Top Banner
CARA BERPAKAIAN YANG PANTAS BAGI SEORANG GURU MAKALAH Disusun Oleh: Eka L. Koncara, S.Pd.I SD NEGERI 2 CIBOGOGIRANG UPTD PEMBINAAN TK-SD DAN PLS KEC. PLERED DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA 2009
13

24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

Dec 05, 2014

Download

Documents

Antonio Sanctus
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

CARA BERPAKAIAN YANG PANTAS BAGI SEORANG GURU

MAKALAH

Disusun Oleh: Eka L. Koncara, S.Pd.I

SD NEGERI 2 CIBOGOGIRANG UPTD PEMBINAAN TK-SD DAN PLS KEC. PLERED DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN PURWAKARTA

2009

Page 2: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan

makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin

penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca memahami peran seorang guru

sebagai pendidik yang menjadi anutan peserta didik dan masyarakat, yang kami

sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh

penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Cara Berpakaian yang Pantas Seorang

Guru” yang sangat membawa pengaruh terhadap kegiatan belajar di kelas.

Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang

cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun

mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Purwakarta, 1 Januari 2010

Penyusun

Page 3: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

BAB II CARA BERPAKAIAN YANG PANTAS BAGI SEORANG GURU .................. 3

A. Pakaian ........................................................................................... 3

B. Guru ................................................................................................ 5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 9

A. Kesimpulan ..................................................................................... 9

B. Saran ............................................................................................... 9

REFERENSI ........................................................................................................ 10

Page 4: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk

membimbing dan membina anak didik, baik secara individual, maupun klasik di

sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah, 1977 : 31).

Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang

mereka miliki. Kepribadian merupakan suatu masalah yang abstrak, hanya dapat

dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam

menghadapi setiap persoalan.

Kepribadian sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi), sukar dilihat atau

diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya

dalam segi dan aspek kehidupan (Darajat dalam Djamarah, 2000 : 39). Oleh

karena itu seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran

dari kepribadian orang itu asal dilakukan secara sadar.

Dalam perbuatan yang baik sering dikatakan bahwa seseorang itu

mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya bila

seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut

pandangan masyarakat, maka dikatakan bahwa orang itu tidak mempunyai

kepribadian yang baik atau mempunyai akhlak yang tidak mulia. Oleh karena itu

masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya

kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik dan masyarakat.

Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karena di

samping guru berperan sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan

sebagai anutan. Kepribadian yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik

dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau

penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil

Page 5: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

2

(tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa

(tingkat menengah).

Oleh karena itu setiap guru harus memahami bagaimana karakteristik (ciri

khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai anutan para siswanya.

Secara konstutidisional, guru hendaknya berkepribadian Pancasila dan UUD 1945

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, di samping ia harus

memiliki klasifikasi keahlian (keahlian yang diperlukan) sebagai tenaga pengajar

(pasal 28 ayat 12 UUSPN/1989). Namun begitu, seseorang yang berstatus guru

tidak selamanya dapat menjaga wibawa dan citra sebagai guru di mata anak

didik dan masyarakat. Ternyata masih ada sebagian guru yang mencemarkan

wibawa dan citra guru. Sebagai teladan, guru memiliki kepribadian yang dapat

dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna,

mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara perlahan lebur dari jati

diri. Karena itu kepribadian merupakan masalah yang sangat sensitif. Jadi

pernyataan kata dan perbuatan dituntut dari guru, bukan lagi perkataan dengan

perbuatan, ibarat pepatah, pepat di luar runcing di dalam.

Guru adalah mitra anak didik dalam kebaikan guru yang baik, anak didik

pun menjadi baik. Karena kemuliaan guru, berbagai gelar disandangnya. Guru

adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu,

pahlawan kebaikan, pahlawan pendidikan, pembangun manusia. Itulah atribut

yang pas untuk guru yang diberikan oleh mereka-mereka pengagum figur guru.

Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik

(Djamarah, 1977: 42). Gurulah yang memberikan santapan jiwa dan ilmu,

pendidikan akhlak, dan membenarkannya, maka menghormati guru berarti

menghormati anak didik kita, menghargai guru berarti penghargaan terhadap

anak-anak kita, dengan guru itulah mereka hidup dan berkembang.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang didapat untuk

makalah ini adalah bagaimana cara berpakaian yang pantas bagi seorang guru?

Page 6: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

3

BAB II

CARA BERPAKAIAN YANG PANTAS BAGI SEORANG GURU

A. Pakaian

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat

berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk

melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan

kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan,

ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis

pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri

khas masing-masing.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Mobile 1.1.3 dikatakan bahwa

pakaian ialah sesuatu barang yang dipakai. Al-Quran paling tidak menggunakan

tiga istilah untuk pakaian yaitu, libas, tsiyab, dan sarabil. Libas pada mulanya

berarti penutup apa pun yang ditutup. Fungsi pakaian sebagai penutup amat

jelas. Tetapi, perlu dicatat bahwa ini tidak harus berarti "menutup aurat",

karena cincin yang menutup sebagian jari juga disebut libas, dan pemakainya

ditunjuk dengan menggunakan akar katanya. (Shihab, http://media.isnet.org/)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pakaian adalah segala

sesuatu yang dikenakan untuk menutupi aurat (bagian tubuh tertentu).

Pada awalnya, manusia memanfaatkan kulit pepohonan dan kulit hewan

sebagai bahan pakaian, kemudian memanfaatkan benang yang dipintal dari

kapas, bulu domba serta sutera yang kemudian dijadikan kain sebagai bahan

pakaian. Kini dikenal berbagai macam jenis jenis kain diantaranya sutera, wol,

tetoron, mori, dan lain-lain.

Sebagai makhluk yang berakal dan beradab, manusia dituntut untuk

dapat menutupi bagian tubuhnya dengan berpakaian secara pantas, dan sesuai

dengan norma yang berlaku di masyarakat. Selain berfungsi menutup tubuh,

pakaian juga dapat merupakan pernyataan lambang status seseorang dalam

masyarakat. Sebab berpakaian ternyata merupakan perwujudan dari sifat dasar

Page 7: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

4

manusia yang mempunyai rasa malu sehingga berusaha selalu menutupi

tubuhnya.

Oleh karena itu, betapapun sederhana bentuknya tapi usaha untuk

menutupi tubuh itu masih ada. Misalnya, orang Irian Jaya yang memakai koteka

untuk laki-laki dan sali lokal untuk perempuannya. Busana tersebut hanya

menutupi bagian-bagian tertentu dari tubuh yang dianggap vital. Namun, bangsa

yang menganggap diri mereka berbudaya pun sering tak segan-segan untuk

menanggalkan busana mereka. Semakin minim, semakin seksi, dianggap menjadi

semakin menarik. Itulah akibat jika berpakaian hanya berdasarkan budaya

masyarakat dan mengikuti mode saja.

Dalam ajaran Islam, pakaian bukan semata-mata masalah budaya dan

mode. Islam menetapkan batasan-batasan tertentu untuk laki-laki maupun

perempuan. Khusus untuk muslimah, memiliki pakaian khusus yang

menunjukkan jatidirinya sebagai seorang muslimah. Bila pakaian adat umumnya

bersifat lokal, maka pakaian muslimah bersifat universal. Dalam arti dapat

dipakai oleh muslimah di manapun ia berada.

Masalah yang paling sering menimbulkan salah paham adalah anggapan

kebanyakan orang menjadikan seragam pesantren tradisional sebagai mode

busana muslimah. Sehingga terkesan busana muslimah itu kampungan,

ketinggalan zaman, tidak modern, out of date, dan sebagainya. Padahal, Islam

tidak mengharuskan muslimah mengenakan mode seperti itu. Islam hanya

memberikan batasan-batasan yang harus ditutupi, sedangkan modenya terserah

kepada selera masing-masing pemakai. Yang penting harus diperhatikan

beberapa kriteria yang dapat dijadikan standar mode busana muslimah, yakni

(Corner, http://diaz2000.multiply.com):

1. Pakaian harus menutup aurat.

2. Tekstil yang dijadikan bahan busana tidak tipis atau transparan (tembus-

pandang). Karena kain yang demikian akan memperlihatkan bayangan

kulit secara remang-remang.

3. Modelnya tidak ketat.

Page 8: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

5

4. Sesuai dengan jenis kelamin (tidak menyerupai lawan jenis).

5. Bahannya, juga modelnya tidak terlalu mewah, berlebihan atau menyolok

mata, dengan warna aneh-aneh hingga menarik perhatian orang. Apalagi

jika menimbulkan rasa sombong.

Begitu hebatnya pengaruh budaya dan mode dalam berpakaian,

membuat manusia lupa memahami hakekat dari fungsi adanya pakaian. Dalam

hal ini Islam memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi berpakaian.

Menurut ajaran Islam, - sebagaimana dijelaskan oleh Allah di dalam Al-Qur’an

Surat An-Nahl : 81 dan Surat Al-A’raaf : 26, pakaian itu mempunyai tiga fungsi

utama yaitu :

1. Sebagai penutup aurat.

2. Sebagai perhiasan. Maksudnya adalah sebagai perhiasan untuk

memperindah penampilan dihadapan Allah dan sesama manusia. Sebagai

perhiasan, seseorang bebas merancang dan membuat bentuk atau mode

serta warna pakaian yang dianggap indah, menarik, serta menyenangkan,

selama tidak melanggar batas-batas yang telah ditentukan.

3. Sebagai pelindung tubuh dari hal-hal yang merusak, seperti panas, dingin,

angin kencang, sengatan matahari dan sebagainya.

Dalam kehidupan sosial, pakaian menjadi salah satu tolak ukur derajat

seseorang. Dari caranya berpakaianlah seseorang pertama kali dinilai. Pakaian

yang pantas dan sopan, tentu mencerminkan kebaikan dan kesantunan si

pemakai pakaian tersebut. Sebaliknya, pakaian yang terbuka, seronok, atau

semrawutan, seperti kaos dan celana ketat, rok mini, jean’s belel, tentu

mencerminkan betapa semrawutnya si pemakai pakaian tersebut.

B. Guru

UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1

menyebutkan ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

Page 9: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

6

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah”.

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru ...... merupakan

bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

(c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan

bidang tugas; (d). memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.

Dengan demikian, kriteria guru ideal yang diamanatkan oleh undang-

undang tersebut adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru yang ideal

dalam perspektif mereka. Kriteria guru ideal dalam perspektif siswa, di

antaranya:

1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan anak

didiknya, dan menghormati mereka dengan panggilan yang enak, serta

hafal nama panggilan setiap anak didiknya.

2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan diri

pada posisi “peserta belajar” dengan tidak bersikap menggurui, sehingga

anak didik akan dapat termotivasi untuk bersaing dalam menyelesaikan

setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.

3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri sebagai

sahabat “sebaya” yang sikap dan gaya bahasanya akrab dengan

Page 10: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

7

lingkungan seusia anak didik, serta dapat memberikan suasana santai

yang penuh inovasi dalam lingkungan pembelajaran di kelas.

Dalam sudut pandang penulis, selain berbagai pendapat di atas, terdapat

beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang guru dalam kegiatan belajar

di kelas, antara lain:

1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak

dipandang, serta tidak tampil berlebihan. Guru juga harus dapat

menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan

lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.

2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai administrasi

kependidikan yang digunakannya dalam proses belajar. Guru harus

menguasai kurikulum serta memiliki perencanaan dalam setiap kegiatan

pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali diri dengan

perangkat administrasi yang digunakan sebagai indikator perkembangan

siswa di kelas, seperti daftar hadir dan daftar nilai, pada setiap

pertemuannya.

3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai

leader yang membawa anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran. Guru

juga harus mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak

didiknya.

4. Dalam hal teknik pengajaran, guru harus menjadi gudang inovasi dalam

menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang unik,

menarik, dan sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi

lingkungan pengajarannya.

Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru

harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan

menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus memberikan tugas,

mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan. Mengadakan koreksi,

menegur dan menilai. Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru harus

Page 11: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

8

sudah memiliki kemampuan dan kerelaan untuk memaklumi alam pikiran dan

perasaan siswa; dia harus bersedia untuk menerima siswa seadanya. Tetapi,

sekaligus, guru bersikap mendekati siswa secara kritis, karena siswa tidak dapat

dibiarkan dalam keadaannya yang sekarang. Ada kemampuan-kemampuan yang

belum dimiliki siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan

ada kekurangan dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus diperbaiki.

Kepribadian guru seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di satu pihak

bersikap empatik, di lain pihak bersikap kritis; di satu pihak menerima, di lain

pihak menolak.

Menjadi seorang guru memang bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Sebab, ia berhadapan dengan obyek hidup, yakni para siswa (generasi). Bila

terjadi kesalahan dalam mendidik, maka akan mengakibatkan terlahirnya

generasi yang salah didik. Hal itu tentu tidak dapat diganti walau dengan uang

dalam jumlah besar. Berbeda dengan pekerjaan lainnya yang berhadapan

dengan obyek mati. Mekanik mobil contohnya, bila terjadi kesalahan dalam

pekerjaannya, maka yang rusak adalah mobil itu, yang sudah barang tentu dapat

diganti dengan sejumlah uang.

Untuk itu, sebelum memberanikan diri berprofesi sebagai guru,

seseorang harus benar-benar dapat memahami dan menghayati kualifikasi guru

ideal yang pada gilirannya harus dapat dipenuhi dengan baik agar tugas, fungsi,

dan tujuan dia sebagai seorang pengajar dan pendidik dapat terpenuhi secara

efektif.

Untuk mejadi seorang guru yang ideal di lingkungan kelas, guru perlu

terus meningkatkan kualitas dirinya secara berkesinambungan dan up to date.

Berbagai inovasi dan pembaharuan harus mampu diciptakan agar keberadaan

guru dapat menjadi sangat berarti bagi motivasi dan prestasi belajar siswa di

kelas.

Page 12: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

9

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru,

sebagai suri tauladan bagi segenap siswanya, serta sebagai tokoh yang sangat

dihargai dan paling disorot di lingkungan masyarakat, harus mampu menjaga

dirinya, terutama dalam cara berpakaian.

Penampilan seorang guru, baik di kelas maupun dalam kehidupan sehari-

harinya, akan mengundang berbagai penilaian dan asumsi dari semua orang yang

melihatnya. Karena itu, seorang guru harus mampu menciptakan kesan dan

asumsi yang baik demi kebaikan diri dan masa depan bangsanya.

Berpakaian yang rapi, santun, dan sesuai dengan norma agama tentu

akan membuat manusia hidup lebih nyaman, tanpa harus terganggu oleh rasa

malu (yang sudah menjadi fitrah manusia) dan berbagai penilaian orang lain.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, penulis menyarankan kepada semua

pihak, terutama guru, dan bahkan para calon guru, untuk dapat membiasakan

berpakaian yang rapi dan santun demi kebaikan diri dan lingkungannya. Jangan

sampai seorang guru memberikan teladan yang tidak baik bagi lingkungannya.

Page 13: 24803494 Makalah Cara Berpakaian Yang Pantas Bagi Seorang Guru

10

REFERENSI

Achmad, Mk. Peranan Guru dalam Menentukan Masa Depan Siswa http://one.indoskripsi.com/ 3 September 2009.

Corner, Diaz. Fungsi Pakaian dalam Ajaran Islam. http://diaz2000.multiply.com/ journal/item/52/Fungsi_Pakaian_dalam_Ajaran_Islam, diposting 29 April 2007.

Republik Indonesia, UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Shihab, Quraish. Wawasan Alqur’an – Pakaian. http://media.isnet.org/islam/ Quraish/Wawasan/Pakaian1.html, diakses 1 Januari 2010.

Wikipedia Indonesia. Pakaian. http://id.wikipedia.org/wiki/Pakaian, diakses 1 Januari 2010.

Yuku. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia; Mobile 1.1.3. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.