkan Tabel antropometri ( hasil perhitungan ) Pengukuran Denyut jantung Hitung Rata-rata Interpolasi dengan tabel konsumsi O2 Konversi dari O2 ke Energi Bandingkan dengan Standar Lehman Bandingkan dengan Hasil Rancangan Langkah-langkah analisa subyektivitas operator. Gambar 3.4Langkah-langkah analisis subyektivitas operator. Pembuatan quisener Penyebaran Quisener Uji Validasi dan reliabilitas Hitung rata-rata skala dan Frekuensi jawaban Perbandingan dengan hasil Perancangan ulang

Gambar 3.5 Langkah-langkah penentuan waktu standart dan output standar Pengamatan dan Pengukuran Laksanakanpengamatandanpengukuransejumlah N pengamatan untuk setiap siklus/elemen kegiatan Tetapkanperformanceratingdarikegiatanyang ditunjukkan operator dengan sistem westinghouse.Chek keseragaman dan kecukupan data - Keseragaman data : Batas kontrol 3 SD. - Kecukupan data dengan N'. Dengan tingkat kepercayaan 95 % , dan tingkat ketelitian 5 %. Waktu normal = Waktu obser. rata-rata x perfor. rating (dengan cara westinghouse) Waktu standart dan output standart 100 % Waktu standart = waktu normalx100 %-% allowance 1 Output standart= Waktu standart Langkah persiapan Pilih dan definisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu standarnya. Informasikanmaksuddantujuanpengukurankerjakepada supervisor/pekerja. pilihoperatordancatatsemuadatayangberkaitandengansistem operasi kerja yang akan diukurwaktunya. Elemental Breakdown Bagi siklus kegiatan yang berlangsung kedalam elemen-elemen kegiatan sesuai dengan aturan yang ada. Apakah dataseragam Buang data ekstrim N'sN N' = N + n Pengamatan dan Pengukuran Laksanakanpengamatandanpengukuransejumlah N pengamatan untuk setiap siklus/elemen kegiatan Tetapkanperformanceratingdarikegiatanyang ditunjukkan operator dengan sistem westinghouse.4. PEMBAHASAN 4.1 Data antropometri Dimensitubuhyangdiukurdalampenelitianinimerupakandimensitubuhyangdiperlukanuntuk melakukan perancangan ulang (redesign) ukuran geometris dari fasilitas kerja. Dimensi -dimensi tubuh tersebut adalah : Tinggi lutut (TL) Panjang paha (PP) Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) (TS) Lebar pinggul (LP) Bahu kesiku (BS) Panjang siku (dari siku sampai ujung jari-jari) (ST) 4.1.1Uji keseragaman data Petakontroladalahsuatualatyangdigunakandalammengujikeseragamandatayangdiperolehdari hasilpengamatan.Untukmembuatpetakontroldihitungrata-rata(mean),bataskontrolatas(BKA),batas kontrolbawah(BKB),denganmenggunakantingkatkepercayaan95%.Hasilujikeseragamandapatdilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Hasil uji keseragaman data No Dimensi Tubuh NXBKABKBKeterangan 1TL5046.68055.00038.360Seragam 2PP5050.52058.02343.017Seragam 3TS5099.080113.27984.881Seragam 4LP5037.66046.60128.719Seragam 5LB5036.92044.08729.753Seragam 6BS5032.62041.79023.450Seragam 7ST50 48.020 54.86341.177Seragam 4.1.2Uji Kecukupan data Denganmenggunakantingkatkepercayaan95%dantingkatketelitian5%.Haliniberartibahwa sekurang-kurangnya95dari100hargarata-ratadaridatadimensitubuhyangdiukuruntuktiapdimensiakan memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5 %. Dengan demikian rumus yang digunakan adalah :

( )222x N K/S'((((

= ixxNDengan syarat kecukupan data N ' s N. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka hasil uji kecukupan data dapat dilihatpada tabel berikut. Tabel 4.2Hasil uji kecukupan data No Dimensi tubuh N N ' Keterangan 1TL505.53Cukup 2PP503.84Cukup 3TS503.58Cukup 4LP509.82Cukup 5LB506.57Cukup 6BS5013.77Cukup 7ST503.54Cukup 4.1.3Uji kenormalan data Uji kenormalan pada data-data dimensi tubuh dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Disini digunakan uji hipotesa sebagai berikut : Ho: Data terdistribusi normal H1: Data tidak terdistribusi normal Dengan menggunakano = 0,05, hasil dari uji kenormalan ini dapat dilihat pada tabel dalam lampiran ( I ). 4.1.4Pembuatan tabel antropometri Langkahselanjutnyaadalahpembuatantabelantropometriyangakandigunakanuntukmenganalisa kesesuaian antara ukuran fasilitas kerja dengan dimensi tubuh manusia. Tahap penyusunan tabel antropometri dapat diuraikan sebagai berikut : 1.Menghitung rata-rata ( X ) dan standar deviasi mesing-masing dimensi diukur. 2.Menentukan nilai percentile yang akan digunakan yaitu 5 %-ile, 50 % - ile (x), dan 95% -ile. 3.Menghitung nilai dimensi sesuai denganpercentile yang telah ditentukan pada tahap 2diatas, rumus yang digunakan adalah : X= x + Z 4.Membuat tabel antropometri berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari tahap sebelumnya. Denganmengikutitahap-tahapdiatas,makatabelantropometriyangakandigunakandalam perancangan ulang fasilitas kerja dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3Tabel antropometri NoDimensi Tubuh5% - ile (cm)50% - ile (cm)95% - ile (cm)SD 1TL42.1047.0051.452.773 2PP46.0051.0054.002.501 3TS90.55100.00107.004.733 4LP32.5538.0042.002.980 5LB33.0037.0041.002.389 6BS28.0033.0037.453.057 7ST45.0048.0053.002.281 4.2 Data fasilitas stasiun kerja. Dari hasil pengamatan dan pengukuran langsungdilapangan, maka didapatkanukurandan gambar dari stasiun kerja tersebut, adapun data ukuran dan gambar akan terlampir pada lampiran VII. 4.3 Data waktu operasi Pengukuran waktu kerja pada kondisi awal ini (sebelum redesain ) dilakukan dengan metode stop watch timestudydenganpertimbanganbahwapekerjaanatauaktifitasiniberlangsungsingkatdanberulang-ulang, aktifitas kerja ini dibreak down menjadi tiga bagian elemen kerja : -skiving dengan penghalusan bagian kanan (A) -skiving dengan penghalusan bagian kiri (B) -buffing dengan penghalusan permukaan( C ) Dalam penelitian ini, jumlah siklus atau data pengukuran yang diambil adalah sebanyak30 buah. Sebelum diolah menjadi waktu standar, pada data-data tersebut dilakukan uji statistik meliputi uji keseragaman data dan uji kecukupan data. 4.3.1Uji keseragaman data Petakontroladalahsuatualatyangdigunakandalammengujikeseragamandatayangdiperolehdari hasilpengukuran.Untukmembuatpetakontroldihitungrata-rata,bataskontrolatas,bataskontrolbawah, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil uji keseragaman dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4Hasil uji keseragaman data NoElemen kerjaNXBKABKBKeterangan 1A304.4426.5292.354Seragam 2B304.2506.1572.344Seragam 3C305.8038.5613.045Seragam 4.3.2.Uji kecukupan data Ujikecukupandata,untukmengetahuiapakahjumlahdatayangdikumpulkandinyatakancukup berdasarkan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang dikehendaki, dengan syarat kecukupan dataN'N. dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dantingkat ketelitian 5 %. Hasil uji kecukupan data dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5Hasil uji kecukupan data NoElemen kerjaNN'Keterangan 1A309.49Cukup 2B308.64Cukup 3C309.70Cukup 4.3.3Perhitungan rata-rata waktu operasi sebelum redesain. Setelahdilakukanserangkaianujistatistik,selanjutnyadihitungrata-ratawaktuuntuktiapelemen kerja, sehingga dapat diketahui rata-rata waktu operasi. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6Hasil perhitungan rata-rata waktu operasi NoElemen KerjaRata-rata waktu (dalam menit) 1A4.442 2B4.250 3C5.803 4.3.4Penentuan Performance Rating Penentuan performance rating dalam penelitian ini menggunakan metode westinghouse systems rating. Oleh westinghouse, ada empat faktor yang dinyatakan dapat mempengaruhi performansi manusia dalam bekerja yaitu keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition), dan konsistensi (consistency). Berdasarkansistempenentuantersebut,makaperformanceratinguntukkondisikerjaoperasiyangada sekarang dapat dihitung sebagai berikut : Ketrampilan(skill)= Good (C2) = + 0,03 Usaha (effort) =Good (C1)= + 0,05 Kondisi Kerja (working condition)=Fair (E) = - 0,03 Konsistensi (consistency) =Good (C)= + 0,01 Total = + 0,06 Jadi faktor penyesuaian = ( 1 + 0,06 ) 4.3.5Penentuan kelonggaran ( Allowance ) Untuk penetapan kelonggaran (Allowance), digunakan menguraikan jenis kelonggaran yaitu : -Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personel ( Personel Allowance ) -Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah ( Fatique Allowance ) -Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan ( Delay Allowance ). Sebelum kelonggaran ini ditentukan, perlu diketahui dengan jelas kondisi kerja yang ada yaitu : -Aktifitaskerjainidilakukandalamruangandimanakondisikerjamasihkurangdankondisisuhuyang cukup panas. -Operator bekerja dengan posisi berdiri. -Dalam aktifitas kerja ini terdapat satu orang yang bertindak sebagai supervisor. Berdasarkanbeberapahalyangtelahdiuraikandiatas,makakelonggaranyangdiberikanuntukaktifitas kerja ini, dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Kelonggaran (Allowance) yang diberikan untuk kondisi sebelumredesain. No Jenis Kelonggaran %-tase Kelonggaran 1Personal -Kelonggaran dasar -Classc:kondisiyangtidakbegitumenyenangkan,meliputipencahayaan, sirkulasi udara dan suhu dalam ruangan. 4 3 2Fatique -Mental Aktifitas ini memerlukan perhatian yang terkonsentrasi -Posisi kerja Operator bekerja dengan posisi berdiri -Rasa bosan (monotony) Rata-rata waktu operasi. 4 2 0 3Delay -Kurangnya koordinasi dengan antar devisi yang lain 1 Jadi total kelonggaran adalah 14 %. 4.3.6Perhitungan waktu & output standar pada kondisi sebelum redesain. Untukmengetahuiwaktu&outputstandardarioperasiini,dilakukanperhitungandenganrumussebagai berikut : n kelonggara % - % 100% 100. Normal WaktuStandarWaktu % 100Rating Per. - % 100. rata - rata pengerjaan WaktuNormal Waktu == Denganmenggunakanrumustersebut,makadiperolehhasilwakturata-rata,waktunormal,waktustandar& output standar. Tabel 4.8Hasil Perhitungan Waktu Standar & Output Standar No Elemen Kerja N X Waktu Normal Waktu Standar Output Standar 1A304.4424.715.3778 2B304.2504.515.1482 3C305.8036.157.0160 4.4Data Denyut Jantung untuk mengetahui physiological performance. Padapenelitianiniparameteryangdigunakanuntukmengetahuiperformancefisiologispekerjaatau operatoradalahbesarnyapengeluaranenergisaatbekerja.Pengeluaranenergitersebutdiukursecaratidak langsung,yaitudenganmelakukanpengukurandenyutjantung.Denyutjantungoperatorsaatbekerjaini dikonversikandulumenjadikonsumsioksigenkarenakonsumsioksigenmerupakanfaktordariproses metabolisme yang dapat dianggap berhubungan langsung dengan konsumsi energi. Pengukuran denyut jantung dilakukan terhadap 5 orang operator dan alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran denyut jantung ini adalah pulse meter. Data denyut jantung operator dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.9 Data Rata-rata Denyut Jantung No Responden (Operator) Rata-rata Denyut Jantung (Pulse / menit ) 1A113,81 2B107,06 3C105,88 4D104,63 5E104,88 Melihatadanyahubunganantarametabolisme,respirasitemperaturbadandandenyutjantungsebagaimedia pengukurbebankerja,terlihatadanyahubunganyanglinierantaradenyutjantung(pulse/menit)dengan besarnyakonsumsioksigen(liter/menit)dimanadenyutjantung100pulse/menitsebandingdengankonsumsi oksigen 1 liter /menit. Darihasilpengukuran,diperolehrata-ratadenyutjantungoperatorsaatbekerjapadakondisisebelum redesain ini adalah sebesar 107,25 pulse / menit. Untuk mengetahui besarnya konsumsi oksigen, maka dilakukan interpolasidiperolehhasil1.145liter/menit.Jikadiketahuibahwa1literoksigenmenghasilkanenergisebesar 4,8 k calmaka energi yang dikeluarkan operator pada saat bekerja adalah 1,145x4,8=5,496 kcal / menit. Dari output diatas terlihat bahwa nilaio = 0.9509 Lebih besar dari pada 0,4 atau o yang didapatkan adalah 0,9509> 0,4, jadi dapat disimpulkan bahwa hasil kuesioner adalah reliabel. 5. ANALISIS5.1 Analisis dan interpretasi data sebelum redesain. 5.1.1 Analisis physiological performance. Dari hasil pengolahan data bab IV, dilakukan perbandingan besarnya energi saat operator bekerja dengan standar estimasi pengeluaran energi dari lehman ( dapat dilihat pada lampiranIII). MenurutLehman,energiyangdikeluarkanolehoperatoryangbekerjasepertipadakondisikerjasebelum redesain ini adalah : a.Sikap/gerak badan -Posisi berdiri membungkuk=0,8kcal/menit. b.Tipe pekerjaan -Kerja satu tangan ( Kategori : berat )=2,2kcal/menit. Jadi standar pengeluaran energi oleh Lehman =3,0kcal/menit Dari hasil pengolahan data diketahui rata-rata pengeluaran energi untuk operator sebesar 5,496 kcal/menit. Kesimpulanyangdapatdiambildarihasilperbandingantersebutadalahpengeluaranenergirata-rataoperator telahmelebihiketentuanataustandaryangdikeluarkanolehLehman.Halinikemungkinandisebabkanoleh kondisiyangtidakergonomismisalnyaterlaluberatnyabebankerjayangharusditanggungolehtubuhbagian kanan, terutama tangan, lengan dan bahu. 5.1.2Analisis Subjektivitas Operator. DarihasilpengolahandatakuesionerNordicbodyMap,diketahuibeberapabagiantubuhyang mempunyaikeluhanrasasakityaitudibagiansakit/kakudileher,bahukanan,lenganataskanan,punggung, pinggang,sikukanan,pergelangantangankanandantanganitusendiri.Padakondisikerjaini,bagian-bagian tubuh sebelah kanan lebih banyak mendapatkan beban kerja dibandingkan dengan bagian-bagian tubuh sebelah kiri,inidisebabkanolehtatacaradanfasilitaskerjayangmembuatbagian-bagiantubuhsebelahkananharus selalu digunakan untuk bekerja. Tangan yang digunakan untuk memegang alat pada skiving dan buffing adalah tangankanan,secaraotomatisbagiantubuhsebelahkananmengalamikesalahanyanglebihseriusdibanding denganbagiantubuhsebelahkiri.Keluhanrasasakitpadapunggungdanpinggangdisebabkanolehoperator dalam bekerjanya dengan berdiri terlalu lama. 5.1.3Analisa Waktu Dan Output Standar. Hasil pengolahan dari data waktu operasi adalah waktu &output standar yang dapat digunakan sebagai dasarperhitunganproduktivitaskerjaoperator.Diketahuiwaktustandaruntukmenyelesaikan1unitproduk adalah 17,52 menit. Dari sini, output standar yang dapat dihasilkan adalah sebesar 24 unit /hari. Dengan jumlah operatorsebanyak12orangdanjamkerjamulaidarijam08.00-12.00dan13.00-16.00atauselama7 jam/hari, maka dapat dihitung produktivitas kerja operator untuk kondisi sebelum redesain ini sebagai berikut :

InputOutputPr = s oduktivita Diketahui : Output : -Target output perhari yang diterapkan oleh perusahaan adalah 4500 unit/bulan -Output Standar perhari adalah 24 unit x 12 orang x 25 hari kerja =7200 unit/bln. Input : -Man - hour perhari= 12 orangx25 hari=300man - hour/hari. Jadi : a.Produktivitas kerja operator perhari berdasarkan target output yang ditetapkan perusahaan. 4500unit / hari ==15unit/man-hour. 300man -hour/harib.Produktivitas kerja operator perhari berdasarkan output standar 7200unit / hari = =24unit/man-hour. 300 man - hour/hari Dalamartianjikahasilpengeluaranwaktudanoutputstandariniditerapkan,makaseharusnyaproduktivitas kerja operator adalah 24unit /man-hour. Berdasarkan kedua perhitungan diatas, dapat dianalisis bahwa target yang selama ini telahditetapkan oleh perusahaan masih cukup rendah dan jauh dibawah standar ( didasarkan pada perhitungan waktu standar). 5.2Perancangan Ulang Stasiun kerja. Dalamperancanganiniadabeberapapenambahanfasilitaskerja,diantaranyaadalahkursioperator agar operator bisa lebih nyaman dalam melakukan aktifitasnya, dan fasilitas alat tumpuan pada buffing sehingga bukan lagi operator yang memegang alat tersebut, sehingga keluhan-keluhan yang ditimbulkan dari alat tersubut sudah dapat terhindari dan gambar dari rancangan atau redesain dari alat tersebut dapat dilihat dibawah ini :

Gambar foto perhalusan permukaan ban sesudah redesign, Perhalusan sisi kiri dan kanan ban, Stasiun kerja skiving sesudah redesign 5.3Studi Perbandingan kondisi sebelum Dan Sesudah redesain. 5.3.1Physiological Performance. Sebagai salah satu indikator untuk mengetahui adanya perubahan setelah dilakukan perancangan ulang atau redesain adalah dengan melakukan uji yang sama terhadap fasilitas kerja baru, kemudian dibandingkan dengan pengeluaran energi sebelumnya dan dibandingkan pula dengan standar yang ada yaitu standar Lehman. Pengukuran ini juga dilakukan pada populasi pekerja. Dari hasil pengukuran dilapangan, diperoleh rata-rata denyut jantung operator saat bekerja pada kondisi sesudah redesain ini adalah sebesar 89,59 pulse/menit. Untuk mengetahui besarnya konsumsi oksigen, maka dilakukan interpolasi diperoleh hasil 0.792 liter/menit Jikadiketahuibahwa1literoksigenmenghasilkanenergisebesar4,8kcal,makaenergiyangdikeluarkan operator pada saat bekerja adalah0,792x4,8=3,802kcal/menit. MenurutLehman,energiyangdikeluarkanolehoperatoryangbekerjasepertipadakondisikerjaini sesudah redesain adalah : -Sikap atau gerak badan Posisi duduk=0,3kcal/menit. -Tipe pekerjaan Lengan dua tangan ( klasifikasi : berat )=3.0 kcal/menit. Jadi standar pengeluaran energi oleh Lehman adalah=0,3+3,0= 3,3 kcal/menit. Rata-rata pengeluaran energi untuk operator bagian ini pada kondisi sebelum redesain5,496 kcal/menit, sedangkanrata-ratapengeluaranenergiuntukoperatorinipadakondisisesudahredesainadalah3,802kcal/menit.Jadikondisisesudahredesainlebihergonomisdaripadakondisisebelumredesain.Danmenurut standar Lehman, pengeluaran energi operator pada saat bekerja dengan kondisi sesudah redesain ini adalah3,3 kcal/menit. Berdasarkan ketentuan ini pula rata-rata pengeluaran energi sudah lebih kecil dari standar yang telah ditetapkan. Perbandingan tingkat keluhan rasa sakit ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Gambar5.1Grafik perbandingan tingkat keluhan rasa sakit pada tubuh Dari grafis diatas terlihat terjadi perubahan yang cukup berarti pada sebagian besar jenis keluhan rasa sakit. Berkurangnyakeluhanrasasakitpadabagiantubuhtersebutdisebabkanperubahanfasilitas-fasilitasseperti kursioperator,tumpuanalatskivingdanbuffingyanglebihergonomis.Dengandemikiandapatdisimpulkan bahwa kondisi setelah redesain ulang stasiun kerja akan lebih baik dari kondisi sebelum redesain. 5.3.2Waktu Operasi. 0.0001.0002.0003.0004.0001 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27JenisKeluhanTingkat Keluhan Sebelum SesudahPengukuranwaktukerjaoperasipadakondisisesudahredesaininijugadilakukandenganstopwatch timestudy.Padadasarnyaaktifitaskerjapadakondisisesudahredesaininisamadenganaktivitaskerjapada kondisisebelumredesain.Hanyasajadenganperancanganfasilitaskerjayangmempertimbangkanprinsip-prinsip ergonomi, diharapkan operator tidak akan cepat lelah dan produktivitas kerjanyapun dapat meningkat. Aktifitaskerjapadakondisiinijugadibreakdownmenjadi2bagianelemenkerjayaituskivingdan baffing. Dalampenelitianini,jumlahsiklusataudatapengamatanyangdiambiladalahsebanyak30buah.Sebelum diolah menjadi waktu standar, pada data-data tersebut juga dilakukan uji statistik meliputi uji keseragaman data dan uji kecukupan data. 5.3.2.1Uji Keseragaman data sesudah redesain Petakontroladalahsuatualatyangdigunakandalammengujikeseragamandatayangdiperolehdari hasilpengukuran.Untukmembuatpetakontroldihitungrata-rata,bataskontrolatas,bataskontrolbawah, dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil uji keseragaman dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.7 Hasil uji keseragaman data No Elemen kerja N X BKA BKB Keterangan 1A303.7884.9882.587Seragam 2B304.9606.4043.515Seragam 5.3.3.2Uji kecukupan data Ujikecukupandata,untukmengetahuiapakahjumlahdatayangdikumpulkandinyatakancukup berdasarkan tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang dikehendaki, dengan syarat kecukupan dataN' N. dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dantingkat ketelitian 5 %. Hasil uji kecukupan data dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.8 Hasil uji kecukupan data No Elemen kerja N N' Keterangan 1A304.32Cukup 2B303.65Cukup 5.3.3.3 Perhitungan rata-rata waktu operasi sebelum redesain. Setelahdilakukanserangkaianujistatistik,selanjutnyadihitungrata-ratawaktuuntuktiapelemen kerja, sehingga dapat diketahui rata-rata waktu operasi. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel 5.9 Tabel 5.9 Hasil perhitungan rata-rata waktu operasi NoElemen KerjaRata-rata waktu (dalam menit) 1A3.788 2B4.960 5.3.3Penentuan Performance Rating Penentuan performance rating dalam penelitian ini menggunakan metode westinghouse systems rating. Oleh westinghouse, ada empat faktor yang dinyatakan dapat mempengaruhi performansi manusia dalam bekerja yaitu keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (working condition), dan konsistensi (consistency). Berdasarkansistempenentuantersebut,makaperformanceratinguntukkondisikerjaoperasiyangada sekarang dapat dihitung sebagai berikut : Ketrampilan(skill)= Good (C2) = + 0,03 Usaha (effort) =Excellent(B2) = + 0,08 Kondisi Kerja (working condition)=Fair (E) = -0,03 Konsistensi (consistency) =Good (C)= + 0,01 Total = + 0,09 Jadi faktor penyesuaian = ( 1 + 0,09 ) 5.3.4Penentuan kelonggaran ( Allowance ) Berdasarkanbeberapahalyangtelahdiuraikandiatas,makakelonggaranyangdiberikanuntukaktifitas kerja ini, dapat dilihat pada tabel 5.10 Tabel 5.10Kelonggaran (Allowance) yang diberikan untuk kondisi sebelumredesain. NoJenis Kelonggaran%-tase Kelonggaran 1Personal -Kelonggaran dasar -Classc:kondisiyangtidakbegitumenyenangkan,meliputipencahayaan, sirkulasi udara dan suhu dalam ruangan. 4 3 2Fatique -Mental Aktifitas ini memerlukan perhatian yang terkonsentrasi -Posisi kerja Operator bekerja dengan posisi berdiri -Rasa bosan (monotony) Rata-rata waktu operasi. 4 1 0 3Delay -Kurangnya koordinasi dengan antar devisi yang lain 1 Jadi total kelonggaran adalah 13 %. 5.3.6Perhitungan waktu dan output standar. Untuk mengetahui waktu & output standar dari operasi ini, dilakukan perhitungan sebagai berikut : Denganperhitungantersebut,makadiperolehhasilwakturata-rata,waktunormal,waktustandar&output standar. Tabel 5.11Hasil Perhitungan Waktu Standar & Output Standar NoElemen KerjaNXWaktuNormalWaktu Standar 1A303.7884.134.67 2B304.9605.416.11 Waktustandar total dari kedua elemen tersebut adalah4,67+6,11 = 10,78 menit, sehingga output yang dihasilkanberdasarkanwaktustandartersebutadalahjamkerjasetiapharinyadibagidenganwaktustandar yaitu : 420 menit Output Standar= = 39 unit / hari / orang. 10,78 menit 5.3..7 Perbandingan waktu dan output standar serta produktivitas kerja operator. Perbandinganwaktudanoutputstandarsertaproduktivitaskerjaoperatordapatdilihatpadatabel sebagai berikut : Tabel 5.12 Perbandingan waktu dan output standar serta produktivitas kerja operator antara kondisi sebelum dan sesudah redesain. NoYang dibandingkanSebelum redesainSesudah redesain 1Waktu standar17,5210,78 2Output standar/hari288468 3Output standar/bulan720011700 4Prod. Kerja operator2439 Darihasildiatasdapatdilihatbahwasudahterdapatperbedaanatauselisihdalamperbandingantersebut. Selainproduktivitaskerjayangturutmeningkat,operatornyapundapatbekerjadengannyamandanaman. Dibandingkandenganproduktivitaskerjaoperatorsesuaidenganperhitungandiatas,produktivitaskerja operatorberdasarkantargetyangtelahditetapkanperusahaanjauhlebihkecil,yaituhanyasebesar15unit /man-hour. 6. KESIMPULAN6.1Kesimpulan 1.Berdasarkanevaluasiergonomiyangtelahdilakukanterhadapredesainstasiunkerjaantaralainanalisa physiologicalperformance(analisadenyutjantung)sertaanalisasubjektivitasdananalisawaktudan output standar maka dapat disimpulkan bahwa stasiun kerja yang sebelum redesain tidak ergonomis. Hal ini ditunjukkan pada analisa physiological performance yang masih berada diatas standar Lehman ( 5,496 kcal / menit>3,0kcal / menit ), serta analisa subjektivitas yang masih menunjukkan tingkat keluhan rasa sakit oleh operator yang harus ditanggung oleh tubuh bagian kanan, terutama tangan, lengan dan bahu. 2.Setelahredesain,dilakukankembalianalisayangmeliputianalisaphysiologicalperformancedimana besarnya konsumsi energi yang dibutuhkan lebih kecil dari sebelum redesain ( 3,802 kcal / menit