Top Banner
SKENARIO 1 BATUK Seorang wanita, 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan batuk. Batuk timbul kadang – kadang disertai gatal di tenggorokan. Batuk berdahak yang mula – mula berwarna putih jernih kemudian menjadi kekuningan, disertai hidung buntu, panas badan, dan nyeri telan sejak 5 hari yang lalu. pg. 1
64

111 Resume Klp a Komplit

Apr 24, 2015

Download

Documents

mustikadr
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 111 Resume Klp a Komplit

SKENARIO 1

BATUK

Seorang wanita, 50 tahun datang ke dokter dengan keluhan batuk. Batuk

timbul kadang – kadang disertai gatal di tenggorokan. Batuk berdahak yang mula

– mula berwarna putih jernih kemudian menjadi kekuningan, disertai hidung

buntu, panas badan, dan nyeri telan sejak 5 hari yang lalu.

pg. 1

Page 2: 111 Resume Klp a Komplit

I. Klarifikasi Istilah

BATUK adalah suatu reflek protektif yang timbul akibat iritasi

percabangan trakeabronkial yang gunanya untuk membersihkan saluran

pernapasan bagian bawah.

DAHAK (SPUTUM) adalah bahan / sekret yang dikeluarkan dari paru,

bronkus, dan trakea.

pg. 2

Page 3: 111 Resume Klp a Komplit

II. Permasalahan

1. Anatomi sistem respirasi

2. Histologi sistem respirasi

3. Mikrobiologi sistem respirasi

4. Patofisiologi

a. Batuk

b. Hidung buntu

c. Demam

d. Nyeri telan

5. Tanda dan gejala gangguan sistem pernapasan

pg. 3

Page 4: 111 Resume Klp a Komplit

III. ANALISIS MASALAH

1. ANATOMI SISTEM RESPIRASI

Tractus respiratorius adalah saluran pernafasan yang dimulai dari hidung

sampai alveoli (unit fungsional terkecil dari pulmo). Secara anatomis, tractus

respiratorius ini terdiri dari :

a. Upper respiratory tract / saluran pernafasan atas

b. Lower respiratory tract / saluran pernapasan bawah

Upper respiratory tract / saluran pernafasan atas

a.1. HIDUNG

Hidung terletak di dalam

cavum nasi. Cavum nasi

dibagi menjadi dua oleh

septum nasi, yaitu cavum nasi

dextra dan cavum nasi

sinistra. Pintu masuk dari

saluran pernafasan adalah

nares (lubang hidung).

Kemudian terdapat

vestibulum nasi. Pada

vestibulum nasi terdapat rambut-rambut tebal yang menjulur keluar (vibrissae)

untuk menyaring partikel kasar (>5 mikrometer).

Bagian-bagian dari hidung terdiri atas :

1. Atap

- septal cartilage, os. Nasalis,spina frontal, lamina cribosa ossis

ethmoideal, corpus os. Ethmoidea.

- bulbus olfaktorius → tempat keluarnya saraf olfaktorius.

2. Dasar

- Palatina durum

pg. 4

Page 5: 111 Resume Klp a Komplit

- Palatine molle

3. Medial

Septum nasi septum nasi yang membagi cavum nasi menjadi 2 bagian

yaitu dextra dan sinistra. Septum nasi terdiri dari:

a. Superior : os ethmoidale

b. Inferior : os vomer

4. Lateral

- Concha nasalis (Superior, medial,dan inferior)

Pada concha

nasalis terdapat jaringan

mukosa yang berisi sel-sel

goblet dan kelenjar

mukosa. Sel dan kelenjar

ini menghasilkan mukus

yang menyaring partikel

halus (1-5 mikrometer).

Gerakan silia dari jaringan ini mendorong mukus ke posterior menuju faring.

Mukus ini akan ditelan menuju oesophagus atau dibatukkan keluar. Jaringan

mukosa ini juga berisi anyaman pembuluh darah (plexus venosus) memberi panas

pada udara inspirasi sehingga dapat menghangatkan udara pernafasan. Adanya

palut lendir (mukosa blanket) pada jaringan mukosa membuat udara inspirasi

menjadi lembab. Pintu keluar pada hidung adalah choana yang terletak dekat

nasopharynx.

- Meatus Nasi

Bagian pada meatus superior (muara dari sinus etmoidea posterior),

medial (muara dari sinus frontalis,sinus ethmoide anterior dan medial serta sinus

maksila), dan inferior (muara dari ductus nasolacrimalis). Pada daerah apex

terdapat recessus sphenoethmoidea (muara dari sinus sphenoidalis).

Tempat muara dari meatus adalah sinus. Sinus adalah rongga yang berisi udara.

Sinus dilapisi oleh lapisan mukosa. Ada 4 sinus:

a. Sinus frontalis paling beda karena mengalami involusi.

pg. 5

Page 6: 111 Resume Klp a Komplit

b. Sinus ethmoidalis

c. Sinus sphenoidalis

d. Sinus maxillaris

Sinus frontal terbentuk dalam intrauterus dan sinus yang lain terbentuk saat

kanak-kanak. Pada orang perokok bahan yang terkandung dalam rokok yang

terhisap akan menyebabkan silia yang ada dalam sinus dan saluran sinus

memendek atau bahkan menghilang, sedangkan sinus yang terlapisi epitel

respirasi tetap mensekresikan mucus karena pembersihan oleh silia tidak terjadi,

akan menyebabkan penyumbatan mucus dan akumulasi mucus pada sinus akan

menyebabkan sinusitis.

a.2. PHARYNX

Terletak antara bagian dorsal cavum nasi, cavum oris dan bagian atas

laring.

Tabung muskular merentang dari dasar tulang tengkorak sampai esofagus.

Terbagi menjadi:

a. Nasofaring (Epifaring)

pg. 6

Page 7: 111 Resume Klp a Komplit

- Bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah

rongga nasal melalui dua naris internal (koana).

- Dua tuba eustachius (auditorik) menghubungkan

nasofaring dengan telinga tengah yang berfungsi untuk menyetarakan

tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.

b. Orofaring (Mesofaring)

- Dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak (palatum

molle) yang merupakan perpanjangan dari palatum keras (palatum

durum).

- Uvula merupakan prosesus kerucut (conical) kecil yang

menjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.

c. Laringofaring (Hypofaring)

- Mengelilingi mulut esofagus dan laring yang merupakan

gerbang untuk sistem respirasi selanjutnya.

Pada tunika mukosa banyak mengandung jaringan lymphoid:

a. Tonsila Pharingeal, merupakan penumpukan jaringan limfatik yang

terletak di dekat naris internal.

b. Tonsila Palatine, terletak pada kedua sisi orofaring posterior.

c. Tonsila Lingualis, terletak di lidah.

Struktur khas -> Waldeyer’s Ring, merupakan cincin tonsilaris pada isthmus

orofarigeal yang dibentuk oleh tonsil lingual, tonsila palatine, tuba eustachii, dan

pharigeal.

pg. 7

Page 8: 111 Resume Klp a Komplit

a.3. LARYNX

Laring sebagai jalan masuk menuju saluran pernafasan bagian bawah. Rangka

laring tersusun atas :

1. Tulang rawan - epiglotis yg berperan sebagai katup

- cartilago tyroidea (jakun)

- cartilago cricoid

- cartilago arytenoids

- corniculata

2. Tulang sejati

Bagian dalam laring terdapat 2 lipatan:

1. Plica vestibularis (pita suara palsu)

Pita suara ini tidak berfungsi saat produksi suara.

2. Plica vocalis (pita suara asli). Pita suara ini berfungsi saat produksi suara dan

melekat pada cartilago aritenoid, cartilago tiroid, serta cartilago krikoid. Pada

plica vocalis terdapat ligamentum dan musculus vocalis yang bergatar pada

saat proses pembentukan suara. Proses pembentukan suara terjadi saat

ekspirasi udara. Udara yang keluar akan menggetarkan plica vocalis dan

adanya kontraksi otot labialis, lingualis, dan palatine. Maka terjadi resonansi

pg. 8

Page 9: 111 Resume Klp a Komplit

serta articulasi dari cavitas oralis, nasalis, dan pharingialis, sehingga timbul

suara.

Pada pita suara ini terdapat sisi pembuka yang diseebut glotis. Saat bernafas pita

suara berada dalam sisi glotis sehingga glotis membuka berbentuk trianggular.

Hal ini memungkinkan udara melintas secara bebas menuju dan keluar trakea.

Sedangkan saat menelan makanan, glotis akan menyempit hampir menutup

sehingga mencegah makanan masuk ke saluran nafas.

Plica Vestibularis

Tertutup udara dibawah terperangkap tekanan intratorakal naik

terbuka batuk/mengejan/miksi/defikasi

- Plica Vokalis

Saling merapat phonasi

Kontraksi mm. abductors dilatasi plica vokalis relaksasi (saling menjauh)

Kontraksi mm. adductors kontriksi plica vokalis kontraksi (saling mendekat)

a.4. TRACHEA trachea

Trakea dimulai dari tepi bawah

cartilago cricoid (CV 6) sampai

pecah menjadi bronkus primarius

dextra dan sinistra.

Panjang trachea sekitar 9-15 cm yang

terdiri dari 16-20 buah cartilago

hialin yang tidak lengkap.

Ventral → cartilagines tracheae dan

ligamentum anularis. Berbentuk

cincin tulang rawan (huruf C).

Dorsal → membran dan oesophagus.

Bentuk trachea yang seperti itu untuk

Bagian Anterior mencegah trachea terlipat-lipat.

pg. 9

Page 10: 111 Resume Klp a Komplit

Lower respiratory tract

b.1. Bronchus Primarius dan Bronchiolus

bagian posterior

Bronchus primarius dextra

Bronchus primarius sinistra

Bronchus primarius dextra lebih besar dibandingkan dengan sinistra, sebab

bronchus primarius dextra melayani 3 lobus paru sedangkan yang sinistra

melayani 2 lobus paru.

Bronchus primarius (dextra & sinistra)

Bronchus lobaris

Bronchus segmentalis

Bronchiolus

Bronchiolus terminalis

pg. 10

Page 11: 111 Resume Klp a Komplit

Bronchiolus respiratorius

- Merupakan percabangan dari trachea yang berakhir pada pulmo.

- Di bagian luar dilapisi oleh Cartilago Bronchiales.

- Ada 2 bronchus utama, yaitu Bronchus Principalis (Primarius) Dexter

yang akan bercabang-cabang ke pulmo dexter dan Bronchus Principalis

(Primarius) Sinister yang akan bercabang-cabang ke pulmo sinister.

- Bronchus primarius dexter lebih pendek karena mempercabangi 3 lobus

pada pulmo dexter.

- Bronchus Primarius bercabang lagi menjadi Bronchus Lobaris. Pada

pulmo dexter disebut Bronchus Lobaris Superior Dexter pada lobus

superior, Bronchus Lobaris Medius Dexter pada lobus medius, dan

Bronchus Lobaris Inferior Dexter pada lobus inferior.

- Pada pulmo sinister disebut Bronchus Lobaris Superior Sinister pada lobus

superior dan Bronchus Lobaris Inferior Sinister pada lobus inferior.

- Bronchus Lobaris bercabang lagi menjadi Bronchus Segmentales

- Bronchus Segmentales bercabang lagi menjadi Bronchus Terminales.

- Bronchus Terminales bercabang lagi menjadi Bronchus Respiratorius yang

akan bercabang menjadi alveolus-alveolus.

b.2. ALVEOLUS

- bentuk heksagonal

- antar dinding dihubungkan oleh septum interalveolare

- Macam-macam sel :

a. Tipe I untuk difusi O2 dan CO2

b. Tipe II sekresi surfactant -> untuk mengurangi tegangan permukaan

alveolus sehingga tidak kolaps.

c. Endotel pembuluh darah.

d. Alveolar macrophage fungsinya untuk memfagosit partikel yang

ukurannya sangat kecil yang tak dapat di saring dalam vibris hidung

maupun oleh silia epitel respiratorius

pg. 11

Page 12: 111 Resume Klp a Komplit

b.3. PULMO

Paru-paru terletak di dalam rongga thorax berbentuk piramid seperti spons dan

berisi udara.

Pulmo dextra terbagi menjadi 3 lobus yaitu lobus superior, medius, dan

inferior. Antara lobus superior dan lobus medius terdapat fisura obliqua,

antara lobus medius dan lobus inferior terdapat fisura horizontal. Sedangkan

pulmo sinistra terbagi menjadi 2 lobus yaitu lobus superior dan

inferior,diantara lobus tersebut terdapat fisura obliqua.

Dibungkus oleh selaput serosa yang disebut pleura. Ada 2 macam pleura : a.

Pleura viceralis langsung melekat pada paru – paru

b. Pleura parietalis melapisi rongga dada sebelah luar.

b.1. Cupula -> pada bagian puncak pleura

b.2. Pleura costalis -> berhadapan dengan costae dan cartilage costae

b.3. Pleura diafragmalis -> berhadapan dengan diafragma

b.4. Pleura mediastinum -> berada pada bagian medial yang membatasi

mediastinum

Setiap pulmo memiliki bagian :

Apex Menjulang sampai setinggi colum costae I dan melewati

aperture superior.

Basis Bagian yang bertumpu pada kubah diafragma

3 Permukaan paru yaitu :

a. Facies Mediastinalis : menghadap ke medial dan berhubungan

dengan mediastinum. Pada begian tengah facies ini terdapat hilus

pulmonalis (akar) yaitu tempat masuknya percabangan bronchus

primaries serta pembuluh arteri maupun vena pulmonalis.

b. Facies diafragmatica : Merupakan basis pulmo yang terletak di dasar

di atas diafragma.

pg. 12

Page 13: 111 Resume Klp a Komplit

c. Facies costalis : Terdiri dari bagian yang menghadap sternum,

cartilage costae, dan costae

2. HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI

A. Rongga Hidung

a. Vestibulum : Epitel tidak bertanduk dan beralih menjadi epitel respirasi

sebelum memasuki ke fosa nasalis.

b. Fossa Nasalis

Konka di hidung ada 3 : konka superior,medial dan inferior

1) Konka Superior : Epitel Olfaktorius Epitel bertingkat silindris

yang terdiri atas 3 jenis sel yaitu:

a. Sel bipolar pada ujung bebas yang berkontak langsung dengan

lingkungan adalah dendritnya yang pada ujungnya terdapat rambut

untuk reseptor bau.

b. Sel penyokong , merupakan sel terbanyak di epitel olfaktorius

bercirikan adanya brush border pada ujung bebasnya.

c. Sel basal ,merupakan sel induk dari sel penyokong.

Selain itu memiliki kelenjar bowman yang menghasilkan serus untuk

membersihkan silia yang memudahkan akses zat pembau yang baru.

2) Konka Media dan Inferior : Epitel Respirasi Epitel Berderet

Silindris Berkinosilia. Terdapat sel goblet sebagai penghasil mukus

dan terdapat saluran kelenjar seromukus. terdapat yang namanya badan

pengembang yang akan mengembang bergantian pada fosa nasal kanan

dan kiri hal ini berfungsi untuk memberi kesempatan pada mucosa

yang akan mengering sehingga akan mensekret mucus untuk

membasahi mukosa, pada keadaan patologi baik karena infeksi atau

peradangan akan terjadi pengembangan pada kedua konka kanan dan

kiri hingga menyebabkan hidung buntu.

pg. 13

Page 14: 111 Resume Klp a Komplit

B. Faring

Epitel Respirasi (Epitel Berderet Silindris Berkinosilia). Terdapat juga

lamina propia yang terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung

kelenjar dan banyak sabut elastis.

C. Laring

Mempunyai kerangka tulang rawan hialin dan tulang rawan elastis yang

dihubungkan bersama os hyoid oleh membran yg terdiri dari jaringan ikat

padat yang mengandung sabut elastis.

Plica vestibularis dilapisi oleh epitel berderet silindris

Plica vocalis dilapisi oleh epitel berlapis pipih, otot bergaris yg bernama

musculus vocalis.

D. Trakea dan bronchus

Permukaan trakea dilapisi oleh sel epitel berlapis silindris dengan kinosilia

dan sel goblet yg berupa sel piala mukous.

Struktur histologi bronchus sama dengan trakea.

E. Bronkiolus: Epitel Selapis Kubis Bersilia.

F. Bronkiolus Terminalis :

Epitel selapis silindris → epitel selapis kuboid

Ada sel clara.

Ada otot polos, serat elastin, dan serat retikulin.

G. Bronchus respiratorius : Epitel selapis kuboid dengan silia → epitel selapis

pipih

H. Duktus Alveolaris: Epitel Selapis Pipih.

I. Saccus Alveolaris:

Epitel selapis pipih.

pg. 14

Page 15: 111 Resume Klp a Komplit

Serat elastin → alveolus mengembang saat inspirasi dan kontraksi saat

ekspirasi.

Serat retikulin → mencegah pengembangan yang berlebihan, pengrusakan

kapiler halus dan septa alveolar yang tipis.

J. Alveolus:

Epitel selapis pipih.

Ada fibroblast, jaringan ikat, serat elastin dan retikulin, serta kapiler.

Ada 4 tipe sel :

a. Sel tipe I (90%) → epitel selapis pipih. Pada sitoplasmanya ada vesikel

pinositik yang berisi cairan pengganti surfaktan.

b. Sel tipe II → epitel selapis kuboid. Berisi surfaktan untuk mengurangi

tegangan permukaan.

c. Sel endotel → melapisi dinding kapiler.

d. Makrofag alveolar → memfagositir debu (dust cell) dan eritrosit (heart

failure cell

K. Pulmo

Epitel selapis pipih.

Rongga pleura dilapisi sel mesotel pipih, serat kolagen dan elastin.

pg. 15

Page 16: 111 Resume Klp a Komplit

3. MIKROBIOLOGI

A. GAMBARAN BAKTERI SECARA UMUM

Ciri-ciri Umum bakteri

a) Tubuh uniseluler (bersel satu)

b) Tidak berklorofil (meskipun begitu ada beberapa jenis bakteri yang

memiliki pigmen seperti klorofil sehingga mampu berfotosintesis dan

hidupnya autotrof

c) Reproduksi dengan cara membelah diri (dengan pembelahan Amitosis)

d) Habitat: bakteri hidup dimana-mana (tanah, air, udara, mahluk hidup)

e) Satuan ukuran bakteri adalah mikron (10-3)

Bentuk-bentuk Bakteri

a) Kokus : bentuk bulat, monokokus, diplokokus, streptokokus, stafilokokus,

sarkina

b) Basil : bentuk batang, diplobasil, streptobasil

c) Spiral : bentuk spiral, spirilium (spiri kasar), spirokaet (spiral halus)

d) Vibrio : bentuk koma

Alat Gerak Bakteri

Beberapa bakteri mampu bergerak dengan menggunakan bulu

cambuk/flagel. Berdasarkan ada tidaknya flagel dan kedudukan flagel tersebut,

kita mengenal 5 macam bakteri.

a) Atrich : bakteri tidak berflagel. contoh: Escherichia coli

b) Monotrich : mempunyai satu flagel salah satu ujungnya. contoh: Vibrio

cholera

c) Lopotrich : mempunyai lebih dari satu flagel pada salah satu ujungnya.

contoh: Rhodospirillum rubrum

d) Ampitrich : mempunyai satu atau lebih flagel pada kedua ujungnya.

contoh: Pseudomonas aeruginosa

pg. 16

Page 17: 111 Resume Klp a Komplit

e) Peritrich : mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.

contoh: salmonella typhosa

Nutrisi Bakteri

Dengan dasar cara memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi

dua :

1. Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya

sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain. Bakteri saprofit

dan bakteri parasit tergolong bakteri heterotrof.

2. Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat mensistesis makanannya

sendiri.

Dibedakan menjadi dua yaitu (1) bakteri foto autotrof dan (2) bakteri

kemoautotrof.

Kebutuhan Akan Oksigen Bebas

Dengan dasar kebutuhan akan oksigen bebas untuk kegiatan respirasi,

bakteri dibagi menjadi 2:

1. Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya

2. Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untu kegiatan respirasinya.

Pertumbuhan Bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35

derajat C.

2. Kelembaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat

menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri

3. Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari

dapat mematikan bakteri.

4. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu

dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.

pg. 17

Page 18: 111 Resume Klp a Komplit

B. FLORA NORMAL SISTEM PERNAFASAN

Flora normal ada 2:

1. Flora residen → mikroorganisme yang secara relatif tetap dan secara

teratur ditemukan di daerah tertentu. Dapat menghidupkan dirinya sendiri.

2. Flora transien → mikroorganisme non patogen atau secara potensial

bersifat patogen selama beberapa hari, jam, minggu. Berasal dari

lingkungan, tidak menyebabkan penyakit, dan tidak dapat menghidupkan

dirinya sendiri secara permanen.

Flora residen terganggu + mikroorganisme berkolonisasi dan berproliferasi

penyakit

Flora Normal Mulut Dan Saluran Pernapasan Atas

1. Flora hidung

a. corynebacterium → corynebacterium diptheriae

- basil gram + tidak membentuk spora

- bentuk gada (bentuk tidak beraturan)

- kandungan sitosin dan guanin tinggi

- aerob

- mengakibatkan: a. toksik pada daerah tertentu → paralysis

pallatum mole, kerusakan saraf

b. radang difteri → nyeri tenggorokan, demam,

sulit menelan.

b. Stafilococcus (S.Epidermidis dan S.Aureus)

c. Sreptococcus yang menonjol

2. Flora membran mukosa mulut dan faring

a. Flora membrane mukosa mulut

pg. 18

Page 19: 111 Resume Klp a Komplit

Steril saat lahir tetapi terkontaminasi saat melewati jalan lahir.

4-12 jam setelah lahir→ Streptococcus viridans (angota flora residen yang

menonjol dan tetap seumur hidup) berasal dari saluran pernapasan ibu dan

orang yang hadir saat persalinan.

Flora yang lain: - stafilococcus aerob dan anaerob

- diplococcus gram – (neisseira dan moraxella catarhallis)

- difteroid

- laktobasilus yang ditambahkan.

Gigi mulai erupsi : - spiroketa anaerob

- prevotella melaninogenica

- spesies fusobacterium

- spesies rothia

- spesies kapnositofaga

- vibrio anaerob

- laktobasilus

- spesies aktinomises → jaringan tonsilar dan gingival

- fungi (spesies candida) di mulut

- protozoa

b.Flora faring: - neisseira

- streptococcus α hemolitik dan non-hemolitik

- stafilococcus

- difteroid

- hemofilia

- pneumococcus

- mikoplasma

- prevotella

3. pada bronchus dan alveoli secara normal steril.

pg. 19

Page 20: 111 Resume Klp a Komplit

Streptoccocus

Ciri khas :

- Berupa bekteri sferis gram positif yang khas menampakkan gambaran

kokus tunggal berbentuk batang atau ovoid dan tersusun seperti rantai.

- Kokus tunggal bentuk batang/ avoid

- Kokus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai

- Beberapa sterptokokus menguraikan polisakarida

kapsuler( mis:pneumunokokus)

- Starin group A,B,C menghasilkan asam hialuronat.

- Bakteri anaerob

- Dinding mengandung protein, karbohidrat, dan peptidoglikan.

- Pili terdiri dari protein M dilapisi asam lipoteinoat(penting untuk

pelekatan sterptokokus ke sel epitel)

Sifat pertumbuhan

Energi terutama didapatkan dari penggunaan gula, kebutuhan energi tiap

jenis berbeda.

Bakteri streptokokus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan

menjadi 4 grup:

1. Streptokokus grup A :

Paling mematikan meskipun manusia adalah tuan rumah alaminya.

Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, tonsilitis (infeksi

amandel), infeksi kulit, septikemia (infeksi dalam darah), demam Scarlet,

pneumonia, demam rematik, korea Sydenham (kelainan saraf yang ditandai

oleh kekakuan otot/St. Vitu's dance) dan peradangan ginjal

(glomerulonefritis).

2. Streptokokus grup B :

Lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya pada bayi baru lahir (sepsis

neonatorum), infeksi pada sendi (artritis septik) dan pada jantung

(endokarditis).

pg. 20

Page 21: 111 Resume Klp a Komplit

3. Streptokokus grup C dan G :

Sering terdapat pada binatang, tetapi bisa juga hidup di dalam tubuh manusia,

yaitu di tenggorokan, usus, vagina dan kulit. Streptokokus ini bisa

menyebabkan infeksi yang berat seperti infeksi tenggorokan, pneumonia,

infeksi kulit, sepsis post-partum (setelah melahirkan) dan sepsis neonatorum,

endokarditis dan artritis septik. Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga

terjadi peradangan ginjal.

4. Streptokokus grup D dan enterokokus :

Dalam keadaan normal hidup di saluran pencernaan bagian bawah, vagina dan

kulit. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada luka dan katup jantung,

kandung kemih, perut dan darah.

Beberapa streptokokus yang menyebabkan penyakit saluran nafas antara lain :

o S pyogens

- Habitatnya di tenggorok dan menyebabkan penyakit faringitis.

Dinding mengandung protein jenis M. Protein M inilah yang merupakan

factor virulensi karena menyebabkan strep.pyogens mampu bertahan

terhadap proses fagosit oleh leukosit polimorfonuklear. Terdapat 80 jenis

protein jenis M sehingga menyebabkan seseorang dapat terinfeksi

berulang kali oleh strep.pyogens(1 jenis antibodi yang terbentuk pasca

infeksi tidak spesifik untuk jenis protein M jenis lain).

- Kapsul Hialuranidase

Memecah as.hialuronat (komponen dasar jaringan ikat) sehingga mampu

membantu penyebaran mikroorganisme infeksius yang lain.

o S viridans Habitat di mulut dan tenggorokan yang menyebabkan

penyakit karies gigi, endokarditis, dll.

pg. 21

Page 22: 111 Resume Klp a Komplit

o S pneumoniae

- Habitat di tenggorok serta menyebabkan penyakit pneumonia,

meningitis, dan endokarditis.

- Pneumokokus (S Pneumoniae) adalah diplokokus gram-positif. Bakteri

ini, yang sering berbentuk lanset atau tersusun dalam bentuk rantai,

mempunyai simpai polisakarida yang mempermudah penentuan tipe

dengan antiserum spesifik. Pneumokokus mudah dilisiskan oleh zat aktif

permukaan, misalnya garam-garam empedu. Zat aktif permukaan

mungkin menghilangkan atau menonaktifkan penghambat autolisin

dinding sel. Organisme ini adalah penghuni normal pada saluran

pernapasan bagian atas manusia dan dapat menyebabkan pneumonia,

sinusitis, otitis, bronkitis, bakteremia, meningitis. Pneumokokus

merupakan diplokokus berbentuk lanset dan termasuk bakteri gram-

positif. Pada dahak atau nanah, juga terlihat kokus tunggal atau rantai.

Semakin tua, organisme ini cepat menjadi gram-negatif dan cenderung

melisis secara spontan

o S Grup C dan D Terdapat di nasofaring dan dapat menyebabkan

sinusitis.

Stafiloccocus (S Aureus, S Epidermidis).

Stafilokokus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya

berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan

berbagai zat ekstraseluler. Beberapa zat ini adalah enzim, sedangkan yang lain

diduga toksin, meskipun berfungsi sebagai enzim. Kebanyakan toksin berada

di bawah pengendalian genetik plasmid; beberapa di bawah pengendalian

kromosom dan ekstrakromosom.

S aureus yang patogen dan invasif cenderung menghasilkan koagulase dan

pigmen kuning, dan bersifat hemolitik. Stafilokokus yang non patogen dan

pg. 22

Page 23: 111 Resume Klp a Komplit

tidak invasif, seperti S epidermidis, cenderung bersifat koagulase-negatif dan

non hemolitik.

Neisseria

Ciri khas organisme:

- Bakteri gram negative

- Tidak dapat bergerak

- Diplokokus(hidup berpasangan)

- Diameter kira-kira 0,8 mikrometer

- Kokus individual berbentuk seperti ginjal

- Jika berpasangan, sisi rata/konkaf saling menempel

Sifat pertumbuhan:

- Tumbuh baik dalam keadaan aerob, beberapa anaerob

- Memerlukan syarat yang rumit agar dapat tumbuh

- Sebagian besar memfermentasi karbohidrat, menghasilkan asam tetapi

tidak gas

- Pola fermentasi ini yang digunakan untuk membedakan antar

jenisnya.

- Neisseria memproduksi enzim autolitik yang dapat menyebabkan

inflamasi.

- Pertumbuhan dihambat oleh toksin medium(lemak/garam)

- Cepat dibunuh dengan pengeringan, sinar matahari, dan pemanasan

lembab.

Neisseria umumnya merupakan flora normal dan tidak patogen namun

yang paling berbahaya adalah N gonorrhoeae & N meningitidis penyebab

penyakit gonorrhoe dan meningitis

Neisseria pada saluran pernafasan:

N. sicca

N. subflova

N. cinera

pg. 23

Page 24: 111 Resume Klp a Komplit

N. mucosa

N. flavescens

* Flora Normal yang lain:

1. Haemophilus Aprophilus

Species yang merupakan bagian dari flora normal yang terletak pada

rongga mulut dan saluran pernafasan, serta bertalian dengan

Actinobacilus.

2. Haemophilus Halmolyticus

Merupakan species Non-Patogen, yang ditemukan sebagai flora normal

disaluran pernafasan atas.

3. Haemophilus Parainfulenza

Species yang merupakan oral normal namun terkadang berikatan dengan

Endokarditis Bakterial

4. Haemophilus Paraphropilus

Species yang merupakan bagian mikro flora oral normal dan berikatan

dengan endokarditis Bakterial

5. Moroxella Catarrhalis

Merupakan flora normal pada 40-50% anak usia sekolah yang

normal. Dapat menyebabakan bronchitis, pneumonia, sinusitis, otitis

media. Dapat dibedakan dengan neisseria lain karena menghasilkan

DNAase dan tidak memfermentasikan karbohidrat.

pg. 24

Page 25: 111 Resume Klp a Komplit

Kuman Pathogen Saluran Nafas Bagian Bawah

Bakteri Parasit Jamur Virus

Klebsiella

pneumoniae

Strep. Pneumoniae

Strep. Pyogens

Staph. Aureus

Neissheria

Meningitidis

H. Influenza

Pseud. Aeruginosa

Legionella

pneumophilla

Mycobacterium

tuberculosis

Pneumocytis

carinii

Coccidiodes

immitis

Histoplasma

capsulatum

Phycomycetes sp.

Aspergillus sp.

Myxovirus

C. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI

Pemeriksaan laboratorium mencakup studi mikroskopik bahan segar yang

diwarnai ataupun yang tidak diwarnai serta persiapan biakan.

Mikroorganisme yang diisolasi bisa digunakan untuk :

Identifikasi agen penginveksi dengan tepat sebelum dilakukan

pengobatan

Uji kerentanan agen terhadap obat antimikroba untuk kepentingan

pengobatan

Menegakkan diagnosa dan jenis terapi yang akan dilakukan

Beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain :

1. Spesimen

- Pemilihan spesimen ini merupakan langkah yang paling penting

pg. 25

Page 26: 111 Resume Klp a Komplit

dalam pemeriksaan mikrobiologi terutama untuk menentukan

diagnosa yang tepat

- Spesimen akan menunjukan hasil yang paling signifikan jika agen

diisolasi

dari tempat yang secara normal tidak terdapat mikroorganisme atau

bersifat steril.

- Beberapa aturan pengambilan spesimen antara lain :

a. Kualitas materi yang adekuat

b. Sampel mewakili penyakit menular misalnya sampel yang

diambil adalah sputum bukan saliva

c. Hindari kontaminasi yang akan mencemari spesimen

d. Dibawa ke laboratorium dan diperiksa dengan cepat

2. Pemeriksaan mikroskopik dan pewarnaan

- Pada pemeriksaan mikroskopik yg perlu diperhatikan antara lain :

a. Pewarnaan

* Yang digunakan adalah pewaraan gram. Ada 2 macam

pewarnaan gram yaitu Gram positif (berwarna ungu biru)

dan gram negatif (berwarna merah).

b. Morfologi

* Ada beberapa bentukan yang bisa dilihat seperti kokus,

sferis, fusiformis, batang.

Tujuan

1. Diagnosis klinik

2. Evaluasi therapy

3. Disease’s control

4. Epidemiology survey

5. Research

6. Biomoleculer Techniques

pg. 26

Page 27: 111 Resume Klp a Komplit

Pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan

1. Pendataan mengenai penderita, jenis bahan, lokasi atau waktu

pengambilan bahan

a) Nama dan jenis kelamin

b) Umur -> menentukan pola kuman yang terdapat pada mukosa bagian

tubuh tertentu

c) Tanggal dan jam pengambilan bahan -> ‘penting’, khususnya untuk

bahan yang berasal dari penderita dengan infeksi kuman anaerob

2. Syarat umum pengambilan bahan pemeriksaan

a. sebelum mendapat pengobatan

b. dilakukan secara aseptic

c. dimasukkan dalam transport medium -> sesuai dengan jenis kuman

d. bahan diperoleh dengan cara aspirasi

e. bahan diperoleh dengan kapas lidi

f. bahan berupa biopsy

3. Pengiriman bahan

a. secepat mungkin

b. tidak dalam suasana dingin

c. bila transport lama -> gunakan gaskit anaerobic jar

Pemeriksaan Bahan ( Mikrobiologi)

1. Tes Aglutinasi

- reaksi antara antibody dengan antibody seluler

- dapat dilakukan pada object glass, tiles tube, dan cawan

mikrotitrasi

a.Tes Aglutinasi Slide dan Tile (TASnT)

- cepat dan mudah

- kurang sensitive dibandingkan dengan tes aglutinasi tube /

mikrotitrasi

pg. 27

Untuk kuman

anaerob

Page 28: 111 Resume Klp a Komplit

b. TASnT Aktif

- Ag bakteri + antibody

- Salmonella, leptospira, dan vibrio cholera

c.TASnT Pasif

- Ag/Ab yang sudah diketahui diikatkan pada partikel/ sel sebagai

karier, misalnya latex, carbon, dan staphylococcus sel + protein A

d.Tes Aglutinasi Tube

- lebih sensitive dan reagensi daripada TASnT

- Aplikasi klinis : tes widal, tes bruchellosis

e.Tes Aglutinasi Mikrotitrasi

- Lebih sensitive,ekonomis, dan mudah

2. Tes Precipitasi

- Bila antigen yang larut bereaksi dengan antibody

a. Tes tabung (tube test)

- Ag + Ab dlm tabung (inkubasi)

- Aplikasi klinik: penentuan Ig dengan nefelometer

- Tes VDRL makro (cincin presipitasi)

b. Tes slide

- Menggunakan obyek glass utk mencampur bahan

- Mudah kering

- > cepat membentuk presipitasi cepat

- Aplikasi klinik: tes VDRL mikro

c. Tes tabung kapiler

- Memakai tabung kapiler

- Aplikasi klinis penentuan: C-reactive protein, penentuan group

streptococcus

d. Tes diffusi agar (gel diffusion test)

- Diffusi tunggal (single diffusion)

- Diffusi ganda (sederhana dan majemuk)

pg. 28

Page 29: 111 Resume Klp a Komplit

- Simple : Ab jamur (histoplasmosis, aspergilosis, blastomycosis);

tes elek= C diphteri

3.Tes Haemaagulination

a. Indirect Haemaaglutination Test

- Agglutitrasi pasif dimana Ag yang sudah diketahui disalutkan pada

eritrosit

- Aplikasi klinis: treponema Haemagglutination (TPHA) untuk

syphilis

b. Haemaaglutination Inhibition Antibody Test

-Mendeteksi antibody terhadap arbovirus, virus influenza, morbili,

dan rubella

-Virus memiliki haeagglutinin pada permukaannya

c.Reverse Passive Haemaaglutination Test

- Eritrosit yang disalut Ab dicampur dengan spesimen yang

mengandung virus

- Mendeteksi virus yang tidak memiliki haemagglutinin

4. Tes Komplemen Terikat

- Prinsip pemeriksaan

> Ab + Ag + komplemen = komplemen terikat

> Ab + komplemen tidak terikat (serum) + SDM = lysis

> Ab + komplemen terikat (serum) + tak lysis

> Aplikasi klinis: tes Wasserman (syphilis), ricketsiosis, penyakit

virus dan parasit

5. Tes Imunofluorescent

- Zat warna fluoroscens (fluorochrome) g disinari sinar ultraviolet

(UV)

pg. 29

Page 30: 111 Resume Klp a Komplit

- Dipakai untuk menunjukkan rx Ag dan Ab

- Kompleks Ag – Ab akan tampak fluorescen

- Zat warna yang dipakai:

> Fluorescein isothiocyanate (FITC) memberi warna hijau apel

> Rhodamin (TRITC) berwarna fluorescen jingga (orange)

a. Tes fluorescens langsung:

- Deteksi dan identifikasi antigen di spesimen

- Aplikasi klinis: identifikasi cepat untuk bakteri streptococcus

group A diapus tenggorokan kuman di luar liquor CS (H.

influenza, N. meningitidis, S. pneumoniae)

b. Tes fluorescens tak langsung

- Kompleks antigen-antibody dideteksi dengan memberi antihuman

globulin yang dilabel

- Aplikasi klinis: tes anti-nuclear antibody (ANA), penentuan Ig G

terhadap basil tbc, penentuan antibody terhadap T. gondii

6. Enzymimuno Assay

- Pemeriksaan dibagi 2 kelompok:

1. EIA homogen

2. EIA heterogen, lazim disebut enzyme linked immunosorbent

assay (ELISA)

- Prinsip dan macam teknik ELISA:

Pemberian label enzyme pada antigen

1. Competitive ELISA untuk penentuan Ag

2. Titration ELISA untuk penentuan Ag

Aplikasi klinis:

> Penentuan hormon secara kuantitative seperti: T4, T3, TSH,

Insulin, cortisol

pg. 30

Page 31: 111 Resume Klp a Komplit

> Penentuan protein tertentu: CRP, AFP,

> Obat-obatan seperti: digoksin

Pemberian label enzyme pada antibody

- Double antibody sandwich ELISA untuk penentuan antibody

- Immunoenzymetric ELISA untuk penentuan antigen

Aplikasi klinis: penentuan total IgE, HBs Ag dan beberapa

hormon dengan molekul yang besar

Pemberian label enzyme pada anti-immunoglobulin:

- Indirect ELISA untuk penentuan antibody

- Double antibody sandwich antiglobulin ELISA untuk penentuan

antigen

-Competitive antigen ELISA untuk penentuan antigen

pg. 31

Page 32: 111 Resume Klp a Komplit

4. PATOFISIOLOGI

a. BATUK

Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari

trauma mekanik, kimia dan suhuBatuk juga merupakan mekanisme pertahanan

paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan napas tetap bersih dan terbuka,

dengan jalan :

1) Mencegah masuknya benda asing ke saluran napas.

2) Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari

dalam saluran napas.

Refleks Batuk

Batuk dimulai .dari suatu rangsangan reseptor batuk, kemudian melalui

serabut aferen, rangsangan ini akan diteruskan ke pusat batuk di medulla, melalui

serabut eferen diteruskan ke otot-otot pernapasan

Daerah refleks batuk yang paling sensitif pada saluran napas adalah daerah

laring, karina, trakea dan bronkus.

Mekanisme Batuk

Mekanisme batuk dibagi menjadi tiga fase:

1. Fase inspirasi

Pada fase inspirasi, glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot

abduktor kartilago arytenoideus. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga

udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.

Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan

keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat serta

kuat dan memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan

mekanisme pembersihan yang potensial

2. Fase kompresi

Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor

kartilago arytenoideus, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan

intratoraks meninggi sampai 300 cm/Hg

pg. 32

Page 33: 111 Resume Klp a Komplit

3. Fase ekspirasi

Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot

ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan

kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-

bahan lain.

Penyebab Batuk

Batuk secara garis besarnya dapat disebabkan oleh rangsang berikut:

1. Rangsang inflamasi seperti edema mukosa dengan secret.

2. Rangsang mekanik seperti benda asing dalam saluran napas, aspirasi.

3. Rangsang suhu seperti asap rokok (merupakan oksidan), udara panas/dingin.

4. Rangsang psikogenik.

Komplikasi Batuk

Pada sistim saraf pusat dapat terjadi cough syncope, Keadaan ini biasanya

terjadi setelah batuk-batuk yang paroksismal dan kemudian penderita akan

kehilangan kesadaran selama 10 detik. Cough syncope terjadi karena peningkatan

tekanan serebrospinal secara nyata akibat peningkatan tekanan intratoraks dan

intraabdomen. Dapat pula terjadi gejala konstitusi antara lain insomnia, kelelahan,

nafsu makan menurun, muntah, suhu tubuh meninggi dan sakit kepala.

Batuk dapat dibedakan menjadi :

- Batuk berdahak, yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada

tenggorokan. Batuk jenis ini lebih sering terjadi pada saluran napas yang

peka terhadap paparan debu, lembab berlebih dan sebagainya

- Batuk tak berdahak (batuk kering), terjadi apabila tidak ada sekresi saluran

napas, iritasi pada tenggorokan sehingga timbul rasa sakit

Sputum

Warna

1. Kuning -> infeksi

2. Hijau -> penimbunan nanah akibat aktivitas leukosit polimorfisme

yang menghasilkan verdoperoksidase -> sering pada brokiektasis

Sifat dan Konsistensi

1. Merah muda + berbusa -> oedema pulmo akut

pg. 33

Page 34: 111 Resume Klp a Komplit

2. Abu-abu/putih, berlendir dan lekat -> bronchitis kronik

3. berbau busuk -> abses pulmo / brokiektasis

Macam-macam batuk:

Batuk Akut (=/< 3 minggu) -> H. influenza, dan B. Pertusis

Batuk Subakut (3-8 minggu) -> sinusitis dan asma

Batuk Kronis ( =/> 8 minggu) -> postnasal drip, asma, TB, dan PPOK

Penanggulangan :

- Terapi non-obat :

Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak dapat dikurangi

dengan cara sebagai berikut:

Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak,

mengurangi iritasi atau rasa gatal.

Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang

tenggorokan dan udara malam yang dingin.

- Terapi obat :

Obat batuk, seperti halnya obat pilek dan flu/influenza, merupakan obat

simptomatik, yang pada dasarnya dimaksudkan untuk mengatasi keadaan ringan

dan hanya merupakan tindakan terhadap gejala penyakit. Pengobatan simptomatik

atau pengobatan terhadap gejala penyakit tersebut dilakukan dengan maksud

untuk meningkatkan quality of life penderita, sehingga yang bersangkutan tetap

dapat melakukan aktifitas.

Apabila batuk berlangsung lebih dari tiga hari atau setelah pengobatan

dengan obat batuk tidak ada perbaikan, atau batuk menjadi lebih berat, dahak

bercampur darah atau berwarna hijau/kuning, sesak napas maka penderita

diharuskan konsultasi dengan dokter.

Terapi obat batuk dapat dibagi menjadi 2 kelompok:

1. ekspektoran (pengencer dahak) misalnya gliseril guaikolat, ammonium

klorida, bromheksin dan succus liquiritiae.

2. antitusif (penekan batuk) misalnya dekstrometorfan dan difenhidramin.

pg. 34

Page 35: 111 Resume Klp a Komplit

b. HIDUNG BUNTU

merupakan proses inflamasi dari mukosa hidung sehingga menyababkan saluran

pernafasan tersumbat, penyebabnya adalah alergi, infeksi, cuaca, atau terpapar

bahan kimia.

Gangguan pada silia → banyak sekret terkumpul → hidung tersumbat.

Hidung tersumbat dapat terjadi karena berbagai hal, yaitu:

1.Deviasi Septum

Merupakan kelainan pada septum nasi. Pada kasus ini, septum nasi tidak ter

letak di tengah rongga hidung. Sehingga terjadi penyempitan di salah satu

sisi hidung.

2. Polip Hidung

Merupakan massa lunak, putih di rongga hidung. Menyebabkan mukosa

hidung membengkak. Biasanya terletak pada Tonsila Pharyngealis.

3. Hipertrofi Adenoid

Merupakan pembesaran jar. Limfoid pada dinding posterior nasofaring

dan cincin waldayer. Yang menyebabkan sumbatan pada Quane dan Tuba

Eustachii.

4. Angiofibroma Nasofaring

Merupakan tumor jinak di nasofaring yang dapat menyumbat hidung.

5. Rinitis Alergi

Rinitis alergi adalah penyakit umum yang paling banyak di derita oleh

perempuan dan laki-laki yang berusia 30 tahunan. Merupakan inflamasi mukosa

saluran hidung dan sinus yang disebabkan alergi terhadap partikel, seperti debu,

asap, serbuk/tepung sari yang ada di udara.

Ada dua penyebab:

1. Rinitis alergi musiman (Hay Fever) umumnya disebabkan kontak dengan

allergen dari luar rumah seperti benang sari dari tumbuhan yang

menggunakan angin untuk penyerbukannya, debu dan polusi udara atau

asap.

pg. 35

Page 36: 111 Resume Klp a Komplit

2. Rinitis alergi yang terjadi terus menerus (perennial) diakibatkan karena

kontak dengan allergen yang sering berada di rumah misalnya kutu debu

rumah, debu perabot rumah, bulu binatang peliharaan serta bau-bauan

yang menyengat.

Ketika allergen masuk ke dalam saluran pernafasan(hidung) maka selaput lender

hidung akan melepaskan beberapa zat mediator dari sel mast yaitu histamine,

leukotrien, dan prostlagandin yang akan menyebabkan vasodilatasi sehingga akan

menyebabkan inflamasi pada selaput lender hidung.

Gejala:

1. Bersin berulang-ulang sering kali pagi dan malam hari (umumnya bersin

lebih dari 6 kali).

2. Hidung mengeluarkan secret cair seperti air (runny nose). Itu sebabnya

penderita tidak bisa terlepas dari tisue atau sapu tangan.

3. Terasa cairan menetes ke belakang hidung (post nasal drip) karena hidung

tersumbat.

4. Pada keadaan lanjut dapat menyebabkan gejala hidung tersumbat serta

batuk parah.

5. Hidung gatal dan juga sering disertai gatal pada mata, telinga dan

tenggorok.

6. Badan menjadi lemah dan tak bersemangat.

Pengobatan:

Rinitis alergi tak bisa disembuhkan secara total sehingga tujuan

pengobatan adalah untuk menguragi gejala dan mencegah komplikasi. Pengobatan

yang utama adalah menghindari atau meminimalkan kontak dengan allergen.

Misalnya menghindari penyebab terjadinya reaksi rinitis alergi. Contohnya enjaga

kebersihan rumah dan menghindari memakai alat atau bahan yang mudah

menyimpan debu misalnya karpet. Bila diperkirakan alergi dengan bulu atau

protein hewan, menghindari memelihara hewan tersebut. Dapat juga

menggunakan filter debu udara di rumah.

pg. 36

Page 37: 111 Resume Klp a Komplit

Untuk menghindari pembengkakan pada hidung, biasanya dokter

memberikan terapi medikamentosa baik yang diminum atau dalam bentuk spray

hidung untuk mengurangi pembengkakan selaput lender hidung.

Pengobatan lainnya adalah imunoterapi yaitu memberi allergen dalam

jumlah kecil bertahap dengan harapan tubuh menjadi kurang sensitive sehingga

reaksi yang terjadi berkurang. Pengobatan ini ditujukan bila penderita tidak

responsive dengan pengobatan medikamentosa, atau mengalami komplikasi

misalnya radang sinus dan telinga yang sering kambuh. Atau penderita menolak

minum oabt-obatan dalam jangka waktu lama.

6. Rinitis Non-Alergika

Rinitis Non-Alergika adalah suatu peradangan pada selaput lendir hidung

tanpa latar belakang alergi.

Penyebab

Jenis-jenis rinitis non-alergika:

1. Rinitis Infeksiosa

Rinitis infeksiosa biasanya disebabkan oleh infeksi pada saluran

pernafasan bagian atas, baik oleh bakteri maupun virus.

2. Rinitis Non-Alergika Dengan Sindroma Eosinofilia

Penyakit ini diduga berhubungan dengan kelainan metabolisme

prostaglandin.

Pada hasil pemeriksaan apus hidung penderitanya, ditemukan eosinofil

sebanyak 10-20%.

Gejalanya berupa hidung tersumbat, bersin, hidung meler, hidung terasa

gatal dan penurunan fungsi indera penciuman (hiposmia).

3. Rinitis Okupasional

Gejala-gejala rinitis hanya timbul di tempat penderita bekerja.

Gejala-gejala rinitis biasanya terjadi akibat menghirup bahan-bahan iritan

(misalnya debu kayu, bahan kimia).

Penderita juga sering mengalami asma karena pekerjaan.

4. Rinitis Hormonal

pg. 37

Page 38: 111 Resume Klp a Komplit

Beberapa penderita mengalami gejala rinitis pada saat terjadi gangguan

keseimbangan hormon (misalnya selama kehamilan, hipotiroid, pubertas,

pemakaian pil KB).

Estrogen diduga menyebabkan peningkatan kadar asam hialuronat di

selaput hidung.

Gejala rinitis pada kehamilan biasanya mulai timbul pada bulan kedua,

terus berlangsung selama kehamilan dan akan menghilang pada saat

persalinan tiba.

Gejala utamanya adalah hidung tersumbat dan hidung meler.

5. Rinitis Karena Obat-obatan

Obat-obatan yang berhubungan dengan terjadinya rinitis adalah:

- ACE inhibitor

- reserpin - gabapentin

- penisilamin - guanetidin

- fentolamin - obat anti peradangan non-steroid

- kokain - beta-bloker

- klorpromazin - estrogen eksogen

- pil KB. - aspirin

- metildopa

6. Rinitis Gustatorius

Rinitis gustatorius terjadi setelah mengkonsumsi makanan tertentu,

terutama makanan yang panas dan pedas.

7. Rinitis Vasomotor

Rinitis vasomotor diyakini merupakan akibat dari terganggunya

keseimbangan sistem parasimpatis dan simpatis. Parasimpatis menjadi

lebih dominan sehingga terjadi pelebaran dan pembengkakan pembuluh

darah di hidung. Gejala yang timbul berupa hidung tersumbat, bersin-

bersin dan hidung meler. Penyumbatan hidung yang dikarenakan

vasodilatasi concha. Rhinitis vasomotor disebabkan karena adanya

peningkatan aktivitas saraf parasimpatis. Sedangkan saraf parasimpatis

sendiri akan menyebabkan pelepasan asetilkolin di concha nasi.

pg. 38

Page 39: 111 Resume Klp a Komplit

Pada kasus ini terjadi sumbatan hidung yang bergantian kiri dan kanan.

Gejala biasanya dipicu oleh:

- cuaca dingin

- bau yang menyengat

- stres

- bahan iritan.

* Gejala yang khas untuk rinitis adalah:

- hidung terasa gatal

- hidung meler

- hidung tersumbat.

Ciri khas dari rinitis infeksiosa adalah lendir hidung yang bernanah, yang

disertai dengan nyeri dan tekanan pada wajah, penurunan fungsi indera penciuman

serta batuk.

Untuk mengatasi hidung tersumbat menggunakan dekongestan, ada 2 cara yaitu

inhalasi dan secara oral.

* Pada alergi → kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan

permebilitas kapiler → terjadi rinore ( keluar ingus).

Mekanisme hidung tersumbat pada pemakaian obat congestive:

OBAT CONGESTIVE

Dilatasi dan kongesti jaringan

Pertambahan mukosa jaringan + rangsangan sel-sel mukoid

Produksi sekret berlebih

Hidung tersumbat

pg. 39

Page 40: 111 Resume Klp a Komplit

c. DEMAM

Demam terjadi karena vasodilatasi kapiler darah yg merupakan reaksi

inflamasi. Pada saat terjadi inflamasi, prostaglandin akan menstimulus

hipotalamus untuk mensekresikan serotonin dan epinefrin yang kemudian akan

panas tubuh dinaikkan atau di turunkan.

d. NYERI TELAN / ODYNOPHAGIA

Merupakan nyeri yang dirasakan pada saat menelan. Odynophagia

sendiri dapat menyebabkan Disphagia atau sulit menelan. Odynophagia terjadi

pada region orofaring / fase Faringal pada saat proses menelan.

Odynophagia dapat disebabkan oleh:

1. Faktor Mekanik

a. Sumbatan lumen esophagus oleh massa tumor dan benda asing.

b. Peradangan mukosa esophagus.

c. Penyempitan lumen fagus. Normal: 2,5 – 4cm.

2. Faktor Motorik

Disebabkan oleh kelainan neuromuscular. Biasanya terjadi akibat

gangguan pada n. Vagus yang menyebabkan gangguan kontraksi dinding

esophagus.

3. Gangguan Emosi (Globus Histerikus)

Merupakan sensasi subjektif yang mengganggu benjolan di faring.

4. Bisa disebabkan oleh tonsillitis /faringitis akut yg disebabkan oleh

streptokokus β hemolitikus, viridans, atau pyogenes. Ditularkan lewat

droplet menginfiltrasi epitel dan apabila terkikis akan

mengaktifakan jaringan limfoid, terjadi peradangan dengan

infiltrasi leukosit polimorfonuklear (neutrofil). Jadilah suatu edema

tonsil, gatal, nyeri, panas badan karena infeksinya.

pg. 40

Page 41: 111 Resume Klp a Komplit

5. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT PERNAPASAN

Penyakit paru-paru dapat menimbulkan tanda serta gejala umum maupun

pernapasan.

Tanda dan gejala secara umum Pernapasan

Batuk

Sputum

Hemoptisis

Dispnea

Nyeri dada

Umum

Jari-jari tabuh

Dan manifestasi lain yang berkaitan

dengan pertukaran gas yang tidak

adekuat

1. Batuk

Batuk suatu refleks protektif yang timbul akibat iritasi percabangan

trakeobronkial mekanisme penting untuk membersihkan saluran napas.

Batuk merupakan gejala yang palinga umum penyakit pernapasan jika

lebih dari tiga minggu perlu diselidiki untuk memastikan penyebabnya.

Rangasangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan

mekanik (inhalasi debu, asap, dan partike-partikel kecil), kimia, dan

peradangan.

2. Sputum

Orang dewasa normal membentuk mukus sekitar 100ml dalam saluran

napas setiap hari.

Pembentukan mukus berlebih proses normal pembersihan dari silia

tidak efektif penimbunan mukus membran mukosa terangsang

mukus dibatukan sputum.

pg. 41

Page 42: 111 Resume Klp a Komplit

Pembentukan mukus berlebih gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi

membran mukosa.

Sputum perlu dipelajari sumber, warna, volume, dan konsistensinya.

Misalnya:

- Sumber : sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan

kemungkinan besar berasal dari sinus-sinus atau saluran hidung dan

bukan dari saluran napas bawah.

- Warna : kekuningan infeksi

kehijauan penimbunan nanah. Sering terjadi pada

bronkiektasis terjadi penimbunan nanah pada bronkiolus

yang melebar dan terkena infeksi. Biasanya terjadi infeksi

pada saluran napas bawah sputum hijau pada pagi hari dan

siang menjadi kuning. Penimbunan sputum yang purulen

(mengandung nanah) di malam hari.

3. Hemoptisis

Hemoptisis istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah atau

sputum yang berdarah.

Setiap proses yang merusak kesinambungan pembuluh darah paru-paru

dapat mengakibatkan pendarahan.

Hemoptisis suatu gejala yang serius dan dapat merupakan manifestasi

pertama tuberkulosis aktif.

Sputum yang mengandung darah (berwarna seperti karat) ciri khas yang

sering ditemukan pada pneumokok.

Jika terdapat darah atau sputum mengandung darah ketika dibatukan, perlu

sekali ditentukan apakah sumbernya memang berasal dari saluran napas

bagian bawah, bukan dari hidung atau saluran cerna

pg. 42

Page 43: 111 Resume Klp a Komplit

4. Dispnea

Dispnea atau sesak napas perasaan sulit bernapas dan merupakan gejala

utama dari penyakit kardiopulmolar. Keluhan utama seorang penderita

dispnea napas menjadi pendek dan merasa tercekik.

Besarnya tenaga fisik yang dikeluarkan yang mengakibatkan dispnea

tergantung dari usia, jenis kelamin, ketinggian tempat, dan jenis latihan

fisik serta keterlibatan emosi dalam melakukan kegiatan tersebut.

Gejala yang peling nyata pada penyakit yang menyerang percabangan

ttrakeobronkial, parenkim paru-paru, dan rongga pleura.

5. Nyeri dada

Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas dari penyakit

paru-paru adalah akibat radang pleura (pleuritis). Hanya lapisan parietalis

plura saja yang merupakan sumber nyeri karena pleura viseralis dan

parenkim paru-paru dianggap sebagai organ yang tidak peka.

Dapat sedikit diredakan menekan daerah yang terkena peradangan.

6. Jari-jari tabuh

Jari-jari tabuh suatu perubahan bentuk ujung jari-jari tangan dan kaki

yang khas sehingga tampak menggelembung tanda fisik yang nyata dan

penting tanda dari berbagai keadaan yang cukup serius.

Penyakit paru-paru seperti karsinoma bronkogenik, bronkiektasis, abses,

dan tuberkulosis paru-paru penyebab utama jari-jari tabuh (70-80%

kasus).

pg. 43