Top Banner
D. KIMIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap dan terbatas pada tahun pelajaran 2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, mampu merumuskan masalah (menanya) bukan hanya menyelesaikan masalah. Di samping itu pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berfikir analitis dalam pengambilan keputusan bukan berfikir mekanistis (rutin) serta mampu bekerjasama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran dan penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran perlu diperkuat dengan menerapkan model pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery / inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based learning) dan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir berkaitan dengan pola pembelajaran, yaitu: (1) berpusat pada peserta didik; (2) pembelajaran interaktif (interaktif guru- peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber / media lainnya); (3) pembelajaran dirancang secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja -948-
75

10d. PMP KIM-minat SMA Allson 1Juni2014

Aug 18, 2015

Download

Documents

arnigyu

minat siswa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

D. KIMIABAB I PENDAHULUAN1.Latar BelakangKurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap dan terbataspada tahun pelajaran 2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputiSD, SMP, SMA, dan SMK. Kurikulum2013 bertujuan untukmempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidupsebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkanmanusia Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektifmaka dalam Permendikbud tentang Standar Proses dinyatakan bahwaproses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fsik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran diarahkanuntuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumberobservasi, mampu merumuskan masalah (menanya) bukan hanyamenyelesaikan masalah. Di samping itu pembelajaran diarahkan untukmelatih peserta didik berfkir analitis dalam pengambilan keputusan bukanberfkir mekanistis (rutin) serta mampu bekerjasama dan berkolaborasidalam menyelesaikan masalah. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah(saintifk) dalam pembelajaran dan penilaian otentik yang menggunakanprinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran. Pendekatan saintifkdalampembelajaran perlu diperkuat dengan menerapkan modelpembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery / inquirylearning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karyakontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankanmenggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karyaberbasis pemecahan masalah (problem based learning) dan pembelajaranberbasis projek (project based learning).Kurikulum2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikirberkaitan dengan pola pembelajaran, yaitu: (1) berpusat pada peserta didik;(2) pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber / media lainnya);(3) pembelajaran dirancangsecara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan darimana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); (4)pembelajaran bersifat aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencarisemakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); (5)belajar kelompok (berbasis tim); (6) pembelajaran berbasis multimedia; (7)pembelajaran berbasis kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuatpengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (8) pola-180-pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadipembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9)pembelajaran kritis. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: (1)mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dansosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuanintelektual dan psikomotorik; (2) sekolah merupakan bagian darimasyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimanapeserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakatdanmemanfaatkanmasyarakat sebagai sumber belajar; (3)mengembangkansikap, pengetahuan, danketerampilansertamenerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; (4)memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,pengetahuan, dan keterampilan; (5) kompetensi dinyatakan dalam bentukkompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasarmata pelajaran; (6) kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasardan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti;(7) kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif,salingmemperkuat (reinforced) danmemperkaya(enriched)antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal danvertikal). Mata pelajaran Kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zatyang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika danenergetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Para ahlikimia (kimiawan) mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiahtertentu. Proses itu misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkansikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat mengumpulkan danmenganalisis data. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itukimiawan memperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta,teori, hukum, dan prinsip. Penemuan-penemuan ini yang disebut produkkimia. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimiaharus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses danproduk. Selama ini ada kecenderungan sebagian guru kimia kurangmemperhatikan karakteristik ilmu kimia dalam pembelajaran dan penilaianhasil belajar kimia. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu disusun pedoman matapelajaran kimia dalam rangka membantu guru memahami konsepKurikulum 2013 terkait dengan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar serta pendekatan saintifk danpenilaian otentik dalam mata pelajaran kimia sehingga guru mampumengimplementasikan Kurikulum2013 sesuai tujuannya, yaitumempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidupsebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,dan afektif. -181-2.Tujuan Secara umum pedoman mata pelajaran kimia bertujuan untuk membantuguru dan stakeholder lainnya untuk memahami konsep Kurikulum 2013mata pelajaran kimia sehingga guru mampu mengimplementasikannyadalam rangka mencapai kompetensi inti (KI) dan SKL. Secara khususpenyusunan pedoman mata pelajaran kimia bertujuan untuk:1.Memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalammengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) danmelaksanakan pembelajaran dengan berbagai modus, strategi, danmodel pembelajaran kimia.2.Menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan dan melaksanakankegiatan pembelajaran kimia dengan pendekatan saintifk.3.Memfasilitasi guru secara individual atau kelompok dalammengembangkan teknik dan instrumen penilaian hasil belajar denganpendekatan otentik dalam mata pelajaran kimia.4.Menjadi acuan bagi guru dalam memilih media dan sumber bejalarkimia.3.Ruang LingkupPedoman mata pelajaran Kimia ini disusun dalam 9 (sembilan) Bab sebagaiberikut. BAB IPendahuluan, menguraikan latar belakang/rasional penyusunanbuku panduan, tujuan, ruang lingkup panduan, dan sasaran. BAB II Karaktreristik mata pelajaran Kimia, menguraikan rasionalpentingnya mata pelajaran kimia SMA/MA; tujuan pembelajarankimia; dan ruang lingkup.BAB III Kurikulum 2013 mata pelajaran Kimia, menguraikan alurpengembangankompetensi dasar, yang diawali daripengembangan Standar Kompetensi Lulusan yang dirumuskanberdasarkan tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masadepan, perumusan kompetensi inti (KI), perumusan tingkatkompetensi dan ruang lingkup materi hingga perumusankompetesi dasar mata pelajaran kimia.BAB IV Desain Pembelajaran, menguraikan kerangka pembelajaran,pendekatan pembelajaran, strategi dan metode serta rancanganpembelajaran.BAB V Model-model Pembelajaran, menguraikanmodel-modelpembelajaranyang direkomendasikanKurikulum2013berdasarkankebutuhan pengembangankompetensi dankarakteristik materi kimia, diantaranya pembelajaran penemuan(discovery learning), pembelajaran berbasis proyek (project basedlearning), dan pembelajaran berbasis masalah (problem basedlearning). Uraian model-model pembelajaran ini disertai dengancontoh aktual dalampembelajaran kimia.BAB VI Penilaian Otentik, menguraikan strategi penilaian; lingkuppenilaian meliputi: penilaian sikap, pengetahuan, dan-182-keterampilan serta pelaporan hasil penilaian.BAB VII Media dan sumber belajar, menguraikan tentang berbagaialternatif media dan sumber belajar yang dapat digunakan dalampembelajaran kimia.BAB VIII Guru sebagai Pengembang Kultur Sekolah, menguraikan sekolahsebagai aktivitas belajar, bagaimana peran guru mengembangkansekolah sebagai aktivitas belajar, menampilkan fgur atau sosokguru sebagai multi fungsi dan keteladanan, memanfaatkanlingkungan alam, sosial,dan budaya.BAB IX Penutup4. SasaranSasaran Buku Pedoman Mata Pelajaran Kimiaini meliputi:1.Guru Kimai secara individual atau kelompok guru Kimia (guru matapelajaran, wali kelas, dan guru pembina kegiatan ekstrakurikuler);2.Pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah, wakil kepala sekolah);3.Guru bimbingan konseling atau konselor sekolah; dan4.Tenaga kependidikan (Tenaga Laboratorium IPA/Kimia dan pengawaspembelajaran IPA/Kimia).BAB II KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN KIMIAA.RasionalIlmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untukmencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dansifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh karena itu matapelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yangmeliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika danenergetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ilmu kimiadapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena makroberbagai aspek tentang zat. Selain itu, ilmu kimia sangat membantu danberkontribusi terhadap penguasaan ilmu lainnya terutama ilmu terapanseperti pertambangan, pertanian, kesehatan, perikanan dan teknologi.Saintis mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah tertentu.Proses itu misalnya pengamatan dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiahmisalnya objektif dan jujur pada saat mengumpulkan dan menganalisisdata. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu saintismemperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta, teori, hukum,dan prinsip/konsep. Penemuan-penemuan itulah yang disebut produkkimia. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimiaharus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai sikap, proses, danproduk. Kimia sebagai proses/metode penyelidikan(discovery/inquiry) meliputi caraberpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan ilmiah untuk memperoleh-183-produk-produk kimia, mulai dari menemukan masalah, mengumpulkanfakta-fakta terkait masalah, membuat asumsi, mengendalikan variabel,melakukan observasi, melakukan pengukuran, melakukan inferensimemprediksi, mengumpulkan dan mengolah data hasilobservasi/pengukuran, sertamenyimpulkan dan mengomunikasikan. Dalam konteks ini, kimia bukan sekadar bagaimana cara bekerja, melihat,dan cara berpikir, melainkan sebagai jalan untuk mengetahui/menemukan.Sementara nilai-nilai kimia berhubungan dengan tanggung jawab moral,nilai-nilai sosial, sikap dan tindakan seseorang dalam belajar ataumengembangkan kimia. Sikap dan tindakan ini misalnya keingintahuan,keseimbangan antara keterbukaan dan skeptis, kejujuran, ketelitian,ketekunan, hati-hati, toleran, dan hemat. Pembelajaran kimia seperti struktur atom, sistem periodik unsur, ikatankimia, unsur-unsur di alam dan sebagainya berkaitan erat dengankebesaran Tuhan Yang Maha Esa sebagai Pencipta alam ini. Dengandemikian pembelajaran kimia dapat dipandang sebagai wahana untukmeningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sebagailatihan berpikir untuk memahami alam dengan melakukan penyelidikanmembangun sikap dan nilai serta membangun pengetahuan danketerampilan. 1.Tujuan Mata Pelajaran KimiaMata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan sebagai berikut:1. Membangun kesadaran tentang keteraturan dan keindahan alamsebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: sikap jujur dan obyektifterhadap data; disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakankegiatan; sikap terbuka (bersedia menerima pendapat orang lain sertamau mengubah pandangannya, jika ada bukti bahwa pandangannyatidak benar); ulet dan tidak cepat putus asa; kritis terhadap pernyataanilmiah (tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi/dataempiris); dan bekerjasama dengan orang lain.3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melaluipercobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujianhipotesis dengan melakukan eksperimen (yang mungkin melibatkanpenggunaan instrumen), pengambilan data, pengolahan dan interpretasidata, serta mengomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dantertulis.4.Meningkatkan kesadaran terhadap aplikasi ilmu kimia yang dapatbermanfaat dan juga mungkin merugikan bagi individu, masyarakat,dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola danmelestarikanlingkungan demi kesejahteraan masyarakat.5.Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya sebagaibekal belajar kimia di perguruan tinggi. -184-6. Menerapkan konsep-konsep kimia untuk menyelesaikan masalah dalamkehidupan sehari-hari dan teknologi.7. Membentuk sikap positif terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untukmempelajari kimia lebih lanjut karena kemampuan kimia menjelaskansecara molekuler berbagai peristiwa alam dan berperan penting dalampengembangan teknologi.2.Ruang LingkupRuang lingkup kimia mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dannilai yang dirumuskan dalam kompetensi dasar kimia yang harus dimilikipeserta didik. Kompetensi dasar kimia di SMA/MA merupakan kelanjutandari kompetensi dasar kimia di SMP (yang terintegrasi dalam matapelajaran IPA) dan juga sebagai prasyarat untuk belajar kimia di kelas lebihlanjut sampai di perguruan tinggi. Kompetensi kimia SMA/MA jugaditekankan pada pengembangan kecakapan hidup (life skill) yangbermanfaat bagi semua peserta didik untuk memecahkan masalah dalamkehidupan sehari-hari. Perbedaan Kurikulum 2013 mata pelajaran Kimia dengan kurikulumsebelumnya, antara lain: ada pengurangan materi kimia, diantaranyapembahasan bentuk molekul hanya ditinjau berdasarkan teori jumlahpasangan elektron di sekitar inti atom. Bentuk molekul berdasarkan teorihibridisasi belum diajarkan di SMA/MA. Disamping itu, urutan materijuga berubah mengingat peminatan di SMA/MA dilakukan di kelas Xsehingga siswa yang memilih peminatan MIPA dianggap lebih siap belajarkimia. Agar pembelajaran kimia lebih efektif dan efsien maka materipembelajaran tentang struktur atom dan sistem periodik unsur sertaikatan kimia dibahas tuntas di kelas X sehingga pemahaman siswa lebihkomprehensif dan pembelajaran lebih efsien. Terkait dengan hal ini, untukmengurangi kepadatan materi di kelas X maka hidrokarbon dan minyakbumi dipindahkan ke awal kelas XI.Pada Kurikulum 2013, materi pembelajaran dirumuskan dari KD KI-3.Secara garis besar materi pembelajaran kimia di SMA/MA menurutPermendikbud No.69 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:Kelas X Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari (Hakekat IlmuKimia, Metode Ilmiah, Keselamatan Kerja di Laboratorium, dan PeranKimia dalam Kehidupan); Struktur Atom dan Sistem Periodik (Perkembangan Model Atom,Struktur Atom, Konfgurasi Elektron dan Diagram Orbital, Letak Unsurdalam Tabel Periodik, Perkembangan Tabel Periodik, Sifat-sifat PeriodikUnsur); Ikatan Kimia dan Bentuk Molekul (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, IkatanKovalen Koordinasi, Ikatan Logam, Interaksi Antar Molekul, KepolaranSenyawa, Bentuk Molekul); Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit; -185- Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi dan Bilangan Oksidasi (PerkembanganKonsep Reaksi Redoks, dan Bilangan Oksidasi); Tatanama Senyawa Anorganik dan Organik ; Stokiometri (Ar, Mr, Persamaan Reaksi, Hukum Dasar Kimia, KonsepMol, Perhitungan Kimia) Kelas XI Senyawa Hidrokarbon dan Minyak Bumi (Struktur, Sifat danPenggolongan Senyawa Hidrokarbon, Pembentukan dan PemisahanMinyak Bumi, Dampak Pembakaran Hidrokarbon), Termokimia (Reaksi Eksoterm dan Endoterm, Menentukan EntalpiReaksi); LajuReaksi (Teori Tumbukan, Faktor-faktor yangMempengaruhi Laju Reaksi, Orde Reaksi); Kesetimbangan Kimia (Faktor-faktor yang mempengaruhi PergeseranKesetimbangan, Tetapan Kesetimbangan); Asam dan Basa (Perkembangan Konsep Asam dan Basa, Indikatorasam-basa, pH, Titrasi Asam-Basa); Hidrolisis (Sifat Garam yang terhidrolisis, Tetapan Hidrolisis, pHgaram) ; Larutan Penyangga (Sifat Larutan Penyangga, pH larutan Penyangga,Peranan Larutan Penyangga dalam Tubuh Mahluk Hidup); Kelarutan dan Hasil kali Kelarutan (memprediksi terbentuknyaEndapan, Pengaruh Penambahan Ion Senama); Sistem Koloid (Jenis Koloid, Sifat Koloid, Pembuatan Koloid, Peranankoloid dalam Kehidupan Sehar-hari dan Industri)Kelas XII Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Tekanan Uap, Kenaikan Titik Didih,Penurunan Titik Beku, Tekanan Osmotik, Sifat Koligatif LarutanElektrolit dan Nonelektrolit); Reaksi Redoks dan Elektrokimia (Penyetaraan Persamaan Reaksiredoks, Sel Elektrokimia dan Potensial Sel, Sel Elektrolisis dan HukumFaraday, Korosi); Kimia Unsur (Kelimpahan Unsur-Unsur di Alam, Sifat Fisik dan SifatKimia Unsur; Gas Mulia, Halogen, Alkali, Alkali Tanah, Periode 3 danPeriode 4, Pembuatan unsur-unsur dan senyawa; Halogen, Alkali, AlkaliTanah, Aluminium, Nitrogen, Oksigen, Belerang, Silikon, Besi, Krom,Tembaga, Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia danLingkungan); Senyawa Karbon (Struktur, Tata Nama, Sifat, Identifkasi dan KegunaanSenyawa: Haloalkana, Alkanol dan Alkoksialkana, Alkanal dan Alkanon,Asam Alkanoat dan Alkilalkanoat, Benzena dan Turunannya); -186- Makromolekul (Struktur, Tatanama, Sifat, Penggunaan, danPenggolongan Polimer, Karbohidrat, Protein, Lemak)-187-BAB III KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN KIMIAA.Standar Kompetensi LulusanStandar Kompetensi Lulusan (SKL) ditetapkan dengan Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan, dirumuskan dengan mempertimbangkantujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didikagar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Selain ituperumusan SKL juga mempertimbang kan kebutuhan masa depan danmenyongsong generasi emas Indonesia Tahun 2045 yang berbasis padakompetensi abad XXI, bonus demograf Indonesia, dan potensi Indonesiamenjadi kelompok tujuh negara ekonomi terbesar dunia, dan sekaligusmemperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradabandunia.Dalam PP Nomor 32 Tahun 2013 pasal 1 butir 5 dinyatakan bahwaStandar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifkasikemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, danketerampilan. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan untuk SMA/MAsesuai dengan Permendikbud adalah sebagai berikut: 1. Dimensi Sikap: memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orangberiman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawabdalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alamserta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalampergaulan dunia.2.Dimensi Pengetahuan: memiliki pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.3.Dimensi Keterampilan: memiliki kemampuan pikir dan tindak yangefektif dan kreatif dalamranah abstrak dan konkret sebagaipengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.1.Standar IsiUntuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikantertentu perlu ditetapkan tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.Tingkat kompetensi dirumuskanberdasarkankriteriatingkatperkembangan peserta didik, kualifkasi kompetensi Indonesia, danpenguasaan kompetensi berjenjang. Tingkat kompetensi terdiri atasdelapan (8) jenjang yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahapdan berkesinambungan, seperti ditunjukkan pada (Tabel 3.1) berikut.Tabel 3.1 Tingkatan Kompetensi berdasarkan Permendikbud tentangStandar IsiTINGKATKOMPETENSITINGKAT KELAS-188-0 TK/RA1 Kelas I dan II SD/MI/SDLB/Paket A2 Kelas III dan IVSD/MI/SDLB/Paket A3 Kelas V dan VISD/MI/SDLB/Paket A4 Kelas VII dan VIIISMP/MTs/SMPLB/Paket B4a Kelas IXSMP/MTs/SMPLB/Paket B5 Kelas X-XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket CKejuruan6 Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/Paket CKejuruanBerdasarkan tingkat kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yangbersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalammengembangkan kompetensi yang bersifat spesifk dan ruang lingkupmateri untuk setiap muatan kurikulum. Kompetensi yang bersifat generikdisebut kompetensi inti (KI) mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikapspiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankanpentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yangmencakup aspek spiritual dan aspek sosial sebagaimana diamanatkandalam tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, kompetensi yangbersifat inti terdiri atas 4 (empat) dimensi yang merepresentasikankompetensi sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3),dan keterampilan (KI-4). Sejalan dengan flosof progresivisme dalam pendidikan, kompetensi intiibarat anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai padakompetensi lulusan suatu jenjang. Kompetensi inti meningkat seiringdengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan denganmeningkatnya kelas. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan tetapidikembangkan melalui pembelajaran kompetensi dasar dari sejumlah matapelajaran. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai sumberkompetensi. Tiap mata pelajaran harus tunduk pada kompetensi inti yangtelah dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran yang diajarkandan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadappembentukan kompetensi inti. Kompetensi inti akan menagih kepada setiapmata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya dalam membentukkompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Dengan pengertianlain, kompetensi inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik,sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian,kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitankompetensi dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhiprinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalahketerkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan-189-kompetensi dasar dari mata pelajaran lain dalam satu kelas yang samasehingga terjadi proses saling memperkuat.Kompetensi dan ruang lingkup materi pelajaran Kimia SMA/MAberdasarkan tingkat kompetensi diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut.Tabel 3.2 Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi Kimia SMA/MATingkatKompe-tensiKelas KompetensiRuang Lingkup Materi5 X-XI- Menumbuhkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pengamatan terhadap fenomena dan prinsip kimia- Mengembangkan sikap ilmiah: rasa ingin tahu, berpikir logis dan analitis, tekun, ulet, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan peduli melalui pembelajaran kimia- Memahami struktur atom dan molekul, ikatan kimia, sifat fsik dan sifat kimia unsur, keperiodikan sifat unsur, dan dapat mengkaitkan struktur atom, jenis ikatan, struktur molekul dan interaksi antar molekul dengan sifat fsik dan kimianya yang teramati- Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, energetika, kinetika dan kesetimbangan untuk menjelaskan fenomena yang terkait seperti kespontanan reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya suatu reaksi- Merancang dan melakukan percobaan kimia yang mencakup perumusan masalah, mengajukan hipotesis, menentukan variabel, memilih instrumen, mengumpulkan, mengolah danmenganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan hasil -Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan-Struktur Atom dan Sistem Periodik-Ikatan kimia dan Bentuk molekul-Larutan Elektrolit dan Larutan Non-elektrolit-Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi dan Bilangan Oksidasi- Tatanama senyawa anorganik dan organik - Stoikiometri- Hidrokarbon dan Minyak bumi- Termokimia- Laju reaksi- Kesetimbangan kimia- Sifat Larutan Asam Basa dan pH larutan- Titrasi- Hidrolisis - Larutan Penyangga- Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan- Sistem Koloid-190-TingkatKompe-tensiKelas KompetensiRuang Lingkup Materipercobaan secara lisan dan tertulis- Menganalisis dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan sifat-sifat molekul, reaksi kimia, kesetimbangan kimia, kinetika kimia, dan energetika, serta menerapkan pengetahuan ini pada berbagai bidang ilmu danteknologi6 XII- Menumbuhkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pengamatan terhadap fenomena, prinsip dan keteraturan kimia- Mengembangkan sikap ilmiah: rasa ingin tahu, berpikir logis dan analitis, tekun, ulet, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, dan peduli melalui pembelajaran kimia- Menerapkan prinsip-prinsip dasar kimia, struktur dan energetika untuk menganalisis fenomena fsik dan kimia yang berkaitan dengan sifat fsik larutan, interaksi energi listrik dengan perubahan kimia, dan sifat fsika, sifat kimia unsur dan senyawa - Menjelaskan berlakunya prinsip-prinsip dasar kimia dalam fenomena alam dan pada produk teknologi- Merancang dan melakukan percobaan kimia yang mencakup perumusan masalah, mengajukan hipotesis, menentukan variabel, memilih instrumen, mengumpulkan, mengolah danmenganalisis data, menarik kesimpulan, dan -Sifat Koligatif Larutan-Raksi Redoks dan Elektrokimia-Kelimpahan, Sifat Fisik dan Sifat Kimia, Pembuatan, Kegunaan danDampak Unsur-unsur Golongan Gas Mulia, Halogen, Alkali dan Alkali Tanah, Periode 3 dan 4-Pembuatan Unsur dan Senyawa Halogen, Alkali, Alkali Tanah, Aluminium, Nitrogen, Oksigen, Belerang, Silikon, Besi, Krom, dan Tembaga.-Kegunaan dan Dampak Unsur/ Senyawa bagi manusia dan lingkungan.-Struktur, Tatanama, Sifat, Identifkasi, dan KegunaanSenyawa Halo Alkana, Alkanol, Alkoksi Alkana, Alkanal, Alkanon, Asam Alkanoat, dan Alkil Alkanoat-Benzena dan Turunannya-Makromolekul (Polimer, Karbohidrat dan Protein)-Lemak-191-TingkatKompe-tensiKelas KompetensiRuang Lingkup Materimengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis2. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarKompetensi inti diuraikan menjadi kompetensi dasar mata pelajaransehingga pencapaian kompetensi inti dilakukan melalui pembelajarankompetensi dasar dari semua mata pelajaran di SMA/MA. Rumusankompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristikpeserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.Sebagai pendukung pencapaian kompetensi inti, kompetensi dasardikelompokkan menjadi empat sesuai dengan rumusan kompetensi intiyang hendak dicapai, yaitu: Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) ataukelompok 1 Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung KI-2) atau kelompok2 Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukungKI-3)atau kelompok3, dan Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) ataukelompok 4Uraian kompetensi dasar yang rinci ini diperlukan untuk memastikanbahwa capaian pembelajaran tidak berhenti pada pengetahuan, melainkanharus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melaluikompetensi inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuatkandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yangberguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesantentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai bagian daripembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi pengetahuansifatnya dinamis karena pengetahuan selalu berkembang. Kompetensi keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensipengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat dan dibutuhkan olehpeserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok kompetensiinti sikap (KI-1 dan KI-2) tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidakdiujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkanmata pelajaran tersebut ada pesan-pesan spiritual dan sosial yang sangatpenting untuk dikembangkan dalam pembelajaran. Dengan kata lain,kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1)dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidaklangsung (indirect teaching), yaitu pada waktu peserta didik belajar tentangpengetahuan (mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4).-192-Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, prosespembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkanke kompetensi keterampilan, dan berakhir pada pembentukan sikap.Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (danbagaimana membacanya) dimulai dari kompetensi dasar kelompok 3. Hasilrumusan kompetensi dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskankompetensi dasar kelompok 4. Hasil rumusan kompetensi dasar kelompok 3dan 4 dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar kelompok 1 dan2.Proses berkesinambungan ini adalah untuk memastikan bahwapengetahuan berlanjut ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehinggaada keterkaitan erat yang mendekati linier antara kompetensi dasarpengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi inti dan kompetensidasar mata pelajaran Kimia SMA/MA ditetapkandengan Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan.-193-BAB IVDESAIN PEMBELAJARANA. Kerangka PembelajaranProses pembelajaran pada Kurikulum2013 untuk semua jenjangdilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifk dan mencakuptiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam prosespembelajaran berbasis pendekatan saintifk, ranah sikap bertujuan agarpeserta didik tahu tentang mengapa. Ranah keterampilan bertujuan agarpeserta didik tahu tentang bagaimana. Ranah pengetahuan bertujaun agarpeserta didik tahu tentang apa. Hasil akhirnya adalah penguasaankompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang seimbang sehinggamenjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memilikikecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills).Berdasarkan Permendikbud tentangStandar Proses, disebutkan bahwaproses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, danperkembangan fsik serta psikologis peserta didik. Permendikbud tentangpembelajaran menyebutkan bahwakegiatan pembelajaran perlumenggunakan prinsip sebagai berikut: 1.peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;2.peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;3.proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah;4.pembelajaran berbasis kompetensi;5.pembelajaran terpadu;6.pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memilikikebenaran multi dimensi;7.pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif;8.peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antarahard-skills dan soft-skills;9.pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaanpeserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;-194-10.pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangunkarso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam prosespembelajaran (tut wuri handayani);11.pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan dimasyarakat;12.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkanefsiensi dan efektivitas pembelajaran;13.pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya pesertadidik; dan14.suasana belajar menyenangkan dan menantang. Sesuai dengan hakekat Kurikulum 2013, pembelajaran kimia meliputipengetahuan, keterampilan, dan sikap serta kemampuan berpikir melaluiinteraksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang melaluikegiatan pembelajaran dalamsilabus dan RPP. Dalamkegiatanpembelajaran peserta didik melakukan kegiatan mengamati, menanya,mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, danmengkomunikasikan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan analisis.Proses pembelajaran harus menghasilkan pengetahuan dan keterampilanlangsung atau yang disebut dengan instructional efect (efek langsung).Pembelajaran ini berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KDyang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya dikembangkan secarabersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untukmengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Dapat dikatakan bahwapengembangan KD dari KI-1 dan KI-2 terjadi sebagai nurturant efect (efekpendamping) dari kegiatan pembelajaran menyangkut KD dari KI-3 danKI-4.Mengacu pada hakekat, tujuan dan karakter materi kimia makapembelajaran kimia semestinya dirancang dengan mengakomodasiprinsip-prinsip pembelajaran tersebut. 1.Pendekatan Pembelajaran1.Pendekatan Saintifk (Scientifc Approach)Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifkatau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifk dapatmenggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual.Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yangmemiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discoverylearning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (directinstructional) dan tidak langsung (indirect instructional). Pembelajaranlangsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuanpeserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yangdirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsungpesertadidikmelakukankegiatanmengamati, menanya,-195-mengumpulkaninformasi, menalar, danmengomunikasikan.Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilanlangsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructionalefect). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selamaproses pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkandampak pengiring (nurturant efect). Pembelajaran tidak langsungberkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap yang terkandungdalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang nilaidan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung olehmata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagaiproses pengembangan moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh matapelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, danmasyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikulerbaik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah) dalamrangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilaidan sikap.Pendekatan saintifk meliputi lima pengalaman belajar sebagaimanatercantum dalam tabel berikut.Tabel 4.1.Deskripsi Langkah Pembelajaran*)Langkah PembelajaranDeskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajarMengamati (observing)mengamati dengan indra(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atautanpa alatperhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamatiMenanya (questioning)Membuat dan mengajukan pertanyaan,tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifkasi.jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)Mengumpulkaninformasi (experimenting)Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasi-kan, meniru bentuk/gerak, jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, -196-Langkah PembelajaranDeskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajarmelakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifkasi/ menambahi/mengembangkan validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.Menalar/Mengasosiasi (associating)mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi ataumenghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenaiketerkaitan informasi daridua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenaiketerkaitan lebih dari duafakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi sertakesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta-fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,argumentasi, dan kesimpulanyang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.Mengomunikasi-kan (communicating) menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafk; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalambentuk tulisan, grafs, media elektronik, multi media dan lain-lain-197-Langkah PembelajaranDeskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajarhasil, dan kesimpulan secara lisan*) Dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran.Pendekatan saintifk dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan denganlangkah-langkah metode ilmiah, yaitu:melakukan pengamatan,menentukan hipotesis, merancang eksperimen untuk menguji hipotesis,menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuatkesimpulan. Implementasi pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013tercermin pada kegiatan pembelajaran dalam silabus, yakni mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi danmengomunikasikan. Tabel 4.2 berikut ini merupakan contoh kegiatanpembelajaran kimia yang menggunakan pendekatan ilmiah.Tabel.4.2. Contoh Kegiatan Pembelajaran Kimia dengan PendekatanIlmiahKompetensi DasarMateriPembelajaranKegiatan Pembelajaran1.1Menyadariadanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahu-an tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusiayang kebenarannya bersifat tentatif.1.1Menunjukkan perilaku ilmiah(memiliki rasa ingin tahu, disiplin,jujur, objektif, terbuka,Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolitMengamati Mencari informasi tentang cara mengujisifat elektrolit pada larutan (alat dan bahan yang digunakan serta tujuan dan langkah kerja. (Seminggu sebelum pembelajaran, siswa diberi tugas secaraberkelompok membaca tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit serta menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan). Menanya Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit , misalnya mengapa disebut larutan elektrolit? Bagaimana membuktikan bahwa suatularutan bersifat elektrolit? Apakah semua larutan dapat menghantarkan listrik? Apakah zat elektrolit terdapat dalam tubuh manusia? Mengapa keringat rasanya asin? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik?Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan? Mendiskusikan dan merumuskan hipotesis terkait dengan pertanyaan -198-Kompetensi DasarMateriPembelajaranKegiatan Pembelajaranmampu membeda-kan fakta dan opini,ulet, teliti, bertang-gung jawab, kritis, kreatif, inovatif,demokratis, komunikatif ) dalam merancang danmelakukan percobaan serta berdiskusi yangdiwujudkan dalam sikap sehari-hari.1.2Menunjukkan perilaku kerjasama, santun,toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.1.3Menunjukkan perilaku responsif,dan proaktif serta bijaksana sebagai wujudkemampuan memecahkanmasalah dan membuat keputusan.3.8 Menganalisis sifatlarutan elektrolit dan stimulasi.Mengumpulkan Informasi Merancang percobaan (menentukan alat dan bahan serta tujuan dan langkah kerja) untuk menyelidiki sifat elektrolit pada berbagai larutan berdasarkan daya hantar listriknya. Merakit alat uji elektrolit sesuai gambar. Mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi. Menguji sifat elektrolit berbagai larutanyang ada di lingkungan dan larutan yang ada di laboratorium dengan mencelupkan batang elektrode ke dalam masing-masing larutan tersebut. Mencatat data hasil pengamatan dengan teliti dan apa adanya, misalnya terjadi gelembung pada elektrode (sedikit atau banyak), lampu menyala (redup atau terang), atau tidak ada gelembung dan lampu tidak menyala.Saat mencatat hasil pengamatan, siswadidorong untukmengajukan pertanyaan, mengapa banyak gelembung di elektroda dan lampu menyala terang atau redup? Menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Mengelompokkan larutan pada tabel hasil pengamatan berdasarkan ikatan kimia (senyawa ion atau senyawa kovalen). Menalar/Mengasosiasi Mengolah data hasil pengamatan dengan menyajikan data tersebut dalam tabel hasil pengamatan. Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutanelektrolit kuat,larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listrik larutan-199-Kompetensi DasarMateriPembelajaranKegiatan Pembelajaranlarutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.4.8 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaanuntuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .dalam rangka membuktikan hipotesis. Mengelompokkan larutan ke dalam elektrolit kuat,larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya. Menganalisis jenis ikatan kimia dan sifat elektrolit suatu zat serta menyimpulkan bahwa larutan elektrolitdapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar. Berlatih menuliskan reaksi ionisasi. Setiap kelompok mendiskusikan fungsi larutan elektrolit dalam tubuh manusiadan penyebab keringat terasa asin sertacara mengatasi kekurangan elktrolit dalam tubuh.Mengomunikasikan Menyusun laporan percobaan secara berkelompok dan mempresentasikannya. 2. Pendekatan Keterampilan ProsesSetiap mata pelajaran memiliki karakteristik khusus dalam pendekatanpembelajaran.Pembelajaran kimia lebih menekankan pada penerapanketerampilan proses. Aspek-aspek pada pendekatan ilmiah (scientifcapproach) terintegrasi pada pendekatan keterampilan proses dan metodeilmiah. Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampil-anyang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.Keterampilan yang dilatihkan ini dikenal dengan keterampilan prosesIPA. American Association for the Advancement of Science (1970)mengklasifkasikannya menjadi keterampilan proses dasar danketerampilan proses terpadu. Indikator kedua keterampilan prosestersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.Tabel 4.3. Indikator Keterampilan Proses Dasar dan TerpaduKeterampilan ProsesDasarKeterampilan Proses Terpadu Pengamatan Pengontrolan variabel Pengukuran Interpretasi data Menyimpulkan Perumusan hipotesa Meramalkan Pendefnisian variabel secara operasional Menggolongkan-200- Mengkomunikasikan Merancang eksperimenKeterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman pembelajaran. Melaluipengalaman langsung seseorang dapat lebih menghayati proses ataukegiatan yang sedang dilakukan.Tabel 4.4 menyajikan indikatorketerampilan proses sains beserta sub indikatornya.Tabel4.4. Indikator Keterampilan Proses Sains beserta Subindikatornya.No. Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sains1. Mengamati Menggunakan sebanyak mungkin alat indera Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan2. Mengelompokkan/Mengklasifkasi Mencatat setiap pengamatan secara terpisah Mencari perbedaan, persamaan Mengontraskan ciri-ciri Membandingkan Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan3. Menafsirkan Menghubungkan hasil-hasil pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan4. Meramalkan Menggunakan pola-pola hasil pengamatan Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan sebelum diamati5. Mengajukanpertanyaan Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana Bertanya untuk meminta penjelasan Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis6. Merumuskanhipotesis Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.7. Merencanakanpercobaan Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan Menentukan variabel/ faktor penentu Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dan dicatat Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja8. Menggunakanalat/bahan Memakai alat/bahan Mengetahui alasan mengapa menggunakan -201-No. Indikator Sub Indikator Keterampilan Proses Sainsalat/bahan Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.9. Menerapkan konsep Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi10. Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafk atau tabel atau diagram Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian Membaca grafk atau tabel atau diagram Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa2. Rancangan PembelajaranDokumen operasional untuk rancangan pembelajaran setiap matapelajaran adalah Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).1.SilabusSilabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuksetiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:a.Identitas mata pelajaran b.Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;c.kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenaikompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yangharus dipelajari untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan matapelajaran;d.kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifk yang mencakupsikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan ataumata pelajaran;e.materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan proseduryang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai denganrumusan indikator pencapaian kompetensi;f. kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidikdan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;g.penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahaninformasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;-202-h.alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam strukturkurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dani. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.Pengembangan silabus mengacu pada Permendikbud tentang StandarIsi, Permendikbud tentang Standar Proses, Permendikbud tentangStandar Penilaian, dan Permendikbud tentang Kurikulum SMA/MA.Untuk Kurikulum 2013 silabus dikembangkan di tingkat pusatyangdigunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaanpembelajaran. 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaranyang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP).a.Hakikat RPPRPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secararinci dari suatu materi pembelajaran atau tema tertentu yangmengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah/madrasah,mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pembelajaran; (3)alokasi waktu; (4) KI, KD, indikator pencapaian kompetensi; (5)deskripsi materi pembelajaran; (6) kegiatan pembelajaran; (7)penilaian; dan (8) media/alat, bahan, dan sumber belajar.Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusunRPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SDdan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guruSMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukansebelum awal semester atau awal tahun pelajaran dimulai, namunperlu diperbaharui sebelum pembelajaran dilaksanakan.Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiridan/atauberkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi,difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah. Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secaraberkelompok antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi,difasilitasi, dan disupervisi oleh dinas pendidikan atau kantorkementerian agama setempat.b.Prinsip Penyusunan RPP1)Setiap RPP harus memuat secara utuh memuat kompetensisikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan(KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). 2)Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali atau lebih darisati kali pertemuan.3)Memperhatikan perbedaan individu peserta didik-203-RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar,bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.4)Berpusat pada peserta didikProses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada pesertadidik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakanpendekatansaintifkmeliputi mengamati, menanya,mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan.5)Mengembangkan budaya belajar sepanjang hayatProses pembelajaran dirancang untuk mengembangkankegemaran membaca, pemahaman beragambacaan, danberekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.6)Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaranRPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,penguatan, pengayaan, dan remedi.7)Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensidan/atau antarmuatanRPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan danketerpaduan antara KI, KD, materi pembelajaran, kegiatanpembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dansumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPPdisusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dankeragaman budaya.8)Menerapkan teknologi informasi dan komunikasiRPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologiinformasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, danefektif sesuai dengan situasi dan kondisi.c.Komponen dan Sistematika RPPKomponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalambentuk format berikut ini.Sekolah :Mata pelajaran :Kelas/Semester :Materi Pembelajaran :Alokasi Waktu :-204-A.Kompetensi Inti (KI)B.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi*)1._____________ (KD pada KI-1)Indikator:__________________2._____________ (KD pada KI-2)Indikator:__________________3._____________ (KD pada KI-3)Indikator: __________________4._____________ (KD pada KI-4)Indikator: __________________C.Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian,atau penjelasan materi pembelajaran)D.Kegiatan Pembelajaran1. Pertemuan Pertama: (...JP)a.Kegiatan Pendahuluanb.Kegiatan Inti**) Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi Menalar Mengomunikasikanc.Kegiatan Penutup2. Pertemuan Kedua: (...JP)a.Kegiatan Pendahuluanb.Kegiatan Inti**) Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi Menalar Mengomunikasikanc.Kegiatan Penutup3. Pertemuan seterusnya.E.Penilaian 1.Teknik penilaian2.Instrumen penilaian dan pedoman penskoran-205-a.Pertemuan Pertamab.Pertemuan Keduac.Pertemuan seterusnyaF.Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar1.Media/alat2.Bahan3.Sumber Belajar*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Indikatoruntuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskandalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikapyang gejalanya dapat diamati. Indikator untuk KD yangditurunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentukperilaku spesifk yang dapat diamati dan terukur.**)Pada kegiatan inti kelima pengalaman belajar tidak harusmuncul seluruhnya tergantung cakupan muatan pembelajaran.d.Langkah Penyusunan RPP1)Pengkajian SilabusPengkajian terhadap silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materipembelajaran; (3) kegiatan pembelajaran; (4) penilaian; (5)alokasi waktu; dan (6) sumber belajar. 2)Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, danKI-4;3)Deskripi Materi Pembelajaran Langkah ini dapat berupa merinci, menjabarkan, menguraikan,danmengidentifkasi materi pembelajarandenganmemperhatikan prinsip penyusunan RPP.4)Penjabaran Kegiatan PembelajaranMenjabarkan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabusdalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatansaintifk disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuanpendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dansumber belajar.5)Penentuan Alokasi WaktuMenentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkanalokasi waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalamkegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.6)Pengembangan PenilaianMenentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, sertamembuat pedoman penskoran. 7)Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber BelajarPenentuan media, alat, bahan, dan sumber belajar disesuaikandengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabarankegiatan pembelajaran.-206-3. PelaksanaanTahap pelaksanaan pembelajaran meliputi:a.Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru:1)mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.2)mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dandikembangkan sebelumnyaberkaitan dengan kompetensi yangakan dipelajari dan dikembangkan; 3)menyampaikan kompetensi yang akandicapai dan manfaatnyadalam kehidupan sehari-hari; dan4)menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yangakan dilakukan.5)menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akandigunakan.b.Kegiatan IntiKegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapaikompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang-kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dankemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fsikserta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifk yang disesuaikandengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Gurumemfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, menalar, danmengomunikasikanDalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangansikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antaralain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi,disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantumdalam silabus dan RPP. c.Kegiatan PenutupDalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik melakukan: (a)membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) refeksi terhadapkegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balikterhadap proses dan hasil pembelajaran. Selanjutnya guru juga perlu melakukan: (a) melakukan penilaian; (b)merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaranremedi, programpengayaan, layanan konseling dan/ataumemberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuaidengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencanapembelajaran pada pertemuan berikutnya.-207--208-BAB VMODEL MODEL PEMBELAJARANSesuai dengan Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar danMenengah, kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembanganranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh melalui pendekatansaintifk dan diperkuat dengan penerapan pembelajaran berbasispenyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yangmenghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).Pendekatan saintifk secara menyeluruh telah diuraikan pada Bab IV. Bagianini lebih fokus pada pembahasan secara praktis mengenai karakteristik modelpembelajaran discovery/inquiry learning, problem based learning dan projectbased learning serta teknik memilih sebuah model pembelajaran yang sesuaidengan tuntutan kompetensi dan karakteristik siswa.A.Discovery LearningModel pembelajaran Discovery Learning mengarahkan peserta didik untukmemahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untukakhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Penemuan konsep tidakdisajikan dalam bentuk akhir, tetapi peserta didik didorong untukmengidentifkasi apa yang ingin diketahui dan dilanjutkan dengan mencariinformasi sendiri kemudian mengorganisasi atau mengkonstruksi apa yangmereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk akhir. Hal tersebut terjadibila peserta didik terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnyauntuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukanmelalaui observasi, klasifkasi, pengukuran, prediksi, penentuan daninferring. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itusendiri adalah the mental process of assimilating conceps and principles inthe mind.Penggunaan Discovery Learning, ingin mengubah kondisi belajar yang pasifmenjadi aktif dan kreatif, pembelajaran yang teacher oriented ke studentoriented, dan mengubah modus ekspository siswa hanya menerimainformasi dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasisendiri.1.Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses PembelajaranLangkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning dikelas adalah sebagai berikut.a.Perencanaan1)Menentukan tujuan pembelajaran2)Melakukan identifkasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)3)Memilih materi pelajaran4)Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi)-209-5)Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa6)Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yangkonkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik7)Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa b.PelaksanaanDalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, adabeberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalamkegiatanpembelajara, secara umum sebagai berikut.1)Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yangmenimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidakmemberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidikisendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan pembelajarandengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, danaktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapanpemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untukmenyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkandan membantu siswa untuk melakukan eksplorasi. Dalam halmemberikan stimulasi dapat menggunakan teknik bertanya yaitudenganmengajukanpertanyaan-pertanyaanyang dapatmenghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorongeksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasaiteknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuanmengaktifkan siswa untuk mengeksplorasi dapat tercapai.2)Problem statement (pernyataan/ identifkasi masalah)Setelah melakukan stimulasi langkah selanjutya adalah gurumemberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifkasisebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan denganbahan pelajaran, kemudian pilih salah satu masalah dandirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara ataspertanyaan masalah). Memberikan kesempatan siswa untukmengidentifkasi dan menganalisa permasasalahan yang merekahadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangunpemahaman siswa agar terbiasa untuk menemukan masalah. 3)Data collection (pengumpulan data).Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan ataumembuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan memberikesempatan siswa mengumpulkan berbagai informasi yang relevan,membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensidari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukansesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi,-210-dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkanmasalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.4)Data processing (pengolahan data)Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data daninformasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasilbacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,diacak, diklasifkasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitungdengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaantertentu. Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dangeneralisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkanpengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yangperlu mendapat pembuktian secara logis5)Verifcation (pembuktian)Pada tahap ini siswa memeriksa secara cermat untukmembuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkandengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data yangtelah diolah. Verifkasi bertujuan agar proses belajar berjalandengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepadasiswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan ataupemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalamkehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atauinformasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telahdirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atautidak, apakah terbukti atau tidak.6)Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)Tahap generalisasi adalah proses menarik kesimpulan yang dapatdijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian ataumasalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifkasi.1.Project Based LearningPembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning/ PjBL) adalahmodelpembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai intipembelajaran. Siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasilbelajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yangmenggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkandan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannyadalamberaktiftas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yangdiperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaanpenuntun (a guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuahproyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi)-211-dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsungsiswa dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsipdalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakaninvestigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata.Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yangberbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatankepada para siswa untuk menggali konten (materi) denganmenggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, danmelakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran BerbasisProyek dapat dikatakan sebagai operasionalisasi konsep PendidikanBerbasis Produksi yang biasa dikembangkan di Sekolah MenengahKejuruan (SMK), yang dapat diadopsi untuk pembelajaran sains/kimiadi SMA pada materi-materi yang relevan. Dengan pembelajaran berbasisproduksi siswa diperkenalkan dengan suasana dan makna kerja yangsesungguhnya di dunia kerja. Pembelajaran Berbasis Proyek memilikikarakteristik sebagai berikut:1.siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,2.adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa, 3.siswa mendesain proses untuk menentukan solusi ataspermasalahan atau tantangan yang diajukan,4.siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses danmengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,5.proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,6.siswa secara berkala melakukan refeksi atas aktivitas yang sudahdijalankan,7.produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,8.situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan danperubahanPeran instruktur atau guru dalamPembelajaran Berbasis Proyeksebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat dan perantara untukmendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasidan inovasi dari siswa.Langkah-Langkah OperasionalLangkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapatdijelaskan dengan diagram sebagai berikut.

-212-Diagram 1. Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis ProyekPenjelasan langkah-langkahPembelajaran Berbasis Proyek sebagaiberikut.a.Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaanyang dapat memberi penugasan siswa dalam melakukan suatuaktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyatadan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusahaagar topik yang diangkat relevan untuk para siswa.b.Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan siswa.Denganemikian siswa diharapkan akan merasa memiliki atasproyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihanaktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaanesensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yangmungkin, sertamengetahui alat dan bahan yang dapat diaksesuntuk membantu penyelesaian proyek. c.Menyusun Jadwal (Create a Schedule)Pengajar dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitasdalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuatdeadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakancara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat carayang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswauntuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.d.Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and theProgress of the Project)Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadapaktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukandengan cara menfasilitasi siswa pada setiap roses. Dengan kata lainpengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas siswa. Agarmempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapatmerekam keseluruhan aktivitas yangpenting.e.Menguji Hasil(Assess the Outcome)Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukurketercapaian standar, berperan dalammengevaluasi kemajuanmasing- masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkatpemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu pengajar dalammenyusun strategi pembelajaran berikutnya.f.Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan siswa melakukanrefeksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.Proses refeksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan-213-pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan siswamengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selamaproses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatutemuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yangdiajukan pada tahap pertama pembelajaran.Peran guru dan siswa dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyeksebagai berikut.1.Peran Gurua.Merencanakan dan mendesain pembelajaranb.Membuat strategi pembelajaranc.Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswad.Mencari keunikan siswae.Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaianf.Membuat portofolio pekerjaan siswa2.Peran Siswaa.Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikirb.Melakukan riset sederhanac.Mempelajari ide dan konsep barud.Belajar mengatur waktu dengan baike.Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompokf.Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakang.Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaranyang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa (bersifat kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar.Problem Based Learning menantang siswa untuk belajar bagaimanabelajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi daripermasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untukmengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.Masalah diberikan kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep ataumateri yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalahdapat digambarkan sebagai berikut.Guru sebagai pelatihSiswa sebagaiproblem solverMasalah sebagai awaltantangan dan motivasi Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran) memonitor pembelajaran probbing ( menantang siswa peserta yang aktif terlibat langsung dalam pembelajaran membangun menarik untuk dipecahkan menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya -214-Guru sebagai pelatihSiswa sebagaiproblem solverMasalah sebagai awaltantangan dan motivasiuntuk berfkir) menjaga agar siswa terlibat mengatur dinamika kelompok menjaga berlangsungnya prosespembelajaran dengan pelajaran yang dipelajariPembelajaran berbasis masalah berpusat pada siswa. Siswa harus dapatmenentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dari mana informasi dapatdiperoleh, dan di bawah bimbingan guru. Tujuan dan hasil dari modelpembelajaran berbasis masalah ini adalah untuk mengembangkanketerampilan berpikir tingkat tinggi, mendorong kerjasama dalammenyelesaikan tugas, melibatkan siswa dalam penyelidikan permasalahanpilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan danmenjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannnyatentang fenomena tersebut.1.Langkah-langkah Implementasi Problem Based LearningLangkah-langkah dalam menerapkan Problem Based Learning di kelasdan perilaku guru dalam setiap fasenya adalah sebagai berikut.Tahapan-Tahapan Model PBLFASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARANFase 1Orientasi siswa kepada masalah Siswa menyimak penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan logistik yg dibutuhkan Siswa dimotivasi untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilihFase 2Mengorganisasikan siswa Siswa didorong mendefnisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebutFase 3Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Siswa didorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahFase 4Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Siswa dibimbing dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan temanFase 5Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Hasil belajar siswa dievaluasi terkait materi yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja-215-Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalahPembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran danaktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL,tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinciapa yang harus dilakukan oleh siswa dan juga oleh guru. sertadijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Halini sangat penting untuk memberikan motivasi agar siswa dapatmengerti dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yangperlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:1.Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besarinformasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidikimasalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yangmandiri,2.Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyaijawaban mutlak benar, sebuah masalah yang rumit atau kompleksberpotensi memunculkan banyak penyelesaian dan seringkalibertentangan,3.Selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didoronguntuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Guru akanbertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun siswaharus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan4.Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untukmenyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Tidakada ide yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas. Semuasiswa diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan danmenyampaikan ide-ide mereka.Fase 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajarDisamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi.Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharingantar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatanpembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimanamasing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yangberbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan siswa dalam pembelajarankooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harusheterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif,adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitordan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerjadan dinamika kelompok selama pembelajaran.Setelah siswa diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentukkelompok belajar selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifk, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantanganutama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua siswaaktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan yang dapatmenghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.-216-Fase 3: Membantu penyelidikan mandiri dan kelompokPenyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahanmemerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnyatentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data daneksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangatpenting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untukmengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupunaktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasipermasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukupinformasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Gurumembantu siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknyadari berbagai sumber, dan ia seharusnya mengajukan pertanyaan padasiswa untuk berifkir tentang masalah dan ragam informasi yangdibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapatdipertahankan.Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikanpermasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnyamereka mulai menawarkan penjelasan dalambentuk hipotesis,penjelesaian, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, gurumendorong siswa untuk menyampikan semua ide-idenya dan menerimasecara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaanyang membuat siswa berfkir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yangmereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan artifak (hasil karya) dan mempamerkannyaTahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) danpameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa suatuvideo tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yangdiusulkan), model (perwujudan secara fsik dari situasi masalah danpemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunyakecanggihan artifak sangat dipengaruhi tingkat berfkir siswa. Langkahselanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru berperansebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran inimelibatkan siswa-siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yangdapat menjadi penilai atau memberikan umpan balik.Fase 5: Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalahFase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkanuntuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses merekasendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang merekagunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksipemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatanbelajarnya-217-3.Pemilihan Model PembelajaranTidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaranyang lain. Setiap model dapat digunakan sesuai dengan spesifkasi tujuan,rasional yang mendasari, sintaks pembelajaran, dan sistem pengelolaandan pengaturan lingkungan yang diberikan pada manualnya. Oleh karenaitu, guru hendaknyamenguasai dan dapat menerapkan berbagai modelpembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangatberaneka ragam dalam lingkungan belajar yang merupakkan karakteristiksekolah sehingga sangat bervariasi.Dalam memilih model pembelajaran dimulai dari menganalisis karakteristiktujuan yang akan dicapai, materi, peserta didik, lingkungan belajar (alat-alat, sarana dan prasarana, sumber belajar), serta kemampuan guru dalamsistem pengelolaan dan pengaturan lingkungan. Selanjutnya guru memilihmodel yang dapat mengakomodasi karakteristik-karakteristik tersebut.Tentu saja tidak semua karakteristik yang ada sesuai dengan spesifkasimodel. Dalam hal ini guru hendaklah memilih karakteristik terpenting yangharus diakomodasi, atau menggunakan dua model secara bersamaan. Disamping itu dengan mempelajarimodel-model pembelajaran IPA yang telahada guru dapat mengembangkan/menciptakan model pembelajaran IPAsendiri.Pemilihan model pembelajaran (discovery learning, project based learning,atau problem based learning) sebagai pelaksanaan pendekatan saintifkpembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengankarakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus.Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori faktual,konseptual, dan prosedural. Pada pengetahuan faktual dan konsepetualdapat dipilih discovery learning, sedangkan pada pengetahuan proseduraldapat dipilih project based learning dan problem based learningKarakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasardari KI- 4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning danproblem based learning, sedangkan pada keterampilan konkrit dapat dipilihproject based learningPemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yangdikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)Berikut contoh matrik pemilihan model yanag dapat digunakan sesuaidengan dimensi pengetahuan dan keterampilanDimensi PengetahuanDimensi KeterampilanAbstrak KonkritFaktual Discovery Learning Discovry LearningKonseptual Discovery Learning Discovry LearningProseduralDiscovery LearningProblem Based LearningProjec Based LerningProblem Based Learning-218-MetakognitifDiscovry LearningProjec Based LerningProblem Based LearningDiscovry LearningProjec Based LerningProblem Based LearningContoh pemilihan model yang dapat digunakan berdasarkan karakteristikkompetensi Kimia SMA/MA disajikan pada Tabel 5.1 berikut ini.Tabel 5.1 Contoh penerapan model pembelajaran berdasarkan karakteristik kompetensi Kimia SMAKompetensiDasarDiscoveryLearningProject BasedLearningProblem BasedLearningKelasKD 3.8: menganalisis sifat larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya hantar listriknyaKD 4.8: Merancang, melakukan, danmenyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan non elektrolitGuru memperlihat-kan contoh cairan elektrolit (minuman bertuliskan elektrolit) dan beberapa cairan lain (misalnya larutan gula, akuades, larutan asam), siswa menanya mengapa dikatakan cairan elektrolit? Apakah akuades dan larutan lain termasuk elektrolit? Siswa menemukan perbedaan sifat larutan elektrolit dan non elektrolit melalui eksperimen dan informasi dari sumber lain.XMateri Isotop, Isobar, Isotonindikator pembelajaran: Menganalisis dan mengevaluasi fenomena Setelah pembahasan teori atom, terutama setelah pembahasan tentang konsep isotop, isobar, dan isoton, siswa mempelajari X-219-Tabel 5.1 Contoh penerapan model pembelajaran berdasarkan karakteristik kompetensi Kimia SMAisotope dalam kehidupanDemonstrasi/videopenambahan es batu yang mengandung isotop yang berbeda ke dalam air. dengan hints atau clues dari guru, siswa menemukan fenomena yang terjadi karena perbedaan molekulair (isotop D2O danH2O).(http://www.youtube.com/watch? VliirA5ooSOKD 3.7: Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaanKD 4.7 Merancang, melakukan danmenyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi.Siswa mengamati demonstrasi guru terkait laju reaksi (2 reaksi masing-masing dengan luas permukaan, konsentrasi, dan suhu berbeda ekstrim). Siswa merumuskan permasalahan terkait hasil pengamatan, membuat hipotesis, merancang percobaan, mengumpulkandata/menguji hipotesis, menyimpulkan XI-220-Tabel 5.1 Contoh penerapan model pembelajaran berdasarkan karakteristik kompetensi Kimia SMAKD3.11: menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam-basaKD 4.11 merancang, melakukan danmenyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basaSetelah pembelajaran asam-basa, siswa mendapat tugas proyek Menyelidiki kadar asam asetat dalam cuka dapur dari berbagai merek, atau menyelidiki kadar boraks dalam berbagai produk pangan, merumuskan pertanyaan, merancang proyek dengan bimbingan guru, menetapkan jadwal, menguji rancangan/melakukan eksperimen, mengevaluasi pengalaman/presentasi produk XIKD 3.3Mengevaluasi gejala atau proses yang terjadi dalam contoh sel elektrokimia (sel volta dan sel elektrolisis) yang digunakan dalam kehidupan KD 4.3: Menciptakan Setelah pembelajaran elektrokimia/elektrolisis, guru memberi tugas untuk mendisainpenyepuhan logam besi (misalpin, gantungan kunci), merumuskan pertanyaan, merancang proyek dengan bimbingan guru, menetapkan jadwal, menguji XII-221-Tabel 5.1 Contoh penerapan model pembelajaran berdasarkan karakteristik kompetensi Kimia SMAide/gagasan produk sel elektrokimia (Materi Pokok: Sel elektrolisis dan hukum Faraday)rancangan/ melakukan eksperimen, mengevaluasi pengalaman/presentasi produk. Penjelasan Contoh Pembelajaran Melalui Penemuan (Discovery Learning)JudulKegiatan:Demonstrasi penambahan es batu yang mengandung isotop yangberbeda ke dalam air Tujuan Kegiatan: Memahami bahwa senyawa yang mengandung unsur yang sama dengan isotopyang berbeda memiliki sifat fsik yang berbeda (dalam hal ini massa jenisnyaberbeda), walaupun sifatnya kimianya sama. Tujuan ini terkait denganpemahaman bahwa isotop yang berbeda mempunyai nomor massa yangberbeda. Latar Belakang Kegiatan: Kegiatan ini dilaksanakan setelah pembahasan teori atom, terutama setelahpembahasan tentang konsep isotop, isobar, dan isoton. Demonstrasi diberikandalam bentuk penayangan video, walaupun bisa pula dilaksanakan denganmenampilkan fenomena nyata di depan kelasSkenario Kegiatan: (1)Setelah penayangan video, siswa dirangsang untuk mencari penjelasan terhadap fenomena yang ditayangkan. Dalam kasus ini, siswa diharapkan dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan antara perilaku es batu dikedua gelas. (Lihat bentuk kegiatan di bawah)(2)Guru menahan diri untuk tidak menjelaskan mengapa hal itu terjadi. Guru hanya memberikan bantuan dalam bentuk pengajuan pertanyaan, pemberian tanda-tanda (hints atau clues), pemberitahuan beberapa kata kunci penting, dan lain-lain. (3)Selain memberi kata kunci atau hints, guru dapat menceritakan kasus yang berbeda tapi berkaitan dengan prinsip yang sama atau serupa. (4)Siswa diharapkan secara bertahap menemukan hal-hal baru, hingga akhirnya fenomena itu dapat dijelaskan. Selama usaha menuju penemuan tersebut, siswa didorong bertanya untuk memperjelas fenomena yang dilihatnyaBentuk Kegiatan: Guru menayangkan video yang menunjukkan adanya 2 gelas berisi cairanbening, serta tersedia es batu di samping masing-masing gelas. (Video dapat-222-diunduh dari alamat situs http://...). Selama penayangan, tertampilkan hal-halberikut: Es batu tersebut dimasukkan ke gelas yang ada di dekatnya. Es batu pada gelas pertama, terlihat terapung dalam cairan bening tsb. Es batu pada gelas kedua, terlihat tenggelam dalam cairan bening tsb.Beberapa Kemungkinan Menuju Penemuan: (1)Siswa dapat bertanya beberapa hal tentang fenomena tersebut. (2)Guru terus mendorong siswa untuk menemukan penjelasan tentang fenomena itu. (3)Salah satu penjelasan yang dapat diajukan siswa adalah: gelas pertama berisi air, sedangkan gelas kedua berisi alkohol. Tanggapan guru: jika gelas kedua berisi alkohol, memang benar bahwa es batu akan tenggelam, karena massa jenisnya lebih besar dari massa jenis alkohol. Tapi, sebetulnya isi gelas kedua bukan alkohol, tetapi air, sama dengan isi gelas pertama. Coba pikirkan kemungkinan penjelasan lainnya. (4) Jika siswa belum juga berhasil menemukan penjelasan fenomena, berikan beberapa informasi, misalnya bahwa: (a) penjelasan fenomena itu terkait dengan konsep isotop, (b) dalam kasus lainnya, misalnya isotop karbon-12 dan karbon-14, keduanya sama-sama dapat membentuk karbon dioksida (sifat kimianya sama), tapi ternyata CO2 dari karbon-14 lebih cenderung untuk berada di lapis terbawah atmosfer dibandingkan CO2 dari karbon-12.Penemuan yang Diharapkan: Yang diharapkan adalah siswa sampai pada proses penemuan, yang membuatmereka bisa berteriak: Aha!Akhirnya fenomena itu dapat difahami.Dalam contoh di atas, penemuannya kira-kira: O, iya, es batunya terdiri atasmolekul-molekul air yang berbeda. Es batu yang tenggelam terdiri atasmolekul-molekul air yang atom hidrogennya berupa deuterium (yaitu isotophidrogen yang lebih besar massanya), sedangkan es batu yang terapung terdiriatas molekul-molekul air yang biasa.Tentunya ada penjelasan alternatif: atom oksigennya yang berbeda, yaituoksigen-18 dan oksigen-16.Penjelasan Contoh Pembelajaran Berbasis MasalahJudul Kegiatan: Pengurangan kadar besi dari air sumur Tujuan Kegiatan: Menyelesaikan masalah air sumur yang mengandung ion besi yang terlalubanyakLatar Belakang Kegiatan: Penyelesaian masalah air sumur yang mengandung terlalu banyak ion besidapat digunakan untuk lebih memahami beberapa konsep dan prinsip kimiasekaligus. Skenario Kegiatan: -223-Bentuk Kegiatan: Air sumur bisa mengandung banyak ion besi(II). Untukmengurangi kadar ion besi tersebut, bisa dilakukan proses pengendapanoksida besi dengan tahap-tahap sebagai berikut: Air sumur dialirkan ke suatu wadah dengan selang. Selang dijaga agar tidak tercelup dalam air yang ditampung, tapi berjarak cukup jauh dari permukaan air. Pada percobaan kedua, dicoba selang tercelup dalam air, sehingga bisa dibandingkan perbedaan hasil dari keduanya. Karena aliran air yang melalui udara, maka terjadi aerasi, yaitu udara, termasuk gas oksigen, masuk ke dalam air dan melarut di dalamnya. Oksigen ini bisa bereaksi dengan ion besi(II) untuk berubah menjadi besi(III). Muatan ion besi(III) yang lebih besar, menyebabkan tarikannya kepada oksigen yang bermuatan negatif menjadi lebih kuat, sehingga dapat mengendap menjadi Fe2O3. Untuk menghasilkan proses inkuiri, maka harus dibuat skenario agar siswabisa memahami apa yang terjadi, lewat pemberian informasi terbatas, tapibukan lewat penjelasan yang lengkap. Penjelasan yang disebut dalam tahap-tahap di atas, hanya untuk uraian contoh Pembelajaran Berbasis Masalahkepada pembaca panduan ini, tapi bukan untuk disampaikan kepada siswa,yang diharapkan menemukan sendiri penjelasan tersebut.BAB VI PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIAA.Strategi PenilaianPenilaian Hasil Belajar adalah proses pengumpulan informasi/buktitentang capaian pembelajaran peserta didik dalam ranah sikap (spiritualdan sosial), pengetahuan, dan keterampilan dilakukan secara terencanadan sistematis, selama dan/atau setelah proses belajar suatu kompetensi,satu semester, satu tahun untuk suatu muatan/mata pelajaran, dan untukpenyelesaian pendidikan pada suatu satuan pendidikan.Dalamkonteks pendidikan berdasarkan standar(standard-basededucation), kurikulumberdasarkan kompetensi(competency-basedcurriculum), dan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) penilaianproses dan hasil belajar merupakan parameter tingkat pencapaiankompetensi minimal. Untuk itu, berbagai pendekatan, strategi, metode,teknik, dan model pembelajaran perlu dikembangkan untuk memfasilitasipeserta didik agar mudah dalam belajar dan mencapai keberhasilan belajarsecara optimal.Kurikulum2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian otentik(authentic assesment). Secara paradigmatik penilaian otentik memerlukanperwujudan pembelajaran otentik (authentic instruction) dan belajar otentik(authentic learning). Hal ini diyakini bahwa penilaian otentik lebih mampumemberikan informasi kemampuan peserta didik secara holistik dan validPenilaianotentik merupakan pendekatan, prosedur, dan instrumenpenilaian -224-proses dan capaian pembelajaran peserta didik dalam penerapan sikap(spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan yang diperolehnyadalam bentuk pemberian tugas perilaku nyata atau perilaku dengantingkat kemiripan dengan dunia nyata di sekolah dan di luar sekolah,misalnya menyelidiki kadar asam asetat dalam cuka dapur. Berikut inimerupakan hal-hal mendasar pada penilaian otentik. Penilaian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah Menggunakan berbagai cara dan kriteria Holistik (kompetensi utuh merefeksikan pengetahuan, keterampilan, dansikap) Peserta didik mengkonstruk responnya sendiri, bukan sekadar memilihdari yang tersedia Tugas merupakan tantangan yang ada atau yang mirip dihadapi dalamdunia nyata Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar[banyak/semua jawaban benar]B.Teknik dan Instrumen PenilaianKurikulum 2013 menerapkan penilaian otentik untuk menilai kemajuanbelajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensipada aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan sebagai berikut.1.Penilaian Kompetensi SikapPenilaian sikap diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensidasar pada KI-1 dan KI-2. Ada beberapa cara yang dapat digunakanuntuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi,penilaian diri, penilaian sejawat, dan penilaian melalui jurnal.Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian(rating scale) yang disertai rubrik yang hasil akhirnya dihitungberdasarkan modus.a.Observasi Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melaluipengamatan dengan menggunakan