ARTI FISIKA DALAM KEHIDUPAN
A. Tekanan
Rumus di atas mungkin sangatlah familiar bagi para ahli fisika
ataupun orang-orang yang menyukai fisika. Namun tahukah anda untuk
membaca rumus di atas dapat dibaca dengan berbagai cara. Adapun cara-
cara membaca rumus di atas adalah:
1. Orang matematika akan membaca rumus tersebut sebagai berikut:
“Tekanan (P) sama dengan Gaya (F) dibagi luas permukaan (A)”
2. Orang fisika akan membaca rumus tersebut dengan cara lain yaitu:
“Tekanan yang diterima suatu benda merupakan besar gaya yang
diterima benda tersebut pada luasan tertentu, semakin besar gaya
semakin besar pula tekanan, tapi semakin besar luas permukaan
semakin kecil tekanan yang diterima benda tersebut”
Perbedaan cara baca tersebut tidak menjadi masalah, karena setiap
ilmu mempunyai sudut pandang tertentu terhadap sebuah fenomena. Hal
menarik yang ingin disampaikan adalah ketika seorang guru membaca
rumus tersebut dengan cara seperti ini:
“Kita tidak akan pernah merasakan tekanan dalam kehidupan, sebesar
apapun masalah yang menghantam dirri kita bisa melapangkan dada
kita”
Begitulah ilmu pengetahuan, selalu ada keteraturan di dalamnya.
Keteraturan yang diciptakan Sang Pengatur.
Pernahkan anda diinjak dengan sepatu hak tinggi? Bagaimana
rasanya bila dibandingkan ketika aanda diinjak dengan sepatu yang lebar?
Mungkin dua-duanya sakit tapi pastinya ketika diinjak dengan sepatu hak
tinggi anda akan merasakan lebih sakit. Begitu pun dala menghadapi
permasalahan kehidupan. Pernahkan anda meilhat orang yang kehilangan
benda? Apakah ekspresi setiap orang akan sama ketika kehilangan suatu
benda? Tentunya tidak, ada orang yang ketika dia kehilangan benda, dia
akan pusing minta ampun, gelisah, sampai frustasi. Ada juga orang yang
ketika barangnya hilang, dia hanya bersikap tenang dan tidak terlalu
memikirkannya. Kedua orang tersebut menampilkan perilaku yang
berbeda disebabkan karena hati mereka berbeda. Orang pertama mengatur
hatinya menjadi sempit dan sulit, sehingga masalah kecil pun akan
menjadi rumit, sedangkan orang kedua mengatur hatinya menjadi luas dan
lapang, sehingga bisa menghadapi masalah sebesar apapun dengan tenang.
Begitulah fisika selalu mengajarkan tentang kehidupan.Tekanan
tidak hanya diajarkan mengatur gaya dan luas permukaan sehingga dapat
menghasilkan tekanan maksimum, tetapi dalam kehidupan tekanan
diajarkan bagaimana kita dapat mengatur hati kira untuk menghadapi
berbagai masalah besar ataupun kecil sehingga kita bisa menerima tekanan
yang minimum.
Sangat menarik jika kita memperhatikan hokum-hukum fisika
(hokum-hukum tentang alam) karena ternyata aa kesamaan prinsip antara
hokum-hukum fisika dan prinsip-prinsip dalam kehidupan rohani orang
percaya. Bagi saya, ini menyatakan bahwa pencipa alam rohani dan
pencipta alam fisika adalah sama.
Salah satu contoh mengenai hal ini adalah Hukum tentang tekanan
dan gas yang terdapa dalam hokum termodinamika yang pertama. Hukum
tersebut memberikan persamaan energy gas pada kondisi isobarik, yaitu:
W = P.(V2-V1)
Mungkin yang tidak berkecimpung dalam persoalan termodinamika
kurang memahami makna persamaan di atas. Karena itu saya akan
mencoba menyederhanakannya dalam kata-kata yang lebih sederhana,
yaitu:
“semakin besar tekanan, maka usahapun akan meningkat atau dengan
kata lain ada suatu tenaga yang besar jika tekanan semakin besar”
Mari kita ambil contoh-contoh praktus pemanfaatan persamaan di atas
dalam kehidupan sehari-hari:
1. Teko yang bisa “bersiul” jika air di dalamnya mendidih. Teko ini
menggunakan prinsip tekanan. Air yang mendidih mengubah wujud
cairnya menjadi wujud gas, karena gas bertambah, maka tekanan akan
bertambah besar, dan tekanan ini berubah menjadi tenaga yang
mendorong gas untuk melewati lorong sempit dan energinya sebagian
diubah menjadi energy bunyi yang terdengat sebagai “siulan”,
sehingga menjadi indicator bahwa air di dalam teko sudah mendidih.
2. Mesin uap. Mesin ini secara sederhana menghasilkan uap yang
dimampatkan. Semakin mampat, maka tekanan gas semakin besar,
ketika gas ini dibebaskan keluar dalam suatu lubang yang sempit,
maka gas ini akan menggerakkan mesin. Sehingga, semakin besar
tekanan gas yang bisa dihasilkan, semakin besar pula tenaga yang
dihasilkan.
3. Balon jika ditiup kemudian tutup balon dilepaskan, maka udara dalam
balon akan keluar dan mendorong balon untuk bergerak kesana dan
kemari. Dalam skala yang besar, prinsip ini digerakkan untuk
menaikkan roket ke luar angkasa dengan kecepatan fantastis, minimal
roket harus bergerak 11 km setiap detiknya supaya roket tidak jatuh
kembali ke bumi, tetapi bisa lepas ke luar angkasa. Bayangkan betapa
besar tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan roket yang
beratnya ribuan ton itu.
Disini dapat kira ambil suatu prinsip, yaitu semakin besar tekanan,
maka tenagapun akan semakin besar. Jika kita menariknya ke dalam alam
rohani, kita akan menyadari satu prinsip dalam pertumbuhan orang
percaya.
Orang percaya tidak ada yang tidak bisa lepas dari “tekanan” yaitu
beban, pergumulan, masalah, dan lain-lain. Tekanan ini sangat berguna
bagi kehidupan rohani orang percaya, karena dibalik tekanan ini akan
dihasilkan satu kekuatan rohani. Boleh dikatakan bahwa semakin besar
tekanan yang pernah dialami oleh orang percaya, maka kita bisa melihat
semakin besar juga kekuatan rohaninya, artinya orang tersebut semakin
mengenal jalan-jalan Tuhan, semakin dekat dengan Tuhan dan semakin
dewasa dalam rohani.
Tekanan demi tekanan, Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan
orang percaya adalah untuk kebaikan orang percaya tersebut, yaitu untuk
menghasilkan manusia yang rohani dan dewasa. Tekanan yang Tuhan
ijinkan terjadi dalam hidup kira ternyata sudah dibatasi olehNya sehingga
kita pasti dapat menanggungnya.
Tetapi terkadang, jika kira melihat pengalaman kira, seringkali
tekanan yang menimpa hidup kira ini dihadapi dengan keluhan, sering
dihadapi dengan pemberontakan dan sering dihadapi dengan melarikan
diri dari tekanan, padahal menurut prinsip rohani (yang dinyatakan dalam
prinsip fisika tentang tekanan) tekanan itu berguna untuk membangkitkan
kekuatan rohani kita atau untuk membuat kita semakin dewasa di dalam
Tuhan. Disini kita harus mengakui kelemahan kita padaNya dan mullah
belajar memandang “tekanan” hidup dalam cara pandang Allah.
B. Pengukuran, Besaran dan Satuan
Besaran dan satuan didalam fisika adalah sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya mempunyai hubungan yang saling menentukan.
Kita tidak akan bisa mengatakan suatu besaran tanpa didampingi suatu
satuan. Sebagai contoh misalnya kita melakukan suatu pengukuran
terhadap suatu besaran dengan menggunakan alat ukur tertentu, misalnya
hasil pengukuran mencatat angka 25, kemudian angka 25 ini kita
informasikan kepada orang lain bahwa hasil pengukuran itu ada pada
angka 25. Tentu oran gyang diberi tahu hasil pengukuran itu akan bertanya
pada kira, dengan angka 25 itu apa yang telah diukur, pertanyaan tersebut
menunjukkan bahwa dengan menginformasikan angka 25 saja orang tidak
akan mengerti apa yang kita ukur. Disinilah pentingnya besaran dan satuan
harus berdampingan saling menjelaskan satu sama lain. Jika kita ingin
menjelaskan apa yang kita ukur, maka dengan mencantumkan satuan
orang akan akan bisa menjawab apa yang telah kita ukur. Misalnya, “25
cm” atau “25 m”, centimeter dan meter adalah salah satu satuan dalam
fisika, mesku cukup sederhana namun akan mampu memberikan kejelasan
pada siapapun tentang apa yang kita ukur. Pembacapun sekarang akan tahu
dengan mencatatkan hasil pengukuran 25 cm atau 25 m maka apa yang
telah diukur akan mampu dijawab, yaitu yang diukur adalah panjang, atau
lebar, atau tinggi. Jadi jelas sekali bagaimana peranan suatu satuan dalam
suatu pengukuran yang akan mampu menjelaskan kepada kita apa yang
kita ukur. Dengan demikian dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa
satuan adalah sesuati yang dapat menjelaskan apa yang kita ukur atau
dalam bahasa fisika adalah sesuatu yang dapat menyatakan arti fisis yang
kita ukur. Kalau kita perhatikan dari apa yang kita ukur, misalnya panjang
benda, tinggi benda atau berat benda, maka jelas bahwa panjang, tinggi
atau beray adalah sesuatu yang dapat kita ukur, oleh sebab itu panjang,
tinggi atau berar dapat disebut sebagai besaran. Dalam fisika masih banak
lagi sesuatu yang dapar diukur atau yang disebut dengan besaran tadi.
Kedudukan besaran dan satuan di dalam fisika memiliki arti yang sangat
penting. Seluruh proses yang ada dalam fisika tidak lepas dari pengukuran
yang sudah barang tentu ada besaran dan satuan di dalamnya. Salah dalam
mencantumkan satuan dari suatu hasil pengukuran besaran akan berakibat
fatal bagi apa yang kita harapkan dari proses pengukuran tersebut, boleh
dikatakan dalam fisika besaran dan satuan yang memiliki kesesuaian
adalah pasangan yang tidak boleh dipisahkan, harus selalu berdampingan
agar member manfaat yang baik dan benar bagi pembelajaran fisika.
Bagaimana denganp erilaku manusia? Manusia pada dasarnya mempunyai
ukuran-ukuran perilaku. Didalam fisika ukuran perilaku ini sebagai
besarannya. Umumnya manusia menilai perilaku manusia yang lainnya
dengan dua kategori yaitu baik atau buruk. Bila perilaku manusia
menyenangkan manusia lainnya, kita katakana manusia itu baik, sebalinya
jika manusia itu berperilaku menyakiti atau mendzalimi manusia lainnya,
kita katakana perilaku manusia itu buruk. Maka baik dan buruk inilah
dalam bahasa kehidupan disebut satuan kehidupan identik dengan satuan
dalam fisika.
Ukuran-ukuran perilaku manusia itu sangat banyak sekali tetapi
sebagai satuannya akan mengarah pada dua kata inti yaitu manusia baik
atau manusia buruk. Dalam kehidupan, kita harus memilih salah satu
satuan yang mengantarkan kita menjadi manusia yang mempunyai
manfaat bagi diri sendiri maupun bagi banyak orang, atau memilih satuan
yang secara sadar maupun tidak sadar merugikan kita sendiri ataupun
merugikan orang lain. Dua keadaan ini akan muncul ketikan kita
melakukan proses pengukuran diri, jika pengukuran kita benar maka akan
menghasilkan satuan yang baik dan jika kita melakukan proses
pengukuran yang salah maka akan menghasilkan satuan yang salah.
Dalam kehidupan yang melakukan pengukuran adalah diri kita
sendiri dan juga orang lain. Dari dua sisi pengukuran tersebut tenti akan
menimbulkan pandangan yang berbeda untuk suatu tindakan atau perilaku
kita, tetapi perbedaan itu tetap akan mengarah pada dua satuan yang baik
atau buruk. Tetapi bagi kita sebagai manusia yang mempunya aturan-
aturan social berupa etika, budaya, estetika, peraturan dan perundang-
undangan maupun aturan-aturan agama tentu tujuan kita adalah bagaimana
agar pilihan kita menjadi manusia dengan satuan baik.
Menjadi manusia yang baik maupun menjadi manusia yang buruk
dalam berperilaku sebenarnya merupakan hak memilih setiap orang, tetapi
apapun pilihan kita dalam berperilaku tidak akan lepas dari pantauan
hokum masyrakat, hokum Negara maupun hokum agama. Dan hokum-
hukum tersebut akan memberikan konsekuensi pada setiap perilaku yang
kita lakukan. Untuk menjadi manusia yang baik, ternyata tidak semudah
membalikkan telapak tangan, perlu pengetahuan, perlu belajar, perlu
pengorbanan dan perjuangan. Mengapa demikian? Karena kita sadar
bahwa Allah SWT menciptakan makhluk lain yang diberi kebebasan
menjerumuskan manusia menjadi makhluk berperilaku buruk bahkan bisa
lebih buruk dari binatang. Makhluk yang dimaksud itu kita sebut “setan’.
Manusia dan setan bisa memungkinkan munculnya dua satua yang
berbeda, buruk atau baik jika keduanya saling bersentuhan atau menyatu.
Bisa jadi ketika setan mempengaruhi kehidupan kita, kita tahan atau kuat
atas pengaruhnya, sehingga satuan yang kita sandang itu adalah satuan
baik, tetapi bisa sebaliknya, jika pengaruh setan itu tidak dapat kita
hadang, sudah dapat dipastikan satuan yang akrab dengan kita adalah
satuan buruk. Hidup adalah pilihan, terserah pada kita. Karena kita
manusia telah dibekali dengan akan dan pikiran yang mampu membedakan
satuan baik dengan satuan yang buruk. Yang jelas, segala apa yang kita
putuskan akan pilihan kita pasti akan memiliki konsekuensi kebaikan
maupun keburukan juga. Konsekuensi inilah sebenarnya yang menjadi
pemikiran dalam kehidupan kita, yang menjadi sesuatu yang kita
perjuangkan.
Manusia lahir atas dasar cinta kasih, ketika kita lahir maka diri
kirapun dalam keadaan suci. Cinta kasih dan kesucian ini merupakan
unsure yang tidak mungkin lenyap dan dilenyapkan dari diri kita, karena
sampai kapanpun dari awal kita hidup sampai akhir kita hidup dua hal ini
akan terus disadari bahwa kesucian dan cinta kasih ini harus terbawa
ketika kita meninggal dunia menghadap yang kuasa. Kematian tidaklah
pandang bulu, orang baik maupun orang buruk pasti akan bertemu dengan
kematian. Jadi kita tidak perlu berpikir kapan kematian itu akan menjelang
kita, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menjelang kematian itu
dengan cinta kasih dan kesucian diri kita tetap terjaga, untuk kembali
terbawa ke alam kematian kita, berada di dalam ruh kita, menuju tempat
suci syurga Allah SWT.
Ketika kita belajar fisika dalam hal “pengukuran”, sebenarnya
fisika telah mengajarkan pada diri kita suatu kesabaran, ketelitian, kerja
sama dan kerendahan hati dalam melakukan suatu proses pengukuran.
Sebab tanpa itu semua hanya akan menghasilkan hasil pengukuran yang
kurang baik bahkan mungkin salah dan jika ini dilakukan penerapannya
dalam suatu teknologi akan sangat merugikan dan membahayakan bagi
pengembang teknologi itu. Maka apa yang diajarkan dalam fisika
“pengukuran” tersebut bagi kita khususnya pembelajaran fisika sebenarnya
memiliki makna yang baik bagi hidup dan kehidupan kita. Fisika tidak
lepas dari pengukuran, berarti dalam belajar fisika kita senantiasa
melakukan pembiasaan diri yang baik pula bagi kehidupan kita, yaitu
berupa “kesabaran, ketelitian, kerjasama, kerendahan hati dan banyak lagi
besaran-besaran perilaku yang seharusnya muncul dalam perilaku kita
yang harus membawa kita ke dalam kondisi-kondisi perilaku yang baik,
dna situasi perilaku seperti sangat relevan dengan aturan manapun
termasuk aturan agama Islam yang tercantum dalam Al-Quran dan sunnah
Rasul.
Dalam melakukan pengukuran fisika, kita sering menemukan
aturan-aturan Allah SWT yang ditampakkan dalam fenomena fisika, baik
dari tingkat yang paling sederhana maupun tingkat yang tinggi dan luar
bisa. Seperti contohnya “gerak melingkar”. Mengapa Allah SWT
menciptakan gerak melingkar? Ternyata jika kita telaah dengan hati dan
pikiran kita, bahwa keseimbangan kedudukan dan keteraturan benda di
alam semesta ini dibangun oleh gerak melingkat ini. Bayangkan jika bumi
bergerak lurus, maka tidak terbayangkan kita sekarang berada dimana,
ataukah mungkin telah hancur karena bertubrukan dengan benda langit
lainnya. Jika seperti itu maka setiap saat hidup kita diliputi oleh rasa takur
akan tubrukan antar benda langir, bagaimana mungkin kita bisa menikmati
hidup seperti sekarang ini jika demikian adanya. Oleh sebab itu yang harus
kita lakukan adalah “bersyukur” bahwa bumi yang kita diami ini
digerakkan secara melingkar sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini
dengan baik, menikmati matahari, menikmati siang dan malam, menikmati
pergantian musim dan lain-lain kenikmatan yang begitu melimpah.
C. Besaran Vektor dan Besaran Skalar
Di kelas X kita telah mempelajari mengenai besaran vector dan
besaran scalar yang hanya mempunya besar dan arah. Beda dengan
besaran scalar yang hanya mempunya besar saja. Kalau kita seorang bijak,
ini bisa kita kaitkan antara seorang dengan hartanya. Ada seorang atau
kelompok. Ada seorang atau kelompok yang memiliki harta materil
bahkan harta yang besar nan banyak. Namun mereka tidak tahu untuk apa
uang itu akan digunakan. Mereka hanya menghambur-hamburkannya,
berfoya-foya tidak mengetahui arah untuk menggunakan hartanya ke jalan
yang benar, tentulah inilah yang dimaksud dengan besaran scalar. Terus
ada pula seorang atau golongan yang memiliki harta. Orang ini tahu untuk
menggunakan hartanya. Orang itu tidak hanya memiliki harta yang banyak
tetapi juga tahu menggunakannya di jalan yang benar. Ini bisa kita
masukkan ke dalam besaran vector.
D. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah salah satu gaya dalam fisika dimana gaya ini
terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan salah satu dari
benda ini diberi gaya. Apabila tidak ada gaya yang diberikan maka tak
mungkin terjadi gaya gesek. Sama dengan hakikat manusia bahwa
manusia adalah makhluk social. Bayangkan manusia adalah benda pertama
dan benda kedua adalah suatu pekerjaan yang berat. Agar terjadi gaya
gesek antara kedua benda ini, maka ada pihak lain yang harus
memberikannya gata atau sama apabila seseorang manusia dapat
mengerjakan suatu pekerjaan berat maka harus ada yang menolongnya
entah itu dalam bentuk apapun. Oleh karena itu dapat kita berpikit bahwa
seorang manusia adalah makhluk social, tanpa ada bantuan dari pihak lain
dalam mengerjakan suatu pekerjaan, yakin dan percaya terdapat kesulitan
dalam mengerjakannya. Ingat, utamakan kerjasama dari pada
individualistis, tapi jangan utamakan kerjasama pada saat ujian.
E. Gaya Gravitasi Bumi
Apabila kita melemparkan suatu benda ke samping atau ke atas
atau kemanapun di dunia ini, pasti akhirnya akan selalu jatuh ke bawah
menuju pusat bumi. Begitu pula denga buah kelapa yang jatuh dari
pohonnya pasti akan mengarah ke bumi. Mengapa bisa demikian? Pasti
semua akan menjawab bahwa ini karena adanya gaya gravitasi bumi.
Begitu pula dengan manusia, entah dia cantik, tampan, jelek, baik, dan
sebagainya pada akhirnya mereka semua akan mati dan dikumpulkan pada
suatu tempat yang sama yaitu pangkuan sang Pencipta. Tentunya ada
sebab akibat mengapa manusia harus dikumpulkan, begitu pula dengan
benda yang jatuh menuju pusat bumi, pasti ada sebab akibat mengapa
benda ini jatuh dan selalu mengarah ke permukaan bumi, tentu karena
gaya gravitasi seperti pada penjelasan sebelumnya. Jadi sebab akibat
manusia dikumpulkan sekalian oleh Sang Pencipta itu karena manusia
harus mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukannya selama di
hidup.
F. Asas Black
Teori Asas Black menyatakan apabila dua benda yang suhunya
berbeda dipertemukan (dicampurkan), benda yang suhunya tinggi akan
memberikan kalor (panas) kepada yang suhunya rendah, pada akhir
percampuran suhu kedua benda akan menjadi sama. Berdasar xat lain
dapat dihitung dengan menggunakan hokum kekekalan energy. Hokum
kekekalan energy menyatakan bahwa banyak kalor yang diberikan sama
dengan banyak kalor yang diterima.
Hubungannya dengan kehidupan adalah apabila kita berbuat
sesuatu yang baik kepada orang lain maka orang yang kita bantu itu akan
merasa puas/terbantu atas bantuan yang kita berikan kepadanya, sehingga
membuatnya menjadi kembali tenang karena beban yang dia pikul dapat
berkurang karena bantuan kita. Terkadang ada orang yang biasanya cepat
mata/emosi karena sesuatu hal yang kecil padahal masalah itu dapat
diselesaikan dengan cara yang baik yaitu; mempertemukan orang yang
cepat marah itu kepada orang yang dia salahkan, lalu dapat dibicarakan
secara baik-baik, agar membuat keadaan menjadi lebih baik. Dan apa yang
kita lakukan (berikan) kepada orang lain dengan balasan yang nantinya
kita akan terima.
G. Asas Black
Teori Asas Black menyatakan apabila dua benda yang suhunya
berbeda dipertemukan (dicampurkan), benda yang suhunya tinggi akan
memberikan kalor (panas) kepada benda yang suhunya rendah, pada akhir
percampuran suhu kedua benda akan menjadi sama. Berdasarkan zat lain
dapat dihitung dengan menggunakan hokum kekekalan energy. Hokum
kekekalan enerrgi menyatakan bahwa kalor yang diberikan sama dengan
banyak kalor yang diterima.
Hubungannya dengan kehidupan adalah apabila kita berbuat
sesuatu yang baik kepada orang lain maka orang yang kita bantu akan
merasa puas/terbantu atas bantuana yang kita berikan kepadanya, sehingga
membuatnya menjadi kembali tenang karena beban yang dia pikul dapat
berkurang karena bantuan kita. Terkadang ada orang yang biasanya cepat
mata/emosi karena sesuatu yang kecil padahal masalah itu dapat
diselesaikan dengan cara yang baik yaitu: mempertemukan orang yang
cepat marah itu kepada orang yang ida salahkan, lalu dapat dibicarakan
secara baik-baik, agar membuat keadaan menjadi lebih baik, dan apa yang
kita lakukan (berikan) kepada orang lain dengan balasan yang nantinya
kita akan terima.
H. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor seacara raadiasi dari perapian akan
menghangatkan udara di sekitarnya. Sebagian besar kalor akan naik kea
tap melalu cerobong asap yang terbawa oleh koneksi udara. Jika berada di
dekat perapian, kamu akan merasa hangat karena hantaran kalor radiasi
dari perapian.
Hubungannya dengan kehidupan adalah terkadang orang yang
ingin selalu memperlihatkan kebaikannya kepada orang lain agar dapat
dipuji, disanjung dan sebagainya. Dalam Islam, sifat ini disebut “Riya”
orang yang selalu mengingat kebaikan yang dia lakukan. Sesungguhnya
itu sebagian besar hilang bagaikan kayu diperapian.
I. Cermin Datar
Cermin awalnya terbuat dari kepingan atau lembaran logam
mengkilap. Biasanya logam perak atau tembaga apabila bayangan yang
dipantulkan kembali adalah untuk dilihat tetapi juga bisa dari logam lain
apabila hanya digunakan untuk memfokuskan cahaya kepantulan pelapisan
cermin bergantung pada panjang gelombang cahaya dan juga pada logam
itu sendiri. Hal ini digunakan dalam kerja optic untuk menghasilkan
cermin sejuk dan panas. Cermin dapat memantulkan 90 % hingga 95 %
dari cahaya yang dating. Pemantulan cermin dapat teratur.
Hubungannya dengan kehidupan adalah bila kita seorang manusia
yang ingin bermanfaat bagi orang lain, contoh yang dapat diikuti adalah
sebuah benda yang bernama cermin. Menurut saya, cemrin memiliki
makna yang dalan yaitu “apabila kita berbuat sesuatu yang baik maupun
buruk maka pada akhirnya akan kembali juga pada diri kita” karena seperti
itulah sifat cermin datar yang dimana apabila sebuah sinar yang dating,
maka sinar yang dipantulkan sama dengan sinat yang dating atau sudut
dating cahaya sama dengan sudut pemantulannya.
J. Gaya Gravitasi Bumi
Apabila kita melemparkan suatu benda ke samping atau ke atas
atau kemanapun di dunia ini, pasti akhirnya akan selalu jatuh ke bawah
menuju pusat bumi. Begitu pula dengan buah kelapa yang jatuh dari
pohonnya pasti akan mengarah ke bumi. Mengapa bisa demikian? Pasti
semua akan menjawab bahwa ini karena adanya gaya gravitasi bumi.
Begitu pula dengan manusia, entah di cantik, tampan, jelek, baik, dan
sebagainya pada akhirnya mereka semua akan mati dan dikumpulkan pada
suatu tempat yang sama yaitu pangkuan sang Pencipta. Tentunya ada
sebab akibat mengapa manusia harus dikumpulkan, begitu pula dengan
benda yang jatuh menuju pusat bumi, pasti ada sebab akibat mengapa
benda ini jatuh dan selalu mengarah ke permukaan bumi, tentu karena
gaya gravitasi seperti pada penjelasan sebelumnya. Jadi sebab akibat
manusia dikumpulkan sekalian oleh Sang Pencipta itu karena manusia
harus mempertanggung jaawabkan apa yang telah dilakukannya selama
dia hidup.
K. Gaya Gesek
Gaya gesek adalah salah satu gaya dalam fisika dimana gaya ini
terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan dan salah satu dari
benda ini diberi gaya. Apabila tidak ada gaya yang diberikan maka tak
mungkin terjadi gaya gesek. Sama dengan hakikat manusia bahwa
manusia adalah makhluk social. Bayngkan manusia adalah benda pertama
dan benda kedua adalah suatu pekerjaan yang berat. Agar terjadi gaya
gesek antara kedua benda ini, maka ada pihak lain yang harus
memberikannya gaya atau sama apabila seseorang manusia dapat
mengerjakan suatu perkerjaan berat maka harus ada yang menolongnya
entah itu dalam bentuk apapun. Oleh karena itu dapat kita berpikir bahwa
seorang manusia adalah makhluk sosial. Tanpa ada bantuan dari pihak lain
dalam mengerjakan suatu perkerjaan, yakin dan percaya terdapat kesulitan
dalam mengerjakannya. Ingat, utamakan kerjasama dari pada
individualistis, tapi jangan utamakan kerjasama pada saat ujian.
L. Lintasan Planet
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Uranus, Neptunus, dan lain
sebagainya. Bagi kebanyakan orang sudah kenal berbagai kata di atas. Itu
adalah beberapa nama planet yang telah diakui NASA yang berada di alam
semesta ini. Planet-planet ini memiliki yang namanya orbit, edar, atau
garis lintas. Tapi, sadarkah kita, ini sejalan dengan takdir seorang manusia.
Seorang manusia telah ditentukan langkahnya, arahnya Sang Pencipta
yaitu Alah. Tinggal manusia yang menjalankan takdir itu. Disini kita dapat
berpikir bahwa Allah begitu Maha Kuasa, kita tidak boleh meragukanNya.
Bayangkan dari milyaran manusia di dunia, Allah telah menentukan
takdirnya masing-masing dan tiap-tiap takdir itu tidak ada yang sama.
M. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Hidup yang real dimulai dari 0 tapi kita bergerak dengan
kecerpatan konstan. Tidak terlalu ambisius, dan juga tidak terlalu muluk-
muluk. Hidup seperti sebuah GLB sama seperti kita menjalani semuanya
dengan hal-hal yang biasa. Tidak ada perubahan. Tipe ini mengarah pada
kita, jika kita menganggap sebuah cara yang kita temukan ternyata
merujuk pada kebaikan dan kita mencoba memeprtahankannya saja. Tidak
mencoba untuk meningkatkan efisiensi kehidpan kita. Cara pandang yang
sama dan selalu sama. KONSTAN!
N. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Hidup yang dimulai dari sebuah kecepatan yang tak tentu. Mungkin
dari nol atau mungkin dari atas. Kehidupan seperti GLBB ini dibagi
menjadi 2 macam: yang satunya adalah GLBB diperlambat adalah ketika
kita berada dalam tempat teratas. Kehilangan keseimbangan emosi kita
dan pada akhirnya jatuh menyentuh tanah samapi kita temukan titik nol (0)
akibat adanya percepatan gravitasi yang turut menyeret kita ke dalam
pusaran bumi. Atau apakah kita memiliki GLBB dipercepat? Hidup yang
dimulai dari titik nol (0) kemudia berarah naik menempati titik tertinggi.
Mungkin susah bagi kita untuk melawan percepatan gravitasi yang ada,
tapi ada Tuhan. That’s the point. He is holding our hand. Di dalam GLBB
dipercepat terdapat sebuah proses yang amat berat untuk naik ke atas.
Namun yakinlah bahwa proses out yang membuat kita indah.
Kehidupan ini seperti GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan).
Hasil atau kenyataan yang akan kita peroleh mendatang atau saat ini
adalah usaha/kerja yang kita lakukan dikalikan dengan waktu yang kita
tempuh. Karena itu hiduplah seperti rumus “percepatan (a)” dalam Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dan bukan rumus Gerak Lurus
Beraturan (GLB), dimana rumus GLB, tidak ada nilai perubahan
kecepatan, dengan kata lain kecepatannya tetap atau konstan, sehingga
nilai percepatannya nol. Itu sama artinya seorang tak maju-maju dalam
hidupnya. Terus menerus dalam keadaan yang sama sepanjang waktu.
Pada rumus GLBB, dikenal pula istilah “perlambatan ( nilai percepatannya
minus). Rumus ini pun jangan ditiru, karena nilai minus muncul akibat
kecepatan akhir yang dilakukaan lebih kecil dari pada kecepatan awal (∆v
= Vt – Vo). Ini sama artinya seorang mengalami kemunduran dalam
hidupnya.
O. Gerak Parabola
Hidup yang dimulai dari titik 0 naik dan berarak membentuk
sebuah sudut elevasi tertentu (semakin menuju 45 derajat, semakin menuju
pada sebuah keselarasan hidup, dimana relasi antara sesame manusia dan
sang pencipta seimbang). Pada gerak parabola, ada titik dimana kira naik
dan ada pula titik dimana kita akan jatuh. Kebanyakan dari kita
menggunakan gerak parabola ini dalam kehidupan. Just sweet beginning
but better ending.
P. Gerak Melingkar Beraturan
Jika digambarkan dalam kehidupan gerak ini seperti hidup yang
memutar tak berujung dilengkapi dengan gerakan sentripetal yang
membuat kita hanya berjalan dalam suatu lintasaan yang sama. Kalau
menurut saya, sebaiknya kita melawan gaya, atau kita hanya ingin berada
di tempat yang sama tanpa ada perubahan yang signifikan. Hidup jangan
pernah disia-siakan. Hidup adalah sebuah pembelajarang dan proses intuk
menjadikan hidup kita indah.
Gerak ini didefinisikan sebagai jalur usia manusia. Dimulai dari
titik ol ibaarat manusia yang belum mempunyai pengalaman. Dengan
semakin bertambahnya derajat pada gerak ini, maka usia dan pengalaman
pun kian bertambah, dan sampai di titik 360, manusia mengalami
pengalaman yang sempurna dan bekal yang lengkap untuk menuju dunia
yang baru. Di titik 0’ dan 360’ manusia mengalami perilaku yang sama
yaitu seperti bayi. Thas’s the point.
Q. Hukum Termodinamika
Hukum termodinamika sangat dikenal dengan sebutan hokum
kekekalan energy. Dimana bunyi dari hokum tersebut adalah “energy
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang ain, tetapi energy tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”
Hukum tersebut sangat pas sekali hubungannya dengan cinta. Cinta
sebenarnya adalah suatu energy juga, karena dengan cinta seseorang bisa
kuat dan semangat, serta menjadi pemberani. Tidak mungkin tidak adanya
cinta bisa seperti itu, sama halnya tidak mungkin orang yang kuat tak
berenergi. Jadi sangat pas sekali bila diganti dengan “cinta dapat berubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi cinta tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan”.
Sudah terbukti kan, cinta itu tidak bisa dimusnahkan dengan nuklir
sekalupun, dan cinta dapat berubah-ubah bentuknya, misalkaan kadang
tinggi dan kadang rendah. Oleh sebab itu, yang pertama kali harus diingat
adalah hokum kekekalan cinta.
R. Hukum Gerak Newton
Hukum geraka newton sebenarnya dibedakan menjadi 3 hukum.
Tapi saya ambil satu hokum saja yang mudah dihafalkan atau diingat.
Hokum gerak Newton agar tak asing bisa juga disebut hokum aksi dan
reaksi yang berbunyi “Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki
besar yang sama, dengan arah terbalik dan segaris”
Arti dari hokum tersebut adalah apbila benda A memberikan gaya
sebesar X kepada benda B, maka benda B memberikan gaya sebesar X
kepada benda A. Agar lebih mudah dimengerti, maknanya adalah benda A
dan B memiliki gaya yang sama. Ketika benda A lebih dahulumemberikan
gaya kepada benda B, berarti A menambahkan gaya ke B, dan B akan
memberikan gaya sebesar X juga kepada A, karena B memberikan balasan
maka disebut dengan mengurangi gaya yang ada pada dirinya tersebut,
sehingga ditulis dengan X. jika dihubungkan dengan cinta maka berbunyi
“gaya aksi dan reaksi dari dua cinta memiliki besar yang sama, dengan
arah terbalik dan segaris”.
Artinya pun sama, dua cinta yang saling cinta memiliki kekuatan
yang sama besar, karena apabila si A memberikan cintanya ke B, maka B
pun akan membalas cintanya kepada si A. Pengertian dari member dan
membalas disimbolkan dengan X dan –X yang artinya X itu adalah aksi
dan –X adalah reaksi. Jadi siapa yang beraksi akan mendapatkan reaksi.
Barang siapa yang memberika cinta, pasti akan diberi cinta atau balasan
yang setimpal. Ini terjadi juga pada agama, jika kebaikan sekecil apapun
akan mendapat balasannya, begitu juga dengan kejahatan.
S. Hukum Tekanan Pascal
Ketika anda sedang tertekan, jangan biarkan hari Anda yang
menanggung keseluruhannya. Berbagilah dengan bagian tubuh Anda yang
lainnya sehingga luas daerah semakin besar dan tekanan dalam diri Anda
berkurang.
T. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Energi Total merupakan jumlah antara Energi Kinetik dan Energi
Potensial. Dalam mewujudkan impian Anda, Anda hanya memiliki dua
pilihan yaitu terus melakukan gerak atau tetap diam. Semakin besar energy
gerak Anda, kediaman Anda akan berkurang. Lakukan bukan menunggu.
U. Usaha
Usaha adalah hasil kali antara gaya Anda dan perpindahan yang
Anda capai. Seberapa besarpun gaya yang Anda berikan, namun bila Anda
tidak semakin maju, maka usaha Anda sama saja dengan nol.
V. Hukum Kekekalan Einstein
Energi merupakan hasil perkalian massa dan kecepatan cahaya
kuadrat. Sadar ataupun tidak sadar, Anda telah dianugerahkan cahaya
dalam diri Anda. Tingkatkan bobot , tekad, dan usaha Anda, maka Anda
akan memperoleh energy yang luar biasa besarnya (pangkat 16).
W. Kecepatan
Kecepatan berbanding lurus dengan jarak dan berbanding terbalik
dengan waktu. Jika jarak diibaratkan sebagai seberapa jauh jarak untuk
mencapai tujuan dan waktu adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kehidupan, semakin jauh jarak yang harus kita tempuh,
semakin kita harus meningkatkan kecepatan. Semakin sedikit waktu yang
tersedia, maka kecepatan harus semakin tinggi.
Semakin hari, durasi hidup manusia semakin berkurang, makanya
manusia harus lebih cepat mendekat kepada Allah. Mengenai jarak dalam
kehidupan, jika diibaratkan sebagai garis lurus, maka kehidupan di dunia
adalah satu titik di antara garis yang sangat panjang. Oleh karena itu,
semakin hauh jarak yang akan kita tempuh, maka kecepatan pun harus
semakin ditingkatkan.
X. Gaya Fisika: Gaya Hidup
Seperti yang kita ketahui, dan sangat hafal dengan semua
gerak0gerik di sekeliling kita. Mobil yang bergerak, meja, kursi, dan
banyak macam benda lainnya. Maka kali ini, dengan satu kata yang sama,
yaitu gerak tetapi jelas bukan gerak benda. Saya akan membahas tentang
gerak tubuh manusia dan maag jika sebagian besar akan sangat subyektif
karena saya sedang belajar. Belajar membuat perumpamaan, juga belajar
mengaitkan berbagai macam rumus, cara, gerak, dan apapun yang ada di
alam dengan tubuh dan hidup manusia yang menurut saya selalu memiliki
hubungan yang saling menguatkan satu sama lain, saling berkaitan
tentunya.
Banyak sekali gerak dan gaya yang ada di sekitar kita. Saya
gambarkan seperti ini saja, ada tiga macam gaya yang perannya begitu
besar. Yang pertama adalah gaya magnet. Yang kedua adalah gaya
gravitasi dan yang ketiga adalah gaya gesek. Tiga macam gaya dalam ilmi
pengetahuan akan saya masukkan penjelasan, kaitan dan akibat serta
manfaat yang timbul dari adanya beberapa gaya tersebut.
1. Gaya magnet
Gaya magnet berarti gaya yang dapat menggerakkan benda lain, meski
tidak kesemuanya dapat mendapatkan tarikan dari gaya tersebut. (agar
lebih mudah, saya gunakan istilah “pengaruh dan mempengaruhi”).
Dalam gaya ini ada dua macam lagi sisi yang berseberangan, bertolak
belakang, sisi magnetis, yaitu sisi yang bisa ditarik, mudah digerakkan
dengan adanya gaya pengaruh mempengaruhi ini.
Dalam kehidupan manusia, gaya ini sering sekali digunakan dan hal
yang paling jelas bisa dilihat adalah karena adanya harta kekuasaan.
Maka gaya magnet atau pengaruh mempengaruhi ini akan berperan
aktif di dalamnya, seringkali disalahgunakan.
Kalau dikaitkan dengan hati manusia, maka sisi yang tertarik (kutub
berseberangan) bisa jadi karena wajah, hati, tindak tanduk, kesopanan,
kepandaian dan kelihaian mengolah kata atau bisa juga karena terbiasa.
Dan untuk sisi yang menolak (kutub yang sama) adalah dengan kata
lain adalah kebencian, dengki, iri yang muncul dari beberapa pengaruh
yang melingkupi. Entah karena persamaan seperti yang ada dalam
magnet, atau alasan-alasan lain yang bila dikemukakan akan panjang
sekali daftarnya. Hebatnya lagi dengan harta dan kekuasaan yang bisa
dikatakan sebagai magnet ini, orang rela berbuat apa saja, lepas
kesadaran, perintah serta larangan agama tak dihiraukan, asal senang
maka semua halal.
Munculnya sifat dalam gaya magnet yang saling tarik menarik atau
tolak menolak ini sudah termasuk dalam dualitas, yang adanya untuk
mengetahui mana yang baik, mana yang tulus, mana yang ikhlas dan
kebaikan yang tertera dalam sikap yang ditunjukkan, meski dalam
banyak kasus, tak ada seorangpun yang benar-benar hanya memiliki
sifat jahat saja dalam hatinya. Dengan kata lain, hatinya berwarna abu-
abu. Pasti masih tertanam sedikit kebaikan di dalamnya.
Tiap orang sudah diselipkan sikap welas asih oleh Tuhan-Nya masing-
masing. Jadi, tak ada namanya manusia yang sempurna baiknya, dan
juga manusia yang sempurna jahatnya. Begitu juga dengan gaya
magnet/pengaruh mempengaruhi ini, gaya ini selalu sifatnya abu-abu,
ada yang tertarik, perlahan, tergantung bagaimana sifat benda dan juga
kondisinya.
Jadi, hati itu sudah punya instruksi. Punya dua kutub sama seperti
magnet, kadang suka, kadang benci dan itu hanya urusan waktu yang
member petunjuk juga intuisi.
2. Gaya gravitasi
Gaya ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang dilempar ke atas,
berada dan posisinya di atas akan selalu jatuh (dan jatuh itu selalu ke
bawah.
Sudah banyak aplikasi yang membuktikan, termasuk dalam hal
menunggu buah durian yang masak dan masih berada di atas pohon,
maka tunggu saja, buah durian itu, cepat atau lambat akan jatuh juga.
Atau pernah melihat daun? Bunga? Dan air? Semuanya selalu jatuh
dan mengalit ke arah yang lebih rendah bukan? Itu sudah jadi rumus
kehidupan. Ini bisa diartikan bahwa hidup selalu mendongak
(baca:sombong) itu tak akan pernah baik hasilnya, seperti gaya
gravitasi ini (karma). Karena hidup dengan kesombongan, dengan hati
berserakan dan penuh dengan besar hati lama-lama akan menjatuhkan
wibawa sendiri.
Seperti orang sedang berjalan, harusnya dia awas pada sekelilingnya,
melihat ke kanan dank e kiri, atau sesekali menengok ke belakang.
Dengan begitu maka jalan seseorang bisa jadi lebih hati-hati karena
mematuhi aturan main. Bagaimana lagi kalau orang yang sedang
berjalan itu terlalu banyak melihat ke atas? Tidak memperhatikan
sekeliling, sudah pasti dia akan terjatuh berdebum dan itu pasti
menyakitkan. Buat apa melihat ke atas terlalu lama? Buat apa
mendongak seperti itu, mengangkat wajah tinggi-tinggi. Lagi pula
kalau sedang panas terik, apa tidak kepanasan? Dan sudah tentu
lehernya akan pegal sekali karena dinaikkan ke atas. Tidak dibuat
refresh saja dengan enak menoleh kemana-mana.
Kenapa saya artikan gaaya gravitasi ini dengan sombong dan karma?
Karena pada dasarnya hidup itupun begitu. Kadang bisa dilemparkan
setinggi-tingginya ke atas dan melambung jauh, bebas mengudara ke
angkasa, tapi suatu saat nanti lemparan itu pun akan kembali juga ke
bumi yaitu pada kejadian faktannya, atau hidup aslinya. Dan
perumpamaan lemparan tadi boleh jadi dikatakan mimpi tanpa usaha
yang jelas (harus sadar kualitas dan kuantitas diri dulu).
Tapi itu hanya dilihat dari sisi buruknya saja, dan apabila diihat dari
manfaatnya dengan persitiwa bumi yang ada untuk bumi, alam, dan
manusia, maka bisa disebutkan seperti ini:
a. Kalaulah air itu alirannya ke atas, maka sungai, danau, laut, waduk
dan semua tempat penampungan air akan habis dengan segera,
karena serapan bbukan lagi di tanah, tapi menghilang ke angkasa.
Pergi begitu saja! Dan kita pasti akan sangat merugi karena
kekurangan air yang juga penyeimbang tubuh kita.
b. Kalau gaya gravitasi itu bukan turun ke bawah, seperti jalannya
roda. Maka apa jadinya kalau manusia diberi kebahagiaan tanpa
masalah lebih dulu? Kapan akan mendapat tambahan pengalaman
yang membuat dewasa pemikiran? Karena menurut saya,
internsitas masalah yang dating, dan kemudian membuat jatuh itu
(walaupun tak pernah ada yang berharap jatuh dulu baru tersadar)
akan membuat perubahan besar. Dengan kata lain, turunnya segala
sesuatu ke bawah ini sudah jelas diatur, dan ada ketentuan baiknya
(tentu saja. Semua yang ada di dunia dan seisi lngit memang sudah
ditentukan yang di atas sana).
c. Kalau gaya ini tak ada, sulit sekali kita harus memaksa air hujan
turun dari langit, sulit melihat dedaunan berguguran ke tanah, sulit
melihat air terjun yang mengalir menyejukkan mata memandang.
Dan dalam hidup, bisa saja tak ada lagi belas kasih, rasa belaa
sungkawa, dan rasa menentramkan lain yang hadirnya iru untuk
saling berbagi duka (karena berbagi suka itu sangat mudah, jadi
tidak perlu dibahas).
3. Gaya gesek.
Gaya ini terjadi karena tidak pernah ada permukaan yang benar-benat
halus di permukaan bumi ini. Makin kasar benda itu, maka makin
besar pula gaya gesek yang ditimbulkan. Begitu juga sebaliknya,
makin halus permukaan benda, maka makin kecil pula gaya gesek
yang terjadi antara kedua benda (ini sedikit banyak seperti warna “abu-
abu” yang saya kemukakan di gaya sebelumnya).
Maksud secara lebih jelasnya bisa dikaitkan dengan kehidupan real
manusia dan lingkuangan sekitarnya. Manusia itu dianugerahi berbagai
macam keanekaragaman. Ada kelebihan dan juga kekurangan. Dan
setiap hubungan manusia itu selalu menimbulkan gesekan. Kaitan
dengan orang yang lain pula. Sambung menyambung. Mengulat seperti
antrian kendaraan (truk) di sepanjang jalan menuju tempat
penyeberangan. Ada yang cantik, maka ada pula yang sedikit tidak
cantik. Kalau ada yang tinggi maka lawannya adalah tidak tinggi. Ada
yang kurus maka ada yang tidak kurus.
Dalam keadaan seperti ini, gaya gesek ini selalu terjadi. Dimanapun,
kapanpun dank arena apapun. Maksud dari makin besar permukaan
maka makin besar juga gaya geseknya seperti ini kurang lebihnya.
Manusia itu punya watak, pemikiran dan pengalaman yang berbeda
jenisnya. Maka ini selalu akan jadi masalah kalau tidak berusaha selalu
dibesar-besarkan alias diminimalisir. Emosi manusia itu labil sekali.
Fluktuatif, seperti kadar keimanan seseorang, kadang naik, kadang
juga turun, pasang surut, timbul tenggelam. Kalau perbedaan ini
dibesarkan (emosi sedang naik) apa saja bisa terjadi, dan permukaan
emosi manusia ini akan naik, tinggi, dan semakin kasar sehingga
gesekan yang terjadi inipun akan lebih besar pula. Ego yang dibalas
ego, gengsi dibalas dengan gengsi, cacian makin bertebaran, buruk
yang dibalas buruk itu akan menghancurkan, meleburkan semua sifat
baik yang ada. Dengan kata laina, bisa saja membuat tertutup mata
batinnya. Ini yang saya maksud dengan permukaan kasarnya, makin
dibesarkan dan tak direm, maka gayanya pun semakin besar, masalah
jadi lebih besar, emosi, gengsi, arogan dan sifat sombogn yang
semakin besar pula. Dan arti sebaliknya adalah sebagai peredamnya.
Sifat buruk yang tadi harusnya diperkecil (seperti kebalikannya, makin
halus permukaan, maka makin kecil pula gaya gesek yang
ditimbulkan). Kalau semua orang menanggapi dan menyikapi masalah
dengan halus, dengan kepada dingin, sabar, senyuman menyejukkan
dan tanpa praduga yang berlebihan atau memojokkan, atau justru
menyalahkan orang lain, maka bisa jadi dengan cepat ia akan
mengambil pelajaran. Maka dengan cepat pula dia bisa mengambil
benang merah dan tiap permasalahan, karena hati dan otaknya ringan
bekerja sama, saling control, saling mengawasi dan saling
mengingatkan
maka, dengan cepat pula ia bisa mengambil benang merah dari tiap permasalahan.
karna hati dan otaknya ringan bekerja sama. saling control, saling mengawasi, dan
saling mengingatkan. masing-masing bekerja sesuai porsinya, kalau bisa dilihat
dari dua sisi atau lebih banyak lagi, kenapa dan mengapa harus menggunakan sisi
yang merusak hati? (saya selalu suka mengemukakan hal dari sifatnya yang
dualitas).
tetapi, ada pula manfaat yang ditimbulkan dari gaya gesek ini dalam kehidupan
sehari-hari. kalau dalam benda ia berperan memperlambat laju
motor/sepeda/mobil dan kendaraan lain untuk waspada. maka dalam hidup pun
sama halnya harus begitu.
kita, saya dan kamu, harus selalu berhati-hati dalam melangkah. meski jalanan
kasar, atau licin sekalipun. banyak gaya yang harus dipertimbangkan, agar kita tak
harus tergelincir dulu baru menyadari kesalahan. (Rem otomatis dalam berbicara
itu pikiran, dan rem otomatis untuk perbuatan itu keduanya, hati dan juga akal)
(kalau jalan di permukaan kasar, maka sesuaikan. dan kalau berjalan di
permukaaan licin, berhati-hatilah).