EFEK SAMPING DAN EFEK SAMPING DAN INTERAKSI ARV DALAM INTERAKSI ARV DALAM MANAGEMENT HIV MANAGEMENT HIV Care Support and Treatment HIV/AIDS Care Support and Treatment HIV/AIDS kelas Farmasi/ RR / Perawat kelas Farmasi/ RR / Perawat 1
EFEK SAMPING DAN EFEK SAMPING DAN INTERAKSI ARV DALAM INTERAKSI ARV DALAM
MANAGEMENT HIVMANAGEMENT HIV Care Support and Treatment HIV/AIDSCare Support and Treatment HIV/AIDS
kelas Farmasi/ RR / Perawatkelas Farmasi/ RR / Perawat
1
TujuanTujuan
Pada akhir Module ini, peserta mampu:• Menyebutkan efek samping yang sering pada ARV,
termasuk toksisitas spesifik dari masing-masing kelas• Menyebutkan interaksi yang sering ditermukan antara
ARV dan terapi terkait HIV yang sering• Menyebutkan interaksi obat antara obat ARV dan
makanan• Mendiskusikan tata laksana dari efek samping
2
Tujuan Utama ARTTujuan Utama ART
• Mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait HIV• Memperbaiki kualitas hidup• Memulihkan fungsi imun dan memaksimalkan periode
penekanan viral load• Memaksimalkan efisiensi penggunaan HAART, dengan
meminimalkan toksisitas
3
EFEK SAMPING OBAT ARV
4
Efek samping ARVEfek samping ARV
• Biasanya efek samping timbul dalam beberapa minggu pertama tetapi dapat timbul kapan saja setelah memulai ARV
• Dapat ringan atau berat• Beberapa toksisitas bersifat sementara dan
menghilang jika terapi diteruskan, toksisitas lainnya bisa mengancam jiwa dan obat harus dihentikan
5
Efek samping ARVEfek samping ARV
• Dapat mempengaruhi adherence terhadap ART poten
• Menyebabkan penurunan kualitas hidup• Dapat mempengaruhi keseluruhan efikasi dari
pengobatan
6
Efek samping ARVEfek samping ARV
• Toksisitas ARV: – Spesifik untuk kelasnya (terjadi pada semua
obat dalam satu kelas)– Spesifik untuk masing-masing obat
7
Toksisitas Spesifik menurut KelasToksisitas Spesifik menurut Kelas
8
Kelas ToksisitasNRTIs Asidosis laktat
NtRTIs Disfungsi tubulus ginjal proksimal
NNRTIs Ruam dan hepatotoksisitas
Protease Inhibitors
Gangguan metabolik
Asidosis LaktatAsidosis Laktat• Kemungkinan akibat toksisitas mitokondria
Berhubungan dengan NRTIs– Paling sering akibat d4T dan/atau ddI
• Sering berupa hiperlaktemia ringan, asimtomatik; sementara hiperlaktemia simtomatik jarang
• Asidosis laktat jarang tetapi memiliki angka mortalitas yang tinggi
9
Asidosis laktat: gambaran klinisAsidosis laktat: gambaran klinis• Tampilan klinis: bervariasi dan tidak spesifik :
– Umum : Kelelahan dan kelemahan– Sal Cerna: mual, muntah, diare, nyeri perut, hepatomegali,
anoreksia, menurunnya berat badan secara mendadak – Sal napas : takipneu dan dispneu (hiperventilasi)– Neurologi : kelemahan motorik
• Sering dihubungkan dengan steatosis hepatik, pankreatitis Monitoring rutin dari laktat serum tidak direkomendasikan, periksa hanya jika ada gejala
• Waktu : median onset adalah 10 bulan setelah dimulainya terapi 10
Asidosis laktat: diagnosis dan tata laksanaAsidosis laktat: diagnosis dan tata laksana
Evaluasi diagnostik :• Laktat serum (konfirmasi dengan tes kedua)• Bikarbonat serum• Uji fungsi hati• Amilase• Lipase• Analisis gas darah• Studi pencitraan jika diperlukan (misalnya evaluasi untuk
steatosis hati, pankreatitis) 11
Asidosis laktat: Diagnosis dan Tata laksana (2)Asidosis laktat: Diagnosis dan Tata laksana (2)
• Laktat <2 mmol/L dan bikarbonat normal– Lanjutkan ARV– Tidak ada asidosis laktat; evaluasi untuk penyebab lain
• Laktat 2-5 mmol/L, simtomatik– Dapat melanjutkan ARV, khususnya jika bikarbonat
normal, tetapi monitor gejala, laktat dan laboratorium lain secara hati-hati
– Atau, sementara hentikan ARV sambil melakukan pemeriksaan diagnostik tambahan
12
Asidosis laktat: Diagnosis dan Tata laksana(3)Asidosis laktat: Diagnosis dan Tata laksana(3)
• Laktat 5 mmol/L dan simtomatik atau laktat >10mmol/L tanpa melihat gejala– Hentikan semua ARV– Terapi penunjang (Cairan IV, O2, sedasi, dan bantuan
respiratori jika diperlukan)– Terapi suportif yang belum terbukti
• Infus bikarbonat• Vit.B1 dan Vit.B2 dosis tinggi • Antioksidan oral (mis. L-carnitine, coenzyme Q, Vit.C)
13
Asidosis laktat: Diagnosis dan Tata laksana(4)Asidosis laktat: Diagnosis dan Tata laksana(4)
• Setelah perbaikan klinis dan laboratorium, ART dapat diberikan kembali:– Rejimen yang tidak mengandung NRTI – Rejimen yang mengandung NRTI yang sudah direvisi
(gunakan dengan hati-hati)• Gunakan NRTI yang paling tidak menghambat mitokondria
(ABC, ZDV atau 3TC)– Monitor dengan ketat (pertimbangkan pengukuran
laktat tiap bulan minimal selama 3 bulan)
14
RuamRuam
• Sebagian besar menyebabkan ruam ringan sampai sedang (pada 1-6 minggu pertama terapi)
• Paling jarang: ruam yang berat dan mengancam jiwa [mis Stevens-Johnson Syndrome atau Toxic Epidermal Necrolysis (TEN), pada NVP]
• Dapat menyertai reaksi hipersensitivitas• Tidak ada reaktivitas silang ruam antara NVP dan
EFV
15
..
17
Stevens-Johnson syndrome (dengan keterlibatan mukosa)
HepatotoksisitasHepatotoksisitas
• Lebih jarang pada anak dibanding dewasa– Terjadi pada 10% pasien dengan NVP ( atau lebih jika
disertai ko-infeksi Hepatitis B atau C)– Paling sering pada 12 minggu pertama terapi – Biasanya menyebabkan peningkatan tes fungsi hati,
hepatomegali – Sering ringan-sedang tetapi bisa berat (potensial fatal) – Hentikan NVP untuk toksisitas derajat 3 atau lebih tinggi
(transaminases >200) – Jangan memulai lagi NVP
18
Gangguan Metabolik untuk PIGangguan Metabolik untuk PI
• Resistensi insulin / diabetes• Hiperlipidemia• Lipodistrofi• Hepatitis• Gangguan tulang• Peningkatan episode perdarahan pada
hemopheliacs
19
Hiperglikemia dan Resistensi InsulinHiperglikemia dan Resistensi Insulin
• Hiperglikemia telah dilaporkan pada 3-17% pasien yang mendapat PI
• Harus dinasihati tentang gejala bahaya hiperglikemia seperti polidipsi, poliuria, dan polifagia
• Dapat membaik pada sebagian pasien setelah penghentian terapi
• Namun, sebagian besar ahli akan melanjutkan HAART dengan terapi suportif jika tidak ada diabetes berat
20WHO: Scaling up ART in Resource limited setting
HiperlipidemiaHiperlipidemia
• Peningkatan trigliserida dan/atau kolesterol (terkait dengan terapi PI)
• Sebagian besar ahli melanjutkan PI pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang (misalnya trigliserida<750-1000 mg/dL).
• Sebagian pasien membaik setelah penghentian PI dan pindah ke rejimen poten berbasis NRTI atau NNRTI
21WHO: Scaling up ART in Resource limited setting
HiperlipidemiaHiperlipidemia
• Sering pada dewasa, terutama dengan PI, pada anak baru beberapa laporan
• Beberapa ARV, terutama PI dan d4T, dapat meningkatkan lipid
• Belum ada studi risiko kardiovaskular pada anak• Belum ada studi mengenai terapi penurunan lipid
pada anak22
HiperlipidemiaHiperlipidemiaKlasifikasi NCEP untuk anak dan remaja :Klasifikasi NCEP untuk anak dan remaja :
KategoriKategori Kolesterol totalKolesterol total Kolesterol LDLKolesterol LDL
High > 200 mg/dL >130 mg/dL
Borderline 170-179 mg/dL 110-129 mg/dL
Acceptable <170 mg/dL <110 mg/ dL
Kadar trigliserida <200 mg/dL dianggap acceptable
23JAMA. 2001;265:2456-97
LipodistrofiLipodistrofi Perubahan pada distribusi lemak tubuh telah
dilaporkan pada hampir 80% pasien yang mendapat PI, tapi juga dengan NRTI (khususnya rejimen mengandung d4T)
Biasanya terjadi secara bertahap Baru muncul setelah beberapa bulan dimulai terapi
24
LipodistrofiLipodistrofi
Temuan klinis meliputi :• Akumulasi lemak sentral (lipohipertrofi)
– Berhubungan dengan PI (terutama IDV)• Wasting lemak perifer (lipoatrofi)
– Berhubungan dengan NRTI (terutama d4T dan ddI) dan PI
25
26
Lipo-atrofi:•Penipisan wajah •Pipi berlubang
27
Akumulasi lemak :• pembesaran payudara• Obesitas abdomen
Perhatikan juga:Wasting ekstremitas disertai vena yang menonjol
28
Akumulasi lemak dorsoservikal :"buffalo hump"
Lipodistrofi: TerapiLipodistrofi: Terapi• Belum ada terapi yang terbukti : hanya sedikit data di anak
– Lipohipertrofi: • Dapat membaik dengan penggantian dari PI ke NNRTI • Diet, exercise
– Lipoatrofi:• Hindari d4T dan ddI, ganti jika memungkinkan• Intervensi dan terapi eksperimen • Metformin, thiazolidiones
– Growth hormone, testosterone– Pembedahan
29
HepatitisHepatitis• PI dapat menyebabkan hepatitis dengan mekanisme yang belum
jelas• Hepatotoksisitas berat sering dilaporkan pada pasien mendapat
rejimen mengandung RTV • Peningkatan transaminase hati terkait PI dapat terjadi kapan pun
selama terapi • Faktor risiko :
– Ko-infeksi Hepatitis B atau C, – Alkohol– Peningkatan enzim hati dari baseline– Penggunaan zat hepatotoksik– Penggunaan d4T
30
Gangguan tulang :Gangguan tulang :Osteopenia, OsteoporosisOsteopenia, Osteoporosis
• Pembentukan dan resorpsi tulang abnormal dapat mempengaruhi densitas tulang pada anak yang sedang tumbuh
• Mekanisme tidak jelas, kemungkinan multifaktorial
• Kemungkinan berhubungan dengan infeksi HIV• Kemungkinan berhubungan dengan dengan ARV
(PI dan NRTI), asidosis laktat dan lipodistrofi
31
Gangguan tulang: OsteonekrosisGangguan tulang: Osteonekrosis
• Osteonekrosis (avascular necrosis [AVN])• Mekanisme tidak diketahui• Tidak jelas apakah berhubungan dengan ARV• Pada dewasa, berhubungan dengan terapi kortikosteroid,
alhocol abuse, hemoglobinopati, hiperlipidemia • AVN pada panggul dan bahu telah dilaporkan pada anak
terinfeksi HIV • Terapi :
– Gejala dini: penurunan beban berat– Lanjut : terapi pembedahan
32
Overview Toksisitas Spesifik NRTIOverview Toksisitas Spesifik NRTI
33
D4T Neuropati perifer, PankreatitisLipodistrofi, Asidosis laktat
3TC Neutropenia
AZT Anemia, neutropenia, nausea, miopati, nyeri kepala
DDI Pankreatitis, polineuritis
DDC Pankreatitis, Polineuritis, Ulkus oral
ABC Hipersensitivitas
TDF Nefrotoksisitas, intoleransi sal cerna (jarang)
Overview NNRTIsOverview NNRTIs
34
NVPRuamHepatotoksisitas
EFVGangguan neuropsikiatriGangguan tidurDizzinessRuamHepatotoksisitas
Toksisitas NVP : tata laksanaToksisitas NVP : tata laksana
• Ruam:– Dijumpai pada 20% pasien, biasanya dalam 2-8 minggu
pertama penggunaan – Eskalasi dosis dapat menurunkan insidens ruam– Lebih sering ruam ringan sampai sedang, dapat
diterapi secara simtomatik – Kadang berat, memerlukan penghentian pada 5-7%
pasien• “Stop NVP pada ruam basah (berat)”
35
Tata laksana ruam terkait NVPTata laksana ruam terkait NVP
36
NVP dosis awal
Ruam
Ruam ‘kering’Makula, papula, pengelupasan yang kering
Ruam ‘basah’(Vesikel, ulkus, pengelupasan yang basah,
keterlibatan membran mukosa)atau gejala sistemik (mis demam)
ObservasiBeri anti-histamineLanjutkan NVP dosis awal
Ruam membaik
Ruam kering masih ada setelah 1 bulan
NVP dosis penuh setelah
2 mingguStop NVPGanti NVP ke EFV*
Hentikan semua ARV *Tunggu sampai ruam membaikGanti NVP ke EFV
Observasi ketat untuk
ruam
Ruam berat
*pertama stop NVP, lanjutkan D4T + 3TC selama 3 hari
kemudian stop
NVP Toksisitas: Tata laksanaNVP Toksisitas: Tata laksana
• Hepatotoksisitas– 10% pasien dengan NVP (lebih banyak jika ko-infeksi Hepatitis B) – Paling sering: beberapa minggu - bulan pertama – Biasanya menyebabkan peningkatan tes fungsi hati, hepatomegali – Sering ringan sampai sedang; dapat berat (potensial fatal) – Hentikan NVP jika toksisitas derajat 3 atau lebih (transaminases
>200) – Awasi pada pasien yang diketahui menderita Hepatitis B – Lain-lain
• Mual, nyeri kepala• Mialgia
37
Toksisitas EFV : tata laksanaToksisitas EFV : tata laksana
• Seperti NVP, EFV dihubungkan dengan :– Ruam pada ~ 20 % pasien– Hepatotoksisitas
• Dapat secara normal melanjutkan EFV meskipun ada ruam
• Terapi dengan antihistamin• Sebagian besar membaik setelah 3-5 hari• 3% harus menghentikan EFV akibat ruam
38
Toksisitas EFV : tata laksanaToksisitas EFV : tata laksana
• Efek samping SSP– Sedasi, mabuk, pusing– Bingung, depersonalisasi– Mimpi yang abnormal
• Biasanya membaik dalam 2-4 minggu • Minum sebelum waktu tidur untuk mengurangi
dampak dari gejala ini • Jika berat (mis pikiran bunuh diri atau gejala
psikotik): stop EFV39
Overview PI
40
IDV Nefrolitiasis, arthralgia, kulit kering, rambut rontok, ↑ bilirubin
RTV Diare, mualParestesia oral
LPV/r Intoleransi sal cernaAsthenia & nyeri kepala
SQV Diare
NFV DiareMeteorismus (perut kembung)
Studi Kasus 1Studi Kasus 1
• Anak laki-laki 12 tahun mulai mendapat NVP+3TC+D4T sejak satu minggu yang lalu. Ia saat ini mendapat dosis awal NVP (200 mg 1X per hari). Ia datang untuk konsultasi dengan ruam kulit
41
Studi kasus 1 (continued)Studi kasus 1 (continued)Hal-hal tentang ruamnya:• Ruam terjadi selama 5 hari• Mengenai seluruh tubuhnya • Ruam kering dan gatal • Tidak ada keterlibatan membran mukosa• Juga terdapat keluhan myalgia dan demam ringan • Tidak meminum obat lain
42
1. Apa penyebab ruam pada pasien tersebut ? 2. Bagaimana tata laksana pasien tersebut ?
Studi Kasus 2Studi Kasus 2 • Seorang anak perempuan usia 11 tahun dengan HIV + datang
untuk konsultasi. Ia direncanakan mendapat ART. – CD4 awal 50 sel/mm³ (3%)– Pemeriksaan awal lainnya termasuk SGPT normal
• Ia mendapat D4T + 3TC + NVP, tetapi 1 bulan setelah mulai terapi SGPT menjadi 300 IU/l. Ia mengeluh nyeri pada palpasi di daerah hati.
43
1. Apakah kemungkinan penyebab peningkatan SGPT?
2. Pemeriksaan lain yang anda minta?3. Bagaimana tata laksana pasien tersebut?
Studi kasus 3Studi kasus 3
• Seorang anak usia 3 tahun mulai mendapat rejimen ARV AZT+3TC+NVP sejak 6 bulan yang lalu.
• Nilai CD4-nya meningkat dari 4% ke 12%• Namun, ibunya mengeluh bahwa ia sekarang mengalami
nyeri otot pada tungkainya dan kelemahan tungkai, ia harus dibantu untuk berdiri dari posisi duduk.
• Kadar hemoglobin menurun dari 10 mg/dl ke 7 mg/dl, disertai peningkatan mean corpuscular volume (107).
44
Kasus 3 (continued)Kasus 3 (continued)
1. Apakah kemungkinan penyebab dari kelemahan pasien ini ?
2. Mengapa ia menjadi anemi ? 3. Bagaimana tata laksana yang anda rencanakan
mengenai rejimen ARVnya ?
45
INTERAKSI OBAT ANTIRETROVIRAL
46
Kepentingan interaksi antar obatKepentingan interaksi antar obat• Mengapa sebagian obat tidak boleh diberikan pada waktu
atau periode yang sama dengan obat lain?
• Selain ART, pasien juga bisa mendapat obat lain :– Misalnya terapi untuk:
• TB, IO lain • Gejala terkait HIV • Efek samping dari ARV • Penting untuk mengetahui obat yang dapat
mempengaruhi obat lain di dalam tubuh
47
PendahuluanPendahuluan
• Pada sebagian rejimen pencegahan, interaksi obat bahkan dapat menyebabkan lebih banyak bahaya dibandingkan kebaikan (misal satu obat dapat menurunkan kadar darah obat lain, menyebabkan resistensi obat)
48
Kepentingan interaksi obatKepentingan interaksi obat
• Berbagai obat tersedia untuk mengobati HIV, serta mencegah atau mengobati OI, sehingga kemungkinan interaksi antar obat menjadi meningkat
• Interaksi obat dapat terjadi dalam berbagai bentuk, terjadi segera atau dalam beberapa minggu
• Beberapa obat tidak boleh diberikan bersamaan, sementara obat lain dapat dikombinasikan hanya dengan pengawasan ketat untuk memonitor masalah emergensi
49
Bagaimana ARV bekerja?
50
Dosis yang diresepkan
Dosis yang diberikan
Kadar obat dalam darah
Efek yang diharapkan
Mengapa beberapa obat tidak bekerja pada sebagian pasien ?
51
Obat yang diresepkan
Obat yang diberikan
Kadar obat dalam darah
Efek yang diharapkan
Compliance
Interaksi dengan makanan dan/atau obat lain
ResistensiToksisitas
Farmakokinetik Interaksi farmakokinetik terjadi jika satu obat mengubah
konsentrasi serum atau jaringan obat lain dengan mengubah absorpsi, distribusi, metabolisme atau eliminasi dari obat lain
52
Absorpsi EliminasiMetabolismeDistribusi
Perubahan pada absorpsi obatPerubahan pada absorpsi obat
Perubahan pH asam lambung :• Jika satu obat mengubah pH asam lambung, hal
tersebut dapat mempengaruhi absorpsi dan konsentrasi obat lain yang memiliki syarat pH tertentu untuk absorpsi – Misalnya ddI menurunkan absorpsi obat seperti
ketokonazole, tetracycline, quinolone, dapsone, IDV, LPV/r, RTV
– Berikan obat-obat tersebut dalam 2 jam terpisah dari ddI
53
54
Perubahan pada absorpsi obat
Ada atau tidak adanya makanan Makanan dapat meningkatkan atau menurunkan
bioavailabilitas suatu obat (sering disebabkan efeknya pada asam lambung)
Misalnya ddI dan IDV: minum 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan
Misalnya absorpsi EFV dapat diperkuat jika diberikan bersama makanan tinggi lemak
Perubahan dalam distribusiPerubahan dalam distribusi
Ikatan dengan protein : • Berapa banyak suatu obat terikat pada protein,
akan mempengaruhi jumlah obat bebas yang tersedia untuk menimbulkan efek teurapeutik
• Mis, warfarin terikat pada protein sampai 99%, dan jika diberi bersama EFV, warfarin dapat dilepaskan dari ikatan dengan proteinnya, sehingga pasien akan berisiko terjadi perdarahan
55
Perubahan pada metabolismePerubahan pada metabolisme
• Induksi atau inhibisi enzim cytochrome P450 hati oleh satu obat dapat secara bermakna mengubah konsentrasi serum dari obat lain yang juga dimetabolisme oleh enzim P450 yang sama
• Misalnya :– PI ( inhibitor )– NNRTI ( inducer )
56
Perubahan pada eliminasiPerubahan pada eliminasi
• Fungsi ginjal : inhibisi sekresi tubular oleh satu obat yang dieliminasi di ginjal oleh obat lain dapat menyebabkan perubahan konsentrasi obat
• Misalnya probenicid dapat meningkatkan kadar ZDV
57
Rifampisin dan ARVRifampisin dan ARV
Rifampisin: kadar NVP dalam darah (meningkatkan hepatotoksisitas,
tidak boleh digunakan bersama) kadar EFV dalam darah sampai 26% kadar AZT sampai 47% (perlu mendapat dosis AZT yang
lebih tinggi) kadar LPV sampai 75%, dan RTV sampai 35% (tidak boleh
digunakan bersama) kadar NFV sampai 82% (tidak boleh digunakan bersama)
58*Anti-HIV Drugs Interactions. August 2004. Project Inform
Flukonazol and ARVsFlukonazol and ARVs
Flukonazol• Meningkatkan kadar AZT sampai 74% dan AZT
dapat meningkatkan kadar flukonazole dalam darah ( periksa kemungkinan toksisitas)
• Meningkatkan kadar EFV sampai 16% ( belum dianjurkan penyesuaian dosis)
59
Ketokonazol dan ARVKetokonazol dan ARV
• ddI: diberikan terpisah 2 jam (krn dapat menurunkan kadar keto. dalam darah)
• Kaletra: kadar Keto. sampai 3 kali lipat dalam darah (dosis Keto. tidak boleh melebihi 200mg/hari)
• NFV: kadar NFV sampai 35% (tidak direkomendasikan penyesuaian dosis)
60
TMP/SMX dan ARVTMP/SMX dan ARV
• 3TC: kadar 3TC dalam darah sampai 44%. Tidak ada rekomendasi penyesuaian dosis, periksa kemungkinan efek samping 3TC
• AZT: jika diberikan bersama harus dengan hati-hati (dapat menurunkan jumlah eritrosit dan neutrofil)
• ddI: sedikit menurunkan kadar TMP dan meningkatkan kadar ddI dalam darah. Tidak direkomendasikan penyesuaian dosis
• NVP: sebaiknya tidak dimulai bersama selama 4-6 minggu pertama (dapat meningkatkan risiko ruam)
61
Klaritromisin dan ARVKlaritromisin dan ARV
• AZT: kadar AZT dalam darah sampai 25%. Pertimbangkan untuk meminum secara terpisah selama 2 jam.
• NVP: kadar NVP sampai 26%; kadar klaritromisin sampai 30%.
• EFV: sedikit meningkatkan Efavirenz, tapi klaritromisin sampai 39%
• LPV/r: klaritromisin? (Dosis klaritromisin harus diturunkan untuk pasien dengan gangguan ginjal)
62
Ciprofloxacin dan ARVCiprofloxacin dan ARV
• ddI atau ddI EC:
– Ciprofloxacin harus diminum 2 jam sebelum atau 6 jam setelah meminum tablet ddI buffered, karena ddI dapat menurunkan kadar ciprofloxacin dalam darah.
– Ciprofloxacin dapat diberikan bersamaan dengan kapsul ddI EC.
63
Sedatif dan ARVSedatif dan ARV
• Triazolam; diazepam; zolpidem; dan midazolam juga dapat mematikan jika dicampur dengan PI.
• Pada dosis tinggi, obat-obat tersebut dapat menghentikan napas– RTV (Norvir): memiliki efek negatif terbesar– Oxazepam dan temazepam aman diberi bersama
Norvir
64
Interaksi Obat-MakananInteraksi Obat-Makanan
65+
- Mengapa obat perlu dimakan saat perut Mengapa obat perlu dimakan saat perut kosong/bersama makan?kosong/bersama makan?
- Mengapa obat perlu diberikan bersama makanan?Mengapa obat perlu diberikan bersama makanan?
Absorpsi ObatAbsorpsi Obat
• Di lambung, terdapat asam lambung yang membantu mencerna makanan. Kadang-kadang cairan tersebut lebih asam daripada waktu-waktu lain.
• Beberapa obat memerlukan lambung yang sangat asam untuk dapat diabsorpsi secara efisien ke dalam darah (IDV, LPV/r)
• Obat lain memerlukan lambung yang tidak asam (ddI)
66
67
• Makanan memiliki pengaruh pada keasaman lambung, dan juga terhadap seberapa baik obat dapat diserap
• Penting untuk mengetahui obat mana yang dapat diminum bersama makanan, dan obat mana yang memerlukan lambung yang kosong
• Beberapa jenis makanan juga mempengaruhi absorpsi obat (misalnya makanan tinggi lemak)
MakananMakanan
Instruksi untuk pemberian ARV-Instruksi untuk pemberian ARV-makananmakanan
AZT/ZDV, d4T, 3TC
ABC
Tidak ada interaksi makanan
Dapat diberikan tanpa dipengaruhi makanan
ddI Makanan menurunkan absorpsi
Formula buffered harus diminum >1/2 jam sebelum atau >2 jam setelah makan
NVP Tidak ada interaksi makanan
Dapat diberikan tanpa dipengaruhi makanan
EFV Hindari pemberian bersamaan dengan makanan tinggi lemak (meningkatkan absopsi)
Harus diminum dengan perut kosong
68
Instruksi untuk pemberian ARV- makanan Instruksi untuk pemberian ARV- makanan
RTV Bersama makanan
Pemberian bersama makanan meningkatkan absorpsi dan membantu menurunkan efek samping saluran cerna
LPV/r Berikan bersama makanan
Makanan tinggi lemak meningkatkan absorpsi, terutama sediaan bentuk cair
69
Pesan Penting!!!Pesan Penting!!!
• Sebelum mulai terapi baru, pertimbangkan kemungkinan interaksi obat dan efek samping
• Interaksi obat dapat diterapi dengan pengawasan ketat, penyesuaian dosis, atau penghentian terapi jika diperlukan
70
Pesan Penting!!!Pesan Penting!!!
• Sangat penting untuk menjelaskan pada pengasuh bahwa anak tsb tidak boleh meminum obat lain tanpa berkonsultasi dengan dokter yang memberikan ART
• Selalu tanyakan pada pasien/pengasuh jika mereka meminum obat lain
71
Penatalaksanaan dari interaksi obatPenatalaksanaan dari interaksi obat • Pengetahuan tentang interaksi antar obat dapat dilihat
a.l. di www.hiv-druginteractions.org atau www.HIVinsite.org
• Interaksi yang berakibat buruk dapat terjadi pada sejumlah kecil pasien.
• Riwayat obat yang rinci termasuk obat bebas & obat alternatif/tradisional harus ditanyakan pada setiap kunjungan kontrol.
• Waspada terhadap interaksi obat pada pasien dengan gagal terapi dan efek toksisitas yang berat.
Informasi dapat diperoleh di:Informasi dapat diperoleh di:
• http://www.hiv-druginteractions.org/• http://www.medscape.com/px/hivscheduler• http://clinicaloptions.com/hiv/• http://www.upToDate.com• http://www.drugs.com• http://hivinsite.ucsf.edu (“Medical” “Drug
interaction database”)• http://www.tthhivclinic.com