Top Banner
69

-Jong28 Arsitek!-

Jun 01, 2015

Download

Business

jong arsitek

Hari spesial harus di ikuti dengan edisi spesial...

JongArsitek mengambil semangat 28 Oktober dan 10 November untuk membuat sebuah edisi khusus,

“Jong28Arsitek!”

Kumpulan 28 karya dari 28 arsitek muda yang kini dimiliki indonesia.

inilah masa depan budaya bangun bangsa ini. Baca, wacanakan, diskusikan, lalu sanggah! Biarkan dunia arsitektur Indonesia selalu bergerak dalam diskursus yang membangun bangsa...


-Untuk semangat yang tidak boleh padam-
-JongArsitek!-

cover “Jong28Arsitek!” oleh : dicky “doyix” wizmar


edisi spoilernya bisa di lihat di http://www.slideshare.net/JongArsitek/jong28-arsitekspoiler-presentation/

edisi penuhnya bisa di download di jongarsitek.com



bagi rekan-rekan yang ingin berkontribusi, memberi masukan, saran,
kritik atau mungkin sumpah serapah, bisa langsung menyapa tim penyusun di

[email protected]

jongArsitek!
adalah media bulletin kegiatan arsitek yang tujuannya
sebagai media dokumentasi kegiatan karya dan wadah
berkarya kita-kita orang arsitek yang dibuat oleh kita
dikerjakan oleh kita untuk siapa saja. Siapa saja bisa
berkontribusi dan meluangkan pikiran maupun wujud
desain yang memiliki makna yang terkadang di lewatkan
oleh orang lain, bahkan bos-kita. Gratis dibagikan
dan disebarkan dalam bentuk digital, fotokopi, print
out maupun di mading kampus-kampus, kantor, jadwal
kerja, atau sebagai poster di kamar anda, sebagaimana
bisa disebarkan sebagai berita baik, doktrinasi maupun
propaganda arsitektur dan issue-nya.
Awas penipuan dalam bentuk uang, laporkan ke Polisi
terdekat bila media ini di distribusikan secara komersial.
selamat membaca, desain menginspirasi

JongARSITEK!
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: -Jong28 Arsitek!-
Page 2: -Jong28 Arsitek!-

“Di tanganmu tergenggam Kemerdekaan-Indonesia, yakni Kekapaan, Keselamatan, Kepandaian dan Peradaban...

Kamu Kaum Revolusioner !!

Kelak Rakyat keturunanmu dan Angin Kemerdekaan akan berbisik-bisik dengan bunga-bungaan di atas kuburanmu: “Disini bersemayam Semangat Revolusioner“”.

Tan Malaka (aksi masa)

Selamat menikmati.. Desain menginspirasi

[email protected]

Except where otherwise noted, content on this magazine islicensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License

Page 3: -Jong28 Arsitek!-

JongEDITORIAL!oleh : Danny Wicaksono

80 tahun berlalu sejak para pemuda indonesia bersumpah untuk setiakepada nusa dan bangsa. Per-jalanan panjang yang mereka mulai telahmembawa bangsa ini menjadi bangsa yang kita kenal sekarang. Bangsadengan keragaman namun dengan pengikat satu yang terikrar di masa lalu. Panjang jalan bangsa ini selalu di warnai oleh berbagaiperistiwa-peristiwa yang kemu-dian mendefinisi kembali arti dari Indonesia dan ke-Indonesiaan. Patriotisme dan pesimisme selalu mengiringi jalan sejarah bangsa ini, menuju sebuah kesejahteraan yangdicita-citakan sejak bambu runcing pertama di angkat mela-wan tirani.

Kini, setelah semua patriotisme yang dulu ada, bangsa ini terjebakdalam kebingungan mencari iden-titas bangsa. Keserakahan dan ketidakadilan mengambil alih, merampas mimpi dan harapan yang dulu pernah membesarkan bangsa ini. Kita yang dulu pernah di juluki “Sang Raksasa Muda” kini terjerembab dalam masalah-masalah dasar kehidupan yang seperti tidak pernah selesai. Hilang adil, hilang makmur, termiskinkan oleh mereka yang berkuasa atas nama rakyat.

Kaum muda adalah penentu masa depan. Lebih besar dari itu, kita-lah masa depan. Harapan pagi ini adalah nafas yang membuat kita melangkah hidup. Mimpi hari ini adalah kenyataan masa depan yang membawa perubahan bagi setiap dari kita. Kita adalah patriot, karena kita harus jadi patriot. Kita harus jadi garis yang membangun bangsa, bukan titik yang lalu hilang terhapus waktu.

Pemuda harus bermimpi! Karena mimpi berarti harapan. Pemuda tidak boleh pesimis! Karena itu be-rarti mati! Pemuda harus berkarya nyata! Agar tak selamanya terjebak dalam janji-janji sendiri.

Dalam momentum 80 tahun sump-ah pemuda, JongArsitek! mencoba untuk menampilkan 28 diantara sekian banyak arsitek muda yang dimiliki indonesia saat ini. Inilah po-tensi-potensi muda Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ada yang sedang bekerja di Singapura danInggris, ada yang sedang menye-lesaikan studinya di Amerika, Ger-man, Inggris atau Belanda. Ada juga yang tinggal di Jakarta, tapi karena satu dan lain hal, tidak per-nah sempat bertatap muka. Kami mencoba untuk mengumpulkan mereka, di dalam satu edisi yang mudah-mudahan bisa mengin-spirasi siapa saja yang membacan-ya. Tujuannya semata hanya ingin menunjukkan kepada masyarakat arsitektur Indonesia pada khusus-nya dan masyarakat yang lebih luas pada umumnya, bahwa inilah 28 di-antara sekian banyak masa depan arsitektur Indonesia. Merekalah 28 diantara calon-calon penentu arah kebudayaan bangun bangsa ini. inilah pemikiran-pemikiran muda yang kini sedang mewarnai dunia arsitektur Indonesia. Sebuah upaya kami untuk menggairahkan kembali diskursus arsitektur di Indonesia. pancingan-pancingan kecil untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran baru yang (semoga) dapat menjadi lebih nyata dan berarti.

Inilah diantara arsitek-arsitek muda terbaik yang kami kenal. Orang-orang muda yang tidak pernah lelah bertutur tentang arsitektur dan memiliki integritas yang tinggi atasnya. Inilah beberapa pemikir muda arsitektur Indonesia, kami persembahkan dengan kerenda-han hati, dan harapan tinggi untuk segala hal yang mungkin jadi lebih baik karenanya...

Danny Wicaksono-JongArsitek!-

Page 4: -Jong28 Arsitek!-

Kontributortanpa basa basi, anda bisa mengecek profil mereka langsung ke Facebook dan media sosialweb lainnya.

noerhadi kritzhttp://www.face-book.com/profile.php?id=622062159

rafael arsonohttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=621537643

realrich syariefhttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=693261239

tisa medinnahttp://www.new.facebook.com/profile.php?id=737579887

reko tomohttp://www.new.facebook.com/profile.php?id=704096171

wiyoga nurdiansyahhttp://www.new.facebook.com/profile.php?id=792049984

anjasmoro maroefhttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=579839539

danny wicaksonohttp://www.face-book.com/profile.php?id=537977711

adi fajar utamahttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=627506931

basuki firmantohttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=610288061

ade yudiriantohttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=1184978615

annisa santosohttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=586654863

ardes perdhanahttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=738906172

ariko andikabinahttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=670464045

artiandi akbarhttp://www.new.facebook.com/profile.php?id=1009962893

Gacanti Swastikahttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=1647870146

ilham iyankhttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=1083521610

ilham iyankhttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=702846031

imron yusufhttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=712983112

inung rosalinihttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=537714305

kristanti dewi paramitahttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=1051445450

margareta a mirantihttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=725640933

masajik rooseno ajihttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=779074836

fajar Widhartahttp://www.face-book.com/profile.php?id=16930551&ref=ts

firman Saleh

Paskalis K Ayodyan-torowww.facebook.com/profile.php?id=547254387

andri feri khttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=1473748452

dickie w padmawidjayahttp://www.new.fa-cebook.com/profile.php?id=703273931

Page 5: -Jong28 Arsitek!-

ini adalah web baru kita, semoga, dengan web baru, kita berproduksi dan berkolaborasi lebih.

Terima kasih untuk

Sandi MardiansyahGacanti Swastika

yang telah bersusah payah mendi-rikan web dan rumah baru kita.

jongarsitek.com

Page 6: -Jong28 Arsitek!-

10

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

urban akupuntur

team design :

urbane

Page 7: -Jong28 Arsitek!-
Page 8: -Jong28 Arsitek!-
Page 9: -Jong28 Arsitek!-

16

rotterdam transitory

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

Page 10: -Jong28 Arsitek!-
Page 11: -Jong28 Arsitek!-

20

cut and push

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

menginginkan bentuk fasade sebuah bangunan komersial ruko ini dengan bentuk yang tidak biasa, namun tetap memiliki fungsi yang biasa agar dapat mengontrol harga bangunan yang tidak mahal adalah konsep dasar yang harus ditekankan ketika pemberi tugas menginginkan sebelum bangunan terbangun.menghindari pemakaian listrik di-siang hari juga merupakan tuntutan pemberi tugas.berangkat dari tuntutan pemberi tugas tersebut, mulailah berfikir memecahkan jawabannya dengan menekankan bentuk dasar bangu-nan terutama fasade dengan bentuk yang tidak biasa untuk sebuah ruko.fasade bangunan terbentuk dari bidang tipis seperti selembar kertas yang dicoba mengalami proses potong dan mengalami tekanan dari arah luar kedalam.

proses ini menciptakan sebuah bidang yang tetap tipis terpotong mengikuti bentuk yang diinginkan dan tertekan kedalam membentuk bentuk lipatan bidang yang unik. Cukup ber-beda untuk sebuah fasade ruko ini dengan yang biasanya.

untuk menjawab tututan pemakaian listrik disiang hari adalah dengan menciptakan bukaan bukaan yang cukup di sisi dinding yang bersebelahan dengan pagar. Karena bangunanny-apun didisain tidak menempel pagar kanan dan kiri, yang membentuk ruang terbuka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sirkulasi udara yang mengalir.

selain bukaan pada bidang dinding, bangunan ini juga banyak menggunakan skylight atau bukaan pada plafond yang tetap dikontrol dengan bukaan yang tidak besar agar cahaya yang masuk tidak justru menambah panas, dengan harapan pemakaian ac tidak terlalu berlebihan.

pemakaian dan pemilihan material adalah kunci agar bangunan ruko ini tidak menjadi ma-hal, maka material yang digunakanpun adalah material standart bangunan ruko, sehingga tidak ada pilihan lain bangunan ruko ini hanya menggunakan permainan warna, texture yang dihasilkan dari cat dinding sebagai material dasar, kecuali material lantai mengguna-kan keramik untuk standart ruko.

akirnya dengan bentuk yang berbeda tidak biasa, mengontrol bukaan dan sirkulasi udara yang benar, pemakaian dan pemilihan material yang tepat, maka akan tetap menciptakan sebuah disain bangunan yang tdak biasa dan luar biasa.

Page 12: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

22

the existing terminal building as a solid state analogy-where the terminal transformation start toemerge

the space between theterminal and the satelitelounge is to be speculate as an intersitial space

the propose terminal site are meant to be the adaptivereuse of the old structure.the proposal meant to be enhance the presence of theold structure

the new terminal is proposed to be a satelite building.

solid light solid

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

Page 13: -Jong28 Arsitek!-

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

initial component component variation

component row elevation

component row elevation

component row 1

component row 2

plananjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

component experimentation and deformation

component experimentation and deformation top view

component 1 component 1.2 component 1.3

component progression through blending three component variation

component parts side elevation

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

com

pone

nt s

tudy

plan

elevation

concourse

structure

elevation

component iteration 1

component iteration 2

component iteration 3

component iteration 4

elevation

elevation

initial component

diagonal mirror

mirror

main concourse

componenization

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

diagramatic section

1. initial component progression

2. initial component population

initial component intertwine to create long span structure

4. component deformation 1.1

4. component deformation 1.1 side elevation

anjasmoro maroef // pre-midreview // thesis design studio //pratt institute // instructor: jason vigneary beane and elliot maltby

Page 14: -Jong28 Arsitek!-
Page 15: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

28

Page 16: -Jong28 Arsitek!-
Page 17: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

32

Page 18: -Jong28 Arsitek!-
Page 19: -Jong28 Arsitek!-
Page 20: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

38

proyek ini hadir sebagai sebuah sikap dan kritik dari kebiasaan mem-bangun yang dikembangkan oleh sebagian besar pengembang di batam. rumah ini sejak awal dirancang untuk tidak bergantung sep-enuhnya pada penghawaan buatan di dalam ruang, di saat yang ber-samaan tetap memperhatikan privacy dan keamanan. pintu dan jen-dela dapat dibuka setiap saat, sehingga angin dapat berlalu dengan bebas. lantai dasar rumah ini masih mengikuti denah aslinya, untuk dapat menekan biaya

Page 21: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

40

Di zaman Eksistensi Circle k semakin berjaya kini, Bandung adalah sebuah industri perkotaan yang dikua-sai oleh beberapa ucing garong bernamakan market dan birokrasi. Sebuah versi lain dari kondisi Paris di era Corbusian dan Unitary urbanism, ‘Sanctioned by business and bureaucracy!’ begitu ungkap para Situ-ationist International. Terlebih pada kenyataanya, ternyata fenomena ini juga mewakili mayoritas kondisi perkotaan lainnya di Indonesia, kota-kota yang masih berjalan tanpa langkah yang efektif seiring periode pilwalkot berganti.

Tendensi market membuat birokrasi kian labil, dan kemudian dengan mudahnya dapat menyulap mekanisme kota ini menjadi sebebas dan semurah Transaksi kutang bekas di Gedebage. Seolah-olah setiap jengkal ruang kota ini adalah barang pribadi yang tak bernyawa dan bisa digadaikan dengan sokon-gan biaya kampanye. Kehebatan sebuah birokrasi dalam menghamburkan aset-aset publicnya pada pasar modal yang begitu apatis, yang dalam istilah lain biasa disebut dengan nama neo-liberalism/Late Capital-ism.

Sehingga tidak heran jika dengan mudah kita dapat menyaksikan taman berubah menjadi pom bensin, hutan kota menjadi mall, ruang terbuka menjadi pintu yang tertutup, gubuk yatim piatu menjadi sekolah international, gunung menjadi Disneyland, atau bahkan sebuah kampung yang menjadi pasir. No money therefore no space.

Mekanisme seperti ini menggambarkan bagaimana pemerintah melempar tanggung jawab suatu keterpaduan arsitek-tur kota terhadap pasar, sehingga seolah menghancurkan bentuk keterpaduan tersebut dari dalam-nya sendiri. Keberpihak-kan ini memang terasa begitu menyesakkan, namun bukan be-rarti menjadikan hal tersebut se-bagai harga mati bagi sebuah masyarakat untuk memiliki seban-gun ruang bersama, untuk memi-liki sebangun ruang ber-esensi public dalam idealnya kehidupan berkota.

Neo-lib bukan racun mematikan yang dapat membuat masyarakat di kota ini harus lan-tas merenung BT mati kutu dan lalu menyerahkan hak-hak ber-kotanya pada kepasrahan massal atau suicide bombing.

Dalam Bandung yang kian sem-pit ter-privatisasi ini, toh masih terdapat celah-caleh kecil yang tersisa, bleak ground for our so called future task, a space of little to bigger, a space of narrow to wider. Memang terlalu ironis ke-tika berbicara ruang sisa sebagai ruang public, namun begitulah keadaaanya. Tapi siapa yang bisa menyangka, bila dari ruang sisa ini sebuah revolusi bisa terjadi? Its worth a try. Bukankah ruang publik yang begitu kita idamkan dapat terdefinisi dalam berbagai kemungkinan bentuk yang ob-scure? yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya, terben-tuk dari sebuah ruang sisa.

Hal ini selanjutnya mengingatkan kita akan teori filosofis-spasial yang disebut Heterotopia oleh Foucault, ataupun Thirdspace as an othering way of Edward Soja. Othering yang dimaksud men-coba menjelaskan bagaimana se-harusnya kita melihat ruang sisa sebagai ruang lain yang berpo-tensi untuk ter-eksplorasi, Other-ing sebagai sebuah strategi kritis ber-ruang dalam keterbatasan, strategi spasial yang bergerak melalui pendekatan ‘rekombinasi’ atau ‘perpanjangan’ sebuah ruang baru terhadap ruang yang sudah ada sebelumnya.

Keberadaan ruang tersebut may-oritas tercipta sebagai sebuah residu/left-over dari pembangu-nan megastruktur kota, Koolhaas mendefinisikan tipologi ruang seperti ini sebagai sub-system pembangunan kota.

By-Pass Heteroutopia. An Othering Against The Sisterhood

Of Privatization

Page 22: -Jong28 Arsitek!-

Contoh yang paling mainstream dari bentukkan ruang ini adalah sebuah ruang dibawah kolong jembatan yang dijadikan tempat para pengemis dan pedagang asongan bermukim, atau emer-gency lane pada jembatan layang itu sendiri yang setiap malam minggu djadikan tempat singgah untuk bercinta para pasangan-pasangan ekstrim yang dengan santai memakirkan motor mereka sambil menikmati pemandangan lampu kota, di Bandung dapat kita jumpai ke-sisa-an ini di Fly-Over pasupati, atau mungkin fly-over Kiara Condong.

Tipologi ruang sisa yang selalu terkolerasi dengan jalan raya ini bila ditilik lebih lanjut akan tera-kumulasi dalam jumlah yang be-gitu besar, dengan presentase minimal dari 1.173.81 km total luas infrastruktur jalan di Band-ung saja, sekiranya sudah dapat terbayang begitu luas ruang pub-lik yang bisa diperoleh, bukankah Marco Kusumawijaya pernah mengemukakan bahwa jalan ada-lah ruang publik terbesar di dalam sebuah kota? as well as it expli-cated by Philly Richardson that “since transport is a lifeline to the city, any improvements are bound to have an effect greater than its original purpose”, and if that really so, The city would become a giant playground, as stations for a per-petual Revolutionary Festival! Lantas kemudian pertimbangan tersebut yang menjadi konsepsi awal dalam perancangan ruang sisa yang satu ini, ruang sisa yang dalam pandangan umum masih tergolong illegible spaces, or maybe even at the worst have never been considered as a form of space.

Ruang yang dimaksud adalah sebuah ruang linier yang membe-lah Bandung bagian selatan ber-namakan Median.

Median, atau Central Reserva-tions (UK) adalah sebuah pulau linier yang berada diantara dua jalur jalan yang berlawanan, linier strip in between 2 opposite adja-cent lanes. Sebangun safety bar-rier dengan elevasi tanah lebih tinggi dari jalan utama, dengan lebar standard 6.1m (pada high-street atau highway). Median ini bagaikan anak haram yang lahir dari pembangunan megastruktur jalan raya, dalam hal ini adalah highstreet by-pass Soekarno Hat-ta Bandung, sehingga bila disim-pulkan, median ini adalah sebuah ruang sisa yang benar-benar ter-sisa secara fisik, sosial mapun ordinat keberadaan-nya sendiri pada google maps kota Bandung. Tanpa penyikapan design, ruang sisa seperti ini hanyalah universe of rampant cohesion ujar kool-haas, namun ironisnya orang-orang secara tidak sadar kerap sekali melakukan aktivitas bahkan intervensi dengan intensitas yang tinggi pada ruang ini. Hal ini mem-buktikan bahwa median adalah sebuah ruang publik fungsional yang hidup, yang diapit oleh dua ruang publik fungsional yang mati (jalan raya dengan mobil kencang saling menyalip). Respond design terhadap ruang yang penuh inter-vensi manusia Ini dapat dikatakan sebuah bentuk praxis psycho-geography dalam urban design, yang dulu dipopulerkan oleh Guy Debbord pada era eropa 60-an. (* The study of the specific effects of the geographical environment (consciously organized or not) on the emotions and behaviour of individuals). Berbicara mengenai penyikapan linkungan terhadap sebuah perilaku, emosi spesifik masyarakat yang berada di ka-wasan tersebut.

Lalu Mengapa harus median?

Pada tapak yang di-ambil, Kawasan tersebut dinilai padat akan aktifitas manusia na-mun dengan ironisnya tidak terse-dia ruang publik sedikitpun yang memadai, adapun pedestrian se-bagai sarana publik telah di klaim sepihak sedikit demi sedikit oleh para pedagang pulsa, pedangang tabloid, tambal ban, dan lain se-bagainya sebagai domainnya masing-masing.

Buruknya kualitas sa-rana publik yang ada di kedua sisi jalan mengakibatkan inisiatif inter-vensi manusia untuk menyebrang ke daerah median, dan kemudian melakukan aktivitas pedestrian pada median, mengingat median pada keadaan sekarang adalah hamparan rumput kosong dengan beberapa lampu jalan dan shrubs di tengahnya. Median ini telah menjadi tools sebuah pelarian fungsi yang genuine, tidak hanya sebagai sarana menyisir jalan, namun juga digunakan sebagai tempat berteduh, tempat singgah para asongan, tempat beristira-hat, dan masih banyak lagi aktifi-tas urban yang secara real terjadi disini.

Penyikapan yang ke-mudian diterapkan adalah pem-bentukan median sebagai taman kota sekaligus arena sirkulasi ter-padu terhadap fungsi bangunan sekitar, median ini dirancang den-gan tujuan membentuk sebuah public space yang kondusif dan tanpa banyak melakukan pem-bongkaran struktural. Implikas-inya adalah dengan menciptakan bukaan sirkulasi pada titik tertentu sebagai orientasi penyebrangan massal yang efektif dan meng-komodasi berbagai intervensi/aktivitas manusia yang sebelum-nya kerap terjadi dengan olahan order linier. Sequence ruangnya memungkinkan banyak integrasi ruang urban terjadi disini, fleksibil-itas ruang dapat memunculkan banyak interaksi public yang telah hilang karena ketidaktersediaan ruang disekitarnya.

Page 23: -Jong28 Arsitek!-
Page 24: -Jong28 Arsitek!-

Median sebagai ruang antara sebenarnya dapat melahirkan begitu banyak ruang fungsi yang beragam, seperti halnya bila dirangkai menjadi sebuah ‘linier city’, yang tentunya akan mem-buat banyak ruang urban dalam berbagai bentukan; mulai dari ta-man, mini boulevard, skate park, monumen/landmark, sampai pen-erapan paling hardcore berupa rumah makan bertingkat atau mungkin tempat berendam air pa-nas. Kenapa tidak?

Menyangkut fenomena terkait, konsepsi design selanjut-nya terorientasi untuk mejadikan heterotopia pada by-pass ini seba-gai ruang public hijau. mengingat kebutuhan kota akan keberadaan ruang public dan RTH itu sendiri di Bandung sudah cukup kritis (Bandung baru mencapai angka 7% dari goal 30% target penye-diaan RTH), sehingga penerapan ini secara parallel dapat menga-tasi problematika minimnya ruang publik dan RTH disaat yang ber-samaan. Akumulasi pengaspalan jalan sebagai pemanjaan kend-araan setidaknya dapat diseim-bangkan dengan penambahan volume ruang publik dan penghi-jaun resapan biopori.

Dengan penyikapan ini, Median tidak lagi menjadi sekedar ruang sisa yang teracuhkan, na-mun sebuah arena berkota yang hidup, sebuah sirkuit Flaneur a la Baudeliare, sebuah multitude drifting track of our very foot! The way of thirding or exploring counter site sort of this, is a product of identifying our real life in this so called modern capi-talistic city, because yes modern life is rubbish as it always be, get busy livin or get busy dyin for it my ladFist raising against your goliath is an old fashioned warfare, ide-alizing our Heteroutopia by third-ing/othering this 360 degrees spacious world could spawn the best urban activity, urban dynam-ics would no longer be driven by capital and bureaucracy, because

we believe in something fairly gold called ‘participation’.

Organize the city for the enrich-ment of everyday life. For the fu-ture we are worrying about

Best.Artiandi Akbar.

Page 25: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

48

Jogjakarta dibentuk dengan citra dan cita-cita sebagai kota yang mampu mempersiapkan generasi-gen-erasi baru pembangun bangsa. Kota pendidikan dengan akar tradisi Jawa yang kuat, kekayaan akan nilai kearifan lokal, sampai seni budaya tradisional yang menghiasi Malioboro menjadi citra kota ini. Namun, ke-nyataan dan pencitraan tidaklah sejalan. Arah pembangunan kota tidak menunjukkan kekayaan dan potensi besar yang dimilikinya.

Kota pendidikan ini tidak memiliki perpustakaan yang representatif, mal-mal lebih subur bertumbuh dari-pada pengembangan sarana dan prasarana iptek atau research center. Pencitraan kota pendidikan seakan mandeg dengan banyaknya perguruan tinggi dan sekolah-sekolah. Itu saja. Berdasarkan keinginan untuk menciptakan arsitektur yang sesuai dengan citra, yang tepat dengan konteks, dan memiliki nilai lebih dalam skala luas, mediatheque ini lahir.

Dalam sebuah era dimana waktu demikian berharga, seseorang “tidak lagi bisa” berada di satu tempat untuk satu kepentingan saja. Beberapa aktivitas harus dilakukan dalam satu tempat, satu waktu, kalau bisa. Perpustakaan, yang identik dengan ketersediaan buku-buku tebal dan berdebu, harus berubah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman ini. Mediatheque, adalah sebuah evolusi dari bibliotheque. Di Jogjakarta ini ia hadir menggabungkan perpustakaan, toko buku, akses media dan internet, serta menye-diakan ruang terbuka publik yang mampu mewadahi beragam aktivitas pengunjungnya. Mediatheque ini hadir sebagai representasi keinginan untuk membangun citra kota pendidikan, sebagai gambaran arsitektur compact yang mewakili masyarakat yang hidup di era informasi, dan sebagai bentuk pengembangan indie yang melawan arus besar.

Page 26: -Jong28 Arsitek!-
Page 27: -Jong28 Arsitek!-
Page 28: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

54

this project tries to redefine the design of a tropical house, in alocation that doesn’t have the luxury of space to create wideopenings. Situated in an area where neighbors are attached to thesides and the back of the building, this scheme offers a differentapproach in creating air flow to diminish humidity in the livingchamber. The strategy is to create a cold air chamber by creating alarge pond in the ground floor, and a hot space in the upper part ofthe house. An air chute made of metal, installed in the roof garden,will then act as vacuum mechanism to create an air circulation. asimple passive cooling principle. when the pond is dried, it can thenact as an extension space for occasions that needed extra space suchas family gathering.

ketika kebiasaan membangun yang rapat dan iklim tropis bertemu, makasirkulasi udara dalam sebuah bangunan tinggal menjadi hal krusial yangharus di pecahkan. kemewahan untuk mendapatkan bukaan-bukaan besarsebagai sirkulasi udara adalah hal yang hampir mustahil. ketika hanyasisi depan dari tapak yang memungkinkan untuk di jadikan bukaan, makasebuah pensiasatan harus dilakukan agar udara dapat tetap mengalirdengan baik dan suhu ruang-ruang aktif dapat berada dalam (palingtidak mendekati) suhu ruang yang ideal.walaupun membuat bangunan “lepas” dengan memberikan jarak di ketigasisi yang berdempetan dapat memberikan ruang untuk udara bersirkulasi,hal ini berarti mengurangi ruang efektif yang dapat digunakan untuktinggal. beberapa arsitek menerima hal ini dan bertoleransi terhadapkonsekuensi-konsekuensinya, tapi rasanya seperti terlalu cepat puasjika kemudian ini menjadi hanya satu-satunya cara untuk mensiasaticara membangun di lahan seperti ini.rumah ini mencoba untuk melihat potensi lain hubungan antara minimnyaprogram yang diminta oleh klien dan masalah kerapatan bangunan yangada di sekitarnya. sedikitnya program yang diminta, membuatruang-ruang untuk hidup sehari-hari dapat di masukkan kedalam satulantai saja. ketika ruang ini diangkat, maka ada ruang kosong padalantai dasar, lantai ini kemudian difungsikan sebagai kolam, dengantujuan untuk menghasilkan ruang dengan suhu yang lebih rendah.untuk memungkinkan udara dingin di lantai dasar ini naik ke ruanghidup di atasnya, lantai pada ruang hidup di lubangi dengan diameteryang beragam.lantai paling atas di fungsikan sebagai dapur, area servis, dan taman.di lantai ini juga dipasang corong dari besi, gunanya sebagaigenerator efek venturi, untuk menarik udara di bawahnya mengalirkeluar.

secara teoretis, seharusnya kolam di lantai dasar dapat menurunkansuhu di lantai dasar. udara dingin ini yang kemudian di harapkan dapatnaik, merembes ke ruang hidup diatasnya untuk memberikan suhu ruangyang, paling tidak mendekati, suhu ruang yang ideal.teori ini masih sangat bisa diperdebatkan. hal-hal tentang konsekuensipenempatan kolam air dengan ukuran sebesar itu adalah hal yang masihharus terus dikaji dan diuji.

-danny wicaksono untuk mamostudio-

Rumah Pondok BambuPondok Bambu House

Page 29: -Jong28 Arsitek!-
Page 30: -Jong28 Arsitek!-

5958

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

58

Koffka. flagship store, Bandung. Indonesia

Page 31: -Jong28 Arsitek!-
Page 32: -Jong28 Arsitek!-

6362

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

62

WAR

WAR

Page 33: -Jong28 Arsitek!-

WAR

WAR

Page 34: -Jong28 Arsitek!-

WAR

Page 35: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

68

Jakarta Design Center (JDC ) sebagai pusat komunitas desain dengan segala fungsinya sudah selayaknya memiliki karakteristik yang kuat melalui kacamata desain. Selain berpotensi kuat menjadi landmark di antara lingkungan sekitarnya, bangunan ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan positif bagi cityscape kota Jakarta.

Merevitalisasi sebuah bangunan tidak cukup hanya dengan mengganti desain muka, tetapi harus mem-buka akses bagi semua penggunanya, misalnya dengan “menyuntikkan” fungsi-fungsi baru yang dapat menunjang dan meningkatkan fungsi-fungsi awal, seperti menciptakan ruang-ruang publik, fungsi komer-sial, dan lain sebagainya di dalam bangunan eksisting. Saya dan Wildan Nachdy, menyebut kompetisi desain ini sebagai “redefining”, mendefinisikan kembali fasade JDC menurut sudut pandang kami. Dalam mendefinisikannya kami berusaha menekan isu “rumit” dari sisi teknis dan menampilkan desain yang “sederhana dan berkarakter” sehingga dapat memberikan sesuatu yang lebih bagi penggunanya.

Untuk menterjemahkan muka lama menjadi baru versi kami adalah dengan menciptakan layer baru di se-lubung bangunan eksisting. Panel aluminium yang menempel saat ini diganti dengan kaca yang memiliki modul persis dengan kondisi rangka eksisting, sehingga rangka tersebut masih dapat di gunakan kembali. Tujuan penggantian panel aluminium dengan kaca adalah untuk memberikan kesan ringan dan menerima pantulan layer di depannya sehingga menimbulkan kesan bergerak atau dinamis pada muka bangunan . Untuk layer di muka kaca kami mencoba menciptakan sesuatu yang modular tetapi mempunyai pola yg kuat sehingga dapat mamberikan efek yg “mapan” dan dinamis.

Kemudian seperti yang telah disinggung sebelumnya, kami menyuntikkan ruang – ruang publik ke dalam bangunan eksisting. “Sky terrace” di sudut bangunan adalah semata-mata untuk menggairahkan fungsi yg ada yaitu dengan menciptakan ruang pamer sementara atau outdoor café di ruang terbuka tersebut. Sama halnya dengan landscape eksisting di mana kami coba menghidupkan kembali plaza di depan bangunan dengan memperbesar plaza yang ada dan menempatkan “water feature”, hardscape dan softscape yg da-pat diakses oleh publik dan memajang karya2 seni sebagai “space art” untuk menampung segala aktivitas seni di jakarta bahkan di indonesia. Dengan demikian bangunan ini kami harapkan dapat menjadi salah satu suntikan “urban accupunture” untuk membuat kota jakarta menjadi lebih baik dalam konteks “urban development”./fs

Deskripsi Proyek :Sayembara Desain Muka Gedung Jakarta Design Center

desainer : firman saleh & wildan wachdytahun 2007 - 2nd place winner.

Page 36: -Jong28 Arsitek!-
Page 37: -Jong28 Arsitek!-
Page 38: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

74

flipped house adalah rumah vila yang terletak di daerah perbuki-tan Dago pakar, Bandung. Di desain sebagai rumah peristira-hatan bagi keluarga kecil yang terdiri dari orang tua dan dua anaknya yang beranjak dewasa. Tapak Dago Pakar memiliki keis-timewaan tapak perbukitan yaitu memiliki level tanah yang berkon-tur dan memiliki vista ke arah kota Bandung yang tidak terhalang sehingga dapat melihat cekungan seluruh kota Bandung.

Berdasarkan letaknya terhadap permukaan jalan, tipologi rumah di daerah perbukitan yang berkon-tur bisa di golongkan menjadi dua, yaitu tipe bukit dan tipe lembah. Tipe bukit umumnya memiliki konfigurasi fungsi ruang secara vertikal yaitu ; garasi dan servis di lantai dasar, ruang bersama di lantai satu kemudian ruang privat di lantai atas. Pada tipe lembah, konfigurasi fungsi ruang vertikal umumnya adalah ; ruang ber-sama di lantai dasar, ruang privat di lantai atas, dan ruang servis di lantai basement.

Flipped House

tipologi akses langsung

tipe turun, tipe naik

PROJECT CREDITSflipped houseBandung, Indonesiaconstructed 2008, estimated completion 2009Building Data.Site Area: approx. 500 m2Building Footprint: approx. 113 m2Number of Levels: 3Team.Principal Architect : Ginanjar RamdhaniArchitectural Design : Ginanjar Ramdhani, M.Hikmat.S, Anggie Radik PrihantoModel : Anggi Radik PrihantoStructural Design : Hendro S Kartono, Reliance Consulting EngineersUtility Design : Noviar FirdausGeneral Contractor : Farid Risman, PT. Rekamitra SelarasPhotograph : Muhammad Sagitha Purwaganda

Page 39: -Jong28 Arsitek!-
Page 40: -Jong28 Arsitek!-

Pembalikan komposisi fungsi tersebut mengakibatkan area en-trance utama berada pada level paling atas. Sehingga diperlukan akses langsung dari level lantai dasar ke entrance utama terse-but. Berdasarkan studi kami terh-adap bangunan vernakular eksist-ing yang berada di kota bandung, adanya akses langsung ke lantai yang paling atas adalah hal yang umum dan bahkan dapat mem-buat komposisi arsitektur yang lebih menarik dan atraktif.

konsepflipped house adalah rumah tipe bukit yang memiliki konfigurasi baru gabungan tipe bukit dan tipe lembah. Area privat dan ruang bersama pada rumah ini dibalik secara vertikal dari konfigurasi tipe bukit pada umumnya. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa potensi vista maksimum ke arah lembah lebih baik dinikmati ber-sama keluarga di ruang bersama , dibanding menikmatinya secara individu di kamar masing-masing. Selain itu dengan konfigurasi ver-tikal tersebut akses dari ruang bersama ke roof garden menjadi mudah dan secara tidak langsung menjadi ekstensi ruang bersama tersebut.

Masa bangunan terdiri dari kom-posisi bend-cut box yang setiap box nya mewakili fungsi yang di naunginya. Box tersebut di- bend dan di- cut berdasar pada po-tensi site dan program ruang yang dinaunginya. Penggunan material kaca transparan pada bidang box yang di cut adalah selain sebagai bingkai untuk melihat vista luar juga sebagai upaya memasukan ruang luar ke ruang dalam rumah. Sehingga rumah terlihat lebih luas dari sebenarnya.

Untuk pendinginan ruang dalam rumah, ada beberapa strategi yang dilakukan, yaitu memakai prinsip cross air ventilation, mengingat posisinya yang terda-pat di lereng perbukitan sehingga dibuat tangkapan terhadap angin lembah untuk mendinginkan iklim dalam rumah. Kemudian peng-gunaan atap pelana dan kisi hori-zontal di bagian kepala bangunan dimaksudkan untuk menghasilkan chimney effect. Sehingga udara dapat bergerak dari setiap lantai melalui void tangga. Penggunaan cross air ventilation dan chimney effect ini menjadikan tidak per-lunya tambahan air conditioner tambahan sehingga menjadikan rumah ini nyaman dengan biaya operasional yang murah.

Page 41: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

80

Page 42: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

82

Musholla & Youth CenterPesantren Ar Rahmah

Page 43: -Jong28 Arsitek!-
Page 44: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

86

Page 45: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

88

PrologPerancangan Arsitektur B yang menjadi ranah merancang kali ini adalah salah satu studio di jurusan Arsitektur FTUI yang biasanya dii-kuti oleh mahasiswa tahun ketiga. Mahasiswa diberikan dua tugas perancangan yang harus diker-jakan dalam kurun waktu kurang lebih 4-5 bulan.

Perancangan yang akan disam-paikan kali ini adalah tugas yang kedua. Mahasiswa diberikan pemicu berupa perkataan speed, movement, and everyday life, yang terjadi dalam konteks ke-hidupan berkota. Kami diharap-kan untuk peka terhadap isu-isu yang terjadi dalam konteks urban dan menuangkannya dalam suatu bentuk perancangan yang sifat-nya mengarah ke sesuatu yang eksperimental namun berdaya guna.

PERANCANGAN ARSITEKTUR BSPEED, MOVEMENT AND EVERYDAY LIFE

IN URBAN CONTEXTLatar BelakangKeberadaan kaum komuter ada-lah salah satu fenomena urban di Jakarta.Akibat kurang meratanya lapan-gan pekerjaan dan mahalnya har-ga tanah di tengah kota, banyak orang yang memilih untuk bekerja di tengah kota namun bertinggal di pinggir kota, yang jaraknya cukup jauh dan bahkan bisa memakan waktu hingga dua sampai tiga jam waktu perjalanan. Suatu hal yang cukup mengejutkan dan berujung pada kehidupan yang begitu tidak efisien. Mereka berangkat dari rumah pagi dan pulang malam. Tidak ada waktu untuk bersantai membaca Koran di pagi hari atau-pun bersenang-senang di malam hari, semua waktu habis terpakai di jalan. Sampai ada lelucon yang menyatakan fenomena ini seba-gai ‘tua di jalan’.

Bagi orang-orang ini, kecepatan, pergerakan dan mobilitas adalah makanan sehari-hari. Pemerintah berusaha mengakomodir kebu-tuhan untuk bergerak ini dengan menyediakan jalan. Ketika jalan darat sudah tak lagi mencukupi, maka jalan layang merupakan salah satu jawaban. Namun, ba-gaimana dampak pilihan itu terh-adap kehidupan berkota?

Ruang-ruang di antara jalan layang tersebut adalah ruang-ruang yang terbuang. Bagaimanapun, tinggin-ya jumlah kendaraan di Jakarta yang tidak berbanding lurus den-gan panjang jalan yang tersedia menyebabkan terjadinya kemac-etan parah yang terjadi dimana-mana. Termasuk tentu di jalan layang. Bisa dibayangkan kemac-etan parah yang terjadi di jalan layang—dimana tidak mungkin untuk menepi ataupun beristira-hat—akan menimbulkan dampak signifikan terhadap tingkat stress para kaum komuter tersebut.

Penjelasan RancanganBerkaitan dengan isu kaum ko-muter yang diangkat di atas, saya kemudian memutuskan untuk me-nempatkan tapak yang menjadi lokasi perancangan ini pada per-simpangan jalan layang di area Tomang yang berdekatan dengan Mal Taman Anggrek. Pemilihan ini didasari oleh tingginya tingkat lalu lintas komuter di sana yang juga memicu ‘pertumbuhan’ jalan layang yang signifikan. Bahkan di tempat yang sudah begitu sem-rawut, pada saat perancangan ini dimulai ada kabar bahwa pemer-intah akan membangun 13 jalan layang baru di sekitar daerah tersebut.

Kaum komuter membutuhkan tempat untuk relaksasi, suatu tempat yang dapat dijangkau tanpa harus meninggalkan jalan layang tersebut. Waktu, ruang dan pengalaman adalah sesuatu yang harus dirancang dengan akurat dalam rancangan ini, yang akan dialokasikan di persilangan dua jalan layang. Berkaitan dengan karakter jalan layang itu sendiri, merancang dengan perputaran dan persilangan adalah jawaban.Rancangan ini mengintegrasikan kebutuhan dan juga keinginan kaum komuter. Apabila menye-butkan tentang kebutuhan, maka akan terdiri oleh sesuatu yang fungsional. Kebutuhan dasar kaum komuter biasanya selalu berkaitan dengan kebutuhan transportasi mereka atau kehidu-pan sehari-hari mereka, sep-erti mencuci mobil, ganti oli (bagi yang memiliki kendaraan pribadi), makanan kecil, uang kontan, atau kebutuhan higienis seperti toilet atau kamar mandi dan ruang un-tuk shalat.

Page 46: -Jong28 Arsitek!-

Sedangkan keinginan kaum ko-muter menjadi salah satu hal yang diangkat oleh rancangan ini. Dirancang sebuah pusat rekreasi di bagian tengah rancangan ini, yang mengakomodasi kebutuhan hiburan yang bervariasi. Seperti pemandangan kota, café, teater rakyat, musik, bioskop mini gratis, dan perpustakaan mini dan inter-net. Bentuk hiburan ini dirancang agar mereka dapat berinteraksi

ataupun melakukan kebutuhan-kebutuhan rekreasi kecil yang se-lama ini selalu terlewat atau tidak dapat dilakukan karena kegiatan komuter mereka. Bagi yang men-gendarai kendaraan pribadi, mer-eka dapat menikmati kebutuhan-kebutuhan ini selagi kendaraan mereka sedang dirawat (dicuci atau diganti oli).

Bentuk dari rancangan ini meru-

pakan gabungan dari bianglala dan roller coaster. Ketika me-masuki area pusat rekreasi, kend-araan mereka akan diangkut den-gan sistem bianglala ke area car center (sequence nomer 3). Para pengemudi ataupun penumpang bisa turun dan menikmati fasili-tas yang ada (sequence nomer 4) dan kemudian keluar dan kembali ke jalan layang(sequence nomer 5 dan 6).

Dengan menggunakan aliran pergerakan yang terjadi di tapak, diharapkan rancangan ini dapat membaur dalam lalu lintas yang terjadi pada kehidupan kaum ko-muter sekaligus memanfaatkan ruang-ruang antara yang terdapat di sela-sela jalan layang.

Page 47: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

92

Shaky Bom is an urban interior furniture combines function and aesthetic in one. The idea is to give an added value to a common functional system so that it will contribute more to the urban space. Lighting, waste bins and bench are integrated in the sculptural and dynamic form becoming an attractive object. The four shapes of the lightings are inspired by the characters of each waste classification to make people easier to sort and throw waste by the classifications. The bench is designed in a modular system to allow flexibility that makes Shaky Bom can be placed in any kind of locations. All the materials used are from the selected waste included in the list of municipal waste that are considered durable to be put outside. No color is chosen to let the materials speak themselves. Shakygrooving and dancing, celebrating the sustainability issues in a sustainable fun way.

Winner of scholarship Master RSP Istituto Europeo di Design Milano for Sustainability

Page 48: -Jong28 Arsitek!-

3

Page 49: -Jong28 Arsitek!-
Page 50: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

98

perkenankan saya untuk mempresentasikan bukan karya saya sendiri.tulisan ini sebuah refleksi saya tentang pengalaman berarsitektur yang saya alami.selama 5.5 tahun saya melewati waktu saya bersama dengan andramatin architect.dan proses pembelajaran tersebut masih berlangsung sampai dengan sekarang ketika memutuskan untuk keluar dari andramatin architect dan meneruskan dikantor Alsop Singapura.saya yakin proses tersbut akan ‘tetapterus’ berlangsung.saya hendak memulai dengan 3 project andramatin architect, dimana semua prinsip desain berasal dari andrama-tin.

1. Villa di Seminyak Bali (2004-2006)fungsi sebagai rumah singgah.Luas bangunan +/- 150m2ketinggian 2 lantai.zoning dibagi mnjd 3 bagian, zona private : masterbedroom, zona publik : guest bedrooms,living,dinning,kitchen, serta zona servis. setelah melihat kondisi site yang berada di dekat pantai kita tidak akan banyak menjumpai pohon besar,kamboja atau yang lain, selain kelapa tentunya.kondisi site awal cenderung kering dan gersang.

Desain mengambil ide dari ranting pohon kamboja.saya belajar tentang proses pencarian ide,yang diambil dari’loci’nya. Arsitektur mencoba memberi nilai tambah kepada lingkungannya, melalui ‘tree spirit’ dan semangat menanam pohon.ide ranting di masukkan kedalam denah dan pengaturan massa bangunan yang tidak saling tegak lurus seperti ranting. dipertegas dengan framing ranting yang berfungsi sebagai ‘aling-aling’/pelindung.konsep ranting kamboja menghasilkan bentukan arsitektur yang baru serta detail baru bagi saya.

Villa ini dibangun melalui proses yang panjang dan mengalami perubahan dasar sampai lebih 3 kali.bahkan pada saat dibangun progresivitas idenya masih berlanjut.

riset

Page 51: -Jong28 Arsitek!-

2. Kantor dan Studio TV di Kemang jakarta selatan.(2004-2006)fungsi utama sebagai kantor perusahaan salah satu distributor karakter kartun dari Jepang.Luas +/- 1200m2zoning dibagi menjadi 4 bagian dasar : zona kantor, zona studio rekaman visual dan suara, zona taman kanak kanak, serta zona kios merchandise.mengambil ide muka salah satu karakter kartun yang plastis, tercipta bentuk oval.sekalagi arsitektur dimulai dengan usaha mencari ide ‘sangat khas’ dari bangunan itu.kali ini bukan dari tempatnya. saya belajar bahwa arsitek berani memutuskan mengambil salah satu dari ribuan variabel bebas dan mengolah sebagai ide dasar.SIte berada di daerah Kemang yang hijau, maka yang terpikir adalah preservasi.dalam pembuatan denah kita berusaha meminimalisir penebangan pohon yang sudah ada di site.bangunan publik di Kemang mayoritas memiliki sejumlah permasalahan antaralain perparkiran serta drainase lingkungan-banjir.Kemang diperuntukkan sebgai daerh hunian namun Kemang berkembang sebagai daerah komersial.peraturan kota tidak bisa membendung perkembangan kotanya.pada akhirnya Zona parkir diletakkan di basement, alih alih untuk supaya kelihatan hijau di lantai dasar, akhirnya selalu kena banjir.sebuah paradoks.hasil akhir arsitekturnya cukup menakjubkan buat saya, sesuatu yang baru, keluar dari typologi umum bangunan kantor dan studio.mungkin baru bagi typologi bangunan untuk anak-anak di jakarta.

3. Studio Rekam di TB Simatupangfungsi utama sebagai studio sewa rekam visual dan suara.Luas > 1500m2ide berasal tanggapan terhadap site sekitar yang berada di titik terendah seberang jalan tol TB Simatupang. agar bangunan terlihat secara visual maka diperlu-kan element vertikalselain itu ide gambar bergerak juga mendasari desain massa dan kulit bangunan. saya belajar tentang penangan proyek yang berjalan. Peran kontraktor me-nentukan hasil akhir terwujudnya ide tersebut. keterlibatan pihak lain non arsitek dan non owner juga vital, seperti Quantity Surveyor, Sub Konsultan, Kontrak-tor, Sub kontraktor serta Pemerintah sebagai pemegang otoritas peraturan. diperlukan upaya besar seorang arsitek untuk menjaga kualitas pekerjaan dan hasil akhi, terutama dalam pengambilan keputusan di lapangan.

4. “bagaimana mata melihat”ini adalah research saya dengan teman saya Rizki Supratman, mengenai ruang. Di awali dengan percakapan kami mengenai ide ruang, bahwa ruang dapat tercipta melalui apa saja.terinspirasi oleh metode melukis Salvador Dali dalam lukisan Mae West’s Face dan Paranoic Visage, serta metode design arsitektur Zaha Hadid yang ter-pengaruh oleh lukisan konstruktivism nya Iakov Chernikov.saya mencoba mencari ruang ruang yang hilang yang tidak tertangkap oleh mata biasa, alat yang dipakai adalah kamera.lalu dengan photoshop saya mencari ruang tersebut.hal sederhana yang menyenangkan.

Page 52: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

102

Satu helai ‘red carpet’ yang menerus dan membelit karya sekaligus pengunjung menjadi satu kesatuan, adalah apa yang hendak ditampilkan oleh instalasi ini.Instalasi ini menampilkan puluhan panel karya arsitektur yang ditampilkan dalam format horizontal dengan warna senada yaitu merah.

Bentuk yang ada adalah hasil diskusi antara disainer dengan pihak penyedia tempat yang menghendaki agar instalasi yang bertempat di koridor mal dengan panjang total kurang lebih 40 meter ini tidak menghalangi visual antara butik yang berseberangan. Maka pada desain yang merupakan alternatif kedua ini instalasi dibuat lebih berongga dengan tetap mempertahankan dominasinya di tengah-tengah koridor kosong diantara butik-butik yang pada saat itu juga belum terisi.

Warna merah instalasi adalah warna merah IAI, yang juga digunakan pada warna dasar panel karya. Satu hal lagi dari IAI yang diterjemahkan ke dalam instalasi ini adalah pada bentuk tekukan masing-masing modul yang sengaja mengambil sekilas bagian ‘A’ dari logo IAI.

s a t u h e l a i

Page 53: -Jong28 Arsitek!-
Page 54: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

106

Felicity (n):happiness: state of well-being characterized by emotions ranging from contentment to intense joy

“What if a city is built on a foundation of happiness?”

The FeliCity project is based on the idea of developing a poly-centric urban region based on the Gross Na-tional Happiness concept. Through an Internet search of expressed feelings by inhabitants of each City in the Belt1, the Happiness Index of each city is calculated. This index is then mapped on the region, creating an emotional landscape of the region. This emotional landscape shows a range of peaks and troughs which is not analogous to the physical size of the city nor its economic prowess.

The project proposes that the key strategy in developing this region is to regulate the levels of happiness so as to maintain a state of ‘emotional equilibrium’ across it. The concept of ‘emotional equilibrium’ is deeply embedded in the idea that a region is able to develop at its maximum potential when it has a high Happiness Index. Thus, through regulating and transferring the emotional energy of happiness from one city to another, this ideal state can be achieved.

In order to achieve this, it is proposed that the M8 be replaced by a new transport system, named Plutchik2, which other than being a mass rapid transit system is also a means to regulate the emotions of commuters from one city to another.

The Plutchik system is based on the metaphor of a roller coaster which represents the emotional journey of humans up and down the track. The system is made up of stations along a common track, much like a conventional mass transit system but, beyond that, every aspect of it will be based on the emotional land-scape map. Each Plutchik station will be located in response to how it fares in the happiness index study. For instance, a town with a low score will find its station located at high altitudes in order to evoke a strong emotional response; probably a cocktail of fear, happiness and anticipation of going down a slope. The op-posite will be true for a city with a high index score.

In all, this project aims to ask the stakeholders in the built environment, “What if a city is built on the concepts of happiness?”

Footnotes1- A Google search was done with the key word “I Feel + ‘Name of emotion’ + ‘Name of city’ “ and the results tabulated.

2- The system is named after Robert Pluchik whose psychoevolutionary theory of emotion is probably one of the most influential classification approaches for general emotional responses.

Paskalis Khrisno Ayodyantoro | David Lee | Adib Jalal

F e l i c i t y

Page 55: -Jong28 Arsitek!-
Page 56: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

110

First designed at 2005, the plan was wall-ess covered by ptched-roof. By years, mosque in neighborhood nowadays grows with plenty demand more than just a prayer space, the extra function was added to the

program: classroom, library and more storage.

Situated in the corner of public park inside housing complex, the intention is not monumentality and to be grandeur, rather to be modest and familiar to the surroundings. Hence, the mosque is designed in single-tone, non-decorative way. The “kiblat” is heading the street. The concept of the mosque was then change

to a complete wall-plan, blocking the noisy hook. The walls configure the mosque was chosen to give border within open-perimeter site without actually making fences.

Two main function, the classroom & prayer room divided in two level stacked to one another. The prayer hall, located in upper level, opens to the park visually, with the prayer ritual head to the wall. The “mihrab”

designed above reflecting pool as a foreground of the inner-wall and yet to give the sense of floating to the “imam”. The flat, accessible, roofgarden can be used for several occasion, like meeting or even experienc-

ing open-air midnight praying.

CLIENT : THE BOARD OF AL-MADANI MOSQUE ARCHITECT : RAFAEL ARSONO LOCATION : BSD CITY SEKTOR XII-5 KENCANA LOKA DESIGN : 2006-2007 FOOTPRINT : 900 M2

TOTAL FLOOR AREA : 1060 M2 SITE AREA : 1350 M2

The Prayer WallAL-MADANI MOSQUE

Page 57: -Jong28 Arsitek!-
Page 58: -Jong28 Arsitek!-
Page 59: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

116

“My Passion and great enjoyment for architecture and the reason the older I get the more I enjoy it is because I believe we – architects – can effect the quality of life of the people” Richard Rogers.

Konsep menegakkan impian ini ada dalam rangka berpartisipasi dalam pameran Reinventing Bandung “intervensi arsitektur di ruang – ruang hilang Bandung” pada tanggal 23 – 31 agustus 2008. Konsep yang disajikan diharapkan mem-berikan nuansa yang berbeda dari sudut perencanaan kota Bandung dimana bisa menjadi contoh untuk pengembangan kota berskala sedang yang memiliki integrasi dengan isu ekonomi, ekologi dan sosial. Diharapkan dengan ini bisa mencerdaskan kehidupan masyarakatnya dimulai dari sebuah kegiatan yang sangat sederhana. Yakni kegiatan sehari - hari, dimulai dari bangun, beraktifitas, dan beristirahat. Keseluruhan konsep yang ditampilkan ini, akan membuat Band-ung, menjadi kota dunia yang romantis dan tidak akan terlupakan sejak kaki ini melangkah di satu telapak pertama.

adanya Lapangan Sepakbola di langit dengan standar internasional diletakkan di angkasa sebagai ekspresi dari keterbatasan lahan yang ada di Bandung. Lapan-gan ini kan menjadi Landmark dari satu - satunya lapangan Sepakbola yang ada di langit di dunia. dari sini kita bisa melihat huruf Bandung di pegunungan parahyangan

Galeri Seni Urang Internasional Bandung, menampilkan karya seni seniman Bandung. Tempat ini akan terbuka untuk publik dan mengasah sensitifitas masyarakat untuk apresiasi seni. Di Tempat ini akan diadakan pameran seni in-ternasional setiap tahunnya dengan jadwal yang padat

Pusat Daur Ulang Nasional, sebagai tempat penelitian sampah - sampah dan pusat daur ulang. Bangunan ini berkesan futuristik dan bersih sebagai ekspresi yang kontras dengan sampah dan menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah bagi dunia.

Taman Langit Ketujuh, taman publik dengan orang - orang yang melakukan petak umpet, petak patung, petang jongkok, Galasin, dll. Juga dengan kegiatan yang membuat jantung kita berdebar - debar seperti Bungee Jumping. Melompat dari angkasa dengan mata terbuka ditambah dengan atraksi Balon udara.

Pasar Seni Bandung Internasional, tempat yang menjual barang - barang kera-jinan dan furniture dan merupakan pusat Pedagang Kaki Lima, disini juga terda-pat pusat dari Organisasi Pedagang Kaki lima Indonesia dan menjadi salah satu wisata unggulan wisata internasional.

Stasiun Monorail Cikapundung, stasiun dengan gaya arsitektur parahyangan yang menghubungkan daerah Cikapundung dengan stasiun Dago, Soekarno Hatta, Setia Budi, Dll. Sehingga strategi transportasi kota bandung akan men-jadikan angkutan publik yang sangat nyaman dan berkelas internasional sebagai potensi wisata.

Adu Kambing Tahunan Internasional, ajang internasional yang akan disejajarkan dengan pertunjukan matador di Spanyol menarik wisatawan dari seluruh dunia dimana di ajang ini kambing - kambing internasional akan didatangkan untuk berlaga dan memperebutkan trofi bergilir setiap tahunnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin, pemenuhan tenaga listrik akan juga didukung oleh sistem kincir angin yang diletakkan di daerah pegunungan sekitar bandung. Cara ini dipakai menanggapi langkanya BBM di tahun - tahun mendatang dan membuat kota yang ramah lingkungan dimulai saat ini, berpikir lebih jauh untuk bumi kita.

Sungai Pembuktian Cinta, disini adalah tempat anak muda dan orang tua ber-kumpul dan bernostalgia mengenai masa dahulu. Suara Gemercik air yang mem-buat hari ini berdebar - debar dan tidak bisa meninggalkan romantisme ketika mereka mengatakan I love you pada saat pertama kali.

menengadah keatas, menjemput impianTim desain :

Realrich SjariefJefferson Barnes

Ribkazelia

Page 60: -Jong28 Arsitek!-
Page 61: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

120

The Rencong Symphoniesteam design :

1. rizal muslimin2.rekotomo prasetyo

3.angri hasadi4.ropik adnan

Page 62: -Jong28 Arsitek!-
Page 63: -Jong28 Arsitek!-
Page 64: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

126

Intro. “Bukittinggi Kota Wisata”. Slogan inilah yang akan menyambut para wisatawan yang berkunjung ke salah satu kota terindah di Su-matera Barat. Dengan keunggulan indahnya panorama dan udara se-juknya membuat Bukittinggi menjadi kota mungil yang sangat menarik untuk dikunjungi, penduduk yang ramah dan makanan lezat yang den-gan mudah ditemukan hampir di setiap sudut kota menjadi nilai tambah uniknya Bukittinggi.

Melting Pot. Pasar Atas Bukittinggi adalah tempat bercampurnya keg-iatan komersial, kulinari dan rekreasi , dengan lokasi yang sangat strategis, berdiri di depannya adalah Jam Gadang, landmark kota Bukittinggi. Tidak heran bila sepanjang hari Pasar Atas selalu ramai, ada yang datang untuk berburu cinderamata, ada yang datang untuk mencicipi nasi kapau atau makanan khas minangkabau lainnya, ada pula yang datang sekedar duduk santai di taman Jam Gadang sembari menyantap jagung rebus di sore hari. Sedap!

One stop entertainment place. Berdiri di area seluas 2ha, Pasar Atas berkembang menjadi lebih dari sekedar ‘pasar’. Kegiatan jual beli tidak menjadi fungsi satu-satunya. Dengan perkembangan kebutuhan yang bertambah, kenyamanan pengguna Pasar Atas akan ruang pun harus ditingkatkan, baik ruang dalam maupun ruang luar, sehingga mencip-takan ‘tempat’ baru bagi pengunjung untuk bertemu, berkumpul dan berinteraksi. Menyatukan kegiatan jual beli dan rekreasi dalam ruang yang sama.

Re-new the Un-New Space. Pasar Atas Bukittinggi memiliki ruang-ruang terbuka yg saat ini terbengkalai dan menunggu untuk ditemukan kembali! Entrance Plaza, menjadi area ‘penerima tamu’. berhadapan dengan Jam gadang , entrance Plaza memberikan ruang terbuka bagi Jam Gadang sehingga tidak merebut dominasinya sebagai landmark kota.Center Plaza. Sebagai pusat rekreasi, taman kecil, area bermain anak, pujasera, sebut saja berbagai kegiatan rekreasi dan relaksasi terpusat di plaza ini yang berada di tengah Pasar Atas.Open Mall, adalah jalur pengunjung yang menghubungan entrance dan center dimana barisan retail menemani di sepanjang jalan. Jembatan-jemabatan penghubung memudahkan akses bagi pengunjung yang berada di lantai atas.

Re-discover Space. Perubahan kecil dapat memberikan efek besar. Menata ulang ruang luar Pasar Atas Bukittinggi dengan memperkenal-kan entrance plaza, center plaza dan open mall memberikan atmosfer yang jelas berbeda. segar dan teratur. It is a place for shopping, a place for dining, a place for gathering, a place for relaxing. It is a one stop entertainment place where you can do almost everything. It’s your playground!

Pasar Atas BukittinggiRe-discover space

front elevation

east elevation

Page 65: -Jong28 Arsitek!-

block plan

open mall

center plaza

enterance plaza

Page 66: -Jong28 Arsitek!-

jjong

Ars

itek!

Su

mp

ah

Pe

mu

da

20

08

|

de

sain

me

ng

insp

ira

siade.yudirianto adi.fajar.utama andri.k.ferik anjasmoro.maroef annisa.santoso ardes.perdana ariko.andikabina artiandi.akbar basuki.firmanto danny.wicaksono dickie.padmawidjaya fajar.widharta firman

hikmat.subarkah ilham.iyank imron.yusuf inung.rosalini kristanti.paramita margareta.a.miranti masajik.rooseno noerhadi paskalis.khrisno.a rafael.arsono realrich.syarief rekotomo tisa.medinna wiyoga.nurdiansyah

130

Resto di Jakarta

Ide resto ini bermula dari pembicaraan klien dan arsitek yang sepakat untuk menghindari bahasa arsitektur geometri murni, yaitu ketika tiga sumbu x, y, dan z bertemu rapih dalam satu titik, ketika semua tergambarkan jelas satu garis dalam proyeksi dua dimensi, dan ketika semua terpolakan dalam gubahan kotak yang serba teratur,clean cut yang seolah lupa akan konteks iklim lokal. Jelas, ide awal ini membutuhkan terjemahan bentuk yang lebih advance dari bentuk geometri murni, yang tentu memerlukan bantuan perangkat lunak untuk menyusunnya menjadi bidang-bidang lepas dua dimensi sebagai denah, potongan dan tampak. Ide yang kemudian dipilih adalah arsitektur lipat (baca : folding architecture) yang secara sederhana, menyatukan fungsi resto dan fungsi butik di lantai atasnya dalam satu gubahan massa. Membungkus fungsi-fungsi publik dalam kemasan arsitektur lipat. Tentunya dengan memainkan porsi mana yang perlu dan yang tidak perlu untuk di lipat. Ruang dilantai dasar berfungsi sebagai resto dan dapur, fungsi ini dibiarkan te-lanjang dengan pemisah kaca clear, sehingga tamu merasakan penetrasi ruang luar masuk ke dalam, dan tentunya juga untuk pertimbangan mendapatkan sinar matahari yang lebih. Di area depan dibuat open kitchen semi permanen yang terbuat dari pergola kayu, membalik hierarki awam bahwa dapur harus selalu di area belakang dan tertutup, dengan bentuk yang berkaitan dengan massa utamanya. Dilantai atas ruang diisi fungsi butik, resto dan fungsi service pe-nunjang resto. Keduanya dapat diakses secara berbeda dengan dua buah tang-ga. Tangga menuju butik langsung diakses tamu dari luar, sedangkan tangga menuju resto diakses dari dalam. Elemen atap menjadi eleman utama sebagai bungkus kemasan, bagaimana atap menaungi bukaan besar dibawahnya, ber-interaksi dengan dinding tetangga, berdialog dengan pergola kayu di bawahnya atau malah sebagai dinding teritisan panjang penahan tampias pada sisi tangga. Demikian juga elemen landscape, sebagai ruang positif penyumbang ruang hijau yang didesain seolah melipat diri menyatu dengan area halaman parkir. Pohon besar existing dibiarkan tumbuh untuk menaungi kerasnya bahasa material be-ton dan teriknya sinar matahari.

Pada akhirnya resto ini berusaha menyatukan ide keterampilan pengolahan geometri baru yang tidak teratur dengan menyatukan fungsi melalui lipatan –li-patan bidang arsitektur. Selain dari misi utamanya untuk menterjemahkan arsi-tektur tropis Indonesia dengan bahasa baru, bahasa kekinian. Bahwa selalu ada cara untuk menghormati iklim dan tempat dalam olahan kreatif bahasa geometri baru.

Kredit dan Data

Nama Proyek : Resto di JakartaKlien : Aldrich SusantoLokasi : JakartaDesain : 2007-2008Arsitek : Wiyoga NurdiansyahIlustrasi 3d : Wiyoga Nurdiansyah, Paskalis K AStruktur : -Kontraktor : -Luas Tanah : 253 m2Luas Bangunan : 210 m2

Resto Di Jakartaground floor first floor roof plan

Page 67: -Jong28 Arsitek!-

front elevation

setion a

side elevation

section b

Page 68: -Jong28 Arsitek!-
Page 69: -Jong28 Arsitek!-