Top Banner
25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam ibadah Jemaat pada tanggal 20 Mei 1982 pada Hari Raya Kenaikan. Kini Jemaat ini memasuki usia ke 25 tahun. Untuk itulah perlu ditulis sejarahnya. Generasi sekarang perlu mempunyai gambaran tentang Jemaat ini supaya mereka memiliki bekal untuk melayani menggapai masa depan. Menulis sejarah tidaklah mudah. Kita cenderung jatuh ke dalam perasaan bernostalgia, atau membanggakan diri dan emosional. Sebab suka-duka membangun pelayanan membuat kita terharu. Tawa dan airmata menatalayani mendorong kita berbangga hati. Keadaan seperti ini mungkin saja kita temukan dalam lembar- lembar tulisan ini. Memang, pengorbanan dan sukses itu berjalan bersama-sama. Banyak orang yang telah berkorban untuk pelayanan di Jemaat ini, tetapi mereka tidak menikmati hasil pengorbanan tersebut. Mungkin kitalah yang menikmati hasil pengorbanan mereka. Lalu bertekad untuk melanjutkan pelayanan ini. Tetapi bila kita belum merasa puas dengan hasil pengorbanan mereka yang telah melayani di waktu yang lalu itu, kita jugalah yang harus bekerja keras saat ini untuk membangun iman mereka yang akan datang, teristimewa untuk kemuliaan TUHAN. S
171

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

Sep 22, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

1

PENDAHULUAN

umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151,

dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam ibadah Jemaat

pada tanggal 20 Mei 1982 pada Hari Raya Kenaikan. Kini Jemaat

ini memasuki usia ke 25 tahun. Untuk itulah perlu ditulis

sejarahnya. Generasi sekarang perlu mempunyai gambaran tentang

Jemaat ini supaya mereka memiliki bekal untuk melayani

menggapai masa depan.

Menulis sejarah tidaklah mudah. Kita cenderung jatuh ke dalam

perasaan bernostalgia, atau membanggakan diri dan emosional.

Sebab suka-duka membangun pelayanan membuat kita terharu.

Tawa dan airmata menatalayani mendorong kita berbangga hati.

Keadaan seperti ini mungkin saja kita temukan dalam lembar-

lembar tulisan ini. Memang, pengorbanan dan sukses itu berjalan

bersama-sama. Banyak orang yang telah berkorban untuk

pelayanan di Jemaat ini, tetapi mereka tidak menikmati hasil

pengorbanan tersebut. Mungkin kitalah yang menikmati hasil

pengorbanan mereka. Lalu bertekad untuk melanjutkan pelayanan

ini. Tetapi bila kita belum merasa puas dengan hasil pengorbanan

mereka yang telah melayani di waktu yang lalu itu, kita jugalah

yang harus bekerja keras saat ini untuk membangun iman mereka

yang akan datang, teristimewa untuk kemuliaan TUHAN.

S

Page 2: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

2

Permasalahan muncul. Sejarah siapakah yang ditulis dalam buku

ini? Apakah sejarah orang-orang yang telah melayani? Ataukah

sejarah kita sebagai satu persekutuan? Kalau kita jujur, bukan

sejarah orang-orang atau persekutuan kita. Tetapi sejarah adalah

Sejarah TUHAN! Mengapa demikian? Karena TUHANlah yang

berkarya, sehingga sejarah adalah Sejarah Keselamatan. TUHAN

adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Alfa dan Omega. Sejarah

Keselamatan itu dimulai dari penciptaan dan berproses mencapai

parousia yaitu penggenapan Kerajaan ALLAH, di dalamnya

YESUS KRISTUS memerintah sebagai Raja. Untuk mewujudkan

tanda-tanda Kerajaan ALLAH itu ALLAH memanggil umatNYA.

Zaman Perjanjian Lama umatNYA Israel dituntun dan diutus untuk

menjadi berkat bagi dunia dengan mewujudkan tanda-tanda

Kerajaan ALLAH. Namun karena tidak mampu menjalankan

peranannya sesuai kehendak ALLAH, maka ALLAH memanggil

umatNYA dalam Perjanjian Baru melalui YESUS KRISTUS yaitu

ALLAH Yang menjadi Manusia. IA memanggil para murid dan

sesudah kebangkitan dan kenaikanNYA ke sorga, ROH KUDUS

dicurahkan dan para murid itu diutus sebagai Rasul-rasul. Mereka

memberitakan kabar kesukaan, Injil, sehingga lahirlah Gereja.

Th. Van den End 1 menggambarkan Gereja itu dapat dibandingkan

dengan pohon. Sama seperti pohon yang tumbuh dari satu tunas

kecil, lama kelamaan menjadi batang yang besar, demikian juga

halnya Gereja. Banyak dahan, cabang dan ranting yang keluar dari

batang itu yang berbeda-beda besar dan bentuknya. Begitu pula

halnya Gereja-gereja yang lahir dari Jemaat pertama di Yerusalem

yang bertumbuh dan berkembang sampai ke ujung bumi.

Mereka mempunyai bentuk yang berlain-lainan misalnya dalam

hal Tata Gereja, Tata Kebaktian dan ajaran. Tetapi semua Gereja

Page 3: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

3

itu hidup dan berakar pada tanah yang sama. GPIB (Gereja

Protestan di Indonesia bagian Barat) merupakan perwujudan dari

Gereja Perjanjian Baru tersebut. Gereja ini lahir dan merupakan

Gereja mandiri dari GPI (Gereja Protestan di Indonesia - de

Protestantsche Kerk in Indonesié) pada tanggal 31 Oktober 1948 di

Jakarta. GPIB, semula memiliki 53 jemaat dan 7 (tujuh) klasis

pada saat berdiri sendiri tahun 1948 (dari GPI), kemudian

bertumbuh menjadi 276 Jemaat pada saat ini. Di Jakarta, GPIB

semula memiliki 7 Jemaat pada tahun 1965, kini menjadi

44 Jemaat dengan 5 (lima) Musyawarah Pelayanan (Mupel).

Salah satunya adalah Jemaat Effatha di Jakarta Selatan di mana

pada tahun 1961 wilayah Jemaat GPIB Sumber Kasih sekarang

menjadi salah satu daerah pelayanannya.

Jadi, menulis sejarah Sumber Kasih, berarti kita membuat

kesaksian tentang satu perjalanan di mana TUHAN YESUS

KRISTUS berkarya dan menyatakan keselamatanNYA di tengah

masyarakat melalui GerejaNYA yang mewujudkan diri di berbagai

tempat dari masa ke masa.

Pertanyaan bagi kita: “Apakah Sejarah itu ?”

Sejarah tidak hanya berarti kejadian-kejadian di masa lampau.

Atau uraian-uraian terhadap fakta-fakta kejadian tersebut dan

merupakan kisah tentang perkembangan dan perubahan-perubahan

yang terjadi. Tetapi sejarah (dalam hal ini Sejarah Gereja) juga

merupakan pergumulan antara Injil dengan bentuk-bentuk yang

kita pakai untuk mengungkapan Injil tersebut 2. Dalam hubungan

dengan Jemaat GPIB Sumber Kasih, hal itu berkaitan dengan

Page 4: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

4

pergumulan warga Jemaat ini dalam membawa Injil YESUS

KRISTUS sepanjang keberadaanNYA. Bukan hanya sejak

dilembagakannya tetapi juga pergumulan warga Jemaat jauh

sebelum pelembagaan. Pergumulan-pergumulan tersebut

diungkapkan melalui sejarah ini untuk memberi arti bagi pelayanan

dan kehidupan sekarang.

Dengan kata lain sejarah merupakan upaya mempertanggung-

jawabkan perbuatan-perbuatan masa lampau untuk masa kini dan

masa depan 3. Dengan demikian generasi sekarang dapat

menjelaskan posisinya terhadap generasi yang lalu, sambil juga

mengerti dirinya sendiri untuk menjalani masa depan. Katakanlah

sebagai contoh. Bila kita merayakan 25 tahun perjalanan Jemaat

GPIB Sumber Kasih, maka kita tidak hanya bersyukur atas apa

yang telah terjadi. Lebih jauh kita melihat bagaimana pelayanan-

pelayanan yang telah dilakukan dapat dipertanggung-jawabkan

kepada TUHAN dan hal-hal itu membuat kita sekarang memahami

kehidupan kita bersama TUHAN. Dengan begitu kita termotivasi

untuk membangun pelayanan sebagai utusan TUHAN ke masa

depan. Bahkan dengan penulisan sejarah kita belajar untuk

melakukan aktifitas pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan

kepada TUHAN dan generasi mendatang.

Selanjutnya perlu juga kita persoalkan: “Dari mana sejarah itu

dimulai?” Bila kita sepakat bahwa sejarah adalah sejarah

keselamatan di mana ALLAH berkarya, maka pertanyaan di atas

dapat dijawab. Sejarah dimulai dari TUHAN. Hal itu juga

Page 5: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

5

berlaku bagi Jemaat GPIB Sumber Kasih. Kapan TUHAN

berkarya dalam Jemaat ini? Apakah pada saat pelembagaannya?

Ataukah sebelumnya juga? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat

dijawab. Bahwa TUHAN telah berkarya waktu Injil diberitakan

dan pada saat manusia menerimanya. Dengan kata lain, pada

waktu Firman diberitakan dalam ibadah yang pertama dan saat

sakramen dilayankan.

Dalam hubungan dengan Jemaat GPIB Sumber Kasih, TUHAN

berkarya pada saat keselamatan diterima melalui Baptisan pertama,

atau Perjamuan Kudus pertama. Karena itu perlu ditelusuri

pelaksanaan Baptisan pertama atau Perjamuan Kudus pertama

pada saat pelaksanaan Ibadah Minggu yang masih berpindah-

pindah dari rumah ke rumah di Bagian Jemaat IX Jemaat Effatha.

Kalaupun tidak dapat ditelusuri maka saat Ibadah Minggu atau

ibadah keluarga-keluarga sebagai persekutuan orang-orang percaya

yang pertama di wilayah itu dapat dijadikan sebagai patokan untuk

menentukan dimulainya pelayanan Jemaat. Bila semuanya itu tidak

diperoleh datanya maka pada saat pembentukan Majelis Jemaat

dan sidang pertama dari para pelayan/ Majelis Jemaat atau sebagai

alternatif terakhir ialah pelembagaan sebagai Jemaat yang diutus

untuk melayani menjadi patokan.

Jemaat GPIB Sumber Kasih telah bertumbuh dan berkembang

dalam konteksnya. Jemaat ini ada sebagai wilayah pelayanan

Jemaat Effatha di kecamatan Cilandak, Walikota Jakarta Selatan.

Wilayah ini dikenal sebagai Bagian IX Jemaat Effatha. Jemaat ini

Page 6: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

6

juga berada dalam masyarakat yang berkembang dengan dinamika

kependudukan yang sangat cepat sebagai wilayah hunian baru

di Jakarta Selatan. Selanjutnya Jemaat ini juga bergumul

dengan aliran-aliran kerohanian dan gerakan keesaan yang

memperkaya wawasan dan penampilannya. Konteks ini membuat

Jemaat GPIB Sumber Kasih bertumbuh sebagai persekutuan yang

dengan setia menggumuli pelayanannya dari masa ke masa.

Sejarah perjalanan Jemaat GPIB Sumber Kasih dibagi atas 3 (tiga)

periode, walaupun cara ini tidak selalu tepat karena lebih

memperhatikan segi kelembagaan dari pada ajaran dan

pembinaan iman warga atau tema-tema pergumulan Jemaat.

Periode pertama kita sebut sebagai masa persiapan, tahun

1960–1982. Lalu yang kedua disebut masa pembangunan,

tahun 1982–1992, dan yang ketiga disebut masa kemandirian,

tahun 1992 – kini.

Kita bersukacita karena diperkenankan TUHAN untuk membuat

evaluasi terhadap 25 tahun perjalanan Jemaat GPIB Sumber Kasih.

Untuk itulah sejarah Jemaat ini ditulis dalam sebuah buku untuk

membangun komitmen kita melayani terus. Sebagaimana TUHAN

berkarya melalui pelayan-pelayan dan warga Jemaat ini di masa

lalu, begitulah IA menyertai kita menyongsong 25 tahun kedua

Jemaat GPIB Sumber Kasih kelak.

Page 7: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

7

BAB I

JEMAAT GPIB SUMBER KASIH DAN KONTEKSNYA

Pasal 1: Bagian Jemaat IX GPIB Effatha Jakarta Selatan.

emaat GPIB Sumber Kasih, keberadaannya berawal dari

pelayanan Jemaat GPIB Effatha 4. Sejak tahun 1960, pelayanan

Effatha sebagai ranting dari pelayanan Gereja Paulus dan

Jemaat GPIB Jakarta, telah mengembangkan Ibadah-ibadah

Minggu di kompleks-kompleks pemukiman baru. Wilayah

Cilandak dijangkau dengan Ibadah-ibadah Minggu yang

dilaksanakan di rumah-rumah warga secara bergantian, dimulai

dari keluarga Sumual-Palar, Jalan Cilandak V. Kapan kegiatan ini

dimulai, tidak ada catatan tertulis. Ibadah-ibadah seperti ini secara

spontan dilaksanakan tanpa memperhitungkan bahwa akan

mempunyai nilai sejarah.

Pelayanan-pelayanan Ibadah Minggu dan ibadah-ibadah keluarga

di pemukiman-pemukiman baru umumnya dilaksanakan atas

inisiatif warga Jemaat. Kegiatan-kegiatan ini kemudian didukung

oleh Majelis Jemaat dengan penjadwalan tenaga-tenaga pelayan

(umumnya dari pendeta-pendeta yang bertugas di TNI dan POLRI)

serta penyediaan fasilitas-fasilitas peribadahan seperti Tata Ibadah.

Selanjutnya kegiatan ibadah-ibadah Minggu dan keluarga diikuti

dengan pelayanan Sekolah Minggu dan katekisasi.

J

Page 8: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

8

Sesudah Jemaat GPIB Effatha dilembagakan oleh Majelis Sinode

GPIB tanggal 1 April 1965 (bersama 6 Jemaat baru di Jakarta:

Immanuel, Sion, Pniel, Paulus, Ebenhaezer dan Betlehem),

maka diadakan perencanaan untuk pembentukan sektor-sektor

pelayanan yang disebut dengan istilah “Ranting”. Kemudian

istilah “Ranting” berubah menjadi “Jemaat Bagian”.

Penataan Jemaat-jemaat Bagian ini dimulai tahun 1971 dan terus

diintensifkan persiapannya menuju pendewasaan. Jemaat-jemaat

Bagian yang diproyeksikan untuk pendewasaan sejak tahun 1975

disebut sebagai Bagian Jemaat, antara lain yaitu Bagian Jemaat

IX, wilayah Cipete – Cilandak. Untuk itu Majelis Jemaat GPIB

Effatha mengadakan studi tentang pengembangan wilayah yang

dipelopori oleh Gerakan Pemuda. Proses pendewasaan Bagian-

bagian Jemaat ini dilakukan pada saat Jemaat GPIB Effatha

merayakan ulang tahunnya yang ke-25, 10 Juni 1975.

Proses pengembangan pelayanan ini tidak hanya didorong

oleh kebutuhan warga untuk beribadah di daerah-daerah

pemukiman baru. Tetapi juga dipengaruhi oleh Persidangan

Sinode Istimewa GPIB pada tahun 1972 di tengah Jemaat GPIB

Effatha. Persidangan sinodal tersebut mempunyai arti penting bagi

warga Jemaat: Selain membahas dan menetapkan Tata Gereja

GPIB (1972), Sidang Sinodal tersebut juga mendorong Majelis

Jemaat GPIB Effatha untuk membuat terobosan-terobosan baru

dengan memberdayakan warga Jemaat untuk meningkatkan

pelayanan. Disusunlah Pokok-pokok Rencana Pembangunan

Page 9: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

9

4 (empat) tahun 1975 – 1979 untuk mempersiapkan pendewasaan

bagian-bagian Jemaat yang akan dilembagakan, termasuk Bagian

Jemaat IX – wilayah Cipete dan Cilandak. Secara keseluruhan

Jemaat GPIB Effatha memiliki 13 (tiga belas) Bagian Jemaat yang

dipersiapkan pendewasaannya.

Konsep Jemaat Missioner yang telah menjadi bahan-bahan

pembinaan GPIB saat itu juga mempengaruhi pemekaran

pelayanan Jemaat GPIB Effatha. Hal ini terbukti dengan

percepatan penataan wilayah-wilayah pelayanan Jemaat GPIB

Effatha menjadi Bagian-bagian Jemaat yang berlomba-lomba

menampil-kan diri untuk mendapat status sebagai Jemaat baru.

Dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama yaitu antara 5-7 tahun

sejak tahun 1972, muncullah Jemaat-jemaat baru di Jakarta Selatan

yang ditetapkan oleh Majelis Jemaat GPIB Effatha dalam status

pendewasaan dan diusulkan kepada Majelis Sinode untuk

dilembagakan. Majelis Jemaat GPIB Effatha pada tahun 1979

menetapkan 13 Bagian Jemaat yang telah dipersiapkan untuk

mendapat status sebagai Jemaat baru dalam lingkungan GPIB.

Wilayah pelayanan yang menjadi Bagian Jemaat IX pada tahun

1976 ditetapkan dengan batas-batas: Jln. H. Nawi dan Jln. Nangka/

Abdul Majid dengan poros Jln. Raya RS Fatmawati menuju

ke Selatan, yaitu daerah Cipete, Cilandak, Terogong, ke Pondok

Labu dan Lebak Bulus. Arah ke Timur dari daerah Cipete dan

Cilandak ke Jeruk Purut, Ampera, Kompleks Marinir bertemu

Page 10: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

10

dengan Pondok Labu dan Kompleks TNI Angkatan Laut

Pangkalan Jati.

Wilayah ini berkembang dengan pesat. Tidak lebih dari 2 (dua)

tahun (1978). Bagian Jemaat IX dibagi dua. Untuk wilayah

pelayanan di Cipete, Cilandak Barat, Pondok Labu, Pangkalan Jati

dan Lebak Bulus menjadi Bagian Jemaat IX. Sedangkan

wilayah Cilandak Timur Kompleks Marinir ke arah Selatan

menjadi Bagian Jemaat VII Jemaat GPIB Effatha.

Secara keseluruhan, 10 Bagian Jemaat dari Jemaat GPIB Effatha

yang dilembagakan oleh Majelis Sinode sebagai Jemaat baru. Tiga

Jemaat yang lainnya diintegrasikan lagi ke dalam sektor pelayanan

Jemaat GPIB Effatha, Kharisma dan Filadelfia. 10 (sepuluh)

Jemaat baru yang dilembagakan oleh Majelis Sinode antara tahun

1979 sampai 1992 adalah sebagai berikut:

Jemaat GPIB Dilembagakan pada tanggal:

1. Anugerah 9 September 1979

2. Sumber Kasih 20 Mei 1982

3. Kharisma 22 Agustus 1982

4. Sejahtera 17 November 1985

5. Karunia 2 Maret 1986

6. Markus 14 September 1986

7. Gibeon 22 Maret 1987

8. Kasih Setia 23 Juni 1991

9. Filadelfia 26 Januari 1992

10. Setiabudi 5 Juli 1992

Page 11: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

11

Pasal 2: Masyarakat yang bertumbuh dan berkembang.

erkembangan Jemaat GPIB Sumber Kasih terkait erat dengan

pengembangan Kebayoran Baru di Jakarta Selatan. Sekitar

tahun 1948 pemerintah membangun kompleks-kompleks

perumahan di Kebayoran Baru (sebelumnya dikenal dengan

Kotabaru Kebayoran) yang meliputi kurang lebih 19 Blok

yaitu Blok A sampai dengan Blok S. Kawasan ini makin

menjadi penting ketika pemerintah membangun kompleks Olah

Raga Senayan tahun 1960. Sebagai tindak lanjut perubahan status

pemerintah DKI dari Walikota menjadi propinsi pada tahun 1962,

maka pada tahun 1966 terbentuklah 5 (lima) Walikota, yaitu

Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan

Jakarta Barat. Wilayah Jakarta Selatan tahun 2005 terdiri dari

10 Kecamatan dan 65 Kelurahan dengan 575 RW dan 6124 RT.

Luas wilayahnya adalah 145,75 km2 dengan jumlah penduduk

1.708.167 jiwa5. Data-data dari Walikota Jakarta Selatan

6

menjelaskan bahwa pekerjaan utama penduduk adalah

perdagangan dan jasa serta industri.

Bila dihubungkan dengan warga Jemaat GPIB Sumber Kasih sejak

tahun 1967, maka sebagian besar warga Jemaat adalah pegawai

Negeri, TNI/POLRI dan jasa lainnya. Umumnya golongan

menengah ke bawah.

Jumlah penduduk Jakarta Selatan saat ini dilayani dengan

fasilitas keagamaan, yaitu: 523 Mesjid, 1.434 Mushola, 70 Gereja

P

Page 12: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

12

Kristen Protestan, 8 Gereja Kristen Katolik, 5 Vihara, 6 Pura,

1.753 Majelis Taklim, 14 Pondok Pesantren dan 438 Madrasah.

Struktur sosialnya memiliki kemajemukan dalam budaya, agama,

adat istiadat dan profesi. Budaya tradisional dengan corak Betawi

asli masih ditemukan dalam berbagai kantong wilayah ini.

Di bidang pendidikan, prosentasi warga yang berpendidikan tinggi

makin meningkat. Jumlah yang tidak berpendidikan SD makin

ditekan dari 35,81% menjadi 13,03%.

Mengacu pada peta wilayah administrasi Kotamadya Jakarta

Selatan, pelayanan Jemaat GPIB Sumber Kasih sekarang berada di

Kecamatan Cilandak yang meliputi 5 Kelurahan yaitu kelurahan-

kelurahan: Gandaria Selatan, Cipete Selatan, Cilandak, Pondok

Labu dan Lebak Bulus. Luas Kecamatan Cilandak adalah 1.820.28

ha atau 18,20 km2 dengan jumlah penduduk 153.109 jiwa meliputi

37.090 kepala keluarga dan berada dalam wilayah pengembangan

Selatan Utara dan Selatan Selatan yang merupakan konservasi

daerah resapan air. Pembangunan wilayah-wilayah ini memerlukan

pengendalian yang sangat ketat. Penduduk Kecamatan Cilandak

terdiri dari: 135.205 penganut agama Islam, 9.819 Kristen

Protestan, 6.261 Kristen Katolik, 1.212 Hindu dan 612 Budha.

Pelayanan terhadap penganut-penganut agama-agama tersebut

dilaksanakan melalui: 49 Masjid, 115 Musholah, 132 Majelis

Taklim, 6 Gereja Protestan, 4 Gereja Katolik dan 1 Pesantren 7.

Kini wilayah pelayanan Jemaat GPIB Sumber Kasih tidak hanya

terbatas pada Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan tetapi telah

Page 13: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

13

juga memasuki wilayah-wilayah pemerintahan Kotamadya Depok,

Jawa Barat, antara lain pemukiman-pemukiman baru di Cinere dan

sekitarnya. Pada tahun 1950-an wilayah Cipete dan Cilandak

masih merupakan daerah yang terisolir di Selatan Kebayoran Baru.

Wilayah ini mulai terbuka ketika Ibu Fatmawati Soekarno

pada tanggal 2 Oktober 1954 meletakkan Batu Pertama Rumah

Sakit TBC Anak-anak di lokasi yang sekarang ini berdiri Rumah

Sakit Fatmawati 8. Rumah Sakit ini semula menjadi Sanatorium

untuk anak-anak penderita TBC. Kemudian pada tahun 1960

melayani kasus-kasus bedah Orthopedi untuk melanjutkan

pelayanan Kapal Rumah Sakit “HOPE” yang berkeliling melayani

berbagai wilayah Indonesia pada masa itu. Pada tanggal 15 April

1961 Rumah Sakit ini menjadi Rumah Sakit Umum Pemerintah

dengan nama Rumah Sakit Umum Ibu Soekarno. Selanjutnya

nama Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum

Fatmawati, yang diresmikan oleh Gubernur DKI Ali Sadikin

bersamaan dengan peresmian Ruang Bersalin pada tanggal 23 Mei

1967. Sekaligus pada saat itu Gubernur meresmikan jalan yang

membentang dari Blok A (terusan Panglima Polim Raya) sampai

ke Rumah Sakit Fatmawati menjadi Jalan Rumah Sakit Fatmawati.

Mengapa peran Rumah Sakit Fatmawati penting dalam sejarah

Jemaat GPIB Sumber Kasih? Selain menjadi pusat pelayanan

kesehatan dan membuka isolasi masyarakat di Jakarta Selatan,

Rumah Sakit ini telah memberikan sumbangan berarti bagi

pelayanan Jemaat GPIB Sumber Kasih. Tenaga-tenaga medis

Rumah Sakit ini sering bersama Jemaat GPIB Sumber Kasih

Page 14: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

14

melaksanakan pelayanan sosial bagi masyarakat. Selain itu salah

satu bantuannya yang sangat bersejarah ialah pelaksanaan

Ibadah Pelembagaan Jemaat GPIB Sumber Kasih pada hari

Kamis 20 Mei 1982 dilaksanakan di Aula Rumah Sakit Fatmawati.

Saat itu Direktur Rumah Sakit Fatmawati adalah Dr. H.E.Tardan.

Di samping keberadaan Rumah Sakit Fatmawati di Jakarta Selatan,

kompleks-kompleks perumahan pemerintah juga dibangun (antara

lain Pendidikan dan Kebudayaan) dan TNI, khususnya Angkatan

Laut di Pondok Labu / Pangkalan Jati, yang telah membuat

wilayah Cipete dan Cilandak berkembang pesat sejak awal tahun

1960-an. Di Kompleks TNI-AL di Pangkalan Jati terorganisir

Persekutuan Umat Kristen yang melakukan pelayanan rawatan

rohani bagi anggota-anggota TNI-AL.

Persekutuan Oikumene ini juga telah merintis pembangunan

Gereja pada tahun 1975 dan diresmikan sebagai Gedung Gereja

Bahtera Allah, Jalan Baros 1. Gedung Gereja ini kemudian

dipergunakan juga oleh Jemaat GPIB Sumber Kasih sebagai

tempat ibadah Minggu sejak persiapan pelembagaan tahun 1980.

Sementara itu sejak tahun 1970-an berdiri kompleks-kompleks

perumahan baru di daerah Lebak Bulus, Cinere, Pondok Labu dan

sekitarnya dan Pondok Indah. Kompleks-kompleks ini telah

menjadikan wawasan selatan Kecamatan Cilandak sebagai “satelit”

baru dan mencerminkan kehidupan kota yang modern dan berbaur

dengan penduduk asli setempat yang tradisional.

Page 15: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

15

Pasal 3: Aliran-aliran kerohanian dan gerakan Keesaan

emaat GPIB Sumber Kasih bertumbuh dalam alam kerohanian

baru di mana penghayatan iman tidak lagi dipengaruhi secara

ketat oleh warisan-warisan dari GPI. Alam kerohanian baru yang

dimaksud adalah penghayatan iman Kristiani yang dibangun

oleh gerakan Kharismatik sejak tahun 1960-an. Gerakan ini

melaksanakan kegiatannya mulai dari jaringan-jaringan doa

kelompok, kebangunan rohani sampai kepada pembentukan

yayasan-yayasan Pekabaran Injil. Aktifitasnya tidak hanya terbatas

pada doa-doa harian dan mingguan tetapi juga ibadah-ibadah

Minggu terlepas dari Gereja-gereja yang ada. Kerohanian baru ini

tidak hanya mengulangi metode dan bentuk-bentuk pelayanan atau

ibadah aliran pentakostal yang lebih dinamis dan menggairahkan.

Gerakan baru ini juga mendidik kader-kadernya tidak hanya

melalui Sekolah-sekolah Alkitab Malam atau kursus-kursus

Alkitab, tetapi juga menyelenggarakan pelatihan-pelatihan praktis

kepemimpinan, mulai dari fungsi dan peran dalam ibadah-ibadah,

doa dan penggembalaan sampai kepada mengorganisir kegiatan-

kegiatan dalam skala besar. Kegiatannya telah menggugah warga

Jemaat untuk paling kurang mempertanyakan konsep-konsep

ajaran yang telah diajarkan Gerejanya sendiri. Akibatnya antara

lain tradisi-tradisi Gerejanya sendiri mulai dipersoalkan. Misalnya

dalam bidang peribadahan, warga Jemaat mulai merasa tidak puas

dengan ibadah-ibadah Gerejanya yang monolog, statis dan kaku.

Ibadah-ibadah kharismatik yang lebih bebas dengan lagu-lagu

J

Page 16: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

16

dan nyanyian-nyanyian yang penuh sukacita, dianggap lebih

menarik. Begitu juga khotbah-khotbah yang lebih bersemangat

dengan isinya yang sederhana dan menggugah perasaan dan

komitmen lebih diminati. Suasana baru ini di satu pihak membawa

gejolak, tetapi di lain pihak telah membawa dampak positif.

Dikatakan positif karena Gereja-gereja lama (termasuk GPIB)

harus meninjau kembali ajaran dan tradisi-tradisi yang dipegang

sebelumnya. Tradisi sebagai Gereja yang mengandalkan peranan

pendeta sebagai pusat kegiatan dan organisasi Gereja yang

berpegang teguh aturan-aturan dan sistem, mulai bergeser pada

pemberdayaan warga Gereja untuk berperan dalam pelayanan.

Begitu pula tata ibadah Gereja mulai mengalami pengkajian ulang.

Selanjutnya untuk mempertahankan identitas diri sebagai Gereja

mulai diadakan studi dan perumusan ajaran dan teologi Gereja

sebagai pegangan warga tetapi sekaligus berfungsi apologetis

(= pembelaan ajaran). Selain Kharismatik, warga GPIB juga sangat

dipengaruhi oleh Gerakan Keesaan yang dipelopori oleh DGI,

khususnya di bidang Pekabaran Injil dan hubungan Gereja dan

Masyarakat. Sebagai contoh dampak positif dari gerakan keesaan

dapat kita lihat dari keterbukaan GPIB tidak hanya dalam hal

menerima anggota-anggota baru tetapi juga ikut serta mempelopori

kegiatan keesaan warga-warga Gereja khusus di kawasan-kawasan

pemukiman baru.

Tahun 1960-an GPIB memperkenalkan konsep Jemaat Missioner,

yaitu pemberdayaan Jemaat untuk hidup bagi lingkungannya.

Disusunlah perencanaan yang diikuti dengan mobilisasi warga

Page 17: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

17

untuk melayani melalui Bidang-bidang Pelayanan Khusus/

Kategorial (KA/KR, GP, PW dan PKB). Langkah yang lain adalah

GPIB membarui Tata Gereja pada tahun 1972 dan 1982 dan Tata-

tata Ibadah tahun 1978 serta menyusun Pemahaman Iman GPIB

tahun 1982 dan 1986.

Sejak pertengahan tahun 1960-an, warga GPIB yang berada di

wilayah Cipete dan Cilandak telah mengikuti kelompok-kelompok

doa yang dibina oleh YPPII Batu Malang. Pergumulan dengan

Kharismatik secara jelas nampak dalam dinamika pelayanan

Jemaat GPIB Sumber Kasih pada tahun 1988 yang mengakibatkan

munculnya persekutuan baru di daerah pelayanan ini dengan nama:

Pancaran Kasih Allah.

Pengaruh gerakan Keesaan Oikumene sejak tahun 1960-an juga

terasa di daerah-daerah pemukiman baru di Jakarta Selatan dengan

adanya ibadah-ibadah oikumenis. Ibadah-ibadah ini muncul dari

kebutuhan warga untuk berkumpul, berdoa dan mendalami Firman

TUHAN secara bersama. Kebutuhan warga tersebut tidak hanya

disambut oleh Gereja-gereja di wilayah ini tetapi juga oleh tenaga-

tenaga dan pejabat-pejabat dari Dewan Gereja Indonesia (=DGI,

sekarang Persekutuan Gereja Indonesia = PGI) dan Rawatan

Rohani dari TNI dan POLRI.

Page 18: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

18

BAB II :

MASA PERSIAPAN 1960 - 1982

Pasal 1: Latar belakang

asa antara tahun 1960 – 1982 ini disebut Masa Persiapan

karena tiga alasan pokok.

Pertama, keberadaan Gereja (Jemaat GPIB Sumber Kasih) tidak

dapat dilepaskan dari pemahamannya sebagai persekutuan orang

percaya yang dipanggil dan diutus ALLAH.

Perjalanan Gereja, baik sebagai Tubuh KRISTUS maupun

sebagai institusi, mempunyai kaitan erat dengan tindakan

ALLAH untuk menyelamatkan manusia dan dunia. Tindakan

mana diwujudkan dalam perjanjian (covenant) ALLAH yang

memuncak pada hidup, karya dan peranan YESUS KRISTUS

melalui kematian dan kebangkitanNYA. Tindakan ALLAH itu

juga nampak dalam persekutuan orang-orang percaya yang

berhimpun di sekitar Firman dalam rangka menjawab

panggilanNYA itu dengan melayani sehingga terbentuklah Jemaat

GPIB Sumber Kasih. ALLAH telah mempersiapkan orang-orang

percaya yang kemudian dipersekutukan dalam GerejaNYA (Jemaat

GPIB Sumber Kasih) supaya mereka bertemu dengan keselamatan

dalam YESUS KRISTUS, beribadah dan menjawab keselamatan

itu dan mengantar atau memberitakan keselamatan itu kepada

M

Page 19: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

19

sesama dan masyarakat. Mereka mengimani Karya ROH KUDUS

dan bertindak secara rasional mengatur partisipasi warga Jemaat

serta mengarahkannya untuk tujuan-tujuan yang dapat terjangkau.

Kedua, keberadaan Gereja (Jemaat GPIB Sumber Kasih)

dipengaruhi oleh konteksnya, mulai dari cara menghayati iman

sampai kepada cara dan bentuk kelembagaan dan organisasinya.

Konteks masyarakat turut menciptakan dinamika pelayanan,

justru karena tantangan-tantangan dari masyarakat yang

harus dijawab oleh Gereja. ALLAH tidak hanya memanggil

umatNYA untuk menggereja, tetapi juga mempersiapkan

lahan dan medan juang bagi Gereja untuk menabur benih-

benih Injil. Jakarta Selatan, tepatnya wilayah Kecamatan

Cilandak dengan segala tantangan dan kesempatan merupakan

ladang yang dipersiapkan bagi GerejaNYA. ALLAH mempersiap-

kan ladangNYA ini melalui pembangunan masyarakat

oleh pemerintah, kemajemukan agama, budaya dan berbagai

latar belakang masyarakat serta permasalahan-permasalahan

yang muncul untuk dihadapi oleh Gereja dan orang-orang percaya.

Dinamika kehidupan dalam masyarakat telah menciptakan tata

ruang bagi warga Jemaat sehingga mereka berpikir dan bertindak

sebagai komunitas beriman. Terbangun pula relasi-relasi tanpa

paksaan antar warga Jemaat dan juga dengan masyarakat sekitar.

Hal ini menciptakan komunikasi terbuka yang memungkinkan

warga Jemaat dapat berkembang menurut apa adanya.

Page 20: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

20

Ketiga, keberadaan Gereja (Jemaat GPIB Sumber Kasih) adalah

peristiwa iman.

Karena Gereja ini baik sebagai persekutuan atau individu

bahkan keluarga menjawab panggilan ALLAH dan memperhatikan

konteks masyarakat. Peristiwa iman yang pertama-tama muncul

dalam diri pribadi-pribadi yang mempelopori pelayanan di

kawasan ini. Iman mereka telah menjadi kekuatan yang

menghimpun warga Kristiani untuk berkumpul, beribadah dan

melayani sebagai satu persekutuan. Juga menjadi kekuatan untuk

menggerakkan generasi selanjutnya meneruskan pelayanan. Pada

gilirannya peristiwa iman yang semula bersifat perorangan ini

berkembang menjadi kekuatan bersama khususnya melalui GPIB

Effatha yang kemudian mempersiapkan pelembagaan Jemaat GPIB

Sumber Kasih. Imanlah yang mendorong pemberdayaan

persekutuan sebagai Gereja untuk perencanaan pelayanan yang

terpadu. ALLAH adalah subyek pelayanan. Sebagai subyek,

ALLAH bekerja sedemikian rupa sehingga warga Jemaat dibangun

oleh ROH KUDUS untuk berpartisipasi dalam rencana ALLAH.

Karena itu iman yang digerakkan ROH KUDUS itulah yang

menjadikan warga Jemaat juga menjadi subyek pelayanan.

Mereka tidak hanya menjadi obyek tetapi juga subyek meskipun

tidak harus mengambil alih peran ALLAH sendiri. Walau dalam

proses pelayanan Jemaat sering terjadi ketegangan dalam diri

warga Jemaat dalam menempatkan diri sebagai obyek dan subyek

sekaligus. Namun hal itu justru membuat pelayanan itu menjadi

hidup, bertumbuh dan berkembang, bahkan berbuah.

Page 21: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

21

Pasal 2 : Perintisan (1960–1967)

asa perintisan pelayanan tentu tidak terbatas pada jangka

waktu 7 (tujuh) tahun saja (1960 – 1967). Malah telah

terjadi sebelumnya tatkala wilayah Kebayoran dimekarkan

dengan perumahan-perumahan baru sejak tahun 1948.

Kegiatan pelayanan, khususnya ibadah-ibadah Minggu yang

dimulai sekitar tahun 1960 mungkin banyak dilatar-belakangi

oleh kerinduan (karena iman) untuk berkumpul sebagai orang-

orang Kristen di pemukiman baru seperti yang berlangsung di

daerah Cilandak dan Cipete. Mungkin juga diilhami oleh

pengalaman Jemaat GPIB Effatha yang dimulai pelayanannya

dari 10 (sepuluh) keluarga tanggal 10 Juni 1950.

Data-data yang dikumpulkan oleh PW Naomi Bagian Jemaat IX

GPIB Effatha 9, memberikan gambaran kepada kita bagaimana

pelayanan di wilayah Cipete dan Cilandak dirintis sejak awal.

Pada masa perintisan ini muncul 2 (dua) kelompok kegiatan :

Pertama, Ibadah-ibadah yang dilaksanakan secara oikumenis di

wilayah Cilandak.

Ibadah-ibadah Minggu semula dilaksanakan di rumah keluarga

Sumual-Palar, Jalan Cilandak V. Kemudian berpindah ke

rumah keluarga Quiko, Jalan Cilandak V No.20, lalu

ke Aula Rumah Sakit Fatmawati dan Gereja Bethel Injil Sepenuh

(GBIS) di Jalan Raya Rumah Sakit Fatmawati. (Sejak tahun

1970 Jemaat GBIS tersebut beralih menjadi Jemaat Gereja Betel

M

Page 22: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

22

Indonesia = GBI). Tidak ada data yang jelas mengenai kapan

penggunaan tempat-tempat tersebut. Apakah berpindah dari satu

tempat ke tempat yang lain ataukah ibadah dilaksanakan secara

bergiliran setiap Minggu. Namun yang penting bahwa ibadah-

ibadah dilaksanakan secara oikumenis dan menghimpun warga

Gereja untuk mengungkapkan imannya di tengah lingkungan yang

baru merupakan usaha yang bersejarah bagi Gereja-gereja,

khususnya Jemaat GPIB Sumber Kasih. Persekutuan Oikumene

umat Kristen ini dipelopori oleh pribadi-pribadi dari 3 (tiga) Gereja

anggota Dewan Gereja Indonesia (DGI), yaitu : Willy Kuhu

(anggota GPIB), Susilaradeya (anggota GKI) dan Pendeta Th.

Ibrahim (anggota GBIS).

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan tidak terbatas pada Ibadah

Minggu (dengan tempat-tempat ibadah yang disebutkan

sebelumnya), tetapi juga dilaksanakan ibadah-ibadah Keluarga.

Ibadah-ibadah ini dilayani oleh para pelayan dari DGI, antara lain

pendeta S. Marantika (Sekretaris Umum DGI – sekarang PGI) dan

Nn. A.L. Frans, SH (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

DGI); dan dari GPIB Effatha, seperti pendeta J. H. Kaligis, pendeta

W. J. Rumambi (menjabat menteri zaman Presiden Sukarno),

penatua S. A. Polii dan F. Berhitu; dan dari GBIS, pendeta

Th. Ibrahim. Tidak tercatat jumlah warga Gereja yang dilayani saat

itu, tetapi diperkirakan jumlahnya cukup banyak sehingga DGI

sebagai lembaga oikumenis secara nasional turut memperhatikan

perawatan terhadap warga Gereja yang berhimpun dalam

persekutuan oikumene tersebut.

Page 23: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

23

Kedua, Ibadah-ibadah yang dilaksanakan secara khusus oleh

warga GPIB (sebelumnya berasal dari berbagai Jemaat GPIB) di

wilayah Cipete.

Semula pelayanan ini juga bersifat oikumenis yang mencakup

warga-warga GPIB, HKBP dan GKJ. Perintis-perintisnya antara

lain Wim Rompis (GPIB), Harahap (HKBP) dan Kusuma (GKJ).

Ibadah-ibadah Minggu dilaksanakan di keluarga Wim Rompis,

Jalan Cipete IV No.6. Kemudian hari pelayanan tersebut

beralih ke GPIB. Kapan hal itu terjadi, tidak ada data yang

mengungkapkannya. Kemungkinan besar karena Gereja Kristen

Jawa sudah melayani warganya yang menjadi awal berdirinya GKJ

Nehemia di Pondok Indah. Begitu juga HKBP telah melayani

warganya yang dilanjutkan dengan berdirinya HKBP Jalan Asam

di Cipete.

Selanjutnya warga GPIB beribadah pada hari Minggu berpindah-

pindah. Mulai dari rumah keluarga Wim Rompis, Jalan Cipete IV

No.6 dan keluarga Quiko di Jalan Cilandak V/20, kemudian

keluarga Sri Rahardi, Jalan Cilandak III Blok F No.8 dan keluarga

Wayong, Jalan Palm No.1.

Perkembangan pelayanan di dua wilayah tersebut menarik

perhatian, karena cukup pesat berkembang. Sehingga Majelis

Jemaat GPIB Effatha melibatkan Willy Kuhu dan Wim Rompis

dalam rapat-rapat dan pelayanan Jemaat GPIB Effatha.

Willy Kuhu diberikan tanggung jawab untuk mengkoordinir

wilayah pelayanan Cilandak, sedangkan Wim Rompis untuk

Page 24: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

24

wilayah pelayanan Cipete. Dengan langkah tersebut Majelis

Jemaat GPIB Effatha mulai mengadakan konsolidasi pelayanan di

wilayah Cipete dan Cilandak dan sekitarnya.

Sementara itu Bidang-bidang Pelayanan Khusus (kemudian tahun

1974 disebut Bidang Pelayanan Kategorial – BPK)

telah melakukan kegiatan-kegiatan pelayanan masing-masing.

Kebaktian Anak/Kebaktian Remaja melayani anak-anak dalam

ibadah-ibadah Minggu dan Gerakan Pemuda melaksanakan

kegiatan-kegiatannya di bawah BPK KA/KR dan Gerakan Pemuda

Cabang Jemaat GPIB Effatha.

Kegiatan Persatuan Wanita segera mengambil bentuk dibanding

BPK yang lainnya. Tahun 1966 ibu-ibu telah mengadakan

pertemuan dan kegiatan secara oikumenis. Pelopor-pelopor

kegiatan ibu-ibu antara lain ibu Tupamahu, ibu Hanna Kuhu,

ibu Olga Pusung, ibu Juul Quiko, ibu Pauline Soewargo.

Persekutuan ibu-ibu ini mengambil nama “Naomi”, atas usul ibu

Olga Pusung. Arti “Naomi”: ‘Kesayanganku, manisku’ (lihat

Kitab Ruth).

Kegiatan Pemuda-pemuda dimulai tahun 1966 dalam bentuk

Gerakan Pemuda Seiman, dengan jumlah 30 orang dan

dipimpin oleh B. Piris. Kemudian dilebur ke dalam GPIB sebagai

ranting dari GP-GPIB Effatha, dengan nama GP Maranatha,

dipimpin Hans Rotty.

Page 25: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

25

Kegiatan KA/KR dimulai tahun 1967 dengan 4 (empat) pelayan

dan 2 (dua) pos pelayanan, yaitu di rumah keluarga Wim Rompis

(wilayah Cipete) dan di rumah keluarga Mantiri (wilayah

Cilandak), dipimpin oleh Evie Bakarbessy-Mustamu.

Muncul pertanyaan: Apakah yang telah mendorong kegiatan-

kegiatan pelayanan secara oikumenis maupun secara GPIB di

wilayah-wilayah tersebut? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan

melihat perkembangan-perkembangan teologis secara oikumenis

oleh Gereja-gereja dan secara khusus di GPIB sendiri.

Faktor-faktor yang perlu dilihat adalah :

1. Penghayatan iman Kristiani yang diungkapkan dalam bentuk-

bentuk yang kelihatan seperti pertemuan, ibadah, doa dan

pembacaan Alkitab serta percakapan-percakapan, merupakan

hal yang menarik. Namun perlu diteliti lebih mendalam apakah

bentuk-bentuk penghayatan iman seperti ini merupakan

kelanjutan dari cara-cara zendeling sebelumnya? Ataukah

merupakan cara yang khas Indonesia 10

, yang didorong oleh

rasa kekeluargaan yang kemudian diisi dengan kegiatan-

kegiatan pelayanan Gereja.

2. Pengaruh dari Gerakan Oikumene dengan berdirinya Dewan

Gereja-gereja di Indonesia pada tahun 1950 cukup menonjol.

Sejak tahun 1950-an sampai 1970-an upaya memasyarakatkan

keesaan Gereja-gereja di Indonesia dilakukan secara intensif

Page 26: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

26

oleh Gereja-gereja. Warga Gereja, terutama di kota-kota seperti

Jakarta telah memahami pentingnya keesaan, walaupun

bentuknya masih dipersoalkan oleh para pemimpin Gereja11

.

Berbagai bentuk keesaan dalam kegiatan bersama, khusus

di wilayah-wilayah pemukiman baru dipelopori oleh warga-

warga Gereja.

3. Pengaruh konsep Jemaat Misioner, yang diterjemahkan dalam

berbagai aktifitas GPIB sejak 1960 juga memberikan warna

tersendiri bagi pelayanan.

Konsep ini yang dipelopori oleh Pdt. D. R. Maitimoe (Ketua

Umum Majelis Sinode GPIB 1964 - 1974) dimaksudkan

untuk memobilisir warga GPIB untuk menjawab berbagai

kebutuhan masyarakat di sekitarnya sambil memberitakan Injil

KRISTUS 12

.

Mobilisasi warga GPIB dilakukan melalui Bidang-bidang

Pelayanan Khusus (Kategorial) yang berhubungan langsung

dengan warga Jemaat dan karena itu berfungsi menggerakkan

untuk melakukan pelayanan secara intern maupun ekstern 13

.

Page 27: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

27

Pasal 3 : Konsolidasi (1967 –1982)

onsolidasi pelayanan dan organisasi di wilayah Cipete dan

Cilandak mulai dilaksanakan sejak pertemuan Majelis Jemaat

GPIB Effatha dengan warga GPIB di kedua wilayah tersebut pada

bulan Februari 1967. Pertemuan tersebut berhasil membuat

keputusan 14

sebagai berikut :

Pertama: Umat Kristen GPIB di wilayah Cipete dan Cilandak

dimasukkan ke dalam wilayah pelayanan GPIB Effatha.

Kedua: Umat Kristen GPIB di wilayah Cipete dan Cilandak akan

diikut-sertakan dalam pemilihan anggota Majelis Jemaat GPIB

Effatha periode 1967 – 1971.

Ketiga: Kepada kedua Koordinator: Wim Rompis dan Willy

Kuhu ditugaskan untuk melaksanakan pendaftaran anggota sidi

umat Kristen GPIB dan menyelenggarakan pemilihan anggota

Majelis Jemaat di wilayah Cipete dan Cilandak.

Berdasarkan keputusan bersama tersebut, konsolidasi dilaksanakan

dalam bidang-bidang :

1. Pelayanan

Berdasarkan hasil sensus tahun 1967, jumlah warga GPIB yang

dilayani di wilayah Cipete dan Cilandak adalah 50 keluarga.

Pelayanan terhadap warga dilaksanakan oleh Majelis Jemaat

K

Page 28: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

28

GPIB Effatha Ranting IX. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

adalah ibadah Minggu, ibadah Keluarga (hari Kamis),

kunjungan keluarga, kunjungan ke Rumah Sakit Fatmawati,

Diakonia, juga melalui latihan-latihan Paduan Suara Hosana.

Karena makin bertambahnya warga maka perayaan-perayaan

Natal dilaksanakan di berbagai gedung Pertemuan / Aula,

misalnya Perayaan Natal tahun 1972 di Wisma Tan Miat, tahun

1973 di gedung Institut Ilmu Kesehatan, tahun 1974 di Aula

Rumah Sakit Fatmawati dan 1977 di Aula PDK.

Pertambahan jumlah warga terus meningkat. Pada tahun 1970,

jumlah warga Jemaat telah bertambah menjadi 100 keluarga,

tahun 1975 menjadi 200 keluarga dan tahun 1979 menjadi 300

keluarga. Pada saat pelembagaan tahun 1982 bertambah lagi

menjadi 408 keluarga terdiri dari 788 warga sidi dan 1924 jiwa.

Pelayanan Majelis Jemaat ditopang dan dilengkapi oleh

pelayanan Bidang-bidang Pelayanan Khusus. Pada tahun

1967 Persatuan Wanita, Gerakan Pemuda dan Kebaktian Anak

/Kebaktian Remaja telah melakukan kegiatan pelayanan,

masing-masing sebagai ranting dari BPK Jemaat GPIB Effatha:

Persatuan Wanita, melaksanakan pertemuan-pertemuan rutin,

giat dalam ibadah Keluarga, pelayanan diakonia-sosial,

kunjungan Keluarga, kunjungan Rumah Sakit, Panti-

panti dan Penjara. Selain itu Persatuan Wanita juga

membantu Majelis Jemaat dalam usaha-usaha dana dan Panitia

Page 29: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

29

Pembangunan serta dalam melaksanakan perayaan-perayaan

Hari-hari Raya Kristiani.

Untuk memperlengkapi para anggotanya, maka diadakan

pembinaan-pembinaan dalam kerjasama dengan Persatuan

Wanita GPIB Effatha.

Gerakan Pemuda, bertumbuh pertama-tama melalui Vocal

Group / Paduan Suara.

Dari pelayanan ini kemudian dikembangkan bentuk-bentuk

pelayanan yang baru seperti: Ibadah Keluarga dua kali sebulan

(bersifat oikumenis), kegiatan pembinaan kepemimpinan,

kegiatan olahraga, kegiatan sosial ke masyarakat, perayaan-

perayaan Hari-hari Raya Kristiani, usaha-usaha dana dan acara-

acara retreat.

Kebaktian Anak / Kebaktian Remaja, melakukan kegiatan

belajar mengajar anak-anak warga Jemaat.

Semula kegiatan belajar mengajar ini dilaksanakan di dua

tempat yaitu di keluarga Wim Rompis (Cipete) dan keluarga

Mantiri (Cilandak), kemudian pada tahun 1970 di tambah lagi

satu tempat ibadah yaitu di Aula Rumah Sakit Fatmawati.

Selain itu mereka juga melakukan kunjungan-kunjungan

keluarga (anak-anak), orang sakit, latihan-latihan dan

pelayanan melalui Paduan Suara / Vocal Group serta terlibat

dalam kegiatan Perayaan Hari-hari Raya Kristiani.

Page 30: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

30

2. Majelis Jemaat

Konsolidasi kepemimpinan dimulai sesudah pertemuan Warga

Sidi, bulan Februari 1967, yaitu penetapan wilayah pelayanan

Cipete dan Cilandak sebagai Ranting IX dari Jemaat GPIB

Effatha. Selanjutnya dipilih penatua dan diaken dari Ranting

IX tersebut, sebagai berikut :

Pertama: Masa bakti 1967–1971 (melayani sekitar 50

keluarga), terdiri dari 7 (tujuh) penatua dan 4 (empat) diaken,

yaitu :

Penatua: Diaken:

1. Ny. E.Ticoalu-Kaunang (koord.) 1. Ny. H.C.Kuhu-Latuharhary

2. Wim Rompis 2. Ny. A.P.G.Quiko-Supit

3. Ny.Tupamahu 3. Nn. A.L.Fanggidaej

4. P. Hasibuan 4. A. Manoppo

5. J.W.Adnan

6. A.L.Wenno

7. Masengi

Kedua: Masa bakti 1971 – 1975 (melayani sekitar 200

keluarga, istilah Ranting berubah menjadi Bagian Jemaat),

terdiri dari 6 (enam) penatua dan 8 (delapan) diaken,

yaitu :

Page 31: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

31

Penatua: Diaken:

1. Ny. E.Ticoalu-Kaunang 1. Nn. A.L.Fanggidaej (koord.)

2. A.L.Wenno 2. Ny. H.C.Kuhu-Latuharhary

3. J.W.Adnan 3. Ny. A.P.G.Quiko-Supit

4. E.M. Tambunan 4. Ny. P.O. Pusung

5. Hasibuan 5. L.L. Kusoy

6. C.J. Seba 6. A. Manoppo

- 7. J.K. Rondonuwu

- 8. Ny. W.H.I.Toumahu-

Manubulu

Ketiga: Masa bakti 1975 – 1979 (melayani sekitar 300

keluarga) terdiri dari 9 (sembilan) penatua dan 9 (sembilan)

diaken, yaitu :

Penatua: Diaken:

1. Nn. A.L.Fanggidaej (koord) 1. Ny. H.C.Kuhu-Latuharhary

2. Ny. P.O. Pusung 2. Ny. A.P.G.Quiko-Supit

3. E.M. Tambunan 3. Ny.W.H.I.Toumahu-

Manubulu

4. C.J. Seba 4. Ny. I.S. Helling-Jonathans

5. S.B. Ferdinandus 5. J.K. Rondonuwu

6. J.W.Adnan 6. Sumardjo

7. H.R. Momor 7. A.T. Dotulong

8. L.L. Kusoy 8. Rudy Supardjo

Page 32: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

32

9. Ny. M.Sumanti-South 9. A.L. Waworuntu

3. Bidang Pelayanan Khusus/Kategorial (BPK)

3.1. Persatuan Wanita Ranting/Bagian Jemaat IX

Pertama :

Masa Bakti 1967 – 1971

Penasehat : Ny. Sumual-Palar

Ny. M.W. Adnan-Fanggidaej

K e t u a : Ny. P.O. Pusung

Wakil Ketua : Ny. E. Masengi

Penulis I : Nn. A.I. Fangidaej

Penulis II : Ny. Radjahaba

Bendahara I : Ny. Pangemanan

Bendahara II : Ny. B.Zaini Musa

Sie Sosial Diakonia : Ny. H.C.Kuhu-Latuharhary

Sie Usaha : Ny. J. Rompas

Sie Perayaan : Ny. S.I. Adnan-Sardjono

Kedua :

Masa Bakti 1971 – 1975

Ketua I : Ny. F. Tambuwun-Mandey

Ketua II : Ny. D. Moeljono-Watulangkow

Penulis I : Ny. H.J. Awuy-Matulandi

Penulis II : Ny. W.H.I. Toumahuw-Manubulu

Bendahara : Ny. E.S.F. Siahaya-Tupan

Pembantu-pembantu : Ny. J.I. Rompis-Lengkong

Ny. D.J. Latuharhary

Nn. A.I. Fanggidaej

Ny. P.O. Pusung

Ny. M.E. Masengi-Namboh

Page 33: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

33

Ny. S.I. Adnan-Sardjono

Ny. Hiskia

Ketiga :

Masa Bakti 1975 – 1979

Penanggungjawab : Ny. T.R.M. Sampouw-Paat

Wakil : Ny. M. Tambuwun-Rompas

Pembantu-pembantu : Ny. M.G.R. Joseph-Tetelepta

Ny. A. Megawe-Makahekung

Ny. E.S.F. Siahaya-Tupan

Ny. Edhykusumo

Ny. Y.J.Ch. Momor-Manoppo

3.2. Gerakan Pemuda Bagian Jemaat IX

Masa Bakti 1975 – 1979

Penanggungjawab I : Eddy Pradono

Penanggungjawab II : Rudy Pelupessy

Sie Administrasi : S. Teddy P.N.

Sie Keuangan : Gina Ferdinandus

3.3. Kebaktian Anak/Kebaktian Remaja Bagian Jemaat IX

Masa Bakti 1975 – 1979

Koordinator : Ny. Evie Bakarbessy-Mustamu.

Page 34: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

34

Pasal 4 : Pengadaan Tempat Ibadah

ejak awal, warga GPIB di wilayah Cipete dan Cilandak telah

menggumuli kebutuhan adanya tempat ibadah Hari Minggu.

Pada tahun 1960 dan selanjutnya sampai pendewasaan, Ibadah

Minggu dilaksanakan dari rumah ke rumah beberapa warga

Jemaat. Dalam periode 1975 – 1979 pelaksanaan Ibadah-ibadah

Minggu diatur sebagai berikut :

Hari Minggu 1 dan 5 di rumah keluarga Quiko, Jl. CilandakV/20

Hari Minggu 2 di rumah keluarga Wim Rompis, Jl. Cipete IV/6

Hari Minggu 3 di rumah keluarga Sri Rahadi, Jl.Taman Cilandak

III/F.8

Hari Minggu 4 di rumah keluarga Wayong-Rumambi, Jl. Palm 1.

Kemudian, Majelis Jemaat Bagian Jemaat IX GPIB Effatha

ditugaskan juga untuk melayani Ibadah Minggu di kompleks

Marinir (sebagai Sektor V dari Bagian Jemaat IX), yang akan

dikembangkan menjadi Jemaat yang didewasakan oleh Majelis

Jemaat GPIB Effatha.

Mengingat kebutuhan akan adanya tempat ibadah yang tetap,

maka dibentuk Panitia yang menghubungi berbagai pihak untuk

S

Page 35: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

35

mendapatkan lokasi dan izin pembangunan, di wilayah Cipete

atau Cilandak. Panitia Pembangunan yang pertama telah dibentuk

pada masa bakti kemajelisan 1967 – 1971, yang diketuai oleh

Penatua J.W. Adnan. Panitia ini telah berhasil mengumpulkan

sejumlah dana, namun karena Majelis Jemaat GPIB Effatha tengah

membangun Gedung Pertemuan yang juga diperuntukkan bagi

pelaksanaan Sidang Sinode Istimewa GPIB, bulan Oktober 1972,

maka dana yang telah terkumpul dialihkan ke pembangunan

gedung pertemuan tersebut. Hal ini merupakan salah satu bukti

bahwa persekutuan Jemaat terbina dalam kedewasaan dan Bagian-

bagian Jemaat tidak hanya bertanggung-jawab untuk dirinya

sendiri tetapi juga keseluruhan pelayanan Jemaat sebagai Tubuh

KRISTUS.

Pada masa bakti kemajelisan 1971 – 1975, dibentuk Panitia

Pembangunan yang kedua yang terdiri dari :

K e t u a : Mulyono

Wkl. Ketua/Bidang Operasi : S.B. Ferdinandus

Wkl. Ketua/Bidang Administrasi : J.J. Tahapary

(merangkap Keuangan)

S e k r e t a r i s : E.M. Suwargo

H u m a s : Wiwoho Alexander

Panitia Pembangunan ini bekerja sampai tahun 1978 dengan

mengusahakan dana dan menghimpun sumbangan tiap bulan dari

warga Jemaat. Selain itu berusaha mengumpulkan informasi

Page 36: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

36

mengenai lokasi yang dapat dijadikan tempat pembangunan

gedung Gereja, sekaligus juga proses perizinannya. Perhatian

utama diarahkan untuk mendapat lokasi di wilayah Cipete dan

Cilandak.

Selanjutnya pada bulan Agustus 1978, Majelis Jemaat GPIB

Effatha mengangkat Panitia Pembangunan baru yang

tugasnya melanjutkan tugas Panitia yang sebelumnya, yaitu

terdiri dari :

Pelindung : Prof. Dr. G.A. Siwabessy

Pdt. M.D. Suitela, MRE

Penasehat : Majelis Jemaat GPIB Effatha Bagian IX.

Pendeta J.E. Mirah

Ir. A.R.Dendeng (Wakil Anggota Jemaat

IX)

Pengurus Harian :

K e t u a : Ny. R.L.W.Sapulete-Pattipeilohy

Wkl. Ketua : Ny. A.L.Waworuntu-van Kampen

Sekretaris I : Ny. M. A. Rampen-Umboh

Sekretaris II : Ny. D. Persulessy

Sekretaris III : Ny. M.S. Basoeki

Bendahara I : Ny. A.B. Ferdinandus-Nayoan

Bendahara II : Ny. O. Waworuntu-Pantow

Panitia Pembangunan yang baru ini melanjutkan usaha-usaha

dana, juga mengurus pengadaan lokasi serta perizinannya. Setelah

Page 37: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

37

Pelembagaan 1982, Panitia ini disempurnakan dan diperlengkapi

untuk melanjutkan tugas-tugasnya sampai tahun 1988. Karena

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan sulit mencari lokasi di

wilayah Cipete dan Cilandak, maka panitia ini mulai mengarahkan

perhatian ke daerah-daerah Real Estate di Lebak Buluk dan

sekitarnya.

Pasal 5 : Pendeta-pendeta Pembina Pelayanan secara tetap

elama masa persiapan, selain pendeta-pendeta Jemaat GPIB

Effatha yang membina Bagian Jemaat IX seperti Pendeta

J.H.Kaligis, Pendeta M.P. Gabriel dan Pendeta M.D. Suitela,

juga para Pendeta Pelayanan Umum yang berdomisili di wilayah

pelayanan ini berperan sebagai tenaga-tenaga Pembina/

Pembimbing.

Pendeta yang menjadi tenaga Pembina tetap pada masa persiapan

pelembagaan Jemaat GPIB Sumber Kasih adalah: Pendeta

J.E. Mirah yang berasal dari GMIM (Gereja Masehi Injili

Minahasa) dan melayani sebagai Rohaniawan di TNI Angkatan

Laut. Ia diangkat oleh Majelis Jemaat GPIB Effatha sebagai

pendeta Pembina untuk mendampingi Majelis Jemaat Bagian IX

yang mempersiapkan pendewasaannya. Kemudian setelah

pelembagaan Jemaat GPIB Sumber Kasih tahun 1982, Majelis

Jemaat GPIB Effatha memberikan tugas baru bagi Pendeta J.E.

Mirah sebagai pendeta Pembina mendampingi Majelis Jemaat

Bagian VII (Marinir) Jemaat GPIB Effatha, mempersiapkan

pelembagaannya yaitu menjadi Jemaat GPIB Markus tahun 1986.

S

Page 38: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

38

Untuk membantu pelaksanaan pelayanan Jemaat, sejak tahun 1981

Majelis Jemaat GPIB Effatha juga menugaskan Pendeta

Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu, yang berasal dari GPM (Gereja

Protestan Maluku); saat itu ia sedang melayani sebagai pendeta

dalam lingkungan Gereja-gereja anggota GPI (Gereja Protestan di

Indonesia: GMIM, GPM, GMIT dan GPIB). Pada saat Pdt. J.E.

Mirah ditugaskan melayani Bagian Jemaat VII, Marinir (kemudian

berubah menjadi Bagian Jemaat Jemaat IX menjelang

pelembagaannya), Pdt. Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu secara penuh

waktu melayani Jemaat GPIB Sumber Kasih.

Pendeta-pendeta Pelayanan Umum yang juga melayani dan

membantu secara rutin dalam masa persiapan pelembagaan Jemaat

GPIB Sumber Kasih ini, adalah :

Pdt. Ny. M. Dharma-Angkuw (Pelum GPIB di RS PGI Tjikini)

Pdt. I. H. Laiskodat (Pelum dari GMIT di TNI Angkatan Darat)

Pdt. D. E. Liman (Pelum dari GMIT di TNI Angkatan Darat)

Pdt. D. Kawet (Pelum dari GPIB di TNI Angkatan Darat)

Pdt. Harmin (Pelum dari GKSS di PGI)

Pdt. A.M.L. Bakhu (Pelum dari GMIT di TNI Angkatan Darat)

Pdt. N.W. Aipassa (Pelum dari GPM)

Pendeta-pendeta Pelayanan Umum tersebut, melaksanakan tugas-

tugasnya dengan pengaturan dan penjadwalan oleh Majelis Jemaat

GPIB Effatha. Penugasannya meliputi juga Bagian-bagian Jemaat

lainnya yang sedang dipersiapkan untuk dilembagakan oleh

Majelis Sinode. Hal ini dilakukan tidak hanya karena kebutuhan

Page 39: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

39

pelayanan Jemaat setempat tetapi juga dalam rangka mewujudkan

keesaan di lingkungan Gereja-gereja anggota GPI dan PGI.

Jemaat GPIB Effatha secara keseluruhan telah melibatkan pendeta-

pendeta Pelayanan Umum dalam mengembangkan pelayanan

Jemaatnya.

Pasal 6 : Rangkuman

asa Persiapan ini ditandai dengan tanda-tanda penyertaan,

karya dan anugerah ALLAH yang disambut oleh warga

Jemaat dengan iman serta komitmen untuk melayani.

Inisiatif mereka ini disambut pula oleh Majelis Jemaat GPIB

Effatha, yang telah menyusun rencana induk 4 tahun (1975 – 1979)

untuk pengembangan wilayah pelayanan Bagian Jemaatnya.

Warga Jemaat setempat bersama para pelayan dan pembina

bergumul sungguh-sungguh untuk mengembangkan keberadaan-

nya sebagai Gereja.

Sekalipun tatkala pelembagaan belum mempunyai tempat ibadah

yang tetap dan belum memiliki pendeta Jemaat, bahkan beribadah

dalam “pengembaraan” tetapi Jemaat ini telah bertumbuh karena

iman, pengharapan dan kasih KRISTUS.

M

Page 40: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

40

BAB III

MASA PEMBANGUNAN 1982 - 1992

Pasal 1 : Latar belakang

stilah pembangunan diterjemahkan dari kata Yunani: Oikodome

atau oikodomein dan dihubungkan dengan: mendirikan Gereja

atau Jemaat15

. Karena itu yang dimaksud dengan Pembangunan di

sini adalah Pembangunan Jemaat.

Masa Pelayanan Jemaat GPIB Sumber Kasih tahun 1982 – 1992

disebut Masa Pembangunan Jemaat dengan alasan sebagai berikut :

1. Kegiatan antar warga Jemaat adalah satu ungkapan iman.

Dalam Kisah Para Rasul dikatakan bahwa Jemaat dibangun

dan hidup dengan takut akan TUHAN. Jumlah mereka

bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus

(Kis.PR 9:31) – [Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea

dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup

dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan

dan penghiburan Roh Kudus.]. Dalam rangka pembangunan Jemaat,

Paulus menetapkan para Tua-tua di Efesus dan menyerahkan

mereka kepada Kasih Karunia TUHAN yang berkuasa

untuk membangun Jemaat serta menganugerahkan bagian

yang ditentukan bagi semua orang yang dikuduskanNYA

(Kis.PR 20:32) – [Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada TUHAN

I

Page 41: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

41

dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan

menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang

yang telah dikuduskan-Nya.]. Dalam surat kepada Jemaat di

Tesalonika, Paulus menegaskan bahwa pembangunan Jemaat

adalah kegiatan antar warga, satu dengan yang lain, untuk

saling meneguhkan, membangun, menegur (I Tes.5:11-14) -

[5:11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling

membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. 5:12 Kami minta

kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang

bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan

yang menegor kamu; 5:13 dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung

mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam

damai seorang dengan yang lain. 5:14 Kami juga menasihati kamu, saudara-

saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka

yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.]

Dengan jelas Firman TUHAN menegaskan bahwa kegiatan

antar warga Jemaat sebagai pembangunan merupakan karunia

Roh . Kegiatan itu antara lain memiliki kemampuan

menerjemahkan Firman dengan secara komunikatif tetapi juga

bernubuat dalam arti mengajar dan menyampaikan Firman

ALLAH (I Kor. 14:4). - [Siapa yang berkata-kata dengan bahasa

roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun

Jemaat.] Dengan demikian tidak boleh ada yang mengatakan

bahwa kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam Jemaat, walau itu

sangat sederhana, bukanlah kegiatan ROH KUDUS.

Bahkan kasih satu terhadap yang lain yang dilakukan

warga Jemaat adalah juga dalam rangka membangun Jemaat

Page 42: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

42

(I Kor. 8 : 1) - ["kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang

demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun].

Membangun Jemaat bukan untuk kepentingan perorangan,

tetapi kepentingan Jemaat dan Gereja seluruhnya. Warga

Jemaat aktif satu dengan yang lain untuk pembangunan Rumah

Rohani yang adalah karya ROH KUDUS (I Petrus 2:5) - [Dan

biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan

suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan

persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.]

Warga Jemaat GPIB Sumber Kasih berada dalam proses ini

melanjutkan pelayanan sebelumnya (1960 – 1982) sebagai

peristiwa iman. Warga Jemaat yang menjadi subyek

pembangunan karena ALLAH bekerja. Mereka aktif.

Kadang-kadang kurang sabar terhadap pelayan yang kurang

menghayati pelayanan. Tetapi kadang-kadang begitu aktif

lalu berbenturan satu dengan yang lain akibat pemahaman

ajaran yang berseberangan. Itu semua adalah dinamika dalam

pembangunan Jemaat sebagai ungkapan iman.

2. Kegiatan warga Jemaat sebagai ungkapan iman membutuhkan

identitas.

Perjalanan pengembaraan sepanjang tahun 1962 – 1982

dengan jelas mengungkapkan kerinduan tersebut. Banyak

cara untuk menampilkan identitas Jemaat. Bentuknya

bermacam-macam, misalnya: Persekutuan yang penuh kasih,

penginjilan yang meluas atau organisasi yang matang dan

Page 43: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

43

sebagainya. Identitas itu sangat tergantung juga dari tantangan

dan kebutuhan yang dihadapi. Umat Israel tatkala telah

menetap di Tanah Perjanjian, sesudah meliwati kepemimpinan

para Hakim, mereka segera ingin memiliki raja atau kerajaan

(I Samuel 8:6) – [Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami

seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel,

maka berdoalah Samuel kepada TUHAN]. Walau keinginan itu

merupakan penolakan atas kedaulatan ALLAH sebagai

Raja, tetapi akhirnya ALLAH mengabulkan juga permintaan

mereka. Sebab umat membutuhkan identitas. Begitu pula

tatkala Daud ingin mendirikan Bait bagi ALLAH di

Yerusalem sebagai wujud identitas umat milik ALLAH

(II Samuel 7) - [7:12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah

mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan

membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku

akan mengokohkan kerajaannya. 7:13 Dialah yang akan mendirikan rumah

bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-

lamanya.]. Walau ditolak tetapi akhirnya ALLAH merestui,

namun bukan Daud tetapi Salomo, anaknya yang akan

membangun Bait ALLAH. Sekalipun Bait Allah yang

dibangun manusia itu tidak dapat menangkap kehadiran

ALLAH dan tidak dapat menampung KemuliaanNYA

(bdg. Yesaya 66:1) – [Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-

Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu

dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?],

tetapi ia merupakan identitas umat untuk bersekutu dan

Page 44: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

44

mengalami kehadiran ALLAH, dan sebagai pusat kegiatan

ibadah dan pembinaan umat.

Dalam hubungan ini, kita memahami pergumulan Jemaat

GPIB Sumber Kasih. Bahwa pada masa pembangunan (1982 –

1992) ini perjuangan identitas Jemaat untuk ingin memiliki

Rumah Ibadah sangat tinggi bahkan mendominasi seluruh

kegiatan Jemaat. Panitia-panitia yang telah dibentuk pada masa

sebelumnya disempurnakan dan melanjutkan usaha-usaha

memperoleh lokasi dan dana sampai akhirnya membangun

gedung Gereja sekarang. Pergumulan dan kesulitan baik

umum maupun khusus tidak pernah mematahkan semangat

juang untuk membangun Rumah Ibadah untuk mewujudkan

identitas umat yang beriman kepada KRISTUS.

3. Pembangunan Jemaat untuk menjawab perubahan-perubahan

masa kini.

Upaya ini sangat nyata pada masa persiapan (1960 – 1982).

Pembangunan Jemaat merupakan upaya yang aktual dalam

situasi yang beraneka ragam. Kita dapat menyebut 2 (dua)

saja diantaranya. Pertama, ada situasi di mana warga Jemaat

berkurang. Kedua, ada pula situasi di mana warga Jemaat

bertambah. Ambil saja contoh kecil yaitu pengunjung ibadah

pada hari Minggu atau ibadah-ibadah keluarga pada hari-hari

tertentu. Ada saat tertentu di mana jumlah warga Jemaat

berkurang dan pada saat lain warga banyak. Partisipasi

warga turun dan naik dalam kegiatan-kegiatan Gereja.

Page 45: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

45

Contoh yang besar misalnya, Jemaat GPIB Sumber Kasih

sebagai Jemaat yang melayani di daerah pemukiman baru

di pinggir kota, semakin banyak warga Jemaatnya. Tetapi

Jemaat-jemaat di tengah kota Jakarta seperti Immanuel,

atau juga Yahya, makin lama makin berkurang. Jemaat-jemaat

di pusat kota banyak yang melayani warga tamu atau

pengunjung saja. Pertanyaannya ialah bagaimana Jemaat

GPIB Sumber Kasih mengantisipasi perubahan-perubahan

seperti ini baik dalam skala kecil maupun yang besar

dengan pembangunan Jemaat yang konseptual? Bagaimana

Jemaat ini tidak hanya melakukan pelayanan untuk

pertambahan warga Jemaat, tetapi juga secara kualitas

mengantisipasi perubahan-perubahan di dalam dirinya dan

di sekitarnya dengan memberdayakan warga Jemaat.

Masa pembangunan (1982 – 1992) agaknya berusaha

menyentuh kebutuhan untuk menjawab perubahan-perubahan

tersebut, walaupun belum membuat terobosan-terobosan baru

yang signifikan. Terbentuknya pos pelayanan baru di Cinere

mungkin dilihat sebagai upaya menyentuh perubahan-

perubahan yang ada walaupun kelihatannya belum secara

konseptual.

Page 46: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

46

Pasal 2 : Pelembagaan Jemaat GPIB Sumber Kasih

ersiapan pelembagaan Bagian Jemaat IX GPIB Effatha menjadi

Jemaat GPIB Sumber Kasih telah dilakukan secara formal

organisatoris melalui Sidang Pleno ke-3 tahun 1979. Sidang

tersebut menetapkan bahwa terhitung 1 April 1980 Bagian Jemaat

IX tersebut ditempatkan dalam status didewasakan. Majelis Jemaat

GPIB Effatha menindak-lanjuti dengan mengeluarkan Surat

Keputusan No.010/SK/EFF/V/1980 tanggal 12 Mei 1980.

1. Perangkat-perangkat Pelayanan

Dalam rangka mewujudkan umat yang beribadah dengan

salah satu identitas sebagai Gereja menuju pelembagaan

maka pelaksanaan ibadah-ibadah Minggu ditata kembali. Hal

ini sangat penting dan mendesak, mengingat Bagian Jemaat IX

GPIB Effatha tersebut belum mempunyai tempat ibadah yang

tetap. Pengaturan tempat ibadah sejak 1979 sampai 1982

dilaksanakan setiap bulan sebagai berikut :

Minggu 1, 3 dan 5 : di Gereja Oikumene Bahtera Allah,

Pangkalan Jati.

Minggu 2 : di rumah keluarga Wim Rompis,

Jl.Cipete IV No.6.

Minggu 4 : di rumah keluarga Wayong-Rumambi,

Jl.Palm No.1, Cipete.

P

Page 47: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

47

Pengaturan seperti ini tidak mudah bagi warga Jemaat

yang tersebar di wilayah yang luas. Karena itu Majelis Jemaat

harus bekerja keras dalam hal membina, menuntun dan

memberikan motivasi agar warga Jemaat tetap setia mengikuti

kegiatan pelayanan. Untuk memudahkan pelayanan maka

wilayah pelayanan di bagi atas 5 (lima) sektor.

Sektor 1 : wilayah Cipete sampai ke Pondok Indah

Sektor 2 : wilayah Cilandak sampai ke Pondok Indah

Sektor 3 : wilayah Lebak Bulus, Pangkalan Jati sampai ke

Cinere

Sektor 4 : wilayah RS Fatmawati sampai ke Pondok Labu ke

Selatan

Sektor 5 : wilayah Kompleks Marinir sampai ke Ragunan

Dengan catatan Sektor 5 dipersiapkan tersendiri oleh Majelis

Jemaat GPIB Effatha untuk dilembagakan pada waktunya yang

tepat.

Batas-batas wilayah pelayanan ditetapkan sebagai berikut :

Utara : Jl. Sawo sampai Jln. Kemang Raya

Timur : Jl. Kemang Raya ke selatan sampai Kompleks

Marinir

Selatan : Daerah Pondok Labu, Pangkalan Jati dan Cinere

Barat : Jl. Metro Pondok Indah, memutar ke Jl. H.Nawi.

Jumlah warga Jemaat yang dilayani adalah 408 keluarga terdiri

dari 788 warga sidi dan 1.924 jiwa.

Page 48: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

48

Dalam melaksanakan pelayanan untuk masa bakti 1979 – 1983,

penatua dan diaken terpilih adalah sebagai berikut :

Penatua :

1. S.B. Ferdinandus

2. Nn. A.L.Fanggidaej

3. Ny. E.M. Seba-Timbuleng

4. Ny. H.C.Kuhu-Latuharhary

5. Ny. M.Sumanti-South

6. C.J. Seba

7. W. Malingkas

8. H.R. Momor

9. Ny. P.O.Pusung

10. Kusyono

11. A.L. Waworuntu

12. J.K. Rondonuwu

13. Sumardjo

14. A.N. Sorongan

15. Ny.H.A.N.Tentua-Pelupessy

16. Suparyanto

17. P. Rande

18. K.F. Montong

Diaken :

1. Ny. T.R.M. Sampouw-Paat

2. Ny. A.P.G.Quiko-Supit

3. Ny. I.S. Helling-Jonathans

4. A.T. Dotulong

5. J.J. Sapulete

6.V.Ch. Quiko

7.Rudy Supardjo

8. Abraham Wijiyatno

9. L.J. Moleong

10. G.J. Atihuta

11. Ny.A.P.Waworuntu-van

Kampen

12. Unggul Nugroho

13. F. E. Wenas

Page 49: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

49

Sebelum acara pelembagaan tahun 1982, dilakukan

penambahan anggota Majelis Jemaat dengan 10 orang diaken

baru yaitu :

1. Ny. W.H.I.Toumahu-

Manubulu

2. H. Henjan

3. M. Tumangger

4. H.L. Wayong

5. J.W. Wattimury

6. J.B. Thenu

7. Ny. J.M.G. Brohet-

Undap

8. Soeprijo Kartono

9. Sesman Jalimun

10. Ny. C.E. Mogot-

Lantang

Pada bulan Juli 1980, terbentuklah Pengurus Harian Majelis

Jemaat Bagian Jemaat IX dan BPK-BPK, sekaligus

menjalankan kepemimpinan pada saat pelembagaan Jemaat

GPIB Sumber Kasih, sampai tahun 1984.

(1) Pengurus Harian Majelis Jemaat

Ketua : sementara dirangkap oleh Ketua I

Ketua I : Pen. S.B. Ferdinandus

Ketua II : Pen. H.R. Momor

Sekretaris I : Pen. Nn. A.I. Fanggidaej

Sekretaris II : Pen. A.T. Dotulong

Bendahara I : Pen. A.L. Waworuntu

Bendahara II : Dkn. Ny. T.R.M. Sampouw-Paat

Koord. Sektor 1 : Pen. A.N. Sorongan

Sektor 2 : Dkn. L.J. Moleong

Sektor 3 : Dkn. Ny. A.P.G. Quiko-Supit

Page 50: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

50

Sektor 4 : Pen. Sumardjo

Sektor 5 : Pen. Koesjono

Untuk menghadiri Persidangan Sinode XIII GPIB di

Pandaan di Jawa Timur tahun 1982, Majelis Jemaat GPIB

Sumber Kasih mengutus: Pen. S.B.Ferdinandus dan Pen.

A.L.Waworuntu.

(2) BPK Persatuan Wanita Naomi

Ketua I : Ny. L. Rahadi

Ketua II : Ny. H. Tentua

Sekretaris I : Ny. H. Lengkong

Sekretaris II : Ny. E. Sahertian

Bendahara : Ny. A. Wayong

Anggota-anggota: Ny. C. Wenas

Ny. D. Tendean

Ny. F. Takaley

Ny. A.Ch. Mirah

Penanggung-jawab :

Sektor 1 : Ny. A.P. Waworuntu;

Sektor 2 : Ny. J. Matius

Sektor 3 : Ny. L. Loppies;

Sektor 4 : Ny. Hiskia

Sektor 5 : Ny. Koesyono

(3) BPK Gerakan Pemuda Maranatha

Ketua : Henny Nelwan

Wakil Ketua : Engkus Komara Djalimun

Sekretaris : Emmiel Seba

Page 51: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

51

Wk. Sekretaris : Marlijne Siahaya

Bendahara : Nona Noya

Wk. Bendahara : Lilies Rostati Djalimun

Bidang–bidang:

- Kepemudaan : Johny Ayal

- Kerohanian : Abraham Mirah

- Humas : Perry J.M. Wenas

- Pembinaan : J. Apelles Korompis

Penanggung-jawab :

Sektor 1 : Novara Sorongan;

Sektor 2 : Marcky Radjahaba

Sektor 3 : Jeftry Iwan Helling;

Sektor 4 : T. Anthony Wenas

Sektor 5 : Gently Maksum

Pengurus inti GP disempurnakan kembali menjadi :

Ketua I : J. Apelles Korompis

Ketua II : Wisnu Hadiwinoto

Sekretaris I : Wemmy J. Tandayu

Sekretaris II : Marlijne Siahaya

Bendahara : Lisbeth Simanjuntak

(4) BPK Kebaktian Anak/ Kebaktian Remaja

Ketua I : Roos Hasibuan

Ketua II : Tom Burnama

Sekretaris I : Shanti Saprijo

Sekretaris II : Gently S.

Bendahara I : Gina Alexander Wiwoho

Page 52: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

52

Bendahara II : Singal Lefrana

Koordinator:

Sektor 1 : Benny Rosidi;

Sektor 2 : Ny. I. Helling-Jonathans

Sektor 3 : Carla Quiko

Sektor 4 : Frangky Wenas

(5) BPK Persekutuan Kaum Bapak Hosea

Ketua : Willy Kuhu – Karena bertugas ke luar

daerah, diganti oleh:: G.J. Atihuta

Wakil Ketua : Sudibjo

Sekretaris : M. Tumangger

Bendahara : J. Sahertian

Pembantu Umum: C. Nanlohy

(6) Perangkat-perangkat pelayanan yang lainnya adalah :

- Panitia Pembangunan Gedung Gereja yang telah

terbentuk tahun 1978

- 5 Komisi Pelayanan Jemaat

- 5 Paduan Suara dan 1 Vocal Group

(7) Panitia Pelembagaan.

Untuk mempersiapkan acara Pelembagaan, Majelis

Jemaat GPIB Effatha membentuk Panitia Penyelenggara

Peresmian Pelembagaan Bagian Jemaat IX:

Page 53: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

53

Pelindung : 1. Prof. Dr. G.A. Siwabessy

2. May.Jen. E.J. Kanter, SH

3. F. Mugama

4. F.J. Tumbelaka

Penasihat : 1. Pdt.M.D.Suitela, MRE, Ketua Majelis

Jemaat GPIB Effatha

2. PHM Bagian Jemaat IX

Pelaksana :

Ketua Umum : Pen. Sumardjo

Ketua I : Dkn. G.J. Atihuta

Ketua II : Dkn. L.J. Moleong

Sekretaris I : R. Iskandar

Sekretaris II : Emil Seba

Bendahara I : Ny. J.Th. Ferdinandus-Soselisa

Bendahara II : Ny. A. Wayong

Sie Adminiatrasi &

Organisasi : Pen. C.J. Seba

Sie Pembangunan

Rumah Gereja : C.J. Ferdinandus

Sie Dokumentasi : Pen. Nn. A.L.Fanggidaej

Sie Usaha Dana : Rudy Rampen

Ny. Z. Tumbelaka

Ny. F.Turalakay

Sie Keamanan : Arie Kaligis

Page 54: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

54

2. Pelaksanaan Pelembagaan

Majelis Jemaat GPIB Effatha dalam Sidang Pleno ke tiga,

tahun 1979, telah menetapkan untuk mendewasakan Bagian

Jemaat IX. Keputusan ini dituangkan dalam SK Majelis

Jemaat Nomor 010/SK/Eff/V/1980 tanggal 12 Mei 198016

.

Berdasarkan itulah Bagian Jemaat IX dikembangkan ke arah

pelaksanaan pelembagaannya.

Majelis Jemaat Bagian Jemaat IX diberikan wewenang dan

tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan

pelayanan di tengah wilayah yang telah ditentukan dengan

membuat laporan berkala kepada Majeis Jemaat GPIB Effatha.

Boleh dikatakan sejak 1980, Bagian Jemaat IX sebagai cikal

bakal Jemaat GPIB Sumber Kasih mengelola sendiri

pelayanannya secara teknis operasional. Pelayanan BPK

dikoordinir dan dibina oleh Majelis Jemaat Bagian Jemaat IX.

Begitu pula keuangan diatur sendiri dengan mengikuti

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh GPIB.

Sehingga sejak 1980 sebenarnya Bagian Jemaat IX GPIB

Effatha berada dalam masa peralihan untuk berproses menjadi

Jemaat yang berdiri sendiri dalam lingkungan GPIB.

Masa peralihan ini disebut sebagai masa pendewasaan.

Hal tersebut nampak dalam surat Majelis Jemaat GPIB Effatha

No. 049/Eff/003/V/82, tanggal 7 Mei 1982 yang menyebutkan

bahwa Bagian Jemaat IX telah melampaui masa pendewasaan

dalam persekutuan, kesaksian dan pelayanan serta kedewasaan

Page 55: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

55

di bidang organisasi, administrasi dan keuangan selama hampir

dua tahun lamanya.

Karena itu Majelis Jemaat GPIB Effatha dengan sukacita

menyampaikan ketetapan untuk pelembagaan Bagian Jemaat

IX menjadi Jemaat GPIB. Melalui surat tersebut, Majelis

Jemaat juga menyampaikan nama Jemaat yaitu Jemaat GPIB

Sumber Kasih, disertai penjelasan tentang batas-batas wilayah

pelayanan, daftar nama penatua dan diaken, pengurus BPK

serta usulan tentang pendeta Jemaat yang dijabat sementara

oleh Pdt. J. E. Mirah sekaligus menjadi pendeta Pembina.

Bertolak dari surat dan laporan Majelis Jemaat tersebut,

Majelis Sinode mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:

1073/82/MS.XII/Kpts. tanggal 19 Mei 1982.

Ibadah peresmian pelembagaan tersebut dilaksanakan pada

Hari Kenaikan TUHAN YESUS KRISTUS, Kamis tanggal 20

Mei 1982, jam 09.00 bertempat di Aula Rumah Sakit

Fatmawati. Hari Raya Kenaikan memberikan makna bagi

Jemaat bahwa KRISTUS adalah Raja dan TUHAN atas segala

tuan dan memerintah dunia ini. Siapa yang percaya

kepadaNYA diberikan mahkota kemuliaan. IA mendatangkan

KerajaanNYA di tengah dunia, dan mengutus Gereja dan

JemaatNYA untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan itu di

tengah masyarakat. Dalam rangka itu Jemaat GPIB Sumber

Kasih diresmikan pelembagaannya. Selain itu pilihan tanggal

20 Mei juga dimaksudkan untuk dikaitkan dengan Hari Raya

Kebangkitan Nasional, yaitu perjuangan kemerdekaan yang

Page 56: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

56

juga merupakan bagian dan wujud dari keberadaan dan

perjuangan umat Kristen dalam kehidupan bangsa Indonesia

yang sedang membangun.

Ibadah peresmian pelembagaan itu dipimpin oleh Pdt. A.J.

Sahetapy Engel, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, dengan

mempergunakan Tata Ibadah Pelembagaan Jemaat GPIB.

Penetapan pelembagaan ditandai dengan Pembacaan Surat

Keputusan Majelis Sinode GPIB, dan penetapan 16 penatua

dan 24 diaken (yang sebelumnya telah ditahbiskan sebagai

Anggota Majelis Jemaat GPIB Effatha masa bakti 1979 –

1984) sebagai Anggota Majelis Jemaat GPIB Sumber Kasih.

Pdt. M.D. Suitela17

, Ketua Majelis Jemaat GPIB Effatha

mengajak untuk mengucap syukur kepada ALLAH BAPA

TUHAN YESUS KRISTUS, yang oleh ROH KUDUSNYA

telah mengembangkan Jemaat GPIB Effatha baik melalui

pemadatan penduduk maupun perluasan daerah Jakarta

Selatan. Sehingga mau tidak mau Jemaat GPIB Effatha harus

mengembangkan beberapa Bagian Jemaat demi efisiensi

pelayanan dan kesaksian. Kini tiba saatnya Bagian Jemaat IX

merasakan hidup dan kegiatan berjemaatnya bukan lagi sebagai

Bagian Jemaat Effatha, melainkan sebagai Jemaat yang

dewasa. Apa yang telah dimulai dalam Jemaat GPIB Effatha

adalah kelanjutan dari apa yang telah dimulai lebih dahulu oleh

Jemaat di Jakarta dan malah sebelumnya lagi. Sehubungan

dengan itu, apa yang telah dimulai di Jemaat GPIB Effatha

Page 57: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

57

juga akan dilanjutkan oleh pelayanan Jemaat GPIB Sumber

Kasih.

Selanjutnya Pdt. Suitela, menyatakan penyesalannya karena

usaha pengadaan lokasi dan pembangunan gedung Gereja

belum terwujud sebelum pelembagaan tersebut. Ada berbagai

hambatan yang dialami oleh panitia yang telah dibentuk oleh

Majelis Jemaat sehingga dengan sangat terpaksa harus

mendahulukan acara pelembagaan ini. Diharapkan usaha

pembangunan dapat dilanjutkan dan segera dimulai.

Pdt. Sahetapy Engel18

, Ketua Umum Majelis Sinode dalam

sambutannya mengangkat pertimbangan pokok pelembagaan

satu Jemaat. Pelembagaan tersebut bermaksud untuk

menentukan wilayah pelayanan sedemikian rupa sehingga

setiap keluarga/anggota Jemaat dapat dijangkau oleh

pelayanan secara teratur dari Majelis Jemaat dan BPK-BPK.

Karena dalam terang Efesus 4:11-12 – [4:11 Dan Ialah yang

memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil

maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk memperlengkapi

orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh

Kristus,]; semua anggota harus diperlengkapi bagi pekerjaan

pelayanan dan untuk bersaksi kepada sesama di dalam

masyarakat bahwa begitu besar kasih ALLAH kepadanya,

sehingga Anak TunggalNYA telah dikaruniakan untuk

mati tersalib (Yoh. 3:16).

Page 58: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

58

Majelis Sinode menyampaikan terima kasih atas persiapan-

persiapan yang telah dilakukan terutama Majelis Jemaat GPIB

Effatha, Bagian Jemaat IX dan BPK-BPK yang telah bekerja

tanpa mengenal lelah. Digarisbawahi, bahwa pelembagaan

ini dilaksanakan di Aula RS Fatmawati, karena Jemaat GPIB

Sumber Kasih belum memiliki gedung Gereja sendiri. Hal ini

mendorong Jemaat untuk berjuang dengan kepercayaan penuh

bahwa di dalam Negara yang berdasar Pancasila dan UUD

1945, pemerintah menjamin sepenuhnya kebebasan beragama,

sehingga usaha Jemaat akan dapat terpenuhi.

3. Nama “Sumber Kasih”

Majelis Sinode GPIB meresmikan nama “Sumber Kasih”

sebagai nama Jemaat GPIB yang ke 151 di lingkungan GPIB.

Nama ini muncul sebagai hasil refleksi terhadap nilai-nilai

Kekristenan yang dihubungkan dengan konteks masyarakat.

Nilai-nilai Kekristenan berdasar pada prinsip utama yang

diajarkan TUHAN YESUS KRISTUS yaitu Kasih yang

mewarnai setiap gerak pelayanan dan kesaksian Jemaat.

Kasih merupakan tindakan ALLAH yang membebaskan dari

kebinasaan (Yohanes 3:16) – [Karena begitu besar kasih Allah akan

dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya

setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup

yang kekal.], dan kekuatan ALLAH yang menyelamatkan semua

orang (Roma 1:16,17) –[1:16 Sebab aku mempunyai keyakinan yang

Page 59: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

59

kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan

setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang

Yunani. 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari

iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan

hidup oleh iman."] Pengertian tentang Kasih dijelaskan oleh

Paulus dengan kata-kata dalam I Koristus 13. TUHAN YESUS

sendiri tidak banyak menjelaskan Kasih dengan kata-kata,

tetapi dengan perbuatan dan tindakan. DIA mengungkapkan

Kasih itu melalui seluruh pelayanan, karya dan perbuatanNYA

yang akhirnya memuncak pada Kematian (salib) dan

Kebangkitan serta Kenaikan ke Surga. Sebagaimana TUHAN

YESUS mengurbankan DiriNYA sebagai wujud KasihNYA,

begitulah Gereja yang adalah Tubuh KRISTUS mewujudkan

pola hidup yang sama. Gereja dan Jemaat terpanggil untuk

menyatakan Kasih itu secara nyata, tidak hanya dengan

kata-kata tetapi juga dalam perbuatan, pola hidup dan

keberadaannya. Kasih menjadi gaya hidup Gereja. TUHAN

YESUS adalah Sumber Kasih itu bahkan IA adalah Kasih itu

sendiri bagi dunia, bagi manusia dan seluruh ciptaanNYA.

Pada waktu menentukan nama bagi Jemaat ini, ada 2 (dua)

pertimbangan yang mencuat:

Pertama, nama yang diusulkan agar dipahami oleh masyarakat.

Istilah-istilah asing yang diangkat dari Alkitab hendaknya

diterjemahkan dalam bahasa yang dimengerti oleh konteks di

mana Jemaat berada.

Page 60: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

60

Kedua, nama yang dimaksud juga hendaknya menjelaskan

kehidupan Jemaat yang melayani masyarakat. Dengan kata lain

nama itu memberikan arti bagi penampilan Jemaat sebagai

persekutuan yang melayani dan menyaksikan pesan Firman

secara mendasar dan utuh.

Berdasarkan pertimbangan itu, maka muncul usulan beberapa

nama19

yaitu: “Sejahtera, Sumber Damai, Pancaran Kasih,

Tunas Kasih, Pancaran Kasih ALLAH, Rukun, Kasih Sejahtera

dan Sumber Kasih”.

Nama-nama ini disampaikan kepada warga Jemaat melalui

angket dan 90% dari warga Jemaat yang hadir memilih nama

“Sumber Kasih”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia20

,

kata “Sumber” adalah kata benda yang artinya “tempat keluar”

(air atau zat cair), “mata air”. Secara umum “sumber” berarti

tempat yang dengan kekuatan tertentu membuat keluarnya

sesuatu, atau tempat dari mana sesuatu keluar dan mengalir.

Dapat juga berarti tempat yang mengeluarkan atau

menghasilkan sesuatu yang tidak pernah habis. Dari tempat itu

dapat ditemukan asal muasal dari sesuatu, entah air, bunyi,

berita, dana, kegiatan, kekuatan, kuasa, hidup, kebenaran,

keadilan, damai sejahtera dan “kasih”.

Dengan uraian di atas, “Sumber Kasih” berarti tempat berasal-

nya Kasih. Atau tempat yang memiliki kekuatan tertentu yang

aktif membuat Kasih itu mengalir keluar dan dialami oleh

sekitarnya. Jadi “Sumber Kasih”, adalah nama, tetapi juga

Page 61: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

61

peristiwa, dan sekaligus Sejarah. Karena dengan nama itu

terjadi sesuatu, dan kejadian itu merupakan pertanggung-

jawaban. Dalam hubungan dengan Jemaat, nama ini

menjelaskan tentang karakter persekutuan yang menjadi tempat

di mana iman itu hidup sehingga Kasih KRISTUS mengalir

dan melimpahi sekitarnya supaya pengharapan terwujud dalam

damai sejahtera.

Pasal 3 : Pelaksanaan Panggilan Gereja

ereja merupakan persekutuan orang percaya yang dipanggil

dan diutus untuk melaksanakan Amanat Agung TUHAN

YESUS KRISTUS melalui pemberitaan dan pengajaran (Matius

28: 18-20) – [28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah

diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah

semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan

Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah

Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa

sampai kepada akhir zaman."], pelayanan nyata dan pembebasan secara

menyeluruh sebagai pernyataan kuasa ALLAH yang mengalahkan

segala kuasa (Lukas 4 : 18 - 21) – [4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh

sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-

orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 4:19 untuk memberitakan pembebasan

kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk

membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat

Tuhan telah datang." 4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya

G

Page 62: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

62

kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu

tertuju kepada-Nya. 4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari

ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."]. Untuk itu secara nyata

Gereja berusaha mewujudkan persekutuan (koinonia), pelayanan

(diakonia), kesaksian (marturia) dan pembinaan agar semuanya

berlangsung dengan teratur dan tertib menjadi Tubuh KRISTUS 21

.

Panggilan Gereja disadari juga sebagai panggilan Jemaat GPIB

Sumber Kasih yang sejak pelembagaannya diterjemahkan dalam

program-program dan kegiatan Jemaat.

1. Persekutuan

Persekutuan Jemaat dinampakkan dalam berbagai kegiatan

warga Jemaat baik secara bersama maupun yang terpencar

di sektor-sektor bahkan di rumah-rumah keluarga dan

masyarakat 22

. Wujud persekutuan itu dialami dalam bentuk

ibadah-ibadah :

a. Ibadah-ibadah Minggu

Ibadah-ibadah Minggu dilayani secara rutin. Semula di

3 (tiga) tempat ibadah, yaitu di Gereja Oikumene Bahtera

Allah, Pangkalan Jati, (Minggu 1, 3 dan 5), di rumah

keluarga Rompis, Jln. Cipete IV No. 6, (Minggu 2) dan di

rumah keluarga Wayong-Rumambi, Jln. Palm No.1, Cipete,

(Minggu 4).

Setelah diadakan kesepakatan dan pengaturan dengan

Pengurus Oikumene Pangkalan Jati, maka sejak Maret

Page 63: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

63

1982 seluruh kegiatan Ibadah Minggu dilaksanakan di

Gereja Bahtera Allah. Mengingat bahwa gedung tersebut

dipergunakan juga oleh persekutuan Oikumene serta

gereja-gereja HKBP, GPdI dan GBI, maka jadwal Ibadah

Minggu Jemaat GPIB Sumber Kasih diatur sebagai

berikut: Minggu 1, 3 dan 5 pada jam 09.00 dan 18.00;

Minggu ke 2 dan 4 pada jam 18.00.

Jadwal Ibadah Minggu seperti ini berlangsung sampai

tahun 1992. Ibadah Minggu berlangsung sesuai Tata

Ibadah yang ditetapkan Persidangan Sinode XII (1978) dan

XIII (1982). Materi Pemberitaan Firman yang disampaikan

adalah sesuai Rancangan Khotbah yang dirancangkan

secara Sinodal.

Pada Minggu ke 4, dua bulan sekali diadakan pertukaran

mimbar sesuai jadwal MUPEL DKI dan GKI Jabar. Selain

itu para presbiter diberikan kesempatan untuk melayani

Firman dalam Ibadah-ibadah Minggu.

Ibadah Minggu anak-anak diselenggarakan oleh Pelayanan

Anak di 15 pos pelayanan.

Ibadah Minggu taruna diselenggarakan Persekutuan Teruna

di 3 pos pelayanan.

Page 64: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

64

b. Ibadah Sakramen

Ibadah-ibadah Sakramen dilaksanakan secara rutin untuk :

b.1. Baptisan Kudus yang diselenggarakan dalam Ibadah

Minggu ke-3 setiap bulan, jam 09.00. Selama kurun

waktu ini (1982 – 1992) telah dilaksanakan baptisan

untuk anak-anak dan orang dewasa. Didahului dengan

penggembalaan untuk keluarga.

b.2. Perjamuan Kudus diselenggarakan 4 kali dalam tiap

tahun di semua jam ibadah, yaitu pada : Jumat Agung

(bulan Maret/April); bulan Juli; bulan Oktober

(Perjamuan Kudus Sedunia) dan bulan Desember.

c. Ibadah Peneguhan Sidi

Ibadah Peneguhan Sidi dilaksanakan dalam Ibadah Minggu

sesuai jadwal yang ditetapkan, setahun 3 kali pada bulan

Maret, Juli dan Oktober. Selama periode ini telah dilakukan

peneguhan sidi untuk warga Jemaat yang telah mengikuti

katekisasi.

d. Ibadah Peneguhan Pelayan

Ibadah Peneguhan Pelayan dilaksanakan dalam Ibadah

Minggu, untuk:

d.1. Penatua dan diaken pada tanggal 16 Desember 1984

(40 penatua dan 36 diaken) untuk masa bakti 1984 –

1988; dan pada bulan Oktober 1988 (37 penatua

dan 30 diaken), untuk masa bakti 1988 – 1992.

Page 65: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

65

8 (delapan) orang penatua dan diaken dari sektor 5

diteguhkan menyusul pada tanggal 30 April 1989.

d.2. Pelayan-pelayan ke-5 BPK (PA, PT, GP, PW dan

PKB) dan perkenalan 6 (enam) komisi, dilaksanakan

dalam Ibadah-ibadah Minggu April 1985 dan

16 April 1989.

e. Ibadah pada Hari-hari Raya Kristen, Gerejawi dan Nasional

e.1. Hari-hari Raya Kristen: Natal, Jumat Agung, Paskah,

Kenaikan, Pentakosta, dilaksanakan dengan Tata-tata

Ibadah Khusus. Natal dan Paskah dirayakan dengan

kegiatan-kegiatan khusus.

e.2. Hari-hari Raya Gerejawi: HUT GPIB 31 Oktober dan

Hari Reformasi, HUT PGI 25 Mei, HUT Jemaat

GPIB Sumber Kasih 20 Mei, dan HUT masing-

masing BPK secara Sinodal.

e.3. Hari-hari Raya Nasional : HUT RI 17 Agustus,

Sumpah Pemuda 28 Oktober, Hari Ibu 22 Desember.

f. Ibadah Peneguhan dan Pemberkatan Nikah

Ibadah Peneguhan dan Pemberkatan Nikah dilaksanakan

untuk calon-calon pengantin yang membentuk keluarga

baru. Ibadah ini dilaksanakan sekaligus dengan pencatatan

sipil oleh Pejabat dari Kantor Catatan Sipil Jakarta Selatan.

Pelaksanaannya didahului dengan percakapan penggem-

balaan dan persiapan bersama Majelis Jemaat dan

Page 66: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

66

keluarga. Ibadah peneguhan dan pemberkatan Nikah

pertama kali dilaksanakan tanggal 20 November 1982,

di tempat ibadah rumah keluarga Wim Rompis, untuk

R.W.Manusama dengan Maryati, yang dipimpin oleh

Pdt. Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu

g. Ibadah-ibadah Keluarga / Rumah Tangga

Ibadah-ibadah Keluarga / Rumah Tangga dilaksanakan

serentak di semua sektor pelayanan 1 sampai dengan 6,

pada hari Kamis jam 19.30. Isi dan bentuk-bentuk

Ibadah-ibadah Keluarga / Rumah Tangga tiap bulan

diatur sebagai berikut : Kamis 1, 3 dan 5 bersifat ibadah

biasa, Kamis 2 Ibadah PA dan Kamis 4 Ibadah Persekutuan

Doa. Ibadah-ibadah ini dilayani oleh para penatua, diaken

dan pendeta dengan bahan Alkitab sesuai jadwal yang

disusun oleh Santapan Harian/PPA.

Ibadah-ibadah Pengucapan Syukur dilayani sesuai

permintaan dan kebutuhan dari keluarga-keluarga Jemaat.

h. Ibadah-ibadah Keluarga oleh BPK-BPK

Ibadah-ibadah diselenggarakan oleh pengurus-pengurus

BPK sesuai jadwal mingguan masing-masing.

i. Ibadah Subuh para Presbiter

Ibadah Subuh para Presbiter diselenggarakan setiap hari

Sabtu subuh di rumah para presbiter secara bergilir untuk

Page 67: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

67

membangun persekutuan para pelayan Jemaat dan sebagai

wadah pelatihan pelayanan Firman.

j. Ibadah-ibadah lainnya

Ibadah-ibadah lainnya dilayani sesuai kebutuhan, misalnya

kematian, penghiburan.

2. Pelayanan

Pelayanan Jemaat dinampakkan dalam bentuk kegiatan-

kegiatan yang langsung menyentuh kebutuhan-kebutuhan

warga dan masyarakat dengan segala permasalahannya.23

a. Diakonia

Kegiatan ini merupakan santunan bagi yang

membutuhkan, yaitu :

a.1. Warga Jemaat, berupa santunan : kesejahteraan

keluarga, pengobatan, kedukaan dan pendidikan.

a.2. Warga masyarakat : pelayanan RUTAN Polres,

pelayanan Nasi Murah dan bantuan kepada korban-

korban bencana alam.

b. Penggembalaan

Kegiatan ini merupakan pelayanan rutin untuk memelihara

iman maupun menolong warga Jemaat yang berada dalam

pergumulan.

Page 68: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

68

b.1. Kunjungan keluarga oleh pelayan-pelayan (pendeta,

penatua, diaken dan pengurus-pengurus BPK)

b.2. Konseling untuk warga Jemaat.

b.3. Pelayanan orang sakit.

b.4. Pelayanan konsultasi khusus.

3. Kesaksian

Kesaksian Jemaat dinampakkan dalam kegiatan-kegiatan

dalam bentuk kepedulian sebagai wujud dari keselamatan yang

diberitakan oleh Injil YESUS KRISTUS. Kegiatan ini

dilaksanakan untuk membuat masyarakat mengalami damai

sejahtera ALLAH.24

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam bentuk :

a. Bantuan antar Jemaat :

Jemaat memberikan bantuan program dan supervisi untuk

Jemaat Long Lame di Kalimantan Timur. Selain itu

beasiswa untuk 3 (tiga) tenaga yang dipersiapkan sebagai

pelayan dan gaji untuk penginjil setempat.

b. Membangun hubungan dengan aparat-aparat pemerintah

dan instansi-instansi terkait dalam rangka pengadaan

lokasi di pembangunan gedung Gereja. Interaksi dengan

aparat-aparat tersebut dan masyarakat untuk menciptakan

pemahaman yang lebih berkembang mengenai kerukunan

dan tanggung jawab bersama membangun masyarakat

Page 69: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

69

yang pluralis. Interaksi seperti ini dapat disebut sebagai

satu kesaksian dengan tujuan membebaskan dari situasi

yang beku.

4. Pembinaan

Pembinaan Jemaat dinampakkan dalam kegiatan-kegiatan

untuk memperlengkapi warga Jemaat agar terjadi peningkatan

mutu warga dan keluarganya. Selain itu untuk membangun

kesadaran tentang keesaan dan kehidupan bersama dalam

masyarakat dan bangsa.25

Kegiatan pembinaan diwujudkan oleh Jemaat dalam bentuk :

a. Katekisasi

Setiap tahun dibuka kelas katekisasi untuk kategori:

pemuda, keluarga dan Kristen Baru. Selama periode ini

diteguhkan sidi warga Jemaat yang telah dibina. Katekisasi

diberikan dengan memakai bahan/pedoman dari GPIB.

b. Musik Gereja dan Paduan Suara

Dalam rangka menopang ibadah-ibadah, kegiatan

pembinaan musik gereja dan paduan suara dilaksanakan

sekaligus untuk meningkatkan mutu :

b.1. Organis dan Prokantor

b.2. Paduan suara : Jemaat, Sektor dan BPK- BPK.

Page 70: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

70

b.3. Mengadakan Pesparani tingkat Jemaat maupun

mengikuti kegiatan-kegiatan Mupel, Sinodal, PGIS

dan PGIW.

c. Ibadah-ibadah Penyegaran Iman

Selama periode ini berlangsung ibadah-ibadah penyegaran

iman dalam kerjasama Majelis Jemaat dengan badan-badan

lain, seperti YPPII, Batu Malang.

d. Ceramah-ceramah Umum dan Pekan Keluarga

Ceramah umum diselenggarakan untuk membangun

wawasan warga Jemaat. Dalam masa ini warga Jemaat

dituntun untuk memahami ajaran-ajaran iman GPIB. Juga

peranan keluarga sebagai persekutuan gereja, khusus

menghadapi narkoba dan yang sejenis. Pekan-pekan

Keluarga dilaksanakan untuk menghayati Firman dalam

persekutuan keluarga.

e. Kelengkapan para pelayan

Untuk memperlengkapi para pelayan (Majelis Jemaat,

BPK, Komisi dan Panitia), dilaksanakan pembinaan untuk

mendalami Pemahaman Iman GPIB, kelembagaan GPIB,

serta bahan-bahan untuk mengasah keterampilan dalam

pelayanan. Misalnya: Ibadah dan Liturgi, penggembalaan,

khotbah dan cerita, Sakramen-sakramen, hakekat pelayan

dan pelayanan, mengenal anak, menggunakan alat peraga

dan sebagainya.

Page 71: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

71

f. Persiapan pelayan

Persiapan pelayan dilaksanakan secara khusus melayani

ibadah-ibadah Minggu dan Keluarga :

- Majelis Jemaat pada hari Jumat, jam 19.00

- Pelayan Anak dan Persekutuan Teruna pada hari Jumat,

jam 19.00.

g. Buku Renungan untuk Keluarga Jemaat

Majelis Jemaat menyampaikan Buku Santapan Harian

(PPA) untuk mendorong keluarga-keluarga Jemaat untuk

melakukan Ibadah di keluarga masing-masing setiap hari.

Penggunaan Buku Renungan tersebut disertai pemantauan

Majelis Jemaat di sektor masing-masing.

h. Persekutuan Oikumene

Kegiatan persekutuan oikumene merupakan proses

pembinaan yang dijalani oleh Majelis Jemaat dan BPK-

BPK dengan berbagai kegiatan atas prakarsa PGIS, PGIW,

maupun Persekutuan-persekutuan Oikumene setempat.

Sejak 1975 warga GPIB turut berpartisipasi dalam kegiatan

Persekutuan Oikumene di Kompleks TNI AL – Pangkalan

Jati. Kepengurusan Persekutuan Oikumene tersebut

mengelola pemakaian gedung Gereja Bahtera Allah sejak

diresmikan 16 April 1980 oleh KASAL Laksamana

Waluyo Sugito. Penatua Sumardjo merupakan anggota

Page 72: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

72

GPIB dan Pdt. M. Sitaniapessy dari TNI AL yang sejak

awal aktif dalam kepengurusan oikumene tersebut.

Keaktifan warga-warga GPIB di persekutuan Oikumene itu

menciptakan relasi timbal balik sehingga pengurus

Persekutuan tersebut turut serta menggumuli kesulitan-

kesulitan Jemaat, antara lain mengenai tempat ibadah.

Terbangun kerja sama yang baik sehingga Ibadah-ibadah

Minggu GPIB dapat berlangsung di gedung Gereja Bahtera

Allah.

Kegiatan PGIS umumnya diikuti oleh PW dan PGIW oleh

Majelis Jemaat. Di dalamnya terjadi interaksi pembinaan

untuk memantapkan kebersamaan sebagai Gereja-gereja

yang melayani.

Pasal 4 : Organisasi dan Kepemimpinan

ereja membutuhkan perangkat-perangkat yang berfungsi untuk

mewujudkan keberadaannya dengan jelas dalam masyarakat.

Perangkat-perangkat itu merupakan alat yang memungkinkan misi

dan tugas Gereja agar berlangsung dengan baik, benar dan terarah

pada tujuan ynag ditetapkan ALLAH. Salah satunya adalah

organisasi.

Masyarakat modern dewasa ini sangat mengandalkan organisasi

dalam berbagai aktifitas untuk mencapai tujuan. Begitu pentingnya

sehingga sering dianggap menentukan. Karena itu organisasi harus

G

Page 73: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

73

dinamis dan fleksibel supaya juga mengalami pembaruan demi

tujuan yang harus dicapai. Sehubungan dengan itu dibutuhkan

kepemimpinan yang bertanggungjawab. Kepemimpinan selalu

berhubungan dengan manusia yang membuat organisasi menjadi

alat dan bukan tujuan. Secara teologis, kepemimpinan tidak

berorientasi pada jabatan apalagi kekuasaan, tetapi sebaliknya

kepemimpinan adalah pelayanan.

Karena itu TUHAN YESUS berbicara tentang pemimpin

sebagai gembala (Yohanes 10:14-15) - [10:14 Akulah gembala yang baik

dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 10:15

sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan

nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.] dan sebagai hamba (Markus 10:44-45

dan Yohanes 13:14-15) -[Markus 10:44 dan barangsiapa ingin menjadi yang

terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk

melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.]

– [Yohanes 13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan

dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; 13:15 sebab Aku

telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama

seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.], atau kepemimpinan sebagai

seni mempengaruhi seperti garam (Matius 5:13, banding Imamat

2:13 dan Bilangan 18:19) – [Matius 5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika

garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya

selain dibuang dan diinjak orang. -Imamat 2:13 Dan tiap-tiap persembahanmu

yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan

garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu

Page 74: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

74

haruslah kau persembahkan garam. –Bilangan 18:19 Segala persembahan khusus,

yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN,

Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan

bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya;

itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu

serta bagi keturunanmu."]

Berpedoman pada uraian di atas, selanjutnya ditinjau organisasi

dan kepemimpinan di Jemaat GPIB Sumber Kasih. Sesudah

pelembagaan, Jemaat ini mengembangkan juga perangkat-

perangkat organisasi dan kepemimpinan-nya. Hal ini tidak hanya

terdesak oleh kebutuhan pelayanan, tetapi juga oleh keputusan-

keputusan Persidangan Sinode GPIB yang perlu diterapkan dalam

hidup dan pelayanan Jemaat.

1. Kepemimpinan Jemaat 1984 – 1988

a. Pembentukan Majelis Jemaat

Dalam rangka persiapan pelembagaan, telah terpilih

Penatua dan Diaken masa bakti 1979 – 1984, yang

kemudian membentuk Majelis Jemaat yang sesuai Tata

Gereja 1982. Peraturan Pokok No.1 tentang Jemaat, pasal

10 ayat 1, adalah Pimpinan Jemaat. Pasal 12 dalam

Peraturan Pokok yang sama, menjelaskan tentang

pengadaan Pengurus Harian Majelis Jemaat sebagai

pelaksana sehari-hari. Dengan ditempatkannya Pendeta

Jemaat yang baru, yaitu Pdt. C. Ch. Hursepuny, maka

Page 75: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

75

dibentuklah Pengurus Harian yang baru pada bulan Maret

1984 yang bertugas sampai pemilihan Penatua dan Diaken

masa bakti 1984 – 1988.

Susunan Pengurus Harian (masa bakti Maret 1984 –

Oktober 1984) sebagai berikut :

Ketua : Pdt. C. Ch. Hursepuny

Ketua I : Pen. S. B. Ferdinandus

Ketua II : Dkn. L. J. Moleong

Ketua III : Pen. Sumardjo

Ketua IV : Pen. A. L. Waworuntu

Sekretaris : Pen. A. T. Dotulong

Sekretaris I : Dkn. Ny. W.H.J.Toumahu-Manubulu

Sekretaris II : Dkn. J. B. Thenu

Bendahara : Dkn. H. L. Wayong

Bendahara I : Dkn. H. Henjan

Dalam masa yang singkat ini PHMJ tersebut melanjutkan

persiapan pemilihan Penatua dan Diaken masa bakti 1984 –

1988 (daftar nama Penatua dan Diaken masa bakti 1984–

1988 Lampiran 1). Pemilihan Penatua dan Diaken

tersebut berpedoman pada Tata Gereja GPIB 1982,

Peraturan 1 tentang Pemilihan Penatua dan Diaken.

Kepemimpinan Majelis Jemaat yang baru tersebut memilih

anggota-anggota PHMJ yang bertugas 2 (dua) tahun

masing-masing :

Page 76: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

76

(1) Masa bakti 1984 – 1986

Ketua : Pdt. C. Ch. Hursepuny

Ketua I : Dkn. L. J. Moleong

Ketua II : Pen. Sumardjo

Ketua III : Pen. F. B. Langitan

Ketua IV : Pen. S. B. Ferdinandus

Sekretaris : Dkn. Ny. W.H.J.Toumahu-Manubulu

Sekretaris I : Dkn. Soepryo Kartono

Sekretaris II : Dkn. J. B. Thenu

Bendahara : Pen. H. L. Wayong

Bendahara I : Dkn. H. Henjan

(2) Masa bakti 1986 – 1988

Ketua : Pdt. C. Ch. Hursepuny

Ketua I : Dkn. L. J. Moleong

Ketua II : Dkn. H. Henjan

Ketua III : Pen. F. B. Langitan

Ketua IV : Pen. W. A. Nayoan, kemudian dalam

perjalanan diganti oleh: Pen. H.W. Kesek

Sekretaris : Dkn. Soepryo Kartono, kemudian dalam

perjalanan diganti oleh :

Pen. P. L. Rompas

Sekretaris I : Pen. W. R. Ticoalu

Sekretaris II : Pen. S. B. Ferdinandus

Bendahara : Pen. H. L. Wayong

Bendahara I : Pen. H. W. Kesek, kemudian dalam

perjalanan dirangkap oleh:

Pen. P.L. Rompas.

Page 77: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

77

Untuk menghadiri Persidangan Sinode XIV, bulan Oktober

1986 di Denpasar Bali, Majelis Jemaat mengutus: Pdt. C.

Ch. Hursepuny, Pen. F. B. Langitan, dan Dkn. H. Henjan.

b. Penataan Wilayah Pelayanan

Segera setelah pelembagaan Majelis Jemaat mengadakan

penataan wilayah pelayanan Jemaat Sektor 5 di daerah

Cilandak Marinir dan Ragunan yang sebelumnya secara

administratif bergabung dengan Bagian Jemaat IX, oleh

Majelis Jemaat GPIB Effatha dipersiapkan untuk

didewasakan. Statusnya berubah menjadi Bagian Jemaat IX

Jemaat GPIB Effatha. Dengan demikian Jemaat GPIB

Sumber Kasih memiliki 4 sektor, yaitu :

Sektor 1 : Cipete – Pondok Indah

Sektor 2 : Cilandak – Lebak Bulus

Sektor 3 : Pangkalan Jati – Cinere

Sektor 4 : RS Fatmawati – Pondok Labu

Pada tahun 1984, komisi Litbang Jemaat GPIB Sumber

Kasih mengadakan studi dan mengusulkan penataan ulang

wilayah-wilayah pelayanan Jemaat26

.

Penataan wilayah-wilayah ini tidak hanya memperhatikan

perkembangan yang pesat di daerah Real Estate baru di

selatan, tetapi terutama untuk memudahkan pemilihan

Penatua dan Diaken Oktober 1984.

Dengan perkembangan itu, maka wilayah sektor-sektor

mengalami penataan ulang menjadi 6 sektor yaitu :

Page 78: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

78

Sektor 1 : H.Nawi ke selatan (kel.Gandaria Selatan)

Sektor 2 : Cipete (kel. Cipete Selatan)

Sektor 3 : Cilandak (kel. Cilandak Barat)

Sektor 4 : Komp.: RS Fatmawati, Dalam Negeri, Kesehatan,

Pondok Labu (Timur jl. RS Fatmawati)

Sektor 5 : Pondok Labu (Barat Jl.RS Fatmawati), Bona

Indah, AL Pangk.Jati, Cirendeuw, Villa Cinere

Mas, Lebak Bulus

Sektor 6 : Megapolitan Cinere, Kampung Limo, Bukit

Cinere, Pondok Cabe, Maruyung, Gandul.

Sektor 4, 5 dan 6 melayani kompleks-kompleks perumahan

baru yang sangat cepat berkembang. Dengan demikian

pelayanan Jemaat GPIB Sumber Kasih memasuki daerah

pemerintahan Propinsi Jawa Barat yaitu Kotamadya Depok.

Hal ini membawa konsekwensi bahwa Majelis Jemaat perlu

menghimpun data-data mengenai kependudukan dan peta

pemerintahan yang dibuat oleh pemerintah Kotamadya

Depok.

c. Badan-badan Pembantu dan Pelaksana Pelayanan

Pengadaan Badan-badan Pembantu dan Badan-badan

Pelayanan dibentuk oleh Majelis Jemaat masa bakti 1984 –

1988, sesuai dengan amanat Tata Gereja dan kebutuhan

pelayanan :

(1) Pengurus-pengurus Bidang Pelayanan Kategorial:

Page 79: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

79

Tata Gereja 1982 Peraturan No.6 – masa tugas 4 tahun.

Pengurus-pengurus BPK masa bakti 1984 – 1988

terdiri dari : - Pelayanan Anak (PA)

- Persekutuan Teruna (PT)

- Gerakan Pemuda (GP)

- Persatuan Wanita (PW)

- Persekutuan Kaum Bapak (PKB)

(2) Komisi-komisi:

Tata Gereja 1982 Peraturan No.9. Pengurus Komisi

masa bakti 1984 – 1988 terdiri dari :

- Musik dan Lagu Gerejawi (Muslager)

- Pembinaan dan Pendidikan (Bindik)

- Diakonia

- Penelitian, Perencanaan dan Pembangunan (Litnabang)

- Daya dan Dana (KDD)

- Pelayanan dan Kesaksian (Pelkes)

(3) Kantor Majelis Jemaat

Alamat : Jln. Cipete II No.7,

Jakarta Selatan

Pegawai :

Kepala Kantor : Nn. D. Thenu

Tata Usaha : Nn. C. Noya ; Irwan Noer

Pembukuan : A.J. Wabang; Leo Djarangga

Pemegang Kas : R. Sugarwo

Petugas Kebersihan : Ny. Annie

Koster : Soepriyo Kartono; Slamet

Page 80: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

80

d. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ) :

Tata Gereja 1982 Peraturan No.8.

(1) Masa tugas : 1983 - 1984

Ketua/Anggota : E. J. Brohet

Anggota : A.L. Waworuntu

Ny. Zus Tumbelaka

(2) Masa tugas : 1984 - 1988

Ketua/Anggota : A.L. Waworuntu

Anggota : E. J. Brohet

A.S. Kansil

J.W. Piga

A. Jonathan

2. Kepemimpinan Jemaat 1988 – 1992

a. Pembentukan Majelis Jemaat

Sebelum pemilihan Penatua dan Diaken tahun 1988,

Pdt. C.Ch. Hursepuny dialihtugaskan oleh Majelis

Sinode dari Jemaat GPIB Sumber Kasih ke Jemaat

GPIB Yahya di Jakarta Barat. Sementara itu Jemaat

Jemaat GPIB Sumber Kasih diselumuti keprihatinan

akibat “kemelut dan goncangan dan mengalami

keretakan dalam persekutuan yang terjadi pada akhir

tahun 1988” 27

.

Page 81: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

81

Upaya-upaya penggembalaan dan penyelesaian

dilakukan oleh Majelis Jemaat sehingga persekutuan

Jemaat semakin tenang dan baik sejak Mei 1989.

Walau ada gejolak, pemilihan Penatua dan Diaken tetap

dilaksanakan. Untuk itu Majelis Sinode menempatkan

Pdt. Shirato Syafei sebagai Ketua Panitia Pemilihan

Penatua dan Diaken. Proses pemilihan ini menjadi

pengalaman yang sangat berharga, terutama dalam

memahami keberadaan Gereja secara utuh dalam pola

pemahaman GPIB. Dalam proses ini, meski ada

ketegangan-ketegangan, namun terlewati dengan penuh

ketabahan. Akhirnya terpilihlah Penatua dan Diaken

masa bakti 1988 – 1992 (daftar nama Penatua dan

Diaken, terlampir dalam lampiran 2). Jumlah keluarga

saat itu 630 kepala keluarga, dilayani oleh 41 Penatua

dan 41 Diaken. Sekalipun pemilihan tersebut berhasil

dilaksanakan namun perlu dicatat bahwa pada saat itu

persekutuan menjadi retak dan berdiri persekutuan

Pancaran Kasih ALLAH oleh beberapa mantan Penatua

dan Diaken Jemaat Jemaat GPIB Sumber Kasih. Hal ini

juga merupakan konsekwensi dari pemberlakuan

peraturan secara sinodal bahwa warga sidi Jemaat yang

akan dicalonkan sebagai Penatua dan Diaken GPIB

harus membuat pernyataan loyalitas secara tertulis.

(Keputusan Persidangan Sinode XIV, 1986 di

Denpasar). Warga sidi Jemaat yang sementara

Page 82: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

82

menjabat juga sebagai pelayan-pelayan di kelompok-

kelompok atau persekutuan-persekutuan yang tidak

sejalan dengan GPIB, dinyatakan gugur oleh peraturan

tersebut.

Selanjutnya kepemimpinan Majelis Jemaat baru

tersebut memilih Pengurus Harian Majelis Jemaat

(PHMJ) yang bertugas 2 (dua) tahun, masing-masing:

(1) Masa bakti 1988 – 1990 (SK Majelis Sinode:

No.1385/89/ MSXIV/Kpts., tgl. 31 Oktober 1988).

Ketua : lowong untuk diisi Pendeta baru

Ketua I : Pen. S. Oediargo

Ketua II : Pen. W.J.B. Lalamentik

Ketua III : Pen. N.A. Mbouw

Ketua IV : Pen. Haryono Tri Rahardjo

Sekretaris : Pen. Ny.C.M.Lalamentik- Mawengkang

Sekretaris I : Pen. W.R. Ticoalu

Sekretaris II : Pen. F. E. Wenas

Bendahara : Dkn. J.M. Pandjaitan

Bendahara I : Dkn. A. Paulus.

Pada tahun 1989, Majelis Sinode GPIB

menempatkan Pdt. Junus Beeh sebagai pendeta

Jemaat Jemaat GPIB Sumber Kasih, sekaligus

menjabat sebagai Ketua Majelis Jemaat.

Page 83: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

83

(2) Masa bakti 1990 – 1992 (SK Majelis Sinode:

No.2715/90/ MSXIV/Kpts., tgl. 31 Oktober 1990).

Ketua : Pdt. Junus Beeh

Ketua I : Pen. N.A. Mbouw

Ketua II : Pen. S. Oediargo

Ketua III : Pen. Haryono Tri Rahardjo

Ketua IV : Pen. A.L. Kaligis

Sekretaris : Pen. Ny. C.M. Lalamentik-Mawengkang

Sekretaris I : Dkn. S.A. Mamesah

Sekretaris II : Pen. F. E. Wenas

Bendahara : Dkn. J.M. Pandjaitan

Bendahara I: Dkn. A. Paulus.

Pada bulan Oktober 1990, berlangsung Persidangan

Sinode XV di Makasar dan Majelis Jemaat mengutus

Pdt. J. Beeh, didampingi oleh 2 (dua) anggota Majelis

Jemaat untuk mengikuti Sidang tersebut. Dalam Sidang

Sinode tersebut Pendeta Junus Beeh terpilih sebagai

Sekretaris I Majelis Sinode GPIB. Karena itu pada

tahun 1991, Majelis Sinode menempatkan Pendeta

S.Th. Kaihatu menjadi pendeta Jemaat, sekaligus Ketua

Majelis Jemaat Jemaat GPIB Sumber Kasih. Sementara

itu dalam perjalanan PHMJ tersebut, terjadi pergantian

sebagai berikut: Dkn. J.M. Pandjaitan diganti oleh Dkn.

A. Paulus sebagai Bendahara dan Dkn. J.J. Thenu

menjabat sebagai Bendahara I.

Page 84: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

84

b. Badan-badan Pembantu dan Badan-badan Pelaksana

(masa tugas 4 tahun) :

(1) Bidang Pelayanan Kategorial (BPK) (daftar

nama pengurus-pengurus BPK, lampiran 3)

(2) Komisi-komisi (daftar nama pengurus-

pengurus Komisi, lampiran 4)

(3) Kantor Majelis Jemaat

- Alamat : Jln. Cipete II No.7, Jakarta Selatan.

- Formasi pegawai, sama seperti periode 1984–1988.

c. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

(1) Masa tugas 1988 – 1990:

Ketua : Eric Brohet

Anggota : R.A. Salaki

A.S. Kansil

(2) Masa tugas 1990 – 1992:

Ketua : R.A. Salaki

Anggota : R. J. Musa

T. T. Boham

d. Peraturan Pelaksanaan Majelis Jemaat (PPMJ)

Dalam rangka ketertiban pelayanan dan organisasi

Majelis Jemaat menyusun Peraturan Pelaksanaan

Majelis Jemaat. Peraturan ini ditetapkan 12 April 1991,

sebagai penjabaran dari Tata Gereja GPIB 1982 dan

Keputusan-keputusan Persidangan Sinode GPIB.

Page 85: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

85

e. Pertemuan Warga Sidi dan Penyusunan Program

Majelis Jemaat setiap awal tahun menyelenggarakan

Pertemuan warga sidi Jemaat untuk evaluasi program

yang telah berlangsung dan menerima usul-usul untuk

program baru. Dilanjutkan dengan Loka Karya

Penyusunan Program tahunan berdasarkan kebutuhan

setempat dan penjabaran GBKUPG GPIB.

Penyusunan Program berpatokan pada Kebijakan

Umum Panggilan Gereja GPIB, yang dijabarkan dalam

10 (sepuluh) bidang yaitu :

(1) Iman, Ajaran dan Ibadah

(2) Organisasi, Komunikasi dan Personalia

(3) Gereja dan Masyarakat

(4) Pelayanan, Kesaksian dan Diakonia

(5) Musik Gereja

(6) Pendidikan

(7) Pembinaan

(8) Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan

(9) Pelayanan Kategorial (BPK)

(10) Umum (termasuk Dana dan Keuangan).

Page 86: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

86

f. Pendeta-pendeta yang melayani :

(1) Pendeta J. Beeh

(2) Pdt. Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu

(3) Pdt. Ny. D. Loblobly-Lulu

(4) Pdt. Ny. F. Matulandi-Kandioh

(5) Pdt. Ny. M. Dharma-Angkuw.

Pasal 5 : Pembangunan Fisik

embangunan fisik dilaksanakan dalam rangka pembangunan

Jemaat. Warga Jemaat diberdayakan untuk mengungkapkan

imannya dengan merencanakan, mengorganisir, menopang dan

mewujudkan pembangunan fisik. Dalam arti yang luas,

pembangunan fisik mencakup juga kehidupan ekonomi dan

kesejahteraan warga yang dilandaskan pada iman dan ketaatan

kepada ALLAH. Konsep ini dianut oleh umat ALLAH dalam

Perjanjian Lama tatkala dibawah pimpinan Yosua masuk Tanah

Kanaan. Kesejahteraan umat dibangun melalui pembagian tanah

dan membangun suatu masyarakat yang menetap.28

Umat

membangun kota dan desa, ladang dan kebun serta tata kehidupan

yang tertib, aman dan damai. Negeri menjadi komunitas

pembinaan, di mana ibadah-ibadah dilaksanakan, persekutuan

digalang dan hidup yang setia kepada ALLAH diwujudkan. Umat

menjadi persekutuan di mana ALLAH hadir dengan tuntunannya

P

Page 87: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

87

sebagai kelanjutan dari tindakan pembebasan dari Mesir. Dalam

pembangunan inilah Paulus menyebut Jemaat sebagai Bait Allah

dan ROH ALLAH diam di dalam Jemaat (I Korintus 3:16) – [Tidak

tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di

dalam kamu?]. Bait Allah dalam arti fisik baru dibangun jauh

kemudian, zaman Raja Salomo (959 seb.M). Konsep pembangunan

fisik umat seperti ini juga diterapkan sesudah pembebasan dari

pembuangan (538 seb.M), di mana umat mengutamakan

pembangunan kesejahteraan masing-masing dan menunda-nunda

pembangunan fisik Bait Allah. Lalu muncul Hagai dan Maleakhi

yang mengingatkan agar juga memperhatikan pembangunan fisik

Bait Allah (Hagai 1:4; Maleakhi 3:9) – [Hagai 1:4 "Apakah sudah tiba

waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik,

sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? - Maleakhi 3:9 Kamu telah kena

kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!].

Pembangunan Bait Allah dilaksanakan serentak dengan

pembangunan kesejahteraan umat dan pembangunan persekutuan

dengan ALLAH. Bait Allah sebagai tempat persekutuan dengan

ALLAH mempunyai fungsi khusus yaitu: sebagai tanda kehadiran

ALLAH di tengah umat, tempat pertemuan ALLAH dan

umat, tempat pemberitaan/pernyataan Firman dan tanda-tanda

keselamatan, tanda perwujudan persekutuan umat ALLAH 29

.

Perjanjian Baru tidak menjelaskan tentang fungsi Bait Allah,

karena YESUS KRISTUS adalah Bait Allah itu dan Persekutuan

orang percaya berpusat pada YESUS KRISTUS. UMAT Kristen

selalu beribadah di Bait Allah Yerusalem atau Sinagoge-sinagoge

Page 88: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

88

Yahudi sampai tahun 70M. Sesudah itu mereka beribadah di

rumah-rumah keluarga Jemaat dengan menghadap (kiblat) ke

Timur, matahari terbit sebagai tanda (symbol) kemenangan

KRISTUS30

. Sehingga Rumah-rumah Ibadah saat itu dibangun

dalam posisi Timur ke Barat. Pintu gerbang menghadap ke Barat

dan Altar berada di posisi Timur. Dengan demikian umat selalu

beribadah dengan menghadap ke Timur.

Pada abad pertengahan (500 – 1500) prinsip ini tidak ditinggalkan,

hanya dari segi arsitektur dikembangkan model Rumah Doa yang

disimbolkan dengan menara (= tangan yang menyatu ke langit) dan

kubah (= tubuh yang membungkuk). Pemahaman ini masih

ditemukan di Jakarta, yaitu gedung Gereja Immanuel Gambir atau

Kathedral di Lapangan Banteng. Arsitektur Gereja tersebut tidak

hanya memperhatikan konteks budaya, tetapi juga pengembangan

pemikiran teologi Gereja.

Sepanjang periode pembangunan ini (1982 – 1992) Jemaat Jemaat

GPIB Sumber Kasih lebih mengembangkan pembangunan fisik

pada upaya pengadaan lokasi, pengurusan izin, penggalangan dana

dan pembangunan gedung Gereja sebagai tempat Ibadah. Sebagai

Jemaat GPIB yang diresmikan pelembagaannya oleh Majelis

Sinode GPIB tahun 1982, ia ingin mewujudkan amanat Tata

Gereja GPIB 1982 yaitu Peraturan No.10 tentang Pendewasaan

dan Pelembagaan Jemaat, khusus pasal 4 ayat 1b. Peraturan

tersebut memberikan syarat bagi pendewasaan dan pelembagaan

Page 89: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

89

Jemaat, antara lain telah memiliki lokasi dan pembangunan gedung

Gereja, pastori dan kantor Jemaat.

1. Pemahaman Jemaat tentang gedung Gereja

Apa sesungguhnya fungsi gedung Gereja?

Pada waktu peresmian gedung Gereja GPIB Sumber Kasih

20 Mei 1993, Majelis Jemaat menjelaskan sebagai berikut :31

Ada 2 (dua) jawaban :

Pertama, agar di sana, manusia “naik” menghadap ALLAH.

Kedua, agar di sana ALLAH “turun” untuk bertemu manusia.

Di Israel kuno, bangunan Kemah Suci dan Kaabah nyaris

merupakan sebuah kotak, tanpa salah satu kemungkinan yang

disebut tadi. Hal ini bertolak dari “kesalehan” umat sendiri,

yang berangkat dari kesadaran bahwa TUHAN berjalan

bersama umat itu.

Nampaknya dalam iman Kristen, peristiwa Natal dan peristiwa

Kenaikan dan Pentakosta, memberikan aksentuasi tentang

kepentingan kesadaran bahwa ALLAH ada di atas dan manusia

ada di bawah. Hasilnya adalah pilihan teologis seperti

dikatakan tadi. Tantangannya adalah, membuat suatu interior

gedung Gereja yang baik, menunjukkan bahwa manusia datang

untuk bertemu dengan ALLAH, akan tetapi juga ALLAH

dalam kemurahanNYA datang bertemu dengan manusia. Sebab

hanya dengan yang terakhir inilah mamusia dapat mengenal

ALLAH dan kehendakNYA. Dengan demikian, mesti ada

Page 90: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

90

paling tidak dua aspek dalam perhitungan tentang interior

gedung Gereja. Aspek pertama adalah “persekutuan”. Yang

dimaksud adalah persekutuan antara manusia dengan sesama

dan persekutuan antara manusia dengan ALLAH. Aspek kedua

adalah efisiensi. Yang dimaksud adalah ruangan harus ditata

sedemikian rupa dengan memperhitungkan simbol-simbol

Kristiani sehingga ruangan ibadah tidak menggoda orang untuk

berpikir bahwa ini hanya sebuah aula yang karena terpaksa

disulap menjadi ruangan ibadah.

2. Kegiatan Pra Pembangunan32

Sesuai program yang telah disusun bersama Majelis Jemaat dan

ketetapan-ketetapan Majelis Sinode, kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan untuk pembangunan fisik gedung Gereja adalah:

a. Pengadaan Lokasi

Upaya pengadaan lokasi telah dirintis sejak tahun 1972

oleh panitia pembangunan.

Pendekatan-pendekatan dilakukan untuk membeli lokasi-

lokasi di seputar wilayah Cipete dan Cilandak. Namun

banyak kendala yang dialami, khususnya dari masyarakat

sekitar yang menolak pembangunan gedung Gereja.

Alasan-alasan penolakan didasarkan pada SKB Menteri

Agama K.H. Moh. Dahlan dan Menteri Dalam Negeri Amir

Machmud, tentang pengadaan tempat-tempat Ibadah (Sk.

No. 1, 1969, tanggal 13 September 1969, yang dituangkan

lebih lanjut dalam SK Gubernur DKI, Nomor 60 tahun

Page 91: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

91

1969 dan Nomor 648 dan 649 tahun 1979).

Di dalam keputusan-keputusan pemerintah tersebut diatur

persyaratan-persyaratan pembangunan tempat-tempat

Ibadah; salah satunya adalah harus mendapat persetujuan

dari masyarakat sekitar (dibuktikan dengan tandatangan

warga masyarakat tersebut). Panitia dan Majelis Jemaat

mencari jalan dengan mengadakan percakapan bersama

pejabat-pejabat pemerintah (Gubernur, Walikota, Camat

dan Kelurahan) dan TNI-Polri (Kodam dan Kodim dan

Koramil). Dalam interaksi itulah timbul keputusan untuk

mengupayakan lokasi di daerah Real-Estate, dengan

pertimbangan untuk memanfaatkan lokasi-lokasi fasilitas

umum yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan

Real-Estate. Sebab lokasi-lokasi fasilitas umum

tersebut diwajibkan oleh pemerintah agar Real-Estate

menyediakannya. Dengan pertimbangan itulah pengalihan

sasaran dan Cipete/Cilandak ke Lebak Bulus dan

sekitarnya. Selanjutnya panitia yang dibentuk tahun 1978

mulai bekerja dan pilihan jatuh pada Real-Estate Bona Uli,

pemukiman Bona Indah Gardens di kelurahan Lebak Bulus.

Tahun 1981 Real-Estate Bona Uli menetapkan lokasi 3.600

m2 untuk Gereja di Blok A Bona Indah Gardens, dengan

harga Rp.22.000 per m2. Harga tersebut merupakan harga

potongan dari harga resmi Rp.44.000 per m2. Panitia

menebusnya dengan uang sejumlah Rp.79.200.000.- (Tujuh

puluh sembilan juta, dua ratus ribu rupiah).

Page 92: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

92

Sementara status tanah tersebut diproses dan pengurusan

izin diupayakan dari pemerintah, muncul permasalahan lain

yaitu masyarakat sekitar tidak menyetujui keberadaan

Gereja di lokasi tersebut.

Melalui pergumulan yang panjang disertai usaha-usaha

untuk meyakinkan masyarakat sekitar, akhirnya panitia

menerima saran dari Real-Estate agar lokasi Gereja

dipindahkan. Relokasi dilaksanakan tahun 1987, ke bagian

selatan Bona Indah Gardens di tempat yang sekarang

Gereja berada. Relokasi ini dilakukan dengan luas tanah

dari 3.600 m2 menjadi 4000 m

2.

b. Pengurusan Izin

Pengurusan izin untuk membangun gedung Gereja di

lokasi baru yang telah disiapkan Real-Estate dilakukan

kegiatan secara simultan sebagai berikut :

(1) Konsolidasi pelayanan secara intern dalam rangka

memberdayakan warga untuk menunjang kegiatan-

kegiatan pembangunan. Konsolidasi ini khusus

ditujukan untuk memekarkan sektor 4 menjadi

3 (tiga) sektor (4, 5 dan 6)33

. Terbentuklah sektor 5

yang berada di sekitar lokasi yang diharapkan untuk

membangun interaksi pelayanan di antara warga

Jemaat dan dengan masyarakat sekitar.

Page 93: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

93

(2) Pelayanan dan bakti sosial bersama dan untuk

masyarakat sekitar.

Kegiatan ini dilakukan para dokter dari warga

Jemaat, Tim Medis dari Rumah Sakit Fatmawati

sebagai salah satu bentuk kepedulian di bidang

kesehatan. Upaya menciptakan kondisi lingkungan

yang kondusif untuk membangun kerukunan dan

saling menerima kehadiran, telah dibangun bersama

aparat pemerintah dan pimpinan TNI-POLRI.

(3) Pengurusan semua persyaratan-persyaratan

penggunaan tanah dan perizinan pembangunan

gedung Gereja.

Dengan surat-surat penunjukan hak atas tanah

dari Real-Estate, diadakan proses pengurusan hak

guna bangunan dari Agraria atas tanah tersebut.

Pengurusan surat-surat yang berhubungan dengan

pembangunan gedung Gereja dimulai lingkungan

masyarakat, RT, RW, Kelurahan sampai ke

Gubernur DKI. Sejak tahun 1981 proses pengurusan

izin telah dijalani dan semua persyaratan

administrasi telah dipenuhi kecuali persetujuan

lingkungan (Surat Panitia 14 Juli 1981). Tanggal

8 Agustus 1983, Tim Pertimbangan dari DKI

meninjau lokasi di Bona Indah Gardens Blok A.

Oleh Tim tersebut kondisi lingkungan ditangani

tersendiri yaitu oleh Laksusda Jaya. Namun pada

Page 94: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

94

tahun 1985, masih muncul hambatan-hambatan,

sehingga panitia harus mengajukan lagi

kelengkapan administrasi pengurusan izin.

Hambatan-hambatan ini mendorong panitia untuk

menerima saran pemindahan lokasi ke selatan dari

Blok A pada tahun 1987. Dimulailah proses

pengurusan izin yang baru, yaitu saat kunjungan

Gubernur DKI, R. Suprapto, atas undangan

Pengurus PKB Jemaat GPIB Sumber Kasih. Ketua

Pengurus PKB, R.Y. Pello, yang juga sebagai

ketua Tim Dana Panitia Pembangunan, berperan

penting sebagai penghubung sehingga pertemuan-

pertemuan dengan Gubernur DKI dapat

berlangsung di tengah-tengah Jemaat. Tanggal 18

Januari 1987, Gubernur DKI hadir dalam acara

syukur awal tahun dan memberikan ceramah

tentang Pemilu 1987.

Pertemuan ini dilanjutkan dengan diterbit-kannya

izin prinsip (pendahuluan) selang 4½ bulan setelah

pertemuan Januari 1987, yaitu tanggal 6 Juni 1987.

(4) Penanaman Pohon Kerukunan.

Sebagai tanda Pemerintah merestui pembangunan

gedung Gereja sesuai izin prinsip yang telah

dikeluarkan, maka Gubernur DKI mengambil

bagian dalam Acara Penanaman Pohon Kerukunan

Page 95: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

95

di lokasi yang akan di bangun gedung Gereja (700

meter kearah selatan lokasi yang lama).

Acara tersebut berlangsung tanggal 26 Juli 1987.

Dengan izin dan peristiwa kunjungan Gubernur

DKI tersebut, panitia bergerak lebih lanjut

antara lain pematangan tanah oleh Real-Estate,

pengurusan IMB dan persiapan untuk pembangunan

secara teknis.

Dengan Izin Prinsip dari Pemerintah maka Tata

Kota DKI mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) tanggal 8 November 1991. Dengan demikian

pembangunan gedung Gereja secara resmi dimulai.

Selanjutnya Badan Pertanahan Nasional DKI

mengeluarkan Hak Guna Bangunan (HGB)

No.2897, sesuai SK No. 1.711.2/4017/1997 tanggal

1 April 1997 atas nama Majelis Sinode GPIB.

c. Usaha Dana

Penggalangan dana telah diusahakan sejak panitia

yang pertama terbentuk tahun 1970 dan berlangsung

terus sampai terlaksananya pembangunan fisik

gedung Gereja. Usaha dana pada dasarnya bertolak

dari swadaya warga Jemaat. Kegiatan-kegiatan dana

itu diarahkan untuk menebus tanah yang disediakan

oleh Real Estate Bona Indah Uli tahun 1981 sebesar

Rp.79.200.000.- (tujuh puluh sembilan juta dua ratus

Page 96: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

96

ribu rupiah) dari anggaran pembangunan gedung

Gereja yang dirancangkan tahun 1987 sebesar

Rp.500.000.000.- (lima ratus juta rupiah).

Pada waktu pembangunan dimulai tahun 1991,

anggaran mencapai Rp.876.452.000.- (delapan ratus

tujuh puluh enam juta empat ratus lima puluh dua

ribu rupiah), sedangkan dana awal tersedia

Rp.150.000.000.- (seratus lima puluh juta rupiah).

Dicatat ada 4 kegiatan besar menghimpun dana :

(1) Persembahan warga Jemaat sebesar satu bulan

pendapatan yang diangsur tiap bulan selama satu

tahun.

(2) Persembahan-persembahan secara spontan baik

dari warga Jemaat maupun warga masyarakat dan

pemerintah (Depsos dan Depag).

(3) Malam Dana dan Pekan Sukacita.

(4) Pemutaran Film dan Bazar.

Hasil pengumpulan dana tergambar dalam presentasi

sebagai berikut :

* Potensi warga Jemaat 37%

* Tim Dana /Panitia 36%

* Donatur langsung 25,70%

* Pemerintah 1,30% 34

Page 97: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

97

3. Arsitektur Gedung Gereja

Arsitektur Gedung Gereja ditangani oleh PT. Topas Lestari,

penanggung jawab: Ir. Djarot Irwanto.

Dari luar gedung ini berbentuk Joglo (konteks budaya Jawa –

Jogya- Solo) sebagai simbol doa. Letaknya dari Utara ke

Selatan, dengan pintu gerbang masuk dari Selatan dan letak

altar di sebelah Utara. Umat beribadah dengan menghadap ke

Utara. Bangunan yang terletak di Jalan Raya Lebak Bulus

III/50 ini, terdiri dari 2 (dua) lantai.

Lantai Basement seluas 850 m2 berfungsi sebagai Ruang

Pertemuan. Lantai Dasar seluas 650 m2 berfungsi sebagai

ruang perkantoran/ sekretariat dan ruangan-ruangan untuk

rapat, konsistori, pendidikan, penggembalaan, dan lain-lain.

Lantai Dua seluas 850 m2 dan balkon seluas 276 m

2, berfungsi

sebagai tempat Ibadah dengan daya tampung 750 orang.

Dari dalam gedung ini, khusus tata ruang ibadah, dirancang

untuk menghadirkan perasaan sejuk dan khidmat. Warna-

warni dinding, lantai dan plafond serta peralatan-peralatan

lainnya ditata untuk mewujudkan suasana sejuk dan khidmat

tersebut. Pusat ibadah adalah mimbar dan Meja Sakramen

(Baptis dan Perjamuan Kudus). Penempatan bangku sebagai

perwujudan aspek persekutuan (ketimbang kursi) mengarah ke

pusat ibadah sesuai pemahaman liturgi Reformasi. Podium

terdiri dari 3 (tiga) undapan yang melambangkan Trinitas.

Page 98: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

98

Meja yang ditempatkan di depan adalah lambang Kurban atau

Pengucapan Syukur. Simbol Alfa dan Omega diimani bahwa

YESUS KRISTUS adalah Sumber Kasih Karunia dari awal

sampai akhir. IA adalah Sang Pencipta dan Pemelihara.

Mimbar dirancang sedemikian rupa, sehingga mempunyai efek

seolah-olah keluar dari dalam mengarah ke umat. Tangga

mimbar terdiri dari 10 (sepuluh) anak tangga dan mimbar itu

sendiri dari 4 (empat) bidang, yang berarti lewat 10 (sepuluh)

Hukum/Taurat orang percaya tiba pada 4 (empat) Injil.

Salib, simbol yang tidak terpisahkan dari kesalehan

umat, karena itu ditempatkan di belakang atas mimbar.

Salib Kosong (tanpa gambar YESUS yang terpaku)

melambangkan Kemenangan.

Langit-langit ruang ibadah tidak rata tetapi mengikuti atap naik

ke atas untuk memberikan kesan umat sedang “naik ke atas”.

Di sekeliling ruang ibadah ditempatkan simbol-simbol GPIB

sesuai warna dan logo liturgi tahun-tahun Gerejawi –

(Adventus, Natal, Epifania, Pra Paskah, Jumat Agung, Paskah,

Kenaikan, Pentakosta, Trinitatis dan Minggu-minggu

Pentakosta).

Lonceng Gereja ditempatkan tersendiri di luar bangunan

gedung Gereja. Letaknya strategis dan berfungsi memanggil

umat dan untuk mewartakan waktu bagi lingkungan sekitar.

Lonceng tersebut ditempatkan pada sangkar di puncak Joglo,

dirancang dan digerakkan secara elekronik.

Page 99: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

99

4. Pelelangan dan Peletakan Batu Pertama

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan fisik, Majelis Jemaat

dan Panitia Pembangunan membuka kesempatan kepada para

kontraktor untuk berpartisipasi dalam membangun gedung

Gereja. Sejak tahun 1987 Tim Tehnik yang dipimpin oleh P.

Waroka telah membuat pra-rencana dan telah mengundang

beberapa kontraktor untuk mengajukan penawaran. Kegiatan

ini kemudian dilanjutkan pada tahun 1991 dengan terbentuknya

Panitia Lelang Pembangunan Fisik Gedung Gereja. Panitia

terdiri dari unsur-unsur Majelis Jemaat sebagai Ketua

merangkap Anggota, Panitia Pembangunan dan warga Jemaat,

masing-masing sebagai Anggota.

Panitia Lelang terdiri dari:

Ketua : Pen. J. W. Piga

Wakil Ketua: Pudjo Prihadi Santoso

Anggota : Ny. L. Luhukay

Robby Mogot

Subroto

Panitia bertugas mengadakan pra kualifikasi dan

menyelenggarakan lelang. Berdasarkan pengumuman panitia,

11 perusahaan kontraktor mengikuti lelang tersebut. Setelah

diseleksi, 7 perusahaan yang dianggap layak. Akhirnya

ditetapkan P.T. Parama Dharma dan P.T. Parama Loka sebagai

pelaksana pembangunan fisik gedung Gereja.

Page 100: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

100

Kegiatan selanjutnya adalah peletakan batu pertama gedung

Gereja, sebagai tanda dimulainya proses pembangunan.

Acara Peletakan Batu Pertama dilaksanakan dengan Ibadah

yang dipimpin oleh Pdt. Ny. A.J.M.Loppies-Mustamu pada

tanggal 22 November 1991, dengan pelayanan Firman

berdasarkan Kejadian 28:16-22 dan Mazmur 127:2.

Dilanjutkan dengan pengecoran pondasi pertama yang

dilakukan oleh Sekwilda DKI, M. Sinurat, mewakili Gubernur

DKI. Pembangunan dimulai dengan dana Rp.150.000.000.-

(seratus lima puluh juta rupiah), dari anggaran yang

direncanakan Rp.876.452.000.- (delapan ratus tujuh puluh

enam juta empat ratus lima puluh dua ribu rupiah).

5. Panitia Pembangunan

Seperti yang diuraikan dalam Bab II tentang Masa Persiapan,

khususnya Pasal 4 mengenai Pengadaan Tempat Ibadah, sejak

awal Majelis Jemaat telah membentuk Panitia Pembangunan

Gedung Gereja. Panitia yang terakhir sebelum pelembagaan,

dipimpin oleh Ny. R.L.W. Sapulete-Pattipeilohy telah bekerja

terus sampai tahun 1988. Panitia ini dilengkapi dan

disempurnakan dengan Tim Tehnik dan Tim Dana. Panitia

menerima penugasan dari Majelis Sinode dengan Surat

Keputusan No.1499/MS/XIII/Kpts., tanggal 9 September 1985

dengan masa kerja sampai tahun 1987. (Personalia Panitia –

Lampiran 5).

Page 101: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

101

Setelah mengakhiri tugasnya, kegiatan pembangunan

dilanjutkan oleh Panitia baru yang diketuai oleh Satia M.

Sitorus, sesuai Surat Keputusan Majelis Sinode No.123/

87/MSXIV/Kpts., tanggal 11 Februari 1987. Panitia ini

dilengkapi dengan 2 (dua) Seksi dan diperpanjang masa

tugasnya dengan pembaruan personalia melalui Surat

Keputusan Majelis Sinode No. 1821/89/MS.XIV/Kpts.,

tanggal 20 Juli 1989. (Personalia Panitia: Lampiran 6).

Setelah bekerja selama 2 (dua) masa kerja yaitu tahun 1987 –

1989 dan tahun 1989 – 1991; Majelis Jemaat membentuk

Panitia terakhir yang diketuai oleh W.M.Th. Nayoan yang

dilengkapi dengan 4 (empat) bidang yaitu: Umum, Dana,

Tehnik dan Interior, dan diberikan Surat Keputusan dari

Majelis Sinode (Personalia Panitia : Lampiran 7).

Pekerjaan Panitia ini adalah mempersiapkan dan melaksanakan

Peletakan Batu Pertama serta Pembangunan Fisik Gedung

Gereja sampai diresmikan tahun 1993.

6. Pengadaan Pastori

Guna menopang pelayanan, Majelis Jemaat mewujudkan

pengadaan Pastori yang berlokasi di Bona Indah Garden A1/25

pada tahun 1990. Pengadaan Pastori tidak hanya dimaksudkan

sebagai tempat kediaman pendeta Jemaat, tetapi juga dari sana

pendeta dan keluarganya menggembalakan warga Jemaat.

Page 102: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

102

Fungsi Pastori sebagai rumah gembala adalah tempat atau

rumah yang terbuka siang dan malam untuk menerima

kehadiran warga Jemaat dengan berbagai kebutuhan mereka.

Walaupun pendeta dapat menggunakan Kantor Majelis Jemaat

dan Ruang Penggembalaan di lokasi gedung Gereja untuk

tugas-tugas administrasi dan percakapan pastoral (konseling),

namun rumah pendeta sebagai Pastori, tetap menjadi Rumah

Gembala atau tepatnya Rumah Penggembalaan. Penampilan

fisik, apalagi kegiatan di dalamnya berfungsi menggembalakan

umat atau warga Jemaat, bahkan masyarakat sekitarnya.

Pasal 6 : Rangkuman

asa pembangunan ini ditandai dengan Pembangunan Jemaat

secara keseluruhan, walau porsi ke dalam lebih besar dari

pada ke luar. Seluruh potensi Jemaat ini diarahkan untuk

pembangunan fisik gedung Gereja. Baik pelayanan yang

dilakukan oleh Majelis Jemaat maupun Sektor, BPK, dan

Komisi diarahkan untuk menopang pembangunan tersebut.

Begitu juga kepemimpinan dalam Jemaat, baik dalam diri pendeta

dan semua jajaran-jajaran pelayanan dinilai kemampuannya

dengan sejauh mana menopang pembangunan gedung Gereja.

Namun perlu dicatat bahwa administrasi Majelis Jemaat,

khususnya data-data warga Jemaat tahun 1982 – 1988 tidak tertata

dengan baik. Dalam periode ini pembangunan gedung Gereja telah

merupakan ekspresi iman yang membuat persekutuan sebagai satu

M

Page 103: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

103

kekuatan untuk bersaksi dan melayani. Expresi iman ini pula

mendatangkan pendamaian, tidak hanya di kalangan warga Jemaat

sebagai umat ALLAH tetapi juga dengan masyarakat dan

pemerintah.

Gedung Gereja GPIB Sumber Kasih menjadi Pohon Kerukunan!

Page 104: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

104

BAB IV :

MASA PROSES KEMANDIRIAN : 1992 - 2007

Pasal 1: Latar belakang

asa antara tahun 1992 – 2007, disebut sebagai masa ‘proses

kemandirian’ berdasarkan 3 (tiga) pertimbangan :

Pertama: Jemaat GPIB Sumber Kasih, sebagai satu persekutuan

telah dituntun oleh TUHAN, Kepala Gereja melewati berbagai

tantangan memasuki era baru.

Tantangan-tantangan itu baik datangnya dari dalam maupun dari

luar persekutuan, telah menjadi batu penguji kesetiaan dalam

melayani dan memimpin maupun dalam berinteraksi dengan

masyarakat dan pemerintah. Berbagai pengalaman itu telah

menimbulkan ketekunan dan ketekunan itu juga menimbulkan

tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (banding Roma

5:4) – [5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan

pengharapan.] Semua proses ini mematangkan iman Jemaat untuk

mandiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

‘kemandirian’ adalah keadaan atau hal dapat berdiri sendiri tanpa

bergantung pada orang atau pihak lain.35

Secara Kristiani

‘kemandirian’ tidak pernah diartikan sebagai bebas menentukan

sendiri apa yang dilakukan. Tidak juga dalam arti tidak

M

Page 105: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

105

mempunyai hubungan dan tanggung jawab lagi dengan pihak lain.

Tetapi ‘kemandirian’ dalam arti teologis adalah memiliki karakter

atau kepribadian yang dapat berdiri sendiri dalam hubungan secara

langsung dengan KRISTUS sebagai Sumber segalanya.36

‘Kemandirian’ adalah ketergantungan kepada YESUS KRISTUS

yang membawa setiap warga Jemaat pada kesatuan iman untuk

saling membantu dan melayani baik antar pribadi, Gereja dan

masyarakat. Dengan begitu ‘kemandirian’ mendorong pribadi atau

persekutuan untuk lebih mewujudkan tanggung jawab kepada

sesama dan masyarakat sebagai ungkapan kesetiaan kepada

panggilan dan pengutusan ALLAH.

Kedua: ‘Kemandirian’ merupakan sesuatu yang diusahakan terus-

menerus dan berkelanjutan.

‘Kemandirian’ Gereja adalah suatu upaya bersama terus-menerus

untuk memperkembangkan semua kemampuan (potensi) dan

pemberian TUHAN secara bebas dan bertanggung-jawab bagi

persekutuan, pelayanan dan kesaksian.37

Melalui proses

kebersamaan itu, Gereja menuju kedewasaannya secara penuh dan

tingkat pertumbuhan sesuai dengan kepenuhan KRISTUS (banding

Efesus 4:13) – [sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan

pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat

pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan KRISTUS]. ‘Kemandirian’

bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada, tetapi berhubungan erat

dengan pembinaan. Artinya, ‘kemandirian’ diperoleh melalui

pembinaan yang berlangsung terus-menerus, berkesinambungan

Page 106: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

106

dan dievaluasi untuk ditingkatkan supaya mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan. Sebab itu bila masa 1992 – 2007 disebut

masa kemandirian maka yang dimaksud adalah masa pembinaan

yang berkelanjutan. Pembinaan yang telah dimulai pada

‘Pembangunan Jemaat’ (1982 – 1992) tak berhenti, tetapi

dilanjutkan dan dilaksanakan secara terpadu oleh semua unsur

dalam Jemaat. Tujuannya supaya pemberdayaan warga Jemaat

terarah dengan tepat mewujudkan persekutuan yang memuliakan

TUHAN. Selama periode ini pembinaan telah berlangsung dengan

visi dan misi yang menggerakkan warga Jemaat untuk aktif

menumbuhkan persekutuan. Sejauh mana hal itu telah membangun

kepribadian warga Jemaat untuk mencapai kedewasaan penuh,

menjadi bahan evaluasi dalam perjalanan Jemaat ini.

Ketiga: ‘Kemandirian’ Gereja meliputi 3 (tiga) unsur, yaitu:

teologi, daya dan dana.38

Ketiga unsur ini merupakan mata rantai yang saling berkaitan erat.

Yang satu dapat menghambat yang lain bila tidak diperhatikan.

Yang satu sangat mendorong bila dikaitkan dengan yang lainnya.

Ketiganya merupakan unsur-unsur yang saling bersinergi untuk

menghasilkan kekuatan membangun Jemaat. Namun dalam

pelaksanaan-nya, daya atau kualitas manusia sangat strategis

untuk mengembangkan ‘kemandirian’. Sejak awal abad 20, faktor

‘kemandirian’ ini sangat diperjuangkan oleh Gereja-gereja di

Indonesia. Tokoh yang sangat penting adalah Dr. Hendrik Kraemer

yang terkenal dengan gagasannya untuk menjadikan pelayanan di

Page 107: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

107

daerah-daerah pekabaran Injil menjadi Gereja-gereja muda yang

mandiri. Ia berkeliling Indonesia pada tahun 1927 – 1935 untuk

mendorong orang-orang Kristen Indonesia supaya menyambut

rencana Kemandirian Gereja.39

Walaupun ia menyadari bahwa banyak faktor akan menghalang,

tetapi ia melihat bahwa sudah tiba saatnya Gereja-gereja itu

mandiri. Dan ia mulai dengan pendidikan tenaga-tenaga sebagai

kekuatan yang menggerakkan. Faktor manusia sangat strategis,

maka dibentuknya lembaga-lembaga pendidikan dalam rangka

mewujudkan kemandirian. Bahkan Kraemer menekankan bahwa

kemandirian bukan terletak pada menterengnya organisasi dan

kelembagaan Gereja, tetapi pada Pemberitaan Firman dan

Sakramen yang menyatakan Injil YESUS KRISTUS,40

yang

dijabarkan secara luas dan berkualitas dalam pelayanan Gereja.

Sehubungan dengan itu, periode pelayanan Jemaat GPIB Sumber

Kasih 1992 – 2007, disebut sebagai periode Kemandirian untuk

mengingatkan warga Jemaat bahwa mereka berperan aktif

memberitakan Injil dalam hidup mereka sebagai bukti bahwa

mereka telah mengalami kedewasaan dalam kepenuhan KRISTUS.

Juga untuk mengingatkan para pelayan/pejabat bahwa pemberitaan

Firman dan Sakramen merupakan inti hidup mereka dan

dinampakkan dalam berbagai tindakan dan perilaku.

Page 108: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

108

Pasal 2: Peresmian Gedung dan Lonceng Gereja

eresmian Gedung Gereja menjadi peristiwa penting sebagai

titik berangkat masa kemandirian. Karena salah satu buah

pemberitaan Firman dan pelayanan Sakramen selama masa

pengembaraan adalah dibangunnya gedung Gereja ini. Dengan

kata lain pembangunan gedung Gereja adalah hasil tindakan

ALLAH melalui pelayanan GerejaNYA. Sebaliknya peresmian

gedung Gereja ini juga menjadi tonggak penting masa

pembangunan (Jemaat) dan masa kemandirian karena dari gedung

Gereja ini Firman TUHAN diberitakan dan Sakramen dilayani dan

kasih mengalir di tengah Jemaat dan masyarakat. Gedung Gereja

menjadi pusat kegiatan membangun kemandirian Jemaat.

1. Peresmian Gedung Gereja

Pembangunan fisik gedung Gereja dilaksanakan dalam waktu

yang relatif singkat. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang

diterbitkan oleh Pemerintah (Tata Kota DKI) tanggal 8

November 1991, langsung ditindaklanjuti oleh Panitia

Pembangunan. Pembangunan dimulai dengan Ibadah dan

pelaksanaan peletakan batu pertama tanggal 22 November

1991. Dan sekali pun gedung Gereja masih beratapkan langit,

Jemaat telah merayakan Paskah di dalam gedung tersebut yaitu

pada hari Paskah 1992. Demikian juga perayaan Natal 1992

dilaksanakan di dalam bangunan dan kompleks gedung Gereja

P

Page 109: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

109

yang masih dalam tahap penyelesaian.

Tepat pada ulang tahun yang ke 11 (sebelas) tanggal 20 Mei

1993 pada Hari Raya Kenaikan TUHAN YESUS,

diresmikanlah pemakaian gedung Gereja sebagai Rumah

Ibadah dan kegiatan-kegiatan Gerejawi. Menteri Agama

Republik Indonesia : Dr. H.Tarmizi Taher menghadiri acara ini

dan meresmikan gedung Gereja GPIB Sumber Kasih.

Selanjutnya Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt. O.E.Ch.

Wuwungan, memimpin Ibadah Pentahbisan Gedung Gereja

sesuai Tata Ibadah Peresmian Gedung Gereja GPIB.

Nats Pembimbing dari Mazmur 100 dan khotbah berdasarkan

Efesus 1:15-22.

Ketua Panitia Pembangunan, W. M. Th. Nayoan,41

dalam

laporannya menjelaskan proses yang ditempuh mulai dari izin

prinsip oleh pemerintah (6 Juni 1987), penanaman pohon

kerukunan oleh Gubernur DKI, R. Suprapto (26 Juli 1987),

dilanjutkan dengan peletakan batu pertama oleh Sekwilda DKI,

M. Sinurat (22 November 1991). Pembangunan ini dimulai

dengan swadaya dari warga Jemaat dan sumbangan-sumbangan

lainnya. Dilaporkan juga bahwa sedang dipersiapkan

tempat/menara untuk lonceng yang dipesan khusus dari Negeri

Belanda.

Page 110: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

110

Pendeta S.Th.Kaihatu,42

Ketua Majelis Jemaat, dalam

sambutannya menekankan tentang Karya ALLAH dalam

pertumbuhan Jemaat GPIB Sumber Kasih. Jemaat mengalami

proses pergumulan yang panjang. Mulai dari membangun diri

sebagai Pos Pelayanan sampai menjadi Jemaat. Pembangunan

Jemaat tidak terlepas dari pembangunan masyarakat sambil

memberi perhatian kepada begitu banyak tantangan yang

dihadapi Gereja. Peresmian Gedung Gereja ini merupakan awal

dari satu babak baru perjalanan Jemaat GPIB Sumber Kasih.

Babak baru membangun, memelihara dan mengembangkan

pelayanan dan kesaksian menuju Jemaat Misioner. Lebih

lanjut Pendeta Kaihatu menyatakan bahwa Pembangunan

gedung ini hanyalah salah satu facet pembangunan

multidimensional dalam masyarakat. Sebab kehidupan spiritual

masyarakat adalah asset bagi pembangunan nasional

berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Ini

adalah bagian dalam proses perjalanan bangsa ini menuju

masyarakat sejahtera sesuai dengan cita-cita kemerdekaan.

Suatu mutu masyarakat yang sejak awal sangat dianjurkan

dalam Alkitab. Sambil mengucap terima kasih atas kehadiran

Menteri Agama, para donator dan pelaksana pembangunan,

Pdt. Kaihatu menekankan bahwa seluruh proses pembangunan

ini memberikan kepastian bahwa rencana TUHAN tetap

menjadi kenyataan. Dalam rencana dan penugasan yang

TUHAN berikan, Jemaat melangkah memasuki hari-hari

Page 111: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

111

pelayanan dan kesaksian untuk membangun, memelihara dan

mengembangkan masyarakat, Negara dan Bangsa Indonesia.

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt.O.E.Ch.Wuwungan,43

menyambut peristiwa ini dengan sukacita dan syukur kepada

TUHAN karena pembangunan gedung Gereja ini diselesai-

kan dalam waktu singkat. Bahwa pembangunan seperti ini

membuat kita menyadari dan menghayati keaneka-ragaman

hasil ciptaan TUHAN dan yang merangkum segala

kebhinekaan di alam semesta ke dalam rahmat dan berkatNYA.

Semuanya bersumber dari TUHAN Yang Esa, Sang Kepala

Gereja. Gedung ini menjadi lambang kehadiran dan pelayanan

Jemaat di tengah masyarakat, dan wujudnya adalah hasil kerja

dan buah karsa kebersamaan. Karsa dan tekad yang mesti ada

lebih dulu sedang dana dan segala sarana yang lain merupakan

konkretisasi dari pada apa yang dicita-cita, yang kemudian

dituangkan dalam rancangan. Ada sesuatu yang immaterial

berupa perpaduan kemauan, pikiran dan bayangan. Dan semua

itu yang tadinya tidak dapat di jamah, kini berbentuk dan ada

di depan mata kita. Kita bersyukur kepada TUHAN atas

kemampuan yang IA karuniakan untuk berkarya cipta seperti

ini, dan di segi ini kita telah mengambil bagian dalam

Pembangunan Nasional. Selanjutnya Pendeta Wuwungan

menggaris-bawahi bahwa pembangunan bukan hanya

menyangkut hal-hal material saja. Kemampuan berkarya

cipta, rasa kebersamaan dan integritas pribadi perlu dipelihara,

dikembangkan dan diwariskan karena kekokohan iman dan

Page 112: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

112

rasa kebersamaan akan mengalami tantangan dan godaan

yang bisa menggoyahkan dan melenturkan semangat

“koinonia, marturia dan diakonia”. Setiap karya cipta tidak

perlu membuat kita bersikap introvert dan eksklusif tetapi

mendorong untuk menghayati ungkapan YESUS: “AKU

datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani, sebagai

tolak ukur setiap karya orang beriman. Sebab YESUS sendiri

menjadi “batu hidup” untuk pembangunan rumah rohani yang

tahan terhadap terpaan zaman. TUHAN yang adalah “Sumber

Kasih” melimpahi Jemaat dengan rahmat dan berkat.

2. Peresmian Lonceng Gereja

Sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan

gedung Gereja Sumber Kasih, maka pada tanggal 12 Juni 1994

diresmikan pemakaian Lonceng Gereja. Peresmian ini

sekaligus merupakan puncak seluruh kegiatan HUT ke-12

Jemaat GPIB Sumber Kasih.

Lonceng mempunyai cerita tersendiri. Disponsori oleh warga

Jemaat sebagai sumbangan bagi pelayanan Gereja. Dipesan

khusus dari Koninklijke Klokkengieterij Petit & Fritsen B.V.,

Negeri Belanda. Dikerjakan secara modern dan unik. Melalui

“Carillon Station” yang dikendalikan dengan computer dan

dimainkan secara otomatik serta terintegrasi antara lonceng,

jam diding dan keyboard elektronik. Sinergi ini menghasilkan

Page 113: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

113

melodi sesuai lagu dan bunyi atau irama yang telah

diprogramkan.

Perangkat lonceng terdiri dari :

12 lonceng terbuat dari perunggu (bronze) digantung pada

menara yang terdiri dari 3 (tiga) tiang, masing-masing 8m,

8,5m dan 9,5m dengan diameter 300mm dan ketebalan

10mm.

Lonceng yang terberat adalah 250kg sedangkan yang

teringan, 24kg. seluruhnya 1.107kg.

Jam dinding berdiameter 100cm dan dapat digerakkan secara

terpadu dengan lonceng.

Ada 24 melodi lagu-lagu yang diprogramkan, yaitu:

Auld Lang Syne, Ave Maria, Berkibarlah Benderaku,

Di Muka TUHAN YESUS, Di tepinya Sungai Serayu,

Dirgahayu Indonesia, Hark the Herald Angels Sing,

Het Avondklokje, Holy-Holy-Holy, Hymne Kemerdekaan,

We Wish You A Merry Christmas, Indonesia Negaraku,

Indonesia Pusaka, Indonesia Raya, Kasiang Si Patokaan,

Onward Christian Soldiers, Rayuan Pulau Kelapa,

Sarinande, Saule, Stille Nacht, Tanah Airku, TUHAN Betapa

Banyaknya, Yerusalem bersoraklah, dan YESUS Memanggil.

Selain itu ada 19 bunyi dentang dan denting untuk

menunjukkan tanda-tanda waktu.

Page 114: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

114

Makna rohani di balik sarana pelayanan ini adalah persekutuan.

Baik persekutuan Jemaat maupun dengan masyarakat. Sesuai

inskripsi yang tertera pada 3 lonceng besar, maka sarana ini

ingin menjelaskan Firman TUHAN, yaitu: Yesaya 26:2 –

[Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang

tetap setia!]; Mazmur 100:2 - [Beribadahlah kepada TUHAN

dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!] dan

Mazmur 84:5 - [Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu,

yang terus-menerus memuji-muji Engkau.].

Dengan kutipan ayat-ayat tersebut keberadaan dan bunyi

lonceng ini juga mengandung makna panggilan dari TUHAN

kepada umat untuk hadir beribadah, memuji dan membesarkan

NamaNYA. Di sisi lain ketika lonceng itu berdentang, hal itu

mengandung makna rohani, yaitu pernyataan tentang

keberadaan Gereja yang melayani masyarakat dan sesama di

sekitarnya.

Peresmian pemakaian lonceng Gereja ini dilakukan oleh

Sekretaris Jenderal Departemen Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi (Parpostel) RI, Dr. Jonathan Parapak dan

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt. O.E.Ch. Wuwungan.

Page 115: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

115

Pasal 3: Pengembangan Pelayanan

ejak tahun 1988 pengembangan pelayanan Jemaat telah

mengacu kepada keputusan-keputusan Persidangan Sinode

GPIB, khususnya tentang Garis-garis Besar Kebijakan Umum

Pelayanan Gereja (GBKUPG) dan keputusan Konsultasi tahunan

Mupel-Mupel dan Majelis Sinode. Tema-tema Sinodal mewarnai

seluruh program dan pelaksanaan pelayanan di Jemaat. Di samping

itu Majelis Jemaat juga menggali kebutuhan-kebutuhan Jemaat dan

masyarakat dan memadukannya dengan kebutuhan regional dan

Sinodal melalui Pertemuan-pertemuan Warga Sidi dan Loka Karya

Program setiap tahun. Setiap 3 (tiga) bulan, Majelis Jemaat

membuat evaluasi dan penilaian atas program-program dan

merumuskan masalah-masalah yang dihadapi melalui pelaporan

secara berkala. Dari proses ini dibuat gambaran tentang

pengembangan pelayanan Jemaat sebagai berikut :

1. Tema-tema Pelayanan Sinodal

Pada masa pelayanan 1992 – 2007, berlangsung Persidangan-

persidangan Sinode GPIB, tahun 1990 di Makasar, 1995 dan

1996 di Bandung, 2000 dan 2002 di Caringin Bogor dan 2005

di Denpasar Bali. Tema-tema Persidangan Sinode tersebut

dijadikan sebagai benang merah dalam pelayanan Jemaat.

Karena itu perlu ditampilkan tem-tema tersebut sebagai

berikut:

S

Page 116: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

116

a. Persidangan Sinode ke 15 tahun 1990 mengangkat tema :

“YESUS KRISTUS Terang Dunia”, (Yohanes 8:12)- [Maka

Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang

dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam

kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."] sebagai

kelanjutan dari tema Persidangan Sinode 1986. Sub Tema:

“Dengan Pembinaan Warga Gereja, kita meningkatkan

pelayanan dan peranserta Gereja menuju era tinggal

landas”. Sesuai Sub Tema tersebut, maka hal-hal yang

mendapat penekanan khusus adalah peningkatan

pembinaan warga Gereja. Sebagai tindak lanjutnya, Majelis

Sinode menerbitkan buku-buku dan bahan-bahan

pembinaan untuk Warga Jemaat, termasuk untuk anak-anak

dan teruna. Buku-buku tersebut adalah Sabda Bina Umat

(untuk keluarga-keluarga dan warga), Sabda Guna Krida

(bahan-bahan PA dalam ibadah-ibadah keluarga), Sabda

Guna Dharma (bahan-bahan khotbah), Kurikulum PA

(Sabda Bina Anak) dan PT (Sabda Bina Taruna), serta

Tata Ibadah. Pengolahan bahan-bahan tersebut sekaligus

merupakan penjabaran dari Pemahaman Iman yang telah

ditetapkan tahun 1986. Bahan-bahan pembinaan tersebut

menjadi pedoman penting dalam pengembagan pelayanan

Jemaat-jemaat.

b. Persidangan Sinode ke 16 1995 dan Persidangan Sinode

Istimewa 1996 merupakan satu kesatuan. Tema

Persidangan Sinode 1995: “YESUS KRISTUS adalah

Page 117: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

117

Sumber Hidup”, dengan Sub Tema: “Meningkatkan

kualitas Sumber Daya Insani dan meningkatkan serta

melestarikan segala sumber daya alam demi kesejahteraan

bersama”. Tema yang ditonjolkan Persidangan Sinode

Istimewa 1996 adalah: “AKUlah Jalan, Kebenaran dan

Hidup” (Yohanes 14:6) – [Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan

dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada

Bapa, kalau tidak melalui Aku.] dengan Sub Tema:

“Memperkokoh Jalinan Pelayanan Guna meningkatkan

Kualitas Kebersamaan”. Persidangan-persidangan Sinode

ini menetapkan perangkat peraturan sebagai upaya

perelevansian Tata Gereja GPIB khususnya Tata Dasar

dan Peraturan-peraturan Pokok serta Kepegawaian.

Di dalamnya termasuk perubahan masa bakti Majelis

Sinode dan Majelis Jemaat, dari 4 tahun menjadi 5 tahun.

Hasil-hasil dan keputusan Persidangan tersebut menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari upaya penataan

perangkat-perangkat peraturan dalam Jemaat-jemaat GPIB.

c. Persidangan Sinode ke 17, 2000 dan Persidangan

Sinode Istimewa 2002, juga merupakan satu kesatuan

dengan tema: “YESUS KRISTUS adalah Sumber

Pembaruan (II Kor 5:17) – [Jadi siapa yang ada di dalam Kristus,

ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru

sudah datang.]. Sub tema Persidangan Sinode 17:

“Meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani dalam

menghadapi Tantangan dalam abad XXI” menekankan

Page 118: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

118

pada pembinaan warga Gereja. Hal ini dilakukan sebagai

konsolidasi menghadapi tantangan di era post modern dan

tehnik informatika yang berkembang pesat. Sub Tema

Persidangan Sinode Istimewa 2002, “Memantapkan

Kehadiran Gereja sebagai satu Tubuh guna memenuhi

panggilan dan pengutusanNYA”, mengarahkan warga

Gereja untuk melakukan tugas panggilan Gereja dengan

perangkat-perangkat yang telah disediakan oleh GPIB.

Untuk itu Pokok-pokok Kebijakan Umum Panggilan dan

Pengutusan Gereja (PKUPPG) ditetapkan sebagai pedoman

bagi semua komponen untuk melakukan pelayanan.

d. Persidangan Sinode ke 18, 2005, dengan tema : YESUS

KRISTUS Sumber Damai Sejahtera (Yohanes 14:27),

menetapkan Visi GPIB 2006-2026: GPIB menjadi Gereja

yang mewujudkan Damai Sejahtera bagi seluruh

ciptaanNYA. Tema dan Visi ini dijabarkan melalui

PKUPPG 5 (lima) tahunan dan diuraikan dalam Tema-tema

Alkitab Tahunan. Tema dan Visi tersebut mengarahkan

GPIB dan warganya untuk mengembangkan Sektor

Misioner yang didukung oleh Sektor institusional dan

Sektor penunjang.

Keputusan Persidangan-persidangan Sinode tersebut telah

dijabarkan dalam konsultasi-konsultasi Sinodal serta

Persidangan-persidangan Sinode Tahunan untuk dijadikan

sebagai pedoman dan perangkat dalam pelayanan GPIB baik di

Page 119: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

119

lingkungan Jemaat, Mupel maupun Sinodal. Jemaat GPIB

Sumber Kasih menerapkannya dalam pengembangan

pelayanan dengan memperhatikan konteks pergumulan

setempat. Hal itu tercermin dalam pembinaan-pembinaan

melalui Ibadah dan Liturgi, Khotbah Serial, Katekisasi,

penggembalaan dan perangkat-perangkat peraturan tahun 2002

untuk meningkatkan penghayatan iman serta pemberdayaan

warga dalam pembangunan Jemaat.

2. Bidang-bidang Pengembangan Pelayanan

Pengembangan pelayanan Jemaat didasarkan pada rumusan

visi dan misi Jemaat yang diangkat dari pergumulan Firman

TUHAN diperhadapkan dengan konteks pelayanan, baik

lingkungan Jemaat, Mupel dan Sinodal. Sejak tahun 2000

Majelis Jemaat merumuskan visi Jemaat GPIB Sumber Kasih

yaitu “Menjadi Jemaat yang bertumbuh dan berkembang

sebagai murid YESUS KRISTUS”. Untuk mewujudkan visi

tersebut ditetapkan misi sebagai berikut :

Pertama: Membawa orang kepada YESUS dan membawakan

ke dalam Jemaat untuk menjadi bagian dari keluarga ALLAH.

Kedua : Mengembangkan anggota Jemaat menuju ke

kedewasaan untuk menyerupai YESUS KRISTUS.

Ketiga : Melengkapi anggota Jemaat dalam pelayanan.

Keempat: Mengutus anggota Jemaat dalam kesaksian di

tengah-tengah dunia.

Page 120: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

120

Dalam rangka itu warga Jemaat diarahkan dengan arahan

komitmen yaitu mengambil keputusan iman untuk membangun

persekutuan yang melayani dan bersaksi.

Dengan visi dan misi tersebut ditentukan tujuan-tujuan dan

sasaran-sasaran bahkan komitmen yang akan dicapai dalam

setiap program dalam satu masa pelayanan. Semuanya

ini mengalami peninjauan dan evaluasi dalam Pertemuan

Warga Sidi dan Loka Karya Program Kerja Tahunan Jemaat.

Mengacu PKUPPG GPIB maka seluruh rencana dan program

Jemaat dilakukan berdasarkan pembidangan-pembidangan

penyesuaian sebagai berikut :

a. Bidang I: Iman, Ajaran dan Ibadah

Fungsinya meningkatkan kualitas iman warga Jemaat

melalui ibadah-ibadah dengan memberlaku-kan ajaran-

ajaran Gereja.

Kegiatan-kegiatan ini meliputi ibadah-ibadah pada hari

Minggu (umum, pemuda, PA, PT), Pelayanan Firman dan

Sakramen, Hari-hari Raya Kristiani dan Gerejawi,

Peneguhan Sidi, Peneguhan dan Pemberkatan Nikah,

Kedukaan, Keluarga, Pekan Keluarga, dan sesuai

kebutuhan. Untuk meningkatkan kualitasnya, diadakan

pembinaan-pembinaan para pelayan dan latihan-latihan

bagi pelaksana, persiapan bahan-bahan, serta pendalaman

ajaran-ajaran GPIB dan sosialisasinya. Tata Ibadah yang

dipergunakan dalam setiap ibadah adalah sesuai Ketetapan

Page 121: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

121

GPIB. Ibadah Hari Minggu dilaksanakan di Gereja Sumber

Kasih, pada jam 06.00, 09.00 dan 18.00; Kapel Cinere,

jam 07.00 dan 17.00. Ibadah Hari Minggu bahasa Jepang

dan Jerman dua kali sebulan jam 12.00.

Pada periode 1992 – 2007 telah dilayani baptisan untuk ….

Orang dan peneguhan dan pemberkatan Nikah untuk ……

pasang pengantin.

Ibadah-ibadah Minggu merupakan kekuatan yang

menggerakkan aktifitas-aktifitas pelayanan. Sebaliknya

semua aktifitas pelayanan menuntun warga Jemaat ke

Ibadah-ibadah Minggu. Perjumpaan dengan TUHAN

adalah suatu dorongan untuk melayani dan sebaliknya

pelayanan menggerakkan untuk berjumpa dengan TUHAN.

Dalam rangka itu khotbah-khotbah disampaikan dengan

tema-tema serial yang dikemas untuk menggerakkan

sekaligus menarik Jemaat untuk berjumpa dengan

KRISTUS.

Peran serta warga Jemaat dalam ibadah-ibadah diwujudkan

dalam berbagai bentuk antara lain : Paduan-paduan Suara /

Vocal Group dari Sektor-sektor Pelayanan, BPK-BPK :

antara lain Nafiri, Gloria, Sektor 6, Shalom, Solagratia,

Kasih, Ekklesia, Sektor 11, Kezia, G Voice, Antique,

Kolintang, Sumber Kasih, Anak, GP, PW, PKB, Lansia.

b. Bidang II: Pastoral

Fungsinya, meningkatkan kualitas hidup warga Jemaat

melalui pendampingan para pelayan. Kegiatan-kegiatan

Page 122: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

122

ini meliputi perkunjungan-perkunjungan, percakapan

persiapan baptisan, pernikahan, sidi, keluarga-keluarga

berduka. Secara khusus dilaksanakan konseling terhadap

warga Jemaat yang mengalami pergumulan dan masalah-

masalah diakonia. Untuk itu dirintis pengadaan Biro

Konsultasi dan Pelayanan Penggembalaan.

Supaya pelayanan ini berkelanjutan dan berkualitas,

diadakan pembinaan dan pelatihan bagi para pelaksana dan

kelompok-kelompok support kedukaan.

c. Bidang III: Katekisasi

Fungsinya, memperlengkapi warga Jemaat untuk memahami

dan mengaku imannya sebagai pengikut YESUS KRISTUS

sebagai TUHAN dan Juruselamat .

Kegiatannya meliputi proses belajar dan mengajar dengan

mempergunakan kurikulum dan bahan yang ditetapkan

GPIB. Para pesertanya dikelompokkan sesuai latar

belakang masing-masing, yaitu: Muda-mudi, Kristen baru

(dari agama lain), Profesional (Pilot, Pelaut, Pramugari,

TNI, Polri dll). Kegiatan ini dilakukan secara berkala dan

kemudian dievaluasi bersama Majelis Jemaat, sebelum

diadakan acara Retreat.

Pada Masa ini telah dilayani peneguhan Sidi untuk ...orang.

d. Bidang IV: Pelayanan dan Kesaksian

Fungsinya, memelihara iman warga Jemaat dengan

memberikan berbagai jenis bantuan; mendukung rencana-

Page 123: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

123

rencana dan kegiatan Pelkes Sinodal dan sesama Gereja;

berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan warga

masyarakat :

- Kegiatan membantu warga Gereja (diakonia) dilakukan

dalam bentuk: santunan bagi keluarga pra-sejahtera,

pendidikan, pengobatan, kebutuhan lansia, kunjungan

dan santunan ke panti-panti, atensi pendeta-pendeta

emeritus dan kedukaan.

- Kegiatan mendukung Pelkes GPIB dan sesama Gereja,

dilakukan dalam bentuk: adopsi Pos Pelkes di Air Abik

Lampung (kebon Coklat dan Kelapa Hibrida) dan

Sambas (ternak babi), dan kegiatan Sinodal lainnya,

serta mendukung program pelayanan Lembaga

Kemasyarakatan yang dilakukan PGI.

- Kegiatan dalam bentuk partisipasi dengan masyarakat,

dilakukan melalui kepedulian terhadap masyarakat

yang mengalami bencana dan masyarakat pra-sejahtera.

- Kegiatan pelayanan Kesehatan pada setiap hari Minggu

dan Rabu untuk warga Jemaat, santunan pra-sejahtera

dan warga masyarakat: Secara tetap para tenaga medis

dari warga Jemaat yang melayani kegiatan tersebut.

e. Bidang V: Gereja dan Masyarakat

Fungsinya, memelihara komunikasi dan kepedulian dengan

masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah mengambil

bagian dalam kegiatan-kegiatan masyarakat seperti Hari-

Page 124: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

124

hari Raya Nasional, pelayanan Posyandu, Donor Darah,

Pasar Murah, perlayanan terhadap penyandang masalah-

masalah sosial, dan Bakti Sosial serta dialog antar umat

beragama untuk mewujudkan kerukunan yang baik dan

kerjasama yang bermanfaat (menghadapi kenakalan remaja,

anti narkoba, HIV/AIDS dan pengangguran). Kerjasama

dengan pemerintah setempat (Lurah, RW dan RT serta

perangkat-perangkatnya), TNI, POLRI dan lingkungan

sekitarnya dalam bentuk-bentuk pembinaan dan

penyuluhan, khususnya menghadapi peristiwa-peristiwa

pemboman dan teror-teror pada tahun 1998 yang terjadi di

berbagai tempat di Tanah Air, khususnya terhadap Gereja-

gereja. Gereja GPIB Sumber Kasih sendiri mendapat

ancaman bom melalui tilpon pada bulan Agustus 1998.

Mengantisipasi ancaman tersebut Majelis Jemaat

mengadakan koordinasi dengan aparat keamanan dan

bersama warga Jemaat dalam kesadaran iman membangun

Posko Bersama selama kurang lebih 1 (satu) bulan.

Kesadaran warga Jemaat dibangunkan untuk memahami

dan waspada terhadap apa yang sedang terjadi secara

nasional yang mengancam kehidupan bangsa dan Negara.

f. Bidang VI: Pembinaan dan Pengembangan

Sumber Daya Insani

Fungsinya, meningkatkan kualitas pelayan dan mem-

berdayakannya untuk pelayanan Jemaat.

Page 125: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

125

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah: menyelenggara-

kan kursus-kursus Alkitab, latihan-latihan keterampilan

kepemimpinan dan pelayanan, pemuridan dan kemampuan-

kemampuan lainnya untuk para pelayan dalam Jemaat.

g. Bidang VII: Pendidikan

Fungsinya, membantu secara selektif warga Jemaat, khusus

usia sekolah dan kerja untuk memperoleh pendidikan yang

memadai dan pelatihan yang cukup untuk siap bekerja di

dalam masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah dukungan untuk

anak-anak yang sedang belajar untuk program Diploma dan

Strata Satu, membantu pendidikan anak-anak pendeta

(TK-SMA) dan pendeta-pendeta GPIB studi S2 dan S3.

Selain itu mempersiapkan tenaga-tenaga untuk guru-guru

Agama Kristen.

h. Bidang VIII: Pelayanan Kategorial (BPK)

Fungsinya, meningkatkan peranan Bidang-bidang Pelayan-

an Kategorial (PA, PT, GP, PW, PKB, Persekutuan Lansia)

dalam membina dan memberdayakan warga Jemaat sesuai

kategori masing-masing.

Kegiatannya adalah mendorong dan membantu BPK-BPK

sehingga melaksanakan program-programnya masing-

masing untuk meningkatkan kualitas warga Jemaat.

Program-program itu meliputi ibadah-ibadah: Minggu (PA,

Page 126: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

126

PT), Keluarga, Kunjungan-kunjungan, Pembinaan/latihan,

Retreat, Diakonia, Kemasyarakatan, Paduan Suara/Vocal

Group, dan partisipasi Kegiatan-kegiatan Mupel, Sinodal,

PGIS (setempat), PGIW (wilayah) dan PGI.

i. Bidang IX: Penelitian dan Pengembangan

Fungsinya, merencanakan dan mempresentasikan data-data

yang akurat mengenai perkembangan dan pertumbuhan

Jemaat.

Kegiatannya meliputi: menciptakan sistem data base,

mengelola hasil penelitian untuk konsumsi pelayanan,

membuat evaluasi dan proyeksi program, memelihara

perangkat-perangkat, merekruit tenaga pelatihan dan

membangun jejaring (network) dalam bidangnya.

j. Bidang X: Organisasi dan Komunikasi

Fungsinya, membangun kebersamaan dan meningkatkan

koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) serta

mengembangkan sistim informasi dalam Jemaat.

Kegiatannya meliputi: pelaksanaan pertemuan-pertemuan

antar unsur-unsur pelayanan (sidang, rapat, seminar, loka

karya dll), mengelola laporan-laporan dan hasil evaluasi,

pelaksanaan pemilihan dan penetapan-penetapan pelayan,

pemberdayaan kantor Majelis Jemaat, penerbitan-

penerbitan Warta dan Bulletin.

Page 127: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

127

k. Bidang XI: Daya dan Dana

Fungsi : mendorong peningkatan pemasukan dana dan

pengelolahan pemakaian keuangan sesuai anggaran dan

kebutuhan pelayanan.

Kegiatan-kegiatannya meliputi: membangun kesadaran

untuk memberi melalui persembahan-persembahan dan

keterlibatan dalam usaha-usaha penggalangan dana dalam

Jemaat agar mencapai anggaran berimbang..

l. Bidang XII: Rumah Tangga

Fungsinya: Pemeliharaan/perawatan sarana dan prasarana

dan pengaturan penggunaannya untuk pelayanan intern

maupun ekstern serta proyeksi pengadaan yang baru.

Kegiatannya meliputi perawatan Gedung Gereja, Kapel,

Pastori, tanah. Inventaris-inventaris lainnya, perbaikan

dan rencana-rencana penambahannya.

Majelis Jemaat mengurus pengelolaan status tanah Gereja

dari HGB menjadi Hak Milik dengan SK BPN No.

014/04.520.2.09.02.2005, tanggal 17 Maret 2005 dengan

luas 4.010 m2 dan akan terkena rencana jalan 668 m

2,

sehingga tanah Gereja akan tersisa: 3.342 m2.

m. Bidang XIII: Umum

Fungsinya: menyelenggarakan kesejahteraan para pendeta

dan karyawan, pengadaan kebutuhan-kebutuhan kantor dan

Page 128: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

128

sarana-sarana penunjang serta kewajiban-kewajiban

keuangan secara Mupel dan Sinodal.

Kegiatannya meliputi: penggajian, tunjangan-tunjangan dan

transport pelayanan, biaya-biaya kantor, buku-buku dan

pembiayaan-pembiayaan rutin lainnya.

3. Bidang-bidang Kegiatan yang mencerminkan upaya

kemandirian

Mengacu pada pemahaman tentang kemandirian seperti terurai

dalam Pasal 1, bab IV ini, maka bidang kegiatan yang

menonjol adalah :

a. Bidang Iman, Ajaran dan Ibadah

Bidang kegiatan ini merupakan proses kegiatan yang terus

menerus dilakukan untuk menjadikan warga Jemaat

mengalami perjumpaan dengan KRISTUS dan selanjutnya

efektif dalam pelayanan. Dengan begitu muncul

ketergantungan kepada YESUS KRISTUS dan

membangun komitmen untuk berdayaguna dalam

pelayanan. Melalui ibadah-ibadah yang dikemas secara

khusus upaya ini berproses dalam Jemaat. Walaupun

mengalami pasang surut, tetapi upaya di bidang ini telah

dengan sadar direncanakan untuk mewujudkan

kemandirian.

Page 129: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

129

b. Bidang Penggembalaan

Bidang kegiatan ini juga merupakan upaya

mempertemukan warga Jemaat dengan KRISTUS di

bawah terang Firman. Kegiatan ini walau belum (seluruh

periode) berlangsung dengan intensif dalam seluruh

periode tetapi telah berusaha mendorong upaya

kemandirian. Biro Konsultasi yang dirintis merupakan

pertanda pentingnya kegiatan penggembalaan sebagai

wujud kemandirian. Sehingga untuk hal-hal tertentu

tampak pembaruan, antara lain terjadi kedewasaan

spiritual.

c. Bidang Daya dan Dana

Bidang kegiatan ini cukup berhasil memberdayakan

potensi warga Jemaat untuk menghimpun dana dan

memanfaatkannya dalam rangka pembangunan Jemaat.

Walaupun potensi warga Jemaat belum merata digalang,

tetapi kegiatan di bidang ini cukup berkembang untuk

mewujudkan kemandirian.

Kesadaran memberi warga Jemaat cukup stabil dan dapat

dipacu melalui kegiatan bersama dengan tujuan-tujuan

pembangunan.

Anggaran pelayanan per tahun pada masa ini (khususnya

sesudah tahun 2000) yang mencapai 2 sampai 3 milyar

Page 130: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

130

rupiah menunjukkan kemandirian daya dan dana dalam

Jemaat.

Pasal 4: Organisasi dan Kepemimpinan

i era modernisasi di mana kemandirian menjadi salah satu

faktor yang menonjol, pemahaman tentang organisasi dan

kepemimpinan mendapat penekanan yang baru. Organisasi tidak

hanya dipahami sebagai struktur, tetapi lebih dari itu adalah

sebagai perilaku, wadah dan suatu proses.44

Begitu pula dengan kepemimpinan yang tidak hanya berhubungan

dengan kemampuan mempengaruhi secara individual untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapi lebih dari itu menyangkut

kemampuan membangun jejaring (networking) dan membangun

dinamika kelompok supaya tercipta sinergi untuk mencapai hasil

yang berlipat ganda dengan norma-norma yang baru sehingga

ternyata pembaruan. 45

Gereja, merupakan salah satu lembaga yang sejak semula

memberikan kontribusi yang penting bagi masyarakat untuk

mempergunakan organisasi dan kepemimpinan untuk melayani

masyarakat. Sumbangan itu juga merupakan bagian dari

kemandirian Gereja terutama dalam meneruskan Injil itu bagi

masyarakat dan dunia yang membutuhkan ketertiban menuju

tujuan yang jelas dan bermanfaat.

D

Page 131: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

131

Secara praktis organisasi dan kepemimpinan Jemaat GPIB Sumber

Kasih berada dalam perjalanan kemandiriannya. Perkembangan

yang terjadi dalam bidang ini tidak terlepas dari ketetapan-

ketetapan Sinodal, antara lain tentang Tata Gereja dan Personalia.

1. Kepemimpinan Jemaat masa bakti 1992 – 1996

a. Pembentukan Majelis Jemaat

Kepemimpinan dalam Jemaat pada periode ini diawali

dengan pemilihan penatua dan diaken pada bulan Oktober

1992. Pemilihan ini berdasarkan Tata Gereja GPIB 1982

Peraturan No.1 tentang Pemilihan Penatua dan Diaken

GPIB dan Ketetapan-ketetapan Persidangan Sinode GPIB

XIV 1986 dan XV 1990 yang berhubungan dengan hal

tersebut (daftar nama Penatua dan Diaken masa bakti

1992–1996 – lampiran 8). Kepemimpinan Majelis Jemaat

terbentuk dan memilih serta menetapkan Pengurus Harian

Majelis Jemaat (PHMJ) yang bertugas selama 2 (dua)

tahun, yaitu :

01. Masa bakti 1992 – 1994

Ketua : Pdt. S.Th. Kaihatu

Ketua I : Pen. J.W. Piga

Ketua II : Pen. W. Pasla

Ketua III : Pen. S.A. Mamesah

Ketua IV : Dkn. H. Baramuli

Sekretaris : Pen. F. Lapoliwa

Sekretaris I : Dkn. F.P. Subrana

Page 132: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

132

Sekretaris II : Pen. Th.Z. Burnama

Bendahara : Dkn. A.S. Kansil

Bendahara I : Dkn. G.H. Pesik

Catatan : Pada bulan September 1993, diadakan serah

terima jabatan Ketua dari Pdt. S.Th.Kaihatu kepada Ketua I

Pen. J.W.Piga karena Pdt. Kaihatu mendapat tugas belajar

dari Majelis Sinode GPIB ke Edinburg, Skotlandia –

Inggeris. Selanjutnya pada bulan Maret 1994 Pdt.

A.Aryono ditempatkan oleh Majelis Sinode GPIB sebagai

Pendeta Jemaat dan Ketua Majelis Jemaat GPIB Sumber

Kasih.

02. Masa bakti 1994 – 1996

Ketua : Pdt. A. Aryono

Ketua I : Pen. J.W. Piga

Ketua II : Pen. W. Pasla

Ketua III : Pen. P.R. Tewu

Ketua IV : Dkn. H. Baramuli

Sekretaris : Pen. F. Lapoliwa

Sekretaris I : Dkn. F.P. Subrana

Sekretaris II : Pen. Th.Z. Burnama

Bendahara : Pen. P. Massie

Bendahara I : Dkn. A.S. Kansil

Catatan : Sesuai keputusan Persidangan Sinode GPIB

XVI–1996, masa bakti Majelis Sinode dan Majelis Jemaat

diperpanjang dari 4 (empat) tahun menjadi 5 (lima) tahun,

termasuk BPK-BPK dan Badan-badan Pembantu lainnya.

Page 133: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

133

Sehingga masa bakti PHMJ yang sebelumnya 2 (dua) tahun

berubah menjadi 2½ (dua setengah) tahun. Dengan

demikian masa bakti Penatua dan Diaken dan BPK-

BPK/Badan-badan Pembantu menjadi 1992 – 1997,

sedangkan untuk PHMJ sampai 1997 diadakan pemilihan

baru.

03. Masa bakti 1996 – 1997

Ketua : Pdt. A. Aryono

Ketua I : Pen. N.A. Mbouw

Ketua II : Pen. E.M. Ruru

Ketua III : Pen. R.O. Kussoy

Ketua IV : Pen. C.A. Pangemanan

Sekretaris : Pen. Ny. E.H.A. Sigar

Sekretaris I : Pen. Ny. J.E. Chrisma-P.

Sekretaris II : Pen. R. Iskandar

Bendahara : Pen. Ny. E. Sugianto-P.

Bendahara I : Dkn. Ny. H. Pasla-van Unnik

Catatan : Pada bulan Oktober 1997 terjadi mutasi pendeta

oleh Majelis Sinode. Pdt. L.Hidete, ditempatkan sebagai

Pendeta Jemaat dan Ketua Majelis Jemaat GPIB Sumber

Kasih menggantikan Pdt. A. Aryono. Selanjutnya Pdt.

A. Aryono sebagai pendeta Jemaat dan Ketua Majelis

Jemaat GPIB Bethel Bandung. Pdt. Hidete sekaligus

bertugas mempersiap-kan pelaksanaan Pemilihan Penatua

dan Diaken masa bakti 1997 – 2002.

Page 134: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

134

b. Penataan Wilayah Pelayanan

Dengan memperhatikan perkembangan pelayanan Jemaat,

pada tahun 1995 Majelis Jemaat mengadakan penataan

kembali wilayah pelayanan. Dari 6 Sektor tahun 1984,

dikembangkan menjadi 11 Sektor Pelayanan.

Sektor-sektor Pelayanan tersebut sebagai berikut :

(1) Sektor I:

- Batas Wilayah:

Utara : Jalan-jalan: Margaguna, H. Nawi,

Sawo, Sawo 2, Damai 10, Mindi dan

Cempaka.

Timur : Kali Krukut

Barat : Jln. Metro Pondok Indah

Selatan : Jalan-jalan: Puri Sakti II, Buntu,

H.Zaini, Asam II, menyusuri Jln. RS

Fatmawati ke Bahari I kearah Bukit

Golf dan berakhir di Metro Kencana

IV, Pondok Indah.

- Jumlah warga : 60 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 4 penatua dan 5 diaken

(2) Sektor II:

- Batas Wilayah:

Page 135: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

135

Utara : Jalan-jalan: Bahari menyusuri Jln.RS

Fatmawati ke Jln.Asem II, H.Zaini,

Puri Sakti II, Buntu, Bukit Golf dan

Metro Kencan IV.

Timur : Kali Krukut

Barat : Jln. RS Fatmawati

Selatan : Jalan-jalan: Cerme, Cilandak Tengah,

Cilandak Dalam.

- Jumlah warga : 55 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 3 penatua dan 3 diaken

(3) Sektor III:

- Batas Wilayah:

Utara : Jalan-jalan: Metro Kencan IV, Bukit

Golf, Bahari I, melintas Jln.RS

Fatmawati ke Cerme, Cilandak

Tengah, Cilandak Dalam terus

melintas Antasari dan berakhir di Kali

Krukut.

Timur : Kali Krukut

Barat : Jalan-jalan: Metro Pondok Indah ke

Alam Asri dan Bukit Hijau Pondok

Indah

Selatan : Ring road Jln. T.B.Simatupang dan

Lebak Bulus

- Jumlah warga : 53 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 2 penatua dan 3 diaken

Page 136: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

136

(4) Sektor IV:

- Batas Wilayah:

Utara : Jln. T.B.Simatupang

Timur : Kali Krukut

Barat : Jln. RS Fatmawati Raya

Selatan : Jalan Margasatwa, Pondok Labu

- Jumlah warga : 72 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 4 penatua dan 5 diaken

(5) Sektor V:

- Batas Wilayah:

Utara : Jalan Margasatwa, Pondok Labu

Timur : Kali Krukut

Barat : Jalan-jalan: Pasar Pondok Labu,

Litbang Hankam, Pangkalan Jati I dan

II dan Kali Grogol

Selatan : Jln. Mesjid Al-Ashyar dan perbatasan

Pusdiklat Kehakiman/Kompleks BPK

Gandul.

- Jumlah warga : 45 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 3 penatua dan 3 diaken

(6) Sektor VI:

- Batas Wilayah:

Page 137: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

137

Utara : Jln.Lebak Bulus Raya, Termimal

Lebak Bulus, Pasar Jumat.

Timur : Jln. Raya RS Fatmawati

Barat : Kali Pesanggrahan, Kompl.PdanK

Cirendeau dan Kompl.Ciredeau Indah

Ps.Jumat.

Selatan : Jln. Lebak Bulus III, Kompl.Bumi

Karang Indah, Jln.Puskesmas.

- Jumlah warga : 89 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 4 penatua dan 6 diaken

(7) Sektor VII:

- Batas Wilayah:

Utara : Jln.Lebak Bulus III, Kompl.Bumi

Karang Indah, Jln.Puskesmas

Timur : Jalan-jalan: RS Fatmawati,Ps. Pondok

Labu, Hankam, Pangkalan Jati I, II dan

Kali Grogol.

Barat : Kali Pesanggrahan, Desa Cireundeau

Pisangan.

Selatan : Jln. Maribaya, Puri Cinere, Manggis

Raya.

- Jumlah warga : 84 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 5 penatua dan 6 diaken

(8) Sektor VIII: (Cirendeau dan Pondok Cabe)

- Batas Wilayah:

Page 138: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

138

Utara : Kali Pesanggrahan Cirendeau,

Kampung Poncol.

Timur : Kali Pesanggrahan Lebak Bulus, Komp.

Cinere Mas, Kali Pesanggrahan Cinere

Barat.

Barat : Universitas Terbuka, Jln. Pondok cabe

Udik, Komp. Polri Airud, Kampung

Poncol, Pondok Bulak, Komp. I.A.N.,

Kampung Gunung Pisangan Cirendeau.

Selatan : Jalur Pipa Gas Pertamina Pondok Cabe

Udik.

- Jumlah warga : 35 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 1 penatua dan 1 diaken

(9) Sektor IX: (Cinere Utara)

- Batas Wilayah:

Utara : Jalan-jalan: Maribaya, RS Puri Cinere,

Manggis Raya, Batas Selatan Pusdiklat

Kehakiman Gandul/ Batas Utara

Komp. BPK Gandul, Mesjid Raya Al

Achyar

Timur : Kali Krukut

Barat : Kali Pesanggrahan Pondok Cabe

Cireundeau

Selatan : Jalan-jalan: Jakarta, Bukit Cinere,

Gandul Radio Mustang.

- Jumlah warga : 55 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 5 penatua dan 3 diaken

Page 139: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

139

(10) Sektor X: (Cinere Tengah)

- Batas Wilayah:

Utara : Jalan-jalan: Jakarta, Bukit Cinere,

Gandul Radio Mustang.

Timur : Kali Krukut, Jln. Cinere Raya, Bukit Cinere

Indah

Barat : Kali Pesanggrahan Pondok Cabe Ilir dan

Cabe Udik

Selatan : Jalan-jalan Lereng Indah, Flamboyan,

Kelapa Gading batas utara PLN

Gandul Cinere.

- Jumlah warga : 55 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 5 penatua dan 3 diaken

(11) Sektor XI: (Cinere Selatan, Desa Limo)

- Batas Wilayah:

Utara : Jalan-jalan Lereng Indah, Flamboyan,

Kelapa Gading batas utara PLN

Gandul Cinere.

Timur : Kali Krukut

Barat : Kali Pesanggrahan Pondok Cabe Udik

Selatan : Desa Rangkapan Jaya Baru, Meruyung

Sawangan Depok.

- Jumlah warga : 61 kepala keluarga

- Majelis Jemaat: 3 penatua dan 3 diaken

Page 140: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

140

Catatan : Jumlah keluarga : 663 Kepala Keluarga

Majelis Jemaat: : 35 penatua dan 41 diaken

c. Badan-badan Pembantu dan Pelaksana Pelayanan

Pengadaan Badan-badan Pembantu dan Pelaksana

Pelayanan dibentuk oleh Majelis Jemaat masa bakti 1992 –

1996 sesuai Tata Gereja dan kebutuhan pelayanan:

(1) Pengurus-pengurus Bidang Pelayanan Kategorial:

Tata Gereja 1982 Peraturan No.6 – masa tugas 4

tahun. (Daftar nama Pengurus BPK masa bakti 1992 –

1996 Lampiran 9)

(2) Pengurus Komisi : Tata Gereja 1982 Peraturan No.9.

(Daftar nama Pengurus Komisi masa bakti 1992 –

1996 Lampiran 10)

(3) Kantor Majelis Jemaat :

Alamat: Gereja GPIB Sumber Kasih

Jln. Lebak Bulus III No.50,Jakarta Selatan.

Pegawai dan tenaga-tenaga medis (lampiran 11)

d. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

Tata Gereja 1982 – Peraturan No. 8: Badan pemeriksa

Perbendaharaan Jemaat (BPPJ) masa bakti 1992 – 1996.

Ketua : R.A. Salaki

Anggota : R.J. Musa ; T.T. Boham.

Page 141: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

141

e. Pertemuan Warga Sidi Jemaat dan Penyusunan Program

Kegiatan ini telah dilembagakan dalam pelayanan Jemaat

sebagai satu proses pembelajaran tiap tahun bagi warga

Jemaat dan unsur-unsur pelayanan. Pengolahan program

kegiatan melibatkan warga Jemaat dan semua unsur

membahasnya dalam Loka Karya. Pedoman Penyusunan

Program adalah Kebijakan Umum Panggilan dan

Pengaturan Gereja (KUPPG) GPIB. Pertemuan warga sidi

Jemaat dan Loka Karya Penyusunan Program telah

dilembagakan dalam Jemaat sejak tahun 1988 dan

diteruskan sampai sekarang (2007).

f. Pendeta-pendeta dan Vikaris yang melayani.

(1) Pendeta-pendeta : S.Th. Kaihatu (1991 – 1993)

A. Aryono (1994 – 1997)

Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu

Ny. F. T. Matulandi-Kandioh

Ny. D. Loblobly-Lulu

(2) Vikaris : S.A.Z. Karinda (1991 – 1993)

Tri Esti Handaya (1992 – 1994)

Ch. J. Wongkar (1993 – 1995)

E.Vivi Sampelan (1995 – 1997)

Page 142: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

142

2. Kepemimpinan Jemaat masa bakti 1997 – 2002

a. Pembentukan Majelis Jemaat

Masa bakti 1996 – 2002 diawali dengan pemilihan penatua

dan diaken pada bulan Oktober 1996 sesuai Tata Gereja

yang berlaku (daftar nama Penatua dan Diaken masa bakti

1996 – 2002 Lampiran 12). Para Penatua dan Diaken

membentuk Majelis Jemaat dan dilanjutkan dengan

pemilihan dan penetapan Pelaksana Harian Majelis Jemaat

(sesuai Tata Gereja 1995, istilah Pengurus Harian diganti

dengan Pelaksana Harian dengan masa bakti 2½ tahun).

01. Masa bakti 1996 – 1999

Ketua : Pdt. L. Hidete

Ketua I : Pen. A.J. Samboh

Ketua II : Pen. E.J. Hatibie

Ketua III : Pen. Ny. C.H. Lalamentik-M

Ketua IV : Pen. Aprilano Joendarto

Sekretaris : Pen. Ny. J.E. Chrisna-P.

Sekretaris I : Dkn. Ny. Melva P. Pasaribu

Sekretaris II : Pen. R.R. Rompas

Bendahara : Dkn. Ny. K.Pasla-van Unnik

Bendahara I : Pen. Ny. E.Soegiarto-P.

02. Masa bakti 1999 – 2002

Ketua : Pdt. L. Hidete (sampai 2001)

dilanjutkan: Pdt. P.A.J. Waney

Ketua I : Pen. A.J. Samboh

Ketua II : Pen. E.H. Sanger

Page 143: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

143

Ketua III : Pen. Ny. C.H. Lalamentik-M

Ketua IV : Pen. Aprilano Joendarto

Sekretaris : Pen. Ny. J.E. Chrisna-P.

Sekretaris I : Dkn. Ny. Melva P. Pasaribu

Sekretaris II : Pen. R.R. Rompas

Bendahara : Pen. Ny. E.Soegiarto-P

Catatan: Pada bulan Mei 2001. Majelis Sinode

menempatkan Pdt. P.A.J. Waney sebagai

Pendeta dan Ketua Majelis Jemaat GPIB

Sumber Kasih menggantikan Pdt. L. Hidete

yang diangkat sebagai Ketua I Majelis Sinode.

b. Badan-badan Pembantu dan Pelaksana Pelayanan

Badan-badan Pembantu dan Pelaksana Pelayanan dibentuk

oleh Majelis Jemaat sesuai Tata Gereja dan kebutuhan

pelayanan dengan masa tugas 5 (lima) tahun:

(1) Pengurus-pengurus Bidang Pelayanan Kategorial

(Daftar nama Pengurus BPK masa bakti 1996 – 2002

Lampiran 13)

(2) Pengurus Komisi : (Daftar nama Pengurus Komisi

masa bakti 1996 – 2002 Lampiran 10)

(3) Kantor Majelis Jemaat : Jln. Lebak Bulus III No.50,

Jakarta Selatan.

Pegawai-pegawai dan tenaga medis (lampiran 11)

Page 144: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

144

c. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

Ketua : J.F. Ngantung

Anggota : Ny. Haryati

H. Massie

D.P. Theyssen

d. Pendeta-pendeta dan Vikaris

(1) Pendeta-pendeta : A. Aryono (1994 – 1997)

L. Hidete (1997 – 2001)

A.F. Lapodooh (1998 –1999)

Ny. F. Pattipeilohy (1999 – 2001)

Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu

Ny. F. T. Matulandi-Kandioh

Ny. D. Loblobly-Lulu

(2) Vikaris : Josias Tuanakotta (1997)

Hasiholan Simangunsong (1998)

Nerva Mangialu (1998 – 1999)

Wendy Kakerissa (1999 – 2001)

3. Kepemimpinan Jemaat masa bakti 2002 - 2007

a. Pembentukan Majelis Jemaat

Masa bakti 2002 – 2007 diawali dengan pemilihan penatua

dan diaken pada bulan Oktober 2002 sesuai Tata Gereja

GPIB (daftar nama Penatua dan Diaken masa bakti 2002 –

2007 Lampiran 14). Jumlah keluarga dalam Jemaat

adalah 740 kepala keluarga. Jumlah ini bertambah menjadi

761 pada tahun 2006. Majelis Jemaat yang terbentuk

Page 145: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

145

memilih Pelaksana Harian Majelis Jemaat untuk masa

bakti 2½ tahun.

01. Masa bakti 2002 – 2005

Ketua : Pdt. P.A.J. Waney

Ketua I : Pen. S.E. Leimena

Ketua II : Pen. E.H. Sanger

Ketua III : Pen. J.W. Piga

Ketua IV : Pen. A.J. Samboh, karena tugasnya,

dialihkan pada Pen. Henry Budiman

Sekretaris : Pen. Ny. Linda A.Ch.Kansil-Wulur

Sekretaris I : Pen. R.R. Rompas

Sekretaris II : Pen. A.A. Louhenapessy

Bendahara : Pen. W.R. Tandayu

Bendahara I : Pen. Ny. Inge L. Ekel.

02. Masa bakti 2005 – 2007

Ketua : Pdt. P.A.J. Waney (sampai 2006)

dilanjutkan: Pdt. Rudy. Safardan

Ketua I : Pen. S.E. Leimena

Ketua II : Pen. T. Tampubolon

Ketua III : Pen. Mercy Mandagi

Ketua IV : Pen. Henry Budiman

Sekretaris : Pen. Ny. Linda A.Ch.Kansil-Wulur

Sekretaris I : Pen. Ny. J.E. Chrisna-P.

Sekretaris II : Pen. A.A. Louhenapessy

Bendahara : Pen. W.R. Tandayu

Bendahara I : Dkn. Ny. K.Pasla-van Unnik

Page 146: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

146

Catatan: Sesuai ketetapan Majelis Sinode, Pdt. P.A.J.

Waney ditugaskan sebagai pendeta Jemaat di

Jemaat GPIB Karunia dan Pendeta R.

Safardan menggantikannya sebagai Pendeta

Jemaat dan Ketua Majelis Jemaat GPIB

Sumber Kasih.

b. Badan-badan Pembantu dan Pelaksana Pelayanan

Badan-badan Pembantu dan Pelaksana Pelayanan dibentuk

oleh Majelis Jemaat dengan masa tugas 5 (lima) tahun:

(1) Pengurus-pengurus Bidang Pelayanan Kategorial

(Daftar nama Pengurus BPK masa bakti 2002 –

2007 Lampiran 15)

(2) Pengurus Komisi : (Daftar nama Pengurus Komisi

masa bakti 2002 – 2007 Lampiran 16)

(3) Kantor Majelis Jemaat : Jln. Lebak Bulus III No.50,

Jakarta Selatan.

Pegawai-pegawai dan Tenaga Medis (lampiran 11)

c. Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat (BPPJ)

Ketua : John Fandoe

Anggota : Ny. Annie H.Radjawane-Joesop

Ny. Mona A. Wijaya-Mongula

Page 147: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

147

d. Pendeta-pendeta dan Vikaris

(1) Pendeta-pendeta : P.A.J. Waney (2001 - 2005)

R. Safardan (2005 - kini)

Ny. L.E.Wemay (2002 - 2006)

Ny. Corry S-Rahasia (2006 - kini)

M. I. Pingak (2006 - kini)

Ny. A.J.M. Loppies-Mustamu

Ny. F. T. Matulandi-Kandioh

Ny. D. Loblobly-Lulu

E.E. Rompas

(2) Vikaris : Devy Dantjie (2002-2003)

Vengky Lekahena (2002)

Elizabeth Sihite (2003-2004)

Liat Sihotang (2005-2006)

e. Pelayan-pelayan Jemaat yang aktif secara Sinodal dan

Oikumenis (lampiran 17)

Pasal 5: Perangkat Peraturan

emandirian sering dihubungkan dengan kedewasaan. Salah

satu ciri kedewasaan adalah hidup tertib dan teratur. Segala

sesuatu haruslah berlangsung dengan sopan dan teratur

(I Kor.14:40) – [Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan

teratur.]. Untuk itulah peraturan-peraturan dalam Gereja disusun

dan diberlakukan. Sebab ALLAH tidak menghendaki kekacauan

tetapi damai sejahtera di dalam GerejaNYA (I Kor.14:33) – [Sebab

K

Page 148: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

148

Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.] Peraturan-

peraturan Gereja harus memberikan jalan bagi berlangsungnya

pelayanan. Peraturan diadakan untuk pelayanan dan bukan

sebaliknya. Maksudnya supaya karunia-karunia Roh setiap warga

berfungsi dengan benar dan tepat demi pelaksanaan dan

peningkatan pelayanan. Dengan kata lain peraturan diciptakan

untuk memberikan kesempatan bagi warga Jemaat melayani. Atau

peraturan berfungsi untuk memberdayakan karunia-karunia yang

dimiliki warga Jemaat agar Gereja sebagai Tubuh KRISTUS

rapi tersusun untuk memuliakan ALLAH (Efesus 4:16) – [Efesus

4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi

satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap

anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.].

Dalam hubungan ini peraturan-peraturan mendatangkan sukacita

melayani. Tidak boleh mendatangkan beban apalagi sebagai alat

kekuasaan untuk memerintah.

Pada tahun 1991, Majelis Jemaat telah menyusun Peraturan

Pelaksanaan Majelis Jemaat (PPMJ) GPIB Sumber Kasih. PPMJ

ini diberlakukan kurang lebih 10 (sepuluh) tahun, kemudian

diperbaharui sesuai dengan perkembangan pelayanan dan

perelevansian Tata Gereja GPIB hasil Persidangan Sinode GPIB

1995, 1996, 2000. Sidang Pleno Majelis Jemaat GPIB Sumber

Kasih menetapkan PPMJ 2002 tersebut pada tanggal 23 Februari

2002.

Page 149: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

149

Peraturan tersebut terdiri dari :

1. Nomor 1 tentang Jemaat GPIB Sumber Kasih

2. Nomor 2 tentang Sidang Majelis Jemaat dan Pertemuan

Warga Sidi Jemaat

3. Nomor 3 tentang Majelis Jemaat GPIB Sumber Kasih

4. Nomor 4 tentang Pelaksana Harian Majelis Jemaat

5. Nomor 5 tentang Badan Pelaksana Majelis Jemaat

6. Nomor 6 tentang Sumber Daya Harta Milik Gereja di

Jemaat dan pengelolaannya.

7. Nomor 7 tentang Badan Pemeriksa Perbendaharaan Jemaat

(BPPJ)

8. Nomor 8 tentang Kantor Majelis Jemaat dan Pegawai

Kantor Majelis Jemaat

9. Nomor 9 tentang Bidang Pelayanan Kategorial (BPK)

Pasal 6: Penyelenggaraan Pos Pelayanan

embukaan Pos Pelayanan sebenarnya merupakan bagian dari

pengembangan pelayanan untuk menjangkau warga Jemaat di

tempatnya. Perkembangan masyarakat dan pembangunan

perumahan yang muncul di daerah-daerah baru menarik perhatian

Gereja untuk meningkatkan pelayanan baik secara kwantitatif

maupun kwalitatif. Menyadari akan hal itu khususnya

P

Page 150: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

150

perkembangan pelayanan di daerah Cinere mengarah ke Selatan,

maka pada tanggal 25 November 2001 dibuka pos pelayanan di

Blok M Jln. Jakarta No. 86 Cinere, Depok.

Pembukaan Pos ini tidak hanya untuk menampung kebutuhan

ibadah Minggu bagi warga sekitar, tetapi untuk mengantisipasi

perkembangan di wilayah tersebut pada masa yang akan datang.

Di wilayah ini, khususnya Pangkalan Jati, Cinere dan sekitarnya

telah hadir berbagai Gereja dengan latar belakang yang berbeda-

beda. Selain GPIB, Gereja Katolik Roma, GKI dan HKBP telah

muncul Gereja-gereja baru seperti GBI, GPdI, GKRI. Untuk

mengkoordinir kegiatan Gereja-gereja ini secara oikumenis, telah

terbentuk Forum Komunikasi Oikumene dengan sekretariat

bertempat di GKRI Diaspora, Jln. Cinere Raya Blok M-1, Cinere,

Depok.

Penyelenggaraan kegiatan di Pos Pelayanan Cinere, tidak

dimaksudkan untuk sekedar menambah banyaknya ibadah-ibadah

Minggu Gereja-gereja di wilayah itu, atau hanya melayani warga

GPIB yang menjalani berbagai hambatan untuk beribadah di

Gereja GPIB Sumber Kasih, tetapi lebih jauh sebagai ujung

tombak pembangunan Jemaat baru di masa depan.

Pembukaan Pos Pelayanan ini dilakukan oleh Majelis Jemaat GPIB

Sumber Kasih dengan Ibadah Minggu yang dipimpin oleh Pdt.

J.W.B.P.Kokali, Ketua III Majelis Sinode GPIB. Direncanakan

pada masa yang akan datang Pos Pelayanan Cinere ini menjadi

Page 151: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

151

pusat aktifitas yang menggerakkan pelayanan GPIB dari Cinere

kearah selatan. Begitu pentingnya Pos Pelayanan ini sebagai pusat

gerakan di wilayah baru yang berkembang sehingga Majelis

Sinode GPIB juga mengambil bagian dalam pembukaannya.

Pasal 7:

Perayaan 25 Tahun Pelayanan Jemaat GPIB Sumber Kasih

anggal 20 Mei 2007, Jemaat GPIB Sumber Kasih genap

berusia 25 tahun. Seperempat abad pelayanan Jemaat ini

bertumbuh dan berkembang oleh Kasih Karunia ALLAH. Seluruh

warga Jemaat mengucap syukur kepada TUHAN atas keberadaan

Jemaat ini yang melayani sebagai Tubuh KRISTUS.

Majelis Jemaat dan semua perangkat-perangkat yang melayani

dengan kerendahan hati mengakui karya dan pimpinan TUHAN

dalam pergumulan dan sukacita pelayanan Jemaat ini. Seluruh

pengakuan dan pengucapan syukur kepada TUHAN, diwujudkan

melalui berbagai kegiatan selama kurang lebih 6 (enam) bulan,

sejak Desember 2006 dan memuncak pada bulan Mei 2007.

Kegiatan tersebut meliputi 4 (empat) bidang, yaitu :

(1) Daya dan Dana ; (2) Pelayanan (IAI);

(3) Penulisan Sejarah; (4) Perlengkapan.

Dalam rangka itu dilaksanakan visitasi/kunjungan, ibadah-ibadah

keluarga, khotbah-khotbah Tematis, Penyegaran Iman, Serasehan

dan Seminar Sejarah, penerbitan buku Sejarah, Bakti Sosial, usaha-

T

Page 152: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

152

usaha dana, turnamen golf, pagelaran musik dan Ibadah Syukur 20

Mei 2007.

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ini Majelis Jemaat

membentuk Panitia Pelaksana Perayaan 25 tahun Pelayanan

Jemaat GPIB Sumber Kasih. (lampiran 18)

Pasal 8: Rangkuman

ada masa Kemandirian ini Jemaat GPIB Sumber Kasih telah

menampilkan diri sebagai alat dalam tangan TUHAN untuk

membangun dan melayani. Sebagai alat TUHAN, Jemaat

ini menekankan pada ibadah dan penggembalaan yang

mempertemukan warga Jemaat dengan TUHAN Yang empunya

pelayanan. Dengan kegiatan ini telah muncul kedewasaan untuk

menata pelayanan sebagai Tubuh KRISTUS. Persekutuan Jemaat

terbina secara berkelanjutan. Pelayanan dan kesaksian digerakkan

degan memberdayakan warga Jemaat. Walau demikian Jemaat ini

diperhadapkan dengan pergumulan untuk membuat dirinya sebagai

Jemaat Misioner. Begitu juga daya dan dana digalang dengan

keyakinan bahwa warga Jemaat memiliki potensi yang merupakan

karunia TUHAN. Hal itu semua tergambar dalam Visi, Misi dan

Tujuan-tujuannya dan berkembang dengan komitmen warga

Jemaat.

Data-data tahun 1995 menunjukkan bahwa wilayah pelayanan

Jemaat sangat luas. Terdiri dari 11 sektor terbentang dari Jln. Haji

P

Page 153: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

153

Nawi (Gandaria Selatan) dan Jln. Damai 10 (Cipete Utara) di Utara

sampai ke Selatan menuju ke Limo dan perbatasan Sawangan.

Untuk menjelajahnya dengan pelayanan, tidak hanya dibutuhkan

penataan secara sektoral, tetapi juga perencanaan yang lebih

terpadu dalam rangka mewujudkan Jemaat Misioner. Jemaat yang

berbuah tidak cukup diukur dengan pelayanan ibadah dan

penggembalaan tetapi bagaimana dari satu Jemaat muncul

pelembagaan Jemaat yang baru. Atau tidak hanya diukur dengan

banyaknya warga Jemaat yang melayani di dalam Gereja tetapi

juga menjadi penting bila warga Jemaat berprestasi dalam

masyarakat dan lingkungan pekerjaannya.

Masa kemandirian tidak berhenti di tahun 2007 ini. Tetapi baru

dimulai dan berproses ke masa depan. 25 tahun berikutnya di usia

yang ke-50 kemandirian ini akan dinilai dan dijadikan sebagai titik

berangkat yang baru.

Page 154: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

154

BAB V :

PEMBANGUNAN JEMAAT MISSIONER

Pasal 1: Latar belakang

erayakan ulang tahun pelayanan, kita tidak hanya

menengok ke belakang, tetapi juga melihat ke depan.

Ke belakang untuk menyaksikan karya-karya ALLAH tetapi

juga melihat ke depan menyongsong karya-karya ALLAH.

Dengan merayakan ulang tahun Jemaat GPIB Sumber Kasih,

kita tidak hanya mengungkapkan perbuatan-perbuatan ALLAH

yang besar lalu mensyukurinya dengan sukacita. Tetapi juga

didorong menyambut masa depan bersama ALLAH yang terus

bekerja mendatangkan keselamatan bagi manusia dan dunia.

Kita menyambut masa depan dengan komitmen yang

teguh dan benar dalam jalan ALLAH. Kemampuan untuk

mengantisipasi masa depan tidak hanya bergantung pada

kualitas sumber daya untuk membuat perencanaan-perencanaan

dengan analisis-analisis yang akurat, tetapi ada segi lain yang perlu

diperhatikan.

Secara Kristiani kita menyambut masa depan dengan memohon

Roh Hikmat dan Wahyu ALLAH supaya dapat membaca

tanda-tanda zaman. Dengan begitu kita mengerti pengharapan

apakah yang terkandung dalam panggilanNYA terhadap Gereja

M

Page 155: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

155

(Efesus 1:17,18) – [1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus,

yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan

wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata

hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam

panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi

orang-orang kudus,].

Kita akan menjalani masa depan dengan komitmen untuk

bersama ALLAH mewujudkan Karya-karyaNYA dalam kurun

waktu 25 tahun kedua perjalanan Jemaat GPIB Sumber Kasih.

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, kita menyimpulkan bahwa

pembangunan Jemaat ini telah berlangsung dalam kuasa ROH

KUDUS, sehingga warga Jemaat dituntun untuk bertemu dan

bergaul dengan KRISTUS. Pertemuan mana telah memunculkan

tanggungjawab untuk memberlakukan kasih dan damai sejahtera

ALLAH, khususnya secara intern dalam Jemaat.

Pengalaman selama 25 tahun melayani, menunjukkan bahwa

Jemaat ini telah bertumbuh dan berkembang oleh Kasih

Karunia ALLAH Bapa. Hal tersebut tidak dapat diragukan lagi.

Malahan telah menjadi pengakuan bersama dalam Jemaat.

Tetapi soal Jemaat ini telah berbuah, agaknya tidak mudah

merumuskannya, apalagi bila dihubungkan dengan Galatia 5:22-23

- [5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,

kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak

ada hukum yang menentang hal-hal itu.]. Panggilan untuk berbuah

memang diamanatkan oleh YESUS seperti yang disaksikan

Page 156: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

156

dalam Yohanes 15:16 – [15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi

Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi

dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta

kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.]. Panggilan untuk

berbuah memang telah diupayakan melalui pembinaan dan

penjabaran visi dan misi Jemaat. Tetapi adalah sangat sulit untuk

mengukurnya, apalagi dengan berpedoman pada Matius 5:48 –

[5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga

adalah sempurna."] Walau demikian Jemaat telah menunjukkan

kemandiriannya sebagai wujud dari kehidupan yang bertumbuh

dan berkembang. Kemandirian sebagai satu proses di mana

persekutuan Jemaat mengalami kedewasaan karena perjumpaannya

dengan YESUS. Perjumpaan itu membuat Jemaat memahami dan

mengalami keselamatan ALLAH. Oleh ROH KUDUS mereka

dimampukan untuk melaksanakan aktifitas baik dalam bentuk

memelihara iman maupun pemberdayaan warga. Pemeliharaan

iman dilaksanakan melalui Ibadah-ibadah, Pemberitaan Firman

dan Pelayanan Sakramen, penggembalaan dan pembinaan.

Sedangkan pemberdayaan warga dilakukan dengan menyediakan

berbagai perangkat dan memberikan motivasi untuk ikut serta

dalam pembangunan Jemaat.

Jemaat GPIB Sumber Kasih telah bertumbuh dan berkembang

sebagai Gereja yang merupakan perwujudan dari Tubuh

KRISTUS. Secara dogmatis, Gereja sebagai Tubuh KRISTUS,

keberadaannya mempunyai 3 (tiga) segi46

.

Page 157: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

157

Pertama: Segi Objektif, yaitu Gereja sebagai persekutuan di mana

anggota-anggotanya menerima keselamatan/Anugerah ALLAH.

Gereja menjadi tempat di mana manusia bertemu dengan

KRISTUS. Manusia mengenal KRISTUS bila mereka masuk ke

dalam Gereja dan menjadi orang-orang yang percaya. Mereka

datang ke Gereja untuk mendengar Firman dan Gereja berfungsi

mengantar keselamatan kepada mereka. Kedua: Segi Subjetif,

yaitu Gereja sebagai persekutuan di mana anggota-anggotanya

beribadah sebagai jawaban atas Keselamatan yang diterimanya.

Gereja tidak hanya menjadi tempat untuk mendengar dan

menerima keselamatam, tetapi juga memberikan jawaban. Bentuk

jawabannya adalah ibadah yang memuji, memuja dan menyembah

serta memberi untuk TUHAN. Ketiga: Segi Apostoler/Misioner,

yaitu Gereja sebagai persekutuan di mana anggota-anggotanya

membawa/mengantar Keselamatan ke dalam masyarakat dan dunia

dengan memberitakan Injil. Segi yang pertama dan yang kedua

pada umumnya telah dilaksanakan oleh Jemaat. Tetapi segi yang

ketiga masih menjadi pergumulan Jemaat. Sebab itu pokok tentang

Apostoler atau Misioner perlu ditinjau dalam rangka membangun

identitas Jemaat sebagai “buah sulung” panen ilahi atau ciptaan

baru. Paling kurang menjalani 25 tahun kedua Jemaat GPIB

Sumber Kasih. Jati diri sebagai Jemaat Misioner diwujudkan.

Gereja menjadi alat untuk memberitakan Kerajaan ALLAH serta

membawa manusia dan dunia untuk hidup dalam kebenaran dan

Kasih. Gereja menjadi buah sulung untuk membut dunia

mengalami damai sejahtera ALLAH.

Page 158: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

158

Pasal 2: Jemaat Misioner

embahas pokok tentang Jemaat Misioner, kita diperhadapkan

dengan 3 (tiga) faktor pendukung utama, yaitu: Gereja

sebagai komunitas umat. Gereja dan Tugas Pengutusan dan Gereja

dengan struktur Misioner.

1. Gereja sebagai komunitas umat.

Belakangan ini muncul pemahaman baru tentang Gereja, pada

paruhan kedua abad 20, khususnya di kalangan Gereja Katolik

Roma.47

Konsili Vatikan II – 1963 – 1965, mendorong

pemahaman yang baru tersebut khususnya tentang Gereja yang

diwujudkan mulai dari kepentingan akar rumput atau basis

umat. Bagi Gereja-gereja Reformasi (di mana GPIB termasuk di

dalamnya), pemahaman ini bukan hal baru. Karena pelopor-

pelopor Reformasi seperti Luther dan Calvin sangat

menekankan peran warga Jemaat (tanpa embel-embel jabatan)

dalam melayani dan memimpin Gereja. Sehingga seluruh

pelayanan dan pengorganisasian serta kepemimpinannya

dimulai dari aras Jemaat setempat. Kemudian Jemaat-jemaat

setempat di satu wilayah mengungkapkan kebersamaan dalam

satu wadah di wilayah itu. Selanjutnya membentuk

kebersamaan secara Sinodal. Tetapi yang menarik ialah Gereja

sebagai komunitas umat tidak lagi dibatasi oleh “locus” atau

batas-batas wilayah tetapi juga dikembangkan ke kategori baru.

untuk mengantisipasi masalah-masalah kemasyarakatan.

M

Page 159: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

159

Kategori itu tidak saja dibatas pada kelompok umur atau fungsi

dan profesi tetapi lebih jauh menjangkau kaum miskin,

perempuan, penyandang cacat, penderita HIV/AIDS, buruh,

korban kekerasan dan sebagainya. Kelompok inilah di Asia

disebut sebagai “akar rumput” atau “basis”, karena tidak hanya

berada dalam jumlah yang dominan (sekitar 90%) tetapi juga

kualitas penderitaannya makin meningkat dan membahayakan.

Namun perhatian terhadap komunitas ini tidak membuat kita

meninggalkan Jemaat-jemaat lokal (parochial). Malah

sebaliknya Jemaat-jemaat local didorong untuk membuka diri

terhadap kenyataan-kenyataan baru seperti ini. Konsekwensinya

ialah Gereja atau Jemaat tidak hanya dilayani oleh para pejabat

yang cenderung “top-down”. Sudah saatnya warga Jemaat biasa

melayani bahkan orang-orang miskin melayani kelompoknya

atau orang-orang penderita HIV/AIDS berbicara tentang diri

dan kebutuhannya. Mereka diberdayakan untuk melayani,

minimal kelompoknya. Dengan begitu Gereja atau Jemaat tidak

lagi menjadi komunitas pejabat tetapi umat dengan berbagai

kategori yang ditampilkannya. Di sana kemisioneran Gereja

diwujudkan terutama dalam berbagai kebutuhan masyarakat

secara nyata. Masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang luar

biasa berbahaya saat ini menjadi jembatan bagi Gereja/Jemaat

melayani melalui warga Jemaat biasa. Hal ini berarti

Gereja/Jemaat termotivasi untuk mempersiapkan warganya

sebagai “penginjil-penginjil” yang membawa berita sukacita di

tengah berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

Page 160: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

160

2. Gereja dan Tugas Pengutusan.

Istilah yang popular untuk Gereja/Jemaat yang melaksanakan

tugas pengutusan adalah Pekabaran Injil. Berdasarkan Matius

28:18-20 – [28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah

diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 28:19 Karena itu pergilah,

jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa

dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu

yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu

senantiasa sampai kepada akhir zaman."], Gereja/Jemaatmelakukan

tugas tersebut. Abad 19 ditandai dengan upaya Pekabaran Injil

ke seluruh dunia. Zaman itu dikenal dengan istilah Zending

(Belanda) dan Mission (Jerman dan Inggris). Di Indonesia,

lebih disukai istilah Pengutusan (Yunani = Apostolat) karena

lebih luas dari Pekabaran Injil atau Zending/Misi.48

Dalam istilah Apostolat atau Pengutusan terkandung 3 (tiga)

aspek :

a. Doksologis atau pemasyhuran, untuk menyatakan

kemenangan Kerajaan ALLAH sehingga dunia memuliakan

ALLAH.

b. Soteriologis atau Penyelamatan untuk menyatakan

keselamatan ALLAH bagi segenap ciptaan serta pembebasan

dari maut untuk memperoleh hidup kekal.

c. Eskatalogis atau penggenapan dalam pengharapan untuk

menyatakan pembaruan bagi segenap ciptaan menuju langit

baru dan bumi baru.

Page 161: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

161

Dengan 3 (tiga) aspek ini Syalom diwujudnyatakan melalui

persekutuan, pelayanan dan kesaksian Getreja/Jemaat. Dalam

pemahaman ini Gereja/Jemaat diutus sebagai komunitas umat,

ia ditugaskan oleh ALLAH. Tugas Pengutusan itu didasarkan

pada MISSIO DEI (Misi ALLAH) yaitu Aktifitas ALLAH

sendiri yang kreatrif dan positif dalam perjalanan sejarah dunia.

Dalam proses itu Kerajaan ALLAH digenapi mencapai

pembentukan terakhir satu langit baru dan bumi baru.

Karena melaksanakan tugas pengutusan yang demikian

maka Gereja/Jemaat harus terbuka untuk masyarakat dan

dunia. Gereja/Jemaat tidak boleh eksklusif untuk melayani

diri sendiri. Bila demikian maka ALLAH akan memakai

masalah-masalah yang ada di tengah masyarakat dan dunia

untuk menarik Gereja/Jemaat keluar dari melayani diri sendiri

dan menerjunkan diri dalam berbagai persoalan masyarakat

dan dunia.

Untuk itu Gereja/Jemaat harus selalu siap untuk melakukan

tugas pengutusannya dengan benar. Tugas Gereja/Jemaat bukan

semata mendirikan Gereja/Jemaat baru dan memperbanyak

anggota, tetapi lebih dari itu, berpartisipasi dalam Karya

ALLAH mewujudkan damai sejahtera (syalom) bagi manusia

dan dunia.

3. Gereja dengan struktur Misioner.

Pokok ini segera mengundang pertanyaan: Apakah yang

dimaksud dengan struktur Misioner? Pertanyaan ini wajar

Page 162: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

162

karena struktur Gereja pasti dihubungkan dengan sistem.

Maksudnya sistem Pemerintahan Gereja. Lalu perhatian

diarahkan pada sistem-sistem bergereja yang diwariskan selama

ini, yaitu: Episkopal, Kongregasional dan Presbiterial. Sehingga

perubahan sistem berarti membarui sistem-sistem bergereja

tersebut. Pokok yang dibahas ini sungguh jauh berbeda. Tetapi

akan berakibat juga pada sistem bergereja. Berbicara tentang

struktur Misioner seharusnya dimulai dari pusat kehidupan

Jemaat. Dan pusat kehidupan Jemaat adalah Ibadah49

. Di dalam

ibadah warga Jemaat sebagai persekutuan berjumpa dengan

ALLAH. Dalam perjumpaan itu warga Jemaat memahami apa

yang ALLAH katakan tentang dirinya, masyarakat dan dunia.

Juga apa yang ALLAH katakan tentang GerejaNYA. Lalu

warga Jemaat menyadari siapa dirinya, bagaimana Gerejanya,

apa yang dialami oleh masyarakatnya dan ke mana dunia ini

diarahkan.

Karena itulah ibadah-ibadah Jemaat memegang peranan penting

dalam membuat Gereja/Jemaat menjadi missioner. Sehubungan

dengan itu ibadah-ibadah harus ditata dengan baik. Tidak hanya

perubahan-perubahan tata ibadah atau mnyanyian-nyanyian dan

khotbah serta doa-doa. Baik itu ibadah-ibadah Minggu dan

keluarga-keluarga maupun kategori-kategori yang ada, semua

ibadah-ibadah berfungsi menggerakkan warga Jemaat untuk

keluar (sentrifugal) ke tengah masyarakat dan dunia, tetapi juga

menarik mereka untuk bergerak masuk kembali ke dalam

Gereja (centripetal). Singkatnya ibadah-ibadah memiliki

Page 163: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

163

kekuatan untuk memutar keluar dan menarik ke dalam Gereja.

Dengan demikian, penataan ibadah-ibadah kita bukan sekedar

membuat sama dengan pihak lain, alias meniru atau menjiplak.

Tetapi hal itu berhubungan erat dengan memberdayakan warga

Jemaat untuk hadir dan mempraktekkan ibadah yang sejati

(Roma12:1b) – [12:1b supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai

persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu

adalah ibadahmu yang sejati..] di lingkungan di mana ia berada dan

bekerja atau belajar. Sering sekali Gereja/Jemaat sudah puas

bila banyak warga Jemaat berhasil di jaring dan diberdayakan

untuk melayani di dalam Gereja. Namun mereka sama sekali

tidak mengenal apalagi menerjunkan diri ke dalam masalah-

masalah masyarakat di sekitarnya. Sering kita mendengar

uraian-uraian bahwa ibadah-ibadah kita harus kontekstual.

Maksudnya tidak hanya dalam arti mengadopsi budaya-budaya

dengan inkulturasi Tata ibadah, atau nyanyian, doa, dan

arsitektur, tetapi maksudnya yang terutama ialah Gereja

beribadah di tengah masyarakat dan dunia dengan menyatu

dalam pergumulan-pergumulannya. Di situlah Gereja membawa

Injil – kabar sukacita sebagai kekuatan ALLAH yang

menyelamatkan. Ibadah-ibadah harus diterjemahkan di tengah

masyarakat dengan pelayanan dan kesaksian di semua bidang

kegiatan: pendidikan, kesehatan, pendampingan dan terobosan-

terobosan baru menanggulangi berbagai permasalahan sosial

dan masyarakat.

Page 164: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

164

Bila hal ini dilakukan dengan tekun maka Tata-tata Ibadah kita

akan mengalami pembaruan. Secara langsung hal ini akan

mempengaruhi jabatan-jabatan yang ada dalam Gereja sebab

makin banyak warga Jemaat biasa akan berperan aktif. Dengan

begitu kesibukan Gereja/Jemaat bukan bergelut dengan hal-hal

yang menyangkut organisasi belaka tetapi akan lebih banyak

menggumuli pelayanan kepada masyarakat dan dunia dengan

segala permasalahannya.

Selanjutnya akan terjadi bahwa peraturan-peraturan Gereja

lebih difokuskan pada meningkatkan ibadah dan pelayanan

bukan ke dalam saja tetapi ke tengah masyarakat dan dunia.

Akhirnya pada gilirannya pula sistem bergereja akan mengalami

penataan ulang.

Ibadah-ibadah kita harus mempunyai kekuatan yang juga

membarui struktur-struktur Gereja sehingga menjadi struktur

yang missioner. Misalnya jabatan-jabatan Gereja tidak hanya

berfungsi liturgis tetapi juga memberdayakan warga untuk

mengatasi pergumulannya serta mampu melaksanakan

aktifitasnya dengan penuh tanggung jawab dalam masyarakat.

Contoh lain juga adalah organisasi yang diterapkan terbuka

terhadap perkembangan-perkembangan baru dan kebutuhan-

kebutuhan masyarakat yang harus dijawab oleh Gereja dan

warganya.

Page 165: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

165

Pasal 3: Jemaat Vital dan Menarik 50

udul ini sengaja dipakai, bukan untuk mempromosikan buku

karangan Jan Hendriks tentang Pembangunan Jemaat. Secara

akademis, teori-teori yang diperkenalkan lewat buku ini (dan

buku-buku lainnya tentang pembangunan Jemaat), menarik untuk

diwacanakan dalam refleksi ini. Secara khusus Gereja-gereja/

Jemaat-jemaat kita di Indonesia sedang berada dalam era baru

yang disebut era-reformasi yaitu era post-Orde Baru atau

post Soeharto. Di era baru ini masyarakat kita sedang mencari

identitas dan patokan-patokan yang baru sementara yang

lama (=order Baru) tidak mudah dilepaskan. Di lain pihak

kita berada dalam pengaruh luar biasa dari perkembangan

Ilmu Pengetahuan dan tehnologi-tehnologi, modernisasi,

globalisasi dan urbanisasi, di tengah kemiskinan dan bencana-

bencana yang mencekam. Gereja/Jemaat berada dalam keadaan itu

dan karenanya Gereja/Jemaat perlu mengantisipasi perubahan-

perubahan itu. Yang dimaksud dengan “Vital dan Menarik”

adalah pembangunan Jemaat dilaksanakan di mana warga Jemaat

ikut serta dengan senang hati dan partisipasi mereka itu membawa

hasil/efek/manfaat yang baik bagi mereka sendiri maupun

bagi realisasi tujuan-tujuan Jemaat. Terjadi vitalisasi warga

Jemaat sebagai subyek pelayanan. Sehingga keberadaan Jemaat

menjadi menarik bagi semua pihak (di dalam maupun di luar

warga Jemaat). Di lain pihak yang dimaksud dengan Jemaat

adalah secara teritorial (wilayah), tetapi juga kategorial (usia,

J

Page 166: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

166

fungsi, profesi dan sebagainya), atau kelompok-kelompok

“akar rumput”/basis atau yang dalam bentuk baru (kaum miskin,

penderita HIV/Aids, buruh, PSK dan sebagainya). Warga-warga

Jemaat ini sebagai manusia pribadi-pribadi yang berelasi

satu dengan yang lain dan bersekutu dalam perjanjian ALLAH

beribadah dan berada di tengah masyarakat di dunia

yang merindukan damai sejahtera. Pintu masuk untuk membangun

Jemaat Vital dan Menarik adalah Jemaat lokal. Katakanlah

seperti Jemaat GPIB Sumber Kasih yang merayakan ulang tahun

yang ke 25.

Ada 5 (lima) faktor yang perlu dikembangkan. Ke 5 (lima) faktor

itu dapat diuraikan secara singkat demikian :

Pertama : Iklim

Yaitu suasana persekutuan dibangun sedemikian rupa sehingga

setiap warga Jemaat dipandang sebagai subyek dan bukan obyek.

Mereka adalah manusia yang mendapat panggilan untuk memikul

tanggung jawab dalam kebebasan. Mereka diikutsertakan dalam

semua kegiatan sesuai aturan-aturan yang dibahas dan ditetapkan

bersama. Sebab itu perlu saling membuka diri, menjadikan yang

lain itu sebagai rekan sekerja. Sehingga terjalin komunikasi yang

akrab dan membangun persekutuan. Iklim seperti ini tidak hanya

diciptakan dalam relasi-relasi dan pandangan/wacana tapi

dituangkan dalam komitmen dan peraturan-peraturan.

Page 167: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

167

Kedua : Kepemimpinan

Yaitu seni mempengaruhi untuk mencapai tujuan bersama.

Mempengaruhi hanya dapat terjadi bila pemimpin melayani/

karakter sebagai pelayan mutlak dikembangkan. Sehingga mampu

mengintegrasikan keprihatinan terhadap relasi-relasi dan

keprihatinan terhadap persekutuan. Dalam menjalankan fungsinya,

dilakukan dengan gaya yang membenarkan warga Jemaat sebagai

manusia yang adalah subyek dalam pelayanan. Pemimpin tidak

selamanya yang memegang jabatan, tetapi semua orang yang

menggerakkan untuk mencapai tujuan. Mudah didekati, rela

melepaskan kuasa, mendengar terbuka dan mampu.

Ketiga : Struktur

Yaitu keseluruhan relasi dan hubungan antara orang-orang yang

memegang posisi organisatoris yang formal tetapi juga orang-

orang yang non formal berpengaruh. Juga yang institusional dan

yang tidak institusional. Perlu dibangun dan dievaluasi relasi-relasi

antar individu dan antar kelompok yang berperan dalam pelayanan.

Ciri utama relasi dan hubungan tersebut adalah sebagai satu

paguyuban atau persekutuan di mana kekeluargaan menjadi faktor

penting. Dengan demikian setiap orang diberi kesempatan atau

ruang untuk mengembangkan karunia-karunianya untuk tujuan

bersama. Terjadi kontak yang melekat dengan warga Jemaat secara

individual dan terfokus pada manusia dengan segala realitasnya.

Hal ini menuntut jalinan hubungan yang sederhana, horizontal dan

komunikatif. Dalam hubungan ini tekanan Struktur di sini adalah

perilaku yang membangun relasi-relasi.

Page 168: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

168

Keempat : Tujuan dan Tugas

Tujuan adalah cita-cita atau sesuatu yang rasional dan konkrit yang

dikejar atau dicapai. Sedangkan tugas adalah pekerjaan yang

disanggupi oleh seseorang atau kelompok. Tujuan dan Tugas

berhubungan erat. Lewat tugas, orang atau kelompok mengejar

sesuatu yaitu tujuan. Bila tujuan dikejar maka tugas-tugas harus

dilaksanakan. Adanya tugas untuk mengejar tujuan dan sebaliknya

adanya tujuan untuk memacu tugas. Tujuan dan tugas sangat

berpengaruh dalam vitalisasi persekutuan. Tujuan harus

dirumuskan dengan jelas, konkrit, bersama dan menggairahkan.

Tujuan merupakan manifes (pernyataan terbuka dan menarik).

Tugas harus dilaksanakan dengan memberikan ruang bagi warga

untuk berfungsi sebagai subyek. Tujuan dapat memudar karena

tugas tak jelas. Dapat juga karena kesibukan rutin organisasi terlalu

meneuntut banyak waktu dan tenaga (energi).

Kelima : Konsepsi Identitas

Yaitu kekhasan persekutuan yang mencirikannya dan

membedakannya dari persekutuan yang lain. Kekhasan itu selain

membuat tampil berbeda, juga membuat persekutuan itu tetap ada

walau terjadi perubahan-perubahan. Konsepsi identitas itu

merupakan sesuatu yang dapat dialami dan membuat persekutuan

itu hidup, walau di tengah berbagai perubahan. Dalam

perkembangan Gereja/Jemaat dewasa ini konsepsi identitas ini

semakin sulit ditemui. Contohnya Gereja-gereja kita cenderung

menjadi sama saja dengan organisasi-organisasi lain di tengah

masyarakat. Pada hal Gereja ada di dunia tetapi bukan berasal dari

Page 169: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

169

dunia (Yohanes 15:19 – [15:19 Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia

mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia,

melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci

kamu.]. Jemaat-jemaat kita juga sering diupayakan seragam.

Padahal Jemaat di daerah pelabuhan pasti berbeda dengan Jemaat

di daerah industri atau Real Estate. Konsepsi identitas masing-

masing berbeda walaupun Injil diberitakan adalah satu.

Tujuan/Tugas Struktur

Iklim Kepemimpinan

Konsepsi Identitas

Page 170: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

170

Footnotes :

1 Th.Van den End; Harta dalam Bejana, BPK Gunung Mulia Jakarta 1997, h.2

2 Ibid. h.1.

3 bdg. Christian de Jonge: Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja; BPK

Gunung Mulia Jakarta 1991. h.18 4 bdg. Pdt. H. Ongirwalu: 50 Tahun GPIB Effatha; Majelis Jemaat GPIB

Effatha Jakarta, 2000, h.57, dan 67, dan 79-81) 5 Buku Saku Kotamadya Jakarta Selatan 2005, h.26

6 Buku Saku Kotamadya Jakarta Selatan 1999, h.17

7 Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Wilayah 2006 Kecamatan Cilandak,

h.1,2 dan 39. 8 40 Tahun RS Fatmawati, Jakarta 2001, h.20

9 Buku Peringatan 8 Tahun PW Naomi, 1975.

10 Th. Van den End; Ragi Carita 2, Sejarah Gereja di Indonesia 1860-an –

Sekarang; BPK Gunung Mulia, Jakarta 1988, h.314 11

Christiaan de Jonge; Menuju Keesaan Gereja; BPK Gunung Mulia, Jakarta

1990; h.86-87 12

Pdt. D.R.Maitimoe; Pembangunan Jemaat Missioner; Institut Oikumene

Indonesia, DGI, 1978, h.30 13

Pdt. H.Ongirwalu; op.cit. h.54 14

Buku Acara Peresmian Pelembagaan Jemaat GPIB Sumber Kasih, 1982,

h.17 15

P.G.van Hooijdonk; Batu-batu yang hidup’ Kanisius dan BPK Gunung

Mulia, Jakarta 1996, h.8 16

Pdt. H. Ongirwalu, op.cit. h.80 17

Buku Acara, op.cit., h.4 18

ibid. h.2-3 19

Catatan-catatan dari: A.L.Waworuntu, 28 Februari 2003 dan Pen. Sumardjo,

5 Maret 2007. 20

KBBI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka Jakarta

1990, h.867 21

Bdg. Hasil Persidangan Sinode GPIB XIII, 1982, Buku III, h.40 22

ibid. h.43,44 23

ibid. h.44-46 24

ibid. h.46-47 25

ibid. h.55 26

Laporan Komisi Penelitian dan Pengembangan, 10 Oktober 1984.

Page 171: 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH€¦ · 25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH 1 PENDAHULUAN umber Kasih, muncul sebagai Jemaat GPIB ke 151, dilembagakan oleh Majelis Sinode GPIB dalam

25 TAHUN JEMAAT GPIB SUMBER KASIH

171

27

Laporan Majelis Jemaat GPIB Sumber Kasih, pada pertemuan Warga Sidi

tgl. 18 Maret 1990, h.1. 28

Bdg. Chr. Barth, Theologia Perjanjian Lama 2, BPK Gunung Mulia Jakarta,

1985, h.15-54. 29

Bdg. Chr. Barth, Theologia Perjanjian Lama 3, BPK Gunung Mulia Jakarta,

1985, h.61-125. 30

Rasid Rahman: Ibadah Harian zaman Patristik; Bintang Fajar, Tanggerang

2000, h.96 31

Buku Acara Peresmian Gedung Gereja GPIB Sumber Kasih, 20 Mei 1993,

h.24 32

Laporan Umum Panitia Pembangunan Masa Tugas 1978 - 1988 33

Laporan Komisi Litbang 1984 34

Buku Acara, op.cit. h.27 35

KBBI, op.cit. h.555 36

Lima Dokumen Keesaan Gereja, PGI; Keputusan Sidang Raya XII PGI,

Jayapura 1994; BPK Gunung Mulia, Jakarta 1996; h.85 37

ibid. 38

ibid. 39

Th. Van den End; Ragi Carita 2, op. cit. h.295 40

ibid. 41

Buku Acara, op.cit. h.2. 42

Buku Acara, op.cit. h.3. 43

Buku Acara, op.cit h.4. 44

Gibson, Ivancevich, Donnelly; Organisasi, Jilid 1, Binarupa Aksara; Jakarta

1996, h.6-24 45

Sondang S. Siagian, Filsafat Administrasi; PT Gunung Agung Jakarta h.6-7;

36-38; 46-47. 46

Chr.de Jonge dan Jan S.Aritonang: Apa dan Bagaimana Gereja?; P.T. BPK

Gunung Mulia Jakarta, 1995; h.4 dan 5. 47

Yanuarius Seran A; Pengembangan Komunitas Basis, Pustaka Nusatama,

Yogyakarta, 2007, h.19 48

D.R. Maitimoe; Jemaat Misioner, IOI-DGI, Jakarta 1978, h.24. 49

Ibid. h.203-204. 50

Jan Hendriks: Jemaat Vital & Menarik; Kanisius Yogyakarta 2002.