ADMINISTRASI PROYEK KONSTRUKSI
ADMINISTRASI PROYEK KONSTRUKSI :PENGENALAN, CARA MENGELOLA,
BENTUK ORGANISASI, KEGIATAN & PERAN KONSULTAN HUKUMoleh :
Ir. H. Nazarkhan Yasin
ADMINISTRASI KONTRAK & ADMINISTRASI PROYEK KONSTRUKSI
Pengantar AK adalah suatu istilah yang menggambarkan penanganan
kontrak secara komersial sejak kontrak tersebut ditanda tangani
sampai kontrak berakhir. Penanganan secara komersial :
Pengguna jasa memantau pemenuhan tugas penyedia jasa
Pengguna jasa memantau tugasnya sendiri Tugas-tugas tersebut
antara lain :
Pengajuan/Permintaan penyedia jasa, pembayaran termyn. Perubahan
pekerjaan, klaim-klaim, pembayaran dini, kelebihan membayar, unjuk
kerja yang tidak memuaskan dapat dicegah dengan melaksanakan
Administrasi Kontrak yang baik. (Gilbreath 1992)
Administrasi Kontrak (AK) adalah suatu bagian dari Administrasi
Proyek Konstruksi. Beberapa Pengertian Dwifungsi tugas: pembentukan
dan pengadministrasian yang terbagi dua :
yang pertama sampaidengan kontrak di tanda tangani.
(Gilbreath1992)
yang kedua terus berlanjut sampai
kontrak berakhir
Pengelolaan transaksi komersial untuk memenuhi kontrak sejak di
tanda tangani sampai berakhir. (Gilbreath 1992)
Tanggung jawab pengawasan pekerjaan sesuai syarat kontrak,
persiapan proses perubahan, penafsiran kontrak secara hukum,
menyetujui penagihan. (Cleland, 1995). Pengelolaan atau penanganan
pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan kontrak. (Fisk,
1997) Peran Administrasi Proyek Konstruksi Sangat penting :
kemajuan fisik dilapangan harus diimbangi dengan pengelolaan
administrasi yang baik dan benar. Pekerjaan-pekerjaan administrasi
yang dimaksud secara umum: Persiapan jaminan-jaminan
Persiapan penutupan asuransi
Membuat laporan kemajuan
Korespondensi
Pekerjaan administrasi selanjutnya: Proses penagihan &
pembayaran Perubahan pekerjaan
Addendum/amandemen kontrak
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Klaim-klaim Dasar
Pemikiran/Filosofi Kontrak konstruksi diawali suatu perencanaan
yang matang ( kemudian disusun ( lalu dilaksanakan dan selanjutnya
( kontrak tersebut harus di administrasikan.
Perencanaan, pembentukan, pengadministrasian dan pengelolaan
kontrak mutlak merupakan suatu rangkaian kegiatan yang harus
ditangani secara professional. Dalam satu proyek ada 2 aspek yang
harus berjalan secara pararel: aspek kongkrit/aspek teknis yaitu
pembangunan fisik dari proyek tersebut
aspek non teknis yaitu Administrasi Proyek Konstruksi (yang
sering diabaikan).(Gilbreath 1992)
Batasan/Definisi Suatu istilah yang menggambarkan penanganan
secara komersial dari kontrak konstruksi sejak mulai berlaku hingga
berakhir.
(Gilbreath 1992)
Maksud dan Tujuan Menyelenggarakan seluruh aspek non teknis
sesuai kemajuan pekerjaan agar tujuan kontrak tercapai (kontrak
secara komersial berhasil ( hak dan kewajiban para pihak
terpenuhi). (Gilbreath 1992)
Fungsi Menggerakkan proyek, menyelesaikan perselisihan,
pembayaran, perubahan pekerjaan, klaim. (Gilbreath 1992)
Kebutuhan Administrasi Kontrak (AK) yang baik AK makin penting
bila kontrak rumit, karena apabila tidak dikelola dengan baik akan
mengakibatkan kerugian baik dipihak penyedia jasa maupun dipihak
pengguna jasa. Krisis moneter medio 1997 menyadarkan pelaku
Industri Jasa Konstruksi kita bahwa AK sangat penting. Klaim-klaim
menjadi sulit karena AK tidak dipelihara dengan rapi.
Hubungan AK dengan Aspek Hukum AK menangani seluruh aspek non
teknis dari kontrak antara lain menyelesaikan sengketa, klaim,
pemutusan kontrak ( AK berhubungan dengan aspek hukum. Pihak-pihak
yang terlibat AK
Pengguna jasa
- MK Konsultan Perencana ditambah - QC Penyedia jasa - Agen
Asuransi
- Sub penyedia jasa
- Supplier
Dalam praktek, pengguna jasa biasanya membuat kontrak dengan :
Arsitek/Konsultan Perencana
Rencana/desain
Masa waktu
Batasan biaya
Kompetitif Penyedia jasa utama
Konsultan MK
Konsultan Hukum
Penyedia jasa lain, sub penyedia jasa(Caroline Sutandi, 2002)
Hubungan Kontraktual antar Para Pihak (Lihat Tampilan No. 1 sampai
dengan 4) Tampilan No. 1: Hubungan Tradisional
Kontrak Langsung dengan penyedia jasa
Kontrak Perencaaan tersendiri Tampilan No. 2: Hubungan Rancang
Bangun
Perencanaan & Pelaksanaan jadi satu Tampilan No. 3: Kontrak
MK
Terpisah dari kontrak dengan penyedia jasa Tampilan No. 4:
Kontrak MK.
MK Profesional, Perencanaan, Pelaksanaan terpisah
(Caroline Sutandi, 2002)
Administrasi Konstruksi
Tanggung Jawab lain Administrasi Kontrak Memelihara arsip
kontrak Memelihara rujukan sehubungan dengan proyek Menyiapkan
rekaman kontrak(Caroline Sutandi, 2002)
Administrasi Proyek Konstruksi (APK)
merupakan induk dari Admnistrasi Kontrak. administrasi kontrak
hanyalah satu bagian dari Administrasi Proyek Konstruksi.KONDISI
APK DI INDONESIA Kondisi Umum sebagian besar pelaku jasa konstruksi
belum menyadari pentingnya APK baru sadar kalau timbul masalah:
pekerjaan tambah atas perintah lisan
perubahan gambar, perintah lisan Kebiasaan kurang baik lalai
mencatat tak menunjuk seorang yang tetap karena tidak dicatat (
lupa ( pura-pura lupa ( jadi sengketa
Menunda masalah karena lalai mencatat = menunda masalah menunda
masalah ( mempersulit diri sendiri seharusnya sejak awal bentu
organisasi APK yang baru dan diisi dengan orang-orang
profesional.
Mempersulit pelaksanaan kontrak hal-hal alami sebelumnya akan
mempersulit pelaksanaan kontrak. kesulitan bertambah jika petugas
ganti-ganti. petugas-petugas jangan diganti-ganti (kalau tak sangat
penting). Mau menghemat, malah tambah rugi pakai tenaga kurang
profesional ( hasil dibawah standar ( malah rugi karena mutu
dibawah standar ( perlu sewa Konsultan Hukum. akhirnya mau murah
diawal, akhirnya malah rugi pakai tenaga profesional sejak
awal.
Menjaga integritas setiap pejabat harus menjaga kerahasiaan
masing-masing instansi tempat kerja. keakraban antar petugas tidak
sampai harus melanggar rambu-rambu integritas pelihara jangan
sampai integritas dibutuhkan jika uang sudah ikut berperan
Pemanfaatan peluang klaim bila APK dikelola baik ( peluang klaim
nampak bila tidak, klaim tinggal peluang yang diabaikan buku
Mengenal KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI, Bab
VI Teknik dan Kiat memanfaatkan peluang Klaim, dapat
dimanfaatkan.KEGIATAN-KEGIATAN UMUM APK
Mobilisasi dan Pelaksanaan
Masa awal sangat menentukan, pelihara hubungan baik dan pelihara
arsip Pengajuan dokumen penyedia jasa
Bila kompleks dapat berulang kali kontrak banyak jenis
Dapat makan waktu berminggu-minggu
Perlu kerjasama konstruktif antara pengguna jasa/penyedia
jasa
Penagihan termyn dan Pembayaran (Gilbreath, 1992) :
Hati-hati kelebihan membayar (pengguna jasa) atau kurang
membayar (penyedia jasa)
Alternatif pembayaran :
berdasarkan biaya (kurang menggambarkan kenyataan)
berdasarkan waktu (paling tidak disukai)
berdasarkan Proyek (paling disukai)
Alasan lain mengukur Proyek :
mengetahui tanggal Proyek selesai
mengetahui kemajuan sesungguhnya
Tantangan Objektivitas :
seringkali progres diukur secara subjektif
sering timbul perselisihan
objektivitas direncanakan waktu kontrak disusun dengan
pengukuran metode tertentu
Teknik-teknik Pengukuran Khusus :
Intermediate Milestone
paling sering dipakai Fixed Lump Sum Kontrak
pekerjaan harus selesai 100% baru dibayar
Unit-unit sepadan dihitung berapa volume suatu bagian pekerjaan
selesai
Teknik 50-50
bila selesai < 100% ( dibayar 50%
bila selesai 100% ( dibayar sisanya
Teknik 0-100
dibayar jika selesai 100%
kurang dari 100% (misalnya : 90%) tetap tak dibayar
Teknik subjektif
tingkat progres diukur secara subjektif
Variasi dan kombinasi
dapat dibuat variasi 0-100 atau 50-50 menjadi 10-90, 25-75 atau
bahkan 12-23 42-23 Pilihan skema pembayaran & nilai bobot :
penetapan rencana termyn dalam kontrak
jangan biarkan penyedia jasa mengajukan cara sama
Prosedur pengukuran progres dan pembayaran yang dianjurkan :
Lihat tampilan No. 7 dan No. 8
(Gilbreath, 1992)
Pengukuran dan pembayaran (Fisk, 1997) :
Arus pembayaran seperti terlukis dalam tampilan No. 9
Perintah-perintah perubahan
Tak ada yang lebih tetap daripada perubahan itu sendiri (
perubahan selalu terjadi (Gilbreath, 1992)
Kontrak hampir selalu berubah sampai selesai ( perubahan formal
adalah faktor paling mengancam keberhasilan proyek
Perubahan perlu pengawasan
Perintah perubahan = dokumen resmi yang merubah dokumen kontrak.
Yang dirubah antara lain : Nilai kontrak
Jadual pembayaran
Waktu penyelesaian atau
Rencana dan spesifikasi Perintah Perubahan adalah kesepakatan
tertulis yang memberi pengguna jasa kewenangan untuk :
Penambahan
Penghilangan
Perbaikan
Macam perubahan kontraktual : perubahan resmi ( diketahui
sebelumnya
perubahan tak resmi ( tak diketahui sebelumnya ( perubahan
lingkup pekerjaan
Sebab-sebab khas perubahan : Informasi desain yang cacat atau
tak lengkap
Kelambatan/cacat barang dari pengguna jasa
Perubahan kebutuhan
Perubahan/kondisi lapangan yang tak dikenal
Dampak pekerjaan pihak lain
Bahasa kontrak mendua arti
Larangan metode kerja tertentu
Pemenuhan kontrak yang tak mencukupi/terlambat
Percepatan atau perlambatan pekerjaan.
Proses perubahan pekerjaan : Pengenalan (Identifikasi)
Evaluasi
Persetujuan
Penggabungan
Pembayaran
Dokumen-dokumen Perubahan : Setiap langkah dari 5 hal tersebut
sebelumnya digambarkan dengan dokumen-dokumen khusus
Dokumen perubahan ini tentunya akan merubah kontrak
Pengecualian-pengecualian : Karena waktu/keluar masuk, perlu
pengecualian ( perintah lisan
Tapi hal ini harus dibatasi
Evaluasi Kebutuhan : Merubah rencana kontrak
Merubah spesifikasi
Merubah urut-urutan pekerjaan
Keperluan administrasi : menetapkan cara pembayaran
Pertimbangan Evaluasi : kondisi lapangan berbeda
kesalahan spesifikasi
perubahan regulasi
perubahan rencana
dan lain-lain
(Gilbreath 1992)
ORGANISASI APK Pengantar APK mutlak harus terdapat dalam
organisasi proyek (merupakan bagian dari organisasi proyek)
APK dari pihak pengguna jasa dan penyedia jasa harus kerjasama
dengan baik (dalam pengertian yang positif, bukan berkolusi)
Kualifikasi Personalia : Petugas APK harus punya kualifikasi
sebagai berikut : Kepala Proyek : menguasai seluruh aspek
Kontrak
Administrator Kontrak : menguasai aspek Administrasi Kontrak
Estimator : menguasai aspek Pelaksanaan
Akuntansi : mengawasi aspek Akuntansi/Keuangan
Petugas Administrasi : mengawasi aspek Administrsi Umum
(Korespondensi)
Petugas Inti APK : Penyedia jasa
Administrator Kontrak:
Penanggung Jawab tugas-tugas APK
Estimator: memantau kemajuan fisik proyek, jadual, perubahan,
spesifikasi, syarat-syarat, perizinan
Akuntansi/Keuangan : memantau kemajuan pekerjaan dari segi
keuangan, menyiapkan jaminan-jaminan
Petugas Administrasi: mengurus korespondensi, tagihan,
perubahan, amandemen Pengguna jasa
Manajer Kontrak : sebagai mitra (counter part) dari
Administrator Kontrak dari pihak penyedia jasa. Pengawas/Inspector
: sebagai mitra dari Estiminator dari pihak penyedia jasa Contoh
Organisasi Proyek pengguna jasa :
Lihat Tampilan No. 12 Contoh Organiasi Proyek penyedia jasa:
LihatTampilan No. 13 Hubungan APK dengan Aspek Hukum:
Lihat Tampilan No. 15 Sasaran APK sejak mulai sampai akhir
LihatTampilan No. 16
Tanggung jawab petugas APK Manajer Proyek :
Mengawasi seluruh pelaksanaan proyek
Menggunakan data/informasi proyek
Menangani beberapa proyek
Membawahi beberapa Pengawas
Fungsi Manajer Proyek : Pendelegasian fungsi APK ke perwakilan
proyek Penting untuk filosofi Administrasi Proyek Konstruksi
Menghilangkan konflik Mengurangi klaim & sengketa Meningkatkan
efisiensi terhadap para pihak
Tugas Manajer Konstruksi (MK) : Penetapan Strategi Penawaran
Penetapan tahapan pemasukan desain sampai jadi kontrak Membuat
perkiraan biaya proyek Menyiapkan CPM Evaluasi Penawaran
Penyelesaian Manajemen Lapangan
(Caroline Sutandi, 2002)
METODE FAST TRACK DALAM APK Pengertian : Metode perencanaan
& pelaksanaan saling tumpang tindih Pelaksanaan dapat mulai
sebelum perencanaan selesai seluruhnya
Pemakaian : Dipakai untuk kontrak spesialis dan menggunakan MK
Hanya untuk proyek-peroyek besar
Tujuan : Mendapatkan kualitas lebih baik Masa konstruksi lebih
pendek Biaya lebih murah (mencegah laba berganda)
Organisasi : Hanya ada dipihak pengguna jasa
KEGIATAN-KEGIATAN KHUSUS APK Pengantar : Kegiatan-kegiatan yang
hanya terjadi sekali atau terjadi sewaktu-waktu (tidak secara
rutin/umum) Kegiatan-kegiatan tersebut : Pembayaran Akhir
Retensi
Klaim
Pengakhiran Kontrak
Pembayaran Akhir :
Prosedur Termyn/bulanan dapat dipakai dengan beberapa tambahan
Rekomendasi dalam pengakhiran kontrak Retensi :
Secara tradisional sebagian pembayaran akhir ditahan Nilainya
biasanya 10% dari nilai kontrak atau disebut nilai rupiahnya
Maksud/tujuan retensi: memotivasi penyedia jasa untuk menyelesaikan
pekerjaan
menanggulangi resiko bila penyedia jasa lari
Mendorong penyedia jasa kembali ke lapangan
Cara-cara Pencairan Retensi :
Bisa untuk sebagian pekerjaan tertentu (pencairan bertahap)
Melewati suatu periode tertentu
Pencapaian suatu unjuk kerja tertentu/minta uji coba dulu
Alternatif Retensi :
Irrevocable Letter of Credit dari Bank/Institusi Keuangan ( bila
penyedia jasa tidak menyelesaikan maka L/C dapat dicairkan. Escrow
Account ( rekening atas nama penyedia jasa, tapi pencairan dengan
persetujuan pengguna jasa. Bank Garansi ( penyedia jasa menyerahkan
Bank Garansi senilai Retensi, bila tidak dikerjakan Bank Garansi
cair. Klaim-klaim :Lihat makalah KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSTRUKSI
Penutupan Kontrak (Gilbreath, 1992) Penerimaan pekerjaan
penyedia jasa Penerimaan dokumen sesuai kontrak Evaluasi unjuk
kerja penyedia jasa
Dokumen terkait :
Peralatan utama yang diserahkan
Dokumen garansi
Gambar terlaksana
Manual operasional
Pengiriman barang-barang khas :
Suku cadang
Perkakas khusus
Barang-barang habis terpakai
Prosedur pengakhiran ( lihat tampilan No.
Contoh sertifikat-sertifikat ( lihat tampilan No. 29 - 32
Hubungan antara APK dan Aspek Hukum Proyek Konstruksi perlu
Konsultan Hukum (Lawyer) Perlu diketahui 3 hal mengenai Lawyer
Kapan diperlukan Bagaimana cara memilih
Bagaimana memanfaatkannya
Cara memilih Lawyer Tipe praktisi ( profesional
Kepribadian ( mengerti anda
Harga ( murah tapi profesional
Pemanfaatan strategi ( pilih yang muda tapi professional
Biaya ( batasi pembicaraan
Peran Konsultan Hukum dalam APK Memastikan hak-hak Bantuan pada
klaim Anggapan hukum lawan kewajiban
Bila pengguna jasa digugat
Bila pengguna jasa menggugat
Ringkasan : mendapatkan yang terbaik dari Lawyer
Tindakan/perlakuan anda dapat menjadikan Lawyer sebagai asset atau
hambatan
Butuh lawyer dengan fakta lengkap
Susun dokumen secara cepat
Pilih Lawyer = menyerahkan kontrak
Pilih Lawyer ahli
EVALUASI PENYEDIA JASA & KONTRAK KONSTRUKSI Pengantar :
Perlu evaluasi penyedia jasa Perlu evaluasi Kontrak Konstruksi
Evaluasi penyedia jasa : Lihat contoh Tampilan No. 33
Kriteria evaluasi : Penilaian waktu mobilisasi Persiapan
lapangan Sistimatika kerja Tanggapan atas instruksi-instruksi
Keselamatan kerja Kebersihan lapangan dan lain-lain Evaluasi
Kontrak :
Apakah sesuai peraturan perundang-undangan Apakah klaim,
perubahan pekerjaan tercantum Apakah pasal penyelesaian sengketa
ada Apakah Pasal 1266 KUH Per disampingkan Apakah ditetapkan hukum
yang berlaku (Asing) Bahasa Kontrak ? Pengertian/Definisi
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Kegiatan non teknis = Administrasi Kontrak sering diabaikan
Kegiatan dimulai sejak kontrak dimulai sampai berakhir AK adalah
penanganan komersial dari kontrak sejak masa perencanaan,
pembentukan hingga pelaksanaan dan merupakan bagian dari APK Maksud
AK adalah menyelenggarakan seluruh aspek non teknis Tujuannya agar
Proyek secara komersial berhasil AK mengurangi potensi
klaim/perselisihan Di Indonesia, AK belum terlaksana dengan baik AK
dan APK harus ditata dengan baik AK harus ada dalam organisasi
Proyek ( bagian APK Seharusnya AK telah diatur dalam dokumen
Kontrak Ak perlu disosialisasikan Jika ditemukan kesulitan gunakan
Konsultan Hukum
PERAN KONSULTAN HUKUM
Pengantar Para Pelaku Industri jasa konstruksi di Indonesia baik
sebagai penyedia jasa (kontraktor pelaksana/konsultan/pengawas)
maupun pengguna jasa umumnya hingga saat ini jarangsekali atau
sedikit sekali yang melibatkan peran serta konsultan hukum dalam
penyusunan kontrak konstruksi, karena : Tidak mengetahui/menyadari
bahwa kontrak secara hukum harus benar dan tidak mempunyai
penafsiran yang berbeda antara para pihak dan hal ini memerlukan
jasa konsultan hukum untuk membuatnya
Masih menggunakan filosofi orang Jawa Barat : Kumaha engkek
(bagaimana nanti).
Sangat dianjurkan untuk memilih dan menggunakan konsultan hukum
yang kompeten dan memahami hukum-hukum konstruksi, karena kontrak
konstruksi merupakan UU yang mengatur hak dan kewajiban para pihak
sehingga perlu mempunyai kontrak konstruksi yang baik dan benar
menurut hukum konstruksi dan yang dapat membuatnya mestilah seorang
ahli hukum. Hubungan antara Pengelolaan Kontrak dan Permasalahan
Hukum Jika anda terlibat dalam proyek konstruksi dalam kapasitas
apapun anda akan memerlukan konsultasi dan keahlian seorang
konsultan hukum. Kapan menggunakan jasa konsultan hukum : Gunakan
konsultan hukum sejak semula Bagaimana memilih seorang konsultan
hukum Kapan menggunajan konsultan hukum
Kapan menggunakannya sekali anda telah menjatuhkan pilihan Cara
memilih seorang konsultan hukum :
Jarang sekali seorang ahli teknik yang profesional sekaligus
juga seorang konsultan hukum/lawyer apalagi sebaliknya : seorang
sarjana hukum yang ahli teknik. Belum banyak (sedikit sekali)
kantor-kantor Firma Hukum di Indonesia yang mampu menangani
masalah-masalah jasa konstruksi karena umumnya mereka tidak
memiliki sarjana-sarjana teknik yang mengetahui kasus-kasus
industri jasa konstruksi. Menggunakan jasa konsultan hukum kurang
disukai Pemerintah sebagai pengguna jasa karena beranggapan bahwa
calon penyedia jasa yang membawa lawyer/konsultan hukum beritikad
kurang baik, seolah-olah mau berperkara. Faktor-faktor yang di
pertimbangkan didalam memilih Konsultan Hukum Tipe Ahli Hukum
Praktek Carilah seorang ahli hukum yang paham mengenai sengketa
konstruksi, walaupun mungkin dia tidak ahli dalam bidang-bidang
hukum konstruksi lainnya karena mengurangi bidang hukum konstruksi
itu sudah sulit. Kepribadian Wawancara beberapa prospek yang cocok
dan pilih seorang yang anda sukai bahkan anda akan sering harus
bertemu dan berbincang-bincang dengannya. Harga, Biaya & Ongkos
Rundingkan harga dan sistim pembayaran di depan (Lump Sump Price
atau Hourly) Boleh hemat tetapi jangan jadi hambatan untuk
meng-hire hourly yang handal karena pekerjaan/proyek menjadi
taruhannya. Tanyakan apakah selama Lawyer Fee ada Statement/Add
rival Fee
Penggunaan Siasat/Strategi Pilih lawyer senior yang benar-benar
ahli cukup 1 orang saja karena mahal.
Untuk pekerjaan Turn Lawyer Senior cukup 1 orang tetap diberikan
beberapa asisten yang feenya lebih murah. Peran Konsultan Hukum
Selama Penyusunan Kontrak Konsultan Hukum sebaiknya sudah berperan
pada waktu penyusunan/pembentukkan kontrak bahkan seharusnya fase
perencanaan kontrak karena berbicara mengenai kontrak artinya kita
berbicara mengenai hukum. Memberikan nasehat hukum yang kompeten
selama penyusunan kontrak. Maksud kontrak yang sah, pengguna jasa
tidak memiliki perlindungan kecuali yang ditetapkan Undang-Undang
dan rasa keadilan. Pedoman Hukum untuk Menyusun Kontrak Mintalah
seorang pengacara untuk meninjau bentuk standar kontrak anda atau
sesuatu yang telah anda ubah untuk setiap permintaan. Mintalah
tinjauan dari konsultan hukum yang kompeten. Diskusikan resiko yang
diberikan kepada anda dalam usulan kontrak Hal-hal yang perlu
diangkat untuk menyusun kontrak : Hukum selalu berubah
Bacalah selalu kontrak anda sebelum memutuskan untuk
menggunakannya
Bila membaca (Kontrak), tanya diri anda apa saya mengerti ini
?
Bila membaca (Kontrak), tanya diri anda Apakah penyedia jasa
akan mengerti hal ini ?
Kata-kata tertulis dapat merupakan sampah atau harta
Hati-hati dengan kumpulan rujukan
Lindungi anda sendiri
Jangan terlalu khawatir mengenai keadilan Kesimpulan Kontrak
konstruksi adalah suatu dokumen/produk hukum dengan pengertian
kontrak yang dibuat secara hukum adalah benar Yang dapat menyusun
kontrak konstruksi dengan benar secara hukum adalah orang yang
mengerti hukum secara umum yaitu para lawyer/konsultan hukum dan
yang mengerti mengenai hukum konstruksi secara khusus Perlu diingat
bahwa walaupun kontrak konstruksi adalah dokumen/produk hukum yang
disusun oleh konsultan hukum, yang akan melaksanakan kontrak
tersebut, bukanlah orang-orang yang mengerti hukum tapi orang-orang
teknik. Oleh karena itu bahasa kontrak harus dibuat sejelas dan
sesederhana mungkin agar dimengeri oleh orang-orang bukan ahli
hukum namun tidak melanggar kaidah atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengantisipasi atau
mengurangi kemungkinan terjadi sengketa atau perselisihan, maka
para lawyer yang menyusun kontrak harus berusaha agar setiap
kata/istilah yang dipakai tidak berarti lebih dari satu artinya
membingungkan. Untuk masa-masa mendatang seharusnya kita di
Indonesia melibatkan peranan konsultan hukum dalam menyusun
kontrak-kontrak konstruksi terutama untuk proyek-proyek berskala
besar dengan tingkat kerumitan dan kecanggihan teknologi yang sudah
sangat tinggi dengan alasan-alasan sebagai berikut :
Mengantisipasi/mengurangi terjadinya perselisihan/sengketa dan
kontrak konstruksi tidak sampai cacat hukum terutama untuk
pekerjaan konstruksi yang besar dan kompleks. Mengantisipasi
kemungkinan perundingan mengenai kontrak dengan pihak investor
asing yang hampir dapat dipastikan akan selalu didampingi lawyer
mereka. Proyek-proyek bantuan yang menggunakan dana luar negeri
hampir dapat dipastikan menggunakan kontrak dengan sistim mereka
(FIDIC, JCT). Anggapan kebanyakan orang bahwa keterlibatan
konsultan hukum dalam industri jasa konstruksi khususnya dalam
pengelolaan kontrak konstruksi beritikad kurang baik (ingin
berperkara) kiranya sudah waktunya dihilangkan mengingat
negara-negara maju malah berkeyakinan bahwa peran konsultan hukum
disini adalah suatu keharusan. Mengingat sistim pendidikan kita
yang berbeda dengan Dunia Barat (Amerika Serikat) maka Konsultan
Hukum yang dipilih haruslah Konsultan Hukum profesional yang
bekerja sama dengan ahli teknik yang profesional dan berpengalaman
dibidang industri konstruksi dan hukum konstruksi.
Daftar Pustaka :
1. Buku Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa
Konstruksi oleh H. Nazarkhan Yasin, I.
2. Buku Administrasi Proyek Konstruksi oleh H. Nazarkhan Yasin,
Ir.
3. Buku Managing Construction Contracts oleh Robert D.
Gilbreath
4. Buku Construction Project Administration, 2003 oleh A.
Caroline Sutandi, Ir. MT.,Ph.D
PAGE
23Copyright NY-SS/ APK-PCM-BOK-PKH/IV-10