Top Banner

of 69

01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    1/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    69

    BUKU-1

    KONSTRUKSI PERALATAN dan

    KOMPONEN PESAWAT LIFT

    (ELEVATOR)

    Ditulis oleh:Ir. Sarwono Kusasi

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    2/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    66

    KATA PENGANTAR

    Materi pelatihan ini disajikan sebagai pendahuluan dalam rangka program pelatihan systemtransportasi vertical dalam gedung (TVG). Bagi mereka yang terlah terjun dalam praktek

    lapangan sebagai pemasang instalasi (fitter) lift selama dua atau tiga tahun tentunya telah

    paham dengan tiap-tiap komponen dan fungsinya.

    Kami berpendapat pelatihan pengenalan konstruksi peralatan harus dibarengi dengan

    tinjauan dilapangan pada instalasi beberapa jenis lift yang berbeda kecepatannya, agar

    memahami bahwa banyak komponen yang berbeda bentuk dan konstruksinya berdasarkan

    beda kecepatan dan kapasitas daya angkutnya. Tinjauan dilapangan harus dibimbing oleh

    tenaga ahli atau terampil dibidang lift, dan harus memperhatikan syarat-syarat keselamatan,

    terutama saat naik keatas atap kereta atau masuk kedalam pit harus mengikuti SOP

    pemeriksaan.

    Setelah memahami materi ini, peserta pelatihan tidak canggung untuk mengikuti pelatihan-

    pelatihan berikutnya jika diperlukan, dan banyak diantaranya materi pelatihan dalam tahap

    persiapan, yaitu :

    1. Pekerjaan pemasangan dan perakitan

    2. Teknik perawatan dan Reparasi (perbaikan)

    3. Konstruksi peralatan eskalator

    4. Manajemen Perawatan

    5. Syarat-syarat K3 operasi pesawat lift dan eskalator

    6. Perencanaan teknis sistem mekanik lift

    7. Pemilihan sistem TVG

    8. Panduan tata cara pemeriksaan (audit)

    9. Prinsip kinematika gerakan10. Kendali operasi kerja dan kendali gerak ( drive )

    11. Tata cara pengujian layak fungsi sistem dan pelaporan

    Demikianlah, mudah-mudahan informasi kata pengantar ini berguna adanya. Kami tetap

    menantikan saran dari rekan-rekan agar tulisan ini makin sempurna.

    Jakarta, Mei 2012

    Penulis

    i

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    3/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    67

    URAIAN SINGKAT

    1. Judul Pelatihan : Instalasi Lift dan Eskalator

    2. Mata Pelajaran : “ Konstruksi Peralatan dan Komponen”

    3. Peserta : Tehnisi lapangan, Perencana dan Penyelia bangunan

    4. Waktu : 2 JP

    5. Uraian Singkat : Tiap-tiapbagian darisuatupesawat lift mempunyai fungsi

    tersendiri, baik yang aktif bergerak, maupun yang diam

    (tidak bergerak). Juga ada bagian-bagian yang sifatnya

    sebagai pelengkap saja (sebutlah asesories), sehingga

    tidak ada pengaruh terhadap kerja pesawat, tetapi tidak

    boleh diabaikan. Bahan dan bentuk rekayasa komponen

    mempunyai maksud-maksud tertentu dalam

    melaksanakan fungsinya.

    6. Tujuan Instruksional :

    A. Umum : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu

    mengenali fungsi tiap-tiap komponen lift.

    B. Khusus : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan akan

    mampu :

    1. Menyebutkan fungsi jenis-jenis komponen.

    2. Membedakan komponen utama dan pelengkap.

    7. Acuan : 1. Vertical Transportation, Elevators and Escalators

    2nd edition 1982, George R. Strakosch

    John Waley & Sons, New York.2. Elevator mechanical design.

    Lubomir Janousky

    3. Standar Nasional Indonesia (SNI)

    SNI 03-2190-1999 “Syarat-syarat Umum Konstruksi

    Lift yang dijalankan dengan motor traksi”.

    ii

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    4/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    68

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar …………………….. i

    Uraian Singkat ………………… ii

    Daftar Isi …………………….. iii

    BAB I : Pendahuluan .............................................. 1

    BAB II : Komponen yang tetap (tidak berpindah tempat) .......................... 6

    1. Rel pemandu ( guide rails ) .................................... 6

    2. Penyangga dan peredam ( buffer ) .................................. 11

    3. Mesin, motor dan rem mesin ( machine brake ) ................................ 11

    BAB III : Komponen Bergerak ( moving components ) ........................... 22

    1. Kereta ( car) .......................................... 22

    2. Bobot imbang ( counterweight ) ……………………….. 23

    3. Tali baja traksi ( steel wire ropes ) ………………….. 23

    4. Pintu lantai dan pintu kereta ( landing doors ) .................................... 25

    BAB IV : Komponen Pelengkap ........................................ 29

    1. Sinyal dan Indikator ...................................... 29

    2. Saklar ( switches ) .................................... 34

    3. Pesawat pengaman kereta ( safety device ) ..................................... 35

    BAB V : Kesimpulan ......................................... 46

    BAB VI : Latihan …………….……. 48

    Lampiran :

    1. Kata Padanan .............................. 50

    2. Rujukan …………………. 61

    3. Daftar Gambar …………………… 62

    4. Daftar Singkatan ………………………… 63

    iii

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    5/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Ditinjau dari sistem transportasi vertikal dalam gedung (TVG), secara garis dasar

    komponen lift dibagi menjadi empat bagian, yaitu :

    Bagian 1 : Komponen diam (tidak berpindah tempat)

    a. Rel pemandu ( guide rails )

    b. Penyangga / peredam ( buffe r)

    c. Mesin traksi / mesin hidrolik

    d. Motor penggerak (drive)

    e. Pintu - pintu lantai ( landing doors )

    Bagian 2 : Komponen-komponen bergerak

    a. Kereta ( car, cabin )

    b. Bobot imbang ( counterweight )

    c. Tali baja tarik ( hoist ropes )

    Bagian 3 : Komponen pelengkap

    a. Di ruang mesin : kendali, pengindra kecepatan ( speed governor )

    b. Di ruang luncur : sinyal, saklar-saklar dan indikator Bagian 4 : Alat pengaman atau keselamatan

    a. Mekanis ( safety devices )

    b. Elektris ( switches)

    Untuk menghasilkan kerja yang sempurna semua komponen saling mendukung,

    masing-masing sesuai peranan fungsinya. Tidak semua komponen akan diuraikan

    disini karena telah/akan dibahas pada mata pelajaran lain, diantaranya pekerjaan

    pemasangan dan perawatan (lihat kata pengantar).

    2. Sejarah perkembangan pesawat lift sejak 1855 telah menghasilkan banyak sekali

    penemuan-penemuan jenius, dan bermacam-macam paten. Sebagai contoh, rel

    pemandu pada masa awal lift komersil, dibuat dari kayu dan berbentuk profil bulat atau

    segi empat. Pada waktu itu operasi lift berangkat dan berhenti harus dilakukan oleh

    seorang pelayan (atendan) didalam kereta yang memutar roda kemudi. Atendan juga

    harus membukakan pintu secara manual jika kereta telah sampai, dan menutup pintu

    dahulu jika lift mau berangkat.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    6/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    2

    3. Sejak tahun 1924 pesawat lift telah mengalami kemajuan luar biasa, karena serba

    electric, yaitu electric signal control, electric door operation . Seorang atendan masih

    diperlukan untuk menutup pintu cukup dengan menekan tombol. Atendan harus

    memutar roda kendali untuk memulai berangkat. Hebatnya lift telah pandai berhentisendiri pada tiap-tiap lantai dimana ada calon penumpang, dan akan berbalik arah

    dengan sendirinya, jika semua perlayanan pada arah tertentu diselesaikan.

    4. Sejak tahun 1955 pesawat lift sudah dilengkapi dengan peralatan atau aparatus serba

    “electronic” , seperti : rectifiers, transistors, electronic vacum-tube, semi-conductor, dan

    sebagainya. Secara umum “ electric control ” berubah menjadi “ electronically controlled”

    operation.

    Istilah - istilah berikut timbul :a. electronic call button

    b. electronic detector

    c. electronic digital indicator

    d. electronic decoder (tacho, generator atau transducer )

    e. electronic chime

    f. electronic speech sythesizer

    g. electronic display (liquid crystal )

    Seorang atendan tidak diperlukan lagi, karena pesawat lift sudah tahu apa tugasnya,

    bahkan jika ada seorang atendan, maka akan mengurangi kinerja lift, karena kerja lift

    lebih mementingkan efisiensi kelompok ( group operation ). Jika ada seorang atendan

    dipasang didalam kereta, maka dia lebih cenderung bertugas untuk mengelu-elukan

    tamu. Di Jepang dikenal dengan nama girl starter .

    5. Lift modern dilengkapi dengan saran aparatus yang tidak ada hubunganya dengan

    operasi lift dan dipasang atas permintaan (bersifat optional). Diantaranya ialah :

    a. Information display (biasa dipasang pada hotel)

    b. Speech synthesizer (berguna bagi penumpang yang mudah lalai/lupa)

    c. Close circuit TV (berguna mencegah tindakan jahil)

    d. Addressing systems ( public address )

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    7/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    3

    Asesories berikut dipasang dan ada manfaatnya, diantaranya merupakan keharusan:

    1. Electronic key card (option )

    2. Alarm bell (keharusan)

    3. Emergency lighting automatic charger (keharusan)4. Emergency Rescue Device (ERD atau ARD) ( option )

    5. Fire operation (keharusan untuk 8 lantai keatas)

    6. Earthquake operation pada zona 3 (option )

    7. Fasilitas bagi penumpang cacat ( option )

    8. Intercom didalam kereta (keharusan)

    6. Semua komponen lift harus diproduksi mengikuti standar nasional. Pesawat lift yang

    diimpor, mengikuti standar negara asalnya, umpamanya merk dagang dari USAmengikuti ASME 17.1 dari Jepang mengikuti JIS (Japanese Industrial Standard) , dari

    Eropa mengikuti EN.81, SNI di Indonesia dibuat berdasarkan ASME dan BSI (British

    Standard Institute) , isinya cukup memenuhi kebutuhan, mendukung mutu dan

    keselamatan. Lihat gambar 1 dan 2.

    SNI nomor Judul

    SNI 05-2189-1999 Definisi dan Istilah

    SNI 03-2190-1999 Syarat-syarat Umum Konstruksi Lift dengan Motor TraksiSNI 03-2190.2-2000 SUK Lift pelayan (dumbwaiter)

    SNI 03-6247.1-2000 SUK Lift pasien (bed elevator)

    SNI 03-6247.2-2000 SUK Lift khusus perumahan

    SNI 03-6247-2000 SUK Eskalator

    SNI 03-2190.1-2000 SUK Lift dengan transmisi hidrolik

    SNI 03-6573-2001 Tatacara perancangan sistem transportasi vertikal

    SNI 03-7017.1-2004 Pemeriksaan dan Pengujian Serah Terima

    SNI 03-7017.2-2004 Pemeriksaan dan Pengujian Berkala

    SNI 05-7052-2004 Syarat Umum Konstruksi Lift tanpa kamar mesin

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    8/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    4

    Gambar-1 :

    Typical Installation, geared machine

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    9/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    5

    Gambar-2 :

    Typical Installation, gearless machine

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    10/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    6

    BAB II

    KOMPONEN DIAM ( stand st i ll comp onents )

    1. Rel Pemandu ( guide rails )

    Fungsi rel ada empat macam, yaitu :

    1) Sebagai pemandu jalannya kereta dan bobot imbang.

    2) Sebagai penahan gaya-gaya reaksi saaat bongkar muat.

    3) Sebagai penahan gaya reaksi saat pesawat pengaman bekerja

    4) Sebagai tempat memasang saklar dan tuas ( cam ).

    Rel pemandu dibuat dari baja canai liat ( ductile steel ) dengan tegangan batas ( yield

    point ) maksimal 370 N/mm 2 biasa disebut structural steel . Pengerjaan mesin dengan

    skrap ( planed ) pada muka bidang kepala ( web ) sampai kehalusan 2,0 m, dan pada

    bagian kaki (base) tidak dimesin. Kelurusan yang dituntut ialah penyimpangan maksimal

    (maximum desplacement ) 0,3 mm per meter untuk kecepatan lebih rendah dari 240

    m/m, sampai 0,2 mm per meter untuk kecepatan mencapai 420 m/m.

    Rel-rel yang bengkok, terputir atau berubah bentuk dan sebagainya tidak boleh

    dipasang, oleh karena itu cara pengepakan dan handling selama transport harusmengikuti aturan, dan petunjuk produsennya.

    Rel pemandu harus dipasang secara vertikal dan diikat dengan braket dan diangker

    baut ke dinding beton ruang luncur. Masing-masing kereta dan bobot imbang bergerak

    mengikuti sepasang rel yang kekar. Jarak spasi (rentang) braket-braket harus mengikuti

    perhitungan agar tidak terjadi tegangan tekuk ( buckling stress ) saat rel berfungsi no.3,

    menahan gaya reaksi pesawat pengaman.

    Tegangan tekuk maksimal yang diizinkan sebesar 140 N/mm 2 untuk baja mutu st 370.

    Batang rel panjang 5 m disambung satu sama lain dengan plat fishplate .

    Ada dua versi ukuran rel, yaitu versi Amerika mengikuti ASME dan versi Eropa

    mengikuti ISO, BS dan EN.81. Berikut ini ukuran fisik dengan berat per meter lari. Rel

    versi Eropa, mengikuti ISO 7465, perbatang = 5 meter. Contoh beberapa rel tersebut

    ialah sebagai berikut :

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    11/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    7

    ISO Code Berat Dimensi (mm) Luas irisandalam kg/m B H t n (cm 2)

    T 70 - 1/A

    T 75 - 3/A/BT82 /A/BT89 /A/BT90 /A/BT125 /BT127 - 1/BT127 - 2/BT140 - 1/BT140 - 2/B

    7,5

    8,68,512,313,518,017,822,727,633,6

    70

    7582,58990

    125127127140140

    65

    6268,256275828989

    108102

    9

    10916161616161928

    34

    3025,433,44242

    44,550,85151

    9,51

    10,9910,9015,7017,2022,9022,6028,9035,1042,90

    Penjelasan gambar -1 :H = tinggi badan

    B = lebar dasar / kaki

    t = tebal rel

    n = tinggi kepala (web)

    g = tebal kaki

    Rel versi Amerika dari Jepang = kadang-kadang perbatang panjangnya 16 feet.

    No.Kode Beratkg/m B H t n Luas irisan

    (cm 2)

    K12 T 75K 16K 18 125/BK 22 T127-2/BK 27 T140-1/B

    K 34 T140-2/BK 45

    816,418222734

    44,7

    89114127127140140140

    62898989

    114102127

    1616161619

    28,531,7

    31,738,1444949

    50,857

    10,2-

    22,9028,9035,2042,90

    -

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    12/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    8

    Fixing guide rail by means of pressed clips

    Gambar 3A : Gambar 3B :

    Atas : Penjepit rel mati (fixed clip) dengan Penyambungan rel dengan fishplate dandua buah moer baut dan cincin pegas dibaut 8 buah 10 s/d 16M

    Bawah : Penjepit rel luwes dengan clip pegas (1),baut (2), lapisan slip anti karat (3), braket (4),plat shims (5)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    13/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    9

    Gambar 4 : Roda pemandu kereta

    Satu satuan terdiri dari 3 roda masing-masingdilengkapi dengan pegas agar roda menekansecukupnya pada permukaan rel, tiga arah.1. Rol glinding ( roller wheel )

    2. Ban karet3. Bantalan peluru ( ball bearing )4. Tap poros5. Batang goyang ( rocker arm )6. Badan dari baja tuang7. Pegas spiral8. Moer untuk menyetel tekanan roda glinding

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    14/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    10

    Gambar-5 :Sepatu Luncur Pemandu

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    15/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    11

    2. Penyangga dan Peredam ( buffer )

    a. Penyangga dan peredam ialah alat penahan atas kemerosotan kereta atau bobot

    imbang yang masuk kedalam pit melewati batas seharusnya. Penyangga (bumper)

    berupa bahan masif kenyal ( polyurethane ) untuk lift berkecepatan maksimal 45 m/m,dan jarak tekan maksimal 10 cm terhadap bahan tersebut. Peredam ( buffer ) berupa

    dua macam, yaitu pegas ( spring buffer ) untuk lift berkecepatanmaksimal 90 m/m dan

    oil (hydraulic ) buffer untuk lift berkecepatan 90 m/m keatas, lihat gambar 6A dan 6B.

    b. Peredam pegas bersifat mengumpulkan energi kinetis ( energy absorption ) saat

    kereta atau bobot imbang membentur padanya, sedangkan oil buffer bersifat

    menyerap energi kinetis ( dissipated energy ), sehingga lebih nyaman, jika memang

    direncanakan jarak langkah ( stroke ) torak dengan betul.

    c. Jika peredam dipasang pada bagian bawah dari bobot imbang, sebagai bagian dari

    pemberat, maka pada dasar pit harus dipasang penyangga dari kayu sebagai

    penahan benturan. Juga harus diperhitungkan tinggi overhead agar bagian atas dari

    bobot imbang tidak membentur lantai ruang mesin, saat kereta dilantai terbawah.

    d. Penyangga dan peredam adalah suatu keharusan dalam instalasi lift, sebagai

    pengaman keadaan darurat, walaupun alat ini lebih banyak diam bahkan tidak

    pernah bekerja. Alat ini bekerja saat terjadi overspeed kereta arah turun menjelang

    kelantai-1 (terminal bawah).

    e. Rekayasa peredam hidrolis harus mempunyai lisensi, setelah mengalami uji-coba di

    laboratorium resmi, atau di pabrik dengan saksi. Ditempat kerja dilapangan peredam

    tersebut tidak perlu lagi mengalami uji coba, jika ditunjukkan bukti lisensi dari pabrik.

    3. Mesin dan Motor ( traction machine, drive )

    Mesin dan motor merupakan kesatuan penggerak jalannya kereta yang duduk matidiruang mesin, diatas ruang luncur atau alternatif dipasang dilantai dasar. Kesatuan

    komponen ini terdiri dari :

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    16/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    12

    Penyangga polyurathane atau karet sintetis, duduk pada plat baja 5 mm,diameter luar 125 mm, diameter dalam 35 mm (lubang) tinggi 100 mm

    Gambar 6A :

    Peredam pegas ulir (spiral) dari baja1. Profil pegas : bulat2. Plat dasar 3. Plat atas4. Karet penahan benturan5. Tabung baja pelurus (pendukung)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    17/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    13

    Gambar 6B :

    Peredam hidrolik (minyak) dengan gas nitrogendidalam piston (bikinan Leo International Ltd )Plunger = torak (bergerak turun karena benturan)Orifices = lubang-lubang aliran minyakMetering tube = tabung (silinder) minyakOil reservoir = bak cadangan minyak

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    18/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    14

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    19/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    15

    1. Motor listrik penggerak poros berputar ( drive )

    2. Mesin berupa roda gigi reduksi ( reduction gear )

    3. Rem mesin ( machine brake )

    Catatan: Lift berkecepatan tinggi (diatas 150 m/m) tidak menggunaan roda gigireduksi. Poros motor langsung sebagai pemutar roda puli dan dinamakan

    gearless machine . Lift berkecepatan dibawah 150 m/m menggunakna

    transmisi roda gigi dan dinamakan geared machine . Lihat gambar 8.

    a. Roda gigi reduksi : gigi ulir ( worm gear )

    Fungsi roda gigi reduksi ialah untuk mengurangi putaran poros motor ( , dalam

    rpm) oleh karena putaran motor terlalu tinggi sedangkan kecepatan lift rendah.

    Contoh pada lift dengan sistem pentalian 1:1, dimana kecepatan linier tali samadengan kecepatan kereta, umpama S = 60 m/m, maka :

    Dimana : S = kecepatan tali, m/m

    D = diameter puli, m

    = 3.14

    2 = putaran puli yang diminta

    Jika D = 0,8 meter, maka 2 = S / D = 60/3.14 x 0.8 = 23.8 ~ 24 rpm

    Sedangkan putaran motor = 120 f (1 - S) / P = 120 x 50 (1 - 0,03) / 4 = 1455 rpmMaka diperlukan roda gigi ulir ( worm gear ) dengan gear ratio 1/ 2 = 1455 : 24,

    sama dengan 60 : 1 (60 gigi dengan 1 ulir).

    Jika sistem pentalian 2 : 1, kecepatan linier tali 2 x kecepatan lift, dimana 2 = 2 x

    24 = 48 rpm, maka diperlukan roda gigi ulir dengan gear ratio 1455 : 48, atau 30:1

    atau 60 : 2, yaitu dengan menggunakan roda gigi ulir = 2 ulir. Lihat gambar 7.

    b. Roda gigi reduksi : gigi helical

    Bentuk gigi miring - spiral dan biasanya bertahap 2 kali reduksi, yaitu untuk lift-liftberkecepatan 150 m/m s/d 210 m/m. Contoh lift berkecepatan 180 m/m, dengan

    sistem roping 1:1, maka kecepatan tali sama dengan kecepatan kereta, S = D ,

    jika D = 0,8 meter, maka = S / D = 180 / 3.14 x 0.8 = 71,6 rpm atau 72 rpm.

    Gear ratio 1/ 2 = 1455 / 72 = 20.25 : 1. Gigi tahap pertama gunakan ratio 45:10.

    Gigi tahap kedua gunakan ratio yang sama 45:10 (total ratio 4.5 x 4.5 = 20.25).

    S = D 2

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    20/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    16

    Gambar 7 :

    Atas : Gigi reduksi jenis ulir (worm gear)Bawah : Gigi reduksi jenis helical1. Bed plate mesin2. Rumah gigi reduksi3. Tutup4. Roda baja tuang5. Roda tarik (puli) besi tuang molebdenum6. Poros baja tempa, untuk puli dan roda gigi7. Gigi ulir dari tembaga campuran8. Poros gigi ulir

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    21/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    17

    Gambar 8 :

    Atas : mesin tarik roda gigi reduksi dan motor AC(AC geared machine )

    Bawah : mesin tarik tanpa gigi - motor DC(DC gearless machine )

    c. Roda puli penarik ( traction sheave )

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    22/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    18

    Puli dibuat dari besi tuang campuran molebdenum dengan kekerasan seragam

    HB220 ( Brinell Hardness ). Diameter roda puli minimal 40 kali diameter tali baja. Jika

    diameter tali sama dengan 5/8 in = 16 mm, maka diameter puli minimal 40 x 16

    = 640 mm. Dari segi keawetan tali baja, diameter diperbesar 10% menjadi 700 mm,sebagai diameter minimal. Umur puli dapat mencapai 15 tahun jika tegangan tali

    baja traksi dijaga senantiasa seragam.

    d. Rem mesin ( machine brake )

    Rem mesin lift menggunakan tenaga elektromagnetik ( solenoid ) untuk membuka

    rem tiap-tiap kali lift mau berangkat, dan rem bekerja atas gaya pegas tiap-tiap kali

    lift berhenti. Sepatu rem dibuat dari bahan ferodo, berjumlah sepasang. Jarak celah

    antara sepatu rem dengan tabung rem maksimum 0,1 mm. Sedangkan jaraksolenoid intimagnet ( magnetic core ) antara yang kiri dan kanan kira-kira 1,0 mm,

    sehingga perlu perbandingan batang-batang tuas 10 : 1, untuk membuka rem.

    Semua dapat disetel, dan biasanya telah dilakukan di pabrik. Disamping jenis rem

    tabung, sekarang banyak digunakan jenis rem cakram ( disc brake ).

    Kekuatan rem disetel oleh moer dibelakang pegas. Rem harus cukup kuat

    menahan kereta dengan beban muatan sampai 125% kapasitas angkat, tanpa

    merosot, jika tiba-tiba sumber tenaga listrik putus. Hal ini harus diuji coba, sebelum

    instalasi diserah terimakan oleh kontraktor kepada pemilik. Proses berhentinya lift-

    lift modern tidak lagi dengan pengereman. Lift berhenti karena kendali kontroler,

    motor berhenti, setelah kereta tepat rata dengan lantai ( dynamic braking ). Sesaat

    kemudian rem baru bekerja menahan kereta, agar tetap diam dan tidak merosot.

    Lift dengan motor AC-2 speed, dimana speed control tidak menggunakan inverter,

    maka kecepatan lift diturunkan seperempatnya untuk kira-kira 8 detik, kemudian 2

    detik sebelum berhenti rem membantu bekerja (drop hold braking ). Lihat contoh

    gambar 9 dan 10:

    1. External, permukaan luar tabung yang dipeluk sepatu rem. Tabung langsung

    berhubungan dengan as motor.

    2. Internal, expanding brake , pada mesin gearless. Permukaan dalam tabung yang

    ditekan oleh sepatu rem.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    23/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    19

    Gambar 9 : Rem mesin tarik gearless

    Untuk mesin-mesin gearless, jenis rem internal.Sepatu rem dengan lining dari ferodo menekanbagian dalam tabung dengan kekuatan pegas spiral.Penumpuan dari sepatu rem berbentuk eksentrisagar dapat menyetel celah rem dengan tabung. Celahberkisar 0.1 s/d 0.15 mm. Celah udara antara kern (inti)magnet solenoid = 0.4 mm, sehingga perbandingantuas ungkit 0.4 s/d 0.15 = + 1 : 3 atau 0.4 / 0.1 = 1 : 4

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    24/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    20

    Gambar 10 :

    Rem mesin tarik jenis externalUntuk mesin-mesin dengan rodagigi reduksi. Sepatu rem dapat“main” oleh karena duduk padarem, pivot pins, sehinggapermukaan rem dapat menekansecara merata.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    25/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    21

    Pesawat atau alat atau rem pengaman, pada keretayang bekerja menjepit rel akibat terjadi kecepatan lebih,

    sehingga kereta terhenti pada jarak kemerosotan tertentu

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    26/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    22

    BAB III

    KOMPONEN BERGERAK

    Komponen yang senantiasa bergerak dalam sistem pesawat lift ialah :

    1. Kereta, termasuk pintu kereta ( car and car door )

    2. Bobot imbang ( counterweight )

    3. Tali baja ( steel wire ropes, hoistrope )

    4. Pintu lantai dan pintu kereta ( landing door and car door )

    Keempat komponen tersebut telah diuraikan pada mata pelajaran sebelumnya, sehingga

    hanya akan disinggung sedikit mengenai kereta dan pintu. Lihat gambar-gambar.

    1. Kereta ( car, cabin ) atau c ab )

    Kereta sebagai sarana penumpang yang digerakkan oleh motor listrik ( drive ), melalui

    beberapa power transmission (roda puli traksi, roda gigi reduksi dan tali baja traksi)

    kereta bergerak mengikuti rel pemandu vertikal dengan dibantu oleh 2 pasang roller

    guide (untuk kecepatan diatas 90 m/m) atau dengan sepatu luncur (untuk kecepatan)

    lift dibawah 90 m/m). Lihat gambar 4 dan 5.

    Banyak orang lebih suka menyebut sangkar ( cage ) dari pada kereta, walaupun jelas- jelas yang menggunakan lift itu manusia, bukan binatang. Berdasar penggunaannya

    kereta dibagi menjadi tiga jenis yaitu kereta penumpang, kereta barang dan kereta lift

    pelayan ( dumbwaiter ). Kereta penumpang ( passenger cab ) banyak variasinya. Ukuran

    yang dianjurkan seperti tersebut dalam mata pelajaran “tata letak” atau SNI 03-6573-

    2001 “Tata cara perancangan”. Sedangkan bentuk kereta lift kaca ( observation elevator )

    tergantung arsitek perencana. Tetapi semua harus memenuhi syarat luas kereta atas

    dasar 0,16 m 2/orang (kecuali lift-lift kecil untuk perumahan mencapai 0,2 m 2 tiap

    orang).

    Semua kereta harus dilengkapi dengan pintu, kecuali lift pelayan ( dumbwaiter ),

    walaupun pintu tidak harus otomatis (untuk lift barang dan lift perumahan dipakai pintu-

    pintu manual). Pintu kereta dilengkapi dengan tuas ungkit pelepas (seperti pedang)

    yang digerakan oleh door operator. Gunanya agar pintu lantai dapat ikut terbuka/tertutup

    mengikutipintu kereta. Tuas tersebut mendorong roller kereta yang dipasang pada pintu

    lantai. Lihat gambar 12A dan 12B. Tinggi kereta minimal 2,0 m, tetapi tinggi yang normal

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    27/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    23

    dapat diterima ialah 2,2 m sampai langit-langit atau 2,4 m sampai ke atap. Atas

    permintaan khusus tinggi kereta dapat mencapai 3.0 m, demi prestige.

    2. Bobot imbang ( counterweight )

    Bobot imbang atau bandul adalah pemberat yang berfungsi mengimbangi berat kereta

    dan muatannya agar daya motor yang terpakai cukup rendah. Jika berat kereta sebesar

    P kg dan kapasitas lift = Q kg, maka perlu dipasang bobot imbang seberat Z, dimana :

    Dimana angka ½ (atau 50%) disebut counterweight overbalance , yaitu kelebihan berat

    bobot imbang terhadap berat kereta kosong. Nilai overbalance untuk lift-lift kecil

    (kapasitas 60 kg dan kebawah) = 50%. Lift-lift dengan kapasitas daya angkut 750 kg s/d

    1150 kg, nilai overbalance = 45%, sedangkan lift yang kapasitasnya diatas 1150 kg, nilai

    overbalance = 42.5%, bahkan 40%. Hal ini berdasarkan observasi lapangan sepanjang

    waktu dimana sirkulasi digedung yang lengang (tidak padat) agar efisien jika diperoleh

    keseimbangan saat naik-turun. Bobot imbang terdiri dari rangka dari baja profil kanal,

    bentuk konstruksi segi empat dan diisi dengan fillerweight dari besi tuang dan

    dikencangkan dengan 2 baut tie rod . Bobot imbang bergerak meluncur mengikuti rel

    pemandu vertikal dengan sepatu luncur atau dengan roller guide jika kecepatannya

    melebihi 120 m/m. Lihat gambar 1:1 Rakitan bobot imbang.

    3. Tali kawat baja traksi ( hoist steel w ire ropes )

    Gerakan naik-turun kereta dan bobot imbang ditarik oleh tali. Ujung tali yang satu

    diikatkan pada rangka kereta dan ujung tali yang lain pada rangka bobot imbang. Tali-

    tali memeluk puli roda traksi dan duduk dialur-alur disediakan pada sisi muka sekeliling

    puli. Tali memperoleh gaya gesek dari puli, cukup kuat karena bentuk alur dan koefisien

    gesek antara baja (tali) dan besi tuang (puli) sangat laik (f = 0.11, jika kering tidak

    berminyak). Lihat gambar 22 dan 23, ada 4 macam sistem pentalian.

    Pengikatan ujung-ujung tali pada rangka kereta dan rangka bobot imbang dengan baut

    soket tirus atau baut soket baji ( wedge socket ). Konstruksi tali yang disetujui oleh semua

    pihak untuk dipakaikan pada instalasi lift, ialah: Seale type, 8 x 19 FC, yaitu dengan 8

    stand (pilinan) dari 19 elemen kawat dan ditengahnya terdapat fibre core (FC) dari serat

    manila atau serat sintetis yang mengandung minyak anti karat. Faktor keamanan (fk)

    tali sangat penting dalam perhitungan jumlah lembar tali yang harus menarik beban

    (P+Q) kg (berat kereta dan muatan maksimum). Juga batas patah (Bp) tali (dalam N)

    yang dinyatakan dalam sertifikat pengujian, sehingga jumlah lembar tali n, adalah :

    Z = P + 1/2 Q kg

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    28/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    24

    Dimana : g adalah gravitasi bumi

    Tali harus diapkir jika diameternya susut 10% dan atau terdapat patahan maksimum 16

    elemen kawat pada jarak satu puntiran atau one lay (+ 12 cm jika diameter = 13 mm).Pada umumnya tali diganti baru jika telah mengalami 1 juta tekukan (useful lift = + 5

    tahun untuk gedung kantor).

    4. Pintu lantai dan Pintu kereta

    Pintu lantai ialah pintu yang dipasang pada ruang luncur ( hoistway door, atau landing

    door ). Istilah “pintu luar” tidak betul. Pintu lantai bersifat pasif, hanya mau membuka

    (atau menutup) jika dibuka (ditutup) oleh pintu kereta dengan batang tuas ( retiring cam ).

    n = g (P+Q) fkBp

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    29/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    25

    Sedangkan pintu kereta aktif bergerak oleh motor listrik yang dipasang diatap kereta

    (biasa disebut door operator ).

    Gambar 11 : Rakitan bobot imbang

    1. Kaleng (bejana) minyak pelumas2. Sepatu luncur pemandu3. Pegas untuk soket thimble rod pengikat tali baja4. Rangka bobot imbang5. Batang-batang besi tuang pemberat6. Rel pemandu7. Sepatu luncur sepasang di bawah8. Pegas ulir peredam didasar pit

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    30/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    26

    Gambar 12 :

    Kiri : Penggerak pintu kereta dengan motor DCdan gigi reduksi. Gerakan diperhalus dengan minyak hidrolis,dalam dua silinder kiri dan kanan masing-masing untuk buka dan tutupGambar memperlihatkan jenis pintu single panel.

    Kanan : Penggerak pintu kereta dengan motor AC atau DC danreduksi putaran dengan roda-roda sproket berantai.Jenis pintu : two panel - center opening, masing-masing daun pintudidorong oleh masing-masing lengan yang bertumpu pada bagian rangkakereta yang kokoh. Lengan pertama dihubungkan dengan batang ( connecting rod )ke lengan kedua. Dengan penyetelan posisi batang, secara sinkrun kedua panelmembuka / menutup bersamaan.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    31/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    27

    Semua pintu lantai harus dilengkapi dengan kunci kait ( interlock ) dan kontak listrik,

    baik yang otomatis maupun pintu manual. Lihat gambar 12B. Bentuk atau jenis pintu

    yang paling populer untuk lift modern ialah sorong horizontal belah tengah ( center

    opening sliding door ). Pintu lift service (serbaguna) harus lebih lebar, maka digunakan jenis two-speed door atau pintu teleskopik dengan 2 panil (daun pintu). Daun pintu

    yang dimuka bergerak lebih cepat (dua kali lipat) dari kecepatan daun pintu belakang.

    Gambar 13 memperlihatkan lebar pintu ( L) maksimal yang dapat diperoleh dari lebar

    ruang luncur (L) yang tersedia atas dasar jenis-jenisnya.

    Tinggi pintu minimal 2,0 meter, tetapi tinggi yang normal dapat diterima masyarakat

    ialah 2,1 meter. Tinggi kereta dan tinggi pintu lift barang menyesuaikan kebutuhan atas

    dasar jenis barang yang diangkut. Jenis pintu ialah vertical bi-parting door denganlebar sama dengan lebar kereta. Biasanya pintu lift barang tidak otomatis, tetapi dapat

    dilengkapi dengan motor penggerak pada masing-masing unit pintu. Dengan cara

    menekan tombol-tombol, pintu dapat dibuka dan atau tutup saat kereta telah berhenti

    dilantai.

    Gambar 12B :Kunci kait dilengkapi dengan 2 roller karet

    pendorong panel pintu, oleh kerja retiring campada pintu kereta.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    32/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    28

    Gambar 13 :

    Jenis-jenis pintu dan lebar maksimal yang dapat diperoleh (l) dan lebar ruang luncur (L)

    I = lebar pembukaan pintuL = lebar ruang luncur

    Satuan dalam milimeter

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    33/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    29

    BAB IV

    KOMPONEN PELENGKAP

    1. Sinyal dan Indikator

    Sinyal dan indikator ialah suatu sistem petunjuk dan pertanda yang berfungsi informasi

    membantu operasi lift dan eskalator saat bergerak mencapai tujuannya sebagaimana

    mestinya. Termasuk dalam sistem sinyal ialah alat pelengkap pertolongan dalam

    keadaan darurat, yaitu :

    a. Bel tanda bahaya ( alarm bell ) atau tanda minta tolong.

    b. Interkom atau interphone

    c. Monitor dengan CCTV, dan

    d. Pengindera (sensor, detector)

    Sinyal memanfaatkan bunyi/suara spesifik, cahaya dan juga perekaman gejala.

    Contoh - contoh :

    a. Bell berdering untuk minta tolong karena lift macet (suatu ketetapan).

    b. Bunyi buzzer (geram) untuk kereta tidak mau berangkat karena beban berlebih.

    c. Juga buzzer agak lembut karena pintu ditahan terus menerus tidak dapat menutup

    pada hal tengganng waktu telah habis, dan kereta harus berangkat.

    d. Bunyi denting satu kali jika lift tiba dilantai arah keatas. Bunyi denting dua kali, jika

    lift tiba, tetapi arah kebawah. Bersamaan dengan bunyi denting tersebut lampu

    ketibaan turut menyala yaitu warna hijau untuk arah keatas, dan merah untuk arah

    kebawah. Bunyi denting tersebut sekarang diganti dengan suara electronic chime

    yang lebih nyaman terdengar.

    e. Pijitan tombol-tombol lantai ( hall call ) dan tombol kereta ( car call ) disertai bunyi“biip”

    dan tombol menyala diode merah, suatu tanda bahwa panggilan atau permintaan

    telah “didaftar” untuk dilayani.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    34/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    30

    Gambar 14 : Hall FixturesKiri : Kombinasi tombol panggil lantai dengan indikator

    posisi jenis electronic - digital, dan directional light.Untuk lift simplex.

    Kanan : Sama, untuk lift duplexBagian bawah ada key switch boleh jadi untuk parking,atau special operation (umpama : hospital service).

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    35/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    31

    Gambar 15 :

    Suatu contoh bentuk Car Operating Panel (COP)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    36/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    32

    Gambar 16 :

    Penandaan yang terdapat pada Car Operating Panel (COP)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    37/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    33

    Gambar 17 :

    Hall fixtures : OTIS Elevator Co.

    Hall lantern : lampu ketibaan berbentuk panah atau segitiga.Warna hijau, arah atas. Warna merah, arah bawah.1. Tombol panggilan : bentuk segi empat dengan panah menyala ; bentuk bulat dengan hollow ring

    menyala.2. Posisi kereta (indicator) dengan angka-angka digital, electro luminescent.

    Posisi diatas pintu atau samping bagian atas.3. Panel display (informasi) diatas pintu

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    38/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    34

    f. Peringatan bahwa lift akan berangkat dari lobi karena tenggang waktu telah habis,

    ditandai dengan suara buzzer agak geram dan pada saat yang sama lampu panah

    warna hijau berkedip ( nudging operation ).

    Semua petunjuk dan petanda tersebut tidak ada ketetapannya, kecuali alarm bell dan

    intercom adalah suatu keharusan sebagai dari sarana tanda dalam keadaan darurat.

    Indikator posisi kereta yang dipasang pada dinding diobi, hanya bermanfaat untuk

    pasangan dua lift ganda ( duplex ). Bagi lift-lift dalam kelompok (3 atau lebih), indikator

    posisi tersebut cukup dipasang didalam kereta saja, sedangkan pada tiap-tiap lantai

    seharusnya dipasang lampu panah ketibaan berwarna merah dan hijau dengan

    kombinasi suara denting. Dalam hal ini pemasangan indikator posisi hanya akan

    membingungkan calon penumpang yang menunggu di lobi.

    Lift modern dilengkapi dengan detector penilai jumlah calon penumpang dilobi lift dilantai

    dasar, sebagai pemicu operasi “ up peak demand ”.

    Lokasi lampu ketibaan sebaiknya dipasang di samping pintu sebelah kiri (lihat gambar).

    Alternatif dipasang diatas pintu, kecuali jika pintu memakai tingkap ( transom panel )

    maka lampu tidak boleh dipasang pada tingkap. Hindari memilih bentuk lampu yang

    kurang efektif, tidak tepat guna. Jangan sampai bentuk-bentuk manis mengorbankan

    fungsi.

    Layar info ( screen display dan speech synthesizer ) didalam kereta berguna terutama

    bagi penyandang cacat. Lihat gambar 15 dan 17.

    2. Saklar ( switches )

    Saklar atau kontak dapat berbentuk tombol, kunci kontak, pisau dengan handel,

    automatic circuit breaker , dan saklar-saklar dengan tungkai ( limit switches ) untuk

    pengaman. Berikut ini kode-kode dalam gambar pengawatan.

    tombol, ( making )

    tombol, ( breaking )

    kunci kontak

    saklar pisau, dua arah

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    39/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    35

    saklar dengan tungkai (cam), ( breaking )

    sama dengan diatas, ( making )

    kontak pintu kereta ( gate contact )

    kontak pintu lantai ( door contact )

    Selama lift bergerak semua saklar pengaman harus masuk (sambung), yaitu :

    a. Final limit switch, diatas dan dibawah R/L

    b. Directional limit switch

    c. Governor switch (SO)

    d. Safety overspeed switch (SOS)

    e. Kontak pintu-pintu (car contact, gate contact)

    f. Broken tape switch

    g. Emergency stop switch dikereta, diatap kereta dan di pit

    h. Buffer switch

    i. Saklar roda penegang di pit

    Jika salah satu dari saklar-saklar tersebut lepas atau terbuka, maka lift berhenti (macet)karena semua tersambung secara seri dan masuk ke relay penggerak motor. Saklar

    terakhir masuk ialah kontak pintu, yaitu pada saat lift mau berangkat, pintu harus rapat

    menutup. Lihat gambar berikut : hubungan seri saklar-saklar.

    3. Pesawat Pengaman Kereta

    Sistem pengaman kereta terdiri dari pengindra kecepatan lebih, disebut speed governor ,

    tali baja pemutar roda governor , mekanisme penarik alat pengaman, ( linkages ) dan rem

    pasak yang disebut safety block . Fungsi governor ialah menjepit tali governor agar berhenti jika terjadi overspeed . Lihat gambar 18, 19, 20 dan 21.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    40/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    36

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    41/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    37

    Lihat gambar : penjepitan terjadi saat lift melaju melebihi batas tertentu sehingga, putaran

    roda governor menimbulkan gaya centrifugal kepada 2 buah bandul, yang keluar membentur

    pengungkit ( cam ) dan melepaskan kait (tripped).

    Tali baja governor merupakan lingkaran tidak terputus dari ujung tuas di kereta, keatasmelingkari roda governor , turun langsung ke pit melingkari roda penegang, dan kembali

    keatas diikat pada tuas tersebut. Jika terjadi tripped tali baja dijepit oleh rahang yang jatuh

    karena kaitannya lepas. Selanjutnya tali yang berhenti, menarik tuas kiri dan kanan, dan

    melalui rangkaian mekanis menarik keatas lifting rod dan rem pasak (baji) yang berbentuk

    tirus masuk ke rumahnya ( block ) menjepit rel. Lihat gambar.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    42/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    38

    Gambar 18 : Sistem Pesawat pengaman kereta.

    Rangkaian mekanis (1) disamping rangka atas.Ujung tuas kiri diikat tali baja governor (tuas kanan dihubungkan dengan connecting rod).Tali baja merupakan lingkaran bertutup,memutar roda governor dan roda penegang di pit.Tuas akan menarik keatas “lifing rod” selanjutnyamenarik baji masuk ke rumahnya yang tirus.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    43/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    39

    Gambar 20 :

    Arah jarum jamAtas kiri : governor, 1 dan 5 bandul “terbang”yang akan memukul ungkit 4,melepaskan kait, dan menjatuhkan rahang 6.Rahang 3 diperkuat dengan pegasmenjepit tali bersama rahang yang jatuh,maka tali baja 2 akan berhenti bergerak.

    Gambar 19Pasak pengeram bentuktirus (rem baji)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    44/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    40

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    45/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    41

    Gambar 21 :

    Gambar kerja 1. Memperlihatkan posisi tali 235 mm dari garis sumbu rel, 2. Posisi SOS switch dan3.Connecting rod yang menggerakkan tuas, 4. Pada sisi lain dari tali, 5. Rem baji 6, berbentuk tirus

    menjepit rel, setelah ditarik lift rod .

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    46/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    42

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    47/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    43

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    48/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    44

    Gambar-22 :

    Sistem Pentalian (roping)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    49/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    45

    Gambar-23 :Sistem Pentalian (roping)

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    50/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    46

    BAB V

    KESIMPULAN

    Komponen peralatan pesawat lift yang utama adalah motor penggerak atau drive . Saat ini

    motor yang popular digunakan ialah jenis AC induksi dengan permanent magnet

    synchronous . Kemudian diikuti dengan power transmission yaitu mesin traksi dengan roda

    puli, roda gigi reduksi dan tali baja traksi.

    Kemudian kereta sebagai sarana bagi pengguna (penumpang) dilengkapi dengan bobot

    imbang ( counterweight ) yang bergerak melalui rel pemandu yang vertikal. Sarana

    penumpang lain ialah pintu-pintu, yaitu pintu kereta dan pintu-pintu lantai atau pintu-pintu

    hentian ( landing doors ).

    Komponen pelengkap adalah :

    1. Kendali, terdiri dan kendali operasi kerja lift, dan kendali gerak kecepatan ( speed control

    atau disebut juga drive ).

    2. Pengawatan ( field wiring ) dan traveling cable

    3. Roda penyimpang, dan roda-roda penegang dipit

    4. Governor pengindera kecepatan, dan alat pengaman atas terjadinya kecepatan lebih.5. Penyangga dan peredam ( buffer ), gambar 4, 5 dan 6.

    6. Sepatu luncur pemandu atau roller pemandu ( roller guides ). Lihat gambar-3.

    7. Tali baja kompensasi, untuk mengimbangi berat tali baja traksi.

    8. Sinyal, indicator dan tombol-tombol panggil.

    Selain dari tersebut diatas digolongkan sebagai asesori yang dipasang didalam kereta ialah:

    1. Petunjuk arah jalannya kereta ( directional arrows )

    2. Indicator posisi ( car position indicator )3. Kipas angin

    4. Lampu penerangan dan lampu darurat

    5. Interphone / intercom dan bel darurat

    6. Detector bukaan kembali pintu dengan berkas sinar infra red

    7. CCTV

    8. Screen display penayangan informasi dan speech synthesizzer

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    51/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    47

    Bentuk-bentuk dan rupa fixtures (tombol, lampu ketibaan dan lampu indikator posisi) oleh

    pabrik pembuatnya dipilih atas dasar survey pada berbagai kantor interior designer, agar

    dapat diterima masyarakat. Pabrik selalu berpatokan bentuk dan rupa harus “ functional ”.

    Jangan sampai berbentuk manis dan cantik tetapi mengorbankan fungsi fixtures .

    Beberapa hal yang perlu dibahas dalam materi pelajaran terpisah ialah:

    1) Lift tanpa kamar msin

    2) Lift dengan transmisi hidrolik

    3) Tangga jalan (escalator atau passenger converyor)

    Beberapa komponen yang belum dibahas secara terperinci ialah:

    1) Braket pengencang rel pemandu, dan angker baut

    2) Plat penyambung rail

    3) Jarak maksimal braket ( bracket spacing )

    4) Motor penggerak pintu ( door operator )

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    52/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    48

    BAB VI

    LATIHAN

    1. Seandainya anda seorang manajer operasi bangunan (MOB) apakah anda akan

    menganggap instalasi lift lebih penting dibanding dengan instalasi tata udara (AC).

    Jelaskan keunggulan fasilitas lift (TVG) dibanding dengan sarana bangunan lain.

    2. Peralatan komponen instalasi pesawat lift dapat digolongkan menjadi 4 golongan,

    yaitu:

    1) Penyedia daya dan penggerak

    2) Penyalur daya ( power transmissions )

    3) Objek sarana pelayanan pengguna

    4) Peralatan pendukung

    Sebutkan masing-masing komponen pada 4 golongan tersebut.

    3. Sebutkan komponen pesawat lift yang bergerak (pindah) dan komponen-komponen

    yang diam.

    4. Sebutkan 3 komponen pesawat lift yang berfungsi sebagai alat penyelamat

    kemungkinan terjadinya kecelakaan.

    5. Mengapa pabrik produsen pesawat lift memilih ukuran rel pemandu (kg/m) tertentu,

    sesuai fungsinya?

    6. Apa maksud memasng peredam ( buffer ) didasar pit. Kenapa dibedakan penggunaan

    peredam pegas dan peredam hidrolik?

    7. Kenapa tidak digunakan penyangga karet saja agar lebih menekan biaya ( cost

    reduction ) dari pada peredam hidrolik yang pasti lebih mahal.

    8. Apa fungsi dari pemandu roller guide dan sepatu luncur ( guide shoes ). Apa ada

    pengaruhnya dengan getaran/goncangan badan kereta.

    9. Mengapa berat kereta dan muatannya harus diimbangi dengan bobot imbang dalam

    operasinya naik dan turun?

    10. Komponen apakah dinamai thimble rod ? Apa ada hubungannya dengan baut?

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    53/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    49

    11. Apa fungsi dari tuas pelepas ( retiring cam ) yang dipasang pada panel pintu kereta?

    12. Apa fungsi dari kunci kait ( interlock ) yang dipasang pada pintu-pintu lantai?

    13. Jika lebar ruang luncur ( hoistway ) = L, maka agar memperoleh bukaan pintu yang

    paling maksimal, harus memilih jenis pintu apa?

    14. Mengapa memasang sinyal dan indikator sangat penting?

    15. Ada berapa macam konstruksi tali kawat baja? Tali baja jenis apa yang paling cocok

    untuk pesawat lift dan apa konstruksinya?

    16. Berapa sebaiknya jumlah lembar tali baja untuk lift-lift penumpang? Faktor-faktor apa

    yang menentukan diameter tali dan jumlah lembar tali?

    17. Apa tujuan memasang alarm bel dan lampu darurat didalam kereta lift?

    18. Apakah alat komunikasi didalam kereta lift penting? Jika ya, harap jelaskan.

    19. Mengapa tali kawat baja perlu diganti baru saat-saat tertentu. Ada gejala apa, dan apa

    akibat jika tidak diganti?

    20. Apa kriteria tali baja harus diapkir, dan perlu diganti baru. Atas laporan siapa, maka tali

    harus diganti baru.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    54/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    50

    Lampiran-1

    PADANAN KATA-KATA

    Absoption : penyerapan

    Acceleratiion (a) : percepatan saat lift berangkat sampai mencapai

    kecepatan penuh (m/detik/detik atau m/s/s).

    Acceptance testing : pengujian makbul atau pelulusan (pada instalasi yang

    baru selesai terpasang). Surat izin layak fungsi (resmi).

    Accredited : diakui/disahkan.

    Accupational safety : keselamatan kerja bagian dari SMK3.

    Annual testing : pengujian tahunan/tiap-tiap tahun/ulangan.

    Anti creep device : alat dengan katup berfungsi menaikan kereta kembali

    rata lantai, jika mulai merosot (lift hidrolik).

    Applicability : penerapan/dapat digunakan.

    Applicable testing : pengujian yang dapat diterapkan.

    Appropriate manner : cara yang benar/sepadan.

    Arc of contact (A/C) : sudut pelukan tali terhadap roda puli ( , dalam radian).

    Axis : poros

    Average waiting time (AWT) : tempo tunggu rata-rata di lobi mulai satu lif meninggalkan lobi sampai satu lift lain datang (detik).

    AWT = WTR.

    Balustrade : dinding pelindung penumpang eskalator dikiri dan

    kanannya sepanjang lintasan.

    Barricade : penghalang bagi umum agar jangan terjatuh/celaka.

    Belt drive : alat transmisi ban/sabuk.

    Bi-parking door : jenis pintu sorong vertikal dua panel buka ditengah-

    tengah untuk lift barang.Blind hoistway : bagian ruang luncur tidak terdapat pintu hentian

    (express run).

    Breaking point (Bp) : batas patah tali baja sesuai sertifikat uji lab (kN).

    Bracket spacing : jarak rentang braket pengikat rel

    Buckling factor ( ) : faktor yang diterapkan pada rumus tegangan tekuk jika

    ada gaya menimpa batang langsing yang searah

    dengan sumbu tegak ( sesuai dari daftar).

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    55/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    51

    Buckling stress : tegangan tekuk terjadi pada batang yang langsing

    (N/mm 2).

    Buffer stroke ( t) : jarak langkah peredam saat dibebani (mm).

    Building compression : kondisi bangunan turun relatif ambles (mm).Bulging hose : slang yang menggelembung (lift hidrolik).

    Bypass : jalan singkat, aliran minyak singkat, kembali ke tangki.

    Call back service : pelayanan perbaikan atas panggilan darurat.

    Cam : tuas, ungkit

    Car enclosure : ruang dalam kereta.

    Car sling : rangka kereta yang ditarik oleh tali baja traksi.

    Car stiles (= upright channel) : bagian rangka kereta yang tegak sebagai sepasang

    tiang.

    Car top (roof) : atap kereta.

    Car frame : rangka kereta

    Cast iron sheave : roda puli dari besi tuang (roda traksi).

    Center opening (CO) : bentuk pintu sorong buka ditengah. Lawan: site

    opening.

    Certified / certificate : sertifikasi surat keterangan dari badan resmi.

    Chain drive : alat transmisi rantai.

    Checkout procedure : prosedur simak menggunakan daftar.

    Circuit braker : pemutus arus tenaga listrik

    Clearance : toleransi, jarak luang gerak (mm).

    Coated rope : tali baja dilapis metal anti karet.

    Coefficient of slenderness ( ) : koefisien kelangsingan batang yang langsing, yaitu

    perbandingan panjangnya terhadap radius girasinya

    (l/r).

    Coefficient of friction (f) : koefisien gesek dua bahan (contoh baja terhadap besi

    tuang, f = 0.11).

    Comprehensive maintenance : perawatan terpadu termasuk reparasi dan suku cadang.

    Compression : penekanan torak pada oil buffer (N).

    Conducted/to be carried out : dilakukan, dilaksanakan.

    Connecting rod : batang penghubung/penyambung

    Cooficient of friction : koefisien gesek antara 2 jenis bahan

    Counterweight : bobot imbang terhadap berat kosong kereta (P),

    ditambah 45% kapasitas (Z = P + 0.45 Q).

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    56/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    52

    Conformance : kecocokan dengan/kesesuaian/memenuhi syarat.

    Core : inti, magnetic core

    Cross head channel=sling : bagian rangka kereta atas yang melintang horisontal

    CWT rails : rel pamndu untuk bobot imbangData plate : plat metal mencatumkan data dilekatkan pada

    mesin/peralatan.

    Dead end hitches (DEH) : pengikatan baut soket ujung tali pada plat dukung.

    Decelaration (-a) : perlambatan, saat lif mau mendarat mulai dari

    kecepatan penuh sampai terhenti (satuan m/s/s).

    Decoder : alat mencatat gejala alam dan diterjemahkan kepulsa

    Deflector sheave : roda/puli penyimpang.

    Demand, up peak ; sirkulasi padat arah keatas

    Distance between guides (DBG) : jarak antara dua (sepasang) rel pemandu.

    Disk brake : rem cakram.

    Dissipated energy : energy menyebar menjadi panas

    Distribution panel : PHB, perlengkapan hubung bagi atau main circuit

    breaker (MCB).

    Door interlock : kunci kait yang dipasang pada pintu lantai (pintu

    hentian) dilengkapi door contact sebagai pengaman.

    Door operator : motor penggerak pintu.

    Door time : kecepatan pintu lantai buka dan tutup dalam detik.

    Door operation : motor listrik penggerak pintu buka tutup

    Double deck elevator (DD) : lift dengan dua kereta digandeng satu diatasi yang lain.

    Double wrapped traction (DWT) : sistem penarikan tali dimana tali baja memeluk puli

    traksi dua kali, pada lift-lift kecepatan tinggi.

    Drive machine : mesin penggerak, traction machine.

    Drive motor : motor penggerak.

    Dorp hold : pengaman agar kereta berhenti

    Drop test : pengujian jatuh bebas dengan beban penuh dan

    kecepatan lebih tertentu.

    Dumbwaiter : lift khusus untuk barang tinggi kerta terbatas dan

    kapasitas maksimal 500 kg, disebut juga ”lift pelayan”.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    57/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    53

    Ductile : liat, baja liat = ductile steel atau mild steel

    Duplex : operasi dua unit kerjasama

    Dwell time (t) : tempo henti pada suatu lantai hentian (detik).

    Dynamic balance : keseimbangan kereta terhadap bobot imbang.Efficiency of system ( ) : ratio energi daya guna terhadap energi umpan.

    Egress : cara pelarian/penyelamatan adanya peristiwa

    kebakaran

    Emergency lighting : pencahayaan darurat (Whr, Watt hour).

    Energy absorption : pengumpulan energi (w), saat peredam pegas tertekan

    Energy dessiption : penyerapan energi oleh peredam hidrolik (w)

    Engineering practice : penerapan sesuai dengan ilmu teknik.

    Examined : diteliti (selama pemeriksaan).

    Exterior panel (cladding) : plat penutup rangka bagian luar langsung dibwah

    balustrade dan bagian bawah pada eskalator.

    False car : peralatan kerja perancah berupa landas gantung

    diruang luncur yang ditarik motor dari atas.

    Fibre core : inti dari serat pada tali baja.

    Field education : pelatihan/pendidikan mengenai praktek lapangan .

    Field wiring : pekerjaan pengawatan didalam ruang luncur pada

    waktu pemasangan lift.

    Filler weight : pemberat dari besi tuang untuk bobot imbang

    Fire resistance : sifat bahan tahan terhadap panas tertentu selama waktu

    tertentu.

    Fire shutter : selubung menutup seluruh instalasi eskalator bagian

    lantai atas (saat eskalator diistirahatkan).

    Fish plate : lempengan pelat penyambung batang-batang rel.

    Fixed clip : penjepit rel mati (lawan: slip clip).

    Fixtures : pasangan asesories pada dinding sebagai petunjuk

    Flat groove (V-groove) : bentuk alur V pada keliling puli traksi.

    Flight time (t) : tempo tersingkat lift mencapai kecepatan titik nominal

    kemudian langsung memperlambat sampai terhenti

    (detik).

    Floor leveling : gerak perataan kereta terhadap muka lantai hentian,

    saat kereta berhenti.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    58/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    54

    Floor opening : bukaan pada lantai bangunan, dimana bagian atas

    eskalator didudukkan.

    Functional failure : penyimpangan atau kegagalan dimana komponen tidak

    bekerja sesuai dengan fungsinya.Gear ratio (G/R) : perbandingan putaran roda gigi reduksi.

    Governor rope : tali baja governor, tali pengaman.

    Gradual safety clamp : alat pengaman bekerja luwes dengan penjepit.

    Lawannya: instantaneous safety.

    Gradually increasing : penambahan secara bertahap.

    Gravity : percepatan oleh gaya tarik bumi, pembulatan g = 9.8

    m/s/s.

    Group operation : cara kerja sama beberapa unit lift

    Guide rails : rel pemandu

    Headroom : tinggi sampai langit-langit, pada lantai teratas (m).

    Helical gear : roda gigi helikal (sejajar).

    Hitch plate : plat tempat bergantung ujung baut soket tali baja traksi.

    Hollow square beam : profil baja bentuk segi empat (tidak padat), separator

    beam.

    Hose : slang luwes untuk mengalirkan minyak hidrolis.

    House keeping : kebersihan alat dan lingkungan (urusan rumah tangga).

    Idle sprocket : roda sprocket sebagai pengarah rantai step.

    Impact force : gaya tumbuk/bentur (N) pada buffer (peredam).

    Insert : plat ganjalan untuk menyesuaikan jarak.

    Inspection form : formulir pemeriksaan atau formulir simak atau check list.

    Inspection speed : kecepatan lift terendah (30 m/m) untuk maksud

    pemeriksaan dari atap kereta, oleh kerja saklar inspeksi.

    Inspection switch : sakelar pemeriksaan, biasa dipasang diatas kereta.

    Inspector’s manual : panduan bagi pemeriksa yang disahkan (dalam safety

    code ANSI No.A17.2).

    Instantaneous safety : alat pengaman overspeed dengan cara bekerja

    mendadak.

    Jump performance (t) : tempo tersingkat (dalam detik) yang dapat dicapai lift

    melayani satu lantai (jarak 4.0 m). Disebut juga ”flight

    time”.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    59/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    55

    Junction box : kotak penghubung antara kabel lari dengan

    pengkabelan diruang luncur.

    Jurisdiction : yang resmi/sah, sesuai ketentuan/peraturan.

    Lang lay : arah pilinan dan lilitan sama arahnya pada tali kawatbaja.

    Lateral movement : goyang kiri/kanan (mm).

    Lay, one lay : satu puntiran (lilitan)

    Licence : surat izin resmi dari badan yang berwenang.

    Life line : tali penyelamat yang dipasang diruang luncur sampai pit

    tempat dimana sabuk pengaman dicantolkan.

    Limit switch : sakelar pengaman batas lintas.

    Load weighding device (LWD) : alat pengindera jumlah berat muatan kereta.

    Main control unit (MCU) : pusat kendali, mengatur kerjasama sekelompok lift.

    Main lobby : lobi (balai tunggu) pada lantai utama.

    Maintenance : perawatan/pemeliharaan.

    Maximum rated load : beban diatas nominal yang didesain oleh produsen (kg).

    Malfunction : kelainan fungsi komponen.

    Main rails : rel pamndu untuk karet

    Metal tag : label logam yang diikatkan atau dilekatkan pada

    peralatan

    Mild steel : baja lunak (luwes), atau baja liat (biasanya st 370).

    Minimal rated load : beban nominal minimal (kg).

    Modernization : peremajaan lift melibatkan penggantian komponen-

    komponen utama untuk meningkatkan kinerja operasi.

    Monitoring : pencermatan/pengindra.

    Moving walks/side walks : lantai jalan atau popular disebut travolator disebut juga

    passenger conveyor.

    Newel : bagian dari balustrade diujung-ujung pendaratan, pada

    bagian atas maupun bawah eskalator.

    Nudging : menyentuh, dengan sungguh-sungguh menekan

    Overbalance (OB) : kelebihan berat dari bobot imbang terhadap berat

    kosong kereta, dalam %. Contoh OB = 45%.

    Overload : kelebihan beban (%), melebihi kapasitas nominal.

    Overspeed switch (OS) : saklar pemutus arus kecepatan lebih tahap pertama.

    Overspeed : kecepatan lebih (dari batas nominal semestinya) (%).

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    60/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    56

    Overtravel : kelebihan perjalanan diluar normal (lompatan pada

    kereta, jika bobot imbang merosot membentur

    peredam) (mm).

    Perform, carried out : melaksanakan/dilaksanakan.Performance : kinerja, unjuk kerja, tampil kerja.

    Periodic : secara berkala dan tetap.

    Phase reversal device : alat pengaman yang mencegah motor bekerja jika

    urutan 3 phase terbalik.

    Pins : pena

    Pivot pin : titik tumpu

    Platform : landas kereta berupa konstruksi baja, merupakan

    satuan yang kokoh dengan rangka kereta.

    Plumb bob : unting-unting, pemberat agar kawat lood tegang vertikal.

    Plumb line : kawat lood (kawat piano atau kawat baja).

    Plunger : torak atau batang piston pada system hidrolik.

    Porting : sistem pengaliran minyak akibat tekanan torak.

    Power output (P o) : daya maksimal yang dikonsumsi sistem lift (kN).

    Power rating (P r ) : daya yang dirancang optimal untuk suatu motor (kN).

    Pre opening : pintu mulai membuka menjelang dua detik kereta mau

    mendarat.

    Pressure vessel : bejana tekan.

    Pull box (PB) : kotak penghubung yang biasa dipasang pada ujung

    atas ruang luncur sebagai penyambung kabel-kabel

    kamar mesin dengan pengkabelan ruang luncur.

    Radial speed ( ) : kecepatan putar (dari as) (rpm).

    Radius of gyration (r) : radius putaran girasi dari suatu profil (mm), r = l / .

    Rail deflection ( ) : lendutan pada rel pemandu (mm).Rated load (Q) : beban (kapasitas) nominal sesuai kontrak (kg).

    Rated speed : kecepatan nominal sesuai dengan kontrak (m/m).

    Reduction gear : satu komponen transmisi yang merubah kecepatan

    putar motor yang tinggi ke kecepatan rendah, gigi

    reduksi.

    Reference : rujukan.

    Regular lay (rope) : cara pilinan kawat tali baja berlawanan dengan arah

    lilitan. Lihat: lang lay.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    61/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    57

    Requirement : ketentuan/persyaratan.

    Reservoir : bejana persediaan minyak, tangki minyak.

    Retardation : reaksi penahanan (N).

    Retiring cam : ungkit pelepas berfungsi melepaskan kunci kait padapintu lantai jika kereta sampai masuk zona pintu.

    Rod, connecting : batang penarik pasak pengereman

    Rope compensation : sistem pengimbangan atas berat tali baja traksi dengan

    cara memasang tali baja yang sama berat

    menggantung pada bagian bawah kereta dan bobot

    imbang.

    Rod, lifting : batang penarik pasak pengereman

    Rod, tie : batang penarik pasak pengeraman

    Rope fastening : baut soket pengikat ujung tali berupa soket tirus atau

    soket baji.

    Rope lay : satu puntiran 360 0 dari lilitan pada tali baja (mm).

    Rope stretch ( ) : kemuluran tali baja (mm).

    Roping : sistem pentalian: 1:1 one to one roping, 2:1 two to one

    roping.

    Round grove (U-groove) bentuk alur U pada keliling puli traksi >< flat groove.

    Round trip time (T) : tempo yang ditempuh oleh satu lift mulai berangkat dari

    lobi melayani lantai-lantai atas dan kembali ke lobi

    (detik).

    Routine : rutin, secara tetap dan teratur.

    Rule : persyaratan/peraturan/ketentuan.

    Runby : luang lari, jarak kereta dengan penyangga (mm), saat

    kereta berada dilantai bawah.

    Running clearance : ruang (celah) antara dua benda yang bergerak (mm).

    Safe clearance : ruang aman minimal 0.6 m pada ujung atas ruang luncur

    dan pada dasar pit.

    Safety device : pesawat pengaman atau alat pengaman.

    Safety edge : safety shoe, alat pengaman agar pintu membuka

    kembali.

    Safety operated switch (SOS) : saklar pemutus arus kecepatan lebih tahap kedua, saat

    governor tersentak (tripped).

    Screen display : layar kaca informasi

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    62/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    58

    Sealed : disegel, setelah ditera.

    Shaft : poros

    Sheave : roda puli

    Shims : plat tipis ganjalan untuk menyetel jarak.Shuttle service (SS) : pelayanan lift ulang alik (lobi utama ke sky lobby).

    Single wrapped traction (SWT) : sistem penarikan tali dimana tali baja traksi hanya sekali

    memeluk puli (lawan: double wrapped traction).

    Skirt boards (escalator) : pelat pelindung bagian dalam bawah disamping step.

    Skirt panel : plat penutup samping bagian dalam, langsung pada sisi

    kiri dan kanan step.

    Sky lobby : lobi utama atas, dalam sistem bangunan multi rise.

    Slack rope : tali kendor, pada lift dengan sistem tabung gulung.

    Sliding door : pintu sorong

    Slip clips : penjepit rel bebas (lawan, fixed clip).

    Solenoid brake : rem yang dioperasikan dengan tenaga elektro magnet

    Specified : terinci.

    Static balance : keseimbangan dudukan badan kereta pada rangka

    kereta.

    Step pallet : bidang pijakan pada lantai jalan ( moving walks ).

    Strand : lilitan/pilinan kawat, bagian dari tali kawat baja.

    Striking plate : lempengan pelat dipasang pada bagian bawah rangka

    kereta sebagai pembentur buffer.

    Striking rubber : potongan karet dipasang pada ujung atas torak sebagai

    penahan awal atas benturan pada peredam hidrolik.

    Stroke : jarak langkah gerak torak maksimal masuk ke silinder

    (mm)

    Submission : penyerahan secara resmi hasil usaha untuk

    ditindaklanjuti.

    Swing door : pintu ayun

    Synthesizer : alat/perangkat elektornic yang dapat menghasilkan

    suara percakapan.

    Technical assessment : kajian teknis, penilaian kondisi dan kinerja pesawat.

    Template : pola dengan lokasi titik-titik utama tata letak komponen.

    Tension sheave : roda penegang tali baja governor, dan tali kompensasi

    Terminal stopping device : saklar pengaman batas lintas.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    63/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    59

    Test weight : bobot uji (batang-batang besi tuang @ 50 kg, atau 20

    kg).

    Tie rod : batang pengencang

    Thimble rod : baut soket tirus pengikat ujung tali baja, dicor timbel.Top of car : diatas atap kereta.

    Traction availability (T a) : daya traksi yang dapat dihasilkan dari puli traksi, T a =

    e fk .

    Traction relation (T r ) : ratio tegangan antara tali tegang terhadap tali kendor,

    atau disebut traction required, T r = T1/T2.

    Traction rope (suspension rope) : tali baja tarik/traksi, tali baja gantung, atau tali kawat

    baja.

    Traction sheave : puli (roda) penarik atau disebut driving sheave.

    Transducer : decoder

    Traveling cable (TC) : kabel lari yang menghubungkan apparatus pada kereta

    dengan kendali.

    Tripping governor : peristiwa penjepitan tali pengaman oleh governor saat

    tersentak ( tripped ) terjadi pada kecepatan lebih tahap

    kedua.

    Tripping speed : kecepatan lebih tahap kedua sesuai rancangan (m/m).

    Two speed door (2S door) : jenis pintu 2 panel buka kesamping serempak. Lawan:

    center opening.

    Undercut groove : alur U-groove yang di coak pada bagian bawahnya

    (U/C 90 0, atau 105 0).

    Useful life : umur kegunaan komponen.

    Valve : katup (pada lift hidrolik).

    Ventilation : penggantian udara kamar mesin dengan udara segar

    dari luar (m 3 per menit).

    Vibration : gerakan bergetar diukur dalam Hertz dan miligrafity

    (mg).

    Variable frequency (VF) : pengendalian gerak kecepatan motor induksi, dengan

    cara merubah besaran frequency.

    Waterproofing : kedap air pada dinding-dinding pit ruang luncur.

    Wedge socket : baut soket baji pengikat ujung tali baja (lawan: thimble

    rod).

    Wide flange (WF) : profil baja I

    bentuk lebar, atau profil Н.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    64/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    60

    Working pressure : tekanan kerja (tekanan hidrolik dimana kereta beban

    penuh naik) (bar atau atm).

    Worm gear : roda (as) gigi ulir (roda gigi cacing) berfungsi memutar

    roda gigi dengan arah as siku terhadap as gigi ulir.Zoning system : pembagian wilayah lantai-lantai yang dilayani oleh

    sejumlah lift: low rise, medium zone dan high zone.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    65/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    61

    Lampiran-2

    RUJUKAN

    1. Vertical Transportation, Elevators and Escalators, 2 nd edition 1982, George R.

    Strakosch, John Waley & Sons, New York.

    2. Elevator mechanical design, Lubomir Janousky

    3. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-2190-1999 “Syarat-syarat Umum

    Konstruksi Lift yang dijalankan dengan motor traksi”.

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    66/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    62

    Lampiran-3

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar-1 : Typical installation, geared machine ……………… 4

    Gambar-2 : Typical installation, gearless machine …………. 5

    Gambar-3 : Rel pemandu dan penjepit …………… 8

    Gambar-4 : Roda pemandu ( roller guides ) ……….. 9

    Gambar-5 : Sepatu luncur pemandu ( guide shoes ) …………. 10

    Gambar-6 : Penyangga dan Peredam pegas dan Hidrolik ………… 12

    Gambar-7 : Gigi reduksi ………….. 16

    Gambar-8 : Mesin traksi jenis geared dan gearless ……….. 17Gambar-9 : Rem mesin jenis internal drum ……… 19

    Gambar-10 : Rem mesin jenis external drum ………… 20

    Gambar-11 : Rakitan bobot imbang …….. 25

    Gambar-12 : Motor penggerak pintu kereta ………. 26

    Gambar-13 : Jenis-jenis pintu dan lebar pembukaan …….. 28

    Gambar-14 : Hall Fixtures ………. 30

    Gambar-15 : Car Operating Panel (COP) ……. 31

    Gambar-16 : Penandaan ……. 32

    Gambar-17 : Hall Fixtures …….. 33

    Gambar-18 : Sistem pesawat pengaman dengan governor ……….. 38

    Gambar-19 : Pasak pengeram bentuk tirus (rem baji) ……. 39

    Gambar-20 : Governor dan lifting rod ……… 39

    Gambar-21 : Mekanisme sistem pengereman pesawat pengaman ……. 41

    Gambar-22 dan 23 : Sistem pentalian ( roping ) …………. 44-45

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    67/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    63

    Lampiran-4

    Daftar Singkatan

    Istilah-istilah Instalasi Pesawat Lift

    A. Components and parts

    ARD = Automatic Rescue Device (emergency)

    ALD = Automatic Landing Devices

    AC = Alternating Current (AC-motor)

    AC = Air Conditioning

    AN = Anti Nuisance Operation

    BMU = Base Man Hour

    CB = “Call Back” service = pelayan perawatan diluar rutin

    CRT = Cathode Ray Tube (layar kaca TV)

    CPI = Car Position Indicator

    CO = Center Opening

    CL = Center Line, garis tengah antara 2 as

    COP = Car Operating Panel

    DC = Direct Current (DC motor)

    DWT = Dumbwaiter, lift pelayan

    DBG = Distance Between Guide = RG = Rail gauge

    DEH = Dead end Hitch

    DLS = Directional Limit Switch

    DO = Door Open (button)

    DC = Door Close (button)

    DWT = Double Wrapped Traction

    EFO = Emergency Fire Operation

    EPO = Emergency Power OperationFLS = Final Limit Switch

    G/L = Gearless Machine

    G/D = Geared Machine

    HB = Hall button, tombol panggil

    H/W = Hoistway = Ruang Luncur = R/L = shaft

    HL = Hall Lantern

    HPI = Hall Position Indicator

    KS = Key Switch = kunci kontak

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    68/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    64

    L x D = Lebar x Dalam (ukuran R/L), W x D

    LCD = Liquid Crystal Diode

    LD = Lekuk Dasar

    LWD = Load Weighing DeviceMCU = Main Control Unit

    NSO = Non-stop Operation

    OB = Overbalance (CWT), dalam percentage of capacity

    OS = Overspeed Switch (pada governor)

    OH = Overhead Height

    PB = Pull Box, kotak penghubung kawat-kawat listrik

    PHB = Peralatan penghubung dan bagi (distribution panel)

    PM = Permanent Magnet

    RL = Ruang Luncur = H/W = shaft

    SO = Side Opening

    SOS = Safety Operated Switch

    STV = Sistem Transportaion Vertikal

    SWT = Single Wrapped Traction

    TC = Traveling Cable

    TVG = Transportation Vertikal dalam Gedung

    TOCI = Top of Car Inspection

    B. Management

    CM = Construction Management

    MK = Manajemen Konstruksi

    MOB = Manajemen Operasi Bangunan

    NWP = Net Work Planning

    SLK = Standar Latihan Kerja (PU)

    SDM = Sumber Daya Manusia

    SOP = Standard Operating Procedure

    SIO = Surat Izin Operasi (diterbitkan oleh Kemen.Nakertrans)

    PJPL = Perusahaan Jasa Perawatan Lift

    PJK3 = Perusahaan Jasa K3

  • 8/18/2019 01 Jilid 1 Buku 1 Konstruksi Peralatan dan Komponen Pesawat Lift (Elevator)

    69/69

    KONSTRUKSI PERALATAN dan KOMPONEN KUSASI, 2012

    C. Institutional

    BSN = Badan Standardisasi Nasional

    BNSP = Badan Nasional Sertifikasi Profesi

    SNI = Standar Nasional IndonesiaPUIL = Persyaratan Umum Instalasi Listrik

    Pusbin KPK = Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (PU)

    BS = British Standard (dilebur menjadi EN)

    ANSI = American Nasional Standard Institute

    ASME = American Society of Mechanical Engineers

    JIS = Japanese Industrial Standard

    APPLE = Asosiasi Produsen Pemborong Lift dan Eskalator

    IAPLE = Ikatan Ahli Pesawat Lift dan Eskalator

    LPJKN = Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional