Top Banner
Awang Anwaruddin HP 081585621691 e - Mail [email protected] ; [email protected]
15

10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

May 09, 2015

Download

Education

Kajian Kepemimpinan Jokowi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 2: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

Belum genap setahun menjadi Kepala Daerah DKI

Jakarta Raya, Indonesia, Gubernur Joko Widodo

— atau lebih populer dipanggil Jokowi, telah

melakukan berbagai tindakan yang fenomenal,

baik di bidang tata pemerintahan maupun

pelayanan publik.

Langkah-langkah Jokowi yang kadang susah ditebak ini pada

hakekatnya dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Model

kepemimpinan seperti inilah yang selama ini didambakan

masyarakat Indonesia, dan oleh karena itu menarik untuk

dianalisis berdasarkan bukti-bukti nyata dan latar-belakang

teoritis. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Juni, 2013

Awang Anwaruddin

2

Page 3: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

3

Page 4: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

4

‘Listening’ atau mau mendengarkan

saran atau pendapat orang lain

mungkin ciri paling menonjol dalam

kepemimpinan Jokowi, baik saran dari

narasumber, stakeholders, stafnya,

maupun keluhan masyarakat.

Mendengar secara aktif, bukan pasif,

adalah ketrampilan kepemimpinan

yang ampuh untuk menunjukkan

perhatian kepada masyarakat.

Menurut Robert Greenleaf (1970):

“Only a true natural servant (leaders)

automatically respond to any problem

by listening first.”

Page 5: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

5

‘Empathy’ atau ikut merasakan perasaan

atau penderitaan orang lain adalah

karakteristik lain kepemimpinan Jokowi

yang menonjol. Ketika terjadi banjir besar

Jakarta tahun 2012 lalu, Jokowi langsung

terjun ke lokasi bencana. Selain untuk

menentukan bantuan yang perlu

diberikan, sebagai Gubernur Jokowi juga

ikut merasakan penderitaan masyarakat

korban banjir.

Sewaktu menjabat Walikota Solo, Jokowi

pernah mengganti salah seorang Kepala

Dinasnya karena dianggap kurang empati

terhadap masyarakat.

Page 6: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

6

‘Awareness’ atau kesadaran sangat

kental pada kepemimpinan Jokowi.

Sewaktu memberikan sambutan pada

perayaan Ulang Tahun Jakarta ke-64

yang lalu, Jokowi minta maaf karena

sebagai ‘wong Solo’ ia menyadari

kekurang-fasihannya melafalkan dialek

Betawi.

‘Awareness’ Jokowi terhadap budaya

setempat juga patut diapresiasi ketika ia

memelopori pemakaian busana Betawi

selama jam kerja. Tanpa kesadaran, kata

Greenleaf (1970), “We miss leadership

opportunities.”

Page 7: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

7

‘Direction’ atau arahan kepada pegawai

tentang bagaimana bekerja secara

professional sering dilakukan Jokowi

pada waktu melakukan ‘sidak’ ke

lapangan. Kebiasaan ini mampu

meningkatkan kinerja pegawai di

lingkungan Pemda DKI, terutama dalam

melaksakana tugas-tugas pemerintahan

dan pelayanan publik.

Seperti dikatakan Ted Johns (2008) : ‘A

leader takes people where they want to

go. A great leader takes people where

they don’t necessarily want to be, but

ought to be.’

Page 8: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

8

‘Effectiveness’ atau berorientasi pada

hasil dilakukan Jokowi dengan mengawali

dengan membangun konsensus bersama,

kemudian membagi tugas secara jelas,

dan selanjutnya memantau pelaksanaan

pekerjaan hingga berhasil semua yang

direncanakan. Ini terlihat ketika Jokowi

menangani permasalahan yang

menghambat pembangunan Waduk Pluit

bulan Juni 2013 lalu.

Menurut Greenleaf (1970): “Effective

servant-leader builds group consensus

through ‘gentle but clear and persistent

persuasion, and does not exert group

compliance through position power’.”

Page 9: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

9

Memilih untuk menjadi Gubernur Jakarta

dibanding kenyamanan sebagai Walikota

Solo jelas membuktikan bahwa Jokowi

seorang ‘risk-taker.’ Di samping banjir

dan kemacetan, beragam permasalahan

telah melanda Jakarta selama bertahun-

tahun seperti kemiskinan, kekumuhan

dan kebakaran yang merupakan indikasi

minimnya pelayanan publik dan korupsi

yang merajalela.

Tetapi seperti dikatakan John Garner

(1990): "What leaders have to remember

is that somewhere under the somnolent

surface is the creature that builds

civilizations, the dreamer of dreams, the

risk taker."

Page 10: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

10

‘Stewardship’ atau memberikan

kenyamanan kepada masyarakat

merupakan strategi Jokowi untuk

memperoleh ‘trust’ dari mereka. Gak

heran kalau Jokowi segera mendapat

julukan sebagai ‘Warga Betawi,’ ‘Teman

Wartawan,’ atau Pelindung Masyarakat.’

Kata Grrenleaf (1970): “Organizational

stewards, or ‘trustees’ are concerned

not only for the individual followers

within the organization, but also the

organization as a whole, and its impact

on and relationship with all of society.”

Page 11: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

11

‘Healing,’ yang didefinisikan oleh

Greenleaf (1970) sebagai “to make

whole,” dilakukan pemimpin dengan

mengenali dan memahami kebutuhan

masyarakat yang sesungguhnya

sehingga bantuan yang diberikan

sesuai dengan kepentingan mereka.

Strategi ‘blusukan’ ke jantung

masyarakat yang dilakukan Jokowi

jelas dimaksaudkan untuk ‘healing’

sehingga keluarlah kebijakan-

kebijakan yang pro-rakyat, seperti

Kartu Jakarta Sehat, Relokasi ke

Rusun, Pesta Rakyat Betawi, dll.

Page 12: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

12

“Innovation,“ menurut Green, Howells &

Miles (2002), adalah “melakukan sesuatu

yang baru, seperti memulai praktek atau

proses, menciptakan produk (barang

atau layanan) baru, atau mengadopsi

suatu pola hubungan antar atau inter-

orhanisasi.”

Seleksi terbuka camat dan lurah serta

jabatan Eselon II dan III di lingkungan

Pemda DKI yang dilaksanakan bulan Juni

2013 lalu merupakan bukti inovasi

Jokowi untuk memperbaiki praktek dan

proses pemerintahan guna memberikan

pelayanan publik yang terbaik kepada

warga Jakarta.

Page 13: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

13

“Persuasion,” kata Craig van Slyke (2013),

adalah “kunci ketrampilan kepemimpinan

yang mampu merubah sikap, perilaku,

bahkan keyakinan pihak lain.”

Kepiwaian Jokowi dalam melakukan

persuasi sudah terbukti sejak ia menjabat

Walikota Solo, dan dilanjutkan ketika

membujuk sekitar 7.000 Kepala Keluarga

yang tinggal di Waduk Pluit untuk pindah

ke tempat yang lebih layak. Gaya

kepemimpinan ini juga diterapkan Jokowi

ketika melakukan penatanan PKL di Pasar

Minggu, Pasar Jatinegara, Glodok, dan

Tanah Abang.

Page 14: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

10 karakteristik kepemimpinan yang telah

didiskusikan menunjukkan bahwa model

kepemimpinan Jokowi cenderung

mengarah ke ‘Servant Leadership.’

Dicetuskan pada tahun 1970 oleh Robert

Kiefner Greenleaf (1904-1990), ‘Servant

Leadership’ merupakan kerangka kerja

teoritis yang mengutamakan pelayanan

kepada masyarakat sebagai motivasi kunci

seorang pemimpin. Selain itu, tambah Larry

Spears (1966), ‘Servant Leadership’

menekankan pendekatan holistik kepada

pekerjaan, kepekaan terhadap kepentingan

masyarakat, dan pembagian kekuasaan

dalam pengambilan keputusan.Robert Kiefner Greenlea

14

Page 15: 10 CIRI KEPEMIMPINAN JOKOWI

15

NAME Awang Anwaruddin is currently the Head of Research &

Development Centre of Information System and Public

Administration Automation (SIOAN), the National Institute

of Public Administration (LAN), the Republic of Indonesia.

Beside working as a structural official, he is also teaching

in several education and training programs for civil service.

Apart of his bueraucratic work, Awang writes various articles on Public

Administration and presents them in several national and international

seminars. Some seminars that he attended and gave a speech, among others, the

Launching NAPSIPAG Conference in Kuala Lumpur, Malaysia (2004), the 2th

NAPSIPAG Conference in Beijing, PR China (2005), the 3rd NAPSIPAG Conference

Sidney, Australia (2006), the IIAS/IISA International Congress, 2010, Nusa Dua,

Bali (2010), the 7th NAPSIPAG Conference in Kerala, India (2010), and the A4FPM

International Conference in Surabaya, Indonesia (2012).

Beside being published by several journals, Awang’s articles were also published by

Asian Development Bank (Manila, 2005), and Springer (New Delhi, 2013)