Nama : Maulana Abdul HafishPengendalian KualitasNim:
115060701111028 115060701111028
14 POIN PRINSIP KUALITAS DR. W. EDWARD DEMING
1.Organisasi Harus Memiliki Tujuan Tertentu
Tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus ditetapkan
perusahaan, dan menjadi tanggung jawab dari pihak manajemen. Tujuan
ini pada dasarnya mengarah pada eksistensi dalam persaingan bisnis,
dan dapat dibagi menjadi tujuan jangka pendek dan jangka panjang,
yang sama pentingnya.Tujuan organisasi harus bersifat altruistic
dan jangka panjang, dalam arti mendahulukan kepentingan social
dalam cakupan yang lebih besar, yakni masyarakat dalam arti luas.
Lawan dari tujuan yang altruistic ini adalah tujuan yang egoistic
dan picik, yang mendahulukan kepentingan individu atau kelompok
kecil diatas kepentingan social yang lebih besar. Dengan tujuan
yang altruistic dan jangka panjang, anggota organisasi dapat
menumbuhkan perasaan bangga karena ikut ambil bagian dalam
upaya-upaya pencapaian tujuan tersebut.Tujuan jangka panjang lalu
dijabarkan dalam tujuan-tujuan jangka pendek, namun yang bersifat
jangka panjang harus dikedepankan. Kalau perlu, seorang pimpinan
harus berani mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendahulukan
tujuan jangka panjang. Hal itu pernah dilakukan Januar ketika masih
memimpin PT Nutrifood Indonesia saat krisis moneter berkembang
menjadi krisis multidimensi di Indonesia, tahun 1997-1998. Pada
waktu itu manajemen menetapkan untuk tidak memecat karyawan, bahkan
tetap melakukan proses perekrutan ketika banyak perusahaan justru
berhenti beroperasi. Keputusan ini dalam jangka pendek mungkin
tidak nampak menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang akan
membawa kebaikan. Setidaknya terbukti keputusan tersebut membawa
kebaikan pada kondisi Nitrifood Indonesia.
2.Pimpinan Harus Dapat Menjadi Panutan bagi Anggota
Organisasinya
Dalam mengadopsi filosofi Deming ini dibutuhkan kesabaran dan
peran pimpinan dalam menjadi panutan (role model) bagi anggota
organisasi, karena tidak semua orang siap untuk berubah dan mau
berubah dari kebiasaan dan keberhasilan cara lama. Selain itu, bagi
anggota yang mau berubah pun, sangat dibutuhkan kemauan dan
komitmen yang kuat dalam menjalani proses transformasi yang tidak
singkat ini.Oleh karena itu, peran pimpinan sebagai panutan, serta
sarana untuk sosialisasi dan diskusi dengan seluruh anggota
organisasi secara intensif merupakan cara yang paling efektif untuk
terlaksananya proses transformasi ini.
3.Hilangkan Ketergantungan Terhadap Inspeksi Massal
Prinsip ketiga dari butir Deming ini adalah jangan selalu
memperhatikan hasil akhir(end result), tetapi perbaikan proses
adalah yang terpenting. Ini artinya, inspeksi massal, yang selama
ini digunakan dan merupakan cara yang paling mudah dan cepat untuk
memisahkan atau membuang hasil produksi yang tidak memenuhi standar
bukanlah solusi terbaik untuk meningkatkan mutu. Sebab, selain
meningkatkan biaya produksi, inspeksi massal tidak akan
meningkatkan mutu produk di masa mendatang, serta mematikan
kretivitas karyawan. Adanya spiral effect seperti karyawan
beranggapan inspector berusaha menangkap kesalahan yang dilakukan
akan membuat karyawan bekerja tanpa memperhatikan proses. Di sisi
lain, semakin lama, inspektor akan merasa bahwa hasil akhir(end
result)proses sudah memenuhi standar, sehingga pengawasan tidak
lagi terlalu ketat. Spiral effect ini, akan menyebabkan semakin
lama, karyawan maupun inspektor tidak merasa bertanggung jawab,
sehingga rusak(reject)bisa lolos, konsumen tidak merasa puas, dan
perusahaan kehilangan pasarnya.Lalu apakah inspeksi sama sekali
tidak boleh dilakukan? Inspeksi tetap dapat dijalankan, bukan
sebagai solusi untuk mencegah ketidaksesuaian standar produk akhir,
namun sebagai sarana untuk mendapatkan data dalam rangka
pengendalian proses. Dan untuk beberapa bidang, inspeksi tetap
dibutuhkan. Misalnya, satpam wajib meninspeksi/mengontrol
lingkungan, atau seorangfinancial auditoryang harus selalu
memeriksa keabsahan setiap voucher yang masuk(vouching).Jadi,
inspeksi massal hanya akan memecahkan masalah saat ini, bukan
jangka panjang. Sedangkan yang perlu kita lakukan adalah melakukan
perbaikan proses secara terus-menerus, agar perbaikan mutu dapat
dihasilkan. Ibarat roti panggang yang hangus, dengan inspeksi
massal, maka kita hanya melakukan pengerokan pada bagian hangus.
Sedangkan dengan perbaikan proses, kita melihat keseluruhan system,
termasuk meneliti pemanggang roti yang digunakan, ketepatan
suhunya, dana sebagainya, agar roti tidak hangus lagi.
4.Jangan Menyandarkan Keputusan Bisnis Berdasarkan Harga
Termurah Saja
Untuk keputusan bisnis, mutu merupakan dasar utama yang harus
dipertimbangkan dan tidak dapat ditawar-tawar atau dinegosiasikan
lagi, karena ketidakstabilan mutu akan berpengaruh pada penerimaan
dan loyalitas konsumen.Dalam konteks ini perlu diingat bahwa
perusahaan sering kali terjebak untuk menggunakan banyak pemasok
untuk satu item barang. Tujuannya ada dua, yakni : pertama, untuk
mendapatkan harga termurah agar biaya produksi dapat ditekan; dan
kedua, sebagai alternative bila barang yang dipesan tidak dapat
dipenuhi oleh satu pemasok pada saat dibutuhkan ( situasi tertentu
).Benarkah asumsi yang mengatakan bahwa, Semakin banyak pemasok
semakin baik? Mari kita periksa dengan saksama. Tujuan pertama
memiliki beberapa pemasok adalah untuk mendapatkan harga termurah
agar biaya produksi dapat ditekan. Dalam kenyataannya, banyaknya
pemasok dengan system kontrol kualitas yang pasti berbeda-beda satu
sama lainnya akan membuat variasi produksi semakin lebar. Apalagi
kalau setiap item bahan baku ada banyak pemasok. Variasi
masukan(input)ini akan menjadi sangat besar/lebar. Lalu variasi
yang besar akan menurunkan mutu hasil produksi (ingat lensa Variasi
dari Teori Empat Lensa). Hal ini bisa meningkatkan biaya reject
atau biaya proses ulang serta biaya scrap/waste, sehingga pada
hitungan akhir, asumsi mendapatkan harga termurah agar biaya
produksi dapat ditekan tidak terjadi. Yang belum terjadi justru
sebaliknya, biaya produksi menjadi lebih mahal. Belum lagi kalau
hasil produksi (output) yang berubah kualitasnya itu sampai
dikenali oleh konsumen dan konsumen kemudian meninggalkan produk
kita, maka biaya mengganti konsumen yang loyal akan meningkatkan
kerugian karena menggunakan banyak pemasok.Lalu bagaimanakah dengan
tujuan yang kedua, bahwa banyak pemasok akan lebih memberikan
jaminan bahwa ada alternative bila barang yang dipesan tidak dapat
dipenuhi oleh satu pemasok pada saat dibutuhkan (situasi tertentu)?
Bukankah pemasok tunggal akan cenderung memeras kita jika terlalu
bergantung kepadanya?Dalam kenyataannya tidak demikian. Pemasok
tunggal justru akan membantu memecahkan masalah jika ia sedang
tidak memiliki stok barang yang cukup sesuai spesifikasi yang kita
minta. Ia akan mencarikan jalan keluar, sebab ia merasa bertanggung
jawab atas kepercayaan kita kepadanya. Dan karena hubungan bisnis
bersifat jangka panjang, ia akan bersungguh-sungguh mencarikan
jalan keluar dan tidak bersikap masa bodoh. Ia akan menyadari bahwa
membantu kita adalah cara dia untuk mempertahankan kepentingan
bisnisnya sendiri dimasa depan.Sementara jika ada dua atau lebih
pemasok, ketika sedang ada kebutuhan mendesak, pemasok yang jarang
kita pakai akan menawarkan harga yang lebih tinggi karena ia tahu
kita sedang terdesak. Ia berusaha memanfaatkan situasi untuk
menarik keuntungan besar, sebab selama ini ia juga merasa hanya
dimanfaatkan dalam situasi tertentu saja, sehingga memang tidak ada
rasa sungkan dan tanggung jawab seperti halnya pemasok
tunggal.Jadi, baik pengalaman Deming di Jepang, maupun pengalaman
Januar di Indonesia, menunjukkan bahwa penggunaan satu pemasok
untuk satu item barang akan menurunkan variasi. Variasi yang kecil
akan memungkinkan peningkatan kualitas proses produksi dan
menghasilkan keluaran (output) yang bermutu. Hasil produksi yang
berkualitas kemudian dapat diharapkan memberi kepuasan dan menjaga
loyalitas konsumen. Dengan demikian bisnis dapat terus
berkembang.Karena itu, keputusan bisnis jangan berdasarkan harga
termurah saja. Hal terpenting adalah kualitas. Jangan berkompromi
dengan mutu. Minta (calon) pemasok untuk memenuhi spesifikasi
tertentu pada awal hubungan bisnis, dan setelah spesifikasi
disepakati barulah dinegosiasikan kondisi-kondisi lainnya.Petunjuk
agar menggunakan pemasok tungggal untuk satu item barang ini dalam
kenyataannya akan dapat menurunkan variasi dan sekaligus
meningkatkan kualitas proses produksi. Hal ini bisa terjadi karena
komunikasi yang terjalin antara pemasok dan kita (perusahaan)
berjalan lebih lancar. Juga perlu diusahakan terjalinnya kerja sama
dan kepercayaan yang tinggi, sehingga secara bersama-sama dapat
membuat keputusan jangka panjang yang menguntungkan semua pihak.
Misalnya, pemasok dapat melakukan investasi untuk memperbaiki mutu
item barang yang dipasoknya dari waktu ke waktu, tanpa khawatir
akan kehilangan kita sebagai konsumennya, sebab ia tahu bahwa kita
akan menolongnya jika ia mendapat masalah, sebagaimana kita tahu ia
akan menolong kita jika memerlukannya.
5.Perbaikan Proses Secara Terus Menerus
Segala sesuatu pasti melalui proses, yang bisa panjang atau
pendek. Karena itu, mata rantai proses harus diperhatikan, agar
hasil yang diperoleh semaksimal mungkin. Selain itu, tidak ada
sesuatu di dunia ini yang statis; semua berjalan dinamis. Inilah
yang menjadi kunci prinsip bahwa perbaikan proses harus menjadi
bagian dari gaya hidup perusahaan. Dengan perbaikan proses
terus-menerus, hasil yang kurang baik akan menjadi baik, sedangkan
proses yang sudah baik akan menjadi semakin baik lagi, sehingga
mutu produksi semakin hari akan semakin lebih baik.Memecahkan
masalah yang terjadi saat ini saja hanya akan menyebabkan kita
terperangkap dalam lingkaran setan. Selain hanya membuang waktu,
juga akan membuang tenaga dan biaya. Berbeda bila kita berfokus
pada perbaikan proses, yang dapat mencegah timbulnya masalah yang
sama di kemudian hari.Masalahnya kemudian adalah bagaimana kita
dapat memilah proses dan dapat membedakan apakah kita hanya
memecahkan masalah saat ini saja atau sudah melakukan perbaikan
proses?Dalam system yang stabil, selalu memiliki batas-batasan
pengendalian, kendali bawah, di mana variasi yang terjadi dapat
diramalkan dalam jangka pendek. Dengan demikian dapat dilihat bahwa
ada penyebab biasa, dan ada penyebab istimewa (tak biasa) dari
permasalahan yang terjadi. Penyebab biasa merupakan penyebab reject
yang memamng sudah tertanam dalam suatu system (berdasarkan
probabilitas statistik). Sedangkan penyebab istimewa merupakan
sumber reject yang berbeda di luar system. Penyebab istimewa inilah
yang perlu diidentifikasikan, agar dapat diselesaikan secara khusus
dan tidak terulang kembali.Untuk menerapkan perbaikan proses dalam
perusahaan dibutuhkan pengetahuan yang mendalam terhadap
keseluruhan system. Dalam hal ini sejumlah pengetahuan yang bisa
menjadi bekal penting untuk perbaikan proses secara optimal
mencakup, antara lain: pengetahuan dasar statistic, pengetahuan
system secara keseluruhan (untuk mengidentifikasi penyebab biasa
dan penyebab istimewa), pengetahuan mengenai interaksi antara semua
factor, serta pengetahuan dasar psikologi.
6.Pelatihan dan Pelatihan Ulang
Bagi organisasi pembelajaran(learning organization)seperti
Nutrifood dan organisasi modal ventura yang didirikan oleh Januar
Darmawan setelah pension dari Nutrifood, pelatihan dan pelatihan
ulang menjadi modal dasar untuk pengembangan organisasi. Dengan
pelatihan, setiap karyawan dapat mengembangkan baik
pengetahuan(knowledge)maupun keterampilan teknisnya(skill),yang
pasti akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas
pekerjaannya.Khusus untuk level manajemen, pelatihan kepemimpinan
sangat diperlukan. Kepemimpinan yang tidak sekadar memberi
perintah, namun lebih menekankan cara menghargai karyawan dan
pemberian bantuan kepada komponen yang lemah, serta menjelaskan
dengan rinci apa dan mengapa suatu pekerjaan/tindakan perlu
dilakukan, perlu selalu ditanamkan.Pelatihan dan pelatihan ulang
memungkinkan peningkatan kompetensi karyawan secara
berkesinambungan, sehingga karyawan yang kompeten kemudian dapat
memperbaiki proses bisnis dan pada gilirannya kualitas justru
meningkat ketika proses kerja makin efesien. Meningkatnya mutu yang
dibarengi dengan menurunnya harga produksi merupakan pertanda dari
proses bisnis yang diperbaiki oleh orang-orang yang kompeten dalam
bidang kerjanya. Proses bisnis yang terus diperbaiki akan cenderung
meningkatkan kepuasan konsumen akhir. Dan kepuasan konsumen akhir
akan cenderung menghasilkan laba dan mengembangkan perusahaan
secara berkelanjutan.
7.Kepemimpinan( Leadership )
Pemimpin berperan penting dalam memperjelas arah dan mendorong
agar semua anggota organisasi dapat bekerja sama dalam satu tim
untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang baik dapat
mengembangkan setiap anggota timnya sehingga kemampuan rata-rata
tim meningkat, dan perbedaan antar anggota tim dapat diperkecil,
dan hasil kerja(output)tim pun akan semakin maksimal.Untuk
tercapainya tujuan ini tentunya diperlukan komunikasi yang efektif.
Meluangkan waktu untuk berbicara empat mata dengan setiap
bawahannya minimal dua kali dalam setahun untuk membahas kemajuan
dan perkembangan bawahannya, sangat dibutuhkan. Meluangkan waktu
bertukar pikiran atau berdialog, bukan sekedar basa-basi belaka,
harus dianggap sebagai hal yang penting dan perlu dilakukan.Secara
umum dapat dikatakan bahwa pemimpin yang baik memiliki sejumlah
ciri-ciri, antara lain sebagai berikut:Pertama, pemimpin hendaknya
benar-benar memahami seluk-beluk system, dan mengetahui bagaimana
timnya dapat mendukung tujuan system secara keseluruhan.Kedua,
pemimpin harus menunjukkan kemampuan kerja sama.Ketiga, pemimpin
hendaknya mampu menciptakan daya tarik, tantangan dan kesenangan
dalam bekerja, termasuk menciptakan suasana saling percaya dan
kebebasan dalam berinovasi.Keempat, pemimpin hendaknya mempunyai
kemampuan mendengarkan dan mempelajari argumentasi bawahannya,
tanpa mengahakimi, sehingga komunikasi yang efektif dapat
terselenggara.Kelima, pemimpin diharapkan juga bisa memainkan peran
sebagai seorang pelatih dan penasihat, yang mengutamakan
kepribadian dan pengetahuan bukan seorang hakim yang menggunakan
jabatannya untuk mencapai tujuan, sebab jabatan ini hanya sebagai
sarana wewenang untuk mengubah system menuju perbaikan.Keenam,
pemimpin hendaknya mampu menganalisa kinerja dan permasalahan
secara obyektif berdasarkan data-data statistic.Setiap pemimpin
perlu memperhatikan ciri-ciri tersebut dan berusaha menjalankan
peran utamanya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab untuk
mengoptimalisasi komponen untuk memaksimalisasi hasil(output)demi
kepentingan bersama. Optimalisasi komponen bisa berarti mengurangi
jumlah orang, atau menambah, atau memindahkan (rotasi), atau
mempertahankan formasi yang ada.Dalam kepemimpinan konvensional
pemimpin selalu berada di depan, sedangkan kepemimpinan model yang
dianjurkan Januar menempatkan pemimpin pada posisi sesuai
konteksnya, dalam keadaan darurat pemimpin berada di depan. Dalam
situasi normal pemimpin berada di tengah memberikan arahan untuk
focus kepada tujuan atau visi bersama. Dalam pelatihan pemimpin
berada di belakang memberikan dukungan.
8.Hilangkan Ketakutan dan Kesungkanan Yang Menghambat
Komunikasi
Rasa ketakutan tidak boleh muncul pada suasana kerja. Perasaan
takut atau rasa tidak aman dalam diri karyawan bisa menjadi masalah
pelik dan sering kali sulit dideteksi. Bahkan, walaupun dapat
difasilitasi dengan menyediakan layanan konsultasi bagi karyawan
bermasalah, ketakutan kadang tidak dirasakan karyawan sendiri,
padahal ini menjadi salah satu potensi menurunnya produktivitas
kerja karyawan.Beberapa jenis ketakutan, yang perlu disikapi
pimpinan adalah: pertama, ketakutan karyawan akan pengetahuan batu
yang selalu berkembang. Ketakutan macam ini dapat hilang dengan
difasilitasinya informasi perkembangan pengetahuan bagi karyawan
melalui pelatihan pengetahuan/keterampilan yang relevan.Kedua,
takut mengusulkan ide baru, yang mungkin tidak sejalan dengan
pemikiran atasan. Ketakutan jenis ini dapat dihilangkan dengan
menumbuhkan ide karyawan dan menampung aspirasinya, melalui system
manajemen dan komunikasi yang lebih terbuka.Ketiga, takut
mengutarakan masalah, karena khawatir dianggap tidak mampu dan akan
mengurangi penilaian prestasinya. Penyediaan layanan konsultasi
dapat menjadi salah satu wadah penting untuk membantu menyelesaikan
masalah karyawan dan mengatasi ketakutan jenis ini.Dan keempat,
takut mendapat penilaian kinerja(performance appraisal)yang tidak
baik. Khusus untuk penilaian kinerja ini, Deming banyak
menentangnya. Prestasi karyawan, menurut Deming, sangat dipengaruhi
oleh lingkungan kerja yang sebenarnya diciptakan oleh manajemen.
Artinya banyak factor yang sebenarnya berada di luar kendali
karyawan. Selain itu penilaian karyawan (individual) dalam budaya
organisasi yang berorientasi tim(team work)akan sulit terlihat,
sebab yang tampak adalah hasil kerja bersama/tim. Oleh karena itu,
bila penilaian ini juga dihubungkan dengan kenaikan gaji dan
perhitungan bonus, dapat berpotensi membuat iri rekan satu tim
kerja yang nilai prestasinya kurang. Hal semacam ini berpotensi
memecah belah tim, serta menurunkan produktivitasnya. Lalu
bagaimana dengan karyawan yang memang memiliki prestasi kerja yang
luar biasa? Karyawan ini sebaiknya tetap diberi penghargaan secara
khusus. Hanya saja bentuk dan cara menentukan penghargaannya tidak
dilakukan oleh seorang manajer/pimpinan saja, melainkan ditentukan
bersama oleh tim yang terlibat.
9.Hilangkan Batas-batas Antar-Departemen(Boundary)atau
Antar-Unit Bisnis.
Untuk mewujudkan butir ini, komunikasi dan kerjasama
antar-departemen merupakan syarat mutlak. Setiap departemen tidak
boleh berdiri sendiri dan tidak boleh merasa paling unggul.
Misalnya, departemen pembelian(purchasing)tidak boleh merasa paling
hebat karena bisa mencari harga termurah, tetapi harus
memperhatikan dengan sesakma permintaan dari departemen riset dan
pengembanganm, sebab jika hanya sibuk dengan usaha mencari harga
termurah saja, kualitas hasil(output)bisa terabaikan dan
menurun.Agar tim dapat bekerja maksimal, perlu adanya kerja sama
dan saling ketergantungan di antara komponen organisasi. Bila ini
berjalan dengan baik, keputusan yang diperoleh akan lebih baik dan
lebih cepat. Kerjasama dan saling ketergantungan ini sendiri hanya
akan berjalan dengan baik apabila di antara komponen tidak ada
pembatas. Melalui jalur komunikasi yang baik, pembatas
antar-departemen ini dapat dihilangkan. Hambatan komunikasi dari
atasan ke bawahan hanya dapat didobrak, apabila ada kemauan dan
inisiatf terlebih dahulu dari atasan, untuk berkomunikasi dengan
bawahan.
10.Hilangkan Slogan-slogan KosongDalam mengadopsi butir filosofi
Deming ini, perlu dipilah antara kalimat-kalimat slogan dan
non-slogan. Suatu kalimat yang sama dapat menjadi slogan dan bukan
slogan, tergantung kondisi yang ada. Misalnya, ungkapanMari kita
tingkatkan Mutu. Kalimat ini akan disebut slogan, bila himbauan
manajemen tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana yang memadai,
termasuk di dalamnya prosedur pencapaian mutu baku dan saran
lainnya untuk meningkatkan mutu. Ungkapan itu akan disebut bukan
slogan, bila sebaliknya, prosedur mutu telah dikembangkan dan
didokumentasikan, karyawan pun telah disosialisasikan serta diberi
pelatihan, dan terdapat sarana untuk pencapaian mutu. Dengan
demikian, himbauan manajemen tersebut adalah hal yang pasti dapat
dicapai.Jadi yang dimaksud dengan butir menghindari slogan ini
adalah bahwa manajemen harus menghindari himbauan-himbauan yang
tidak diimbangi dengan ketersediaan sarana, fasilitas, dan
prosedur, karena ini akan membuat karyawan frustasi, sebab himbauan
tersebut pada kenyataannya tidak mungkin dilaksanakan dengan
maksimal.
11.Hilangkan Ketergantungan Terhadap Target
Yang dimaksud sini adalah target yang ditetapkan tanpa adanya
kesesuaian dengan kapasitas karyawan, sehingga tidak seimbang
dengan kemampuan atau kapasitas karyawan dan system yang ada.
Penetapan target tanpa melihat kapasitas system dan karyawan akan
berdampak pada sedikitnya dua macam keadaan yang tidak
baik.Pertama, bila target lebih tinggi dari kapasitas, demi
terwujudnya target, semua sarana dan prasarana cenderung akan
diforsir habis-habisan. Dampak dari upaya semacam ini mungkin tidak
akan terasa dalam jangka pendek, tetapi bisa sangat membahayakan
dalam jangka panjangnya. Misalnya, karyawan terlalu lelah, sehingga
cenderung emosional; adanya pelanggaran peraturan akibat ada
karyawan tricky; lalu kemungkinan mutu turun akibat mesin tidak
lagi optimal bekerja, sehingga kepuasan konsumen menurun dan
akhirnya kalah dalam persaingan.Kedua, bila target lebih rendah
dari kapasitas, karyawan menjadi tidak terpacu, tidak tertantang
untuk berkembang, dan kurang menumbuhkan inisiatif.Lalu, apa yang
seharusnya dilakukan perusahaan? Perusahaan seharusnya tidak hanya
memfokuskan diri pada target saja, tapi memfokuskan juga pada
perbaikan proses secara terus-menerus dengan meningkatkan kapasitas
mesin, pelatihan karyawan dan kualitas bahan. Perlu adanya
keseimbangan di antara semua itu. Dengan demikian, target-target
yang ditetapkan menjadi suatu prediksi yang lebih dianggap sebagai
semacam tantangan untuk dicapai dengan cara memperbaiki proses
bisnis tertentu secara terus-menerus.
12.Tumbuhan Kebanggaan dalam Bekerja
Rasa dihargai merupakan salah satu kebutuhan spiritual yang
melekat pada setiap diri manusia. Karena itu, bila karyawan telah
melakukan yang terbaik, jangan lupa untuk memberikan
penghargaan(recognition)yang layak.Dalam melakukan pekerjaannya
dengan baik, pada dasarnya manusia mendapatkan motivasinya, baik
secara intrinsic maupun ekstrinsik. Ekstrinsik, bila motivasi dalam
melakukan pekerjaan didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan
hadiah atau menghindari hukuman (reward and punishmentataucarrot
and stick). Sedangkan motivasi intrinsic bila ini didasarkan pada
keinginan atau kesenangan untuk melakukan pekerjaan itu sendiri.
Dengan demikian sebenarnya motivasi intrinsic akan lebih berpeluang
menjadi kunci sukses pekerjaan seseorang. Karena itulah rasa bangga
pada setiap diri karyawan perlu ditumbuhkan dengan cara-cara yang
kreatif dan tulus.
13.Tingkatkan Diri Terus-MenerusSetiap karyawan dalam organisasi
diharapkan selalu dapat meningkatkan diri sendiri. Dan sebenarnya,
biasanya orang juga senang dikembangkan. Kemauan karyawan untuk
berkembang ini sebenarnya merupakan modal dasar bagi perusahaan
untuk melakukan perbaikan proses secara terus-menerus. Untuk
menonjolkan potensi karyawan, pengetahuan dan keterampilan karyawan
perlu ditumbuhkan sesuai bidang pekerjaannya. Peningkatan potensi
ini hanya akan berhasil bila karyawan banyak membaca dan
mempelajari hal-hal yang berhubungan maupun tidak berhubungan
dengan pekerjaannya, serta diikutkan dalam pelatihan teknis
pekerjaan.
14.Laksanakan (Do It)
Ke 13 butir Deming tersebut di atas perlu dipahami, dijalankan,
dan diingatkan secara terus-menerus. Dengan adopsi filosofi ini dan
komitmen yang kuat untuk menjalankannya, diharapkan terjadi
perubahan manajemen, dalam hal ini termasuk perubahan dalam hal
sikap manajemen, cara kerja, kepekaan terhadap saran bawahan, upaya
tim, pandangan terhadap individualisme, kepentingan pada hasil
jangka panjang, serta sikap terhadap perbaikan terus-menerus.Telah
disepakati dan disadari bersama bahwa ada opsi filosofi Deming
dalam suatu organisasi ini akan berhasil, bila mendapat komitmen
dari manajemen puncak, serta dijalankan secara sungguh-sungguh oleh
anggota organisasi.Bukti-bukti adanya komitmen manajemen puncak
dalam soal ini dapat terlihat dari: pertama, mengkomunikasikan
kultur dan filosofi Deming kepada seluruh lapisan karyawan; kedua,
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan inisiatif
untuk proses perbaikan terus-menerus; ketiga, memberikan
penghargaan atas kerja sama tim dan bukan individu; dan keempat,
menunjukkan ketekunan dan keyakinan yang teguh untuk
menjalankannya.
Distribusi Probabilitas
Distribusi DiskritDistribusi Hipergeometrik Distribusi
probabilitas variabel random hipergeometrik X, yaitu banyaknya
sukses dalam sampel random berukuran n yang diambil dari populasi N
(dimana di dalam N terkandung k sukses dan N k gagal) (Walpole,
2012:154). Dapat dinyatakan dengan rumus: Sumber: Walpole
(2012:154)Dengan: N = total populasi atau sampelk = jumlah kejadian
sukses dalam nn = jumlah percobaan atau jumlah sampel yang dipilih
Distribusi ini diterapkan dalam penerimaan sampel dan pengendalian
kualitas produk. Pengujian produk industri dilakukan sampai produk
dinyatakan dalam keadaan rusak atau baik.
Gambar 2.2 Distribusi HipergeometrikSumber: Mukhtasor (2012)
Distribusi BinomialPercobaan Bernoulli yang menghasilkan
kejadian sukses dengan peluang p dan kejadian gagal dengan peluang
q = 1 p (Walpole, 2012:145). Maka distribusi probabilitas variabel
random binomial X, yaitu banyaknya kejadian sukses dalam n
percobaan yang independen adalah: Sumber: Walpole
(2012:145)Dengan:x = banyaknya peristiwa suksesn = banyaknya
percobaanp = probabilitas peristiwa suksesq = 1 p = probabilitas
gagal
Gambar 2.1 Distribusi BinomialSumber: Mukhtasor (2012)
Distribusi PoissonDistribusi poisson adalah distribusi yang
menghasilkan nilai numerik dari peubah acak x pada selang waktu
yang tertentu atau daerah tertentu (Walpole, 2012:162). Distribusi
peluang peubah acak poisson x, yaitu banyaknya sukses yang terjadi
dalam selang waktu atau daerah tertentu (dinotasikan dengan t)
adalah : Sumber: Walpole (2012:162)Dengan: = rata-rata jumlah
kejadian dalam setiap unit ukurane = 2,71828
Gambar 2.6 Distribusi PoissonSumber: Mukhtasor (2012)Distribusi
Pascal (Binomial Negatif)Distribusi pascal digunakan untuk
mengetahui bahwa sukses ke-k terjadi pada usaha ke-x (Walpole,
2012:158). Bila usaha yang dilakukan berulangkali meghasilkan
sukses dengan peluang p, gagal dengan peluang q = p 1, maka
distribusi peluang peubah acak X, yaitu banyaknya usaha yang
berakhir tepat pada sukses ke-k adalah : Sumber: Walpole
(2012:159)Dengan:p = peluang suksesq = 1 p = peluang gagalx =
jumlah trial yang diperlukan untuk memperoleh keluaran sukses
ke-i
Gambar 2.4 Distribusi Pascal (Binomial Negatif)Sumber: Mukhtasor
(2012)
Distribusi KontinyuDistribusi Normal (Gauss)Distribusi normal
disebut juga Gausian distribution adalah salah satu distribusi
kemungkinan teoritis dengan variabel random sinambungan. Distribusi
ini berbeda dengan distribusi poisson dan binomial yang bervariabel
random diskrit (Dajan,1986). Suatu peubah acak kontinu X yang
distribusinya berbentuk lonceng. Distribusi ini digunakan pada
karakteristik fisik makhluk hidup (berat dan tinggi badan), nilai
skor berbagai pengujian, dan kesalahan pengukuran dalam eksperimen
ilmiah. Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal
kontinu bergantung pada dua parameter dan yaitu rataan dan
simpangan bakunya. Jadi fungsi padat X akan dinyatakan dengan n(x;
, ). Maka : Sumber: Walpole (2012 : 173)Dengan: = mean = standar
deviasi = 3,14e = 2,71828
Gambar 2.7 Distribusi NormalSumber: Walpole (2012:173)Distribusi
LognormalDistribusi lognormal dapat membantu menampilkan beberapa
variabel. Distribusi ini banyak digunakan di bidang teknik,
khususnya sebagai model untuk berbagai jenis sifat material. Secara
khas, jika dipikirkan bahwa X didistribusikan sesuai dengan
distribusi lognormal, dapat dibentuk analisis pada logaritma
pengamatan. Distribusi kumulatif dari distribusi lognormal adalah
sebagai berikut: Sumber: Wilfrid J.Dixon (614)Dengan: = Rata-rata
Chi Square = Varianse = bilangan natural = 2,718281
Gambar 2.13 Distribusi LognormalSumber: Walpole (2012:202)
Distribusi EksponensialDistribusi eksponensial merupakan kasus
khusus dari distribusi gamma dengan faktor bentuk = 1 dan faktor
skala = 1/. Distribusi ini banyak digunakan sebagai model di bidang
teknik dan sains. Dengan mendistribusikan nilai-nilai dapat
ditunjukan bahwa jika variabel acak kontinu x memiliki distribusi
eksponensial dengan parameter di mana > 0, maka fungsi kepadatan
probabilitas dari x adalah : Sumber: Harinaldi (2005:103)Sedangkan
fungsi kumulatif distribusi eksponensial adalah: Sumber: Harinaldi
(2005:104)Dengan: = parameter bentuk = parameter skala
Gambar 2.11 Distribusi EksponensialSumber: Edi (2008)Distribusi
GammaUntuk eksperimen probabiltas yang hasilnya menunjukan suatu
bentuk distribusi yang mempunyai variasi ukuran kemencengan cukup
signifikan, distribusi gamma merupakan salah satu alternatif model
yang banyak digunakan. Sebuah variabel acak kontinu x memiliki
distribusi gamma dengan parameter bentuk dan parameter skala di
mana >0 dan >0 jika fungsi probabilitas (pdf) dari x adalah :
Sumber: Harinaldi (2005:100)Sedangkan fungsi kumulatif distribusi
gamma adalah: Sumber: Harinaldi (2005:100)Dengan: = parameter
bentuk = parameter skala
Gambar 2.9 Distribusi GammaSumber: Walpole (2012:195)
Distribusi WeibullDalam aplikasinya distribusi ini sering
digunakan untuk memodelkan waktu sampai kegagalan (time to failure)
dari suatu sistem fisika. Ilustrasi yang khas misalnya yaitu pada
sistem di mana jumlah kegagalan meningkat dengan berjalannya waktu
(misalnya keausan bantalan) berkurang dengan berjalannya waktu
(misalnya daya hantar beberapa semikonduktor) atau kegagalan yang
terjadi oleh suatu kejutan (shock) pada sistem. Jika sebuah
variabel acak kontinu x memiliki distribusi weibull dengan
parameter bentuk dan faktor skala dimana > 0 dan > 0 maka
fungsi kepadatan probabilitas dari x adalah : Sumber: Harinaldi
(2005:106)Sedangkan fungsi kumulatif distribusi weibull adalah:
Sumber: Harinaldi (2005:106)Dengan: = parameter bentuk = parameter
skala
Gambar 2.12 Distribusi WeibullSumber: Walpole (2012:204)