Laporan Kinerja (LKj) Triwulan III TAHUN 2015 i Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini dapat disusun. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan III Tahun 2015 oleh masing- masing satker terkait. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan di masa mendatang. Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si
164
Embed
· L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 i Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
i
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya dan
kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun
2015 ini dapat disusun.
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini
merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya Triwulan III Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan
dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini mencakup uraian
pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui
serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan III Tahun 2015 oleh masing-
masing satker terkait.
LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini diharapkan dapat
memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat
memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara
internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 dapat dijadikan
sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu
peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui
pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan
perikanan di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2015
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
ii
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... ix
Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
5. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin
oleh Direktur Produksi dan Usaha Budidaya, bertugas dalam melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang produksi dan
usaha perikanan budidaya. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan
kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha,
pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan
budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air
payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi,
serta data dan statistik perikanan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut,
pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan
statistik perikanan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang produksi ikan
air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi,
dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di
bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan
usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; dan
(vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
13
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Produksi Ikan Air
Tawar, Air Payau, dan Laut; (ii) Subdirektorat Pengembangan Usaha; (iii) Subdirektorat
Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data
dan Statistik; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
6. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin
oleh Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, bertugas dalam melaksanakan penyiapan
perumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang kesehatan ikan dan lingkungan.
Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang hama dan
penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan
standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) penyiapan
pelaksanaan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu,
perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan
dan lingkungan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan
budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iv)
pelaksanaan bimbingan teknis di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring
residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium
kesehatan ikan dan lingkungan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang hama dan penyakit
ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi
dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan
rumah tangga direktorat.
Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan terdiri atas : (i) Subdirektorat Hama dan
Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Obat Ikan; (iii) Subdirektorat Monitoring Residu; (iv)
Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (v) Subdirektorat Standardisasi dan
Laboratorium; dan (vi) Subbagian Tata Usaha.
7. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan
jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi
dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya; (ii)
Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh tenaga fungsional
senior yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal; (iii) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja; (iv) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan
Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, meliputi :
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
14
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
1. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi
2. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara
3. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung
4. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain
5. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu
6. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam
7. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo
8. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
9. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee
10. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam
11. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok
12. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
13. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem
14. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang
15. Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang
Susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya tergambar pada susunan organisasi di
bawah ini :
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
15
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Untuk tingkat unit eselon II telah dilakukan pelantikan, namun untuk tingkat eselon III belum
dilaksanakan pelantikan dan masih dalam proses lelang jabatan, sehingga masih
menggunakan nomenklatur yang lama, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Ditjen Perikanan Budidaya didukung oleh SDM sejumlah 1.526 orang (data sampai dengan
bulan September 2015) dengan rincian sejumlah 337 orang di Pusat dan sejumlah 1.189
orang berada di UPT untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
1.4. Permasalahan Utama
Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi
perikanan budidaya adalah : (i) penyediaan dan distribusi induk unggul dan benih
berkualitas masih terbatas; (ii) isu jaminan keamanan pangan produk yang menjadi
tuntutan, baik pasar luar negeri maupun dalam negeri; (iii) efisiensi pakan; (iv) biaya
produksi yang masih tinggi; (v) penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari
limbah budidaya maupun limbah lainnya; (vi) ancaman penyakit, baik dari dalam maupun
dari luar negeri; (vii) keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama
terkait dengan kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya; (viii) akses
permodalan ke perbankan yang masih terbatas; (ix) sumber daya manusia pelaku usaha
perikanan budidaya yang masih kurang pengetahuannya sehingga agak sulit untuk dilakukan
perubahan teknologi budidaya yang digunakan; dan (x) sistem pendataan dan pelaporan
yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data
dukung.
1.5. Sistematika LKj
LKj ini secara umum memuat target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015. Sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja
Ditjen Perikanan Budidaya, LKj ini menginformasikan perbandingan antara target dan
capaian kinerja (performance results) sampai dengan triwulan III tahun 2015 dengan target
dan kinerja pada triwulan sebelumnya. Dari analisa tersebut akan teridentifikasi sejumlah
celah kinerja (Performance gap) sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di
masa yang akan datang.
Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut :
1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang
capaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015.
2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Ditjen Perikanan
Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Ditjen Perikanan
Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LKj.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
16
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis,
gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Ditjen Perikanan
Budidaya pada tahun 2015 – 2019, rencana kerja dan anggaran tahun 2015, Penetapan
Kinerja (PK) Ditjen Perikanan Budidaya serta pengukuran/pengelolaan kinerja Ditjen
Perikanan Budidaya.
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator
Kinerja Utama (IKU) Ditjen Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja sampai
dengan triwulan III tahun 2015. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan
yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang
efisiensi.
5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan,
kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan
saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya berupa
perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
6. Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam
penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
17
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 – 2019, telah
mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara
berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya
mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah
(NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya
ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi
budidaya yang memiliki daya saing. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan
budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan
Budidaya 2015 - 2019.
Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 – 2019 adalah mengembangkan program
dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan
pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah : (i) Meningkatkan kemandirian
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan
potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan
keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Di samping arah
kebijakan dan pelaksanaan strategi di atas, pada periode 2015-2019 Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program
lanjutan. Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan
contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus
untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. Adapun rancangan program
quickwins Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2015-2019 difokuskan untuk Membangun
Gerakan Kemandirian Pembudidayaan Ikan melalui : (i) Penerapan Cara Budidaya Ikan yang
Baik (CBIB) untuk 20.000 pembudidaya sampai tahun 2019; (ii) Penjaminan mutu benih di
Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan
sampai tahun 2019; (iii) Pengembangan 100 Kebun Bibit Rumput Laut dengan kultur jaringan
sampai tahun 2019; dan (iv) Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi
sampai tahun 2019. Sedangkan rancangan program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya yang dimandatkan pada periode 2015-2019 adalah Pengembangan Budidaya Laut
di Keramba jaring Apung (KJA), pengembangan pakan mandiri, pengembangan sarana
prasarana perikanan budidaya.
Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang lebih
terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat
menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan
program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi,
misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut :
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
18
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN 2015-2019
2.1.1. Visi
Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015-2019 Kementerian Kelautan dan Perikanan
menetapkan visi “Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara
Berdaulat, Mandiri, dan Berkelanjutan untuk Kemakmuran Rakyat”.
Sebagai upaya mengintegrasikan dengan pembangunan kelautan dan perikanan serta
berlandaskan pemahaman dan penelaahan terhadap peluang dan potensi, serta
permasalahan pengembangan perikanan budidaya di masa yang akan datang, maka
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan penyesuaian visi yang ditetapkan
sebagaimana berikut :
“Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Mandiri,
Berdaya Saing dan Berkelanjutan”
Dengan visi tersebut diharapkan dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan
budidaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan budidaya sehingga
memiliki daya saing tinggi dengan tetap melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat.
Gambar 2. Dirjen PB melakukan Temu Lapang dan Tebar Benih Bawal Bintang Perdana di Kawasan Demfarm Teluk Bumbang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 8 Juli 2015 (Kiri); dan Kunjungan Kerja
Komisi IV DPR RI ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Lampung pada tanggal 12 Juli 2015 (kanan)
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
19
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Gambar 3. Peninjauan Dirjen PB ke Kelompok Pakan Mandiri ‘Makmur Sejahtera’ di Desa Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 2015 (Kiri); dan Kunjungan Dirjen PB ke Lokasi Demfarm Budidaya Kerang Hijau di Desa Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada tanggal 27 Agustus
2015 (Kanan)
2.1.2. Misi
Misi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam
mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemandirian pembudidaya ikan melalui pemberdayaan
b. Menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan daya saing produk perikanan
budidaya
c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan
2.1.3. Tujuan
Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan
pembangunan perikanan budidaya yaitu :
a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pembudidaya Ikan
b. Mewujudkan Kelestarian Sumberdaya Perikanan Budidaya
2.1.4. Sasaran Strategis
Tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya akan dicapai melalui sejumlah sasaran
strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun 2015 - 2019. Peta
Strategi DJPB Tahun 2015 – 2019 seperti pada gambar 4.
16 Lainnya 524,500 520,800 565,800 614,100 665,800 723,800 8.58
No. KOMODITAS
Kenaikan
Per Tahun
(%)
2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN
2.2.1. Indikator Kinerja
Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2015 difokuskan kepada program
pencapaian indikator kinerja utama yaitu : (i) NTPi dengan target 102; (ii) Pertumbuhan PDB
Perikanan dengan target 7; (iii) Jumlah Produksi Perikanan Budidaya dengan target 17,90
juta ton; dan (iv) Jumlah Ikan Hias dengan target 1,70 miliar ekor. Target indikator
keberhasilan tersebut telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi
perikanan budidaya diantaranya :
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
25
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
a. Pengelolaan Pakan Ikan
Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan pakan ikan adalah : (i)
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang pengelolaan pakan yang
implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan
budidaya di bidang pengelolaan pakan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii)
Terselenggaranya sertifikasi unit produsen pakan; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan
ketatausahaan kegiatan pengelolaan pakan ikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan
yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab
kegiatan adalah Direktorat Pakan Ikan.
b. Pengelolaan Perbenihan Ikan
Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbenihan ikan adalah :
(i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang
implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan
budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya
sertifikasi unit pembenihan; (iv) Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut; dan (v)
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan perbenihan ikan. Untuk
mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran
1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Perbenihan Ikan.
c. Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya
Sasaran kegiatan pengelolaan kawasan perikanan budidaya adalah : (i) Tersedianya
kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang kawasan yang implementatif; (ii)
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang
kawasan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Tersedianya sarana di kawasan
perikanan budidaya; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan
pengelolaan kawasan perikanan budidaya. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang
akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan
adalah Direktorat Kawasan Perikanan Budidaya.
d. Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan
Sasaran kegiatan pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan adalah : (i) Kebijakan
pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif; (ii) Tata kelola
pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang mandiri dan
berkelanjutan; (iii) Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan; (iv)
Skala usaha kelompok masyarakat di bidang pembudidayaan ikan; (v) Kemandirian usaha
perikanan budidaya yang berkelanjutan; dan (vi) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan
kegiatan pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan. Untuk mencapai sasaran
tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja
penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Produksi dan Usaha Pembudidayaan ikan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
26
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
e. Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan
Sasaran kegiatan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan adalah :
(i) Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang
implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan
budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii)
Terselenggaranya pengendalian budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara
efektif; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan kesehatan
ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang
akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja Penanggung jawab kegiatan
adalah Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan.
f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya
Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah : (i)
Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan professional; (ii) Tersedianya informasi yang valid,
handal dan mudah diakses; (iii) Terselenggaranya Reformasi Birokrasi; (iv) Terkelolanya
anggaran pembangunan secara efisien; dan (v) Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja
operasional perkantoran. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan
dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah
Sekretariat Direktorat Jenderal.
2.2.2. Anggaran
Ditjen Perikanan Budidaya mendapatkan pagu anggaran untuk membiayai sub-sub program
peningkatan produksi perikanan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal
Tahun 2015 sebesar Rp 1.006.691.200.000,-. Pada bulan Februari, terjadi revisi anggaran
dan penambahan anggaran (APBN-P) sehingga total anggaran berubah menjadi Rp
1.360.771.200.000,-. Disusul pada bulan April, terjadi revisi
anggaran, namun tidak mengubah total anggaran karena perubahan anggaran hanya terjadi
pada alokasi anggaran per kegiatan pengembangan. Namun, pada bulan September terjadi
perubahan kebijakan sehingga dilakukan revisi kegiatan, terutama kegiatan pakan mandiri
yang anggarannya dilimpahkan ke UPT untuk efisiensi anggaran (revisi lintas satker). Berikut
nilai pagu revisi April tahun 2015 (Rp 1.360.771.200.000,-) dan nilai pagu revisi September
tahun 2015 (Rp 1.360.771.200.000,-) berdasarkan sistem kegiatan :
a. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan sebesar Rp 251.624.163.000,- dari
pagu awal sebesar Rp 161.766.765.000,-
b. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan sebesar Rp 148.374.953.000,- dari pagu awal
sebesar Rp 140.792.804.000,-
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
27
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
c. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan sebesar Rp
449.225.248.000,- dari pagu awal sebesar Rp 251.618.261.000,-
d. Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan sebesar Rp 115.478.855.000,- dari
pagu awal sebesar Rp 81.156.626.000,-
e. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan sebesar Rp
107.677.318.000,- dari pagu awal sebesar Rp 85.448.657.000,- dan
f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen
Perikanan Budidaya sebesar Rp 288.390.663.000,- dari pagu awal sebesar Rp
285.908.087.000,-.
2.2.3. Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
Sebagai penjabaran dari Rencana Kinerja Tahunan maka disusun Perjanjian Kinerja yang
memuat mengenai perjanjian kinerja antara Eselon I dengan Menteri Kelautan dan
Perikanan sebagaimana pada gambar 5.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
28
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
29
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Gambar 5. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
30
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
2.2.4. Pengukuran/Pengelolaan Kinerja
Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015,
Ditjen Perikanan Budidaya menggunakan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard
(BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan
sebagai berikut :
1. Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik (triwulanan/semesteran/tahunan);
2. Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah ke atas;
3. Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya;
4. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah
diverifikasi oleh Tim Pengelola Kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sebagai
data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat; dan juga diukur melalui
aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id”;
5. Status capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ada dalam aplikasi
“kinerjaku.kkp.go.id” ditunjukkan dengan warna : (i) merah (untuk indikator yang di
bawah batas toleransi); (ii) kuning (untuk indikator dalam batas toleransi); dan (iii)
hijau (untuk indikator yang telah/melebihi target).
Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara penghitungan
capaian terhadap target dengan menggunakan polarisasi Maximize, Minimize, dan Stabilize.
1. Maximize
IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi maximize yaitu IKU yang
mempunyai kriteria pencapaian semakin tinggi (dari nilai 100%) semakin baik.
2. Minimize
IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang diukur
dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang mempunyai kriteria
pencapaian semakin rendah (dari nilai 100%) semakin baik.
3. Stabilize
IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi stabilize yaitu IKU yang semakin
stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
31
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan
Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh
dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan
Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU
tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process
Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Hasil pengukuran kinerja inilah yang
dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LKj) tingkat Eselon I. Berdasarkan hasil pengukuran
kinerja, capaian rata-rata Indikator Kinerja Utama (IKU) dari keempat perspektif tersebut
adalah sebesar 86,57% terhadap target sampai dengan triwulan III atau 150,06% terhadap
target tahunan, sehingga dapat dikatakan kinerja yang dihasilkan sudah baik. Sedangkan
berdasarkan sistem pelaporan pada aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id” diperoleh Nilai Pencapaian
Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 56,58% (toleransi 10%) seperti pada gambar 6. Adapun
rekapitulasi capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya seperti pada tabel 2.
Gambar 6. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
32
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Stakeholder Perspective
1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102 102 99,61 97,66 97,66 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari – September 2015.
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
7 7 8,37 119,57 119,57 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan II adalah 7,17 (102,43%).
Customer Perspective
2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan
3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan)
3 0 0 0,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya
4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton)
17,90 12,94 10,074* 77,85 56,28 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
5 Jumlah ikan hias (miliar ekor)
1,70 1,020 1,088 106,67 64,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang)
168.000 117.600 42.483 36,13 25,29 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar)
23.500 23.410 23.403,33 99,97 99,59 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 23.207,7 (100,03%).
8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar)
135 94,5 45,1 47,72 33,41 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
Internal Process Perspective
4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif
9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
2 0 2 >100,00 100,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen)
27 0 15 >100,00 55,56 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan).
11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya
5 4 23 575,00 460,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
33
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan
12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
60 56 59 105,36 98,33 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%).
13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi)
69 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif)
420 360 496 137,78 118,10 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra)
22 22 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
16 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif)
85 83 82 98,80 96,47 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).
17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari)
100.000 0 43.850 >100,00 43,85 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
8.200 7.200 6.145 85,35 74,94 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 10.112 (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin
24 0 24 >100,00 100,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri
15 0 378 >100,00 2520,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru.
6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif
21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif)
250 248 262 105,65 104,80 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%).
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
34
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96%
4.200 3.165 2.815 88,94 67,02 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)
800 787 1.068 135,71 133,50 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 1.058 (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)
650 630 800 126,98 123,08 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%)
Learning and Growth Perspective
7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian
25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%)
< 15 0 17,16 >100,00 85,60 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses
26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%)
75 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian
27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB
BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran.
28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya
A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
8 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
1 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya
31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya
WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
32 Nilai efisiensi anggaran (%)
80 – 90 80 – 90 100 125,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
Ket : * Angka Sementara
Berdasarkan capaian yang diperoleh, dan diinput pada sistem aplikasi “kinerjaku.kkp.go.id”,
maka diperoleh hasil dari masing-masing sasaran strategis seperti gambar 7.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
35
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Gambar 7. Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
Berdasarkan gambar 7, hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya masih perlu ditingkatkan pada triwulan berikutnya sehingga
dapat diperoleh kinerja yang baik di akhir tahun.
Pencapaian sasaran strategis pada masing-masing perspektif dijelaskan sebagai berikut :
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
3.1.1. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat
Perikanan Budidaya
Kemakmuran masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama dalam pencapaian
visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, yang merupakan tolok ukur dari dampak
keberhasilan program dan kegiatan Ditjen Perikanan Budidaya. Pencapaian sasaran strategis
ini sebesar 108,61% yang diukur melalui 2 (dua) IKU yaitu : (i) NTPi dengan target 102; dan
(ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 7%. Penjelasan terkait dengan realisasi IKU
dimaksud seperti pada tabel 3.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
36
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Stakeholder Perspective
1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102 102 99,61 97,66 97,66 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari – September 2015.
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
7 7 8,37 119,57 119,57 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan II adalah 7,17 (102,43%).
A. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima
oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib).
NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara
relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk
memenuhi kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula
tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya.
Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi
dari bulan Januari – September 2015 sebesar 99,61 atau telah tercapai 97,66% dari target
tahunan serta 96,71% dari target akhir RPJMN sebesar 103 (tabel 4). Rata-rata ini menurun
dibandingkan dengan capaian NTPi sampai dengan triwulan III pada tahun 2014 sebesar
101,61. NTPi 99,61 menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan
demikian diperlukan kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk
peningkatan NTPi pada triwulan selanjutnya.
Tabel 4. Capaian IKU 1 “Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,61 merupakan data rata-rata dari bulan Januari – September 2015.
- Target Tahunan 102 102 103
- Realisasi Tahunan 101,36 - -
- Persentase Capaian Tahunan 99,37 - -
- Target s/d TW I 105 102 -
- Realisasi s/d TW I 101,62 99,49 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 96,78 97,54 96,59
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 96,78 97,54 96,59
- Target s/d TW II 105 102 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
37
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Realisasi s/d TW II 101,66 99,49 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 96,82 97,54 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 96,82 97,54 -
- Target s/d TW III 102 102 -
- Realisasi s/d TW III 101,69 99,61 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 99,70 97,66 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,70 97,66 -
Ket: Pada tahun 2014 terdapat perubahan target pada bulan Oktober menjadi 102 berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 dikarenakan adanya penghematan anggaran serta perubahan penghitungan tahun dasar NTPi
Tabel 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus Sept
NILAI TUKAR PEMBUDIDAYAAN IKAN 99.28 99.62 99.56 99.55 99.27 99.66 99.83 99.67 100.01 0.09 99.61
Rata-RataNASIONAL2015 Kenaikan Rata-rata Jan - Sept
2015
Ket : BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Sumber data dari BPS
Hasil survei BPS menunjukkan bahwa pada bulan September 2015 NTPi sebesar 100,01 atau
naik sebesar 0,34 persen dari bulan Agustus 2015. Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,46
persen, lebih besar dibanding kenaikan Ib sebesar 0,12 persen. Kenaikan It sebesar 0,46
persen disebabkan oleh naiknya harga sebagian jenis ikan, khususnya ikan nila dan ikan
gurame. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks kelompok Konsumsi Rumah
Tangga (KRT) naik sebesar 0,05 persen dan indeks kelompok Biaya Produksi dan
Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,24 persen. Namun demikian, NTPi
selama Januari – September 2015 fluktuatif (tabel 5) sebagaimana pada gambar 8.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
38
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Gambar 8. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sebagai
akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sementara pakan merupakan
komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu, naiknya harga kebutuhan
pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang cukup signifikan
dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan penyediaan
pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang
dikembangkan melalui perekayasaan teknologi.
Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan pakan mandiri
melalui penyediaan bahan baku, uji lab, penyediaan mesin pellet, pengembangan
laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya; (ii) pengembangan teknologi
biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan
produktivitas perikanan budidaya; dan (iii) pengembangan mariculture untuk
peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya
melalui pengembangan sentra kebun bibit.
B. Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang
diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Angka persentase pertumbuhan PDB
Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga
konstan) tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan PDB merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan termasuk
didalamnya perikanan budidaya.
Target pertumbuhan PDB perikanan pada tahun 2015 masih sama dengan tahun 2014
sebesar 7,00%. Pencapaian pertumbuhan PDB Perikanan sampai dengan triwulan III tahun
2015 sebesar 8,37% atau tercapai 119,57% dari target yang telah ditetapkan (tabel 6). Hal
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
39
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
ini menunjukkan bahwa sektor perikanan menunjukkan potensi besar dalam pembangunan
ekonomi nasional Indonesia.
Tabel 6. Capaian IKU 2 “Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Pertumbuhan PDB Perikanan (%) Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Data capaian 8,37 merupakan data capaian pada triwulan III yang merupakan angka rata-rata Januari – September 2015.
- Target Tahunan 7 7 7,2
- Realisasi Tahunan 6,97 - -
- Persentase Capaian Tahunan 99,57 - -
- Target s/d TW I 7,25 7 -
- Realisasi s/d TW I 6,89*** 8,45 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 95,03 120,71 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,43 120,71 -
- Target s/d TW II 7,25 7 -
- Realisasi s/d TW II 6,89*** 7,17 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 95,03 102,43 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 98,43 102,43 -
- Target s/d TW III 7,25 7 -
- Realisasi s/d TW III 6,89*** 8,37 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 95,03 119,57 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 98,43 119,57 -
Ket : ***: angka sangat-sangat sementara Pada tahun 2014 terdapat perubahan target PDB semula 7,25 menjadi 7 sesuai dengan Revisi II Tahun 2014 berdasarkan pada Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 karena adanya penghematan anggaran (bulan Oktober).
Perekonomian sektor perikanan triwulan III-2015 tumbuh sebesar 8,37%, pertumbuhan ini
lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia (4,73%) dan lebih tinggi dari
pertumbuhan sektor perikanan triwulan II-2015 tumbuh sebesar 7,17% dan perumbuhan
sektor perikanan triwulan I-IV tahun 2014 sebesar 7,66%. Pertumbuhan ini menunjukkan
adanya peningkatan daya beli (purchasing power) dari para pelaku subsektor perikanan
dibandingkan subsektor lain pada kelompok pertanian, kehutanan, perikanan dan nasional.
Pertumbuhan perekonomian subsektor perikanan triwulan III-2015 dipengaruhi oleh
produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya triwulan III-2015. Produksi perikanan
tangkap hingga triwulan III-2015 mencapai sebesar 4,72 juta ton atau mengalami
peningkatan sebesar 3,2% dibandingkan triwulan III-2014 sedangkan produksi perikanan
budidaya hingga triwulan III-2015 mencapai 10,07 juta ton, mengalami peningkatan sebesar
3,98% dibandingkan triwulan III-2014. Komoditas yang mengalami peningkatan produksi
adalah rumput laut yang mengalami peningkatan produksi sebesar 10,83% dibandingkan
triwulan III-2014.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
40
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 7. Produk Domestik Bruto Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010, 2010 –
2015
Kenaikan rata-rata (%)
Increasing average
I II III IV Jumlah I II III 2010 - 2014
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture, Forestry and Fisheries Group 338,017.0 361,141.3 395,259.2 316,239.6 1,410,657.1 375,184.4 411,489.2 434,476.1 10.21
2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan
3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan)
3 0 0 0,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (kawasan)
Permasalahan penyakit ikan hingga saat ini masih merupakan kendala utama dalam
pengembangan industri akuakultur. Hal tersebut disebabkan serangan penyakit ikan
seringkali menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar sehingga memerlukan upaya
pengendalian penyakit ikan secara komprehensif, salah satunya melalui surveilan penyakit
ikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya menetapkan “Jumlah
Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance
(Kawasan)” sebagai salah satu indikator kinerja prioritas yang penghitungannya dimulai
pada tahun 2015.
Indikator Kinerja tersebut didefinisikan sebagai banyaknya kawasan budidaya yang penyakit
ikan pentingnya disurveillance pada kurun waktu tertentu (minimal 2 tahun berturut-turut)
yang disertai tindakan pengendalian guna menekan tingkat prevalensi. Keberhasilan
Indikator Kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat prevalensi penyakit ikan pada
suatu kawasan budidaya sebagai dampak dari penerapan tindakan pengendalian.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
42
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Adapun kawasan yang menjadi target indikator kinerja tahun 2015 adalah 3 (tiga) kawasan,
yang meliputi : (i) Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung; (ii) Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten; dan (iii) Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Sedangkan, target
penyakit yang dilakukan surveillance adalah : IMNV (Infectious Myonecrocis Virus/IMNV)
dan WSSV (White Spot Syndrome Virus). Proses pencapaian IKU ini dilakukan melalui
beberapa tahapan pada setiap semester yang dapat digambarkan seperti pada tabel 9
berikut.
Tabel 9. Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya
Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan)
No Tahapan Pencapaian Indikator Kinerja Prosentase Triwulan Hasil
Tahap Pertama
1 Persiapan (Perencanaan Kegiatan Survailan, Penyiapan Pedoman Survailan, Penyiapan Draft Peraturan Menteri tentang survailan, Penyiapan Keputusan Menteri Laboratorium Acuan dan Uji, Penyiapan Keputusan Menteri Daftar Penyakit Ikan Penting)
15% I Prevalensi I
2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan
40% II
Tahap Kedua
1 Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi
20% III Prevalensi II
2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan
25% IV
Sampai dengan triwulan III, capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan
Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) masih dalam proses
pencapaian dengan persentase sebesar 75%, dengan rincian sebagai berikut : (i) Tahap
persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; (ii) Pengambilan sampel,
pengujian, evaluasi dan pelaporan baru dikerjakan sebesar 40%; dan (iii) Penerapan upaya
pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi telah selesai dikerjakan dengan capaian
proses 20%. Hal tersebut disebabkan evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap
II masih dalam proses pengambilan sampel untuk wilayah Banyuwangi, sedangkan untuk
wilayah Lampung dan Tangerang pengambilan sampel baru dapat dilaksanakan pada akhir
bulan November 2015 di lokasi percontohan Biosekuriti. Hal tersebut dikarenakan adanya
keterlambatan penebaran pada kedua lokasi tersebut yang diakibatkan kemarau yang
berkepanjangan sehingga salinitas air yang dipersyaratkan untuk budidaya udang masih
belum sesuai. Upaya pengendalian yang dilaksanakan adalah melalui penerapan biosecuriti
di ketiga lokasi.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
43
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 10. Capaian IKU 3 “Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan)
Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 3 10
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan ** - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
- Realisasi s/d TW III ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW II ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Dalam rangka mengantisipasi permasalahan diatas, maka telah dilakukan koordinasi dengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan identifikasi masa
tebar udang pada unit usaha budidaya di Kabupaten yang menjadi target surveilan sekaligus
melakukan pendampingan guna mengoptimalkan pelaksanaan surveilan. Sedangkan untuk
Kabupaten Lampung dan Tangerang telah dilakukan pemasangan pagar keliling serta
pengadaan obat-obatan dalam rangka penerapan biosekuriti.
Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung capaian IKU
Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (Kawasan) adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii)
Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan
(iii) Surveillance penyakit ikan dan udang.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
44
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
3.1.3. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi
Bidang Perikanan Budidaya
Sasaran “Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya” didukung
oleh 5 (lima) indikator kegiatan utama dengan pencapaian rata-rata sebesar 73,67%
terhadap target triwulan III atau 55,71% terhadap target tahunan sebagaimana pada tabel
11 berikut. Tabel 11. Capaian Sasaran Strategis 3 “Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan
Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Customer Perspective
3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya
4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton)
17,90 12,94 10,074* 77,85 56,28 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
5 Jumlah ikan hias (miliar ekor)
1,70 1,020 1,088 106,67 64,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang)
168.000 117.600 42.483 36,13 25,29 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar)
23.500 23.410 23.403,33 99,97 99,59 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 23.207,7 (100,03%).
8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar)
135 94,5 45,1 47,72 33,41 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
Ket: * : Angka sementara
A. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)
Capaian sementara Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015
yaitu sebesar 10.074.014 ton atau (77,85%) dari target sebesar 12.941.014 ton dengan
capaian nilai produksi sebesar Rp 70.964,- miliar atau tercapai (58,45%) dari target sebesar
Rp 121.403,- miliar. Belum tercapainya target produksi dan nilai produksi perikanan
budidaya disebabkan karena kondisi cuaca sampai dengan triwulan III masih sangat tidak
baik sehingga hasil panen pembudidaya menjadi tidak optimal, selain itu jika dibandingkan
antara nilai dan volume produksi persentase nilai produksi masih lebih kecil hal ini
disebabkan karena komoditas yang mendekati target mayoritas merupakan komoditas yang
memiliki nilai ekonomis rendah seperti rumput laut dan produksi ikan mas dan gurame.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
45
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 12. Capaian IKU 4 “Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)” sampai dengan Triwulan III Tahun
2014 dan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton) Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Target tahunan 2014 pada TW I menggunakan angka 13,97 (target sebelum revisi)
- Target Tahunan 13,45 17,90 7,2
- Realisasi Tahunan 14,52 - -
- Persentase Capaian Tahunan 107,96 - -
- Target s/d TW I 2,86 2,99 -
- Realisasi s/d TW I 2,43 * 2,92 ** -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 84,97 97,66 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 17,39 16,31 -
- Target s/d TW II 6,37 8,21 -
- Realisasi s/d TW II 6,16 6,24 ** -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 96,66 76,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 44,06 34,86 -
- Target s/d TW III 9,75 12,94 -
- Realisasi s/d TW III 9,69 10,074 ** -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 99,42 77,85 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 72,04 56,28 -
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015
Tabel 13. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Nilai Produksi Perikanan Budidaya (miliar rupiah) Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Target Tahunan 121.758 - -
- Realisasi Tahunan 109.784 - -
- Persentase Capaian Tahunan 90,17 - -
- Target s/d TW I 25,93 28.553 -
- Realisasi s/d TW I 20,63 21.002 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 79,57 73,60 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 21,91 16,34 -
- Target s/d TW II 57.143,55 49.976 -
- Realisasi s/d TW II 51.126,37 80.630** -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 89,47 59,50 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 41,13 27,46 -
- Target s/d TW III 88.573 121.403 -
- Realisasi s/d TW III 82.426 70.964** -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 93,06 58,45 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 67,70 40,62 -
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun 2015
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
46
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Perbandingan target dan realisasi produksi perikanan budidaya sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 dan Triwulan III Tahun 2015 berdasarkan jenis budidaya seperti pada tabel 14
dan 15.
Tabel 14.Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)
- Produksi Budidaya Air Tawar (Ton) 1,772,780 1,749,027 98.66 3,033,559 1,691,046 55.74 4,294,120 39.38
- Produksi Budidaya Air Payau (Ton) 1,833,173 1,768,732 96.48 2,347,147 1,562,492 66.57 3,296,510 47.40
- Produksi Budidaya Laut (Ton) 6,139,180 6,170,701 100.51 7,560,307 6,820,476 90.21 10,309,370 66.16
2014 TW 3 *)
Indikator Kinerja
2015 TW 3 **) 2015
Volume Perikanan Budidaya (Ton)
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi
** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015
Tabel 15. Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015
Capaian produksi sementara perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 baru mencapai
77,85%, jika dilihat capaian menurut jenis budidaya, capaian produksi pada triwulan III
tahun 2015 tertinggi dicapai oleh budidaya laut dengan capaian sebesar 90,21%, sedangkan
capaian terendah dicapai oleh budidaya air tawar sebesar 55,74%, sedangkan untuk nilai
produksi, pencapaian tertinggi dicapai oleh budidaya air tawar dengan pencapaian sebesar
59,97% dan terendah sebesar 57,34% pada budidaya air payau.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
47
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 16. Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015
Target
(Ton)
Realisasi
(Ton)
Capaian
(%)Target (Ton)
Realisasi
(Ton)
Capaian
(%)
Target
(Ton)
Capaian thd
Tahun 2015
(%)
Total 9,745,133 9,688,460 99.42 12,941,014 10,074,014 77.85 17,900,000 56.28
17 Lainnya 361,209 215,909 59.77 394,170 267,933 67.97 520,800 51.45
2015
No Komoditas
2014 TW3 *) 2015 TW 3 **)
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015
Tabel 17. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun
2014 dan Tahun 2015
Target
(Miliar)
Realisasi
(Miliar)
Capaian
(%)
Target
(Miliar)
Realisasi
(Miliar)
Capaian
(%)
Target
(Miliar)
Capaian thd
Tahun 2015
(%)
Total 88,573 82,426 93.06 121,403 70,964 58.45 174,703 40.62
17 Lainnya 2,898 2,448 84.47 3,892 2,679 68.83 5,162 51.90
2015
No Komoditas
2014 TW3 *) 2015 TW 3 **)
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi
** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
48
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Capaian produksi sementara perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 masih didominasi
oleh komoditas rumput laut sebesar 7.427.527 ton atau 73,73% dari total produksi, ikan
sebesar 2.321.150 ton atau 23,04% dari total produksi, dan udang sebesar 325.337 ton atau
3,23% dari total produksi (tabel 16) khusus untuk udang pada tambak tradisional musim
kemarau yang panjang pada tahun 2015 ini ternyata memberikan pengaruh yang cukup
signifikan, karena tambak tradisional sangat tergantung pada pasang surut, sehingga ketika
kondisi pasang yang masuk adalah air laut menyebabkan salinitas menjadi cukup tinggi dan
banyak udang yang mati, terutama jenis udang windu yang tidak begitu tahan dengan
salinitas tinggi.
Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka mengantisipasi terulangnya kondisi serupa
ditahun-tahun mendatang adalah dengan melaksanakan temu lapang budidaya air payau
yang menghadirkan pakar yang berpengalaman dalam budidaya udang untuk mencari solusi
budidaya udang tradisional yang cukup tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga produksi
udang terutama windu yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan
udang vaname bisa dipertahankan. Temu lapang budidaya air tawar juga akan dilakukan
untuk mencari solusi pengembangan komoditas air tawar yang tidak memerlukan banyak air
dalam siklus pemeliharaannya, budidaya minapadi dengan bantuan dari FAO juga akan
menyelenggarakan workshop yang menghadirkan pakar-pakar FAO dalam pengembangan
minapadi sebagai suatu usaha perikanan yang bisa sekaligus menjadi andalan dalam
peningkatan ketahanan pangan.
Perbaikan metodologi pengumpulan data diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih
akurat lebih cepat dan akurat, terutama dengan penambahan enumerator pada setiap
kecamatan yang diharapkan dapat melihat lebih detail semua kondisi pembudidayaan ikan
di wilayah kerjanya sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan memberikan
informasi yang selengkap-lengkapnya.
Terkait dengan metodologi pengumpulan data, telah dilaksanakan uji coba untuk metode
pemutakhiran data dan metode untuk pelaksanaan survei triwulanan, yang dilaksanakan di
Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah, enumerator sebagai ujung tombak pengumpulan
data perikanan budidaya sampai dengan triwulan III ini sudah dilakukan pencairan biaya
operasionalnya sampai dengan bulan September 2015 yang diharapkan dapat memberikan
stimulan dalam melakukan pengumpulan data dan pemutakhiran data, upaya lain yang
dilakukan adalah dengan menetapkan bulan November sebagai bulan pemutakhiran data
melalui surat edaran Dirjen Perikanan Budidaya tahun 2015.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
49
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
B. Jumlah Ikan Hias (miliar ekor)
Potensi ikan hias di Indonesia cukup besar baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut.
Dari kurang lebih 1.100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global,
Indonesia memiliki 400 spesies. Namun hanya sekitar 90 spesies yang dibudidayakan
masyarakat. Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibanding ikan hias air laut
dengan teknologinya sederhana dan biayanya murah, sehingga banyak dilakukan dalam
skala usaha rumahan. Hal ini berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas
padat modal. Ikan hias air tawar asli Indonesia yang menjadi primadona adalah ikan arwana
dan cupang. Sedangkan ikan asal negara lain yang bisa didomestikasi dan cukup popular
dibudidayakan di Indonesia antara lain koki, koi, discus dan guppy. Dengan potensi
pengembangan budidaya ikan hias yang begitu besar maka Direktorat Jenderal merasa perlu
untuk mengembangkan budidaya ikan hias ini baik pengembangan teknologinya maupun
pengembangan usahanya, sebagaimana terlihat pada tabel 18 berikut. Tabel 18. Capaian IKU 5 “Jumlah Ikan Hias” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Target Tahunan 1,00 1,7 2,5
- Realisasi Tahunan 1,2 - -
- Persentase Capaian Tahunan 99,57 - -
- Target s/d TW I 0,375 0,085 -
- Realisasi s/d TW I 0,378 0,199 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,8 234,12 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 25,2 11,71 -
- Target s/d TW II 0,38 0,425 -
- Realisasi s/d TW II 0,412 0,620 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 107,88 145,88 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 27,47 36,47 -
- Target s/d TW III 1,020 -
- Realisasi s/d TW III 1,088 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 106,67 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 64,00 -
Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015
Target produksi ikan hias triwulan III tahun 2015 sebesar 1,020 miliar ekor sedangkan
capaian 1,088 miliar ekor atau tercapai sebesar 106,67% dari target yang ditetapkan.
Capaian produksi per komoditas dapat dilihat pada tabel 19. Produksi ikan hias yang
terbesar adalah ikan koi sebesar 399.219,6 juta ekor. Hal ini menggambarkan bahwa ikan koi
merupakan ikan hias yang paling banyak peminatnya seiring dengan semakin semaraknya
kontes-kontes dan komunitas pencinta ikan koi di Indonesia. Semaraknya kontes-kontes
ikan koi ini menyebabkan tumbuhnya komunitas-komunitas pencinta ikan koi. Kemudian
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
50
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
berturut-turut produksi ikan hias yang cukup banyak juga komet, koki dan cupang,
sementara itu ikan hias asli Indonesia yang cukup digemari di manca negara seperti arwana
produksinya mencapai 84,7 ribu ekor. Nilai ekonomis ikan hias juga cukup baik dengan total
nilai produksi sementara sampai dengan triwulan III tahun 2015 mencapai 2.076,4 miliar,
tetapi angka ini belum mencakup nilai produksi ikan arwana dan beberapa ikan hias lainnya
karena nilai produksinya belum tercatat sampai dengan Triwulan III tahun 2015 ini.
Tabel 19. Capaian Volume dan Nilai Produksi Ikan Hias per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
Nama Komoditas Volume Nilai (Rp 1000)
Jumlah 1,088,525.0 2,076,407,944
1 Akara 1,230.8 1,065,877
2 Arwana 84.7 11,571,554
3 Arwana Silver 5.7 965,770
4 Betta 694.3 674,242
5 Bueness Aries 6.3 2,363
6 Barbir 314.0 204,113
7 Botia 16,301.6 32,605,223
8 Bluedevil 3.5 21,756
9 Cupang 199,853.1 131,363,939
10 Diskus 3,215.5 11,342,905
11 Gapi 35,668.8 17,529,416
12 Greend Tiger 258.2 162,434
13 Ikan Hantu 1,999.9 11,378,564
14 Kar Tetra 9,422.4 8,464,109
15 Koki 162,397.9 841,939,423
16 Koi 399,219.6 803,686,443
17 Komet 189,322.9 85,449,524
18 Lalia 84.0 336,000
19 Lobster Hias 7.1 29,897
20 Lemon 892.8 1,785,580
21 Louhan 128.3 1,764,452
22 Manvis 4,758.4 9,516,740
23 Moli 1,361.6 2,723,128
24 Neon Tetra 198.4 396,800
25 Niasa 724.4 1,448,800
26 Oskar 1,103.7 11,037,200
27 Palmas 55.1 275,500
28 Plati 23,783.9 35,675,865
29 Plati 599.1 443,913
30 Rainbow 170.1 850,700
31 Red Nose 236.6 473,200
32 Silver Slayer 43.2 13,576
33 Tetra 70.7 122,327
34 Tiger Sumatra 2,319.8 3,479,640
35 Black Moly 23,308.0 23,307,984
36 Lele Blorok 1,928.0 964,000
37 Nemo 1,842.5 18,424,800
38 Lainnya 4,910.2 4,910,189
No.
Ket : * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi
** : Angka sementara sampai dengan TW III Tahun 2015
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini sama dengan IKU pencapaian volume dan
nilai produksi yaitu sering terlambatnya pengiriman data dari kabupaten/kota, kendala lain
adalah mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan
skala yang tidak terlalu besar sehingga sedikit kesulitan dalam mengembangkan usahanya
sehingga perlu ada dorongan dari pemerintah untuk mengatasi hal ini.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
51
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan
Bimtek dan temu lapang yang bertujuan untuk mentransfer teknologi kepada pembudidaya
ikan hias supaya dapat lebih mengoptimalkan hasil produksi ikan hiasnya. Selain itu,
pengembangan model budidaya ikan hias juga akan dilakukan untuk memberikan
percontohan kepada pembudidaya ikan hias pemula agar dapat belajar lebih banyak
tentang teknologi budidaya ikan hias.
C. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang)
Tenaga kerja perikanan budidaya adalah setiap orang yang berusia antara 15 tahun sampai
dengan 65 tahun yang melakukan usaha pembudidayaan ikan yang meliputi pembudidaya,
kelompok, rumah tangga perikanan budidaya dan unit usaha yang melakukan usaha
pembudidayaan ikan, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum.
Kesempatan kerja bidang perikanan budidaya dinilai melalui indikator jumlah tenaga kerja
baru bidang perikanan budidaya yang dihasilkan setiap tahunnya, yang menandakan adanya
penciptaan lapangan kerja bidang perikanan budidaya bagi masyarakat.
Dalam rangka mendukung pencapaian target IKU “Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan
Budidaya”, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan identifikasi penyerapan
tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya.
Berdasarkan hasil pendataan tenaga kerja bidang perikanan budidaya, penyerapan tenaga
kerja baru perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015 mencapai 42.483
orang atau sebesar 36,13% dari target pada triwulan III sebesar 117.600 orang atau 25,29%
jika dibandingkan dengan target tahunan yaitu sebesar 168.000 orang. Jika dibandingkan
dengan target dan capaian pada triwulan II maka capaian pada triwulan III tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar 30,44%. Capaian IKU tersebut pada triwulan III tahun 2014
dan 2015 dapat dilihat pada tabel 20 berikut.
Tabel 20. Capaian IKU 5 “Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang)” sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Target Tahunan 146.282 168.000 1.135.000
- Realisasi Tahunan 147.585 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,89 - -
- Target s/d TW I 0 16.800 -
- Realisasi s/d TW I 0 12.768 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 76,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 7,60 -
- Target s/d TW II 29.256 33.600 -
- Realisasi s/d TW II 28.910 32.568 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 98,82 96,93 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 19,76 19,39 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
52
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Target s/d TW III 87.769 117.600 -
- Realisasi s/d TW III 87.769 42.483 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 100,00 36,13 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 59,99 25,29 -
Data dan informasi tenaga kerja di bidang perikanan budidaya diperoleh dari Dinas
Provinsi/Kabupaten/Kota, UPT lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. Kegiatan identifikasi
penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya yang telah dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian IKU tersebut pada triwulan III tahun 2015 antara lain adalah
pendataan dan inventarisasi tenaga kerja yang telah dilakukan di beberapa lokasi antara lain
yaitu Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Banten,
D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua Barat. Rekapitulasi penyerapan
jumlah tenaga kerja baru per provinsi/kabupaten/kota triwulan III tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 21 berikut. Tabel 21. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG)
1 Aceh
Kab. Aceh Besar 20
Kab. Bireun 13
Kab. Aceh Tenggara 24
Kab. Simeuleu 12
Kab. Aceh Barat Daya 20
2 Sumatera Utara
Kab. Asahan 40
Kab. Serdang Bedagai 40
Kota Binjai 30
Kab. Batubara 12
Kota Pematang Siantar 36
3 Sumatera Barat
Kab. Limapuluh Kota 388
4 Riau
Kab. Kampar 87
Kota Dumai 12
Kab. Bengkalis 36
Kota Pekanbaru 32
Kab. Rokan Hulu 52
Kab. Rokan Hilir 10
Kab. Indragiri Hulu 10
Kab. Kepulauan Meranti 58
Kab. Siak 49
5 Kepulauan Riau
Kab. Bintan 24
6 Bangka Belitung
Kab. Bangka Tengah 21
Kab. Belitung Timur 28
7 Bengkulu
Kab. Kaur 20
Kab. Bengkulu Selatan 32
Kab. Lebong 22
Kab. Bengkulu Tengah 22
Kota Bengkulu 11
Kab. Kepahiang 20
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
53
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG)
Kab. Bengkulu Utara 20
8 DKI Jakarta
Jakarta Barat 10
9 Banten
Kota Cilegon 104
Kota Serang 79
Kab. Serang 383
Kab. Tangerang 376
Kota Tangerang Selatan 168
Kab. Pandeglang 665
10 Jawa Barat
Kab. Ciamis 243
Kab. Tasikmalaya 270
Kab. Kuningan 71
Kab. Sukabumi 64
Kab. Majalengka 83
Kota Tasikmalaya 72
Kab. Sumedang 116
Kab. Bandung Barat 203
11 Jawa Tengah
Kab. Brebes 110
Kota Salatiga 41
Kab. Klaten 182
Kab. Sragen 742
Kab. Kebumen 242
12 D.I. Yogyakarta
Kab. Sleman 685
Kab. Gunung Kidul 606
Kab. Bantul 1533
Kab. Kulon Progo 2415
Kota Yogyakarta 204
13 Jawa Timur
Kab. Bojonegoro 578
Kab. Mojokerto 1.245
Kab. Probolinggo 154
Kab. Gresik 284
Kab. Jombang 330
Kab. Tuban 316
Kab. Lamongan 94
Kab. Kediri 443
Kab. Blitar 62
Kab. Tulungagung 321
Kab. Trenggalek 78
Kab. Nganjuk 30
Kota Blitar 47
Kota Kediri 47
Kab. Bangkalan 356
Kab. Sampang 221
Kab. Pamekasan 205
Kab. Sumenep 105
Kab. Jember 490
Kab. Bondowoso 447
Kab. Situbondo 352
Kab. Banyuwangi 643
Kab. Malang 538
Kab. Madiun 262
Kab. Ngawi 551
Kab. Magetan 1.150
Kab. Ponorogo 273
Kab. Pacitan 248
Kab. Lumajang 332
Kota Surabaya 79
Kota Mojokerto 323
Kab. Pasuruan 436
Kab. Sidoarjo 284
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
54
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG)
Kota Probolinggo 118
Kota Malang 79
Kota Madiun 427
14 Bali
Kota Denpasar 182
Kab. Badung 1.794
Kab. Bangli 1.690
Kab. Gianyar 1.466
Kab. Klungkung 2.282
Kab. Karangasem 446
Kab. Tabanan 7.391
Kab. Jembrana 1.485
Kab. Buleleng 2.522
15 Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Barat 20
Kab. Lombok Tengah 239
Kab. Lombok Timur 296
Kab. Sumbawa Barat 24
Kab. Bima 37
Kota BIma 30
Kab. Sumbawa 21
16 Nusa Tenggara Timur
Kab. Lembata 21
Kab. Belu 22
Kab. Malaka 23
17 Kalimantan Tengah
Kab. Kapuas 24
Kab. Seruyan 60
Kab. Kotawaringin Barat 100
Kab. Sukamara 54
18 Kalimantan Selatan
Kota Banjar Baru 24
Kab. Kotabaru 70
Kab. Tanah Laut 23
19 Kalimantan Timur
Kab. Tarakan 20
Kab. Kukar 20
Kab. Kutim 10
Kota Balikpapan 25
Kota Samarinda 92
20 Gorontalo
Kab. Pohuwatu 20
Kab. Bone BOlango 35
Sulawesi Tengah
Kab.Tojo Unauna 20
Kab. Morowali 24
Kab. Parigi Moutong 20
21 Sulawesi Barat
Kab. Mamasa 49
Kab. Mamuju 25
22 Maluku
Kab. Seram Bagian Barat 84
Kab. Maluku Barat Daya 20
Kab. Maluku Tenggara 20
23 Maluku Utara
Kab. Tidore Kepulauan 24
Kota Ternate 24
24 Papua Barat
Kab. Sorong 20
Kota Sorong 24
Kab. Raja Ampat 40
Kab. Manokwari 84
Total 42.483
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
55
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian indikator ini pada
triwulan III antara lain pendataan tenaga kerja perikanan budidaya, serta melakukan
koordinasi dengan dinas kelautan dan perikanan provinsi/kabupaten/kota/UPT dan unit
kerja lainnya.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah data tenaga kerja
perikanan budidaya secara keseluruhan tidak langsung berada dalam kewenangan
Direktorat Usaha Budidaya, dengan kata lain sangat bergantung pada kegiatan yang
dilakukan oleh instansi terkait seperti dinas kelautan dan perikanan provinsi/kab/kota, UPT
atau instansi lain.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini salah satunya yaitu
meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta
melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih
intensif.
D. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)
Secara garis besar kegiatan investasi meliputi Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), baik usaha yang berbadan hukum maupun yang
belum berbadan hukum, merupakan milik perorangan (pembudidaya ikan) maupun
perusahaan perikanan. Pada sisi lain, nilai investasi untuk sektor kelautan dan perikanan
masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan investasi yang diharapkan dapat
mendorong peningkatan produksi dan pencapaian kebutuhan jumlah pangan dari hasil
perikanan.
Indonesia dipilih oleh banyak negara sebagai salah satu negara tujuan investasi dan tidak
dipungkiri telah memacu pertumbuhan investasi di Indonesia, meskipun diakui oleh banyak
pihak masih terdapat kendala diantaranya birokrasi yang berbelit, infrastruktur yang belum
memadai, regulasi yang masih kurang mendukung serta jaminan keamanan dan
ketersediaan pasar terbuka.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah
investasi bidang perikanan budidaya pada tahun 2015 sebesar Rp 23.500 miliar (kumulatif
dari tahun 2013). Pada triwulan III tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp. 23.403,33
miliar atau 99,97% jika dibandingkan dengan target triwulan III yaitu Rp 23.410 miliar dan
99,59% jika dibandingkan dengan target tahunan, dengan rincian yaitu nilai investasi
pemerintah sebesar Rp 3.849,92 miliar dan investasi masyarakat sebesar Rp 19.553,41
miliar. Capaian IKU jumlah investasi bidang perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 dan
rincian jumlah investasi per provinsi dapat dilihat pada tabel 22 dan tabel 23.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
56
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 22. Capaian IKU 7 “Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah)” sampai dengan Triwulan
III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Miliar rupiah) Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 23.207,7 (100,03%).
- Target Tahunan 23.200 23.500 25.500
- Realisasi Tahunan 23.207,07 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,03 - -
- Target s/d TW I 22.923 23.260 -
- Realisasi s/d TW I 22.888,91 23.256,86 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,85 99,99 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,66 98,97 -
- Target s/d TW II 23.028,90 23.320 -
- Realisasi s/d TW II 23.001,07 23.341,81 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 99.88 100,09 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,14 99,33 -
- Target s/d TW III 23.091,12 23.410 -
- Realisasi s/d TW III 23.186,47 23.403,33 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 100,41 99,97 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,94 99,59 -
Tabel 23. Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 per
Provinsi
(dalam Miliar Rupiah)
NO PROVINSI PEMERINTAH MASYARAKAT REALISASI S/D TRIWULAN III
TAHUN 2015
1 Nangroe Aceh Darussalam 43,65 221,69 265,33
2 Sumatera Utara 60,21 305,82 366,03
3 Sumatera Barat 71,34 362,33 433,67
4 R i a u 68,71 348,97 417,68
5 Kepulauan Riau 49,32 250,49 299,81
6 J a m b i 39,17 198,97 238,14
7 Sumatera Selatan 177,98 903,95 1.081,93
8 Bangka Belitung 39,16 198,91 238,07
9 Bengkulu 16,03 81,42 97,45
10 Lampung 91,22 463,28 554,49
11 DKI Jakarta 9,54 48,43 57,97
12 Banten 46,65 236,91 283,55
13 Jawa Barat 351,70 1.786,23 2.137,93
14 Jawa Tengah 173,90 883,22 1.057,11
15 D.I. Yogyakarta 42,01 213,35 255,36
16 Jawa Timur 244,27 1.240,64 1.484,91
17 B a l i 97,10 493,17 590,27
18 Nusa Tenggara Barat 270,56 1.374,14 1.644,69
19 Nusa Tenggara Timur 411,98 2.092,43 2.504,42
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
57
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROVINSI PEMERINTAH MASYARAKAT REALISASI S/D TRIWULAN III
TAHUN 2015
20 Kalimantan Barat 17,57 89,25 106,82
21 Kalimantan Tengah 21,30 108,17 129,47
22 Kalimantan Selatan 53,43 271,39 324,82
23 Kalimantan Timur 84,40 428,67 513,07
24 Sulawesi Utara 136,29 692,21 828,50
25 Gorontalo 99,04 503,00 602,03
26 Sulawesi Tengah 187,76 953,60 1.141,35
27 Sulawesi Barat 97,20 493,69 590,89
28 Sulawesi Selatan 359,91 1.827,97 2.187,88
29 Sulawesi Tenggara 252,62 1.283,01 1.535,63
30 Maluku 119,07 604,74 723,81
31 Maluku Utara 60,32 306,34 366,66
32 Papua 25,62 130,10 155,72
33 Papua Barat 30,90 156,94 187,84
TOTAL 3.849,92 19.553,41 23.403,33
Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan III yaitu Temu Nasional Investasi
Perikanan Budidaya yang bertujuan sebagai sarana untuk mempertemukan investor dengan
stakeholder lainnya dalam rangka peningkatan investasi di bidang perikanan budidaya, serta
penyediaan bahan informasi dan promosi dalam rangka mendukung penyebarluasan
informasi usaha perikanan budidaya.
Salah satu kendala yang teridentifikasi terkait investasi perikanan budidaya di Indonesia
adalah belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor
untuk meningkatkan nilai investasinya. Rencana aksi dalam rangka mendukung pencapaian
IKU ini antara lain adalah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Badan Koordinasi
Penanaman Modal untuk memperoleh data terkait penanaman modal dalam negeri dan
asing.
E. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)
Dalam rangka mendukung tercapainya program peningkatan produksi perikanan budidaya
maka juga dibutuhkan dukungan permodalan usaha. Permodalan menjadi salah satu
kendala umum yang dihadapi oleh pembudidaya dalam mengembangkan usaha budidaya
ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus berupaya melakukan akselerasi dalam
rangka memfasilitasi pembudidaya ikan agar dapat mengakses dan memanfaatkan sumber-
sumber pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan, baik dari perbankan maupun
lembaga non bank.
Pengembangan berbagai skema pembiayaan dilakukan dengan kemudahan–kemudahan
tersendiri sehingga dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan
modal usaha. Skema Kredit Program yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan budidaya
adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP–E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
58
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tahun 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU) baru yaitu jumlah kredit program bidang perikanan budidaya, dengan target senilai Rp
135 miliar dan target pada triwulan III adalah sebesar Rp 94,50 miliar. Sampai dengan
triwulan III tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp 45,10 miliar atau 47,72% jika
dibandingkan dengan target triwulan III dan 33,41% jika dibandingkan dengan target
tahunan. Capaian pada triwulan III terdiri dari KUR senilai Rp 8.426.617.237 (423 debitur)
dan KKP-E sebesar Rp 36.678.251.177 (1.299 debitur), capaian tersebut meningkat sebesar
296,31% dari capaian pada triwulan II yaitu Rp 11,38 miliar. Capaian IKU jumlah kredit
program bidang perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 24
berikut.
Tabel 24. Capaian IKU 8 “Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun
2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya * Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan 349 135 1.390
- Realisasi Tahunan 377,83 - -
- Persentase Capaian Tahunan 108,26 - -
- Target s/d TW I 52,35 20,25 -
- Realisasi s/d TW I 10,04 2,6 ** -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 2,88 12,84 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 19,18 1,93 -
- Target s/d TW II 157,05 54,00 -
- Realisasi s/d TW II 118,26 11,38 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 75,30 21,07 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 33,89 8,43 -
- Target s/d TW III 226,85 94,50 -
- Realisasi s/d TW III 120,38 45,10 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 53,06 47,72 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 34,49 33,41 -
Ket : * IKU tahun 2010-2014 tidak masuk dalam IKU Level 1 DJPB, namun masuk dalam IKU Direktorat
** Data baru diterima dari bank pelaksana sampai bulan Agustus 2015
Kegiatan pendukung dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah : (i) fasilitasi akses
perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan
budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap
kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan; dan (ii) mendapat dukungan
kebijakan pembiayaan dari para pemangku kebijakan (Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Kementerian Keuangan, Perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan).
Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan III adalah penyiapan usulan
peserta SeHATKan yang telah mencapai 6.506 bidang/persil. Rencana aksi yang akan
dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan antara lain adalah mengadakan
pertemuan dalam rangka pendampingan penyusunan proposal pembiayaan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
59
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Permasalahan yang menghambat tercapainya indikator kinerja diatas antara lain adalah
belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari
perbankan (calon debitur potensial), kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan
khususnya dalam hal sosialisasi kredit program. Selain itu kendala lainnya adalah pihak bank
lebih menghendaki agunan yang memiliki status administrasi kepemilikan, namun belum
semua pembudidaya dapat memenuhi persyaratan tersebut.
3.1.4. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan
Perikanan Budidaya Implementatif
Sasaran “Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif”
didukung oleh 3 (tiga) indikator kegiatan utama, yaitu : (i) Jumlah rancangan standar
kompetensi kerja nasional Indonesia; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya; dan (iii)
Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya. Capaian SS ini sebesar
258,33% terhadap target triwulan III atau 205,19% terhadap target tahunan karena terdapat
2 (dua) IKU yang capaiannya masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun,
Implementatif” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Internal Process Perspective
4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif
9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
2 0 2 >100,00 100,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen)
27 0 15 >100,00 55,56 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan).
11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya
5 4 23 575,00 460,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
60
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
A. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan;
kumulatif)
Standar kompetensi kerja bersifat nasional, menggambarkan kemampuan seseorang dalam
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian sikap kerja yang relevan dengan
pelaksanaan tugas dan persyaratan jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan
dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan. Dalam rangka persiapan
menghadapi MEA pada akhir tahun 2015, diperlukan SDM yang berkualitas dan
berkompeten serta memenuhi standar dan kebutuhan pasar, sehingga perlu ditetapkan
standar kompetensi bagi tenaga kerja di bidang perikanan budidaya.
Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dilaksanakan melalui
tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi nomor 8 tahun 2012 tentang Tata cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Indonesia, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5 tahun 2012
tentang Sistem Standar Kompetensi Kerja Nasional.
Tahapan dalam penyusunan SKKNI meliputi : (i) Penyusunan Peta Fungsi RSKKNI; (ii)
Penyusunan RSKKNI; (iii) Verifikasi RSKKNI; (iv) Pra Konvensi; (v) Verifikasi hasil Pra Konvensi;
(vi) Konvensi; (vii) Verifikasi Konvensi; dan (viii) Hasil verifikasi disampaikan kepada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI untuk ditetapkan sebagai Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
IKU jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia merupakan IKU baru
pada tahun 2015. Target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah sebanyak dua rancangan
yaitu untuk pembenihan ikan kerapu dan pembesaran ikan kerapu. Pada triwulan III
ditetapkan target sebesar nol karena pengukuran capaian IKU ini dihitung pada akhir tahun.
Target dan realisasi pada triwulan III tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel 26 berikut. Tabel 26. Capaian IKU 9 “Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif)
Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 2 12
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan ** - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
61
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Realisasi s/d TW III ** 2 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** >100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 100,00 -
Ket: *: belum dilakukan pengukuran, diukur akhir tahun
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian IKU ini sampai dengan triwulan III
adalah tahapan pra konvensi dan konvensi Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (RSKKNI) yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan Agustus dan September 2015.
Saat ini RSKKNI untuk pembenihan dan pembesaran kerapu telah disampaikan kepada
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk dilakukan proses verifikasi dan
selanjutnya dilakukan penetapan sebagai SKKNI.
Rencana aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya dalam rangka pencapaian IKU ini
antara lain melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
terkait Surat Keputusan penetapan RSKKNI menjadi SKKNI.
B. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen)
Produk perikanan budidaya harus mempunyai standar nasional yang secara resmi diakui
secara nasional dan internasional, sehingga produk tersebut dapat berdaya saing baik di
pasar domestik maupun luar negeri. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan Standar
Nasional Indonesia (SNI) sangat mutlak diperlukan dalam rangka keberlanjutan usaha
budidaya dan memberikan jaminan mutu produk perikanan budidaya melalui tahapan
penyusunan standar sesuai dengan persyaratan yang berlaku guna menghasilkan standar
yang efektif, berkualitas dan berdaya guna. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan
tersebut, maka penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) harus mengikuti rangkaian
proses perumusan standar dan kaidah - kaidah yang ditetapkan. Salah satu tahapan dalam
penyiapan menuju SNI adalah penyusunan RSNI-3 bidang perikanan budidaya yang
merupakan penjumlahan dari capaian RSNI bidang perbenihan, produksi, kesehatan ikan
dan lingkungan serta bidang sarana dan prasarana.
Pada tahun 2015, RSNI-3 ditargetkan sebanyak 27 RSNI-3 (non kumulatif), dengan capaian di
TW III adalah sebesar 15 RSNI-3, yaitu 9 RSNI dari Dit. Keskanling, dan 6 RSNI-3 dari Dit.
Produksi. Namun demikian beberapa kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung
tercapainya IKU tersebut adalah : (i) rapat teknis (bidang prasarana dan sarana dan bidang
perbenihan), dan (ii) rapat konsensus (bidang keskanling dan bidang produksi). Rapat teknis
dihasilkan RSNI-2 yang akan dibahas lebih lanjut untuk menjadi RSNI-3. Judul pembahasan
RSNI-3 sebagaimana pada tabel 27.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
62
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 27. Capaian IKU 10 “RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Ket
RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya Non Kumulatif mulai tahun
2015 (Dit. Produksi, Dit.
Perbenihan. Dit. Prasarana
dan Sarana Budidaya. dan
Dit. Kesehatan Ikan dan
Lingkungan).
RSNI 3 Bidang Perbenihan
- Target Tahunan 38 8 12
- Realisasi Tahunan 43 - -
- Target s/d TW I 31 0 -
- Realisasi s/d TW I 31 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW II 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW III 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III
0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan
0,00 -
RSNI 3 Bidang Produksi
- Target Tahunan 18 6 10
- Realisasi Tahunan 18 -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW II 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW III 0 -
- Realisasi s/d TW III 6 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III
>100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan
100,00 -
RSNI 3 Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan
- Target Tahunan 33 5 6
- Realisasi Tahunan 36 - -
- Target s/d TW I 28 0 -
- Realisasi s/d TW I 28 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW II 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
63
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Ket
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW III 0 -
- Realisasi s/d TW III 9 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III
>100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan
180,00 -
RSNI 3 Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya
- Target Tahunan 20 8 9
- Realisasi Tahunan 20 - -
- Target s/d TW I 14 0 -
- Realisasi s/d TW I 14 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW II 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW III 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III
0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan
0,00 -
Total Target s/d TW I 89 0 -
Total Realisasi s/d TW I 89 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 -
Total Target s/d TW II 0 -
Total Realisasi s/d TW II 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 -
- Target s/d TW III 0 -
- Realisasi s/d TW III 15 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III
>100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan
55,56 -
Rencana aksi selanjutnya untuk mencapai IKU ini adalah : (i) rapat konsensus pembahasan
RSNI-3; (ii) pembinaan dan monitoring penerapan SNI; dan (iii) melakukan proses
pendaftaran SNI ke Badan Standardisasi Nasional (BSN).
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
64
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 28. Draft Judul RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2015
NO JUDUL RSNI1 STATUS
A BIDANG KESKANLING
1 Deteksi infectious hypodermal and haematopoietic necrosis virus (IHHNV) - Bagian 2: Metode single step polymerase chain reaction (PCR)
Revisi dari 7305:2009
2 Deteksi white spot syndrome virus (WSSV) - Bagian 2: Metode nested polymerase chain reaction (PCR)
Revisi dari 7305:2009
3 Prosedur pengambilan, penanganan dan pengiriman contoh air dan ikan untuk pemeriksaan penyakit
Revisi dari 7306:2009
4 Deteksi Vibrio alginolyticus patogenik dan non patogenik dengan metode multiplex polymerase chain reaction (multiplex PCR)
Baru
5 Deteksi necrotising hepatobacterium (NHPB) Bagian 1 : Metode polymerase chain reaction (PCR)
Baru
6 Deteksi rickettsia-like bacteria pada krustasea lobster (Panulirus spp.) dengan metode polymerase chain reaction (PCR)
Baru
7 Prosedur biosekuriti pada pembenihan ikan laut Baru
8 Uji sensitivitas bakteri yang diisolasi dari ikan dan lingkungan terhadap antimikrob dengan menggunakan metode difusi cakram
Baru
9 Deteksi megalocytivirus Bagian 1 : Metode quantitative (real-time) polymerase chain reaction (qPCR)menggunakan hydrolysis probe
Baru
B BIDANG PRODUKSI
1 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 1 : Udang
Baru
2 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 2 : Rumput laut
Baru
3 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 3 : Ikan hias
Baru
4 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 4 : Ikan air tawar
Baru
5 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Bagian 5 : Ikan laut di karamba jaring apung (KJA)
Baru
6 Cara pembuatan pakan ikan yang baik (CPPIB) Baru
C BIDANG PERBENIHAN
1 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 1. induk pokok Revisi SNI :31.01.6130-1999
2 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 2. Benih Revisi SNI :31.01.6131-1999
3 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 3 Produksi Induk Revisi SNI :31.01.6132-1999
4 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 4. Produksi Benih Revisi SNI :31.01.6133-1999
5 ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 1. Induk Revisi SNI:6483.1-2000
6 ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 2. Benih Revisi SNI:6483.2-2000
7 ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 3. Produksi Induk Revisi SNI:6483.3-2000
8 Ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 4. Produksi Benih Revisi SNI:6483.4-2000
9 Ikan Papuyu, bagian 2. Benih Baru
10 Ikan Papuyu, bagian 4. Produksi Benih Baru
D BIDANG PRASARANA DAN SARANA
1 Perakitan Sarana Sumber Energi Berbahan Bakar Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk Kegiatan Budidaya Ikan
Baru
2 Prasarana dan Sarana Produksi Benih Udang penaeid Bagian 1: Skala rumah tangga
Baru
3 Prasarana dan Sarana Produksi Benih Udang penaeid Bagian 2: Skala besar Baru
4 Prasarana dan Sarana Produksi Larva Ikan Patin Baru
5 Konstruksi Kolam Pembesaran Ikan Air Tawar – Bagian 2 : Kolam terpal bulat Baru
6 Sarana Pencetak Pakan Ikan Rakitan Skala Rumah Tangga Baru
7 Konstruksi Bak Pemberokan Ikan Air Tawar Baru
8 Sarana Pengemasan Bibit Rumput Laut kotoni (Kappaphycus alvarezii) Sistem Kering Tertutup
Baru
9 Sarana Penjemuran Rumput Laut- Bagian 2 : Model Gantung Baru
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
65
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
C. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya
Peraturan perundang-undangan merupakan norma hukum yang dibentuk atau ditetapkan
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan. Terkait dengan bidang perikanan budidaya, peraturan
perundang-undangan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan
perundang-undangan perikanan budidaya meliputi bidang perbenihan, produksi, kesehatan
ikan dan lingkungan, sarana dan prasarana, serta usaha perikanan.
Target jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya tahun 2015 adalah
5 dokumen atau meningkat sebesar 166,67% dari target 3 dokumen pada tahun 2014.
Capaian sampai dengan triwulan III tahun 2015 sebanyak 23 yang meliputi 1 RUU, 1 RPP
tentang Pembudidayaan ikan, 13 Rancangan Permen KP, 8 Rancangan Kepmen KP. Dari hasil
pembahasan rancangan/draft peraturan perundang-undangan tersebut, telah diterbitkan 6
Kepmen KP, dan 2 Permen KP. Selain itu dihasilkan 4 Peraturan Dirjen PB dan 133 Keputusan
Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Internal Process Perspective
5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan
12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
60 56 59 105,36 98,33 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%).
13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi)
69 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif)
420 360 496 137,78 118,10 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra)
22 22 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
16 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif)
85 83 82 98,80 96,47 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).
17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari)
100.000 0 43.850 >100,00 43,85 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
8.200 7.200 6.145 85,35 74,94 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 10.112 (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
69
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN 2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin
24 0 24 >100,00 100,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri
15 0 378 >100,00 2520,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru.
A. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi
Standar Teknis (unit; kumulatif)
Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan merupakan instrumen penting dan akurat
dalam melakukan pengujian dan menganalisa sampel untuk pemeriksaan penyakit ikan,
kualitas air, pakan dan residu. Sehubungan dengan hal tersebut, guna meningkatkan
pelayanan pemeriksaan uji di bidang kesehatan ikan dan lingkungan, maka perlu dilakukan
peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas.
Upaya percepatan guna mendorong peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan, salah satunya dilakukan dengan cara ditetapkannya “Jumlah laboratorium
penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis” sebagai
indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sejak tahun 2010. Pada tahun 2015, penetapan
target indikator kinerja tersebut adalah 60 (enam puluh) unit laboratorium kesehatan ikan
dan lingkungan yang terdiri dari : 50 (lima puluh) unit laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan (kumulatif) dan 10 (sepuluh) unit Pos Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU).
Capaian terhadap indikator kinerja tersebut dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap
unsur dasar yang dimuat di dalam Cara Berlaboratorium yang Baik (Good Laboratory
Practices/GLP), yang meliputi : (i) kelayakan bangunan; (ii) terpenuhinya SDM (jumlah
maupun kompetensi); (iii) ketersediaan/kecukupan peralatan yang mendukung operasional
pengujian; dan (iv) metode uji yang digunakan. Sedangkan, kriteria capaian Indikator Kinerja
Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU) adalah mampu melakukan 2 (dua)
kegiatan pelayanan minimal, yaitu : (i) pelayanan monitoring kesehatan ikan dan
lingkungan; dan (ii) Pusat informasi dan konsultasi bagi masyarakat pembudidaya.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
70
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 31. Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi
Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (kumulatif)
No Komponen Capaian IKU Target (unit) Realisasi (unit) Keterangan
1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan 50 49 Capaian Tahun 2014: 45 unit laboratorium, dan 4 laboratorium sampai dengan triwulan III 2015
2 POSIKANDU 10 10 Komponen baru, ditetapkan tahun 2015
Jumlah (unit) 60 59
Capaian IKU Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang
memenuhi standar teknis hingga akhir triwulan III secara kumulatif telah terealisasi 59 unit
laboratorium atau sebesar 98,33% dibanding target tahunan. Capaian IKU tersebut terdiri
dari 45 unit laboratorium yang merupakan perolehan tahun 2014 dan 4 (empat) unit
laboratorium sisanya merupakan capaian IKU hingga triwulan III tahun 2015.
Tabel 32. Capaian IKU 12 “Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang
Memenuhi Standar Teknis” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis
Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%).
- Target Tahunan 45 60 81
- Realisasi Tahunan 45 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,00 - -
- Target s/d TW I 43 48 -
- Realisasi s/d TW I 43 47 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 97,92 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 95,56 78,33 -
- Target s/d TW II 43 52 -
- Realisasi s/d TW II 43 52 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 100,00 100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 95,56 86,67 -
- Target s/d TW III 44 56 -
- Realisasi s/d TW III 45 59 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 102,27 105,36 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 100,00 98,33 -
Capaian IKU pada triwulan III melebihi capaian yang diperoleh pada tahun 2014 yaitu
sebesar 105,36% dari target triwulan III. Apabila realisasi IKU pada triwulan III dibandingkan
dengan target IKU yang ditetapkan tahun 2015, maka IKU ini telah mencapai 98,33% atau 59
unit laboratorium dari 60 unit laboratorium. Namun bila dibandingkan dengan IKU tahun
2016, maka pencapaian IKU mencapai 103,51%. Hal tersebut disebabkan target IKU pada
tahun berikutnya tidak menyertakan POSIKANDU sebagai komponen pencapaian. Kegiatan
yang mendukung tercapainya IKU pada triwulan III dan triwulan selanjutnya adalah
Pembinaan Kapasitas Laboratorium.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
71
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 33. Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar
Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit)
NO Nama Laboratorium Ruang lingkup uji Triwulan
1 Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
Pakan I
2 Pos Kesehatan Ikan Terpadu Kabupaten Subang. Keskanling & Pusat Informasi I
3 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang
Pakan II
4 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang
Residu II
5 Pos Kesehatan Terpadu Kabupaten Gresik Keskanling & Pusat Informasi II
6 Pos Kesehatan Terpadu Kabupaten Sidoarjo Keskanling & Pusat Informasi II
7 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Kota Jambi
Keskanling & Pusat Informasi II
8 Pos Kesehatan Terpadu Pati Keskanling & Pusat Informasi III
9 Pos Kesehatan Terpadu Kapuas Keskanling & Pusat Informasi III
10 Pos Kesehatan Terpadu Banjar Keskanling & Pusat Informasi III
11 Pos Kesehatan Terpadu Pesawaran Keskanling & Pusat Informasi III
12 Pos Kesehatan Terpadu Banyumas Keskanling & Pusat Informasi III
13 Pos Kesehatan Terpadu Kendal Keskanling & Pusat Informasi III
14 Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara
Pakan III
B. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket
teknologi)
Perekayasaan teknologi bidang perikanan budidaya sangat diperlukan untuk meningkatkan
daya saing, efisiensi serta produktivitas usaha perikanan budidaya. Teknologi inovatif juga
diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah serta keberlanjutan usaha dari komoditas-
komoditas unggulan, baik komoditas yang sudah dapat dibudidayakan, komoditas yang
masih perlu upaya domestikasi, maupun spesies ikan lokal yang terancam punah sebagai
upaya pelestarian plasma nutfah.
Pada tahun 2015, target untuk indikator jumlah teknologi inovatif budidaya hasil
perekayasaan sebesar 69 paket, dengan capaian masih nol dikarenakan pada TW II masih
dalam proses persiapan kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh masing-masing UPT
lingkup DJPB. Perekayasaan yang dihasilkan nantinya meliputi bidang perbenihan, produksi,
keskanling dan prasarana.
Tabel 34. Capaian IKU 13 “Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket)”
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Ket
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) Non kumulatif, data dihitung tahunan
Bidang Perbenihan
- Target Tahunan 14 27 43
- Realisasi Tahunan 56 - -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
72
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Ket
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 400,00 -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Bidang Produksi
- Target Tahunan * 14 18
- Realisasi Tahunan -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan
- Target Tahunan * 16 21
- Realisasi Tahunan -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
73
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Ket
Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya
- Target Tahunan * 12 13
- Realisasi Tahunan -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Total Target Tahunan 14 69 95
Total Realisasi Tahunan 56 - -
Total Persentase Capaian Tahunan 400,00 - -
Total Target s/d TW I 0 0 -
Total Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0,00 -
Total Target s/d TW II 0 0 -
Total Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Kendala pencapaian IKU adalah waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu
teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan, sehingga rencana aksi yang
akan dilakukan kedepan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Melakukan perekayasaan
teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (ii)
Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui penilaian dan pelepasan varietas; (iii)
Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui workshop jejaring pemuliaan induk dan
produksi induk unggul komoditas unggulan; (iv) Penilaian varietas unggul ikan payau/laut;
(v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; dan (vi) pengembangan pakan
alami.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
74
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
C. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang
Bersertifikat (unit; kumulatif)
Perdagangan bebas yang terjadi pada masa sekarang ini merupakan suatu yang tidak dapat
dihindari lagi. Dengan semakin banyaknya jenis produk dan teknologi perbenihan perikanan
yang berkembang pada masa ini mengharuskan pemantauan agar produk yang beredar di
masyarakat memiliki mutu yang sesuai dan tidak membahayakan keamanan pangan dan
kelestarian lingkungan. Peredaran produk benih yang tidak bermutu akan mengakibatkan
kerugian bagi usaha pembesaran yang pada akhirnya menyebabkan turunnya kepercayaan
kepada unit pembenihan. Apabila hal ini terus terjadi dapat menurunkan minat pelaku
usaha untuk berkecimpung di bidang perikanan yang pada akhirnya menurunkan produksi
dan keberlanjutan usaha khususnya perikanan budidaya. Untuk mencegah peredaran
produk perbenihan (induk dan benih) tidak bermutu maka diperlukan sertifikasi unit-unit
pembenihan dengan cara mengenali kriteria benih yang bermutu dan persyaratan proses
produksinya yaitu dengan menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB).
Dengan melakukan sertifikasi unit-unit pembenihan, konsumen memiliki cara yang efektif
dan efisien untuk memastikan benih yang dihasilkan suatu unit pembenihan memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan dalam SNI. Pemakaian benih ikan yang bermutu akan
meningkatkan produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dan selanjutnya menjamin
keberlanjutan usaha di bidang perikanan budidaya.
Tahun 2015 jumlah unit perbenihan yang disertifikasi lebih terfokus pada unit perbenihan
skala kecil atau UPR/HSRT hal ini dilakukan karena jumlah unit perbenihan skala kecil lebih
banyak dibandingkan jumlah unit perbenihan skala besar. Pendataan unit perbenihan
bersertifikat dilakukan terhadap unit perbenihan yang memiliki sertifikat CPIB aktif atau
masa berlaku sertifikatnya belum habis (belum expired).
Pada triwulan III tahun 2015, jumlah unit pembenihan yang bersertifikat sebanyak 496 unit
dari target sebesar 420 unit di tahun 2015 atau sebesar 118,10%. Apabila dibandingkan
dengan target pada triwulan III 2015 maka capaian IKU ini sebesar 137,78% atau terdapat
penambahan 79 unit yang melakukan sertifikasi unit pembenihannya. Peningkatan jumlah
unit bersertifikat pada triwulan III didominasi oleh unit perbenihan skala besar dimana
jumlah unit perbenihan skala kecil yang bersertifikat sampai dengan triwulan III 2015
berjumlah 262 unit (252 unit UPR/HSRT, 10 unit kelompok), sedangkan jumlah unit
perbenihan skala besar yang bersertifikat sampai dengan triwulan III 2015 sebesar 234 unit
(UPT/UPTD 196 unit, Swasta 38 unit).
Berdasarkan tabel 35 dapat dilihat capaian triwulan III 2015 sebesar 137,78% lebih besar
dibandingkan capaian triwulan III tahun 2014 sebesar 105,48%. Hal ini terjadi karena mulai
sadarnya para unit perbenihan skala kecil mulai sadar tantang pentingnya mutu produk yang
akan dihasilkan oleh unit perbenihannya sehingga ingin untuk melakukan sertifikasi
terhadap unit pembenihannya, dan juga karena adanya dukungan anggaran yang diberikan
untuk melakukan sertifikasi terhadap unit perbenihan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
75
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 35. Capaian IKU 14 “Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang
Bersertifikat” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat
Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Realisasi tahun 2014 masih terhitung dengan unit perbenihan bersertifikat yang expired jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan 2014 sebesar 273 unit. Tahun 2015 unit perbenihan yang expired sudah tidak dihitung
- Target Tahunan 320 420 990
- Realisasi Tahunan 378 - -
- Persentase Capaian Tahunan 118,13 - -
- Target s/d TW I 290 280 -
- Realisasi s/d TW I 289 305 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,66 108,93 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 90,31 72,62 -
- Target s/d TW II 300 310
- Realisasi s/d TW II 317 417 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 105,67 134,51 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,06 99,28 -
- Target s/d TW III 310 360 -
- Realisasi s/d TW III 327 496 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III
105,48 137,78 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 102,19 118,10 -
Peningkatan jumlah unit yang bersertifikasi juga terjadi karena meningkatnya keinginan para
pelaku usaha perbenihan untuk menerapkan standar dan sertifikasi CPIB secara nasional,
sehingga sistem manajemen mutu perbenihan mampu mengantisipasi permasalahan mutu
yang ada baik secara nasional maupun internasional. Pencapaian target indikator unit
pembenihan bersertifikat didukung juga oleh beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya
adalah Kegiatan Harmonisasi Standardisasi dan Sertifikasi CPIB dan Kegiatan Rapat Tim
Teknis Sertifikasi CPIB. Rekapitulasi jumlah unit perbenihan yang bersertifikat dapat dilihat
pada tabel 36 berikut.
Tabel 36. Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun 2010 sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat
1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM 8 12
2 SUMATERA UTARA 10 13
3 SUMATERA BARAT 57 58
4 BENGKULU 2 2
5 R I A U 16 16
6 KEPULAUAN RIAU 1 3
7 J A M B I 3 5
8 SUMATERA SELATAN 26 27
9 BANGKA BELITUNG 3 3
10 L A M P U N G 26 27
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
76
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat
11 B A N T E N 13 16
12 DKI JAKARTA 9 11
13 JAWA BARAT 61 72
14 JAWA TENGAH 35 40
15 DI YOGYAKARTA 12 12
16 JAWA TIMUR 55 57
17 KALIMANTAN UTARA 5 5
18 KALIMANTAN BARAT 28 33
19 KALIMANTAN TENGAH 10 14
20 KALIMANTAN TIMUR 2 2
21 KALIMANTAN SELATAN 8 12
22 B A L I 15 15
23 NUSA TENGGARA BARAT 10 13
24 NTT 1 3
25 SULAWESI UTARA 1 4
26 SULAWESI SELATAN 53 55
27 SULAWESI TENGGARA 12 14
28 M A L U K U 3 3
29 PAPUA 8 10
30 PAPUA BARAT 2 4
31 SULAWESI TENGAH 1 1
TOTAL 496 562
Rencana aksi untuk periode selanjutnya untuk mendukung capaian IKU adalah : (i)
melakukan rapat tim teknis penilaian sertifikasi; (ii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB;
dan (iii) Apresiasi auditor CPIB.
D. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra)
Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi untuk menghasilkan produksi
perikanan terbesar di dunia, dituntut untuk dapat terus meningkatkan produksinya. Pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-3, peningkatan produksi dan keberlanjutan
usaha perikanan budidaya menjadi suatu hal yang menjadi perioritas utama dalam
pembangunan secara nasional. Pengembangan sentra kebun bibit rumput laut dimaksudkan
untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya komoditas
rumput laut. Hal ini didasari dengan adanya peluang usaha dan peluang pasar yang sangat
memungkinkan. Namun minat masyarakat masih kurang jika dibandingkan dengan
ketersediaan potensi sumberdaya alam yang masih relatif sedikit dalam pemanfaatannya.
Pada tahun 2015 sebagai tahun pertama RPJM ke-3 Program Kementerian Kelautan dan
Perikanan, yang berkaitan langsung dengan perikanan budidaya lebih ditekankan pada
peningkatan produksi perikanan budidaya yang mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
77
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
dan luar negeri serta dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya serta penghasil
sumber devisa negara.
Tabel 37. Capaian IKU 15 “Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 22 133
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
- Realisasi s/d TW III ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 -
Kegiatan yang mendukung IKU jumlah sentra kebun bibit rumput laut diantaranya adalah (i)
Pemberian paket bantuan kebun bibit rumput laut di kawasan sentra kebun bibit rumput
laut di 22 sentra yang masing-masing terdiri dari 20 unit kebun bibit rumput laut, sehingga
total kebun bibit rumput laut adalah sebanyak 440 unit; (ii) penyusunan petunjuk
pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut; dan (iii) Pembangunan laboratorium
kultur jaringan dan green house (3 lokasi), yaitu BBPBL Lampung, BPBL Lombok dan BPBAP
Takalar. Sentra kebun bibit yang akan dibangun pada tahun 2015 sebagaimana pada tabel
38 berikut.
Tabel 38. Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Tahun 2015
Kabupaten Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Jumlah Sentra
Total 22
Aceh Besar 1
Bengkalis 1
Bangka Selatan 1
Lampung Selatan 1
Tanggamus 1
Karimun Jawa 1
Lombok Barat 1
Lombok Timur 1
Bima 1
Sikka 1
Sumba Timur 1
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
78
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Kabupaten Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Jumlah Sentra
Rote Ndao 1
Lembata 1
Kupang 1
Tarakan 1
Parigi Moutong 1
Takalar 1
Jeneponto 1
Mamuju 1
Konawe Selatan 1
Pohuwato 1
Maluku Tenggara 1
Capaian indikator ini masih nol sebagaimana pada tabel 38, namun demikian perkembangan
kegiatan pemberian paket bantuan kebun bibit saat ini adalah : (i) pembangunan
laboratorium dan greenhouse kultur jaringan; (ii) penyusunan juklak sentra kebun bibit
rumput laut telah diselesaikan; (iii) pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green
house masih berada dalam proses pembangunan keterangan lebih lengkap dapat dilihat
pada tabel dibawah; dan (iv) sentra kebun bibit rumput laut sudah mulai pada proses
pendistribusian peralatan kebun bibit. Progress perkerjaaan selengkapnya pada tabel 39
berikut.
Tabel 39. Rekapitulasi Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Paket Bantuan Kebun Bibit Rumput Laut
No Kegiatan Pagu Realisasi Fisik
Rencana Aksi Volume Satuan
A Pengembangan Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (Dana APBNP)
9.040.000.000
1 Pembangunan Lab dan greenhouse
689.400.000
a. BBPBL Lampung 229.800.000 100 % Proses pembayaran pekerjaan 100%
c. BPBL Lombok 229.800.000 95 % Penyelesain pekerjaan finishing dan pengajuan pembayaran 75%
2 Pengadaan peralatan laboratorium dan greenhouse
1.789.200.000 0 % Penyelesaian Kontrak
3 Bantuan paket kebun bibit rumput laut di 22 sentra
5.500.000.000 30 % Proses Distribusi peralatan (Long Line 50x25 M)
Rencana Aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung IKU adalah
dengan melakukan beberapa kegiatan seperti : (i) pendistribusian untuk paket bantuan
sentra kebun bibit rumput laut, peralatan dan bahan laboratorium kultur jaringan dan green
house; dan (ii) melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kegiatan paket bantuan
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
79
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
sentra kebun bibit rumput laut dan pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green
house.
E. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif)
Salah satu konsep pembangunan kelautan dan perikanan guna pencapaian lompatan
produksi perikanan budidaya antara lain dilaksanakan melalui Minapolitan yang merupakan
suatu Konsep Manajemen Ekonomi Kawasan Berbasis Kelautan dan Perikanan Guna
Meningkatan Pendapatan Masyarakat. Minapolitan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip
integrasi, efisiensi, efektivitas, kualitas dan percepatan pembangunan yang berbasis
kawasan/wilayah dengan dukungan berbagai kementerian atau sektor lain. Pengembangan
kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan
perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi
untuk dikembangkan.
Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : (i)
meningkatkan volume produksi, produktifitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk
perikanan budidaya, (ii) meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait
lainnya, dan (iii) mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran strategi pengembangan kawasan
minapoitan adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi
perikanan dengan tingkat produksi, poduktivitas dan kualitas tinggi melalui sistem
intesifikasi dan ekstensifikasi.
Realisasi kabupaten minapolitan percontohan perikanan budidaya sampai dengan Triwulan
III Tahun 2015 adalah 82 kabupaten dari target 83 kabupaten/kota (98,80%) atau tercapai
96,47% dari target tahunan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 40 berikut dan terinci pada
lampiran 5. Selama triwulan III tahun 2015, capaian sebanyak 1 kabupaten/kota, yaitu Kab.
Hulu Sungai Selatan.
Tabel 40. Capaian IKU 16 “Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).
- Target Tahunan 70 85 145
- Realisasi Tahunan 77 - -
- Persentase Capaian Tahunan 110,00 - -
- Target s/d TW I 66 78 -
- Realisasi s/d TW I 66 77 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 98,72 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 94,29 90,59 -
- Target s/d TW II 68 80 -
- Realisasi s/d TW II 70 81 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 102,94 101,25 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
80
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 100,00 95,29 -
- Target s/d TW III 69 83 -
- Realisasi s/d TW III 77 82 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 111,59 98,80 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 110,00 96,47 -
Kabupaten/kota yang dikategorikan termasuk di dalam Kawasan Minapolitan Percontohan
adalah yang telah terpenuhinya syarat kelengkapan dokumen yang meliputi RPIJM dan
masterplan. Indikator keberhasilan dalam pencapaian target pengembangan kawasan
minapolitan diantaranya adalah adanya komitmen daerah dalam mendorong dan berperan
aktif demi berjalannya program sesuai dengan tujuan yang diinginkan bersama serta
kesiapan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan minapolitan berbasis
perikanan budidaya dan koordinasi antar POKJA Kabupaten/Kota dalam mendukung
perikanan budidaya.
Berdasarkan tabel 40 di atas, pencapaian realisasi triwulan III tahun 2015 lebih kecil
dibandingkan pada tahun 2014 sehingga target kawasan tahunan belum tercapai 100%, hal
tersebut disebabkan beberapa faktor hambatan dan kendala yaitu sebagai berikut :
1. Terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi
percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi min apolitan memiliki data dan
informasi yang terbatas;
2. Belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang
ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan;
3. Belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat
kabupaten antara pusat dan daerah.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut diatas pada triwulan
selanjutnya adalah :
1. Verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi eksisting pengembangan
kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan
kawasan budidaya di kabupaten tersebut;
2. Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi
kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan;
3. Sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara
pusat dan daerah. Hingga triwulan III sudah dilaksanakan Rapat Koordinasi Minapolitan
di Kab. Halmahera Selatan, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Selatan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
81
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
F. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari)
Pelaksanaan revitalisasi prasarana untuk kegiatan budidaya merupakan salah satu kegiatan
prioritas, karena keberhasilan pengembangan usaha budidaya sangat ditentukan oleh
dukungan ketersediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Saat ini kondisi
prasarana budidaya di kawasan budidaya sebagian besar mengalami penurunan fungsi dan
kerusakan (sedimentasi/pendangkalan/penyempitan). Kondisi tersebut terjadi karena
selama ini proses operasional dan pemeliharaan prasarana budidaya belum dilaksanakan
secara optimal. Dalam rangka mempercepat proses penyediaan prasarana yang memadai
maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menginisiasi suatu kegiatan strategis yaitu
PITAP (Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif).
Pelaksanaan kegiatan PITAP difokuskan pada operasional dan pemeliharaan prasarana
sistem irigasi tambak di kawasan budidaya dengan memberdayakan Poklina (kelompok
pengelola saluran irigasi perikanan) secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan
kinerja dan kesadaran dalam pengelolaan jaringan irigasi tambak sehingga diharapkan dapat
terlaksana percepatan penyediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Poklina
tersebut dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan rehab saluran dari mulai perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan, sehingga partisipasi aktif dari masyarakat
petambak sangat menentukan keberhasilan dari Program PITAP.
Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif sampai dengan triwulan III tahun
2015 adalah 43.850 meter atau tercapai 43,85% dari target tahunan sebanyak 100.000
meter sebagaimana ditunjukkan pada tabel 41. Selain itu, pada triwulan III, Ditjen Perikanan
Budidaya sudah melakukan beberapa rangkaian kegiatan pertemuan antar stakeholder yaitu
: (i) Rapat Teknis kegiatan Pitap pada tanggal 28-31 Agustus 2015 yang diikuti oleh Poklina
(146 kelp); Tim Pembina (14 provinsi); Tim Teknis (59 kabupaten/kota); Tim Pokja; dan
Sekretariat dalam rangka menyamakan persepsi antar stakeholder sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan PITAP dapat berjalan secara efektif, efisien dan tepat sasaran serta
sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan (ii) Training of Trainer KMPt (Konsultan
Manajemen PITAP) yang diikuti oleh tenaga konsultan pengawas KMPt (59 orang) guna
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama peningkatan mutu hasil kegiatan
dengan cara meningkatkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.
Tabel 41. Capaian IKU 17 “Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif” sampai dengan Triwulan
III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 100.000 599.000
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
82
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
- Realisasi s/d TW III ** 43.850 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 43,85 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran IKU sebelumnya adalah “Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif” dengan target tahunan 17 kelompok dan
tercapai 17 kelompok, dengan panjang saluran yang dikelola adalah 56.064 m.
Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter) merupakan IKU baru dari
kegiatan yang sama telah dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu Pengelolaan Irigasi
Tambak Partisipatif (PITAP). Pada tahun 2014, kegiatan PITAP ini memiliki IKU “Jumlah
kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif” dengan target tahunan 17
kelompok, namun realisasi pada triwulan III tahun 2014 belum ada disebabkan pada fase
tersebut baru dilakukan tahap persiapan pekerjaan fisik di 17 kabupaten/kota.
Adapun progress fisik kegiatan PITAP sampai dengan triwulan III tahun 2015 seperti pada
tabel 42 berikut, sedangkan rekapitulasi pelaksana kegiatan PITAP tahun 2015 seperti pada
lampiran 6.
Tabel 42. Progress Fisik Pekerjaan Kegiatan PITAP sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
No Provinsi Progress Fisik
per Sept (meter)
Jumlah Nilai Kontrak (Rp)
Jumlah Paket
1 Aceh 4.500 4.410.000.000,- 15
2 Lampung 1.800 1.800.000.000,- 6
3 Banten 1.200 1.100.000.000,- 4
4 Jawa Barat 6.800 5.100.000.000,- 17
5 Jawa Tengah 5.750 5.100.000.000,- 17
6 Jawa Timur 4.600 3.849.659.300,- 14
7 NTB 2.950 3.844.038.000,- 13
8 Kalimantan Barat 1.800 1.800.000.000,- 6
9 Kalimantan Selatan 1.200 1.711.684.000,- 6
10 Kalimantan Timur 600 600.000.000,- 2
11 Sulawesi Selatan 5.400 6.157.743.000,- 21
12 Sulawesi Barat 800 1.200.000.000,- 4
13 Sulawesi Tengah 800 1.200.000.000,- 4
14 Sulawesi Tenggara 5.650 5.099.999.700,- 17
TOTAL 43.850 42.973.124.000,- 146
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
83
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Berdasarkan tabel 42, untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan kegiatan PITAP akan
dilakukan beberapa rencana aksi sebagai kegiatan pendukung pada fase selanjutnya yaitu :
(i) Temu Koordinasi Kegiatan PITAP (Tim Pokja, Tim Pembina, Tim Teknis, Poklina); (ii)
Workshop Kegiatan PITAP (Tim Pokja dan KMPt); dan (iii) Monitoring dan evaluasi kegiatan
rehabilitasi saluran irigasi tambak.
G. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif)
Secara keseluruhan, pembangunan perikanan budidaya diarahkan untuk peningkatan
produksi yang mendukung Prioritas RPJMN yaitu meningkatkan ketahanan dan kemandirian
pangan serta kecukupan gizi masyarakat. Salah satu kegiatan yang mendukung ketahanan
pangan dilakukan melalui penilaian sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) pada unit
budidaya ikan. Sertifikasi CBIB dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan jaminan
penerapan CBIB sehingga proses budidaya dapat menghasilkan produk yang aman
dikonsumsi.
Tabel 43. Capaian IKU 18 “Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 10.112 (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif atau yang dihitung tersertifikasi). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif (masih berlaku)
- Target Tahunan 8.000 8.200 14.000
- Realisasi Tahunan 10.112 - -
- Persentase Capaian Tahunan 126,40 - -
- Target s/d TW I 7250 5.200 -
- Realisasi s/d TW I 7460 6.636 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 102,9 127,62 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 93,25 80,93 -
- Target s/d TW II 7500 6.200 -
- Realisasi s/d TW II 7806 7.392 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 104,08 119,23 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,58 90,15 -
- Target s/d TW III 7.750 7.200 -
- Realisasi s/d TW III 8.761 6.145 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 113,04 85,35 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 109,51 74,94 -
Keterangan : * : Angka sementara ** : Belum dilakukan pengukuran
Pencapaian unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB pada triwulan III turun menjadi
6.145 unit dari angka target 7.200 unit (85,34 % dari target triwulan III dan 74,93% dari
target tahunan). Angka ini turun dari triwulan sebelumnya, dari 7.392 unit menjadi 6.145
unit. Penurunan unit pembudidaya bersertifikat CBIB disebabkan karena masa berlaku
sebagian sertifikat yang ada telah habis. Masa berlaku sertifikat adalah berdasarkan nilai
dan angka kesesuaian dan ketidaksesuaian setiap unit pembudidayaan berdasarkan
penilaian oleh auditor di lapangan. Adapun capaian unit pembudidaya bersertifikat CBIB
setiap provinsi adalah seperti pada tabel 44 berikut.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
84
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 44. Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
Per Provinsi
Unit % Unit %
1 Aceh 360 330 0 - 268 74.44
2 Sumatera Utara 240 210 0 - 105 43.75
3 Sumatera Barat 450 400 41 10.25 396 88.00
4 Riau 340 300 0 - 194 57.06
5 Kepulauan Riau 150 130 12 9.23 28 18.67
6 Jambi 240 210 0 - 86 35.83
7 Sumatera Selatan 300 255 0 - 191 63.67
8 Kep. Bangka Belitung 90 80 0 - 26 28.89
9 Bengkulu 150 130 0 - 87 58.00
10 Lampung 430 370 0 - 271 63.02
11 DKI Jakarta 60 55 2 3.64 86 143.33
12 Banten 400 350 74 21.14 111 27.75
13 Jawa Barat 410 350 34 9.71 509 124.15
14 Jawa Tengah 340 300 18 6.00 275 80.88
15 DI Yogyakarta 210 180 17 9.44 173 82.38
16 Jawa Timur 390 350 160 45.71 707 181.28
17 Bali 180 160 0 - 41 22.78
18 Nusa Tenggara Barat 190 170 0 - 66 34.74
19 Nusa Tenggara Timur 30 28 0 - 12 40.00
20 Kalimantan Barat 160 140 0 - 121 75.63
21 Kalimantan Tengah 200 170 1 0.59 86 43.00
22 Kalimantan Selatan 260 221 24 10.86 140 53.85
23 Kalimantan Timur 260 221 18 8.14 233 89.62
24 Kalimantan Utara 40 35 0 - 0 -
24 Sulawesi Utara 300 255 0 - 105 35.00
25 Gorontalo 220 200 0 - 102 46.36
26 Sulawesi Tengah 330 300 42 14.00 318 96.36
27 Sulawesi Barat 230 200 40 20.00 299 130.00
28 Sulawesi Selatan 510 450 0 - 546 107.06
29 Sulawesi Tenggara 320 280 1 0.36 184 57.50
30 Maluku 160 150 0 - 193 120.63
31 Maluku Utara 60 50 0 - 41 68.33
32 Papua Barat 100 90 0 - 96 96.00
33 Papua 90 80 0 - 49 54.44
JUMLAH 8,200 7,200 484 6.72 6,145 74.94
No ProvinsiTarget 2015
(Unit)
Target TW III
2015 (Unit)
Realisasi TW III 2015 *) Realisasi Kumulatif 2015 **)
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan pencapaian IKU ini adalah : (i) sosialisasi
penerapan SNI dan CBIB di pembudidaya; (ii) koordinasi intensif antara pusat dengan Dinas
Provinsi yang sudah dapat melakukan pendelegasian untuk penilaian sertifikat CBIB; (iii)
mengidentifikasi dan evaluasi unit pembudidayaan yang sudah disertifikasi sehingga upaya
perpanjangan dapat dilakukan dengan segera; (iv) supervisi, pembinaan, monitoring dan
evaluasi percontohan; dan (v) pengawasan sertifikasi CBIB.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
85
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
H. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas
Budidaya Lele, Nila dan Patin
Dalam rangka mewujudkan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan (Sustainable
Aquaculture) dan berdaya saing maka perlu dikembangkan suatu teknologi budidaya yang
ramah lingkungan tetapi memiliki produktifitas tinggi. Sebagai upaya untuk menjaga daya
dukung lingkungan agar budidaya tersebut dapat berkelanjutan dan berproduktifitas tinggi
dan dapat memberikan manfa’at yang optimal bagi pembudidaya, maka perikanan budidaya
dapat menjadi tulang punggung dalam menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)
dan dalam mengawal program ketahanan pangan. Salah satu teknologi yang disosialisasikan
adalah teknologi Biofloc yang diimplementasikan di 24 wilayah sampai dengan akhir tahun
2015.
Tabel 45. Capaian IKU 19 “Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk
Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin
Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 24 24
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
- Realisasi s/d TW III ** 24 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 100,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Ada 24 lokasi yang direncanakan sebagai lokasi pengembangan teknologi anjuran dengan
sistem bioflok yaitu seperti pada table 46 berikut. Tabel 46. Rekapitulasi Lokasi yang Direncanakan sebagai Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran dengan
Sistem Biofloc
NO PROVINSI KABUPATEN Komoditas Perkembangan s/d September 2015
2. Sulawesi Utara Minahasa Utara Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya
3. Maluku Kota Ambon Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya
4. Maluku Utara Kota Ternate Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
86
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROVINSI KABUPATEN Komoditas Perkembangan s/d September 2015
5. Sulawesi Selatan Kab. Pangkep Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya
6 Sulawesi Tenggara Konawe Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya
7. Kalimantan Selatan Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kota Banjar Baru
Lele Masa pemeliharaan
8. Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya Lele Masa pemeliharaan
9. Kalimantan Barat Kuburaya Lele Masa pemeliharaan
10 NTB Lombok Timur Lele Masa pemeliharaan
11 Jawa Barat Karawang, Pangandaran, Ciami, Cirebon
Lele Persiapan tebar benih
12 Jawa Timur Malang, Kediri, Tulung Agung Lele, Patin Masa pemeliharaan
13 Sumatera Utara Serdang Bedagai Lele Masa pemeliharaan
14 Lampung Pringsewu Lele Masa pemeliharaan
15 Jawa Tengah Brebes, Jepara, Pati, Pekalongan, Purworejo, Kendal
Nila Persiapan tebar benih
16 Banten Pandeglang, Tangerang Lele Masa pemeliharaan
17 DIY Bantul Nila Masa pemeliharaan
18 Bali Bali Lele Masa pemeliharaan
19 Jambi MuaroJambi, Jambi Lele Rencana mulai tebar Januari 2016
20 Riau Kampar, Pakabaru Lele Baru selesai lelang
21 Kepulauan Riau Kota Batam Lele Baru selesai lelang
22 Sumatera Barat Kota Padang Lele Baru selesai lelang
23 Sumatera Selatan Ogan Komiring Ilir (OKI) Lele Baru selesai lelang
24 Bengkulu Kota Bengkulu Lele Baru selesai lelang
Lokasi – lokasi pengembangan ini didampingi secara teknis oleh unit pelaksana teknis
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang diantaranya adalah :
1. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi
2. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
3. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin
4. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu
5. Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP) Jepara
6. Balai Layanan Usaha Pengembangan Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang
Perkembangan kegiatan pengembangan teknologi anjuran sistem bioflok ini berbeda-beda
setiap daerah. Namun sebagian besar kegiatan di lokasi pengembangan sudah mulai
berjalan. Hampir seluruh lokasi sudah melakukan tahap lelang dan mempersiapkan wadah
untuk penebaran. Estimasi panen dari pengembangan ini diperkirakan sekitar 170 ton ikan
jenis air tawar. Pelaksanaan kegiatan ini juga terus didampingi oleh UPT pendamping
masing-masing lokasi.
Lambannya penyelesaian baik secara administratif dan teknis menghambat pelaksanaan
pengembangan ini di daerah. Adapun solusi untuk mempercepat pencapaian IKU ini adalah
(i) meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak terkait baik dari tingkat pusat, UPT
sampai kabupaten/kota; (ii) pelaksanaan temu lapang; dan (iii) monitoring dan evaluasi.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
87
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
I. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri
Pengembangan kelompok pakan ikan mandiri merupakan suatu upaya Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya untuk menekan biaya produksi terutama biaya produksi pakan ikan
yang merupakan komponen biaya tertinggi dari komponen biaya produksi, diperkirakan
mencapai 60-70% dari keseluruhan biaya produksi. Tingginya biaya produksi pakan
ditengarai merupakan faktor utama yang menentukan mahalnya harga pakan, yang
menyebabkan margin keuntungan yang diterima oleh pembudidaya terutama pembudidaya
skala kecil menjadi tidak rasional jika dibandingkan dengan usaha/biaya yang dikeluarkan
pada masa pemeliharaan. Oleh karena itu pengembangan kelompok pakan ikan mandiri
diharapkan dapat menekan biaya produksi yang berasal dari pakan ikan yang pada akhirnya
akan meningkatkan margin keuntungan yang akan diterima oleh pembudidaya ikan.
Tabel 47. Capaian IKU 20 “Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri” sampai dengan Triwulan III Tahun
2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru.
- Target Tahunan * 15 15
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 0 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 0 -
- Realisasi s/d TW II ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW III * 0 -
- Realisasi s/d TW III ** 378 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 2.520,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri sampai TW III telah mencapai 378 kelompok
pakan ikan mandiri yang capaiannya jauh diatas target (lampiran 7). Hal ini dikarenakan
adanya perubahan kebijakan Dirjen Perikanan Budidaya untuk kriteria bantuan dan kriteria
penerima bantuan. Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan adanya sosialisasi dan
identifikasi calon kelompok oleh tim teknis yang terdiri dari tim teknis pusat, tim teknis
provinsi dan tim teknis kabupaten/kota. Hasil identifikasi selanjutnya ditetapkan dalam
Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya untuk setiap provinsi.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
88
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Hasil kegiatan terdapat 19 provinsi dengan 135 kabupaten/kota dan jumlah total 378
kelompok produsen pakan ikan mandiri yang telah terbentuk. Kelompok produsen pakan
ikan mandiri telah terbentuk melalui tahapan atau proses sesuai yang diatur dalam Juklak
Pelaksanaan Pengembangan Pakan Ikan Mandiri Nomor : 67/PER-DJPB/2015 tanggal 18 Mei
2015. Dalam proses pelaksanaannya, kelompok dibantu oleh tim teknis (pusat, provinsi dan
kabupaten/kota) serta pengembangannya dibantu oleh pendamping teknis/penyuluh
perikanan bantu yang tersebar di setiap kabupaten/kota sebanyak 135 orang. Pada triwulan
III, kegiatan pelaksanaan ini sedang berada dalam tahapan proses persiapan kegiatan
produksi pakan. Persiapan produksi dilakukan dengan mempersiapkan setiap peralatan
produksi pendukung dan penyiapan bahan baku (baik dari segi kualitas dan kuantitas bahan
baku).
Hambatan dan solusi dalam pencapaian jumlah kelompok pakan ikan mandiri adalah : (i)
kegiatan produksi yang masih tergolong baru dimasyarakat khususnya pembudidaya
sehingga koordinasi diantara tim teknis dan dukungan dari pihak terkait terus ditingkatkan
untuk produksi pakan ikan secara mandiri yang dimulai dapat terus dikembangkan; (ii)
Masih kurangnya kesadaran dari masyarakat bahwa dengan adanya produksi pakan ikan
secara mandiri akan jauh lebih menguntungkan sehingga upaya untuk terus dilakukan
dengan pembinaan juga ditingkatkan; dan (iii) permasalahan teknis produksi dan kesulitan
mendapatkan bahan baku mengingat bahwa potensi bahan baku setiap daerah berbeda.
Oleh karena itu, rencana aksi pada triwulan IV akan dilaksanakan adalah forum
pengembangan pakan ikan mandiri. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan
kegiatan pakan ikan mandiri telah berjalan dan menghimpun saran dan masukan dari pihak
terkait untuk pengembangan pakan ikan mandiri ke depan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
89
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
3.1.6. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya
secara Efektif
Pencapaian sasaran strategis ini rata-rata sebesar 114,32% terhadap target triwulan III atau
107,10% terhadap target tahunan, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 4
(empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 48 berikut.
Tabel 48. Capaian Sasaran Strategis 6 “Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif” sampai
dengan Triwulan III Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2015
TARGET
S/D TRIWULAN III TAHUN
2015
REALISASI S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET S/D
TRIWULAN III TAHUN
2015
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN
2015
KETERANGAN
Internal Process Perspective
6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif
21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif)
250 248 262 105,65 104,80 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%).
22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96%
4.200 3.165 2.815 88,94 67,02 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)
800 787 1.068 135,71 133,50 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 1.058 (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)
650 630 800 126,98 123,08 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%)
A. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif)
Penyediaan obat ikan yang diperoleh melalui produksi dalam negeri dan pemasukan dari
luar negeri (impor) harus memenuhi kriteria bermutu, aman dan berkhasiat. Tujuannya
adalah untuk meminimalkan dampak negatif akibat penggunaan obat ikan tersebut bagi
ikan, lingkungan dan menjamin produk perikanan budidaya yang dihasilkan aman
dikonsumsi.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
90
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan upaya pengendalian obat ikan
yang terintegrasi antara Pusat, Daerah dan stakeholder yang meliputi kegiatan penyediaan,
peredaran dan penggunaan obat ikan. Implementasi kebijakan pengendalian obat ikan
dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu :
a. Pendekatan administrasi : penerbitan surat nomor pendaftaran obat ikan, penerbitan
izin penyediaan/peredaran obat ikan, dan penerbitan surat keterangan pemasukan atau
pengeluaran obat ikan/sampel;
b. Pendekatan lapangan : pembinaan dan pemantauan obat ikan di tingkat produsen,
importir, distributor, depo/toko dan pembudidaya.
Tabel 49. Capaian IKU 21 “Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif)
Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%).
- Target Tahunan 242 250 295
- Realisasi Tahunan 243 - -
- Persentase Capaian Tahunan 100,41 - -
- Target s/d TW I 236 244 -
- Realisasi s/d TW I 236 251 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 102,87 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 97,52 100,40 -
- Target s/d TW II 238 246 -
- Realisasi s/d TW II 237 261 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 99,58 106,10 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,93 104,40 -
- Target s/d TW III 240 248 -
- Realisasi s/d TW III 241 262 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 100,42 105,65 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,18 104,80 -
Hingga akhir triwulan III, capaian IKU telah melampaui target tahunan yaitu sebanyak 262
obat ikan atau 104,8% dari 250 target tahunan yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan
realisasi tahun sebelumnya pada triwulan yang sama maka capaian IKU ini mengalami
peningkatan sebesar 5,22%. Capaian Indikator Kinerja Jumlah obat ikan yang terjamin mutu,
keamanan dan khasiatnya dari triwulan I hingga akhir triwulan III Tahun 2015 adalah
sebanyak 28 (dua delapan) merk obat yang dapat dilihat pada tabel 50.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
91
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Tabel 50. Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya
sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Non Kumulatif)
No Jenis Sediaan Produk dalam
Negeri Impor Jumlah
1 Farmasetik 1 2 3
2 Premiks :
a. Feed additive 1 17 18
b. Feed supplement 0 2 2
3 Biologik :
a. Vaksin 0 0 0
b. Diagnostik Kit 0 0 0
4 Probiotik 2 2 4
5 Obat Alami 0 1 1
Total 4 24 28
Terlampauinya capaian IKU terhadap target tahunan yang telah diperoleh pada triwulan III
menunjukkan bahwa tingkat ketaatan penyedia obat ikan yang semakin tinggi dalam
mendaftarkan produknya disamping itu capaian tersebut juga merupakan keberhasilan
upaya sosialisasi terkait tata cara pendaftaran obat ikan yang telah dilakukan setiap tahun
kepada penyedia obat ikan sehingga pengisian data teknis obat ikan mudah dipahami oleh
Tim Penilai Obat Ikan.
Sementara itu, penetapan target IKU tahun 2016 berdasarkan RPJMN 3 adalah 272 merek
obat ikan jika dibandingkan dengan realisasi saat ini maka IKU ini telah tercapai 96,32%.
Sedangkan, bila dibandingkan dengan rencana target tahun 2019 yaitu 295 merk obat maka
capaian IKU triwulan III tahun 2015 telah terealisasi sebesar 88,81% sehingga IKU ini sangat
optimis dapat tercapai.
Keberhasilan capaian IKU pada triwulan ini didorong dengan dilakukannya beberapa
kegiatan berikut : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan
Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin penyediaan/
peredaran obat ikan; (iii) Pembinaan Pemantauan Obat Ikan; dan (iv) Peningkatan Pelayanan
Obat Ikan.
Tabel 51. Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015 (Kumulatif)
No Jenis Sediaan Produk dalam
Negeri Impor Jumlah
1 Farmasetik 31 35 66
2 Premiks :
a. Feed additive 12 80 92
b. Feed supplement 4 12 16
3 Biologik :
a. Vaksin 6 8 14
b. Diagnostik Kit 9 19 28
4 Probiotik 32 24 56
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
92
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
No Jenis Sediaan Produk dalam
Negeri Impor Jumlah
5 Obat Alami 0 1 1
Total 94 179 273
Tidak memperpanjang* 0 11 11
Total 94 168 262
Tabel 52. Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
No Merek Obat Ikan Produsen/Importir Sediaan No. Pendaftaran
1 Prima Premik PT. Central Proteina Prima, Tbk Premiks KKP RI No D 1501244 PBS, 9 Januari 2015
2 Hitavit Aquatic PT. Issu Medika Veterindo Farmasetik KKP RI No D 1501245 FBS, 20 Januari 2015
3 BaroxTM Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1502246 PBC, 25 Februari 2015
4 KEM WETTM LR Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1502247 PBC, 25 Februari 2015
5 Prosatu-B4 PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D 1502248 PbBS, 25 Februari 2015
6 Proterra PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D 1502249 PbBS, 25 Februari 2015
7 Vitamin C 90% PT. Biotek Saranatama Premiks KKP RI No I 1503250 PBS, 24 Maret 2015
8 Azomite PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1503251 PBS, 24 Maret 2015
9 LYSOFORTETM ANA Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI NO I 1504252 PBS, 29 April 2015
10 Hylises PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1504253 PBS, 29 April 2015
11 Immunowall PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1504254 PBS, '29 April 2015
12 Next Enhance® 150 PT. Novus International Indonesia
Premiks KKP RI NO I 1504255 PBS, 29 April 2015
13 Nutri Aqua PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I 1504256 PBS, 29 April 2015
14 Antizol PT. Behn Meyer Chemicals Farmasetik KKP RI No I 1504257 FTC, 29 April 2015
15 Astaplus 10% PT. Satwa Jawa Jaya Premiks KKP RI No I 15050258 PBS, 26 Mei 2015
16 BactoGro CV. Catur Blue Aqua Probiotik KKP RI No I 15050259 PbBS, 26 Mei 2015
17 SoilGro CV. Catur Blue Aqua Probiotik KKP RI No I 15050260 PbBS, 26 Mei 2015
18 Stimuler PT. Blue Sky Biotech Herbal KKP RI No I 15050261 HBS, 26 Mei 2015
19 Fishform Plus PT. Novindo Agritech Hutama Premiks KKP RI No I 1507262 PBC, 6 Juli 2015
20 Sanolife Nutrilake PT. Inve Indonesia Premiks KKP RI No I 1507263 PBS, 6 Juli 2015
21 Baymix Latibon Aqua PT. Bayer Indonesia Premiks KKP RI No I 1508264 PBS, 26 Agustus 2015
22 Sal CURB RM Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1508265 PTC, 26 Agustus 2015
23 Sanocare ACE PT. Inve Indonesia Farmasetik KKP RI No I 1508266 FTE, 26 Agustus 2015
24 DV Aqua PT. Trouw Nutrition Indonesia Premiks KKP RI No I 1508267 PBS, 6 Agustus 2015
25 Sal CURB F2 Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1509268 PTS, 28 September 2015
26 Sal CURB K2 Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I 1509269 PTS, 28 September 2015
27 Viusid Aqua Powder PT. TobbSales Indonesia Premiks KKP RI No I 1509270 PBS, 28 September 2015
28 Viusid Aqua Oral Solution
PT. TobbSales Indonesia Premiks KKP RI No I 1509271 PBS, 28 September 2015
Meskipun capaian IKU telah melebihi target yang ditetapkan, akan tetapi masih diperlukan
rencana aksi yang dilakukan pada triwulan berikutnya, yaitu : (i) Rapat Evaluasi Teknis
Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam
rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan, kimia dan bahan biologi dan Pembinaan
Pemantauan Obat Ikan; (iii) Apresiasi Tim Pembinaan dan Pemantauan Obat Ikan; dan
(iv) Pembinaan Pemantauan Obat Ikan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
93
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
B. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%
Jaminan mutu dan keamanan pangan suatu produk perikanan budidaya saat ini sudah
merupakan persyaratan dalam perdagangan dan keberlanjutan produksi perikanan
budidaya yang harus segera dipenuhi. Dalam upaya menghadapi persaingan yang cukup
ketat di pasar global maka peningkatan daya saing produk perikanan budidaya harus dapat
dilakukan, salah satunya dengan mengendalikan kandungan residu pada produk perikanan
budidaya. Kegiatan pengendalian residu produk perikanan budidaya di Indonesia
diimplementasikan melalui sistem pengendalian residu nasional yang dituangkan dalam
Rencana Monitoring Residu Nasional - National Residue Monitoring Plan (NRMP). C.
Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimaannya 96% (sampel)
merupakan indikator untuk menjamin mutu dan keamanan produk perikanan budidaya yang
dihitung berdasarkan besaran produksi tahun sebelumnya (dalam satuan ton) dibagi 100.
Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, penetapan target sampel yang memenuhi kriteria
96% bebas residu pada tahun 2015 adalah 4.200 sampel. Pengukuran indikator kinerja ini
dihitung secara tahunan secara non kumulatif sehingga capaiannya baru diketahui pada
akhir tahun. Namun demikian, distribusi perolehan capaian melalui pengambilan sampel
dapat dilakukan setiap triwulan.
Tabel 53. Capaian IKU 22 “Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB.
- Target Tahunan * 4.200 4.600
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 933 -
- Realisasi s/d TW I ** 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 -
- Target s/d TW II * 2.090 -
- Realisasi s/d TW II ** 1.942 *** -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 92,92 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 46,24 -
- Target s/d TW III * 3.165 -
- Realisasi s/d TW III ** 2.815 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 88,94 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 67,02 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran ***: Capaian IKU sementara
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
94
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Untuk memperoleh capaian IKU pada tahun 2015 sesuai dengan target minimal 96% sampel
bebas residu maka sampel yang harus diambil pada triwulan III (kumulatif) adalah minimal
3.165 sampel. Akan tetapi, hingga akhir triwulan III persentase jumlah keseluruhan sampel
yang berhasil diambil secara kumulatif sebesar 67,02% atau terealisasi 2.815 sampel dari
4.200 sampel yang ditargetkan, dengan rincian seperti pada tabel 54 berikut.
Tabel 54. Capaian IKU Jumlah Produk Perikanan Budidaya yang keberterimaannya 96% hingga Triwulan III
(Kumulatif)
No Provinsi Komoditi Target Sampel
Realisasi sampel
% Pengambilan
sampel
Sampel terdeteksi
residu
Sampel bebas residu
% Sampel bebas residu
1 Aceh Udang 26 23 100 0 23 100,00%
2 Sumut Udang 135 120 42,58
0
120 100,00%
3 Sumsel Udang 44 35 98,38 0 35 100,00%
4 Lampung Udang 300 260 49,34 0 260 100,00%
5 Banten Udang 9 9 100 0 9 100,00%
6 Jabar Udang 536 515 102,23 0 515 100,00%
7 Jateng Udang 56 45 100 0 45 100,00%
8 Jatim Udang 420 380 95,23 0 380 100,00%
Nila 136 120 96,32 0 120 100,00%
Bandeng 308 249 96,42 0 249 100,00%
Lele 259 225 95,75 0 225 100,00%
9 NTB Udang 404 370 61,88 0 370 100,00%
10 Bali Udang 8 8 100 0 8 100,00%
11 Kalbar Udang 40 35 100 0 35 100,00%
12 Kalsel Udang 23 20 100 0 20 100,00%
13 Kaltim Udang 40 25 87,5 0 25 100,00%
14 Kaltara Udang 48 35 30,50 0 35 100,00%
15 Sultera Udang 132 110 100 0 110 100,00%
16 Sulteng Udang 41 48 100 0 48 100,00%
17 Sulsel Udang 180 165 100 0 165 100,00%
18 Sulbar Udang 20 18 100 0 18 100,00%
TOTAL 3165 2.815 88,94 0 2.815 100%
Keterangan : capaian IKU merupakan kumulatif dari capaian triwulan sebelumnya
Perolehan jumlah sampel tersebut berasal dari 18 (delapan belas) provinsi yang menjadi
target pengambilan sampel sampai dengan triwulan III dengan hasil uji yang menunjukkan
keseluruhan sampel tersebut tidak terdeteksi residu (compliance).
Tidak terealisasinya capaian IKU diantaranya disebabkan tidak adanya sampel/contoh di
lapangan karena adanya perubahan musim tebar, karena musim kemarau yang
berkepanjangan; adanya keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan pengambilan
sampel dari beberapa provinsi (Sumatera Utara dan Sulawesi Tenggara); dan tidak
tersedianya anggaran untuk pengambilan sampel/contoh (Jawa Barat), sehingga
mempengaruhi terhadap target yang sudah direncanakan.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka memenuhi kekurangan jumlah sampel
tersebut maka dilakukan penambahan jumlah pengambilan sampel pada triwulan
berikutnya. Selanjutnya, dalam rangka mendukung tercapainya IKU maka pada triwulan IV
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
95
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
telah direncanakan kegiatan rutin, seperti : Pengambilan sampel/supervisi, Sosialisasi
pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan.
D. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif)
Dalam rangka menjamin mutu pakan ikan yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
Pakan Ikan, maka berdasarkan pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
No.02/MEN/2010 tentang pengadaan dan peredaran pakan ikan, setiap orang yang
mengadakan dan atau mengedarkan pakan ikan di Wilayah Negara Republik Indonesia wajib
mendaftarkan kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Pakan ikan yang memenuhi
persyaratan mutu akan diterbitkan Nomor Pendaftaran melalui proses pengujian dan
penilaian. Pengujian mutu pakan dilakukan melalui pengujian laboratorium dan atau
pengujian lapang yang ditunjuk.
Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya sangat berhubungan dengan proses
pelayanan kepada stakeholder khususnya perusahaan pakan maupun perusahaan
pengimpor bahan baku pakan ikan. Tingginya realisasi jumlah jenis pakan ikan terdaftar
menunjukkan bahwa kinerja subdit sertifikasi sudah cukup baik dan semua proses dalam
penerbitan sertifikat pakan ikan yang terjamin mutunya dapat dilaksanakan dengan baik
tanpa ada kendala yang berarti.
Tabel 55. Capaian IKU 23 “Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya” sampai dengan Triwulan III Tahun
2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 1.058 (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif.
- Target Tahunan * 800 1.000
- Realisasi Tahunan ** - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I * 762 -
- Realisasi s/d TW I ** 829 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 108,79 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 103,63 -
- Target s/d TW II * 774 -
- Realisasi s/d TW II ** 1.028 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 132,82 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 128,50 -
- Target s/d TW III * 787 -
- Realisasi s/d TW III ** 1.068 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 135,71 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 133,50 -
Ket: * : IKU belum ditetapkan
** : Belum dilakukan pengukuran
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
96
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Sampai dengan triwulan III tahun 2015, penilaian pendaftaran pakan telah menghasilkan
sertifikat pakan ikan terdaftar sebanyak 1.068 merk pakan ikan dari 68 produsen dan
importir/distributor pakan ikan. Sejak bulan Juli sampai September jumlah sertifikat pakan
ikan terdaftar sudah sebanyak 40 merk pakan ikan. Adapun jumlah tersebut dari 20
produsen/importir/distributor pakan ikan, seperti dapat dilihat pada tabel 56 di bawah ini.
Tabel 56. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar 2006 – 2015 (Triwulan III)
baku pakan; (iv) pengujian mutu pakan; (v) koordinasi dan evaluasi pengadaan peredaran
pakan ikan; dan (vi) survei layanan publik.
E. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif)
Perizinan merupakan salah satu bentuk pengendalian usaha yang sangat efektif. Fungsi
perizinan usaha perikanan budidaya selain untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan juga
untuk membina usaha perikanan serta memberikan kepastian usaha dan perlindungan
terhadap kegiatan usaha. Unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan adalah
unit usaha yang memperoleh izin atau rekomendasi teknis dari pusat ataupun
provinsi/kabupaten/kota yang selanjutnya melakukan aktifitas budidaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
98
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Target unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan tahun 2015 adalah 650
unit, dengan realisasi sampai dengan triwulan III mencapai 800 unit atau 126,98% dari
target triwulan III sebesar 630 unit dan meningkat sebesar 2,66% jika dibandingkan dengan
capaian pada triwulan II yaitu sejumlah 779 unit. Jika dibandingkan dengan target tahunan
maka telah tercapai realisasi 123,08%. Capaian ini merupakan kumulatif dari tahun 2014
yang sudah mencapai 696 unit seperti terlihat pada tabel 59 berikut.
Tabel 59. Capaian IKU 24 “Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan” sampai dengan
Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%)
- Target Tahunan 600 650 850
- Realisasi Tahunan 696 - -
- Persentase Capaian Tahunan 116,00 - -
- Target s/d TW I 570 600 -
- Realisasi s/d TW I 609 743 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 106,84 123,83 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 101,50 114,31 -
- Target s/d TW II 580 615 -
- Realisasi s/d TW II 648 779 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 111,72 126,67 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 108,00 119,85 -
- Target s/d TW III 590 630 -
- Realisasi s/d TW III 676 800 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 114,58 126,98 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 112,67 123,08 -
Capaian tersebut terdiri dari 542 unit usaha yang memperoleh layanan perizinan di pusat
(kumulatif sejak tahun 2010), dan 258 unit usaha budidaya yang masih beraktifitas sesuai
dengan ketentuan (mendapatkan izin/rekomendasi dari provinsi/kabupaten/kota)
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi serta pembinaan yang dilakukan seperti terlihat
pada tabel 60 berikut.
Tabel 60. Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 – September 2015
Tahun / Jenis Izin Impor SIKPI RPIPM Ekspor RPTKA
Surat Keterangan
Inti Mutiara
Jumlah
2010 81 20 2 2 - - 105
2011 73 27 1 - - - 101
2012 72 20 2 - 3 - 97
2013 61 20 1 - 3 - 85
2014 48 21 2 - 3 16 90
September-2015 29 27 1 - - 7 64
Jumlah 364 135 9 2 9 23 542
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
99
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Data usaha berdasarkan hasil pemantauan dan pembinaan yang dilakukan teridentifikasi
selama periode bulan September 2015 sejumlah 258 unit usaha yang masih beraktifitas
sesuai dengan ketentuan. Rincian unit usaha yang masih beraktifitas sesuai dengan
ketentuan periode Januari Tahun 2010 - September 2015 sebagaimana pada tabel 61.
Tabel 61. Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
Provinsi 2013 2014 2015 Jumlah
Bali 20 1 21
Nusa Tenggara Barat 103 1 104
Jawa Timur 50 6 56
Maluku 3 0 3
Sulawesi Selatan 0 27 30 57
Kalimantan Timur 0 3 3
Sumatera Utara 0 4 4
DKI Jakarta 10 10
JUMLAH 176 42 40 258
Ket : Kumulatif
Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian IKU ini pada
triwulan III antara lain adalah : (i) Melakukan rapat koordinasi dengan eselon I lingkup KKP,
Kementerian Perhubungan, dan para pelaku usaha terkait implementasi Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan
khususnya kapal pengangkut ikan hasil pembudidayaan; (ii) Melalukan rapat Tim Teknis
Rekomendasi Perizinan terkait pemasukan (impor) ikan hidup; dan (iii) Melakukan survei
Indeks Kepuasan Masyarakat terkait pelayanan Direktorat Usaha Budidaya.
Permasalahan dalam pencapaian IKU unit usaha yang memperoleh layanan perizinan antara
lain adalah terkait pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah. Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di
Kabupaten/Kota belum melakukan pelaporan secara berkala kepada pusat, sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014.
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU ini adalah:
a. Melaksanakan Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya
untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah
terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan
tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang
pembudidayaan ikan;
b. Melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan
terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
100
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
8 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB
1 0 0 0,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB.
A. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah
langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil
guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan
perikanan.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri
yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh
terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14
Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat
Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran
terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen
penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu :
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
105
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
1. Manajemen Perubahan
2. Penataan Peraturan perundang-undangan
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
4. Penataan Tatalaksana
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
6. Penguatan Akuntabilitas
7. Penguatan Pengawasan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Target nilai penerapan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 adalah
kategori BB, sama dengan target tahun 2014 atau dalam range nilai 70-80. Nilai penerapan
Reformasi Birokrasi lingkup KKP diukur per semester. Capaian indikator ini masih nol, namun
demikian pada triwulan III tahun 2015, Tim Reformasi Birokrasi DJPB telah melakukan
penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya semester I
tahun 2015 dengan hasil perolehan nilai sebesar 82,24. Sedangkan penilaian Reformasi
Birokrasi DJPB semester I yang dilakukan oleh Itjen KKP akan dikeluarkan sekitar bulan
November 2015.
Tabel 67. Capaian IKU 27 “Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB” sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
IKU 2014 2015 2019 Keterangan
Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB Non Kumulatif, dihitung semesteran. Kategori: Target Tahun 2014 adalah 80 Realisasi Tahun 2014 adalah 85,94 (setelah dilakukan penilaian final tahun 2015 oleh Itjen KKP)
- Target Tahunan BB BB AA
- Realisasi Tahunan A - -
- Persentase Capaian Tahunan - - -
- Target s/d TW I 0 0 -
- Realisasi s/d TW I 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW II 0 0 -
- Realisasi s/d TW II 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
- Target s/d TW III 0 0 -
- Realisasi s/d TW III 0 0 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 -
- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 -
Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran
Berdasarkan hasil penilaian mandiri tersebut, terdapat beberapa indikator kegiatan dari 8
area perubahan yang belum terpenuhi sehingga tidak dapat memberikan kontribusi nilai
yang maksimal. Indikator-indikator yang belum terpenuhi yaitu :
1. Area 1 (Manajemen Perubahan)
a. Road Map Reformasi Birokrasi belum disusun dan diformalkan.
Saat ini masih menunggu koordinasi dari Tim RB KKP yang saat ini juga belum
menyusun Road Map RB KKP;
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
106
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
b. Belum ada pelatihan yang cukup bagi asessor PMPRB DJPB.
Saat ini masih menunggu koordinasi dari Tim RB KKP untuk mengadakan pelatihan
bagi asessor PMPRB lingkup KKP;
2. Area 5 (Penataan Sistem Manajemen SDM)
Belum dapat memenuhi bukti dukung untuk indikator Proses penerimaan pegawai
transparan, objektif, akuntabel dan bebas KKN. Hal ini terkait kebijakan moratorium
penerimaan PNS oleh Kementerian PAN dan RB, sehingga bukti dukung untuk
keberhasilan kegiatan ini tidak terpenuhi;
3. Area 7 (Penguatan Pengawasan)
Pada indikator Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) nilainya belum maksimal
karena masih menunggu bukti dukung yang berasal dari Itjen KKP.
4. Area 8 (Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik)
a. Belum dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan;
b. Belum terdapat sistem punishment (sanksi)/ reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar;
c. Belum ada evaluasi dan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk
perbaikan kualitas pelayanan;
d. Hasil survey kepuasan masyarakat belum dapat diakses secara terbuka dan
ditindaklanjuti.
Beberapa upaya yang telah dilakukan selama triwulan III untuk mendukung pencapaian
target nilai penerapan reformasi birokrasi tersebut adalah:
1. Melakukan rapat pembahasan kegiatan pendukung PMPRB Ditjen Perikanan
Budidaya Tahun 2015 yang diikuti oleh Tim Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan
Budidaya;
2. Melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi untuk
tahun 2015;
3. Melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
dengan membuat usulan struktur organisasi baru yang saat ini telah disahkan dalam
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan
4. Penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap
Jumlah 152,665,854,000 54,674,946,890 Penghitungan efisiensi -------------> 52.70%
Nilai Efisiensi (NE) -------------> 100%
9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan
birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang
berkepribadian
10 Terkelolanya anggaran pembangunan
secara efisiensi di Ditjen Perikanan
Budidaya
4 Tersedianya kebijakan pembangunan
perikanan budidaya yang implementatif
5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan
sumberdaya perikanan budidaya yang
berdaya saing dan berkelanjutan
6 Terselenggaranya pengendalian sistem
budidaya secara efektif
1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat
perikanan budidaya
3 Meningkatnya produksi usaha dan
investasi bidang perikanan budidaya
SASARAN STRATEGISKODE
IKU
Pagu Output Indeks
PaguIndeks Realisasi
Efisiensi
Anggaran (%)
1
IKU UNIT KERJA
Ket: - Sumber data sekunder: OM-SPAN 30 September 2015
Rata-rata efisiensi sebesar 52,70%, dikonversikan menjadi hanya 20%, karena nilai maksimal adalah 20%. Nilai ini digunakan untuk menghitung Nilai Efisiensi.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
117
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
3.2. Capaian Kinerja Anggaran
Pada awal tahun 2015, Ditjen Perikanan Budidaya dalam membiayai program peningkatan
produksi perikanan budidaya mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN
sebesar Rp 1.006.691.200.000,-, alokasi tersebut berkurang sebesar Rp 28.515.022.000,-
atau turun 2,75 % dari alokasi tahun 2014 sebesar Rp 1.035.206.222.000,-. Pada bulan
Februari terjadi revisi anggaran (refocussing) dan penambahan anggaran (APBNP), sehingga
total anggaran berubah menjadi Rp 1.360.771.200.000,-. Dana yang dialokasikan tersebut,
sampai dengan triwulan III tahun 2015 telah terealisasi sebesar Rp 438.197.637.872,- atau
32,20%, mengalami kenaikan sebesar 7,72% dibandingkan tahun 2014 pada triwulan yang
sama yaitu sebesar Rp 406.792.261.492,- atau 43,91% dari pagu APBN 2014 sebesar Rp
926.466.301.000,-. Perbandingan pagu dan realisasi anggaran Ditjen Perikanan Budidaya
Triwulan III tahun 2015 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 77 berikut.
Tabel 77. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III TA.
2015 dan 2014
TAHUN ANGGARAN
PAGU (Rp) REALISASI (Rp) (%)
2015* 1.360.771.200.000 438.197.637.872 32,20
2014 926.466.301.000 406.792.261.492 43,91
Ket: Data TW III Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 30 September 2015
Realisasi anggaran per jenis belanja satker Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III TA. 2015
dan 2014 dapat dilihat pada tabel 78 berikut.
Tabel 78. Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja sampai dengan Triwulan III
Tahun 2014 dan Tahun 2015
Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp) %
Pegawai 89,094,638,516 66.06 102,664,436,541 70.83
Barang 253,011,940,830 46.03 308,557,385,488 30.68
Modal 11,088,736,546 11.93 26,975,815,843 12.84
Bansos 54,530,000,000 36.66
TW III TAHUN 2014JENIS
BELANJA
TW III TAHUN 2015*
Ket : Data TW III Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 30 September 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada triwulan III tahun 2015 maupun
tahun 2014 pada triwulan yang sama, berdasarkan jenis belanja, realisasi anggaran terbesar
yaitu pada belanja pegawai, sedangkan yang terendah yaitu belanja modal.
1. Belanja Pegawai
Pagu Belanja Pegawai diperuntukkan bagi pemenuhan pembayaran gaji/upah dan
tunjangan kinerja pegawai lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang jumlahnya sudah
dihitung sesuai jumlah pegawai yang ada. Optimalnya penyerapan anggaran pada belanja
pegawai tersebut disebabkan pembayaran tunjangan kinerja pegawai sudah mulai
dibayarkan per bulan.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
118
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
2. Belanja Barang
Pagu Belanja Barang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pelaksanaan anggaran
(operasional maupun non operasional). Belum optimalnya penyerapan anggaran pada
belanja barang tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa pengadaan yang sudah
dalam proses kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan IV
tahun 2015.
3. Belanja Modal
Pagu Belanja Modal diperuntukkan bagi penyediaan barang modal berupa kendaraan,
peralatan, dan mesin. Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja modal
tersebut antara lain disebabkan oleh adanya revisi anggaran (refocussing dan APBNP)
menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi
DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal
pengadaan menjadi mundur), sedangkan beberapa pengadaan yang sudah dalam proses
kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan IV tahun 2015.
Pagu dan realisasi anggaran satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya per kewenangan
sampai dengan triwulan III tahun 2015 sebagaimana tabel 79 berikut.
Tabel 79. Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III
Tahun 2015
NO SATKER PAGU REALISASI
Rp %
1 PUSAT 800.086.538.000 132.345.593.940 16,54
2 UPT 337.152.897.000 202.810.545.426 60,15
3 DEKON PROVINSI 70.082.473.000 28.248.662.867 40,31
4 TP PROVINSI 64.781.693.000 30.418.807.789 46,96
5 TP KAB/KOTA 88.667.599.000 44.374.027.850 50,05
TOTAL DJPB 1.360.771.200.000 438.197.637.872 32,20
Ket: Data TW III Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 30 September 2015
Gambar 9. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran sampai dengan Triwulan III Tahun 2015
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
119
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa realisasi anggaran terbesar yaitu pada
Satker UPT (60,15%), sedangkan realisasi anggaran terendah terdapat pada satker Pusat
(16,54%) sebagaimana berikut :
1. Satker Pusat
Realisasi anggaran pada satker Pusat sebesar 16,54%, dengan capaian terbesar terdapat
pada Setditjen Perikanan Budidaya (63,11%) dan terendah pada Direktorat Produksi
(5,63%).
2. Satker UPT
Realisasi anggaran pada satker UPT sebesar 60,15%, dengan capaian terbesar terdapat
pada BPIU2K Karangasem sebesar 76,21% dan UPT yang capaiannya masih rendah
(39,80%) yaitu BPBAT Mandiangin.
3. Satker Dekonsentrasi Provinsi
Realisasi anggaran pada satker Dekonsentrasi Provinsi sebesar 40,31%, dengan capaian
terbesar terdapat pada Provinsi Lampung (58,54%) dan Provinsi yang capaiannya masih
rendah (17,58%) yaitu Provinsi Kalimantan Utara.
4. Satker Tugas Pembantuan Provinsi
Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Provinsi sebesar 46,96%, dengan
capaian terbesar terdapat pada Provinsi Sulawesi Tenggara (84,80%) dan Provinsi yang
capaiannya masih rendah (0,69%) yaitu Provinsi Sumatera Utara.
5. Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota
Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota sebesar 50,05%,
dengan capaian terbesar terdapat pada Kabupaten Muna (89,87%) dan Kabupaten yang
capaiannya masih rendah (0%) yaitu Kabupaten Rote Ndao.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disampaikan bahwa belum optimalnya
penyerapan anggaran disebabkan oleh: (i) Revisi anggaran (refocussing dan APBNP)
menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA,
sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal
pengadaan menjadi mundur), sedangkan beberapa pengadaan yang sudah dalam proses
kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan IV tahun 2015; dan
(ii) Masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi
dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru.
Adapun kinerja keuangan dapat dilihat melalui nilai efisiensi pelaksanaan RKA-KL sebesar
100% dengan rincian per sasaran strategis (SS) dan per indikator kinerja utama (IKU) seperti
pada tabel 76 sebelumnya.
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
120
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
BAB 4. PENUTUP
Pada triwulan III tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan
Budidaya adalah sebesar 86,57% terhadap target triwulan III atau 150,06% terhadap target
tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun
2015, sejumlah 15 (lima belas) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada
triwulan III, dan terdapat 9 (sembilan) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 8 (delapan)
IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan di akhir tahun, yaitu
: (i) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui
Surveillance (kawasan); (ii) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan
Budidaya (paket teknologi); (iii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya
Berbasis IT (%); (iv) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (v) Nilai/skor SAKIP Ditjen
2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif
Jumlah RSNI-3 sub bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang disusun (judul; non kumulatif)
5
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif)
60
Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)
25.235
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem keskanling (paket teknologi)
16
Jumlah paket diseminasi teknologi terapan bidang sistem keskanling (paket)
17
Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif
Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan)
3
Jumlah data monitoring kualitas lingkungan perikanan budidaya berbasis kawasan dan komoditas strategis nasional (laporan)
35
Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif)
250
Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat keberterimanya 96%
4.200
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem keskanling
Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Keskanling (persen)
100
3 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif
Jumlah data infomasi dan distribusi perbenihan (Laporan) 5
Jumlah RSNI 3 sub bidang perbenihan yang disusun (judul; non kumulatif)
8
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah produksi induk unggul (juta induk) 16,82
Jumlah unit pembenihan skala kecil siap disertifikasi (unit) 100
Jumlah unit pembenihan skala besar yang siap disertifikasi (unit)
45
Jumlah unit perbenihan skala besar bersertifikat (unit; kumulatif)
84
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
131
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROGRAM/KEGIA
TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem perbenihan (paket teknologi)
27
Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem perbenihan (paket)
34
Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan skala kecil
420
Jumlah unit perbenihan (UPR dan HSRT) yang bersertifikat (unit; kumulatif)
336
Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut
Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 22
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem perbenihan
Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Perbenihan (persen)
100
4 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang implementatif
Jumlah RSNI 3 sub bidang Prasarana dan Sarana budidaya yang disusun (judul; non kumulatif)
8
Data pengembangan kawasan perikanan budidaya (Kab./Kota; kumulatif)
170
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah kawasan yang mempunyai data dukung dan pembangunan sarana prasarana perikanan budidaya air tawar, payau dan laut (kawasan; kumulatif)
55
- budidaya air tawar (kawasan; kumulatif) 20
- budidaya air payau (kawasan; kumulatif) 20
- budidaya laut (kawasan; kumulatif) 15
Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (Kab./Kota; kumulatif)
85
Panjang saluran tambak yang dikelolah secara partisipatif (meter lari)
100.000
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem prasarana (paket teknologi)
12
Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem prasarana (paket)
12
Tersedianya sarana perikanan budidaya di sentra perikanan budidaya
Jumlah kawasan yang didukung sarana perikanan budidaya (kawasan; kumulatif)
10
Jumlah kawasan yang didukung dengan sarana perikanan budidaya di daerah perbatasan
5
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem prasarana dan sarana
Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Prasarana dan Sarana (persen)
100
5 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
Tersedianya kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif
Jumlah RSNI3 sub bidang produksi yang disusun (judul) 6
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan
Jumlah kelompok budidaya yang siap untuk disertifikasi CBIB (kelompok)
200
Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) 8.200
Jumlah analisis dan publikasi data statistik perikanan budidaya (laporan)
6
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem produksi (paket teknologi)
14
Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem produksi (paket)
34
Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri 15
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
132
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
NO PROGRAM/KEGIA
TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Terselenggaranya sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan
Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB dengan waktu penerbitan sertifikat 50 hari (unit; kumulatif)
1.000
Berkembangnya sentra perikanan budidaya yang menerapkan teknologi anjuran
Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktifitas budidaya lele, nila dan patin
24
Terselenggaranya pengendalian sistem bidang Produksi Perikanan budidaya secara efektif
Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif)
800
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem produksi
Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Produksi (persen)
100
6 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan
Meningkatnya kesiapan dan kesempatan kerja di bidang usaha Perikanan Budidaya
Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 168.000
Jumlah kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan di kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi (kelompok)
630
Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan melalui model pengembangan usaha budidaya (kelompok)
100
Jumlah tenaga teknis binaan oleh UPT Ditjen PB (orang) 2.300
Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang implementatif di bidang usaha budidaya
Jumlah judul Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Judul; kumulatif)
2
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan di bidang usaha budidaya
Jumlah pembudidaya yang memperoleh akses permodalan melalui fasilitasi (orang; kumulatif)
2.700
Jumlah persiapan sertifikasi atas tanah pembudidaya ikan (bidang)
8.000
Jumlah paket informasi dan promosi usaha perikanan budidaya (paket)
35
Terselenggaranya pengendalian sistem usaha budidaya secara efektif
Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif)
650
Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem usaha
Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.usaha (persen)
100
7 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan profesional
Indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural dan fungsional lingkup DJPB (%)
<15%
Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses
Indeks Pemanfaatan Informasi DJPB Berbasis TI (%) >75%
Terselenggaranya Reformasi Birokrasi
Nilai Penerapan RB DJPB BB
Nilai SAKIP DJPB A
Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien
Nilai efisiensi anggaran DJPB >95%
Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran
Persentase pembayaran gaji dan tunjangan kinerja pegawai DJPB (%)
100
Persentase pemenuhan layanan perkantoran DJPB (%) 100
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
133
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Program : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya
Jumlah Anggaran Tahun 2015 : Rp. 1.360.771.200.000
NO Kegiatan Anggaran
1 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Rp. 451.706.364.000
2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Rp. 107.660.918.000
3 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Rp. 249.240.563.000
4 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Rp. 150.811.653.000
5 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Rp. 115.443.615.000
6 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp. 285.908.087.000
Jakarta, Maret 2015
Slamet Soebjakto
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
134
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015)
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
135
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
136
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I I I TAHUN 2015
137
D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a
Lampiran 4. Rekapitulasi Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan beserta Ruang lingkup uji yang memenuhi standar teknis Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit)
No Provinsi Nama Laboratorium
Ruang lingkup Uji
Kualitas Air
Penyakit Residu Pakan
1 NAD 1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Battee – NAD
√ √ - -
2 SUMATERA UTARA
2 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara
√ √ - -
3 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Langkat
√ √ - -
3 RIAU 4 UPTD Laboratorium Penyakit Ikan dan Kualitas Air Dinas Perikanan Kab. Kampar
√ √ - -
4 KEPULAUAN RIAU
5 Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan Lingkungan Balai Budidaya Laut (BBL) Batam
√ √ - -
5 SUMATERA BARAT
6 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Sicincin, Provinsi Sumatera Barat
√ √ - -
7 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan– Bukittinggi – Provinsi Sumatera Barat
√ - - -
6 LAMPUNG 8 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBL Lampung √ √ √ -
9 POSIKANDU Kab. Pesawaran***
7 JAMBI 10 Laboratorium Kesehatan Ikan dan lingkungan BBAT Jambi
√ √ √ -
11 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jambi
√ √ - -
12 POSIKANDU Kota Jambi**
8 BANTEN 13 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAT Curug Barang-Pandeglang
√ - - -
14 Laboratorium Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LPPIL) Serang
√ √ √ -
15 UPTD Laboratoriumn Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan Perikanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Serang
√ - - -
9 DKI JAKARTA 16 Laboratorium UPTD Pusat Perikanan Budidaya - DKI Jakarta.
√ √ - -
10 JAWA BARAT 17 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu
√ √ - -
18 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang***
√ √ √*** √***
19 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAT Sukabumi*
√ √ √ √*
20 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Sungai Buntu-Karawang Provinsi JawaBarat
√ √ - -
21 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UPTD Balai Pengembangan Benih Ikan Air Payau dan Laut Pangandaran – Provinsi Jawa Barat
√ √ - -
22 POSIKANDU Kabupaten Subang* √
11 JAWA TENGAH 23 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAP Jepara**
√ √ √ √**
24 Laboratorium Balai Kesehatan dan Karantina Ikan Propinsi Jawa Tengah
√ √ - -
25 Laboratorium Kesehata Ikan Kabupaten Kendal √ - - -
26 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Pati