Top Banner
PENGHAYATAN PROFESI VETERINER PENYAKIT HOG CHOLERA PADA TERNAK BABI Oleh: SARUEDI SIMAMORA NIM: 1209005068 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
27

188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

Dec 30, 2015

Download

Documents

Maryo Neno
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

PENGHAYATAN PROFESI VETERINER

PENYAKIT HOG CHOLERA PADA TERNAK BABI

Oleh:

SARUEDI SIMAMORA

NIM: 1209005068

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

Page 2: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-

Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaian paper

ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Pada paper ini, penulis mambahas tentang pegertian penyakit hog cholera,

penyebab penyakit hog cholera, penularan penyakit hog cholera, gejala-gejala

klinis penyakit hog cholera, cara mendiagnosa penyakit hog cholera, dan cara

penanggulangan penyakit hog cholera tersebut.

Penulis menyadari bahwa paper ini belum sempurna, namun penulis

merasa gembira dan bangga apabila tulisan ini berguna dan bermanfaat bagi

pembaca dan dengan kerendahan hati penulis mengharapkan segala kritik dan

saran yang membangun demi penyempurnaan paper ini. Akhir kata penulis

mengucapkan terimakasih.

Denpasar, 10 Desember 2012

Penulis

i

Page 3: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Tujuan .......................................................................................... 2

1.3. Manfaat ........................................................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4

2.1. Hog Cholera .................................................................................. 4

2.2. Penyebab ...................................................................................... 5

2.3. Patogenesis .................................................................................... 8

2.4. Gejala Klinis ................................................................................. 8

2.5. Perubahan Patologi Anatomi (PA) ............................................... 9

2.6. Perubahan Histopatologi (HP) ...................................................... 10

2.7. Diagnosis ....................................................................................... 10

2.8. Pencegahan ................................................................................... 11

BAB III. PENUTUP ................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan ................................................................................... 12

3.2. Saran ............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. iv

i

Page 4: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pendarahan bagian dalam (limpa, ginjal, dan usus)

babi yang disebabkan virus hog cholera................................... 5

Gambar 2.2. Struktur Virus Hog Cholera. Virus Hog Cholera................. 5

Gambar 2.3. Struktur Protein Dan Fungsi Virus Hog Cholera.............. 6

i

Page 5: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan subsektor

peternakan di Indonesia adalah upaya untuk mencukupi kebutuhan akan

protein hewani. Salah satu sumber pemenuhan protein hewani ini dapat

berasal dari ternak babi.

Populasi ternak babi di Indonesian keberadaanya kebanyakan ada di

daerah pedesaan. Produksinya ada yang dikelola secara sederhana dan ada

juga yang dikelola mengikuti manajemen semi modern. Secara umum

masyarakat Indonesia memelihara ternak babi dianggap sebagai tabungan

sampingan, keperluan upacara adat (misalnya adat Batak), dan

dikomersialkan. Masyarakat yang ada di pedesaan pada umumnya beternak

babi secara tradisional.

Ternak babi merupakan salah satu sumber daging untuk pemenuhan

sumber gizi yang cukup efisien diantara ternak lain. Ternak babi biasanya

dikonsumsi oleh masyarakat yang beragama non-Muslim.

Dewasa ini kebutuhan akan konsumsi gizi masyarakat khususnya

protein hewani belum memadai apalagi beberapa tahun belakangan ini

populasi ternak potong di Indonesia jumlahnya sangat berkurang. Kebutuhan

protein agar dapat terpenuhi maka perlu adanya peningkatan produksi daging.

Salah satu sumber untuk pemenuhan konsumsi protein hewani dapat

dilakukan dengan cara intensifikasi pemeliharaan ternak babi.

Ternak babi dan ternak lainnya merupakan ternak yang sangat sensitif

terhadap serangan mikroorganisme. Salah satu penyakit viral yang dapat

menyerang ternak babi adalah Hog cholera. Hog cholera adalah penyakit

virus yang sangat menular pada ternak babi. Penyakit ini dapat terjadi secara

1

Page 6: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

akut, sub akut, dan kronis yang disertai angka morbiditas dan mortalitas

tinggi. Bentuk akut ditandai oleh demam tinggi, depresi berat, dan perdarahan

dalam. Bentuk kronis ditandai oleh depresi, anoreksia, dan demam ringan.

Kesembuhan biasanya hanya dapat terjadi pada ternak babi dewasa. Virus

Hog cholera masuk dalam famili flaviviridae dan genus pestvirus.

Hal yang membuat terjadinya penularan penyakit Hog cholera pada

babi pada umumnya adalah karena kandang kotor, udara sekitar kandang

lembab, dan manajemen pemeliharaan yang tidak hiegenis. Upaya

pengendalian ledakan kasus Hog cholera pada peternakan rakyat hingga saat

ini belum memberikan hasil yang memuaskan . Hal ini disebabkan oleh

pengelolaan ternak babi tidak berdasarkan pada kaidah atau manajemen

pemeliharaan ternak juga adanya anggapan beternak babi merupakan usaha

sampingan. Tindakan nyata yang sudah dilakukan pada daerah endemic

penyakit Hog cholera untuk mengurangi kerugian yang lebih tinggi

melakukan tindakan vaksinasi secara sistemik.

1.2. Tujuan

Paper ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman

komprehensif kepada pembaca tentang penyakit Hog cholera termasuk

didalamnya penyebab penyakit Hog cholera, gejala-gejala klinis yang terjadi

pada ternak penderita penyakit Hog cholera, dan cara penanganan dan

pengobatan penyakit Hog cholera tersebut.

Paper ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana

sebenarnya ternak yang terserang penyakit Hog cholera. Termasuk

didalamnya gambaran-gambaran organ-organ dalam ternak babi yang

menderita penyakit mematikan ini. Selain gambarannya, paper ini juga

memperlihatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dalam

ternak babi tersebut.

2

Page 7: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

1.3. Manfaat

Paper ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi untuk

menambah pengetahuan pembaca khususnya tentang penyakit Hog cholera,

sekaligus pengetahuan tentang langkah-langkah penanggulangan penyakit

mematikan ini pada ternak babi.

3

Page 8: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hog Cholera

Hog cholera (HC) memiliki berbagai sinonim yaitu Classical Swine

Fever (CSF), Peste du Pork, Cholera Porcine dan Virus Schweine Pest,

merupakan penyakit viral menular yang di sebabkan oleh virus hog cholera,

yang termasuk dalam Genus Pestivirus dan Famili Flaviviridae. Hanya

terdapat satu serotipe virus hog cholera namun gejala yang di timbulkannya

sangat bervariasi tergantung dari strain yang menginfeksi (Geering et al.

1995). Virus ini secara antigenik berkerabat dengan Bovine Viral Diarrhea

Virus (BVDV), yang menyebabkan timbulnya penyakit BVD pada sapi serta

Border Disease Virus (BDV) pada domba (Edwards et al. 1991).

Hog cholera dapat di temukan di berbagai bagian dunia seperti di

negara-negara Afrika Timur, Afrika Tengah, Cina, Asia Timur, Asia Selatan,

Asia Tenggara, Mexico dan Amerika Selatan (Edward et al. 2000). Wabah

hog cholera terjadi di Prancis pada tahun 1822 sedangkan di Jerman terjadi

pada tahun 1833 kemudian penyakit ini menyebar ke Inggris dan Eropa tahun

1862 (Carbery et al. 1984). Kasus hog cholera di kota Luxembourg terjadi

pada bulan Oktober 2001 hingga Maret 2002. Penyakit ini tidak di temukan

lagi di Prancis sejak 1972, di Australia sejak 1962 dan di New Zealand sejak

tahun 1953 (Geering et al. 1995). Penyakit hog cholera pertama kali masuk

ke Papua di Kabupaten Timika pada tanggal 25 Juni 2004 menyebabkan

kematian ternak babi lokal sebanyak 9.000 ekor, yang kemudian berturut-

turut menyebar ke Kabupaten / Kota Sorong pada tanggal 26 Agustus 2005

dengan jumlah kematian babi di perkirakan sebanyak 3.000 ekor, selanjutnya

Kabupaten/Kota Jayapura terjadi pada 23 Januari 2006 dengan kematian babi

sebanyak 9.500 ekor, Kabupaten Puncak Jaya pada 14 April 2006 dan

Kabupaten Jayawijaya pada 5 Mei 2006 dengan jumlah kematian ternak babi

4

Page 9: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

di perkirakan di atas 2.000 ekor (Anonimous 2006). Ini adalah salah gambar

bagian dalam perut babi yang terserang viris Hog cholera.

Gambar 2. 1. Pendarahan bagian dalam

(limpa, ginjal, dan usus) babi yang

disebabkan virus hog cholera. Sumber: :

http://kmpvtb.wordpress.com/2011/05/1

0/penyakit-hog-cholera/

2.2. Penyebab

Hog cholera di sebabkan oleh virus yang berbentuk bundar,

berdiameter 40-50 nm, dengan nukleokapsid kira-kira berukuran

29 nm. Virus hog cholera merupakan suatu virus RNA beramplop

dengan inti isometrik yang di kelilingi oleh membran. Nilai

koefisien sedimentasinya adalah berkisar 140-180S (Horzinek

1981). Virionterdiri dari RNA utas tunggal berpolaritas positif

dengan ukuran panjang 12.3 kb. Struktur virus Hog Cholera dapat

di lihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Struktur Virus Hog Cholera. Virus Hog Cholera merupakan virus RNA utas tunggal beramplop dengan inti isometrik yang di kelilingi oleh membran. Virus berbentuk bundar, dengan protein nukleokapsid berukuran 29 nm. (Sumber : Journal of virological methods. www.igentaconnect.com/..00000001/art 00162)

Protein E1 (gp33) terdapat di dalam envelop atau selubung virus

sebagai suatu bentuk heterodimer E1-E2 dan E2 (gp55) yaitu protein yang

5

Page 10: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

menyebabkan virus hog cholera bersifat sangat immunogenik. Sementara

itu protein p7 di duga tidak berperan di dalam virion dan akan tetap tinggal

sebagai bagian dari terminal C pada “Open reading frame” yang berfungsi

untuk mengkode protein jenis non struktural (Edwards et al. 1991). Suatu

penanda di gunakan untuk menandai variasi antigen pada masingmasing

strain virus hog cholera (Edwards dan Sands 1990), marker ini pun di

perkirakan terletak di setengah bagian N terminal pada E2 dan pada E1.

Struktur protein virus hog cholera dan fungsi dapat di lihat pada gambar 3.

5’ Structural Proteins Non-Structural Proteins 3'

Npro C Ems E1 E2 NS

2

NS

3

NS4

A

NS4

B

NS5

A

NS5

B

Gambar2. 3. Struktur Protein Dan Fungsi Virus Hog Cholera. Protein

Struktural C, berfungsi sebagai kapsid internal Protein. Erns,

memiliki aktivitas instrinsik RNase, E1-E2, berfungsi sebagai

glikoprotein transmembran, E2 merupakan glokoprotein mayor

yang sangat penting, sebab E2 merupakan target dari virus

netralisasi antibodi, Protein Non Struktural berfungsi membantu di

dalam replikasi virus, NS5A dan NS5B, keduanya bertanggung jawab

di dalam replikasi RNA virus. (Sumber : Parchariyanon et al.2000.

Journal of virological methods. www.igentaconnect.com/..00000001/art

00162)

Vilcek et al. (1996) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa isolat

lapangan dengan virulensi yang rendah, memperlihatkan hasil pembacaan

yang lebih jelas mengarah pada terbacanya atau terdeteksinya antibodi

terhadap BVDV daripada antibodi terhadap virus hog cholera. Meskipun

secara genetik dan antigenik virus hog cholera sangat berbeda dengan Virus

BVD, namun seringkali memperlihatkan adanya kesamaan dengan penyakit

yang di akibatkan oleh pestvirus lainnya. Faktor penting yang dapat

Page 11: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

membedakan antara virus hog cholera dan virus BVD adalah terletak pada

protein E2. Jika antibodi monoklonal (mAb) terhadap virus hog cholera di

reaksikan langsung dengan protein E2 maka akan nampak jelas perbedaannya

(Edwards et al. 1991). Antigen bersama di antara pestivirus sebagian besar

terletak di protein non struktural NS2.3 yang merupakan suatu homolog

protein yang terdiri dari 70% asam amino. Diperkirakan 70% asam amino

pada virus hog cholera dan virus BVD adalah bersifat homolog. Hasil

penelitian yang di lakukan dengan menggunakan antibodi monoklonal (mAb)

guna mempelajari keanekaragaman strain virus, di ketahui bahwa berdasarkan

pilogeniknya virus hog cholera di kelompokan menjadi dua kelompok besar

yaitu kelompok I (Strain Brescia) mencakup strain virus hog cholera yang

berasal dari Benua Asia dan Amerika dan kelompok II mencakup strain virus

hog cholera yang berasal dari Benua Eropa dan Negara Jepang (Vilcek et al.

1996).

Strain dengan virulensi yang tinggi menginduksi terjadinya suatu

bentuk infeksi yang bersifat akut, dengan tingkat kematian yang tinggi

sementara pada strain dengan tingkat virulensi yang sedang atau menengah

dapat mengakibatkan suatu bentuk infeksi yang sub akut dan kronis. Infeksi

post natal babi oleh virus hog cholera dengan virulensi yang rendah akan

menghasilkan penyakit dengan gejala yang ringan atau infeksi yang bersifat

subklinis. Namun demikian suatu strain virus dengan virulensi yang rendah

juga dapat menyebabkan kematian pada fetus babi dan anak-anak babi yang

baru di lahirkan. Faktor-faktor penting yang berperan di dalam suatu infeksi

virus hog cholera antara lain : umur, status gizi dan kompetensi tanggap kebal

(Vilcek et al. 1996). Virus hog cholera melakukan replikasi dalam sitoplasma

tanpa menyebabkan efek sitopatik. Virus pertama hasil replikasi keluar dari

sel pada 5-6 jam setelah sel terinfeksi. Dalam satu siklus perkembangbiakan

virus, titer virus akan meningkat berbanding lurus dengan waktu hingga 15

jam pasca infeksi dan kemudian titer virus bertahan tetap tinggi hingga

beberapa hari. Dalam kultur sel, hog cholera virus menyebar ke sel lain

melalui: cairan medium kultur, jembatan antar sel dan pada sel yang

membelah. Virus hog cholera dapat bertahan hidup dengan baik dalam kultur

Page 12: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

sel. Di dalam sel, perkembangan tahap akhir replikasi virus terjadi pada

bagian membran sitoplasma sebelah dalam, sehingga keberadaan antigen hog

cholera tidak bisa terdeteksi dari bagian luar sel (Van Oirschot et al. 1999).

2.3. Patogenesis

Infeksi alami umumnya terjadi melalui rute oro-nasal. Virus masuk ke

dalam tubuh dapat melalui konjungtiva, mukosa alat genital, atau melalui

kulit yang terluka. Dengan afinitas yang tinggi dari virus hog cholera (HC)

terhadap sel-sel sistem retikuloendotelial, virus HC akan menginfeksi sel-sel

endotel sistem vaskuler (kapiler, vena maupun arteri dan pembuluh limfe)

hingga mengalami degenerasi hidropis serta nekrotik (Van Oirschot et al.

1999). Virus yang melakukan replikasi di dalam tonsil, segera meluas ke

jaringan limforetikuler di sekitarnya. Dengan perantaraan cairan limfe virus

menyebar ke kelenjar limfe. Di dalam kelenjar limfe virus memperbanyak diri

dan selanjutnya dengan perantara buluh darah virus terbawa ke perifer untuk

kemudian ke jaringan limfoid limpa, sumsum tulang, dan kelenjar limfe

viseral. Perkembangan virus yang cepat juga terjadi di dalam sel leukosit,

hingga timbul viremia. Pada penyakit yang berjalan akut sering terjadi

pendarahan yang di sebabkan gangguan sirkulasi yang akut oleh proses

degenerasi sel-sel endotel pembuluh darah dan reaksi imunologis (Vilcek et

al. 1996).

2.4. Gejala klinis

Hewan yang terinfeksi virus hog cholera memperlihatkan gejala klinis

antara lain: lesu, tidak aktif, malas bergerak dan gemetar. Nafsu makan

menurun hingga hilang, suhu tubuh meningkat sampai 41-42°C selama 6 hari.

Pada saat viremia, jumlah leukosit turun dari 9000 menjadi 3000/ml dalam

darah hewan (leukopenia). Hewan penderita mengalami konjungtivitis,

dengan air mata berlebihan. Eksudat bersifat mukous atau muko purulen,

nampak di kelopak mata dan menyebabkan kelopak mata lengket (Vilcek et

7

Page 13: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

al. 1996). Konstipasi di sertai dengan radang saluran gastrointestinal

menyebabkan diare encer, berwarna kekuningan. Rasa dingin mendorong

babi-babi berkumpul (piled-up) di sudut kandang. Sebelum babi mati pada

kulit daerah perut, muka, telinga, dan bagian dalam dari kaki terlihat eritema

(Van Oirschot et al. 1999). Pada penyakit yang berjalan akut kematian babi

biasanya memakan waktu 10-20 hari. Sedangkan penyakit yang berjalan

subakut proses kematian berlangsung selama 1 bulan. Gomez Villamandos et

al. (2001) membedakan manifestasi klinis HC kronik kedalam 3 fase, yaitu

1). fase l atau akut di tandai dengan gejala anoreksia, epresi, suhu badan

meningkat dan leukopenia, fase ini berlangsung dalam beberapa minggu. 2).

fase 2, atau kronik, di tandai dengan membaiknya kondisi, nafsu makan, suhu

tubuh normal atau sedikit meningkat dan leukopenia, dan 3). fase 3, hewan

kembali tampak menderita, anoreksia, depresi, suhu meningkat, dan akhirnya

mati. Kasus hog cholera yang berjalan secara perakut kronik dapat bertahan

sampai lebih kurang 3 bulan. Infeksi virus hog cholera yang terjadi pada

masa kebuntingan, di kenal sebagai late-onset HC, kematian dapat terjadi di

antara bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-11. Gejala klinis pada kolera late-

onset ini meliputi depresi dan anoreksia yang terjadi secara lambat, suhu

tubuh normal, konjungtivitis, dermatitis dan gangguan saat berjalan (Liess et

al. 1992).

2.5. Perubahan patologi anatomi (PA)

Kasus hog cholera yang berjalan secara perakut sering tidak di

temukan adanya lesio, sedangkan yang berjalan secara akut dan subakut, di

temukan gambaran sepsis berupa perdarahan multifokus. Hal tersebut terkait

dengan kerusakan buluh darah (Edwards et al. 2000). Reaksi radang yang

bersifat katar, fibrinous dan hemoragi dapat di temukan pada berbagai organ

pencernaan, pernafasan dan saluran urogenital. Lesio yang terlihat pada

kelenjar limfe adalah bengkak, udema, hemoragi dan berwarna merah

kehitaman (Gomez Villamandos et al. 2001). Organ ginjal terutama pada

korteks, jantung, mukosa usus dan kulit mengalami perdarahan titik ptekhi

Page 14: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

sampai ekhimosa (Van Oirschot et al.1990). Perubahan patologi berupa

infark pada limpa bersifat khas (patognomonik) pada kasus hog cholera

(Gering et al. 1995). Infark juga di temukan pada berbagai organ, antara lain

kantong kemih dan tonsil. Infark yang meluas di buluh darah submukosa

usus besar, sekum, dan kolon, memicu terbentuknya lesi yang berbentuk

seperti kancing baju, bundar, menonjol di kenal sebagai "button ulcer".

Lesio button ulcer pada usus besar tersebut memiliki arti diagnostik yang

sangat penting dalam diagnosa babi penderita HC. Pada kasus hog cholera

akut dan subakut paru-paru mengalami infark dan perdarahan, yang

selanjutnya terbentuk proses radang paru-paru dan pleura. Jantung terlihat

pucat di sertai kongesti miokard.

2.6. Perubahan Histopatologi (HP)

Kasus hog cholera yang terjadi di Kalimantan Barat memperlihatkan

adanya variasi perubahan histopatologi seperti nekrosis akut tubuli ginjal,

enteritis ringan, kongesti pada hati, bronkhopneumonia sub akut, hemoragi

pada korteks imfoglandula dan nekrosis pada pusat folikel limfoid limpa

(Sulaxono et al. 2003). Pada infeksi bentuk persisten virus hog cholera

menginduksi terjadinya hipoplasia korteks adrenal yang di tandai dengan

peningkatan luas zona fasciculata dan zona glomerulosa sementara zona

reticulata mengalami atrofi (Van Oirschot et al. 1999). Infeksi buatan virus

hog cholera isolat Quillota yang di lakukan oleh Quezada et al. (2000),

menunjukkan lesio antara lain: hemoragi alveolar, deskuamasi sel epitel

bronkhi dan bronkhioli, leukosit terlihat di sekitar area deskuamasi dan

adanya peningkatan jumlah sel-sel mononuklear terutama makrofag di lumen

buluh darah. Lesio histopatologi jantung pada kasus hog cholera timbul

sebagai akibat adanya infeksi sekunder dari bakteri, lesio yang terjdi antara

lain: kongesti miokardium, hemoragi perikardium dan endokardium (Van

Oirschot et al. 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Ruiz-Villamor et al.

(2001) menggunakan virus hog cholera isolat Quillota membuktikan bahwa

kibat infeksi virus hog cholera menyebabkan timbulnya lesio glomerulitis.

Page 15: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

2.7. Diagnosis

Diagnosis hog cholera di lapangan dapat di tentukan berdasarkan

anamnesa, gambaran klinis, dan pemeriksaan pasca mati. Carbery et al.

(1984) menyatakan bahwa pada pemeriksaan pasca mati perlu di perhatikan

adanya gambaran terutama perdarahan kelenjar limfe, ginjal dan infark limpa

yang (patognomonik) serta adanya button ulcer di berbagai bagian usus besar.

Sebagai diagnosis banding perlu di perhatikan Africa swine fever (ASF),

salmonellosis septik, pasteurellosis (septisemia epizootika, SE),

streptokokosis dan erisipelas. Pemeriksaan laboratorium yang perlu di

lakukan meliputi deteksi antigen virus, isolasi virus. Antigen virus salah

satunya dapat di ketahui dengan teknik antibodi fluoresent metode langsung

(direct FAT) (Sasahara 1970).

Penyakit Hog Cholera bisa didiagnosa berdasarkan gejala klinis.

patologi anatomi, Uji Virus Neutralization, Uji FAT untuk deteksi antigen,

Uji ELIZA untuk deteksi antibody. Diagnose banding penyakit ini adalah

African swine fever  : paling mirip tetapi button ulcer & infark limpa jarang ,

Erisipelas , Infeksi Salmonella, Infeksi Streptococcus, Pasteurellosis, Infeksi

E. coli (Colibacillossis), Pseudorabies , Teschen disease (Infectious porcine

cephalomyelitis).

2.8. Pencegahan

Negara yang bebas hog cholera tidak boleh mengimpor babi, daging

babi dan bahan berasal dari babi, yang berasal dari negara atau daerah tertular

hog cholera. Negara yang mengalami enzootik hog cholera harus

melaksanakan program vaksinasi dan stamping out. Bila kasus hog cholera

sudah menurun cukup di lakukan stamping out (Carbery et al. 1984).

Program vaksinasi masal secara rutin telah di lakukan di perusahaan

peternakan babi dan peternakan babi rakyat. Vaksin yang di gunakan berupa

1

Page 16: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

vaksin galur C (China), atau vaksin galur Japanese GPE dan French

Triverval. Vaksin-vaksin tersebut terutama vaksin galur C, memacu

kekebalan sejak 1 minggu pasca vaksinasi dan berlangsung selama 2-3 tahun.

Program pencegahan Sejak masuknya penyakit hog cholera ke Papua yang di

mulai dari Kabupaten Timika pada tahun 2004, dan kemudian menyebar ke

berbagai kabupaten lainnya, telah di lakukan langkah penanganan oleh

Pemerintah Daerah Provinsi Papua melalui Dinas Peternakan Provinsi

maupun Kabupaten. Tindakan yang di lakukan mengacu pada Pedoman

Teknis Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Classical Swine Fever

(Hog Cholera) Tahun 1988 yang di keluarkan oleh Direktorat Kesehatan

Hewan Jakarta. Tindakan tersebut meliputi: a). Menutup wilayah tertular

dengan surat keputusan Bupati. b). Mengisolasi ternak yang sakit. c).

Memusnahkan ternak mati. d). Melakukan vaksinasi dengan vaksin hog

cholera e). Public awareness (penyuluhan kepada masyarakat). Namun

tindakan-tindakan di atas belum sepenuhnya dapat mengatasi laju

peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas ternak babi. Beberapa usaha

yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar Jawa

Tengah untuk mencegah penularan penyakit pada babi terkait dengan

penyakit hog cholera antara lain : 1). Meningkatkan biosecurity kandang dan

pengawasan lalu lintas. 2). Pencegahan penyebaran penyakit dapat dilakukan

dengan vaksinasi. 3). Meningkatkan kebersihan kandang dan kualitas pakan.

4). Penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dapat menyebabkan beberapa

jenis bakteri menjadi resisten, sehingga perlu di konsultasikan dengan dokter

hewan setempat (Cicilia et al.2006).

Penanggulangan Hog Cholera pada babi bisa dilakukan dengan cara

vaksinasi baik aktif dan inaktif. Anak babi dari induk yang belum pernah

divaksin, bisa dilakukan vaksinasi umur 2 mingu, anak babi dari induk yang

divaksin & mendapat  kolostrum terlindungi sampai umur 6 minggu

dilakukan vaksinasi umur 6 – 8 minggu, dan Induk babi bunting yang

divaksin menyebabkan  anak menjadi carrier. Vaksinasi paling aman yaitu 

induk divaksin 2 minggu sebelum kawin.

Page 17: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hog cholera (HC) memiliki berbagai sinonim yaitu Classical Swine

Fever (CSF), Peste du Pork, Cholera Porcine dan Virus Schweine Pest,

merupakan penyakit viral menular yang di sebabkan oleh virus hog cholera,

yang termasuk dalam Genus Pestivirus dan Famili Flaviviridae. Hog cholera

di sebabkan oleh virus yang berbentuk bundar, berdiameter 40-

50 nm, dengan nukleokapsid kira-kira berukuran 29 nm. Virus

hog cholera merupakan suatu virus RNA beramplop dengan inti

isometrik yang di kelilingi oleh membran.

Penyakit Hog Cholera bisa didiagnosa berdasarkan gejala klinis.

patologi anatomi, Uji Virus Neutralization, Uji FAT untuk deteksi antigen,

Uji ELIZA untuk deteksi antibody. Diagnose banding penyakit ini adalah

African swine fever  : paling mirip tetapi button ulcer & infark limpa jarang ,

Erisipelas , Infeksi Salmonella, Infeksi Streptococcus, Pasteurellosis, Infeksi

E. coli (Colibacillossis), Pseudorabies , Teschen disease (Infectious porcine

cephalomyelitis). Penanggulangan Hog Cholera pada babi bisa dilakukan

dengan cara vaksinasi baik aktif dan inaktif. Anak babi dari induk yang belum

pernah divaksin, bisa dilakukan vaksinasi umur 2 mingu, anak babi dari induk

yang divaksin & mendapat  kolostrum terlindungi sampai umur 6 minggu

dilakukan vaksinasi umur 6 – 8 minggu, dan Induk babi bunting yang

divaksin menyebabkan  anak menjadi carrier. Vaksinasi paling aman yaitu 

induk divaksin 2 minggu sebelum kawin.

3.2. Saran

1

Page 18: 188521670 Penyakit Hog Cholera Pada Ternak Babi

Diharapkan kedepannya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang

penyakit Hog cholera dan diteemukan obat-obat untuk menyembuhan

ternak babi yang terserang virus mematikan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Parchariyanon S, Inni K, Pyniochon W dan Takahashi E. 2000. Genetic Grouping

of Classical Swine Fever Virus by Restriction Fragment Length

Polymorphism of the E2 Gene. Journal Of Virological Methods.

www.igentaconnect.com/..00000001/art 00162. [01 Desember 2012]

http://kmpvtb.wordpress.com/2011/05/10/penyakit-hog-cholera/ Sumber diakses

pada hari Minggu, 18 November 2012 pukul 21.30 Wita

http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pencegahan-dan-pengobatan-penyakit-hog-

cholera-pada-ternak-babi-1 diakses Senin, 19 Nopember 2012

http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/wartazoa/wazo61-4.pdf, diakses

pada hari Senin, 19 Nopember 2012 pukul 09.00 wita

http://www.keswan.ditjennak.go.id/statusdaerah.php?pid=4&penyakitID=3

diakses pada hari minggu, 10 Desember 2012

http://www.fao.org/docrep/003/t0756e/T0756E05.htm sumber diakses tanggal 24

November 2012 pukul 19.01

http://informasi-budidaya.blogspot.com/2010/09/penyakit-sampar-babi.html,

diakses Senin, 19 Nopember 2012 pukul 10.00 Wita

1