Top Banner
LAPORAN KASUS VERTIGO PRODROMAL SYMTOMPS Pembimbing: dr. Nurtakdir Setiawan Sp.S, M.Sc Disusun oleh: Riza Amalia 1810221095 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”
47

sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Jan 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

LAPORAN KASUS

VERTIGO PRODROMAL SYMTOMPS

Pembimbing:

dr. Nurtakdir Setiawan Sp.S, M.Sc

Disusun oleh:

Riza Amalia

1810221095

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”

JAKARTA

2019

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

A. IDENTITAS PASIEN

Nomor RM : 004xxx-20xx

Nama : Tn. I

Tanggal Lahir : 28 Februari 1959

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Krajan 02/02 Gondoriyo Jambu

Jambu Kab. Semarang

Pekerjaan : PNS

Agama : Islam

Umur : 59 tahun

Pendidikan : Strata 1

Status Marital : Menikah

Tanggal Masuk : 6 Februari 2019

Tanggal Keluar : 10 Februari 2019

Bangsal / Ruangan : Anyelir Kelas I

B. SUBJEKTIF/ANAMNESA

Diperoleh dari pasien serta keluarga pasien (autoanamnesis dan aloanamnesis)

serta dari catatan rekam medik, dilakukan pada tanggal 9 Februari 2019, pukul 20.00 di

bangsal atau ruangan Anyelir.

a) Keluhan Utama

Pusing berputar

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien merasakan pusing berputar seperti

ingin jatuh ketika berjalan disertai dengan mual dan muntah. Pada saat itu pasien

merasa tidak butuh ke klinik atau rumah sakit karena menurutnya ini adalah pusing

biasa. Pusing dirasakan semakin bertambah dan tidak hilang meskipun pasien sudah

beristirahat.

Satu hari sebelum masuk rumah sakit, pasien memutuskan untuk pergi ke

puskesmas terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah berkonsultasi dengan

dokter di puskesmas pasien diresepkan ibuprofen dan juga obat lambung.

2

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Setelah dari puskesmas, pasien merasa pusing berputar dan mual tidak hilang

meskipun sudah minum obat dan juga pasien mengatakan bahwa dirinya tidak bisa

tidur dimalam hari karena pusing berputar yang dirasakannya. Bila diberi skala 1-10

(1 untuk gejala yang ringan, 10 untuk gejala pusing yang berat) pasien mengatakan

bahwa pusing berputar yang dirasakan skalanya 7. Pasien menyangkal adanya

malaise, nafsu makan menurun dan nyeri otot. Pada akhirnya pasien memutuskan

untuk pergi ke rumah sakit. Setelah sampai di IGD RSUD Ambarawa, pasien diberi

obat vertigo yaitu betahistin dan pasien merasakan pusing sedikit berkurang. Atas

keluhan tersebut, pasien di rawat dan didiagnosa vertigo oleh dokter.

Pasien juga mengeluhkan adanya perut kembung, demam dan nyeri punggung.

Demam berlangsung selama satu hari kemudian turun. Nyeri punggung sudah

dirasakan sejak 2 tahun lalu. Nyeri punggung yang dirasakan terjadi tidak bergantung

pada pusing yang dirasakannya. Pasien juga mengatakan adanya nyeri pada dadanya

seperti ada benda berat yang menimpa dadanya. Nyeri dada dirasakan sejak pasien

merasakan pusing berputar. Pasien mengatakan nyeri dada sedikit berkurang ketika

sudah dirawat inap di RS. Pandangan kabur disangkal, penglihatan ganda disangkal,

kejang disangkal, telinga berdenging disangkal, keluar cairan dari telinga disangkal,

sakit gigi disangkal. BAB dan BAK normal. Tidak ada kelemahan anggota gerak.

Pasien juga kooperatif, fungsi kognitif baik.

c) Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat keluhan serupa : diakui, 10 tahun yang lalu di rawat

inap dan didiagnosis vertigo oleh

dokter.

2. Riwayat nyeri punggung : diakui, 2 tahun yang lalu. Pasien

juga mengatakan nyeri punggung yang dirasakan bertambah jika pasien

banyak beraktivitas. Nyeri punggung yang dirasakan pasien dapat

berlangsung lebih dari 30 menit dan tidak disertai gejala penyerta seperti

demam, mual, muntah, malaise, dll. Pasien mengakui belum pernah di

rontgen dan belum pernah periksa ke dokter.

3. Riwayat sakit telinga : disangkal

4. Riwayat stroke : disangkal

3

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

5. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

6. Riwayat penyakit jantung : disangkal

7. Riwayat penyakit DM : disangkal

8. Riwayat sinusitis : disangkal

9. Riwayat batuk lama : disangkal

10. Riwayat cedera / trauma kepala : disangkal

11. Riwayat sakit gigi / gigi berlubang : disangkal

d) Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa disangkal.

e) Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang pensiunan PNS sejak 4 tahun yang lalu

Datang dengan status pasien BPJS non PBI, kesan ekonomi baik

Pasien menyangkal pernah minum minuman keras atau merokok

Pasien menyangkal memakai obat-obatan terlarang dan jamu jamuan rutin

f) Riwayat Pengobatan

Pasien meminum obat dari puskesmas yaitu ibuprofen dan obat lambung

g) Anamnesis Sistem

1. Sistem cerebrospinal : Pusing berputar

2. Sistem kardiovascular : Nyeri dada

3. Sistem respiratorius : Tidak ada keluhan

4. Sistem gastrointestinal : Mual, muntah (+)

5. Sistem neuromuskuler : Nyeri punggung

6. Sistem urogenital : Tidak ada keluhan

7. Sistem integumen : Tidak ada keluhan

h) Resume Pasien

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis. Pasien berumur

59 tahun datang dengan keluhan pusing berputar sejak 3 hari sebelum masuk

rumah sakit. Keluhan disertai dengan mual, muntah dan demam.

Dua hari sebelum masuk rumah sakit, pasien datang ke puskesmas dan

mendapatkan pengobatan berupa obat ibuprofen dan obat lambung. Pusing

berputar tidak sembuh dan keluhan bertambah mengakibatkan pasien tidak bisa

4

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

tidur dimalam hari. Pada akhirnya pasien mendatangi IGD RSUD Ambarawa

kemudian mendapatkan pengobatan berupa obat betahistin, keluhan berkurang

setelah minum obat tersebut. Pasien di rawat inap di bangsal atau ruangan Anyelir

dan didiagnosa vertigo oleh dokter.

Pasien mengatakan pernah mengalami kejadian serupa 10 tahun yang lalu

dan menurutnya lebih parah dari yang dirasakan sekarang. Pasien mengatakan

sempat di rawat inap di rumah sakit dan didiagnosa vertigo oleh dokter. Pasien

juga mengeluhkan perut kembung, nyeri punggung serta nyeri dada.

Riwayat hipertensi maupun DM disangkal oleh pasien. Pada keluarga

pasien tidak pernah ada yang merasakan hal serupa. Pasien merupakan seorang

pensiunan PNS sejak 4 tahun lalu, tidak merokok dan juga minum alcohol.

C. DISKUSI PERTAMA

Berdasarkan hasil anamnesis pasien mengeluhkan pusing berputar seperti ingin

jatuh pada saat berjalan, hal tersebut adalah vertigo. Vertigo adalah adanya sensasi

gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang

timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat

keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit. Perasaan seolah-olah penderita

bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar

biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.

Berdasarkan klinis, vertigo dibagi menjadi dua kategori yaitu vertigo vestibular

dan vertigo non-vestibular. Pada vertigo vestibular, keluhan yang muncul adalah rasa

berputar (“true vertigo”), serangan episodik, adanya mual, muntah, dicetuskan oleh

gerakan kepala. Sedangkan pada vertigo nonvestibular keluhan yang timbul yaitu

rasa melayang, hilang keseimbangan, serangan bersifat kontinyu, keluhan mual

muntah tidak ada, dicetuskan oleh gerakan objek visual dan dapat dicetuskan oleh

situasi ramai atau lalu lintas macet.

Pada pasien terdapat keluhan pusing berputar yang timbul bersifat

spontan, terdapat keluhan mual dan muntah. Berdasarkan hasil anamnesis

tersebut, dapat disimpulkan pasien mengalami vertigo tipe vestibular. Vertigo

vestibular dibagi menjadi dua jenis, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Pada vertigo

5

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

tipe perifer, bangkitan vertigo timbul lebih mendadak, derajat vertigo yang berat,

dipengaruhi oleh gerakan kepala, terdapat gejala otonom (mual, muntah,

berkeringat), gangguan pendengaran (tinitus, tuli), tidak ada tanda fokal otak.

Sedangkan pada vertigo tipe sentral, bangkitan vertigo lebih lambat, dengan derajat yang

ringan, tidak dipengaruhi oleh gerakan kepala, gejala otonom, tidak ada gangguan

pendengaran, terdapat tanda fokal otak.

Berdasarkan onset yaitu pusing timbul secara tiba-tiba dan hilang timbul, pusing

berputar dapat berlangsung dari beberapa jam hingga 1 hari, juga pusing berputar ini

hingga menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas, keluhan mual, pusing dapat

dipengaruhi oleh posisi, keluhan ini umumnya terjadi pada vertigo perifer.

Pasien mengeluhkan adanya nyeri punnggung. Berdasarkan hasil anamnesis,

nyeri punggung yang dirasakan pasien tidak ada kaitannya dengan pusing berputar yang

terjadi pada pasien. Nyeri punggung pada pasien sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu

dan sering kambuh jika pasien banyak beraktivitas. Berdasarkan teori, vertigo tidak

dipengaruhi oleh nyeri punggung. Faktor resiko yang dapat mempengaruhi vertigo adalah

nyeri pada leher, tetapi pasien mengatakan tidak ada nyeri leher.

Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri dada. Nyeri dada terbagi menjadi dua,

yaitu nyeri dada yang berasal dari cardiac dan bukan cardiac. Pasien telah

dikonsultasikan ke penyakit dalam dan diberi obat Eperisone. Obat Eperisone adalah obat

yang antispasme yang biasa digunakan untuk nyeri dada non cardiac. Secara teori, pasien

dengan vertigo akan merasakan kecemasan berlebih. Kecemasan ini bisa menjadi pemicu

adanya nyeri dada. Dari hasil EKG tidak ada kelainan pada jantung. Ini semakin

membuktikan bahwa nyeri dada yang terjadi pada pasien bisa disebabkan oleh kecemasan

yang dirasakannya.

Riwayat hipertensi disangkal, riwayat diabetes melitus disangkal, riwayat infeksi

pada telinga disangkal, riwayat gigi berlubang disangkal, riwayat kejang sebelumnya

disangkal, riwayat pingsan disangkal, riwayat keganasan disangkal dan riwayat trauma

disangkal. Pada keluarga pasien riwayat keluhan serupa disangkal, riwayat hipertensi

disangkal, riwayat diabetes melitus diangkal dan riwayat keganasan disangkal.

6

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

D. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis klinis : pusing berputar, mual, muntah, demam

Diagnosis topis : organ vestibular, perifer dd sentral, organ non vestibular

Diagnosis etiologis : vertigo mix type dd/ general disease

Diagnosis tambahan : nyeri punggung

VERTIGO

1. Definisi

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan

sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari jaringan otoonomi

disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo berasal dari bahasa latin,

vertere artinya memutar. Sindroma vertigo terdiri dari: Pusing, Gejala simtomatik:

nistagmus, unstable, Gejala otonom: pucat, keringat dingin, mual, muntah.

2. Etiologi

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ

keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang

berhubungan dengan area tertentu di otak.Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam

telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya

sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan

tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.

3. Fisiologi Alat Keseimbangan

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat

keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan

kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan

diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan

penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala

dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer

atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang

aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya

muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons penyesuaian otot

7

Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,

unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

4. Klasifikasi

Vertigo Patologik diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran

vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral.

Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa

mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.

a. Vertigo periferal

Terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis,

yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.

Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala-gejala seperti: pandangan gelap, rasa

lelah dan stamina menurun, jantung berdebar, hilang keseimbangan, tidak mampu

berkonsentrasi, perasaan seperti mabuk, otot terasa sakit, mual dan muntah-muntah,

memori dan daya pikir menurun, sensitif pada cahaya terang dan suara, berkeringat.

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain

penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat

kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang

sering kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada

sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam

pendengaran).

1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo

Merupakan penyakit yang sering ditemukan, dimana vertigo terjadi

secara mendadak dan berlangsung kurang dari 1 menit. perubahan posisi

kepala (biasanya terjadi ketika penderita berbaring, bangun, berguling diatas

tempat tidur atau menoleh ke belakang) biasanya memicu terjadinya episode

vertigo ini. penyakit ini tampaknya disebabkan oleh adanya endapan kalsium

di dalam salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam.

8

Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

vertigo jenis ini mengerikan, tetapi tidak berbahaya dan biasanya menghilang

dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. tidak disertai

hilangnya pendengaran maupun telinga berdenging Saat ini dikaitkan dengan

kondisi otoconia (butir kalsium di dalam kanalis semisirkularis) yang tidak

stabil. Terapi fisik dan manuver Brandt-Daroff dianggap lebih efektif

daripada medikamentosa.

2. Penyakit Menier

Dianggap disebabkan oleh pelebaran dan ruptur periodik kompartemen

endolimfatik di telinga dalam. Selain vertigo, biasanya disertai juga dengan

tinitus dan gangguan pen-dengaran. Belum ada pengobatan yang terbukti

efektif; terapi profilaktik juga belum memuaskan; tetapi 60-80 % akan remisi

spontan. Dapat dicoba pengggunaan vasodilator, diuretik ringan bersama diet

rendah garam. Kadang-kadang dilakukan tindakan operatif berupa

dekompresi ruangan endolimfatik dan pe-motongan n.vestibularis. Pada

kasus berat atau jika sudah tuli berat, dapat dilakukan labirintektomi atau

merusak saraf dengan instilasi aminoglikosid ke telinga dalam (ototoksik

lokal). Pencegahan antara lain dapat dicoba dengan menghindari kafein,

berhenti merokok, membatasi asupan garam. Obat diuretik ringan atau

antagonis kalsium dapat meringankan gejala. Simtomatik dapat diberi obat

supresan vestibluer.

3. Neuritis vestibularis

Merupakan penyakit yang self limiting, diduga disebabkan oleh infeksi

virus; jika disertai gangguan pendengaran disebut labirintitis. Sekitar 50%

pasien akan sembuh dalam dua bulan. Di awal sakit, pasien dianjurkan

istirahat di tempat tidur, diberi obat supresan vestibuler dan anti emetik.

Mobilisasi dini dianjurkan untuk merangsang mekanisme kompensasi sentral.

4. Vertigo akibat obat

Beberapa obat ototoksik dapat menyebabkan vertigo yang disertai tinitus

9

Page 10: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

dan hilangnya pendengaran. Obat-obat itu antara lain aminoglikosid, diuretik

loop, antiinflamasi nonsteroid, derivat kina atau antineoplasitik yang

mengandung platina. Streptomisin lebih bersifat vestibulotoksik, demikian

juga gentamisin; sedangkan kanamisin, amikasin dan netilmisin lebih bersifat

ototoksik. Antimikroba lain yang dikaitkan dengan gejala vestibuler antara

lain sulfonamid, asam nalidiksat, metronidaziol dan minosiklin. Terapi berupa

penghentian obat bersangkutan dan terapi fisik; penggunaan obat supresan

vestibuler tidak dianjurkan karena jusrtru menghambat pemulihan fungsi

vestibluer. Obat penyekat alfa adrenergik, vasodilator dan antiparkinson dapat

menimbulkan keluhan rasa melayang yang dapat dikacaukan dengan vertigo.

b. Vertigo sentral

Terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di

bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak

kecil). Gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, penderita akan

mengalami hal-hal seperti: penglihatan ganda, sukar menelan, kelumpuhan otot-otot

wajah, sakit kepala yang parah, kesadaran terganggu, tidak mampu berkata-kata,

hilangnya koordinasi, mual dan muntah-muntah, tubuh terasa lemah.

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral termasuk

antara lain stroke, multiple sclerosis (gangguan tulang belakang dan otak), tumor,

trauma dibagian kepala, migren, infeksi, kondisi peradangan, neurodegenerative

illnesses (penyakit akibat kemunduran fungsi saraf) yang menimbulkan dampak

pada otak kecil.

Penyebab dan gejala keluhan vertigo biasanya datang mendadak, diikuti

gejala klinis tidak nyaman seperti banyak berkeringat, mual,dan muntah. Faktor

penyebab vertigo adalah Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik, Otolaringologi,

Psikogenik, dapat disingkat SNOOP.

Yang disebut vertigo sistemik adalah keluhan vertigo yang disebabkan oleh

penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan jantung. Sementara itu,

10

Page 11: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

vertigo neurologik adalah gangguan vertigo yang disebabkan oleh gangguan saraf.

Keluhan vertigo yang disebabkan oleh gangguan mata atau berkurangnya daya

penglihatan disebut vertigo ophtalmologis; sedangkan vertigo yang disebabkan oleh

berkurangnya fungsi alat pendengaran disebut vertigo otolaringologis.

Selain penyebab dari segi fisik, penyebab lain munculnya vertigo adalah pola

hidup yang tak teratur, seperti kurang tidur atau terlalu memikirkan suatu masalah

hingga stres. Vertigo yang disebabkan oleh stres atau tekanan emosional disebut

vertigo psikogenik. Vertigo sering kali disebabkan oleh adanya gangguan

keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di rongga telinga.

kemungkinan penyebab vertigo antara lain: Infeksi virus seperti influenza yang

menyerang area labirin, Infeksi bakteri di telinga bagian tengah, Radang sendi di

daerah leher, Serangan migren, Sirkulasi darah yang terlalu sedikit sehingga

menyebabkan aliran darah ke pusat keseimbangan otak menurun, Mabuk kendaran,

Alkohol dan obat-obatan tertentu.

11

Page 12: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

5. Diagnosis Vertigo

1. Anamnesis

a. Karakteristik pusing

Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah sensasi

berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht headness, atau

hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan).

b. Keparahan

Keparahan  dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada acute

vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam beberapa

hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada awalnya keparahan biasanya

meningkat dan kemudian berkurang setelahnya. Sedangakan pasien mengeluh

vertigo ynag menetap dan konstan mungkin memilki penyebab psikologis

c. Onset dan durasi vertigo

Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin lama

durasi vertigo maka kemungkinan kearah vertigo sentral menjadi lebih besar.

Vertigo perifer umumnya memilki onset akut dibandingkan vertigo sentral

kecuali pada cerebrovascular attack.

d. Faktor pencetus

12

Page 13: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada vertigo

vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi, penyebab

yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada saluran

pernapasan atas  kemungkinan berhubungan dnegan acute vestibular

neutritis atau acute labyrhinti. Faktor yang mencetuskan migraine dapat

menyebabkan vertigo jika pasien vertigo bersamaan dengan migraikkne. Vertigo

dapat disebabkan oleh fistula perilimfatik  Fistula perimfatik dapat disebabkn

oleh trauma baik  langsung ataupun barotraumas, mengejan. Bersin atau gerakan

yang mengakibatkan telinga ke bawah akan memprovokasi vertigo pada pasien

dengan fistula perilimfatik. Adanya fenomena Tullio’s (nistagmus dan vertigo

yang disebabkan suara bising pada frekuensi tertentu) mengarah kepada

penyebab perifer

e. Gejala penyerta

Gejala penyerta berupa penurunan pendengara, nyeri, mual, muntah dan gejala

neurologis dapat membantu membedakan  diagnosis penyebab vertigo.

Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan pendengaran berasal dari

perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular yang mengenai arteri auditorius

interna atau arteri anterior inferior cebellar. Nyeri yang menyertai vertigo dapat

terjadi bersamaan dengan infeksi akut telinga tengah, penyakit invasive pada 

tulang temporal, atau iritasi meningeal. Vertigo sering bersamaan dengan

muntah dan mual pada acute vestibular neuronitis dan pada meniere disease

yang parah dan BPPV.

Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala

neurologis berupa kelemahan, disarthria, gangguan penglihatan dan

pendengaran, parestesia, penurunan kesadaran, ataksia atau perubahan lain pada

fungsi sensori dan motoris lebih mengarahkan diagnosis ke vertigo sentral

misalnya  penyakit cererovascular, neoplasma, atau multiple sklerosis. Pasien

denga migraine biasanya merasakan gejala lain yang berhubungan dengan

migraine misalnya sakit kepala yang tipikal (throbbing, unilateral, kadnag

disertai aura), mual, muntah, fotofobia, dan fonofobia. 21-35% pasien dengan

migraine mengeluhkan vertigo.

13

Page 14: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

2. Pemeriksaan fisik

1. Fungsi vestibular atau serebral

a. Test Romberg

Dimana penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan

kedua mata terbuka kemudian tertutup. Pada kelainan vestibular hanya pada

mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah dan

kemudian kembali lagi. Pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Pada

kelainan serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka

maupun pada mata tertutup.

b. Tandem gait

Dimana penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri atau kanan

diletakkan pada ujung jari kaki kanan atau kiri bergantian. Pada kelainan

vestibular perjalanannya akan menyimpang dan pada kelainan serebelar

penderita akan cenderung jatuh.

c. Uji Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di tempat

dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada

kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang atau berputar ke arah

lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan

berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada

sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan

fase lambat ke arah lesi.

d. Past-pointing test ( uji tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita disuruh

mengangkat lengannnya ke atas kemudian ditrunkan sampai menyentuh

telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata

14

Page 15: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibular akan terlihat pennyimpangan

lengan penderita ke arah lesi.

e. Fukuda test

Dimana dengan mata tertutup pasien berjalan di tempat sebanyak 50

langkah kemudian diukur sudut penyimpangan kedua kaki, normal sudut

penyimpangan tidak lebih dari 30°.

3. Pemeriksaan Neurotologi

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral atau

perifer

a. Uji Dix Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang

dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di bawah garis horisontal,

kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat

timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan

apakah lesinya perifer atau sentral. Perifer (benign positional vertigo): vertigo

dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu

kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang

beberapa kali (fatigue). Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo

berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula

(non-fatigue).

b. Tes Kalori

15

Page 16: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis

semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi

bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC) masing-masing

selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul

dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut

(normal 90-150 detik). Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis

atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal paresis ialah jika

abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat

maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika

abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing

telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau N.VIII,

sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.

c. Audiometry

Pemeriksaan audiometric berguna untuk memeriksa jenis dan tingkat

keparahan pendengaran dan juga menentukan kira- kira organ yang

berpengaruh terhadap gangguan. Kehilangan Pendengaran dalam kasus ini

adalah jenis sensorineural. Namun, pasien dengan kelaianan malformasi

telinga dalam (yaitu, perbesaran vestibular aqueduct) mungkin akan

mempunyai gejala klinis yang sama.

d. BERA

Brain Evoked Response Audiometry atau BERA merupakan alat yang dapat

digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran, bahkan

sejak bayi baru saja dilahirkan. Istilah lain yang sering digunakan yakni

Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP) atau Brainstem Auditory

Evoked Response Audiometry (BAER). Alat ini efektif untuk mengevaluasi

saluran atau organ pendengaran mulai dari perifer sampai batang otak. BERA

juga dapat dimanfaatkan untuk menentukan sumber gangguan pendengaran

apakah di koklea atau retro choclearis, mengevaluasi brainstem (batang otak),

serta menentukan apakah gangguan pendengaran disebabkan karena

psikologis atau fisik.

16

Page 17: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular testing,

evalusi laboratories dan evalusi radiologis,

a. Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien

mengeluhkan gangguan pendengaran. Namun jika diagnosis tidak jelas maka

dapat dilakukan audiometric pada semua pasien meskipun tidak mengelhkan

gangguan pendengaran.

b. Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasieen dengan

keluhan dizziness . Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan sebab

yang jelas.

c. Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah, fungsi

thyroid dapat menentukan etiologi vertigo pada  kurang dari 1% pasien. 

d. Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo yang

memiliki tanda dan gejala neurologis, ada faktor resiko untuk terjadinya CVA,

tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi struktur dan integritas

batang otak, cerebellum, dan periventrikular white matter, dan kompleks

nervus VIII.

6. Tatalaksana vertigo

a. Farmakologis

Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa sangat

terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan pengobatan

simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi dapat

dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan yang sering digunakan :

1) Antihistamin

Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistamin

yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin,

meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki

aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat. Mungkin sifat anti-

kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya sebagai obat

antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi (mengantuk).

17

Page 18: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini memberikan dampak yang

positif.

Betahistin

Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan

sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo.

Efek samping Betahistin ialah gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali

“rash” di kulit.

- Betahistin Mesylate

Dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.

- Betahistin HCl

Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet dibagi 

dalam beberapa dosis.

2) Antagonis kalsium

Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium yang

sering digunakan adalah Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium)

yang merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut vestibular

mengandung banyak terowongan kalsium. Namun antagonis kalsium sering

mempunyai khasiat lain seperti antikolinergik dan antihistamin.

3) Fenotiazine

Promethazine

Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati vertigo.

Lama aktivitas obat ini adalah 4-6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 – 25

mg, 4 kali sehari per oral. Efek samping yang sering dijumpai adalah

sedasi (mengantuk), sedangkan efek samping ekstrapiramidalis lebih

sedikit dibanding obat fenotiazine lainnya.

Khlorpromazine

Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan

akut. Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan

18

Page 19: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

intramuscular atau intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg – 50 mg, 3 –

4 kali sehari. Efek samping ialah sedasi (mengantuk).

4) Obat simpaomimetik

Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo

5) Obat penenang minor

Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan  yang

diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti mulut kering

dan penglihatan menjadi kabur.

Lorazepam: Dosis dapat diberikan 0,5 mg – 1 mg

Diazepam : Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg

6) Obat anti kolinergik

Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistem

vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.

Skopolamin

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin dan

mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg – 0,6 mg, 3 – 4

kali sehari.

b. Non Farmakologis

Susunan  saraf  pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi

gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita

yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini disebabkan oleh

adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan deficit di sistem

visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak banyak membantu,

sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi

gangguan vestibular, membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan

keseimbangan. Tujuan latihan ialah :

Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium

untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.

Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.

Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan.

E. PEMERIKSAAN FISIK

19

Page 20: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 9 Februari 2019.

Status Generalis

a. Keadaan umum: Tampak sakit sedang

b. Kesadaran: Compos Mentis/ GCS = E4M6V5= 15

c. TD : 120/80 mmHg

d. Nadi : 91 x/menit, Reguler

e. Pernapasan : 20 x/menit, Reguler

f. Suhu : 36,5oC

g. Kepala : normosefali, tidak ada kelainan

h. Mata : OS : pupil bulat, ø 3mm, refleks cahaya langsung (+),

Reflek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-)

OD : pupil bulat, ø 3mm, refleks cahaya langsung (+), Reflek

kornea (+) Ptosis (-), Eksoftalmus (-)

Konjungtiva anemis (+/+) sklera ikterik (-/-)

i. THT : rhinorea (-), otorhea (-)

j. Mulut : Mukosa tidak tampak hiperemis

1) Faring : Mukosa hiperemis (-), T1-T1 tenang, Uvula ditengah, arcus

faring simetris

2) Lidah : Atrofi papil lidah (-), lidah deviasi (-)

k. Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid tidak teraba membesar, trachea

ditengah

l. Thoraks :

1) Cor :

Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : kuat angkat, ictus cordis teraba 2 cm medial di ICS 5 linea

midclavikula sinistra,

Perkusi :

20

Page 21: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Kanan jantung : ICS IV linea sternalis dextra

Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Kiri jantung : ICS V, 2cm medial linea

midclavicula sinistra

Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

2) Pulmo :

Inspeksi : Pergerakan dada kanan dan kiri simetris saat statis dan

dinamis, retraksi dada (-)

Perkusi : Sonor di semua lapang paru

Palpasi : Taktil fremitus simetris kanan dan kiri

Auskultasi : Suara dasar paru (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

m. Abdomen : datar, supel, timpani, BU (+) normal, hepar & lien tidak

teraba

n. Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-)

Status Psikiatrikus

a. Cara berpikir : Wajar, sesuai umur

b. Tingkah laku : Wajar, pasien sadar

c. Ingatan : Baik, amnesia (-)

d. Kecerdasan : Baik, sesuai tingkat pendidikan

Status Neurologis

a. Sikap : Simetris dan lurus

b. Gerakan abnormal : Tidak ada gerakan abnormal

c. Cara berjalan : Tidak ada gangguan

21

Page 22: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

d. Kognitif : Tidak ada gangguan komunikasi

Pemeriksaan Saraf Kranial

Saraf Kranialis Kanan Kiri

N. I Olfaktorius

Daya Penghidu Normal Normal

N. II Optikus

Daya Penglihatan

Lapang Penglihatan

Melihat Warna

N

N

N

N

N

N

N. III Okulomotorius

Ptosis

Gerakan mata ke medial

Gerakan mata ke atas

Gerakan mata ke bawah

Nistagmus

Eksoftalmus

Enoftalmus

Pupil - Besar

- Bentuk

(-)

Baik

Baik

Baik

(-)

(-)

(-)

3mm

Bulat, isokor, sentral

(-)

Baik

Baik

Baik

(-)

(-)

(-)

3mm

Bulat, isokor, sentral

22

Page 23: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Refleks terhadap sinar

langsung/tidak langsung

Melihat ganda

(+)

(-)

(+)

(-)

N.IV Trokhlearis

Pergerakan mata

(ke bawah-lateral)

Srabismus konvergen

Baik

(-)

Baik

(-)

N.V Trigeminus

Sensibilitas muka

Reflek kornea

Trismus

Membuka mulut

Menggigit

Refleks bersin

Normal

(+)

(-)

Baik

Baik

Baik

Normal

(+)

(-)

Baik

Baik

Baik

N.VI Abducen

Gerakan mata ke lateral

Strabismus konvergen

Normal

(-)

Normal

(-)

23

Page 24: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

N.VII Fasialis

Sulcus nasolabialis

Kedipan mata

Sudut Mulut

Mengerutkan dahi

Menutup mata

Meringis

Mengembungkan pipi

Daya Kecap 2/3 anterior

Baik

Baik

Baik

(+)

(+)

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Baik

Baik

Baik

(+)

(+)

(+)

(+)

Tidak dilakukan

N.VIII Vestibulokoklearis

Detik arloji

Suara berisik

Weber

Rinne

Swabach

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

(+)

(+)

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

N.IX Glossofaringeus

Daya kecap 1/3 belakang

Refleks Muntah

Arcus pharynx

(+)

(-)

Simetris

(+)

(-)

Simetris

24

Page 25: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Tersedak

Sengau

(-)

(-)

(-)

(-)

N.X Vagus

Arcus pharynx

Menelan

Berbicara

Simetris uvula di tengah

Normal, tidak tersedak

Baik

N.XI Accecorius

Mengangkat bahu

Memalingkan kepala

Tropi otot bahu

Sikap Bahu

Baik

Baik

Eutrofi

Simetris

Baik

Baik

Eutrofi

Simetris

N.XII Hypoglossus

Sikap lidah

Artikulasi

Menjulurkan lidah

Tremor lidah

Fasikulasi

Trofi otot lidah

Deviasi (-)

Baik

Lateralisasi (-)

(-)

(-)

Eutrofi

Deviasi (-)

Baik

Lateralisasi (-)

(-)

(-)

Eutrofi

Pemeriksaan Khusus

25

Page 26: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

1. Romberg test: (-)

2. Nistagmus: (+)

3. Past Pointing test: (-)

4. Dix-Hallpike Test (+)

5. Lermit Test (-)

Pemeriksaan Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Hematologi

Hemoglobin 13.6 g/dl 11.7 – 15.5 g/dl

Leukosit 5.23 ribu 3.6 – 11.0 ribu

Eritrosit 5.62 juta 3.8 – 5.2 juta

Hematokrit 41.4 % 35 – 47%

Trombosit 154 ribu 150 – 400 ribu

MCV 62.5 82-88

MCH 20.5 27-32

MCHC 32.9 32-37

RDW 12.9 10-16

MPV 9.94 7-11

Limfosit 1.97 1.0-4,5

Monosit 0.917 0.2-1.0

26

Page 27: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Eosinophil 0.015 0.04-0.8

Basophil 0.084 0-0.2

Neutrophil 2.24 1.8-7.5

Limfosit % 38 25-40

Monosit % 17.5 2-8

Eosinophil % 0.282 2-4

Basophil % 1.90 0-1

Neutrophil % 42.8 50-70

PCT 0.153 0.2-0.5

Kimia Klinik

Glukosa puasa 111 mg/dl 74 – 106 mg/dL

Glukosa 2 jam PP 75 mg/dL <120 mg/dL

SGOT 18 U/L 0 – 35 U/L

SGPT 19 IU/L 0 – 35 IU/L

Ureum 21 mg/dl 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0.95 mg/dl 0.45 – 0.75 mg/dl

Kolesterol 118 mg/dl <200 dianjurkan; 200 – 239

risiko sedang; ≥240 risiko

tinggi

HDL-kolesterol 30 mg/dl 37 – 92 mg/dl

27

Page 28: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

LDL-kolesterol 54.6 mg/dl <150 mg/dl

Trigliserida 134 mg/dl 70 – 140 mg/dl

Asam urat 1.97 mg/dL 2-7 mg/dL

Pemeriksaan Radiologi

Foto Cervical AP Lateral Oblique

28

Page 29: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Hasil:

Aligment lurus

Spondilosis cervicalis

Tak tampak kompresi maupun listesis

Tak tampak penyempitan diskus intervertebralis

F. DISKUSI KEDUA

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis vertigo. Pada

pasien ini didapatkan Romberg Test (-), nistagmus (+), Past Pointing test (-), Uji Dix-

Hallpike (+) dan Lermit Test (-). Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan

bahwa vertigo yang dirasakan pasien lebih mengarah pada vertigo perifer.

Dari pemeriksaan radiologi didapatkan kesan berasal dari cervicogenik, yakni

adanya spondilosis servikalis. Vertigo berkaitan dengan perubahan degeneratif pada

pasien spondilosis servikalis dan hilangnya aliran darah ke otak. Pada spondilitis

servikalis pembentukan osteofit dapat menekan arteri vertebralis yang menyebabkan

oklusi mekanis dan menurunkan aliran darah sehingga timbul keluhan vertigo. Namun

29

Page 30: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

pada pasien ini tidak didapatkan gejala klinis dari vertigo cervicogenik yaitu pasien tidak

mengeluh adanya kaku leher. Selain itu pada pemeriksaan lermit test didapatkan hasil

negatif, itu semakin menguatkan bahwa vertigo pada pasien ini bukan disebabkan karena

adanya kelainan pada cervical.

Data dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang

menunjukkan bahwa vertigo yang terjadi pada pasien ini merupakan vertigo general

disease.

G. KONSULTASI PENYAKIT DALAM

Hasil : nyeri dada esktra cardial

Terapi : Eperisone 3x1

H. DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis Klinis : pusing berputar, mual, muntah, demam

Diagnosis Topis : organ vestibular, perifer

Diagnosis Etiologi : vertigo dd general disease

Diagnosis Tambahan : LBP

PLANNING

a. Terapi :

1. Paracetamol 3x500 mg

2. Sucralfat Syr 3x1

3. Betahistin 3x2

4. Inj. Ceftriaxone 2x1

5. Inj. Ranitidin 2x1

6. Inj. Sohobion 1x1

7. Inj. Ketorolac 2x30 mg

8. Fluoxetine 1x10 mg

9. Eperisone 3x1

b. Foto Rontgen untuk nyeri punggung

30

Page 31: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

PROGNOSIS

Death : Dubia ad bonam

Disease : Dubia

Dissability : Dubia ad bonam

Discomfort : Dubia

Dissatisfaction : Dubia

Distutition : Dubia

FOLLOW UP

6 Februari 2019 S: pusing berputar, mual muntah (-), perut

kembung

O:

TD: 110/80

N: 106x

RR: 20

T: 37,3

A: Vertigo Mixtype dd General Disease

P: Betahistin 3x1, Domperidone 10g 3x1

ac, Flunarizin 2x1

7 Februari 2019 S: Pusing berputar sudah mulai berkurang,

batuk (+), pilek (+), mual muntah (-)

O:

TD: 110/80

N: 80

RR: 20

T: 36,8

A: Vertigo Mixtype dd Gebneral Disease

P:

Inj. Ceftriaxone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

31

Page 32: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Inj. Sohobion 1x1

Inj. Ketorolac 2x30

Paracetamol 3x500 mg

Sucralfat Syr 3x1

Betahistin 3x2

8 Februari 2019 S: Pusing berputar masih dirasakan, mual

muntah (-)

O:

TD: 120/80

N: 68x

RR: 20x

T: 36,9

A: Vertigo Mixtype dd General Disease

P:

Inj. Ceftriaxone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

Inj. Sohobion 1x1

Inj. Ketorolac 2x30

Paracetamol 3x500 mg

Sucralfat Syr 3x1

Betahistin 3x2

9 Februari 2019 S: Pusing berputar sudah semakin

berkurang, mual muntah (-), tidur sudah

lebih nyenyak

O:

TD: 130/80

N: 80x

RR: 20x

T: 36,6

A: Vertigo Mixtype dd General Disease

P:

32

Page 33: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

Inj. Ceftriaxone 2x1

Inj. Ranitidin 2x1

Inj. Sohobion 1x1

Inj. Ketorolac 2x30

Paracetamol 3x500 mg

Sucralfat Syr 3x1

Betahistin 3x2

Fluoxetin 1x10

10 Februari 2019 BLPL

33

Page 34: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewlaporan kasus. vertigo . prodromal symtomps. pembimbing:

34