Top Banner
1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK DEVISA DI INDONESIA (Periode Triwulan I 2003 Triwulan III 2008) Aldrin Wibowo Susi Suhendra Universitas Gunadarma [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak antara masing-masing variabel nilai Kurs, tingkat Inflasi, dan tingkat Suku Bunga dengan Dana Pihak Ketiga, kemudian menemukan bukti empiris pengaruh variabel nilai Kurs, tingkat Inflasi dan tingkat Suku Bunga terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga pada Bank Devisa di Indonesia. Seberapa besar pengaruh variabel nilai Kurs, tingkat Inflasi dan tingkat Suku Bunga terhadap jumlah Dana Nasabah pada Bank Devisa di Indonesia. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kepustakaan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Data-data yang dipergunakan adalah Nilai Kurs Rupiah terhadap Dolar rata-rata triwulanan, tingkat Inflasi rata-rata triwulanan, tingkat Suku Bunga SBI rata-rata triwulanan dan jumlah Dana Pihak Ketiga rata-rata triwulanan. Metode analisis datanya dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengaruh variabel independent terhadap jumlah DPK pada Bank Devisa di Indonesia selama periode Triwulan I 2003 Triwulan III 2008 adalah lemah. Berdasarkan nilai R Square pada pengujian Durbin Watson, variabel DPK dapat dijelaskan oleh variabel Nilai Kurs, Inflasi dan Suku Bunga SBI sebesar 19,2%. Pada pengujian Regresi Berganda, variabel Nilai Kurs dan Inflasi memiliki pengaruh searah (positif). Sedangkan Suku Bunga SBI memiliki pengaruh berlawanan arah (negatif). Kata Kunci : Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1997 nilai kurs Rupiah masih bergerak antara Rp 4.000,- sampai dengan Rp 5.000,- per Dolar Amerika Serikat (USD). Namun karena situasi krisis ekonomi yang melanda dunia menyebabkan nilai kurs Rupiah terhadap USD terus melemah. Pada tanggal 1 Nopember 1997, pemerintah secara resmi melikuidasi 16 bank swasta nasional yang dipandang tidak sehat. Dari sinilah krisis perbankan yang meluluhlantahkan industri perbankan nasional bermula. Pada tanggal 18 januari 1998 Rupiah mencapai puncak kejatuhannya dengan menembus angka Rp 16.000,- per USD (Bank Indonesia, 1998).
16

1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

Jan 15, 2017

Download

Documents

danganh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

1

ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI,DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP DANA PIHAK KETIGA

PADA BANK DEVISA DI INDONESIA(Periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008)

Aldrin WibowoSusi Suhendra

Universitas [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi atau tidak antaramasing-masing variabel nilai Kurs, tingkat Inflasi, dan tingkat Suku Bunga denganDana Pihak Ketiga, kemudian menemukan bukti empiris pengaruh variabel nilai Kurs,tingkat Inflasi dan tingkat Suku Bunga terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga pada BankDevisa di Indonesia. Seberapa besar pengaruh variabel nilai Kurs, tingkat Inflasi dantingkat Suku Bunga terhadap jumlah Dana Nasabah pada Bank Devisa di Indonesia.Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kepustakaanyang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Data-data yang dipergunakan adalah NilaiKurs Rupiah terhadap Dolar rata-rata triwulanan, tingkat Inflasi rata-rata triwulanan,tingkat Suku Bunga SBI rata-rata triwulanan dan jumlah Dana Pihak Ketiga rata-ratatriwulanan. Metode analisis datanya dengan menggunakan regresi berganda. Hasilpenelitiannya menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengaruh variabel independentterhadap jumlah DPK pada Bank Devisa di Indonesia selama periode Triwulan I 2003 –Triwulan III 2008 adalah lemah. Berdasarkan nilai R Square pada pengujian DurbinWatson, variabel DPK dapat dijelaskan oleh variabel Nilai Kurs, Inflasi dan SukuBunga SBI sebesar 19,2%. Pada pengujian Regresi Berganda, variabel Nilai Kurs danInflasi memiliki pengaruh searah (positif). Sedangkan Suku Bunga SBI memilikipengaruh berlawanan arah (negatif).

Kata Kunci : Nilai Kurs, Tingkat Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI.

PENDAHULUAN

Latar Belakang MasalahPada awal tahun 1997 nilai kurs Rupiah masih bergerak antara Rp 4.000,- sampai

dengan Rp 5.000,- per Dolar Amerika Serikat (USD). Namun karena situasi krisisekonomi yang melanda dunia menyebabkan nilai kurs Rupiah terhadap USD terusmelemah. Pada tanggal 1 Nopember 1997, pemerintah secara resmi melikuidasi 16 bankswasta nasional yang dipandang tidak sehat. Dari sinilah krisis perbankan yangmeluluhlantahkan industri perbankan nasional bermula. Pada tanggal 18 januari 1998Rupiah mencapai puncak kejatuhannya dengan menembus angka Rp 16.000,- per USD(Bank Indonesia, 1998).

Page 2: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

2

Kenaikan harga barang secara keseluruhan yang sering kita sebut sebagai inflasimemiliki dampak yang kuat terhadap perekonomian. Kenaikan harga barang dapatdisebabkan karena beberapa faktor diantaranya jumlah uang yang beredar di masyarakatcukup banyak, kelangkaan sumber daya yang akan menyebabkan naiknya impor barangtersebut, dan masih banyak lagi sebab yang lainnya. Kebijakan pemerintah di dalammengendalikan inflasi diantaranya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar,diantaranya menaikkan tingkat suku bunga.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia pada bulan September 2008, jumlah bankumum yang beroperasi di Indonesia tercatat sebanyak 132 bank yang terdiri dari 5 bankPersero, 34 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) devisa, 37 bank umum swasta non-devisa, 26 BPD, 19 bank campuran, dan 11 bank asing. Peningkatan kinerja perbankanjuga ditandai dengan semakin banyaknya bank yang telah Go Public, diantaranyaterdapat 2 bank Persero, 23 bank umum devisa, 1 bank umum non devisa dan 12 bankcampuran.

Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Menemukan bukti ada atau tidaknya korelasi di antara masing-masing

variabel independent.2. Menemukan bukti empiris adanya pengaruh variabel nilai kurs Rupiah

terhadap USD, inflasi dan suku bunga SBI terhadap jumlah DPK terbesar pada10 Bank Devisa di Indonesia.

3. Menyelidiki seberapa besar pengaruh variabel nilai kurs Rupiah terhadapUSD, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI terhadap jumlah DPKterbesar pada 10 Bank Devisa di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Nilai Tukar Mata UangDornbusch dan Fisher (1980) mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar

mempengaruhi daya saing internasional dan posisi neraca perdagangan, dankonsekuensinya juga akan berdampak pada real output dari negara tersebut yang padagilirannya akan mempengaruhi cash flow saat ini dan masa yang akan datang dariperusahaan tersebut. Ekuitas yang merupakan bagian dari kekayaan perusahaan, dapatmempengaruhi perilaku nilai tukar melalui mekanisme permintaan uang berdasarkanmodel penentuan nilai tukar oleh ahli moneter (Gavin, 1989).

Sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara sangat berpengaruh sekali dalammenentukan pergerakan nilai tukar. Seperti misalnya negara Indonesia yang sebelumtanggal 14 Agustus 1997 menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkendali, makalaju depresiasi sangat ditentukan oleh pemegang otoritas moneter, sehingga ketika BankIndonesia melepas kendali nilai tukar menyebabkan nilai tukar akan segera mengikutihukum pasar dan pengaruh-pengaruh dari luar. Untuk mengurangi tekanan terhadapRupiah, upaya lain yang telah dilakukan Bank Indonesia adalah pengembangan pasarvalas domestik antar bank melalui band intervensi. Dengan band intervensi, nilai tukardiperkenankan berfluktuasi dalam kisaran band yang telah ditetapkan. Apabila valutaasing diperdagangkan melebihi band yang telah ditetapkan maka Bank Indonesia segeramelakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar pada posisi semula.

Page 3: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

3

Pendekatan moneter merupakan pengembangan konsep paritas daya beli dan teorikuantitas uang. Pendekatan ini menekankan bahwa ketidakseimbangan kurs valuta asingterjadi karena ketidakseimbangan di sektor moneter yaitu terjadinya perbedaan antarapermintaan uang dengan penawaran uang (jumlah uang beredar) (Mussa, 1976).Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kursadalah pendekatan moneter. Dengan pendekatan moneter maka diteliti pengaruhvariabel jumlah uang beredar dalam arti luas, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan,dan variabel perubahan harga. Dipakainya dollar Amerika sebagai pembanding, karenadollar Amerika merupakan mata uang yang kuat dan Amerika merupakan partnerdagang yang dominan di Indonesia. Konsep penentuan kurs diawali dengan konsepPurchasing Power Parity (PPP), kemudian berkembang konsep dengan pendekatanneraca pembayaran (balance of payment theory).

Teori InflasiMenurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan terjadi kelebihan permintaan (Excess

Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan (Anton HGunawan, 1991). Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikanharga yang terus-menerus dari barang dan jasa secara umum. Menurut Boediono (1995)inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus.

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecualiapabila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besardari barang-barang lain. Inflasi diakibatkan oleh :

a. Demand-pull Inflation.Inflasi ini bermula dari adanya permintaan total (agregat demand), sedangkanproduksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atau hampirmendekati kesempatan kerja penuh.

b. Cost-Push InflationCost plus inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadiinflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanyapenurunan dalam penawaran total (aggregate supplay) sebagai akibat kenaikanbiaya produksi.

Menurut Keynes terjadinya inflasi disebabkan oleh permintaan agregat sedangkanpermintaan agregat ini tidak hanya karena ekspansi bank sentral, namun dapat puladisebabkan oleh pengeluaran investasi baik oleh pemerintah, maupun oleh swasta danpengeluaran konsumsi pemerintah yang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanjanegara) dalam kondisi full employment.

Teori Suku BungaMenurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh

peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjamanatas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihanmembelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan.Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini denganmasa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat bunga ditentukan oleh interaksipermintaan dan penawaran (Suhaedi, 2000).

Tingkat suku bunga digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga,ketika tingkat harga tinggi dan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat banyak

Page 4: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

4

sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah denganmenetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan demikian suku bunga yang tinggidiharapkan berkurangnya jumlah uang yang beredar sehingga permintaan agregatpunakan berkurang dan kenaikan harga dapat diatasi.

Pengertian Dana Pihak KetigaDana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada

bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, tabungan, simpananberjangka dan sertifikat deposito dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

Sumber Penghimpun DanaPertama Dana Sendiri, usaha bank, proprosi dana sendiri ini relatif kecil apabila

dibandingkan dengan total dana yang dihimpun ataupun total aktivanya, namun danasendiri ini tetap merupakan hal yang penting untuk kelangsungan usahanya. Begitupentingnya proporsi dana sendiri ini dibuktikan dengan adanya ketentuan dari banksentral yang mengatur tentang proporsi minimal modal sendiri dibandingkan dengantotal Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992,bank umum dapat melakukan mobilisasi dana dengan cara melakukan emisi saham danobligasi melalui bursa efek di Indonesia.

Kedua Dana dari Deposan atau simpanan Dana Pihak Ketiga adalah dana yangdipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.Pada dasarnya sumber dana dari masyarakat dapat berupa Rekening giro (checkingaccount), Tabungan dan Deposito berjangka.

Definisi BankMenurut UU RI No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakatdalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kreditdan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, menyangkutkelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatanusahanya.

Definisi Bank DevisaBank Devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia

untuk dapat melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. (Peraturan BankIndonesia, Nomor 6/15/PBI/2004). Bank Devisa adalah merupakan bank yang dapatmelaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asingsecara menyeluruh.

METODE PENELITIAN

Subyek PenelitianSubyek penelitian, yaitu semua individu yang hendak dikenai generalisasi dari

sampel-sampel yang diambil dalam suatu penelitian. Dari batasan di atas maka populasipenelitian adalah semua data tentang Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Devisa di

Page 5: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

5

Indonesia, data tersebut diambil dari website resmi Bank Indonesia, yaitu www.bi.go.idselama periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008.

Obyek PenelitianObyek penelitian yang akan diteliti ialah variable-variabel yang bersifat

independent yang mempengaruhi Dana Pihak Ketiga pada Bank Devisa di Indonesia,yaitu :

1. Tingkat Inflasi2. Nilai Kurs Rupiah terhadap USD3. Tingkat Suku Bunga SBI

Populasi Dan Sampel PenelitianPopulasi adalah yang diminati dalam penelitian, atau kelompok yang akan

dikenakan atau diterapi hasil dari penelitiannya. Sedang sampel adalah bagian daripopulasi yang mewakili pupulasinya. Adapun cara penyampelannya adalah denganmetode random sampling (mengambil secara acak), karena setiap populasi derajat dankulalifikasinya sama atau setara atau homogin, jadi setiap anggota atau subyek-subyekatau elemen-elemen dalam populasi itu memiliki peluang atau kesempatan yang samauntuk disampel.

Pengamatan populasi dan sampel dilakukan setiap akhir bulan selama periodeTriwulan I 2003 – Triwulan III 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder yang meliputi data Nilai Kurs Rupiah terhadap USD, Inflasi, dan SukuBunga SBI triwulanan serta DPK terbesar pada 10 Bank Devisa di Indonesia.

Metode Analisa DataDalam penelitian ini menggunakan model Regresi Linier Berganda, melalui

metode ini peneliti berusaha menemukan bentuk atau pola hubungan antara variabeldependen dengan lebih dari satu variabel independent.

Persamaan garis regresi dalam penelitian adalah :

Keterangan :

Y = DPKβo β1 β2 β3 = Harga Statistik sebagai penaksir parameterx1 = Tingkat Inflasix2 = Nilai Kurs Rupiah terhadap USDx3 = Tingkat Suku Bunga SBI

Sehingga persamaannya menjadi :

Keterangan :

DPK = Dana Pihak KetigaInflasi = Kenaikan dari harga barang dan jasa secara umum yang

berlangsung terus-menerusKurs = Harga uang asing dalam satuan mata uang domestikSuku Bunga SBI = Keuntungan dari dana modal yang di simpan atau di investasikan

Yi = βo + β1x1 + β2x2 + β3x3

DPK = βo + β1 Inflasi + β2 Kurs Rupiah terhadap USD + β3 Suku Bunga SBI

Page 6: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

6

Dalam melaksanakan analisis regresi linier berganda perlu dilakukan terlebihdahulu pengujian 4 asumsi klasik yang dianggap penting, yaitu data yang digunakanadalah terdistribusi normal, tidak terdapat multikoloniaritas antar variabel bebas, tidakterjadi autokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Kenormalan DataAnalisis ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat

dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baikadalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapatdilakukan dengan menggunakan analisis grafik plot, jika data menyebar di sekitar garisdiagonal menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji MultikolinearitasMutikolinearitas adalah keadaan suatu variabel-variabel independent dalam

persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang erat satu dengan sama lain.Jika terdapat multikolineritas sempurna akan berakibat koefisien regresi tidak dapatditentukan, serta standar deviasi akan menjadi tidak terhingga meskipun terhinggamemiliki standar deviasi yang besar. Hal ini mengakibatkan populasi dari koefisientidak dapat diinterpretasikan secara tepat.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresidengan menganalisis matrik korelasi antar variabel bebas dan perhitungan nilaitolerance lebih dari 10% dan nilai VIF di bawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitasantar variabel bebas dalam model regresi.

Uji AutokorelasiUji autokorelasi adalah menguji hubungan yang terjadi di antar anggota-anggota

dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (Alhusin: 2003).Untuk mendeteksi autokorelasi yang paling sering dilakukan adalah uji Durbin Watson(Uji d). Ketentuan Durbin – Watson adalah sebagai berikut :

1. Nilai dw < dl , terdapat korelasi positif2. Nilai dl ≤ dw ≤ du, tidak ada kesimpulan3. Nilai du ≤ dw ≤ 4 - du, kesimpulannya tidak terjadi autokorelasi4. Nilai 4 - du ≤ dw ≤ 4 - du, kesimpulannya tidak ada kesimpulan5. Nilai dw > 4 - du, kesimpulannya terjadi autokorelasi

Uji HeterokedastisitasUji heterokedastisitas biasa ditemukan pada data Cross-sectional yaitu

pengamatan yang dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang sama. Ujiheterokedastisitas yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metodegrafik. Prinsip model ini adalah memeriksa pola residual terhadap tafsiran Y.Heterokedastisitas terjadi apabila varians tidak konstan, sehingga seakan-akan terdapatbeberapa kelompok data yang memiliki besaran error yang berbeda, dan membentuksuatu pola. Heterokedastisitas akan terdeteksi apabila plot membentuk pola yangsistematis.

Setelah melakukan pengujian ada tidaknya ketiga masalah dalam persamaanregresilinier berganda dan didapat bahwa persamaan tersebut bebas dari semua masalahtersebut maka pengujian selanjutnya untuk menunjukkan bahwa model regresi berganda

Page 7: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

7

yang dibuat bagus dan terdapat korelasi variabel bebas yang signifikan baik secaraindividu maupun terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut :

1. Uji parsial koefisien regresi dengan menggunakan t-test untuk mengujisignifikan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatdengan menggunakan α = 5% (2 tailed).

2. Uji signifikansi keseluruhan koefisien bebas secara bersama-sama terhadapvariabel terikat dengan menggunakan F-test 2 dikatakan bahwa secarakeseluruhan variabel bebas signifikan dipengaruhi variabel terikat.

3. Koefisien determinasi (R²)Koefisien determinan mengukur goodness of fit persamaan regresi yaitumemberikan persentase variabel total dari variabel terikat yang dijelaskan olehvariabel bebas. Nilai koefisien determinan terletak diantara 0 sampai dengan 1.nilai R² = 1 berarti bahwa garis regresi yang terjadi menjelaskan 100% variasiterikat. Jika nilai R² = 0, berarti model yang terjadi tidak dapat menjelaskansedikitpun garis-garis regresi yang terjadi. Baik tidaknya suatu model bukansemata-mata ditentukan oleh R² yang tinggi, akan tetapi harus lebihmemperhatikan relevansi logis atau teoristis dari varibel bebas dengan variabelterikat secara statistik.

Pengujian HipotesisAdapun pengujian hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut :1. Pengaruh variabel Inflasi terhadap DPK

Ho : ß1 = 0 (Variabel Inflasi tidak berpengaruh terhadap DPK)H1 : ß1 ≠ 0 (Varibel Inflasi berpengaruh terhadap DPK)

2. Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap USD terhadap DPKHo : ß2 = 0 (Variabel Kurs Rupiah terhadap USD tidak berpengaruh

terhadap DPK)H1 : ß2 ≠ 0 (Varibel Kurs Rupiah terhadap USD berpengaruh terhadap DPK)

3. Pengaruh variabel Tingkat Suku Bunga SBI terhadap DPKHo : ß3 = 0 (Variabel Tingkat Suku Bunga SBI tidak berpengaruh terhadap

DPK)H1 : ß3 ≠ 0 (Variabel Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh terhadap DPK)

Uji Korelasi dan Regresi.Uji korelasi digunakan untuk menguji apakah hubungan yang terjadi itu berlaku

untuk populasi (dapat digeneralisasi).Uji Regresi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabelnya

berpengaruh signifikan terhadap variabel independen secara partial berpengaruhsignifikan terhadap variabel dependent.

Page 8: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

8

HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Normalitas pada 10 Bank Devisa terbesar di Indonesia

Berikut diagram normalitasnya:

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0E

xp

ecte

dC

um

Pro

b

Dependent Variable: DPK

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 1Diagram Scatter Plot Normalits DPK pada 10 Bank Devisa.

Dengan melihat Gambar 1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa uji normalitasterpenuhi, karena titik-titik plot berada di sekitar garis diagonal.

Hasil Uji Multikolinearitas pada 10 Bank Devisa

Tabel 1Hasil Uji Multikolinearitas DPK pada 10 Bank Devisa

periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008Coefficients

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 19598663,32 425896390 0,046 0,964

INFLASI 7330481,864 6950466,18 0,369 1,055 0,305 0,347 2,88KURS 47382,476 45235,483 0,253 1,047 0,308 0,729 1,37SBI

-15606280,4 13125172,2 -0,375-

1,189 0,249 0,427 2,34Sumber: data diolah penulis

Berdasarkan tabel di atas DPK pada 10 Bank Devisa menunjukkan bahwa tidakada variabel yang memiliki tolerance kurang dari 10% yang berarti tidak ada korelasi

Page 9: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

9

antar variabel. Hasil perhitungan nilai VIF (Variance Inflation Factor) jugamenunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIFlebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabelbebas dalam model tersebut.

Hasil Uji Autokorelasi pada 10 Bank Devisa

Tabel 2Dependent Variabel DPK pada 10 Bank Devisa

Model Summary

Model RR

SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

1 0,438(a) 0,192 0,064 73875322,67 0,124Sumber: data diolah penulis

Nilai Durbin - Watson sebesar 0,124 sedangkan dari tabel D-W (α 0,05 : n : 23 )nilai terdekat dalam tabel; k : 3 ) diperoleh dL : 1,078. dU : 1,660. Karena nilai DW <dU (0,124 < 1,660), maka dapat dikatakan bahwa terjadi autokorelasi. dari tabel di atasjuga dapat diketahui koefisien determinasi R Square adalah 19,2%. Hal inimenunjukkan variabel DPK dapat dijelaskan oleh variabel SBI, Inflasi, Kurs sebesar19,2% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Hasil Uji Heterokedastisitas pada 10 Bank Devisa

-1 0 1 2

Regression Studentized Residual

-2

-1

0

1

2

Re

gr

es

sio

nS

tan

da

rd

ize

dP

re

dic

ted

Va

lue

Dependent Variable: DPK

Scatterplot

Gambar 2Diagram Scatter Plot pada DPK Pada 10 Bank Devisa

periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008

Dari grafik scatter plot pada DPK Pada Bank UOB Buana periode Triwulan I 2003– Triwulan III 2008 tampak titik-titik tidak membentuk suatu pola tertentu. Diagrampencar di atas ternyata tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian dapat diambil

Page 10: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

10

kesimpulan bahwa regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas sehingga modelregresi tersebut layak digunakan untuk memprediksi DPK berdasarkan input darivariabel bebas yaitu Inflasi, Kurs Rupiah terhadap USD, Tingkat Suku Bunga SBI.

Hasil Uji Korelasi dan RegresiTabel 3

Hasil Uji Korelasi dan RegresiCorrelations

DPK INFLASI KURS SBIPearsonCorrelation

DPK 1 0,21 0,359 -0,062INFLASI 0,21 1 0,459 0,733KURS 0,359 0,459 1 0,169SBI -

0,062 0,733 0,169 1Sig. (2-tailed) DPK . 0,168 0,046 0,390

INFLASI 0,168 . 0,014 0KURS 0,046 0,014 . 0,22SBI 0,390 0 0,22 .

N DPK 23 23 23 23INFLASI 23 23 23 23KURS 23 23 23 23SBI 23 23 23 23

Sumber: data diolah penulis

Analisis korelasi dari hasil output SPSS adalah sebagai berikut:1. Koefisien korelasi Inflasi dengan DPK adalah sebesar 0,168 Berarti keeratan

korelasi antara variabel Inflasi dengan DPK. Nilai p-value pada kolom sig (2-tailed) 0,168 > 0,05 level of significant (α) berarti Ha ditolak dan Ho diterima.Artinya, Inflasi tidak berkorelasi dengan DPK.

2. Koefisien korelasi Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan DPK adalahsebesar 0,046. Berarti keeratan korelasi antara variabel Inflasi dengan DPK kuat.Nilai p-value pada kolom sig (2-tiled) 0,046 < 0,05 level of significant (α)berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, Kurs berkorelasi dengan DPK.

3. Koefisien korelasi Tingkat Suku Bunga SBI dengan DPK adalah sebesar 0,39.Berarti keeratan korelasi antara variabel Inflasi dengan DPK kuat. Nilai p-valuepada kolom sig (2-tiled) 0,39 > 0,05 level of significant (α) berarti Ha ditolakdan Ho diterima. Artinya, Tingkat Suku Bunga SBI tidak berkorelasi denganDPK.

Page 11: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

11

Hasil Uji Hipotesis

Ha ditolak Ha ditolakHo diterima

- 2.093 0 2,093Gambar 3

Hasil Uji Hipotesis pada 10 Bank Devisaperiode Triwulan I 2003 – Triwulan II 2008

Pengujian X1 terhadap Y:1. Hipotesis :

Ho : tidak terdapat pengaruh X1 terhadap YHa : terdapat pengaruh X1 terhadap Y

2. Ketentuan (berdasarkan DPK)Ho : ditolak, jika probabilitas < 0,05Ha : diterima, jika probabilitas < 0,05

3. Kesimpulan

Tabel 4Hasil Uji t pada 10 Bank Devisa

Variabel t hitung t tabel Sig. Kesimpulan(Constant) 0,046 2,093 0,964 Tidak SignifikanInflasi 1,055 2,093 0,305 Tidak SignifikanKurs 1,047 2,093 0,308 Tidak SignifikanSBI -1,189 2,093 0,249 Tidak SignifikanSumber: data diolah penulis

Harga t untuk variabel Inflasi adalah 1,055 dengan probabilitas / signifikan 0,305,probabilitas 0,305 > 0,05 Ho diterima, tidak ada pengaruh X1 (Inflasi) terhadap (Y)DPK. Pengujian X2 dan X3 terhadap Y sama pengujiannya seperti di atas. Dankesimpulannya dapat dilihat pada tabel 4 di atas.

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara partial seluruh variabelindependent (Inflasi, Kurs, SBI) berpengaruh lemah / tidak signifikan terhadap DPK.Sedangkan untuk uji model regresi berganda yaitu Yi = βo + β1x1 + β2x2 + β3x3,signifikan / probabilitas > 0,05 atau berpengaruh lemah secara signifikan. Seperti tabel5 di bawah ini :

Page 12: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

12

Tabel 5Tabel Anova DPK pada 10 Bank Devisa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 24582310183379770,00 3 8194103394459920,00 1,501 0,246(a)

Residual 103693702704993300,00 19 5457563300262800,00Total 128276012888373100,00 22

Sumber: data diolah penulis

Berdasarkan output dari tabel ANOVA di atas dapat dilihat bahwa nilai F hitungsebesar 1,501 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,246. Adapun apabila kita lihatnilai F tabel dengan taraf nyata sebesar 5% akan menghasilkan F3;19;0,05 = 3,127 (lihattabel nilai statistic F dengan derajat bebas v1 = 3 dan v2 = 19 pada taraf signifikansinya0,05). Perbandingan keduanya menghasilkan nilai F hitung < F tabel. Karena nilai Fhitung < F tabel (1,501 < 3,127) dan Sig. > α (0,246 > 0,05), maka disimpulkan bahwakita menerima Ho, yang artinya tidak terdapat hubungan linier pada model regresi linierberganda antara variabel independent dengan variabel dependen. Selanjutnya modeldimasukkan angka-angkanya dari tabel coefficient, yaitu:

Tabel 6Tabel Coeficients DPK pada 10 Bank Devisa

Coefficient

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 19598663,32 425896390 0,046 0,964

INFLASI 7330481,864 6950466,18 0,369 1,055 0,305 0,347 2,88KURS 47382,476 45235,483 0,253 1,047 0,308 0,729 1,37SBI -15606280,4 13125172,2 -0,375 -1,189 0,249 0,427 2,34

Sumber: data diolah penulis

Model regresi yang terbentuk dari hasil analisis di atas adalah :DPK = 19598663,32 + 7330481,864 Inflasi + 47382,476 Kurs -15606280,4 SBIΒo = 19598663,32 artinya apabila nilai β1 β2 β3 = 0, harga DPK sebesar Rp

19.598.663,32 juta.β1 = 7330481,864 artinya variabel bebas Kurs dan SBI konstan, maka setiap kenaikan

Inflasi sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar Rp 7.330.481,864 juta.β2 = 47382,476 artinya variabel bebas Inflasi dan SBI konstan, maka setiap kenaikan

Kurs sebesar 1 % akan menaikkan DPK sebesar Rp 47.382,476 juta.β3 = -15606280,4 artinya variabel bebas Inflasi dan Kurs konstan, maka setiap

kenaikan SBI sebesar 1 % akan menurunkan DPK sebesar Rp 15.606.280,4 juta.

Intrepretasi Hasil PenelitianBerdasarkan analisis dan pembahasan output regresi dengan program SPSS for

Windows di atas maka terlihat bahwa dari tiga variabel independent yang digunakandapat di jelaskan sebagai berikut :

Page 13: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

13

Tingkat Inflasi mempunyai pengaruh kecil terhadap Dana Pihak Ketiga di 10 BankDevisa pada periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008. Variabel bebas TingkatInflasi memiliki pengaruh sebesar Rp 7.330.481,864 juta. Adapun besarnya pengaruhInflasi terhadap DPK di 10 Bank Devisa adalah pengaruh yang positif atau searah.Artinya apabila Tingkat Inflasi naik 1% maka DPK di 10 Bank Devisa akan naiksebesar Rp 7.330.481,864 juta. Begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi kemungkinandengan kenaikan inflasi maka banyak masyarakat yang tidak mau membelanjakanuangnya karena inflasi naik berarti harga barang mahal sehingga mereka lebih sukamenyipan uangnya di bank.

Tingkat Kurs mempunyai pengaruh kecil terhadap Dana Pihak Ketiga di 10 BankDevisa pada periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008. Variabel bebas Tingkat Kursmemiliki pengaruh sebesar Rp 47.382,476 juta.. Adapun besarnya pengaruh Kursterhadap DPK di 10 Bank Devisa adalah pengaruh yang positif atau searah. Artinyaapabila Tingkat Kurs naik 1% maka DPK di 10 Bank Devisa akan naik sebesar Rp47.382,476 juta.. Begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi kemungkinan dengan kenaikanKurs (Rupiah menguat) maka banyak masyarakat yang lebih suka menyimpan uangnyadi bank.

Tingkat Suku Bunga SBI merupakan penentu Dana Pihak Ketiga di 10 BankDevisa pada periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008. Variabel bebas Tingkat SukuBunga SBI memiliki pengaruh yang paling kuat yaitu sebesar Rp 15.606.280,4 juta.Adapun besarnya pengaruh Suku Bunga SBI terhadap DPK di 10 Bank Devisa adalahpengaruh yang negative atau berlawanan. Artinya apabila Tingkat Suku Bunga SBI naik1% maka DPK di 10 Bank Devisa akan turun. Begitu juga sebaliknya.

Jumlah DPK pada 10 Bank DevisaBerdasarkan semua data tersebut diatas tentang besarnya jumlah DPK pada 10

Bank Devisa maka dapat dibuat grafik rata-rata pertahun periode tahun 2003 – 2008,sebagai berikut :

Jumlah DPK pada 10 besar Bank Devisa

-

100.000.000

200.000.000

300.000.000

400.000.000

500.000.000

600.000.000

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun

Gambar 4Grafik Perkembangan DPK pada 10 besar Bank Devisa

Periode tahun 2003 – tahun 2008

Page 14: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

14

Dari Grafik di atas nampak bahwa dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008,secara akumulatif jumlah DPK pada 10 Bank Devisa terbesar di Indonesia, setiaptahunnya selalu terjadi kenaikan, walaupun fluktuasi Inflasi, Kurs Rupiah terhadapDolar, dan suku bunga SBI juga berpengaruh terhadap DPK beberapa Bank. Hal inimenandakan bahwa dari tahun ketahun kepercayaan masyarakat terhadap Bank Devisasemakin meningkat.

PENUTUP

KesimpulanDengan melihat hasil Pengujian pada penelitian maka dapat disimpulkan bahwa

variabel Nilai Kurs Rupiah terhadap Dolar, variabel Inflasi, dan variabel Suku BungaSBI berpengaruh lemah terhadap DPK pada Bank Devisa di Indonesia. Hanya adabeberapa Bank saja yang DPK-nya dipengaruhi kuat oleh variabel Inflasi, Kurs Rupiah,dan Suku bunga SBI. Seperti contohnya pada Bank Permata, Bank Pan Indonesia, danBank UOB Buana.

Berdasarkan nilai R Square pada pengujian Durbin Watson, variabel DPK dapatdijelaskan oleh variabel Nilai Kurs, Inflasi dan Suku Bunga SBI sebesar 19,2%.Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Sebagian besar variabel Inflasi dan variabel Kurs Rupiah terhadap Dolarberpengaruh positif atau searah terhadap DPK, artinya apabila Inflasi meningkat makaDPK juga mengalami peningkatan. Begitu pula apabila kurs Rupiah terhadap Dollar ASmenurun maka DPK juga mengalami penurunan. Sedangkan variabel Tingkat SukuBunga SBI berpengaruh negatif atau berlawanan terhadap DPK, artinya apabila tingkatsuku bunga SBI meningkat maka DPK akan menurun, begitu juga sebaliknya apabilatingkat suku bunga SBI menurun maka DPK nilainya akan mengalami peningkataan.

Dalam hal simpanan dan investasi dana, dapat dipastikan bahwa jumlah DanaPihak Ketiga setiap tahun selalu menunjukkan grafik yang meningkat. Hal inimenunjukkan selama tingkat perekonomian di Indonesia cukup stabil dan tidakmengalami goncangan krisis moneter seperti pada tahun 1997, maka tingkatkepercayaan masyarakat di Indonesia untuk menyimpan dan menginvestasikan uangatau dananya pada Perbankan di Indonesia khususnya Bank Devisa semakin meningkat.

SaranPenelitian yang dilakukan memiliki keterbatasan diantaranya periode pengamatan

dan kemungkinan masih terdapat variabel lain yang mempengaruhi jumlah DPK pada10 besar Bank Devisa di Indonesia. Oleh karena itu, hasil penelitian ini belum dapatmengungkap lebih jauh pengaruh variabel ekonomi makro terhadap DPK untuk jangkapendek.

Atas kelemahan atau keterbatasan penelitian ini, maka beberapa saran untukpenelitian mendatang yaitu dengan menggunakan variabel DPK data bulanan, ataumungkin dengan menambahkan periode waktu pengamatan. Dan juga menambahvariabel bebas lainnya yang kemungkinan mempengaruhi jumlah DPK. Peneliti jugamenyarankan untuk penelitian mendatang menggunakan data Primer, dengan maksuduntuk mengetahui secara pasti variabel atau hal apa saja yang memiliki pengaruh kuatterhadap jumlah Dana Pihak Ketiga pada Bank Devisa di Indonesia.

Page 15: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

15

DAFTAR PUSTAKA

Adler, M., dan Dumas, B. 1984. Exposure to currency risk: Definition andMeasurement. Financial Management.

Alan I Tucker, Jeff Madura dan Thomas Chiang, 1991. International Financial Market,West Publishing comphany, St Paul.

Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 forWindows. Edisi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arifin, Sjamsul. 1998, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan: Efektifitas KebijakanSuku Bunga Dalam Rangka Stabilisasi Rupiah Di Masa Krisis.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi RevisiV. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bank Indonesia. 1998, “Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia”, Jakarta

Boediono, 1995, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.5: Ekonomi Moneter.BPFE, Yogyakarta.

Bortov, E., dan Bodnar,G.M 1994. Firm Valuation, Earning Expectation and theExchange Rate Exposure Effect. Journal of Finance.

Dornbusch, R dan S. Fisher 1980. Exchange Rate and Current Account, AmericanEconomic Review.

Edward, S dan M.S. Khan, 1985 Interest Rate Determination In Developing CountriesIMF staff Paper.

Gavin, M 1989, The Stock Market and Exchange Rate Dynamics, Journal ofInternational Money and finance.

Gujarati, D., 1995, Basic Econometric 3rd edition, Singapore: McGraw-Hill Book Co.

Gunawan, Anton H., 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia, GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Khoo, A. 1994. Estimation of Foreign Exchange exposure: an Aplicaton to MiningCompanies in Australia. Journal of International Money and Finance.

Kompas Online, 1998a, "Laporan Akhir Tahun Bidang Ekonomi," Senin 21 Desember1998.

Page 16: 1 ANALISIS PENGARUH NILAI KURS, TINGKAT INFLASI, DAN ...

16

Kompas Online, 1998b, "Jangan Sampai Krisis Perbankan Terulang Lagi," Sabtu 22November 2008.

Mac Donal, R. And M.P. Taylor, 1993, The Monetary Approach to The Exchange Rate:Rational Expectation, Long Run Equilibrium and Forecasting, IMF Staff Paper.

Ma, C.K., dan Kao, W 1990. On Exchange Rate Changes and The Distribution ofIndustry Value. Journal of International Business Studies.

Mussa, M, 1976, The Exchange Rate, The Balance of Payment and Monetary andFiscal Policy Under a Regime of Controlled Floating, dalam The Economy ofExchange Rate: Selected Studies, J. Frenkel dan Harry G Jhonson (editor)Addison and Wesle, USA.

Nopirin, 1996, Ekonomi Moneter, Buku I dan II BPFE - UGM. Yogyakarta.

Peraturan Bank Indonesia, Nomor 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum BankUmum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah Dan Valuta Asing.

Priyatno, D. (2008). SPSS Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta. PercetakanMediaKom.

Santoso, S (2002). SPSS Ver. 10. Jakarta. Percetakan PT. Gramedia.

Shapiro, A. 1975, Exchange Rate Changes, Inflation, and The Value of MultinationalCorporation. Journal of Finance.

Suhaedi, 2000. Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi Inflasi, BuletinEkonomi Moneter dan Perbankan, Vol.2 No.4 Bank Indonesia, Jakarta.

Triandaru, S. dan Budisantoso, T. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain edisi ke-2, Jakarta: Salemba Empat.

Undang Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UndangUndang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

www.bi.go.id