2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2) | PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 1 DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Sasaran 1.4 Ruang Lingkup 1.5 Manfaat BAB 2. PENGORGANISASIAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN 2.1 Pembentukan KPP 2.2 Pengorganisasian KPP 2.3. Kedudukan KPP 2.4 Penguatan Kapasitas KPP BAB 3. PROGRAM KERJA KPP 3.1 Penentuan anggota dan Kepengurusan 3.2 Penyusunan Peraturan Organisasi KPP 3.3 Rencana Kegiatan Operasi & Pemeliharaan BAB 4. TEKNIK OPERASI DAN PEMELIHARAAN 4.1 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Air Minum 1. Sumur Bor Dalam 2. Hidran Umum (HU) 3. Katup (valve) 4. Perpipaan Transmisi dan Distribusi 5. Reservoir 4.2 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Persampahan 1. Operasi 2. Pemeliharaan 4.3 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi 1. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Sistem Terpusat 2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 3. MCK 4.4 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Drainase 1. Saluran Drainase 2. Sumur Resapan Air Hujan 4.5 Operasi Dan Pemeliharaan Jalan 4.6 Operasi Dan pemeliharaan Jembatan 4.7 Operasi Dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum
92
Embed
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT … · 4.3 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi 1. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Sistem Terpusat 2. Instalasi Pengolahan Air
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 1
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Sasaran
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Manfaat
BAB 2. PENGORGANISASIAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
2.1 Pembentukan KPP
2.2 Pengorganisasian KPP
2.3. Kedudukan KPP
2.4 Penguatan Kapasitas KPP
BAB 3. PROGRAM KERJA KPP
3.1 Penentuan anggota dan Kepengurusan
3.2 Penyusunan Peraturan Organisasi KPP
3.3 Rencana Kegiatan Operasi & Pemeliharaan
BAB 4. TEKNIK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
4.1 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Air Minum
1. Sumur Bor Dalam
2. Hidran Umum (HU)
3. Katup (valve)
4. Perpipaan Transmisi dan Distribusi
5. Reservoir
4.2 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Persampahan
1. Operasi
2. Pemeliharaan
4.3 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi
1. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Sistem Terpusat
2. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
3. MCK
4.4 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Drainase
1. Saluran Drainase
2. Sumur Resapan Air Hujan
4.5 Operasi Dan Pemeliharaan Jalan
4.6 Operasi Dan pemeliharaan Jembatan
4.7 Operasi Dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 2
LAMPIRAN
Lampiran 1 Berita Acara Serah Terima Pengelola
Lampiran 2 Outline AD/ART
Lampiran 3 Program Kerja KPP
Lampiran 4 Form Data Pelanggan
Lampiran 5 Form Penerima Iuran/Retribusi
Lampiran 6 Form Inventarisasi Kondisi Prasarana
Lampiran 7 Peta Investasi Kegiatan
Lampiran 8 Form Laporan Keuangan
Lampiran 9 RAB Iuran/Tarif
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Manfaat Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur Tabel 2 Kemungkinan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Prasarana
Tabel 3 Tanda-Tanda Kerusakan Konstruksi Infrastruktur Jalan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Alur Tahapan Pembentukan KPP
Gambar 2 Struktur organisasi Pengurus KPP
Gambar 3 Diagram Kedudukan KPP di Tingkat Kelurahan
Gambar 4 Kerjasama KPP dengan berbagai pihak
Gambar 5 Mekanisme Pelaporan KPP
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 3
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 4
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur pada permukiman kumuh di lokasi sasaran NUSP-2,
diharapkan dapat memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan
tidak hanya memberikan manfaat jangka panjang bagi warga tetapi juga dapat
memperluas jangkauan manfaat secara berkelanjutan.
Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang
mempengaruhi keberlanjutan fungsi suatu infrastruktur agar melampaui dari umur
rencana adalah pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud adalah kegiatan operasi
/pemanfaatan dan pemeliharaan (O&P) yang dikelola oleh lembaga pengelola yang
mempunyai program kerja termasuk rencana pembiayaan. Pengelola kegiatan operasi
dan pemeliharaan infrastruktur hasil pembangunan NUSP-2 dilaksanakan oleh
Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
Keberlanjutan suatu kegiatan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan (O&P)
infrastruktur sangat tergantung pada kinerja KPP dalam menjalankan program kerja
yang efisien dan efektif. Keberhasilan KPP menyelenggarakan kegiatan O&P
infrastruktur sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam penyusunan rencana
kerja maupun dalam pelaksanaannya. KPP dinilai berhasil dalam mewujudkan
keberlanjutan infrastruktur, dapat diindikasikan dengan beberapa hal sebagai berikut :
a. Infrastruktur berfungsi dengan baik dan terjaga kualitasnya;
b. Infrastruktur dapat dioperasikan/dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang
(minimal sesuai dengan umur rencana);
c. Melembaganya KPP di tingkat masyarakat, termasuk pelibatan kaum perempuan;
d. Terbangunnya kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, organisasi lain
dan swasta;
e. Terwujudnya penyelenggaraan O&P secara mandiri oleh penerima manfaat dalam
menjalankan program kerja termasuk aspek pembiayaan;
f. Dapat memperluas jangkauan manfaat dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka penyelenggaraan O&P infrastruktur yang
dibangun melalui NUSP-2 akan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan yang berorientasi pada peningkatan kualitas permukiman kumuh. Aspek
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 5
tersebut dirumuskan sejak tahap penyusunan program kerja dan pada tahap
pelaksanaan kegiatan O&P, serta tahap pengembangannya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk mewujudkan pengelolaan infrastruktur yang
berkelanjutan oleh KPP diperlukan petunjuk teknis O&P infrastruktur. Petunjuk teknis
ini menjadi panduan dalam membangun lembaga pengelola, menyusun program kerja
dan teknis pelaksanaan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur ini adalah
untuk memberikan panduan bagi pelaksana NUSP-2 dalam mengorganisasikan,
merumuskan program kerja dan melaksanakan kegiatan O&P infrastruktur sehingga
terwujud kemandirian dalam keberlanjutan pengelolaannya.
Tujuan Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur ini adalah:
a. Memberikan pemahaman pentingnya kegiatan operasi dan pemeliharaan
infrastruktur;
b. Memberikan panduan dan pemahaman dalam pengorganisasian kegiatan operasi
dan pemeliharaan;
c. Memberikan panduan dan pemahaman dalam penyusunan program kerja yang
berbasis pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pihak;
d. Memberikan panduan dan pemahaman dalam merumuskan penyepakatan
pengaturan operasi dan pemeliharaan;
e. Memberikan panduan dan pemahaman dalam menyusun anggaran dasar dan
rumah tangga lembaga pengelola;
f. Memberikan panduan dan pemahaman dalam upaya memobilisasi sumber daya,
teknis pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan dan upaya pengembangan
jangkauan manfaat infrastruktur.
1.3 Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dengan adanya Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan
Infrastruktur ini adalah:
a. Terwujudnya pengorganisasian lembaga pengelola kegiatan operasi dan
pemeliharaan;
b. Tersusunnya menyusun anggaran dasar dan rumah tangga lembaga pengelola;
c. Tersusunnya program kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan dengan berbagai pihak;
d. Terumuskannya kesepakatan terkait dengan pengaturan operasi dan
pemeliharaan;
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 6
e. Tersosialisasikannya lembaga pengelola dan program kerja kepada masyarakat
luas;
f. Terpahaminya upaya memobilisasi sumber daya, teknis pelaksanaan kegiatan
O&P dan upaya pengembangan jangkauan manfaat infrastruktur.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur adalah:
a. Pengorganisasian masyarakat dalam rangka O&P infrastruktur dan peran pelaku;
b. Penyusunan Program Kerja KPP;
c. Mekanisme dan strategi O&P infrastruktur skala lingkungan;
d. Teknis pelaksanaan O&P infrastruktur.
1.5 Manfaat
Manfaat Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur bagi para pelaku adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Manfaat Petunjuk Teknis Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur
No. Lembaga Manfaat Juknis 1 BKM/LKM 1. Sebagai acuan melakukan tugas dan fungsi pengelola
kegiatan O&P;
2. Sebagai panduan memfasilitasi pembentukan
kelembagaan pengelola kegiatan O&P.
2 Community
Advior (CA)
1. Sebagai panduan untuk melakukan pendampingan
pembentukan kelembagaan pengelola kegiatan O&P;
2. Sebagai panduan untuk melakukan penguatan peran
dan fungsi organisasi pengelola kegiatan O&P;
3. Sebagai panduan dalam pendampingan dan
penguatan kapasitas organisasi pengelola kegiatan O&P,
khususnya terkait penyusunan program kerja, penggalian
sumber pembiayaan dan membangun kemitraan.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 7
3. Konsultan
Manajemen
Proyek (NMC
dan RMC)
1. Sebagai panduan kerja dalam pengendalian dan
monitoring kegiatan O&P;
2. Memantau dan mengevaluasi kinerja KPP sebagai
organisasi pelaksanaan kegiatan O&P.
4 Pemerintah
kelurahan
lokasi sasaran
NUSP-2;
3. Acuan kerja dalam menfasilitasi pelaksanaan kegiatan
O&P tingkat kelurahan;
4. Acuan pengorganisasian masyarakat dalam pelaksanaan
kegiatan O&P tingkat kelurahan dan masyarakat;
5. Acuan mengorganisir masyarakat dalam kegiatan O&P
keberlanjutan infrastruktur.
5 PMU dan LCO 1. Acuan pengendalian, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan O&P;
2. Acuan dalam melakukan penilaian kinerja kegiatan
organisasi pelaksana O&P di tingkat kelurahan;
3. Sebagai bahan masukan mengembangkan kebijakan
pelaksanaan NUSP-2 khususnya terkait dengan fungsi
KPP sebagai organisasi pelaksana O&P di tingkat
kelurahan;
4. Sebagai acuan dalam melakukan dan monitoring
pelaksanaan kegiatan program di tingkat masyarakat.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 8
BAB 2
PENGORGANISASIAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Peningkatan kualitas permukiman kumuh tidak dapat hanya dilakukan dengan membangun
infrastruktur saja, tetapi juga harus dilakukan upaya-upaya pencegahan tumbuhnya kumuh
baru. Kegiatan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan, disamping untuk menjaga kualitas
infrastruktur agar berfungsi dengan baik, juga merupakan kegiatan dalam upaya pencegahan
tumbuhnya kumuh baru.
Kegiatan operasi/pemanfaatan adalah cara menggunakan prasarana dan sarana sesuai
dengan fungsinya untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat di lingkungannya.
Sedangkan pemeliharaan adalah upaya untuk menjaga agar prasarana dan sarana yang
dibangun atau telah ada agar berfungsi sesuai fungsinya dan memiliki umur pemakaian lebih
lama.
Dengan pengaturan pemanfaatan dan pemeliharaan, dapat dihindarkan perbaikan atau
rehabilitasi secara besar-besaran. Kegiatan O&P infrastruktur sebagai pelayanan umum tidak
dapat dilaksanakan sendiri-sendiri tetapi harus diorganisasikan pada tataran pemerintahan
dan masyarakat.
Pada kegiatan NUSP-2, penyelenggaraan O&P infrastruktur dilakukan oleh KPP yang
dibentuk oleh BKM/LKM dan beranggotakan wakil-wakil masyarakat selaku pemanfaat
infrastruktur tersebut. Sebagai legalitas alih kelola hasil kegiatan infrastruktur dari BKM/LKM
kepada KPP berupa Berita Acara Serah terima pengelolaan sesuai Lampiran 1.
KPP adalah pengelola kegiatan pemanfaatan & pemeliharaan prasarana & sarana,
penggerak masyarakat untuk hidup bersih & sehat dalam mewujudkan lingkungan yang
bebas kumuh.
KPP juga sebagai wadah aspirasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan permukiman
yang berkelanjutan.
2.1. Pembentukan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP)
Pembentukan KPP diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan
pentingnya organisasi pelaksana operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur
yang telah dibangun serta perlunya peran masyarakat dalam kegiatan tersebut. Alur
pembentukan KPP adalah sebagai berikut :
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 9
Gambar 1. Diagram Alur Tahapan Pembentukan KPP
Tahapan kegiatan pembentukan KPP seperti pada Gambar 1 tersebut di atas, dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Sosialiasi Pembentukan KPP
Pembentukan KPP diawali dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat
akan pentingnya organisasi pelaksana O&P infrastruktur yang telah dibangun serta
perlunya peran masyarakat dalam kegiatan tersebut, untuk menjaga agar
prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai
rencana.
2. Klasifikasi Prasarana
Berdasarkan daftar prasarana yang dikerjakan pada tahap pelaksanaan konstruksi
maka perlu dilakukan identifikasi dan diklasifikasikan sesuai jenis prasarana yang
dibangun, sehingga memudahkan masyarakat untuk O&P. Kegiatan ini dilakukan
oleh UPL/TIPP difasilitasi CA dan diikuti oleh masyarakat. Secara umum klasifikasi
prasarana dalam O&P prasarana dapat diklasifikasikan atas 2, yaitu:
a. Klasifikasi Prasarana berdasarkan Jenisnya
Klasifikasi ini berdasarkan pada cakupan layanan infrastruktur yang dibangun
dan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.Sosialisasi Pembentukan KPP
2.Klasifikasi Prasarana
3.Gambaran Kelompok Pemanfaat
4.Identifikasi Kelompok O&P
5.Penilaian Kapasitas Kelompok
6.Penetapan Pengurus KPP
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 10
1) Prasarana Umum (Publik), setiap orang boleh mempergunakan prasarana
tersebut tanpa terkecuali, misalnya jalan, jembatan;
2) Prasarana Kelompok, prasarana yang hanya dapat dimanfaatkan oleh
sekelompok orang, misalnya sumur, MCK yang hanya digunakan oleh
masyarakat disekitar lokasi bangunan tersebut;
3) Prasarana Pribadi/Individual, prasarana yang hanya dapat dimanfaatkan
oleh perseorangan atau individual. Prasarana ini biasanya dibangun oleh
perseorangan/keluarga untuk mencukupi kebutuhannya, misalnya jamban
keluarga. Pemakai jamban tersebut adalah keluarga yang membangunnya.
Klasifikasi sarana & prasarana berdasarkan jenisnya ini akan menentukan
mudah tidaknya pembiayaan prasarana untuk operasi dan pemeliharaan.
Sebagai contoh seperti Tabel-2 berikut.
Tabel 2. Pembiayaan Berdasarkan Jenis Prasarana
Prasarana Umum Prasarana Kelompok
Pendanaan dari iuran pelanggan & retribusi
MCK
Air bersih
Pengelolaan Sampah
Pendanaan dari donasi & retribusi
Jalan
Jembatan
Drainase
b. Berdasarkan pendanaan untuk operasi dan pemeliharaan
Kemampuan dalam pembiayaan pengelolaan prasarana antara lain tergantung
dari klasifikasi prasarana berdasarkan jenisnya. Dari tabel 1 di atas jika dilihat
ada 2 (dua) jenis prasarana berdasarkan kemampuan untuk pembiayaan O&P,
yaitu prasarana yang dapat dengan mudah menarik “retribusi” dan yang sulit
untuk menarik “retribusi”. Hal ini perlu dijajaki karena akan menjadi salah satu
sumber pendanaan bagi penyelenggaraan kegiatan O&P.
Jenis prasarana yang dapat dengan mudah menarik “retribusi” dalam
pembiayaan O&P umumnya tidak mengalami hambatan. Dan sebaliknya untuk
yang sulit menarik “retribusi” akan kesulitan dalam pembiayaan operasi dan
pemeliharaannya. Sebagai contoh pembiayaan O&P Air Bersih akan lebih
mudah dilakukan dari pada pembiayaan O&P untuk prasarana jalan atau
drainase.
3. Gambaran Kelompok Pemanfaat
Tinjauan profil kelompok pemanfaat terutama dipergunakan untuk prasarana yang
termasuk dalam prasarana publik. Tinjauan ini meliputi tiga karakteristik berikut:
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 11
a. Karakteristik Fungsional
Klasifikasi berdasarkan karakteristik fungsional berkaitan dengan posisi
pengguna dalam kaitannya dengan operasi prasarana. Karakteristik penerima
manfaat ini akan mempengaruhi kemungkinan dapat tidaknya penerima
manfaat tersebut dikenai “retribusi”. Semakin banyak orang tersebut menerima
manfaat maka kemungkinan untuk dikenakan retribusi juga semakin besar.
b. Karakteristik Sosial Ekonomi
Tinjauan terhadap karakteristik sosial ekonomi adalah berdasarkan status sosial
ekonomi kelompok pemanfaat. Sebagai contoh adalah seorang warga yang
memanfaatkan prasarana air bersih dapat dikelompokkan menjadi:
1) Warga masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) atau kurang mampu;
2) Warga masyarakat yang mampu atau non MBR;
3) Warga yang hanya menggunakan untuk kebutuhan sehari-hari (mandi, cuci);
4) Warga yang selain menggunakan untuk keperluan sehari-hari, juga untuk
keperluan usaha rumah tangga.
Dapat dilihat sampai seberapa banyak frekwensi penggunaan prasarana oleh
kelompok pemanfaat tersebut. Frekwensi penggunaan prasarana kemungkinan
akan dapat mempengaruhi besarnya “retribusi” yang dapat ditarik dari
pengguna.
c. Karakteristik Gender
Karakteristik ini untuk melihat sejauh mana perbedaan penerima manfaat
prasarana berdasarkan gender. Pada beberapa prasarana lebih banyak
penggunaannya oleh penduduk dengan jenis kelamin tertentu. Misalnya
prasarana air bersih yang penggunaannya lebih banyak oleh kaum wanita.
Perbedaan penggunaan prasarana berdasarkan jenis kelamin ini akan
menentukan pembentukan kelompok penerima manfaat dalam kegiatan O&P
prasarana.
4. Identifikasi Dan Penilaian Kelompok
Identifikasi dan penilaian kelompok yang akan melakukan operasi dan
pemeliharaan infrastruktur dipersiapkan sejak awal atau paling lambat sebelum
tahapan konstruksi infrastruktur dimulai. Kelompok yang melakukan
operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan ini selanjutnya disebut dengn KPP. Proses
pembentukannya difasilitasi oleh BKM/UPL, CA dan pemerintah kelurahan serta
melibatkan masyarakat khususnya penerima manfaat.
Untuk membentuk kelompok tersebut perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:
a. Skala pelayanan
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 12
Skala pelayanan merupakan cakupan luas daerah (jumlah warga pemanfaat)
yang dapat dilayani oleh suatu prasarana. Skala pelayanan prasarana sangat
ditentukan oleh jenis prasarana yang dibangun. Apakah prasarana itu
menyentuh kebutuhan semua keluarga atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Misalnya jalan akan memiliki skala pelayanan yang
cukup luas dibandingkan dengan MCK yang skala pelayanannya hanya pada
warga pemanfaat disekitarnya (kelompok tertentu) saja.
b. Manfaat yang Diterima
Untuk prasarana yang termasuk dalam prasarana umum, seperti jalan, perlu
dipikirkan apakah memiliki skala pelayanan yang lebih luas, sehingga perlu
diidentifikasi hal-hal sebagai berikut :
1) Penerima manfaat langsung, adalah orang yang memperoleh manfaat
secara langsung karena mempergunakan prasarana yang bersangkutan.
Sebagai contoh adalah prasarana jalan, penerima manfaat langsung adalah
orang yang mempergunakan jalan tersebut. Orang tersebut akan
memperoleh manfaat dengan kemudahan dalam transportasi, waktu
tempuh menjadi pendek, dll.
2) Penerima manfaat tidak langsung, adalah orang yang memperoleh manfaat
dari pembangunan prasarana tanpa harus mempergunakan prasarana
tersebut. Sebagai contoh pada pembangunan prasarana jalan adalah
peningkatan harga jual tanah disekitar jalan, akibat adanya pembangunan
jalan.
5. Penilaian Kapasitas Kelompok
Penilaian terhadap calon organisasi yang ada di masyarakat adalah untuk melihat
sejauh mana kapasitas kelompok/organisasi tersebut dapat memanfaatkan dan
memelihara prasarana yang telah dibangun. Penilaian kapasitas kelompok meliputi
kajian aspek-aspek sebagai berikut:
a. Adakah kelompok formal atau informal dalam masyarakat? Apabila ada, apakah
kelompok yang ada tersebut dapat menjadi KPP? Bila tidak dapat maka
dilakukan pembentukan kelompok baru;
b. Apakah kelompok yang ada cukup representatif? Jika di kelurahan tersebut
sudah ada kelompok/organisasi, perlu ditanyakan apakah kelompok tersebut
mewakili masyarakat penerima manfaat dari prasarana dan juga mempunyai
kemampuan untuk mengelola O&P prasarana tersebut;
c. Apabila organisasi yang ada cukup representatif mewakili kepentingan
masyarakat, apakah kelompok tersebut mempunyai kemampuan dan
pengalaman manajemen? Jika kemampuan/pengalaman manajemen kelompok
tersebut kurang maka diperlukan bimbingan dari para pelaku program maupun
instansi pemerintah yang terkait;
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 13
d. Apakah ada homogenitas dalam kelompok tersebut (kesamaan kepentingan
tertentu)? Kesamaan kepentingan diantara anggota masyarakat akan
memudahkan membentuk kelompok;
e. Apakah perlu dilakukan kerjasama dengan organisasi/kelompok lain? Dalam
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan perlu dilakukan kerja sama dengan
organisasi/kelompok/instansi pemerintah atau swasta lain yang terkait dengan
kegiatan O&P prasarana yang bersangkutan untuk meningkatkan kemampuan
anggotanya maupun sumber pembiayaan.
Ada kalanya sebuah prasarana tidak hanya dinikmati oleh penduduk pada satu
kelurahan akan tetapi lebih dari satu kelurahan. Maka pemungutan “retribusi”
prasarana tersebut akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu maka perlu
menyerahkan penanganannya pada tingkat yang lebih tinggi misalnya kecamatan
atau kab/kota. Dengan penanganan pada tingkat tersebut maka jalan yang
melewati lebih dari satu kelurahan, pemungutan “retribusi-nya” akan dapat
dikoordinir hingga tidak terjadi pungutan lebih dari satu kali.
6. Penetapan Pengurus KPP
Selanjutnya dilakukan musyawarah untuk membentuk Pengurus KPP. KPP dapat
berasal dari pengembangan/revitalisasi lembaga kemasyarakatan atau Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) yang sudah ada atau membentuk wadah organisasi
baru. Susunan pengurus KPP disahkan oleh Kepala Kelurahan dan diketahui oleh
BKM dan tokoh masyarakat.
Agar KPP berjalan lebih efektif dan pengelolaan dapat terkordinir di lingkup
kelurahan, manajemen O&P dilakukan secara terkordinir untuk seluruh prasarana
sarana dalam satu kelurahan oleh satu KPP.
KPP dipimpin Ketua KPP dibantu sekretaris, dibawahnya ada Kordinator per bidang
prasarana sarana yang mengkordinir para Ketua blok yang berada di tingkat RT.
Ketua blok bisa menangani lebih dari satu jenis prasarana sarana.
Untuk membantu kegiatannya, Ketua blok dibantu Petugas teknik dan Petugas
keuangan, yang merupakan relawan atau anggota pemanfat di tingkat RT.
Dengan cara pengelolaan seperti ini sumber daya yang diperoleh dari operasi suatu
jenis infrastruktur disuatu kelompok dapat digunakan bersama bagi pemeliharaan
infrastruktur lainnya.
2.2 Pengorganisasian KPP
Setelah KPP terbentuk maka perlu dilakukan pengorganisasian yang akan mengatur
tugas dan tanggung jawab anggota kelompok/organisasi KPP.
1. Peran dan Tanggung Jawab Organisasi
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 14
KPP merupakan wadah bagi para penerima manfaat prasarana untuk menjamin
terpeliharanya prasarana dan sarana dan juga sebagai wadah aspirasi masyarakat
dalam pengelolaan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.
Organisasi ini bertanggung jawab dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan
prasarana/sarana yang telah dibangun.
Tugas dan fungsi KPP adalah:
a. Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara
terus menerus;
b. Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar
tidak menjadi kumuh;
c. Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan sesuai mutu;
d. Menyusun program kerja operasi & pemeliharaan prasarana & sarana;
e. Mensosialisasikan program kerja operasi & pemeliharaan prasarana & sarana;
f. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan
prasarana & sarana yang berkelanjutan;
g. Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan
pelayanan/manfaat;
h. Mengelola dana O&P secara transparan dan akuntabel
i. Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari
lingkungannya dengan kolaborasi berbagai pihak.
2. Struktur Organisasi
Susunan KPP terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus dan Anggota. Dimana Rapat
anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi. Rapat anggota
mengemban tugas dan kewenangan sebagai berikut:
a. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
b. Menetapkan pengurus
c. Mengangkat dan memberhentikan pengurus
d. Menetapkan program kerja
Sedangkan Pengurus KPP dipilih oleh anggota terdiri dari:
a. Ketua KPP
b. Sekretaris
c. Koordinator Bidang Prasarana
d. Ketua Blok (Tingkat RT)
e. Petugas Teknis & Petugas Keuangan untuk setiap bidang prasarana di masing-
masing blok
f. Anggota KPP adalah semua warga pemanfaat sarana & prasarana
Keterlibatan kaum perempuan dalam Kepengurusan KPP minimal tiga puluh (30%)
persen dari jumlah Pengurus KPP.
Struktur organisasi Pengurus KPP dapat ditunjukan seperti dalam gambar berikut:
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 15
Gambar 2. Struktur organisasi Pengurus KPP
3. Tugas Pengelola/Pengurus KPP
Untuk melaksanakan tugas pokok O&P, maka KPP memerlukan unit atau satuan
kerja dan orang-orang yang akan duduk atau bertanggungjawab sehari-hari pada
setiap unit kerja tersebut (Tim Pengelola). Sejalan dengan tugas pokok tersebut,
maka tugas-tugas dari setiap unit kerja pengelola operasi dan pemeliharaan (Tim
Pengelola) sehari-hari, adalah :
1) Ketua, bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi sesuai peraturan
organisasi serta program kerja yang telah diputuskan bersama, antara lain
mencakup tugas :
a) Mengkoordinir pengurus KPP;
b) Mengundang dan menyelenggarakan Rapat-rapat rutin atau
Musyawarah;
c) Berkordinasi secara tin dengan BKM;
d) Menerima hasil serah terima prasarana & sarana dari BKM
e) Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan,
Dinas/Instansi terkait dan pihak swasta atau lainnya guna meningkatkan
pembiayaan pemeliharaan atau pengembangan layanan prasarana.
f) Mendorong peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk
melakukan pemeliharaan prasarana.
g) Bersama seluruh pengurus membuat laporan baik secara berkala
maupun Pertanggungjawaban Kegiatan KPP;
h) Bersama seluruh pengurus, mensosialisasikan kegiatan-kegiatan
pemeliharaan, khususnya kepada warga penerima manfaat;
i) Bersama seluruh pengurus menyusun draft peraturan dasar, program
kerja KPP dan rencana pendanaan O&P untuk disosialisasikan dan
penyepakatan dalam musyawarah warga.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 16
j) Penetapan peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan
O&P dilakukan dalam Rapat Anggota.
2) Sekretaris atau bagian administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi
umum/ketatausahaan KPP, antara lain mencakup :
a) Menyiapkan surat menyurat;
b) Mengarsip surat masuk dan surat keluar;
c) Menyimpan dan memelihara dokumen/dokumentasi kegiatan;
d) Membuat notulen rapat/ musyawarah warga penerima manfaat;
e) Menginventarisasi anggota atau warga penerima manfaat;
f) Mencatat keluar masuknya keuangan setiap bidang prasarana dan
sarana.
3) Kordinator Bidang, bertugas mengelola kegiatan O&P untuk bidang prasarana
dan sarana masing-masing pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan
setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada secara berkala
maupun insidentil jika keadaan mendesak kepada anggota di bloknya masing-
masing.
Cakupan wilayah kerja Koordinator Bidang bisa 1 (satu) blok atau lebih.
4) Ketua Blok, bertugas mengelola kegiatan O&P untuk bidang prasarana &
sarana masing-masing pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap
perkembangan kondisi prasarana/sarana yang ada secara berkala maupun
insidentil kepada Koordinator Bidang. Cakupan wilayah kerja Ketua Blok
hanya pada satu RT. Ketua Blok dibantu oleh Petugas Teknis dan Petugas
Keuangan. Pengurus blok di tingkat RT ini bisa menangani hanya 1 (satu) jenis
prasarana sarana atau lebih dari 1 (satu). Untuk menjalankan prinsip
transparansi, maka Ketua Blok harus menyampaikan laporan pelaksanaan &
keuangan kepada warga pemanfaat/anggota secara berkala.
5) Petugas Teknik, melakukan :
a) Monitoring dan inventarisasi kondisi prasarana/sarana;
b) Menyusun rencana kebutuhan, biaya dan jadwal pemeliharaan &
perbaikan prasarana;
c) Menggerakan dan mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan yang
dilakukan oleh warga;
d) Melaporkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kepada
Ketua Blok;
e) Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan.
6) Petugas Keuangan, melakukan:
a. Mencatat dan membuat laporan keuangan penyelenggaraan operasi &
pemeliharaan setiap prasarana & sarana di masing-masing blok;
b. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan;
c. Melaporkan laporan keuangan kepada Ketua Blok;
d. Mengarsipkan seluruh laporan.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 17
7) Anggota :
a) Mendapatkan informasi, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi
yang sama dalam setiap kegiatan;
b) Mentaati aturan O&P yang sudah ditetapkan;
c) Mengikuti rapat-pertemuan/musyawarah yang dilakukan pengurus KPP;
d) Melaksanakan/terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan;
e) Mendukung terlaksananya program kerja KPP dan pencapaian visi & misi
KPP;
f) Membangun kebersamaan, kekompakan dan suasana yang kondusif;
g) Secara rutin membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan bersama;
h) Memberikan kontribusi/keswadayaan lainnya untuk pemeliharaan
prasarana & sarana sesuai kebutuhan.
Untuk mendukung tugas-tugas Tim Pengelola yang ada, maka Ketua KPP dapat
melakukan penugasan kepada anggota terkait aspek kegiatan
operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan, baik berupa kegiatan yang bersifat rutin
maupun yang bersifat insidentil. Kesepakatan mengenai penugasan ini hendaknya
diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama warga pemanfaat. Contoh
penugasan dalam pelaksanaan kegiatan seperti siapa yang piket atau penugasan
pemeliharaan kebersihan MCK secara bergiliran.
2.3 Kedudukan KPP
KPP di tingkat kelurahan menjadi mitra pemerintah kelurahan dalam pengelolaan
kegiatan O&P prasarana & sarana, seperti dalam Gambar bagan berikut:
Gambar-3. Diagram Kedudukan KPP di Tingkat Kelurahan
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 18
Selain bermitra dengan Pemerintah Kelurahan, KPP perlu membangun kerja sama
dengan berbagai pihak, baik kelompok masyarakat dan pihak lain di tingkat kelurahan,
seperti dalam Gambar-3, berikut:
Gambar-4 Kerjasama KPP dengan berbagai pihak.
2.4 Penguatan Kapasitas KPP
Penguatan kapasitas bagi KPP dilakukan melalui pelatihan dalam rangka membangun
motivasi (motivation achievement training) dan kesadaran kritis masyarakat untuk
memelihara keberlanjutan infrastruktur di wilayahnya. Pelatihan kepada KPP juga
ditujukan untuk memberi pemahaman tentang aspek-aspek penting dalam
pelaksanaan kegiatan O&P infrastruktur dalam rangka meningkatkan komitmen
masyarakat untuk terlibat aktif dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun
sesuai dengan kebutuhan prioritas masyarakat. Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini
adalah agar seluruh anggota KPP memahami aspek-aspek berikut:
a. Pengorganisasian lembaga pengelola kegiatan O&P;
b. Penyusunan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga lembaga pengelola;
c. Penyusunan program kerja yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan dengan berbagai pihak;
d. Penyusunan teknik pengaturan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan;
e. Menjaring sumber daya melalui kemitraan dengan pemerintah, swasta dan
organisasi kemasyarakatan lainnya;
f. Teknis pelaksanaan kegiatan O&P dan upaya pengembangan jangkauan manfaat
infrastruktur.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 19
BAB 3.
PROGRAM KERJA KPP
Keberadaan KPP merupakan upaya untuk menjamin keberlanjutan infrastruktur yang
dibangun agar senantiasa dapat dimanfaatkan dan mampu menjaga kualitas lingkungan
permukiman menjadi tidak kumuh kembali. Keberhasilan KPP sangat tergantung pada
tingkat efisiensi dan efektifitas kinerjanya, untuk itu diperlukan program kerja yang
sistematis, terpadu dan terarah. Program kerja disusun untuk jangka waktu tertentu dan
dapat menjadi pegangan baik bagi para pengurus maupun anggota KPP.
Dokumen Program kerja KPP berisi Organisasi KPP, ruang lingkup pelayanan KPP, AD/ART,
RAB, Teknik operasi & pemeliharaan prasarana dan Jadwal kegiatan.
3.1. Penentuan anggota dan Kepengurusan
Keanggotaan organisasi untuk kegiatan O&P tidak terlepas dari jenis infrastruktur yang
dibangun, serta strategi yang digunakan dalam pengelolaannya. Dengan demikian
maka penentuan keanggotaan dan kepengurusan (susunan dan personil) KPP ini harus
dilakukan melalui musyawarah di tingkat kelurahan.
Adapun kepengurusan KPP mengacu pada Struktur Organisasi KPP. Dalam pengelolaan
kegiatan operasi dan pemeliharaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengurus dan pemanfaatan organisasi harus menerapkan prinsip demokratis,
partisipatif, transparan dan akuntabel.
b. Infrastruktur yang dibangun melalui pendanaan LOAN ADB ditujukan untuk
peningkatan kualitas permukiman kumuh sehingga pengurus dan pemanfaatan
organisasi harus berorientasi pada peningkatan kualitas permukiman kumuh yang
berkelanjutan.
c. Peraturan-peraturan yang bersifat pemanfaatan untuk menjalankan pengelolaan
operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan dituangkan dalam Anggaran Rumah
Tangga/ART atau Peraturan Khusus, misal: tata cara pengaduan, tata cara
pendaftaran dan pembayaran, dll.
3.2. Penyusunan Peraturan Organisasi KPP
1. Peraturan Organisasi
Peraturan yang dibangun untuk dapat berjalannya organisasi KPP secara efektif dan
efisien dalam pengelolaan O&P antara lain adalah:
a. Visi, Misi, Asas, Tujuan.
b. Anggaran Dasar/AD
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 20
c. Anggaran Rumah Tangga/ART
d. Keputusan dan pengesahan susunan Tim pengelola O&P
e. Keputusan tarif retribusi/iuran dan sumbangan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan program kerja tahunan
maupun kebijakan-kebijakan penting terkait lainnya seperti adanya tarif
iuran/retribusi, harus dibuat oleh KPP dan disepakati bersama warga pemanfaat
melalui forum musyawarah warga pemanfaat atau rembug warga (bukan
ditentukan sendiri oleh pengurus). Masing-masing KPP dapat mengembangkan
peraturan sesuai dengan kondisi sosial-budaya, adat-istiadat y a n g berkembang di
kelurahan yang bersangkutan, s e p e r i d a l a m L a m p i r a n 2 . Visi KPP adalah
cita-cita untuk mewujudkan tujuannya, sedangkan Misi KPP adalah strategi untuk
mewujudkan visi KPP.
Tujuan KPP:
a. Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih dan Sehat;
b. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak
menjadi kumuh;
c. Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
sesuai mutu;
d. Terselenggaranya pemeliharaan prasarana dan sarana secara berkelanjutan;
e. Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya
dengan kolaborasi berbagai pihak.
Anggaran Dasar organisasi pengelola O&P setidaknya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Nama Organisasi Pengelola dan Daerah Kerja
1) Lokasi organisasi;
2) Lingkup pelayanan prasarana.
b. Asas, Tujuan dan Tugas Organisasi
1) Asas dan Prinsip organisasi;
2) Tujuan organisasi;
3) Tugas organisasi.
c. Ruang Lingkup (cakupan penanganan kegiatan)
d. Keanggotaan/Pengguna Prasarana
1) Persyaratan Keanggotaan;
2) Kewajiban dan Tanggung Jawab Anggota/Pengguna Prasarana;
3) Hak Anggota/Pengguna Prasarana.
e. Rapat Anggota atau Rembug Masyarakat/Warga Pengguna Prasarana
f. Kepengurusan :
1) Syarat-syarat kepengurusan;
2) Susunan anggota pengurus;
3) Kewajiban dan tanggung jawab pengurus;
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 21
4) Hak pengurus.
g. Pembina dan Pengawas
h. Pengelolaan Usaha Operasi dan Pemeliharaan
i. Pembiayaan O&P
j. Pelaporan dan Evaluasi
k. Pembubaran
l. Sanksi
m. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus O&P
n. Penutup
2. Revitalisasi KPP
Jika sudah ada KPP sebagai pengelola kegiatan operasi dan pemeliharaan, namun
kepengurusannya organisasinya belum sesuai dengan Juknis O&P, maka kelompok
pengelola tersebut dapat menjadi KPP dengan direvitalisasi.
Revitalisasi KPP adalah menguatkan KPP dengan memperkuat kepengurusan sesuai
dengan kebutuhan lapangan dan memperkuat tata kelola organisasi.
a. Jumlah pengurus mengikuti struktur organisasi yang telah ditetapkan dalam Juknis
dan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
b. Pemilihan pengurus revitalisasi KPP dilakukan melalui rembug warga
c. Penetapan pengurus KPP dilakukan melalui Surat Penetapan oleh Kepala
Kelurahan atas dasar usulan BKM
d. Revitalisasi dilakukan segera setelah dilakukan pelatihan KPP dilaksanakan.
Bilamana KPP yang ada belum mempunyai aturan dasar terkait dengan Pengelolaan
O&P, maka peraturan dasar tentang O&P ini akan menjadi bagian dari
tanggungjawab Pengelola/Pengurus O&P yang baru untuk memfasilitasi penyusunan
peraturan dasar tsb.
3.3. Rencana Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan
Rencana kerja O&P pada dasarnya mencakup seluruh kegiatan yang diperlukan untuk
menjamin tercapainya tujuan operasi & pemeliharaan prasarana. Outline penyusunan
Program kerja KPP ada dalam Lampiran 3. Secara umum pokok-pokok rencana
kegiatan operasi dan pemeliharaan ini adalah mencakup :
1. Pendataan Anggota
Pendataan anggota ini sangat penting, selain untuk mengetahui jumlah dan siapa saja
warga pemanfaat juga akan berkaitan dengan potensi kontribusi dalam pemeliharaan
dari prasarana yang dikelola atau pengaturan pemanfaatan bila diperlukan. Setelah
ditentukan keanggotaan yang akan terlibat dalam kegiatan pemanfaatan maka
selanjutnya dilakukan pendataan anggota. Pendataan ini bertujuan untuk
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 22
mengetahui jumlah dan siapa saja warga pemanfaat serta hal-hal yang berkaitan
dengan potensi kontribusi dalam pemeliharaan infrastruktur yang telah
dimanfaatkan. Hal-hal yang perlu dicatat diantaranya adalah:
a. Nama;
b. Jenis Kelamin;
c. Alamat;
d. Pekerjaan;
e. Jumlah anggota keluarga.
(Pendataan Anggota KPP menggunakan Format dalam Lampiran-4).
2. Penggalian sumber – sumber pembiayaan
Pembiayaan pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur lingkungan ditujukan
untuk mengupayakan dan menjamin ketersediaan dana bagi pengelolaan
pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur oleh KPP. Berdasarkan pada cakupan
layanan, secara umum infrastruktur yang dibangun melalui NUSP-2 dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Prasarana Umum - Publik
Prasarana yang dapat dipergunakan oleh setiap orang atau tidak ada orang yang
dapat dikecualikan dalam penggunaannya, misalnya jalan dan jembatan,
drainase, dll.
b. Prasarana Umum - Kelompok
Prasarana yang hanya digunakan oleh kelompok warga /komunitas yang sudah
terdaftar, misalnya MCK, penyediaan air bersih, dll. Biaya O&P prasarana ini
umumnya dapat dipenuhi dari tarif retribusi/iuran para pemakainya atau disebut
“cost recovery”. Kegiatan pada dasarnya dilakukan oleh warga pemanfaat melalui
gotong royong dan kesadaran bersama untuk memelihara, memperbaiki dan
mengembangkan prasarana tersebut. Namun demikian tidak menutup peluang
bagi Pengelola untuk mendapatkan sumber dana lain diluar dari warga
pemanfaat prasarana.
Sumber dana untuk pembiayaan kegiatan O&P dapat diperoleh dari kontribusi
berbagai pihak, yaitu:
a. Kontribusi Warga Pemanfaat
Alternatif sumber pembiayaan sekaligus sebagai wujud kemandirian dan
keberlanjutan, sumber pembiayaan yang potensial untuk digali adalah kontribusi
warga sesuai dengan budaya setempat dan kesepakatan yang telah dilakukan.
Hal ini merupakan bentuk kompensasi komunitas pemanfaat terhadap
penggunaan prasarana tersebut.
Adapun jenis kontribusi atau sumbangan warga pemanfaat adalah:
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 23
1) Sumbangan berupa uang, yang didapatkan dari iuran anggota KPP, ataupun
retribusi dari penggunaan prasarana secara langsung.
2) Sumbangan selain uang seperti material, penyediaan fasilitas penunjang,
tenaga kerja, peralatan dalam rangka kegiatan pemeliharaan
Sedangkan cara pengumpulan dana tersebut adalah bergantung pada kondisi
sosial budaya masyarakat setempat, yang secara umum terbagi atas dua
golongan sebagai berikut:
1) Retribusi/Iuran
Retribusi/iuran besarnya sudah ditetapkan lebih dulu, ditarik secara langsung
pada saat menggunakan prasarana yang bersangkutan atau secara tidak
langsung yaitu secara berkala (retribusi/iuran bulanan). Retribusi/iuran dapat
diberlakukan untuk para pengguna yang secara rutin atau tidak secara rutin
menggunakan prasarana. Retribusi/iuran bisa diterapkan untuk individu
perseorangan, kelompok, KK atau perusahaan/instansi/ badan usaha yang
menjadi pengguna prasarana. Sebagai contoh adalah pelayanan air bersih,
retribusi jalan, MCK, dll. Format pendataan retribusi/iuran seperti dalam
Lampiran-5.
Besarnya iuran atau retribusi yang dikenakan kepada perorangan atau per
keluarga/kelompok, baik secara rutin maupun setiap kali penggunaan, kepada
warga pemanfaat tetap atau dari luar, bagi warga kurang mampu atau
mampu, hendaknya dimusyawarahkan dan disepakati secara bersama-sama
oleh seluruh anggota warga pemanfaat yang ada sehingga tidak terlalu
membebani dan semua warga pemanfaat tetap dapat memperoleh hak yang
sama dalam pemanfaatan prasarana (adil).
Terdapat beberapa prinsip yang harus dipegang dalam penetapan tarif
retribusi/iuran, antara lain:
a) Kecukupan dana (cost recovery), dengan prinsip ini maka tarif yang
akan ditetapkan harus mencerminkan tingkat kecukupan dana yang
diperlukan untuk pengelolaan prasarana lingkungan secara memadai.
b) Satu obyek pungut – satu jenis pungutan, untuk menghindari
terjadinya pungutan ganda yang membingungkan para penerima
manfaat, maka satu obyek pelayanan dikenakan satu pungutan tarif.
c) Transparan dan mudah dipahami, dalam penetapan besarnya tarif,
maka pembebanan biaya yang diperhitungkan harus dilakukan secara
transparan dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan.
d) Sederhana dan Jelas, artinya bahwa penetapan tarif harus
menggunakan rumusan yang tidak rumit, dan mudah diperoleh serta
hitungan yang mudah dilakukan.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 24
e) Partisipatif, artinya bahwa dalam penentuan tarif harus melibatkan
semua pihak yang berkepentingan, termasuk semua calon penerima
manfaat, sehingga tarif yang ditetapkan merupakan keputusan
bersama.
f) Adil, artinya bahwa orang yang menerima manfaat lebih banyak harus
dikenakan tarif yang lebih tinggi dibandingkan orang yang menerima
manfaat lebih sedikit. Dalam hal ini dapat ditetapkan dengan tarif
progresif.
2) Sumbangan/ Donasi
Sumbangan/donasi sifatnya sukarela, dan disesuaikan dengan situasi
budaya serta kemampuan ekonomi warga pemanfaat dan kebutuhan
biaya pemeliharaan atau perbaikan. Sumbangan/donasi dapat
diberlakukan kepada:
a) Warga masyarakat yang menggunakan prasarana yang bersangkutan
secara langsung;
b) Warga masyarakat atau pihak lain yang tidak secara langsung
menerima manfaat.
b. Bantuan Pemerintah
Bantuan pemerintah dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kabupaten/Kota kepada kelurahan atau dari Subsidi Dinas/Instansi Teknis terkait
tingkat kabupaten/Kota. Bantuan dari pemerintah terutama jika infrastruktur
yang dibangun mengalami kerusakan berat sehingga memerlukan pembiayaan
yang besar dan penanganan yang komplek. Misalnya perbaikan pada fasilitas
vital seperti jalan, jembatan, saluran air, dll. Hal penting yang perlu diperhatikan
dalam upaya memperoleh dukungan pemerintah, khususnya unsur SKPD di
Kab/Kota adalah harus memahami instansi mana yang dapat dituju oleh
masyarakat, sebab setiap instansi telah mempunyai wewenang tertentu,
misalnya Dinas PU untuk prasarana umum, Dinas Pendidikan untuk prasarana
pendidikan, Dinas Kesehatan untuk prasarana kesehatan, dinas
kebersihan/pemda untuk prasarana persampahan.
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
Bantuan yang dimaksudkan adalah bantuan dari pihak lain (organisasi lain atau
pihak swasta) yang juga memanfaatkan prasarana yang telah dibangun. Misalnya
jalan yang dibangun oleh masyarakat dimanfaatkan pula oleh pihak lain tersebut.
Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan adanya pihak lain yang tidak
memanfaatkan prasarana tersebut tetapi kedudukannya di wilayah yang sama
turut serta berkontribusi memberikan sumbangan.
d. Pengembangan Potensi Prasarana
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 25
Potensi sumber pembiayaan dapat juga berasal dari pengembangan potensi
prasarana yang ada misalnya dari penjualan air bersih, pengolahan sampah, dll.
3. Inventarisasi Kondisi Prasarana
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi prasarana yang telah dibangun,
apakah ada kerusakan atau kekurangan ataupun permasalahan-permasalahan yang
perlu segera ditangani. Cara pelaksanaannya adalah dengan melakukan
monitoring/pengecekan langsung kelapangan, sedangkan pelakunya dapat dilakukan
oleh Tim Pengelola, khususnya Petugas Lapangan/Teknis sendiri atau Penugasan
kepada anggota secara rutin dan bergilir. Anggota dapat dibagi menjadi beberapa
grup untuk melakukan kegiatan ini secara bergiliran misalnya per RT atau KK. Waktu
pengecekan dapat diatur sesuai dengan kesepakatan diantara anggota, seperti
mingguan atau bulanan.
Agar proses kegiatan inventarisasi kondisi prasarana ini berjalan secara efektif maka
perlu dilakukan fokus pengecekan yaitu pada setiap jenis sistem atau bagian bagian
prasarana. Hal-hal yang perlu dicatat pada saat inventarisasi satiap komponen system
prasarana tersebut, adalah : jumlah/volume yang ada, kondisi pada saat pengecekan,
apakah baik atau rusak. Kemudian bila ada kerusakan, dapat juga ditentukan rencana
penanganan/perbaikannya, termasuk berapa perkiraan biayanya. Dari hal tersebut
juga dapat ditentukan apakah tingkat kerusakannya ringan atau dapat diselesaikan
melalui pemeliharaan rutin atau permasalahannya adalah berat dan harus dilakukan
perbaikan khusus. Juga dapat ditentukan apakah tingkat kerusakan tersebut sangat
mendesak untuk segera ditangani atau dapat ditunda demi untuk menjaga kualitas
perbaikan.
Format untuk inventarisasi kondisi prasarana seperti Lampiran 6.
4. Rencana Teknis Operasi & Pemeliharaan Prasarana
a. Rencana Teknis Pemanfaatan Prasarana
Rencana teknis pemanfaatan atau penggunaan prasarana yang dimaksudkan disini
adalah berkaitan dengan penggunaan prasarana sesuai fungsi utamanya. Dalam
kaitan ini, ada 2 hal prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Penggunaan Prasarana Secara Optimal
Setiap jenis prasarana yang dibangun tentu mempunyai cara penggunaan
tertentu pula. Artinya bahwa jenis prasarana yang berbeda tentu mempunyai
cara penggunaan yang berbeda pula, sesuai dengan jenis prasarananya.
Banyak ditemukan dilapangan adanya pemakaian prasarana yang tidak sesuai
dengan fungsi yang sesungguhnya dari prasarana tersebut atau fungsinya
berubah, misalnya prasarana MCK atau sumur juga dipergunakan sebagai
tempat memandikan hewan ternak seperti kerbau, Lantai Jemur
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 26
dipergunakan sebagai tempat parkir atau bermain, jalan sirtu/jembatan kayu
yang seharusnya untuk mobil beban ringan tetapi dilalui oleh mobil
bermuatan berat, dll. Apabila terjadi kesalahan penggunaan seperti ini maka
akan berakibat pada kerusakan yang lebih cepat sehingga prasarana tersebut
tidak dapat dipergunakan lebih lama.
Untuk menghindari penggunaan prasarana di luar peruntukannya tersebut
maka perlu dibuat dan disepakati cara penggunaan prasarana secara benar
atau sesuai fungsinya. Setelah ditetapkan kemudian perlu di sosialisasikan
agar dipahami dan dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua warga
pemanfaat.
2) Pengaturan Penggunaan Prasarana
Untuk prasarana tertentu diperlukan pengaturan penggunaan prasarana, agar
tidak terjadi konflik ataupun tidak sesuai dengan fungsi utamanya.
Pengaturan ini dilakukan dengan membagi jadwal giliran penggunaannya.
Tentunya cara pengaturan penggunaan prasarana ini juga harus disesuaikan
dengan kebutuhan operasi dan jenis prasarananya. Sebagai contoh, perlu
dilakukan pengaturan pemakaian air bersih pada saat-saat tertentu agar
semua pemanfaat dapat memperoleh manfaat yang sama dan tetap optimal.
Hal penting yang perlu diperhatikan juga disini adalah bilamana diperlukan
suatu pengaturan semacam ini maka harus disepakati bersama oleh semua
warga pemanfaat.
b. Rencana Teknis Pemeliharaan Prasarana
Rencana pemeliharaan merupakan serangkaian kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan untuk menjaga prasarana agar tidak rusak atau tetap berfungsi secara
optimal. Rencana pemeliharaan disini mencakup pemeliharaan yang dilaksanakan
secara rutin, berkala dan insidentil/mendesak.
1) Pemeliharaan rutin dilakukan secara terus menerus, biasanya dalam periode
waktu seperti setiap hari atau setiap minggu atau setiap bulan. Umumnya
kegiatan ini bersifat pekerjaan pencegahan untuk menjaga agar prasarana
tidak rusak, biasanya terdiri atas tugas-tugas yang berulang-ulang dengan
teknik yang sederhana, misalnya kegiatan pembersihan.
2) Pemeliharaan berkala dilakukan dalam periode waktu tertentu misalnya
setiap 3 bulan, setiap 6 bulan atau setiap tahun. Umumnya kegiatannya
mencakup kegiatan pemeliharaan yang sudah dapat diperkirakan atau
direncanakan terlebih dahulu, seperti perawatan dan semua perbaikan
ringan serta penggantian bagian-bagian kecil/sekunder, termasuk perbaikan
sederhana. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kondisi prasarana pada
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 27
tingkat kemampuan yang dimilikinya atau fungsi secara yang seharusnya dari
prasarana. Misalnya kegiatan pengecatan komponen prasarana, pemberian
pelumas alat pengangkut sampah, penggantian kran air yang rusak, dll.
3) Pemeliharaan insidentil/mendesak, pekerjaan yang mendesak yang
memerlukan penanganan segera, yang umumnya tidak direncanakan
terlebih dahulu. Sifat kemedesakan ini biasanya karena dapat
membahayakan pemanfaat, Bisa membawa akibat kerusakan besar atas
milik pribadi masyarakat (seperti rumah, lahan produktif, dll) dan kerusakan
yang bisa menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar. Misalnya
penggantian lantai jembatan, kerusakan akibat banjir/ longsor, dll.
Pelaksanaan kegiatan ini pada dasarnya adalah menjadi tanggungjawab bersama
warga pemanfaat, dilakukan secara bersama-sama dan dikoordinir oleh KPP.
Selain hal tersebut, juga dapat dilakukan dengan cara penugasan kepada anggota
secara rutin dan bergilir. Misalnya anggota dapat dibagi menjadi beberapa grup
untuk melakukan kegiatan ini secara bergiliran misalnya per RT atau KK. Waktu
pelaksanaannya dapat diatur sesuai periode pemeliharaan rutin prasarana,
seperti harian, mingguan atau bulanan.
Untuk kegiatan perawatan seperti pemberian pelumas pada mesin pompa, pintu
air, atau perbaikan kecil seperti penutupan lubang-lubang kecil pada jalan yang
rusak hendaknya dilakukan oleh petugas atau penugasan kepada warga yang
mempunyai pengalaman melakukan hal tersebut agar tetap sesuai dengan
standar perawatan yang benar.
Selain penentuan jenis kegiatan dan pemahaman cara pelaksanaannya, pada
tahap ini juga penting untuk disepakati bersama bagaimana pembiayaannya,
berapa besarnya dan dari mana sumbernya.
5. Penyusunan RAB dan Jadwal Perbaikan
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Pelaksanaan Perbaikan, pada
dasarnya dibuat sesuai kebutuhan dilapangan. Artinya bahwa kegiatan ini dilakukan
karena ada kebutuhan perbaikan kerusakan prasarana.
Kegiatan ini pada dasarnya merupakan tindak lanjut hasil inventarisasi kondisi
prasarana. Dimana ternyata ditemui adanya kerusakan yang perlu dilakukan
perbaikan. Adapun pelaksanan kegiatan perbaikan ini dapat dilakukan pada saat
pemeliharaan rutin atau berkala atau insidentil.
Disini juga dapat termasuk rehabilitasi dan perbaikan besar, yang bertujuan untuk
meningkatkan kondisi prasarana dari kondisi yang sudah tidak layak menjadi layak
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 28
kembali.
Perhitungan RAB disini pada prinsipnya adalah menentukan berapa besar dana yang
diperlukan, termasuk apa saja kebutuhan perbaikan tersebut. Sedangkan Jadwal
disini adalah menentukan kapan waktu kegiatan perbaikan tersebut akan
dilaksanakan, termasuk berapa lama pelaksanaannya.
6. Rapat-rapat rutin
Rapat rutin dapat dilakukan tiap bulan atau periwaktu tertentu yang disepakati,
dilakukan untuk melihat atau mengevaluasi hasil-hasil kegiatan pemeliharaan yang
telah dilakukan dan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ditemukan (memutuskan rencana penyelesaiaan masalah), atau agenda lain yang
dianggap penting untuk dibahas bersama.
Pertemuan ini dipimpin oleh Ketua KPP, jika memang diperlukan peserta rapat rutin
tidak hanya pengurus namun juga dari masyarakat yang berkepentingan dalam
kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana yang bersangkutan. Pada setiap rapat
harus selalu dibuat daftar hadir peserta dan catatan hasil rapat (notulen) dan
diarsipkan oleh sekretaris.
7. Pelaporan KPP
a. Substansi Pelaporan
Pelaporan KPP melingkupi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana. Pelaporan dilakukan secara berkala tiap bulan dan tiap tahun. Laporan KPP menjadi tanggung jawab Ketua KPP. Pelaporan seluruh kegiatan operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab ketua kelompok dibantu oleh Tim Pengelola. Dalam laporan tersebut terkandung unsur-unsur sebagai berikut: 1) Laporan Keuangan
Laporan keuangan dilakukan oleh bendahara. Dalam kaitan dengan kegiatan tersebut bendahara melaporkan penerimaan dan pengeluaran baik berkaitan dengan administrasi maupun yang berkaitan dengan kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan. Laporan ini mencakup minimal : keadaan kas, laporan penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber pendanaan (seperti iuran, retribusi, donatur, dll), laporan pengeluaran baik untuk kegiatan administrasi maupun kegiatan pemeliharaan/perbaikan, dll, seperti dalam Lampiran-7.
2) Laporan Kegiatan Laporan kegiatan, mencakup laporan hasil pelaksanaan pemeliharaan rutin, berkala dan insidentil, termasuk kegiatan pertemuan dan hasil-hasilnya, kegiatan sosialisasi dsb.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 29
3) Laporan Data Mengenai Barang Inventaris
Isi laporan terkait barang atau sarana yang menjadi inventaris KPP, seperti
gerobak sampah, motor sampah, dll. Data dan penggunaan barang inventaris
kelompok perlu dilaporkan untuk mengetahui jumlah, jenis, dan kondisi
barang yang ada. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan kebutuhan
penambahan ataupun perbaikan barang untuk masa yang akan datang .
b. Mekanisme Pelaporan KPP
Pelaporan KPP berjenjang dari Laporan KPP tingkat Blok/RT, hingga ke tingkat kelurahan. Diagram mekanisme pelaporan KPP seperti dalam Gambar 4. 1) Laporan KPP tingkat Blok/RT,
Laporan adalah tanggung jawab Ketua Blok/RT, dibantu oleh Bendahara dan Pelaksana Teknis, Isi laporan adalah :
Laporan pembukuan keuangan, berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran dana, untuk kegiatan prasarana dan sarana, pembelian material, alat-alat, dan administrasi kegiatan.
Laporan pelaksanaan kegiatan KPP, yang menginformasikan berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh KPP terkait dengan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan, termasuk peningkatan kapasitas dan sosialisasi.
Laporan inventaris prasarana dan sarana di lingkup Blok/RT. Hasil Laporan ini diberikan kepada Koordinator Bidang prasarana dan disosialisasikan kepada seluruh Anggota KPP atau warga.
2) Laporan KPP tingkat Kelurahan.
Laporan yang diterima oleh Koordinator bidang dari ketua Blok/RT, kemudian direkapitulasi dan disusun menjadi Laporan lengkap seluruh prasarana sarana di seluruh RT/ blok. Penyusunan oleh Sekretaris. Hasil laporan menjadi tanggung jawab Ketua KPP. Laporan diverifikasi CA. Jika ada kegiatan terkait pemanfaatan dan pemeliharaan dilaksanakan di tingkat kelurahan atau di atas tingkat Blok/RT, maka pelaporannya langsung dibuat oleh Sekretaris KPP.
Laporan KPP ini oleh Ketua KPP diberikan kepada BKM, Kepala Kelurahan dan masyarakat. Penyampaian laporan kepada masyarakat, dipasang dalam papan info BKM atau media warga lainnya.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 30
Gambar-4. Diagram Mekanisme Pelaporan KPP
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 31
BAB 4
OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR
4.1 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Air Minum
Operasi/pemanfaatan dan pemeliharan untuk bidang air minum yang dibahas dalam
Juknis ini adalah kegiatan Sumur Bor Dalam, Hidran Umum (HU), Katup (Valve),
Perpipaan Transmisi dan Distribusi serta Reservoir, dengan uraian sebagai berikut.
1. Sumur Bor Dalam
Sumur bor merupakan infrastruktur pengambilan air tanah yang berada dalam
akuifer. Pembuatan sumur ini bisa dilakukan dengan mesin atau peralatan yang
digunakan dengan tangan. Sumur bor dilengkapi dengan selubung yang berdiameter
antara 100 mm s/d 250 mm dan biasanya terdiri dari 3 bagian utama:
a. Di permukaan tanah, pelat beton sekeliling lubang bor yang melindungi air
limpasan permukaan tanah meresap kedalam lubang bor;
b. Di bawah permukaan tanah namun tidak sampai ke lapisan akuifer yang
dituju,bagian ini biasanya diberi selubung (casing) yang terbuat dari PVC atau pipa
GIP atau baja, untuk menjaga agar tanah tidak runtuh;
c. Di bawah permukaan air, didalam akuifer, terdapat bagian pipa yang bercelah
(screen) untuk masuknya air tanah ke dalam sumur. Di sekeliling screen
ditempatkan material kerikil yang berfungsi sebagai filter untuk mencegah
material tanah memasuki sumur.
Perpaduan yang baik antara ukuran celah pipa saringan (screen), kerikil filter dan
material pembentuk akuifer serta pemompaan yang intensif untuk membersihkan
pompa sebelum pompa berproduksi, akan menjamin kelangsungan pemanfaatan
dalam jangka panjang.
Teknis operasi dan pemeliharaan sebagai berikut:
a. Teknis operasi
Jika kapasitas produksi menurun sampai dibawah kebutuhan, maka petugas
perlu memantau tinggi permukaan air sumur. Pengambilan (ekstraksi) air
dilakukan dengan menggunakan pompa sumur dalam.
b. Pengaturan operasi
Jadwal penggunakan air sumur pada pagi hari saja, atau sore hari saja.
c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin:
Pembersihan lokasi sumur, lantai sekeliling sumur dan drainase.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 32
Selalu rutin mengecek bagian-bagian sumur bor yang mudah aus dan
berkarat, untuk menjaga kerusakan atau macet ataupun pipa yang
mungkin bocor.
Selalu mengontrol area disekitar titik pengeboran, jangan sampai ada
sumber pencemar yang Kemungkinan bisa masuk, meresap ke titik sumber
air sumur bor yang digunakan.
Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik
2-3 hari sekali oleh sanitarian.
2) Pemeliharaan berkala:
Perbaikan lantai sumur 1 thn sekali.
3) Pemeliharaan insidentil
Perbaikan pagar jika terjadi kerusakan.
Pengurasan lumpur atau
Rehabilitasi sumur dalam.
Perbaikan pompa.
2. Hidran Umum (HU)
Melalui HU pengguna air bisa mendapatkan air dari satu atau lebih keran air. Karena
digunakan oleh banyak orang maka HU ini biasanya kurang terurus. HU terdiri dari
Tangki Fiber atau plastik atau beton atau pasangan dengan kapasitas 2m³ – 5m³
didudukkan diatas pondasi dengan ketinggian sekitar 1 m yang dilengkapi dengan
beberapa keran berukuran ½ inchi yang menjulur cukup jauh dari tangki untuk
memudahkan pengisian timba atau jerigen air. Kapasitas tangki tersebut tergantung
jumlah pengguna yang dilayani. Keran bisa dari jenis globe/ball valve atau stop kran.
Disekeliling bagian bawah pondasi diberi lantai dari pasangan batu bata yang diberi
plaster beserta saluran drainase untuk menampung tumpahan air dan
mengalirkannya kesaluran drainase terdekat. HU harus diberi meter air untuk
mengukur pemakaian air melalui HU tersebut. Jika perlu diberi pagar untuk
mencegah ternak mendekati HU. Minimum lokasi dan desain HU harus
dimusyawarahkan dengan calon pengguna.
a. Teknis Operasi
Memastikan bahwa tangki HU telah penuh atau sekurang-kurangnya lebih dari
¾ bagian telah terisi namun jangan sampai airnya melimpah.
Pengguna/pemakai membersihkan dan mengisi wadah air mereka melalui
keran. Pelarangan mandi dan cuci di HU.
b. Pengaturan operasi
Pencatatan penggunaan air yang terukur pada meter air HU.
c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan harian
Membersihkan lokasi sekitar keran;
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 33
Selalu rutin mengecek bagian-bagian bangunan tandon, hidran umum,
ataupun penampungan yang mudah retak dan bocor.;
Rutin mengecek saluran air, kran atau jaringan untuk menjaga kualitas air;
Dicek secara fisik kualitas airnya (bau, rasa, warna dan pH) secara periodik
2-3 hari sekali oleh sanitarian.
2) Pemeriksaan berkala
Menguras dan membersihkan tangki HU : sekali dalam 3 bulan;
Dalam kurun waktu minimal sebulan sekali harus dilakukan pengambilan
sampel air, baik secara kimia atau bakteriologis.
3) Pemeliharaan insidentil
Perbaikan kerusakan pagar;
Perbaikan bagian bangunan yang retak, kerusakan dinding, kolom, lantai,
bangunan dari kayu yang sudah lapuk dsb;
Perbaikan pipa yang rusak (bocor), keran yang rusak;
Bila terjadi kerusakan konstruksi pada tandon, HU, atau bak
penampungan, segera lakukan perbaikan agar tidak menimbulkan
pencemaran lebih lanjut;
Bila terjadi perubahan warna dan bau yang tajam dan rasa yang tidak
enak, hentikan penggunaan air, dan tunggu pemeriksaan sanitarian.
3. Katup (valve)
a. Teknis Operasi
Katup digunakan untuk melakukan penutupan pipa;
Katup untuk mengendalikan/ mengarahkan aliran dan tekanan atau untuk
mencegah aliran balik;
Penandaan posisi katup sangat diperlukan agar mudah ditemukan;
Jenis dan lokasi semua katup tercatat.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin setiap hari
Semua katup bisa diakses dan bak katup tidak dalam keadaan tertimbun;
Bak katup bersih, kering dan tidak ada kebocoran;
Katup bisa dioperasikan dengan baik;
Katup dalam keadaan sebagaimana yang diinginkan. (tertutup atau
terbuka).
2) Pemeliharaan berkala
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 34
Pemeliharaan katup dilakukan secara berkala setiap 2 minggu untuk
memastikan bahwa katup masih beroperasi dengan baik.
3) Pemeliharaan insidentil
Perbaikan bagian-bagian yang rusak.
4. Perpipaan Transmisi dan Distribusi
a) Pengaturan Operasi
Pembuatan laporan berkala operasi dan pemeliharaan, harian,
mingguan dan bulanan.
b) Teknis pemeliharaan
1) Pemeliharaan berkala
Pemeriksaan berkala 1 (satu) bulan sekali;
Pemeriksaan katup, pipa penguras secara berkala 3-4 bulan sekali.
2) Pemeliharaan insidentil
Penggantian komponen Jaringan Distribusi yang rusak sesegera
mungkin, agar tidak mengganggu pemanfaatan dan pasokan air ke
pengguna air.
5. Reservoir
a. Teknis Operasi
Pengoperasian alat ukur debit.
b. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan dan pembersihan lingkungan bak penampung air bersih dari
rumput dan kotoran periode harian.
2) Pemeriksaan berkala
Pembersihan karat dan pengecatan.
3) Pemeriksaan insidentil
Pembersihan kelengkapan sarana dan melakukan perbaikan jika ada
kebocoran katup dan pipa;
Pembersihan endapan pasir/lumpur jika ada, bila perlu melakukan
pengurasan.
Perhitungan Iuran
Contoh perhitungan RAB bidang air bersih ada dalam Lampiran 8
4.2 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Persampahan
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 35
Pada program NUSP-2 ini, prasarana dan sarana persampahan yang akan didanai
adalah kegiatan dengan wilayah pelayanan berskala lingkungan. Dimana pengumpulan
dan pengangkutan sampah dimulai dari sumber sampah pada setiap rumah tangga
sampai dengan Transfer Depo Tipe III. Infrastruktur dan sarana yang dikelola berupa :
wadah/tong sampah individual (tanggung jawab masing-masing rumah tangga),
gerobak sampah, motor sampah, Transfer Depo, kontainer untuk Arm Roll Truck dan
kontainer komunal.
a. Teknis Operasi
Agar efektif dalam fungsi perlu ada teknik operasi prasarana dan sarana
persampahan seperti:
Sampah telah dipilah berdasarkan jenisnya dari rumah tangga;
Tong Sampah terdiri dari 3 Jenis yang bedakan dari warna mengambarkan
fungsinya :
Warna Hijau untuk sampah organik (Daun-daunan, Jerami, alang-alang,
rumput, buah-buahan, sayur mayur dll.
Warna kuning untuk sampah non organik ( sampah yang tidak dapat di
urai oleh alam. contohnnya: botol plastik, kantong platik, botol dan
kaleng.
Warna merah untuk sampah limbah B3 seperti: sampah beracun,
sampah yang mudah terbakar, dan meledak dll.
Sampah harus dimasukan ke tong berdasarkan jenisnya.
b. Pengaturan Operasi
Pengaturan operasi persampahan dengan membuat jadwal pengangkutan dan
urutan skedul kegiatan, menyesuaikan dengan sistem dan jadwal pengangkutan
persampahan kota
Tong sampah di letakan di titik-titik yang telah di tetapkan pada saat
rembuk warga, sesuai peta sistem pelayananan (Contoh:1 Tong sampah
untuk menampung sampah 6 KK );
Tong sampah yang berisi harus di angkut ke TPS dengan menggunakan
motor sampah setiap hari sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan.
Petugas pengumpul menyiapkan gerobak sampah di pool;
Petugas mendatangi sumber pertama sesuai rute yang ditentukan,
mengambil wadah dan mengosongkan isinya, lalu mengembalikan wadah
ke tempat semula;
Petugas menuju ke sumber berikutnya dan melakukan pengumpulan yang
sama sampai rute pertama terselesaikan dan kendaraan pengumpul
penuh dengan muatan sampah;
Petugas melanjutkan perjalanan ke lokasi Transfer Depo/ Container yang
ditentukan dan membongkar sampahnya;
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 36
Petugas dengan alat pengumpulnya melanjutkan pengumpulan ke
wilayah berikutnya sesuai rute yang telah ditentukan;
Setelah menyelesaikan seluruh rute pengumpulan, petugas membawa
alat pengumpul kembali ke pool.
c. Teknis Pemeliharaan
1) Pemeliharaan rutin/harian; Pemeriksaan dan pemeliharan darurat.
Memperhatikan hal-hal penting dalam pemeliharaan prasarana dan sarana,
dengan pemeriksaan sbb :
Pembersihan tong sampah;
Pembersihan gerobak;
Pembersihan bak motor;
Membersihkan Transfer Depo;
Membersihkan kontainer untuk Arm Roll Truck;
Pengecekan air radiator motor;
Pemeriksaan bensin motor;
2) Pemeriksaan dan Pemeliharaan berkala mingguan, bulanan atau tahunan:
Pembersihan kontainer komunal (mingguan);
Pengatian oli motor, busi, bearing roda, dll;
Pengecatan bak sampah (tahunan);
Pengecatan gerobak (tahunan);
Pengecatan Transfer Depo : tahunan;
Pengecatan kontainer komunal : tahunan;
3) Pemeriksaan dan pemeliharan darurat :
Menganti bak sampah yang rusak/ hilang;
Perbaikan tong sampah bila ada kerusakan;
Menganti ban yang bocor ,dll.
d. Perhitungan Iuran / Tarif
Contoh perhitungan RAB biaya persampahan ada dalam Lampiran 8
4.3 Operasi Dan Pemeliharaan Bidang Sanitasi
1. Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga Sistem Terpusat
Teknis Operasi
Kegiatan mengoperasikan seluruh sistem jaringan air limbah agar proses penyaluran
air limbah dari sumbernya dapat mengalir sampai IPAL dapat berjalan sesuai
prosedur dan ketentuan teknis yang sudah ditentukan dengan cara melakukan
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 37
kegiatan perawatan, untuk menghindari kerusakan atau memperbaiki kerusakan
kecil yang terjadi pada bagian-bagian sistem penyaluran air limbah.
Teknis Pemeliharaan
a. Pemeliharaan Perpipaan Air Limbah
1) Pemeriksaan terhadap pipa air limbah
Memeriksa kebocoran pada pipa secara berkala untuk dapat
memberikan indikasi lebih dini;
Mengidentifikasi penyebab terjadinya kebocoran serta titik kebocoran,
misalnya: bagian-bagian sambungan pipa dan atau perlengkapannya,
atau lubang kecil akibat cacat bahan atau kurang baiknya pemasangan
pipa, terjadinya gempa atau turunnya tanah, pipa yang korosi, dan
sebagainya.
2) Pemeriksaan terhadap kelancaran aliran
Setiap bagian dari sistem pembuangan harus diperiksa apakah dapat
mengalirkan air buangan dengan lancar.
3) Pembersihan pipa air limbah
Memeriksa apakah ada benda-benda atau bahan-bahan yang
menyumbat aliran atau mengganggu aliran air limbah;
Memeriksa apakah air limbah dapat mengalir dengan lancar tanpa
meninggalkan endapan;
Memeriksa apakah kemiringan pipa masih memadai atau cukup;
Jika ditemukan ada benda-benda atau bahan-bahan yang menyumbat,
masukkan sebatang kawat yang fleksibel dan putar putarkan. Jangan
menggunakan bahan kimia dalam pembersihan sebab akan
menimbulkan efek buruk pada pipa, perlengkapan maupun proses
pengolahannya.
b. Persiapan Awal
1) Updating gambar sistem jaringan pipa yang menunjukkan arah
aliran,lokasi dan tata-letak manhole, sambungan rumah dan fasilitas
lainnya,serta kemiringan pipa;
2) Inventarisasi bagian-bagian jalur pipa yang sering mengalami gangguan;
3) Analisa dan pengecekan tingkat keberhasilan perbaikan-perbaikan yang
telah dilaksanakan;
4) Pemutahiran data melalui as build drawing yang ada dan survey
identifikasi kemungkinan titik-titik yang sering menimbulkan
permasalahan, semuanya diplot dalam peta dan diprogramkan dalam
suatu jadwal pemelihara rutin.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 38
c. Program Pemeliharaan
1) Tujuan utama program pemeliharaan adalah untuk Proteksi Investasi
terhadap gangguan-gangguan dan kerusakan-kerusakan.
2) Pemeliharaan Pencegahan
Perencanaan dan penjadwalan perencanaan pemanfaatan untuk
memperkecil gangguan-gangguan, dan koreksi hal-hal yang kurang
efesien;
Penempatan tenaga cakap dan terampil, agar sistem pipa dipelihara
dengan baik sebelum terjadi masalah serius atau bahkan kerusakan
berat.
3) Pemeliharaan Perbaikan
Kegiatan pemeliharaan dengan cara Reparasi atau mengganti
bagian-bagian yang jelek atau bagian yang sudah rusak.
4) Peralatan untuk Pemanfaatan dan Pemeliharaan
a) Peralatan Utama
Kendaraan angkut (truk, gerobak motor, gerobak dan lain-lain)
Derek/katrol manual;
Kabel baja fleksibel, 300 m;
Pemotong akar;
Penyemprot air bertekanan;
Sikat pipa;
Ember pasir, sekop, dan penyeretnya;
Tangki penggelontor;
Kaca pembias;
Rotan atau Tongkat pipa dari kayu, yang dapat salingmengunci;
Alat pemecah lumpur;
Alat pengeruk;
Alat penggulung kawat baja;
Alat pengangkut kotoran;
b) Alat keamanan/keselamatan
Detektor gas H2S;
Detektor gas CO;
Detektor gas combustible;
Pengaman lalu lintas.
d. Permasalahan Dalam Sistem Jaringan Pipa Air Limbah
1) Tutup manhole sering hilang;
2) Akar pohon masuk ke dalam pipa;
3) Banyaknya endapan di dasar pipa;
4) Pipa lateral jebol.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 39
e. Penggelontoran Pipa
1) Dipilih pada waktu keadaan debit aliran minimum, pada saat kedalaman
renang air limbah tidak cukup untuk membersihkan tinja/endapan-
endapan;
2) Kebutuhan unit bak penggelontor dengan besarnya volume air, sesuai
dengan perhitungan perencanaan;
3) Melalui pipa lateral air penggelontor dari truk tangki air dapat dimasukkan
ke dalam terminal cleanout dengan debit 15 liter/detik,selama (5 -15 )
menit;
4) Penggelontoran secara kontinyu dapat dipakai air sungai terdekat, dengan
memasukkan debit penggelontoran ke dalam perhitungan dimensi pipa.
5) Penggelontoran dengan tangki gelontor dapat dioperasikan secara
otomatis, di mana tangki ini dihubungkan ke sistem penyediaan air bersih
untuk diisi sekali tiap hari dengan kapasitas tangki ± 1 m³ dan/atau 10 % dari
kapasitas pipa, atau tergantung pada kemiringan dan diameter pipa;
6) Penggelontoran dengan melalui pintu-pintu penyadap yang dipasang pada
inlet dan outlet pipa di setiap bukaan di dalam manhole. Pintu segera
dibuka begitu terjadi akumulasi endapan di dalam suatu seksi pipa. Perlu
dipasang perlengkapan penyadap seperti bar screen,bangunan ukur,
bangunan pelimpah (by pass) dan pintu sadap;
7) Cara-cara lama dengan membendung salah satu seksi pipa untuk beberapa
saat, sangat tidak dianjurkan.
f. Cara Pengawasan dan Pembersihan Pipa
1) Pemeriksaan Pipa
Pemeriksaan pipa dapat dilakukan secara manual dengan cermin pembias,
atau dengan tele-eye yang secara otomatis dapat dilihat dari layar monitor
berbagai kondisi pipa atau macam dan jumlah sambungan. Beberapa tele-
eye sangat sensisitif terhadap air, sehingga dipakai hanya pada saat pipa
yang sudah dibersihkan dan debit rendah. Selama pemeriksaan, perlu
dicatat temuan-temuan di lapangan seperti penyumbatan pipa atau
pecah/rusaknya pipa untuk dilakukan pembersihan dan perbaikan.
2) Periode Inspeksi
Pipa pada topografi datar : 3 bulan;
Pipa dengan masalah akar : 3 bulan;
Pipa tanpa masalah : (6-12) bulan;
Pipa interseptor : (7-30) hari;
Tangki flushing : 1 bulan’
Sifon inverted : (7-30) hari;
Overflow air hujan : selama musim hujan
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
| PETUNJUK TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR Hal - 40
3) Cara Pengawasan/pemeriksaan.
a) Untuk pipa besar yang mudah dicapai masuk ke dalam pipa, dapat
dilakukan langsung berjalan dalam pipa pada waktu kedalaman dan
kecepatan air kecil. Sebelum masuk ke dalam manhole, harus diteliti
lebih dahulu, kandungan gas CO2 dengan nyala lampu lilin/lentera ke
dalam manhole/pipa;
b) Untuk pipa kecil, lingkup pengawasannya hanya keluar/masuk manhole
saja. Untuk mengetahui kondisi bagian dalam antar manhole cukup
dengan sinar lampu/batere/cermin dengan pantulan cahaya matahari
atau dengan kecepatan aliran.
4) Macam atau Titik Lokasi Pengawasan
a) Tutup Manhole : keberadaan dan kondisi fisiknya;
b) Bagian dalam Manhole : tangga, dinding, dasar, pipa terjunan,infiltrasi
dan ventilasi;
c) Bagian dalam pipa besar : dinding, endapan, pergeseran pipa dan lokasi
infiltrasi air tanah;
d) Kerusakan-kerusakan :
Pipa besar : dinding retak/bocor, pipa terjunan buntu, dan
sambungan pipa lepas/retak;
Pipa Kecil : korosi, sambungan lepas, perubahan level pipa (naik-
PROVINSI ..........................................
TAHUN .....................
ANGGARAN DASAR (AD)
KELOMPOK PEMANFAAT & PEMELIHARAN (KPP) [nama KPP]
KELURAHAN [nama kelurahan] Kecamatan [nama kecamatan]
KABUPATEN/KOTA [nama kab./kota]
LOGO
KELURAHAN
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
PEMBUKAAN
Pembangunan infrastruktur pada permukiman kumuh di lokasi sasaran NUSP-2,
diharapkan dapat memberikan dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat secara berkesinambungan. Infrastruktur yang telah dibangun diharapkan tidak
hanya memberikan manfaat jangka panjang bagi warga tetapi juga dapat memperluas
jangkauan manfaat secara berkelanjutan.
Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan, faktor-faktor penting yang
mempengaruhi keberlanjutan fungsi suatu infrastruktur agar melampaui dari umur rencana
adalah pengelolaan. Pengelolaan yang dimaksud adalah kegiatan operasional dan
pemeliharaan yang dikelola oleh lembaga pengelola yang mempunyai program kerja termasuk
rencana pembiayaan. Pengelola kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur hasil
pembangunan NUSP-2 dilaksanakan oleh Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).
Keberlanjutan suatu kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur sangat
tergantung pada kinerja KPP dalam menjalankan program kerja yang efisien dan efektif.
Keberhasilan KPP menyelenggarakan kegiatan operasional dan pemeliharaan infrastruktur
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam penyusunan rencana kerja maupun dalam
pelaksanaannya. KPP dinilai berhasil dalam mewujudkan keberlanjutan infrastruktur, dapat
dicirikan dengan beberapa hal sebagai berikut :
1. Infrastruktur berfungsi dengan baik dan terjaga kualitasnya; 2. Infrastruktur dapat dioperasikan/dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang (minimal
sesuai dengan umur rencana); 3. Melembaganya KPP di tingkat masyarakat, termasuk pelibatan kaum perempuan; 4. Terbangunnya kemitraan dengan lembaga-lembaga pemerintah, organisasi lain dan
swasta; 5. Terwujudnya penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan secara mandiri oleh
penerima manfaat dalam menjalankan program kerja termasuk aspek pembiayaan; 6. Dapat memperluas jangkauan manfaat dengan tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan.
Mempertimbangkan kondisi tersebut, maka penyelenggaraan operasional dan
pemeliharaan infrastruktur yang dibangun melalui NUSP-2 akan mengedepankan aspek
pemberdayaan masyarakat dan kemitraan yang berorientasi pada peningkatan kualitas
permukiman kumuh. Aspek tersebut dirumuskan sejak tahap penyusunan program kerja dan
pada tahap pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan, serta tahap
pengembangannya.
VISI:
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
MISI:
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LINGKUP PELAYANAN
Pasal 1
Nama KPP Organisasi ini bernama Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”
Pasal 2
Tempat Kedudukan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” berkedudukan di [nama kelurahan], Kecamatan [nama kecamatan], Kabupaten/Kota [nama kab./kota]
Pasal 3
Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” meliputi [sebutkan lokasi pelayanan] yang tersebar di [sebutkan nama kelurahan].
BAB II
AZAS, PRINSIP, TUJUAN & TUGAS KPP
Pasal 4 Azas & Landasan
Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” berazaskan kebersamaan dan berlandaskan kepada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pasal 5
Tujuan KPP Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” ini bertujuan memberdayakan seluruh potensi masyarakat melalui :
Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih & Sehat
Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh
Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
Terselenggaranya pemanfaatan prasarana & sarana yang sesuai dengan fungsinya
Terselenggaranya pemeliharaan prasarana & sarana secara berkelanjutan
Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi berbagai pihak
Pasal 6
Tugas & Fungsi KPP
Tugas & Fungsi KPP “[NAMA KPP]”, adalah: 1) Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus 2) Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak
menjadi kumuh 3) Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
sesuai mutu 4) Menyusun program kerja operasi & pemeliharaan prasarana & sarana 5) Mensosialisasikan program kerja operasi & pemeliharaan prasarana & sarana 6) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan
prasarana & sarana yang berkelanjutan 7) Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan pelayanan/manfaat 8) Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari lingkungannya
dengan kolaborasi berbagai pihak
BAB III
RUANG LINGKUP (CAKUPAN PENANGANAN KEGIATAN)
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
Pasal 7
Ruang Lingkup Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” meliputi cakupan penanganan kegiatan operasional & pemeliharaan sarana [sebutkan nama sarana] di [sebutkan nama lokasi pelayanan], Kelurahan [sebutkan nama kelurahan].
BAB IV
KEANGGOTAAN / PENGGUNA PRASARANA
Pasal 8
Keanggotaan Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” adalah semua warga pemanfaat sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan [sebutkan nama kelurahan].
Pasal 9
Hak dan Kewajiban Setiap Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Rincian hak dan kewajiban anggota diuraikan dalam ART.
BAB V
RAPAT ANGGOTA PENGGUNA PRASARANA
Pasal 10
Rapat Anggota Kekuasaan tertinggi Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” ada pada rapat anggota.
Pasal 11
Rapat anggota terdiri dari rapat Triwulanan yang di Hadiri seluruh Pengurus, dan Rapat Setiap Enam Bulan sekali yang dihadiri seluruh Anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dan rapat luar biasa yang dilakukan apabila diperlukan.
Pasal 12
Rapat anggota Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dinyatakan syah apabila dihadiri skurang-kurangnya 50% + 1 dari jumlah anggota.
BAB VI KEPENGURUSAN
Pasal 13
Syarat-Syarat Kepengurusan Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” dipilih dari dan oleh anggota dalam musyawarah/rapat anggota, dengan syarat-syarat pengurus diatur dalam ART.
Pasal 14
Susunan Pengurus Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” terdiri dari: 1. Tim Pembina:
Asiten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota
Kepala BPMD Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
2. Susunan Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”:
1) Rapat Anggota
Koordinator: [nama koordinator] 2) Pengurus
Ketua: [nama ketua KPP]
Sekretaris: [nama sekretaris]
Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
dst
Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
dst
Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Teknis]
Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Teknis]
Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Teknis]
Dst
Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Keuangan]
Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Keuangan]
Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Keuangan]
dst 3) Anggota
1. Tim Pembina
Memberikan pembinaan kepada pengurus KPP dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi KPP.
Memberikan arahan dan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan KPP.
Memantau dan mengevaluasi kinerja KPP dalam rangka pembinaan.
Memberi pendampingan kepada pengurus KPP dalam rangka peningkatan kinerja KPP.
2. Rapat Anggota Rapat anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi
Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Menetapkan pengurus
Mengangkat dan memberhentikan pengurus
Menetapkan program kerja
3. Ketua Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan organisasi sesuai peraturan organisasi serta
program kerja yang telah diputuskan bersama. Antara lain mencakup tugas:
Mengkoordinir Pengurus KPP
Mengundang dan menyelenggarakan Rapat-rapat rutin atau Musyawarah
Berkoordinasi secara rutin dengan BKM
Menerima hasil serah terima prasarana & sarana dari BKM
Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan, Dinas/Instansi terkait dan pihak swasta atau lainnya guna meningkatkan pembiayaan pemeliharaan atau pengembangan layanan prasarana.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
Mendorong peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan pemeliharaan prasarana.
Bersama seluruh pengurus membuat laporan baik secara berkala maupun Pertanggungjawaban Kegiatan KPP;
Bersama seluruh pengurus, mensosialisasikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan, khususnya kepada warga penerima manfaat;
Bersama seluruh pengurus menyusun draft peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan P&P untuk disosialisasikan dan penyepakatan dalam musyawarah warga.
Penetapan peraturan dasar, program kerja KPP dan rencana pendanaan P&P dilakukan dalam Rapat Anggota..
4. Sekretaris atau Bagian Administrasi Melaksanakan kegiatan administrasi umum/ketatausahaan P&P, antara lain mencakup :
Menyiapkan surat menyurat
Mengarsip surat masuk dan surat keluar
Menyimpan dan memelihara dokumen/dokumentasi kegiatan
Membuat notulen rapat/ musyawarah warga penerima manfaat
Menginventarisasi anggota atau warga penerima manfaat
Mencatat keluar masuknya keuangan setiap bidang prasarana & sarana.
5. Koordinator Bidang Prasarana & Sarana Bertugas mengelola kegiatan P&P untuk bidang prasarana & sarana masing-masing pada
setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi prasarana/sarana
yang ada secara berkala maupun insidentil jika keadaan mendesak kepada anggota di
bloknya masing-masing. Cakupan wilayah kerja Koordinator Bidang bisa 1 (satu) blok atau
lebih
6. Ketua Blok
Bertugas mengelola kegiatan P&P untuk bidang prasarana & sarana masing-masing
pada setiap blok (tingkat RT) dan melaporkan setiap perkembangan kondisi
prasarana/sarana yang ada secara berkala maupun insidentil kepada Koordinator
Bidang. Cakupan wilayah kerja Ketua Blok hanya pada satu RT. Ketua Blok dibantu
oleh Petugas Tekns dan Petugas Keuangan untuk setiap bidang prasarana & sarana
masing-masing. Untuk menjalankan prinsip transparansi, maka Ketua Blok harus
menyampaikan laporan pelaksanaan & keuangan kepada warga pemanfaat/anggota
secara berkala.
7. Petugas Teknik
Monitoring dan inventarisasi kondisi prasarana;
Menyusun rencana kebutuhan, biaya dan jadwal pemeliharaan & perbaikan prasarana;
Menggerakan dan mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh warga;
Melaporkan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan pemeliharaan kepada Ketua Blok
Mendokumentasikan kegiatan pemeliharaan..
8. Petugas Keuangan
Mencatat dan membuat laporan keuangan penyelenggaraan operasi & pemeliharaan setiap prasarana & sarana di masing-masing blok
Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan
Melaporkan laporan keuangan kepada Ketua Blok.
Mengarsipkan seluruh laporan.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
9. Anggota
Mendapatkan informasi, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi yang sama dalam setiap kegiatan;
Mentaati aturan operasi & pemeliharaan yang sudah ditetapkan
Mengikuti rapat/pertemuan/musyawarah yang dilakukan pengurus KPP;
Melaksanakan/terlibat aktif dalam setiap kegiatan pemeliharaan yang dilakukan;
Mendukung terlaksananya program kerja KPP dan pencapaian visi & misi KPP
Membangun kebersamaan, kekompakan dan suasana yang kondusif;
Secara rutin membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan bersama;
Memberikan kontribusi/keswadayaan lainnya untuk pemeliharaan prasarana & sarana sesuai kebutuhan.
BAB VII PEMBINAAN
Pasal 15
1) Tim Pembina Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” adalah Pemerintah Daerah dari SKPD terkait, yang di Ketuai oleh Asisten II Sekretaris Daerah bidang Ekonomi dan Pembangunan.
2). Anggota Tim Pembina adalah SKPD terkait yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, BPMD dan
Dinas Kesehatan. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dikoordinasikan oleh BAPPEDA.
BAB VIII
PENGELOLAAN KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pasal 16 Pengelolaan kegiatan pemanfaatan & pemeliharaan sarana & prasarana dilakukan oleh KPP [nama KPP].
BAB IX PEMBIAYAAN OPERASI & PEMELIHARAAN
Pasal 17
Sumber Pembiayaan Kegiatan Pemanfaatan & Pemeliharaan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”diperoleh dari:
1) Kontribusi Warga Pemanfaat
2) Bantuan Pemerintah
3) Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
4) Pengembangan Potensi Prasarana
BAB X PELAPORAN & EVALUASI
Pasal 18
1) Mekanisme pertanggungjawaban melalui rapat anggota yang dilakukan enam bulan sekali dalam setahun.
2) Pelaporan kegiatan KPP dilakukan oleh ketua KPP kepada anggota dan Tim Pembina.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
BAB XI
PEMBUBARAN
Pasal 19 1) Pembubaran KPP dilakukan apabila pengelolaan kegiatan KPP tidak sesuai lagi dengan
tujuan yang telah disepakati. 2) Mekanisme pembubaran KPP diusulkan oleh dua per tiga anggota melalui rapat anggota
luar biasa.
BAB XII SANGSI
Pasal 20
Penerapan sanksi melalui mekanisme Rapat Anggota dan diputuskan secara musyawarah.
BAB XI PENUTUP
Pasal 21
1). Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]” yang ditetapkan dan disyahkan oleh rapat anggota.
2). AD ini dapat diubah berdasarkan keputusan rapat anggota.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELOMPOK PEMANFAAT & PEMELIHARA (KPP) “[NAMA KPP]”
BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LINGKUP PELAYANAN
Pasal 1
1) KPP ini bernama [Nama KPP]
2) KPP [Nama KPP] berkedudukan di kelurahan [nama kelurahan] dan mempunyai lingkup pelayanan di [sebutkan lokasi pelayanan] yang tersebar di kelurahan [nama kelurahan]
BAB II TUJUAN DAN TUGAS
Pasal 2
Tujuan dibentuknya KPP Tujuan dibentuknya KPP [nama KPP], adalah:
Mendukung terwujudnya Pola Hidup Bersih & Sehat
Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi kumuh
Terselenggaranya pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai mutu
Terselenggaranya operasi prasarana & sarana yang sesuai dengan fungsinya
Terselenggaranya pemeliharaan prasarana & sarana secara berkelanjutan
Mendukung terwujudnya kota bebas kumuh yang dimulai dari lingkungannya dengan kolaborasi berbagai pihak
Pasal 3
Tugas & Fungsi KPP Tugas & Fungsi KPP [nama KPP], adalah: 1) Mensosialisasikan perilaku pola hidup bersih & sehat di masyarakat secara terus menerus 2) Menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan agar tidak
menjadi kumuh 3) Memantau pelaksanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
sesuai mutu 4) Menyusun program kerja operasi & pemeliharaan prasarana & sarana 5) Mensosialisasikan program kerja operasi & pemeliharaan prasarana & sarana 6) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan pemeliharaan
prasarana & sarana yang berkelanjutan 7) Mengembangkan prasarana & sarana untuk memperluas jangkauan pelayanan/manfaat 8) Memberikan dukungan dalam pencapaian kota bebas kumuh dimulai dari lingkungannya
dengan kolaborasi berbagai pihak
BAB III HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 4
Hak Anggota
a. Hak memilih dan dipilih.
b. Hak mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan.
c. Hak untuk mengikuti kegiatan KPP dan untuk memperoleh fasilitas organisasi.
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
d. Hak membela diri.
e. Lain-lain
Pasal 5 Kewajiban Anggota
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan organisasi.
b. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi
Pasal 6
Setiap anggota mempunyai hak yang sama dalam hal:
1. Menyatakan pendapat
2. Memberikan suara
3. Lain-Lain
BAB IV KEPENGURUSAN
Pasal 7
1. Tim Pembina:
Asiten II Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
Kepala Dinas PU Kabupaten/Kota
Kepala BPMD Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Susunan Pengurus Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP) “[NAMA KPP]”: 1) Rapat Anggota
Koordinator: [nama koordinator] 2) Pengurus
Ketua: [nama ketua KPP]
Sekretaris: [nama sekretaris]
Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
Koordinator Bidang [sebutkan nama bidang prasarana]: [nama koordinator bidang]
dst
Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
Ketua Blok [sebutkan nama blok/lingkungan]: [nama ketua blok]
dst
Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Teknis]
Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Teknis]
Petugas Teknis Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Teknis]
Dst
Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Keuangan]
Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Keuangan]
Petugas Keuangan Bidang [sebutkan nama bidang prasarana, sebutkan nama blok]: [nama Petugas Keuangan]
dst 3) Anggota
Pasal 8
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
Pemilihan kepengurusan KPP [nama KPP] dilakukan dengan cara pemilihan langsung dan Masa Kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali.
Bilamana seorang pengurus berhenti sebelum masa jabatannya, maka jabatannya dapat ditempati oleh anggota yang lain atas dasar pengangkatan pengurus.
Pasal 9
Hak dan kewajiban pengurus adalah mengetahui semua bentuk penerimaan dan penggunaan dana serta wajib memberikan laporan kepada seluruh anggota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 10 Sumber pembiayaan berasal dari kontribusi warga pemanfaat melalui iuran/retribusi maupun dari bantuan pihak-pihak lain yang tidak mengikat dan hasil dari pengembangan usaha produktif.
Pasal 11
Pembukuan dibuat oleh bendahara secara rutin setiap akhir bulan untuk pembukuan terkait penerimaan dan pengeluaran dana dan dilaporkan kepada anggota melalui rapat anggota enam bulanan.
BAB VI PROGRAM DAN RENCANA KERJA
Pasal 12
Penyusunan dan Penetapan Program dan Rencana Kerja di lakukan dengan cara rapat anggota dengan cara melibatkan semua anggota KPP [nama KPP].
Pasal 13
Masa Berlaku Program dan Rencana Kerja selama 1 tahun.
BAB VII RAPAT ANGGOTA
Pasal 14
Rapat anggota dilakukan dalam jangka waktu enam bulan sekali.
BAB VIII SANKSI
Pasal 15
Penerapan sanksi melalui mekanisme Rapat Anggota dan diputuskan secara musyawarah.
BAB IX
PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN
Pasal 16
Mekanisme pertanggungjawaban melalui rapat anggota yang dilakukan enam bulan sekali dalam setahun.
Pasal 17
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
Pelaporan kegiatan KPP dilakukan oleh Ketua KPP kepada anggota dan Tim Pembina
BAB X PENUTUP
Pasal 18
Tata cara dan penetapan perubahan ART dilakukan dengan cara musyawarah bersama seluruh anggota KPP [nama KPP].
Pasal 20 ART ini mulai berlaku pada tangal, bulan dan tahun ditetapkan.
Jumlah Luas Jumlah Luas Tipe Panjang Lebar Panjang Dalam Jumlah Dalam
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keterangan:
TIPE PERKERASAN: KEKASARAN:
A = Aspal G = Kegemukan (fatty) - permukaan perkerasan baik/licin
M = Makadam R = Pelepasan Butir (ravelling) - banyak batu/paving lepas bahan pengikat aspal/semen/beton tidak mengikat batu/kerikil/paving B = Beton K = Kekurusan (hungry) -permukaan jalan hancur, hampir sebagian besar bahan pengikat aspal/semen/beton hilang. P = Paving P = Pengelupasan (disintegration) - pelepasan permukaan jalan secara lempengan/bongkah
T = Telasah
S = Sirtu
TN = Tanah RETAK : ALUR : AMBLAS:
P = Memanjang Panjang …..m , dan Dalam …. M Jumlah …..m , dan Dalam …. M
LUBANG : L = Melintang
Jumlah … buah dan Luas … m2 A = Acak
B = Buaya
TAMBALAN : Panjang ……. m ; dan Lebar …..m
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
Jumlah … buah dan Luas … m2
2015 NEIGHBORHOOD UPGRADING AND SHELTER PROJECT PHASE-II (NUSP-2)
FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN - DRAINASE DAN BAHU JALAN