Top Banner
TUGAS PERANCANGAN PABRIK 2 SUSU SAPI UHT KONSENTRAT PISANG DENGAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS “CINNAMILK” OLEH PT TIGA KOMA HARAPAN CUMLAUDE Tbk Disusun oleh: 1. Amelia Tri W. H0911004 2. Ratri Probobethari H0911050 3. Riani Resianingrum H0911052 4. Yasmin Nabila H0911070 ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
32

1. Pendahuluan (23 Juni)

Nov 16, 2015

Download

Documents

Pendahuluan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS PERANCANGAN PABRIK 2SUSU SAPI UHT KONSENTRAT PISANG DENGAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS

CINNAMILKOLEH PT TIGA KOMA HARAPAN CUMLAUDE Tbk

Disusun oleh:1. Amelia Tri W.

H09110042. Ratri Probobethari

H09110503. Riani Resianingrum

H09110524. Yasmin Nabila

H0911070ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2014BAB I

PENDAHULUANA. Definisi ProdukCinnamilk adalah produk olahan susu sapi siap minum kaya potasium dengan penambahan konsentrat pisang dan bubuk kayu manis sebagai flavor yang melalui proses UHT pada suhu 1350C selama 5 detik dan dikemas secara aseptik dalam tetrapack.

B. Sejarah dan Perkembangan ProdukSusu telah diproduksi sebagai bahan makanan selama 4500 tahun, yaitu sejak milenium ke-3 SM. Masyarakat pada saat itu masih mengonsumsi dalam bentuk susu sapi segar yang langsung diminum. Seiring dengan berubahnya pandangan masyarakat dan teknologi, telah muncul beberapa produk olahan susu antara lain susu pasteurisasi, susu kental, susu bubuk, yogurt dan keju (Wardhani, 2010).Di Indonesia, mula-mula air susu hanya dikonsumsi oleh orang-orang asing saja, namun selanjutnya masyarakat pribumi pun mengonsumsi air susu. Hal ini karena air susu merupakan salah satu bahan makanan yang lezat, mudah dicerna dan bernilai gizi yang cukup tinggi. Semula air susu di Indonesia hanya terbatas bagi mereka yang tinggal di kota-kota saja, tetapi sekarang air susu itu sudah tersebar sampai pelosok-pelosok pedesaan. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya manusia akan penguasaan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu gizi dan semakin meningkatnya taraf hidup manusia (Indah, 2013).Masyarakat di negara-negara maju juga telah menjadikan susu sebagai menu makanan utama bagi dewasa dan anak-anak. Semakin maju suatu negara, maka semakin banyak pula masyarakatnya yang mengkonsumsi susu. Salah satunya adalah negara Korea. Perkembangan susu di Korea cukup tinggi (Ariningsih, 2005).Di negara Korea, berkembang suatu inovasi susu dengan ditambahkannya berbagai varian rasa. Salah satunya adalah susu dengan flavor pisang. Pada jaman dahulu, susu dan pisang merupakan barang yang langka dan mahal di Korea. Susu pisang pertama kali diproduksi, ketika Korea mulai meninggalkan sistem pertanian mereka. Pada awal produksi, susu pisang hanya dikonsumsi oleh orang-orang kaya, namun selanjutnya minuman ini berkembang menjadi minuman nasional Korea yang sangat disukai masyarakat. Susu pisang ini terjual lebih dari $100 juta per tahun dan merupakan produk terlaris di toko-toko Korea. Namun, karena susu pisang merupakan produk yang mudah rusak maka jarang di ekspor ke negara lain termasuk Indonesia.

Di Indonesia, susu pisang belum berkembang karena tidak banyak industri yang membidik pasar minuman ini. Varian rasa yang paling disukai adalah coklat (45,88%) dan stroberi (38,82%). Selain itu, banyak berkembang juga varian rasa lainnya seperti vanila, melon, moka dan jeruk Banyaknya variasi rasa menjadikan konsumen mempunyai pilihan yang lebih beragam, sehingga akan mempengaruhi keputusan konsumen karena konsumen memiliki selera yang bermacam-macam. Anak-anak adalah konsumen terbesar dari susu UHT (Ultra High Temperature) (81,81%) karena desain dan bentuk kemasan susu UHT dikembangkan untuk menarik minat anak-anak (Istiana, 2002).Masyarakat mulai mempertimbangkan pemanfaatan rempah-rempah untuk memperkaya khasiat dan manfaat pada produk pangan. Kayu manis mempunyai flavor yang kuat dan mengandung senyawa antioksidan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan penerimaan dan mempertahankan mutu produk susu. Flavor kayu manis yang kuat diharapkan pula dapat menyamarkan bau khas amis dari susu yang mungkin tidak disukai bagi sebagian orang. Komponen terbesar yang terkandung dalam kayu manis adalah cinnamaldehyde dan minyak atsiri eugenol yang mempunyai rasa pedas dan manis, berbau wangi, serta bersifat hangat (Lindasari, 2013).Kayu manis merupakan bahan pemanis alami berbentuk batang yang banyak digunakan di Indonesia sebagai bahan pengobatan herbal. Sifat minyak yang paling utama adalah mempunyai rasa getir serta berkhasiat dapat mengobati penyakit jantung dan liver (Aprianto, 2011). Selain bermanfaat bagi kesehatan, penambahan flavor pisang dan ekstrak kayu manis diharapkan mampu memberikan aroma dan cita rasa khas pada susu sapi sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen.C. Pemanfaatan ProdukCinnamilk adalah produk olahan susu sapi UHT dengan penambahan konsentrat pisang dan bubuk kayu manis. Susu sapi merupakan sumber vitamin dan lemak bagi tubuh. Pisang dan kayu manis juga kaya akan manfaat yang menjadi nilai tambah bagi konsumen apabila mengonsumsi Cinnamilk.Susu sapi merupakan bahan makanan yang memiliki daya cerna tinggi karena hampir seluruh bagian protein, hidrat arang dan lemak susu dapat diserap oleh tubuh. Susu sapi juga dapat diandalkan sebagai pemasok mineral kalsium yang penting dan juga merupakan sumber vitamin yang larut lemak. Selain itu, susu sapi memiliki beberapa kelebihan seperti kandungan lemaknya lebih sedikit dibanding dengan susu kambing, memberikan 30 persen dari kebutuhan kalsium seharian orang dewasa, dan sekitar 50 persen vitamin B12 dan riboflavin (Hadiwiyoto, 1983).

Susu sapi juga diperkaya dengan vitamin D untuk memfasilitasi penyerapan kalsium, dan juga vitamin A. Susu sapi kaya dengan enzim dan benar-benar berisi 22 asam amino esensial, termasuk fosfat, yang penting untuk penyerapan kalsium. Selain itu, susu sapi mengandung CLA (Conjugated Linoleic Acid) atau asam linoleat terkonjugasi, yang telah diamati untuk melawan kanker (Wardhani, 2010).Selain manfaat dari susu, juga bisa mendapatkan banyak manfaat dari pisang. Vitamin A, C, dan B6 yang terkandung dalam pisang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Kandungan kalium membantu mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga tekanan darah terkendali. Kandungan seratnya yang mampu mengikat lemak dapat mencegah terbentuknya plak yang berdampak naiknya tekanan darah. Vitamin C dan flavonoid pada pisang yang bersifat antioksidan mencegah oksidasi lemak penyebab penyakit jantung. Kaliumnya merupakan tonik yang baik bagi jantung. Serat pektin pada pisang juga ikut berpengaruh dalam membantu menurunkan kolesterol. Selain itu, pisang memiliki khasiat antasida serta mudah dicerna sehingga baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam lambung. Berdasarkan penelitian di Inggris terhadap hewan percobaan, hewan yang diberi makan pisang, dinding lambungnya menjadi lebih kuat. Serat pada pisang melancarkan buang air besar. Vitamin B6-nya membantu meredakan gejala diare.Cinnamilk menggunakan konsentrat buah pisang ambon. Pisang ambon adalah pisang yang paling banyak disukai karena memilki rasa yang lebih manis, tekstur yang lebih enak dan aroma yang lebih tajam jika dibandingkan dengan pisang yang dapat dimakan secara langsung lainnya. Pisang ambon telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat tanpa memiliki efek samping, selain itu pisang ambon memiliki kandungan kalium lebih tinggi dan natrium lebih rendah dibandingkan buah pisang lainnya. Dalam 100 g pisang ambon terkandung 435 mg kalium dan hanya 18 mg natrium (Almatsier, 2004).

Berdasarkan riset di Amerika yang dilaporkan Frank et al (2003), penderita hipertensi yang berusia 35-50 tahun yang mengonsumsi 2 buah pisang setiap hari mengalami penurunan tekanan darah sampai 10% dalam 1 minggu. Para peneliti tersebut menyatakan hal itu terjadi karena kandungan kalium yang sangat tinggi dalam pisang mampu mendeplesi natrium dalam ruang ekstrasel dan meningkatkan ekskresi natrium dalam urin (natriuresis). Dapat diketahui bahwa pisang ambon yang mengandung kalium tinggi dan natrium rendah sangat baik untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi, sehingga ini menjadi alasan dalam pemilihan varietas pisang ambon dibandingkan varietas lainnya dalam pembuatan Cinnamilk.Kayu manis juga sangat bermanfaat bagi tubuh. Selain dapat menghangatkan tubuh dan pewangi untuk berbagai macam olahan pangan, kayu manis juga dapat mengatasi kencing manis, menurunkan kadar gula darah, mencegah kanker, jantung, liver, arterosklerosis dan mengatasi flu. Kayu manis atau cinnamon memiliki kandungan berbagai senyawa kimia diantaranya minyak atsiri eugenol, safrol, juga kandungan sinamaldehide, tannin, kalsium oksalat, damar dan penyamak (Rahmatullah, 2014). Susu UHT dapat dijadikan sebagai pengganti susu bubuk. Dalam beberapa hal, susu UHT lebih praktis diberikan kepada anak-anak, yaitu mudah dibawa, tidak perlu waktu untuk menyiapkannya, serta awet disimpan pada suhu kamar selama 10 bulan meskipun tanpa bahan pengawet. Selain itu, keunggulan susu UHT dibandingkan yang lain adalah:

1. Aman untuk dikonsumsi, karena telah bebas dari mikroba pembusuk dan mikroba penyebab penyakit.

2. Memiliki warna, rasa dan penampakan yang mirip susu sapi segar.

3. Susu bersifat awet dan tanpa bahan pengawet.

4. Sangat praktis untuk dikonsumsi dan tidak membutuhkan lemari pendingin.

5. Mengandung zat gizi yang sangat bermanfaat bagi pemeliharaan kesehatan tubuh yang optimal (Edelwz, 2008).Karena dipanaskan dalam waktu yang singkat, kerusakan nilai gizi dalam kandungan susu UHT dapat diminimalisir, tetapi membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Disamping itu, karena waktu pemanasannya yang singkat akan didapatkan rasa susu, warna, dan aroma yang relatif sama seperti susu segar pada aslinya. Berdasarkan penelitian, para ahli juga menyatakan bahwa susu UHT dapat mempertahankan nilai gizi lebih baik dari pada proses pengolahan lainya. Indikator yang digunakan ialah persentase kerusakan lisin atau asam amino pembatas.

Tiga manfaat baik dari susu, pisang dan bubuk kayu manis ini terkemas dengan baik pada kemasan tetrapack yang terdiri dari lapisan kertas, polyethylene, dan alumunium foil, yang dikemas dengan konsep aseptic packaging, yaitu kemasan yang didesain khusus agar produk makanan atau minuman yang dikemas di dalamnya terhindar dari berbagai kontaminan seperti bakteri. Oleh sebab itu, biasanya kemasan aseptik dibuat kedap udara. Kemasan aseptik dibuat berlapis-lapis, terdiri dari polietilen (15 %), kertas/karton (80%), dan alumunium (5%). Sistem pelapisan kertas karton dengan komponen plastik dan alumunium pada kemasan aseptik bertujuan untuk menyempurnakan tingkat kekedapan udara dalam kemasan tersebut. Aluminium dipilih karena harganya lebih murah dibandingkan logam atau bahan kedap udara lainnya, selain karena aluminium ini ringan dan tidak mudah untuk terkorosi. Sedangkan disebut tetrapack karena kemasan itu berbentuk balok, yang pertama kali dibuat oleh sebuah perusahaan multinasional dari Swedia pada tahun 1951 yang bergerak di bidang pengepakan makanan. Susu UHT dalam kemasan tersebut dapat disimpan dalam suhu kamar hingga 6 bulan (Charlotte, 2010).Cinnamilk digunakan sebagai asupan tambahan dan minuman sehat karena kandungan gizi melimpah yang ada didalamnya. Cinnamilk ini cocok untuk semua kalangan umur mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Inovasi produk ini juga sesuai dengan karakter remaja yang trendy tanpa meninggalkan manfaat susu. D. Perkiraan Kebutuhan Produk dan Penentuan Kapasitas PabrikTabel 1.1 Data Produksi dan Konsumsi Susu di IndonesiaTahunProduksi Susu (ton)Konsumsi Susu (liter per kapita)Penduduk Indonesia (jiwa)

2000495.8404,20 206.264.595

2001479.9506,46207.927.500

2002493.3704,97210.736.300

2003553.7506,33213.550.500

2004550.0506,62216.381.600

2005537.0706,80219.204.700

2006616.4707,70222.051.300

2007636.7409,00224.904.900

2008646.9537,70227.779.100

2009679.3317,30230.632.700

2010909.50011,95237.641.326

2011974.70011,84236.331.300

2012959.70012,85239.174.300

Sumber : Ditjen Peternakan, Departemen Pertanian dan Data Statistik IndonesiaDari data produksi susu selama kurun waktu 13 tahun terakhir di Indonesia (Tabel 1.1), maka didapatkan analisa produksi menggunakan metode regresi linear dengan persamaan Y = 41.712,35714 X 83.018.571,2. Produksi susu sapi UHT ini direncanakan pada tahun 2017. Maka dari persamaan tersebut, dapat diperkirakan kapasitas produksi susu tahun 2017 mencapai 1.115.253,15138 ton.

Gambar 1.1 Grafik Produksi Susu Di IndonesiaUntuk jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017 diramalkan dengan menggunakan metode regresi linear dengan persamaan Y = 3.000.000 X + 200.000.000. Sehingga untuk jumlah penduduk pada tahun 2017 yaitu sebesar 251.000.000 penduduk.

Gambar 1.2 Grafik Jumlah Penduduk di IndonesiaUntuk konsumsi susu pada tahun 2017, diramalkan pula dengan menggunakan metode regresi linear yaitu dengan persamaan Y = 0,626 X 1248. Sehingga untuk konsumsi susu per kapita pada tahun 2017 adalah 14,642 liter per kapita. Maka konsumsi susu di Indonesia pada tahun 2017 yaitu sebesar 3.675.142.000 liter atau 3.792.746,544 ton.

Gambar 1.3 Grafik Data Konsumsi Susu Di IndonesiaSelain itu, menurut data dari Ditjen Peternakan, Departemen Pertanian tahun 2012, konsumsi susu di Indonesia telah memasuki angka 12,85 liter per kapita per tahun atau 3.120.000 ton. Data AIPS juga menyebutkan bahwa produksi susu segar tahun 2012 hanya mencapai 25 % dari total kebutuhan susu yang mencapai 3,5 juta ton, yaitu sebesar 850.000 ton. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu nasional, dilakukan impor untuk menutupi produksi susu yang masih di bawah permintaan, yaitu sekitar 2,6 juta ton dari kebutuhan nasional. Data Canadian Survey menyebutkan bahwa 82,1 % dari total konsumsi susu di Indonesia adalah susu bubuk, sedangkan 17,9% sisanya mengonsumsi susu cair. Persentase ini stabil dan tidak memilki trend kenaikan. Sehingga dapat diketahui angka konsumsi susu cair di Indonesia sebesar 678.901,6314 ton.Dari proyeksi tersebut, dapat diketahui terdapat selisih antara jumlah bahan baku dan jumlah konsumsi susu cair di Indonesia. Selain itu, produksi susu di Indonesia juga belum memasuki pangsa pasar luar negeri. Dalam menganalisis aspek pasar dan pemasaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti kedudukan produk saat ini, komposisi dan perkembangan permintaan produk, serta kemungkinan adanya persaingan. Pada saat memasuki pasar harus memperkirakan pasar potensial agar sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara efektif. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen yang mempunyai kadar minat tertentu pada tawaran tertentu (Caesara, 2011).

Untuk perusahaan baru, peluang pasar yang digunakan sebesar 1-5% karena jika pengambilan peluang terlalu besar maka produksi perusahaan akan lebih besar sehingga resiko yang diambil juga terlalu besar. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka PT Tiga Koma Harapan Cumlaude Tbk menggunakan peluang pasar sebesar 1 %.Dari informasi tersebut, maka kapasitas pabrik susu Cinnamilk adalah:KP = ( produksi konsumsi (impor-ekspor)) x % peluang yang diambil= (1.115.253,15138 ton 678.901,6314 ton (0-0)) x 1 %

= 4.363,5152 ton susu segar / tahun

= 12,2571 ton susu segar / hari

= 12 ton susu segar / hariE. Lokasi PabrikLokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kelancaran produksi pabrik. Lokasi yang dipilih harus dapat memenuhi kebutuhan yang paling mendasar seperti ketersediaan air, listrik, tenaga kerja, lahan dan lingkungan yang mendukung. Selain itu, terdapat faktor lain seperti letak konsumen atau pasar, sumber tenaga kerja, suhu udara, transportasi, pembuangan limbah serta fasilitas untuk pabrik dan karyawan.Perencanaan lokasi pabrik untuk mendirikan sebuah pabrik baru yaitu pabrik susu didasarkan pada analisa kualitatif. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi pabrik susu disampaikan pada Tabel 1.2.Tabel 1.2 Faktor Penentu Lokasi PabrikFaktor-faktor

Value

1. Ketersediaan bahan baku250

2. Kedekatan dengan pasar250

3. Ketersediaan listrik150

4. Kondisi iklim150

5. Ketersediaan air120

6. Kedekatan dengan perumahan100

7. Perlindungan polisi dan pemadam kebakaran30

8. Peluang tempat rekreasi80

9. Penerimaan di masyarakat200

10. Fasilitas medikal 60

11. Fasilitas komunikasi80

12. Transportasi120

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.3 Derajat dan Poin Untuk Faktor Ketersediaan Bahan Baku

DerajatKetersediaan Bahan BakuPoin

0Jauh, sedikit0

1Melimpah, jauh60

2Dekat, sedikit130

3Mudah, jarak sedang190

MaksBanyak, dekat250

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.4 Derajat Dan Poin Untuk Faktor Kedekatan Dengan PasarDerajatKedekatan dengan PasarPoin

0Jauh, transportasi sulit0

1Jauh, permintaan pasar banyak60

2Dekat transportasi sulit130

3Dekat persaingan banyak190

MaksDekat, permintaan pasar banyak persaingan sedikit250

Sumber : Materi Kuliah (2012)

Tabel 1.5 Derajat Dan Poin Untuk Faktor Ketersediaan ListrikDerajatFaktor Ketersediaan ListrikPoin

0Sulit, biaya mahal0

1Mudah, biaya mahal50

2Mudah, sering pemadaman100

MaksMudah, tarif standar150

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.6 Derajat Dan Poin Untuk Faktor Kondisi IklimDerajatKondisi IklimPoin

0Iklim berubah-ubah tak teratur0

1iklim berubah-ubah terkendalikan25

MaksIklim stabil dan terkontrol50

Sumber : Materi Kuliah (2012)

Tabel 1.7 Derajat Dan Poin Untuk Faktor Ketersediaan AirDerajatKetersediaan AirPoin

0Sedikit, kualitas jelek0

1Sedikit kualitas bagus40

2Melimpah, banyak80

MaksMelimpah, banyak, kualitas bagus120

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.8 Derajat dan Poin Untuk Faktor Kedekatan Dengan PerumahanDerajatKedekatan dengan PerumahanPoin

0Dekat, mengganggu0

1Dekat, tidak mengganggu25

2Jauh,60

MaksJauh, tidak mengganggu100

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.9 Derajat dan Poin Untuk Faktor Perlindungan Polisi dan Pemadam KebakaranDerajatPerlindungan Polisi dan Pemadan KebakaranPoin

0Tidak aman, tidak siaga0

1Tidak aman, siaga10

2Siaga, jarak jauh20

MaksSiaga, dekat 30

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.10 Derajat dan Poin Untuk Faktor Peluang RekreasiDerajatPeluang RekreasiPoin

0Jauh tempat wisata0

1Jauh tempat wisata, tapi banyak pemandangan20

2Dekat tempat wisata, kurang indah40

3Dekat tempat wisata, tempat indah,sulit dijangkau60

MaksDekat wisata, bagus tempatnya,mudah dijangkau80

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.11 Derajat dan Poin Untuk Faktor Penerimaan DimasyarakatDerajatPenerimaan MasyarakatPoin

0Tidak diterima, banyak penolakan0

1Tidak diterima, bersahabat50

2Biasa saja100

3Diterima,150

MaksDiterima, Ramah, senang hati, bersahabat,200

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.12 Derajat dan Poin Untuk Faktor Fasilitas Rumah SakitDerajatFasilitas Rumah SakitPoin

0Jauh, peralatan kurang canggih0

1Jauh peralatan canggih15

2Dokter banyak, peralatan kurang30

3Peralatan kurang canggih, dekat, dokter ada45

MaksDokter banyak, peralatan canggih, dekat,60

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.13 Derajat dan Poin Untuk Faktor Fasilitas KomunikasiDerajatKomunikasiPoin

0Signal tidak ada, media sedikit0

1Signal lemah, media dikit20

2Signal kuat, media sedikit45

MaksSignal bnyak, media banyak80

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.14 Derajat dan Poin Untuk Faktor TransportasiDerajatTransportasiPoin

0Sulit, jalan berliku, jarak jauh0

1Jalan jelek, macet40

2Mudah, jalan jelek80

MaksMudah, jalan bagus120

Sumber : Materi Kuliah (2012)Tabel 1.15 Penentuan Lokasi Pabrik

Penentuan Lokasi Pabrik KlatenPenentuan Lokasi Pabrik Boyolali

FaktorDerajatPoinFaktorDerajatPoin

1. Ketersediaan bahan baku31901. Ketersediaan bahan bakuMaks250

2. Kedekatan dengan pasar 31902. Kedekatan dengan pasar Maks250

3. Ketersediaan listrikMaks1503. Ketersediaan listrikMaks150

4. Kondisi iklimMaks504. Kondisi iklimMaks50

5. Ketersediaan airMaks1205. Ketersediaan airMaks120

6. Kedekatan denganperumahan1256. Kedekatan dengan perumahan125

7. Perlindungan polisi dan apiMaks307. Perlindungan polisi dan apiMaks30

8. Peluang rekreasiMaks808. Peluang rekreasiMaks80

9. Penerimaan masyarakatMaks2009. Penerimaan masyarakatMaks200

10. Fasilitas rumah sakit34510. Fasilitas rumah sakit 345

11.Fasilitas komunikasi24511. Fasilitas komunikasi120

12. Transportasi Maks12012. Transportasi Maks120

Jumlah1245Jumlah1340

Dalam menentukan lokasi pabrik, terdapat faktor-faktor tertentu seperti yang telah dijabarkan pada tabel derajat dan poin. Berikut merupakan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut:1. Ketersediaan bahan bakuDerajat dan poin untuk ketersediaan bahan baku dapat dilihat pada Tabel 1.3. Ketersediaan bahan baku di Klaten terbilang mudah dan jaraknya sekitar 20 km dari pusat peternakan sapi perah. Akan tetapi, susu segar yang dihasilkan Kabupaten Klaten kualitasnya kurang bagus bila dibandingkan dengan susu produksi Kabupaten Boyolali. Bahan baku dari Boyolali mudah didapatkan dan jaraknya sekitar 17 km., banyak dan dekat seperti di Kecamatan Kemusuk yang merupakan penghasil susu terbesar di Kabupaten Boyolali dengan produksi 30.000 liter per hari dari sekitar 4.000 peternak sapi perah.2. Kedekatan dengan PasarDerajat dan poin kedekatan dengan pasar dapat dilihat pada Tabel 1.4. Jarak antara pasar dengan pabrik di Klaten berkisar antara 11 km, akan tetapi sudah banyak persaingan yang disebabkan oleh sangat padatnya penduduk. Selain itu, di tiap-tiap daerah di kabupaten Klaten sudah terdapat banyak pabrik. Sedangkan di daerah Boyolali memiliki lokasi yang berjarak 15 km dari pasar yang bisa dikategorikan dekat. Selain itu, lokasi di daerah Boyolali cukup dekat dengan kota Semarang dan Surakarta yang bisa dijangkau dalam mengembangkan pasar.3. Ketersediaan Listrik

Derajat dan poin untuk ketersediaan listrik dapat dilihat pada Tabel 1.5. Pasokan listrik di daerah Klaten mudah dan menggunakan tarif standar. Hal ini mempermudah jalannya proses produksi dengan dipermudahnya aliran listrik. Sama halnya dengan daerah Boyolali yang pasokan listriknya mudah dan menggunakan tarif standar.

4. Kondisi Iklim

Derajat dan poin untuk kondisi iklim dapat dilihat pada Tabel 1.6. Baik di Klaten maupun Boyolali, keduanya mempunyai kondisi iklim yang stabil dan terkontrol sehingga pemasokan bahan baku dan pendistribusian produk bisa berjalan dengan lancar.

5. Ketersediaan Air Derajat dan poin untuk ketersediaan air dapat dilihat pada Tabel 1.7. Ketersediaan air baik di Klaten maupun Boyolali terhitung melimpah. Di wilayah Kabupaten Boyolali merupakan wilayah dengan potensi sumber mata air yang besar, sebagai contoh adalah Mata Air Sidalem, Mata Air Tlatar, sumber-sumber mata air di Kawasan Wisata Pengging Desa Dukuh dan Desa Bendan di Kecamatan Banyudono dan lain-lain. Daerah di sekitar sumber-sumber mata air ini tidak mengalami kekurangan air sepanjang tahunnya (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Boyolali, 2006).

Klaten memiliki curah hujan berkisar antara 1500 3000 mm/tahun. Berdasarkan hasil penelitian LPPM UMS tahun 2005, di Kabupaten Klaten terdapat 162 mata air dengan lokasi tersebar di wilayah Kabupaten Klaten. Mata air tersebut digunakan untuk sumber air minum/air bersih yang dikelola PDAM, dan memenuhi kebutuhan irigasi/pertanian. Di wilayah Kabupaten Klaten terdapat sebuah rawa yang terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang bernama Rowo Jombor. Di samping untuk kawasan wisata, Rowo Jombor juga merupakan cekungan penyimpan air yang berfungsi sebagai cadangan irigasi di wilayah Kecamatan Bayat bagian timur dan Cawas bagian Barat (Sigit, 2006). Hal ini akan sangat mempermudah proses produksi susu maupun sistem sanitasi atau sisa-sisa pembersihan dari proses produksi.

6. Kedekatan dengan PerumahanDerajat dan poin untuk kedekatan dengan perumahan dapat dilihat pada Tabel 1.8. Lokasi pabrik di Klaten maupun Boyolali tergolong dekat dengan perumahan penduduk yaitu sekitar 15 km, namun tidak mengganggu aktivitas maupun kesejahteraan dan kesehatan penduduk disekitar pabrik.7. Perlindungan Polisi dan Pemadam KebakaranDerajat dan poin untuk perlindungan polisi dan pemadam kebakaran dapat dilihat pada Tabel 1.9. Perlindungan dari polisi dan pemadam kebakaran di Klaten dan Boyolali tergolong dalam kondisi siaga dan dekat dengan pabriknya. Jarak antara kantor polisi dengan pabrik yaitu sekitar 7 km. Tujuan dari faktor ini adalah untuk melindungi keamanan yang selalu siap siaga apabila dibutuhkan untuk melindungi dari kondisi yang tidak diinginkan.Lokasi pemadam kebakaran yang dekat dengan pabrik bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran.8. Peluang Tempat RekreasiDerajat dan poin untuk peluang tempat rekreasi dapat dilihat pada Tabel 1.10. Baik Klaten maupun Boyolali sama-sama memiliki lokasi yang dekat dengan tempat wisata atau tempat rekreasi. Di Klaten, terdapat banyak tempat pariwisata seperti Candi Prambanan, Deles, Rowo Jombor, Musium Gula Gondang Winangun, Tempat Pemandian dan Mata Air Cokro. Di Boyolali terdapat Cepogo, Selo, Tlatar, Pengging, Waduk Sidorejo, dan makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro. Faktor ini sangatlah mendukung peningkatan permintaan produk serta mempercepat berkembangnya perusahaan karena penduduk yang mengetahui perusahaan tersebut menjadi semakin banyak.9. Penerimaan masyarakatDerajat dan poin untuk penerimaan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 1.11. Klaten dan Boyolali memiliki tingkat penerimaan masyarakat yang sama-sama baik, keduanya dapat diterima dengan ramah, senang hati dan bersahabat. Semakin tinggi penerimaan masyarakat semakin baik perusahan tersebut untuk memproduksi susu. Penerimaan inilah yang menentukan seberapa besar perusahan yang akan memproduksi.

10. Fasilitas rumah sakitDerajat dan poin untuk fasilitas rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 1.12. Masing-masing daerah, baik di Klaten dan Boyolali berjarak dengan rumah sakit sekitar 12 km dengan lokasi pabrik. Fasilitas rumah sakit di Klaten dan Boyolali tergolong memadai dengan dokter jaga dan peralatan yang cukup canggih. Manfaat dari dekatnya fasilitas rumah sakit ini adalah untuk mempermudah para pegawai perusahaan untuk mengakses rumah sakit apabila dibutuhkan.11. Fasilitas komunikasi Derajat dan poin untuk fasilitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 1.13. Klaten dan Boyolali sama-sama memiliki akses informasi yang baik dan mudah. Dengan demikian, apabila membutuhkan bahan baku maupun kebutuhan lainya perusahaan dapat segera menghubungi pihak-pihak yang dibutuhkan, sehingga tidak dibutuhkan biaya yang lebih besar untuk langsung datang ke tempat yang dibutuhkan.12. TransportasiDerajat dan poin untuk transportasi dapat dilihat pada Tabel 1.14. Karena transportasi di Klaten dan Boyolali tergolong mudah, maka kegiatan pendistribusian bahan baku menjadi lebih mudah. Lancarnya pendistribusian ini akan memperlancar proses produksi dan pemasaran produk. Suatu perusahan akan melihat tingkat konsistenan penerimaan distribusi.Tabel 1.16 Sentra Produksi Susu di Jawa Tengah 2002-2006 (liter)Kabupaten/Kota20022003200420052006

Banyumas2.163.4082.147.3041.871.7693.427.1093.291.844

Magelang2.454.9661.912.7541.462.628871.9011.109.340

Boyolali30.777.82931.177.92830.564.85027.295.83529.461.368

Klaten7.578.5047.740.2523.566.5523.887.1264.047.353

Semarang4.855.52826.455.61324.351.66721.365.29418.199.944

Salatiga4.341.6104.270.9715.545.6205.384.5286.324.975

Kota Semarang2.177.7521.898.8755.361.6673.129.0003.206.880

Jumlah54.349.59782.941.72278.231.13670.693.09471.375.710

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah (2007)Dengan berbagai aspek analisa tersebut maka kabupaten Boyolali dipilih sebagai lokasi pabrik susu karena lokasi tersebut telah sesuai dengan kriteria-kriteria yang diperlukan dalam penentuan lokasi sebuah pabrik. Lokasi pabrik berada di Desa Mangu, Kecamatan Ngesrep, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang terletak pada 73057LU 1104524 BT. Selain berbagai alasan tersebut, pemilihan lokasi ini juga didasarkan pada Tabel 1.16. Produksi susu di daerah Boyolali yang lebih tinggi dibandingkan dengan sentra produksi susu di Jawa Tengah lainnya seperti Klaten, Semarang, Magelang, Banyumas, Kota Salatiga, Kota Semarang, Surakarta, Pekalongan dan Tegal (Prasetyo, 2007). DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Aprianto. 2011. Tesis Penelitian Ekstrak Kayu Manis. Universitas Diponegoro. Semarang. Hal 3.

Ariningsih, Ening. Pengembangan Industri Pengolahan Susu Dalam Upaya Peningkatan Konsumsi Susu dan Produk-Produk Olahan Susu Di Indonesia. Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Boyolali. 2006. Http://here.com/indonesia/boyolali/government-community-facility/badan-perencanaan-pembangunan-daerah/. Diunduh Rabu, 11 September 2013 pukul 02.23 WIB.

Buckle, K.A., dkk. 2010. Ilmu Pangan. Jakarta : UI Press.Charlotte. 2010. Long Life Dairy, Food and Beverage Products. SPX Corporation Inc. Denmark.

Edelwz. 2008. Mengapa Susu UHT?. http://momsnbabies.wordpress.com. Diakses pada hari Rabu tanggal 12 Maret 2014 pada pukul 19.15 WIB.

Frank, M. et al. 2003. Effects on Blood Pressure of Reduced Dietary Stadium and the Dietary Approaches to Stop Hypertension Diet. Jurnal of Alternative and Complementary Medicine. Vol. 344. No. 1. Page 23.

Hadiwiyoto, S. 1983. Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta.

Herawati, Heny., dkk. 2013. Pengolahan Konsentrat Sari Buah Labu Jepang (Kobucha) dengan Menggunakan Evaporator. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Indah, Tri Sutji. 2013. Pengaruh Ukuran Makanan Dan Umur Sapi Perah Terhadap Produksi Air Susu Di Perusahaan Susu Murni Sri Mekar Jaya Sidoarjo. Non Degree of Statistic. ITS.

Istiana, Laili dkk. 2002. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan Kontrol Keperilakuan Terhadap Niat dan Perilaku Beli Produk Susu Ultra High Temperature. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2002.

Lindasari, Fitria. 2013. Karakteristik Yogurt Probiotik dari Susu Kambing Hasil Pemberian Pakan Campuran Garam Karboksilat Kering dengan Penambahan Ekstrak Kayu Manis sebagai Flavor.Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.Hal 2.

Mahardikaningtyas, Ratri., Bambang Ali Nugroho dan Budi Hartono. 2012. Perilaku Konsumen terhadap Pembelian Susu UHT (Ultra High Temperature) di Giant Hypermart Kota Malang.Universitas Brawijaya.

Maitimu, Centhya Victorin., Anang M. Legowo dan Ahmad N. Al-Baarri. 2012. Parameter Keasaman Susu Pasteurisasi dengan Penambahan Ekstrak Daun Aileru (Wrightia caligria). Jurnal Aplikasi Teknologi Pagan.Vol. 1.No. 1.

Prasetyo, Teguh. 2007. Arah Pengembangan Industri Sapi Perah di Jawa Tengah.Seminar Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas 2020.

Sigit, Agus Anggoro. 2006. Analisis Keselarasan Antara Kondisi Lahan Dan Produktivitas Tanaman Pangan Dengan Teknologi Sig Di Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

SNI 01-3714. 1995. Kayu Manis Bubuk. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Hal 1.

SNI 3141.1. 2011. Susu Segar Bagian 1 Sapi. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Wardhani, A. R. 2010. Pabrik Susu Kental Manis Hi-Calcium Dari Susu Sapi Dengan Proses Vacuum Evaporation. ITS. Surabaya.