Top Banner
TABLOID DESA 16 Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten Empat Lawang membutuhkan investor dan investasi yang besar. Hingga sumber daya alam, pertanian dan perkebunan, dan produk yang dihasilkan daerah dapat membangun perekonomian masyarakat. Hal itu dikatakan tokoh masyarakat Empat Lawang, Joncik Muhammad. Menurut dia, sejak otonom dan memisahkan diri dari kabupaten Lahat, Empat lawang membutuhkan perhatian dan kerja keras dari seluruh elemen. Namun, hal tersebut belum dapat maksimal yang berakibat lesunya iklim investasi. “Iklim investasi dapat menarik perhatian investor jika sudah terbangun infrastruktur yang memadai, dan tentunya jaminan keamanan kepada investor,” tegas Joncik. Saat ini, tegas dia, persoalan utama kabupaten Empat lawang adalah stabilitas keamanan yang belum memadai. Padahal, persoalan mendasar tersebut harusnya sudah selesai dilaksanakan awal-awal tahun pemerintahan. “Pemimpin daerah harusnya orang lokal, dan memahami karakter masyarakat Empat Lawang. Namun disayangkan, kondisi itu ternyata tidak ditindaklanjuti bahkan ada pembiaran,”jelas dia. Akibatnya,beberapa investor yang hendak mengelola sumber daya alam mineral dan pertanian di Empat Lawang gagal terealisasi. “Empat Lawang memiliki sumber batubara yang kandungannya tinggi, serta sumber panas bumi yaitu Geotermal terbesar kedua setelah semendo,”kata dia. Menurut Joncik, beberapa tahun yang lalu dinas pertambangan provinsi Sumsel, sempat melakukan riset tentang kandungan panas bumi. Bahkan sudah ada investor luar negeri yang sanggup untuk mengelolanya untuk menjadi sumber energi. Tetapi karena keamanan yang tidak dijamin pemerintaha, mereka kemudian membatalkan niatnya. “Mereka membatalkan niatnya dan urung berinvestasi di Empat Lawang,”ungkap dia. Dalam prosesnya, tambah Joncik, program percepatan pembangunan Empat Lawang dapat dilakukan dalam waktu dua tahun pertama pemerintahan. Yang program tersebut harus dilakukan dalam waktu bersamaan. Yakni menjamin keamanan, pembangunan infrastuktur, pengembangan sumber daya manusia dan alam, peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Hingga investor masuk dan bersama-sama membangun Empat lawang,” tambah dia. Meski tidak mudah, kata Joncik, tetapi harus dilakukan secara serentak dan masiv. Sebab untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu semangat untuk melakukan perubahan menuju empat lawang sejahtera. Joncik Muhammad kelahiran Talang air asan, Desa sawah kecamatan Mura Pinang Kabupaten Empat Lawang ini menegaskan, untuk menstimulan sarana investasi di Empat Lawang langkah pertama yang akan dilakukan yakni pembangunan hotel dan restoran. “Belajar dari Provinsi Sumsel, untuk menarik investasi perlu segera di bangun hotel dan restoran. Karena sarana tersebut sangat penting dalam rangka percepatan pembangunan hingga mempermudah pendatang mengunjungi kabupaten Empat Lawang,” jelas dia. Dia mencontohkan, sejak tahun 2003 lalu pemerintah Sumsel melakukan terobosan pengembangan hotel dan restoran di Sumsel. Iklim investasi tumbuh semakin pesat, ketika Sumsel menjadi tuan rumah ajang Seagames 2014. “Ini program saya selanjutnya, agar iklim investasi berkembang pesat perlu dilakukan terobosan yang lebih signifikan. Empat lawang tidak akan ketinggalan, dan jika ini terwujud dalam dua tahun pertama maka Empat Lawang dapat lebih sejahtera,” pungkas dia. n (Ronald)
16

16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

Apr 04, 2019

Download

Documents

dangnhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESA16Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

Untuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten Empat Lawang membutuhkan

investor dan investasi yang besar. Hingga sumber daya alam, pertanian dan perkebunan, dan produk yang dihasilkan daerah dapat membangun perekonomian masyarakat.Hal itu dikatakan tokoh masyarakat Empat Lawang, Joncik Muhammad. Menurut dia, sejak otonom dan memisahkan diri dari kabupaten Lahat, Empat lawang membutuhkan perhatian dan kerja keras dari seluruh elemen. Namun, hal tersebut belum dapat maksimal yang berakibat lesunya iklim investasi. “Iklim investasi dapat menarik perhatian investor jika sudah terbangun infrastruktur yang memadai, dan tentunya jaminan keamanan kepada investor,” tegas Joncik.

Saat ini, tegas dia, persoalan utama kabupaten Empat lawang adalah stabilitas keamanan yang belum memadai. Padahal, persoalan mendasar tersebut harusnya sudah selesai dilaksanakan awal-awal tahun

pemerintahan. “Pemimpin daerah harusnya orang lokal, dan memahami karakter masyarakat Empat Lawang. Namun disayangkan, kondisi itu ternyata tidak ditindaklanjuti bahkan ada pembiaran,”jelas dia.

Akibatnya,beberapa investor yang hendak mengelola sumber daya alam mineral dan pertanian di Empat Lawang gagal terealisasi. “Empat Lawang memiliki sumber batubara yang kandungannya tinggi, serta sumber panas bumi yaitu Geotermal terbesar kedua setelah semendo,”kata dia.

Menurut Joncik, beberapa tahun yang lalu dinas pertambangan provinsi Sumsel, sempat melakukan riset tentang kandungan panas bumi. Bahkan sudah ada investor luar negeri yang sanggup untuk mengelolanya untuk menjadi sumber energi. Tetapi karena keamanan yang tidak dijamin pemerintaha, mereka kemudian membatalkan niatnya.

“Mereka membatalkan niatnya dan urung berinvestasi di Empat Lawang,”ungkap dia.

Dalam prosesnya, tambah Joncik, program percepatan pembangunan

Empat Lawang dapat dilakukan dalam waktu dua tahun pertama pemerintahan. Yang program tersebut harus dilakukan dalam waktu bersamaan. Yakni menjamin keamanan, pembangunan infrastuktur, pengembangan sumber daya manusia dan alam, peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Hingga investor masuk dan bersama-sama membangun Empat lawang,” tambah dia.

Meski tidak mudah, kata Joncik, tetapi harus dilakukan secara serentak dan masiv. Sebab untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu semangat untuk melakukan perubahan menuju empat lawang sejahtera.

Joncik Muhammad kelahiran Talang air asan, Desa sawah kecamatan Mura Pinang Kabupaten Empat Lawang ini menegaskan, untuk menstimulan sarana investasi di Empat Lawang langkah pertama yang akan dilakukan yakni

pembangunan hotel dan restoran.

“Belajar dari Provinsi Sumsel, untuk menarik investasi perlu segera di bangun hotel dan restoran. Karena sarana tersebut sangat penting dalam rangka percepatan pembangunan hingga mempermudah pendatang mengunjungi kabupaten Empat Lawang,” jelas dia.

Dia mencontohkan, sejak tahun 2003 lalu pemerintah Sumsel melakukan terobosan pengembangan hotel dan restoran di Sumsel. Iklim investasi tumbuh semakin pesat, ketika Sumsel menjadi tuan rumah ajang Seagames 2014.

“Ini program saya selanjutnya, agar iklim investasi berkembang pesat perlu dilakukan terobosan yang lebih signifikan. Empat lawang tidak akan ketinggalan, dan jika ini terwujud dalam dua tahun pertama maka Empat Lawang dapat lebih sejahtera,” pungkas dia.

n (Ronald)

Page 2: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

Untuk Berlangganan dan

#tabloiddesaRedaksi Tabloid Desatabloiddesa

Edisi Periode 21 Maret - 06 April 2017

SMS/WA : +62 811 789 6354Telepon : 0711 - 5710845

Pengaduan hubungi:

28

Baca Halaman 8Baca Halaman 9Baca Halaman 2

Page 3: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

Setiap wartawan TABLOID DESA dilengkapi dengan kartu pers dan tidak diperkenankan meminta imbalan dalam bentuk apapun.

SalamDesa

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

2 BerandaDesa

Diterbitkan oleh PT. Cipta Desa MandiriPemimpin Umum: Abdul Aziz Kamis, Wakil Pemimpin Umum: Joncik Muhammad, Pemimpin Redaksi: Abdul Aziz Kamis, Redaktur: Guntur Gunawan, Sekretaris Redaksi / Litbang: Devi Irwan, Koresponden Palembang: Rino Dwi CP, Prabumulih: Chandra Wahyudi, Pagar Alam: Rina Santoso, Muara Enim: Edwar Pusra, OKU: Kadin Kumala, Musi Banyuasin: Edi Setiawan, Design Grafis: PADIStudio, Pemimpin Perusahaan: M. Nasir, Staf Keuangan: Dedek, Marketing & Sirkulasi: Marto Ali.

Diterbitkan pertama kali pada 10 Oktober 2004 sebagai usaha untuk membuka isolasi informasi pedesaan. Merupakan satu-satunya media di Sumatera Selatan yang mengupas tuntas tentang dan untuk masyarakat desa. Alamat Redaksi: Jl. Kolonel Sulaiman Amin Perum Pemda Blok I-1 No. 4-B Km 7 Palembang. Telp 0711-5710845, - eMail: [email protected] Dicetak oleh: PT. PALEMBANG GRAFIKA MEDIA (Isi diluar tanggung jawab percetakan)

Sejahtera Itu Tidak Cukup dengan SumbanganTernyata dalam Alquran, Allah tidak pernah menyebutkan kata miskin dalam urusan harta. Yang sering tertulis dalam Kitabullah, yakni Allah melebihkan, dan mencukupkan harta atas kamu. Kedua kata melebihkan, dan kata mencukupkan, mungkin menjadi bias jika terjemahkan dan ditafsirkan oleh kalangan awam. Tapi secara harfiah, kata tersebut sudah cukup jelas. Bahwa ada yang dilebihkan dan ada yang dicukupkan. Perdebatan akan menjadi panjang, ketika ada sebagian lainnya berpendapat, kata “miskin” juga ada tertulis dalam Al Quran, karena itu masuk dalam beberapa kategori yang wajib di beri zakat.

Semua benar adanya. Namun, demikian indah Allah “bermain” dalam diksi atau kata kepada kita para hambanya. Namun perlu ditekankan, diksi Allah bukan sepertinya diksi sebagian politikus yang sering berjanji namun tidak pernah menepati. Janji Allah sangat tepat, janji Allah tidak akan pernah sama dengan janji manusia.

Mungkin terlalu tinggi membahas kata-kata indah Tuhan, dari kita yang bukan ahlinya. Secara logika, miskin sering kali diidentikan dengan kekurangan harta, kekurangan makanan, kekurangan tempat tinggal, dan lainnya. Namun, kita juga sering lupa gara-gara gaya hidup yang mapan, semua berkecukupan, tiba-tiba sedikit saja dikurangi semua culas dan mengatakan “kami miskin”. Padahal, mereka memiliki rumah, memiliki lahan yang subur, memiliki anak-anak yang cedas, tidak putus makan-minum, dan memiliki penghasilan. Inilah dilema para warga kota besar, yang cenderung hedonis dan menilai kesuksesan dan keberhasilannya lewat harta benda yang lebih banyak dari lainnya.

Bagaimana dengan kita warga desa? Orang desa tidak ada yang miskin. Mereka mendapatkan semuanya langsung dari alam, bahkan segala sesuatu terkadang tidak pernah dinilai dengan uang. Lalu, kenapa warga desa perlu disejahterakan? Hal ini terjadi lantaran masuknya moderisasi dan pengembangan kawasan desa dalam industri korporasi. Lahan-lahan mereka di beli oleh perusahaan-perusahaan perkebunan, ladang mereka ternyata mengandung minyak dan dibeli perusahaan asing. Ditengah kehilangan lahan yang menjadi sandaran hidup, kini warga desa tidak ubahnya dengan masyarakat kota. Bedanya, kota memiliki fasilitas sarana dan prasarana modern. Sedangkan desa, tenggelam dalam kesunyian suara mesin industri dan lapuknya tanah yang rusak oleh racun-racun zat kimia.

Kini warga desa harus membeli beras, sayuran, ikan dan lauk pauk. Sebagian warga desa juga telah mulai mengkonsumsi air mineral, karena sungai mereka tercemar. Kemelatan kemudian menumbukan kemiskinan, dalam wajah-wajah panik kesengsaraan. Tingkat pendidikan yang rendah justru memicu konflik dengan perusahaan yang berada di desa mereka. Ancaman keamanan mulai mengusik ketenangan perusahaan yang selama ini damai. Sering kita dengar ungkapan, “kami selalu menyumbang dan membangun warga dengan dana CSR? Kami peduli dengan warga,”.

Ternyata pembagian makanan, pembagian amplop sebesar apapun tidak menjadi solusi untuk mengatasi kegelisahan tersebut. Bagaimana mensejahterakan masyarakat? Kini perusahaan harus lebih serius memformula berbagai program untuk mencerdaskan masyarakat desa. Mereka harus dibimbing, diasuh, agar memiliki keahlian dan keterampilan yang menunjang hidup mereka. Keterampilan yang dapat membangun kesejahteraan warga desa secara bersama-sama. Ternyata, sejahera itu tidak cukup dengan sumbangan sukarela. (*)

Tokoh masyarakat Sumsel, Ahmad Hafisz Tohir didorong masyarakat untuk maju pada pilkada Banyuasin yang akan dilaksanakan serentak pada 2018 akan datang. Para tokoh masyarakat setempat mengharapkan, agar Hafisz maju dan dapat membangun Kabupaten Banyuasin agar lebih baik lagi.

Musa S.Sos dan para tokoh pemuda banyuasin.

Sementara, tokoh DPP PAN Hafisz Tohir kepada wartawan mengatakan, saat ini dirinya masih menunggu intruksi Partai.”kalau partai mengintruksikan saya maju maka sebagai kader saya akan patuh dengan intruksi Partai,” kata HT.

Dia menjelaskan, banyak pertimbangan dirinya bakal maju dan kemungkinan akan masuk dalam bursa pilkada di Kabupaten Banyuasin, atau di Koa Palembang. Karena dua daerah ini merupakan daerah pemilihan dirinya sebagai Anggota DPR dari Dapil Sumsel 2. “suara saya banyak di Palembang, oleh karena itu wajar saja kalau kader dan masyarakat yang mendorong saya untuk ikut berpartisiapsi begitu juga dengan Banyuasin, karena Banyuasin dapil saya juga,” jelasnya.

Namun Hafisz menegaskan, saat ini dirinya lebih fokus

duduk sebagai angota parlemen, untuk melakukan pengawasan dan penganggaran pada APBN , sehingga APBN tahun ini tidak terkoreksi sepeti yang terjadi pada tahun lalu. ”karena saya duduk di Komisi IX maka perlu fokus untuk mengawal APBN sehingga pengunaan APBN tepat sasaran dalam meningkatan pembangunan dan kesejahteraan, tentu mengawal kinerja para Menteri,” tambah dia.

Senada dikatakan wakil ketua DPW PAN Provinsi Sumsel, Abdul Aziz Kamis. Menurut dia, saat ini banyak kader partai yang sedang disiapkan untuk maju pada pilkada serentak 2018 yang akan datang. Beberapa diantaranya yakni Ketua DPW PAN Sumsel, Iskandar yang akan maju kembali pada pilkada di OKI. “Ada beberapa lainnya, seperti Hafisz Tohir, dan tokoh lainnya,” ujar dia.

Namun, tambah Aziz, saat ini partai tengah mempersiapkan penjaringan balon-balon kepala daerah tersebut. “Kita tengah persiapkan, mungkin pertengahan tahun ini,” pungkas dia.

n (Ronald)

Masyarakat Banyuasin Dorong Hafisz Tohir

Maju di Pilkada 2018

Hal itu dikatakan Tokoh masyarakat Banyuasin Sidik Juhi dalam sambutannya, saat Wakil Ketua Komisi XI DPR RI melaksanakan kunjungan kerja di Gedung Al Ahya Islamic center Kelurahan Mariana Kec.Banyuasin I. Menurut Sidik, masyarakat Banyuasin membutuhkan sosok pemimpin seperti Achmad Hafisz Tohir untuk membangun Banyuasin ke depan. “Kami sangat menantikan sosok pemimpin yang memiliki visi dan misi kuat untuk membangun Banyuasin. Dan kami siap mendukung bapak Hafisz Tohir memimpin Banyuasin 2018 menuju Banyuasin sejahtera,” tegas dia.

Acara tersebut dihadiri oleh Ir.Rudi Apriadi Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan , Anggota DPRD Banyuasin Achmad Nurcholis S.Sos I , Sriyatun S.P , Yuan Ari Effendi S.H , Ahmad Yamin , Camat Banyuasin I Nova Redy S.Sos M.m , Lurah Mariana Al

Page 4: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

3DesaUtama

Untuk mencapai kesejahteraan, para warga desa harus memiliki

keahlian yang dapat dikembangkan, sesuai sumber daya alam dan potensi yang dimiliki desa tersebut. Hingga selain terjadi peningkatan keahlian dan wawasan, kesejahteraan para warga desa meningkat karena produk yang dihasilkannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, harus lewat gerakan terstruktur dan masif melalui desa vokasi. Hingga terwujud kawasan perdesaan yang menjadi sentra penyelenggaraan kursus atau pelatihan berbagai kecakapan vokasional atau pemberian keterampilan kejuruan dan pengelolaan unit-unit usaha berdasarkan keunggulan lokal dalam dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Munculnya KesadaranKemiskinan menjadi persoalan utama yang harus di entaskan, lewat berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Persoalannya, kemiskinan sering kali diartikan ketidakmampuan sebuah keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang mendasar. Seperti kekurangan sandang, pangan, dan papan. Kenyataannya, kemiskinan lebih komplek. Kemiskinan terjadi lantaran rendahnya sumber daya manusia, rendahnya tingkat pendidikan, dan rendahnya moral yang menyebabkan runtuhnya sebuah struktur tataran suatu desa.

Pemerintah telah menyusun berbagai rencana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Bahkan mengeluarkan dana triliunan rupiah, agar masyarakat desa memiliki kehidupan yang sejahtera, berpengetahuan luas, dan dapat menggunakan sumber daya alamnya secara bijaksana hingga memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.

Kesadaran kemudian muncul, ketika para warga desa kehilangan lahan mereka karena masuknya korporasi besar yang mengambil lahan mereka dengan bayaran murah. Harapan

yang tadinya muncul, tiba-tiba sirna karena tidak adanya perhatian dari perusahaan yang berada didesa mereka dengan semena-mena mengeruk keuntungan tanpa timbal balik. Akibatnya, konflik lahan tidak bisa dihindari.

Anggota DPRD Provinsi Sumsel, Rusdi Tahar mengatakan, konflik lahan terjadi diawali dengan munculnya kesadaran masyarakat bahwa mereka memiliki hak untuk turut mendapat kesejahteraan bersama. Rasa iri membesar saat menyaksikan perkebunan milik swasta yang berada di bekas lahan

mereka berbuah dengan lebat. Sementara, warga desa yang tinggal satu kawasan dengan perusahaan perkebunan tidak pernah diperhatikan. “Inilah penyebab konflik lahan, perhatian perusahaan hanya sekedar bantuan bukan tanggungjawab untuk mensejahterakan masyarakat,” jelas Rusdi.

Pemerintah Jokowi menyadari pentingnya lahan bagi rakyat. Program nawacita lewat program reforma agraria, cukup memberi harapan masyarakat untuk mendapatkan kembali lahan mereka

Desa VokasiDesa sejahtera Berwawasan

“Pemerintah menyadari, bahwa negara ini milik rakyat dan bukan milik rezim pemerintahan. Upaya untuk mensejahterakan rakyat sebenarnya harus dilakukan secara masif dan bersama-sama. Bukan sekedar mengembalikan tanah rakyat saja, tapi mensejahterakan mereka”

-- Rusdi Tahar.

Page 5: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

4 DesaUtama

yang dulunya dijual atau di ambil alih tanpa ganti rugi. “Pemerintah menyadari, bahwa negara ini milik rakyat dan bukan milik rezim pemerintahan. Upaya untuk mensejahterakan rakyat sebenarnya harus dilakukan secara masif dan bersama-sama. Bukan sekedar mengembalikan tanah rakyat saja, tapi mensejahterakan mereka,” kata Rusdi Tahar.

Sejauh ini, pemerintahan Jokowi dengan serius pula telah membentuk KSP atau Kantor Staff Presiden yang melakukan pemetaan terhadap konflik lahan di Indonesia. Pemetaan ini merupakan upaya untuk penyelesaian konflik lahan, yang selama bertahun-tahun tidak selesai meski telah jatuh korban. Menurut Anggota DPRD Sumsel Joncik Muhammad, persoalan konflik lahan hanya dapat diselesaikan dengan saling menerima antara masyarakat, perusahaan, dan pemerintah. “Maksudnya, masyarakat bukan sekedar mendapatkan lahan mereka saja tapi bagaimana aset mereka dapat memberi kesejahteraan,” ungkap dia.

Menurut Joncik, dari beberapa kasus konflik lahan semuanya dimulai dari ketidak jelasan kepemilikan lahan, dan kemiskinan. Sebagian masyarakat menyadari, bahwa lahan yang mereka miliki tidak memberikan hasil yang dapat meningkatkan perekonomian mereka. “Nah, perlu upaya yang serius bagaimana caranya agar aset warga desa memiliki daya guna. Untuk bisa menggarap lahan tersebut berdaya guna membutuhkan keahlian warga desa, kecermatan menggarap sumber daya alam, dan perhatian dari pemerintah dan swasta untuk membantu meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelas Joncik.

Desa Vokasi Sebuah SolusiMeski cukup asing didengar, namun

di kalangan pemerintahan khususnya dunia pendidikan desa vokasi sudah menjadi istilah yang tenar dan telah banyak diaplikasikan. Desa vokasi adalah kawasan perdesaan yang menjadi sentra penyelenggaraan kursus atau pelatihan berbagai kecakapan vokasional (pemberian keterampilan kejuruan) dan pengelolaan unit-unit usaha (produksi maupun jasa) berdasarkan keunggulan lokal dalam dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.

Menurut pemerhati pendidikan Sumsel, Isma Sri Rahayu mengatakan, salah satu tujuan dari Program Desa Vokasi adalah bagaimana menekan angka pengangguran dan tingkat urbanisasi dengan memberikan keterampilan masyarakat di suatu desa, dalam memanfaatkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari sumber daya dan potensi suatu desa berbasis kearifan lokal. “Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa yang menjadi sentra beragam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potesi sumber daya dan kearifan lokal,” kata dia.

Isma menjelaskan, lewat desa vokasi warga masyarakat dapat belajar dan berlatih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja dan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber daya yang ada di di wilayahnya sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat.” Merujuk kepada Peraturan Perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan amanat bahwa Kursus dan Pelatihan dalam mendukung pengurangan pengangguran dan kemiskinan seperti tercantum dalam pasal 26 ayat 5,” kata dia

Dalam realisasinya, desa vokasi dapat dikelola oleh lembaga seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Sanggar Kegiatan Belajar

(SKB), Yayasan Pendidikan, Unit Produksi/Usaha SMK, Unit Produksi/ Usaha politeknik, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Rumah Pintar, Pondok Pesantren dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). “Jadi ada lembaganya yang memang dapat mengelolanya, intinya bagaimana masyarakat mendapatkan pemahaman dari berbagai pelatihan tersebut hingga hasilnya dapat memberi kesejahteraan bagi warga desa,” kata dia.

Dia menegaskan, sumber dana pembiayaan desa vokasi berasal dari pemerintah, dana desa, dan pihak ketiga. “Pihak ketiga ini dari swasta atau perusahaan yang memiliki bertanggungjawab dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) khususnya di desa,” tegas dia.

Di kota Palembang pernah ada program desa vokasi, yang dilakukan oleh lembaga PKBM Al marfuah bekerjasama dengan kelurahan Talang Putri Plaju Palembang pada 2012 lalu. Meski sumber pendanaannya berasal dari pemerintah pusat, namun dapat menjadi salah satu contoh program desa vokasi di Palembang.

Pembina PKBM Al Marfuah, Harun Al Rasyid mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai pelatihan kepada sebanyak 30 orang lebih warga kelurahan Talang Putri Plaju selama tiga bulan lebih. “Terakhir kami melaksanakan program desa vokasi, dengan memberi pelatihan pembuatan tenun songket dan souvenir khas Palembang,” kata Harun.

Dia menjelaskan, saat ini PKBM Al Marfuah yang beralamat di Jalan Pangeran Sido Ing Lautan Lorong Palang Merah, No. 947 Rt. 19 RW 05 Kelurahan 35 Ilir Kecamatan IB II Palembang, tetap memberikan pembinaan keterampilan meski bukan program desa vokasi. “Masih, tetapi bukan dalam tataran program desa vokasi,” kata dia.

Dia men ceritakan, selama kurang

lebih tiga bulan tersebut, mereka bukan hanya memberikan tutorial tetapi juga secara penuh membantu pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh warga setempat. “Setelah mereka memahami dan menerapkannya dalam bentuk produk, kami membantu penjualan produk tersebut. Hingga hasil yang mereka dapatkan bisa membantu perekonomian keluarga,” jelas dia.

Saat ini, jelas Harun, PKBM AL Marfuah tengah menggarap desa vokasi dikawasan 29 ilir Palembang. Meski baru pengajuan pendanaan, namun dia berharap hal tersebut mendapat sambutan pemerintah pusat yang bisa memberi efek peningkatan keterampilan masyarakat setempat.

Desa Vokasi Desa SejahteraBerlatar belakang konflik lahan, kini muncul kekhawatiran baru yakni apa yang harus dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah agar perdamaian antara masyarakat-perusahaan dapat berlangsung lama. Tokoh masyarakat Sumsel, Abdul Aziz Kamis mengatakan, desa vokasi merupakan sebuah solusi dalam upaya pembinaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. “Khususnya untuk PT SAML dan masyarakat Kecamatan Air Sugihan OKI, perlu segera dibentuk desa vokasi disana. Hingga warga desa bisa mendapat keterampilan dan pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesejaheraan mereka,” kata Aziz.

Saat ini, ujar dia, pasca perdamaian yang berlangsung beberapa waktu lalu antara masyarakat dengan PT SAML, telah dilakukan berbagai realisasi seperti land clearing di kawasan 75 hektare, dan beberapa program lainnya. Namun, dalam program terpadu dan berkelanjutan harusnya dilakukan pembangunan sumber daya manusia. “Sebab peningkatan kesejahteraan itu bukan

Page 6: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

5DesaUtamasekedar bantuan semata, seperti bantuan pembangunan mesjid, sekolah, atau lainnya. Tapi lebih pada pembangunan sumber daya manusia, dan pengembangan sumber daya alam yang ada hingga kesejahteraan tersebut dapat terealisasi secara tepat guna,” tegas dia.

Ancaman pengulangan konflik, bisa saja terjadi kembali lantaran tidak adanya komitmen antara perusahaan dengan masyarakat. Belajar dari beberapa kasus konflik lahan, meski perusahaan telah memberdayakan masyarakat setempat dengan menjadikan mereka buruh atau pekerja diperusahaan tersebut ternyata tidak menjamin hal tersebut berlangsung lama. Kebutuhan masyarakat akan selalu meningkat, sementara mereka tidak memiliki keahlian untuk bisa mandiri.

Menurut Isma Sri Rahayu, program pembelajaran desa vokasi berkaitan dengan pengembangan keterampilan (vokasi) berbasis potensi dan kearifan lokal. “Kearifan lokal itu seperti sumber daya utama di desa tersebut apa? Hal itulah yang dikembangkan secara total agar dapat menjadi produk unggulan,” kata dia.

Selain itu, materi penunjang perlu mendapat perhatian serius yakni kewirausahaan. Dalam hal ini membangun dan meningkatkan pola pikir, perilaku dan sikap wirausaha, manajeman usaha dan pemasaran. “Ini perlu mendapat bimbingan tenaga ahli, karena berkaitan dengan pembentukan lembaga-lembaga usaha yang diharapkan dapat menjual produk hilir yang memberi keuntungan,” jelas dia.

Anggota Komisi II DPRD OKI, Rohmat Kurniawan mengatakan, dalam proses pemberdayaan perusahaan dapat segera membuat berbagai program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. “Seperti pengembangan pola pertanian yang lebih menghasilkan, dan membentuk koperasi desa yang dilakukan dengan swakelola,” kata dia.

Salah satunya, ujar dia, bisa membuat koperasi desa dan pengembangan usaha masyarakat desa. “Ini produk awal, karena harus dilakukan pengembangan pemberdayaan yang terprogram dan masif, hingga tepat guna dan memberi kesejahteraan dalam waktu yang lama,” tambah dia.

Di kecamatan Air Sugihan sendiri, masyarakat setempat sebagaian besar mengandalkan kehidupan mereka dengan menjadi petani padi dengan cara tradisional. Namun, ada beberapa warga yang menggunakan lahan mereka untuk berkebun. Kawasan Siring Agung sendiri, cukup banyak memiliki hasil hutan dan hasil alam yang dapat menjadi produk inovatif dan berdaya guna. “Memang harus dilakukan upaya yang tepat guna, dan pemberian pemahaman lewat program pendidikan yang berbasis lokal. Mungkin desa vokasi solusinya,” tambah dia.

Dalam pengembangan peningkatan kesejahteraan masyarakat, Anggota Komite III DPD RI, Abdul Aziz mengatakan, perlu dilakukan

program pemanfaatan hasil alam yang selama ini dianggap “sampah” untuk menjadi produk yang bernilai harga jual yang tinggi. Seperti enceng gondok, rotan, akar, batu alam, dan lainnya yang jika di olah menjadi bahan jadi sangat bernilai jual. “Di Sumsel banyak sumber tersebut, seperti enceng gondok yang tersebar di daerah rawa. Kalau dimanfaatkan sangat memberi hasil yang maksimal,” terang dia.

Upaya tersebut, kata dia, yakni dengan mendorong penciptaan ekonomi kreatif di masyarakat lewat pembentukan kelompok-kelompok usaha kecil rumah tangga yang dapat menciptakan kreasi yang menjual. “Kita kita upayakan pembentukan kelompok tersebut. Agar industri ekonomi kreatif ditingkat rumah tangga dapat tumbuh, dan dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia khususnya di Sumsel,” tegas dia.

Sebelumnya, Kepala dinas pariwisata provinsi Sumsel, Irene Camelyn mengungkapkan, berbagai potensi wisata yang ada pemerintah berusaha membangkitkan inkubator ekonomi kreatif. Meski saat ini, terang dia, perlu pemetaan dikabupaten dan kota mana saja yang perlu dikembangkan. “Seperti wisata sejarah, wisata alam dan ekonomi kreatif,” jelas dia.

Untuk ekonomi kreatif, kabupaten Ogan Ilir seharusnya menjadi sentra industri kreatif. Hal ini merupakan tantangan untuk merealisasikannya, bagi pemerintah dan masyarkatnya. “ Dan ini menjadi destinasi baru untuk ekonomi kreatif. Seperti di Ogan ilir sama saja mengembangkan sumsel, seperti pengembangan industri songket dan rumah knock down. Kalau berkembang, destinasi lokal ikut berkembang juga,” tegas.

Investasi Pendidikan Tak Sekedar PembiayaanPendidikan seharusnya di pahami sebagai sebuah investasi. Sebab, hasil yang di dapatkan dari pendidikan adalah orang-orang yang memiliki keahlian dan berwawasan. Hingga sumber daya manusia yang dihasilkan dapat mengembangkan produktifitas dengan hasil yang memuaskan.

Untuk merealisasikan desa vokasi, setidaknya dibentuk dua lembaga yang secara langsung membina dan memberi pendidikan kepada masyarakat desa. Di Air Sugihan terdapat 12 desa yang berdekatan dengan PT SAML. Menurut Aziz Kamis, setidaknya satu desa menjadi pusat kegiatan desa vokasi. “Satu desa seperti air sugihan bisa difokuskan menjadi desa vokasi. Dan pelaksanaan pendidikan juga dapat dilaksanakan di kecamatan, hingga desa lainnya mendapatkan hal yang sama,” kata dia.

Pemerintahan tengah mengembangkan Program Kampung Literasi dan Desa Vokasi. Selain memberikan pendidikan berbasis keahlian dan pengembangan sumber daya manusia, masyarakat desa juga harus didorong untuk membaca, dalam rangka meningkatkan pengetahuannya terhadap berbagai

hal. “program pendidikan kecakapan hidup dan kewirausahaan dalam spektrum perdesaan dengan pendekatan kawasan, yaitu kawasan perdesaan,” kata dia.

Artinya, selain membangun desa vokasi, bersamaan dengan itu perlu dibangun perpustakaan agar masyarkat desa dorong untuk membaca. Hingga mereka bisa mengembangkan pengetahuan mereka secara lebih baik.

Program Kampung Literasi dan Desa Vokasi, dimaksudkan untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan lingkungan yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal. Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa yang menjadi sentra beragam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal. “Dengan demikian, warga masyarakat dapat belajar dan berlatih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumberdaya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat,” ujar dia.

Menurut Aziz, banyak yang kurang memahami pentingnya pendidikan sebagai investasi. Padahal, setelah masyarakat memiliki keahlian dan mampu mengembangkan keahliannya lewat budaya membaca. Maka perusahaan tersebut akan menikmati hasilnya.

“Selain SDM yang memiliki keahlian didapat dari penduduk lokal, masyarakat juga akan memiliki keahlian dan mampu mengembangkan keahliannya untuk menjadi sumber kehidupan mereka,” ujar dia.

Saat ini, pemerintah juga terus mengembangkan desa literasi dan desa vokasi secara nasional untuk memberantas buta huruf. Program Nawacita, atau Sembilan Prioritas program pembangunan pemerintah, pengembangan pendidikan keaksaraan ke depan harus dikembangkan untuk memperkuat kemandirian secara ekonomi. Untuk itu, dikembangkan program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) dan Aksara Kewirausahaan sebagai kelanjutan dari Program Keaksaraan Dasar. Program lanjutan tersebut dimaksudkan untuk melestarikan kemampuan keaksaraan dasar sekaligus memberikan pendidikan kecakapan hidup, baik soft skill berupa sikap dan karakter, maupun hard skill dalam bentuk keterampilan atau vokasional kepada setiap warga belajar atau peserta program pendidikan keaksaraan.

Lewat program lanjutan pasca keaksaraan dasar ini, banyak warga belajar yang akhirnya memiliki keterampilan dan mampu memiliki usaha baik secara pribadi maupun kelompok (Kelompok Belajar Usaha), sehingga hidupnya lebih sejahtera. Saat ini, lembaga penyelenggara program pendidikan keaksaraan seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), memiliki unit usaha yang dikelola oleh alumni dari warga belajar pendidikan keaksaraan. Melalui program peningkatan keberaksaraan pasca keaksaraan dasar, tujuan dari program pendidikan keaksaraan dalam konteks pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana menjangkau sejumlah target pembangunan berkelanjutan tersebut.

n (ronald)

Page 7: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

6 LapsusDesaOleh : Dra. Isma Sri Rahayu, M.Pd. (Praktisi dan

Pemerhati Pendidikan)

Sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan tentang pelaksanaan Desa Vokasi pada tahun 2010 dan juga diperkuat lagi pada Peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) pada tahun 2016, Pemerintah Pusat dengan menetapkan tema peringatan HAI yaitu: “Penguatan Literasi dan Vokasi dalam Membangun Ekonomi Berkelanjutan”. Tema ini diambil sebagai upaya mengingatkan kembali dan memberi inspirasi kepada kita semua tentang kesungguhan usaha untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan hanya sekedar gerakan pemberantasan tuna aksara semata atau bukan saja keaksaraan hanya dianggap sekedar prioritas pendidikan, melainkan investasi yang sangat penting bagi masa depan yang berkesinambungan. Dengan melihat program ini semakin memperlihatkan keseriusan pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia dan lingkungan yang dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal.

Untuk mengetahui lebih jauh, kita memahami bahwa Desa Vokasi adalah kawasan perdesaan yang menjadi sentra penyelenggaraan kursus dan/atau pelatihan berbagai kecakapan vokasional dan pengelolaan unit-unit usaha (produksi/Jasa) berdasarkan keunggulan lokal dalam dimensi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Salah satu tujuan dari Program Desa Vokasi adalah bagaimana menekan angka pengangguran dan tingkat urbanisasi dengan memberikan keterampilan masyarakat di suatu desa dalam memanfaatkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari sumber daya dan potensi suatu desa berbasis kearifan lokal.

Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa yang menjadi sentra beragam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan potesi sumber daya dan kearifan lokal, dimana warga masyarakat dapat belajar dan berlatih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja dan menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber daya yang ada di di wilayahnya sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat.

Merujuk kepada Peraturan Perundang-undangan yaitu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memberikan amanat bahwa Kursus dan Pelatihan dalam mendukung pengurangan pengangguran dan kemiskinan seperti tercantum dalam pasal 26 ayat 5 bahwa: “Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi

masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.

Artinya adalah pembekalan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan hidup yang diselenggarakan pada kursus dan pelatihan (Pendidikan Non formal) selain untuk mengembangkan diri, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan pengembangan profesi, juga untuk membantu peserta didik dapat bekerja di setiap unit usaha dan berwirausaha.

Disamping itu dengan berlakunya Undang-Undang tentang Desa yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan juga Permendesa No. 5 Tahun 2015 tentang Anggaran Desa membuat paradigma baru, desa mempunyai kewenangan untuk menggunakan dana desa sesuai kebutuhan dasar masyarakat. Empat prioritas penggunaan dana desa adalah untuk pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Dengan demikian diharapkan masyarakat desa tidak lagi kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan, pendidikan maupun pelayanan sosial lainnya.

Dengan harapan bahwa Desa sudah dapat mengalokasikan anggarannya untuk kebutuhan dasar masyarakat diantaranya untuk kebutuhan pendidikan. Pendidikan yang mampu memberikan pembekalan pengetahuan, keterampilan dan kecakapan hidup serta membantu peserta didik dapat bekerja di setiap unit usaha dan berwirausaha.

Desa Vokasi Sebagai Upaya Pembelajaran Masyarakat Kembangkan Keterampilan

Lembaga Penyelenggara Lembaga yang dapat menyelenggarakan program Desa Vokasi adalah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Yayasan Pendidikan, Unit Produksi/Usaha SMK, Unit Produksi/ Usaha politeknik, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), Rumah Pintar, Pondok Pesantren dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).

Persyaratan Lembaga Penyelenggara:

• Memiliki struktur organisasi

• Bergerak dalam bidang pendidikan formal, pendidikann non formal, pengabdian dan /atau pemberdayaan masyarakat

• Memiliki program kerja yang jelas

• Memiliki pendidik/fasilitator yang ahli sesuai keterampilan/vokasi yang akan dikembangkan

• Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran dan keterampilan

• Mempunyai jaringan usaha (pemasaran, permodalan dan mitra usaha)

• Sanggup membelajarkan, melatih, membimbing dan melakukan pendampingan bagi lulusan untuk merintis dan mengembangkan usaha

• Memiliki komitmen, kepedulian dan pengalaman dalam pengembangan masyarakat.

Sumber DanaBantuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Bansos Desa Vokasi

Anggaran Dana Desa sesuai dengan Permendesa No. 5 Tahun 2015.

Mitra Usaha dan/atau pihak-pihak yang dapat bekerja sama.

Program PembelajaranMateri program pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan (vokasi) berbasis potensi dan kearifan lokal

Materi penunjang berkaitan dengan kewirausahaan (membangun dan meningkatkan pola pikir, perilaku dan sikap wirausaha, manajeman usaha dan pemasaran)

Lama dan jumlah jam belajar disesuaikan dengan jenis, spesifikasi dan tingkat keterampilan yang dipelajari.

Proses pembelajaran mencakup Teori, praktek keterampilan dan praktek manajerial, serta pembentukan karakter. n

Page 8: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

7LapsusDesaProgram Pembangunan Pendidikan yang secara langsung dapat diakses oleh masyarakat sesuai kebutuhan yang dirasakan di masing-masing daerahnya berdasarkan potensi dan kearifan lokal. Program Pendidikan yang terpadu dengan pengembangan potensi ekonomi lokal dengan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan dapat dikelola dan dianggarkan dalam alokasi dana desa dengan pengelolaan aparat desa dan lembaga penyelenggara pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan secara akuntabel.

Tujuan penyelenggaraan Program Desa Vokasi adalah memberikan dukungan berbagai keterampilan produksi/jasa bagi warga masyarakat di pedesaan agar mampu memberdayakan potensi desa menjadi produktif sebagai sumber pendapatan untuk meningkatkan

mutu kehidupan dan pembangunan desa. Menyelenggarakan Desa Vokasi berarti membangun desa mandiri, karena masih banyak penduduk miskin yang berada di pedesaan setiap tahunnya membutuhkan bekal keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupya.

Hasil yang diharapkan dari penyelenggaraan Desa Vokasi adalah 1) bagaimana dapat meningkatkan anak-anak muda yang berpotensi dan kreatif dan betah tinggal di desa untuk memberdayakan potensi desa, 2) sumber daya alam dapat diolah menjadi karya-karya yang bernilai ekonomi dan ciri khas produksi desa yang bernilai tinggi, 3) urbanisasi bisa ditekan sehingga permasalahan penganggur di perkotaan dapat tertangani, 4) mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, 5) pembangunan di pedesaan cepat terwujud karena dukungan tenaga

produktif, dan 6) secara bertahap angka kemiskinan di desa dapat berkurang secara signifikan.

Berdasarkan Juklak dan Juknis yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI selaku Kementrian yang bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan program ini, maka perangkat Desa dan berbagai pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan program Desa Vokasi ini dapat merujuk kepada ketentuan-ketentuan yang menjadi pedoman dalam menyelenggarakan program ini, antara lain :

Calon peserta didik, adalah warga masyarakat yang putus sekolah atau lulus tetapi tidak melanjutkan sekolah, masyarakat yang menganggur, masyarakat yang tidak mampu, masyarakat berusia produktif (usia 18 – 45 tahun),

berdomisili di sekitar lokasi kegiatan, memiliki kemauan untuk mengikuti program, serta memiliki minat dan motivasi untuk mengembangkan keterampilan yang diselenggarakan.

Jenis Keterampilan yang diselenggarakan:

Jenis keterampilan yang sesuai dengan potensi desa atau kebutuhan masyarakat desa untuk usaha mandiri.

Jenis keterampilan non terstruktur yang dapat dijadikan keterampilan produksi atau jasa yang laku jual (marketable), misalnya keterampilan di bidang peternakan, pertanian, perkebunan dan kerajinan.

Jenis keterampilan yang dapat mengolah hasil sumber daya alam yang tersedia/melimpah di desa dan belum diberdayakan dan mempunyai pasaran di tempat lain. n

Anda mungkin terkejut membaca sebuah laporan penelitian

yang menempatkan Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara. Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara miskin di Afrika. Penelitian di bidang literasi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University di New Britain, Conn, Amerika Serikat, menempatkan lima negara pada posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia (The Jakarta Post, 12 Maret 2016). Hasil penelitian di atas menunjukkan betapa lemahnya budaya literasi dalam masyarakat Indonesia. Bangsa kita masih mengandalakan apa yang dilhat dan didengar dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS), seperti ditulis selasar.com 29-5-2015, pada tahun 2006 menunjukkan 85,9 persen masyarakat memilih menonton televisi daripada mendengarkan radio (40,3 persen) dan membaca koran (23,5 persen). Kita belum terbiasa melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman dari membaca. Kita belum dapat mengaktualisasikan diri melalui tulisan. Membaca dan menulis belum mengakar kuat dalam budaya bangsa kita. Masyarakat lebih sering menonton atau mendengar dibandingkan membaca apalagi menulis. Kondisi di atas tidak hanya pada kalangan awam (masyarakat umum), lingkungan terpelajar atau dunia pendidikan pun masih jauh dari apa yang disebut budaya literasi. Peserta didik belum tertanam kecintaan membaca. Bahkan guru dan dosen, tak sedikit dari mereka yang juga sama keadaanya. Itu bisa dibuktikan dengan minimnya jumlah buku yang dimiliki mereka. Perpustakaan sekolah yang tak terawat dapat menjadi saksi bisu

Membangun Budaya Literasibetapa civitas akademika itu jauh dari budaya literasi. Sebab itu, di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah mengeluarkan peraturan menteri (Permen), yang mewajibkan para siswa membaca buku 10 menit sebelum jam belajar dimulai. Taufiq Ismail pernah melakukan penelitian. Pada tahun 1996 menemukan perbandingan tentang budaya baca di kalangan pelajar, rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia 0 buku. Ini tentu memperhatinkan. Apa budaya litersai itu? Budaya seperti disebutkan wikipedia.org diartikan sebagai sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan literasi dalam Kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan tulis-menulis. Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Maka secara sederhana, budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan membaca masyarakat dalam suatu Negara.

Latar belakang Kenapa kita belum terbiasa membaca menulis? Secara umum, berikut yang melatarbelakangi. Latar belakang ini dipahami sebagai sebuah kondisi yang ada dalam masyarakat. Pertama, kesadaran yang sangat rendah tentang pentingnya membaca. Mereka beranggapan membaca hanya menghabiskan waktu. Membaca tak mendatangkan manfaat atau keuntungan. Lebih baik bekerja, jelas menghasilkan uang. Padahal bekerja apa pun membutuhkan bacaan. Bacaan yang terkait dengan pekerjaan tentunya. Keyakinan seperti itu juga ada di kalangan sebagian pelajar. Mereka membaca hanya saat jelang ujian. Sebab itu

bermanfaat untuk mendapat nilai baik dari guru. Mereka tak mau membaca untuk kepentingan yang lain. Kedua, harga buku mahal, minim perpustakaan. Harga buku yang sangat mahal membuat tak banyak orang mampu membeli buku. Lebih dari itu, membeli buku tidak dianggap sebagai kebutuhan. Apalagi bila hal itu dibandingkan dengan kebutuhan pokok. Jelas, buku akan dikesampingkan. Membeli buku hanya saat kuliah, itu pun tidak semua mahasiswa melakukannya. Hanya sebagian kecil, mereka yang mampu dan gemar membaca. Kalau untuk siswa (Pelajar SD, SLTP,SLTA), mereka hanya mengandal buku paket. Perpustakaan juga sedikit. Setiap kabupaten/kota hanya satu perpustakaan daerah. Tidak semua sekolah memiliki. Perpustakaan yang ada tidak terkelola secara baik. Stok buku terbatas, membuat perpustakaan sepi pengunjung. Ketiga, penghargaan sangat minim terhadap karya tulis. Menulis tidak memperoleh apa-apa selain membuang waktu dan energi. Persepsi khalayak seperti itu bukan tanpa aslasan. Sebab dari munulis, secara materi apa yang diperoleh tak sebanding dengan keringat yang keluar. Itu gambaran keadaan dunia tulis menulis di negeri ini. Tidak ada penghargaan yang setimpal untuk para penulis. Bangsa kita belum bisa menghargai karya ilmiah seperti menulis. Maka tak heran jika sedikit orang yang bercita-cita menjadi penulis. Hanya mereka yang memiliki idealisme tinggi

yang mau menulis.

Solusi Untuk membangun budaya literasi, menurut hemat saya, beberapa langkah bisa dilakukan oleh kita semua. Pertama, menumbuhkan minat baca sedini mungkin. Minat membaca diimulai dari keluarga. Orang tua wajib mendorong putra-putrinya untuk membaca banyak buku. Tak cukup itu, mereka seyogyanya memberi contoh. Mereka kudu terlebih dahulu membiasakan membaca. Mereka dapat menciptakan lingkungan yang mendukung menumbuhkan minat baca seperti ruang baca dengan buku bacaan. Sebab itu, membeli buku dijadikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dalam setiap bulannya. Menyisihkan uang bulanan untuk tujuan di atas menjadi pilihan orang tua bijak dalam membangun budaya literasi. Kemudian, sekolah memiliki peran penting. Di sekolah, anak-anak kudu dibiasakan membaca. Guru memberi teladan. Mereka menanmkan kepada peserta didik kecintaan terhadap buku. Perpustakaan sekolah (diupayakan ada) sepantasnya dikelola dengan baik. Sehingga perpustakaan sekolah menjadi menarik untuk dikunjungi.

Di sekolah, budaya tulis menulis dimulai. Peserta didik diajari menulis. Dalam setiap pembelajaran, guru dapat menyisipkan kegiatan

menulis atau mengarang. Osis dilatih mengelola majalah dingding. Lebih jauh, pelajar SLTP atau SLTA dapat dipacuh untuk menerbitkan buletin, jurnal atau lain. Kedua, subsidi buku. Di beberapa negara maju, pemebelian buku memperoleh subsidi dari pemerintah. Sebagai nagara berkembang yang mengejar ketertinggalan di berbagai sektor, tak salah bila Pemerintah Indonesia mengusahakan hal tersebut. Subsidi akan membantu masyarakat dalam memiliki serta membaca buku. Ini terlihat mustahil. Tapi selagi ada usaha dari semua pihak, saya yakin tidak ada yang mustahil. Ketiga mengoptimalkan peran perpustakaan daerah. Keberadaan perpustakaan daerah selama ini belum menunjukkan perannya dalam masyarakat. Keberadaanya antara ada dan tiada. Ini terkait dengan pengelolaan dan pelayanan belum maksimal. Koleksi buku perlu ditambah. Perpustakaan daerah diupayakan membuat terobosan dengan kegiatan menarik seperti lomba menulis, lomba baca puisi, atau lainnya. Saya juga melihat sosialisasi masih kurang. Ke depan perpustakaan daerah diminta menjadi lokomotif minat baca masyaraat. Ini sebuah tantangan berat sekaligus tanggung jawab dalam upaya menamkan budaya membaca dan menulis. Keempat, menghargai karya tulis. Bangsa ini musti belajar mennghargai karya orang lain. Dan karya tulis sepatutnya memperoleh tempat khusus, melebihi karya lain. Pemerintah dituntut memilki perhatian khusus pada para penulis. Pemerintah harus mendorong kegiatan penulisan juga penelitian. Akhir kata, budaya literasi bangsa kita harus bangkit. Kita tak boleh terpuruk. Bangun budaya membaca dan menulis dari keluarga. Kemudian sekolah seyogyanya mengambil peran penting menyiapakan generasi gemar baca dan menulis. Tak tertinggal, pemerintah harus sudah mulai berhitung, kapan bisa mensubsidi buku untuk rakyat. Wa Allahu Alam. n

Page 9: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

8 Desa

tidak hanya merupakan sumber pendapatan, namun juga suatu variabel kebijaksanaan yang digunakan untuk mengatur jalannya perekonomian,” ungkap Iskandar.Dikatakan Iskandar, OKI merupakan salah satu wilayah potensial penerimaan pajak karena daerah banyak perusahaan. “Ada banyak perusahaan di wilayah ini mereka adalah wajib pajak yang potensial,” terangnya.Selain itu, menurut Iskandar meski belakangan ini struktur perekonomian melemah, angka pertumbuhan ekonomi di OKI masih lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi nasional dan provinsi Sumsel.Kepala Direktorat Jenderal Pajak wilayah Sumsel Babel melalui Kepala Kantor Pratama Kayuagung, Ibrahim mengatakan, untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal dalam penerimaan pajak yang optimal, Dirjen pajak telah berinovasi dan memodernisasi mekanisme pelayanan pajak dari sistem manual melangkah maju kearah sistem aplikasi seperti e-filling dan e-billing. n

Bupati OKI Ajak Seluruh ASN di OKIuntuk Taat Pajak

Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H Iskandar SE mengajak seluruh SKPD dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI untuk memberikan contoh dalam kewajiban membayar pajak sebagai bentuk dukungan panutan penyerahan Surat Pajak Terhitung (SPT) pajak tahunan 2017.“Melaporkan pajak merupakan bagian dari kewajiban kita sebagai wajib pajak dan warga negara. Mengoptimalkan pendapatan pajak amat penting untuk pembangunan dan menyejahterahkan rakyat, oleh sebab itu seluruh SKPD agar segera melaporkan SPT tahunan,” ujar Iskandar saat membuka acara panutan penyampaian laporan pajak melalui E-filling di Ruang Rapat Bende Seguguk 2 Setda OKI, Selasa (14/3).Iskandar menyebutkan, pajak merupakan sumber utama pendapatan, dimana 70 persen APBD sebagai pembiayaan negara berasal dari pajak yang digunakan untuk penopang pembangunan.“Maka optimalisasi penerimaan pajak adalah sebuah solusi utama dan bagi pemerintah pajak

Tak Kunjung Diperbaiki, Warga OI Perbaiki Jalan

Provinsi Secara Swadaya

Parahnya keberdaan jalan provinsi yang penuh lobang dikawasan jalan lintas Inderalaya-KM 32, membuat masyarakat setempat berinsiatif untuk memperbaiki jalan tersebut secara gotong royong. Mereka bekerjasama mengecor jalan yang rusak parah tersebut dengan cara swadaya.

Dari pantauan minggu kemarin, terdapat puluhan lobang di jalan raya dengan kedalaman rata-rata 15 centimeter. Bahkan menurut warga setempat kerusakan jalan tersebut sering kali membuat kemacetan dan telah berulang ulang menelan korban kecelakaan pengendara roda dua dan roda empat.

Para warga yang bergotong royoong tersebut sebagian besar Warga Taman Permata Indah (TPI). Herman Masrudin tokoh masyarakat setempat mengatakan inisiatif aksi cor semen ber awal dari keresahan warga lantaran lambannya perbaikan jalan oleh pemerintah provinsi sumsel.

“Setiap hari pasti macet. belum lama ini pengendara motor meregang nyawa lantaran masuk lobang dan terjatuh hingga meregang nyawa,” kata Herman yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD OI itu.

Dia menjelaskan, material seperti semen, kerikil dan pasir berasal dari sumbangan sukarela warga TPI sendiri. “Beli materialnya sukarela, kerjanya juga sukarela. Alhamdulillah kekompakan dan kepedulian warga disini masih terjaga. meski demikian warga tetap berharap pemerintah provinsi sumsel dapat segera memperbaiki jalan yang berlobang, bukan hanya disini tapi ditempat lain juga,” ujar dia. n

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tetap memposisikan desa sebagai fokus utama pembangunan. Pemberian Dana Desa (DD)

langsung dari APBN dna APBD melalui alokasi dana desa (ADD) dan Bagi Hasil Lelang Lebak Lebung (L3) untuk dikelola masyarakat desa merupakan salah satu bukti konkrit bahwa Bupati H. Iskandar, SE, menepati janjinya untuk membangun dari desa.

pemangkasan, dana desa tetap jadi prioritas kami. Dana Desa ini bisa menjadi stimulan terhadap percepatan pembangunan di desa,” ujar Iskandar, Senin (20/3) seperti dikutip sripoku.com.

Dalam mengawal Dana Desa agar tepat sasaran, Iskandar mendorong dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa menjadi alat bagi desa untuk mewujudkan kemandirian secara ekonomi.

“BUM-Des ini menjadi wadah membangun ekonomi desa. Bisa dengan membentuk unit usaha pertanian, peternakan, kerajinan UMKM. Juga bisa membentuk unit usaha

simpan pinjam, penyewaan alat-alat, termasuk unit usaha jual beli/perdagangan,” ujarnya.

“Selain meningkatkan dana desa pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten OKI juga menaikkan tunjangan bagi para kepala desa, perangkat desa dan BPD,” ungkap Iskandar menambahkan.

“Kami tau tugas bapak ibu kades sangat berat. Untuk itu tunjungan Kepala Desa, BPD dan Perangkat Desa kami naikkan Rp 3 juta per desa,” ucap Iskandar, seketika disambut riuh tepuk tangan para kepala desa.

Kepala Desa (Kades) Sunggutan, H. Buslah, menyambut baik dan bersyukur dengan meningkatnya dana desa.

“Meningkatnya dana desa membuat desa bisa membangun dan mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah untuk membangun OKI dimulai dari desa,” tandas Buslah. n

Dana Desa di OKI Meningkat 40 Persen

Tahun ini, Dana Desa dinaikkan jumlahnya menjadi Rp 120 Milyar atau meningkat 40 persen dibanding 2016 lalu. Artinya, setiap desa akan mengelola uang secara mandiri sebesar Rp 500 sampai Rp 800 juta.

Selain itu, desa-desa di OKI pada tahun 2017 ini diguyur dana Bagi Hasil Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Lelang Lebak Lebung (L3) hingga Rp 6,2 Milyar atau meningkat sebanyak 5 persen dari tahun sebelumnya.

Iskandar berharap dana desa ini mampu menjadi stimulan menaikkan geliat ekonomi di desa.

“Meski disana-sini terjadi

Page 10: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

9Desa

Jika selama ini warga Dusun III Air Aman, Desa Lubuk Batang Lama, Kecamatan Lubuk Batang, Kabupaten OKU menjalani semua aktivitas ibadah di masjid yang berada di Dusun II karena belum

memiliki rumah ibadah di lingkungannya sendiri, tahun ini warga tersebut akan segera memilikinya dengan dibangunnya musholla baru.

masjid yang ada di Dusun II dan itu agak jauh bila berjalan kaki. Maka ketika disampaikan tentang rencana pembangunan mushola ini langsung mendapatn sambutan masyarakat. Ada yang menghibahkan tanah, ada yang menyumbang biaya, ada pula yang menyumbang tenaga.”

Mengenai perencanaan mushola yang nantinya akan dinamai At-Taqwa ini, Jusimani memaparkan bahwa ukurannya 12 x 12m,

diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp. 250 juta dan memakan waktu kurang lebih enam bulan.

“Ide pembangunan mushola ini sudah ada sejak awal 2017 atas permintaan masyarakat yang kemudian dimotori oleh tokoh masyarakat kami sekalgus juga anggota DPRD OKU, Yudi Purna Nugraha. Karena adanya bantuan dari semua pihak itulah, rencana ini dapat direalisasikan dengan segera,” lanjut Jusimani.

Ke depannya Jusimani berharap pembangunan mushola ini dapat berlangsung lancar tanpa hambatan supaya lekas dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk beribadah dan syiar Islam. n

Warga Lubuk Batang Lama OKU Kompak Bangun Mushola

Pembangunan mushola ini secara resmi ditandai dengan doa bersama oleh masyarakat setempat serta peletakan batu pertama sebagai pondasi bangunan oleh Kepala Desa, Jusimani dan Anggota DPRD OKU, Yudi Purna Nugraha, SH Jumat pagi, 17 Maret 2017.

Jusimani saat ditemui Tabloid Desa selepas acara menjelaskan, “selama ini aktivitas ibadah umat muslim yang ada di Dusun III menginduk ke

terdiri dari Kapolsek dan Kamtibmas (1 peleton), PBK Kabupaten OKU (1 peleton) berikut peralatannya, BPBD (1 peleton) berikut peralatannya.PT Semen Baturaja (1 peleton) berikut peralatannya. Polisi Pamong Praja (1 peleton), (Brigada Pertanian (1 peleton), Polmas Desa ( 1peleton), Camat, Lurah dan Kades (1 peleton), PT Pertanina Terminal BBM Baturaja (1 peleton), PT Perkebunan Talisman (1 peleton), PT Perkebunan Minanga Ogan (1 peleton), PT Perkebunan Mitra Ogan (1 peleton), PT Buana eltra (1 peleton), PT Tiara Bumi (1 peleton).

Bertekad Minimalisir KarhutlaKabupaten OKU bertekat meminimalisir kebakaran hutan dan lahan tahun 2017 hingga mencapai angka titik nol.Hal itu disampaikan Bupati OKU Drs H

Kuryana Azis pada apel kesiapsiagaan Karhutla dan Peringatan HUT Pemadam Kebakaran Nasional (Hardamkarnas) kw-98 yang dipusatkan di Lapanngan Lingkungan PT Semen Baturaja, Selasa (7/3) seperti dikutip sripoku.com.Dikatakan Bupati, sesuai arahan Gubernur Sumatera Selatan, bahwa harus diupayakan kejadian Karhutla di Sumsel khususnya tidak pernah terjadi di tahun 2017 ini.Meskipun kerja keras antisipasi karhutla sudah dimulai sejak tahun 2015 namun karhutla harus tetap menjadi perhatian utama hingga mencapai titik nol persen (nihil kejadian karhutla).Bupati mengajak semua pihak melakukan upaya deteksi dini dan sosialisasi preventif karhutla serta penguatan sistem penanganannya harus semakin efektif dan terpadu. n

Bentuk keseriusan Kabupaten OKU dalam mengantisipasi bahaya kebakaran hutan dan lahan dituangkan dalam komitmen bersama pencegahan dan penanggulangan Karhutla yang dilakukan Selasa (7/3).Penandatangan komitmen bersama yang dipusatkan di lapangan terbuka lingkungan PT Semen Baturaja dilakukan oleh Bupati OKU Drs H Kuyana Azis, Dandim 0403/OKU diwakili Kasdim Mayor Arm Aris Chaeruddin, Kapolres diwakili Kabag Ops Kompol Yuskar fendi SH MH, Direktur Umum dan SDM PT Semen Baturaja H Romlan Kurniawan SE MM, para Kepala SKPD, dan para kades se Kabupaten OKU.Apel kesiapsiagaan Karhutla dan Peringatan HUT Pemadam Kebakaran Nasional (Hardamkarnas) ke-98 diikuti oleh Kodim 0403/OKU terdiri dari Koramil dan Baninsa (1 peleton), Polres

Antisipasi Bahaya Karhutla, Bupati OKU dan Unsur Muspida Teken Komitmen Bersama Lintas Sektoral

Pengusaha Kecil OKU Didorong Jadi Wirausaha UnggulPengusaha kecil di Kabupaten OKU didorong agar menjada wirausaha yang unggul, handal dan tangguh serta mengusai tehnologi dalam pengelolaan usahanya.Hal itu dikatakan Kepala Dinas Koperasi UKM Ir Joni Amran MM didepan puluhan pengusaha kecil yang mengikuti pelaithan Manajemen Angkatan II 2017 di Hotel Enim Jaya Rabu (15/3).Untuk itu kata Joni Amran, pihaknya memberi appresiasi kepada Bidang UKM yang dengan senantiansa rutin melakukan pembinaan kepada pengusaha kecil di OKU.Kegiatan ini sangat bermanfaat besar untuk pengembangan usah mikro, kecil dan menengah dengan tujuan akhir meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat.Dikatakan Dharmawan, dalam menghadapi persaingan global yang ditandai dengan adanya pola kehidupan yang kompetitif.Diperlukan sumber daya manusia yang professional sebagai pilar penyangga untuk meningkatkan usaha secara maksimal di Bumi Sebimbing Sekundang.Pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan ini merupakan salah satu upaya pembinaan kepada UMKM yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan memantapkan pengetahuan , keterampilan sikap dan perilaku untuk mendukung kemandirian dan kerativitas (self reliance creativity) agar lebih maksimal. n

Page 11: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

10 RagamDesa

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, meminta seluruh Bupati agar

menentukan produk unggulan desa. Hal tersebut diungkapkan mengingat 82 persen masyarakat desa hidup di sektor pertanian.

sejak tahun 2015 sebesar Rp20,8 triliun dan Rp 46,9 triliun pada 2016 lalu telah memberikan efek pembangunan cukup signifikan. Tercatat, dana desa telah membangun jalan desa sepanjang 66.179 Kilometer, 65.573 unit drainase, 37.962 unit penahan tanah, 36.951 unit MCK, 16.069 unit instalansi air bersih, 12.540 unit irigasi sawah, 13.988 unit sumur desa, 11.221 unit PAUD, 3.100 unit Polindes, 1.810 pasar desa, 1.366 unit tambatan perahu, 686 unit embung, dan 511.484 meter jembatan desa.

"Ini adalah yang pertama di Indonesia dan terbukti hasil pembangunannya. Saya juga ingatkan bahwa dana yang turun ke desa tidak hanya bersumber dari dana desa saja. Tapia ada Alokasi Dana Desa (ADD) dari pemerintah daerah yang jumlahnya tergantung daerah masing-masing. Secara keseluruhan, ada anggaran sebesar Rp560 Triliun dari 19 Kementerian/ Lembaga yang diarahkan ke desa. Seperti Kementerian pertanian, fokusnya pasti di desa," ujarnya.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Michael Wattimena mengakui, bahwa masyarakat saat ini telah merasakan dana desa yang

merupakan amanat dari Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dirinya berharap, empat program prioritas Kemendes PDTT yakni Produk Unggulan Desa (Prudes)/ Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pembangunan embung desa, dan pembangunan sarana olahraga desa dapat diimplementasikan dengan baik. Karena dana desa sendiri, akan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Yang terpenting adalah pertangunggjawabannya. Karena kami tahu bahwa sampai tahun 2019 mendatang, dana desa hampir kira-kira Rp1 miliar sampai dengan Rp1,4 miliar tergantung keuangan negara," ujarnya.

Ia juga mengatakan UU tentang Desa sejak disusun telah memiliki dukungan dari semua fraksi DPR RI tahun 2009-2014. Menurutnya, semua fraksi menganggap bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan pembangunan harus dimulai dari desa.

"Karena desa adalah pilar kecil dari pembangunan itu sendiri. Kami tidak menghitung panjang dan lebar. Sebelum mengakhiri tahun 2014, kami mengetuk RUU tersebut menjadi UU tersebut. Harapannya, dapat memenuhi kebutuhan pembangunan kita," tandasnya. n

Ingin Maju, Desa Harus PunyaProduk Unggulan

"Jadi, segera tentukan fokusnya mau apa, sehingga bisa dikoordinasikan ke 19 Kementerian/ Lembaga untuk desa-desa Bapak Ibu sekalian," ujarnya dalam keterangam tertulis pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Desa Tahun 2017 di Jakarta, Kamis (02/03/2017).

Menteri Eko juga bilang, para Bupati agar membuat payung hukum, agar desa berbasis pertanian dapat menggunakan dana desa untuk membangun embung. Bagi desa yang belum memasukkan embung dalam APBDes dapat membuat APBDes perubahan. Menteri Eko menambahkan, pemerintah desa dapat mengalokasikan Rp 200-500 juta untuk membangun embung.

"Kenapa tidak saya bikinkan (peraturan) secara nasional, karena tidak semua desa membutuhkan embung. Nanti bagi embung yang sudah jadi, Menteri Pertanian akan berikan pompa. Oleh karena itu, Bupati buat peraturan bupati agar desa bisa membuat APBDes perubahan," terangnya.

Mendes PDTT mengatakan, dana desa yang telah berjalan

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mengusulkan penambahan mobil perpustakaan keliling guna meningkatkan minat baca kepada masyarakat di daerah tersebut.Kepala Dinas Perpustakaan Sumsel Maulan Aklil di Palembang, Jumat mengatakan, selain itu dengan adanya mobil perpusataan yang mendatangi warga tersebut supaya masyarakat lebih mudah dalam mendalami ilmu.Oleh karena itu pihaknya mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk menambah jumlah mobil perpustakaan keliling tersebut, kata dia seperti dikutip dari laman sumsel.antaranews.com.Dia mengatakan, pihaknya mengajukan penambahan mobil perpustakaan keliling lebih banyak lagi dimana tahun lalu bantuan kendaraan tersebut hanya tujuh buah.Jadi bila bisa bantuan mobil perpustakaan lebih dari tahun sebelumnya karena itu akan disebar

Pemprov Sumsel Usulkan TambahanMobil Perpustakaan Keliling

ke-kabupaten dan kota, ujar dia.Memang diperbanyaknya mobil perpustakaan tersebut tidak lain untuk mendukung program gemar membaca bagi masyarakat, kata dia.Apalagi kunjungan untuk mobil perpustakaan itu rata-rata 40 orang sehingga perlu dioptimalkan lagi, kata dia.Lebih lanjut dia mengatakan, perpusatakaan memang sebagai pusat ilmu pengetahuan sehingga keberadaannya harus terus ditingkatkan.Selain itu dalam meningkatkan minat baca pihaknya telah melalukan peminjaman buku tanpa adanya denda bila terlambat mengembalikan, ujar dia.Kesemuanya itu tidak lain supaya sumber daya manusia di daerah ini semakin berkualitas sehingga Sumsel semakin terdepan, tambah dia. n

Ingin Jadi Sahabat Desa, Mendes PDTT Sambut Baik Diaspora IndonesiaKetua Dewan Penasihat Diaspora Indonesia, Dino Patti Djalal bersama anggota diaspora lainnya berkunjung ke Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) di Kalibata Jakarta, Jum’at (17/3). Dalam kunjungan tersebut Diaspora menginisiasi adanya

kerjasama untuk membangun desa.Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo, mengapresiasi dan menyambut baik inisiasi tersebut. Menurutnya,

desa membutuhkan sebuah model agar mampu mandiri secara ekonomi. Namun menjadi permasalahan saat 60 persen angkatan kerja di Indonesia hanya berpendidikan SD dan SMP. Model yang diterapkan pun harus sederhana dan mudah diaplikasikan.“Kita memperjuangkan anak (desa) dikasih tanah dikasih apa, kalau tidak dikasih pekerjaan, tanah itu akan dijual juga,” ujarnya.Menteri Eko menambahkan, setiap desa memiliki potensi dan keunikan masing-masing, meskipun 80 persen masyarakat desa masih hidup di sektor pertanian. Oleh karena itu dirinya berharap, Diaspora Indonesia dapat membantu desa dari segi e-commerce hingga pengembangan sektor pariwisata. Bahkan ia membuka ruang bagi Diaspora Indonesia untuk terjun langsung mengajar di desa. “Harapannya Diaspora bisa bantu e-commerce. Atau juga Diaspora bisa investasi di Pariwisata,” ujarnya.Ketua Dewan Penasihat Diaspora Indonesia, Dino Patti Djalal, mengatakan, Diaspora Indonesia akan menggalang organisasi Diaspora, Ormas Diaspora, individu maupun perusahaan untuk bekerjasama membantu desa. “Mereka bisa jadi sahabat desa. Apa kerjasamanya, tentu kami terbuka,” ujar Dino.Ia mencontohkan, bantuan yang diberikan bisa dalam bentuk komputer, solar cell (pembangkit listrik tenaga surya), buku, infrastruktur, bahkan beasiswa. Dalam hal ini pemuda pintar di desa akan diundang, untuk mendapatkan beasiswa di kampus-kampus wilayah Diaspora. Sebagai langkah awal, Dino meminta kementerian untuk menyediakan setidaknya 100 daftar desa tertinggal.“Ini mengalir aja pak (Menteri Eko), apa yang dibutuhkan desa kita komunikasikan,” ujarnya. n

Bertambah KuotaCalon Haji OI Tahun 2017

Jadi 247 OrangKabar gembira bagi calon haji Kabupaten Ogan Ilir (OI), pasalnya jumlah kuota calon haji (calhaj) Ogan Ilir (OI) tahun 2017 semula berjumlah 169 orang, kini bertambah menjadi 247 orang dan cadangan 10 orangHal ini disampaikan oleh Kasi Haji Kemenag OI H Suryo Widarto. SAg, didampingi staf haji OI H. Abtor SAg.Menurutnya, penambahan kuota haji diprioritaskan bagi calon haji yang berusia lanjut (lansia) atau yang berusia 70 tahun keatas.“Dengan adanya penambahan kuota haji OI, akan mengurangi deretan panjang daftar tunggu yang mencapai‎ angka tiga ribuan lebih,” ujarnya, Kamis pekan lalu (16/3) seperti dikutip sripoku.com.Karena lanjutnya, diperkirakan daftar tunggu hingga memakan waktu belasan tahun.“Mudah-mudahan kembalinya jumlah kuota haji seperti semula, sebelum adanya pengurangan 20 persen setiap tahunnya, daftar tunggu tidak banyak dan waktunya relatif singkat,” ungkapnya.Ditambahkan Abtor, pihaknya akan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada calon jemaah haji OI tahun 2017.Utamanya kepada yang masuk katagori usia lanjut dan beresiko tinggi, dengan cara terus memberikan perhatikan dan terus mengingatkan calon haji tersebut agar mengontrolkan kesehatannya.“Katagori usia lanjut rata-rata usianya diatas 70 tahun, sementara yang dikatakan masuk resiko tinggi (resti) ‎ yaitu para calon jemaah haji yang mempunyai penyakit tertentu, penyakit menahun,” jelasnya, seraya menyebut, jelang keberangkatan calon haji biasanya pemerintah akan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap calhaj sebanyak tiga kali secara bertahap. n

Page 12: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

11RagamDesa

di Patraganik III. 

Turut hadir, Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia, Saharudin dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang, Faizal AR.

“Kami terbuka dan menyambut baik kunjungan Kementerian LHK ke Patraganik III. Memang saat ini Patraganik III telah menjadi pusat informasi dan pengetahuan khususnya dalam hal pengolahan sampah terpadu. Tentunya hal ini juga menjadi salah satu sinyal positif bagi Patraganik III sebagai salah satu Mitra Binaan CSR kami untuk dapat lebih meningkatkan kontribusinya bagi lingkungan sekitar,” ujar Area Manager Communication and Relations Sumbagsel M Roby Hervindo.

Ia menjelaskan, Pertamina telah merintis program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Patraganik III sebagai kawasan terpadu untuk pengolahan sampah sejak tahun 2011, yang secara nyata mampu menyerap sekitar 22 ton sampah setiap bulannya. 

“Patraganik III mengolah seluruh sampah yang tidak hanya berasal dari Komplek

Perumahan Pertamina namun juga dari wilayah Kecamatan Plaju dan Kecamatan Banyuasin I,” ujarnya.

Sampah tersebut, lanjutnya kemudian diolah menjadi pupuk organik dengan tiga jenis produk yakni pupuk cair, pupuk curah serta pupuk granula yang dipasarkan melalui outlet penjualan Patraganik III dan kerja sama dengan berbagai instansi seperti Dinas Kebersihan dan Tata Kota Palembang, serta suplai pupuk untuk taman di beberapa komplek perumahan di Palembang.

Selain mengolah sampah menjadi pupuk organik, Patraganik III juga melakukan daur ulang (recycle) sampah plastik menjadi cacahan plastik, pembudidayaan tanaman buah dan pohon, serta mendirikan penangkaran kupu-kupu yang dapat menjaga rantai ekosistem di lingkungan Patraganik III dan sekitarnya.

Di samping memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat di Kecamatan Plaju dan Kecamatan Banyuasin, program pemberdayaan masyarakat Patraganik III ini juga merupakan salah satu bentuk komitmen dan upaya Pertamina untuk pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pengolahan dan pemanfaatan limbah sampah, katanya. n

Kementerian LHK Apresiasi Pengolahan Sampah Patraganik III

Kunjungan itu dilakukan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Tuti Hendrawati Mintarsih bersama 40 peserta rapat koordinasi nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah ini diterima langsung oleh Ketua Kelompok Patraganik III, M Yusuf didampingi Environment Section Head RU III, Dody Bafaddal dan Head of Communication and Relations RU III, Yohana Margaretha Hetharia di Palembang, Kamis.

Menurut Tuti, kunjungan dimaksudkan untuk tinjauan belajar para peserta Rakornas ke Patraganik III sebagai salah satu kawasan pengelolaan sampah terpadu yang telah berkontribusi terhadap konservasi lingkungan hidup khususnya pengelolaan sampah di Kota Palembang.

Di samping itu, Patraganik III turut menjadi salah satu poin penilaian yang mendukung pencapaian piala Adipura Kota Palembang sejak tahun 2014.

Dalam kunjungannya, Tuti beserta para peserta Rakornas melakukan dialog interaktif mengenai pengelolaan sampah serta meninjau langsung proses pengolahan sampah terpadu

Kecamatan Sungai Menang dan Cengal Rawan Konflik PilkadesDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), memetakan dua kecamatan di OKI rawan terjadinya konflik pemilihan kepala desa (pilkades) serentak yang akan dilangsungkan, Mei 2017 mendatang.Terjadinya konflik itu dikarenakan ketidaktegasan pemerintah kecamatan dan desa.“Potensi gesekan atau konflik horizontal tetap ada. Semua desa berpotensi besar terjadi konflik. Tapi daerah yang sangat rawan terjadinya konflik horizontal ada di Sungai Menang dan Cengal dan dua kecamatan ini akan lebih ditekankan,” kata Kadin PMPD Fahrulozi melalui Plh Sekretaris Suhaimi SSTP MSi, Minggu (12/3) pada wartawan.Dia mengilustrasikan seperti pilkades tahun 2015 lalu yang menyisakan sejumlah persoalan. Seharusnya, permasalahan itu dapat diselesaikan di tingkat kecamatan saja. Menginggat tidak adanya ketegasan pihak kecamatan, akhirnya persoalan itu ditempuh ke kabupaten.“Ya, mestinya camat yang dituakan mengumpulkan semua komponen warga di desa, bermusyawarah mencarikan solusi terbaik atas persoalan yang membelenggu. Aturan yang telah disepakati pun harus dipegang dan ditegakkan agar persoalan baru tidak muncul,” pinta Suhaimi.Suhaimi tidak menapik kalau tiap penyelenggaraan pilkades terdapat kelemahan panitia, ditambah lemahnya pengawasan dari pihak kecamatan.Kendati demikian, tiap panitia dituntut untuk menjadi panitia yang cerdas, pintar membaca situasi, serta didukung pula melekatnya pengawasan dari pihak kecamatan.“Ke depan, kami akan mengeluarkan formula dengan lebih menekankan pimpinan wilayah yakni camat. Soal penegakan hukum terkait money politic, nanti kami akan membentuk tim ad hoc,” terangnya.Suhaimi menyebutkan adapun syarat-syarat calon kades yakni berijazah SMP, minimal usia 25 tahun, melampirkan surat bebas narkoba, mengikuti tes urine dengan menggandeng BNK OKI dan kelengkapan lainnya.Diketahui, ada 55 desa di Kabupaten OKI bersiap mengikuti pilkades serentak pada Mei 2017 mendatang dengan alokasi anggaran disiapkan untuk pilkades serentak sebesar Rp 1,1 Miliyar.

MTs dan MA Al Mu’awanah sudah puluhan tahun terakhir belum pernah direnovasi sejak berdiri tahun 2006 silam. Beberapa atap kelas sudah ada yang lepas. Di dalam ruangan tak kalah mengkhawatirkan. Ruangan tak memiliki plafon sehingga atap seng tembus ke dalam kelas.Jika kondisi panas maka sangat terasa gerah. Jika hujan berisik suara air yang menetes. Belum lagi halaman sekolah kerap kali kebanjiran hingga masuk ke dalam kelas.Letaknya yang berdampingan dengan sawah lebak membuat air mudah sekali naik dan merendam kawasan sekolah.Atas kondisi inilah PT Bank Mega Tbk, Jumat (17/3), melakukan pembuatan ruangan kelas baru dan merenovasi kelas yang sudah ada.Melalui program Mega berbagi pengerjaan sudah bisa dilakukan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib.Kostaman mengatakan, bantuan bisa dilakukan kepada sekolah melalui program tabungan Mega berbagi, Bank Mega mengajak para nasabah dan seluruh insan bangsa untuk menabung sekaligus beramal guna mencerdasatkan anak bangsa dan mewujudkan Indonesia lebih baik melalui sektor pendidikan..Menurut dia, para nasabah tabungan bank Mega telah menyisihkan minimal satu persen dari suku bunga yang diterima dan Bank Mega memberikan tambahan satu persen lagi.Hingga akhir Januari 2017, dana donasi tabungan Mega berbagai telah terhimpun lebih dari Rp 75 Miliar. n

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengapresiasi pengolahan sampah terpadu Patraganik III saat melakukan kunjungan ke mitra

binaan CSR Pertamina RU III.

Bank Mega Bangun Sekolah di Ogan Ilir Melalui Program Mega Berbagi

Page 13: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

12 RagamDesaBangun Pedestrian Tarik Wisatawan ke Teluk GelamBerbagai upaya dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerah ini. Seperti di objek wisata Danau Teluk Gelam, direncanakan membangun pedestrian.Langkah awal yang sudah dilakukan yakni, peninjauan lokasi dan penanaman pohon manggis oleh Bupati OKI H Iskandar SE, Kamis (16/3). Bupati menyambut baik rencana yang disiapkan dinas tersebut.Iskandar meminta pengelolaan Teluk Gelam harus dilakukan bersama-sama antar dinas dan badan di jajaran Pemkab OKI. Seperti Dinas PU dan Penataan Ruang dilibatkan untuk pembuatan atau perbaikan jalan.Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura membuat lokasi agro tani.“Dinas Kelautan dan Perikanan bisa membuat lokasi pembibitan ikan ataupun kolam. Banyak sekali yang bisa dilakukan jajaran Pemkab OKI untuk menopang berkembangnya dan majunya objek wisata Danau Teluk Gelam,” kata Iskandar.Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI H Amirudin SSos MSi menerangkan, pembangunan pedestrian itu akan dilaksanakan dalam waktu dekat karena, sedang dilakukan pemetaan dan pembuatan denah.Namun titik destrinasi sudah ditetapkan di samping Aula Diklat Teluk Gelam.Apa saja destrinasi yang dibangun? tahap awal berupa pembangunan pondok lesehan untuk duduk bersantai para wisatawan.Lalu trotoar untuk pengunjung Teluk Gelam yang hendak berjalan kaki menikmati panorama dan rindangnya pohon akasia dan pohon pelindung lainnya.“Bila ada kegiatan di Aula Teluk Gelam, saat jam istirahat mereka bisa bersantai di lokasi destrinasi ini,” kata Amirudin sembari mengungkapkan pihaknya optimis destrinasi akan sangat bermanfaat bagi siapapun yang memasuki area objek wisata Danau Teluk.Pihaknya juga optimis, ke depan pengunjung berupa keluarga atau pasangan muda-mudi dipastikan akan memanfaatkan destrinasi untuk dipilih sebagai tempat bersantai ataupun makan bersama.n

Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyusun rencana aksi untuk pengendalian ancaman Resistensi Antimikroba (AMR) yang tanpa

mengenal batas-batas geografi dan berdampak pada kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan. Hal ini terungkap dalam Seminar One Health dengan tema “Kolaborasi Pemangku Kepentingan One Health – Aksi Terhadap Resistensi Antimikroba,” di Jakarta, Kamis (16/3).

Ini Upaya Kementan Kendalikan Ancaman

Resistensi Antimikroba

Hadir dalam acara ini Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PHK), I Ketut Diarmita dan Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Asia-Pasifik, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Ms. Kundhavi Kadiresan.

Dirjen PKH, I Ketut Diarmita menjelaskan ancaman Resistensi Antimikroba harus dipandang sebagai ancaman serius bagi keberlangsungan ketahanan pangan, khususnya bagi pembangunan di sektor peternakan dan pertanian. Sebab, pertumbuhan populasi dunia, globalisasi dan degradasi lingkungan yang sangat cepat, ancaman-ancaman terhadap kesehatan manusia menjadi semakin kompleks dan tidak dapat dipecahkan oleh hanya satu sektor saja.

“Ancaman-ancaman lain terhadap masyarakat global seperti perubahan iklim, dan kerawanan pangan dan gizi semakin menambah ancaman-ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan kita,” kata Ketut saat memberikan sambutan.

Menurut Ketut, untuk mengendalikan ancaman Resistensi Antimikroba, diperlukana Konsep One Health. Konsep ini memastikan seluruh pemangku kepentingan dilibatkan dalam

menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Pendekatan One Health mencakup pemikiran bahwa permasalahan yang memberikan dampak kepada kesehatan manusia, hewan dan lingkungan dapat diselesaikan secara efektif melalui komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik diantara para pemangku kepentingan dari berbagai disiplin ilmu dan kelembagaan, menuju pada masyarakat yang lebih sehat dan bahagia.

“AMR dapat ditangani secara sangat efektif melalui pendekatan One Health. Penggunaan antibiotik secara tidak hati-hati baik pada kesehatan manusia maupun agrikultur hanya dapat dikurangi melalui tindakan yang dilakukan bersama-sama secara kolaboratif oleh seluruh sektor terkait: kesehatan manusia, hewan, ikan termasuk juga budidaya air, dan ekosistem serta kesehatan lingkungan,” ujar Ketut.

Terkait hal ini, Ketut menegaskan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, tentu harus dapat berkontribusi dalam pengendalian Resistensi AMR. Kementan sedang memfinalisasikan dokumen Rencana Aksi Nasional Indonesia yang merupakan hasil pemikiran dan konsep bersama dari berbagai sektor yang sejalan dengan 5 tujuan strategi

global.

“Pertama, meningkatkan pemahaman, kepedulian dan kesadaran terkait resistensi antimikroba. Kedua, memperkuat pengetahuan dan basis data (evidence) melalui surveillans dan penelitian. Ketiga, melakukan upaya pencegahan infeksi yang efektif melalui penerapan higiene, sanitasi, dan biosecurity. Keempat, mengoptimalkan penggunaan antimikroba. dan kelima, mengembangkan investasi yang berkelanjutan berbasis ketersediaan sumber daya lokal dalam penemuan obat-obatan baru, alat diagnostik, vaksin dan intervensi lainnya dalam upaya pengobatan,” ungkap Ketut.

Lebih lanjut, Ketut mengungkapkan tindakan-tindakan nyata dalam bidang AMR yang akan dan telah dilaksanakan oleh Kementan, melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan antara lain pembentukan Komite Pengendalian Resistensi Antimikrobaa (KPRA) Kementerian Pertanian, melalui Keputusan Menteri Pertanian. Kemudian, pembuatan draf Peraturan Menteri Pertanian Republik Indinesia (PERMENTAN) tentang Pengendalian Resistensi Antimikrobaa di Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“Selain itu, Keikutsertaan Kementrian Pertanian bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam penulisan draf Rencana Aksi Nasional mengenai AMR,” imbuh Ketut.

Sementara itu, Asisten Direktur Jenderal dan Perwakilan Asia-Pasifik, Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Ms. Kundhavi Kadiresan mengucapkan FAO sepenuhnya berkomitmen pada pendekatan One Health. Saat ini FAO sedang mengembangkan inisiatif One Health di tingkat regional; memperluas cakupan penanganannya menjadi tidak hanya pada penyakit zoonosis endemik dan emerging, AMR dan isu keamanan makanan. n

Gunakan Perahu, Wabup Pali Datangi Wilayah TerisolirMendengar ada daerahnya yang terpencil dan sulit dijangkau, Wakil Bupati PALI Ferdian Andreas Lacony mewakili Bupati Heri Amalindo mendatangi Talang Sebetung Desa Tempirai Selatan Kecamatan Penukal Utara.Wabup tidak sendiri meninjau daerah tersebut melainkan beserta Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pencatatan Sipil dan Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kabupaten PALI dengan membawa puluhan paket sembako untuk dibagikan ke masyarakat yang ada di sana.“Daerah ini informasinya belum ada teraliri listrik,akses jalan juga sulit dan salah satu alternatif warga sekitar menggunakan jalan sungai mengendarai perahu, anak-anak pelajar jauh menuju sekolah bahkan warga di sana jarang yang miliki KTP,” ucap Wabup, Selasa (14/3) pekan lalu seperti ditulis infopali.com.Nantinya dijelaskan Wabup, Dinsos membawa paket sembako untuk membantu warga di Talang Sebetung serta dari Dinas Capil bakal lakukan perekaman e-KTP.“Kita berusaha bantu warga di sana, SKPD yang ikut ke lokasi bakal lakukan kegiatan sesuai bidangnya,” jelasnya.Sementara itu, Yusup Kepala Desa Tempirai Selatan menyambut baik kedatangan orang nomor dua di Bumi Serepat Serasan.“Warga Talang Sebetung dihuni sekitar 30 kepala keluarga, dan sekitar 20 rumah. Mereka rata-rata bertani karet dan pencari ikan. Jarak ke desa induk sekitar satu jam perjalanan menggunakan perahu tapi apabila musim kemarau bisa juga ditempuh menggunakan sepeda motor,” beber Yusup.Diharapkannya, kedatangan Wabup ke sana, bisa membuka akses penghubung yang layak bagi warga dalam peningkatan ekonominya.“Setidaknya pak Bupati dan Wabup tahu di daerah tersebut, masih ada daerah terpencil yang jauh dari jamahan pembangunan,” harapnya. n

Page 14: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

13FokusDesa

Sudah 20 tahun peringatan World Water Day atau Hari Air Sedunia diperingati

setiap tanggal 22 Maret. Selama itulah disadari bahwa mengatasi masalah air menjadi tantangan yang tak kunjung usai. Dalam peringatan tahun ini, PBB menyebut, masih ada 11 persen penduduk dunia atau 783 jiwa yang belum mendapatkan akses ke air minum yang aman. Dalam jumlah lebih besar, 2,5 miliar penduduk bumi, tidak memiliki fasilitas sanitasi yang baik. Tantangan ke depan pun makin besar: menyediakan air bersih untuk rakyat miskin, bagaimana memberi makan bagi manusia yang jumlahnya meningkat dari 7 miliar menjadi 9 miliar jiwa di tahun 2050, belum lagi tantangan pemanasan global. Peringatan Hari Air Sedunia setiap tanggal 22 Maret ini menunjukan bahwa pentingnya air bagi kehidupan manusia. Selain itu, untuk melindungi pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dan untuk mengatur ketersedian air di masa depan. Bahkan, peringatan HAS ini secara serentak dilakukan oleh seluruh Dunia.

“Pada peringatan ini, untuk mengingatkan kita bagaimana pentingnya air itu bagi kehidupan sehari-hari dan menggunakan air sehemat-hematnya,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Provinsi Sumsel dan juga selaku Dewan Pengawas PT. Adhya Tirta Sriwijaya (ATS), Joko Imam Sentosa saat menghadiri peringatan HAS di Kantor Pelayanan Perusahan Air Minum ATS, Citra Grand City Palembang, Sabtu (18/3).

Joko menambahkan, air merupakan elemen yang sangat signifikan bagi kehidupan mahluk hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia. Selain itu, air juga bermanfaat bagi kegiatan industri, pertanian, pemadam kebakaran.

“Maka itu, air sangatlah penting bagi kita baik lingkungan dan kelestarian alam beserta isinya. Oleh karenanya, melalui peringatan ini saya menghimbau agar masyarakat dapat menggunakan air secukupnya jangan berlebihan,” ingatnya.

Melalui peringatan ini, Joko berharap supaya masing-masing diri agar dapat sebijak mungkin menggunakan air dan berupaya melestarikan ketersedian air agar anak dan cucu dapat merasakan manfaat dari air.

Hadir pada kesempatan ini, Wakil Walikota Palembang, HJ Fitrianti Agustinda serta Anak-anak sekolah mulai dari Paud, TK sampai SD sebanyak 300 orang.

Pentingya Air di Kehidupan Sehari-hariMakna Dibalik Hari Air Sedunia Pemahaman serta perhatian khusus yang kurang dari masyarakat global pada pentingnya keberadaan air bersih adalah salah satu alasan dibalik World Water Day.

Hari Air Sedunia adalah perayaan tahunan yang dilakukan untuk kembali menarik perhatian publik pada pentingnya air bersih dan penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.

Hari Air sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, peringatan ini pertamakali diumumkan pada siding umum PBB ke-47 pada tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Peringatan hari ini mulai pada tahun 1993 untuk memotivasi publik untuk memberikan dukungannya dalan konservasi air dengan mengurangi penggunaan keran air sepanjang hari.

Setiap tahunnya Hari Air Sedunia ini mengusung tema-tema khusus, sebagai contoh pada tahun 2009 dengan tema “Shared water, shared opportunities” atau “Air Bersama, Peluang Bersama.”

Mengapa Hari Air Sedunia Dirayakan?PBB bersama anggota Negara yang merayakan kampanye ini

menerapkan rekomendasi dari PBB untuk mempromosikan konservasi air secara global melalui kegiatan yang nyata.

Kampanye ini secara khusus dipromosikan oleh salah satu badan PBB setiap tahun dengan melibatkan masyarakat untuk mendengarkan dan memahami tentang masalah air serta koordinasi dengan kegiatan internasional untuk Hari Air Dunia. Sejak awal perayaan acara ini, UN-Water telah bertanggung jawab untuk memilih tema dari World Water Day, serta menyampaikan pesan global dan memimpin Badan PBB untuk merayakan World Water Day.

Negara-negara anggota PBB dan berbagai LSM dan organisasi non pemerintah juga terlibat dalam gerakkan promosi konservasi air bersih yang memfokuskan pada perhatian publik terhadap isu-isu kritis air.

Selama peringatannya, seluruh masalah-masalah air memiliki garis besar dalam bagaimana masyarakat yang tidak dapat mengakses air bersih dan lainnya.

Sebagaimana dimuat situs resmi PBB, air adalah unsur paling penting kehidupan. Pentingnya air lebih dari isu konsumsi air sehat bagi jutaan umat manusia dan keluarga untuk memuaskan dahaga atau menjaga kesehatan, namun air juga sangat penting untuk menciptakan lapangan kerja dan mendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan bahkan manusia.

Sampai dengan tahun 2015, setengah dari pekerja di dunia (sekitar 1,5 miliar orang) bekerja di sektor yang berhubungan dengan air. Selain itu, hampir semua pekerjaan, terlepas dari sektor ini, secara langsung tergantung pada air. Namun, meskipun terdapat kaitan yang tak terhapuskan antara pekerjaan dan air, jutaan orang yang mata pencahariannya bergantung pada air sering tidak diakui atau dilindungi oleh hak dasar buruh.n

Permasalahan air bersih telah mendorong dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian perihal perlunya upaya yang dilakukan secara sinergis oleh seluruh komponen masyarakat di dunia dalam rangka memanfaatkan sumberdaya air sekaligus tetap melestarikannya secara berkelanjutan.Inisiatif Hari Air Sedunia secara formal direkomendasikan pertamakali ialah dalam Sidang Umum PBB ke-47 perihal lingkungan dan pembangunan (United Nations Conferece on Environment and Development yang disingkat UNCED atau yang populer disebut dengan Earth Summit) pada 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil yang direspon Majelis Umum PBB melalui Resolusi Nomor 147/1993 dengan menetapkan 22 Maret 1993 sebagai perayaan pertamakali Hari Air Sedunia. Sejak tahun 1993 itulah Hari Air Dunia mulai diperingati oleh negara-negara anggota PBB setiap tanggal 22 Maret dengan berbagai tema.

Tema Hari Air SeduniaTema Hari Air sedunia selalu berganti setiap tahun yang disesuaikan dengan isu sumber daya air yang dianggap penting dan perlu mendapatkan perhatian publik dunia. Untuk itu PBB menunjuk koordinator perayaan WWD sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Komite Tingkat Tinggi PBB pada perkembangannya di tahun 2003 meresmikan UN-Water sebagai platform mekanisme koordinasi antar lembaga PBB untuk semua masalah air tawar terkait, termasuk sanitasi. UN-Water dibentuk untuk mengatasi sifat lintas sektor dari isu air dan memaksimalkan tindakan terkoordinasi seluruh sistem dan koherensi. UN-Water mempromosikan koherensi dalam, dan koordinasi, tindakan sistem PBB yang ditujukan untuk pelaksanaan agenda yang ditetapkan oleh Deklarasi Milenium dan KTT Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan yang berkaitan dengan ruang lingkup kerja. Melalui UN-Water PBB bertindak sebagai “One UN”.Sasaran dan tindakan yang berkaitan dengan ruang lingkup kerja yang disepakati oleh masyarakat internasional, terutama yang terkandung dalam tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Pelaksanaan Johannesburg (World Summit on Sustainable Development).Lingkup kerja UN-Water ini mencakup semua aspek air tawar, termasuk permukaan dan sumber daya air tanah dan antarmuka antara air tawar dan laut. Didalamnya termasuk: sumber air tawar baik dari segi kualitas dan kuantitas, mereka pengembangan, penilaian, manajemen, monitoring dan menggunakan. n

Sejarah Hari Air Sedunia

Page 15: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

14 ProdukDesa

Turunnya hujan berintensitas tinggi menjadi kendala tersendiri bagi petani dalam bercocok tanam. Karena bertanam pada musim hujan walaupun kebutuhan air tercukupi, petani akan banyak

menemui tantangan dan kendala. Oleh karena itu patut mewaspadai hal-hal yang dapat menyebabkan gagal panen. Berikut ini 5 hal yang harus anda waspadai pada saat musim hujan antara lain:

sistem drainase yang kurang baik, tanaman kebanjiran lantas menjadi layu dan mati.

Jika saat ini masih berada pada persiapan lahan, maka sebaiknya nanti bedengan dibuat agak tinggi kira-kira 40 cm. Tujuan dari bedengan yang tinggi adalah agar kelembaban tanah di sekitar perakaran dapat terkontrol dan tidak berlebihan. Pasokan air yang berlebihan kurang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Selain pasokan air berlebih, hujan deras disertai angin kencang kadangkala dapat merusak tanaman dalam waktu singkat. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi dan komoditas yang akan ditanam. Pilihlah lokasi yang aman serta tanaman yang kuat dari risiko angin kencang.

Pemilihan KomoditasPemilihan komoditas yang akan ditanam baik itu tanaman pangan atau hortikultura sangatlah penting. Pemilihan komoditas bisa berdasarkan kondisi curah hujan pada wilayah tertentu.

Bagi petani di wilayah yang curah hujannya tinggi, maka sebaiknya menanam tanaman yang lebih toleran dan tahan terhadap kelebihan air, seperti kentang. Namun jika anda berada pada wilayah yang curah hujannya tidak terlalu tinggi anda bisa menanam jenis sayuran seperti cabai, bawang merah atau pun jenis kubis-kubisan atau sawi-sawian.

Pertumbuhan GulmaTanaman yang tidak dikehendaki keberadaanya di lahan, siapa lagi kalau bukan si gulma. Biji-biji kering gulma yang pada musim kemarau

terbang menyebar terkena angin, akan tumbuh sumbur pada musim hujan. Keberadaan gulma bisa menurunkan kuantitas hasil karena tanaman utama kalah dalam kompetisi.

Kompetisi yang dimaksut yaitu usaha dalam memperebutkan nutrisi, air, ruang tumbuh serta udara. Tanaman budidaya yang kalah tentu pertumbuhannya akan terhambat. Selain itu juga, diketahui beberapa gulma dapat mengeluarkan zat yang bersifat toksik yang dapat menekan pertumbuhan tanaman budidaya.

Intensitas Sinar Matahari

Waspadai Kendala Bertanam Saatdi Musim HujanLedakan Hama Penyakit

Dengan adanya fenomena kemarau basah dan musim hujan yang datang lebih awal, pola penanaman kebanyakan petani menjadi padi-padi-padi. Penanaman padi sepanjang tahun membuat siklus hama penyakit tanaman terus berjalan.

Perkembangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) tidak terhenti, karena makanan tersedia sepanjang tahun. Oleh karena itu perlu diwaspadai adanya ledakan hama penyakit yang akan mengganggu tanaman. Curah hujan yang tinggi salah satunya yang dapat mendongkrak ledakan populasi OPT.

Potensi OPT yang perlu dan harus diwaspadai pada tanaman padi antara lain hama penggerek batang padi, wereng coklat, tikus, kresek dan tungro. Sedangkan pada tanaman sayur yaitu serangan busuk daun (late blight), serangan layu Fusarium dan Ralstonia, serangan kresek (downey mildew), antraknosa atau patek (busuk buah), bercak daun Alternaria dan lain-lain.

Oleh karena itu, petani harus ekstra waspada dan lebih siap dalam menghadapi musim hujan kali ini. Tindakan monitoring dan antisipasi dini terhadap tanaman khususnya terhadap keberadaan OPT mutlak dilakukan.

Potensi Kebanjiran dan RusakIntensitas hujan yang meningkat saat musim hujan, menyebabkan kapasitas air lebih dari biasanya. Maka hal yang perlu anda waspadai adalah sistem pembuangan air yang ada dilahan. Jangan sampai karena

Cabai kini menjadi komoditi yang mendapat sorotan tajam. Pasalnya, komoditi bumbu dapur ini kerap membuat ‘pedas’ pemerintah karena menjadi salah satu pengerek laju inflasi. Karena itu pemerintah memantau terus perkembangan komoditi ini.Dengan kebutuhan yang selalu meningkat tiap tahun. Tapi di sisi lain, pasokan tak selalu ada sepanjang bulan membuat harga cabai kerap bergejolak. Kondisi tersebut kemudian berimbas pada perekonomian nasional.Dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2014 dari luas panen 126.790 ha, produksi cabai mencapai 1.061.428 ton. Dengan kebutuhan dalam negeri berkisar antara 720 ribu-840 ribu ton/tahun, Indonesia surplus cabai. Dengan kebutuhan yang hampir tetap sepanjang bulan, perlu adanya pengaturan pola produksi agar tidak tergantung musim.Melihat kebutuhan yang terus meningkat, pemerintah harus bisa menyediakan pasokan cabai tiap saat. Salah satu yang tengah dilakukan adalah pengaturan pola tanam di sentra-sentra cabai.Jika selama ini produksi cabai hanya fokus di Pulau Jawa, tapi kini pemerintah mendorong pengembangan di Sumatera, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara hingga Irian. Tujuannya agar bisa mandiri cabai bawang di daerah tersebut.Biasanya petani menanam cabai di musim penghujan karena terkait dengan pengairan. Padahal di musim penghujan, cabai lebih rentan terkena hama dan penyakit. Budidaya cabai seharusnya dilakukan pada April-

Tanaman untuk tumbuh normal membutuhkan sinar matahari yang cukup. Pada musim hujan, kondisi langit yang mendung menyebabkan sinar matahari yang mengenai tanaman tidak merata. Nah ini akan menyebabkan proses fotosintesis terganggu.

Solusi yang bisa anda terapkan yaitu pengaturan tanaman dalam bedengan dengan sistemsinglerows (satu baris) atau sistemdouble rows zig zag(bahasa kerennya, untu walang dua baris). Diharapkan selain sinar matahari bisa mengenai semua tanaman juga meminimalisir timbulnya iklim mikro yang dapat memacu perkembangan penyakit. n

September (in-season). Saat itu curah hujan mulai menurun dan serangan hama penyakit berkurang. Sedangkan pada Oktober-Maret (off season), produksi cabai mengalami penurunan 40-50% dan biaya produksi meningkat 30%.Kendala utama petani menanam cabai pada musim kemarau karena masalah air. Karena cabai merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air, tapi tidak boleh berlebihan. Karena itu. petani lebih senang menanam cabai pada musim penghujan, meski resiko gagal panen lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.Untuk mengantisipasi agar petani mau menanam cabai di musim kemarau, ada alternatif yang pemerintah sarankan, yakni sistem irigasi sprinkle (teknologi penyiraman secara semprot). Teknologi sprinkle ini meliputi tampungan air/tangki, pompa air dan pipa. Jadi nanti air keluar dari pipa tersebut.

Lebih IntensifTidak dapat dipungkiri untuk menghemat biaya usaha tani, petani cabai cenderung memilih tanam saat musim hujan. Namun yang patut petani perhatikan saat menanam cabai musim penghujan harus lebih intensif dibandingkan musim kemarau.Sebab, saat musim hujan lebih banyak penyakit yang timbul. Misalnya, penyakit patek, penyakit karena bakteri

Pseudomonas solanacearum hingga penyakit keriting daun. Jadi meski cabai tergolong tanaman yang membutuhkan banyak air, tapi tidak bisa tergenang air. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai merah adalah sekitar 600-1.200 mm/tahun.Jika air hujan langsung jatuh ke tanah bisa menimbulkan bercak-bercak dan menimbulkan penyakit. Untuk mengatasi penyakit, banyak teknologi seperti rain shelter yakni menggunakan plastik UV untuk memayungi pohon-pohon cabai. Teknologi ini, bisa mencegah air hujan agar tidak langsung terkena tanaman karena berbahaya bagi tanaman.Dalam pembuatan naungan harus dirancang sesuai kondisi cuaca di Indonesia. Bangunan screen house merupakan bangunan semi permanen yang kerangkanya terbuat dari bambu.Sementara dalam pembuatan shading net disarankan untuk tidak asal-asalan. Ada kriteria lubang pori agar cahaya dapat masuk sempurna, tidak mudah terkena terpaan air hujan dan angin. Lebih penting lagi, tidak mudah masuk OPT yang menyebabkan kerusakan pada tanaman.Banyak keuntungan menggunakan shading net. Di antaranya, intensitas cahaya matahari berkurang 30-40%, kelembaban udara di sekitar tajuk lebih stabil (60-70%), laju evapotranspirasi berkurang, terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat transpirasi tanaman. Keuntungan lain adalah produksi lebih tinggi, masa panen lebih panjang, dapat dikombinasikan dengan penggunaan predator dan parasitoid, serta penggunaan pestisida sintetik dapat ditekan. n

Teknologi Tanam Cabai

Page 16: 16 TABLOID DESAtabloid-desa.com/wp-content/uploads/2017/03/Tabloid-DESA-28.pdf16 TABLOID DESA Edisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017 U ntuk melakukan percepatan pembangunan, Kabupaten

TABLOID DESAEdisi 28 - Periode 20 Maret - 06 April 2017

15ReligiDesa

Indonesia telah kehilangan salah satu putra terbaik bangsa. K.H. Hasyim Muzadi yang telah wafat pada, Kamis, 16 Maret 2017 lalu.

Hasyim, bersama dengan delapan anggota lain, adalah bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden. Di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, sang ulama telah menyumbangkan berbagai pemikiran bagi kemajuan bangsa.Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi meninggal dunia, Kamis (16/3). Kabar duka tersebut disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Telah wafat KH Hasyim Muzadi pagi ini. Mari doakan almarhum diampuni kesalahannya, diterima amal bajiknya, berada di sisi-Nya. Al Fatihah,” tulis Lukman di akun Twitter miliknya.

Sehari sebelumnya, Rabu (15/3), Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana bertolak ke Malang untuk menjenguk Hasyim Muzadi. Menyambangi kediaman almarhum di Komplek Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur, Jokowi sempat menginstruksikan tim dokter kepresidenan membantu penanganan medis Hasyim Muzadi.

Hasyim lahir di Tuban, 8 agustus 1943. Karirnya di dunia pendidikan tak perlu diragukan lagi. Beberapa universitas terkemuka di Indonesia mencantumkan dirinya dalam daftar pendidik, sebut saja Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan masih banyak lagi. Dirinya juga adalah pendiri Pondok Pesantren Al-Hikam yang terletak di Malang dan Depok.

Hasil pendidikan keagamannya di Gontor dan Pesantren Tuban, tercermin dalam kehidupannya sehari-hari. Ia terkenal karena selalu gigih dalam berdakwah dan menyebarkan nilai-nilai Islam. Keprcayaan santri dan masyarakat Islam membuat ia dipercaya memimpin Pengurus Besar Nahdhatul Ulama hingga dua periode sepeninggal Gus Dur.

Di dunia politik, Hasyim juga banyak memberikan kontribusi. Ia merupkan tokoh penting bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pada pemilu Presiden 2004 Hasyim

mengajak semuah jamah Sholat Jumat yang hadir untuk melakukan Sholat Ghaib sekaligus mendoakan almarhum KH. Hasyim Muzadi, usai melaksanakan sholat Jumat.

“Kalau Presiden Gubernur Atau Walikota yang Wafat, ada wakil dan banyak yang akan menggantikan dengan cepat. Tetapi ketika Ulama yang Wafat, berapa ribu kitab yang akan dihafal, berapa banyak ilmu yang harus dipelajari untuk menggantika ulama,” terangnya diatas mimbar.

KH. Umar Said usai Sholat Jumat memimpin langsung Sholat ghaib dilanjutkan dengan memanjatkan doa untuk KH. Hasim Muzadi. Ratusan makmum tak beranjak dari shaf mengikuti sholat ghaib.

Almarhum di Mata Wapres JKWakil Presiden Jusuf Kalla mengaku, mengenal dekat almarhum KH Hasyim Muzadi.

Di mata Wapres, KH Hasyim Muzadi merupakan sosok ulama yang berkepribadian kuat. Almarhum juga merupakan sosok yang diteladani oleh para pengikutnya.

Almarhum KH Hasyim Muzadi, menurut JK, seorang berpandangan moderat, teladan umat dari setiap ajaran dan sikapnya. Selain itu, almarhum seorang ulama yang memiliki sikap teguh.

Sebelum almarhum tutup usia, Wapres sempat menjenguk KH Hasyim Muzadi ke Malang, Jawa Timur, pertengahan Januari 2017 lalu. n

Mengenang K.H. Hasyim Muzadi

mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai calon Wakil Presiden.

Lika-liku kehidupan telah ia lalui, kini Hasyim telah kembali ke pangkuan-Nya. Selamat jalan ulama, selamat jalan negarawan Indonesia.

Jamaah Masjid Maskanussallam Sholat GhaibWafatnya KH. Hasyim Muzadi (16/03) membuat Bangsa Indonesia begitu kehilangan atas berpulangnya Ulama Besar, Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Guru dari Ulama Indonesia, Ahli Kitab yang mewakafkan dirinya untuk Islam. Hal ini disampaikan KH. Umar Said saat khutbah Jumat di Masjid Maskanussallam, Komplek PU Dwikora II, Jumat (17/03).

Dengan suara yang bergetar dan menitikkan air mata KH. Umar Said