Top Banner
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK Oleh, Kelompok 3 1. Kadek Ayu Lestariani (P07134012021) 2. I G A Krisma Diantika Dewi (P07134012023) 3. Wahyu Surya Candra Eka P. (P07134012025) 4. A.A. Ayu Tirtamara (P07134012027) 5. Putu Devi Tresna Anjani (P07134012029) Disampaikan kepada: Dosen Pembimbing Praktikum Kimia Klinik
24

1. Laporan Bill Fix

Nov 09, 2015

Download

Documents

Budi Astawan

kimia klinik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

Oleh,

Kelompok 3

1. Kadek Ayu Lestariani

(P07134012021)

2. I G A Krisma Diantika Dewi

(P07134012023)

3. Wahyu Surya Candra Eka P.

(P07134012025)

4. A.A. Ayu Tirtamara

(P07134012027)

5. Putu Devi Tresna Anjani

(P07134012029)Disampaikan kepada:Dosen Pembimbing Praktikum Kimia Klinik

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2014

PEMERIKSAAN KADAR BILIRUBINTOTAL DAN DIRECT

I. TUJUAN

A. Tujuan Umum1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan bilirubin total dan direct dalam serum

B. Tujuan Khusus

1. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar bilirubin total dan direct dalam sampel serum

2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar bilirubin total dan direct

3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

II. METODE

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah Metode Jendrassik dan Grof.

III. PRINSIP

Prinsip pemeriksaan dari kadar billirubin ini adalah reaksi bilirubin dengan asam sulfanilit dizotized akan membentuk kompleks azo bilirubin. Kompleks warna yang terbentuk sangat tergantung pada PH, suasana asam atau netral akan terbentuk kompleks warna merah muda sedangkan suasana basa akan terbentuk kompleks warna biru atau ungu.IV. DASAR TEORI Tes Fungsi HatiSecara umum, tes fungsi hati bisa membantu mengevaluasi kesehatan hati dan mengindikasi kemungkinan penyakit lain seperti malnutrisi ataupun penyakit tulang. Pada umumnya, tes fungsi hati termasuk dalam kelompok tes darah yang bertujuan untuk mengukur enzim atau protein tertentu dalam darah. Tes ini dapat membantu mendeteksi, mengevaluasi, dan memonitor penyakit atau kerusakan hati. Peningkatan atau penurunan kadar protein dan enzim tertentu dalam darah di luar kadar normal mengindikasikan adanya masalah di hati.Ada berbagai alasan untuk melakukan tes fungsi hati, di antaranya membantu kita mendapatkan gambaran kemungkinan terpapar oleh virus hati yang disebut hepatitis. Tes ini juga bisa membantu memonitor progresi penyakit virus atau hepatitis alkoholik dan mengetahui keberhasilan pengobatan. Selain itu, tes fungsi hati bisa juga dipakai untuk mengukur beratnya penyakit serta kemungkinan terjadinya cirrhosis. Tes bilirubin merupakan salah satu tes untuk mengetahui fungsi hati. (Anonim, 2006) Pengertian Bilirubin

Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini melibatkan enzim glukoroniltransferase.

Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung.(Riswanto, 2009) Metabolisme Bilirubin

Pada individu normal, sekitar 85% bilirubin terbentuk dari pemecahan sel darah merah tua dalam sistem monosit makrofag. Masa hidup rata-rata sel darah merah adalah 120 hari. Setiap hari sekitar 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 200 sampai 250 mg bilirubin. Kini diketahui bahwa sekitar 15 % pigmen empedu total tidak bergantung pada mekanisme ini, tetapi berasal dari destruksi sel eritrosit matang dalam sumsum tulang (hematopoiesis tidak efektif) dan dari hemoprotein lain, terutama dari hati.

Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa), globulin mula-mula dipisahkan dari hem, setelah itu hem diubah menjadi biliverdin. Bilirubin tak terkonyugasi kemudian dibentuk dari biliverdin. Bilirubin tak terkonyugasi berikatan lemah dengan albumin, diangkut oleh darah ke sel-sel hati. (Arianti Risky, 2011)

Metabolisme bilirubin oleh sel hati berlangsung dalam empat langkah, antara lain:

1. ProduksiSebagian besar bilirubin terbentuk scbagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikulocndotelial (RES). Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatus lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gram hemoglobin dapat menghasilkan 35 mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat wama diazo (reaksi Hymans van den Bergh), yang bcrsifat tidak. larut dalam air tetapi larut dalam Iemak.

2. TransportasiBilirubin indirek kemudian diikat oleh albumin. Sel parenkima hepar mempunyai cara yang selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui membran sel kcdalam hcpatosit sedangkan albumin tidak. Pengambilan oleh sel hati memerlukan protein sitoplasma atau protein penerima, yang diberi simbol sebagai protein Y dan Z. Di dalam sel bilirubin akan terikat terutama pada ligandin (- protein Y, glutation S-transferase B) dan sebag;an kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang Iebih banyak untuk bilirubin.

3. KonyugasiKonyugasi molekul bilirubin dengan asam glukuronat berlangsung dalam retikulum endoplasma sel hati. Langkah ini bergantung pada adanya glukuronil transferase, yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi. Konyugasi molekul bilirubin sangat mengubah sifat-sifat bilirubin. Bilirubin terkonyugasi tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalan air dan dapat diekskresi dalam kemih. Sebaliknya bilirubin tak terkonyugasi larut lemak, tidak larut air, dan tidak dapat diekskresi dalam kemih. Transpor bilirubin terkonjugasi melalui membran sel dan sekresi ke dalam kanalikuli empedu oleh proses aktif merupakan langkah akhir metabolisme bilirubin dalam hati. Agar dapat diekskresi dalam empedu, bilirubin harus -dikonyugasi. Bilirubin terkonyugasi kemudian diekskresi melalui saluran empedu ke usus halus. Bilirubin tak terkonyugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu kecuali setelah proses foto-oksidasi

4. EkskresiSesudah konjugasi bilirubin ini menjadi bilirubin direk yang larut dalam air dan diekskresi dengan cepat ke sistem empcdu kemudian ke usus. Bakteri usus mereduksi bilirubin terkonyugasi menjadi serangkaian senyawa yang dinamakan sterkobilin atau urobilinogen. Zat-zat ini menyebabkan feses berwarna coklat. Dalam usus bilirubin direk ini tidak diabsorpsi; sebagian kecil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan dircabsorpsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatis. Sekitar 10% sampai 20% urobilinogen mengalami siklus enterohepatik, sedangkan sejumlah kecil diekskresi dalam kemih. (Arianto Risky, 2011)

Pemeriksaan Bilirubin

Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk. Sedangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk. Metode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin. Peningkatan dan Penurunan Kadar Bilirubin

Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah.

Peningkatan kadar bilirubin total dan direk dapat disebabkan oleh ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Selain itu dapat dipengaruhi oleh penggunaan atau pengaruh berbagai obat seperti antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

Sedangkan peningkatan kadar bilirubin indirek dapat disebabkan karena eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)

Penurunan kadar Bilirubin baik total, direk, maupun indirek dapat disebabkan oleh anemia defisiensi besi serta pengaruh beberapa obat seperti barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi. (Riswanto, 2009)V. ALAT DAN BAHAN

A. Alat Tabung reaksi

Pipet ukur Kuvet

Spektrofotometer

B. Bahan

Aquadest Sampel serum Asam sulfanilat Pereaksi diazo

metanol

VI. CARA KERJAA. Pemeriksaan kadar bilirubin total pada serum1. Alat dan bahan dipersiapkan dan dikondisikan dalam suhu ruang2. Pereaksi diazo dibuat dengan cara mencampurkan 10 ml asam sulfanilat dengan 0,3 ml natrium nitrit kemudian dihomogenkan3. 3 buah tabung reaksi disiapkan dan masing masing diisi dengan bahan uji dengan perbandingan sebagai berikut :NoBahanBlankoStandarTest

1.Aquadest (ml)1,01,01,0

2.Asam sulfanilat (ml)0,3--

3.Pereaksi diazo (ml)-0,30,3

4.Metanol1,51,51,5

5.Aquadest0,1--

6.Larutan standar-0,1-

7.Serum--0,1

4. Dihomogenkan campuran dan diinkubasi selama 30 menit5. Masing masing campuran di pindahkan kedalam kuvet6. Blanko, standar, dan test masing masing di ukur dengan panjang gelombang 530 nm dan dengan titik nol aquadest7. Dicatat absorbansinya dan dihitung kadar bilirubin total pada sampel serumB. Pemeriksaan kadar bilirubin direck pada serum1. Alat dan bahan dipersiapkan dan dikondisikan dalam suhu ruang2. Pereaksi diazo dibuat dengan cara mencampurkan 10 ml asam sulfanilat dengan 0,3 ml natrium nitrit kemudian dihomogenkan3. 3 buah tabung reaksi disiapkan dan masing masing diisi dengan bahan uji dengan perbandingan sebagai berikut :NoBahanBlankoStandarTest

1.Aquadest (ml)1,01,01,0

2.Asam sulfanilat (ml)0,3--

3.Pereaksi diazo (ml)-0,30,3

4.Aquadest0,1--

5.Larutan standar-0,1-

6.Serum--0,1

4. Dihomogenkan campuran dan diinkubasi selama 10 menit5. Masing masing campuran di pindahkan kedalam kuvet6. Blanko, standar, dan test masing masing di ukur dengan panjang gelombang 530 nm dan dengan titik nol aquadest7. Dicatat absorbansinya dan dihitung kadar bilirubin total pada sampel serumVII. HASIL PENGAMATAN

Penentuan kadar bilirubin direct

Perhitungan a. Pemeriksaan kadar bilirubin total pada serum

Blanko = 0,000

Standar= 0,874

Test = 0,081

b. Pemeriksaan kadar bilirubin direk pada serum

Blanko= 0,000

Standar= 0,016

Test = 0,027

c. Perhitungan

Kadar bilirubin total

Bilirubin total = test/ standar x kons. Standar

= 0,081/0,874 x 0,5 mg/dL

= 0,046 mg/dL

Kadar bilirubin direck

Bilirubin direck = test/ standar x kons. Standar

= 0,027/0,016 x 0,5 mg/dL

= 0,843 mg/dL

Kadar bilirubin indireck

= Kadar bilirubin total kadar bilirubin direck

= 0,046 mg /dL 0,0843 mg /dL = - 0,797 mg /dL

d. Interpretasi hasil

NoKategoriKadar Bilirubin

TotalDireckIndireck

1.Dewasa0,1-0,20,1-0,30,1-1,0

2.Anak - anak0,2-0,8-0,1-1,0

3.Bayi baru lahir1,0-1,2-0,1-1,0

VIII. PEMBAHASANPada praktikum ini dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin total dan bilirubin direk dengan metode Jendrassik-Grof. Pengukuran kadar bilirubin dilakukan dengan menggunakan larutan blanko, larutan standar, dan sampel yang masing-masing diletakkan pada tabung reaksi yang berbeda. Penggunaan larutan blanko bertujuan agar absorbansi reagen tidak ikut mempengaruhi absorbansi bilirubin, sehingga nilai absorbansi sampel benar-benar mencerminkan kadar bilirubin yang sesungguhnya. Pada masing-masing tabung reaksi diberi 1,0 mL aquades yang berfungsi sebagai pelarut bilirubin direk yang bersifat larut dalam air. Setelah itu, dilakukan penambahan pereaksi diazo dimana pada praktikum ini zat warna diazo diperoleh dengan cara mereaksikan asam sulfanilat dengan natrium nitrit yang akan membentuk -diazobenzensulfonat yang dapat digambarkan pada reaksi dibawah ini:

Asam sulfanilat + natrium Nitrit ( -diazobenzensulfonatSetelah terbentuk -diazobenzensulfonat, maka -diazobenzensulfonat akan bereaksi dengan billirubin yang terdapat pada sampel sehingga terbentuk azobilirubin yang berwarna biru yang kemudian intensitas warnanya dapat diukur dengan spektrofotometri. Pada pengukuran bilirubin total, dilakukan penambahan metanol sebanyak 1,5 mL sebelum penambahan sampel yang berfungsi sebagai pelarut bilirubin indirek yang sukar larut dalam air, sehingga nantinya dapat bereaksi dengan mudah. Adapun reaksinya dapat digambarkan pada reaksi dibawah ini:

-diazobenzensulfonat + Billirubin ( Azobilirubin

Semakin pekat warna yang dihasilkan maka semakin banyak konsentrasi bilirubin dalam darah, selama warna larutan masih berubah berarti dapat dikatakan reaksi masih berjalan untuk mencapai keseimbangan. Intensitas warna ini kemudian diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum yaitu 530 nm. Pengukuran ini harus dilakukan pada panjang gelombang maksimum agar dapat diukur nilai absorbansi tertinggi yang sesuai dengan kadar bilirubin dalam sampel. Semakin tinggi absorbansi maka semakin banyak billirubin yang terkandung dalam darah. Banyaknya sinar yang diabsorbsi pada panjang gelombang tersebut sebanding dengan banyaknya molekul (bilirubin) yang menyerap radiasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:1. Pemipetan reagen dan sampel harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kesalahan data atau variasi analitik. Cairan yang dimasukan ke dalam tabung harus melalui dinding tabung dan sedekat mungkin dengan dasar tabung untuk menghindari cipratan yang dapat menyebabkan berkurangnya volume cairan yang sudah ditentukan, hal ini dapat mencegah volume yang hilang.

2. Homogenisasi dilakukan dengan pengocokan manual yang berguna untuk menghomogenkan campuran larutan sehingga reaksi yang terjadi dapat berjalan merata hingga diperoleh kesetimbangan reaksinya

3. Waktu inkubasi mulai dihitung saat penambahan sampel serum. Inkubasi selama 30 menit untuk bilirubin total dan 10 menit untuk bilirubin direk merupakan waktu yang diperlukan untuk mencapai kesetimbangan reaksi. Pada pengujian kadar bilirubin total diperlukan waktu untuk mengubah bilirubin indirek yang terikat dengan albumin menjadi bilirubin bebas sehingga waktu inkubasinya lebih lama dibandingkan dengan pengujian kadar bilirubin direk. Apabila waktu inkubasi kurang dari batasan tersebut, dikhawatirkan reaksi belum berlangsung dengan sempurna. Kesetimbangan reaksi sangat penting karena kesetimbangan reaksi menandakan reaksi yang sempurna, sehingga nilai absorbansi yang diperoleh akan dapat menunjukan semua kadar bilirubin yang ada pada sampel, sedangkan apabila sampel diukur absorbansinya sebelum tercapainya kesetimbangan reaksi maka nilai absorban tidak menunjukan kadar bilirubin yang tepat karena bilirubin dalam larutan belum bereaksi seluruhnya. Jadi variasi pengocokan merupakan salah satu faktor penyebab kemungkinan ketidak-valid-an nilai bilirubin total yang diperoleh praktikan.

Pemeriksaan Bilirubin Total

Dari hasil pengamatan didapatkan , nilai absorbansi standar sebesar 0,874 dan absorbansi test sebesar 0,081. Sehingga didapatkan kadar bilirubin total sebesar 0,046 mg/dL. Hasil yang diperoleh yaitu normal karena berada pada range normal untuk orang dewasa yaitu 0,1 1,2 mg/dl yang dapat diinterpretasikan hasilnya tidak terjadi gangguan pada hati. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Bilirubin Total Sinar

Stabilitas bilirubin dalam serum pada suhu kamar tidak stabil dan mudah terjadi kerusakan terutama oleh sinar, baik sinar lampu ataupun sinar matahari. Serum atau plasma heparin boleh digunakan, hindari sampel yang hemolisis dan sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan penurunan kadar bilirubin serum sampai 50% dalam satu jam, dan pengukuran bilirubin total hendaknya dikerjakan dalam waktu dua hingga tiga jam setelah pengumpulan darah. Bila dilakukan penyimpanan serum hendaknya disimpan di tempat yang gelap, dan tabung atau botol yang berisi serum di bungkus dengan kertas hitam atau aluminium foil untuk menjaga stabilitas serum dan disimpan pada suhu yang rendah atau lemari pendingin.

Suhu Penyimpanan

Suhu merupakan faktor luar yang selalu berhubungan langsung terhadap sampel, baik saat penyimpanan maupun saat pemeriksaan. Pemeriksaan kadar bilirubin total sebaiknya diperiksa segera, tapi dalam keaadaan tertentu pemeriksaan kadar bilirubin total bisa dilakukan penyimpanan. Dengan penyimpanan yang benar stabilitas serum masih stabil dalam waktu satu hari bila disimpan pada suhu 15 C-25C, empat hari pada suhu 2C-8C, dan tiga bulan pada penyimpanan -20C . (DialineDiagnostik ). Lamanya sampel kontak dengan faktor-faktor di atas berpengaruh terhadap kadar bilirubin didalam sampel sehingga perlu upaya mengurangi pengaruh tersebut serta mengoptimalkan kadar bilirubin total di dalam serum agar dapat bereaksi dengan zat pereaksi secara sempurna, sedangkan reagen bilirubin total akan tetap stabil berada pada suhu 2-8C dalam keadaan tertutup, terhindar dari kontaminan dan sinar. Dalam hal ini dapat dimungkinkan bahwa penurunan kadar bilirubin dipengaruhi oleh kenaikan suhu dan pengaruh sinar yang berintensitas tinggi.Pemeriksaan Bilirubin Direct dan Indirek

Dari hasil pengamatan didapatkan , nilai absorbansi standar sebesar 0,016 dan absorbansi test sebesar 0,027 Sehingga didapatkan kadar bilirubin total sebesar 0,843 mg/dL. Hasil yang diperoleh tidak normal dimana hasilnya tidak berada pada range normal untuk orang dewasa yaitu 0,1 0,3 mg/dl yang dapat diinterpretasikan hasilnya terjadi gangguan pada hati. Sedangkan bilirubin indirek tidak diukur secara langsung tetapi. Bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk hal ini disebabkan karena bilirubin total melibatkan pelarutan bentuk tidak terkonjugasi sebelum kuantifikasi kimiawi. Dengan demikian hasil yang diperoleh untuk bilirubin indirek adalah hasilnya negative yaitu -0,797 mg/dL. Sehingga nilai bilirubin indirek tidak dapat diinterpretasikan karena range nilai normal bilirubin indirect adalah 0.1-1.0 mg/dl. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar bilirubin total dan bilirubin direct adalah sebagai berikut:

a) Peningkatan kadar bilirubin direk dan total : menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Sehingga masalah klinis yang muncul pada bilirubin direk dan total adalah ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

b) PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar bilirubin indirect adalah sebagai berikut:

a. PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)

b. PENURUNAN KADAR : pengaruh obat barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :1. Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi kadar bilirubin.

2. Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.

3. Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

4. Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen empedunya akan menurun.

5. Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.

Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum yaitu :

1. Terjadi lisis pada sampel dan Waktu inkubasi sampel tidak sesuai

2. Volume sampel / reagen (buffer dan substrat) tidak sebanding

3. Cuvet yang digunakan terkontaminasi dengan zat lain sehingga reaksi yang terjadi tidak sempurna

4. Sampel terkena cahaya, sehingga kadar bilirubinnya menurunIX. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu :

1. Pemeriksaan kadar bilirubin total dan direk dilakukan dengan metode Jendrassik dan Grof.2. Nilai normal kadar bilirubin total orang dewasa yaitu 0,1 0,2 , utuk kadar bilirubin direck orang dewasa yaitu 0,1 0,3, dan kadar bilirubin indirect yaitu 0,1 1,0

3. Kadar bilirubin total pasien putu devi tresna anjani yaitu 0,046 mg/dl kadar bilirubin directnya adalah 0,843 mg/dl dan indirectnya yaitu - 0,797 mg/dl

4. Sehingga kadar bilirubin total pasien masih dikatakan normal, kadar bilirubin directnya cukup tinggi dan kadar billirubin indirectnyatidak dapat di interpretasikan karena hasilnya negatif.X. DAPUS

Riswanto.2009. Fosfatase alkali. http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/fosfatase-alkali.html, 12 Juni 2014

Nursyam , Sri Oktaviani . 2012. Laporan praktikum kimi klinik. http://sovasilinzuensik.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-kimia-klinik.html, 12 juni 2014

Wulandari, Septi. 2012. Pemeriksaan fungsi hati. http://sesuri.blogspot.com/2012/11/pemeriksaan-fungsi-hati_287.html, 12 juni 2014I. LEMBAR PENGESAHANDenpasar, 27 Juni 2014

Praktikan

a.n. Kelompok 3

Mengetahui,

Pembimbing 1

Pembimbing 2

(Drs. A.A.N. Santa AP)

(DGD. Dharma Santhi, S.Si., Apt.,M.Kes)

Pembimbing 3

Pembimbing 4

(Luh Putu Rinawati, A.Md.,AK)

(Kadek Aryadi H. , A.Md., AK)Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 530 nm

Aquadest + pereaksi diazo + aquadest/lar standar/serum. Ditambahkan sesuai label yang di tentukan

Hasil setelah di inkubasi selama 10 menit

Hasil setelah di inkubasi selama 30 menit

Aquadest + pereaksi diazo + aquadest/lar standar/serum. Ditambahkan sesuai label yang di tentukan

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 530 nm