1 Tugas & Fungsi DOKTER & PARAMEDIS HIPERKES di Perusahaan Oleh: DR.dr. Suma’mur PK., MSc.,SpOk. DR. Suma’mur PK
1
Tugas & Fungsi
DOKTER & PARAMEDIS
HIPERKES
di Perusahaan
Oleh:
DR.dr. Suma’mur PK., MSc.,SpOk.
DR. Suma’mur PK
2
1. PENDAHULUAN
2. KONSEP DASAR HIPERKES
3. LANDASAN PERUNDANG-UNDANGAN
4. TUJUAN MEWUJUDKAN TENAGA KERJA YANG SEHAT DAN PRODUKTIF 5. TUGAS DAN FUNGSI DOKTER HIPERKES DI PERUSAHAAN 6. TUGAS DAN FUNGSI TENAGA PARAME-
DIS HIPERKES
MATERI
PRESENTASI
DR. Suma’mur PK
3
Setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang bertugas dan atau ber- tanggung jawab atas higiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja(hiperkes)
DOKTER PERUSAHAAN
4
Setiap perusahaan diwajib- kan untuk mengirimkan se- tiap dokter perusahaannya untuk mendapatkan latihan dalam bidang higiene peru- sahaan, kesehatan dan kese- lamatan kerja (hiperkes)
DOKTER PERUSAHAAN
5
Setiap dokter perusahaan yang telah mengikuti latihan higiene perusahaan, kesehatan kerja dan keselamatan kerja (hiperkes)
DOKTER HIPERKES
6
PERKEMBANGAN HIPERKES
DI INDONESIA
7
HIPERKES (1967)
USIA 4 (Empat) DEKADE LEBIH (Lebih dari 40 tahun)
DUA GENERASI
8
Ilmu dan prakteknya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat dan produktif dengan: 1. Kesehatan / kedokteran promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Hiperkes medis). 2. Perlindungan tenaga kerja atas pengaruh buruk pekerjaan dan atau lingkungan kerja terhadap kesela- matan dan kesehatan tenaga kerja (Hiperkes teknis). (Toksikologi Hiperkes) 3. Kesesuaian/kecocokan antara tenaga kerja dan pekerjaannya (Hiperkes ergonomis).
Konsep Dasar
Hiperkes
9
HIPERKES MEDIS TEKNIS
STETOSKOP + SLIDE RULER
10
HIPERKES -Kesehatan / Kedokteran -Higiene Perusahaan -Ergonomi
11
Dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja / buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(UU No. 13 Th. 2003)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
12
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memung- kinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan)
KESEHATAN
13
TENAGA KERJA
KESEHATAN
PRODUKTIVITAS
14
SEHAT PRODUKTIF ---------------------------------- SAKIT TIDAK PRODUKTIF GANGGUAN KESEHATAN
15
KECELAKAAN - SAKIT GANGGUAN KESEHATAN - TIDAK PRODUKTIF SAKIT - KECE- LAKAAN - TIDAK PRODUKTIF GANGGUAN - KECELAKAAN - KURANG KESEHATAN PRODUKTIF
16
1. Penggunaan musik waktu bekerja
2. Penerangan yang diatur intensitas dan penyebarannya
3. Dekorasi warna di tempat kerja
4. Pengendalian kadar bahan di udara
5. Suhu kerja yang termonetral
6. Penyerasian interaksi tenaga kerja dan pekerjaannya
SYARAT UNTUK SEHAT SAMA DENGAN SYARAT UNTUK BEKERJA
PRODUKTIF
17
Perlindungan-Produktivitas Kesehatan (Workers’ Health Protection)
18
Seminar Nasional “Kesehatan dalam Rangka Pening- katan Efisiensi dan Produktivitas Perusahaan serta Tenaga Kerja” 23-26 Maret 1969 di Jakarta
19
KONSEP HIPERKES TELAH DITERIMA DAN DITERAPKAN SECARA LUAS DI MASYARAKAT
20
1. Kemajuan Hiperkes dan masing-masing
komponennya
2. Unsur penting pembangunan dan kebi- jakan Pemerintah
3. Publikasi dan sosialisasi yang luas
4. Karya-karya yang besar manfaatnya
5. Fakta tentang kenaikan produktivitas
6. Perkembangan khusus kedokteran kerja
PERKEMBANGAN SELAMA 40 TAHUN
21
Hiperkes Secara Keseluruhan
PERKEMBANGAN SELAMA 40 TAHUN
22
Higiene Perusahaan
PERKEMBANGAN SELAMA 40 TAHUN
23
Ergonomi
PERKEMBANGAN SELAMA 40 TAHUN
24
Karya-karya besar: 1. Nilai Ambang Batas 2. Gizi kerja (termasuk proyek anemi di perkebunan)
3. Keluarga Berencana di Peru- sahaan 4. Aneka Standar Nasional 5. Dll sebagainya
PERKEMBANGAN SELAMA 40 TAHUN
25
Kenaikan
1. Program pengobatan 4,7% anemi di Perkebunan (0,2-10,3%)
2. Intervensi gizi kerja 5 % Perusahaan Konveksi
3. Tehnik ergonomi 10-20%
KENAIKAN PRODUKTIVITAS
ATAS
INTERVENSI KESEHATAN
26
keadaan sejahtera(well-being) dan bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit, cacat dan kelemahan (WHO)
SEHAT
27
Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memung- kinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 23 Th. 1992 tentang Kesehatan)
KESEHATAN
28
Kesehatan Kerja
Hak Asasi Manusia (HAM)
DR. Suma’mur PK
29
Kedokteran &
Kesehatan
30
KEDOKTERAN KERJA (KEDOKTERAN OKUPASI, HIPERKES MEDIS) 1. Termasuk dalam Kedokteran Komunitas; komu- nitas yang menjadi sasaran dedikasi/pengabdian profesinya adalah komunitas pekerja/tenaga kerja dan juga komunitas yang berada di sekitar perusa- haan; 2. Saling mempengaruhi secara timbal-balik antara pekerja/tenaga kerja dengan pekerjaan dan/atau lingkungan kerjanya menampilkan aspek medis/ klinis spesifik yang tidak terjadi pada komunitas lainnya; 3. Penerapan ilmu kedokteran dengan pendekatan komprehensif melalui kedokteran promotif,preven- tif, kuratif dan rehabilitatif terhadap tenaga kerja individual dengan pekerjaan dan/atau lingkungan kerjanya dan juga komunitas yang berada di seki- tar perusahaan/industri yang bersangkutan.
31
KESEHATAN KERJA Ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Sebagaimana upaya kesehatan pada umumnya, maka inti dari upaya kesehatan kerja adalah kedokteran kerja. Untuk pene- rapannya kesehatan kerja mencakup upaya kesehatan / kedokteran promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
32
Undang-Undang
Tentang
Praktik Kedokteran (UU No. 29 Th. 2004)
DR. Suma’mur PK
33
PRAKTEK KEDOKTERAN ADALAH
INTI UPAYA KESEHATAN (UU. Praktik Kedokteran)
34
PRAKTEK KEDOKTERAN KERJA ADALAH
INTI UPAYA KESEHATAN KERJA (UU. Praktik Kedokteran)
35
Spesialis Kedokteran Kerja
Spesialisasi Dunia Kedokteran
36
PENYAKIT AKIBAT KERJA
(Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja)
(Jamsostek)
Definisi:
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH PEKERJAAN DAN / ATAU LINGKUNGAN KERJA
37
KOLEGIUM KEDOKTERAN KERJA
Anggota Majelis Kolegium Kedok- teran Indonesia (MKKI), IDI
38
MISI 1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental, teru- tama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja; 2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau limg- kungan kerja; 3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja; 4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta reha- bilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
39
Memimpin dan menjalankan pelayanan kesehatan kerja se- bagai perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja guna mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan produktif optimal
TUGAS POKOK
40
DR. Suma’mur PK, MSc.
PELAYANAN KESEHATAN KERJA 1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan sebelum
penempatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus dan menafsirkan serta menggunakan hasil pemeriksaan tsb.; 2. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan di- maksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja serta membe- rikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 5. Melakukan pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 6. Melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja baik terhadap tenaga kerja individual maupun komunitas tenaga kerja dan juga masyarakat yang ada kaitannya dengan perusahaan yang bersang- kutan; 7. Melakukan atau memberikan nasehat kepada atau meminta pihak terkait untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan(PPPK) dan penyakit umum serta penyakit akibat kerja; 8. Melakukan pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja serta komunitas tenaga kerja dan latihan untuk petugas PPPK dan petugas kesehatan lainnya khusus- nya di perusahaan yang bersangkutan;
41
PELAYANAN KESEHATAN KERJA(Lanjutan)
9. Memberi nasehat aspek medis dan kesehatan mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja; 10. Membantu dari segi medis usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja; 11. Melakukan dan atau memberi nasehat kepada dan atau meminta kepada pihak yang bersangkutan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya; 12. Melakukan dan menafsirkan audit program atau sistem manajemen kesehatan/ kedokteran kerja di perusahaan.
Dr. Suma’mur PK
42
DR. Suma’mur PK, MSc.
PRAKTEK KEDOKTERAN KERJA 1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan sebelum
penempatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus dan menafsirkan serta menggunakan hasil pemeriksaan tsb.; 2. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan di- maksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja serta membe- rikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 5. Melakukan pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja serta memberikan nasehat tentang pembinaan dan pengawasan dimaksud kepada pihak terkait khususnya di perusahaan yang bersangkutan; 6. Melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja baik terhadap tenaga kerja individual maupun komunitas tenaga kerja dan juga masyarakat yang ada kaitannya dengan perusahaan yang bersang- kutan; 7. Melakukan atau memberikan nasehat kepada atau meminta pihak terkait untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan(PPPK) dan penyakit umum serta penyakit akibat kerja; 8. Melakukan pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja serta komunitas tenaga kerja dan latihan untuk petugas PPPK dan petugas kesehatan lainnya khusus- nya di perusahaan yang bersangkutan;
43
PRAKTEK KEDOKTERAN KERJA(Lanjutan)
9. Memberi nasehat aspek medis dan kesehatan mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja; 10. Membantu dari segi medis usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja; 11. Melakukan dan atau memberi nasehat kepada dan atau meminta kepada pihak yang bersangkutan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya; 12. Melakukan dan menafsirkan audit program atau sistem manajemen kesehatan/ kedokteran kerja di perusahaan; 13. Melakukan upaya kesehatan promotif.
KHUSUS 1. Membuat diagnosis penyakit akibat kerja(penyakit yang timbul karena hubungan kerja) dan atau penyakit lain yang berkaitan dengan pekerjaan serta mengobati dan atau melakukan tindakan-tindakan lain dalam keselamatan dan kesehatan kerja(K3) yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesi- alis lain dan atau pihak lain; 2. Membuat diagnosis dan menilai kecacatan akibat kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja yang pelaksanaannya mungkin dilakukan bekerja sama dengan spesialis dan atau pihak lain;
3. Menilai dan menetapkan ada tidak adanya efek pekerjaan atau lingkungan kerja terhadap kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan; 4. Menilai dan menetapkan batas sehat pemaparan kerja terhadap faktor dalam pekerjaan atau lingkungan kerja bagi tenaga kerja yang bersangkutan; 5. Menilai dan menetapkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan;
Dr. Suma’mur PK
44
Layanan Kedokteran Kerja Profesional
45
KOMPETENSI DOKTER PRAKTEK KESEHATAN KERJA
1. Memiliki kompetensi kedokteran kerja melalui alih keterampilan profesi 2. Perlu modul-modul alih keteram- pilan profesi 3. Pengembangan sistem rujukan
DR. Suma’mur PK, MSc.
46
1. Pemeriksaan prakerja/pra-penempatan
2. Penilaian risiko kerja
3. Promosi kesehatan
4. Pencegahan penyakit akibat kerja
5. Pemeriksaan kesehatan berkala
6. Monitoring biologis
7. Surveilans medis
8. Penelitian
9. Penanganan medis malapetaka industri
LAYANAN KEDOKTERAN KERJA BAGI KOMUNITAS PEKERJA
47
1. Komunitas tenaga kerja > 110 juta
2. Masalah medis risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja 3. Komprehensif kedokteran promotif, preven- tif, kuratif dan rehabilitatif 4. Pelaksana dengan kompetensi kedokteran kerja
LAYANAN PROFESIONAL
48
1. Pemeriksaan prakerja / pra-penempatan
2. Penilaian risiko kerja
3. Promosi kesehatan
4. Pencegahan penyakit akibat kerja
5. Pemeriksaan kesehatan berkala
6. Monitoring biologis
7. Surveilans medis
8. Penelitian
9. Penanganan medis malapetaka industri
LAYANAN KEDOKTERAN KERJA BAGI KOMUNITAS PEKERJA
49
Evaluasi medis dan pencegahan efek industri terhadap kesehatan
LAYANAN KEDOKTERAN KERJA BAGI KOMUNITAS SEKITAR INDUSTRI
50
Negara Berkembang: 5 - 10%
Negara Maju : 20-50%
AKSES PEKERJA TERHADAP
LAYANAN KEDOKTERAN KERJA
51
1. Klinik/Pusat Kesehatan Tenaga Kerja di Perusahaan
2. Rumah Sakit Perusahaan atau Rumah Sakit Umum/Swasta
3. Pusat Layanan-Lainnya
PUSAT LAYANAN KEDOKTERAN KERJA
52
1. Diselenggarakan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan
2. Diselenggarakan dengan ikatan
3. Gabungan beberapa perusahaan
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
53
1. > 500 tenaga kerja, dipimpin dokter, praktek tiap hari, tiap gilir >500 juga sama 2. 200-500 tenaga kerja, bahaya rendah, klinik, buka tiap hari dilayani paramedis, dipimpin dokter, praktek sekali tiap 2 (dua) hari 3. 200-500 tenaga kerja, bahaya tinggi, dipimpin dokter, praktek tiap hari 4. 100-200 tenaga kerja, bahaya rendah, klinik, buka tiap hari dilayani paramedis, dipimpin dokter, praktek sekali 3 (tiga) hari 5. 100-200 tenaga kerja, bahaya tinggi, klinik, buka tiap hari kerja dilayani paramedis, dipim- pin dokter, praktek sekali 2 (dua) hari 6. < 100 tenaga kerja, bersama perusahaan lain
NORMA PELAYANAN KESEHATAN KERJA
54
1. Internal
2. Eksternal
TANGGUNG JAWAB
55
1. Pelaporan penyakit akibat kerja
2. Diagnosis penyakit akibat kerja
3. Pemeriksaan kesehatan tenaga
4. Penyelenggaraan kantin dan ruang makan
5. Penerapan norma bahan kimia berbahaya
6. Penerapan nilai ambang batas
7. Penerapan ketentuan penggunaan zat kimia
8. Penanganan penyakit khusus
KEWAJIBAN HUKUM
56
1. Pelaksanaan SMK3 2. Program K3 perusahaan 3. Program lingkungan hidup 4. Program KB 5. Program peningkatan kesejahteraan 6. Program company social responsibility (CSR)
PERAN LAIN
57
1. Pemeriksaan kesehatan pra- kerja
2. Pemeriksaan kesehatan berkala
3. Diagnosis penyakit akibat kerja
4. Penanganan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
LAYANAN RUMAH SAKIT UMUM/ SWASTA ATAU LAYANAN
KESEHATAN LAIN
58
Kode Etik Kedokteran Kerja
59
PRAKARSA PERDOKI
AJAKAN: “HIDUP SEHAT; KERJA PRODUKTIF;
BEBAS DARI PENYAKIT AKIBAT KERJA
60
Prioritas: AGAR SETIAP INSTITUSI PELA- YANAN KESEHATAN MENYE- LENGGARAKAN UPAYA PELA- YANAN KESEHATAN KERJA
61
PERHIMPUNAN KEDOKTERAN KERJA INDONESIA
(PERDOKI)
Dr. Suma’mur PK
62
KOMPENDIUM
KEDOKTERAN
KERJA
Dr. Suma’mur PK
63
MUKADIMAH
-PROFESI DOKTER LUHUR DAN MULIA
-ENAM (6) SIFAT DASAR:
1. Sifat ketuhanan 2. Kemurnian niat 3. Keluhuran budi 4. Kerendahan hati 5. Kesungguhan kerja 6. Integritas ilmiah dan sosial
DR. Suma’mur PK
64
SUMPAH DOKTER 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri- kemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhor- mat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya.
5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.
DR. Suma’mur PK
65
SUMPAH DOKTER
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penya- kit dalam menunaikan tugas terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedok- teran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.
DR. Suma’mur PK
66
Kode Etik Kedokteran Indonesia KEWAJIBAN UMUM(9 Pasal)
1. Semua dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.
2. Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
3. Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan kehilangan kebebasan dan kemandirian profesi.
4. Seorang dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
5. Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.
6. Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumum- kan atau menerapkan setiap penemuan tehnik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
7. Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
DR. Suma’mur PK
67
Kode Etik Kedokteran Indonesia KEWAJIBAN UMUM(9 Pasal)
7a. Seorang dokter harus, dalam setiap praktek medisnya,membe- rikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. 7b. Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingat- kan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi,atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien . 7c. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus men- jaga kepercayaan pasien. 8. Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memper- hatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, pre- ventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. 9. Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
DR. Suma’mur PK
68
Kode Etik Kedokteran Indonesia KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN(4 Pasal)
1. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan memperguna-
kan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
2. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
3. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang dike- tahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
4. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
DR. Suma’mur PK
69
Kode Etik Kedokteran Indonesia KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT(2 Pasal)
1. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagai-
mana ia sendiri ingin diperlakukan.
2. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prose- dur yang etis.
DR. Suma’mur PK
70
Kode Etik Kedokteran Indonesia KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat
bekerja dengan baik.
2. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan. (2 Pasal)
DR. Suma’mur PK
71
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA (DOKTER KESEHATAN KERJA) 1. Kelengkapan profesi kedokteran kerja meliputi kejelasan lapangan keilmuan, jalur pendidikan, akseptasi masyarakat, pekerjaan dan jenjang karir, organisasi profesi, kode etik, dllnya. 2. Dikukuhkan dalam Konvensi Nasional I Hiperkes dan Keselamatan Kerja pada bulan November 1980 di Jakarta. 3. Pedoman etik bagi para dokter kedokteran / kese- hatan kerja berperilaku, berdarma serta berkarya.
DR. Suma’mur PK
72
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
1. Bahwa kami mengutamakan kesehatan dan keselamatan setiap tenaga kerja dan/atau orang lainnya di tempat kerja.
2. Bahwa kami hanya melaksanakan tugas sebagai suatu amal ilmiah yang obyektif dan terpadu.
3. Bahwa kami secara terus-menerus berusaha agar pengetahuan kedokteran / kesehatan baik mengenai tenaga kerja perseo- rangan maupun tentang kelompok tenaga kerja dapat diting- katkan dan dikembangkan.
4. Bahwa kami hanya membuat sesuatu pernyataan dan/atau per- setujuan atas dasar hasil pengamatan dan pandangan yang jujur.
5. Bahwa kami menghindarkan diri dari tekanan dan/atau pengaruh yang berasal dari perbedaan kepentingan terhadap keputusan medis.
DR. Suma’mur PK
73
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA 6. Bahwa kami mengusahakan dengan penuh kesadaran untuk mengetahui segala persyaratan kesehatan, kesegaran jasmani, dan lingkungan kerja yang perlu diterapkan, segenap bahaya yang diakibatkan oleh pekerjaan, dan semua aspek kesehatan dan keselamatan kerja yang menyangkut hasil dan kegiatan perusahaan secara luas.
7. Bahwa kami memegang teguh rahasia kesehatan dan/atau keadaan sakit setiap orang terhadap siapa pun, kecuali bila diperlukan atas dasar kekuatan undang-undang, dan/atau atas pertimbangan kesehatan masyarakat yang lebih penting, dan/atau kepentingan kesehatan penderita dan/atau untuk pertolongan oleh dokter lainnya.
8. Bahwa kami berpegang pada prinsip bahwa pengusaha mempu- nyai hak dan kewajiban untuk berkonsultasi tentang kesehatan tenaga kerja dan keserasian kesehatan terhadap pekerjaannya, tetapi tidak memiliki hak untuk mengetahui diagnosis penya- kit dan/atau hasil pemeriksaan medis tenaga kerja yang ber- sangkutan.
9. Bahwa kami menyampaikan penjelasan yang mudah difahami kepada tenaga kerja tentang kesehatannya, anjuran pemerik- saan kesehatan lebih lanjut dalam hal diperlukan, pemberian nasehat dan pengobatannya sesuai dengan keperluan dan pertimbangan medis.
DR. Suma’mur PK
74
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
10. Bahwa kami mengadakan konsultasi dengan pihak-pihak yang dapat melengkapi keterangan dan pengetahuan apa- bila terdapat masalah yang diragukan atau kurang jelas.
11. Bahwa kami selalu menjalin kerja sama secara baik dengan setiap petugas kesehatan lainnya di luar profesi kedokteran/ kesehatan kerja. 12. Bahwa kami senantiasa menghindarkan diri terhadap pena-
waran dan/atau penggunaan jasa yang mendatangkan keun- tungan bagi sesuatu pihak dan/atau kerugian bagi pihak lain.
13. Bahwa kami memperhatikan nilai-nilai psikologis, kebudayaan dan agama yang terdapat dalam masyarakat tenaga kerja dan menyerasikannya kepada tujuan kesehatan dan kesela- matan tenaga kerja dengan sebaik-baiknya.
DR. Suma’mur PK
75
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
14. Bahwa kami juga memperhatikan masalah lain di luar lingkungan tempat kerja yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja.
15. Bahwa kami menjunjung tinggi ketentuan-ketentuan perun- dang-undangan yang berlaku dalam kesehatan dan kesela- matan kerja.
16. Bahwa kami secara aktif tidak membenarkan dan berusaha untuk memperbaiki perbuatan yang menyalahi etik pelayanan kedokteran / kesehatan kerja.
17. Bahwa kami melaksanakan pedoman etik kedokteran kerja dengan penuh kesadaran dan keyakinan dalam rangka menjunjung tinggi profesi kedokteran / kesehatan kerja.
DR. Suma’mur PK
76
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA (DOKTER KESEHATAN KERJA)
1. PROFESI KEDOKTERAN KERJA LUHUR DAN MULIA. 2. PEKERJAAN/DUNIA USAHA ADALAH PENERAPAN ILMU DAN TEKNOLOGI. 3. DUNIA USAHA ADALAH PENEMPATAN MODAL/KUMPULAN ASSET. 4. PARA PIHAK MEMPUNYAI KEPENTINGAN.
DR. Suma’mur PK
77
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
1 Bahwa kami mengutamakan kesehatan dan keselamatan setiap tenaga kerja dan/atau orang lainnya di tempat kerja.
DR. Suma’mur PK
78
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
2 Bahwa kami hanya melaksa- nakan tugas sebagai suatu amal ilmiah yang obyektif dan terpadu.
DR. Suma’mur PK
79
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
3 Bahwa kami secara terus-menerus berusaha agar pengetahuan kedok- teran / kesehatan baik mengenai tenaga kerja perseorangan mau- pun tentang kelompok tenaga kerja dapat ditingkatkan dan di- kembangkan.
DR. Suma’mur PK
80
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
4
Bahwa kami hanya membuat sesuatu pernyataan dan/atau persetujuan atas dasar hasil pengamatan dan pandangan yang jujur.
DR. Suma’mur PK
81
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
5 Bahwa kami menghindarkan diri dari tekanan dan/atau pengaruh yang berasal dari perbedaan kepentingan ter- hadap keputusan medis.
DR. Suma’mur PK
82
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
6 Bahwa kami mengusahakan dengan penuh kesadaran untuk mengetahui segala persyaratan kesehatan, kese- garan jasmani,dan lingkungan kerja yang perlu diterapkan, segenap bahaya yang diakibatkan oleh pekerjaan, dan semua aspek kese- hatan dan keselamatan kerja yang menyangkut hasil dan kegiatan perusahaan secara luas.
DR. Suma’mur PK
83
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
7 Bahwa kami memegang teguh rahasia kesehatan dan/atau keadaan sakit setiap orang terhadap siapa pun, kecu- ali bila diperlukan atas dasar kekuatan undang-undang, dan/atau atas pertim- bangan kesehatan masyarakat yang lebih penting, dan/atau kepentingan kesehatan penderita dan/atau untuk pertolongan oleh dokter lainnya.
DR. Suma’mur PK
84
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
8 Bahwa kami berpegang pada prinsip bahwa pengusaha mempunyai hak dan kewajiban untuk berkonsultasi tentang kesehatan tenaga kerja dan keserasian kesehatan terhadap peker- jaannya, tetapi tidak memiliki hak untuk mengetahui diagnosis penyakit dan / atau hasil pemeriksaan medis tenaga kerja yang bersangkutan.
DR. Suma’mur PK
85
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
9 Bahwa kami menyampaikan penje- lasan yang mudah difahami kepada tenaga kerja tentang kesehatannya, anjuran pemeriksaan kesehatan lebih lanjut dalam hal diperlukan, pemberian nasehat dan pengobatan- nya sesuai dengan keperluan dan pertimbangan medis.
DR. Suma’mur PK
86
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
10 Bahwa kami mengadakan konsul- tasi dengan pihak-pihak yang dapat melengkapi keterangan dan pengetahuan apabila terdapat masalah yang diragukan atau kurang jelas.
DR. Suma’mur PK
87
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
11 Bahwa kami selalu menjalin kerja sama secara baik dengan setiap petugas kesehatan lain- nya di luar profesi kedokteran/ kesehatan kerja.
DR. Suma’mur PK
88
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
12 Bahwa kami senantiasa menghindar- kan diri terhadap penawaran dan/ atau penggunaan jasa yang menda- tangkan keuntungan bagi sesuatu pihak dan/atau kerugian bagi pihak lain.
DR. Suma’mur PK
89
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
13 Bahwa kami memperhatikan nilai-nilai
psikologis, kebudayaan dan agama yang
terdapat dalam masyarakat tenaga kerja
dan menyerasikannya kepada tujuan
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja dengan sebaik-baiknya.
DR. Suma’mur PK
90
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
14 Bahwa kami juga memperhatikan masalah lain di luar lingkungan tempat kerja yang dapat mempe- ngaruhi kesehatan dan keselamatan kerja.
DR. Suma’mur PK
91
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
15 Bahwa kami menjunjung tinggi ketentuan-ketentuan perundang- undangan yang berlaku dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
DR. Suma’mur PK
92
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
16 Bahwa kami secara aktif tidak membenarkan dan berusaha untuk memperbaiki perbuatan yang menyalahi etik pelayanan kedokteran / kesehatan kerja.
DR. Suma’mur PK
93
KODE ETIK KEDOKTERAN KERJA
17 Bahwa kami melaksanakan pedoman etik kedokteran kerja dengan penuh kesa- daran dan keyakinan dalam rangka menjunjung tinggi profesi kedokteran/kesehatan kerja.
DR. Suma’mur PK
94
Tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan utk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas higiene perusahaan,ke- kesehatan dan keselamatan kerja (hiperkes) di perusahaan atas pe- tunjuk dan bimbingan dokter pe- rusahaan
TENAGA PARAMEDIS PERUSAHAAN
95
Setiap perusahaan yang mempe- kerjakan tenaga para medis diwa- jibkan untuk mengirimkan setiap tenaga paramedis tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bi- dang higiene perusahaan, kese- hatan dan keselamatan kerja (hi- perkes)
TENAGA PARAMEDIS PPERUSAHAAN
96
Setiap tenaga paramedis perusahaan yang telah mengi- kuti latihan higiene perusahaan haan, kesehatan kerja dan kese- lamatan kerja (hiperkes)
TENAGA PARAMEDIS HIPERKES
97
Semua tenaga kesehatan non
dokter. Salah satu di antara-
nya adalah tenaga perawat.
TENAGA PARAMEDIS PERUSAHAAN
98
Perawat Hiperkes
Mother in industry -Occupational health nursing
DR. Suma’mur PK
99
DOKTER PART-TIME
PERAWAT FULL-TIME
DOKTER & PERAWAT
100
Perawat Hiperkes
-Occupational health nursing -Persyaratan umum -Pendidikan pelatihan khusus -Pengalaman kerja
DR. Suma’mur PK
101
TUGAS POKOK PERAWAT HIPERKES 1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja pelayanan kesehatan kerja di perusahaan
2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan dan ditu- gaskan kepadanya,termasuk administrasi pelayanan kesehatan kerja
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan/ pengobatan di perusahaan
4. Memelihara peralatan untuk perawatan, obat-obatan, dan fasi- litas pelayanan kesehatan perusahaan 5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
sesuai dengan cara-cara yang disetujui dokter 6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita penyakit akibat kerja serta melakukan upaya tindak lanjutnya sesuai dengan wewenang yang ada padanya
7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja serta melaporkan ke- pada dokter perusahaan atau yang berwenang di perusahaan
DR. Suma’mur PK
102
TUGAS POKOK PERAWAT HIPERKES 8. Ikut membantu upaya perbaikan kesehatan lingkungan kerja dan lingkungan di dalam dan sekitar perusahaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
9. Ikut mengambil peranan dalam upaya kemasyarakatan lainnya antara lain upaya kesehatan sekolah 10. Membantu merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kun- jungan rumah sebagai salah satu segi kegiatannya
11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja dan masyarakat yang dilayani kesehatannya 12. Turut ambil bagian dalam upaya keselamatan kerja 13. Turut dalam penyuluhan dan memberikan pelayanan keluarga berencna 14. Mengumpulkan data dan membuat laporan untuk statistik dan evaluasi 15. Turut membantu penelitian kondisi lingkungan kerja 16. Ikut memelihara hubungan kemasyarakatan yang harmonis di perusahaan
DR. Suma’mur PK
103
-Pengusaha, dokter dan perawat wajib me- ngetahui ketentuan yang mengatur praktek kedokteran dan perawatan -Standing order dalam rumusan khusus
-Pedoman tata kerja
DOKTER & PERAWAT
104
1. TUGAS MEDIS TEKNIS 2. TUGAS ADMINISTRATIF 3. TUGAS SOSIAL DAN PENDIDIKAN
TUGAS PERAWAT HIPERKES
105
TUGAS MEDIS TEKNIS 1. Perawatan, pengobatan penyakit umum 2. Perawatan dan pengobatan pada kecelakaan dan penyakit akibat kerja 3. Menjalankan pencegahan terhadap penyakit menular 4. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
TUGAS PERAWAT HIPERKES
106
TUGAS ADMINISTRATIF 1. Memelihara administrasi pelayanan kesehatan 2. Memilih, mendidik dan mengamati pekerjaan bawahannya 3. Memelihara catatan dan membuat laporan
TUGAS PERAWAT HIPERKES
107
TUGAS SOSIAL DAN PENDIDIKAN 1. Pendidikan 2. Memelihara kebersihan 3. Mencegah kecelakaan
TUGAS PERAWAT HIPERKES
108
PEDOMAN KERJA PERAWAT HIPERKES 1. Perdarahan 16. Cedera dada
2. Asfiksia 17. Cedea perut
3. Syok 18. Demam
4. Pingsan 19. Sakit kepala
5. Trauma kecelakaan 20. Sakit telinga
6. Luka lecet 21. Sakit gigi
7. Memar 22. Hidung berdarah
8. Luka koyak 23. Suara serak
9. Luka tusuk 24. Rangsangan/infeksi
10. Luka oleh serpihan pecahan saluran pernafasan
11. Luka bakar 25. Gamgguan pencernaan
12. Luka oleh zat kimia 26. Sakit waktu haid
13. Patah tulang 27. Penat panas
14. Cedera pada mata 28. Heat/sun stroke
15. Cedera kepala 29. Dermatosis
DR. Suma’mur PK
109
Kesimpulan:
1. Hiperkes medis adalah kedokteran kerja 2. Dokter hiperkes memiliki tugas dan fungsi khusus di perusahaan sesuai dengan visi tenaga kerja yang sehat dan produktif op- timal 3. Tenaga paramedis hiperkes sebagai mother in industry
DR. Suma’mur PK
110
Terima Kasih
DR. Suma’mur PK
111 DR. Suma’mur PK