BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum pendidikan dasar dan menengahpun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa
aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum
pendidikan dasar dan menengahpun menjadi perhatian dan pemikiran-
pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah apa yang
dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai
dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan sebagai satuan pendidikan
menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun KTSP
Madrasah Tsanawiyah yang mengacu pada standar nasional pendidikan.
Penyusunan KTSP MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan ini
dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Melalui
KTSP ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di MTs
Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan sesuai dengan karakteristik, potensi,
dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, penyusunannya perlu melibatkan
seluruh warga madrasah yang terdiri atas unsur madrasah, komite madrasah,
di bawah koordinasi dan supervisi dari Mapenda Kementerian Agama
Kabupaten Bangkalan.
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan
menjadi kenyataan apabila terlaksana di lapangan dalam proses pembelajaran
yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya
berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan
kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulumlah (para pendidik)
yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para
pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar
kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah menengah hendaknya
bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas
anak, efektif, demokratis, menantang, dan menyenangkan. Dengan spirit
seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di MTs Darussalafi Balung
Arosbaya Bangkalan.
Dokumen KTSP MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan ini secara
keseluruhan mencakup :
1. struktur dan muatan kurikulum;
2. beban belajar murid;
3. kalender pendidikan;
4. silabus dan
5. rencana pelaksanaan pembelajaran.
B. Landasan Penyusunan KTSP
1. Landasan Filosofis
Madrasah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-
nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki
nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup
berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar
filosofis dalam pengembangan kurikulum madrasah. Madrasah sebagai
bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi sosial
dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan struktur kurikulum madrasah ini.
2. Landasan Yuridis
a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat (2),
“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk
pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Desentralisasi pengelolaan pendidikan.
Pemerintah daerah yang menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan
wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan
pendidikan yang semula sentralistik berubah menjadi desentralistik.
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diberikan kewenangan
untuk mengelola pendidikan, seperti dalam penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum di satuan kerja masing-masing.
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Sistem Nasional Pendidikan Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
peserta didik”.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007
tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan
nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan
Standar Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi
atau mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar
dan Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
f. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan
Madrasah Aliyah
g. Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor:
DJ.II.1/PP.00/ED/681/2006, tanggal 1 Agustus 2006, tentang
Pelaksanaan Standar Isi, yang intinya bahwa madrasah dapat
meningkatkan kompetensi lulusan dan mengembangkan kurikulum
dengan standar yang lebih tinggi.
C. Tujuan Pengembangan KTSP
Penyusunan KTSP ini sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua
potensi yang ada di daerah dan untuk meningkatkan kualitas MTs Darussalafi
Balung Arosbaya Bangkalan, baik dalam bidang akademis maupun
nonakademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan iptek
yang dilandasi imtaq.
D. Prinsip Pengembangan KTSP
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kurikulum ini
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia;
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan taqwa serta akhlak mulia
2. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya;
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta
didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
3. Beragam dan terpadu;
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi.
4. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni;
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu
semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
5. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
jawab sosial Kesadaran gender Pengembangan diri Wawasan karier Perilaku
kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis)
Kematangan hubungan dengan teman sebaya
Pembentukan karakter atau kepribadian
Pemberian motivasi
B. Ekstrakurikuler 1. Kepramukaan Demokratis
Disiplin Kerjasama Rasa kebangsaaan Nasionalisme Toleransi
Latihan terprogram (kepemimpinan dan organisasi)
Peduli sosial dan lingkungan
Cinta damai, dan Kerja keras Terampil dan mandiri Mempertahankan
hidup 2. Olah raga a. Sepak bola/
Futsal Mengembangkan
prestasi sepak bola/ futsal Meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan siswa dalam permainan sepak bola/futsal sebagai olahraga prestasi
Meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa
Menumbuhkan jiwa sportifitas
Melalui latihan rutin
Melalui perlombaan antar kelas dan antar sekolah/ madrasah
3. Seni dan Sastra a. Hadrah Memberikan ktrampilan
mengunakan alat-alat dan gerakan yang bernuansa islami serta untuk pemantapan iman dan taqwa siswa
Melalui latihan rutin
Melalui perlombaan antar kelas dan antar sekolah/ madrasah
Mengikuti even-even bernuansa agama seperti pondok romadlon
b. Seni baca Al-Qur’an
Memberi ketrampilan pada peserta didik untuk bisa melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan indah.
Melalui latihan rutin
Melalui perlombaan antar kelas dan antar sekolah
Mengikuti even-even bernuansa agama seperti pondok
romadlon 6. Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) Memberi tambahan
kemampuan dalam hal kesehatan
Memupuk rasa kepedulian terhadap sesama
Menanamkan pentingnya kesehatan bagi kehidupan manusia sejak dini
Melalui latihan rutin di sekolah
Melalui latihan tingkat kabupaten
Mengikuti perlombaan tingkat kabupaten
7. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Siswa (PDKS)
Menumbuhkan sikap: Tanggung jawab Keberanian Tekun Sportifitas Disiplin Mandiri Demokratis Cinta damai Cinta tanah air Peduli lingkungan Peduli sosial Keteladanan Sabar Toleransi Kerja keras Pantang menyerah Kerja sama
Melalui latihan rutin
Melalui kegiatan madrasah
C. Pengembangan diri tidak terprogram
1. Rutin
Menumbuhkan kebiasaan siswa untuk selalu memupuk rasa kepedulian terhadap sesama dan lingkungan
Mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
Menumbuhkan rasa nasionalisme
Membiasakan hidup sehat dan teratur
dan sesudah kegiatan pembelajaran
sholat dzuhur berjama’ah
2. Spontan Menumbuhkan rasa hormat menghormati, toleransi, dan saling menghargai antar sesama
menjawab salam
makhluk Tuhan Mengembangkan dan
meningkatkan jiwa sosial dan peduli sesama
Mengembangkan dan meningkatkan rasa peduli pada lingkungan
teman/ orang sakit
sampah pada tempatnya
dalam kesusahan
pendapat
3. Keteladanan Mengembangkan nilai-nilai positif dalam diri manusia sebagai teladan terhadap sesama
kelas atau perpustakaan
pendapat orang lain
kesempatan kepada ortu
peserta didik secara bergilir
tertib sekolah
dan bersih
penghargaan kepada yang berprestasi
orang yang jujur
yang fakir
teman yang sakit
barang yang bukan miliknya
antri
e. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Diri
1. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin dilaksanakan pada
waktu pembelajaran efektif dengan mengalokasikan waktu khusus
dalam jadwal pelajaran, dibina oleh guru dan konselor.
2. Kegiatan pengembangan diri yang bersifat spontan dilaksanakan secara
insidental baik diwaktu pembelajaran efektif maupun di luar jam
pembelajaran efektif yang dubina oleh semua guru, wali kelas
maupun konselor.
3. Kegiatan pengembangan diri terpogram dilaksanakan di luar jam
pembelajaran (Kegiatan Ekstrakurikuler) dibina oleh guru, praktisi,
atau alumni yang memiliki kualifikasi baik berdasarkan keputusan
kepala madrasah.
4. Jadwal Kegiatan pengembangan diri seperti tercantum pada tabel 7
berikut:
Tabel 7. Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri
No. JENIS KEGIATAN KELAS HARI WAKTU
1 Bimb. Konseling VII, VIII, IX Senen – Sabtu 07.00-12.30
2 Ekstrakurikuler :a. Kepramukaanb. Sepak bola c. Futsald. Hadrahe. Baca Al-Qur’anf. UKSg. PDKS
VII, VIII, IXVII, VIII, IX VII, VIII, IX VII, VIII, IX VII, VIII, IXVII, VIII, IXVII, VIII, IX
d. Sejarah Kebudayaan Islam 80 80 802. Bahasa Arab 80 80 803. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 78 78 784. Bahasa dan Sastra Indonesia 80 80 805. Bahasa Inggris 75 75 756. Matematika 75 75 757. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 78 78 788. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 75 75 759. Seni dan Budaya 75 75 7510. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 80 80 8011. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 75 75 75
12.Muatan Lokala. Bahasa Madura 80 80 80
13 Pengembangan Diri B B B
Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery
learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk
peserta didik yang belum maupun sudah mencapai
ketuntasan. Peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan
belajar harus mengikuti program perbaikan (remedial) sampai mencapai
ketuntasan belajar yang dipersyaratkan (pelaksanaan remedial test
maksimal dua kali). Siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dapat
mengikuti program pengayaan (enrichment). Kegiatan perbaikan dan
pengayaan dilaksanakan di luar jam tatap muka (sepulang sekolah) dengan
jadwal diatur mandiri oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
1. Program Remedial (Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum
mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar
dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam
pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran
dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes
maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah
mencapai KKM dalam setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam atau di
luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes
atau nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai
sebelumnya dapat digunakan.
7. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
1. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua
semester di kelas yang diikuti.
b. Kenaikan kelas dipertimbangkan berdasarkan nilai laporan hasil
belajar semester II.
c. Kriteria kenaikan kelas:
i. siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada
semua indikator, hasil belajar (HB), kompetensi dasar (KD),
dan standar kompetensi (SK) pada hampir semua mapel.
(Boleh tidak tuntas sebanyak tiga mata pelajaran selain
mata pelajaran kelompok agama dan akhlaq mulia, serta
bahasa Indonesia)
ii. memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian,
kelakuan, dan kerajinan serta pada kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia pada semester yang diikuti.
iii. ketidakhadiran tanpa izin maksimal 10% dari jumlah hari
efektif
2. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama bila :
a. Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Jika peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3
mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai
pada batas akhir tahun ajaran.
3. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk
semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya
sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun
sebelumnya.
4. Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan
kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil,
bisa dibantu untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.
b. Kriteria Kelulusan
Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Nomor: 0011/P/BSNP/XII/2011 Tentang Prosedur Operasi Standar Ujian
Nasional SMP/ MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK Tahun
Pelajaran 2011-2012
1. Kelulusan dari satuan pendidikan
Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh
satuan pendidikan berdasarkan rapat Dewan Guru dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu memiliki
rapor semester 1 sampai 6;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. Lulus Ujian Nasional
2. Kelulusan Ujian Nasional
a. Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Madrasah apabila peserta
didik telah memenuhi kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan berdasarkan perolehan Nilai Madrasah (NM)
b. Nilai Madrasah sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh
dari gabungan antara nilai Ujian Madrasah dan nilai rata-rata
rapor semester 1, 2, 3, 4, dan 5 untuk MTs dengan pembobotan
60% untuk nilai Ujian Madrasah dan 40% untuk nilai rata-rata
rapor.
c. Kelulusan peserta didik dari UN ditentukan berdasarkan Nilai
Akhir (NA).
d. Nilai Akhir (NA) sebagaimana dimaksud pada butir nomor 3
diperoleh dari gabungan Nilai Madrasah dari mata pelajaran
yang diujinasionalkan dengan Nilai UN, dengan pembobotan
40% untuk Nilai Madrasah dari mata pelajaran yang
diujinasionalkan dan 60% untuk Nilai UN.
e. Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari
semua NA sebagaimana dimaksud pada butir nomor 4 mencapai
paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran minimal 4,0
f. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh
setiap satuan pendidikan melalui rapat dewan guru dengan
memperhatikan nilai akhlak mulia
8. Sistem Penilaian
Penilaian pendidikan di MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan
terdiri atas :
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil pembelajaran dalam
bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester
dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian tersebut digunakan untuk:
a. Menilai pencapaian kompetensi peserta didik
b. Bahan penyusun laporan kemajuan hasil belajar
c. Memperbaiki proses pembelajaran
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
serta kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui:
a. Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik
b. Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan dan atau bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Penilaian hasil belajar
kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap
perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan
ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata
pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dilakukan melalui:
a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik
b. ulangan dan penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian
standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran yang merupakan
penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran terentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dilakukan
dalam bentuk ujian nasional.
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek atau produk, porto folio dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penilaian :
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dicapai dan yang belum serta
untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
d. Hasil penilaian analisis untuk menentukan tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Program remidi bagi peserta
didik yang pencapaian kompetensinya dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (ketrampilan proses) misalnya teknik
wawancara maupun hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
9. Mutasi (Pindah Sekolah)
Ketentuan pindah madrasah berlaku hal-hal sebagai berikut :
a. Pindah keluar
1. Peserta didik diperbolehkan pindah keluar dari Madrasah
Tsanawiyah Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan apabila telah
menempuh pendidikan minimal satu semester dan telah mengikuti
ujian semester pertama.
2. Peserta didik yang pindah keluar diberikan surat pindah untuk
sekolah yang baru dengan dilampiri buku laporan hasil belajar
peserta didik yang bersangkutan.
3. Peserta didik yang pindah keluar harus menyelesaikan seluruh
kewajiban sampai dengan satu semester saat peserta didik tersebut
pindah keluar.
b. Pindah Masuk
1. Peserta didik diperbolehkan pindah masuk dari Madrasah
Tsanawiyah atau sekolah lain.
2. Peserta didik yang pindah masuk harus dibuktikan dengan surat
pindah dari sekolah yang ditinggalkan dengan dilampiri buku
laporan hasil belajar peserta didik yang bersangkutan.
3. Peserta didik yang pindah masuk harus mengikuti peraturan dan
tata tertib yang berlaku di MTs. Darussalafi Balung Arosbaya
Bangkalan.
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global
dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain
yang bemanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar
mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan dengan memperhatikan
kecenderungan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi dan komunikasi serta tantangan yang dihadapi para
peserta didik di masa yang akan datang.
Bentuk implementasi pendidikan berbasis pendidikan keunggulan lokal
dan global yang dikembangkan di MTs Darussalafi Balung Arosbaya
Bangkalan adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran billingual (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) untuk
beberapa mata pelajaran.
b. Mengimplementasikan pelajaran TIK, khususnya materi internet
dalam proses pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran.
c. Memberikan bimbingan Karya Ilmiyah Remaja pada mata pelajaran
IPA, IPS, Muatan Lokal Bahasa Madura dan Pengembangan Diri
meliputi Hasta karya dan seni batik
Bentuk keunggulan lokal dan global yang dikembangkan di MTs.
Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan antara lain:
a. Keunggulan Lokal
Produk pertanian, dan kuliner
b. Keunggulan Global
Teknologi informasi dan komunikasi (komputer dan internet)
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
1.Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran.
2.Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran.
3.Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah pembalajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum, termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
5.Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel di bawah ini.
Tabel 12 : Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar
Min 34 minggu dan maks 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester
Maks 2 minggu Satu minggu setiap semester
3. Jeda antar semester
Maks 2 minggu Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun pelajaran
Maks 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6. Hari libur umum/nasional
Maks 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7. Hari libur khusus Maks 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8. Kegiatan khusus sekolah
Maks 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
B. Rencana Kegiatan MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan Tahun
Ajaran 2013/2014
Rincian dan rencana kegiatan MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan
pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 13: Rencana kegiatan MTs Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan TP.
2013/2014
No Nama Kegiatan Keterangan
1 Masuk hari pertama Tapel 2013/2014
2 MOS (Masa Orientasi Siswa) 2013/20143 Kegiatan MOP (Masa Orientasi Pramuka) 2013/20145 Pondok Romadlon7 Ulangan Tengah Semester I (Ganjil)8 Pembagian Raport sisipan I 9 Try Out 1 kelas IX10 Try Out 2 kelas IX11 Ulangan Umum Semester 1 (VII, VIII, IX) KKM Rengel12 Remedial kelas VII, VIII, dan IX13 Classmeeting semester ganjil14 Pembagian Raport semester I15 Libur Semester 115 Awal KBM Semester II 2013/2014 16 Try Out 3 kelas IX17 PHBI (Maulid Nabi Muhammad SAW.)
18 Try Out 4 kelas IX19 Try Out 5 kelas IX dan UTS Genap kelas VII dan VIII20 Pembagian raport sisipan UTS Genap21 Try Out 6 kelas IX22 Ujian Praktek kelas IX KKM Rengel
dan Kemendiknas
23 UAM dan UAM-BN kelas IX24 Ujian Akhir Nasional kelas IX25 Ulangan Umum Semester 2(VII dan VIII) KKM Rengel26 Remedial kelas VII dan VIII27 Pelepasan kelas IX28 Pembagian raport semester genap29 Pelatihan dan sosialisasi KTSP tapel 2013/2014
C. Penetapan Kalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari
raya keagamaan, Bupati, dan atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah Kabupaten dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-
satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh
madrasah berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
BAB V
REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Untuk menjaga reliabilitas dan validitas kurikulum yang dipakai perlu adanya
aturan tentang revisi dan atau perubahan, serta pengembangan kurikulum secara
terarah. Adapun aturan-aturan perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Tinjauan (review) Kurikulum
Kurikulum MTs. Darussalafi Balung Arosbaya Bangkalan di evaluasi minimal
satu tahun sekali. Sebagai pertimbangan untuk review kurikulum ada beberapa
hal antara lain :
1. Pencapaian standar kompetensi minimal yang dicapai oleh siswa .
2. Kesesuaian SK dan KD dalam kelompok materi Kewarganegaraan
dan Kepribadian dangan kondisi nyata sekolah
3. Tinjauan kurikulum dilaksanakan dengan melibatkan guru bidang
studi, waka kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana prasarana dan
Bimbingan Konseling.
4. Tinjauan kurikulum disahkan oleh Kepala Madrasah