Top Banner
91

digilibadmin.unismuh.ac.id · 2020. 6. 29. · Puasa Tasu‟a dan Asyura‟, Puasa bulan Sya‟ban, Puasa Arafah, Puasa 6 hari bulan Syawal dan Puasa Senin-Kamis.1 Puasa sendiri memiliki

Feb 07, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Nama : Mutmainnah Dwi Saputri

    Ayah : H. Muh. Nurdin, SH

    Ibu : Hj. Andi Kurniati

    Tempat, Tanggal Lahir : Sinjai, 28 Juni 1998

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Halimun No.15 Perumahan Bukit Baruga

    Antang

    Nomor Telepon/HP : 08991983911

    Email : [email protected]

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    TK Pertiwi X (2003-2004)

    SDN 03 Kab. Sinjai (2004-2010)

    SMP Negeri 1 Kab. Sinjai (2010-2013)

    SMA Negeri1 Kab. Sinjai (2013-2016)

    Universitas Muhammadiyah Makassar (2016-2020)

  • i

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    Skripsi, Februari 2020

    Mutmainnah Dwi Saputri, dr. Ami Febriza, M.Kes 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan

    2016/ email [email protected] 2Pembimbing

    “HUBUNGAN EFEK PUASA SENIN KAMIS TERHADAP KADAR

    GLUKOSA DARAH DAN STATUS GIZI (IMT) PADA MAHASISWA DI

    MA’HAD AL-BIR UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR”

    (xv + 55 Halaman + 9 Tabel + 3 Gambar + 7 Lampiran)

    ABSTRAK

    LATAR BELAKANG : Puasa Senin Kamis merupakan salah satu puasa sunnah

    yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak keutamaan

    dan manfaat terhadap kesehatan terutama pada pengaturan kadar glukosa darah

    dan indeks massa tubuh.

    TUJUAN : Untuk mengetahui adanya hubungan Puasa Senin-Kamis terhadap

    kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada

    mahasiswa Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar..

    METODE : Desain penelitian ini adalah menggunakan metode Quasi

    Eksperimen. Responden sebanyak 66 orang dengan menggunakan teknik

    sampling berpasangan. Pengolahan data menggunakan program SPSS dengan uji

    Wilcoxon Test .

    HASIL : Dari 66 responden, terdapat 47 responden (71.2%) memiliki kadar

    persentase rutin berpuasa, sebanyak 19 responden (28.8%) memiliki kadar

    persentase tidak rutin berpuasa. Sebanyak 14 responden (21.2%) mengalami

    gejala, sedangkan 52 responden (78.8%) tidak bergejala. Hasil uji Wilcoxon test

    didapatkan hubungan antara puasa senin kamis terhadap glukosa darah sewaktu

    dan indeks massa tubuh denganp-value = 0.000 (p < 0,05).

    KESIMPULAN : Terdapat hubungan Kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dan

    Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas

    Muhammadiyah Makassar

    Kata Kunci : Puasa Senin Kamis, Glukosa Darah Sewaktu, Indeks Massa Tubuh

    mailto:[email protected]

  • ii

    FACULTY OF MEDICINE

    MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY

    Skripsi, February 2020

    Mutmainnah Dwi Saputri, dr. Ami Febriza, M.Kes 1Student of Medical Faculty of Muhammadiyah Makassar University

    2016/ email [email protected] 2Mentor

    “EFFECT OF MONDAY-THURSDAY FASTING ON THE BLOOD

    GLUCOSE AND NUTRITIONAL STATUS (IMT) IN MA’HAD AL- BIRR

    STUDENT’S OF MUHAMMADIYAH MAKASSA UNIVERSITY ”

    (xv + 55 Pages + 9 Tables + 3 Picture + 7 Attachment)

    ABSTRACT

    BACKGROUND: Monday Thursday Fasting is one of the sunnah fasts which is

    exemplified by the Prophet Muhammad and has many advantages and benefits to

    health, especially in regulating blood glucose levels and body mass index.

    OBJECTIVE: To find out the relationship between Monday-Thursday Fasting on

    blood glucose levels (GDS) and Body Mass Index (BMI) on students of Ma'had

    Al-Bir Muhammadiyah University of Makassar.

    METHODS : The design of this study was to use the Quasi Experiment method.

    Respondents were 66 people using paired sampling techniques. Data processing

    using the SPSS program with the Wilcoxon Test.

    RESULTS : Of the 66 respondents, there were 47 respondents (71.2%) has a

    percentage of fasting routine, as many as 19 respondents (28.8%) Have a

    percentage rate of not routine fasting. A total of 14 respondents (21.2%)

    Symptoms, while 52 respondents (78.8%) Unsymptomatic. The Wilcoxon test

    results were obtained between the fasting of Monday Thursday to blood glucose

    and the body mass index with P-value = 0.000 (P < 0.05).

    CONCLUSION: There is a relationship between Blood Glucose Levels (GDS)

    and Body Mass Index (BMI) for students at Ma'had Al-Bir Muhammadiyah

    University Makassar

    Keywords : Monday Thursday Fasting, Blood Glucose Levels, Body Mass Index

    mailto:[email protected]

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

    skripsi dengan judul “Hubungan Efek Puasa Senin-Kamis Terhadap Glukosa

    Darah Dan Status Gizi (IMT) Pada Mahasiswa Ma’had Al Birr Universitas

    Muhammadiyah Makassar” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

    melanjutkan proses penelitian pada semester tujuh program studi Pendidikan

    Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam

    menyelesaikan proposal ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam

    kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

    1. Rasulullah SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi umat

    Islam dan tak pernah berhenti memikirkan ummatnya hingga diakhir

    hidupnya.

    2. Kepada kedua orang tua saya, ayah saya H. Muh. Nurdin, SH dan ibu

    saya Hj. Kurniati yang telah memberikan doa, dukungan, dan

    semangatnya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    tepat waktu.

    3. dr. Ami Febriza, M.Kes selaku Pembimbing Skripsi yang telah

    meluangkan banyak waktu dan wawasannya dalam membantu serta

    memberikan bimbingan dan arahan demi tersusunnya skripsi ini.

  • iv

    4. dr. Andi Weri Sompa, Sp.S selaku dosen Pembimbing Akademik yang

    telah memberikan dorongan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

    5. IbuJuliani Ibrahim, Ph.D selaku Koordinator Skripsi di FKIK Unismuh

    yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

    6. dr.Shelli Faradiana, Sp.A., M.Kes selaku Penguji dalam ujian proposal

    yang juga memberikan masukkan dan saran terhadap kelanjutan

    penelitian ini.

    7. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag selaku pembimbing dan penguji skripsi

    yang telah meluangkan waktu dan wawasannya dalam membantu serta

    memberikan bimbingan dan arahan demi tersusunnya skripsi ini.

    8. Kepada Rauvolfia yang selalu memberikan semangat untuk bisa

    menyelesaikan penyusunan skripsi ini agar bisa sama-sama selesai

    katanya.

    9. Kepada Egah Auviah Amri Mas‟ud dan Haeras Asapa yang sudah mau

    saya repotkan untuk membantu saya melengkapi keperluan yang

    dibutuhkan dalam penelitian ini.

    10. Kepada Muh. Reza Hidayah dan Usamah bin Isman yang sudah sangat

    membantu dalam pengambilan sampel penelitian ini.

    11. Kepada Sri Ayu Lestari Wulandari yang selama dalam pembuatan

    skripsi ini sudah menjadi professor saya dalam mengerjakan data

    dalam penelitian ini.

  • v

    12. Kepada „Gen Comel‟ (Muh. Fadly Abdullah, YusqadrianiYusbar dan

    Sri Ayu Lestari Wulandari) yang selalu bisa diandalkan selama

    pembuatan skripsi ini.

    13. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    14. Kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak

    langsung yang telah memberikan semangat dan dukungan.

    Penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan baik isi

    maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan acuan demi

    kelanjutan proses penelitian selanjutnya.

    Makassar, Februari 2020

    Penulis

  • vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ i

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI .................................................... ii

    PERNYATAAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

    PENYATAAN TIDAK PLAGIAT ..................................................................... iv

    RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

    ABSTRAK ............................................................................................................ vi

    ABSTRACT ......................................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

    1. Tujuan Umum .............................................................................................. 5

    2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 5

  • vii

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6

    E. Hipotesis.............................................................................................................7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

    A. Glukosa Darah .................................................................................................. 8

    1. Defenisi Glukosa Darah ..................................................................................... 8

    2. Metabolisme Glukosa ......................................................................................... 8

    3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah ..................................................................12

    4. Toleransi Glukosa .............................................................................................14

    5. Pengukuran kadar glukosa darah....................................................................14

    B. Indeks Massa Tubuh (IMT) .......................................................................... 16

    1. Definisi Indeks Massa Tubuh ...........................................................................16

    2. Komponen Indeks Massa Tubuh .....................................................................17

    3. Interpretasi Indeks Massa Tubuh ....................................................................18

    4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh...................19

    C. Puasa Senin Kamis ........................................................................................ 20

    1. Pengertian Puasa Sunah Senin Kamis .............................................................20

    2. Keistimewaan Hari Senin dan Kamis ..............................................................22

    3. Macam-macam Puasa .......................................................................................23

    4. Beberapa Mamfaat Puasa.................................................................................26

    C. Kerangka Teori .......................................................................................... 28

  • viii

    BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 29

    A. Konsep Pemikiran .................................................................................... 29

    B. Definisi Operasional .................................................................................. 29

    C. Hipotesis ..................................................................................................... 32

    BAB IVMETODE PENELITIAN ..................................................................... 33

    A. Desain Penelitian ....................................................................................... 33

    B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 33

    C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 33

    1. Populasi .............................................................................................. 33

    2. Sampel ................................................................................................ 33

    D. Besar Sampel .............................................................................................. 34

    E. Jenis dan Alur Pengumpulan Data .......................................................... 34

    F. Intsrumen Pengumpulan Data.................................................................. 36

    G. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 37

    H. Analisis Data .............................................................................................. 38

    I. Aspek Etika Penelitian ............................................................................... 39

    BAB VHASIL PENELITIAN ............................................................................ 40

    A. Gambaran Umum Populasi/Sampel ........................................................ 40

    B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 40

  • ix

    C. Analisis ....................................................................................................... 41

    1. Analisis Univariat.............................................................................. 41

    2. Analisis Bivariat ................................................................................ 44

    BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 47

    BAB VII PENUTUP (KESIMPULAN DAN SARAN) .................................... 54

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 54

    B. Saran ........................................................................................................... 55

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 56

    LAMPIRAN

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1.Klasifikasi IMT Menurut WHO 1998 ............................................. 18

    Tabel 2.2 Klasifikasi IMT Menurut Asia Pasifik 2000 .................................... 19

    Tabel 3.1 Klasifikasi IMT Menurut Asia Pasifik 2000 .................................... 31

    Tabel 5.1 Distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis .......................................... 40

    Tabel 5.2 Distribusi Gejala saat Puasa ............................................................ 40

    Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik………………………………………….... 43

    Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Massa Tubuh ............................ 44

    Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Data Glukosa Darah Sewaktu ........................ 44

    Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis…………………. .............................................. 46

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Konsep Teori …….……………...................………….....................28

    Gambar 3.1 Konsep Pemikiran…….……………...........………….......................29

    Gambar 4.1 Alur Pengumpulan Data ……...……...........…………......................36

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Analisis Univariat

    2. Analisis Bivariat

    3. Validasi Kuesioner

    4. Kuesioner

    5. Data Responden

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan umat Muslim.

    Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam dimana muslim dewasa

    yang sehat harus berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Lamanya

    durasi puasa biasanya bervariasi tergantung pada musim dan lokasi

    geografis negara tersebut, umumnya lama durasi 11 hingga 22 jam. Puasa

    memiliki banyak keutamaan antara lain: Allah SWT menyediakan pahala

    besar dan ampunan-nya, mendapatkan surga, menjauhkan seseorang dari

    api neraka, dan puasa mampu menjadi pengendali hawa nafsu.1

    Puasa ada yang bersifat wajib seperti puasa Ramadhan, ada pula

    yang bersifat sunnah (jika dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan

    tidak mendapat dosa) seperti puasa Nabi Dawud, Puasa Ayyamul Bidl,

    Puasa Tasu‟a dan Asyura‟, Puasa bulan Sya‟ban, Puasa Arafah, Puasa 6

    hari bulan Syawal dan Puasa Senin-Kamis.1

    Puasa sendiri memiliki banyak manfaat baik dari perspektif agama

    maupun kesehatan. Beberapa manfaat dari segi kesehatan antara lain :

    dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, mencegah terbentuknya batu

    ginjal, mengobati penyakit akibat obesitas, arterosklerosis, hipertensi dan

    diabetes.2,3

    Melalui puasa berarti kita memberikan masa rehat fisiologis

    bagi tubuh khususnya sistem pencernaan dengan cara, melalui tertahannya

  • 2

    makanan dan minuman yang cukup lama berkisar antara 9-11 jam setelah

    fase absorpsi makanan. Sehingga kelenjar-kelenjar air liur, lambung, usus,

    kelenjar pancreas dan kelenjar endokrin yang memiliki korelasi dengan

    kerja metabolisme untuk melakukan fungsinya secara maksimal.3 Oleh

    karena itu, dengan berpuasa secara rutin sama halnya kita memberikan

    istirahat kepada tubuh kita sehingga orang yang berpuasa tidak akan

    merasa cepat lelah dan letih. Sebagaimana telah disabdakan Rasulullah

    SAW diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Abu Hurairah bahwa “

    Berpuasalah, niscaya kalian sehat !”. 4

    Satu dari sekian banyaknya puasa sunah adalah puasa Senin-

    Kamis. Puasa senin-kamis merupakan salah satu puasa sunnah yang

    dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak keutamaan

    dan manfaat didalamnya. Puasa Senin-Kamis merupakan puasa kesukaan

    Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Puasa ini menjadi ciri khas dari

    umat Muhammad Saw. sebagai amalan puasa sunnat, dibandingkan umat-

    umat yang lainnya. Salah satu keutamaan dari puasa Senin-Kamis adalah

    diberikannya pengampunan, sesuai dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah

    berikut, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

    ِ تُْفتَُح أَْبَواُة اْنَجنَِّة يَْوَو ااِلْثنَْيِن َويَْوَو اْنَخِميِس فَيُْغفَُز نُِكمِّ َعْبٍد الَ يُْشِزُك بِبَّللَّ

    َشْيئًب إِالَّ َرُجالً َكبنَْت بَيْنَهُ َوبَْيَن أَِخيِه َشْحنَبُء فَيُقَبُل أَْنِظُزوا َهَذْيِن َحتَّى

    يَْصطَهَِحب أَْنِظُزوا َهَذْيِن َحتَّى يَْصطَهَِحب أَْنِظُزوا َهَذْينَحتَّى يَْصطَهَِحب

    “Pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Setia hamba yang tidak

    berbuat syirik pada Allah sedikit pun akan diampuni (pada hari tersebut)

  • 3

    kecuali seseorang yang memiliki percekcokan (permusuhan) antara

    dirinya dan saudaranya. Nanti akan dikatakan pada mereka, akhirkan

    urusan mereka sampai mereka berdua berdamai, akhirkan urusan mereka

    sampai mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim no. 2565).

    Dalam sebuah penelitian, didapatkan terdapat perbedaan kadar

    glukosa darah, tekanan darah dan Indeks Massa Tubuh (IMT) kelompok

    kontrol dan kelompok yang berpuasa. Diapatkan hasil bahwa ada

    penurunan kadar glukosa darah sebelum dan setelah dilakukan pemberian

    intervensi beupa puasa senin-kamis. Hal ini disebabkan pada saat bepuasa

    kadar glukosa darah akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan

    penurunan sekresi insulin dan peningkatan kerja dari hormon glukagon

    dan katekolamin yang akan memecahkan glikogen pada tubuh.19

    Tercatat

    dalam beberapa penelitian dapat merujuk pada tingkat obesitas dari para

    peserta. Sezen dan rekannya menyelidiki efek puasa Ramadhan pada

    komposisi tubuh dan kekakuan arteri pada orang dewasa yang kelebihan

    berat badan dan obesitas (usia rata-rata 37 ± 7 tahun). Mereka

    menyimpulkan Ramadhan itu puasa dapat menurunkan parameter

    komposisi tubuh termasuk Body Fat % dan tingkat Total Body Water.20

    Dengan memperhatikan manfaat dan keutamaan puasa Senin-

    Kamis terhadap kesehatan, maka rancangan penelitian yang akan

    dilakukan yaitu untuk menguji adanya hubungan efek Puasa Senin-Kamis

    terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks Massa Tubuh. Dalam

  • 4

    penelitian kali ini, peneliti mengambil mahasiswa Ma‟had Al-Birr

    Makassar sebagai sampel penelitian. Ma‟had Al-Birr Makassar

    merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bergerak di bidang

    pengajaran bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman. Lembaga pendidikan

    tersebut menempati areal di dalam kampus Universitas Muhammadiyah

    (Unismuh) Makassar. Ma‟had Al-Birr Makassar secara resmi didirikan

    pada tahun 1996. Kehadiran Ma‟had Al-Birr di kota Makassar adalah

    berkat kerja sama yang terjalin erat antara Pimpinan Pusat (PP)

    Muhammadiyah Jakarta dengan Yayasan Dâr el-Birr yang berkedudukan

    di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

    Ma‟had Al-Birr Makassar bertujuan menghasilkan alumni muslim

    yang berkompeten dalam ilmu Islam, terampil menerjemahkan dan

    berkomunikasi dalam bahasa Arab, ahli dalam menyebarkan nilai-nilai

    keislaman dan bahasa Arab, serta mampu menjawab masalah keagamaan

    kontemporer yang berkembang di tengah masyarakat. Menilik dari

    latarbelakang mahasiswa Ma‟had Al-birr yang sebagian besar banyak

    mengamalkan Puasa Senin-Kamis maka dari itu peniliti mengambil subjek

    tesebut sebagai sampel.

    Bedasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka

    penulis melakukan pengujian adanya hubungan efek Puasa Senin-Kamis

    terhadap Kadar Glukosa Darah dan Indeks Massa Tubuh dengan umusan

    masalah sebagai berikut.

  • 5

    B. RUMUSAN MASALAH

    Apakah terdapat hubungan antara Puasa Senin Kamis terhadap kadar

    Glukosa Darah Sewaktu (GDS) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada

    mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar.

    C. TUJUAN PENELITIAN

    1. Tujuan Umum

    Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya

    hubungan Puasa Senin-Kamis terhadap kadar glukosa darah sewaktu

    (GDS) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa Ma‟had Al-Bir

    Univesitas Muhammadiyah Makassar.

    2. Tujuan Khusus

    Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

    a. Untuk mengetahui Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Mahasiswa di

    Mahad Al-Bir

    b. Untuk mengetahui Kadar Indeks Massa Tubuh(IMT) pada Mahasiswa

    di Mahad Al-Bir

    c. Untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah sewaktu sebelum

    dan setelah Puasa Senin-Kamispada Mahasiswa di Mahad Al-Bir.

    d. Untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh(IMT) sebelum dan

    setelah Puasa Senin-Kamis pada Mahasiswa di Mahad Al-Bir.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yakni :

    1. Bagi Peneliti

  • 6

    1.1 Merupakan pengalaman yang berharga dalam memperluas wawasan

    dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan kadar glukosa darah sewaktu

    dan indeks massa tubuh(IMT) baik sebelum dan setelah Puasa Senin-

    Kamis

    1.2 Dapat memberikan tambahan pengetahuan Puasa Senin-Kamis dari

    segi ilmu kedokteran dan aspek al-Qur‟an & hadist sehingga lebih

    meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

    2. Bagi Universitas

    Menambah referensi penelitian tentang kadar glukosa darah dan

    indeks massa tubuh(IMT) baik sewaktu sebelum dan setelah Puasa Senin-

    Kamis di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

    3. Bagi Sosial

    3.1 Memberikan informasi dan memberi kesadaran kepada masyarakat

    tentang keutamaan dan manfaat Puasa Senin-Kamis terkait kadar

    glukosa darah dan Indeks Massa Tubuh(IMT)

    3.2 Sebagai alternative pengobatan dan pencegahan sehingga mengurangi

    resiko terjadinya diabetes dan obesitas

    3.3 Dapat mengajak pembaca untuk mengamalkan puasa Senin-Kamis

    E. HIPOTESIS

    Hipotesis alternative (Ha) dari penelitian ini adalah terdapatnya efek

    Puasa Senin-Kamis dalam menurunkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS)

    dan Indeks Massa Tubuh(IMT).

  • 7

    Hipotesis Null (No)dari penelitian ini adalah tidak adanya efek Puasa

    Senin-Kamis dalam menurunkan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dan

    Indeks Massa Tubuh(IMT).

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. GLUKOSA DARAH

    1. Definisi Glukosa Darah

    Glukosa adalah karbohidrat tepenting, kebanyakan karbohidrat

    dalam makanan diserap ke dalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula

    lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah bahan bakar

    metabolik utama pada mamalia (kecuali pemamah biak) dan bahan bakar

    universal bagi janin. Glukosa adalah prekursor untuk sintesis semua

    karbohidrat lain di tubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan, ribosa

    dan deoksiribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam

    glikolopid dan sebagi kombinasi dengan proein dalam glikoprotein dan

    proteoglikan.5

    Kadar glukosa darah normal pada seseorang yang tidak makan

    dalam waktu tiga atau empa jam teakhi adalah sekitas 90mg/dL. Setelah

    makan makanan yang mengandung banyak karbohidrat sekalipun, kadar

    ini jarang melebihi 140mg/dL kecuali orang tersebut menderita diabetes

    melitus.6 Konsentrasi glukosa darah secara nomal dipertahankan pada

    jarak sangat sempit, biasanya antara 70 hingga 120 mg/dL.7

    2. Metabolisme Glukosa

    Kata metabolism merujuk kepada semua reaksi kimia yang terjadi

    di dalam sel tubuh. Reaksi-reaksi yang melibatkan penguraian, sintesis,

  • 9

    dan transformasi ketiga kelas molekul organic kaya energi yaitu

    karbohidrat, protein dan lemak secara kolektif dikenal sebagai metabolism

    bahan bakar.8

    Produk akhir pencernaan karbohidrat dalam saluran pencernaan

    hamper selalu dalam bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa. Rata-rata

    sekitar 80% dari produk-produk akhir tersebut adalah glukosa. Setelah

    absorpsi saluran pencernaan, banyak fruktosa dan hamper semua galaktosa

    diubah secara cepat menjadi glukosa di dalam hati. Di dalam sel hati

    terdapat enzim yang sesuai untuk meningkatkan interkonversi antar

    monosakarida (Glukosa, Fruktosa dan Galaktosa). Sebelum glukosa

    dipakai oleh sel, harus terlebih dahulu diangkut melalui membrane sel ke

    dalam sitoplasma sel.6

    Pengangkutan glukosa antara darah dan sel dilaksanakan oleh suatu

    pembawa/pengankut membrane plasma yang dikenal sebagai glucose

    transporter atau GLUT (pengangkut glukosa). Tedapat enam bentuk

    pengankutan glukosa yang telah diketahui dan dinamai sesuai urutan

    penemuannya. Pengangkut glukosa yang bertanggungjawab atas sebagian

    besar penyerapan glukosa oleh mayoritas sel tubuh adalah GLUT-4, yang

    glukosa tisak dapat dengan mudah menembus membran jaingan

    bergantung pada insulin yang menyerap glukosa dari darah dan

    menggunakanya.8

    Setelah di dalam sel, molekul glukosa ini mengalami reaksi-reaksi

    kimia yang dikategorikan menjadi dua proses metabolik: anabolisme dan

  • 10

    katabolisme. Anabolisme mengacu pada pembentukan atau sintesis

    makromolekul organik dari subunit-subunit molekul organik kecil,.

    Katabolisme dipihak lain mengacu pada penguraian atau degradasi

    molekul organik besar di dalam tubuh. Pada orang dewasa, laju

    anabolisme dan katabolisme umumnya seimbang hingga tubuh orang

    dewasa berada dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak beubah

    meskipun molekul-molekul organic yang menetukan struktu meskipun

    molekul-molekul organic dalam keadaan stabil dinamis dan tampak tidak

    beubah meskipun molekul organic yang menentukan stuktu dan fungsi

    secara terus menerus dipebarui.8

    a. Glikolisis dan Siklus Asam Sitrat

    Glikolisis yaitu jalur utama metabolism glukosa, terjadi di sitosol

    semua sel. Jalur ini unik karena dapat berfungsi baik dalam keadaan aerob

    maupun anaerob, bergantung pada ketersediaan oksigen dan rantai

    transport elektron.

    Siklus asam sitrat (siklus krebs, siklus asam trikarboksilat) adalah

    serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi gugus asetil pada

    asetil Ko-A dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai

    transport elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP. Siklus ini

    adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid dan protein

    karena glukosa, asam lemak dan sebagian besar asam amino

    dimetabolisme menjadi asetil Ko-A atau zat-zat antara siklua ini. Siklus ini

    juga berperan sentral dalam gluconeogenesis, lipogenesis dan

  • 11

    interkonversi asam-asam amino. Banyak proses ini terjadi di sebagian

    besar jaringan, tetapi hati adalah satu-satunya jaringan tempat semuanya

    berlangsung dari tingkat yang signifikan.5

    b. Glikogenesis

    Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen. Glukosa 6-

    fosfat pertama-tama diubah menjadi glukosa 1-fosfat, kemudian zat ini

    diubah menjadi uridin difosfat glukosa, yang kemudian diubah menjadi

    glikogen.6

    c. Glikogenolisis

    Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen menjadi bentuk glukosa di

    dalam sel. Glikogenolisis tidak terjadi dengan membalikkan reaksi kimia

    yang sama untuk membentuk glikogen, sebagai gantinya, setiap molekul

    glukosa yang berurutan pada setiap cabang polimer glikogendipisahkan

    dengan proses fosforilasi, dikatalis oleh fosforilase.6

    d. Glukoneogenesis

    Glukoneogenesis adalah perubahan sumber-sumber nonkarbohidrat

    (yaitu asam amino) menjadi karbohidrat di dalam hati (gluko artinya

    glukosa‖ , neo artinya ―baru‖ , genesis artinya ―produksi‖).

    Glukoneogenesis adalah faktor penting untuk mengganti simpanan

    glikogen hati dan karenanya mempertahankan kadar glukosa darah tetap

    normal di antara waktu makan. Hal ini penting karena otak hanya dapat

    menggunakan glukosa sebagai bahan bakar metabolik, namun jaringan

    saraf sama sekali tidak dapat menyimpan glikogen. Maka itu konsentrasi

  • 12

    glukosa darah harus dipertahankan pada tingkat yang sesuai agar otak

    yang bergantung pada glukosa mendapat nutrient yang memadai.8

    3. Pengaturan Kadar Glukosa Darah

    Pengaturan besarnya kadar glukosa darah pada orang normal sangatlah

    sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah ini hanya

    diantar 80 dan 90 mg/dL (darah yang diukur pada waktu sebelum makan

    pagi). Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dL selama jam

    pertama atau lebih setelah makan, namun ada suatu system umpan baik

    yang mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat mengembalikan

    konstentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya ini terjadi pada waktu

    dua jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir. Mekanisme yang

    dipakai untuk mencapai pengaturan yang sangat bermakna yaitu :

    a. Hati berfungsi sebagai suatu system penyangga darah-glukosa yang

    sangat penting. Jadi, bila sesudah makan maka kadar glukosa darah

    meningkat sampai konsentrasinya tinggi sekali, yang juga akan disertai

    dengan meningkatnya sekresi insulin, yakni sebanyak dua pertiga dari

    glukosa yang diabsorpsi dari usus itu dalam waktu yang singkat

    disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Lalu, selama beberapa

    jam berikutnya, bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi

    insulin berkurang, maka hati melepaskan glukosa kembali ke dalam

    darah. Dengan cara ini, hati mengurangi perubahan konsentrasi

    glukosa darah sampai kira-kira tiga kali lipat. Ternyata, pada

    penderita-penderita penyakit hati yang parah, kita hampir tidak

  • 13

    mungkin menjaga tetapnya konsentrasi glukosa darah dalam batas

    yang sempit ini.

    b. Fungsi insulin dan glukagon sangat penting dan fungsi ini terpisah dari

    system pengatur umpan balik yang menjaga tetap normalnya

    konsentrasi glukosa darah. Bila konsentrasi glukosa darah ini

    meningkat sangat tinggi, maka timbul sekresi insulin, dimana

    insulinnya sendiri sebaliknya mengurangi konsentrasi glukosa darah

    itu agar kembali ke nilai normalnya. Sebaliknya, berkurangnya kadar

    glukosa darah merangsang timbulnya sekresi glukagon, selanjutnya

    glukagon ini akan berfungsi secara berlawanan yakni akan

    meningkatkan kadar glukosa darah itu agar kembali ke nilai

    normalnya. Pada sebagian besar kondisi yang normal, mekanisme

    umpan balik insulin ini jauh lebih berguna daripada mekanisme

    glukagon, namun pada keadaan dimana kelaparan atau pemakaian

    insulin yang secara berlebihan selama aktivitas fisik dan keadaan stress

    yang lain, mekanisme glucagon juga menjadi benilai.

    c. Pada keadaan hipoglikemi berat, timbul suatu efek langsung dari

    kadar glukosa darah dalam hipotalamus yang dapat merangsang

    system saraf simpatis. Sebaliknya, hormon epinefrin yang disekresikan

    oleh kelenjar adrenal menyebabkan tetap terlepasnya glukosa dari hati.

    Jadi, epinefrin juga menjaga agar tidak timbul hipoglikemia yang

    parah.

  • 14

    d. Sesudah beberapa jam dan beberapa hari, sebagai suatu proses respons

    terhadap keadaan hipoglikemi yang lama, akan timbul sekresi hormone

    pertumbuhan dan kortisol, dan kedua hormone ini nanti mengurangi

    kecepatan pemakaian glukosa oleh sebagian besar sel tubuh. Keadaan

    ini juga membantu mengembalikan konsentrasi glukosa darah ke nilai

    normal.6

    4. Toleransi Glukosa

    Toleransi Glukosa adalah Kapasitas atau waktu yang dibutuhkan

    oleh tubuh untuk mengembalikan kadar gula dalam darah untuk kembali

    ke batas normal setelah seseorang yang berpuasa mengkonsumsi gula.

    Toleran atau tidak, ditentukan oleh kesanggupan mekanisme untuk

    menghilangkan kelebihan gula dalam darah.9

    5. Pengukuran Kadar Glukosa Darah

    Selama lebih dari 100 tahun berbagai metode digunakan untuk

    mengukur kadar glukosa dalam darah. Dahulu, glukosa diperiksa dengan

    memanfaatkan sifat mereduksi glukosa yang non-spesifik dalam suatu

    reaksi dengan bahan indicator yang memperoleh atau berubah warna jika

    tereduksi. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, sekarang

    pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatika yang lebih spesifik,

    sensitif dan sederhana. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa

    oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak

    pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatika glukosa

    menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna

  • 15

    (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari serangkaian Chemistry-reaction,

    atau berdasarkan konsumsi oxygen pada suatu elektroda pendeteksi

    oxygen. Chemistry-analyzer (mesin penganalisis kimiawi) modern dapat

    menghitung konsentrasi glukosa hanya dalam beberapa menit. Di luar

    laboratorium, sekarang banyak tersedia bebagai merek monitor glukosa

    milik pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur darah dari tusukan

    diujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa

    darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun alat ini memiliki

    kekurangan dimana hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit

    dan juga protein serum, kadar hematocrit yang rendah dapat meningkatkan

    secara semu kadar glukosa darah, dan sebaliknya (efek serupa juga berlaku

    untuk protein serum yang rendah atau tinggi). Terdapat hasil pengukuran

    yang berbeda tergantung dari tempat diambilnya sampel darah. Darah dari

    vena dan kapiler akan memberikan hasil yang sama pada keadaan puasa,

    tetapi pada keadaan tidak berpuasa darah kapiler memberikan hasil lebih

    tinggi dibandingkan dengan darah vena.10

    a. Hipoglikemia

    Hipoglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah dibawah batas

    normal. Definisi hipoglikemia sampai tahap tertentu bersifat tidak

    menentu, bergantung usia individu dan kondisi saat pengambilan sampel.

    Anak biasanya memperlihatkan gejala hipoglikemia apabila kadar glukosa

    darah plasma turun menjadi sekitar 40 mg/dL. Hipoglikemia akut

    menunjukkan gejala gangguan system saraf otonomik seperti palpitasi,

  • 16

    tremor, atau berkeringat yang lebih menonjol dan biasanya mendahului

    keluhan neuroglikopeni seperti gangguan konsentrasi. Sakit kepala dan

    mual mungkin bukan merupakan keluhan malaise yang khas.11

    b. Hiperglikemia

    Hiperglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah melebihi

    batas normal, dimana kadar glukosa dalam darah lebih dari 110 mg/dL.

    Gejalanya berupa lemah, poliuri, polidipsi dan polifagi.12

    B. INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

    1. Definisi Indeks Massa Tubuh

    Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk

    memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan

    kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku

    untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan

    pada bayi, anak, ibu hamil, dan olahragawan.

    Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari

    perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.

    IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar

    adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh

    secara langsung. IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran

    lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan

    yang mudah dilakukan.16

  • 17

    Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan rumus berat badan

    dalam kilogram (kg) dibagi dengan tinggi badan dalam meter yang

    dikuadratkan (m2), sebagai berikut:

    IMT = ( )

    ( )

    2. Komponen Indeks Massa Tubuh

    a. Berat Badan

    Pengukuran berat badan dilakukan menggunakan timbangan beam-

    balance yang diletakkan pada permukaan datar dan keras serta

    dikalibrasi secara teratur. Apabila akan dilakukan pemantauan

    terhadap penurunan berat badan, maka sebaiknya penimbangan

    dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya karena makanan,

    minuman, kondisi kandung kemih, bahkan gerakan usus dapat

    mempengaruhi hasil pembacaan. Apabila seseorang ditimbang

    berulang kali setiap hari, maka dapat terjadi fluktuasi berat badan

    sebesar ±10 kg. setelah dilakukan pengukuran berat badan, perlu

    dinilai apakah individu tersebut termasuk dalam batas berat badan

    normal atau apakah terlalu kurus/gemuk. Untuk mengetahui hal

    tersebut, perlu dilakukan pembandingan antara berat badan dengan

    tinggi badan.

    b. Tinggi badan

    Pengukuran tinggi badan lebih sulit dibandingkan pengukuran

    berat badan. Untuk anak-anak dan dewasa haus berdiri pada lantai

    yang datar serta dibutuhkan dinding yang rata. Subjek harus bediri

  • 18

    tegak dengan bagian belakang kepala, bahu, dan bokong

    menyentuh dinding, tumit datar dan dirapatkan, bahu rileks, lengan

    di samping tubuh. Kepala dalam posisi tegak dan pandangan lurus

    ke depan serta batas mata sebelah bawha dalam posisi sejajar

    dengan meatus akustikus eksterna ( The Frankfurt plane).

    Pembacaan hasil sebaiknya dilakukan oleh dua orang untuk

    memperoleh hasil yang akurat. Terdapat variasi sirkadian pada

    tingg badan seseorang dimana pada pagi hari biasanya lebih tingg

    1-2 cm sedangkan pada siang hari diskus intervertebral mengalami

    kompresi.

    3. Interpretasi Indeks Massa Tubuh (IMT)

    Pengukuran IMT dilakukan dengan cara membandingkan berat

    badan dengan tinggi badan subjel. Metode ini dianggap paling raktis

    dalam menentukan apakah seseorang mengalami kekurangan atau

    kelebihan berat badan karena hanya memerlukan dua parameter yaitu berat

    badan(satuan kg) dan tinggi badan(satuan meter).

    Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa

    Berdasarkan IMT Menurut WHO 1998.11

    Klasifikasi IMT (Kg / M2)

    Berat Badan Kurang

  • 19

    Obesitas I 30-34,9

    Obesitas II 35-39,9

    Obesitas III >40

    Tabel 2.1 Klasifikasi IMT Menurut WHO 1998

    Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT Menurut

    Kriteria Asia Pasifik 2000.

    Table 2.2 Klasifikasi Menurut Asia Pasifik 2000

    4. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh

    Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IMT, yaitu :

    a) Usia, prevalensi obesitas meningkat secara terus menerus dari usia 20-

    60 tahun. Setelah usia 60 tahun, angka obesitas mulai menurun.

    b) Jenis Kelamin, Pria lebih banyak mengalami overweight dibandingkan

    wanita. Distribusi lemak tubuh juga berbeda pada pria dan wanita, pria

    cenderung mengalami obesitas visceral dibandingkan wanita.

    Klasifikasi IMT

    Berat Badan Kurang

  • 20

    c) Genetik, beberapa studi membuktikan bahwa faktor genetik dapat

    memengaruhi berat badan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa

    orangtua obesitas menghasilkan proporsi tertinggi anak-anak obesitas.

    d) Pola Makan, makanan siap saji juga berkontribusi terhadap epidemi

    obesitas. Banyak keluarga yang mengonsumsi makanan siap saji yang

    mengandung tinggi lemak dan tinggi gula. Alasan lain yang

    meningkatkan kejadian obesitas yaitu peningkatan porsi makan.

    e) Aktivitas Fisik, saat ini level aktifitas fisik telah menurun secara

    dramatis dalam 50 terakhir, seiring dengan pengalihan buruh manual

    dengan mesin dan peningkatan penggunaan alat bantu rumah tangga,

    transportasi dan rekreasi.17

    C. PUASA SENIN KAMIS TERHADAP KESEHATAN

    1. Pengertian Puasa Sunah Senin Kamis

    Puasa dalam bahasa Arab adalah ṣaum ( صىو ) dan bentuk plural-

    nya adalah ṣiyām ( صيبو ). Secara bahasa, ṣaum sering diartikan sebagai:

    “Menahan diri dan meninggalkan dari melakukan sesuatu.”21

    Puasa artinya: menahan, mengekang, diam, berhenti, atau menahan

    diri dari sesuatu, baik dalam perkataan maupun perbuatan.22

    Sedangkan

    menurut istilah syariah, ṣaum itu adalah:

  • 21

    “Menahan diri pada siang hari dari hal-hal yang membatalkan puasa

    dengan niat ibadah sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.”23

    Winarno dalam bukunya Hidup Sehat dengan Puasa menjelaskan

    bahwa puasa menurut istilah (Syariat) adalah mencegah diri dari segala

    perkara yang membatalkan, mulaiterbit fajar hingga terbenamnya matahari

    dengan niat ibadahkepada Allah SWT.Sulaiman Rasjid mengartikan puasa

    adalah menahan diri dari suatu yang membukakan, satu hari lamanya

    mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan

    beberapa syarat, serta dalam rangka mendidik dan melatih nafsu, dalam

    rangka menyiapkan diri untuk menjadi insan yang bertakwa.22

    Jadi dapat disimpulkan bahwa puasa adalah menahan diri dari

    sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari terbitnya fajar sampai

    terbenamnya matahari dengan niat karena Allah SWT.

    Sedangkan puasa sunah Senin Kamis adalah puasa sunah yang

    dilakukan pada hari Senin dan Kamis.23

    Puasa sunah Senin Kamis adalah

    suatu ibadah kepada Allah SWT dengan jalan menahan makan, minum,

    hubungan seksual, dan meninggalkan hal-hal yang bisa membatalkan

    puasa dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari pada hari Senin

    dan Kamis.

  • 22

    2. Keistimewaan Hari Senin dan Kamis

    Dalam Islam kita mengenal ada hari-hari istimewa, malam-malam

    istimewa dan bulan-bulan istimewa. Hari jum‟at diagungkan dan

    diutamakan dari hari-hari lainnya, malam lailatul qadar diistimewakan atas

    malam-malam lainnya. Bulan Ramadhan dipilih lebih istimewa dari bulan-

    bulan lainnya.24

    Hari Senin adalah hari kelahiran manusia yang paling sempurna

    yang diutus oleh Allah SWT. untuk menyampaikan risalah-Nya. Ya,

    dialah Nabi Muhammad SAW. beliau dilahirkan dari keluarga Bani

    Hasyim. Beliau dilahirkan di Makkah pada hari Senin pagi tanggal 9

    Rabiul awwal permulaan tahun dari peristiwa gajah. Bertepatan dengan

    tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Ada pula yang berpendapat tanggal

    lahir beliau tanggal 12 Rabiul awwal, seperti yang dijadikan tanggal merah

    di kalender kita.25

    Tidak kalah agungnya dengan hari Senin, hari Kamis juga punya

    predikat sebagai hari yang diberkahi. Ini tidak lain karena hari Kamis

    mendapatkan keberkahan dari doanya Nabi Muhammad SAW. Rasulullah

    SAW. telah berdoa untuk umat ini:

    Ya Allah, Berkahilah umatku di waktu pagi mereka di hari Kamis.

    Keberkahan untuk hari Kamis ini juga tidak hanya disebabkan oleh

    doa Nabi SAW. Tapi juga ada historitas khusus yang terjadi di hari Kamis.

  • 23

    Dalam ḥadiṡ riwayat Thabrani selanjutnya disebutkan, setelah beliau

    SAW. berdoa meminta keberkahan untuk umatnya – “pada hari Kamis itu

    paraMalaikat yang mengatur urusan-urusan alam diciptakan.”24

    Hari Kamis begitu istimewa bagi Nabi SAW. Karenanya, beliau

    selalu membiasakan berpuasa. Bahkan, ketika hendak bepergian beliau

    lebih sering memilih bepergian pada hari Kamis.25

    Inilah di antara kemuliaan yang dimiliki hari Senin dan Kamis.

    Berlainan dengan hari hari lainnya, pintu-pintu surga pada kedua hari

    tersebut menjadi terbuka lebar. Siapa saja yang diberi kesempatan akan

    dipersilahkan untuk memasukinya. Sungguh ini adalah karunia dan nikmat

    yang luar biasa, ini adalah peluang yang besar.

    Terbukanya pintu surga berarti terbukanya pintu rahmat dan

    ampunan Allah SWT. Allah SWT telah memberi peluang dan kesempatan

    kepada kita agar meraih ampunan dan rahmatnya pada hari itu.24

    Oleh

    karenanya, Rasulullah SAW. Selalu membiasakan berpuasa pada hari

    Senin dan Kamis.

    3. Macam-macam Puasa

    Puasa dibagi menjadi dua bagian, yaitu puasa wajib dan puasa sunah.

    a. Puasa Wajib

    1) Puasa Ramadhan

    Puasa Ramadhan adalah puasa yang dilakukan sebulan penuh di bulan

    Ramadhan.23

    Kewajiban puasa Ramadhan didasari oleh al-Qur‟an, as-

  • 24

    Sunah dan Ijma‟. Allah SWT. telah mewajibkan umat Islam untuk

    berpuasa Ramadhan dalam al-Qur‟an.21

    Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

    sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

    bertakwa. (Q.S. al-Baqaraḫ/2: 183)

    2) Puasa Nazar

    Puasa Nazar adalah puasa yang dilakukan untuk memenuhi janji

    karena menghendaki tujuan tertentu.23

    Puasa Nazar hukumnya wajib

    dikerjakan, karena pada hakikatnya nazar adalah mengubah ibadah

    yang hukumnya sunah menjadi wajib, apabila apa yang menjadi

    harapan dan doa terkabul. Di antara dalil-dalil yang mewajibkan

    seseorang mengerjakan apa yang telah menjadi apa yang dinazarkan

    adalah firman Allah SWT.:21

    Dan hendaklah mereka menunaikan nazar-nazar mereka. (Q.S. al-

    Hajj/22: 29).26

    b. Puasa Sunah

    Setelah mengetahui jenis-jenis puasa wajib, berikut ini akan dipaparkan

    macam-macam puasa sunah.

  • 25

    1) Puasa sunah hari Senin dan Kamis

    Puasa sunah hari Senin dan Kamis adalah puasa sunahyang dilakukan pada

    hari Senin dan Kamis.

    2) Puasa sunah enam hari pada bulan Syawal

    Puasa ini merupakan puasa sunah yang dilakukan pada bulan Syawal

    selama enam hari

    3) Puasa sunah Arafah

    Puasa sunah Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 żulhijjah

    (ketika wukuf di Arafah)

    4) Puasa sunah Tasu‟a dan Asyura

    Puasa sunah Tasu‟a dan Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal

    9 dan 10 bulan Muharram.23

    5) Puasa sunah pada bulan żulqa‟dah, żulhijjah, Muharram, dan Rajab.

    6) Tiga hari dalam setiap bulan.

    Puasa sunah yang dilakukan pada tanggal tiga belas, empat belas, dan lima

    belas pada setiap bulan atau disebut dengan ayyāmu al-baiḍ.

    7) Puasa Daud

    Puasa sunah yang dilakukan oleh Nabi Daud AS. yaitu puasa sehari lalu

    berbuka pada hari berikutnya.

    8) Puasa sunah Nisfu Sya‟ban

    Puasa sunah Nisfu Sya‟ban adalah puasa sunah yang dikerjakan pada

    pertengahan bulan Sya‟ban.

  • 26

    4. Beberapa Manfaat Puasa

    Puasa dapat menyembuhkan berbagai penyakit berbahaya, di antaranya

    adalah sebagai berikut

    a. Puasa dapat membuat system penyerapan dan pencernaan dalam

    tubuh berfungsi secara sempurna disebabkan tidak adanya

    makanan dan minuman yang masuk saat terjadinya kedua proses

    tersebut. Puasa mengistirahatkan system pencernaan selama kurang

    lebih Sembilan hingga sebelas jam setelah penyerapan makanan.

    Sama halya dengan system penyerapan di dalam usus yang juga

    beristirahat selama seseorang berpuasa.

    b. Puasa yang dilakukan setiap hari dalam kurun waktu yang sama

    atau berubah-ubah dapat membuat kelenja endokrin berfungsi

    secara sempurna. Melalui puasa, kelenjar endokrin akan

    menggiatkan system stimulasinya agar dapat mengatur dan

    mengeluarkan hormone secara optimal. Dengan begitu, akan terjadi

    keseimbangan antara dua hormone yang berlawanan tugas.

    c. Puasa dapat menstimulsi system metabolism agar bekerja lebih

    baik dalam membangun dan menguraikan berbagai zat di dalam

    tubuh, seperti glukosa, protein, dan lemak.

    d. Puasa melatih tubuh dari terputusnya asupan makanan secara tiba-

    tiba dengan memfungsikan system penghancur zat tubuh sesuai

    kapasitasnya.

    e. Puasa dapat memperbaiki kesuburan laki-laki dan perempuan

  • 27

    f. Rasa haus saat berpuasa bermanfaat dalam membantu proses

    penyediaan energy bagi tubuh, memperbaiki kemampuan belajar

    dan mempekuat daya ingat.

    g. Berpuasa dalam islam merupakan bentuk ketaatan dan

    pengharapan pahala kepada allah swt karena dengan berpuasa,

    seseorang telah melakukan perbuatan baik yang besar manfaatnya

    bagi dirinya sendiri. Puasa menebarkan ketenangan didalam jiwa,

    metabolism tubuh menjadi lancer sehingga menjadikan seseorang

    bekerja lebih optimal.27

  • 28

    D. KERANGKA TEORI

    Gambar 2.1 Konsep Teori

    Puasa

    Intake

    makanan ↓

    Glukosa

    Darah ↓

    Sel α Sel β

    GLUKAGON ↑ INSULIN ↓

    Pemecahan

    GLIKOGEN

    ↓cadangan

    tubuh ↓BB TUBUH

    KESEIMBANGAN

    GLUKOSA

  • 29

    BAB III

    KERANGKA KONSEP

    A. KONSEP PEMIKIRAN VARIABEL PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan puasa

    senin-kamis terhadap kadar gula darah sewaktu, dan indeks massa tubuh pada

    responden. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep dengan variabel

    kategorik yang terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebas terdiri

    dari Puasa Senin-Kamis. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah

    kadar gula darah sewaktu dan, IMT.

    Keterangan :

    : Variabel Independen (X)

    : Variabel Dependen (Y)

    Gambar 3.1 Konsep Pemikiran

    B. DEFENISI OPERASIONAL

    1. Gula Darah Sewaktu

    a. Defenisi Gula Darah Sewaktu

    PRETEST

    - GDS

    - IMT

    POSTTEST

    - GDS

    - IMT

    PUASASENIN

    -KAMIS

    1 BULAN

  • 30

    b. Alat Ukur : Glukometer

    c. Cara Ukur : GDS

    d. Hasil Ukur :

    Normal = (200 mL/dl)

    e. Skala Ukur : Numerik

    2. Indeks Massa Tubuh

    a. Defenisi Indeks Massa Tubuh

    Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan

    antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.

    b. Alat Ukur :

    Berat badan : timbangan

    Tinggi Badan : microtoise

    c. Cara Ukur :

    Berat badan diukur dengan cara:

    Menimbang berat badan diatas timbangan yang sudah dipastikan

    dalam kondisi baik.

    Tinggi badan diukur dengan cara :

    Tempelkan dengan paku micotoise pada dinding yang lurus datar

    setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.

    Lepaskan sepatu atau sandal.

  • 31

    Anak haus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris

    berbaris, kaki lurus, tumit,pantat, punggung dan kepala bagian

    belakang harus menempel pada dinding dan muka menghadap

    lurus dengan pandangan ke depan.

    Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku

    harus lurus menempel pada dinding.

    Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulung

    mikrotoa. Anka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

    d. Hasil Ukur :

    Table 3.1 Klasifikasi Menurut Asia Pasifik 2000

    Normal =18,5-22,9

    Menurun = 23

    f. Skala ukur : Numerik

    Klasifikasi IMT

    Berat Badan Kurang

  • 32

    C. HIPOTESIS

    Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    H0 : tidak terdapat hubungan antara puasa senin-kamis terhadap kadar gula

    darah sewaktu dan status gizi ( IMT) pada responden.

    Ha : terdapat hubungan antara puasa senin-kamis terhadap kadar gula darah

    sewaktu dan status gizi ( IMT) pada responden.

  • 33

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A. DESAIN PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Eksperimen

    dengan pendekatan observasional pada sampling berpasangan.

    B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Ma‟had Al-Birr Univesitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu Penelitian pada bulan Desember– Januari 2019/2020

    C. SUBYEK PENELITIAN

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ma‟had Al-Birr

    Univesitas Muhammadiyah Makassar

    2. Sampel

    Penarikan sampel menggunakan sampling berpasangan,

    Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

    a. Mahasiswa yang hadir dan bersedia menjadi responden.

    b. Mahasiswa rutin melakukan puasa senin-kamis selama menjadi

    responden

    Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah:

  • 34

    a. Mahasantri dengan kontraindikasi dilakukan pengambilan darah

    (hemophilia), dan terdapat penyakit peyerta lainnya.

    D. BESAR SAMPEL DAN RUMUS BESAR SAMPEL

    Menggunakan rumus :

    Kesalahan tipe I = 5%, hipotesis dua arah, Zα = 1,960 untuk α = 0,05

    Kesalahan tipe II = 20%, maka Zβ = 0,842 untuk β = 0,20

    P2 = Proporsi pajanan pada kelompok kasus sebesar 0,04

    P1 = P2 + 0,2 = 0,04 + 0,20 = 0,24

    Q2 = 1 – P2= (1-0,04) = 0, 96

    Q1 = (1-P1) = (1- 0,24) = 0,76

    P1-P2 = selisih proporsi pajanan yang dianggap bermakna, ditetapkan sebesar

    0,24 – 0,04 = 0,20

    P = Proporsi total = (P1 + P2)/2 = ( 0,24 + 0,04 )/2 = 0,14

    Q = (1 – P ) = ( 1 – 0,14 ) = 0,86

    n1=n2 = * √ √( ) ( )+

    ( )

    = * √ √ +

    ( )

    = * +

    ( )

    = 1,8225/0,03 = 60,85= 61

    E. JENIS DAN ALUR PENGUMPULAN DATA

    1. Jenis Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer yaitu data yang

    diperoleh langsung dengan cara mengobservasi responden, dengan

  • 35

    langkah sebagai berikut:

    a) Memberi informed consent kepada pasien untuk kesediaanya menjadi

    responden penelitian.

    b) Mengukur tinggi badan dan menimbang pasien / responden.

    c) Mengukur kadar gula darah sewaktu pasien / responden

    2. Alur Pengumpulan Data

    a) Pengurusan surat izin pengambilan data pendahuluan

    b) Memasukkan surat izin penelitian .

    c) Sampel penelitian dengan teknik sampling bepasangan, yaitu

    berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi peneliti saat penelitian.

    d) Selanjutnya akan dilakukan untuk mendapatkan data primer variable

    independen.

    e) Untuk variabel dependen dilakukan pengukuran glukosa darah serta

    pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan data pre

    test responden.

    f) Setelah itu respoden diminta untuk berpuasa selama satu bulan pada

    hari senin dan kamis.

    g) Selanjutnya dilakukan pengukuran glukosa darah serta pengukuran

    berat badan dan tinggi badan untuk mendapatkan data post-test

    responden. Sekaligus meminta responden untuk mengisi kuisioner

    penelitian terkait intensitas dan gejala yang dirasakan setelah

    melakukan puasa.

  • 36

    h) Mencatat dan mengelolah seluruh data di computer untuk selanjutnya

    dilakukan analisis.

    Gambar 4.1 Alur Pengumpulan Data

    F. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,

    meteran/microtoice, glukometer, lembar kuisioner dan informed consent.

    G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA

    Pengolahan data dilakukan secara bertahap dengan langkah-langkah

    Subjek Mengisi Form

    Penelitian (N=66 Orang )

    Cek GDS dan IMT

    Pretest

    Subjek Penelitian

    Mengisi Kuisioner

    Cek GDS dan IMT

    Post test (n=47)

    Puasa selama 1

    bulan

    Kriteria inklusi

    Analisis Data

  • 37

    sebagai berikut:

    1. Pemeriksaan Data (Editing Data)

    Setelah dilakukan observasi dan pengisian lembar observasi diperiksa

    kembali kelengkapan pengisian jawaban dan kejelasan hasil penelitian

    tidak ada kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data.

    2. Pengkodean data (Coding)

    Langkah ini merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

    menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan koding adalah

    untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat

    pada saat entry data. Kode yang diberikan digunakan untuk variabel:

    a) Status Gizi (IMT)

    Normal = 0

    Tidak Normal = 1

    b) Glukosa Darah

    Normal = 1

    Tidak Normal = 0

    3. Data Entry

    Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam program

    komputer, kemudian memasukkan kode yang telah ditentukan ke

    dalam master tabel.

    4. Penyusunan Data (Tabulating)

    Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

    penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

  • 38

    5. Pembersihan Data (Cleaning)

    Setelah selesai data di entri dilakukan pengecekkan kembali tidak ada

    kesalahan kode dan ketidaklengkapan data, dan data dinyatakan sudah

    lengkap dan benar.

    H. ANALISIS DATA

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat dilakukan dengan memasukkan distribusi frekuensi

    veriabel independen dan dependen yaitu puasa senin-kamis, status gizi

    (IMT), dan glukosa darah, ke dalam program komputer.

    2. Analisis Bivariat

    Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

    independen (puasa senin-kamis) dan variabel dependen (glukosa darah &

    IMT) dengan menggunakan uji Wilcoxon test dengan menggunakan

    program komputerisasi. Untuk melihat kemungkinan perhitungan statistik

    dengan batas kemaknaan α = 0,05 dan derajat kepercayaan 95%. Jika p

    value ≤ 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti ada hubungan

    yang bermakna antara variabel dependen dengan variable independen, tapi

    jika p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

    variabel dependen dan variabel independen.

    I. ASPEK ETIKA PENELITIAN

    Sebelum penelitian dimulai, peneliti harus mendapatkan persetujuan dari

    subjek penelitian setelah yang bersangkutan mendapatkan penjelasan dari

    peneliti dan menyetujui informed consent.

  • 39

    BAB V

    HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Populasi/Sampel

    Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara puasa senin kamis

    terhadap kadar glukosa darah dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa

    di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar. Pengambilan data

    untuk penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 Desember 2019 di

    Asrama Putra Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar. Penelitian ini dilakukan

    melalui observasi yaitu dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa

    Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar sekaligus melakukan pengambilan sampel

    berupa pengukuran berat badan, tinggi badan dan glukosa darah. Sebanyak

    66mahasiswa di Asrama Putra Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar telah

    bersedia menjadi responden.

    Data yang telah terkumpul selanjutnya disusun dalam suatu tabel induk

    (master table) dengan menggunakan program komputerisasi. Dari tabel induk

    tersebutlah kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program

    statistik di perangkat komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel

    frekuensi maupun tabel silang (cross table).

    B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Penelitian dilakukan di Asrama Putra-Putri Ma‟had Al-Birr Unismuh

    Makassar. Secara demografi gambaran lokasi Asrama Putra-Putri Ma‟had Al-

  • 40

    Birr Unismuh Makassar terletak di Jl. Sultan Alauddin No.259, Gn. Sari, Kec.

    Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90221 turut dilengkapi dengan

    tempat makan bersama untuk penghuni asrama, beserta dengan taman-taman

    yang kerap kali digunakan oleh mahasiswa-mahasiswi untuk berdiskusi.

    Asrama ini menjadi pilihan untuk penelitian karena lokasinya yang terletak

    didalam Kampus Unismuh Makassar sehingga memudahkan penelitian ini

    untuk dilakukan.

    C. Analisis

    1. Analisis Univariat

    Analisis univariat berfungsi untuk mengetahui gambaran data yang

    dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

    a. Intensitas Puasa Senin Kamis

    Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 66 orang

    responden yang dikumpulkan dengan kuesioner penilaian, maka

    peneliti memperoleh gambaran mengenai intensitas puasa senin

    kamis pada mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar.

  • 41

    Tabel 5.1 Distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis

    Sumber : Data Primer 2019

    Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.1 diatas menunjukkan

    distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis di Ma‟had Al-Birr Unismuh

    Makassar dengan jumlah total 66 responden. Sebanyak 47 responden

    (71.2%) memiliki kadar persentase rutin berpuasa , sebanyak 19

    responden (28.8%) memiliki kadar persentase tidak rutin berpuasa.

    b. Gejala yang dialami saat puasa

    Berdasarkan hasil pengumpulan data dari 66 orang responden yang

    dikumpulkan dengan kuesioner penilaian, maka peneliti memperoleh

    gambaran mengenai Gejala yang dialami saat puasa pada mahasiswa

    Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar.

    Intensitas Puasa

    Senin Kamis

    Frekuensi Persentase (%)

    Rutin 47 71.2

    Tidak Rutin 19 28.8

    Total 66 100.0

  • 42

    Tabel 5.2 Distribusi Gejala saat Puasa

    Gejala saat Puasa Frekuensi Persentase (%)

    Bergejala 14 21.2

    Tidak Bergejala 52 78.8

    Total 66 100.0

    Sumber : Data Primer 2019

    Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.2 diatas menunjukkan

    distribusi Gejala yang dialami saat puasa di Ma‟had Al-Birr

    Unismuh Makassar dengan jumlah total 66 responden. Sebanyak

    14 responden (21.2%) mengalami gejala , sedangkan 52 responden

    (78.8%) tidak bergejala.

    Karakteristik dari 66 sampel yang diambil dapat dilihat

    dalam tabel disertai narasi sebagai penjelasan tabel sebagai berikut.

    Tabel 5.3 Distribusi Karakteristik

    VARIABEL N MEAN SD MAX MIN

    UMUR 66 19.44 1.178 23 18

    IMT PRE 47 20.11 2.62 29.09 15.86

    IMT POST 47 19.61 2.67 28.34 13.21

    GDS PRE 47 93.34 15.27 139.00 48.0

    GDS POST 47 88.89 9.39 117.00 65.00

    SKOR

    INTENSITAS 66 37.0303 7.70408 3.00 1.00

  • 43

    PUASA

    SKOR

    GEJALA

    SAAT

    PUASA

    66 22.0152 4.91307 26.00 13.00

    2. Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

    independen dengan variabel dependen

    1) Uji Normalitas

    Pengujian normalitas sebaran data pada penelitian ini

    menggunakan metode Shapiro-Wilk. Uji normalitas data

    dimaksudkan untuk mengetahui normalitas data penelitian. Hasil

    perhitungan uji normalitas data secara ringkas dapat dilihat

    sebagai berikut:

    a. Data Uji Normalitas Indeks Massa Tubuh dan Glukosa Darah

    Sewaktu

    Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Massa Tubuh dan Glukosa Darah

    Sewaktu

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

    pre_gds .124 47 .066 .944 47 .025

    post_gds .074 47 .200* .975 47 .402

    pre_imt .148 47 .012 .898 47 .001

    post_imt .147 47 .012 .898 47 .001

  • 44

    Dari tabel diatas dapat dilketahui hasil uji normalitas data

    diketahui bahwa keseluruhan p value < 0,05 yaitu pada data pretest

    imt dengan p (0,001) < 0,05 dan posttest imt p (0,001) < 0,5

    dinyatakan berdistribusi tidak normal. Sedangkan data pretest GDS

    dengan p (0,025) > 0,05 dan posttest GDS p (0,402) > 0,5

    dinyatakan berdistribusi tidak normal.

    2) Hubungan Efek Puasa Senin Kamis Terhadap Glukosa Darah

    Sewaktu dan Status Gizi (IMT) Pada Mahasiswa Ma‟had Al-

    Birr Unismuh Makassar

    Setelah dilakukan uji data normalitas sebelumnya,

    selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji Wilcoxon.

    Pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu hubungan efek

    puasa senin kamis tehadap glukosa darah sewaktu dan indeks

    massa tubuh. Pengujian hipotesis menyatakan ada pengaruh atau

    tidak dari hasil analisis, maka didefinisikan sebagai berikut: H0:

    tidak terdapat hubungan antara puasa senin-kamis terhadap

    status gizi (IMT) dan kadar gula darah sewaktu pada

    responden. , H1: tidak terdapat hubungan antara puasa senin-

    kamis terhadap status gizi (IMT) dan kadar gula darah sewaktu

    pada responden. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis

    dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p) dengan α =

    5%. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut: (1) apabila p

    > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak; (2) apabila p < 0,05

  • 45

    maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji hipotesis disajikan

    pada Tabel sebagai berikut:

    Tabel 5.6 Hasil Uji Hipotesis

    Variabel Pretest

    (mean±SD)

    Posttest

    (mean±SD)

    P value

    IMT 20.11± 2.62 19.61±2.67 0,000

    GDS 93.34±15.27 88.89±9.39 0,000

    Dari tabel hasil uji Wilcoxon diatas menunjukan bahwa nilai p (sig.)

    yang didapat adalah sebesar 0.000. Nilai tersebut ternyata < 0.05, dengan

    demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara

    puasa senin-kamis terhadap status gizi (IMT) dan kadar gula darah

    sewaktu(GDS) pada responden. Dalam hal ini diperlihatkan dengan adanya

    perbedaan rata-rata pre-test dan post-test pada Indeks Massa Tubuh serta

    adanya perbedaan rata-rata pre-test dan post-test pada Glukosa Darah Sewaktu

    pada responden.

  • 46

    BAB VI

    PEMBAHASAN PENELITIAN

    Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data yang telah

    dilakukan pada Mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar, maka berikut

    merupakan pembahasan tentang hasil penelitian yang didapatkan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara puasa senin

    kamis terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

    pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa Ma‟had Al-Bir

    Universitas Muhammadiyah Makassar sebanyak 66 orang.

    Alat yang digunakan oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian ini

    adalah glukometer untuk mengukur kadar glukosa darah sewaktu dan

    timbangan berat badan serta kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup

    (Closed Ended) dengan variasi pertanyaan berupa dikotomi (jawaban Ya atau

    Tidak), yang mana dari beberapa jawaban yang disediakan responden hanya

    memilih satu diantaranya yang sesuai dengan pendapatnya dan multiple choice

    yang mana dari beberapa pertanyaan bisa memilih beberapa jawaban sesuai

    dengan pendapatnya. Kemudian diuji validitas dengan menggunakan program

    SPSS. Dari pertanyaan kuisioner ini dimaksudkan untuk melihat seberapa

    rutinnya mahasiswa dalam melakukan puasa Senin Kamis beserta melihat

    adanya gejala yang ditimbulkan selama berpuasa atau tidak.

  • 47

    Pada Mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar didapatkan hasil

    dengan jumlah total 66 responden. Sebanyak 47 responden (71.2%) memiliki

    kadar persentase rutin berpuasa , sebanyak 19 responden (28.8%) memiliki

    kadar persentase tidak rutin berpuasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-

    rata Mahasiswa Ma‟had Al-Birr Unismuh Makassar rutin berpuasa. Namun

    dari 66 responden hanya 14 responden (21.2%) mengalami gejala hipoglikemi

    selama berpuasa sedangkan 52 responden (78.8%) tidak bergejala.

    Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan data bahwa ada penurunan kadar glukosa

    darah sebelum dan setelah dilakukan pemberian intervensi puasa sunnah Senin

    Kamis. Hal ini disebabkan karena pada saat puasa tersebut, kadar glukosa

    darah akan turun sehingga menyebabkan penurunan sekresi insulin, yang

    kemudian mengakibatkan peningkatan kerja dari hormon kontra insulin, yakni

    glucagon dan katekolamin yang menghasilkan pemecahan glikogen. Setelah

    beberapa jam berpuasa, cadangan glikogen akan mulai berkurang. Akibat dari

    berkurangnya insulin dalam sirkulasi inilah akan menimbulkan pelepasan asam

    lemak dari adiposit yang oksidasinya akan membentuk keton dan akan

    digunakan sebagai energi oleh organ-organ tubuh.28

    Selama puasa Ramadan seluruh muslim yang menjalankan ibadah puasa

    dilarang untuk makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari

    terbenam. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kebiasaan makan

    umumnya dari tiga kali waktu makan utama menjadi dua kali waktu makan

    utama dalam sehari, yaitu setelah matahari terbenam (waktu berbuka puasa)

  • 48

    dan sebelum matahari terbit (waktu sahur). Pembatasan waktu makan tersebut

    dapat memengaruhi asupan energi dan zat gizi makro dalam sehari.

    Menurunnya asupan selama puasa dapat menyebabkan tidak terpenuhinya

    kebutuhan energi dan zat gizi individu. Oleh karena itu, dapat berdampak

    terhadap antropometri, fisiologi, metabolik, dan endokrin pada tubuh manusia.

    Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengukuran indeks massa tubuh dimana

    diadapatkan penurunan baik sebelum dan setelah puasa senin kamis.

    Dari hasil yang telah dilakukan dapat dilihat hubungan puasa senin kamis

    terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada

    mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah Makassar dinyatakan

    terdapatnya hubungan diantara kedua variabel tersebut. Hal ini dibuktikan

    berdasarkan hasil uji statistik dalam penelitian dengan menggunakan uji

    Wilcoxon test untuk Indeks Massa Tubuh(IMT) dan Glukosa Darah

    Sewaktu(GDS) didapatkan nilai p-value = 0.000 (p< 0.05 ) . Hal ini

    menyatakan bahwa hipotesis null (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)

    diterima, yaitu terdapat hubungan kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks

    Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas

    Muhammadiyah Makassar.

    Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa puasa

    merupakan salah satu amalan yang sering dilakukan seseorang muslim. Puasa

    itu sendiri memeliki banyak manfaat dan kemukjzatan di dalamnya.

    Diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Abu Huairah bahwa rasullullah SAW

    besabda :

  • 49

    ىا، َوَسبفُِسوا رَْسزَْغُُىا ىا، َوُصىُيىا رَِصحُّ ًُ اْغُزوا رَْغَُ

    Artinya : “Berperanglah niscaya kalian akan mendapatkan harta rampasan,

    berpuasalah maka kalian akan sehat, dan bersafarlah maka kalian akan

    kaya”.

    Ketika berpuasa, seseorang menghentikan aktivitas tertentu seperti makan

    dan minum. Allah Swt, memerintahkan kepada kaum beriman untuk berpuasa

    selama sebulan penuh di bulan ramadhan, seraya menetapkan puasa puasa

    ramadhan sebagai salah satu fondasi Islam. Allah juga melalui rasul-nya

    menetapkan ibadah puasa sunah, puasa kafarat, dan puasa nazar. Dalam Al-

    Qur‟an puasa “shiyam” digunakan sebanyak delapan kali, yang kesemuanya itu

    memiliki makna menahan diri untuk tidak berbicara. Allah Swt. Berfirman :

    ٍِ صَ ًََٰ ْح ًَِّ َََرْزُد نِهسَّ ًٓ ئِ ٍَ ٱْنجََشِس أََحًدا فَقُىنِ ٍَّ ِي ب رََسيِ ي َعْيًُب ۖ فَاِيَّ ٍْ فَُكهًِ َوٱْشَسثًِ َوقَسِّ ْىًيب فَهَ

    أَُكهَِّى ٱْنيَْىَو ئَِِسيًّب

    Terjemahanya : “Sesungguhnya Aku telah bernazar berpuasa untuk tuhan yang

    maha pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manapun pada

    hari”(QS. Maryam:26)

    Keutamaan dan kemulian berpuasa ialah menjadi kesempatan bagi seorang

    muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah juga kesempatan bagi Muslim

    untuk mendulang pahala yang berlipat ganda dari Allah ta'ala, sesuai firman

    Allah :

    ِذ وَ ْإِيََُٰ ًُ ٍَ َوٱْن ْإِيُِي ًُ ِذ َوٱْن ًََٰ ْسهِ ًُ ٍَ َوٱْن ي ًِ ْسهِ ًُ ٌَّ ٱْن ِذ ئِِدقََٰ ٍَ َوٱنصََّٰ ِدقِي ِذ َوٱنصََّٰ ُِزََٰ ٍَ َوٱْنقََٰ ُِزِي ٱْنقََٰ

    ٍَ ي ًِ ئِٓ ِذ َوٱنصََّٰ قََٰ زََصدِّ ًُ ٍَ َوٱْن قِي زََصدِّ ًُ ِذ َوٱْن ِشَعَٰ ٍَ َوٱْنَخَٰ ِشِعي ِد َوٱْنَخَٰ جَِسَٰ ٍَ َوٱنصََّٰ جِِسي َوٱنصََّٰ

  • 50

    ِكسِ ِذ َوٱنرََّٰ فِظََٰ ٍَ فُُسوَجهُْى َوٱْنَحَٰ فِِظي ِذ َوٱْنَحَٰ ًََٰ ئِ

    ٓ ْغفَِسحً َوٱنصََّٰ ُ نَهُى يَّ ِد أََعدَّ ٱَّللَّ ِكَسََٰ َكثِيًسا َوٱنرََّٰ ٍَ ٱَّللَّ ي

    ب ًً َوأَْجًسا َعِظي

    Terjemahnya : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki

    dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam

    ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan

    yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan

    yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan

    perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang

    banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka

    ampunan dan pahala yang besar”.(QS. Al-Ahzab ayat 35)

    Nabi SAW secara rutin menjalankan puasa sunnah dan menganjurkan

    kepada ummatnya untuk mengikuti kebiasaanya itu. Salah satu diantara puasa

    sunnah yang dianjurkan ialah puasa senin kamis. Pada hari Senin dan Kamis,

    amal-amal diperlihatkan/dilaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Maka

    betapa beruntungnya ketika saat itu seorang hamba sedang berpuasa.

    هًِ َوأَََب َصبئِى ًَ ٌْ يُْعَسَض َع يِس فَأُِحتُّ أَ ًِ ٍِ َواْنَخ بُل يَْىَو ااِلْثَُْي ًَ ٌ رُْعَسُض األَْع

    Artinya : “Diperlihatkan amal-amal pada setiap hari Kamis dan Senin. Maka

    aku ingin amalku diperlihatkan saat aku berpuasa.” (HR. Tirmidzi; shahih

    lighairihi)

    Pada hari Senin dan Kamis pula, pintu surga dibuka. Ini menunjukkan

    betapa mulianya hari itu dan betapa beruntungnya orang-orang yang berpuasa.

  • 51

    ِ َشْيئً يِس فَيُْغفَُس نُِكمِّ َعْجٍد الَ يُْشِسُك ثِبَّللَّ ًِ ٍِ َويَْىَو اْنَخ ب ئاِلَّ َزُجالً رُْفزَُح أَْثَىاُة اْنَجَُِّخ يَْىَو ااِلْثَُْي

    ٍَ أَِخيِه َشْحَُبءُ َكبََْذ ثَْيَُهُ َوثَْي

    Artinya: “Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua

    hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu diampuni kecuali

    seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya terdapat permusuhan.” (HR.

    Muslim)

    Puasa menjaga dan menghindarkan diri dari berbagai penyakit, Allah SWT

    mewajibkan umat islam dan umat sebelum Islam untu berpuasa agar dapat

    memperoleh ketakwaan. Dengan ketakwaan, manusia dapat mencegah dirinya

    dari perbuatan maksiat dan dosa. Puasa juga menghindarkan manusia dari

    berbagai penyakit, baik fisik maupun mental, Allah SWT befirman :

    ٍَ ِيٍ قَْجهُِكْى نََعهَُّكْى رَزَّقُ ب ُكزَِت َعهًَ ٱنَِّري ًَ يَبُو َك ٍَ َءاَيُُى۟ا ُكزَِت َعهَْيُكُى ٱنصِّ ٓأَيُّهَب ٱنَِّري ٌَ يََٰ ى

    Terjemahnya : “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu

    berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu

    bertakwa”(QS. Al Baqarah:183)

    Rasulullah SAW bersabda ,

    ٌْ َسبثَّهُ أََحد أَْو قَبرَهَ ِ ٌَ يَْىُو َصْىِو أََحِدُكْى فاََل يَْسفُْث َواَل يَْصَخْت فَا يَبُو ُجَُّخ َوئَِذا َكب هُ َوانصِّ

    فَْهيَقُْم ئَِِّي اْيُسؤ َصبئِى

    Artinya : “ Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa

    janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya

    atau memeranginya, maka ucapkanlah, „aku sedang berpuasa‟ ”(HR. Muslim)

    Adapun keterbatasan yang dirasakan pada penelitian ini sabagai berikut:

  • 52

    1. Selama perlakuan peneliti tidak dapat sepenuhnya mengontrol hal-hal lain

    seperti stress, aktivitas fisik, dan pola makan yang dapat mempengaruhi

    glukosa darah dan berat badan responden.

    2. Jumlah responden yang terbatas karena adanya kriteria tertentu untuk

    menjadi responden.

    3. Perbedaan dalam jam pengambilan data dikarenakan kesibukan responden

    yang berbeda-beda.

  • 53

    BAB VII

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang

    hubungan puasa senin kamis terhadap kadar glukosa darah sewaktu dan Indeks

    Massa Tubuh (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas

    Muhammadiyah Makassar, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa :

    1. Puasa senin kamis dapat membuat penurunan pada kadar glukosa

    darah sewaktu pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Puasa senin kamis dapat membuat penurunan indeks massa tubuh

    (IMT) pada mahasiswa di Ma‟had Al-Bir Univesitas Muhammadiyah

    Makassar.

    3. Terdapat hubungan antara puasa senin kamis dengan Glukosa Darah

    Sewaktu (GDS).

    4. Terdapat hubungan antara puasa senin kamis dengan Indeks Massa

    Tubuh.

    B. Saran-saran

    Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, terdapat beberapa saran yang

    dapat disampaikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • 54

    1. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk sebaiknya mengganti puasa

    senin kamis dengan puasa ramadhan agar hasilnya lebih baik.

    2. Bagi masyarakat diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

    meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bisa mengimplementasikan

    puasa senin kamis yang ternyata bisa menurunkan kadar glukosa darah dan

    berat badan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang lebih hidup sehat.

  • 55

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Munir Fadloli, Z. (2015). The Nine Golden Habits Langkah Awal Menjadi

    Muslim Sejati (V). Pustaka At-Tanwir.

    2. Thalbah, H. (2008). ENSIKLOPEDIA MUKJIZAT ALQURAN DAN

    HADIS (cetakan pe; S. Hade Masyah, ed.). Sapta Sentosa

    3. Kilmah, B. (2013). ENSIKLOPEDIA PENGETAHUAN AL-QUR‟AN &

    HADITS (jilid II). Jakarta: Kamil Pustaka.

    4. Raghib al-Najjar, P. dr. Z. (2010). BUKU INDUK MUKJIZAT ILMIAH

    HADIS NABI Menyibak Fakta-Fakta Ilmiah dalam Sabda Rasulullah yang

    Kebenarannya Baru Tersingkap di Era Kemajuan Sains dan Teknologi

    (cetakan I). ZAMAN

    5. Murray R.K. Biokimia Harper. Jakarta : EGC; 2009

    6. Guyton, Arthur C. Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.

    Jakarta : EGC; 2014

    7. Clare-salzler MJ, Crawford JM, Kumar V. Pankreas. Dalam: Hartanto H,

    Darmaniah N, Wulandari N, editor (penyunting). Buku Ajar Patologi

    Robbins. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007.

    8. Sheerwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 8.

    Jakarta : EGC ; 2014

    9. Agarwal G.R. Textbook of Biochemistry. Indian: Krishna Prakarshan

    Media ; 2007.

    10. Davidson K.J. Clinical Diabetes Mellitus. New York: Medical; 2004

  • 56

    11. Sudoyo A, W. DKK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jild 3 edisi 5.

    Jakarta: Interna Publishing; 2009

    12. Price SA. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:

    EGC : 2005

    13. Muttaqin A. Buku Ajar Gangguan Sistem Kardiaovaskular dan

    Hematologi. Jakarta : Salemba Medika ; 2012

    14. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi, Kemenkes RI

    2013

    15. World Health Organization, 2014. Global Status Report On

    Noncommunicable Disease. Geneva

    16. Supariasa I, Bakri B, Fajar I, Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku

    Kedokteran EGC, 2012.

    17. Asil, E et al. Factors That Affect Body Mass Index of Adults. Pakistan

    Journal of Nutrition 2014; 13 (5): 255-260.

    18. https://quran.kemenag.go.id/index.php/tafsir/1/2/183

    19. PERKENI.2015. Bukti-Bukti Kemukjizatan Puasa untuk Teapi

    Diabetes.Yogyakarta: DIVA Press.

    20. Sezen, Y., Altiparmak, I. H., Erkus, M. E., Kocarslan, A., Kaya, Z.,

    Gunebakmaz, O., & Demirbag, R. (2016). Effects of Ramadan fasting on

    body composition and arterial stiffness. Journal of the Pakistan Medical

    Association, 66(12), 1522–1527.

    21. E-book: Ahmad Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan (5): Puasa, (Jakarta: DU

    Publishing, 2011), hlm. 21.

    https://quran.kemenag.go.id/index.php/tafsir/1/2/183

  • 57

    22. Winarno, Hidup Sehat dengan Puasa, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

    23. Achmad, Herdiansyah, Meraih Surga dengan Puasa, Jakarta: Puspa

    Swara, 2007.

    24. Mustafa, Mahmud Ahmad, Puasa Senin-Kamis (Bikin Hidup Lebih

    Mudah), Jakarta: Mutiara Media, 2009.

    25. Ubaidurrahim el- Hamdy, The Miracle of Puasa Senin Kamis, (Jakarta: PT

    Wahyu Qolbu, 2014), hlm. 5.

    26. Departemen Agama RI, al-Hikmah al-Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung:

    CV Penerbit Diponegoro, 2013.

    27. Ensiklopedia Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Qur‟an dan Sunah hal 167,

    Jakata : PT. Kharisma IlmuPERKENI. 2015. Panduan Penatalaksanaan

    DM Tipe 2 pada Individu Dewasa di Bulan Ramadhan.

  • LAMPIRAN 1

    A. Analisis Univariat

    Frequency Table untuk Distribusi Intensitas Puasa Senin Kamis

    ket_pl

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

    Valid R 47 71.2 71.2 71.2

    TR 19 28.8 28.8 100.0

    Total 66 100.0 100.0

    Frequency Table untuk Distribusi Gejala saat Berpuasa

    ket_p

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

    Valid B 14 21.2 21.2 21.2

    TB 52 78.8 78.8 100.0

    Total 66 100.0 100.0

    Descriptives

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

    umur 66 18 23 1283 19.44 1.178

    pre_BB 66 41.00 85.50 3630.90 55.0136 9.11381

    post_BB 66 40.40 85.50 3554.70 53.8591 9.38862

    pre_IMT 66 15.86 29.41 1338.00 20.2727 2.86526

    post_IMT 66 15.13 29.16 1309.85 19.8462 2.94825

    TB 66 156.00 181.00 10860.00 164.5455 5.94120

    pre_GDS 66 48.00 139.00 5952.00 90.1818 14.57069

    post_GDS 66 65.00 117.00 5699.00 86.3485 10.18218

    Valid N (listwise) 66

    D