Top Banner
1 HAKIKAT IPA DAN PENDIDIKAN IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Puskur, 2014) IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pada bahan ajar atau makalah ini akan diuraikan tentang hakekat IPA, metode ilmiah dan keterampilan proses yang mendukung pembelajaran IPA A. Hakekat IPA dan Pembelajaran IPA IPA dapat diartikan secara berbeda menurut sudut pandang yang dipergunakan. IPA sering didefinisikan sebagai kumpulan informasi ilmiah. Ada ilmuwan yang memandang IPA sebagai suatu metode untuk menguji hipotesis. Sedangkan seorang filsuf memandangnya sebagai cara bertanya tentang kebenaran dari apa yang kita ketahui. Para ilmuwan IPA dalam mempelajari gejala alam, menggunakan proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Sikap ilmiah contohnya adalah objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu scientist memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori (Puskur, 2014) Carin (1993) dalam PMP IPA (Puskur, 2014) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal, IPA juga merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat direnungkan. IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat,
13

1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

Jan 16, 2016

Download

Documents

suhartojago

Ilmu Pengetahuan Alam
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

1

HAKIKAT IPA DAN PENDIDIKAN IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman

langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Puskur,

2014)

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara

bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs

diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan

membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana.

Pada bahan ajar atau makalah ini akan diuraikan tentang hakekat IPA, metode ilmiah dan

keterampilan proses yang mendukung pembelajaran IPA

A. Hakekat IPA dan Pembelajaran IPA

IPA dapat diartikan secara berbeda menurut sudut pandang yang dipergunakan. IPA sering

didefinisikan sebagai kumpulan informasi ilmiah. Ada ilmuwan yang memandang IPA sebagai

suatu metode untuk menguji hipotesis. Sedangkan seorang filsuf memandangnya sebagai cara

bertanya tentang kebenaran dari apa yang kita ketahui. Para ilmuwan IPA dalam mempelajari

gejala alam, menggunakan proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya melalui

pengamatan, eksperimen, dan analisis yang bersifat rasional. Sikap ilmiah contohnya adalah

objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh. Dengan menggunakan proses dan

sikap ilmiah itu scientist memperoleh penemuan-penemuan atau produk yang berupa fakta,

konsep, prinsip, dan teori (Puskur, 2014)

Carin (1993) dalam PMP IPA (Puskur, 2014) menyatakan bahwa IPA sebagai produk atau isi

mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum, dan teori IPA. Jadi pada hakikatnya IPA terdiri

dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Hal ini berarti bahwa IPA

tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal, IPA juga

merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-gejala

alam yang belum dapat direnungkan.

IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan

langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan

ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan

data, bereksperimen, dan prediksi. Dalam konteks itu, IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat,

Page 2: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

2

dan cara berpikir, melainkan ‘science as a way of knowing’. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat

meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat

prosedur. Sementara nilai-nilai IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial,

manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan manusia, serta sikap dan tindakan (misalnya,

keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan

keputusan). Berdasarkan berbagai pandangan di atas, IPA harus dipandang sebagai cara berpikir

untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan.

Tujuan Pembelajaran IPA secara rinci, dengan belajar IPA diharapkan peserta didik akan:

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan

yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan

bertindak ilmiah serta berkomunikasi

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan

melestarikan lingkungan serta sumber daya alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah

satu ciptaan Tuhan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

B. Metode Ilmiah

Pernahkah ibu bapak guru IPA mengajak peserta didik melakukan penelitian dengan obyek

tentang Ilmu Pengetahuan Alam?. Di dalam kurikulum IPA SMP terdapat materi bagaimana

cara melakukan pengamatan suatu obyek dan mengukur dengan berbagai alat ukur. Kegiatan

tersebut melatihkan contoh keterampilan proses IPA. Untuk melakukanpenelitian lebih lanjut

ada beberapa keterampilan atau kegiatan ilmiah yang harus dilakukan atau yang dikenal

dengan kerja langkah-langkahnya atau metode ilmiah.

Ada hal-hal penting diinformasikan pada peserta didik cara melakukan kegiatan metode

ilmiah diantaranya:

- Bagaimana cara mengamati

- Bagaimana cara mengungkapkan pertanyaan

- Bagaimana cara mengumpulkan data percobaan

- Bagaimana cara mengolah data yang telah dikumpulkan

- Bagaimana cara membuat laporan dan mengkomunikasikannya

Page 3: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

3

1. Langkah-langkah Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau scientific method adalah metode untuk melakukan penelitian suatu objek

atau merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis

berdasarkan bukti fisik. Metode ilmiah meliputi kegiatan melakukan pengamatan dan

melakukan eksperimen untuk menguji hipotesis sampai menyimpulkan, mengkomunikasikan

hasil. Urutan langkah-langkah metode ilmiah adalah merumuskan masalah, merumuskan

hipotesis, merancang eksperimen, menyimpulkan danmelaporkan hasil

Berikut ini langkah-langkah metode ilmiah

Tahap Kegiatan

Merumuskan

masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah awal penelitian. Masalah

dapat berupa hal-hal yang menarik untuk diketahui dan dipecahkan.

Untuk merumuskan masalah dengan baik, harus diawali dengan

identifikasi masalah dahulu. Rumusan masalah biasanya dituliskan

dalam kalimat tanya.

Merumuskan

Hipotesis

Pada saat merumuskan masalah, kita juga sebenarnya dapat menduga

jawaban sementara dari masalah tersebut atau yang dikenal sebagai

hipotesis.

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan yang masih

memerlukan pembuktian kebenarannya kalian

Merancang

eksperimen

Setelah menentukan perumusan masalah dan hipotesis, peneliti dapat

merancang eksperimen. Merancang eksperimen mulai dari

menentukan tujuan, menyiapkan alat bahan, menentukan data yang

akan dikumpulkan, menentukan teknik dan proses pengumpulan data

dalam penelitian. Pada saat merancang eksperimen kalian juga harus

memperhatikan faktor –faktor atau variabel yang mempengaruhi

penelitian. Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang

sama pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon, dan

variabel kontrol.

Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja

diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.

Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat

dari kegiatan manipulasi.

Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan

konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

Melakukan

eksperimen

Melakukan eksperimen merupakan kegiatan penelitian untuk menguji

hipotesis. Kegiatan dimulai dari mengumpulkan data hasil eksperimen

dalam bentuk catatan atau uraian, tabel, atau diagram. Selama

kegiatan ada keterampilan-keterampilan proses dasar yang akan

Page 4: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

4

harus dilakukan dengan tepat. Misalnya: -Cara mengamati, Cara

mengklasifikasi yaitu menggolongkan berdasarkan persamaan dan

perbedaan, cara menyimpulkan dan membuat laporan untuk

presesntasi.

Pada saat merancang eksperimen kalian telah mengidentifikasi

variabel, pada pelaksanaan eksperimennya kalian harus

memperhatikan bagaimana cara melakukan percobaan agar data

tetap terkontrol. Misalnya kalau menggunakan thermometer dalam

percobaan, termometernya harus satu saja karena kadang-kadang

thermometer yang berbeda keakuratnya berbeda. Kalau mengukur

volume larutan gunakan gelas ukur yang satu merk dan ukuran yang

sesuai dengan volume yang diinginkan.

Menyimpulkan Menyimpulkan hasil eksperimen didasarkan atas hasil analisis data

dengan mereview data dan mencek kembali apakah hipotesis yang

diajukan itu benar

Kesimpulan yang diperoleh dapat digunakan untuk mendukung

hipotesis penelitian dan dapat menjawab permasalahan. Jika

kesimpulan percobaan tidak sesuai dengan hipotesis maka harus

dilakukan tinjauan ulang terhadap proses penelitian

Melaporkan Hasil Setelah penelitian selesai kalian dapat membuat laporan hasil. Laporan

mencakup hal-hal yang dihasilkan pada setiap tahap kegiatan metode

ilmiah.Ditulis secar sistematis, dengan bahasa yang singkat, jelas dan

menggunakan Bahasa Indonesia yang benar

2. Contoh Penerapan Metode Ilmiah

Pada materi pembelajaran IPA ada topik dimana peserta didik dapat melakukan kegiatan dengan

langkah-langkah metode ilmiah ini, misalnya menentukan pengaruh perubahan suhu terhadap

perubahan volume balon, pengaruh detergen pada kehidupan ikan, membandingkan kecepatan

kelarutan obat berbentuk tablet dan serbuk. menentukan hantaran kalor dari beberapa logam

atau pengaruh cahaya terhadap fotosintesis. Untuk lebih memahami langkah-langkah metode

ilmiah dalam melakukan penelitian peserta didik dapat dilatih dulu dengan penelitian yang paling

sederhana yang tidak memerlukan zat kimia dii laboratorium, contohnya sebagai berikut.

Judul Penelitian: Pengaruh suhu pada pelarutan gula dalam air

Tujuan Percobaan: menyelidiki pengaruh perubahan suhu pada pelarutan gula

Tahap-tahap Metode Ilmiah

Page 5: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

5

Tahap Rincian Kegiatan

Merumuskan

masalah

Menentukan masalah penelitian, contoh “Bagaimana pengaruh suhu

pada pelarutan gula?”

Merumuskan

hipotesis

Merumuskan hipotesis, contoh “Suhu larutan makin tinggi proses

pelarutan gula makin cepat”

Merancang

eksperimen

Mempersiapkan alat dan bahan

Alat-alat: 3 buah gelas 1 buah sendok, 1 buah termometer, 1 buah

stopwatch

Bahan: gula pasir, air panas, air dingin dan air es secukupnya

Membuat lembar kerja yang berisi rancangan langkah pembelajaran dan

kolom pengamatan.

Menentukan variabel

Variabel manipulasi: suhu air

Variabel respon: waktu yang digunakan untuk melarutkan

Variabel kontrol:kondisi gelas harus sama baik bahan, bentuk dan ukuran,

jumlah gula yang dituangkan kedalam air harus sama misal dua sendok,

waktu mulai pelarutan harus sama, cara mengaduk yang sama ,

menggunakan thermometer dan stopwatch yang sama.

Melakukan

eksperimen

( Langkah-

langkah Kerja

dan data

percobaan)

Sediakan tiga gelas kaca dengan ukuran dan bentuk yang sama.

Tuangkan air panas pada gelas pertama dan air dingin pada gelas kedua

dengan volume yang sama dan air es pada gelas yang ketiga. Catat suhu

masing-masing

Siapkan tiga wadah yang masing-masing berisi2 sendok makan gula pasir

Pada percobaan 1. Masukkan gula pasir ke dalam air panas, aduk dan

catat waktu yang diperlukan sampai gula larut semua.

Pada percobaan 2. Masukkan gula pasir ke dalam air dingin, aduk

dengan cara dan kecepatan yang sama seperti pada percobaan satu,

catat waktu yang diperlukan sampai gula larut semua

Pada percobaan 3. Masukkan gula pasir ke dalam air es, aduk dengan

cara dan kecepatan yang sama seperti pada percobaan satu, catat waktu

yang diperlukan sampai gula larut semua

Percobaan dilakukan dua kali sehingga mendapatkan data yang cukup

Mencatat pengamatan sesuai dengan rancangan terutama waktu yang

diperlukan untuk melarutkan gula dalam air panas dan air dingin

Mengolah data hasil eksperimen

Menyimpulkan Membuat kesimpulan “ Makin tinggi suhu larutan kelarutan zat makin

cepat ”

Dari contoh diatas diharapkan siswa dapat menerapkan metode ilmiah selanjutnya dikaitkan

dengan topik-topik IPA yang dibahas di kelas VII, VIII dan IX. Tetapi sebelum menugaskan

kepada siswa, Anda sebagai guru harus mencoba dahulu merancang kegiatan ini sebagai

contoh lain untuk dipelajari siswa

Page 6: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

6

C. Keterampilan Proses Sains

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya

sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah ( Puskur, 2007).

Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan

dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Menurut Rustaman (2005), keterampilan proses perlu

dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran.

Melalui pengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang

sedang dilakukan. Keterampilan yang dilatihkan sering ini dikenal dengan keterampilan proses

IPA. American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi

keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Klasifikasi keterampilan proses

tersebut tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu

Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu

Mengamati Mengontrol variabel

Mengukur Menginterpretasikan data

Menyimpulkan Merumuskan hipotesa

Meramalkan Mendefinisikan variabel secara

operasional Menggolongkan

Mengomunikasikan Merancang eksperimen

Pada tabel berikut ini disajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta sub indikatornya.

Tabel 2. Jenis-jenis Indikator Keterampilan Proses beserta Sub indikatornya.

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

1 Mengamati -Menggunakan sebanyak mungkin alat indera -Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan

2 Mengelompokkan/ Klasifikasi

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah - Mencari perbedaan, persamaan; Mengontraskan ciri-ciri; Membandingkan - Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan - Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan; Menyimpulkan

4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan - Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum diamati

5 Mengajukan pertanyaan

Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. - Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukan pertanyaan yang

Page 7: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

7

No Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

berlatar belakang hipotesis.

6 Merumuskan hipotesis

- Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.

- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

7 Merencana-kan percobaan

- Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan - Mentukan variabel/ faktor penentu; - Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; - Menentukan apa

yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

8 Menggunakan alat/bahan

Memakai alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan ; Mengetahui

bagaimana menggunakan alat/ bahan.

9 Menerapkan konsep

Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru - Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa

yang sedang terjadi

10 Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian - Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan

grafik, tabel atau diagram - Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis - Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian - Membaca grafik atau tabel atau diagram - Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu

peristiwa.

1. Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA

Untuk lebih memahami bagaimana menerapkan keterampilan proses pada pembelajaran IPA,

berikut ini uraian beberapa jenis keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu

yang dapat dilatihkan pada peserta didik

a. Mengamati

Mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya

secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil pengamatan,

menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk mengamati objek dalam rangka pengumpulan

data atau informasi (Nuryani, 1995). Mengamati dapat pula diartikan sebagai proses

pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya.

Keterampilan pengamatan dilakukan dengan cara menggunakan lima indera yaitu penglihatan,

pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan

indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan

menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Pengamatan dapat dilakukan pada

obyek yang sudah tersedia dan pengamatan pada suatu gejala atau perubahan. Contoh :

Sekelompok peserta didik diminta mengamati beberapa tepung yang berbeda jenisnya baik rasa,

warna, ukuran serbuk dan baunya.

Page 8: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

8

Gunakan panca inderamu untuk mengetahui jenis-jenis tepung yang tersedia pada piring ini.

Bagaimana warnanya, rasanya, ukurannya, bentuknya dan baunya?

Tepung Warna Rasa Ukuran Bentuk Bau

1

2

....

b. Mengukur

Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan

sebagainya. Menurut Carin dalam Poppy, 2010 mengukur adalah membuat observasi kuantitatif

dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.

Contoh : Peserta didik melakukan pengukuran suhu menggunakan termometer, menimbang berat

benda dengan berbagai neraca dan mengukur volume cairan menggunakan gelas ukur.

c. Mengklasifikasikan

Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau

pengelompokan atas objek-objek atau kejadian-kejadian.

Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat melakukan dua keterampilan

berikut ini.

1) Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek

yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.

2) Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek

Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan persamaan, perbedaan dan

hubungan timbal baliknya. Sebagai contoh peserta didik mengklasifikasikan jenis-jenis hewan,

tumbuhan, sifat logam berdasarkan kemagnetannya

Contoh bagan untuk melatihkan siswa melakukan klasifikasi:

Fe, Cu, Na, O, Ne, N, K, Ca, C, Cl, F, Ag, He, H,Mg

Logam Non-logam

Page 9: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

9

d. Menyimpulkan

Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah

sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan

sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk

melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajaran konstruktivisme,

sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

Contoh: Siswa diminta membuat inferensi pada percobaan pengujian beberapa larutan asam dan

larutan basa dengan lakmus biru dan merah

Nama Larutan Perubahan warna pada

Lakmus merah Lakmus biru

Asam Klorida Natrium Hidroksida Asam Acetat Magnesium Hidroksida Asam Sulfat

Tetapmerah Biru Tetap merah Biru Tetap merah

Merah Tetap biru Merah Tetap biru Merah

Berdasakan data percobaan apa yang dimaksud dengan asam dan basa?

Asam adalah …………………………………………………………………

Basa adalah …………………………………………………………………

e. Mengomunikasikan

Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan

proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik,

tabel, gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan mengkomunikasikan ini diantaranya adalah

sebagai berikut.

a) Mengutarakan suatu gagasan.

Page 10: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

10

b) Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat suatu objek

atau kejadian.

c) Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

f. Memprediksi

Prediksi dalam sains adalah perkiraan yang didasarkan pada hasil pengamatan yang nyata.

Memprediksi berarti pula mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum

diamati berdasarkan penggunaan pola yang ditemukan sebagai hasil penemuan. Keterampilan

meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang

belum terjadi berdasarkan suatu kecenderunganatau pola yang sudah ada.

Contoh : Peserta didik diminta membuat suatu prediksi

Apa yang akan terjadi jika air dibiarkan didalam piring lebar dibiarkan berhari-hari?

Apa yang akan terjadi pada lampu senter jika ada pemasangan batu baterai nya terbalik ?

g. Mengidentifikasikan Variabel

Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah

pada suatu situasi tertentu. Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam

satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam

satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam 0 C.

Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut.

a) Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen.

b) Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen.

c) Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu

eksperimen.

Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel

manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.

Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam

suatu situasi.

Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi.

Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh

terhadap variabel respon.

h. MengInterpretasikan Data

Fakta atau data yang diperoleh dari hasil observasi sering kali memberikan suatu pola. Pola dari

fakta/data ini dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Karakteristik

keterampilan interpretasi diantaranya: mencatat setiap hasil pengamatan, menghubungkan-

hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atau keteraturan dari suatu seri pengamatan dan

menarik kesimpulan.

Page 11: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

11

Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan

mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah

difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang

sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan.

Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

i. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang

pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis

dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam

merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif

dan secara deduktif. Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif

berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan

masalah.

Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.

Misalkan seorang siswa memiliki data jumlah gelembung gasyang dihasilkan hidrila pada

percobaan fotosintesis

Waktu Jumlah

Tempat Terang Tempat Gelap

5 menit

10 menit

15 menit

20

45

65

2

8

12

Rumuskanlah hipotesis tentang pengaruh cahaya terhadap !

j. Mendefinisikan Variabel Secara Operasional

Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel

itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur

suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan

apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan komponen

keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulang-ulang (Nuh dalam

Poppy, 2010).

Contoh :Peserta didik melakukan percobaan pengaruh suhu terhadap kelarutan gula dalam air.

Rumusan hipotesis : Makin tinggi suhu air, makin cepat kelarutan gula

Data hasil observasi

Volume air (Cm3) Suhu air (OC) Waktu (detik)

Page 12: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

12

100

100

100

25

50

80

30

20

10

Identifikasi variabel:

Variabel Manipulasi : Suhu

Variabel Respon : Waktu

Variable Kontrol : Volume air, termometer, jenis air, gelas ukur, stopwatch,

tempat air

Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel manipulasi: Suhu air diukur menggunakan thermometer

Definisi operasional variabel respon: Waktu diukur dengan menggunakan stopwatch

Definisi operasional variabel kontrol: Alat-alat ukur seperti stopwach, tempat air,

termometer, gelas ukur harus sama untuk semua

percobaan. Air yang dicoba berasal dari satu tempat.

k. Melakukan Eksperimen

Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan

data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan

berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas

dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.

Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit,

tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-

konsep didalam kurikulum.

Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA yang disajikan dengan strategi

dan metode yang tepat, mudah-mudahan siswa dapat terlatih dalam keterampilan saintifik.

Hasil akhir yang diharapkan Kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan keseimbangan

antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

2. Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah adalah sikap yang harus dimiliki seorang ilmuan untuk menghadapi persoalan

ilmiah. Pada saat mengikuti pembelajaran kimia, peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu

pengetahuan kimia dan keterampilan saja, tetapi juga dapat memupuk sikap ilmiah seperti

yang dimiliki para ilmuwan. Sikap ilmiah yang dapat dikembangkan misalnya:

Page 13: 1.Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA

13

a. Memiliki perilaku ilmiah seperti

- Meningkatkan rasa ingin tahu

- Jujur

- Disiplin

- Terbuka

- Tekun ulet

- Teliti

- Bertanggung jawab

- kreatif komunikatif

b. Kerjasama dengan teman, santun, peduli lingkungan serta hemat dalam

memanfaatkan sumber daya alam.

c. Aktif serta bijaksana dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan

TUGAS

1. Identifikasi topik atau konsep IPA pada Kurikulum IPA SMP yang dapat disajikan sebagai

bahan ajar penerapan metode ilmiah pada pembelajaran IPA

2. Rancanglah kegiatan metode ilmiah pada pembelajaran topikatau konsep IPA yang Anda pilih

3. Tentukan keterampilan proses yang dilatihkan melalui rancangan tersebut

4. Uji Rancangan Anda dan Buat laporannya dengan menggunakan format laporan yang

terlampir

5. Laporkan hasilnya dengan cara mengapload sesuai dengan waktu yang ditentukan

Referensi:

Kemdikbud. (2013). Buku IPA Kurikulum 2013. Puskurbuk

Made & Wandi ( 2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. PPPPTK IPA

Poppy K. Devi. ( 2014). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pekajaran Kimia.

Pusbangprodik

Puskur. ( 2014). Permendikbud no 58 tentang kurikulum SMP. Kemdikbud