Page 1
10 Universitas Kristen Petra
2. PERANCANGAN TAPAK
2.1. Pengenalan Proyek
2.1.1. Pengertian Judul Proyek
Judul Tugas akhir adalah:
PUSAT PELAYANAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT OLEH MISIONARIS DI LEMBATA – NTT
Pengertian Judul
Arti masing-masing kata dari judul Pusat Pelayanan, Penelitian dan
Pengembangan masyarakat oleh Misionaris di Lembata-NTT adalah
Pusat : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Pusar, Titik yang di
Tengah-tengah benar (di Bulatan Bola, lingkaran, dan sebagainya), Tempat yang
letaknya di bagian tengah, Pokok Pangkal atau yang jadi pumpunan (Berbagai
urusan,hal,dsb), Orang yang membawahkan berbagai bagian.”
Pelayanan : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Perihal/cara
melayani, Usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan
jasa, Kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang/jasa”
Penelitian : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Pemeriksaan yang
teliti, penyelidikan, Kegiatan pengumpulan, pengolahn data yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu persoalan /menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.”
Dan : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Penghubung suatu ujaran
(untuk kata,frase, klausa dan kalimat) yang setara, yang termasuk tipe yang sama
serta memiliki fungsi yang tidak berbeda.
Pengembangan : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah Proses, Cara,
Perbuatan mengembangkan.”
Masyarakat : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Sejumlah manusia
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama.”
Page 2
Universitas Kristen Petra
11
Oleh : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Kata depan yang
digunakan untuk menandai pelaku, Sebab, Karena
Akibat, Bagi / persoalan, Dengan.”
Misionaris : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Orang yang
melakukan penyebaran warta injil kepada orang lain yang belum mengenal
Kristus, Imam Kristen/ katholik yang melakukan kegiatan misi.”
Di : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Kata depan untuk menandai
tempat, Cak kata depan untuk menandai waktu, Akan, kepada”
Lembata : (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001) adalah “Kabupaten Lembata
atau yang biasa disebut Pulau Lomblen adalah sebuah kabupaten di provinsi Nusa
Tenggara Timur, terdiri dari sebuah pulau kecil di sebelah timur pulau Flores,
NTT, Indonesia. Bupatinya untuk periode 2006-2011 adalah Andreas Duli
Manuk.
Ibukota provinsinya adalah Lewoleba (juga disebut Labala)
Panjang dari pulau tersebut kira-kira 80 km dari utara ke selatan dan lebarnya
kira-kira 30 km dari Timur ke Barat.”
Jadi secara keseluruhan, Pusat Pelayanan, Penelitian dan Pengembangan
masyarakat oleh Misionaris Di Lembata – NTT diartikan sebagai :
Tempat pusat pelayanan yang dilakukan oleh misionaris di daerah Lembata, NTT
yang bertujuan untuk lebih mensejahteraan kelangsungan hidup masyarakat.
Dengan mengajarkan berbagai aspek-aspek dasar yang dapat digunakan sebagai
sumber mata pencahariaan penduduk.
Page 3
Universitas Kristen Petra
12
2.2. Program Dasar
2.2.1. Batasan Pelayanan Proyek
Proyek bebas diakses oleh semua masyarakat dari segala kalangan, tidak
dibatasi oleh umur, gender dan tingkat sosial. Namun segala kegiatan di lokasi
hanyalah kegiatan yang bersifat tidak tetap, dapat berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan, dan yang diperbolehkan menginap adalah para Pater (sebutan untuk
romo dalam SVD, para calon Pater, pengurus dan anggota asrama) tidak
disediakan penampungan ataupun tempat singgah.
2.2.2. Pola Sirkulasi Pelaku Kegiatan
Diagram 2.1. Pembagian Zona dalam Bangunan
2.3. Program Perencanaan
2.3.1. Kebutuhan Fasilitas
Ruang Penerima
Perpustakaan
Galeri Pamer
Sekolah
Page 4
Universitas Kristen Petra
13
2.3.2. Fasilitas Pendukung
Tempat Penelitian (Penelitian tentang Obat-obatan, Tumbuhan, pembuatan
essay, dan lain-lain → segala kegiatan yang berkaitan dengan kemajuan
teknologi)
Kebun & Kolam → outdoor space yang digunakan dan dirawat bersama dan
hasilnya dibagi dengan warga sekitar)
2.3.3. Fasilitas Sosial
Ruang Penyuluhan (Untuk masyarakat sekitar yang ingin mendapatkan
informasi yang jelas dan akurat tentang tanaman, pupuk, dan lain-lain) dan
Ruang Audio Visual
2.3.4. Ruang Pengelola
Kantor Pimpinan
Kantor Staff Humas
Kantor Staff Administrasi
Ruang Penerima Tamu
2.4. Lokasi Tapak
Page 5
Universitas Kristen Petra
14
Gambar 2.1. Lokasi Kota Lewoleba
Gambar 2.2. Lokasi Site
Lokasi : Jl. Trans Lembata, Kel.Lewoleba Timur, Kec. Nubatukan, Kab. Lembata
Site terbuka di kedua sisinya, yaitu sisi timur dan selatanya. Disekeliling lahan
terdapat banyak tanah kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai view bangunan,
sehingga setiap sisi bangunan memiliki view yang berbeda-beda.
Batas-Batas :
Sebelah Utara : Kebun Kelapa
Gambar 2.3. Kebun Kelapa
Page 6
Universitas Kristen Petra
15
Sebelah Selatan : Dinas Kehutanan
Gambar 2.4. Dinas kehutanan
Gambar 2.5. Dinas kehutanan
Jalan Samping Lokasi Site
Gambar 2.6. Jalan Samping Lokasi Site
Sebelah Barat : Tanah Kosong
Gambar 2.7. Tanah Kosong
Page 7
Universitas Kristen Petra
16
Sebelah Timur : Badan pengolahan aset& keuangan daerah statistik
Gambar 2.8. Badan Pengolahan Aset & Keuangan Daerah Statistik
Gambar 2.9. Kegiatan kantor pemerintahan
Gambar 2.10. Departemen Agama
2.4.1.Kriteria Pemilihan Lokasi
Karena akan memakan luasan yang cukup besar, maka sebaiknya tidak berada
tepat di pusat kota, melainkan agak sedikit ke pinggir, karena akan ada
kegiatan out door, dan bercocok tanam, serta juga terdapat sekolah untuk
calon Pastor maka ketenangan merupakan aspek yang patut diperhatikan.
Karena berhubungan langsung dengan Tuhan.
Page 8
Universitas Kristen Petra
17
Segi Tata Guna Tanah lahan terletak di pingiran kota Lewoleba, maka relatif
sepi. Kontur/ permukaan tanah sedapat mungkin datar atau agak sedikit
bergelombang, namun gelombang tanah tidak terasa (sangat Landai) maka
untuk perancangan bangunan tanah diasumsikan rata. Bebas dari gangguan
keramaian dan kegiatan (pusat kota/pusat kegiatan). Lokasi banyak dikelilingi
oleh lahan terbuka yang nyaris masih alami tanpa sentuhan tangan manusia,
sehingga kesan natural masih sangat terasa di lingkungan ini.
Segi Kesehatan Lingkungan, sudah memiliki sumber air bersih (PAM,
PDAM, air tanah, air permukaan dan saluran air hujan yang jelas berupa
gorong-gorong dan banyaknya resapan), Jaringan listrik sudah cukup
memadahi, Tidak berdekatan dengan sumber kebisingan (karena terletak di
pingir kota), Bebas dari gangguan bau tempat penimbunan sampah dan
pengelolaan limbah,
Segi Utilitas, Sarana Utilitas Lengkap→ air bersih, air kotor, dan kotoran
sudah ada. Listrik dan telepon juga sudah ada. Strategi pengembangan utilitas
diarahkan untuk menaikkan tingkat kemudahan pemasaran, distribusi, dan
koleksi barang, kelancaran produksi serta memberikan kenyamanan hidup
dan peningkatan produktifitas kerja masyarakat. Prioritas utama diberikan
pada jenis fasilitas dan utilitas yang memiliki dampak pengembangan luas
terhadap sistem sosial ekonomi, struktur tata ruang fungsi kotanya, seperti
jaringan jalan, sarana dan prasarana transportasi laut, jaringan air bersih,
listrik, telepon, Jalur hijau/taman kota dan BBM serta pengembangan
kawasan perdagangan dan pemerintahan. Sebagai komponen guna lahan kota,
Pusat Pembangkit Listrik diarahkan untuk dikembangkan dengan
memanfaatkan lahan eksisting. Instalasi air Bersih didukung oleh 3 Reservoir
kota. Instalasi pengolahan air hujan dan air permukaan ditempatkan menyebar
pada lokasi sebelum dibuang ke badan air penerima
Instalasi pengolahan limbah : Instalasi pengolahan limbah drainase yang
merupakan instalasi pengolah limbah bagi air kotor dari limbah rumah
tangga, industri perhotelan dan rumah makan diarahkan ke septictank dan
sumur peresapan sebelum dibuang ke badan air penerima. Instalasi
Page 9
Universitas Kristen Petra
18
pengolahan limbah industri yang merupakan instalasi pengolah limbah
kegiatan industri, diarahkan untuk menempati lokasi kawasan industri dengan
memperhatikan dampak lingkungan. Tempat Pembuangan Akhir(TPA)
sampah kota diarahkan untuk menempati lahan di sebelah kawasan Hukung.
2.4.2. Peraturan-Peraturan Bangunan dan Wilayah
Dari RDTRK, maka diperoleh data sebagai berikut:
2.4.2.1. Lahan yang dipilih dapat digunakan untuk beberapa alternatif seperti:
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Olah Raga dan Ruang Terbuka Hijau
Fasilitas Seni dan Kebudayaan
Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Fasilitas Pemakaman
2.4.2.2 KDB (Koefisien Dasar Bangunan) maksimum adalah 80%
2.4.2.3 KLB (Koefisien Lantai Bangunan) :
Rencana pengaturannya merupakan kebijaksanaan penetapan ratio yang
luas lantai yang dapat dibangun dari lantai kedua dan seterusnya
terhadap lantai dasar.
Ketinggian lantai yang diperkenankan untuk dibangun berdasar Rencana
Induk Transportasi (RIT)
Orientasi pengaturannya terutama mempertimbangkan kegiatan utama
yang akan dikembangkan dan daya dukung lainnya.
Pengaturan lebar garis sepadan tersebut dipengaruhi oleh klasifikasi
fungsi jalan berdasar Rencana Induk Transportasi (RIT)
2.4.2.4 Pengembangan struktur ruang kota diarahkan agar optimal dengan pola
dasar yang dibentuk melalui pola jaringan transportasinya. Untuk itu
pengembangan pusat pelayanannya diatur secara hirarkis dengan
memperhatikan fungsi dan jangkauan pelayanannya serta hubungan dan
aksesibilitas antara pusat pelayanannya.
Page 10
Universitas Kristen Petra
19
2.4.2.5 Pengembangan fasilitas pelayanan masyarakat, sosial, budaya dan sosial
ekonomi Kota diatur secara berjenjang sesuai dengan jangkauan
pelayanannya dalam skala struktur ruang yang berjenjang nilai dari skala
unit lingkungan, BWK dan kota/regional.
Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan skala jumlah umat
beragama yang memeluknya dengan pengaturan mulai dari fasilitas terkecil di
unit lingkungan hingga fasilitas utama untuk skala pelayanan kota / regional.
Lembata dan karakteristiknya dari Harian Kompas dalam artikelnya Kilas Daerah
pada 12 Juni 2001 mengatakan bahwa mayoritas penduduk Lembata beragama
Katholik, hal ini dibuktikan dengan diadakannya cacah penduduk untuk keperluan
penelitian pada tahun 2000, dari penelitian ini diperoleh bahwa pemeluk agama
Katholik sebesar 90.9%, Islam sebesar 3.4%, Protestan sebesar 5.4%, Lain-lain
sebesar 0.5%.
2.4.3. Analisa Tapak
Potensi tapak: Site terletak di lokasi yang strategis, mudah dijangkau
(Dikaitkan dengan Judul yang berawalan kata→pusat), Kota Lembata
merupakan kota yang baru saja berkembang, Kota Lembata merupakan
sedikit dari banyak kota yang mayoritas Beragama Katholik, dimana
kebanyakan penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan yang
membutuhkan bantuan pengembangan.
Permasalahan tapak: suhu matahari yang cenderung panas, akan
mempersulit kegiatan out door. Keadaan lingkungan sekitar, yang masih
terkesan ’kuno’ dengan bentuk bangunan yang kurang mendukung, maka
akan sulit menciptakan image bangunan yang modern dan minimalis sebagai
cerminan dari tujuan didirikannya bangunan yang mengajak masyarakat
Lembata untuk lebih maju (nantinya bangunan akan terlihat kontras dengan
lingkungan sekitarnya)
Angin: di lokasi site tidak terlalu kencang, musim juga merupakan aspek
penentu angin. Apabila musim panas, angin berhembus sangat pelan
sehingga cenderung tidak ada angin dan suhu menjadi lembab. Dan tanah
menjadi kering dan gersang. Apabila musim penghujan, maka angin akan
Page 11
Universitas Kristen Petra
20
sedikit berhembus, namun tidak jarang juga akan berhembus keras, seiring
dengan hujan yang turun.
Tanah
Masalah : Pada musim kemarau, tanah sangat gersang, bahkan cenderung keras, udarapun mejadi
lembab. Hanya sedikit rumput yang dapat bertahan hidup.
Potensi : Banyak lahan terbuka yang masih hijau, belum tersentuh ataupun terbangun, maka mampu
menjadi sumber resapan, sehingga apabila nantinya bangunan sudah terbangun akan mencegah
terjadinya banjir.
Solusi : Bangunan dibangun dengan memperhatikan saluran pembuangan, dan banyak menanami
tanaman pada musim penghujan, dimana terdapat banyak air, sehingga pada musim kemarau nanti
tanaman sudah tumbuh dan mengurangi kelembaban udara. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan
pengguna di dalam bangunan maupun di sekitar bangunan (pada out door area)
Gambar 2.11. Tanah pada Musim Kemarau
Vegetasi
Masalah : Tanaman banyak yang mati/ tidak dapat tumbuh pada musim kemarau, karena
menyengatnya cahaya dan panasnya udara, membuat tanaman kering seperti terbakar.
Potensi : Banayk pohon kelapa yang tumbuh liar di hutan, ataupun di lingkungan sekitar site, hal ini
bisa membentuk suatu view tersendiri (istilah dalam landsekap = netting).
Solusi : Sewuktu musim penghujan, pohon-pohon dan rumput dirawat sebaik mungkin dan banyak
diberi pupuk, agar terjaga sewaktu musim kemarau. Rumput dan pohon yang ada juga dilibatkan
dalam elemen pembentuk ruang luar (penataan lansekapnya)
Gambar 2.12. Vegetasi
Page 12
Universitas Kristen Petra
21
Matahari
Masalah : Sekeliling bangunan (site) adalah lahan terbuka, berupa tanah terbuka dan hutan, sehingga
panas, pada musim kemarau panas akan terkesan berlebihan sedangkan bangunan direncanakan
banyak ruang luar, bagaimana agar pengguna tetap merasa nyaman bahkan pada saat musim kemarau
dimana sinar matahari menyengat secara berlebihan.
Potensi : Sinar matahari yang menyengat dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan ruangan.
Sehingga pada siang hari ruangan tidak memerlukan pencahayaan buatan, sehingga juga dapat
menghemat listrik.
Solusi : Sinar matahari yang langsung menyengat ke bangunan, dihalangi dengan menggunakan
sosoran, landsekap juga ikut diolah dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat meredam panas, dan
dapat menghalangi sinar yang berlebihan masuk ke dalam bangunan.
Gambar 2.13. Arah Sinar Matahari
Kebisingan
Tidak terdapat masalah untuk kebisingan di area ini, karena letak lahan yang
berada di pinggiran kota, sedangkan untuk kebisingan yang terjadi di dalam
bangunan (misal di area pertukangan) akan diredam oleh elemen tumbuh-
tumbuhan, sehingga tidak mengganggu fasilitas lainya.
Page 13
Universitas Kristen Petra
22
View
Site terbuka di 2 sisi yaitu sisi timur dan selatanya.
View yang diberi no 1. merupakan view sekunder, karenna lengsung
menghadap ke perkantoran pemerintah.Sedangkan view no 2 merupakan
view utama karena merupakan view utama yang akan ditangkap oleh
pengunjung.
Gambar 2.14. View Tapak
Zoning
Digram 2.2. Zoning
Page 14
Universitas Kristen Petra
23
Area Publik di letakkan di depan karena tidak membutuhkan tingkat
kebisingan yang rendah. Yang termasuk dalam area ini adalah area
entrance, parkir dan ruang penerima.
Area semi publik diletakkan di tengah site, area ini sudah sedikit privat
daripada area publik, sudah termasuk fasilitas inti yaitu pelatihan dan
pertukangan tetapi masih dapat digunakan oleh sekelompok orang.
Area Privat diletakkan di paling belakang,agar benar-benar privat, yang
termasuk dalam area ini adalah asrama dan kapel, kapel sebenarnya masih
dapat digunakan oleh sekelompok orang, namun pengguna kapel
membutuhkan suasana yang benar-benar privat maka kapel dimasukkan ke
dalam area privat.
2.4.4. Pencapaian
Dari Segi Pencapaian, site terletak di Jaringan Jalan Arteri sekunder yaitu :
jaringan jalan utama dalam kota yang menghubungkan kawasan utama kota, yaitu
antar kawasan primer atau kawasan sekunder dengan kawasan sekunder pertama.
Jalur transportasi yang mungkin digunakan di sekitar site adalah
Angkutan umum regional, yang memberikan pelayanan pergerakan
regional antar wilayah antar kecamatan sehingga kendaraan yang dipergunakan
adalah bus baik dengan kapasitas penumpang sampai dengan 50 orang.
Angkutan umum dalam kota, yang memberikan pelayanan pergerakan
local antar kawasan dalam kota dengan jenis kendaraan kecil seperti angkutan
dengan kapasitas paling banyak 12 orang.