Top Banner

of 147

2 Child Bearing Family

Jul 09, 2015

Download

Documents

ashrim
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

REVISIHASIL INTERVIEW PERKEMBANGAN KEHIDUPAN KELUARGA CHILDBEARING FAMILYDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Kehidupan Keluarga

Disusun oleh: KELOMPOK 2Siti Endang Adyningsih Glory Yosephina Anggi Quartri S. Isthiana Nurhadiati Shafia Islaha A. Septina Mustikaningrum Ratu Annissa Apsyari Destri Diana Stella Priscilia Utami Eka Nur Syabanawati Farisa Ulfa Ashri Aliefah Muthmainnah Farida Susanty Muhammad Rizki 190110070045 190110070064 190110070069 190110070075 190110070087 190110070088 190110080016 190110080017 190110080047 190110080064 190110080082 190110080093 190110080115 190110080113

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

BAB I KAJIAN TEORICHILDBEARING FAMILIES Kelahiran Anak Pertama Jutaan anak lahir setiap tahun, dan untuk kebanyakan keluarga, kelahiran anak merupakan pengalaman yang normal. Seorang bayi bisa lahir dari orangtua kandung, bisa pula dari hasil adopsi. Tapi, bagi orangtua pengadopsi sendiri, proses membesarkanlah yang membuat anak itu menjadi anaknya, bukan kelahiran itu sendiri. Anak-anak ini kemudian memasuki tahap pengurusan anak pada tahap perkembangan keluarga, dengan orangtua baru mereka. Menetap dengan Sebuah Keluarga Fase pertama dari keluarga dengan anak adalah penyambutan. Ayah telah melewati krisis kelahiran dari anak pertamanya dengan rasa lega dan puas. Ibu berubah dari kelelahan karena melahirkan dengan perasaan bangga dengan pencapaiannya, sensasi menjadi bagian dari proses kreasi manusia. Mereka sekarang mendapat ucapan selamat dari banyak orang, hadiah-hadiah untuk si bayi. Pada hari ketiga, ibu dan bayi membuat usaha pertama untuk hidup bersama. Ibu mulai mengurus aktif si bayi. Penyesuaian bayi sendiri bisa baik bisa tidak baik. Ayah juga akan terus mengawasi bagaimana suster memperlakukan si bayi, dan membandingkan dengan bayi lain. Tapi ketika ibu dan bayi pulang dari rumahsakitlah tanggung jawab sebagai orangtua mulai terasa. Sekarang, pengurusan bayi yang baru lahir ini bukan tanggungjawab perawat lagi, tapi menjadi tugas sehari penuh keluarga muda itu. Jadwal pemberian makanan pada bayi harus bisa diatur agar memuaskan bayi, usaha untuk memandikan si bayi pertamakali juga mungkin berat untuk ibu yang belum berpengalaman. Menjaga si bayi untuk tetap bersih dan kering juga menjadi tantangan. Kekecewaan seringkali dialami di sini, yang sering disebut sebagai postpartum blues. Ibu berusaha menyesuaikan diri untuk bangun malam mengurus bayi, yang mungkin sulit, dan meningkatkan rasa tidak percaya diri bagi orangtua dalam kompetensi mengurus bayi. Kelahiran anak pertama adalah krisis dan dibutuhkan reorganisasi dalam keluarga. Peran harus diatur ulang, kebutuhan baru harus dipenuhi, nilai keluarga harus diorientasi ulang. Kepuasan berumahtangga terbukti turun dengan tajam pada kedatangan bayi pertama (LeMasters 1957; Dyer 1963; Feldman dan Rogoff 1968; Feldman 1969). Satu interpretasi adalah karena bayi pertama mendorong orangtua untuk mengambil langkah besar menuju dunia kedewasaan dengan tanggungawab ini. 2

Bisa ada perawat untuk yang dapat membayarnya, atau nenek/saudara yang datang untuk membantu pekerjaan rumah tangga dan kebutuhan bayi sementara ibu memulihkan energi dan membuat kemajuan dalam membesarkan bayi. Tanpa bantuan, ayah bisa harus pulang cepat dan membantu ibu membesarkana bayi dan tugas ganda ini bisa menjadi melelahkan dan menjadi karakteristik dari periode ini pada banyak keluarga muda. Setelah beberapa lama, bayi menjadi stabil, dengan jadwal yang dapat diprediksi dan tidur sepanjang malam. Kondisi ibu membaik dan menjadi lebih terlatih dalam mengurus bayi sebagai pekerjaan hariannya. Kegiatan mandi, jalan-jalan, juga menyenangkan. Orang luar yang membantu juga mulai pergi. Perkembangan bayi Bayi biasa tumbuh dengan cepat pada bulan-bulan pertama hidup mereka, lebih cepat dari fase perkembangan berikutnya. Perkembangan ketika bayi menyediakan dasar untuk perkembangan di masa depan. Ini adalah periode paling penting dalam semua fase perkembangan, secara fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Perkembangan tubuh terlihat paling cepat ketika sebelum lahir dan ketika bayi. Bayi yang baru lahir memiliki kepala besar, tapi abdomen dan lengan yang kecil. Seminggu setelah lahir, seorang bayi bisa melihat, mendengar, merasa, menyentuh, dan merespon stimulus. Kemampuan sensoris ini menjadi cara untuk perkembangan intelektualnya. Perkembangan intelektualnya terjadi secara progresif sementara bayi itu belajar. Pada bulan pertama, bayi menggerakkan lengan tangan dan kaki, menangis, menyedot, cegukan, dan terbatuk. Lebih banyak dia melakukannya, lebih baik dia melakukannya. Antara 1-5 bulan pertama, bayi itu mengombinasikan keahliannya dengan melihat sementara dia melihat sesuatu atau menggenggam sementara dia menyedot, menyedot apapun yang bisa dia raih, membalikkan kepala untuk melihat objek yang bergerak, dan butuh stimulasi aktif. Antara 69 bulan pertama, bayi belajar untuk memulai perilaku, untuk mencari objek yang hilang, dan mengantisipasi perhatiannya saat orang yang familiar muncul. Di akhir tahun pertama, bayi biasanya berusaha keras untuk mendapat apa yang dia inginkan; dia mengimitasi orang lain, bermain permainan, dan menikmati sosialisasi; dia mungkin telah menguasai kemampuan untuk mengangkat tubuhnya, atau bisa juga telah mampu berjalan. Setengah dari tahun keduanya, dia tertarik pada segalanya, mengeksplorasi dunia. Lebih banyak stimulasi yang diberikan, dia akan semakin senang. Lebih dekat ke umur 2 tahun, dia akan lebih baik dalam memecahkan permasalahan, bicara, mengingat dimana bendabenda, dan menemukan benda-benda tersebut. Dia beroperasi dengan

3

simbol lebih banyak ketika dia beralih dari bayi menuju masa anak awal (Piaget 1966; McCandless 1967: 48-54). Stimulasi membantu meningkatkan perkembangan intelektual anak. Tutoring bisa dilakukan dengan pergi ke toko, ke pemadam kebakaran, kebun binatang, perpustakaan. Bisa digunakan pula buku cerita, rekaman, puzzle, block, gambar, dan materi ukiran, juga mengajak bicara bayi. Cara orangtua berhubungan dengan bayi juga secara signifikan mempengaruhi perkembangan anaknya. Gangguan belajar, gangguan perilaku, dan kesulitan dalam menghadapi masalah dapat menyebabkan kekurangan dan frustrasi. Bayi yang ditinggalkan menangis dalam ketidaknyamanan dan tekanannyaakan menyebabkan bayi belajar bahwa tidak ada yang datang untuk menjawab tangisannya. Sebagai akibatnya, dia bisa menarik diri dari orang lain atau marah pada orangtuanya. Riset dan bukti klinis menunjukkan bahwa pengurusan anak awal yang baik dalam bidang fisik, mental, emosi, sosial, dan kognitif memiliki 7 elemen dasar. 1. Menyediakan nutrisi yang cukupprotein, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lain. 2. Menghadapi bayi yang dalam tekanancolic, diare, infeksi, dan sebagainya. 3. Menstimulasi sesuai kebutuhan bayi, level toleransi, dan kapasitas untuk menikmati. 4. Berkomunikasi dengan bayikontak yang taktil dan merangsang pembicaraan penting 5. Memberikan kesempatan untuk melatih fungsi sensorimotor yang sedang berkembangrasa, sentuhan, memukulkan, melempar, dan mengombinasikan berbagai hal; berhubungan secara suportif dengan anak lain dan dengan orangtua 6. Mendorong usaha bayi untuk mengembangkan keahlian baru, untuk menghadapi masalah, dan untuk menyenangkan, menenangkan, memberi makan, dan pengasuhan bagi bayi 7. Meneruskan relasi hangatibu, ayah, saudara, dan relatif/teman lain (Lois Barclay Murphy, Children under Three.. Finding Ways to Stimulate Development. Children 16, no 2 (Maret-April 1969): 48-49). Tugas Perkembangan Bayi dan Anak Awal Bayi mulai dari seseorang yang belum bisa apa-apa tapi berpotensi, menjadi seseorang yang bahkan bisa mandiri dari orang lain. Pada akhir tahap ini, anak bahkan bisa mengukur otonominya, mengambil makanan padat, bergerak mandiri, dan menguasai langkah-langkah pertama dari sistem kompleks komunikasi. Setiap pencapaian ini merepresentasikan jam-jam latihan dan usaha keras 4

anak untuk mencapai tugas perkembangan yang dibutuhkan. Tugastugasnya antara lain: 1. Mencapai keseimbangan fisiologis - Belajar untuk tidur pada waktu yang tepat - Mengelola keseimbangan yang sehat antara istirahat dan aktivitas 2. Belajar untuk mengambil makanan dengan puas - Mengembangkan keahlian untuk menyedot, mengunyah, dan menyesuaikan diri dengan puting secara nyaman - Belajar untuk makan makanan padat, menikmati tekstur, rasa , temperatur baru, menggunakan gelas, sendok, dan peralatan makan dengan cara yang sesuai umurnya 3. Belajar untuk tahu bagaimana dan kapan-dimana pengeliminasian - Puas dengan proses eliminasi awal - Ingin beradaptasi dengan ekspektasi fungsinya, dari waktu dan tempat dan kesediaan perkembangan, dengan tekanan dari orangtua - Berpartisipasi secara kooperatif dan efektif dalam latihan 4. Belajar untuk mengurus tubuhnya secara efektif - Mengembangkan koordinasi (mata-tangan, tangan-mulut, mengambil, meraih, memegang, memanipulasi, simpanambil) - Mendapatkan keahlian dalam pergerakan dengan menendang, mengikuti, berjalan, dan berlari - Mendapatkan kepastian dan kompetensi untuk mengurus dirinya pada berbagai situasi 5. Belajar untuk menyesuaikan diri dengan orang lain - Berespon secara berbeda pada ekspektasi orang lain - Mengenali otoritas dan kontrol orang tua - Belajar untuk mengenali apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan - Bereaksi secara positif pada orang yang familiar dan tidak familiar di sekitarnya 6. Belajar untuk mencintai dan dicintai - Berespon penuh kasih sayang pada oranglain dengan pelukan, tersenyum, mencintai - Memuaskan kebutuhan emosi dengan memperluas kontak - Mulai memberi dirinya sendiri secara spontan dan tulus pada oranglain 7. Mengembangkan sistem komunikasi - Pola belajar dari pengenalan dan respon - Mengembangkan sistem komunikasi nonverbal, preverbal, dan verbal

5

Mendapatkan konsep dasar (ya, tidak, atas, bawah, datang, pergi, dsb) - Menguasai fundamental bahasa dasar dalam interaksi dengan orang lain 8. Belajar untuk mengekspresikan dan mengontrol perasaannya - Mengelola perasaan takut dan cemas dengan cara yang sehat - Mengembangkan rasa percaya pada dunianya - Mengatasi perasaan frustrasi, kekecewaan, dan marah secara efektif, sesuai perkembangannya - Mengelola sikap yang dibutuhkan darinya seiring waktu 9. Membuat fondasi untuk kesadaran diri - Melihat dirinya sebagai entitas yang berbeda - Mengekplorasi hak sebagai manusia - Menemukan kesenangan berasama dan tanpa orang lain Tugas Perkembangan Seorang Ibu Pada child bearing families, ibu mengalami tugas perkembangan yang overlapping, yaitu menjadi istri dan ibu. Ia pun mendapat keahlian yang baru selama masa bayi dari kelahiran anak pertamanya, yaitu belajar untuk tahu dan menyayangi bayinya, untuk memiliki kepercayaan diri sebagai istri, ibu, dan sebagai dirinya. Untuk mencapai sikap dan nilai ini, ibu harus meraih tugas-tugas pada perkembangan ini, yaitu: 1. Menyeimbangkan peran sebagai istri-ibu-diri sendiri Memperjelas perannya sebagai istri-ibu-diri sendiri, menyeimbangkan konsep dari peran-peran tersebut dari orang sekitarnya, membuat harapan terhadap bayinya, dan membuat dirinya nyaman terhadap peran suaminya sebagai ayah. 2. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap ketegangan dan tekanan sebagai ibu muda. mencocokkan aktivitas ketika semangat menurunpada saat situasi rumit dan masa menyusui, bekerjasama dalam proses meningkatkan kefektifitasan pemberian makan bagi bayi 3. Belajar bagaimana cara merawat bayinya dengan terampil dan yakin. menambah keahlian dalam merawat bayi, mengantisipasi dan mengenali apa yang bayi butuhkan, dan menikmati proses merawat bayi 4. Membangun dan memelihara kegiatan rutin menyehatkan keluarga. memperhatikan nutrisi makanan, kegiatan menyenangkan bersama keluarga, dan istirahat yang cukup 5. Menyediakan penuh peluang perkembangan bayi.

-

6

membuat situasi fisik menjadi kondusif, menyediakan pengalaman dalam mengeksplorasi, memanipulasi,dan belajar, sepenuh hati untuk menggugah perkembangan dan kemajuan dari bayi 6. Membagi tugas pengasuhan dengan suami. memahami jika hubungan ayah-anak itu penting dan mengikutsertakan ayah dalam merencanakan, memutuskan dan mengevaluasi proses pengasuhan 7. Menjaga hubungan yang memuaskan dengan suami. membangun kembali hubungan sebagai pasangan, menjaga kesenangan sebagai istri dalam hal sexual, rekreasi, emosional, kecerdasan dan aspek spiritual dari kehidupan keluarga 8. Membuat penyesuaian kehidupan praktis yang memuaskan. ikut serta dalam hal finansial keluarga dan merencanakan rumah bagi keluarga 9. Menjaga kekuasaan pribadi tetap hidup melalui masa ibu muda. melanjutkan pbeberapa aspek pengembangan diri yang berarti dan sesuai dengan kondisi keluarga 10.Mengeksplorasi dan mengembangkan rasa puas sebagai keluarga. menginisiasi rekreasi keluarga, mendekatkan keluarga dengan keluarga besar Tugas Perkembangan Seorang Ayah Ayah mulai berperan aktif terhadap anaknya ketika anak tersebut sudah dapat untuk pergi atau sudah bisa berjalan bersama, seperti pergi memancing atau berkeliling di sekitar lingkungan rumah. Seorang suami dan ayah ini saling bekerja sama dalam menentukan cara hidup mereka dengan kehadiran anak. Ayah disini adalah pencari nafkah dan menciptakan pola kehidupan keluarga. Tugas perkembangan seorang suami serta ayah untuk mencapai tahap anak dilahirkan dari siklus kehidupan keluarga: 1. Konsepsi merekonsiliasi konflik peran Menerima peran-peran baru dengan kehadiran anak, seperti menyadari bahwa tanggung jawab istri tidak lagi hanya kepada suami, tetapi juga pada anaknya. 2. Membuat jalan untuk tekanan baru membuatnya sebagai seorang ayah muda Menerima tanggung jawab untuk merawat anak, mendengarkan keluhan istri, meningkatnya kebutuhan emosional dan fisik terhadap kehadiran anak. 3. Belajar esensi bayi dan perawatan anak Pengetahuan dini mengenai anak. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang perawatan anaklebih dini yang akan bermanfaat pada kehidupan bayi kelak. 7

Mempraktikan bagaimana merawat bayi dan anak, baik dilakukan sendiri maupun bersama istri dan memahami perkembangan anak. Dengan mendapat pengetahuan lebih dini, akan membuat interaksi pribadi yang intim dengan bayi. 4. Merancang pengaturan baru untuk menjadi hidup sehat bagi keluarga muda Beradaptasi terhadap kebiasaan-kebiasaan baru, seperti pola makan, pola tidur, dan sebagainya. 5. Membantu perkembangan anak Bersama istri membuat perencanaan dalam memfasilitasi perkembangan anak untuk masa selanjutnya. 6. Mempertahankan hubungan yang saling memuaskan dengan istri Memberikan dukungan kepada pasangan, misalnya ketika istri sedang hamil, dlam masa persalinan, dll. 7. Bertanggung jawab untuk mendapatkan pendapatan keluarga Melakukan perencanaan keuangan dalam pengeluaran dengan adanya penambahan kebutuhan, yaitu dengan mencari tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan yang relative tinggi. 8. Mempertahankan rasa memuaskan diri sebagai manusia. Mengejar kepentingan pribadi dan kegiatan konsisten dengan keterbatasan dan tanggung jawab terhadap childbearing. 9. Mewakili keluarga dalam komunitas yang lebih luas. Sebagai kepala keluarga yang mewakili keluarganya dalam berhubungan dengan suatu komunitas. 10.Menjadi seorang pria di keluarga dalam arti sepenuhnya. Menemukan kepuasan dalam kegiatan keluarga. Memulai pengalaman bagi seluruh keluarga yang akan memperluas cakrawala dan memperkaya kehidupan mereka bersama-sama sebagai sebuah unit keluarga. Menikmati dimensi baru asosiasi dengan kerabat lainnya, sekarang dilihat dalam peran baru mereka sebagai bibi, paman, sepupu, dan kakek-nenek dari bayi baru. Tugas Perkembangan Childbearing family Fokus dari tahapan ini adalah membangun keluarga muda menjadi sebuah unit yang stabil, menyelesaikan konflik tugas-tugas perkembangan dari anggota-anggota keluarga, dan saling mendukung kebutuhan perkembangan ibu, ayah dan bayi dalam menguatkan satu sama lain sebagai satu kesatuan. 1. Adapting housing, arrangement to the little child Tidak ada ketentuan khusus yang perlu dipersiapakan untuk bayi dan anak kecil. Bayi tidur dengan orang tuanya hingga ia cukup besar untuk menjaga dirinya sendiri. Keluarga diharapkan 8

memberikan tempat khusus untuk bayi dan menyesuaikan rumah untuk memberikan rasa nyaman dan menyenangkan. Anak baru lahir biasanya suka memasukkan sesuatu ke mulutnya. Orang tua menyusun peralatan rumah untuk meminimalisasi pengekangan pada anaknya. 2. Meeting present and future costs of childbearing Ketika bayi baru lahir, biaya untuk furnitur, peralatan, rumah, mobil, dan barang mahal lainnya masih harus dikeluarkan. Biaya yang perlu dikeluarkan untuk anak baru lahir antara lain biaya dokter dan rumah sakit, perlengkapan bayi, pakaian, makanan khusus dan obat, baby-sitter dan setidaknya beberapa pakaian baru ibu setelah sembilan bulan mengandung. Biaya membesarkan anak bervariasi tergantung jenis komunitas dan daerah, umur anak, dan pendapatan keluarga. Saat bayi lahir, pengeluaran meningkat ketika pendapatan keluarga menurun karena ibu tidak lagi bekerja. Ayah mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan. Kadang ibu mencari pendapatan tambahan sambil membesarkan anak. 3. Assuming mutual responsibility Tanggung jawab baru sebagai orang tua muncul ketika anak baru lahir antara lain memberi makan, memandikan, menenangkan, mengetahui tanda-tanda ketika anaknya merasa sedih, mencuci pakaian bayi, dan membuat susu. Di saat bersamaan, orang tua juga masih memiliki tanggung jawab sebelumnya dalam mengurus rumah. Ayah memiliki peran mencari nafkah dan bayi merawat bayi. Tanggung jawab tersebut dapat dilakukan bersama. 4. Facilitating members role learning Karena tanggung jawab orang tua terhadap kesejahteraan keluarga meningkat, peran tertentu diambil oleh ayah dan peran lainnya diambil oleh ibu sebagai dasar kekuatan. Diskusi mengenai hal-hal yang umum menjadi bagian dari proses pembagian tanggung jawab. Sejalan dengan tumbuh kembang bayi, orang tua bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya. Anak diajarkan tentang tingkah laku apa yang diharapkan muncul, kapan, dan bagaimana. Sehingga nantinya anak dapat membedakan tingkah laku mana yang baik dan buruk sesuai dengan keluarga, budaya, dan orientasi perkembangan. Jauh sebelum anak berumur 2 tahun, ia telah belajar pola respon dasar untuk dunia kecilnya. Ketika keluarga meninggalkan tahap childbearing family ini, anak menggunakan semakin banyak konsep secara akurat dan dengan cepat menjadi anggota keluarga yang berkomunikasi secara penuh. 5. Communicating with one another in the family

9

Ketika bayi dapat menyampaikan keinginan dan perasaannya melalui tanda-tanda atau panggilan yang sulit dimengerti dan orang tuanya mampu memahaminya dan memberikan respon yang sesuai, maka baik bayi maupun orang tua mendapatkan perasaan puas dalam hubungan mereka. Bayi belajar memberikan respon pada orang-orang yang mencintainya yaitu ketika ayah dan ibu menimangnya dan mengekspresikan cinta mereka melalui kontak langsung. Suami dan istri harus membangun kembali komunikasi efektif ketika mereka menjadi orang tua. Intensitas komunikasi pasangan yang memiliki bayi menurun dibandingkan sebelum bayi lahir terutama mengenai hal-hal pribadi. Hadirnya anak juga menyebabkan pasangan menjadi jarang bersama-sama dan berkembang masing-masing. Pasangan berbagi tentang bayi dengan melibatkan pembentukan sistem komunikasi yang sensitif dan responsif. Ada sebuah kebutuhan untuk saling mengenali berbagai peran pria dan wanita sebagai pasangan, orang tua, dan sebagai individu. Membangun hubungan seks pasangan bukan hanya sebuah masalah fisiologis biasa tetapi melibatkan aspek-aspek psikologis yang kompleks. Ketika anaknya lahir, terjadi hambatan dalam hubungan seks karena istri lebih fokus pada bayi dan suami merasa kurang puas. 6. Planning for future children Untuk menunda kelahiran anak kedua, beberapa wanita biasanya lebih fokus pada masa menyusui dan merawat bayi pertama, dan ada juga yang menolak melakukan hubungan seksual dengan suaminya. Pertanyaan mengenai kehadiran anak berikutnya biasanya datang ketika terjadi sesuatu pada kelahiran anak pertama. 7. Relating to relatives and others Dengan kelahiran anak pertama, nenek biasanya mengambil banyak peran penting dalam masa awal kelahiran bayi. Ketika ibu sudah mampu mengambil semua tanggung jawab untuk rumah tangganya dengan bantuan ayah, peran nenek menjadi berkurang. Anggota keluarga lainnya juga turut melihat bayi dan memberikan hadiah, saran, dan larangan. Pasangan biasanya mengurangi kegiatan di luar rumah dibandingkan sebelum bayi lahir. 8. Maintaining motivation and morale Seiringnya dengan waktu dalam mengurus anak dan keluarga, suami dan istri mengalami berbagai tekanan dan konflik yang mungkin sampai membuat mereka menangis. Akan tetapi sebagai orang tua, mereka diharapakan tetap dapat memberikan yang terbaik untuk anaknya. Di samping konflik10

konflik yang terjadi, mereka menemukan makna spiritual dari kehidupan keluarga mereka. 9. Family rituals and routines Supaya tugas-tugas tidak memberatkan pada satu pihak, maka dibuatlah agenda keluarga dan jadwal rutinitas. Hal ini dilakukan agar tugas-tugas lebih jelas dan terarah.

11

BAB II PANDUAN INTERVIEW Definisi KonseptualPada perkembangan childbearing family, fokus dari tahapan ini adalah membangun keluarga muda menjadi sebuah unit yang stabil, menyelesaikan konflik tugas-tugas perkembangan dari anggota-anggota keluarga, dan saling mendukung kebutuhan perkembangan ibu, ayah dan bayi dalam menguatkan satu sama lain sebagai satu kesatuan.

Definisi Operasional VARIABEL Tugas perkembangan childbearing family SUB DIMENSI INDIKATOR Adopting housing arrangements - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. to the little child. Orangtua melakukan penataan barang-barang di : Menyesuaikan penataan rumah rumah sesuai dengan kebutuhan bayi tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk Meeting Present and Future sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, Costs of Childbearing: pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. : Pasangan dapat mengetahui biaya - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk perawatan atau anggaran bagi sang sang anak saat ini dan masa depannya anak saat ini dan untuk masa depan sang anak. Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama12 - Orangtua membagi perawatan anak tanggungjawab dalam

menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrolelearning : Adanya pembagian tanggung jawab antara suami dan istri yang diharapkan dapat memunculkan perilaku yang diharapkan pada anak yang pada akhirnya anak dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan lingkungannya.

- Masing-masing orangtua melakukan tugasnya sesuai peran (misalnya Ibu memberi makan, memandikan, membersihkan rumah, belanja, masak, sedangkan ayah mencari uang dan terkadang membantu istri merawat anak) - adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada anak

Communicating with one another in the family Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif13

- Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan - Adanya cinta diantara hubungan tersebut - Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive - Saling menjaga perasaan pasangan

dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka Planning for Future Children - memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi : bagaimana rencana orang tua - tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi setelah memiliki anak pertama - Adanya bantuan dari keluarga dalam bentuk Relating to relatives and others materi atau non-materi : memperoleh bantuan material dan - Biasanya ketika orang tua si bayi tidak immaterial dari keluarga besar atau mendapatkan bantuan dari keluarga (biasanya yang lainnya.karena keluarganya jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. Family rituals and routines Keluarga mempunyai agenda dan Morning awakening jadwal rutinitas mereka supaya tugas-tugas yang ada tidak Breakfast memberatkan salah satu pihak Naptime Daily Outings Father's homecoming14

Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

15

BAB III HASIL INTERVIEWResponden No Sub dimensi IndikatorSSE RENDAH ( 2 juta rupiah) SSE SEDANG (2 juta 5 juta rupiah)

Kriteria 1 4 1

1

2 1

3 2

4 1

5 1

6 1

7 1

8 1

9 1

1.

Adopting 1 - Orangtua housing mengetahui arrangem bagaimana ents to menata the little rumah agar child. aman dan nyaman bagi anak.

1 0 1

1 1 1

1 2 1

1 3 1

Coding 1 = orang tua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman & nyaman Coding 2 = orang tua tidak mengetahui bagaimana menata rumah agar aman & nyaman

16

Orangtua 1 melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi 2. Meeting Present and Future Costs of Childbeari ng: - Orang 1 tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkap an sang anak.

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

2

2

1

Coding 1 = melakukan Coding 2 = tidak melakukan

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = memiliki anggaran sendiri Coding 2 tidak memiliki anggaran sendiri

17

- Orang 1 tua mempersiap kan anggaran untuk masa depan sang anak 3. Assuming Mutual Responsib ility - Memberi makan - Memandi kan - Members ihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju 2 2 2

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = mempersiapkan Coding 2 = tidak mempersiapkan

2 2 2

2 3 3

2 2 3

2 2 2

2 2 1

2 1 1

2 2 2

2 2 3

2 2 3

2 2 1

2 2 2

2 2 2

3 3 2

Coding 1 = ayah Coding 2 = ibu Coding 3 = pengasuh/keluarga Coding 4 = ayah dan ibu

2 2 2

2 2 2

3 3 2

2 3 3

2 2 3

3 3 4

4 2 2

3 3 3

3 3 3

2 3 3

1 2 4

4 2 1

4 3 3

2 3 3

18

4.

Facilitatin g members rolelearning

5.

Communic ating with one another in the family

- Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masingmasing - adanya pembelajara n mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan

1

1

1

1

4

4

4

3

1

1

1

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = adanya diskusi atau sharing Coding 2 = tidak ada diskusi atau sharing

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1: ada Coding 2: tidak

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = memiliki kepuasan Coding 2 = tidak memiliki kepuasan

19

Adanya 1 cinta diantara hubungan tersebut - Membent 2 uk interaksi yang sensitif dan responsive

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = adanya cinta Coding 2 = rasa cinta berkurang Coding 1 = punya waktu khusus untuk bertukar pikiran Coding 2 = tidak punya waktu khusus untuk bertukar pikiran Coding 1 = ingin memiliki anak segera Coding 2 = ingin menunda memiliki anak Coding 1 = memiliki persiapan Coding 2 =tidak memiliki persiapan

1

2

1

2

1

1

1

1

1

2

1

1

1

6.

Planning Jika : 2 for the future a. Memiliki children keingina n untuk memiliki anak lagi 1 b. Memiliki persiapa n untuk memiliki anak lagi relating to - adanya 1 bantuan dari

1

2

2

2

2

2

2

2

2

1

1

2

1

1

2

2

2

1

2

2

1

2

2

1

2

2

7.

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = ada Coding 2 = tidak

20

relatives and others

8.

9.

keluarga dalam bentuk materi atau non-materi Maintaini - pasanga ng n saling Motivatio mendukung n and dalam Morale kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan pasanga n dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Family Morning

ada

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = saling mendukung Coding 2 = tidak saling mendukung

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = memiliki kepuasan Coding 2 = tidak memiliki kepuasam

1

1

2

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Coding 1 = saling menghargai Coding 2 = tidak saling menghargai Coding 1 = dapat mengatasi Coding 2 = tidak dapat mengatasi

2

1

2

1

1

2 21

2

2

1

1

1

2

1

1

Coding 1 : ada

rituals and routines

awakening Breakfast Naptime Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

Coding 2 : tidak 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

22

BAB IV PEMBAHASAN1. Adapting housing, arrangement to the little child

Secara umum, 79% dari keseluruhan responden yang kami wawancara sudah memenuhi tugas perkembangan ini meskipun, responden-responden dari SSE rendah melakukan perubahan secara terbatas. 21% responden lain yang belum memenuhi tugas perkembangan pada tahap ini dikarenakan anak dari pasangan mereka masih usia bayi dan merasa belum perlu melakukan perubahan dalam penataan rumah. Perubahan yang dilakukan oleh orang tua terhadap kondisi isi rumahnya tidak direncanakan. Mereka biasanya melakukannya ketika telah terjadi suatu kejadian yang dialami oleh anak, misalnya ketika anak pernah terjatuh dari tempat tidur, kemudian orang tua melapisi lantai dekat tempat tidurnya dengan menggunakan karpet.100% 80% 60% 40% 20% 0% a pting hous , a ng ent to da , ing rra em the little child 21% belumm enuhi em tug s a perk ba a em ng n 79% m enuhi tug s em a perk ba a em ng n

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% responden mengetahui bahwa perlu adanya perubahaan atau penataan barang-barang di dalam rumah agar membuat anak merasa nyaman dan aman dari bahaya. Seluruh responden yang mengetahui pentingnya perubahan itu melakukannya. Karena alasan finansial, perubahan yang dilakukan hanya menjauhkan steker listrik, menggunakan tempat tidur tanpa ranjang agar jika anak terjatuh tidak telalu berbahaya dan memindahkan barang pecah belah ke tempat yang lebih tinggi. 20% dari responden (hanya 1 keluarga) tidak mengetahui pentingnya perubahan atau penataan barangbarang di rumah. Responden ini mengakui bahwa baginya, memiliki anak masih seperti mimpi. Sehingga keluarga ini memiliki anak tanpa persiapan dan pengetahuan sebelumnya tentang anak dan cara menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak.23

b. SSE SEDANG 100% responden mengetahui bahwa perlu adanya perubahaan atau penataan barang-barang di dalam rumah agar membuat anak merasa nyaman dan aman dari bahaya. Seluruh responden yang mengetahui pentingnya perubahan itu melakukannya. Kedua keluarga yang termasuk dalam sosial ekonomi menengah ini masih tinggal bersama orang tua. Ibu menggunakan kamar yang dimilikinya sebelum menikah untuk menjadi kamar keluarga, sehingga tidak ada perubahan mengenai ukuran kamar. Perubahan dilakukan dengan menata barangbarang dan menambah barang-barang bayi. Peralatan berat seperti buku-buku perkuliahan masih ditempatkan di atas lemari. Ibu mengakui bahwa ini berbahaya, tapi ukuran kamar menurutnya menjadi kendala. c. SSE TINGGI 100% responden mengetahui bahwa perlu adanya perubahaan atau penataan barang-barang di dalam rumah agar membuat anak merasa nyaman dan aman dari bahaya. Akan tetapi, hanya 71% yang melakukan penataan atau perubahaan barang-barang di dalam rumah. Perubahan yang dilakukan salah satu responden adalah membuat tempat tidur dengan pembatas dan lantai kamar yang diberikan kasur tipis yang empuk. Hal ini dilakukan agar anak tidak terbentur lantai ketika bermain di atas tempat tidur. Sisanya 29% responden tidak melakukan karena mereka menganggap anak mereka masih bayi yang selalu di gendong dan tidur bersama dengan orang tua dalam satu kasur sehingga mereka merasa tidak perlu untuk melakukan perubahan terhadap barang-barang yang ada di rumah. 2. Meeting present and future costs of childbearing Secara umum 86% dari keseluruhan responden yang diwawancara sudah memenuhi tugas perkembangan ini, sedangkan 14%-nya belum memenuhi. Yang belum memenuhi tugas perkembangan ini dikarenakan mereka masih belum hidup mandiri secara finansial. Mereka juga ada yang masih tinggal bersama orang tua dari ayah atau ibu. Misalnya, pada salah satu respoden, dimana responden24

tersebut masih menjalani pendidikan (masih berkuliah). Oleh karena itu, mereka masih dibantu oleh kedua orang tua masing-masing pasangan, baik biaya pendidikannya dan mereka pun masih diberi uang saku. Pada responden yang memenuhi tahap ini berarti mereka telah hidup mandiri secara finansial, yaitu tidak ada bantuan finansial dari orang tua ayah dan ibu. Pasangan sudah memiliki pekerjaan yang tetap, baik hanya sang suami ataupun keduanya yang bekerja. Mereka juga sudah membuat perencanaan untuk anak di masa depan, misalnya seperti membuat tabungan yang dikhususkan untuk anak.100% 80% 60% 40% 20% 0% MeetingP ent a F res nd uture Cos ofchieldbea ts ring 14% 86% s hm enuhi uda em tug s a perk ba a em ng n belumm enuhi em tug s a perk ba a em ng n

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE Rendah Menurut teori tugas perkembangan childbearing family, biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua ketika anak lahir antara lain biaya dokter dan rumah sakit, perlengkapan bayi, pakaian, makanan khusus obat, babysitter dan setidaknya beberapa pakaian baru ibu setelah sembilan bulan mengandung. Untuk masa depan anak, biaya yang diperlukan meliputi biaya pendidikan dan kesehatan. 100% responden memiliki anggaran tersendiri untuk memenuhi kebutuhan si anak. Kebutuhan anak seperti susu, pampers, bedak, dan shampo. 20% responden tidak mempersiapkan anggaran untuk masa depan anak karena pasangan ini masih berkonsentrasi pada kebutuhan saat ini. Penghasilan ayah yang terbatas serta ibu yang tidak bekerja membuat pasangan ini belum memikirkan pada anggaran masa depan anak. 80% lainnya telah mempersiapkan anggaran untuk masa depan anak. Persiapan anggaran ini berupa tabungan umum yang sewaktu-waktu jika ada hal yang mendesak, tabungan ini dapat dipergunakan. b. SSE SEDANG25

100% responden memiliki anggaran tersendiri untuk memenuhi kebutuhan si anak. Kebutuhan anak seperti susu, pampers, bedak, dan shampo.Dari seluruh responden kelompok ini menyiapkan anggaran untuk masa depan anak, tetapi satu dari responden sudah menyiapkan anggaran yang sudah terfokus untuk pendidikan, kesehatan untuk anaknya Satu responden lagi anggaran yang disediakan masih umum, tidak terfokus pada pendidikan atau kesehatan, melainkan ke kebutuhan yang lebih urgent. c. SSE TINGGI 100% responden memiliki anggaran tersendiri untuk memenuhi kebutuhan si anak. Kebutuhan anak seperti bedak, shampo, pampers, makanan dan susu formula serta imunisasi. 14% dari responden tidak mempersiapkan anggaran untuk masa depan anak karena pasangan ini masih sama-sama kuliah dan biaya kehidupan sehariharinya masih di tanggung oleh orang tuanya, 86% telah mempersiapkan anggaran bagi pendidikan anak melalui asuransi pendidikan ataupun tabungan khusus bagi si anak. 3. Assuming mutual responsibility Pada tugas perkembangan ini sebanyak 36% partisipan sudah memenuhinya. Mereka melakukan pembagian tugas dengan pasangan masing-masing, untuk mengurus rumah dan mengurus anak bisanya dilakukan oleh sang istri. Tak jarang suami juga turut membantu ketika istri membutuhkan bantuan. Sebanyak 64% partisipan belum memenuhi tugas perkembangan ini, karena suami dan istri ini dalam memenuhi kebutuhan anak masih dibantu oleh mertua, sanak saudara, maupun oleh pengasuh atau pembantu rumah tangga. Memenuhi kebutuhan anak ini seperti memberi makan, memandikan anak, mengajak bermain, dan lain-sebagainya.70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 64% S h uda m enuhi tug s em a perk ba a em ng n belum m enuhi tug s em a perk ba a em ng n As um m s ing utua l res pons ibility

36%

26

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH o Memberi makan : 100% dari responden mneyatakan bahwa aktivitas ini dilakukan oleh ibu o Memandikan : 80% dari responden anaknya dimandikan oleh ibu dan 20% oleh orang lain dalam keluarga (misalnya mertua) o Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi :60% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 40% dilakukan orang lain dalam keluarga (misalnya pengasuh atau mertua) o Belanja : 60% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 40% oleh orang lain dalam keluarga o Masak: 60% dari responden mengatakan bahwa kegiatan memasak dilakukan oleh ibu dan 40% oleh orang lain dalam keluarga o Mencuci baju : 60% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu dan 40% dilakukan orang lain dalam keluarga (misalnya pengasuh atau mertua) o Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak: 80% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ayah, sedangkan 20% mengatakan kegiatan ini dilakukan bersama (ibu dan ayah). b. SSE SEDANG o Memberi makan : 100% ibu o Memandikan : 50% ibu, 50% ayah o Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi :100% ayah o Belanja : 50% keluarga,50% ayah dan ibu o Masak: 50% ibu, dan 50% keluarga o Mencuci baju : 50% ayah 50% ayah dan ibu. o Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak: 100% ibu dan ayah c. SSE TINGGI o Memberi makan : 86% dari responden menyatakan bahwa akivitas ini dilakukan oleh ibu dan 14% oleh pengasuh/keluarga o Memandikan : 86% dari responden anaknya dimandikan oleh ibu dan 14% oleh pengasuh/keluarga o Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi :57% dari responden mengatakan27

kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 29% oleh pengasuh/keluarga dan 14% oleh ayah o Belanja : 29% dari responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ibu, 29% oleh pengasuh/keluarga, 29% dilakukan bersama (ayah dan ibu), dan 14 % dilakukan oleh ayah o Masak: 71% menyatakan bahwa kegiatan memasak dilakukan oleh pengasuh atau orang lain dalam keluarga besar (misalnya mertua) dan 29% dilakukan oleh ibu o Mencuci baju : 71% responden mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh pengasuh/ atau orang lain dalam keluarga besar (misalnya mertua), 14% dilakukan bersama (ayah dan ibu), 14% dilakukan oleh ayah o Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak: 71% mengatakan kegiatan ini dilakukan oleh ayah, 14% oleh ibu dan 14% anggota keluarga yang lain misalnya mertua. 4. Facilitating members role-learning Terdapat 93% dari keseluruhan responden sudah memenuhi tugas perkembangan keempat ini, sedangkan 7% partisipan lainnya belum memenuhi. Yang belum memenuhi ini dikarenakan adanya faktor belum siapnya istri menjadi ibu. Misalnya pada salah satu partisipan, dimana seorang istri ini masih belum menyangka kalau sudah mempunyai anak serta kurangnya diskusi yang dilakukan oleh pasangan tersebut.100% 80% 60% 40% 20% 0% fa cilita tingm bers em role-lea rning 7% 93% s h uda m enuhi em tug s a perk ba a em ng n belum m enuhi em tug s a pek ba a em ng n

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% dari responden melakukan diskusi antar pasangan mengenai perkembangan anak dan hal-hal yang28

terjadi setiap hari. Selain itu mereka juga mendiskusikan tentang bagaimana cara mendidik anak, mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh pada anak. Sedangkan 20 % esponden mengatakan bahwa tidak melakukan diskusi antar pasangan mengenai perkembangan dan cara mendidik anak. b. SSE SEDANG 100% responden melakukan diskusi untuk pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga dengan pasangannya. 100% responden melakukan pembelajaran mengenai peran anak. Kedua pasangan tersebut bekerja sehingga mereka tidak saling menggantungkan tanggung jawab rumah tangga mereka. Pada keluarga pertama, ayah bekerja pada malam hari dan ibu bekerja pada siang hari, sehingga pembagian tugas dilakukan sesuai dengan pembagian jam kerja mereka. Pada keluarga kedua, ayah bekerja pada siang hari, jadi anak dititipkan pada mertuanya. c. SSE TINGGI 100% responden melakukan diskusi antar pasangan dan pembelajaran peran terhadap anak. Diskusi yang dilakukan biasanya seputar perkembangan anak dan masalah pekerjaan. Istri menceritakan mengenai sesuatu hal yang menarik yang ia lalui bersama dengan anak serta perkembangan anak kepada suami. Suami pun menceritakan mengenai hal yang menarik ketika berada di kantor. Biasanya mereka melakukan hal ini sebelum tidur. Pasangan pun mengajarkan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh kepada anak melalui teguran, larangan dan bermain.

5. Communicating with one another in the family Pada tugas perkembangan kelima ini terdapat 71% dari keseluruhan partisipan sudah memenuhinya. Hal tersebut dlihat dari intensifnya komunikasi yang terjalin antara suami dan istri serta juga anak mereka. Dengan begitu, mereka menyatakan puas dengan hubungan yang dijalin oleh mereka. Sedangkan 29% sisanya belum memenuhi tugas perkembangan ini. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu menjalin komunikasi antara suami dan istri. Dan juga29

kesibukkan antara pasangan suami dan istri, seperti pada salah satu partisipan (istri) yang mengaku bahwa ia jarang berkomunikasi dan kalau ada pun jika ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan. Sang suami pun pulang kerjanya sudah cukup larut malam.

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% responden menyatakan puas atas hubungan yang terjalin dengan pasangan masing-masing. Indikator kepuasan dari dimensi ini bersifat subjektif. Sebagai contoh yaitu pada isteri dari salah satu responden. Ia menyebutkan bahwa ia memiliki perasaan bahagia karena telah menjadi wanita sempurna sekarang. Menurutnya, menjadi wanita sempurna ialah ketika menikah dan memiliki anak. Ia mengatakan bahwa ia merasa beruntung memiliki suami yang mau mengurus anak, memandikan anak, dan tetap bekerja pada malam harinya. Walaupun waktu untuk berdua sebentar, ia merasa mencintai suaminya karena mereka berdua mampu memanfaatkan waktu yang sebentar. 100% responden pun menyatakan merasa bahwa ada cinta dan sayang di dalam keluarga kecil mereka. 40% responden memiliki waktu khusus yakni malam hari sebelum tidur atau di akhir pekan untuk bertukar pikiran sehingga terjalin interaksi yang responsif dan sensitif diantara pasangan. Hal yang mereka diskusikan biasanya mengenai hubungan diantara mereka berdua, konflik atau masalah yang dialami dalam keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan 60% lainnya tidak memiliki waktu khusus untuk berdiskusi. b. SSE SEDANG 100% responden menyatakan puas hubungan yang terjalin dengan pasangan masing-masing. 100% responden pun menyatakan bahwa merasa ada cinta dan sayang di dalam keluarga kecil mereka. 100% memiliki waktu khusus untuk bertukar pikiran sehingga terjalin interaksi yang responsif dan sensitif diantara pasangan. c. SSE TINGGI 100% responden menyatakan puas hubungan yang terjalin dengan pasangan masing-masing. Kepuasan dalam keluarga ini kebanyakan dari responden30

menyatakan puas akan komunikasi yang terjalin diantara mereka sebagai suami istri dan sebagai orangtua yang baru. 100% responden pun menyatakan bahwa merasa ada cinta dan sayang di dalam keluarga kecil mereka. 86% memiliki waktu khusus untuk bertukar pikiran sehingga terjalin interaksi yang responsif dan sensitif diantara pasangandan 14% lainnya tidak memiliki waktu khusus. 6. Planning for future children Terdapat 14% dari keseluruhan responden ingin segera memiliki anak yang kedua dan sudah memiliki persiapan. 43% responden ingin menunda memiliki anak dan tidak memiliki persiapan. Ada 29% responden menunda memiliki anak kedua, tetapi sudah mulai mempersiapkannya. Dan 14% lainnya ingin segera memiliki tapi tidak memiliki persiapan. Persiapan yang dimaksudkan yaitu finansial untuk kelahiran anak kedua nanti. Dengan demikian, terdapat 86% responden telah memiliki perencanaan dalam memiliki anak kedua. Sedangkan yang menunda untuk memiliki anak kedua ini dikarenakan mereka masih ingin fokus dalam mengasuh dan membesarkan anak pertamanya. Sehingga mereka berencana untuk menundanya hingga 4-5 tahun. Apabila dikaitkan dengan teori, hal ini sesuai. Karena pada teori menyatakan bahwa kebanyakan wanita yang baru menjadi ibu lebih memilih untuk menunda memiliki anak kedua karena tidak ingin melewatkan masa perkembangan anak pertamanya.100% 80% 60% 40% 20% 0% Pla nningfor the future children 14% 86% s hberenca uda na m punya a k em i na k edua berenca na m enundaa k na hing a4-5 ta g hun

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 80% dari responden ingin menunda memiliki anak kedua. Mereka pun mengakui belum memiliki persiapan apa pun untuk memiliki anak kedua, karena mereka ingin31

fokus dalam mengasuh anak pertama. 20% responden mengatakan tidak ingin memiliki anak kedua. Alasan tidak ingin memiliki anak lagi disebabkan oleh usia isteri yang sudah tua serta memikirkan masalah biaya hidup, kesehatan, dan pendidikan anak. Bila dilihat dari teori tugas perkembangan ibu pada childbearing family, seorang ibu yang baru melahirkan banyak yang memilih untuk menunda keinginan untuk memiliki anak kedua karena ingin lebih fokus merawat anak pertama mereka supaya dapat memperhatikan perkembangan sang anak. b. SSE SEDANG 50% ingin menunda memiliki anak kedua. Mereka pun mengakui belum memiliki persiapan apa pun untuk memiliki anak kedua, karena mereka ingin fokus dalam mengasuh anak pertama.50% tidak mau memiliki anak kedua. Alasan tidak ingin memiliki anak lagi disebabkan oleh sudah tuanya umur istri, memikirkan masalah biaya hidup, kesehatan, dan pendidikan anak. c. SES TINGGI 43% ingin menunda memiliki anak kedua. Mereka pun mengakui belum memiliki persiapan apa pun untuk memiliki anak kedua, karena mereka ingin fokus dalam mengasuh anak pertama hingga usia sekitar 4-5 tahun, baru setelah itu mereka baru memiliki anak kedua 29% ingin segera memiliki anak kedua karena selagi usianya masih muda dan mampu untuk membesarkan anak, tetapi belum memiliki persiapan untuk memiliki anak kedua. 14% ingin menunda memiliki anak kedua tetapi telah memiliki persiapan tabungan untuk kelahiran anak kedua nantinya. Selain itu, 14% ingin segera memiliki anak kedua dan telah memiliki persiapan untuk kelahiran anak keduanya nanti. 7. Relating to relatives and others 100% dari keseluruhan responden telah memenuhi tugas perkembangan ketujuh ini. Dimana keluarga besar biasanya akan membantu pasangan suami dan istri muda ini dalam membesarkan anak pertamanya. Bantuan yang biasa yang diberikan dalam bentuk materi maupun non materi. Dalam bentuk non materi, misalnya nasehat maupun larangan-larangan yang baik dalam mengasuh anak. Seperti ketika anak sedang sakit, istri atau suami terkadang suka bertanya kepada orang tuanya.32

Sedangkan dalam bentuk materi misalnya ketika istri melahirkan, membantu dalam biaya persalinannya dan membantu keuangan bila anak sedang sakit. a. SSE RENDAH 100% responden mendapatkan bantuan dari keluarga besar khususnya orangtua responden. Bentuk bantuan yang diberikan oleh keluarga besar yakni berupa nasehat dan saran ketika pasangan mengalami masalah tentang anak. Selain itu, bentuk bantuan yang paling menonjol adalah bantuan dalam hal keuangan. Uang yang diberikan oleh keluarga besar dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan anak dan perawatan anak seperti membantu membiayai kelahiran anak dan perawatan ke dokter. Adapula responden yang diberikan bantuan materi dalam bentuk rumah tinggal oeh keluarga besarnya. b. SSE SEDANG 100% menyatakan ada bantuan dari keluarga besar seperti kakek dan nenek dalam mengasuh dan merawat si anak. Bantuan non materi yang diberikan biasanya seperti masukan, nasehat-nasehat serta laranganlarangan dalam mengasuh anak. c. SSE TINGGI 100% menyatakan ada bantuan dari keluarga besar seperti kakek dan nenek dalam kegiatan mengasuh dan merawat si anak. Bantuan non materi biasanya seperti masukan, nasehat-nasehat serta larangan-larangan dalam mengasuh anak. Misalnya, ketika anak sakit biasanya harus diapakan. Dalam bentuk materi misalnya keluarga memberikan bantuan uang ketika melahirkan ataupun anak sakit. 8. Maintaining motivation and morale Dalam tugas perkembangan ini, terdapat 79% dari seluruh responden telah memenuhinya. Dimana mereka saling membantu dan menghargai satu sama lain dalam menjalankan peran mereka masing-masing maupun dalam mengasuh anak mereka. Misalnya, ketika istri sedang sibuk mengurus rumah, suami yang menjaga ataupun mengurus anak. Sedangkan 21% partisipan belum memenuhi tugas perkembangan ini. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya pengertian dan menghargai satu sama lain ketika mengasuh anak mereka.33

100% 80% 60% 40% 20% 0%

79%

s hm enuhi uda em tug s a perk ba a em ng n 21% belumm enuhi em tug s a perk ba a em ng n

m inta a iningm a otiv tiona nd m le ora

Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH 60% responden belum terpenuhi tugas perkembangan ini. Mereka tidak saling mendukung dan tidak terjalin interaksi yang responsif dan sensitif. Salah satu pasangan menyatakan mereka jarang sekali menanyakan bagaimana perasaan pasangannya. Suami jarang sekali menanyakan apakah isterinya lelah dalam mengurus bayi seharian dan sebagainya. Isteri pun demikian, ia jarang sekali melayani kebutuhan suaminya, bahkan ketika suaminya berangkat kerja, ia justru lebih memilih untuk tidur daripada melayani kebutuhan suaminya sebelum berangkat kerja. Selain itu, adapula seluruh pengasuhan anak dilakukan oleh istri sedangkan suami tidak membantu sama sekali. 40% responden sudah terpenuhi tugas perkembangan ini. Pasangan ini saling membantu ketika mengasuh anak mereka. Mereka saling melengkapi dalam mengasuh anak. Contohnya meskipun ibu lebih fokus merawat anak, Ayah juga sering membantu Ibu dalam merawat anaknya. Ibu juga membantu Ayah di usahanya yakni fotokopian ketika sedang ramai. Istri sedang merasa kesal atau lelah dengan tingkah laku anak, istri terkadang membentak anaknya, namun suami tidak setuju dengan perlakuan istrinya. Tapi hal ini tidak dibiarkan menjadi masalah yang besar dan biasanya langsung dibicarakan bersama. b. SSE SEDANG Dari 100% responden menyatakan bahwa mereka saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan. Selain itu mereka juga memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagaiorang tua, saling menghargai antar pasangan, dan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan.

Untuk indikator merasakan adanya cinta dalam hubungan mereka, 100% responden merasakannya. 100% dari responden membentuk interaksi sensitif dan responsive c. SSE TINGGI34

100% responden menyatakan bahwa mereka saling mendukung, menghargai, memiliki kepuasan serta mampu mengatasi konflik yang muncul dalam mengasuh anak. Suami membantu mempersiapkan peralatan mandi anak, memakaikan pakaian anak, menjaga anak ketika istri sedang sibuk mengurus rumah. Istri pun menghargai suami yang lelah bekerja dengan tidak mengeluh ataupun marah-marah kepada suami. Ketika memiliki masalah dalam mengasuh anak seperti anak sakit, maka suami dan istri akan berdiskusi dalam memecahkan masalah. 9. Family rituals and routines Pada aktivitas Morning awakening, terdapat 57% partisipan melakukan aktivitas ini. Dimana aktivitas ini menjadi rutinitas istri, suami, serta anak mereka. Aktivitas sarapan bersama telah dilakukan 57% partisipan dari keseluruhan. Kegiatan naptime dilakukan oleh 71% partisipan. Aktivitas daily outings dilakukan oleh 57% partisipan. Aktivitas fathers homecoming biasa dilakukan oleh 57% partisipan. Kegiatan babys bathtime dilakukan oleh 86% partisipan. Sebanyak 79% partisipan anak tidur bersama orang tuanya. Dan terdapat 86% partisipan melakukan aktivitas special holidays bersama anak. Penjelasan berdasarkan Status Sosial Ekonomi a. SSE RENDAH Morning awakening : 60% dari responden menyatakan ada rutinitas bangun pagi tertentu, 40% responden menyatakan tidak ada. Breakfast : 60% dari responden menyatakan ada kebiasaan sarapan bersama, 40% tidak ada Naptime: : 100% dari responden menyatakan bahwa ibu memiliki waktu tidur siang bersama anaknya Daily Outings : 80% dari responden menyatakan ada rutinitas bepergian setiap harinya, 20% tidak ada Father's homecoming: : 60% dari responden menyatakan ada kebiasaaan menyambut ayah sepulang dari bekerja, 40% tidak ada kebiasaan seperti itu. Baby's bathtime: 80% dari responden menyatakan ada jadwal khusus untuk memandikan bayi dan 20% responden menyatakan tidak ada jadwal khusus. Bedtime for children: 80 % dari responden menyatakan ada jadwal khusus bayi untuk tidur, 20% menyatakan tidak ada35

Special holidays: 80% dari responden menyatakan ada kegiatan berlibur atau menghabiskan akhir minggu yang dilakukan secara rutin sedangkan 20% tidak b. SSE SEDANG Morning awakening : 100% dari responden menyatakan ada rutinitas bangun pagi tertentu. Breakfast : 50 % dari responden menyatakan ada kebiasaan sarapan bersama, 50% tidak ada Naptime: : 100% tidak ada Daily Outings :50% dari responden menyatakan ada rutinitas bepergian setiap harinya, 50% tidak ada Father's homecoming: : 50 % dari responden menyatakan ada kebiasaaan menyambut ayah sepulang dari bekerja, 50% tidak ada Baby's bathtime: 100% dari responden menyatakan ada jadwal khusus untuk memandikan bayi Bedtime for children: 100 % dari responden menyatakan ada jadwal khusus bayi untuk tidur Special holidays: 100% dari responden menyatakan ada kegiatan berlibur atau menghabiskan akhir minggu yang dilakukan secara rutin. c. SSE TINGGI Morning awakening : 71% dari responden menyatakan ada rutinitas bangun pagi tertentu, 29% responden menyatakan tidak ada. Breakfast : 57 % dari responden menyatakan ada kebiasaan sarapan bersama, 43% tidak ada Naptime: : 71 % dari responden menyatakan ada rutinitas tidur siang, 29% tidak ada Daily Outings : 43% dari responden menyatakan ada rutinitas bepergian seiap harinya, 57% tidak ada Father's homecoming: : 57 % dari responden menyatakan ada kebiasaaan menyambut ayah sepulang dari bekerja, 43% tidak ada kebiasaan seperti itu. Baby's bathtime: 86% dari responden menyatakan ada jadwal khusus untuk memandikan bayi dan 14% responden menyatakan tidak ada jadwal khusus. Bedtime for children: 71 % dari responden menyatakan ada jadwal khusus bayi untuk tidur, 29% menyatakan tidak ada Special holidays: 86% dari responden menyatakan ada kegiatan berlibur atau menghabiskan akhir minggu yang dilakukan secara rutin sedangkan 14% responden menyatakan tidak ada waktu berlibur yang khusus.36

37

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa secara umum dari semua responden yang telah diwawancarai sudah memenuhi tugas perkembangan childbearing family. Meskipun dalam pemenuhan tugasnya setiap responden berbeda-beda, salah satunya dapat dilihat dari status sosial ekonominya. Hal tersebut dikarenakan faktor finansial, kesiapan menjadi ibu atau orang tua, pengetahuan mengenai anak, dan usia. Pada partisipan SSE Rendah, karena terbatasnya financial yang dimiliki, mereka dalam membantu perkembangan anak dilakukan sekedarnya saja dan pengasuhan anak hampir sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Pada SSE Sedang dan SSE Tinggi memiliki kesamaan dalam pemenuhan kebutuhan perkembangan si anak, mereka dapat membantu dalam hal tersebut. Perbedaannya adalah dalam hal pengasuhan anak, dimana pada partisipan SSE Sedang hampir sepenuhnya dilakukan oleh suami ataupun istri, sedangkan pada SSE Tinggi, peran ibu mengasuh anak tidak dilakukan sepenuhnya, karena ibunya bekerja maka pengasuhan dilakukan oleh seorang pengasuh atau keluarga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun masih ada kekurangan dalam pemenuhan tugas perkembangan childbearing family ini, hal tersebut dikarenakan faktor finansial, kesiapan menjadi ibu atau orang tua, pengetahuan mengenai anak, dan usia. Dan setiap keluarga mempunyai cara mereka sendiri dalam mencapai setiap tahap perkembangan childbearing family ini, banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti status sosial ekonomi, budaya atau kebiasaan yang melekat pada keluarga, cara berpikir serta perkembangan diri dan kesiapan dari suami atau isteri itu sendiri. Hal itu yang menciptakan corak yang unik dari setiap keluarga dalam menjalani perkembangan kehidupannya.

38

39

BAB VI PENYULUHAN A. Latar Belakang Berdasarkan pembahasan yang sudah dijelaskan bahwa kesibukan ayah yang bekerja membuat kurangnya komunikasi dengan anaknya maka kelompok kami memberikan penyuluhan dengan tema Anak juga butuh ayah: Bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi anak dan ayah yang bekerja. Tema ini sesuai dengan data responden yang diperoleh. Hasil pembahasan data responden baik status sosial tinggi maupun status sosial rendah mayoritas menunjukkan bahwa Ibu lebih berperan dalam mengurus anak sedangkan ayah mencari nafkah. Dalam hal mengurus anak seperti memberi makan, memandikan, membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi lebih banyak dilakukan oleh ibu. Padahal dalam teori dijelaskan bahwa ayah juga memiliki tugas perkembangan antara lain belajar esensi dan perawatan anak, membantu perkembangan anak, merancang pengaturan baru untuk menjadi hidup sehat bagi keluarga muda, dan sebagainya. Oleh karena itu, jelas bahwa ayah tidak hanya bertanggung jawab untuk mencari nafkah tetapi juga ikut serta dalam merawat dan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, kelompok kami memilih fenomena (kasus) ini untuk dibahas dari sudut pandang teori Tugas perkembangan Childbearing family. Fenomena ini akan digambarkan dalam sebuah video yang mengisahkan dua orang istri yang menceritakan suaminya masing-masing dengan latar belakang yang berbeda. Namun, menghadapi permasalahan yang sama yaitu kurangnya waktu dan perhatian suami terhadap anaknya karena sibuk dengan pekerjaannya. Dengan spesifikasi sebagai berikut: 1) Suami 1: Seorang karyawan perusahaan yang selalu pulang malam dan sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak punya waktu untuk anak dan istrinya. 2) Suami 2: Seorang fotografer yang asyik dengan hasil gambarnya. Setelah istirahat sebentar sepulang dari kantor, ia langsung melanjutkan pekerjaannya. B. Landasan Teori40

Alasan mengangkat tema Anak juga butuh ayah: bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi anak dan ayah yang bekerja telah dijelaskan dalam latar belakang. Sebagaimana yang dijelaskan, bahwa topik yang di angkat dalam penyuluhan sesuai dengan teori tugas perkembangan Childbearing family. Dimana fokus dari tahapan ini adalah membangun keluarga muda menjadi sebuah unit yang stabil, menyelesaikan konflik tugas-tugas perkembangan dari anggota-anggota keluarga, dan saling mendukung kebutuhan perkembangan ibu, ayah dan bayi dalam menguatkan satu sama lain sebagai satu kesatuan. Dalam tugas perkembangan Childbearing family dijelaskan mengenai tugas perkembangan bayi antara lain: 1. Belajar untuk mencintai dan dicintai Berespon penuh kasih sayang pada oranglain dengan pelukan, tersenyum, mencintai Memuaskan kebutuhan emosi dengan memperluas kontak Mulai memberi dirinya sendiri secara spontan dan tulus pada oranglain 2. Mengembangkan sistem komunikasi Pola belajar dari pengenalan dan respon Mengembangkan sistem komunikasi nonverbal, preverbal, dan verbal Mendapatkan konsep dasar (ya, tidak, atas, bawah, datang, pergi, dsb) Menguasai fundamental bahasa dasar dalam interaksi dengan orang lain 3. Belajar untuk mengekspresikan dan mengontrol perasaannya Mengelola perasaan takut dan cemas dengan cara yang sehat Mengembangkan rasa percaya pada dunianya Mengatasi perasaan frustrasi, kekecewaan, dan marah secara efektif, sesuai perkembangannya Mengelola sikap yang dibutuhkan darinya seiring waktu Harusnya ketiga tugas diatas dipelajari dari hasil interaksi dengan ayah dan ibunya, namun faktanya 90 % interaksi antara anak dan orang tuanya lebih banyak dilakukan bersama ibu, padahal ayah juga memegang peranan penting dalam berinteraksi dengan anaknya agar tugas perkembangan anak diatas dapat terpenuhi dengan41

baik. Karena ayah juga memiliki tugas perkembangan. Antara lain: 1. Membuat jalan untuk tekanan baru membuatnya sebagai seorang ayah muda Menerima tanggung jawab untuk merawat anak, mendengarkan keluhan istri, meningkatnya kebutuhan emosional dan fisik terhadap kehadiran anak. 2. Membantu perkembangan anak dalam masa

Bersama istri membuat perencanaan memfasilitasi perkembangan anak untuk selanjutnya. 3. Belajar esensi bayi dan perawatan anak

Pengetahuan dini mengenai anak. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang perawatan anaklebih dini yang akan bermanfaat pada kehidupan bayi kelak. Mempraktikan bagaimana merawat bayi dan anak, baik dilakukan sendiri maupun bersama istri dan memahami perkembangan anak. Dengan mendapat pengetahuan lebih dini, akan membuat interaksi pribadi yang intim dengan bayi.

C. Jenis Penyuluhan Penyuluhan dengan tema Anak juga butuh ayah: bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi anak dan ayah yang bekerja akan diberikan dalam bentuk acara TV yang dipandu oleh pembawa acara dan menghadirkan seorang narasumber. Narasumber adalah seorang Psikolog yang memiliki kompetensi dalam memberikan informasi dan pengetahun seputar Childbearing family. Selama beberapa menit, pembawa acara bersama narasumber akan membahas fenomena (kasus) yang terjadi. Pembawa acara akan menanyakan beberapa hal dan meminta pendapat dari narasumber. Di akhir, narasumber juga diminta memberikan beberapa tips untuk mengefektifkan kualitan interaksi antara ayah yang bekerja dengan anaknya. D. Alur42

Pembawa acara membuka acara dengan memberikan prolog mengenai fenomena (kasus) yang akan dibahas Pemutaran video yang menunjukkan fenomena tersebut Pembawa acara mengajak pemirsa melihat video selanjutnya Pemutaran video yang menunjukkan bagaimana pendapat masyarakat mengenai apakah setuju dengan pendapat bahwa tugas ayah hanya mencari nafkah? Sedangkan ibu mengurus anak? Pembawa acara mempersilakan narasumber duduk Pembawa acara memberikan prolog sebelum masuk segmen diskusi Narasumber memberikan beberapa komentar mengenai fenomena yang ditayangkan sebelumnya Diskusi bersama narasumber mengenai topik efektifkan kualitas interaksi ayah yang bekerja dengan anak Di akhir, narasumber memberikan tips Pembawa acara memberikan kesimpulan singkat dan selanjutnya menutup acara.

E. Tips Untuk menangani fenomena yang dibahas sebelumnya yaitu bagaimana mengefektifkan kualitas interaksi antara ayah yang bekerja dengan anak, maka narasumber memberikan beberapa tips yaitu: Luangkan Waktu. Hubungan orang tua-anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang penting, orang tua secara konsisten meluangkan sedikit waktu bersama anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga pengasuhan yang baik.

Jadilah pendengar yang baik. Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya, kalau orang tua merendahkan gagasan anaknya atau mengkritik kata-katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada teman. Karenanya, jika ingin memiliki43

pengaruh dalam kehidupan anak, mari menjadi pendengar yang baik. Mereka akan menerima kita bila kita membantu mereka memecahkan masalah.

Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang. Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita. Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak dan membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Kita dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk dengan membuat mereka untuk selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya. Pengawasan. Sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui di mana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang apa. Berikan perhatian. Ini bagian paling berat sebagai orang tua. Kita cenderung lebih memperhatikan anak-anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih sulit untuk memperhatikan perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik, memang memerlukan usaha. DAFTAR PUSTAKA

Duvall, Evelyn Millis. 1957. Marriage and Family Development 5th Edition. Philadelphia: J.B.Lippicott Company.

http://khabib.staff.ugm.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=32:10-langkah-bagiayah-ibu-bekerja&catid=3:keluarga&Itemid=6

44

LAMPIRANKISI-KISI PERTANYAAN (GUIDELINE)No . 1. SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child. : Menyesuaikan penataan rumah tangga dengan anak. Menjaga meubel dan peralatan rumah tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang INDIKATOR - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi ITEM PERTANYAAN - Bagaimana perasaannya ketika anak pertama lahir dan mulai hidup bersama di rumah? - Sebelum anak lahir, persiapan seperti apa yang anda lakukan? Misalnya persiapan menjadi orangtua, menyiapkan kebutuhan bayi dan penataan rumah? - Bagaimana tata letak barang-barang dirumah sebelum dan setelah kelahiran anak? Apakah ada perbedaan yang signifikan antara dua kondisi itu? (misal tata letak meja, pentanaan ventilasi, lemari, dan lain-lain) - (jika ada perubahan) Apa yang menjadi pertimbangan dalam merubah tata letak barangbarang di rumah? - Apakah saya boleh tahu, anak anda tidur dengan siapa? (bila dengan orangtua) Apakah ada rencana untuk menyiapkan ruangan khusus untuk anak? (bila sudah tidur sendiri) Bagaimana prosesnya ketika dahulu menyiapkan ruangan khusus untuk anak? - Bagaimana aktivitas anak di dalam rumah?

45

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: : Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk masa depan sang anak.

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk sang anak dan dapat mensiasati biaya pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan sang anak. - Orang tua dapat memenuhi anggaran untuk sang anak saat ini dan masa depannya

3.

Assuming Mutual Responsibility : kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang

- Orangtua membagi tanggungjawab dalam perawatan anak - Masing-masing orangtua melakukan

Biasanya ia bermain dibagian rumah yang mana? - Apakah ada penyesuaian penataan rumah dengan aktivitas anak? - Bagaimana cara anda melindungi anak dari barang-barang yang sekiranya berbahaya bagi anak? - Menurut anda, apakah tata letak barang-barang rumah tangga yang sekarang sudah cukup kondusif untuk tumbuh-kembang anak anda? - Bagaimana bapak dan ibu mensiasati atau mempersiapkan anggaran untuk kelahiran sang anak? Seperti biaya rumah sakit, dokter anak, dan sekolah anak kelak? - Apakah bapak-ibu pernah mengalami keluhan dalam memenuhi anggaran bagi sang anak? misalnya: karena sibuk mengurus anak, kerjaan jadi terganggu dll lalu bagaimana solusinya? - Apakah bapak dan ibu memiliki atau mencari usaha tambahan untuk kelangsungan kehidupan anak? Apa alasannya bapak-ibu mencari usaha tambahan? - Bagaimana tanggapan keluarga besar dengan kehidupan anggaran keluarga?apakah ada bantuan dari keluarga besar? - Apakah terdapat perubahan tanggung jawab dari sebelum dan setelah anda memiliki anak? - bagaimana cara anda berdua membagi tugas dalam merawat dan memenuhi kebutuhan anak anda? probing:

46

harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka.

tugasnya sesuai peran (misalnya Ibu memberi makan, memandikan, membersihkan rumah, belanja, masak, sedangkan ayah mencari uang dan terkadang membantu istri merawat anak) - adanya pembagian tanggung jawab dalam mengurus rumah tangga antara pasangan - adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada anak

- siapa yang memberi makan?memandikan? membersihkan kamar? Belanja?masak?mencuci baju? Mencari nafkah?

4.

Facilitating membersrolelearning :

- apakah ada tolong-menolong antara ibu dan bapak dalam mengurus rumah setelah ada anak dalam keluarga? (jika ada, biasanya dalam hal apa?) - apa yang biasanya ibu dan bapak ceritakan di waktu senggang pada malam hari? (apakah ibu berbagi cerita dalam mengurus rumah dan perkembangan anak kepada bapak?) (apakah bapak berbagi cerita dalam pekerjaannya kepada ibu?) - bagaimana bapak dan ibu menyelesaikan masalah yang biasanya muncul dalam mengurus rumah dan anak? - bagaimana cara ibu/bapak mengajarkan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak dalam keluarga?

5.

Communicating with one another in the family Interaksi atau

Memiliki perasaan bagaimana cara bapak/ ibu bermain bersama anak? puas dalam menjalin - kapan saja bapak/ ibu bermain bersama sang anak? hubungan - Bagaimana cara bapak/ ibu menjaga kedekatan

47

6.

7.

Saling menjaga perasaan pasangan Planning for Future Jika: Children a) memiliki keinginan : bagaimana rencana orang untuk memiliki anak lagi tua setelah memeliki anak pertama -mengapa Saudara tidak ingin punya anak lagi? b) tidak memiliki keinginan -Jika iya, Apa usaha untuk menghambatnya? untuk memiliki anak lagi Relating to relatives and - Adanya bantuan - Bagaimana harapan keluarga besar terhadap others dari keluarga dalam kelahiran bayi pertama? : memperoleh bantuan bentuk materi atau - Apakah ada masukan / saran / wejangan material dan immaterial, dari non-materi tentang mengurus anak dari salah satu anggota keluarga besar atau yang - Biasanya ketika keluarga (misalnya keluarga besar)? lainnya orang tua si bayi tidak - Apakah ada tradisi khusus untuk penyambutan mendapatkan bantuan anggota keluarga? dari keluarga (biasanya - Apakah ada bantuan dari pihak lain, selain karena keluarganya keluarga,? Biasanya bantuan apa yang

hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka

Adanya diantara tersebut

cinta hubungan

Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

dengan sang anak? - Bagaimana respon anak ketika bapak/ ibu mengajarkan hal-hal baru kepada sang anak? Bagaimana cara bapak/ ibu memanggil pasangan atau anggota keluarga lainnya? Bagaimana cara bapak/ ibu mempertahankan cinta bapak/ ibu? Apa yang bapak/ ibu lakukan saat melihat pasangan sedang mengalami kesulitan? Jika salah satu pasangan sedang merasa kesal kepada bapak/ ibu, apa yang akan bapak/ ibu lakukan agar perasaan kesalnya tidak bertahan lama? seberapa besar keinginan untuk memiliki anak kedua? -Bagaimana persiapan untuk mendapatkan anak lagi? -Apa yang diinginkan dari anak kedua dan seterusnya?

48

jauh), biasanya mendapatkan bantuan dari orang terdekat, misalnya tetangga, atau lembaga yang menyediakan jasa penitipan anak. 8. Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan. - pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua - saling menghargai antar pasangan - pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening

diberikan?

- Bagaimana caranya pasangan mendukung satu sama lain dalam melaksanakan perannya sebagai orangtua? - adakah permasalahan yang dihadapi dalam pengasuhan? Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut?

9.

Family rituals and routines

- Apa yang biasanya dilakukan orangtua ketika bangun tidur?

anak

dan/atau

Breakfast

- Apakah keluarga memiliki kebiasaan sarapan bersama? - Apa yang biasanya dilakukan sebelum dan sesudah sarapan?

49

Naptime

- Apakah anak dan ibu memiliki waktu tidur siang bersama? - Apa yang biasanya dilakukan menunggu ayah pulang kerja? - Bagaimana jika ayah pulang? anak sambil

Daily Outings

Father's homecoming

- Apa yang biasanya dilakukan anak dan ibu ketika ayah pulang kerja? - Siapa yang biasanya memandikan anak? - Apakah orangtua sering memandikan anak bersama sambil bermain dengan anak? - Dengan siapa anak tidur? - Apa yang biasanya ibu dan/atau anak lakukan ketika menjelang waktu tidur? - Apa yang biasanya dilakukan keluarga saat hari libur? - Apakah keluarga memiliki kegiatan khusus bersama? Jika ada, tolong jelaskan?

Baby's bathtime

Bedtime for children

Special holidays

50

HASIL INTERVIEWResponden dengan SE Rendah : 1 5 RESPONDEN 1 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Eka Nur Syabanawati NPM :190110080064 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Inisial :P Usia : 25 tahun Pendidikan terakhir:SMA Pekerjaan : Pedagang keliling Alamat : Jatinangor Istri Inisial :S Usia : 23 tahun Pendidikan terakhir: SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Jatinangor Anak Inisial Usia Usia pernikahan

:N : 1 tahun 11 bulan : 3 tahun

51

NO 1.

SUB DIMENSI Adopting housing arrangements to the little child.

INDIKATOR - Orangtua mengetahui bagaimana menata rumah agar aman dan nyaman bagi anak. Orangtua melakukan penataan barang-barang di rumah sesuai dengan kebutuhan bayi - Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkapan sang anak. - Orang tua mempersiapkan anggaran untuk masa depan sang anak - Memberi makan - Memandikan - Membersihkan kamar/ rumah untuk menjamin kesehatan bayi - Belanja - Masak - Mencuci baju - Mencari uang untuk

DESKRIPSI Orang tua sebenarnya mengetahui bagaimana kondisi rumah yang aman dan nyaman bagi anak. Namun, karena mereka yang mereka tempati sangat kecil dan hanya memiliki satu kamar, orang tua tidak banyak merubah kondisi rumah. Salah satu yang dapat dilakukan orang tua adalah memasang kelambu pada kasur mereka, karena anak mereka sampai sekarang masih tidur bersama orang tua. Orang tua berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga menabung untuk masa depan anak. Saat ini yang bekerja hanya suami saja, namun sebenarnya istri juga memiliki rencana untuk membantu suami mencari uang, namun karena anak masih kecil, istri menunda dulu sampai anak sudah lebih besar lagi.

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing:

3.

Assuming Mutual Responsibility

Merawat anak dipegang oleh istri. Suami bekerja setiap hari, sehingga tidak bisa ikut merawat anak aehari-harinya. Namun jika ada kesempatan, suami ikut membantu istri. Selain itu, untuk membersihkan rumah dan memasak juga dipegang oleh istri.

52

memenuhi kebutuhan anak

4.

Facilitating membersrolelearning

adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi Memiliki perasaan puas dalam menjalin hubungan Adanya cinta diantara hubungan tersebut Membentuk interaksi yang sensitif dan responsive

Orangtua membiasakan anak untuk bisa melakukan hal baik. Orangtua juga mengajarkan anak untuk tidak melakukan hal yang tidak baik.

5.

Communicating with one another in the family

Orang tua mempunyai waktu khusus untuk bertukar pikiran dsb. Misalnya ketika akan tidur. Ketika pasangan sedang mengalami kesulitan, pasangan lain ikut membantu mencari jalan keluarnya. Apabila salah satu pasangan sedang kesal terhadap pasangannya, biasanya tidak pernah lama. Hal yang menjadi alasan mereka tidak lama kesal adalah anak mereka. Setiap melihat anak, misalnya melihat kelucuan tingkah laku anak, mereka akan cepat luluh dan segera berbaikan.

53

6.

Planning for the future children

7.

relating to and others

Jika : a. Memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi b. Memiliki persiapan untuk memiliki anak lagi relatives - adanya bantuan dari keluarga dalam bentuk materi atau non-materi

Orang tua belum memiliki rencana untuk mempunyai anak lagi, karena masih fokus dalam hal materi untuk memenuhi kehidupan sehari dan menabung untuk anak pertama mereka.

Keluarga mendapatkan bantuan baik berupa materi maupun non-materi ketika melahirkan anak. Bantuan berupa non-materi misalnya wejangan cara mengurus anak, atau bagaimana merawat badan setelah melahirkan. Ketika baru melahirkan, istri juga dibantu oleh ibunya dalam mengurus anaknya. Orang tua mampu memahami dan menghargai masing-masing. Ketika ada permasalahan dalam pengasuhan, orang tua juga dapat mengatasinya. Permasalahan yang paling sering muncul adalah anak yang sangat aktif sehingga harus selalu dijaga, biasanya orang tua membiarkan dahulu anaknya bermain, namun tetap dalam pengawasan.

8.

Maintaining Motivation and Morale : Pasangan dapat saling mendukung dan mendapat kepuasan dalam kegiatan pengasuhan, mendapatkan penghargaan, dan dapat mengatasi konflik dalam pengasuhan.

- pasangan saling mendukung dalam kegiatan pengasuhan - memiliki kepuasan dalam pengasuhan sebagai orang tua

- saling menghargai antar pasangan

54

9.

Family rituals and routines

- pasangan dapat mengatasi konflik yang terjadi dalam pengasuhan Morning awakening Breakfast Naptime Daily Outings Father's homecoming Baby's bathtime Bedtime for children Special holidays

2 2 1 1 1 1 2, belum ada karena ayah bekerja setiap hari, jadi belum pernah ada waktu libur kecuali libur hari raya Keluarga tidak memiliki waktu khusus untuk berlibur, karena ayah bekerja setiap hari sehingga tidak mempunyai waktu untuk berlibur. Namun ada beberaoa kebiasaan yang sering dilakukan anak dan ibu, misalnya, tidur siang bersama. Anak juga mempunyai kebiasaan menunggu ayahnya pulang kerja sambil bermain.

55

RESPONDEN 2 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : Anggi Quartri S. NPM : 190110070069 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami Nama Inisial :H Usia : 36 tahun Pendidikan terakhir: STM Pekerjaan : Wirausahawan fotokopi Alamat : Jatinangor Istri Nama Inisial : Usia : Pendidikan terakhir: Pekerjaan : Alamat Anak Nama Inisial Usia anak

K 28 tahun SMEA Ibu Rumah Tangga : Jatinangor

:F : 3 tahun

Usia pernikahan : 4 tahun Penghasilan Total : Rp. 2.000.000,-/bulan NO 1. SUB DIMENSI INDIKATOR Adopting housing - Orangtua mengetahui DESKRIPSI JAWABAN Persiapan menjadi orang tua dilakukan dengan bertanya kepada

56

arrangements to the bagaimana menata little child rumah agar aman dan Menyesuaikan nyaman bagi anak. penataan rumah - Orangtua melakukan tangga dengan anak. penataan barangMenjaga meubel dan barang di rumah sesuai peralatan rumah dengan kebutuhan bayi tangga agar aman bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang

2.

Meeting Present and Future Costs of Childbearing: Pasangan dapat mengetahui biaya perawatan atau anggaran bagi sang anak saat ini dan untuk

- Orang tua memiliki anggaran tersendiri untuk kebutuhan dan perlengkapan sang anak. - Orang tua mempersiapkan anggaran untuk masa

keluarga dekat bagaimana mengurus anak misalnya susu apa yang diberikan terus bagaimana memilih pengasuh karena ibunya bekerja, dan lain-lain. Awalnya pasangan ini tinggal di kosan di Bandung, namun sejak istrinya hamil, mereka pindah ke rumah di Jatinangor untuk persiapan tempat tinggal saat anaknya lahir. Tidak terlalu terjadi perubahan bentuk rumah dan penataan di rumah sejak anak lahir karena memang ukuran rumah yang dapat dikatakan relatif kecil dan hanya memiliki 1 kamar. Namun memang ada barang tambahan misalnya lemari khusus anak. Demi keselamatan dan keamanan si anak, barang-barang berbahaya seperti benda tajam diletakkan di tempat yang tinggi dan sulit dijangkau anak. Tempat tidur tetap memakai ranjang namun anak selalu di tengah agar anak tidak jatuh. Dan sekarang ketika anak sudah mulai tidur di kasur sendiri, kasur itu tidak diberi ranjang. Menurut ibu ini dia merasa tata letak barang di rumahnya sudah cukup aman tapi memang kurang mengembangkan kreativitas anaknya. Karena ketika 2 tahun pertama tinggal di rumah neneknya dan hanya bertemu sekali seminggu dengan ibunya, anak lebih memiliki banyak teman seumur dan ruang geraknya lebih luas. Mempersiapkan sebelumnya dengan menabung karena istri dan suami sama-sama bekerja. Ketika anaknya lahir berusaha ikut asuransi pendidikan meskipun bukan asuransi yang mahal. Namuan sang istri berhenti bekerja setelah anak berumur 2 tahun karena ingin fokus membesarkan anak sehingga yang bertugas mencari uang hanyalah suami sehingga sang istri harus pintar membagi penghasilan dari usaha fotokopinya. Tidak ada usaha tambahan tapi berusaha meningkatkan penghasilan dari

57

masa depan sang anak.

depan sang anak

3.

4.

Assuming Mutual Responsibility Kemunculan anak pertama menyebabkan munculnya tanggung jawab baru yang harus dilakukan oleh orang tuanya. Orang tua harus saling membagi tanggung jawab apa yang harus mereka berdua lakukan untuk anak mereka. Facilitating membersrole- learning

-

-

usahanya sekarang. Semua pembiayaan ditanggung sendiri termasuk ketika anak dititipkan pada orang tua, pasangan ini memberikan biaya bulanan untuk perawatan anak. Memberi makan Ada. 6 bulan pertama menggunakan pengasuh yaitu tetangga. Jadi anak dititipkan selagi ayah dan ibu bekerja. Lalu mulai dari 6 Memandikan Membersihkan kamar/ bulan-2 tahun anak diurus oleh neneknya. Setelah 2 tahun, istri rumah untuk menjamin berhenti bekerja dan fokus merawat serta mengurus anak. Mencari uang menjadi tugas utama suami yaitu dengan kesehatan bayi menjalankan usaha fotokopi. Belanja Masak Mencuci baju Mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anak

5.

Pasangan ini sering melakukan sharing tentang perkembangan anaknya. Ketika suami pulang kerja, biasanya dia langsung menanyakan kegiatan anaknya atau kadang si anak sendiri yang suka menceritakan pada ayahnya. Dan terkadang tanpa ditanya, suami menceritakan pekerjaannya pada istrinya. Ketika ada masalah biasanya menyelesaikan ketika suasana sudah mulai baik baru didiskusikan. Cara mengajarkan mana yang boleh dan tidak boleh pada anak dilakukan dengan mengajari dengan pelan-pelan namun jika anaknya tidak mau maka akan diberi contoh efek negatif dari perbuatannya. Misalnya jika main pisau nantinya bisa berdarah. Communicating with - Memiliki perasaan puas Setelah berhenti bekerja ketika anaknya berusia 2 tahun, Ibu one another in the dalam menjalin selalu menemani anaknya bermain Namun 2 tahun pertama anak

- adanya diskusi atau berbagi dalam menjalankan peran masing-masing - adanya pembelajaran mengenai peran anak yang diberikan pasangan kepada bayi

58

6.

family : Interaksi atau hubungan yang terjadi dalam keluarga yang memperlihatkan adanya perasaan puas dalam hubungan mereka, adanya cinta diantara hubungan itu, membentuk interaksi yang sensitif dan responsive, saling menjaga perasaan pasangan mereka Planning for Future Children : Bagaimana rencana orang tua setelah memeliki anak pertama

hubungan - Adanya cinta diantara hubungan tersebut - Membentuk interaksi yang sensitif dan responsif

lebih sering bermain bersama nenek kakeknya dan pengasuh. Biasanya anak akan bermain petak umpet, kuda-kudaan bersama ibu dan bermain sepak bola bersama ayah. Untuk menjaga kedekatan dengan anak, ketika masih bekerja ibu selalu berusaha menghabiskan waktu bersama anak ketika dia libur. Ayah memang adalah orang yang sangat perhatian terhadap anak dan suka mengajak ngobrol anak dan istri. Dan ketika ada masalah akan didiskusikan bersama ketika suasana hati kedua pasangan sudah lebih baik. Anak selalu dikenalkan dengan panggilan-panggilan pada orang yang baru dikenalnya.

7.

Relating to and others

Rencana memiliki anak kedua sudah ada semenjak anak pertama berumur 2 tahun karena merasa rentan jika melahirkan anak di atas usia 30 tahun. Namun karena pertimbangan ekonomi yang belum terlalu memadai jika memiliki anak kedua. Persiapan untuk memiliki anak kedua sudah dimulai dengan berusaha menabung b) Memiliki persiapan sedikit demi sedikit dan pasangan ini ingin memiliki anak kedua untuk memiliki anak berjenis kelamin perempuan. lagi relatives adanya bantuan dari Ibu menerima banyak masukan dari keluarga besar dan keluarga dalam bentuk lingkungannya misalnya bagaiman menjaga kualitas susu anak materi atau non-materi ketika ditinggal pergi ibunya bekerja, lalu memilih pengasuh yang baik dan bersih. Ibu juga sempat dibantu merawat anak ketika usia 6 bulan hingga 2 tahun karena Ibu bekerja. Ada tradisi khusus yaitu aqiqah yaitu tradisi pemotongan rambut bayi.

Jika: a) memiliki keinginan untuk memiliki anak lagi

59

8.

9.

Maintaining Motivation - pasangan saling and Morale mendukung dalam : Pasangan dapat saling kegiatan pengasuhan mendukung dan - memiliki kepuasan mendapat kepuasan dalam pengasuhan dalam kegiatan sebagai orang tua pengasuhan, - saling menghargai mendapatkan antar pasangan penghargaan, dan - pasangan dapat dapat mengatasi mengatasi konflik yang konflik dalam terjadi dalam pengasuhan. pengasuhan Family rituals and Morning awakening Anak biasanya bangun ketika ayahnya bangun routines Breakfast Keluarga ini memiliki kebiasaan sarapan bersama Naptime Biasanya istri akan menidurkan anak, setelah itu istri akan mengerjakan pekerjaan dalam dalam membereskan rumah. Daily Outings Ibu merawat anak seperti memberi makan, memandikan, menidurkan dan bermain bersama. Father's homecoming Anak dan Ibu tidak akan tidur sebelum ayahnya pulang. Bahkan mereka sering menyusul ayah ke tempat usahanya. Baby's bathtime Yang biasanya memandikan anak adalah ibu. Namun jika anak ingin dimandikan oleh ayah, maka ayah akan mengerjakannya. Bedtime for children Anak tidur sekamar dengan orang tua tapi telah memiliki kasur sendiri. Namun terkadang anak suka pindah lagi ke kasur orang tuanya. Keluarga ini sering mengajak anaknya bermain sebelum

Harapan keluarga besar terhadap anak adalah menjadi pembawa manfaat dan pemaaf sesuai dengan namanya dan mempererat silahturahmi di keluarga mereka. Ada pembagian. Si ibu yang lebih fokus merawat anak. Namun Ayah juga sering membantu Ibu dalam merawat anaknya. Dan Ibu juga membantu Ayah di usaha fotokopinya ketika sedang ramai. Ada permasalah yang terjadi ketika merawat anak misalnya cara mendidik anak. Kalau istri sedang merasa kesal atau lelah dengan tingkah laku anak, istri terkadang membentak anaknya, namun suami tidak setuju dengan perlakuan istrinya. Tapi hal ini tidak dibiarkan menjadi masalah yang besar dan biasanya langsung dibicarakan bersama.

60

Special holidays

tidur. Biasanya di hari Sabtu, pasangan ini akan pergi ke pusat perbelanjaan dan hari minggu ke pasar. Terkadang keluarga akan mengikuti piknik bersama keluarga besar. Keluarga ini juga melakukan kunjungan ke tempat nenek dan kakek sebulan satu kali.

61

RESPONDEN 3 IDENTITAS INTERVIEWER Nama : A. Septina Mustikaningrum NPM :190110070088 IDENTITAS INTERVIEWEE Suami: Inisial : DM Usia : 25 tahun Pendidikan terakhir: SMP Pekerjaan : Office Boy Alamat : Jatinangor Istri inis