LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR KERAJINAN DAN SENI BOROBUDUR SEBAGAI WADAH PERAJIN SENI DAN KESENIAN DI KECAMATAN BOROBUDUR TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1) PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DISUSUN OLEH : Agustinus Dwi Susanto NPM : 06 01 12443 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2010
155
Embed
060112443_Dwi - Pasar Kerajinan Dan Seni Borobudur Sebagai Wadah Perajin Seni Dan Kesenian Di Kecamatan Borobudur
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PASAR KERAJINAN DAN SENI BOROBUDUR
SEBAGAI WADAH PERAJIN SENI DAN KESENIAN
DI KECAMATAN BOROBUDUR
TUGAS AKHIR SARJANA STRATA – 1
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK (S-1)
PADA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH :
Agustinus Dwi Susanto
NPM : 06 01 12443
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2010
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Daftar Gambar ...................................................................................................... v
Daftar Tabel .......................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek ....................................... 1
1.1.2. Latar Belakang Penekanan Studi .......................................... 4
Tingkatan tersebut adalah Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
Pemahaman tingkatan digambarkan dengan relief yang ada pada
dinding Candi Borobudur. Unsur alam terlihat pada letak Candi
2
Borobudur yang berada di atas bukit sehingga memaksimalkan panca
indera manusia. Karena menjadi suatu icon, unsur - unsur yang ada di
Kecamatan Borobudur disesuaikan dengan Candi Borobudur.
Keselarasan tersebut menjadi sebuah cultural landscape sehingga
potensi yang paling utama dapat diangkat dan dikuatkan oleh unsur
sekitarnya.
Dengan adanya Candi Borobudur, perekonomian di Kecamatan
Borobudur meningkat. Kebanyakan masyarakat Borobudur bekerja
sebagai pengrajin seni yang hasil karya seninya diual di sekitar
kawasan Candi Borobudur. Kerajinan tersebut antara lain; kerajinan
kayu, gerabah, kerajinan batu, ukir bambu, dan anyaman pandan.
Pembelinya merupakan wisatawan yang berkunjung ke Candi
Borobudur baik pengunjung dari dalam negeri maupun pengunjung
dari luar negeri. Harganya berbeda – beda tergantung dari proses tawar
– menawar.
Warisan budaya yang ditinggalkan oleh leluhur tidak hanya
Candi Borobudur. Kesenian daerah seperti kuda lumping, wayang, dan
seni padang bulan sudah mendarah daging bagi masyarakat
Kecamatan Borobudur. Di setiap dusun di Kecamatan Borobudur
memiliki sekurang -kurangnya 1 kelompok kesenian. Hampir setiap 1
minggu sekali ada pementasan yang dilakukan di Kecamatan atau di
lapangan. Masyarakat sebagai penikmat seni atau penonton sangat
antusias dan merasa terhibur dengan banyaknya pementasan kesenian
– kesenian tersebut. Apalagi kesenian yang ditampilkan beragam
karena setiap kelompok seni memiliki karakteristik masing – masing.
Walaupun masyarakat Kecamatan Borobudur kental sekali terhadap
warisan leluhurnya, tidak menutup juga kesenian – kesenian modern
untuk masuk. Adapula kesenian teater dan parade band yang dilakukan
di Kecamatan Borobudur yang juga disambut dengan antusias.
Namun terdapat kelemahan dari kerajinan dan kesenian di
Kecamatan Borobudur. Kelemahan bukan dari isi atau materi kerajinan
3
dan kesenian namun dari segi lokasi atau tempat berlangsungnya
kegiatan kerajinan dan kesenian. Para pengrajin ukir, patung dan lukis
lebih banyak mengerjakan hasil karyanya di rumah masing - masing
kemudian disetor atau didistribusikan kepada para pedagang keliling
yang menjual hasil karya seni tersebut di sekitar kawasan Candi
Borobudur. Bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang
ingin melihat langsung cara membuat hasil karya kerajinan tersebut
akan sangat susah dalam mencari lokasi rumah para pengrajin seni
tersebut.
Sama halnya dengan kegiatan seni yang ada di Kecamatan
Borobudur. Lokasi untuk melakukan pementasan kebanyakan
dilakukan di dusun masing – masing dan lapangan sepak bola.
Pemakaian lapangan sepak bola sebagai tempat pementasan seni
tentunya merugikan bagi para pemain bola di Kecamatan Borobudur
karena rumput lapangan sepak bola menjadi rusak. Jadwal pementasan
juga tidak diumumkan secara menyeluruh kepada masyarakat sehingga
masyarakat mengetahui pementasan seni tersebut secara mendadak.
Apalagi bagi wisatawan asing, mereka hanya mengetahui informasi
dari para guide dan tentunya sudah merencanakan jadwal yang akan
dilakukan. Sangat disayangkan apabila kurangnya informasi
menyebabkan partisipasi dan apresiasi dari masyarakat maupun
wisatawan kurang. Untuk kegiatan parade band juga hanya dilakukan
pada malam hari karena lokasi yang dipakai adalah tempat parkir
mobil kawasan Candi Borobudur.
Oleh karena itu diperlukan suatu tempat yang dapat
menampung seluruh aktivitas pementasan kesenian dan pengrajin seni
di Kecamatan Borobudur. Tempat tersebut tidak akan bersaing dengan
Candi Borobudur namun semakin mengangkat citra Candi Borobudur
karena sasaran pengunjung utama adalah wisatawan Candi Borobudur.
Tempat baru yang menampung kegiatan kerajinan dan kesenian
tersebut tidak menghilangkan ataupun menggantikan tempat-tempat
4
pengrajin seni yang sudah ada sekian lama. Tempat tersebut tidak
menggantikan eksistensi Candi Borobudur namun lahir sebagai
pelengkap yang menghubungkan antara wisatawan Candi Borobudur
dengan pengrajin seni.
1.1.2 LATAR BELAKANG PENEKANAN STUDI
Kesenian di Kecamatan Borobudur bermacam-macam dan
memiliki karakteristik masing-masing. “Kuda lumping atau biasa
disebut jathilan adalah tarian tradisional jawa yang pemainnya
menggunakan jaran kepang dan diiringi dengan alat musik gamelan
seperti gendhang, saron, dan gong. Tarian tersebut memiliki unsur
mistis karena pemain jathilan bisa kerasukan roh. Wayang adalah
kesenian tradisional jawa yang tertua. Wayang kulit dimainkan oleh
seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang,
dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok
nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang
memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari
kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau
lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi
lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.
Seni padang bulan adalah kesenian yang dilakukan setiap bulan
purnana tiba. Kesenian yang dapat dipentaskan bermacam-macam
seperti; jathilan, cobro siswo, dan topeng purbo.. Teater adalah cabang
dari seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan
penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur (gerak
tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Parade band adalah
pertunjukan band dengan alat musik modern dan membutuhkan area
penonton yang luas”(www.wikipedia.com : 9-11-2009 1:21 AM).
Dari macam-macam kesenian yang ada tersebut, disimpulkan
bahwa terdapat dua area untuk pementasan yaitu di dalam ruangan dan
5
di luar ruangan. Kesenian teater dipentaskan di dalam ruangan karena
kualitas suara dan pandangan bagi semua penonton yang dibutuhkan
dalam pertunjukan tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan
diadakan pentas teater di luar ruangan tergantung dari maksud
pementasan tersebut. Perlu juga diperhatikan mengenai visualisasi
yang ditangkap oleh pengunjung. Kualitas cahaya yang ada di
panggung pementasan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
didapat kenyamanan. Untuk menampung bermacam-macam kesenian
baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan dibutuhkan
pertimbangan dari semua kesenian yang ada sehingga tercipta
fleksibilitas.
Tidak hanya dalam hal kesenian, dalam hal kerajinan juga
bermacam-macam. Dari bahan baku, proses produksi dampai dengan
produk jadi dalam setiap kerajinan berbeda-beda. Seperti; kerajinan
kayu, gerabah, kerajinan batu, ukir bambu, dan anyaman pandan.
Nama kerajinan tersebut sesuai dengan bahan baku yang digunakan
dan diolah menjadi berbagai macam bentuk. Karena perbedaan
tersebut maka ruang yang dibutuhkanpun berbeda. Perlu adanya
fleksibilitas bagi masing-masing jenis kerajinan.
Sebagai suatu tempat yang mewadahi dan memberikan
fleksibilitas bagi kegiatan seni dan kerajinan tentunya menyajikan
suasana yang memiliki nilai seni. Susana tersebut dapat dicapai dengan
pengkondisian alam yang tepat dan elemen arsitektural yang tepat
pula. Ketepatan tidak hanya didasarkan pada ekspresi namun juga
dipadukan dengan fungsi atau aktivitas yang terjadi pada Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur. Pengguna akan merasakan perbedaan
suasana ketika berada pada suatu tempat dengan fungsi yang berbeda
pula sehingga terlihat masing-masing karakteristiknya.
Desain arsitektural bangunan Pasar Seni dan Kerajinan
Borobudur tidak lepas dari adanya Candi Borobudur karena menjadi
sebuah icon ataupun unsur yang paling utama di Kecamatan
6
Borobudur. Masyarakat sekitar hidup dengan adanya Candi Borobudur
terutama dari segi pariwisata. Keselarasan dan keharmonisan dengan
unsur utama Kecamatan Borobudur akan lebih menegaskan cultural
landscape di Kecamatan Borobudur. Unsur utama akan didorong
dengan keselarasan dan keharmonisan yang ada. Begitu pula
sebaliknya, dengan adanya keselarasan dan keharmonisan dengan
unsur utama akan mengangkat unsur-unsur sekitarnya.
Cultural landscape merupakan sebuah skala makro yang
didalamnya memiliki unsur-unsur yang selaras dan harmonis.
Sedangkan Pasar Seni dan Kerajinan hanyalah sebuah skala mikro
yang harus memiliki keselarasan dengan unsur makro yang ada. Unsur
tersebut akan mendukung satu sama lain dan lebih menegaskan
eksistensi unsur utama. Kesamaan unsur secara fisik dapat diselaraskan
dengan bentuk bentuk candi Borobudur yang mengerucut dan bentuk
gunung paupun pegununga sekitar yang juga mengerucut. Kesamaan
unsur non fisik dapat dicapai dengan mengangkat potensi alam
setempat seperti penataan tempat pada Candi Borobudur yang benar –
benar bersatu dengan alam. Elemen bangunan yang dapat diselaraskan
yaitu mengunakan batu-batu alam baik sebagai dinding maupun
elemen arsitektural lainnya seperti pada elemen dinding Candi
Borobudur. Namun kesamaan dan keharmonisan dengan cultural
landscape tidaklah mengadopsi secara keseluruhan dengan Candi
Borobudur. Tidak harus membangun Pasar Seni dan Kerajinan di atas
sebuah bukit dan tidak harus juga menggunakan batu alam pada semua
bagian. Penggunaan unsur-unsur tersebut hanya seperlunya namun
maksimal dan tidak mengganggu fungsi yang ada.
Desain arsitektural yang digunakan Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur adalah melalui pendekatan dengan desain arsitektur Pasca-
Modernisme atau Post-modern. Arsitektur ini mencampurkan antara
tradisional dengan non-tradisional, gabungan modern dengan non-
modern, perpaduan antar lama dan baru. Sehingga desain arsitektural
7
Pasar Kerajinan dan Seni bersifat modern namun tidak meninggalkan
budaya lokal setempat. Hal ini dilakukan karena konsep desain
arsitektural yang dipilih menyamakan dengan kesenian di Borobudur
yang terdapat kesenian tradisional dan modern.
Tuntutan dari Pasar Kerajinan dan Seni tersebut adalah
memberikan fleksibilitas bagi jenis - jenis kegiatan seni yang ada di
Kecamatan Borobudur. Sehingga perlu penyesuaian bangunan dengan
masing – masing jenis kerajinan maupun kesenian yang ada.
Pertunjukan seni dilakukan di dalam ruangan dan di tempat terbuka
karena ada beberapa pertunjukan seni yang hanya idealnya dilakukan
di tempat terbuka. Penataan ruang luar bangunan Pasar Kerajinan dan
Seni selaras atau lebih memperhatikan mengenai potensi alam
setempat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Selain itu, perlu
juga memberikan fasilitas – fasilitas yang mendukung bagi pengunjung
misalnya ; layanan infomasi, jadwal atau agenda kegiatan dan
peralatan praktek seni.
1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN
Bagaimana wujud rancangan Pasar Kerajinan dan Seni di
Kecamatan Borobudur yang mampu memberikan fleksibilitas bagi jenis -
jenis kegiatan seni melalui pendekatan desain arsitektur Pasca-
Modernisme yang ditekankan pada aspek tata ruang luar dengan
mengembangkan potensi alam setempat?
1.3 TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1 TUJUAN
Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan Pasar
Kerajinan dan Seni yang mampu memberikan fleksibilitas bagi jenis –
8
jenis kegiatan seni di Kecamatan Borobudur melalui pendekatan
desain arsitektur Pasca-Modernisme yang ditekankan pada aspek tata
ruang luar dengan mengembangkan potensi alam setempat.
1.3.2 SASARAN
Sebagai penulisan perencanaan dan perancangan bangunan Pasar
Kerajinan dan Seni di Borobudur.
Mengetahui fleksibilitas bagi jenis – jenis kegiatan seni di
Kecamatan Borobudur.
Mendapatkan penataan ruang luar bangunan Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur dengan pendekatan arsitektur Pasca Modernisme.
Mendapatkan penataan ruang luar bangunan Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur dengan mengembangkan potensi alam setempat.
1.4 LINGKUP STUDI
1.4.1 MATERI STUDI
A. Lingkup spatial
Pembahasan dalam perencanaan dan perancangan Pasar
Seni dan Kerajinan dibatasi atau ditekankan pada lingkup
arsitektural. Bagian obyek studi yang akan diolah sebagai
penekanan studi adalah penataan ruang luar dari bangunan Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur. Hal yang ingin dicapai adalah
pengolahan tata ruang luar melalui pendekatan arsitektur Pasca
Modernisme dan dengan mempertimbangan potensi alam setempat.
B. Lingkup substansial
Bagian – bagian ruang luar pada objek studi yang akan
diolah sebagai penekanan studi adalah penyusunan massa, bentuk
9
bangunan dan elemen – elemen atau komponen – komponen
arsitektural dari bangunan Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur.
Penyusunan massa mempertimbangkan mengenai sirkulasi dan
hubungan antar ruang atau massa yang ada. Bentuk bangunan yang
ditekankan memiliki konsep arsitektural Pasca Modernisme
dengan penambahan elemen batu alam seperti pada Candi
Borobudur pada beberapa bagian bangunan Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur. Adapun penataan taman sebagai elemen
pendukung bangunan sebagai area hijau dan mendukung
hubungannya dengan alam setempat.
C. Lingkup temporal
Rancangan ini diharapkan akan dapat menjadi penekanan
penyelesaian studi untuk kurun waktu 30 tahun. Pertimbangannya
karena perkembangan dari Kecamatan Borobudur tidak mengarah
ke metropolis namun lebih kepada pariwisata. Kesenian dan
kebudayaan masih diperhatikan sebagai suatu kebanggaan bagi
masyarakat sekitar dan hal yang menarik bagi wisatawan.
1.4.2 PENDEKATAN STUDI
Penyelesaian penekaan studi akan dilakukan dengan
pendekatan cultural landscape. Pendekatan tersebut akan mengacu
terhadap unsur pada Candi Borobudur dan tentunya masyarakat
sekitar. Keselarasan tersebut dicapai dengan mengutamakan
keterbukaan dengan alam dan masyarakat. Maksud dari keterbukaan
dengan alam adalah bangunan Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur
memanfaatkan potensi dari alam untuk menciptakan keharmonisan dan
keselarasan bangunan dengan lingkungan. Penekanan juga ditujukan
kepada masyarakat terutama warga Kecamatan Borobudur dan
wisatawan Candi Borobudur.
10
1.5 METODE STUDI
1.5.1 POLA PROSEDURAL
Cara kerja penalaran berupa penalaran induktif. Proses yang
ditempuh yaitu mengumpulkan data mengenai jenis pengrajin seni dan
kegiatan seni yang ada di Kecamatan Borobudur, menjabarkan desain
arsitektur Pasca Modrenisme kemudian memilih bagian desain dari
Pasca Modernisme yang sesuai., mengumpulkan data mengenai
potensi alam di Kecamatan Borobudur. Pengumpulan data mengenai
jenis pengrajin seni dan kegiatan seni bertujuan untuk mendapatkan
fleksibilitas bagi pemakainnya. Desain arsitekturan Pasc-modernisme
sebagai batasan dari desain yang digunakan. Desain tersebut lebih
ditekankan pada pertimbangan dengan potensi alam setempat. Dari
data yang bermacam – macam diperoleh kesimpulan – kesimpulan
kecil. Kesimpulan – kesimpulan tersebut saling mengikat dan memberi
batasan sehingga diperoleh kesimpulan besar.
11
1.5.2 TATA LANGKAH
Penjelasan mengenai pentingnya budaya bagibangsa.
Penjelasan mengenai kesenian dan kebudayaanyang ada di Kecamatan Borobudur.
Perlunya tempat yang dapat menampung atau mewadahidan memberikan fleksibilitas bagi para pengrajin seni
dan pementasan kesenian.
Pengadaan Pasar Kerajinan Dan Seni di KecamatanBorobudur
Desain arsitektural yangdigunakan adalah melaluipendekatan dengan desainarsitektur Pasca-Modernismeatau Post-modern.
Menyamakan elemenbangunan Pasar Kerajinandan Seni Borobudur denganCandi Borobudur yaitumenggunakan batu – batualam.
Memperhatikan potensi alamsetempat untukmemanfaatkan sumber dayaalam yang ada.
Memberikan fleksibilitasbagi jenis - jenis kegiatanseni yang ada di KecamatanBorobudur.
Penataan ruang luar.
BAB I.PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
Perencanaan danperancangan yangmemberikan memberikanfleksibilitas bagi jenis - jeniskegiatan seni melaluipendekatan desain arsitekturPasca-Modernisme yangditekankan pada aspek tataruang luar denganmengembangkan potensialam setempat.
Bagaimana wujud rancangan Pasar Kerajinan dan Seni di KecamatanBorobudur yang mampu memberikan fleksibilitas bagi jenis - jenis kegiatanseni melalui pendekatan desain arsitektur Pasca-Modernisme yangditekankan pada aspek tata ruang luar dengan mengembangkan potensi alam
RUMUSAN PERMASALAHAN
LATAR BELAKANGPERMASALAHAN
12
RUMUSANPERMASALAHAN
Pengadaan Pasar Kerajinan Dan Seni diKecamatan Borobudur
Tinjauantentang PasarKerajinan dan
Seni
TinjauantentangDaerah
KecamatanBorobudur,KecamatanBorobudur.
Teori tentangruang yang
memberikanfleksibilitas.
Teori mengenaidesain arsitektur
Pasca-modernisme.
Batasan tentang Ruang Luar : Elemen pembatas ruang Elemen pengisis ruang
Elemen pelengkap ruang
Teorimengenai
potensi alamsetempat.
Pengolahan desainarsitektural Pasca-modernisme dan
perlengkapanruang luar yang
memberikanfleksibilitas.
Pengolahan desainarsitektural Pasca-modernisme yang
memberikanfleksibilitas.
Pengolahan desainarsitektural Pasca-modernisme dan
perlengkapanruang luar yang
memberikanfleksibilitas
denganmengembangkan
potensi alamsetempat.
BAB IV. TINJAUANPUSTAKA DANLANDASAN TEORITIKAL
BAB III.TINJAUANWILAYAH
BAB II.TINJAUANPROYEK
ANALISISPROGRAMATIK Analisis
Perencanaan Analisis
Perancangan
ANALISIS PENEKANAN STUDI
KONSEP PERENCANAANPASAR KERAJINAN DAN
SENI DI BOROBUDUR
Konsep Programatik
Konsep Penekanan Desain
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Tabel 1.1 Tata langkah.
13
1.6 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1.6.1 BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai; latar belakang proyek, rumusan
permasalahan yang diangkat, tujuan dan sasaran, lingkup studi,
kemudian metode studi yang digunakan dalam menarik kesimpulan.
1.6.2 BABII. TINJAUAN HAKIKAT OBYEK STUDI
Menjelaskan mengenai; pengertian secara harfiah maupun
pengertian baku ataupun pengertian operasional tentang obyek studi,
fungsi objek studi dan pengelompokan ke dalam klasifikasi tipologi
Interaksi yang terjadi adalah proses tawar menawar dan jual beli.
“Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau
kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui
keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat
biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan
hiasan atau benda seni maupun barang pakai”( http://id.wikipedia.org/
: 9/11/2009 1:33 AM). ”Seni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa
ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia.
Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-
masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah
proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk
penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa
yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan
dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian,
banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan
juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap
gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk”(http://id.wikipedia.org/
: 9/11/2009 1:44 AM). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pasar
48
Kerajinan dan Seni[1] adalah tempat berkarya, pementasan, tempat
pameran, dan tempat berjualan benda-benda dan kegiatan kesenian.
4.1.2 MACAM-MACAM KESENIAN DI KECAMATAN BOROBUDUR
A. Jathilan
Jathilan[2] merupakan kesenian yang menyatukan antara
unsur gerakan tari dengan magis. Kesenian yang juga sering
disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di desa-desa
di Jawa.
Pagelaran ini dimulai dengan tari-tarian. Kemudian para
penari bak kerasukan roh halus sehingga hampir tidak sadar
dengan apa yang mereka lakukan. Di saat para penari bergerak
mengikuti irama musik dari jenis alat musik jenis alat gamelan
seperti saron, kendang, dan gong ini, terdapat pemain lain yang
mengawasi dengan memegang pecut atau cemeti.
Pemain yang bertugas mengawasi itu adalah yang
terpenting dalam jathilan ini. Dia adalah dukunnya dan dia
“mengendalikan” roh halus yang merasuki para penari. Para penari
yang umumnya menggunakan kuda kepang – bambu yang dianyam
menyerupai kuda.
Para penari ini juga melakukan atraksi-atraksi berbahaya yang tak
dapat dinalar oleh akal sehat. Diantaranya adalah mereka dapat
dengan mudah memakan benda-benda tajam sperti silet, pecahan
kaca, atau bahkan lampu tanpa terluka atau merasakan sakit.
Ketika mereka di lecuti dengan cambuk atau cemeti pun, tubuh
mereka tidak terluka[3].
1 http://id.wikipedia.org/2009/22/09/pasarseni/2 Jathilan adalah tradisional jawa yang pemainnya menggunakan jaran kepang dan diiringi denganalat musik gamelan seperti gendhang, saron, dan gong.3 http://ianah123.wordpress.com/2008/02/12/jathilan/
49
Pagelaran ini seperti pagelaran seni yang lainnya yang
umumnya mempunyai suatu alur cerita. Jadi biasanya jathilan ini
membawakan sebuah cerita yang disampaikan dalam bentuk tarian.
Saat ini tidak banyak orang yang melihat pertunjukan seni ini tahu
alur cerita dari Jathilan. Yang mereka lihat dan lebih mereka
senangi adalah bagian dimana para pemain jathilan ini seperti
kerasukan. Jadi masyarakat melihat Jathilan sebagai sebuah
pertunjukan tempat pemain kerasukan. Bukan sebagai pertunjukan
yang ingin bercerita tentang suatu kisah.
B. Wayang
Wayang[4] dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar
1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk
kepercayaan (animisme) berupa pemujaan roh nenek moyang yang
disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk (arca)
atau gambar.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang
terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang
telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003,
sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
4http://wikipedia.com/2008/02/12wayang/
Gambar 4.1 Latihan jathilan oleh anak-anak.
50
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan
memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada
pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan
oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya
berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan
dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan
Ramayana.
Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat
mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kali Jaga dan Raden
Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di
Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian.
Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau
Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa
Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana
yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit)
harus dicari (Wayang Golek)".
Gambar 4.2 Lima bersaudara Pandawa
dalam wayang kulit Jawa.
51
C. Kobro Siswo
Tidak berbeda jauh dengan jathilan, karena tipe
permainannya sama namun pemain didandani lebih “nyentrik”.
Menari sambil diiringi oleh alunan musik.
D. Topeng Purbo
Topeng Purbo dalam istilah lain adalah Ndayakan. Pemain
memakai topeng dari kayu dengan hiasan yang bermacam-macam.
Mereka menari berdasarkan alunan musik yang dimainkan.
Kesenian ini tidak jauh dari hal gaib karena pemain yang
memainkan tidak sadarkan diri, dengan istilah lain “kesurupan”.
E. Teater
Teater[5] (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa
Perancis théâtre berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa
Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton") adalah cabang dari
seni pertunjukan yang berkaitan dengan akting/seni peran di depan
penonton dengan menggunakan gabungan dari ucapan, gestur
(gerak tubuh), mimik, boneka, musik, tari dan lain-lain. Bernard
Beckerman, kepala departemen drama di Univesitas Hofstra, New
York, dalam bukunya, Dynamics of Drama, mendefinisikan teater
sebagai " yang terjadi ketika seorang manusia atau lebih, terisolasi
dalam suatu waktu/atau ruang, menghadirkan diri mereka pada
orang lain." Teater bisa juga berbentuk: opera, ballet, mime,
kabuki, pertunjukan boneka, tari India klasik, Kunqu, mummers
play, improvisasi performance serta pantomim.
5http://wikipedia.com/2008/02/12teater/
52
F. Parade Band
Merupakan kesenian modern dengan alat musik;
gitar,drum, keyboard, dan bass. Alat musik tersebut dimainkan
secara bersamaan dengan alunan yang sama sehingga membentuk
ritme nada yang bagus.
4.1.3 MACAM-MACAM KERAJINAN DI KECAMATAN BOROBUDUR
A. Kerajinan Kayu
Kerajinan kayu merupakan kerajinan yang dibuat dari
bahan dasar atau bahan baku kayu. Kayu tersebut diukir atau
dibentuk sehingga memiliki nilai seni. Untuk penghalusannya
dengan cara di amplas kemudian dicat dan diplitur. Semakin rumit
motif yang ingin dibuat maka semakin sulit dalam pengerjaan dan
tentunya waktu pengerjaan lebih lama.
B. Gerabah
Gerabah[6] merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat
atau lempung yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian
dijadikan alat- alat yang berguna membantu kehidupan. Gerabah
sendiri telah diperkirakan ada sejak zaman Manusia Purba, sebab
pada beberapa penemuan dia daerah situs bersejarah atau situs-
situs arkeologi, telah ditemukan gerabah – gerabah kuno yang
berfungsi sebagai perkakas atau alat bantu rumah tangga. Macam –
macam Gerabah :
1. Kendi
2. Celengan
3. Tempayan
4. Gerabah hiasan.
6 http://id.wikipedia.org/wiki/Gerabah
53
Proses pembuatan Gerabah :
1. Pengambilan tanah liat. Tanah liat diambil dengan cara
menggali secara langsung ke dalam tanah yang mengandung
banyak tanah liat yang baik. Tanah liat yang baik berwarna
merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali
kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses
selanjutnya.
2. Persiapan tanah liat. Tanah liat yang telah terkumpul disiram
air hingga basah merata kemudian didiamkan selama satu
hingga dua hari. Setelah itu, kemudian tanah liat digiling agar
lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan yaitu secara
manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dnegan
cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus.
Sedangkan secar mekanis dengan menggunakan mesin giling.
Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses
giling manual.
3. Proses pembentukan. Setalah melewati proses penggilingan,
maka tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka
bentuk dan disain depat dihasilkan dari tanah liat. Seberapa
banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan
tergantung pada seberapa besar gerabah yang akan dihasilkan,
bentuk dan disainnya. Perajin gerabah akan menggunakan
kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan kedua kaki
untuk memutar alat pemutar (perbot). Kesamaan gerak dan
konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-
alat yang digunakan yaitu alat pemutar (perbot), alat pemukul,
batu bulat, kain kecil. Air juga sangat diperlukan untuk
membentuk gerabah dengan baik.
4. Penjemuran. Setalah bentuk akhir telah terbentuk, maka
diteruskan dengan penjemuran. Sebelum dijemur di bawah
terik matahari, gerabah yang sudah agak mengeras dihaluskan
54
dengan air dan kain kecil lalu dibatik dengan batu api. Setalah
itu baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu
penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari.
5. Pembakaran. Setalah gerabah menjadi keras dan benar-benar
kering, kemudian banyak gerabah dikumpulkan dalam suatu
tempat atau tungku pembakaran. Gerabah-gerabah tersebut
kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar
keras. Proses ini dilakukan agar gerabah benar-benar keras dan
tidak mudah pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses
pembakaran adalah jerami kering, daun kelapa kering ataupun
kayu bakar.
6. Penyempurnaan. Dalam proses penyempurnaan, gerabah jadi
dapat dicat dengan cat khusus atau diglasir sehingga terlihat
indah dan menarik sehingga bernilai jual tinggi.
C. Kerajinan Batu
Kerajinan batu terdiri dari 2 jenis batu yaitu; batu alam dan
batu kapur. Batu alam berwarna hitam sedangkan batu kapur
berwarna putih. Proses pengerjaan dengan cara di tatah untuk
membentuk suatu lekukan. Pengerjaan batu kapur dan batu alam
sama. Ukuran batu bisa dari yang kecil maupun yang besar,
tergantung dari bahan mentah yang ada.
D. Ukir Bambu
Merupakan kerajinan dari bahan baku bambu. Bambu
tersebut diukir sehingga menghasilkan ukiran yang menempel pada
bambu. Setelah diukir, bambu tersebut dihaluskan dengan cara
diplitur dan dipernis.
55
E. Anyaman Pandan
Merupakan anyaman yang terbuat dari bahan baku daun
pandan yang dikeringkan. Produk yang dihasilkan berupa; tas dan
hiasan lainnya.
4.2 TINJAUAN KHUSUS
4.2.1 ARSITEKTUR PASCA-MODERNISME
Pasca-Modernisme atau sering dikenal Post modern menunjuk
pada suatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah
langgam. Arsitektur Post modern adalah arsitektur yang
menyatupadukan Art dan Science, Craft dan Technology, Internasional
dan Lokal.Untuk mendefinisikan Postmodernisme dapat dilakukan dari
3 titik pandang, yaitu :
Sebagai salah satu bagian dalam periode sejarah yang mempunyai
hubungan khusus dengan modernisme ,dimana seringkali
dinyatakan sebagai pemberontakan terhadap modernisme.
Sebagai suatu percampuran atau penggabungan paradigma –
paradigma yang signifikan dalam penyusunan kerangka teoritis ,
yang dapat menjadi pedoman dalam pertimbangan untuk mencari
penyelesaian dari suatu persoalan dan obyek budaya.
Sebagai kelompok tema.
Sebenarnya jiwa dari arsitektur post modern ini sendiri adalah
peminjaman akan hasil karya orang lain dimasa lalu dengan tujuan
menggunakannya untuk sebuah penampilan yang lebih baik dan
dalam sisi pandang yang berbeda.
Karakteristik arsitektur Post-Modern menurut Heinrich Klotz :
Regionalisme
Representasi fiksional
Bangunan sebagai work of the art of building
56
Keanekaan makna
Puisi telah menggantikan utopia teknologi
Menggunakan memori atau kenangan,sejarah
Melihat bangunan secara relatif
Tidak mendasarkan pada suatu langgam dominan
Estetika yang tidak terpisah dari kehidupan fisik
Prinsip arsitektur Post-modern :
Pluraristik – beragam
Komunikatif – sebagai alat komunikasi
Tempat dan sejarah –berakar pada tempat dan sejarah
4.2.2 PENATAAN RUANG LUAR
A. Pengertian Ruang dan Ruang Luar
1. Pengertian Ruang
Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan
manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
baik secara psikologis emosional (persepsi), maupun
dimensional.
Imanuel Kant berpendapat bahwa Ruang bukanlah
sesuatu yang obyektif atau nyata, tetapi merupakan sesuatu
yang subyektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia.
Sedangkan Plato berpendapat bahwa Ruang adalah suatu
kerangka atau wadah dimana obyek dan kejadian tertentu
berada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ruang
adalah suatu wadah yang tidak nyata akan tetapi dapat
dirasakan oleh manusia. Perasaan persepsi masing-masing
individu melaiui penglihatan, penciuman, pendengaran dan
57
penafsirannya.
2. Pengertian Ruang Luar
Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada
bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat
dikatakan tidak terbatas.
Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai
arti dan maksud tertentu dan sebagain bagian dari alam.
Arsitektur tanpa Atap, tetapi dibatasi oleh dua bidang :
lantai dan dinding atau ruang yang terjadi dengan
menggunakan dua elemen pembatas. Hal ini menyebabkan
bahwa lantai dan dinding menjadi elemen penting di dalam
merencanakan ruang luar.
B. Elemen Ruang Luar
1. Skala
Skala dalam Arsitektur adalah Suatu kualitas yang
menghubungkan bangunan atau ruang dengan kemampuan
manusia dalam memahami bangunan atau ruang tersebut. Ada
2 macam skala, yaitu :
Skala Manusia
Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang dengan
dimensi tubuh manusia.
Skala Generik
Perbandingan ukuran elemen bangunan atau ruang terhadap
elemen lain yang berhubungan dengannya atau di
sekitarnya.
Pada ruang-ruang yang masih terjangkau oleh manusia
skala ini dapat langsung dikaitkan dengan ukuran manusia,
tetapi pada ruang-ruang yang melebihi jangkauan manusia
penentuan skala harus didasarkan pengamatan visual dengan
58
membandingkannya dengan elemen-elemen yang berhubungan
dengan manusia.
Bagi arsitek yang penting adalah mencari dan
bermacam-macam skala untuk dipakai sebagai standard dalam
menciptakan ruang baik ruang dalam maupun ruang luar. Skala
ruang luar biasanya sukar dipastikan dan tidak begitu jelas,
oleh karena itu diperlukan perasaan yang tajam untuk
merancang ruang luar dengan memilih skala yang tepat.
2. Tekstur
Hubungan antara jarak dan tekstur adalah ha1 yang
penting dalam merancang ruang luar. Bagaimana tampak suatu
material dan bangunan bila dilihat dari jarak tertentu, adalah
merupakan pengetahuan penting bagi arsitek, sehingga ia dapat
memilih material mana yang paling cocok untuk memperbaiki
kualitas ruang luar.
Tekstur merupakan titik-titik kasar yang tidak teratur
pada suatu permukaan. Titik-titik ini berbeda dalam ukuran,
warna, bentuk atau sifat dan karakternya, seperti misalnya
ukuran besar kecil, warna terang gelap, bentuk bulat, persegi
atau tak beraturan sama sekali dan lain-lain. Tekstur menurut
bentuknya dapat dibedakan menjadi :
Tekstur Halus
Permukanya dibedakan oleh elemen-elemen yang halus
atau oleh warna.
Tekstur Kasar
Permukaannya terdiri dari elemen-elemen yangberbeda
baik corak, bentuk maupun warna.
Tekstur pada suatu ruang luar sangat erat hubungannya
dengan jarak pandang atau jarak penglihatan. Pada suatu jarak
tertentu, tekstur dari bahan itu sendiri tidak akan berperan lagi,
sehingga bahan tersebut akan kelihatan polos. Oleh karena itu
59
untuk suatu bidang yang luas pada ruang luar, tekstur dapat
dibedakan atas :
Tekstur Primer, yaitu tekstur yang terdapat pada bahan,
yang hanya dapat dilihat dari jarak dekat.
Tekstur Sekunder, yaitu tekstur yang dibuat dalam skala
tertentu untuk membetikan kesan visual yang proporsional
dari jarak jauh.
3. Bentuk
Pada Tata Ruang Luar, pengolahan bentuk-bentuknya
dapat mempengaruhi kesan pada ruang. Bentuk dasar dari suatu
obyek dapat bersifat statis atau bergerak, beraturan atau tidak
beraturan, formal atau informal, geometris , masif, berat dan
kuat transparan.
Penampilannya bentuk dapat dibedakan menjadi 3 :
Bentuk yang teratur, sepeti bentuk geometris : kotak,
kubus, kerucut,. piramid dan sebagainya.
Bentuk yang lengkung, umumnya bentuk-bentuk alam.
Bentuk yang tidak teratur.
Pada bentuk-bentuk tersebut didapat sifat atau karakter yang
memberikan kesan dan kualitas sebagai berikut :
Bentuk Persegi dan kubus, dapat digambarkan sebagai
suatu bentuk yang sederhana, statis stabil dan bersifat kuat
karena profil sudutnya. Bentuk ini baik tiga dimensi
maupun dua dimensi memberikan kesan statis, stabil,
formal, mengarah ke monoton dan masif (solid).
Bentuk Segi tiga dan piramida, Bentuk ini bersifat stabil
bila ditempatkan pada dasarnya, sedangkan bila dibalik
maka sifatnya menjadi labil. Kedua bentuk ini bersifat kuat
karena profil sudutnya. Bentuk ini memberikan kesan :
aktif, energik tajam serta mengarah.
60
Bentuk Lingkaran dan Bola, Bentuk ini dapat bersifat statis
ataupun bergerak. Bila bentuk ini berdekatan dengan
bentuk-bentuk menyudut, maka sifatnya akan terlihat licin
dan condong bergerak melingkar, tetapi bila dilihat
tersendiri dari segala arah, bentuk ini akan bersifat
memusat dan stabil.
Suatu komposisi dapat merupakan gabungan dari ketiga
bentuk tersebut di atas. Perubahan bentuk yang
berkesinambungan juga dapat timbul akibat dari kondisi
topografi, cuaca, problem sosial, komunikasi modern, dan juga
tergantung pada bentuk-bentuk lama.
Bentuk dapat memberikan kesan statis, stabil, formal,
agung, tuntas, labil, aktif dan sebagainya. Bentuk di dalam
perancangan mempunyai makna, arti, atau kesan tersendiri.
Disinilah seorang perancang/arsitek harus berhati-hati dalam
merencanakan unsur-unsur bentuk dalam suatu rancangan agar
obyek sesuai dengan fungsinya, efektif, serasi dan estetis.
4. Warna
Warna dalam kaitannya dengan suatu disain adalah
sebagai salah satu elemen yang dapat mengekspresikan suatu
obyek disamping bahan, bentuk, tekstur dan garis. Warna dapat
menimbulkan kesan yang diinginkan oleh si pencipta dan
mempunyai efek psikologis. Sebagai contoh misalnya apakah
suatu kesan ruang yang luas atau sempit, sejuk atau hangatnya
suatu ruang, berarti ringannya suatu benda dan sebagainya.
Didalam Arsitektur Lansekap yang ruang lingkupnya
mengatur ruang dan massa di alam terbuka, warna memegang
peranan penting. Karena dalam pengaturan ruang itu
menggunakan unsur yang alami (tanaman, batu- batuan dan
lain-lain) dan buatan manusia serta detail-detailnya, maka
dalam pemilihan dan mengkomposisikan warna dari massa-
61
massa itu harus tepat yang berdasarkan teori serta prinsip-
prinsip warna agar tercapai hasil karya yang mempunyai kesan
menyatu dengan alam tetapu bervariasi.
Berikut ini diperlihatkan sebuah contoh matriks warna
dalam hubungannya dengan ekspresi yang ditimbulkan.
tidak secara keseluruhan agar fungsi yang terpenuhi tidak
terganggu. Pemasangan sebagai wujud dari estetika Candi
Borobudur.
Penerapan warna hangat untuk area dimana manusia tidak
diburu waktu karena bersuasana hangat dan menyenangkan.
Ukuran ruang tampak lebih kecil sehingga benda-benda
terasa lebih panjang dan berat. Warna dingin untuk area
dimana dilakukan pekerjaan rutin. Ukuran ruang tampak
lebih luas dan benda-benda terlihat lebih pendek dan kecil.
Gambar 5.28 Penggambaran frame bangunan
122
Pemilihan tekstur bervariasi sesuai dengan fungsi dan
kegiatan yang ada. Pengelompokan tekstur tersebut antara
lain :
Tekstur lantai
Tekstur lantai dipengaruhi oleh sirkulasi yang
ada. Perbedaan fungsi yang ditampung akan
membedakan tekstur lantai yang ada.
Tekstur dinding
Sama halnya dengan lantai, pada tekstur dinding
dilakukan untuk menekanan fungsi yang ditampung.
Penunjukan sebuah fungsi lewat corak atau tekstur yang
ditampilkan. Dapat pula menjadi elemen variasi pada
dinding.
3. Ukuran/Skala/Proporsi
Ruang pementasan indoor dan pameran merupakan
bangunan inti di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur. Kegiatan
yang ditampung cukup besar dan pengguna pada ruangan
tersebut sangat banyak. Oleh karena itu ruang tersebut memiliki
ukuran yang besar. Suatu inti berada ditengah dengan ukuran
yang besar dan dikelilingi oleh bangunan lainnya memiliki
kesamaan penataan dengan Candi Borobudur.
C. Analisis Perancangan Penekanan Tata Ruang Luar
1. Perancangan ruang luar
Penerapan dalam ruang-ruang di Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur adalah sebagai berikut :
o Ruang untuk bergerak :
Jalan pada pintu masuk Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur.
Jalur pejalan kaki pada parkiran kendaraan.
Jalur menuju bangunan pusat kerajinan seni dan
123
cafetaria, ruang pementasan outdoor, dan jalur
disekitar pusat pameran dan pementasan kesenian
indoor.
Ruang pementasan kesenian outdoor.
o Ruang untuk Tinggal :
Kolam air mancur, atau fasilitas umum lainnya,
seperti lavatori (KM/WC) umum, dan aktivitas
sejenis lainnya.
Pada area pusat kerajinan seni disediakan area
rekreasi dengan penambahan elemen untuk duduk-
duduk, istirahat, menikmati pemandangan,
membaca buku, menunggu kawan, bercakap-cakap
dan beramah tamah. Dilengkapi dengan elemen
peneduh seperti pohon peneduh.
Ruang makan outdoor pada cafetaria dapat
digunakan untuk diskusi, pertemuan, dan lain-lain.
Perancangan ukuran dan tekstur ruang sesuai dengan fungsi
yang diinginkan.
Ukuran untuk ruang luar ditetapkan berdasarkan
jumlah pengunjung atau pelaku yang ada di Pasar Kerajian
dan Seni Borobudur. Tekstur yang ada dibuat sedetail
mungkin atau variatif agar pelaku tidak mudah bosan.
Tentunya sesuai dengan aktivitas dan perilaku yang ada.
2. Meng-enclosure ruang luar
Pembatasan antar ruang luar dapat dilakukan dengan;
pemberian tanaman pembatas yang menandakan batas
perbedaan fungsi dari ruang luar, pemberian kolam sebagai
batas yang memang tidak bisa untuk dilalui, perbedaan level
ketinggian lantai dan pemberian material yang berbeda.
124
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1 KONSEP PERENCANAAN PROGRAMATIK
6.1.1 PERSYARATAN-PERSYARATAN PERENCANAAN
A. Persyaratan-persyaratan Perencanaan atas Dasar Sistem
Lingkungan
1. Pengaruh Kultural Wilayah
Kecamatan Borobudur merupakan kawasan budaya dengan
pusatnya adalah Candi Borobudur. Hal tersebut mendukung
terhadap terbangunnya Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur di Kecamatan Borobudur.
Candi Borobudur adalah pusat dari kebudayaan dan
pariwisata di Kecamatan Borobudur. Oleh karena itu
pendekatan arsitektur yang dipakai adalah arsitektur yang
menggunakan atau mengenang sejarah dalam
penerapannya. Pendekatan yang dipakai adalah arsitektur
Pasca-modernisme dengan menampilkan kembali wujud
bangunan rumah panggung dan atap panjang yang tidak
lain adalah bentuk rumah dari masyarakat sekitar Candi
Borobudur pada masa lampau.
2. Pengaruh Fisikal Wilayah
Kecamatan Borobudur merupakan kecamatan yang masih
hijau sehingga kondisi alam masih sangat baik. Oleh karena
itu Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur memanfaatkan
potensi alam setempat tersebut dalam penekanan desainnya.
Ketinggian bangunan tidak boleh lebih tinggi dari Candi
Borobudur sesuai dengan ketetapan dari badan UNESCO.
125
B. Persyaratan-persyaratan Perencanaan atas Dasar Sistem
Manusia
1. Sasaran-sasaran Pemakai
Sasaran dari pemakai adalah pengunjung dari masyarakat
sekitar dan wisatawan Candi Borobudur baik wisatawan
domestik maupun wisatawan mancanegara.
Jumlah pengunjung yang ada berpengaruh terhadap
besaran-besaran ruang dari Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur.
2. Peryaratan-persyaratan Pemakai
Kebutuhan Organik
Konsumsi
Di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur terdapat
Cafetaria. Pengunjung dapat menuju ke Cafetaria
apabila dalam kondisi lapar dan haus.
Pernapasan
Kondisi alam sekitar sangat mendukung terhadap
pengudaraan alami pada Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur.
Pembuangan
Drainase air diarahkan menuju sungai yang berada
disebelah timur dari tapak. Jarak sungai dengan tapak
bersebelahan sehingga mudah dalam proses drainase.
Terdapat TPA sebagai tempat pembuangan sampah
yang berdekatan dengan ruang service. Sampah
kemudian diangkut menggunakan truk sampah keluar
dari Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur.
Aktivitas
Kegiatan yang dilakukan adalah; melihat hasil karya
seni (bisa terjadi proses jual beli) dan mencoba
membuat kerajinan seni yang dilakukan di pusat
126
kerajinan seni., melihat pertunjukan seni dan pameran
kerajinan seni.
Peristirahatan
Terdapat banyak ruang-ruang rekreasi yang diolah pada
penataan ruang luar dengan elemen pendukung seperti;
peneduh dan elemen untuk duduk-duduk.
Kebutuhan Sensorik
Pendengaran
Sumber kebisingan berasal dari jalan raya namun jarak
dengan gedung di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur
sudah cukup jauh karena dibatasi oleh tempat parkir
sehingga kebisingan dapat dikurangi.
Penglihatan
Setiap sudut dari Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur
memiliki keuunggulan view masing-masing. Potensi
view dari luar tapak dimanfaatkan dan ditampilkan
menjadi lukisan alam yang tanpa batas.
Perabaan dan sensori kulit
Diterapkan pada elemen lantai dan elemen dinding.
Lantai dengan fungsi dan sirkulasi yang berbeda
memiliki elemen yang berbeda pula. Elemen dinding
menyesuaikan dengan pendekatan arsitektur yang
dipilih dan menonjolkan fungsi dari ruang tertentu.
Keseimbangan
Semua unsur di atas tidak berjalan sendiri-sendiri
apalagi mematikan satu sama lain. Namun berjalan
bersamaan dan saling melengkapi sehingga unsur yang
diberikan menjadi lengkap.
Kebutuhan Sosial
Privasi
127
Setiap ruang memiliki kendali masing-masing akan
fungsi yang diwadahi. Sehingga terdapat batasan-
batasan penggunaan ruang.
Kontak antar-personal
Pada penataan tata ruang luar terdapat ruang-ruang
rekreasi yang dapat digunakan pengunjung untuk saling
berinteraksi.
Kebutuhan Spasial
Kebutuhan spasial menyangkut dengan program ruang
sebagai berikut :
RUANGKAPA-
SITASJENIS
BESAR-
AN
PERLENG-
KAPAN
Ruang Resepsionis 2 org Publik ±9 m2 Meja, kursi,
telepon,
pengeras
suara.
Ruang Pengelola
Ruang Kep. Pengelola
Ruang Sekretaris
Ruang Bendahara
Ruang Rapat
3 org
3org
3 org
15org
Semi-
Semi-
Semi-
Semi-
± 16 m2
± 16 m2
± 16 m2
± 100m2
Meja, kursi,
telepon,
komputer,
rak buku
(arsip).
Ruang Keamanan
Kantor Keamanan
Pos Satpam
2org
1org
Publik
Publik
± 12 m2
± 4 m2
Meja, kursi,
telepon, HT,
rak buku.
Kerajinan Kayu
Ruang Penjualan
Ruang Produksi
Gudang
20org
20org
-
Publik
Publik
± 150m2
± 200m2
± 150m2
Meja dan
kursi kasir,
bahan
mentah, alat
kerja.
Kerajinan Bambu
Ruang Penjualan
Ruang Produksi
Gudang
20org
20org
-
Publik
Publik
± 200m2
± 200m2
± 100m2
Meja dan
kursi kasir,
bahan
mentah, alat
kerja.
128
Kerajinan Gerabah
Ruang Penjualan
Ruang Produksi
Tempat pembakaran
Gudang
20org
20org
-
-
Publik
Publik
Publik
± 150m2
± 150m2
± 9 m2
± 50 m2
Meja dan
kursi kasir,
bahan
mentah, alat
kerja.
Kerajinan Batu
Ruang Penjualan
Ruang Produksi
Gudang
20org
20org
-
Publik
Publik
± 200m2
± 200m2
± 100m2
Meja dan
kursi kasir,
bahan
mentah, alat
kerja.
Anyaman Pandan
Ruang Penjualan
Ruang Produksi
Gudang
20org
20org
-
Publik
Publik
± 150m2
± 150m2
± 100m2
Meja dan
kursi kasir,
bahan
mentah, alat
kerja.
Galeri Seni Lukis
Ruang Penjualan
Ruang Produksi
Gudang
20org
20org
-
Publik
Publik
± 200m2
± 150m2
± 50 m2
Meja dan
kursi kasir,
bahan
mentah, alat
kerja.
Ruang Pentas Kesenian
Indoor
Outdoor
500org
800org
Publik
Publik
± 750m2
± 1000m2
Sound
system,
alat
kesenian.
Ruang Kesenian 4org Publik ± 16 m2 Meja, kursi,
komputer
Ruang Pameran 500org Publik ± 800m2
Gudang pameran dan
kesenian
- Privat ± 50 m2 Alat-alat
panggung
Cafetaria
Ruang makan
Kasir
Ruang Staff
Dapur
60org
1org
6org
3org
Publik
Publik
Semi-
Semi-
± 250m2
± 2 m2
± 20 m2
± 20 m2
Meja, kursi,
alat-alat
dapur,
komputer.
Ruang Service
Ruang Staff Srevice 3org Semi- ± 12 m2
Meja, kursi,
rak arsip.
129
Gudang Service - Privat ± 6 m2
Ruang Utilitas
Ruang Staff Utilitas
Gudang Utilitas
2org Semi-
Privat
± 12 m2
± 6 m2
Meja, kursi,
rak arsip.
KM / WC
Pria
Wanita
Total + sirkulasi
10 org
10 org
20 org
Privat
Privat
Privat
@ ± 3 m2
@ ± 3m2
± 100 m2
Kloset, bak
mandi,
gayung.
Kebutuhan Lokasional
Hubungan antar-Ruang
Pos Satpam memiliki kedekatan dengan tempat
parkir.
Ruang kepala pengelola, ruang sekretaris, dan ruang
bendahara berada dalam satu lingkup Kantor
Pengelola.
Ruang Resepsionis memiliki kedekatan dengan
Kantor Pengelola.
Ruang Kerajinan; Kayu, Bambu, Gerabah, Batu,
Anyaman Pandan, dan Seni Lukis berada dalam satu
lingkungan yaitu pusat kerajinan seni
Ruang kesenian memiliki kedekatan dengan ruang
pementasan indoor dan outdoor.
Pusat kerajinan seni memiliki kedekatan dengan
ruang pameran karya seni.
Semua ruang yang ada diawasi dan dijaga oleh
kantor keamanan.
Organisasi Ruang
Kantor pengelola menjadi koordinator atau
membawahi dari; ruang resepsionis, ruang service,
Tabel 6.1 Program ruang.
130
ruang utilitas, ruang keamanan, ruang kesenian,
pusat kerajinan seni, dan ruang cafetaria.
Ruang utilitas membawahi KM /WC.
Ruang kesenian membawahi ruang pementasan
indoor dan outdoor.
Pusat kerajinan seni membawahi ruang pameran
karya seni.
6.1.2 KONSEP LOKASI DAN TAPAK
A. Persyaratan-persyaratan Tapak
1. Sempadan bangunan dengan tepi tapak minimal 3 m.
2. Sempadan dengan jalan raya minimal 5 m.
3. Sempadan dengan sungai 15 – 20 m.
4. View dari jalan raya ke bangunan Pasar Seni dan Kerajinan
Borobudur tidak terhalang.
B. Paparan Kondisi Tapak
1. Terletak di tepi jalan raya sehingga dalam akses keluar masuk
mudah.
2. Bentuk tapak tidak teratur, menyesuaikan dengan lahan yang
tersedia.
3. Kondisi tanah dari sebagian tapak bagian timur miring karena
berbatasan dengan sungai.
4. Vegetasi yang ada berupa; padi, tembakau, pohon (kelapa,
pepaya, pisang, dan jenis pohon perkebunan lainnya).
5. View utama dari tapak adalah pegunungan Menoreh dan Candi
Borobudur.
6. Kebisingan bersumber pada jalan raya ditepi tapak.
7. Pemasangan utilitas listrik mudah karena dekat denga tiang
listrik.
131
8. Pemasangan sistem drainase mudah karena dekat dengan
sungai.
9. Angin berasal dari tenggara dan tidak terhalang apapun.
10. Sinar matahari tidak terhalang apapun pada tapak.
C. Luasan Tapak
Memiliki luas ± 70.843,125 m2
6.1.3 KONSEP PERENCANAAN TAPAK
A. Publik
Zona publik berkaitan situasi paling baik ( menjadi
penunjang kegiatan utama ). Zona publik berada di tepi site bagian;
utara, tenggara, selatan, dan barat. Terletak pada bagian tepi karena
potensi alam setempat yang mendukung akan berlangsungnya
kegiatan publik pada daerah tersebut.
B. Semipublik
Berkaitan dengan keadaan atau situasi yang tidak baik betul
maupun tidak buruk juga. Memiliki tujuan sebagai penunjang dari
kegiatan utama.
213 m
75 m
54 m
100 m
275,5 m77 m
175 m
87 m
114,5 m
Gambar 6.1 Ukuran tapak.
132
C. Privat
Zona privat berkaitan dengan jangkauan pengamatan
terhadap; zona publik dan semi publik, strategis untuk pencapaian
kesemua zona, dan keamanan dalam hal pemantauan zona publik
dan semipublik.
6.2 KONSEP PERANCANGAN
6.2.1 KONSEP PERANCANGAN PROGRAMATIK
A. Konsep Fungsional
1. Konsep Hubungan Ruang
Pos Satpam – Parkir
Pos Satpam mengontrol fungsi dari tempat parkir dan
menjaga keamanan kendaraan pengunjung Pasar Seni dan
Kerajinan Borobudur. Sifat dari hubungan ruang tersebut
adalah publik. Peletakkan Pos Satpam terletak pada jalur
masuk kendaraan untuk memudahkan pemantauan
kendaraan keluar masuk.
Ruang Kepala Pengelola – Ruang Sekretaris – Ruang
Bendahara – Ruang Rapat
Ruang-ruang tersebut berfungsi mengelola Pasar Kerajinan
dan Seni Borobudur. Terjadi interaksi berdasarkan fungsi
dari masing-masing ruang. Sifat dari hubungan tersebut
adalah semipublik. Peletakan ruang yang ada saling
berdekatan untuk memudahkan interaksi.
Ruang Resepsionis – Kantor Pengelola
Ruang Resepsionis sebagai ruang penghubung atau
perantara Kantor Pengelola dengan ruang lainnya. Sifat dari
hubungan tersebut adalah semipublik. Peletakan Ruang
Resepsionis diantara Kantor Pengelola dengan ruang luar.
133
Ruang Kerajinan Kayu – Ruang Kerajinan Bambu – Ruang
Kerajinan Gerabah – Ruang Kerajinan Batu – Ruang
Kerajinan Anyaman Pandan – Ruang Kerajinan Seni Lukis
Dalam skala besar, ruang-ruang tersebut memiliki fungsi
yang sama yaitu sebagai tempat kerajinan. Namun terdapat
perbedaan dari produk seni yang dihasilkan. Sifat dari
hubungan ruang tersebut adalah publik. Karena memiliki
keterbukaan terhadap pengunjung.
Ruang Kesenian – Ruang Pementasa Indoor dan Outdoor
Fungsi dari Ruang Kesenian sebagai komunikator antara
ruang pementasan indoor dan outdoor dengan mengunjung.
Memberikan keterangan mengenai kesenian yang ada dan
jadwal pementasan. Sifat dari hubungan ruang tersebut
adalah publik. Peletakan ruang kesenian dekat dengan
ruang pementasan indoor dan outdoor.
Pusat Kerajinan Seni – Ruang Pameran Karya Seni
Ruang Pameran Karya Seni sebagai tempat pameran atau
event dari kerajinan dari Pusat Kerajinan Seni. Sifat dari
hubungan ruang tersebut adalah publik. Peletakan Ruang
Pameran Karya Seni dekat dengan Pusat Kerajinan Seni.
Kantor Keamanan – Semua Ruang
Kantor Keamanan berfungsi untuk mengawasi semua
kegiatan yang ada termasuk dengan ruang yang
menampung di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur. Sifat
dari hubungan ruang tersebut adalah publik. Peletakan
Kantor Keamanan strategis dengan ruang-ruang yang ada di
Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur.
Ruang Utilitas – Semua Ruang
Ruang Utilitas berfungsi mengatur sistem utilitas dari Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur. Sifat dari hubungan ruang
134
tersebut adalah semipublik. Peletakan Ruang Utilitas
strategis dengan utilitas listrik dan drainase.
Ruang Cafetaria – Semua Ruang
Ruang Cafetaria sebagai tempat untuk makan bagi pelaku-
pelaku kegiatan (pengelola dan pengunjung) di Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur. Sifat dari hubungan ruang
tersebut adalah publik. Peletakan Ruang Cafetaria pada
tempat yang dapat memberikan suasana kenyamanan dan
santai bagi pelaku kegiatan.
Ruang Service – Semua Ruang
Ruang service sebagai tempat bagi petugas service.
Kegiatan yang dilakukan adalah membersihkan ruang-
ruang di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur termasuk
dengan ruang luarnya. Sifat dari hubungan ruang tersebut
adalah semipublik. Peletakan ruang service strategis
terhadap jalur listrik dan drainase.
2. Konsep Organisasi Ruang
Pengelola berfungsi untuk mengelola dan mengkoordinasi
semua kegiatan yang ada di Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur. Oleh karena itu kedudukan ruang dalam
organisasi membawahi dari; ruang resepsionis, ruang
service, ruang utilitas, ruang keamanan, ruang kesenian,
pusat kerajinan seni, dan ruang cafetaria.
Ruang utilitas membawahi KM /WC. Sistem yang ada
(terutama sistem air bersih dan kotor) di KM/WC diatur
oleh ruang utilitas. Keberhasilan fungsi yang ada pada
KM/WC ditentukan oleh kerja dari ruang utilitas.
Ruang kesenian mengkoordinasi ruang pementasan indoor
dan outdoor. Semua kegiatan yang ada pada pementasan
indoor dan outdoor disusun dan diatur oleh ruang kesenian.
135
Pengaplikasiannya dilakukan dengan pementasan seni di
ruang pementasan indoor dan outdoor.
Kegiatan pada ruang pameran karya seni akan berjalan
apabila kegiatan pada pusat kerajinan seni berjalan. Hal
tersebut disebabkan karena ruang pameran seni sebagai
wadah atau tempat untuk pameran dari hasil karya dari
pusat kerajinan seni.
B. Konsep Perancangan Tapak
1. Publik
Zona publik berada di tepi site bagian; utara, tenggara,
selatan, dan barat. Penjelasan dari tiap-tipa bagian tersebut
adalah sebagai berikut :
Bagian utara dekat dengan jalan sehingga tepat apabila
dijadikan area publik karena memudahkan sirkulasi keluar
masuk bagi pengunjung Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur. Ruang yang cocok untuk area ini adalah parkir
kendaraan.
Bagian tenggara dekat dengan sungai sehingga kondisi
tapak miring dan menampilkan view alam. Ruang yang
cocok untuk area ini adalah cafetaria. Dengan potensi alam
yang dimiliki mendukung dari pengunjung untuk makan
dan bersantai di cafetaria.
Bagian selatan menampilkan view dengan jangkauan yang
luas. View andalan pada arah tersebut adalah pegunungan
Menoreh. Pemandangan yang luas mendorong daya
inspirasi yang luas pula. Oleh karena itu ruang yang cocok
untuk arah tersebut adalah pusat kerajina seni.
Bagian Barat menampilkan view Candi Borobudur. Ruang
yang cocok untuk arah tersebut adalah ruang pementasan
seni outdoor. View Candi Borobudur sebagai view
136
background dari pementasan yang ada sehingga terasa
hubungannya dengan Candi Borobudur.
2. Semipublik
Memiliki tujuan sebagai penunjang dari kegiatan utama.
Area yang cocok berada pada tapak bagian timur. Pada bagian
tersebut strategis dalam penyaluran drainase dan penyaluran
kelistrikan. Ruang yang cocok untuk arah tersebut adalah;
ruang utilitas, ruang service, dan KM/WC. Ruang utilitas
sebagai penunjang keberlangsungan utilitas yang baik di Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur. Ruang service sebagai tempat
beristirahat staff service dari pekerjaan membersihkan Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur.
3. Privat
Zona privat sebagai zona strategis menuju ke semua
ruang yanga ada di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur.Selain
itu juga sebagai inti dari kegiatan yang ada di Pasar Kerajinan
dan Seni Borobudur. Peletakan yang cocok adalah berada di
tengah-tengah tapak.
C. Konsep Perancangan Tata Bangunan dan Ruang
1. Peletakan Bangunan
Area parkir berada pada bagian tapak yang dekat dengan
jalan raya. Kontrol dan pengawasan dari area parkir
tersebut adalah Pos Satpam yang letaknya berdekatan.
Peletakan ruang pementasan indoor, ruang pameran dan
ruang pengelola berada di tengah-tengah tapak.
Bangunan Kerajinan Seni terletak pada tapak bagian
selatan. Terdiri dari beberapa masa karena terdiri dari
beberapa kerajinan pula.
Area pementasan kesenian outdoor terletak pada tapak
bagian barat. Area penonton berupa tanah lapang dengan
137
rumput sebagai elemen lantainya. Panggung berada
disebelah barat agar penonton bisa menikmati view Candi
Borobudur.
Cafetaria berada pada tapak sebelah timur dengan kondisi
tapak yang miring.
Pada tapak bagian timur terdapat; ruang utilitas air, instalasi
listrik, dan KM/WC.
2. Tampilan, Elemen, dan Gubahan Wujud Bangunan
Tampilan bangunan sesuai dengan pendekatan arsitektur
Pasca-modernisme yang dipakai pada Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur. Dengan kajian tidak meninggalkan nilai-
nilai historis yang ada. Nilai historis tersebut adalah bentuk
rumah panggung dan atap panjang.
Elemen yang dipakai berupa batu alam sama dengan
elemen Candi Borobudur. Namun batu alam tidak di pasang
pada semua bagian, hanya pada bagian tertentu seperti
kolom dan dinding tertentu untuk menunjukkan keselarasan
dengan estetika Candi Borobudur.
Terdiri dari beberapa masa dan disusun secara cluster
terpusat sebagai pusatnya adalah ruang yang berfungsi
sebagai inti bangunan dari Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur.
Penyusunan masa bangunan memperhatikan dari konsep
pembentukan frame secara makro yang memperhatikan
sumbu imajiner antara Candi Borobudur, Candi Pawon dan
Candi Mendut.
3. Kualitas Ruang
Kualitas ruang ditunjukkan berdasarkan kealamiah
faktor pencahayaan dan pengudaraan yang terjadi. Ruang
pameran kerajinan seni dan pementasa kesenian indoor tidak
membutuhkan pencahayaan dan pengudaraan alami namun
138
menggunakan pencahayaan buatan untuk memperoleh akustika
bangunan yang baik.
Pada ruang cafetaria, pusat kerajinan seni, dan
pementasan seni outdoor masih menonjolkan pencahayaan dan
pemanfaatan pengudaraan secara alami. Memanfaatkan potensi
alam setempat untuk kebutuhan dari Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur sendiri.
D. Konsep Perancangan Aklimatisasi Ruang
1. Konsep Penghawaan Ruang
Terdapat 2 jenis penghawaan pada Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur yaitu penghawaan alami dan penghawaan
buatan. Penghawaan buatan terdapat pada kantor pengelola,
ruang pameran kerajinan seni, dan ruang pementasan indoor.
Penghawaan alami terdapat pada ruang cafetaria, pusat
kerajinan seni, ruang pementasan outdoor, ruang kesenian,
ruang keamanan, ruang utilitas, ruang service, pos satpam, dan
ruang luar.
2. Konsep Pencahayaan Ruang
Terdapat 2 jenis pencahayaan di Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur yaitu pencahayaan alai dan pencahayaan
buatan. Pencahayaan buatan berupa lampu yang dipasang pada
pada ruang-ruang. Semua ruang-ruang di Pasar Kerajinan dan
Seni Borobudur terdapat pencahayaan buatan yaitu lampu.
Namun pada Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur dipisahkan
menjadi 2 berdasarkan pencahayaan dominan pada tipa ruang.
Pencahayaan alami terdapat pada; kantor pengelola, ruang
cafetaria, pusat kerajinan seni, ruang pementasan outdoor,
ruang kesenian, ruang keamanan, ruang utilitas, ruang service,
dan pos satpam. Pencahayaan buatan terdapat pada; ruang
pementasan indoor dan ruang pameran kerajinan seni.
139
3. Konsep Akustika
Yang paling diwaspadai adalah sound control pada
ruang konverensi. Pada ruang ini dipasang peredam di lantai (
menggunakan karpet ), dinding ( menggunakan karpet dan
lapisan kayu, kemudian atap ( gypsum ) untuk meminimalisir
terjadinya gaung atau gema. Untuk sumber suaranya
menggunakan alat – alat seperti mix, mixer, salon.
E. Konsep Perancangan Struktur dan Konstruksi
1. Konsep Sistem Struktur
Pondasi
Pondasi foorplate : ruang pameran kerajinan dan ruang
pementasan indoor.
Pondasi batu kali : kantor pengelola, ruang cafetaria,
pusat kerajinan seni, ruang
pementasan outdoor, ruang kesenian,
ruang keamanan, ruang utilitas,
ruang service, dan pos satpam.
Kolom
o Dimensi 400 x 600 dan 400 x 400
Terletak pada ruang pameran kerajinan dan ruang
pementasan indoor.
o Dimensi 350 x 350
Terletak pada ruang pameran kerajinan dan ruang
pementasan indoor, kantor pengelola, ruang cafetaria,
pusat kerajinan seni, ruang pementasan outdoor, ruang
kesenian, ruang keamanan, ruang utilitas, ruang service,
dan pos satpam.
o Dimensi 200 x 200 dan 150 x 150
Terletak pada kantor pengelola, ruang cafetaria, pusat
kerajinan seni, ruang pementasan outdoor, ruang
140
kesenian, ruang keamanan, ruang utilitas, ruang service,
dan pos satpam.
Balok
o Dimensi 300 x 600 dan 300 x 450
Terletak pada ruang pameran kerajinan dan ruang
pementasan indoor.
o Dimensi 300 x 350 dan 250 x 350
Terletak pada ruang pameran kerajinan dan ruang
pementasan indoor, kantor pengelola, ruang cafetaria,
pusat kerajinan seni, ruang pementasan outdoor, ruang
kesenian, ruang keamanan, ruang utilitas, ruang service,
dan pos satpam.
o Dimensi 200 x 300, 150 x 250, dan 150 x 200
Terletak pada kantor pengelola, ruang cafetaria, pusat
kerajinan seni, ruang pementasan outdoor, ruang
kesenian, ruang keamanan, ruang utilitas, ruang service,
dan pos satpam.
Atap
o Genteng
Terletak pada ruang cafetaria, pusat kerajinan seni,
ruang pementasan outdoor, ruang kesenian, ruang
keamanan, ruang utilitas, ruang service, dan pos satpam.
o Plat
Terletak pada kantor pengelola, ruang pameran
kerajinan dan ruang pementasan indoor.
2. Konsep Konstruksi dan Bahan Bangunan
Lantai
o Lantai keramik ukuran 30 x 30
o Lantai parquet
o Lantai beton
141
Dinding
o Dinding batu bata (1/2 batu), diplester, diaci, dicat.
o Dinding batu pata (1/2 bata), diplester, dilapisi batu
alam.
o Dinding kaca untuk menghasilkan view yang lebih luas.
o Dinding kayu.
Atap
o Rangka kayu, atap genteng, plafon gypsum
o Rangka balok beton, atap plat
F. Konsep Perancangan Perlengkapan dan Kelengkapan
Bangunan
1. Konsep Perlengkapan Bangunan
Sistem dan Peralatan Komunikasi dan Sound System
o Sistem dan Peralatan Komunikasi
Telepon
Terletak pada ruang kepala pengelola, ruang
sekretaris, ruang bendahara, ruang resepsionis,
kantor keamanan, pusat kerajinan seni, ruang
kesenian, dan ruang staff cafetaria.
HT (Handy Talky)
Terletak pada ruang keamanan dan pos satpam.
o Sound System
Mix, mixer,dan salon terdapat pada ruang
pementasan indoor.
Pengeras suara terdapat pada sudut-sudut strategis
di Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur dengan
pusatnya di ruang resepsionis.
Sistem dan Peralatan Penanggulangan Bahaya Akibat
Kebakaran
142
Sehingga struktur utamanya harus tahan terhadap
api sekurang-kurangnya 3 jam. Peralatan berupa; smoke
detector fire alarm, hidran ruang dan halaman, springkler,
alat pemadam kebakaran.
Fire Protection tidak dipasang pada semua
bangunan namun hanya dipakai pada bangunan inti Pasar
Kerajinan dan Seni Borobudur. Penanganan dilakukan oleh
staff utilitas.
Sistem dan Peralatan Penanggulangan Bahaya Akibat Petir
Menggunakan penangkal petir sistem Thomas.
Peralatan penanggulangannya berupa; alat penangkal petir,
pipa tembaga,dan harus mencapai tanah.
2. Konsep Kelengkapan Bangunan
Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Pos Satpam
Pos Satpam dijaga oleh 1 orang petugas keamanan.
Terletak di pintu masuk Pasar Kerajinan dan Seni
Borobudur.
Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Area Parkir
Tempat parkir mewadahi semua kendaraan yang ada
di Kecamatan Borobudur termasuk kendaraan pariwisata.
Kendaraan-kendaraan tersebut antara lain; bus pariwisata,
mobil travel, mobil hotel, mobil pribadi, sepeda motor,
sepeda, andong, dan becak. Terletak pada tapak dekat
dengan jalan raya.
Kebutuhan dan Tata Letak serta Tata Rupa Ruang Genset
Genset terletak di ruang genset dan kendali terhadap
genset tersebut adalah staff utilitas listrik. Oleh karena itu
ruang genset terletak berdekatan dengan ruang utilitas.
143
6.2.2 KONSEP PERANCANGAN PENEKANAN STUDI
Penekanan studi dari Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur
adalah; fleksibilitas, arsitektur Pasca-modernisme, dan penataan ruang
luar. Penekanan studi tersebut dirumuskan sebagai beriktu :
A. Konsep Bentuk
Kesimetrisan bentuk bangunan yang memusat. Dilakukan dengan
penataan bentuk bangunan dan penataan ruang luar.
Cluster terpusat dengan inti bangunan pementasan indoor dan
ruang pameran kerajinan seni. Dilakukan dengan penataan atau
penyusunan masa dari Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur.
Memusat ke atas dan semakin mengecil. Penerapannya pada
bangunan inti atau pusat dari Pasar Kerajinan dan Seni Borobudur
dengan penerapan ruangnya yaitu ; ruang pementasan indoor dan
ruang pameran kerajinan seni.
Poin 1 dan 2 dapat digambarkan sebagai berikut :
Parkir
R. Pementasan
Outdoor
Pusat KerajinanSeni
Cafetaria
R. Utilitasdan Service
R. Pementasan Indoordan R. Pameran
Gambar 6.2 Konsep bentuk clusterdan memusat.
144
Poin 3 dapat digambarkan sebagai berikut :
Frame secara makro arah pusat bangunan pada Pasar Kerajinan dan
Seni mengacu pada Candi Borobudur. Terlihat pada arahnya yang
menghadap ke arah Candi.
Konsep simetris dimasukkan dengan penegasan garis tengah yang
membelah dan sebagai pintu masuk pada bangunan.
Inti dari pusat bangunan tersebut terdapat ditengah-tengah
bangunan.
Poin 4, 5 dan 6 dapat digambarkan sebagai berikut :
B. Konsep Jenis, Warna, dan Tekstur
Jenis Bahan
Menggunakan elemen batu kali dan batu alam sebagai
elemen; kolom dan dinding. Pemberian elemen tersebut untuk
Gambar 6.3 Konsep bentuk memusatke atas.
Gambar 6.4 Konsep frame mengacupada Candi Borobudur.
145
menyelaraskan dengan elemen Candi Borobudur dan alam
setempat.
Jenis Warna
Warna hangat untuk area sirkulasi dan ruang yang
bernuansa santai seperti ruang cafetaria. Warna dingin untuk area
yang memiliki aktifitas rutin seperti ruang produksi kerajinan.
Tekstur
Tekstur lantai dan dinding dibedakan berdasarkan aktifitas
yang dilakukan pengguna pada area tersebut. Dapat pula menjadi
elemen variasi pada bangunan dan ruang luar. Tekstur ruang luar
yang ada dibuat sedetail mungkin atau variatif agar pelaku tidak
mudah bosan. Tentunya sesuai dengan aktivitas dan perilaku yang
ada.
C. Konsep Ukuran/Skala/Proporsi
Ukuran ruang dipengaruhi oleh; jumlah pelaku yang ada, Sirkulasi
yang dilakukan oleh pelaku, produksi karya seni dengan bahan
produksi yang berbeda (perbedaan ukuran bahan mentah).
Ruang pementasan kesenian indoor dan pameran kerajinan seni
diwadahi oleh ruang yang berukuran besar karena jumlah
pengguna yang ditampung oleh ruang tersebut banyak.
Skala ruang pementasan kesenian indoor dan pameran kerajinan
seni lebih besar dibandingkan dengan ruang-ruang lainnya
sehingga peletakan dilakukan di tengah-tengah tapak.
146
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Gerabah. http://id.wikipedia.org/wiki/gerabah/. Diakses padaTanggal 8 November 2009
, 2009. Kerajinan. http://id.wikipedia.org/2009/11/09/kerajinan/. Diaksespada Tanggal 8 November 2009
, 2009. Pasar. http://id.wikipedia.org/2009/07/09/pasar/. Diakses padaTanggal 7 Oktober 2009
, 2009. Pasar Seni. http://id.wikipedia.org/2009/22/09/pasarseni/. Diaksespada Tanggal 8 November 2009
, 2009. Pasar Seni Gabusan. http://www.bantulcraft.com/. Diakses padaTanggal 2 September 2009
, 2009. Pasar Seni Gabusan: Potensi yang(masih) Terabaikan.http://onthelpotorono.wordpress.com/2009/06/01/pasar-seni-gabusan-potensi-yang-masih-terabaikan. Diakse pada Tanggal 2 September 2009
, 2009. Seni. http://id.wikipedia.org/2009/11/09/seni/. Diakses padaTanggal 8 November 2009
, 2009. Teater. http://wikipedia.com/2009/22/09/teater/. Diakses padaTanggal 8 November 2009
, 2009. Wayang. http://wikipedia.com/2009/22/09/wayang/. Diakses padaTanggal 8 November 2009
De Chiara, Joseph. J. Crosbie, Michael. 2001. Time-Saver Standards for BuildingsTypes, For Edition. Singapore: The McGraw-Hill
Dhadhang. 2008. Pasar Gabusan, Surga Kerajinan Bantul.http://www.yogyes.com/en/yogyakarta-tourism-object/places-of-interest/gabusan/. Diakses pada Tanggal 2 September 2009
Dharma, Agus. 2008. Unsur Komunikasi dalam Arsitektur Post-modern.http://staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/. Diakses pada Tanggal 31 Agustus2009
Hakim, Rustam dan Utomo, Hardi. 2004. Komponen Perancanga ArsitekturLandsekap .Jakarta: PT Bumi Aksara
147
Ianah. 2008. Jathilan. http://ianah123.wordpress.com/2008/02/12/jathilan/.Diakses pada Tanggal 8 November 2009
Neufert, Ernest.1989. Data Arsitek Edisi 2. Jakarta: Erlangga
Tanggoro, D .2006 . Utilitas Bangunan . Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia