Top Banner
Nama : Maulana Abdul Hafish Pengendalian Kualitas Nim : 115060701111028 115060701111028 14 POIN PRINSIP KUALITAS DR. W. EDWARD DEMING 1. Organisasi Harus Memiliki Tujuan Tertentu Tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus ditetapkan perusahaan, dan menjadi tanggung jawab dari pihak manajemen. Tujuan ini pada dasarnya mengarah pada eksistensi dalam persaingan bisnis, dan dapat dibagi menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang, yang sama pentingnya. Tujuan organisasi harus bersifat altruistic dan jangka panjang, dalam arti mendahulukan kepentingan social dalam cakupan yang lebih besar, yakni masyarakat dalam arti luas. Lawan dari tujuan yang altruistic ini adalah tujuan yang egoistic dan picik, yang mendahulukan kepentingan individu atau kelompok kecil diatas kepentingan social yang lebih besar. Dengan tujuan yang altruistic dan jangka panjang, anggota organisasi dapat menumbuhkan perasaan bangga karena ikut ambil bagian dalam upaya-upaya pencapaian tujuan tersebut. Tujuan jangka panjang lalu dijabarkan dalam tujuan-tujuan jangka pendek, namun yang bersifat jangka panjang harus dikedepankan. Kalau perlu, seorang pimpinan harus berani mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendahulukan tujuan jangka panjang. Hal itu pernah dilakukan Januar ketika masih memimpin PT Nutrifood Indonesia saat krisis moneter berkembang menjadi krisis multidimensi di Indonesia, tahun 1997-1998. Pada waktu itu manajemen menetapkan untuk tidak memecat karyawan, bahkan tetap melakukan proses perekrutan ketika banyak perusahaan justru berhenti beroperasi. Keputusan ini dalam jangka pendek mungkin tidak nampak menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang akan membawa kebaikan. Setidaknya terbukti keputusan tersebut membawa kebaikan pada kondisi Nitrifood Indonesia. 2. Pimpinan Harus Dapat Menjadi Panutan bagi Anggota Organisasinya Dalam mengadopsi filosofi Deming ini dibutuhkan kesabaran dan peran pimpinan dalam menjadi panutan (role model) bagi anggota organisasi,
20

14 filosofi deming & distribusi.docx

Nov 12, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Nama : Maulana Abdul HafishPengendalian KualitasNim: 115060701111028 115060701111028

14 POIN PRINSIP KUALITAS DR. W. EDWARD DEMING

1.Organisasi Harus Memiliki Tujuan Tertentu

Tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus ditetapkan perusahaan, dan menjadi tanggung jawab dari pihak manajemen. Tujuan ini pada dasarnya mengarah pada eksistensi dalam persaingan bisnis, dan dapat dibagi menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang, yang sama pentingnya.Tujuan organisasi harus bersifat altruistic dan jangka panjang, dalam arti mendahulukan kepentingan social dalam cakupan yang lebih besar, yakni masyarakat dalam arti luas. Lawan dari tujuan yang altruistic ini adalah tujuan yang egoistic dan picik, yang mendahulukan kepentingan individu atau kelompok kecil diatas kepentingan social yang lebih besar. Dengan tujuan yang altruistic dan jangka panjang, anggota organisasi dapat menumbuhkan perasaan bangga karena ikut ambil bagian dalam upaya-upaya pencapaian tujuan tersebut.Tujuan jangka panjang lalu dijabarkan dalam tujuan-tujuan jangka pendek, namun yang bersifat jangka panjang harus dikedepankan. Kalau perlu, seorang pimpinan harus berani mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendahulukan tujuan jangka panjang. Hal itu pernah dilakukan Januar ketika masih memimpin PT Nutrifood Indonesia saat krisis moneter berkembang menjadi krisis multidimensi di Indonesia, tahun 1997-1998. Pada waktu itu manajemen menetapkan untuk tidak memecat karyawan, bahkan tetap melakukan proses perekrutan ketika banyak perusahaan justru berhenti beroperasi. Keputusan ini dalam jangka pendek mungkin tidak nampak menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang akan membawa kebaikan. Setidaknya terbukti keputusan tersebut membawa kebaikan pada kondisi Nitrifood Indonesia.

2.Pimpinan Harus Dapat Menjadi Panutan bagi Anggota Organisasinya

Dalam mengadopsi filosofi Deming ini dibutuhkan kesabaran dan peran pimpinan dalam menjadi panutan (role model) bagi anggota organisasi, karena tidak semua orang siap untuk berubah dan mau berubah dari kebiasaan dan keberhasilan cara lama. Selain itu, bagi anggota yang mau berubah pun, sangat dibutuhkan kemauan dan komitmen yang kuat dalam menjalani proses transformasi yang tidak singkat ini.Oleh karena itu, peran pimpinan sebagai panutan, serta sarana untuk sosialisasi dan diskusi dengan seluruh anggota organisasi secara intensif merupakan cara yang paling efektif untuk terlaksananya proses transformasi ini.

3.Hilangkan Ketergantungan Terhadap Inspeksi Massal

Prinsip ketiga dari butir Deming ini adalah jangan selalu memperhatikan hasil akhir(end result), tetapi perbaikan proses adalah yang terpenting. Ini artinya, inspeksi massal, yang selama ini digunakan dan merupakan cara yang paling mudah dan cepat untuk memisahkan atau membuang hasil produksi yang tidak memenuhi standar bukanlah solusi terbaik untuk meningkatkan mutu. Sebab, selain meningkatkan biaya produksi, inspeksi massal tidak akan meningkatkan mutu produk di masa mendatang, serta mematikan kretivitas karyawan. Adanya spiral effect seperti karyawan beranggapan inspector berusaha menangkap kesalahan yang dilakukan akan membuat karyawan bekerja tanpa memperhatikan proses. Di sisi lain, semakin lama, inspektor akan merasa bahwa hasil akhir(end result)proses sudah memenuhi standar, sehingga pengawasan tidak lagi terlalu ketat. Spiral effect ini, akan menyebabkan semakin lama, karyawan maupun inspektor tidak merasa bertanggung jawab, sehingga rusak(reject)bisa lolos, konsumen tidak merasa puas, dan perusahaan kehilangan pasarnya.Lalu apakah inspeksi sama sekali tidak boleh dilakukan? Inspeksi tetap dapat dijalankan, bukan sebagai solusi untuk mencegah ketidaksesuaian standar produk akhir, namun sebagai sarana untuk mendapatkan data dalam rangka pengendalian proses. Dan untuk beberapa bidang, inspeksi tetap dibutuhkan. Misalnya, satpam wajib meninspeksi/mengontrol lingkungan, atau seorangfinancial auditoryang harus selalu memeriksa keabsahan setiap voucher yang masuk(vouching).Jadi, inspeksi massal hanya akan memecahkan masalah saat ini, bukan jangka panjang. Sedangkan yang perlu kita lakukan adalah melakukan perbaikan proses secara terus-menerus, agar perbaikan mutu dapat dihasilkan. Ibarat roti panggang yang hangus, dengan inspeksi massal, maka kita hanya melakukan pengerokan pada bagian hangus. Sedangkan dengan perbaikan proses, kita melihat keseluruhan system, termasuk meneliti pemanggang roti yang digunakan, ketepatan suhunya, dana sebagainya, agar roti tidak hangus lagi.

4.Jangan Menyandarkan Keputusan Bisnis Berdasarkan Harga Termurah Saja

Untuk keputusan bisnis, mutu merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan dan tidak dapat ditawar-tawar atau dinegosiasikan lagi, karena ketidakstabilan mutu akan berpengaruh pada penerimaan dan loyalitas konsumen.Dalam konteks ini perlu diingat bahwa perusahaan sering kali terjebak untuk menggunakan banyak pemasok untuk satu item barang. Tujuannya ada dua, yakni : pertama, untuk mendapatkan harga termurah agar biaya produksi dapat ditekan; dan kedua, sebagai alternative bila barang yang dipesan tidak dapat dipenuhi oleh satu pemasok pada saat dibutuhkan ( situasi tertentu ).Benarkah asumsi yang mengatakan bahwa, Semakin banyak pemasok semakin baik? Mari kita periksa dengan saksama. Tujuan pertama memiliki beberapa pemasok adalah untuk mendapatkan harga termurah agar biaya produksi dapat ditekan. Dalam kenyataannya, banyaknya pemasok dengan system kontrol kualitas yang pasti berbeda-beda satu sama lainnya akan membuat variasi produksi semakin lebar. Apalagi kalau setiap item bahan baku ada banyak pemasok. Variasi masukan(input)ini akan menjadi sangat besar/lebar. Lalu variasi yang besar akan menurunkan mutu hasil produksi (ingat lensa Variasi dari Teori Empat Lensa). Hal ini bisa meningkatkan biaya reject atau biaya proses ulang serta biaya scrap/waste, sehingga pada hitungan akhir, asumsi mendapatkan harga termurah agar biaya produksi dapat ditekan tidak terjadi. Yang belum terjadi justru sebaliknya, biaya produksi menjadi lebih mahal. Belum lagi kalau hasil produksi (output) yang berubah kualitasnya itu sampai dikenali oleh konsumen dan konsumen kemudian meninggalkan produk kita, maka biaya mengganti konsumen yang loyal akan meningkatkan kerugian karena menggunakan banyak pemasok.Lalu bagaimanakah dengan tujuan yang kedua, bahwa banyak pemasok akan lebih memberikan jaminan bahwa ada alternative bila barang yang dipesan tidak dapat dipenuhi oleh satu pemasok pada saat dibutuhkan (situasi tertentu)? Bukankah pemasok tunggal akan cenderung memeras kita jika terlalu bergantung kepadanya?Dalam kenyataannya tidak demikian. Pemasok tunggal justru akan membantu memecahkan masalah jika ia sedang tidak memiliki stok barang yang cukup sesuai spesifikasi yang kita minta. Ia akan mencarikan jalan keluar, sebab ia merasa bertanggung jawab atas kepercayaan kita kepadanya. Dan karena hubungan bisnis bersifat jangka panjang, ia akan bersungguh-sungguh mencarikan jalan keluar dan tidak bersikap masa bodoh. Ia akan menyadari bahwa membantu kita adalah cara dia untuk mempertahankan kepentingan bisnisnya sendiri dimasa depan.Sementara jika ada dua atau lebih pemasok, ketika sedang ada kebutuhan mendesak, pemasok yang jarang kita pakai akan menawarkan harga yang lebih tinggi karena ia tahu kita sedang terdesak. Ia berusaha memanfaatkan situasi untuk menarik keuntungan besar, sebab selama ini ia juga merasa hanya dimanfaatkan dalam situasi tertentu saja, sehingga memang tidak ada rasa sungkan dan tanggung jawab seperti halnya pemasok tunggal.Jadi, baik pengalaman Deming di Jepang, maupun pengalaman Januar di Indonesia, menunjukkan bahwa penggunaan satu pemasok untuk satu item barang akan menurunkan variasi. Variasi yang kecil akan memungkinkan peningkatan kualitas proses produksi dan menghasilkan keluaran (output) yang bermutu. Hasil produksi yang berkualitas kemudian dapat diharapkan memberi kepuasan dan menjaga loyalitas konsumen. Dengan demikian bisnis dapat terus berkembang.Karena itu, keputusan bisnis jangan berdasarkan harga termurah saja. Hal terpenting adalah kualitas. Jangan berkompromi dengan mutu. Minta (calon) pemasok untuk memenuhi spesifikasi tertentu pada awal hubungan bisnis, dan setelah spesifikasi disepakati barulah dinegosiasikan kondisi-kondisi lainnya.Petunjuk agar menggunakan pemasok tungggal untuk satu item barang ini dalam kenyataannya akan dapat menurunkan variasi dan sekaligus meningkatkan kualitas proses produksi. Hal ini bisa terjadi karena komunikasi yang terjalin antara pemasok dan kita (perusahaan) berjalan lebih lancar. Juga perlu diusahakan terjalinnya kerja sama dan kepercayaan yang tinggi, sehingga secara bersama-sama dapat membuat keputusan jangka panjang yang menguntungkan semua pihak. Misalnya, pemasok dapat melakukan investasi untuk memperbaiki mutu item barang yang dipasoknya dari waktu ke waktu, tanpa khawatir akan kehilangan kita sebagai konsumennya, sebab ia tahu bahwa kita akan menolongnya jika ia mendapat masalah, sebagaimana kita tahu ia akan menolong kita jika memerlukannya.

5.Perbaikan Proses Secara Terus Menerus

Segala sesuatu pasti melalui proses, yang bisa panjang atau pendek. Karena itu, mata rantai proses harus diperhatikan, agar hasil yang diperoleh semaksimal mungkin. Selain itu, tidak ada sesuatu di dunia ini yang statis; semua berjalan dinamis. Inilah yang menjadi kunci prinsip bahwa perbaikan proses harus menjadi bagian dari gaya hidup perusahaan. Dengan perbaikan proses terus-menerus, hasil yang kurang baik akan menjadi baik, sedangkan proses yang sudah baik akan menjadi semakin baik lagi, sehingga mutu produksi semakin hari akan semakin lebih baik.Memecahkan masalah yang terjadi saat ini saja hanya akan menyebabkan kita terperangkap dalam lingkaran setan. Selain hanya membuang waktu, juga akan membuang tenaga dan biaya. Berbeda bila kita berfokus pada perbaikan proses, yang dapat mencegah timbulnya masalah yang sama di kemudian hari.Masalahnya kemudian adalah bagaimana kita dapat memilah proses dan dapat membedakan apakah kita hanya memecahkan masalah saat ini saja atau sudah melakukan perbaikan proses?Dalam system yang stabil, selalu memiliki batas-batasan pengendalian, kendali bawah, di mana variasi yang terjadi dapat diramalkan dalam jangka pendek. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ada penyebab biasa, dan ada penyebab istimewa (tak biasa) dari permasalahan yang terjadi. Penyebab biasa merupakan penyebab reject yang memamng sudah tertanam dalam suatu system (berdasarkan probabilitas statistik). Sedangkan penyebab istimewa merupakan sumber reject yang berbeda di luar system. Penyebab istimewa inilah yang perlu diidentifikasikan, agar dapat diselesaikan secara khusus dan tidak terulang kembali.Untuk menerapkan perbaikan proses dalam perusahaan dibutuhkan pengetahuan yang mendalam terhadap keseluruhan system. Dalam hal ini sejumlah pengetahuan yang bisa menjadi bekal penting untuk perbaikan proses secara optimal mencakup, antara lain: pengetahuan dasar statistic, pengetahuan system secara keseluruhan (untuk mengidentifikasi penyebab biasa dan penyebab istimewa), pengetahuan mengenai interaksi antara semua factor, serta pengetahuan dasar psikologi.

6.Pelatihan dan Pelatihan Ulang

Bagi organisasi pembelajaran(learning organization)seperti Nutrifood dan organisasi modal ventura yang didirikan oleh Januar Darmawan setelah pension dari Nutrifood, pelatihan dan pelatihan ulang menjadi modal dasar untuk pengembangan organisasi. Dengan pelatihan, setiap karyawan dapat mengembangkan baik pengetahuan(knowledge)maupun keterampilan teknisnya(skill),yang pasti akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas pekerjaannya.Khusus untuk level manajemen, pelatihan kepemimpinan sangat diperlukan. Kepemimpinan yang tidak sekadar memberi perintah, namun lebih menekankan cara menghargai karyawan dan pemberian bantuan kepada komponen yang lemah, serta menjelaskan dengan rinci apa dan mengapa suatu pekerjaan/tindakan perlu dilakukan, perlu selalu ditanamkan.Pelatihan dan pelatihan ulang memungkinkan peningkatan kompetensi karyawan secara berkesinambungan, sehingga karyawan yang kompeten kemudian dapat memperbaiki proses bisnis dan pada gilirannya kualitas justru meningkat ketika proses kerja makin efesien. Meningkatnya mutu yang dibarengi dengan menurunnya harga produksi merupakan pertanda dari proses bisnis yang diperbaiki oleh orang-orang yang kompeten dalam bidang kerjanya. Proses bisnis yang terus diperbaiki akan cenderung meningkatkan kepuasan konsumen akhir. Dan kepuasan konsumen akhir akan cenderung menghasilkan laba dan mengembangkan perusahaan secara berkelanjutan.

7.Kepemimpinan( Leadership )

Pemimpin berperan penting dalam memperjelas arah dan mendorong agar semua anggota organisasi dapat bekerja sama dalam satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang baik dapat mengembangkan setiap anggota timnya sehingga kemampuan rata-rata tim meningkat, dan perbedaan antar anggota tim dapat diperkecil, dan hasil kerja(output)tim pun akan semakin maksimal.Untuk tercapainya tujuan ini tentunya diperlukan komunikasi yang efektif. Meluangkan waktu untuk berbicara empat mata dengan setiap bawahannya minimal dua kali dalam setahun untuk membahas kemajuan dan perkembangan bawahannya, sangat dibutuhkan. Meluangkan waktu bertukar pikiran atau berdialog, bukan sekedar basa-basi belaka, harus dianggap sebagai hal yang penting dan perlu dilakukan.Secara umum dapat dikatakan bahwa pemimpin yang baik memiliki sejumlah ciri-ciri, antara lain sebagai berikut:Pertama, pemimpin hendaknya benar-benar memahami seluk-beluk system, dan mengetahui bagaimana timnya dapat mendukung tujuan system secara keseluruhan.Kedua, pemimpin harus menunjukkan kemampuan kerja sama.Ketiga, pemimpin hendaknya mampu menciptakan daya tarik, tantangan dan kesenangan dalam bekerja, termasuk menciptakan suasana saling percaya dan kebebasan dalam berinovasi.Keempat, pemimpin hendaknya mempunyai kemampuan mendengarkan dan mempelajari argumentasi bawahannya, tanpa mengahakimi, sehingga komunikasi yang efektif dapat terselenggara.Kelima, pemimpin diharapkan juga bisa memainkan peran sebagai seorang pelatih dan penasihat, yang mengutamakan kepribadian dan pengetahuan bukan seorang hakim yang menggunakan jabatannya untuk mencapai tujuan, sebab jabatan ini hanya sebagai sarana wewenang untuk mengubah system menuju perbaikan.Keenam, pemimpin hendaknya mampu menganalisa kinerja dan permasalahan secara obyektif berdasarkan data-data statistic.Setiap pemimpin perlu memperhatikan ciri-ciri tersebut dan berusaha menjalankan peran utamanya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab untuk mengoptimalisasi komponen untuk memaksimalisasi hasil(output)demi kepentingan bersama. Optimalisasi komponen bisa berarti mengurangi jumlah orang, atau menambah, atau memindahkan (rotasi), atau mempertahankan formasi yang ada.Dalam kepemimpinan konvensional pemimpin selalu berada di depan, sedangkan kepemimpinan model yang dianjurkan Januar menempatkan pemimpin pada posisi sesuai konteksnya, dalam keadaan darurat pemimpin berada di depan. Dalam situasi normal pemimpin berada di tengah memberikan arahan untuk focus kepada tujuan atau visi bersama. Dalam pelatihan pemimpin berada di belakang memberikan dukungan.

8.Hilangkan Ketakutan dan Kesungkanan Yang Menghambat Komunikasi

Rasa ketakutan tidak boleh muncul pada suasana kerja. Perasaan takut atau rasa tidak aman dalam diri karyawan bisa menjadi masalah pelik dan sering kali sulit dideteksi. Bahkan, walaupun dapat difasilitasi dengan menyediakan layanan konsultasi bagi karyawan bermasalah, ketakutan kadang tidak dirasakan karyawan sendiri, padahal ini menjadi salah satu potensi menurunnya produktivitas kerja karyawan.Beberapa jenis ketakutan, yang perlu disikapi pimpinan adalah: pertama, ketakutan karyawan akan pengetahuan batu yang selalu berkembang. Ketakutan macam ini dapat hilang dengan difasilitasinya informasi perkembangan pengetahuan bagi karyawan melalui pelatihan pengetahuan/keterampilan yang relevan.Kedua, takut mengusulkan ide baru, yang mungkin tidak sejalan dengan pemikiran atasan. Ketakutan jenis ini dapat dihilangkan dengan menumbuhkan ide karyawan dan menampung aspirasinya, melalui system manajemen dan komunikasi yang lebih terbuka.Ketiga, takut mengutarakan masalah, karena khawatir dianggap tidak mampu dan akan mengurangi penilaian prestasinya. Penyediaan layanan konsultasi dapat menjadi salah satu wadah penting untuk membantu menyelesaikan masalah karyawan dan mengatasi ketakutan jenis ini.Dan keempat, takut mendapat penilaian kinerja(performance appraisal)yang tidak baik. Khusus untuk penilaian kinerja ini, Deming banyak menentangnya. Prestasi karyawan, menurut Deming, sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang sebenarnya diciptakan oleh manajemen. Artinya banyak factor yang sebenarnya berada di luar kendali karyawan. Selain itu penilaian karyawan (individual) dalam budaya organisasi yang berorientasi tim(team work)akan sulit terlihat, sebab yang tampak adalah hasil kerja bersama/tim. Oleh karena itu, bila penilaian ini juga dihubungkan dengan kenaikan gaji dan perhitungan bonus, dapat berpotensi membuat iri rekan satu tim kerja yang nilai prestasinya kurang. Hal semacam ini berpotensi memecah belah tim, serta menurunkan produktivitasnya. Lalu bagaimana dengan karyawan yang memang memiliki prestasi kerja yang luar biasa? Karyawan ini sebaiknya tetap diberi penghargaan secara khusus. Hanya saja bentuk dan cara menentukan penghargaannya tidak dilakukan oleh seorang manajer/pimpinan saja, melainkan ditentukan bersama oleh tim yang terlibat.

9.Hilangkan Batas-batas Antar-Departemen(Boundary)atau Antar-Unit Bisnis.

Untuk mewujudkan butir ini, komunikasi dan kerjasama antar-departemen merupakan syarat mutlak. Setiap departemen tidak boleh berdiri sendiri dan tidak boleh merasa paling unggul. Misalnya, departemen pembelian(purchasing)tidak boleh merasa paling hebat karena bisa mencari harga termurah, tetapi harus memperhatikan dengan sesakma permintaan dari departemen riset dan pengembanganm, sebab jika hanya sibuk dengan usaha mencari harga termurah saja, kualitas hasil(output)bisa terabaikan dan menurun.Agar tim dapat bekerja maksimal, perlu adanya kerja sama dan saling ketergantungan di antara komponen organisasi. Bila ini berjalan dengan baik, keputusan yang diperoleh akan lebih baik dan lebih cepat. Kerjasama dan saling ketergantungan ini sendiri hanya akan berjalan dengan baik apabila di antara komponen tidak ada pembatas. Melalui jalur komunikasi yang baik, pembatas antar-departemen ini dapat dihilangkan. Hambatan komunikasi dari atasan ke bawahan hanya dapat didobrak, apabila ada kemauan dan inisiatf terlebih dahulu dari atasan, untuk berkomunikasi dengan bawahan.

10.Hilangkan Slogan-slogan KosongDalam mengadopsi butir filosofi Deming ini, perlu dipilah antara kalimat-kalimat slogan dan non-slogan. Suatu kalimat yang sama dapat menjadi slogan dan bukan slogan, tergantung kondisi yang ada. Misalnya, ungkapanMari kita tingkatkan Mutu. Kalimat ini akan disebut slogan, bila himbauan manajemen tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana yang memadai, termasuk di dalamnya prosedur pencapaian mutu baku dan saran lainnya untuk meningkatkan mutu. Ungkapan itu akan disebut bukan slogan, bila sebaliknya, prosedur mutu telah dikembangkan dan didokumentasikan, karyawan pun telah disosialisasikan serta diberi pelatihan, dan terdapat sarana untuk pencapaian mutu. Dengan demikian, himbauan manajemen tersebut adalah hal yang pasti dapat dicapai.Jadi yang dimaksud dengan butir menghindari slogan ini adalah bahwa manajemen harus menghindari himbauan-himbauan yang tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana, fasilitas, dan prosedur, karena ini akan membuat karyawan frustasi, sebab himbauan tersebut pada kenyataannya tidak mungkin dilaksanakan dengan maksimal.

11.Hilangkan Ketergantungan Terhadap Target

Yang dimaksud sini adalah target yang ditetapkan tanpa adanya kesesuaian dengan kapasitas karyawan, sehingga tidak seimbang dengan kemampuan atau kapasitas karyawan dan system yang ada. Penetapan target tanpa melihat kapasitas system dan karyawan akan berdampak pada sedikitnya dua macam keadaan yang tidak baik.Pertama, bila target lebih tinggi dari kapasitas, demi terwujudnya target, semua sarana dan prasarana cenderung akan diforsir habis-habisan. Dampak dari upaya semacam ini mungkin tidak akan terasa dalam jangka pendek, tetapi bisa sangat membahayakan dalam jangka panjangnya. Misalnya, karyawan terlalu lelah, sehingga cenderung emosional; adanya pelanggaran peraturan akibat ada karyawan tricky; lalu kemungkinan mutu turun akibat mesin tidak lagi optimal bekerja, sehingga kepuasan konsumen menurun dan akhirnya kalah dalam persaingan.Kedua, bila target lebih rendah dari kapasitas, karyawan menjadi tidak terpacu, tidak tertantang untuk berkembang, dan kurang menumbuhkan inisiatif.Lalu, apa yang seharusnya dilakukan perusahaan? Perusahaan seharusnya tidak hanya memfokuskan diri pada target saja, tapi memfokuskan juga pada perbaikan proses secara terus-menerus dengan meningkatkan kapasitas mesin, pelatihan karyawan dan kualitas bahan. Perlu adanya keseimbangan di antara semua itu. Dengan demikian, target-target yang ditetapkan menjadi suatu prediksi yang lebih dianggap sebagai semacam tantangan untuk dicapai dengan cara memperbaiki proses bisnis tertentu secara terus-menerus.

12.Tumbuhan Kebanggaan dalam Bekerja

Rasa dihargai merupakan salah satu kebutuhan spiritual yang melekat pada setiap diri manusia. Karena itu, bila karyawan telah melakukan yang terbaik, jangan lupa untuk memberikan penghargaan(recognition)yang layak.Dalam melakukan pekerjaannya dengan baik, pada dasarnya manusia mendapatkan motivasinya, baik secara intrinsic maupun ekstrinsik. Ekstrinsik, bila motivasi dalam melakukan pekerjaan didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman (reward and punishmentataucarrot and stick). Sedangkan motivasi intrinsic bila ini didasarkan pada keinginan atau kesenangan untuk melakukan pekerjaan itu sendiri. Dengan demikian sebenarnya motivasi intrinsic akan lebih berpeluang menjadi kunci sukses pekerjaan seseorang. Karena itulah rasa bangga pada setiap diri karyawan perlu ditumbuhkan dengan cara-cara yang kreatif dan tulus.

13.Tingkatkan Diri Terus-MenerusSetiap karyawan dalam organisasi diharapkan selalu dapat meningkatkan diri sendiri. Dan sebenarnya, biasanya orang juga senang dikembangkan. Kemauan karyawan untuk berkembang ini sebenarnya merupakan modal dasar bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan proses secara terus-menerus. Untuk menonjolkan potensi karyawan, pengetahuan dan keterampilan karyawan perlu ditumbuhkan sesuai bidang pekerjaannya. Peningkatan potensi ini hanya akan berhasil bila karyawan banyak membaca dan mempelajari hal-hal yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pekerjaannya, serta diikutkan dalam pelatihan teknis pekerjaan.

14.Laksanakan (Do It)

Ke 13 butir Deming tersebut di atas perlu dipahami, dijalankan, dan diingatkan secara terus-menerus. Dengan adopsi filosofi ini dan komitmen yang kuat untuk menjalankannya, diharapkan terjadi perubahan manajemen, dalam hal ini termasuk perubahan dalam hal sikap manajemen, cara kerja, kepekaan terhadap saran bawahan, upaya tim, pandangan terhadap individualisme, kepentingan pada hasil jangka panjang, serta sikap terhadap perbaikan terus-menerus.Telah disepakati dan disadari bersama bahwa ada opsi filosofi Deming dalam suatu organisasi ini akan berhasil, bila mendapat komitmen dari manajemen puncak, serta dijalankan secara sungguh-sungguh oleh anggota organisasi.Bukti-bukti adanya komitmen manajemen puncak dalam soal ini dapat terlihat dari: pertama, mengkomunikasikan kultur dan filosofi Deming kepada seluruh lapisan karyawan; kedua, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan inisiatif untuk proses perbaikan terus-menerus; ketiga, memberikan penghargaan atas kerja sama tim dan bukan individu; dan keempat, menunjukkan ketekunan dan keyakinan yang teguh untuk menjalankannya.

Distribusi Probabilitas

Distribusi DiskritDistribusi Hipergeometrik Distribusi probabilitas variabel random hipergeometrik X, yaitu banyaknya sukses dalam sampel random berukuran n yang diambil dari populasi N (dimana di dalam N terkandung k sukses dan N k gagal) (Walpole, 2012:154). Dapat dinyatakan dengan rumus: Sumber: Walpole (2012:154)Dengan: N = total populasi atau sampelk = jumlah kejadian sukses dalam nn = jumlah percobaan atau jumlah sampel yang dipilih Distribusi ini diterapkan dalam penerimaan sampel dan pengendalian kualitas produk. Pengujian produk industri dilakukan sampai produk dinyatakan dalam keadaan rusak atau baik.

Gambar 2.2 Distribusi HipergeometrikSumber: Mukhtasor (2012)

Distribusi BinomialPercobaan Bernoulli yang menghasilkan kejadian sukses dengan peluang p dan kejadian gagal dengan peluang q = 1 p (Walpole, 2012:145). Maka distribusi probabilitas variabel random binomial X, yaitu banyaknya kejadian sukses dalam n percobaan yang independen adalah: Sumber: Walpole (2012:145)Dengan:x = banyaknya peristiwa suksesn = banyaknya percobaanp = probabilitas peristiwa suksesq = 1 p = probabilitas gagal

Gambar 2.1 Distribusi BinomialSumber: Mukhtasor (2012)

Distribusi PoissonDistribusi poisson adalah distribusi yang menghasilkan nilai numerik dari peubah acak x pada selang waktu yang tertentu atau daerah tertentu (Walpole, 2012:162). Distribusi peluang peubah acak poisson x, yaitu banyaknya sukses yang terjadi dalam selang waktu atau daerah tertentu (dinotasikan dengan t) adalah : Sumber: Walpole (2012:162)Dengan: = rata-rata jumlah kejadian dalam setiap unit ukurane = 2,71828

Gambar 2.6 Distribusi PoissonSumber: Mukhtasor (2012)Distribusi Pascal (Binomial Negatif)Distribusi pascal digunakan untuk mengetahui bahwa sukses ke-k terjadi pada usaha ke-x (Walpole, 2012:158). Bila usaha yang dilakukan berulangkali meghasilkan sukses dengan peluang p, gagal dengan peluang q = p 1, maka distribusi peluang peubah acak X, yaitu banyaknya usaha yang berakhir tepat pada sukses ke-k adalah : Sumber: Walpole (2012:159)Dengan:p = peluang suksesq = 1 p = peluang gagalx = jumlah trial yang diperlukan untuk memperoleh keluaran sukses ke-i

Gambar 2.4 Distribusi Pascal (Binomial Negatif)Sumber: Mukhtasor (2012)

Distribusi KontinyuDistribusi Normal (Gauss)Distribusi normal disebut juga Gausian distribution adalah salah satu distribusi kemungkinan teoritis dengan variabel random sinambungan. Distribusi ini berbeda dengan distribusi poisson dan binomial yang bervariabel random diskrit (Dajan,1986). Suatu peubah acak kontinu X yang distribusinya berbentuk lonceng. Distribusi ini digunakan pada karakteristik fisik makhluk hidup (berat dan tinggi badan), nilai skor berbagai pengujian, dan kesalahan pengukuran dalam eksperimen ilmiah. Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal kontinu bergantung pada dua parameter dan yaitu rataan dan simpangan bakunya. Jadi fungsi padat X akan dinyatakan dengan n(x; , ). Maka : Sumber: Walpole (2012 : 173)Dengan: = mean = standar deviasi = 3,14e = 2,71828

Gambar 2.7 Distribusi NormalSumber: Walpole (2012:173)Distribusi LognormalDistribusi lognormal dapat membantu menampilkan beberapa variabel. Distribusi ini banyak digunakan di bidang teknik, khususnya sebagai model untuk berbagai jenis sifat material. Secara khas, jika dipikirkan bahwa X didistribusikan sesuai dengan distribusi lognormal, dapat dibentuk analisis pada logaritma pengamatan. Distribusi kumulatif dari distribusi lognormal adalah sebagai berikut: Sumber: Wilfrid J.Dixon (614)Dengan: = Rata-rata Chi Square = Varianse = bilangan natural = 2,718281

Gambar 2.13 Distribusi LognormalSumber: Walpole (2012:202)

Distribusi EksponensialDistribusi eksponensial merupakan kasus khusus dari distribusi gamma dengan faktor bentuk = 1 dan faktor skala = 1/. Distribusi ini banyak digunakan sebagai model di bidang teknik dan sains. Dengan mendistribusikan nilai-nilai dapat ditunjukan bahwa jika variabel acak kontinu x memiliki distribusi eksponensial dengan parameter di mana > 0, maka fungsi kepadatan probabilitas dari x adalah : Sumber: Harinaldi (2005:103)Sedangkan fungsi kumulatif distribusi eksponensial adalah: Sumber: Harinaldi (2005:104)Dengan: = parameter bentuk = parameter skala

Gambar 2.11 Distribusi EksponensialSumber: Edi (2008)Distribusi GammaUntuk eksperimen probabiltas yang hasilnya menunjukan suatu bentuk distribusi yang mempunyai variasi ukuran kemencengan cukup signifikan, distribusi gamma merupakan salah satu alternatif model yang banyak digunakan. Sebuah variabel acak kontinu x memiliki distribusi gamma dengan parameter bentuk dan parameter skala di mana >0 dan >0 jika fungsi probabilitas (pdf) dari x adalah : Sumber: Harinaldi (2005:100)Sedangkan fungsi kumulatif distribusi gamma adalah: Sumber: Harinaldi (2005:100)Dengan: = parameter bentuk = parameter skala

Gambar 2.9 Distribusi GammaSumber: Walpole (2012:195)

Distribusi WeibullDalam aplikasinya distribusi ini sering digunakan untuk memodelkan waktu sampai kegagalan (time to failure) dari suatu sistem fisika. Ilustrasi yang khas misalnya yaitu pada sistem di mana jumlah kegagalan meningkat dengan berjalannya waktu (misalnya keausan bantalan) berkurang dengan berjalannya waktu (misalnya daya hantar beberapa semikonduktor) atau kegagalan yang terjadi oleh suatu kejutan (shock) pada sistem. Jika sebuah variabel acak kontinu x memiliki distribusi weibull dengan parameter bentuk dan faktor skala dimana > 0 dan > 0 maka fungsi kepadatan probabilitas dari x adalah : Sumber: Harinaldi (2005:106)Sedangkan fungsi kumulatif distribusi weibull adalah: Sumber: Harinaldi (2005:106)Dengan: = parameter bentuk = parameter skala

Gambar 2.12 Distribusi WeibullSumber: Walpole (2012:204)