Top Banner
ACARA II KULTUR JARINGAN MELATI (Jasminum sambac) A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Melati (Jasminum sambac) ini banyak tumbuh dipekarangan, dapat digunakan tanaman pagar. Bunga melati ini juga banyak manfaatnya yaitu sebagai bunga tabur, bahan industri (minyak wangi dan kosmetik), farmasi, penghias rangkaian bunga dan lain-lain. Dalam perdagangan local, melati banyak diminati. Sedangkan dalam perdagangan internasional, melati telah memasuki pasaran eksport walaupun kontinuitasnya belum stabil. Meningkatnya kebutuhan akan melati, membuka peluang agribisnis yang luas. Perbanyakan tanaman melati yang lazim dilakukan para petani adalah setek, rundukan dan cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya. Sementara itu, perbanyakan dengan cara okulasi dan entres masih belum banyak dilakukan. Walaupun melati mudah tumbuh dan sudah banyak dibudidayakan, tetapi hasil untuk mendapatkan melati yang seragam tidak mudah didapat. Dengan 11
11

2. Kultur Melati Kuljar Mammad

Jan 02, 2016

Download

Documents

Rachmad Dwi P
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

ACARA II

KULTUR JARINGAN MELATI (Jasminum sambac)

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Melati (Jasminum sambac) ini banyak tumbuh dipekarangan, dapat

digunakan tanaman pagar. Bunga melati ini juga banyak manfaatnya yaitu

sebagai bunga tabur, bahan industri (minyak wangi dan kosmetik),

farmasi, penghias rangkaian bunga dan lain-lain. Dalam perdagangan

local, melati banyak diminati. Sedangkan dalam perdagangan

internasional, melati telah memasuki pasaran eksport walaupun

kontinuitasnya belum stabil. Meningkatnya kebutuhan akan melati,

membuka peluang agribisnis yang luas. Perbanyakan tanaman melati yang

lazim dilakukan para petani adalah setek, rundukan dan cangkokan.

Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi

tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya. Sementara itu,

perbanyakan dengan cara okulasi dan entres masih belum banyak

dilakukan. Walaupun melati mudah tumbuh dan sudah banyak

dibudidayakan, tetapi hasil untuk mendapatkan melati yang seragam tidak

mudah didapat. Dengan teknik kultur jaringan, hasil melati yang seragam

dapat diupayakan.

Kultur jaringan merupakan solusi keberhasilan para bisnisman

dalam membantu penyediaan bibit yang tahan penyakit dan dapat

menyediakan bibit dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif

singkat. Selain itu, jika yang dibutuhkan yaitu ekstraknya yang yaitu hasil

metabolisme sekunder maka dapat mengambil alternatife kultur kalus.

Tujuan utama kultur jaringan adalah menghasilkan tanaman baru dalam

waktu singkat, dengan sifat dan kualitas sama dengan tanaman induk.

Melalui perbanyakan vegetatif yang lazim seperti cangkok, okulasi,

sambungan, atau penyusuan diperlukan tenaga dan waktu yang cukup

banyak. Jumlah bibit yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu juga

11

Page 2: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

12

terbatas. Untuk mengatasi hambatan tersebut, dipakai perbanyakan

vegetatif buatan dengan cara kultur jaringan.

2. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II dengan judul Kultur Jaringan Melati

(Jasminum sambac) antara lain:

a. Mengetahui teknik kultur jaringan Melati

b. Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan Melati

3. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Kultur Jaringan acara Kultur Jaringan Melati

(Jasminum sambac) dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2013 jam

09.00-`12.00 WIB di Laboratorium Bioteknologi Kultur Jaringan, Fakultas

Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka

Melati merupakan tanaman hias berupa perdu berbatang tegak yang

hidup menahun. Melati adalah jenis bunga berwarna putih yang berukuran

relatif kecil dan mengeluarkan bau wangi khas. Bunga yang dalam bahasa

inggris disebut Jasmine ini menduduki posisi kedua setelah mawar sebagai

Queen of flower dan banyak digunakan untuk pengharum ruangan atau parfum

(Anonim,2011).

Bunga melati mengandung jasmon, sejenis keton yang mudah

menguap. Keton ini bersifat menyejukkan dan mampu menurunkan suhu

badan saat demam. Minyak bunga melati jenis Jasminus officinale mampu

menenangkan urat syaraf jika digunakan untuk mengurut. Untuk penurun

demam digunakan segenggam daun muda yang ditumbuk, dicampur dengan

setengah genggam bunga melati yang diremas-remas. Campuran ini diletakkan

secara merata pada dada anak yang sedang demam (Thomas,1995).

Perbanyakan tanaman melati yang lazim dilakukan para petani adalah

setek, rundukan dan cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan

berkembang menjadi tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya.

Page 3: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

13

Sementara itu, perbanyakan dengan cara okulasi dan entres masih belum

banyak dilakukan (Kusumah et al, 1995).

Melati tidak tahan terhadap kekurangan air sehingga penyiramannya

harus dilakukan terus-menerus, terutama pada musim kemarau. Pada musim

hujan tanaman tidak boleh tergenang air, guna menghindari penyakit yang

timbul akibat kondisi lembab. Selain itu, penyiraman dapat merangsang

terbentuk bunga dan tunas secara aktif (Radi, 1997).

IBA berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar yang terbentuk.

Pemberian paklobutrazol mempunyai peran penting membantu secara tidak

langsung dalam menginduksi terbentuknya akar melalui penghambatan

pembentukan giberelin. Pemberian BAP tidak berpengauh nyata terhadap

jumlah akar. Pada konsentrasi tinggi sitokinin mampu mendorong proliferasi

tunas tetapi menghambat terbentuknya akar (Yunus dan Dwi H, 2006) .

C. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat

a. LAFC lengkap denagan lampu bunsen

b. Petridish dan botol-botol kultur

c. Peralatan diseksi yaitu pinset besar/kecil dan pisau pemes

2. Bahan

a. Eksplan : melati

b. Media kultur

c. Alcohol 96%

d. Aquades steril

e. Spirtus

f. Clorox ( Sunclin )

3. Cara Kerja

a. Persiapan eksplan

b. Sterilisasi eksplan ( dilakukan dalam LAFC )

1) Merendam eksplan dalam larutan Dithane M-45 mg/l selama

±12 jam, dilanjutkan denagn Clorox 5,25 % ( sunclin 100% )

selama ± 3 menit.

Page 4: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

14

2) Membilas eksplan dengan aquadest steril

c. Penanaman eksplan

1) Membuka plastic penutup botol media kultur

2) Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset. Setelah digunakan, pinset harus selalu dibakar diatas api

3) Selama penanaman, mulut botol harus selalu dekat dengan api

untuk menghindari kontaminasi.

d. Pemeliharaan

1) Botol – botol media berisi eksplan ditempatkan di rak-rak

kultur.

2) Lingkungan diluar botol harus dijaga suhu, kelembaban dan

cahayanya.

3) Penyemprotan botol – botol

e. Pengamatan selama 5 minggu, yang diamati :

1) Saat muncul akar, tunas, daun, kalus ( HST ), diamati setiap

hari.

2) Jumlah akar, tunas, dan daun diamati 1 minggu sekali.

3) Deskripsi kalus ( struktur dan warna kalus ) dilakukan pada

akhir pengamatan.

4) Presentase keberhasilan, dilakukan pada akhir pengamatan.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Eksplan Melati (Jasminum sambac)

EksplanTanggalPengamatan

Saat Muncul (HST) JumlahPresentase keberhasilanakar tunas daun kalus akar tunas daun

Melati

23 Mei - - - - - - - Kontaminasi pada minggu

ke-3

Disebabkan Jamur

0%

29Mei - - - - - - -

5 Juni - - - - - - -

10 Juni- - - - - - -

17 Juni - - - - - - -

Page 5: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

15

Sumber: Laporan Sementara

Gambar 1.1 Kultur jaringan Melati (Jasminum sambac) (awal pengamatan)

Gambar 1.2 Kultur jaringan Melati (Jasminum sambac) (akhir pengamatan)

2. Pembahasan

Dalam perbanyakan tanaman melati yang lazim dilakukan adalah

setek, rundukan dan cangkokan. Namun selain cara tersebut masih ada

cara lain yaitu dengan kultur jaringan. Bagian pada tanaman melati yang

digunakan untuk kultur jaringan adalah batang yang masih muda dan

berbuku-buku. Tujuannya untuk mendapatkan tanaman yang bagus dan

bebas virus dari eksplan yang dipilih dengan daya regenerasi tinggi. Serta

dapat mengetahui komposisi media yang sesuai untuk kultur melati.

Zat pengatur tumbuh merupakan salah satu faktor terpenting dalam

keberhasilan kultur yang dikulturkan. Pada kultur jaringan melati ZPT

yang digunakan yaitu BAP 100 ppm dan IBA 100 ppm dengan

perbandingan BAP : IBA = 2 : 1. Fungsi dari ZPT adalah merangsang

pembelahan untuk pembentukan tunas. Namun pengaruh BAP dan IBA

tidak nampak jelas karena eksplan melati ini terkontaminasi jamur pada

minggu ke-3 HST. Pada minggu pertama belum terjadi kontaminasi.

Minggu kedua masih sama dengan minggu pertama yang belum terjadi

kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Prosentase kebehasilan dari

kultur jaringan tanaman melati adalah 0%. Tanda yang nampak pada

Page 6: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

16

eksplan melati yang terkontaminasi jamur yaitu terdapatnya benang-

benang halus berwarna putih (hifa) pada eksplan maupun media.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam kultur jaringan

adalah kesalahan yang pertama kali dilakukan pada saat penanaman

eksplan kurang teliti sehingga penanaman yang seharusnya pangkal dari

eksplan menancap pada media justru yang terjadi adalah pucuk dari

eksplan yang menancap ke dalam media. Selain itu faktor lainnya alat

yang digunakan tidak steril, perlakuannya pada saat penanaman kurang

efektif, faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya jamur. Menurut

Nugroho dan Sugito, (2000). Dalam kultur jaringan eksplan akan berhasil

dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi yaitu

pemilihan eksplan atau bahan tanaman, penggunaan media yang cocok,

keadaan yang aseptic dan pengeluaran udara yang baik.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan, ternyata

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Melati dapat diperbanyak melalui kultur jaringan.

b. Eksplan mati dikarenakan terkontaminasi oleh jamur

c. Pengaruh BAP dan IBA terhadap eksplan melati tidak

nampak jelas karena adanya kontaminasi jamur pada eksplan.

d. Prosentase keberhasilan dari praktikum kultur jaringan

melati adalah 0%.

e. Prosedur yang tepat dalam praktikum menentukan

keberhasilan.

2. Saran

Dari praktikum yang telah dilaksankan, praktikan menyarankan

agar para pengguna Laboratorium yang digunakan untuk melakukan

budidaya dengan kultur jaringan dijaga kebersihannya. Penyemprotan

dengan spirtus dilakukan rutin, agar botol- botol kultur tidak terkontamisai

oleh jamur.

Page 7: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

17

Page 8: 2. Kultur Melati Kuljar Mammad

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Melati. http://www.wikipedia.org. (Diakses tanggal 30 Juni 2013 pukul 21.30 WIB)

Kusumah Effendi, Toto Sutater, Sriwahyuningsih dan Deden Riskomar. 1995.

Analisis Usaha Tani Melati, Potensi Kelayakan dan Prospeknya. Jurnal

Hortikultura 5(2) hal. 7-10.

Nugroho, A. dan H. Sugito. 2000. Pedoma Pelaksanan Teknik Kultur Jaringan.

Penerbir Swadaya.Jakarta

Radi, Juhaeni. 1997. Melati Putih. Kanisius. Yogyakarta.

Thomas, A.N.S. 1995. Tanaman Obat Tradisional. Yayasan Kanisius.Yogyakarta.

Yunus dan Dwi Harjoko. 2006. Pengaruh Konsentrasi Paklobutrazol dan 6-BAP Terhadap Pembentukan Umbi Kentang. Agrosains 8 (1). Hal.59