Surabaya yang sudah masuk klasifikasi kota metropolitan
terkontaminasi
dengan efek negatif dan modernisasi. Di mana-mana, hampir di setiap
bagian
kota muncul gedung-gedung tinggi, dan tidak luput dari kemacetan
terutama pada
jam berangkat dan pulang kerja, sehingga suasana kota Surabaya
terasa
"sumpek", tidak heran banyak timbul stres. Di lain pihak, di
Surabaya belum ada
fasilitas yang cukup memadai yang mampu mengatasi problematika
gangguan
jiwa ini. Fasilitas-fasilitas peristirahatan di luar Surabaya
hampir tidak terjangkau
mengingat kebutuhan waktu yang sangat mendesak dimana para
eksekutif muda
sehari-hari berpacu dengan waktu. Yang mereka butuhkan adalah
tempat untuk
mendapatkan kesegaran jiwa di tengah-tengah kesibukan kerja tanpa
harus
memakan waktu yang lama untuk mendapatkannya.
Dari pertimbangan itu maka ditetapkan kriteria penentuan
lokasi:
• Mudah dicapai, aksesibilitas mudah dari pusat-pusat aktivitas,
mengingat
mereka punya waktu yang sempit. Aksesibilitas tidak hanya meliputi
letak
geografis tapi juga kualitas jaringan jalan menuju tapak dengan
kemacetan
rendah.
• Kesesuaian dengan land use daerah tersebut yang digunakan sebagai
fasilitas
umum.
Berdasarkan kriteria penentuan lokasi proyek di atas maka yang
terpilih adalah
Surabaya Barat.
• Tapak memiliki lingkungan sekitar yang tertata dengan baik.
• Tingkat kebisingan cukup terkendali untuk membantu proses
penyembuhan.
• Tingkat polusi rendah mengingat adanya fasilitas-fasilitas
yang
memanfaatkan ruang luar.
Berdasarkan kriteria penentuan tapak tersebut maka tapak yang
terpilih
terletak di Jalan Abdul Wahab Siarnin, pinggir Jalan Mayor Jendral
Sungkono,
dekat bundaran toL dengan data sebagai berikut:
Kelurahan : Putat Gede
BC : 50 %
KDB : 60 %
KLB : 200 %
Batas utara : Jalan Mayor Jendral Sungkono dan Mc Donald
Batas selatan : Lahan terbuka
Batas barat : Lahan terbuka
Siamin
Kelebihan:
• Kondisi dan suasana di sekitar daerah ini cukup nyaman, dengan
tingkat
polusi dan kebisingan yang rendah.
• Masih banyak lahan terbuka, didukung adanya jalur hijau
sehingga
memberikan suatu view yang baik dan serial vision yang
nyaman.
• Akses menuju tapak sangat mudah, sangat dekat dengan gerbang tol,
dan
keberadaan tapak mudah ditangkap secara visual dari Jalan Mayor
Jendral
Sungkono.
Kekurangan:
Bersebelahan dengan Mc Donald yang tidak mempunyai tempat parkir
yang
memadai, sehingga parkir harus memakan jalan yang ada bahkan
melebar sampai
depan tapak sehingga bisa menimbulkan kemacetan.
2.2 Pengaruh lingkungan sekitar terhadap tapak dan pengaruh
perencanaan tapak terhadap lingkungan sekitar
Mengacu dari hasil analisa, maka berikut ini adalah penjabaran
singkat
mengenai pengaruh tapak di lingkungan sekitarnya dan
sebaliknya:
• Perletakkan pintu masuk ke dalam tapak tidak boleh terlalu dekat
dengan
pintu masuk ke Mc Donald karena bisa menimbulkan kemacetan. dan
juga
tidak boleh terlalu dekat dengan belokan putar balik untuk
menghindari
gerakan yang langsung menyeberang masuk ke dalam tapak karena
bisa
menimbulkan cross dengan arus kendaraan sepanjang Jalan Abdul
Wahab
Siamin.
Kondisi daerah ini, yang banyak diwarnai oleh daerah hijau terutama
di
daerah Mayjen. Sungkono dengan bentuk yang sangat khas yaitu
bundaran-
bundaran, berpengaruh terhadap penataan ruang luar di dalam tapak.
Hal ini
dilakukan dalam rangka mengacu pada konsep keseimbangan sehingga
ruang
luar yang terjadi menyeimbangkan pola yang sudah ada, yaitu
bentuk
kurvalinear.
Sesuai dengan hasil analisa peraturan daerah yang menyatakan bahwa
tinggi
bangunan tidak boleh lebih dari empat lantai, maka bangunan dalam
proyek
ini juga menyesuaikan dengan peraturan tersebut, sehingga
konsekuensinya
akan terlihat panjang dan tidak ada satu yang menonjol.
• View di sekitar tapak tidak terlalu bagus maka dituntut adanya
pengolahan
ruang luar yang baik untuk memberikan view buatan yang bagus yang
sangat
menunjang proses penyembuhan.
• Keberadaan Mc Donald juga memberikan pengaruh yang positif
diantaranya
apabila pelayanan konseling belum waktunya buka, penderita bisa
menunggu
di Mc Donald untuk sarapan pagi. Selain itu mereka yang berada di
tempat
pemulihan ini ada kemungkinan untuk diberi kesempatan untuk makan
di Mc
Donald. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mengadakan linkage
dengan
cara membuat side-walk yaitu tempat untuk pejalan kaki lewat,
yang
menghubungkan keduanya. Akibatnya sebagian tembok yang
memisahkan
antara tapak dan Mc Donald harus dibongkar. Dalam hal ini
dianjurkan agar
pihak Mc Donald mengolah sedikit ruang luarnya untuk menyediakan
akses
25
pejalan kaki sehingga kendaraan yang lewat pada daerah tersebut
akan
melambat. Sebaliknya pengaruh adanya linkage ini terhadap tapak
adalah
banyak orang yang memanfaatkan keadaan ini dengan memarkir
kendaraan
mereka di dalam tapak, akhirnya menjadi ramai, dan mengganggu
ketenangan
penderita. Oleh karena itu, masalah parkir ini diatasi dengan
sistem karcis.
2.3 Pencapaian tapak
Tapak hanya bisa dicapai dari Jalan Abdul Wahab Siamin karena jalan
ini
adalah satu-satunya jalan yang membatasi tapak. Pencapaian utama
untuk
pengunjung dari hasil analisa adalah dengan kendaraan pribadi mobil
dan motor,
mengingat bahwa pengguna utama proyek ini adalah pekerja-pekerja
dan
pengusaha-pengusaha. Pintu masuk utama dengan pintu keluar berada
pada
daerah yang sama, yang dipisahkan hanya dengan gardu jaga. Pintu
masuk dan
pintu keluar untuk pengelola, karyawan, serta servis juga melalui
pintu utama
mengingat jam kedatangan mereka di luar jam kerja dan pengiriman
barang pun
tidak dalam jumlah yang besar.
2.4 Pendaerahan
Berdasarkan hasil analisa tapak dan pengaruh kondisi lingkungan
sekitar ke
tapak, maka pembagian daerah ini dibagi menjadi daerah-daerah,
antara lain:
• Daerah yang berbatasan dengan Mc Donald
26
Mc Donald merupakan suatu bangunan yang ramai dimana banyak
sekali
orang yang keluar masuk baik dengan tujuan parkir maupun
drive-thru. Oleh
karena itu ditempatkan zona untuk pengelola dan servis pada daerah
ini yang
tidak terlalu membutuhkan ketenangan sehingga aktivitas Mc Donald
tidak
terlalu berpengaruh pada zona ini.
• Daerah yang berbatasan dengan Jalan Abdul Wahab Siamin dan
Taman
Makam Pahlawan
pada orang-orang tertentu. Selain itu adanya Jalan Abdul Wahab
Siamin
menimbulkan kebisingan. Oleh karena itu ditempatkan zona untuk
aktivitas-
aktivitas yang tidak bersifat penyembuhan, antara lain ruang serba
guna,
ruang pelatihan vokal dan musik, yang mana tidak membutuhkan view
ke luar
tapak.
• Daerah sebelah barat, yang berbatasan dengan lahan terbuka
Oleh karena lahan terbuka ini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu
view yang
baik, maka pada daerah ini ditempatkan ruang-ruang untuk aktivitas
yang
bersifat penyembuhan, meliputi ruang-ruang konseling, ruang kelas,
ruang
meditasi dan renungan bersama.
Menurut Master Plan 2000, lahan terbuka ini diperuntukkan sebagai
fasilitas
umum antara lain sebagai tempat ibadah, sekolah, museum, dan
sebagainya.
Oleh karena itu pada zona ini ditempatkan aktivitas yang netral,
maksudnya
keberadaan fasilitas apapun yang akan ada pada lahan terbuka
tersebut tidak
27
olahraga dan ruang makan.
Selain itu pembagian daerah ini juga dibagi menjadi dua area
berdasarkan
pengguna fasilitas-fasilitas yang ada mengingat pelayanan proyek
ini dibagi
menjadi dua, antara lain:
rohani, kapel, dan ruang serba guna.
• Pelayanan rawat tinggal meliputi ruang-ruang kelas, ruang
tidur,
perpustakaan, ruang pelatihan vokal dan musik, ruang makan, ruang
olahraga,
kapel, dan ruang serba guna.
Kapel dan ruang serba guna digunakan baik oleh yang konseling
maupun yang
rawat tinggal. Oleh karena itu kapel diletakkan pada daerah yang
tenang di mana
mereka yang konseling bisa menuju ke sana tanpa melewati daerah
yang rawat
tinggal, begitu juga ruang serba guna, yang berfungsi untuk suatu
kegiatan
tertentu, diletakkan pada daerah di mana ruang ini bisa dicapai
dari masing-
masing pengguna. „ , e i ; ^ -^ monupa d.mona fmnr \^ R.
lerbuty
berfTuEuHTjaaJgsfili'i Allah
joduiol KOiaton *100'
Walaupun terkadang datang dalam waktu yang sama, jumlahnya sangat
sedikit.
Selain itu sirkulasi untuk pengunjung yang menurunkan penumpang
kemudian
menuju ke tempat parkir, ada yang mengalami sedikit cross. Namun
karena
frekuensi kedatangan pengunjung tidak padat maka kemungkinan cross
tidak
menjadi masalah.
Mengingat perhitungan kebutuhan parkir masih bisa diatasi luas
lahan tapak,
maka parkir tidak menggunakan basement. Sistem parkir untuk
pengelola dengan
pengunjung dipisahkan untuk memudahkan sirkulasi.
2.7 Pola penataan ruang luar
Pola penataan ruang luar pada tapak dirancang dengan mengikuti pola
yang
ada, yang menjadi ciri khas di daerah ini sehingga tercapai
keseimbangan yang
menjadi konsep dasar dari perancangan proyek ini. Bentuk yang
menjadi ciri
khas adalah bundaran-bundaran yang diulang-ulang.
Pola penataan ruang luar pada tapak tidak hanya menyeimbangkan
dengan
lingkungan sekitar tetapi juga mengacu pada konsep semula, yaitu
pada daerah
yang aktif, tidak menentu, ruang luar ditata secara tidak menentu
pula, sedangkan
pada daerah yang tenang, teratur. ruang luar ditata secara teratur
pula. Penataan
ruang luar ini dilakukan mulai dari pola lantai, perletakan pohon,
bentuk, sampai
29
pada pengaturan tempat parkir. Pada daerah yang aktif. pengaturan
pola lantai
tidak menentu, kadang lurus, kadang miring, begitu juga dengan
pengaturan
parkir yang menggunakan pola linier, yang kadang 90°, kadang 45°
tetapi tetap
teratur dan masih dalam batas berfungsi dengan baik. Pada daerah
yang teratur,
penataan ruang luar pun tampak teratur sampai pada pengaturan
parkir, tetapi
tidak kelihatan monoton karena ada permainan irama dari
elemen-elemen yang
ada.
bersama maupun kegiatan konseling membutuhkan adanya
keintiman.
» Bentufc Rirvalinaar. . pola lonroT teratur .menqiW
Qf'4 QOIOI.
pEN rQNA
Mempungoi ciri fchar lengtungan /
r.
30
Lahan pada proyek ini berkontur rendah tetapi tetap dipertahankan
untuk
dimanfaatkan terutama dalam penataan massa dan ruang luar misalnya
untuk
ruang meditasi dan renungan bersama diletakkan pada ketinggian yang
rendah
dengan mengikuti kontur yang ada untuk memberikan efek "rendah" di
hadapan
Tuhan, kolam renang diletakkan pada daerah yang berkontur
sehingga
keberadaan kontur tersebut bisa dimanfaatkan. Selain itu beberapa
ruang luar dan
massa yang ada diolah mengikuti bentuk lahan misalnya bentuk kolam
mengikuti
bentuk lahan yang kurvalinier. Untuk mengatasi curah hujan terutama
pada
daerah yang rendah, disediakan bak kontrol di sekitar tapak.
2.9 Detail lansekap
Lansekap dirancang dalam bentuk yang menunjukkan adanya
keseimbangan
yang asimetri. Hal ini dapat dilihat pada desain air mancur pada
kolam renang
yang menunjukkan keseimbangan asimetri dengan titik keseimbangan
yang
terletak pada kolom. Berat yang terletak pada ujung dinding
diimbangi dengan
keluarnya air dari dalam balok sehingga memberi kesan asimetri
tetapi seimbang,
dan bunyi jatuhnya air ke permukaan kolam renang memberikan
kesejukan
tersendiri bagi penderita. Perancangan teras yang digabung dengan
kolam air
juga menunjukan adanya keseimbangan antara sesuatu yang solid
(diwakili teras)
dengan sesuatu yang void (diwakili kolam air) sehingga
menghilangkan kesan
monoton bagi orang yang menikmatinya yang akan berpengaruh pada
keadaan
psikologisnya, dalam hal ini membantu memulihkan stres.
UK Petra Logo: