Top Banner
1 PRAKTIKUM I MENGUKUR KEBULATAN A. Pendahuluan Menurut JIS ( B0651 1984), “Kebulatan di definisikan sebagai jumlah dari deviasi bentuk lingkaran dari sebuah lingkaran pasti geometris.” Disini bentuk lingkaran adalah sebuah bentuk yang dispesifikasikan menjadi sebuah lingkaran sebagai sebuah bentuk bidang atau bagian silang dari sebuah permukaan yang berotasi. Kebulatan di tentukan oleh perbedaan antara jari jari lingkaran konsentris yang dekat dengan bentuk lingkaran yang dipertimbangkan ketika jarak antara dua lingkaran minimum, kebulatan dinyatakan sebagai kebulatan mm atau kebulatan μm. B. Tujuan Praktikum Adapun tujuan melaksanakan praktikum mengukur kebulatan adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui kerusakan dan kelainan pada alat ukur 2. Untuk mengetahui proses pengukuran kebulatan dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. C. Dasar Teori Tiga metode konvensional untuk mengukur kebulatan di antara nya metode diameter, metode radius dan metode tiga point di deskripsikan dalam bagian berikut: 1. Pengukuran kebulatan menggunakan metode diameter Diameter profil lingkaran diukur menggunakan sebuah mikrometer pada beberapa sudut yang berbeda di sekitar sumbu pusat dari benda kerja.kebulatan di ekspresikan sebagai perbedaan antara maksimum
33

106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

Jun 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

1

PRAKTIKUM I

MENGUKUR KEBULATAN

A. Pendahuluan

Menurut JIS ( B0651 – 1984), “Kebulatan di definisikan sebagai

jumlah dari deviasi bentuk lingkaran dari sebuah lingkaran pasti

geometris.” Disini bentuk lingkaran adalah sebuah bentuk yang

dispesifikasikan menjadi sebuah lingkaran sebagai sebuah bentuk bidang

atau bagian silang dari sebuah permukaan yang berotasi. Kebulatan di

tentukan oleh perbedaan antara jari – jari lingkaran konsentris yang dekat

dengan bentuk lingkaran yang dipertimbangkan ketika jarak antara dua

lingkaran minimum, kebulatan dinyatakan sebagai kebulatan mm atau

kebulatan µm.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan melaksanakan praktikum mengukur kebulatan adalah

sebagai berikut

1. Untuk mengetahui kerusakan dan kelainan pada alat ukur

2. Untuk mengetahui proses pengukuran kebulatan dan dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

C. Dasar Teori

Tiga metode konvensional untuk mengukur kebulatan di antara nya

metode diameter, metode radius dan metode tiga point di deskripsikan

dalam bagian berikut:

1. Pengukuran kebulatan menggunakan metode diameter

Diameter profil lingkaran diukur menggunakan sebuah mikrometer

pada beberapa sudut yang berbeda di sekitar sumbu pusat dari benda

kerja.kebulatan di ekspresikan sebagai perbedaan antara maksimum

Page 2: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

2

dan minimum diameter terukur. Kebulatan suatu dapat di tentukan

dalam cara yang sama menggunakan sebuah mikrmeter dalam. Ini

sebuah metode yang sederhana yang efektif untuk mengukur bagian –

bagian biasa. Sejak definisi baru di perkenalkan evaluasi para meter ini

harus menunjuk kepada keseragaman diameter

Gambar mengukur kebulatan menggunakan metode diameter

2. Pengukuran kebulat menggunakan metode radius

Benda kerja di ganjal pada sebuah pusat sepanjang sumbu pusatnya

dan di rotasikan. Sebuah dial indikator mengukur penempatan jari –

jari sebuah bagian silang pada interval siku – siku spesifik. Kebulatan

di tentukan sebagai perbedaan antara pembacaan indicator

Gambar mengukur kebulatan menggunakan metode radius

Page 3: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

3

3. Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point

Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point, membutuhkan V-

block, sebuah saddel gage atau tripod gage seperti di tujukan pada

gambar berikut (a) benda kerja di dukung pada dua point dengan v –

block. Dial indicator menyentuh benda kerja pada dua bidang sudut

terbentuk oleh dua wadah dari bentuk v – block . benda kerja di

rotasikan dan kebulatan di tentukan sebagai perbedaan maksimum

antara pembacaan indicator. Saddle gage di gunakan untuk mengukur

besarnya diameter benda kerja dan tripod gage di gunakan untuk

diameter dalam. Bagaimana pun ketepatan pengukuran dengan metode

3 point tergantung dari sudut v – block dan bentuk profil benda kerja.

Gambar pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point

D. Alat – alat yang diperlukan :

1. Kertas milimeter

2. Spesimen poros

3. V - Block

E. Pelaksanaan

1. Langkah kerja

- Tulis nilai yang ingin di ukur pada kertas milimeter blok

- Tempelkan kertas tersebut pada spesimen poros

- Letakkan spesimen pada benda v – block

- Putar spesimen tersebut dan baca nilai kebulatan pada dia indicator

dari alat ukur

- Nilai kebulatan muncul pada dial indicator

Page 4: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

4

2. Hasil pengamatan

NO Sudut Uji I Uji II Uji III Rata - Rata keterangan

0,0 0 0 0 0 0

0,5 12 2 1 1 1.3

1,0 24 10 1 2 4.3

1,5 36 -2 -3 1 -1.3

2,0 48 -8 -8 -3 6.3

2,5 60 -8 -8 --4 6.7

3,0 72 -8 -8 -6 7.3

3,5 84 -9 -9 -7 -8.3

4,0 96 -8 -8 -6 -7.3

4,5 108 -8 -6 -6 -6. 7

5,0 120 -8 -6 -5 -6.3

5,5 132 -8 -6 -5 -6.3

6,0 144 -8 -6 -5 -6.3

6,5 156 -6 -6 -5 -5.6

7,0 168 -6 -6 -5 -5. 7

7,5 180 2 -1 -2 -0.3

8,0 192 -3 0 1 -0. 7

8,5 204 -6 -2 0 -2. 7

9,0 216 -7 -4 -2 -4.3

9,5 228 -7 -4 -2 -4.3

10,0 240 -8 -4 -2 -4.7

10,5 252 -8 -4 -2 -4. 7

11,0 264 -4 5 -2 -0.3

11,5 276 -4 -3 4 -1

12,0 288 -4 -3 -1 -2. 7

12,5 300 -5 -3 -1 -3

13,0 312 -2 5 -5 -0. 7

13.5 324 1 2 1 1.3

Page 5: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

5

Error adalah selisih antara Jari-jari terkecil dengan jari-jari terbesar. Maka data di

atas dapat diperoleh :

R1 = -8.3

R2 = 7.3

-8.3 - 7.3 = -15.6

F. Penutup

1. Kesimpulan

Terliahat jelas bahwa benda ukur tidak bulat yang di ukur pada setiap

setengah sentimeter pada keliling lingkaran tersebut. Jika benda di

lihat oleh mata benda ini terlihat mulus dan melingkar. Kenyataanya

setelah di ukur dan di lihat dari grafik di atas, benda di atas tidak bulat

2. Saran

Alat-alat Ukur yg dugunakan harus di cek dulu keprsisiannya sebelum

digunakan untuk mengukur suatu benda.

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Kebulatan

Kebulatan

R 2

R1

Page 6: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

6

PRAKTIKUM II

MENGUKUR DIMENSI

A. Pendahuluan

Sebagian besar pengukuran geometris benda ukur dalam metrologi

industri adalah menyangkut pengukuran linier atau pengukuran panjang

(jarak), diameter poros, tebal gigi, tinggi, lebar, kedalaman,

perhitungansudut dengan metode sinus atau tangent, kesemuanya itu

merupakan contoh dari dimensi panjang (linier) dari benda ukur yang

memangmempunyai variasi bentuk panjang yang bermacam-macam.

Untuk itu perlu dipelajari bagaimana cara mengukurnya dan alat-alat ukur

apa saja yang bisa digunakan untuk mengukurnya.oleh karena itu dasar –

dasar penguran tersebut sangat di perlukan untuk mengukur dimensi suatu

benda yang ingin di ukur.

B. Tujuan praktikum

Adapun tujuan praktikum mengukur dimensi adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui alat ukur digunakan untuk mengukur dimensi suatu benda

2. Mengetahui cara menggunakan alat ukur tersebut

3. Dapat melakukan praktikum dengan baik

C. Dasar teori

Ada beberapa jenis alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur

dimensi suatu alat ukur yaitu sebagai berikut

1. Mikrometer

Alat ukur linier langsung yang juga termasuk alat ukur presisi

adalah mikrometer. Mikrometer inipun mempunyai bentuk yang

bermacam - macam yang disesuaikan dengan bentuk yang bermacam-

macam yang disesuaikan dengan bentuk dari benda ukur. Bagian yang

sangat penting dari mikrometer adalah ulir utama. Dengan adanya ulir

Page 7: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

7

utama kita dapat menggerakkan poros ukur menjauhi dan mendekati

permukaan bidang ukur dari benda ukur.

Ulir utama ini dibuat sedemikian rupa sehingga satu putaran ulir

utama dapat menggerakkan sepanjang satu kisaran tergantung dari

jarak kisar (pitch) ulir. Berarti di sini gerak rotasi diubah menjadi

gerak traslasi. Jarak kisar ulir biasanya dibuat 0.05 mm. Pada ulir

utama inilah biasanya terjadi kesalahan kisar. Bila diamati kesalahan

kisar ini mulai dari awal gerak sampai batas akhir akan terjadi

kesalahan kisar yang biasanya disebut dengan kesalahan kumulatif.

Untuk mengurangi kesalahan kumulatif dari kisar ulir utama maka

biasanya panjang ulir utama hanya dibuat sampai 25 mm yang berarti

panjang poros ukur maksimum hanya 25 mm (panjang yang bisa

dicapai oleh maju mundurnya poros ukur). Untuk pengukuran yang

berjarak lebih besar dari pada 25 milimeter maka biasanya dibuat

landasan tetap yang dapat diganti-ganti.

Secara umum, tipe dari mikrometer ada tiga macam yaitu

mikrometer luar (outside micrometer), mikrometer dalam (inside

micrometer) dan mikrometer kedalaman (depth micrometer).

Meskipun mikrometer ini terbagi dalam tiga tipe yang masing-masing

tipe mempunyai bermacam-macam bentuk, akan tetapi komponen-

komponen penting dan prinsip baca skalanya pada umumnya sama.

Gambar mikrameter kedalaman

Page 8: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

8

D. Alat alat yang di perlukan

- Blok ukur

- mikrometer kedalaman

- spesimen blok machine

- kaca pembesar

E. Pelaksanaan

1. Langkah Kerja

- Untuk mengukur kedalaman mechine masukkan mikrometer

kedalam blok tersebut

- Putar sleeve hingga menjepit dinding – dinding blok

- Lihat angka pada mikrometer kemudian hitung secara bertahap

- Jika melewati satu kali putaran maka di tambah 0,5

- Kemudian semua hasilnya dijumlahkan supaya mendapatkan hasil

kedalaman yang di inginkan

2. Hasil pengamatan

1 2 3

Page 9: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

9

F. Penutup

Kesimpulan

Karena kesalahanya sangat kecil tidak dapat dilihat langsung dengan

mata,jadi dengan adanya metode pengukuran ini kita dapat memperbaiki

dan menghasilkan produk yang hamper sempurna.

Saran

Alat-alat Ukur yg dugunakan harus di cek dulu keprsisiannya sebelum

digunakan untuk mengukur suatu benda.

Page 10: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

10

PRAKTIKUM III

MENGUKUR KELURUSAN

A. Pendahuluan

Pengukuran kelurusan pada dewasa ini sangat banyak di gunakan

untuk mengukur kelurusan suatu benda yang ingin di ukur Suatu

permukaan benda dikatakan lurus bila bidang permukaan tersebut

berbentuk garis lurus seandainya digambarkan dalam bentuk garis.

Artinya demikian, suatu benda yang diperiksa kelurusan

permukaannya dalam panjang tertentu, ternyata dalam

pemeriksaannya tidak ditemukan adanya penyimpangan bentuk ke

arah horizontal atau vertikal yang berarti, maka dikatakan permukaan

benda tersebut adalah lurus. Dan kalau digambarkan secara grafis

maka akan diperoleh bentukgaris lurus.

B. Tujuan praktikum

Adapun tujuan praktikum mengukur kebulatan adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui jenis alat ukur yang di gunakan untuk mengukur

kelurusan

2. untuk mencari kesalahan pada benda ukur ( alat ukur )

3. dapat mengaplikasikan dalam kehidupan

C. Dasar Teori

1. Pemeriksaan kelurusan dengan Mistar Baja

Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan mistar baja pada

dasarnya tidak untuk mencari berapa besarnya ketidaklurusan suatu

permukaan benda, melainkan hanya untuk melihat apakah

permukaan benda tersebut mempunyai penyimpangan pada

dimensi kelurusannya atau tidak. Oleh karena itu, dalam

pemeriksaannya tidak diperhatikan skala ukurnya. Sebagai contoh,

Page 11: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

11

misalnya akan memeriksa kelurusan] benda kerja yang berbentuk

balok seperti tampak pada Gambar dibawah ini.

Gambar memeriksa kelurusan permukaan dengan mistar baja

2. Pemeriksaan kelurusan dengan jam ukur ( dial indicator )

Dengan menggunakan jam ukur maka bisa diketahui besarnya

penyimpangan dari kelurusan suatu permukaan benda ukur. Karena

setiap perubahan jarak yang dialami oleh sensor jam ukur akan

ditunjukkan oleh jarum penunjuk jam ukur tersebut. Pemeriksaan

kelurusan dengan jam ukur ini bisa digunakan untuk melihat

kelurusandalam arah horizontal (penyimpangan ke kiri atau ke

kanan) dankelurusan dalam arah vertikal (penyimpangan ke atas

atau ke bawah).

Agar pemeriksaan memberikan hasil yang teliti maka

pelaksanaannya harus dilakukan di atas meja rata (surface table).

Antara benda ukur dengan landasan jam ukur harus diberi pelat

lurus (straight edge) atau yang sejenis agar gerakan dari jam ukur

tetap stabil sehingga tidak merubah posisi penekanan sensor

terhadap muka ukur. Pada waktu meletakkan sensor pada muka

ukur sebaiknya jarum penunjuk menunjukkan skala pada posisi

nol. Seandainya muka ukurnya relatif panjang maka sebaiknya

panjang muka ukur tersebut dibagi dalam beberapa bagian yang

Page 12: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

12

besarnya jarak tiap-tiap bagian tergantung pada pertimbangan si

pengukur sendiri. Antara bagian satu dengan yang lain diberi tanda

titik atau garis pendek/strip. Pada masing-masing titik inilah

nantinya dapat digambarkan besarnya penyimpangan dari

kelurusan muka ukur. Dengan demikian dapat diketahui bagian-

bagian mana darimuka

ukur yang tidak lurus. Sebagai contoh dapat dilihat Gambar.

berikut ini.

( a ) ( b)

Gambar a. memeriksa kelurusan untuk arah penyimpangan horizontal

b. memeriksa kelurusan untuk arah penyimpangan vertikal

Dalam menggambarkan besarnya penyimpangan kelurusan dalam bentuk

grafik biasa dibutuhkan tanda minus (-) untuk penyimpangan negatif dan tanda

plus (+) untuk penyimpangan positif. Untuk menentukan mana penyimpangan

yang bertanda minus danpenyimpangan yang bertanda plus tergantung pada si

pengukurnya sendiri. Biasanya yang banyak dilakukan oleh orang adalah bahwa

kalau penyimpangan ke arah atas atau ke kanan maka penyimpangan diberi tanda

plus (+) dan sebaliknya bila terjadi penyimpangan ke arah bawah atau ke kiri

Page 13: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

13

maka penyimpangannya diberi tanda minus (-). Penyimpangan dengan tanda

positif atau negatif bukan berarti bertanda positif (+) lebih baik dari pada yang

bertanda negatif (-).Baik penyimpangan itu bertanda positif atau negatif,

pengambilan keputusan didasarkan pada harga-harga batas yang diijinkan.

Apabila hasil pemeriksaan ternyata melampaui harga-harga batas yang diijinkan

maka dikatakan bahwa tingkat kelurusan dari muka ukur benda ukur adalah tidak

baik atau rendah, tanpa memperhatikan apakah penyimpangannya ke arah yang

bertanda plus (positif) atau ke arah yang bertanda minus (negatif). Secara grafis

dapat dilihat sebuah contoh hasil pemeriksaan kelurusan yang sudah dinyatakan

dalam bentuk garis, Gambar.

Gambar Grafik hasil pemeriksaan kelurusan permukaan benda ukur dengan

menggunakan jam ukur.

Dari Gambar diatas panjang muka ukur diambil misalnya 150 milimeter

yang dibagi menjadi 15 bagian yang sama dengan panjang masing-masing bagian

10 milimeter. Dengan demikian ada 15 titik pemeriksaan yang pada tiap-tiap

itulah dicantumkan harga pengukurannya. Dari harga-harga ini lalu dapat dibuat

Page 14: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

14

semacam grafik seperti tampak pada Gambar 6.3. tersebut. Dengan cara di atas

nampaknya hanya cocok untuk pemeriksaan sisi muka ukur yang relatif sempit

tanpa arahnya memanjang (bagian sisi tebal benda ukur). Seandainya muka ukur

cukup lebar pada arahnya memanjangnya maka pemeriksaan kelurusan dapat

dilakukan beberapa kali pada posisi yang berbeda-beda menurut pertimbangan

yang lebih menguntungkan dalam proses pengukuran. Jadi, pemeriksaannya tidak

hanya pada satu garis, melainkan bisa lebih dari satu garis.

Pemeriksaan kelurusan dengan jam ukur tidak saja bisa dilakukan terhadap

benda berbentuk balok, tetapi juga bisa digunakan untuk memeriksa kelurusan

poros. Gambar menunjukkan salah satu contoh pemeriksaan kelurusan poros.

Analisis hasil pemeriksaannya bisa dilakukan seperti yang sudah dibicarakan di

atas (Gambar).

Gambar. Pemeriksaan kelurusan poros dengan menggunakan jam

D. Alat – alat yang di perlukan

- Mistar siku

- Meja rata

- Spesimen

- Dial indicator

Page 15: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

15

E. Pelaksanaan

1. Langkah kerja

- Letakkan spesimen pada alat ukur

- Tempelkan alat ukur pada permukaan benda / spesimen yang

ingin di ukur

- Geser alat ukur dengan hati – hati dan ingat tidak boleh adanya

goyangan

- ketika alat ukur di geserkan maka jarum pada dial indicator pada

benda ukur akan bergerak

- kemudian tulis nilai nya apabila jarum indicator bergerak searah

jarum jam maka nilainya minus ( - ) dan berlawanan jarum jam

maka nilainya plus (+)

2. Hasil pengamatan

No Uji I Uji

II

Uji III Rata - rata keterangan

0 0 0 0 0

1 4 5 6 5

2 8 9 9 8. 7

3 11 12 12 11. 7

4 14 16 16 15.3

5 17 19 19 18.3

6 21 23 23 22.3

7 24 26 26 25.3

8 27 29 29 28.3

9 30 33 33 32

10 34 36 36 35.3

11 37 39 39 38.3

12 40 42 43 41. 7

13 43 46 46 45

14 47 49 49 48.3

15 50 52 53 51. 7

16 54 56 56 55. 3

17 57 59 60 58. 7

Page 16: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

16

18 62 63 63 62. 7

19 67 66 66 66.3

20 70 69 70 69. 7

21 73 72 72 72.3

22 76 76 76 76

23 79 79 79 79

24 83 82 82 82.3

25 86 85 85 85.3

26 89 88 88 88.3

27 93 92 91 92

28 96 94 94 94. 7

29 99 98 98 98. 3

θ

29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Gambar. Menunjukan alat

ukur kerataan dengan skala

sentimeter (cm)

Di Ganjal

Page 17: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

17

Besar θ di ukur dengan menggunakan Busur, θ = 40°

F. Penutup

Kesimpulan

Benda yang di ukur di ganjal, sehingga pada waktu pengukuran terbentuk

sebuah sudut sebesar θ. Pada alat ukur, pengukurannya dilakukan setiap

satu sentimeter maka di dapat data seperti pada table di atas.

Saran

Alat-alat Ukur yg dugunakan harus di cek dulu keprsisiannya sebelum

digunakan untuk mengukur suatu benda.

0

5

10

15

20

25

30

35

0 8. 7 15.3 22.3 28.3 35.341. 7 48.355. 362. 769. 7 76 82.3 88.394. 7

Series1

θ

Page 18: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

18

PRAKTIKUM IV

KALIBRASI ALAT UKUR

A. Pendahuluan

Dalam metrologi industri alat ukur amat beraneka ragam, mulai

dari yang umum penggunaannya sampai yang khusus dibuat untuk tujuan

pengukuran tertentu. Pengukuran adalah proses pemberian angka2 atau

label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut2 konsep. Proses

ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak

dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan

pengukuran.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum adalah :

1. Untuk mengenal jenis – jenis alat ukur yang akan digunakan dalam

pengukuran.

2. Supaya untuk lebih mahir menggunakan alat ukur.

3. Dapat digunakan dalam sehari – hari.

C. Dasar Teori

1. Alat Ukur Linear Langsung

Pengukuran linier merupakan pengukuran yang sering dilakukan. Dari cara

pengukurannya dikenal dua jenis alat ukur linier, yaitu alat ukur linier

langsung dan alat ukur linier tak langsung. Dengan alat ukur linier langsung

maka hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada bagian penunjuk (skala)

dan atat ukur tersebut.

MISTAR INGSUT

Mistar ingsut kadang-kadang disebut mistar geser, jangka sorong,

jangka geser atau schuifmaat. Prinsipnya sama seperti mistar ukur

yaitu dengan adanya skala linier pada batangnya, sedangkan

perbedaannya terletak pada cara pengukuran obyek ukur. Pada mistar

Page 19: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

19

ingsut dibuat rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak yang berfungsi

sebagai sensor yang menjepit benda ukur sewaktu melakukan

pengukuran.

Gambar mistar ingsut nonius

1. Kunci luncur 6. Penggerak halus

2. Kunci penggerak halus 7. Peluncur

3. Skala utama 8. Sensor (rahang gerak)

4. Batang 9. Rahang tetap

5. Lidah pengukur kedalaman 10.Nonius

MIKROMETER

Mikrometer merupakan alat ukur linier yang mempunyai

kecermatan yang lebih baik dibandingkan mistar ingsut.

Mikrometer memiliki kecermatan sampai 0,01 mm, dan tidak

mencapai satu mikrometer (meskipun namanya adalah

mikrometer). Tetapi terkadang terdapat pula mikrometer yang

dibuat dengan kecermatan 0,005 mm, 0,002 mm, 0,00 1 mm dan

bahkan sampai 0,0005 mm (dibantu.dengan skala nonius).

Page 20: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

20

Meskipun demikian karena keterbatasan dan ketelitian pembuatan

ulir yang merupakan komponen utama dan sistem pengubah

mikrometer ini, maka derajat kepercayaan atas hasil pengukuran

akan turun apabila mikrometer tersebut mempunyai kecermatan

yang lebih kecil dan 0,005 mm.

Gambar Bagian-bagian Mikrometer luar.

2. Pemeriksaan kerataan dan muka ukur

Kerataan dan salah satu muka ukur dapat diperiksa dengan

menggunakan Kaca Datar (Optical flat), yaitu sekeping kaca (dan gelas

atau batu Sapphire) yang mempunyai satu permukaan yang rata

dengan toleransi kerataan sebesar 0,2 m sampai 0,05 m . Setelah

muka ukur dibersihkan maka kaca datar ini diletakkan dengan hati-hati

diatasnya (pada salah satu muka ukur).

3. Mikrometer Indikator (Indicating Micrometer)

Mikrometer Indikator adalah gabungan antara mikrometer dengan

jam ukur. Sebagian dari rangka mikrometer digunakan sebagai tempat

untuk mekanisme penggerak jarum dan jam ukur. Dalam hal ini landasan

tetap dan mikrometer dapat bergerak dan berfungsi pula sebagai sensor

dari jam ukur. Jarak gerak landasan tetap sangat kecil, dengan demikian

daerah ukur dari jam ukur sangat terbatas (± 0,02 mm) akan tetapi

mempunyai kecermatan pembacaan yang tinggi (0,00 1 mm).

Page 21: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

21

Mikrometer Indikator selain berfungsi sebagai mikrometer luar

juga dapat dipakai sebagai kaliber. Apabila dipakai sebagai mikrometer

luar maka pembacaan ukuran pada skala mikrometer dilakukan setelah

jarum pada indikator menunjuk angka nol. Dengan demikian, meskipun

mikrometer ini tidak dilengkapi dengan gigi gelincir tetapi tekanan

pengukuran dapat dijaga secukupnya dan selalu tetap.

Gambar mikrometer indikator.

D. Alat – alat yang dibutuhkan

1. Kertas untuk mencatat hasil hitungannya

2. Alat mikrometer

3. Kaca pembesar

4. Blok ukur

5. Spesimen

E. Pelaksanaan

1. Langkah kerja

Untuk mencari kerataan pada spesimen digunakan mistar

ingsut dan mikrometer pada blok ukur

Catat hasil yang telah dicari dengan alat kerja

Apabila nilai yang nampak kurang jelas,maka gunakan kaca

pembesar

Nilai akan muncul pada?

Page 22: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

22

2. Hasil pengamatan

Tinggi

blok

ukur

Toleransi

mistar

ingsut

Hasil pengukuran

Pengamat A Pengamat B

I O d i o d

0 0 0 0 0 0 0

5 5 5 5 5 5 5

10 10 10 10 10 10 10

15 15 15 15 15 15 15

20 20 20 20 20 20 20

25 25 25 25 25 25 25

F. Penutup

1. Kesimpulan

Pada data yang di peroleh, terliahat bahwa tidak ada penyimpangan

ukuran, hal ini di karenakan alat yang digunakan masih presisi dan

baru

2. Saran

Pada saat praktikum mahasiswa harus lebih teliti dalam melakukan

praktikum dimana angka – angka pada alat sangat kecil.

Page 23: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

23

PRAKTIKUM V

PENGUKURAN SUDUT

A. Pendahuluan

Satu derajat (1°) adalah sudut dari 1/360 bagian dari lingkaran

sempurna. Apabila satu derajat ini dibagi dalam 60 bagian yang sama

maka terbentuklah bagian dari derajat yang disebut satu menit (1’).

Selanjutnya bila satu menit dibagi lagi dalam 60 bagian yang sama maka

didapat bagian yang dikenal sebagai satu detik (1”). Dengan demikian

praktis tidak diperlukan suatu standar absolut bagi satuan sudut, karena

teoritik setiap orang dapat membuat satuan sudut dengan cara membagi

suatu lingkaran.

B. Tujuan praktikum

Dapat mengenal lebih tentang pengukuran

Untuk mengetahui keakuratan sudut secara lebih detail

Supaya mempermudah digunakan

C. Dasar teori

Ada beberapa jenis alat ukur yang digunakan untuk pengukuran

sudut,di antaranya sebagai berikut :

1. Bagian busur bilah dan jenisnya

Untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur

dengan kecermatan lebih kecil dari satu derajat, maka dapat digunakan

busur bilah.

Jenis dari busur bilah diantaranya :

Badan/Piringan dasar, berupa lingkaran penuh dengan diameter

± 55 mm. Pada tepi dari permukaan atas terdapat skala dengan

Page 24: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

24

pembagian dalam derajat dan diberi nomor dan 00 - 90° - 00 -

90° (skala kiri dan kanan).

Pelat dasar, bersatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan

tebal dan pelat dasar, ± 90 x 15 x 7 mm. dengan toleransi

kerataan 0,01 mm untuk sepanjang sisi kerja.

Piringan indeks, Pada piringan ini tercantum garis indeks dari

skala nonius sudut (skala nonius kiri dan skala nonius kanan),

biasanya dengan kecermatan sampai 5 menit.

Bilah utama, dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang

terletak pada piringan indeks. dengan toleransi kerataan sebesar

0,02 sampai 0,03 mm untuk seluruh panjangnya.

Gambar Beberapa jenis busur bilah.

Piringan indeks dapat berputar bersama-sama dengan bilah utama

dan dapat dikunci/dimatikan kedudukannya relatif terhadap piringan dasar.

Dengan demikian sudut antara salah satu sisi dari bilah utama dengan sisi

kerja dari pelat dasar dapat dibaca pada skala piringan dasar dengan

bantuan garis indeks dan skala nonius.

Page 25: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

25

Busur bilah universal mempunyai bilah bantu yang dipasangkan

tegak lurus terhadap pelat dasar. Kedudukan bilah bantu ini dapat diatur,

sehingga memungkinkan pengukuran sudut antara dua permukaan dengan

lebih mudah. Jenis yang lain dan busur bilah memakai sistem optik untuk

pembacaan skala sudutnya, sehingga dapat dicapai kecermatan pembacaan

sampai 2 menit.

2. Pemakaian busur bilah

Harga sudut yang ditunjukkan oleh skala pada busur bilah

adalah sudut antara sisi bilah utama dan sisi kerja dan pelat dasar, jadi

bukan sudut sesungguhnya dari benda ukur. Oleh sebab itu pemakaian

busur bilah harus dilakukan dengan seksama supaya sudut dari busur

bilah betu1-betul sesuai dengan sudut benda ukur. Tiga hal penting

yang harus diperhatikan dalam pemakaiannya adalah sebagai berikut :

Permukaan benda ukur dan permukaan kerja dari busur bilah

harus bersih. Kesalahan pengukuran dapat terjadi akibat adanya

debu atau geram dan dapat merusakkan busur bilah. Aturlah

kedudukan dari bilah utama dengan memakai kunci bilah.

Gambar Pengaturan posisi busur bilah.

Bidang dari busur bilah harus berimpit atau sejajar dengan

bidang dari sudut yang diukur (bidang normal). Apabila

kondisi ini tidak dipenuhi, maka harga sudut yang dibaca pada

busur bilah mungkin lebih kecil dari sudut benda ukur.

Page 26: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

26

Sisi kerja dari pelat dasar dan salah satu sisi dari bilah utama

harus betul-betul berimpit dengan permukaan benda ukur, tidak

boleh terdapat celah. Untuk mempermudah pengukuran dari

benda ukur yang besar, maka kunci piringan indeks dapat

dikendorkan dan kemudian geserkan busur bilah (dengan sisi

kerja pelat dasar berimpit dengan permukaan benda ukur)

menuju permukaan yang menyudut sampai bilah utama terputar

dan berimpit dengan permukaan tersebut, Bacalah harga sudut

pada kedudukan ini, atau kunci indeks terlebih dahulu baru

dibaca harga sudutnya dengan cara memiringkan busur bilah

untuk rnempermudah pembacaan skala noniusnya (atau untuk

“mengintip” okuler dan busur bilah optik).

Posisi utama terhadap

pelat dasar adalah tegak

lurus. Garis indeks

(garis not nonius)

menunjuk 900

Diputar kebalikan jarum

jam

- digunakan skata nonius

kanan

- sudut yang terbaca

adalah dart bilah utama

kepetat dasar kebalikan

jarum jam

Page 27: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

27

- sudut peturus adalah dart

pelat dasar kebitah utarna,

kebalikan jarum jam.

Diputar searah jarum jam

- digunakan skata nonius

kin

- sudut yang terbaca

adaIah dart bilah utama

kepelat dasar, searah

Jarum jam

- sudut pelurus adaIah dart

petat dasar kebitah utama,

searah jarum Jam.

Gambar Pemakaian busur bilah nionius.

D. Alat – alat yang diperlukan

Blok sudut

Pisau lurus

Batang sinus

Jam ukur

Dudukan pemindah

E. Pelaksanaan

1. Langkah kerja

Ukur sudut dan (lihat gambar dibawah) dengan

memakai bilah nonius.

Pengukuran dengan harga sudut 0 dengan blok ukur dengan

cara melihat celah yang terjadi diantara permukaan benda ukur

yang lebih besar/kecil dibandingkan dengan sudut dari blok

sudut.

Page 28: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

28

2. Hasil pengamatan

F. Penutup

1. Kesimpulan

Karena kesalahanya sangat kecil tidak dapat dilihat langsung dengan

mata,jadi dengan adanya metode pengukuran ini kita dapat

memperbaiki dan menghasilkan produk yang hamper sempurna.

2. Saran

Alat-alat Ukur yg dugunakan harus di cek dulu keprsisiannya sebelum

digunakan untuk mengukur suatu benda.

Sudut yang di ukur Pengamat A Pengamat B

Skala nonius Skala optik Skala nonius Skala optik

60 59

69 69

125 125

107 107

Jumlah 3610 361

0

Teoritis 3600

3600

3600

3600

Kesalahan

Sudut :

1. = 1800 – ( + )

510

510

2. = – ( 1800- ) 11

0 11

0

Selisih (1) – (2) 370

370

Page 29: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

29

PRAKTIKUM VI

PENGUKURAN KERATAAN MEJA

A. Pendahuluan

Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen

adalah permukaan yang halus. Dalam prakteknya memang tidak mungkin

untuk mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betulbetul

halus. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya factor manusia

(operator) dan faktor-faktor dari mesin-mesin yang digunakan untuk

membuatnya. Akan tetapi, dengan kemajuan teknologi terus berusaha

membuat peralatan yang mampu membentuk permukaan komponen degan

tingkat kehalusan yang cukup tinggi menurut standar ukuran yang berlaku

dalam metrologi yang dikemukakan oleh para ahli pengukuran geometris

benda melalui pengalaman penelitian.

B. Tujuan praktikum

- Untuk mengetahui kerataan suatu permukaan

- Untuk mengetahui alat – alat yang digunakan pada saat praktikum

C. Dasar teori

Batas permukaan dan parameter – parameternya

Menurut istilah keteknikan, permukaan adalah suatu batas yang

memisahkan benda padat dengan sekitarnya. Dalam prakteknya, bahan

yang digunakan untuk benda kebanyakan dari besi atau logam. Oleh

karena itu, benda-benda padat yang bahannya terbuat dari tanah, batu,

kayu dan karet tidak akan disinggung dalam pembicaraan mengenai

karakteristik permukaan dan pengukurannya.

Kadang-kadang ada pula istilah lain yang berkaitan dengan

permukaan yaitu profil. Istilah profil sering disebut dengan istilah lain

yaitu bentuk. Profil atau bentuk yang dikaitkan dengan istilah permukaan

mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil pemotongan secara normal atau

Page 30: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

30

serong dari suatu penampang permukaan. Untuk mengukur dan

menganalisis suatu permukaan dalam tiga dimensi adalah sulit.

Oleh karena itu, untuk mempermudah pengukuran maka

penampang permukaan perlu dipotong. Cara pemotongan biasanya ada

empat cara yaitu pemotongan normal, serong, singgung dan pemotongan

singgung dengan jarak kedalaman yang sama. Garis hasil pemotongan

inilah yang disebut dengan istilah profil, dalam kaitannya dengan

permukaan. Dalam analisisnya hanya dibatasi pada pemotongan secara

normal. Gambar dibawah menunjukkan perbedaan antara bidang dan

profil.

Gambar bidang dan profil pada penampang permukaan.

Dengan melihat profil ini maka bentuk dari suatu permukaan pada

dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar

(roughness) dan permukaan yang bergelombang (waviness). Permukaan

yang kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur dan terjadi

karena getaran pisau (pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari

pemakanan (feed) pisau potong dalam proses pembuatannya.

Sedangkan permukaan yang bergelombang mempunyai bentuk

gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur yang dapat terjadi karena

beberapa faktor misalnya posisi senter yang tidak tepat, adanya gerakan

tidak lurus (non linier) dari pemakanan (feed), getaran mesin, tidak

imbangnya (balance) batu gerinda, perlakuan panas (heat treatment) yang

kurang baik, dan sebagainya. Dari kekasaran (roughness) dan gelombang

Page 31: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

31

(wanivess) inilah kemudian timbul kesalahan bentuk. Untuk lebih jelasnya

lihat Gambar berikut ini.

Gambar kekerasan, gelombang, dan kesalahan bentuk dari suatu

permukaan

D. Alat – alat yang diperlukan

- Alat ukur kerataan

- Meja rata

- Pelumas

-

E. Pelaksanaan

1. Langkah kerja

- Tempatkan alat ukur di meja rata

- Jalankan alat ukur ke arah vertikal,horizontal dan sisi miring

- Kemudian akan muncul hasil dari dial indikator

- Ketika jarum dial indikator bergerak ke atas searah cw maka

hasilnya positif dan kalau bergerak ke bawah searah ccw maka

hasilnya negatif.

Page 32: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

32

2. Hasil pengamatan

Hasil Perolehan Grafik permukaan meja Perata

-40

-20

0

20

40

12

34

56

7

-12 8 -5 -15 -3 5 -8

--27 -21 -16 9 -3 -5 -17

-16 -4 -6 -4 -5 -6 -10

-14 -2 -9 -13 -3 -20 -17

-22 -11 -8 -23 -9 -38 -20

-21 -10 -20 -32 -9 -5 35

0 -1 -11 10 -4 -10 13

8

7

6

5

4

3

2

1

0

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 33: 106137643 laporan-praktikum-metrologi-industri-pengukuran-kebulatan-dimensi-kelurusan-sudut-kalibrasi-alat-ukur-dan-kerataan-meja

33

F. Penutup

Kesimpulan

Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa Permukaan meja perata tidak

rata. Jika meja perata di lihat oleh mata sekilas terlihat rata. Hal ini

terlihat jalas pada grafik permukaan di atas.

Saran

Alat-alat Ukur yg dugunakan harus di cek dulu keprsisiannya sebelum

digunakan untuk mengukur suatu benda.