Top Banner
10 Amalan Ringan Pembuka Jalan Menuju Surga Allah dan Rasul-Nya banyak menyebutkan ganjaran surga dan mengancam dengan adzab neraka untuk memotivasi umat- Nya untuk banyak beramal shalih dan menjauhi segala larangan- Nya. Di samping itu Allah pun telah mengabarkan sifat-sifat surga dan neraka untuk lebih meningkatkan keinginan manusia untuk meraih surga dan menjauhi neraka. Di antara kenikmatan surga, Allah berfirman dalam sebagian ayat-ayat-Nya, – لاٍ ن يِ عَ مْ نِ مٍ سْ َ كَ وَ ق يِ ارَ بَ َ وٍ ب َ وْ كَ اِ – بَ ونُ دَ لَ ) خُ مٌ ن َ دْ لِ وْ مِ هْ يَ لَ عُ ) وفُ طَ يَ ن يِ لِ 9 بَ قَ تُ م َ هْ يَ لَ عَ ن= يِ ِ كَ ُ مٍ ةَ ) ونُ ) ضْ وَ مٍ رُ رُ س ىَ لَ عِ ونُ ) نْ كَ مْ ل ِ وُ لْ وُ ل ل ِ ل َ O ْ مَ َ – كٌ ن يِ عٌ ورُ حَ – وَ ونُ هَ يْ O شَ ي َ مِ مٍ رْ يَ طِ مْ حَ لَ – وَ ونُ رَ يَ ) خَ تَ ي َ مِ مٍ ةَ هِ ك َ ) فَ – وَ ونُ ) فِ ) رْ ) يُ ن لاَ و َ هْ ) يَ عَ ونُ عَ دَ صُ ي“Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS al-Waqi’ah: 15-23) Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Allah Ta’ala berfirman, ‘Surga itu disediakan bagi orang-orang sholih,
32

10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Jun 26, 2015

Download

Documents

Moch Rasyiid
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

10 Amalan Ringan Pembuka Jalan Menuju Surga

Allah dan Rasul-Nya banyak menyebutkan ganjaran surga dan

mengancam dengan adzab neraka untuk memotivasi umat-Nya untuk banyak

beramal shalih dan menjauhi segala larangan-Nya. Di samping itu Allah pun telah

mengabarkan sifat-sifat surga dan neraka untuk lebih meningkatkan keinginan

manusia untuk meraih surga dan menjauhi neraka.

Di antara kenikmatan surga, Allah berfirman dalam sebagian ayat-ayat-Nya,

ل�د�ون� – – – خ� م� ل�د�ان و� م� ع�ل�ي�ه� ي�ط�وف� اب�ل�ين� ت�ق� م� ا ع�ل�ي�ه� ت�ك�ئ�ين� م� �ون�ة م�و�ض� �ر ر� س� ع�ل�ى

ا – – م�م� �ة اك�ه� و�ف� ي�ن�ز�ف�ون� و�ال ا ع�ن�ه� د�ع�ون� ي�ص� ال �ع�ين م� م�ن� �سك�أ� و� �ب�ار�يق� أ و� �ك�و�اب

ب�أ�

ك�ن�ون� – – – ال�م� ل�ؤ� الل4ؤ� ث�ال� م�ك�أ� ع�ين ور و�ح� ون� ت�ه� ي�ش� ا م�م� �ط�ي�ر م� ل�ح� و� ون� ي�ر� ي�ت�خ�

“Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya

bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda

yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman

yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula

mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa

yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata

jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS al-Waqi’ah: 15-23)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Allah Ta’ala

berfirman, ‘Surga itu disediakan bagi orang-orang sholih, kenikmatan di dalamnya

tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pula

pernah terlintas dalam hati.’ Maka bacalah jika kalian menghendaki firman Allah

Ta’ala (yang artinya), ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti,

yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka

kerjakan.’” (QS. As Sajdah [32] : 17) (HR. Bukhari & Muslim)

Page 2: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Maka membayangkan seberapa besar kenikmatan surga – dan sesungguhnya lebih

indah dari yang bisa kita bayangkan – tentu menjadi motivasi kuat bagi orang yang

beriman untuk meraihnya. Dan ini adalah bagian dari keimanan terhadap hari akhir

dan iman kepada Allah Ta’ala.

Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil penulis kitab Asyratus Sa’ah (Tanda-tanda

Hari Kiamat) berkata, [“Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala

serta siksaan memberi arah yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat

kebaikan. Tidak ada undang-undang ciptaan manusia yang mampu menjadikan

perilaku manusia tetap tegak dan lurus seperti beriman kepada hari akhir. Oleh

karena itu, dalam masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara (orang yang tak

beriman kepada Allah dan hari akhir) dengan orang yang beriman kepada Allah dan

hari akhir serta dia mengetahui bahwa dunia adalah tempat simpanan akhir sedang

amal shalih adalah bekal untuk akhirat, sebagaimana firman Allah,

و�ى الت�ق� اد� الز� ي�ر� خ� إ�ن� ف� د�وا و� ت�ز� و�

“...Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa ...”(QS al-

Baqarah: 197)

Dan sebagaimana komentar sahabat Umair Ibnu Hamam, “Menuju kepada Allah tak

ada bekal lain kecuali takwa, amal akhirat dan sabar karena Allah dalam perjuangan.

Dan semua bekal akan habis kecuali takwa, berbuat baik dan mencari petunjuk.”

Nampak perbedaan antara perilaku orang beriman dengan yang tidak beriman

kepada Allah, hari akhir, pahala dan siksaan. Maka bagi orang yang percaya hari

pembalasan dia akan berbuat dengan melihat kepada timbangan langit, bukan

timbangan bumi. Dan dia akan melihat hisab akhirat, bukan hisab dunia. Dia akan

mempunyai perilaku tersendiri dalam kehidupan. Kita akan melihatnya istiqamah dan

dalam berpikir, iman, tabah dalam kesulitan, sabar atas bencana demi mencari

pahala, dan dia mengerti bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih

kekal.”]

Jalan menuju surga memang dipenuhi onak dan duri. Akan tetapi sesungguhnya ada

banyak amalan-amalan yang mudah dilakukan namun Allah membalasnya dengan

Page 3: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

ganjaran yang sangat besar. Berikut ini disajikan beberapa amalan yang insya Allah

ringan diamalkan namun bisa membawa pelakunya ke surga.

1. Berdzikir Kepada Allah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ن� م� ح� الر� إ�ل�ى ب�يب�ت�ان� ح� ، ان� يز� ال�م� ف�ى يل�ت�ان� ث�ق� ، ان� اللEس� ع�ل�ى ت�ان� يف� ف� خ� ت�ان� ك�ل�م�

ال�ع�ظ�يم� الل�ه� ان� ب�ح� س� ، د�ه� م� ب�ح� و� الل�ه� ان� ب�ح� س�

“Ada dua kalimat yang ringan bagi lisan, berat dalam mizan (timbangan amal) dan

dicintai ar-Rahmaan: ‘Subhanallahu wa bihamdih’ (Maha Suci Allah dan dengan

pujian-Nya kami memuji) ‘Subhanallah al-Azhiim’ (Maha Suci Allah Dzat Yang Maha

Agung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

) ( : ط�ل�ع�ت� ا Kم�م إ�ل�ي� ب4 أ�ح� أكبر والله الله إال إله وال لله والحمد الله سبحان و�ل� أ�ق� �ن� أل�

م�س� الش� ع�ل�ي�ه�

“Saya membaca: ‘Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar’,

sungguh aku lebih cintai daripada dunia dan seisinya.” (HR Muslim no 2695 dan at-

Tirmidzi)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

الل�ه� ذ�ك�ر� م�ن� الل�ه� ع�ذ�اب� م�ن� ل�ه� أ�ن�ج�ى Tال ع�م� Vآد�م�ي ع�م�ل� ا م�

“Tidaklah seorang manusia mengamalkan satu amalan yang dapat

menyelamatkannya dari adzab Allah melainkan dzikir kepada Allah.” (HR ath-

Thabrani dengan sanad yang hasan dan al-Allamah Ibnu Baz menjadikannya hujjah

dalam kitab Tuhfah al-Akhyaar)

2. Meridhai Allah, Islam dan Rasulullah

Page 4: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

بYا ر� ب�الل�ه� يت� ض� ر� �ات ر� م� ث� ث�ال� ي ي�م�س� ين� و�ح� ب�ح� ي�ص� ين� ح� ول� ي�ق� �ل�م م�س� �ع�ب�د م�ن� ا م�

ي�ه� ض� ي�ر� أ�ن� الل�ه� ع�ل�ى ا Yق ح� ك�ان� إ�ال� ن�ب�يYا ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص� �د م� ب�م�ح� و� د�ينTا م� ال� �س� ب�اإل� و�

ة� ي�ام� ال�ق� ي�و�م�

“Tidaklah seorang hamba muslim mengucapkan pada saat dia memasuki waktu

pagi dan memasuki waktu petang: ‘radhiitu billahi rabba, wa bil islaami diina wa bi

muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam nabiya (aku ridha Allah sebagai Rabb-ku,

Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabi-ku)’ sebanyak tiga kali,

melainkan merupakan hak bagi Allah untuk meridhainya pada hari kiamat

kelak.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh al-Allamah Ibnu Baz dalam kitab Tuhfah al-

Akhyaar)

3. Menuntut Ilmu Syar’i

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

ن�ة� ال�ج� إ�ل�ى ا Tط�ر�ي�ق ل�ه� الله� ل� ه� س� ل�مTا ع� ي�ه� ف� ي�ل�ت�م�س� ا Tط�ر�ي�ق ل�ك� س� م�ن�

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan

mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim no 2699)

4. Menahan Marah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

ء�وس� ر� ع�ل�ى ة� ي�ام� ال�ق� ي�و�م� الل�ه� د�ع�اه� ذ�ه� Eي�ن�ف أ�ن� ع�ل�ى ت�ط�يع� ي�س� و� و�ه� غ�ي�ظTا ك�ظ�م� م�ن�

اء� ش� ور� ال�ح� Eا�ي ف�ي ه� يEر� ي�خ� ت�ى ح� ال�ئ�ق� ال�خ�

“Barangsiapa yang menahan amarahnya padahal dia mampu untuk

melampiaskannya, niscaya Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan

para makhluk sampai Allah memilihkan untuknya bidadari-bidadari yang dia

suka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)

5. Membaca Ayat Kursi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

Page 5: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

و�ت� ي�م� أ�ن� إ�ال� ن�ة� ال�ج� و�ل� د�خ� م�ن� ن�ع�ه� ي�م� ل�م� �ال�ة ص� Eك�ل د�ب�ر� ي س� ال�ك�ر� آي�ة� � أ ر� ق� م�ن�

“Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat, maka tidak ada yang

dapat menghalanginya untuk masuk surga kecuali jika dia mati.” (HR an-Nasaa’i dan

dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Maksudnya adalah jika dia mati, dia akan masuk surga dengan rahmat dan karunia

Allah ‘Azza wa Jalla.

6. Menyingkirkan Gangguan di Jalan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

ت�ؤ�ذ�ي ك�ان�ت� الط�ر�يق� ر� ظ�ه� م�ن� ق�ط�ع�ها� �ة ر� ج� ش� ف�ي ن�ة� الج� ف�ي ل�ب� ي�ت�ق� Tال ج� ر� أ�ي�ت� ر� د� ل�ق�

الن�اس�

“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam surga

dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan yang selalu

mengganggu manusia” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

ال� ل�م�ين� الم�س� ع�ن� ذ�ا ه� ي�ن� Eأل�ن�ح الله� و� ال� ق� ف� �ط�ر�يق ر� ظ�ه� ع�ل�ي �ة ر� ج� ش� ن� ب�غ�ص� ل ج� ر� ر� م�

ن�ة� الج� ل� أ�د�خ� ف� م� ي�ؤذ�يه�

“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu

dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin

agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.” (HR

Muslim)

7. Membela Kehormatan Saudaranya di Saat Ketidakhadirannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

ة� ي�ام� الق� ي�و�م� الن�ار� ه� ه� و�ج� ع�ن الله� د� ر� يه� أ�خ� ض� ع�ر� ع�ن د� ر� م�ن�

Page 6: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

“Barangsiapa membela harga diri saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan

memalingkan wajahnya dari api neraka.” (Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi dan

dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

ن�ة� الج� ل� د�خ� ل�ي�ن� ر�ج� ب�ي�ن� ا م� ر� ش� و� ل�حي�ي�ه� ب�ي�ن� ا م� ر� ش� الله� اه� و�ق� م�ن�

“Barangsiapa yang Allah lindungi dari keburukan apa yang ada di antara kedua

rahangnya (yaitu mulut) dan keburukan yang ada di antara dua pahanya (yaitu

kemaluannya), niscaya dia akan masuk surga.”(Dihasankan oleh Imam at-Tirmidzi

dan disepakati oleh Syaikh al-Albani)

8. Menjauhi Debat Kusir Walaupun Benar

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam,

ط� و�س� ف�ي �ب�ب�ي�ت و� ا Yق م�ح� ك�ان� إ�ن� و� اء� ر� ال�م� ك� ت�ر� ل�م�ن� ن�ة� ال�ج� ب�ض� ر� ف�ي �ب�ب�ي�ت يم ع� ز� �ن�ا أ

ه� ل�ق� خ� ن� ح�س� ل�م�ن� ن�ة� ال�ج� أ�ع�ل�ى ف�ي �ب�ب�ي�ت و� ا Tاز�ح م� ك�ان� إ�ن� و� ال�ك�ذ�ب� ك� ت�ر� ل�م�ن� ن�ة� ال�ج�

“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan

debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah

rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam

keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga

bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh

Syaikh al-Albani)

9. Berwudhu’ Lalu Shalat Dua Raka’at

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,”Tidaklah seorang muslim

berwudhu’ lalu dia baguskan wudhu’nya, kemudian dia berdiri shalat dua raka’at

dengan menghadapkan hatinya dan wajahnya pada kedua raka’at itu, melainkan

surga wajib baginya.” (HR Muslim)

10. Pergi Shalat ke Masjid

Page 7: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Berikanlah kabar gembira bagi

orang-orang yang berjalan di dalam kegelapan untuk menuju masjid, mereka akan

mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR Abu Dawud dan

dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam juga bersabda, “Barangsiapa yang pergi ke

masjid atau pulang dari masjid, niscaya Allah akan persiapkan baginya nuzul di

dalam surga setiap kali dia pergi dan pulang.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam an-Nawawi berkata, “Nuzul adalah makanan pokok, rizki dan makanan yang

dipersiapkan untuk tamu.”

11. )Bonus tambahan( Shalat Sunnah 2 Raka’at Setelah Wudhu

Amalan inilah yang dirutinkan oleh sahabat Bilal yang telah menjadikannya sebagai

penghuni surga dengan kesaksian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.

ي�د�ي� ب�ي�ن� ن�ع�ل�ي�ك� د�ف� ع�ت� م� س� إ�نEي ف� ال�م� اإل�س� ف�ي ل�ت�ه� ع�م� �ع�م�ل ج�ى ر�ب�أ� دEث�ن�ي ح� ب�ال��ل� ي�ا

و� � أ �ل�ي�ل اع�ة� س� ف�ي ا Tو�ر ط�ه� ر� أ�ت�ط�ه� ل�م� أ�نEي ن�د�ي ع� ج�ى ر�

أ� Tع�م�ال ل�ت� ع�م� ا م� ال� ق� ن�ة� ال�ج� ف�ي

لEي ص�أ� أ�ن� ل�ي ك�ت�ب� ا م� ر� و� الط�ه� ب�ذ�ل�ك� ل�ي�ت� ص� إ�ال� �ار ن�ه�

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam berkata kepada Bilal radhiyallahu anhu setelah shalat fajar, “Wahai Bilal,

ceritakanlah kepadaku amalanmu dalam Islam yang paling engkau harapkan.

Karena sesungguhnya aku mendengar suara terompahmu di hadapanku dalam

surga.” Bilal berkata, ”Tidaklah aku mengamalkan suatu amalan yang lebih aku

harapkan melainkan setiap kali aku bersuci pada malam atau siang hari aku selalu

mengerjakan shalat yang bisa aku lakukan.” (HR Al-Bukhari no 1149 dan Muslim no

2458)

Page 8: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Wajibnya Makan dan Minum dengan

Tangan Kanan

Kita perhatikan banyak kaum muslimin yang belum tahu atau

menganggap sepele adab makan minum dalam Islam. Di antara yang masih banyak dilakukan

adalah makan dan minum menggunakan tangan kiri bahkan sambil berdiri. Padahal telah jelas

perintah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam untuk makan dan minum dengan tangan

kanan dan itu bukan sekedar keutamaan.

Allah berfirman,

ذ�ر� ل�ي�ح� ون� ال�ذ�ين� ف� ال�ف� ر�ه� ع�ن� ي�خ� م�م� أ�ن� أ� يب�ه� ت�ن�ة ت�ص� و� ف�

� م� أ يب�ه� �ل�يم ع�ذ�اب ي�ص� أ

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau

ditimpa adzab yang pedih.” (QS An-Nur: 63)

Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi mengingatkan orang-orang yangmenentang perintah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam yang itu merupakan jalan, manhaj, cara dan sunnahnya.

Barangsiapa menyelisihinya secara lahir dan batin berarti dia berada di mulut jurang kebinasaan

dan berada dalam bahaya bahwa hatinya akan ditimpa kekufuran dan kemunafikan serta ancaman

adzab Allah ‘Azza wa Jalla. Na’udzubillah.

Mengenai perintah makan dengan tangan kanan ini, dalam sebuah hadits,

Dari Abu Muslim, ada juga yang mengatakan, Abu Iyas Salamah bin Amr bin al-Akwa radhiyallahu

‘anhu bahwasanya ada seseorang yang makan di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

salam dengan menggunakan tangan kirinya, maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan

kananmu.” “Aku tidak bisa,” jawab orang itu. Beliau pun mengatakan, “Kamu tidak akan pernah

bisa.” Tidak ada yang menghalanginya menggunakan tangan kanan kecuali kesombongan.

Akhirnya orang itu tidak dapat mengangkat tangannya ke mulutnya. (HR Muslim)

Syaikh Salim bin Ied al-Hilali menjelaskan kandungan hadits tersebut sebagai berikut:

-Kewajiban makan dengan menggunakan tangan kanan. Makan dengan tangan kiri tanpa alasan

yang dibenarkan adalah haram.

-Segala sesuatu yang mulia harus dilakukan dengan tangan kanan. Sebab Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa salam menyenangi bagian kanan dalam menjalankan kesibukannya.

Page 9: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

-Menentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam merupakan perbuatan dosa. Oleh karena itu

Rasulullah mendoakan keburukan bagi orang tersebut. Sebab penolakannya itu disebabkan oleh

kesombongan dan penentangannya.

-Pemberian nasihat kepada orang yang makan dan minum berlaku bagi laki-laki maupun

perempuan dan juga anak-anak.

-Diperbolehkan memberi nasihat kepada seseorang di hadapan umum, jika mengandung kebaikan

bagi semua orang.

-Diperbolehkan mendoakan keburukan bagi orang yang melakukan perbuatan haram karena

penentangan dengan kesombongan dan terus menerus melakukannya.

-Kesombongan dan keengganan menjalankan hukum-hukum syariat menyebabkan datangnya

siksaan bagi pelakunya.

-Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan nabi sekaligus hamba-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi

wa salam dengan mengabulkan doanya.

Hadist lain yang memerintahkan untuk makan dengan tangan kanan di antaranya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan seorang anak kecil tatkala makan, “Wahai

anak kecil bacalah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu!” (HR Bukhari 5376 dan

Muslim 2022)

Dari sini tampak betapa dianjurkan mendidik anak-anak sejak kecil untuk makan dan minum

menggunakan tangan kanan.

Pada suatu ketika pernah Rasulullah berkata kepada seorang wanita ketika makan dengan

menggunakan tangan kirinya, “Janganlah engkau makan dengan menggunakan tangan kirimu,

sungguh Allah telah menjadikan untukmu tangan kananmu.” Atau beliau mengatakan,“Sungguh

Allah telah membebaskan untukmu tangan kananmu.” (HR Ahmad dalam Musnad (16756),

dishahihkan al-Albani dalam Jilbab Mar’ah al-Muslimah)

“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanannya.

Dan apabila minum maka minumlah dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya setan makan

dan minum dengan tangan kirinya.” (HR Muslim 2020, Timidzi 1800, Abu Dawud 3776)

Dan terdapat keterangan bahwa barangsiapa yang menyerupai atau meniru suatu kaum maka dia

termasuk golongan mereka.

Dari dalil-dalil yang ada Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menyatakan haram apabila makan dan

minum dengan mempergunakan tangan kiri. (Zaadul Ma’ad II/405 dengan tahqiq al-Arnauth cet 1)

Penggunaan tangan kiri adalah sebagaimana dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam, “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan

Page 10: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

tangan kanan dan janganlah cebok di kamar mandi dengan tangan kanan dan janganlah

meniup/bernafas di dalam bejana.” (HR Muslim no 612)

Segala macam aktivitas seperti di atas adalah kekhususan pekerjaan yang dimiliki oleh tangan kiri.

Sedangkan tangan kanan dikhususkan untuk pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan yang

bersih atau suci. Inilah aktivitas yang sesuai dengan aplikasi akhlak yang mulia dan kebaikan.

Wallahu a’lam

Model-Model Para Pengghibah

Sesungguhnya lisan merupakan organ tubuh yang

sangat penting karena ialah yang menta’bir (mengungkapkan) apa yang

terdapat dalam hati seseorang. Lisan tidak mengenal lelah dan tidak

pernah bosan berucap, jika seseorang membiarkannya bergerak

Page 11: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

mengucapkan kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan yang

banyak, adapun jika ia membiarkannya mengucapkan keburukan-

keburukan maka ia akan ditimpa dengan bencana dan malapetaka, dan

inilah yang lebih banyak terjadi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

ط�اي�ا أك�ث�ر� ان�ه� ف�ي آد�م� اب�ن� خ� ل�س�

“Mayoritas dosa seorang anak Adam adalah pada lisannya.” [1]

Oleh karena itu lisan merupakan salah satu sebab yang paling banyak

menjerumuskan umat manusia ke dalam api neraka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ا أ�ك�ث�ر� ل� م� ان� الن�ار� الن�اس� ي�د�خ� ف� و� م� : األ�ج� ج� و الف� ر� ال�ف�

“Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka adalah dua

lubang, mulut dan kemaluan.” [2]

Sesungguhnya penyakit-penyakit yang timbul karena lisan yang tidak

terkendali sangatlah banyak, namun di sana ada sebuah penyakit yang

paling merajalela dan menjangkiti kaum muslimin. Penyakit tersebut

terasa sangat ringan di mulut, lezat untuk diucapkan, dan nikmat untuk

didengarkan[3] (bagi orang-orang yang jiwa mereka telah terasuki hawa

syaitan), namun dosanya sangatlah besar…. penyakit tersebut adalah

ghibah (menyebut kejelekan saudara sesama muslim)[4]

Betapa banyak persahabatan dua sahabat karib yang akhirnya terputus

karena diakibatkan ghibah…???

Betapa banyak kedengkian yang tumbuh dan berkobar di dada-dada

kaum muslimin dikarenakan ghibah…???

Betapa banyak permusuhan terjadi diantara kaum muslimin diakibatkan

sebuah kalimat ghibah…???

Page 12: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Dan betapa banyak pahala amalan seseorang yang sia-sia dan gugur

diakibatkan oleh ghibah yang dilakukannya…???

Serta betapa banyak orang yang disiksa dengan siksaan yang pedih

dikarena ghibah yang dilakukannya…???

Namun perkaranya adalah sangat menyedihkan sebagaimana perkataan

Imam An-Nawawi, “Ketahuilah bahwasanya ghibah merupakan perkara

yang terburuk dan terjelek serta perkara yang paling tersebar di kalangan

manusia, sampai-sampai tidaklah ada yang selamat dari ghibah kecuali

hanya sedikit orang”.[5] -Semoga Allah menjadikan kita menjadi “sedikit

orang” tersebut yang selamat dari penyakit ghibah. Amiiin-

Banyak kaum muslimin yang mampu untuk menjalankan perintah Allah

ta’ala dengan baik, bisa menjalankan sunnah-sunnah Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam, mampu untuk menjauhkan dirinya dari zina, berkata

dusta, minum khomer, bahkan mampu untuk sholat malam setiap hari,

senantiasa puasa senin kamis, namun… mereka tidak mampu

menghindarkan dirinya dari ghibah. Bahkan walaupun mereka telah tahu

bahwasanya ghibah itu tercela dan merupakan dosa besar namun tetap

saja mereka tidak mampu menghindarkan diri mereka dari ghibah.

Berkata Ibnul Qoyyim, “Dan merupakan perkara yang aneh adalah mudah

bagi seseorang untuk menjaga dirinya dari memakan makanan yang

haram, menjauhkan dirinya dari perbuatan dzolim, zina, mencuri,

memimum minuman keras, memandang pada perkara-perkara yang

diharamkan baginya, dan perkara-perkara haram yang lainnya, namun

sulit baginya untuk menjaga gerak-gerik lisannya. Sampai-sampai ada

diketahui orang yang terpandang dan merupakan contoh dalam

permasalahan agama, zuhud, dan ibadah, namun ia mengucapkan sebuah

kalimat yang menyebabkan kemurkaan Allah dan dia tidak perduli dengan

ucapannya tersebut sehingga iapun terperosok ke neraka lebih jauh dari

jarak antara timur dan barat hanya dikarenakan satu kalimat. Betapa

banyak orang yang engkau lihat bersikap wara’ dalam menjauhi

Page 13: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

perbuatan-perbuatan keji, perbuatan dzolim namun lisannya ceplas-

ceplos menjatuhkan harga diri orang-orang yang masih hidup maupun

yang telah wafat dan dia tidak perduli dengan ucapannya tersebut.”[6]

Berkata Al-Ghozaali, “Dan sebagian mereka berkata, “Kami mendapati

para salaf, dan mereka tidaklah memandang sebuah ibadah (yang hakiki)

pada puasa dan tidak juga pada sholat, akan tetapi mereka

memandangnya pada sikap menahan diri dari (melecehkan) harkat dan

harga diri manusia.”[7]

Model-Model Para Pengghibah

Ibnu Taimiyah berkata -tatkala menjelaskan model-model para

pengghibah-,

1. Ada orang yang mengghibah untuk menyesuaikan diri (agar

obrolannya nyambung) dengan teman-teman duduknya, para

sahabatnya,  atau karib kerabatnya. Padahal ia mengetahui

bahwasanya orang yang dighibahi berlepas diri dari apa yang

mereka katakan. Atau memang benar pada dirinya sebagian apa

yang mereka katakan akan tetapi ia melihat kalau ia mengingkari

(ghibah yang) mereka lakukan maka ia akan memutuskan

pembicaraan, dan para sahabatnya akan bersikap berat (tidak enak)

kepadanya dan meninggalkannya. Maka iapun memandang bahwa

sikapnya yang menyesuaikan diri dengan mereka merupakan sikap

yang baik kepada mereka dan merupakan bentuk hubungan

pergaulan yang baik. Bisa jadi mereka marah –jika ia mengingkari

mereka- maka iapun akan balas marah karena hal itu. Karenanya

iapun tenggelam bersama mereka untuk berghibah ria.

2. Diantara mereka (para tukang ghibah) ada yang berghibah ria

dengan model yang bermacam-macam. Terkadang menampakkan

ghibah dalam bentuk agama dan kebaikan, maka ia berkata,

“Bukanlah kebiasaanku menyebutkan seorangpun kecuali hanya

Page 14: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

menyebutkan kebaikan-kebaikannya, dan aku tidak suka ghibah,

tidak juga dusta. Hanya saja aku kabarkan kepada kalian tentang

kondisinya”. Atau ia berkata, “Kasihan dia…”, atau “Ia orang yang

baik namun pada dirinya ada begini dan begitu.” Dan terkadang ia

berkata, “Jauhkanlah kami dari (pembicaraan) tentangnya, semoga

Allah mengampuni kita dan dia,” namun niatnya adalah untuk

merendahkannya dan menjatuhkannya. Mereka membungkus

ghibah dengan label-lebel kebaikan dan label-lebel agama, mereka

hendak menipu Allah dengan perbuatan mereka tersebut

sebagaimana mereka telah menipu makhluk (manusia). Dan

sungguh, kami telah melihat dari mereka model-model yang banyak

seperti ini dan yang semisalnya.[26]

3. Diantara mereka ada yang menjatuhkan orang lain karena riya’

dalam rangka untuk mengangkat dirinya sendiri. Ia berkata, “Kalau

seandainya tadi malam aku berdoa dalam sholatku untuk si fulan

tatkala sampai kepadaku kabar tentang dirinya begini dan

begitu…”, untuk mengangkat dirinya dan menjatuhkan orang itu di

sisi orang yang menganggap orang itu baik. Atau ia berkata, “Si

fulan itu pendek akalnya, telat mikirnya,” padahal maksudnya

adalah untuk memuji dirinya, untuk menunjukan bahwa dirinya

pandai dan lebih baik dari orang tersebut.

4. Diantara mereka ada yang berghibah karena hasad (dengki), maka

ia telah menggabungkan dua perkara buruk, ghibah dan hasad. Dan

jika ada seseorang yang dipuji maka berusaha sekuat-kuatnya

untuk menghilangkan (menangkis) pujian itu dengan

merendahkannya dengan berkedok agama dan kebaikan, atau

mewujudkan ghibah dalam bentuk hasad, kefajiran, dan celaan agar

orang tersebut jatuh di hadapan matanya.

5. Diantaranya ada yang mewujudkan ghibah dalam bentuk ejekan

dan menjadikannya bahan mainan agar membuat yang lainnya

tertawa karena ejekannya atau ceritanya (sambil meniru-niru gaya

orang yang dihina) tersebut, serta perendahaannya terhadap orang

yang ia ejek tersebut.

Page 15: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

6. Diantaranya ada yang menampakkan ghibah dalam bentuk sikap

ta’jub (heran). Dia berkata, “Aku heran dengan si fulan, bagaimana

ia sampai tidak mampu melakukan ini dan itu…”, “Aku heran

dengan si fulan, kenapa bisa timbul darinya ini dan itu…kenapa bisa

melakukan demikian dan demikian…” Maka ia menampakkan nama

saudaranya (yang ia ghibahi tersebut) dalam bentuk sikap

keheranannya.

7. Diantaranya ada yang mewujudkan ghibah dalam bentuk rasa

sedih. Ia berkata, “Si fulan kasihan dia, sungguh aku sedih dengan

apa yang telah dilakukannya dan yang telah terjadi pada dirinya..”

Maka orang lain yang mendengar perkataannya itu bahwa ia sedang

sedih dan menyayangkan saudaranya itu, padahal hatinya penuh

dengan rasa dendam. Jika ia mampu maka ia akan menambah-

nambah lebih dari kejelekan yang terdapat pada saudaranya itu.

Bahkan terkadang ia menyebutkan hal itu dihadapan musuh-musuh

saudaranya tersebut agar mereka bisa membalasnya

(menghabisinya).  Model yang seperti ini dan juga yang lainnya

merupakan penyakit-penyakit hati yang paling parah, dan juga

merupakan bentuk usaha untuk menipu Allah dan para hamba-

hambaNya.

8. Diantara mereka ada yang menampakkan ghibah dalam bentuk

marah dan mengingkari kemungkaran. Dia menampakkan kata-kata

yang indah (untuk mengghibahi saudaranya) dengan cara seperti ini

(dengan alasan mengingkarai kemungkaran), padahal maksudnya

bertentangan dengan apa yang ia nampakkan. Hanya Allahlah

tempat meminta pertolongan.[8]

Hukum Mendengarkan Ghibah

Berkata Imam Nawawi dalam Al-Adzkar: ”Ketahuilah bahwasanya ghibah

itu sebagaimana diharamkan bagi orang yang menggibahi, diharamkan

juga bagi orang yang mendengarkannya dan menyetujuinya. Maka wajib

bagi siapa saja yang mendengar seseorang mulai menggibahi

Page 16: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

(saudaranya yang lain) untuk melarang orang itu kalau dia tidak takut

kepada mudhorot yang jelas. Dan jika dia takut kepada orang itu, maka

wajib baginya untuk mengingkari dengan hatinya dan meninggalkan

majelis tempat ghibah tersebut jika memungkinkan hal itu.

Jika dia mampu untuk mengingkari dengan lisannya atau dengan

memotong pembicaraan ghibah tadi dengan pembicaraan yang lain,

maka wajib bagi dia untuk melakukannya. Jika dia tidak melakukannya

berarti dia telah bermaksiat.

Jika dia berkata dengan lisannya, ”Diamlah,” namun hatinya ingin

pembicaraan gibah tersebut dilanjutkan, maka hal itu adalah kemunafikan

yang tidak bisa membebaskan dia dari dosa. Dia harus membenci ghibah

tersebut dengan hatinya (agar bisa bebas dari dosa-pent).

Jika dia terpaksa di majelis yang ada ghibahnya dan dia tidak mampu

untuk mengingkari ghibah itu, atau dia telah mengingkari namun tidak

diterima, serta tidak memungkinkan baginya untuk meninggalkan majelis

tersebut, maka harom baginya untuk istima’ (mendengarkan) dan isgo’

(mendengarkan dengan saksama) pembicaraan ghibah itu. Yang dia

lakukan adalah hendaklah dia berdzikir kepada Allah ta’ala dengan

lisannya dan hatinya, atau dengan hatinya, atau dia memikirkan perkara

yang lain, agar dia bisa melepaskan diri dari mendengarkan gibah itu.

Setelah itu maka tidak mengapa baginya untuk mendengar ghibah (yaitu

sekedar mendengar namun tidak memperhatikan dan tidak faham dengan

apa yang didengar –pent), tanpa mendengarkan dengan baik ghibah itu

jika memang keadaannya seperti ini (karena terpaksa tidak bisa

meninggalkan majelis gibah itu –pent). Namun jika (beberapa waktu)

kemudian memungkinkan dia untuk meninggalkan majelis dan mereka

masih terus melanjutkan ghibah, maka wajib baginya untuk meninggalkan

majelis”.[9] Allah ta’ala berfirman,

إذ�ا أ�ي�ت� و� و�ن� ال�ذ�ي�ن� ر� و�ض� أ�ع�ر�ض� آي�ات�ن�ا ف�ي� ي�خ� م� ف� ت�ى ع�ن�ه� ا ح� و� و�ض� د�ي�ث� ف�ي� ي�خ� ,غ�ي�ر�ه� ح�

ي�ن�ك�م� إ�م� و� ي�ط�ان� ي�ن�س� � الش� ال ع�د� ف� ع� الذ�ك�ر� ب�ع�د� ت�ق� م� م� و� ي�ن� ال�ق� الظ�ال�م�

Page 17: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

“Dan apabila kalian melihat orang-orang yang mengejek ayat Kami, maka

berpalinglah dari mereka hingga mereka mebicarakan pembicaraan yang

lainnya. Dan apabila kalian dilupakan oleh Syaithon, maka janganlah

kalian duduk setelah kalian ingat bersama kaum yang dzolim.” (QS al-

An’am: 68)

Benarlah perkataan seorang penyair…

ع�ك� م� ن� و�س� اع� ع�ن� ص� م� ب�ي�ح� س� و�ن�      ال�ق� ان� ك�ص� ب�ه� الن4ط�ق� ع�ن� اللEس�

إ�ن�ك� ن�د� ف� اع� ع� م� ب�ي�ح� س� ر�ي�ك                       ال�ق� ائ�ل�ه� ش� ان�ت�ب�ه� ل�ق� ف�

Dan pendengaranmu, jagalah dia dari mendengarkan kejelekan

Sebagaimana menjaga lisanmu dari mengucapkan kejelekan itu.

Sesungguhnya ketika engkau mendengarkan kejelekan,

Engkau telah sama dengan orang yang mengucapkannya, maka

waspadalah.

Dan meninggalkan mejelis ghibah merupakan sifat-sifat orang yang

beriman, sebagaimana firman Allah ta’ala,

إ�ذ�ا ا و� ع�و� م� ا الل�غ�و� س� و� ض� ع�ن�ه� أ�ع�ر�

“Dan apabila mereka mendengar lagwu (kata-kata yang tidak

bermanfaat) mereka berpaling darinya.” (QS al-Qhashas: 55)

ال�ذ�ي�ن� م� و� ي�ن� الل�غ�و� ع�ن� ه� ع�ر�ض� م�

“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)

yang tiada berguna.” (QS al-Mu’minun: 3)

Bahkan sangat dianjurkan bagi seseorang yang mendengar saudaranya

dighibahi bukan hanya sekedar mencegah ghibah tersebut tetapi untuk

Page 18: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

membela kehormatan saudaranya tersebut, sebagaimana sabda

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ب�ي� ع�ن�� د�اء� أ ال� سلم و عليه الله صلى الن�ب�يE ع�ن� عنه الله رضي  الد�ر� ن� : ق� د� م� ع�ن� ر�

ض� ي�ه� ع�ر� د�, أ�خ� ه� الله� ر� ه� الن�ار� و�ج�

Dari Abu Darda’ radliyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, ‘Siapa yang mempertahankan kehormatan saudaranya

yang akan dicemarkan orang, maka Allah akan menolak api neraka dari

mukanya.'” (Riwayat At-Tirmidzi 1931 dan Ahmad 6/450, berkata Syaikh

Salim Al-Hilali : “Shohih atau hasan”)

Dan demikinlah pengamalan para salaf ketika ada saudaranya yang

dighibahi mereka membelanya, sebagaimana dalam hadits-hadits berikut:

ت�ب�ان� ع�ن� ال�ك� ب�ن� ع� ال� عنه الله رضي  م� ام� : ق� لEي سلم و عليه الله صلى  الن�ب�ي4 ق� ي�ص�

ال� ق� �ي�ن� : ف� ل�ك� أ م�؟ ب�ن� م� ال� الد4خ�ش� ق� ل ف� ج� ن�اف�ق ذ�ال�ك� : ر� �, م� ب4 ال ل�ه� و� الله� ي�ح� و� س� ,ر�

ال� ق� �: سلم و عليه الله صلى الن�ب�ي4 ف� ل� ال �, ذ�ال�ك� ت�ق� اه� أ�ال د� ت�ر� ال� ق� � ق� �ل�ه� ال � إ ي�د� الله� إ�ال ي�ر�

ه� ب�ذ�ال�ك� إ�ن� الله� و�ج� د� الله� و� م� ق� ر� ن� ال�نار� ع�ل�ى ح� ال� م� � ق� �ل�ه� ال � إ ه� ب�ذ�ال�ك� ي�ب�ت�غ�ي� الله� إ�ال و�ج�

الله�

Dari ‘Itban bin Malik radliyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam menegakkan sholat, lalu (setelah selesai sholat) beliau berkata,

‘Di manakah Malik bin Addukhsyum?’, lalu ada seorang laki-laki

menjawab, ‘Ia munafik, tidak cinta kepada Allah dan Rosul-Nya,’ Maka

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Janganlah engkau berkata

demikian, tidakkah engkau lihat bahwa ia telah mengucapkan la ila ha

illallah dengan ikhlash karena Allah?, dan Allah telah mengharamkan api

neraka atas orang yang mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlash

karena Allah.'” (Bukhori dan Muslim)

ال�كT ب�ن� ك�ع�ب� ع�ن� ال� عنه الله رضي  م� ال� : ق� و� سلم و عليه الله صلى  الن�ب�ي4 ق� و�ه�

ال�س م� ف�ي� ج� و� ا : ب�ت�ب�و�ك� ال�ق� ع�ل� م� ؟ ب�ن� ك�ع�ب� ف� �ال�ك ال� م� ق� ل ف� ج� ن� ر� ة� ب�ن�ى م� ل�م� ي�ا : س�

و�ل� س� ه� الله� ر� ب�س� د�اه� ح� ي�ه� ف�ي� الن�ظ�ر� و� ب�ر� ال�. ع�ط�ف� ق� ع�اذ� ل�ه� ف� ب�ل� ب�ن� م� الله رضي ج�

Page 19: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

ا ب�ئ�س�: عنه ل�ت� م� الله�, ق� و�ل� ي�ا و� س� ا الله� ر� ن�ا م� � ع�ل�ي�ه� ع�ل�م� ا إ�ال Tي�ر ك�ت�, خ� و�ل� ف�س� س� الله� ر�

سلم و عليه الله صلى

Ka’ab bin Malik radliyallahu ‘anhu berkata, “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam telah sampai di Tabuk, dan dia sambil duduk bertanya, ‘Apa

yang dilakukan Ka’ab ?’, maka ada seorang laki-laki dari bani Salamah

menjawab, ‘Wahai Rasulullah, ia telah tertahan oleh mantel dan

selendangnya.’ Lalu Mu’adz bin Jabal radliyallahu ‘anhu berkata, ‘Buruk

sekali perkataanmu itu, demi Allah wahai Rasulullah, kami tidak

mengetahui sesuatupun dari dia melainkan hanya kebaikan,’ Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diam.” (Bukhori dan Muslim)

***

[1] Hadits Shahih dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani (As-Shahihah no 534)

[2] Riwayat Thirmidzi 2004, Ahmad (2/291,292), dan lain-lain. Berkata

Syaikh Salim Al-Hilali : “Isnadnya hasan”

[3] Sebagaimana yang bisa kita saksikan bersama, jika ada sebuah

majelis yang dibumbui dengan ghibah maka majelis tersebut terasa

semarak dan asyik didengarkan oleh para hadirin, Wal’iyadzu billah

[4] Sebagaimana akan datang definisinya

[5] Sebagaimana dinukil oleh Al-Mubarokfuuri dalam Tuhfatul Ahwadzi

VI/54

[6] Al-Jawaabul Kaafii hal 111

[7] Ihyaa Ulumiddiin III/143

[8] Majmu’ fatawa XXVIII/236-238

[9] Bahjatun Nadzirin 3/29, 30

Page 20: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju
Page 21: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Makna, Kandungan dan Tafsir Ayat

Kursi Secara Ringkas

Ayat Kursi yang mulia dan penuh berkah ini terdiri atas

sepuluh penggal kalimat. Di dalamnya terkandung tauhidullah,

pengagungan terhadap-Nya serta penjelasan akan keesaan-Nya dalam

kesempurnaan dan kebesaran, sehingga akan melahirkan penjagaan dan

kecukupan bagi yang membacanya. Di dalam ayat ini terdapat lima

Asma’ul Husna, juga terdapat lebih dari dua puluh sifat Allah, didahului

dengan menyebutkan kemahaesaan Allah dalam peribadatan dan

bathilnya beribadah kepada selain-Nya, kemudian disebutkan tentang

kemahahidupan Allah yang sempurna yang tidak diiringi dengan

kesirnaan.

Disebutkan pula di dalamnya bahwa Allah adalah al-Qayyuum, yaitu Dia

berdiri sendiri, tidak membutuhkan makhluk-Nya dan senantiasa

mengatur seluruh urusan makhluk-Nya.  Selain itu, juga tentang

kemahasucian Allah dari segala sifat yang kurang, seperti mengantuk dan

tidur, mengenai luasnya kerajaan-Nya. Bahwasanya semua yang ada di

langit dan bumi adalah hamba-Nya, berada di bawah kekuasaan dan

aturan-Nya. Dia juga menyebutkan bahwa di antara bukti-bukti

keagungan-Nya ialah tidak mungkin bagi seorang pun dari makhluk-Nya

untuk memberi syafaat di sisi-Nya kecuali setelah mendapat izin dari-Nya.

Di dalamnya terdapat penetapan

sifat ilmu bagi Allah, ilmu-Nya meliputi segala yang diketahui, Dia

mengetahui yang telah terjadi, yang akan terjadi dan apa yang belum

Page 22: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

terjadi, begitu pula jika sesuatu itu terjadi akan seperti apa bentuk dan

rupanya. Di dalamnya juga disebutkan tentang kemahabesaran Allah

dengan menyebutkan kebesaran makhluk-Nya. Jika Kursi yang merupakan

salah satu dari makhluk-Nya meliputi langit dan bumi, maka bagaimana

dengan Sang Pencipta yang Mahaagung dan Rabb Yang Mahabesar?

Di dalamnya juga terdapat penjelasan tentang kesempurnaan kekuasaan-

Nya. Di antara bentuk kesempurnaan kekuasaan-Nya adalah tidak

memberatkan-Nya penjagaan terhadap langit dan bumi. Kemudian ayat

ini ditutup dengan menyebutkan dua nama Allah yang agung,

yaitu al-‘Alydan al-‘Azhiim. Di dalamnya mengandung penetapan akan

kemahatinggian Allah, baik Dzat dan kekuasaan-Nya, juga penetapan

kemahabesaran-Nya, dengan mengimani bahwa Dia memiliki segala

makna kebesaran dan keagungan, tidak ada seorang pun yang berhak

atas pengagungan dan pemuliaan selain Dia.

Inilah kandungan global dari Ayat Kursi. Ayat yang agung ini mengandung

makna-makna agung dan  bukti-bukti mendalam serta rambu-rambu

keimanan yang menunjukkan kebesaran dan keagungan-Nya.

Syaikh al-Allamah Abdurrahman bin Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya

berkata, “Ayat yang mulia ini adalah ayat al-Qur’an yang paling agung

dan yang paling utama.  Hal ini dikarenakan kandungannya yang memuat

perkara-perkara yang agung dan sifat-sifat yang mulia. Oleh karena itu,

banyak hadits yang menganjurkan untuk membacanya dan

menjadikannya sebagai wirid harian bagi manusia pada waktu-waktu yang

dijalaninya, baik pagi maupun petang, juga ketika menjelang tidur dan

setelah menunaikan shalat lima waktu.

Allah memberitakan tentang diri-Nya yang mulia bahwa Dia ‘Laa ilaaha

illa huwa’. Maksudnya tiada ilah (yang berhak diibadahi) selain Dia. Dialah

satu-satunya ilah yang berhak diibadahi, yang mengharuskan tertujunya

seluruh bentuk peribadatan, ketaatan dan penyembahan hanya kepada-

Nya. Ini karena kesempurnaan-Nya dan kesempurnaan sifat-Nya serta

Page 23: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

karena besarnya nikmat-Nya. Di samping itu, kewajiban makhluk adalah

menjadi hamba-Nya, menerapkan perintah-perintah-Nya dan menjauhi

larangan-larangan-Nya.

Seluruh sembahan selain Allah adalah bathil, beribadah kepada selain Dia

pun bathil. Ini disebabkan segala sesuatu selain Allah adalah makhluk yang

memiliki sifat-sifat yang kurang, diatur, dan membutuhkan yang lain dalam

segala segi. Maka dari itu, makhluk tidak berhak sedikitpun untuk diibadahi.

Adapun firman-Nya  ‘Al-Hayyul Qayyuum’, dua nama mulia ini menunjukkan

kepada seluruh asma’ul

husna secara muthabaqah(adekusi), tadhammun (inklusi)

dan  luzum (konsekuensi). Sifat al-Hayyu Yang Mahahidup menunjukkan

kepada Dzat yang memiliki sifat hidup yang sempurna, yang mencakup

semua sifat-sifat Dzat seperti Maha Mendengar, maha Melihat, Maha

Berilmu, Mahakuasa dan semisalnya.

Al-Qayyuum Yang Maha Berdiri sendiri, Dialah yang tegak dengan

kesendirian-Nya dan Yang Menegakkan yang lain. Sifat ini mencakup

seluruh perbuatan yang dikerjakan oleh Rabbul Alamin,

seperti  istiwaa(bersemayam), nuzul (turun ke langit bumi pada sepertiga

malam terakhir*), kalam (Berfirman), mencipta, memberi rizki,

menghidupkan dan mematikan, dan segala bentuk pengaturan. Semua itu

tercakup dalam asma-Nya, al-Qayyuum. Oleh karena itu sebagian ulama

berkata, “Dua nama ini adalah asma Allah yang paling agung . Jika

dipanggil dengan menyebut asma ini, niscaya Dia akan menjawab dan jika

meminta dengan menyebut nama-Nya ini, niscaya Dia akan memberi.”

Di antara bentuk kesempurnaan sifat hidup dan berdiri sendiri-Nya ini

ialah Dia tidak tersentuh oleh kantuk dan tidur. Milik-Nyalah segala yang

ada di langit dan di bumi. Dialah yang memiliki, sedangkan selain-Nya

adalah yang dimiliki. Dialah Yang Maha Pencipta, Maha Pemberi Rizki,

Maha Pengatur, sedangkan selain-Nya adalah diciptakan, diberi rizki dan

diatur.

Page 24: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Mereka tidak memiliki sedikit pun, walaupun hanya sebesar dzarrah (biji

sawi), sesuatu yang berada di langit maupun di bumi, baik bagi diri

mereka sendiri maupun bagi orang lain.

Oleh karena itu, Allah berfirman, “Siapakah yang dapat memberi syafaat

di sisi Allah tanpa izin-Nya?” Maksudnya tidak ada seorang pun yang

dapat memberikan syafaat di sisi-Nya tanpa izin dari-Nya. Syafaat itu

seluruhnya hanya milik Allah semata. Akan tetapi, jika Allah berkehendak

untuk merahmati siapa pun yang dikehendaki-Nya, Dia akan mengizinkan

kepada salah seorang yang dimuliakan-Nya untuk memberikan syafaat

kepadanya. Seorang pemberi syafaat tidak akan berani memulai memberi

syafaat tanpa izin dari-Nya.

Kemudian Allah berfirman, “Dia Maha Mengetahui apa yang berada di

hadapan mereka,” yaitu segala sesuatu yang telah berlalu, “dan apa yang

berada di belakang mereka,” yaitu apa yang akan terjadi. Ilmu Allah

meliputi segala perkara secara rinci, yang permulaan dan yang paling

akhir, yang tampak dan yang tersembunyi, yang ghaib maupun yang

nyata. Adapun hamba, mereka tidak memiliki hak sedikitpun untuk

mengurus hal ini dan tidak memiliki ilmu sedikitpun, kecuali apa yang

telah Allah ajarkan kepada mereka.

Oleh karena itu Allah berfirman, “…dan mereka tidak mengetahui apa-apa

dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi

langit dan bumi…” Ini menunjukkan kesempurnaan keagungan-Nya dan

luasnya kekuasaan-Nya. Kursi-Nya saja sedemikian besar yaitu meliputi

langit dan bumi, sementara keduanya ini sangat besar dan sangat banyak

pula penghuni keduanya. Kursi bukanlah makhluk Allah yang terbesar,

bahkan masih ada lagi yang lebih besar darinya, yaitu ‘Arsy dan juga yang

lainnya yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Kebesaran

makhluk-makhluk tersebut membuat akal pikiran menjadi bingung dan

tiap-tiap pandangan menjadi tumpul, gunung-gunung bergerak, dan

orang-orang pandai terangguk-angguk.

Page 25: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju

Bagaimana jika dihadapkan dengan penciptanya? Yang menyertakan

pada penciptaannya hikmah dan rahasia yang dikehendaki-Nya. Yang

menahan langit dan bumi agar tidak bergerak dengan tanpa merasa lelah

dan letih. Oleh karena itu Dia berfirman, “…dan Dia tidak merasa berat

dalam menjaga keduanya, dan Dia Mahatinggi…” dengan Dzat-Nya Dia

bersemayam di atas ‘Arsy, yang Mahatinggi dengan kekuasaan-Nya

terhadap seluruh makhluk, Yang Mahatinggi dengan kekuasaan-Nya

karena kesempurnaan sifat-Nya. Mahabesar sehingga menjadi kecil dan

remeh kedaulatan para diktator jika dihadapkan dengan kebesaran

kekuasaan-Nya, kesombongan raja-raja yang congkak menjadi kecil di

samping keagungan-Nya. Mahasuci Dzat yang memiliki kebesaran yang

Agung nan tiada tara, Yang menundukkan dan menguasai segala

sesuatu.” [Tafsir as-Sa’di hal. 110]

***

Disusun ulang dan diringkas dari Keagungan Nilai-Nilai Tauhid dalam Ayat

Kursi Bab Kandungan Ayat Kursi, karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul

Muhsin al-Abbad al-Badr penerbit Pustaka Imam asy-Syafi’I 2007

*Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Rabb kita turun ke

langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Dia

berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, siapa

yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan, dan siapa yang yang

memohon ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni.” [HR. Bukhari: 1145

dan Muslim: 758]

Page 26: 10 amalan ringan pembuka jalan menuju